grav i metri
TRANSCRIPT
Kata Pengantar
Puji syukur sepatutnyalah kita panjatkan kehadirat Tuhan yang mahaKuasa, karena atas
berkat, pertolongan dan petunjuknya sehingga kami dapatmenyelesaikan makalah yang
berjudul Analisis Gravimetri tepat pada waktu yangtelah ditentukan. Ucapan terima kasih
kami sampaikan kepada semua pihak yangtelah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini, dan juga tak terlupakepada bapak Ir. M. Fauzi Arifin M.Si, Selaku dosen
pengasuh matakuliah KimiaAnalitik. Kami sadar Makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, olehkarena itu segala saran, kritik, dan masukan yang bersifat membangun
sangatkami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya besar harapan kamikiranya
makalah ini dapat membantu teman-teman sekalian dalam memahamimateri Analisis
Gravimetri.
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Analisis Gravimetri merupakan salah materi matakuliah kimia analitik yang sangat
penting dan juga merupakan materi wajib dari kurikulum yang telah ditetapkan oleh Program
Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin. Analisis Gravimetri adalah suatu bentuk
analisis kuantitatif yang berupa penambangan, yaitu suatu proses pemisahan dan
penimbangan suatu komponen dalam suatu zat dengan jumlah tertentu dan dalam keadaan
sempurna mungkin.
2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
Untuk melaksanakan tugas Kimia Analitik
Menjadi Pegangan bagi Mahasiswa Yang ingin memahami konsep Analisis
Gravimetri.
Menjadi referensi tambahan yang menunjang keberhasilan pembelajaran
matakuliah kimia Analitik.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Metode Pengendapan
Pengendapan dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses pemisahan,
misalnya: Ag diendapkan dengan AgCl. Aspek yang penting dan perlu diperhatikan pada
metode tersebut adalah endapannya mempunyai kelarutan yang kecil sekali dan dapat
dipisahkan secara filtrasi. Pada temperatur tertentu, kelarutan zat pada pelarut tertentu
didefinisikan sebagai jumlahnya jika dilarutkan pada pelarut yang diketahui beratnya dan zat
tersebut mencapai kesetimbangan dengan pelarut itu. Hal ini tergantung pada ukuran partikel.
Larutan lewat jenuh adalah larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih besar dibandingkan
dengan keadaan kesetimbangan pada suhu tertentu. Contoh reaksi pengendapan dengan
pereaksi AgNO3:
NaCl(aq) + AgNO3 → AgCl(s) + NaNO3 (Utami, 2008).
Pengendapan merupakan teknik yang paling luas penggunaannya. Hal terpenting
dalam pengendapan suatu analit adalah kemurniannya dan kemudahan penyaringan yang
pasti dilakukan dalam teknik pengendapan.
Analisa pengendapan gravimetri akan berjalan baik jika persyaratannya meliputi:
Kesempurnaan endapan
Analat yang dianalisa telah diubah sepenuhnya menjadi endapan atau dengan kata lain
kelarutan endapan dibuat sekecil mungkin.
Kemurnian endapan
Endapan murni adalah endapan yang bersih tidak mengandung molekul-molekul lain
yang disebut juga dengan pengotor atau kontaminan. Endapan yang kotor akan
mengandung berat lebih besar dari seharusnya sehingga akan menimbulkan kesalahan
yang lebih besar. Kontaminan oleh zat lain sangat mudah terjadi karena endapan
timbul dari larutan yang berisi berbagai macam zat.
Susunan endapan
Endapan yang terbentuk mempunyai susunan konstan dan tertentu atau endapan yang
terbentuk dapat diubah menjadi zat yang komposisinya tertentu.
Tahap-tahap pengendapan Gravimetri, meliputi:
Melarutkan analat
Mengatur keadaan larutan misalnya pH dan suhu
Membentuk endapan
Menumbuhkan kristal-kristal endapan (digestion atau aging)
Menyaring dan mencuci endapan
Memanaskan atau memijarkan untuk memperoleh endapan kering dengan susunan
tertentu. Hal ini juga dilakukan untuk menghilangkan kertas saring
Mendinginkan lalu menimbang endapan
2.2 Kemurnian Endapan Kopresipitasi
Bila suatu endapan memisah dari dalam suatu larutan, endapan itu tak selalu
sempurna murninya, mungkin mengandung berbagai jumlah zat pengotor, bergantung pada
sifat endapan dan kondisi pengendapan. Kontaminasi endapan oleh zat-zat yang secara
normal larut dalam cairan induk dinamakan kopresipitasi. Kita harus membedakan dua jenis
kopresipitasi yang penting. Yang pertama adalah yang berkaitan dengan adsorpsi pada
permukaan partikel yang terkena larutan, dan yang kedua adalah yang sehubungan dengan
oklusi zat asing sewaktu proses pertumbuhan kristal dari partikel-partikel primer.
Mengenai adsorpsi permukaan (adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu
fluida, cairan maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau cairan (adsorben) dan akhirnya
membentuk suatu lapisan tipis (adsorbat) pada permukaannya), umumnya akan paling besar
pada endapan yang mirip gelatin dan paling sedikit pada endapan dengan sifat makro-
kristalin yang menonjol. Endapan dengan kisi-kisi ionik nampak mengikuti aturan adsorpsi
Paneth-Fajans-Hahn, yang menyatakan bahwa ion yang membentuk garam yang paling
sedikit larut. Maka pada sulfat yang sedikit larut, ion kalsium lebih utama diadsorpsi
ketimbang ion magnesium, karena kalsium sulfat kurang larut ketimbang magnesium sulfat.
Juga perak ionida mengardsorpsi perak asetat jauh lebih kuat dibanding perak nitrat pada
kondisi-kondisi yang sebanding, karena kelarutan perak asetat lebih rendah. Deformabilitas
(mudahnya diubah bentuknya) ion-ion yang diadsorpsi dan disosiasi elektrolit dari senyawaan
yang diardsorpsi juga mempunyai pengaruh yang sangat besar, semakin kecil disosiasi
senyawaa itu semakin besar teradsorpsinya. Maka hidrogen sulfida, suatu elektrolit lemah,
sangat kuat diadsorpsi oleh sulfida logam-logam.
Jenis kopresipitasi yang kedua terjadi sewaktu endapan dibangun dari pertikel-partikel
primernya. Partikel primer ini akan mengalami adsorpsi permukaan sampai tingkat tertentu
dan sewaktu partikel-partikel ini saling bergabung, zat pengotor itu akan hilang sebagian jika
terbentuk kristal-kristal tunggal yang besar dan prosesnya berlangsung lambat, atau jika
saling bergabung itu cepat mungkin dihasilkan kristal-kristal besar yang tersusun dari kristal-
kristal kecil yang terikat tak erat, dan sebagian zat pengotor mungkin terbawa masuk kebalik
dinding kristal besar. Jika zat pengotor ini isomorf atau membentuk larutan-padat dengan
endapan, jumlah kopresipitasi mungkin akan sangat banyak, karena tak akan ada
kecenderungan untuk menyisihkan zat pengotor sewaktu proses pematangan.
Pascapresipitasi (postpresipitasi) adalah pengendapan yang terjadi di atas permukaan
endapan pertama sesudah ia terbentuk. Ini terjadi pada zat-zat yang sedikit larut, yang
membentuk larutan lewat-jenuh, zat-zat ini umumnya mempunyai satu ion yang sama dengan
salah satu ion endapan primer (endapan pertama). Maka pada pengendapan kalsium sebagai
oksalat dengan adanya magnesium, magnesium oksalat berangsur-angsur memisah dari
larutan dan mengendap diatas kalsium oksalat, makin lama endapan dibiarkan bersentuhan
dengan larutan itu, maka makin besar sesatan yang ditimbulkan oleh penyebab ini. Efek yang
serupa dapat diamati pada pengendapan tembaga (II) sulfide dalam asam klorida 0,3M
dengan adanya ion-ion zink, zink sulfida dengan perlahan-lahan berpascapresipitasi.
Pascapresipitasi berbeda dari kopresipitasi dalam segi:
a. Kontiminasi bertambah dengan bertambah lamanya endapan dibiarkan bersentuhan
dengan cairan induk pada pascapresipitasi, tetapi biasanya berkurang pada
kopresipitasi.
b. Pada pascapresipitasi, kontaminasi akan bertambah dengan semakin cepatnya larutan
diaduk, baik dengan cara-cara mekanis ataupun termal. Pada kopresipitasi keadaannya
umumnya adalah kebalikannya.
c. Banyaknya kontaminasi pada pascapresipitasi dapat jauh lebih besar dari pada
kopresipitasi.
2.3 Keadaan Optimum Untuk Pengendapan
Untuk memperoleh keadaan optimum harus mengikuti aturan sbb:
a. Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer, yang bertujuan untuk memperkecil
kesalahan akibat koresipitasi.
b. Peraksi dicampur perlahan-lahan dan teratur dengan pengadukan tetap.
c. Pengendapan dilakukan pada larutan panas bila endapan yang terbentuk stabil pada
temperatur tinggi.
d. Endapan kristal biasanya dibentuk dalam waktu yang lama dengan menggunakan
pemanas uap untuk menghindari adanya koprespitasi.
e. Endapan harus dicuci dengan larutan encer.
f. Untuk menghindari postpresipitasi atau kopresipitasi sebaiknya dilakukan
pengendapan ulang
Meminimalkan kopresipitasi:
1. Metode penambah dari kedua reagen. Jika diketahui bahwa baik sampel
maupun endapan mengandung suatu ion yang mengotori, larutan yang
mengandung ion ini dapat ditambahkan ke larutan lain. Dengan cara ini,
konsentrasi pengotor dijaga serendah mungkin selama tahap-tahap awal
pengendapan. Dalam kasus hidrous oksida, mjatan yang dibawa oleh partikel-partikel
utama dapat dikendalikan.
2. Pencucian. Pengotor-pengotor yang teradsorpsi dapat dihilangkan dengan
mencuci kecuali mereka terkepung. Dengan endapan-endapan mirip dadih dan yang
bersifat gelatin, seseorang harus mempunyai suatu elektrolit dalam larutan pencuci
untuk menghindari peptisasi.
3. Pencernaan. Teknik ini bermanfaat sekali bagi endapan kristalin, cukup
bermanfaat bagi endapan mirip dadih, tetapi tidak digunakan bagi endapan yang
bersifat gelatin.
4. Pengendapan kembali. Jika zatnya bisa dilarutkan kembali (sepeti garam dari asam
lemah dalam asam kuat), ia dapat disaring, dilarutkan kembali dan diendapkan
kembali. Ion pengotor akan berada dalam suatu konsentrasi yang rendah selama
pengendapan kedua, dan karenanya jumlah yang lebih kecil akan dikopresipitasi.
5. Pemisahan. Pengotor itu bisa dipisahkan atau sifat kimiawinya diubah dengan suatu
reaksi tertentu sebelum endapan terbentuk.
2.4 Pengendapan dari larutan Homogen
Pada metode ini, reagen dihasilkan secara lambat oleh reaksi kimia homogen dalam
larutan. Endapannya berkerapatan tinggi dan dapat disaring, kopretisipasi dikurangi ke nilai
minimumnya. Beberapa contoh pengendapan dari larutan homogen adalah:
a. Sulfat
Dimetilsulfat menghasilkan radikal sulfat dengan reaksi :
(CH2)2SO4 + 2H2O → 2CH3OH + 2H+ + SO42-
b. Hidroksida
pH dikendalikan secara perlahan-lahan. NH3 dihasilkan dari urea dengan reaksi
berikut :
CO(NH2)2 + H2O → 2NH3 +CO2 pada suhu 90-1000
Sedangkan aluminium (Al) diendapkan oleh urea sebagai Al(OH)3 dalam media asam
suksinat, atau Ba sebagai BaCrO4 pada amonium asetat atau Ni sebagai glioksim
ataupun Al sebagai oksinat.
c. Oksalat
Kalsium diendapkan sebagai CaC2O4.
Thiorium juga diendapkan sebagai Th(C2O4)2 dengan adanya urea.
Misalnya : CO(NH2)2 + 2HC2O4 + H2O → 2NH3 +CO2 + 2C2O42-
(C2H5)2 C2O4 + 2H2O → 2C2H5OH + 2H+ + C2O42-
d. Fosfat
Fosfat berkelarutan rendah dapat diendapkan dengan membuat turunan dari trimetil
atau trietil fosfat secara bertahap dengan hidrolisis. Zr diendapkan sebagai Zr3(PO4)4
pada (CH3)3Po4 dalam media yang mengandung asam sulfat.
2.5 Mencuci Endapan
Agar penetapan kuantitas analit dalam metode gravimetri mencapai hasil yang mendekati
nilai sebenarnya, harus dipenuhi 2 kriteria :
Proses pemisahan atau pengendapan analit dari komponen lainnya berlangsung sempurna
Endapan analit yang dihasilkan diketahui dengan tepat komposisinya dan memiliki
tingkat kemurnian yang tinggi, tidak bercampur dengan pengotor.
Untuk syarat kedua, dapat dipenuhi melalui pencucian endapan. Adapun tujuan dari
pencucian endapan adalah untuk menyingkirkan kotoran yang teradsorpsi pada permukaan
endapan maupun yang terbawa secara mekanis, sehingga di peroleh endapan murni. Endapan
murni adalah endapan analit yang bersih, artinya tidak mengandung molekul-molekul lain
(zat-zat lain yang biasanya disebut pengotor atau kontaminan).
Larutan pencuci dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Larutan yang mencegah terbentuknya koloid yang mengakibatkan dapat lewat kertas
saring, misalnya : penggunaan ammonium nitrat untuk mencuci endapan ferihidroksida
2. Larutan yang mengurangi kelarutan dari endapan, misalnya : alcohol.
3. Larutan yang dapat mencegah hidrolisis garam dari asam lemah atau basa lemah.
Mencuci berulang-ulang lebih efektif dibandingkan dengan sekali pencucian
dengan volume total yang sama .
Xn=Xo μμ+vn
Di mana :
Xo = konsentrasi pengotor sebelum dicuci
N = jumlah pencucian
Xn = konsentrasi pengotor setelah pencucian
V = volume larutan pencuci
μ = volume cairan yang sisa dalam endapan
Berikut ini adalah criteria pemilihan larutan pencuci :
dapat melarutkan zat pengotor dengan baik tetapi hampir tidak melarutkan endapan
tidak mengandung garam yang tidak dapat menguap waktu dipijarkan
dapat mencegah terjadinya peptisasi pada waktu pencucian endapan
digunakan larutan pencuci yang mengandung ion senama bila ada kemungkinan endapan
dapat larut.
larutan pencuci yang panas dapat digunakan bila kelarutan endapan memungkinkan
2.6 Pembakaran Endapan
Endapan yang sudah bersih harus dikeringkan sebelum mengalami pemijaran.
Jika endapan masih melekat pada kertas saring, maka kertas saring ini harus
diabukan dulu dengan memakai api sekecil mungkin.
Kemudian secara teratur temperatur dinaikkan sampai mencapai temperatur yang
diinginkan. Harus diperhatikan agar kertas dapat diabukan secara sempurna,
untuk itu perlu diamati warna endapan, jika berwarna putih berarti kertas
terabukan sempurna, sebaliknya adanya noda hitam menunjukkan bahwa masih
ada sisa kertas yang tidak terabukan sempurna.
Pemijaran pada temperatur tinggi memungkinkan diuapkannya air yang melekat
pada endapan. Makin kuat terserapnya air pada endapan makin tinggi temperatur
pemijarannya.
Contoh : endapan yg berbentuk jel memerlukan temperatur pemijaran yang cukup
tinggi, sedangkan endapan hablur tidak memerlukan temperatur pemijaran tinggi.
Endapan yang sudah dipijarkan tidak dapat langsung ditentukan beratnya karena
penimbangan benda dalam keadaan panas tidak menghasilkan harga tetap.
Harus dilakukan pendinginan sampai temperatur kamar baru dapat ditentukan
beratnya.
2.7 Peranan Pereaksi Organik pada Analisis Gravimetri
Pereaksi organik yang digunakan pada analisis gravimetri dikenal sebagai endapan
organik. Pemisahan satu atau lebih ion-ion anorganik dari campurannya dilakukan dengan
menambahkan pereaksi organik karena senyawa-senyawa organik tersebut mempunyai berat
molekul yang besar, maka dapat ditentukan
sejumlah kecil ion dengan pembentukan endapan dalam jumlah yang besar. Endapan organik
yang baik harus memiliki sifat spesifik. Endapan yang dibentuk oleh pereaksi organik,
dikeringkan atau dibakar dan ditimbang sebagai oksidanya. Pada pengeringan atau
pembakaran, temperaturnya harus ditentukn berdasarkan sifat kimianya. Selektivitas
(pemilihan) optimum reaksi tercapai dengan mengawasi variabel-variabel seperti konsentrasi
pereaksi, pH larutan dan penggunaan reagen pelindung untuk mengurangi gangguan ion-ion
asing.
Beberapa ion anorganik dapat diendapkan dengan pereaksi organik tertentu disebut
pengendap organik. Sejumlah pereaksi ini berguna bukan hanya untuk pemisahan, untuk
pengendapan tetapi juga dapat digunakan untuk ekstraksi pelarut. Pereaksi organik yang
banyak digunakan adalah pereaksi pembentuk khelat. Beberapa pereaksi organik dapat
membentuk senyawa kelat dengan beberapa kation karena mengandung gugus fungsi yang
berupa basa (donor elektron). Bila ligan polifungsional dapat menempati lebih dari dua posisi
koordinasi ion pusat logam, maka terbentuk senyawa koordinasi dengan struktur cincin yang
disebut sebagai khelat. Petunjuk untuk meramalkan secara kualitatif tentang kestabilan
kompleks dan kesetimbangan endapan khelat yang tidak bermuatan diperoleh dari penelahan
konstanta pembentukan senyawa koordinasi yang merupakan sifat ion logam dan sifat ligan.
Endapan organik mempunyai tempat khusus dalam analisis anorganik sebab endapan
yang terbentuk biasanya berbeda dari zat anorganik murni, seperti antara BaS0 dan Ni(DMG)
dimana DMG adalah dimetil glioksin. Senyawa organik diklasifikasikan sebagai pembentuk
kompleks khelat,pembentuk garam dan pembentuk lake. Dalam usaha membentuk khelat
ligan harus mempunyai atom H yang dapat diganti dan elektron yang tidak berpasangan
untuk pembnetukan koordinasi. Pereaksi organik banyak digunakan sebab bersifat selekitf.
Substitusi pada atom C dapat bervariasi. Selektivitas berarti kemampuan dari pereaksi
organik untuk bergabung dengan satu atau dua logam untuk memisahkannya dari zat lainnya.
Efek sterik (ruang) menentukan selektivitas dari pereaksi pembentuk khelat, tidak dapat
mengendapkan Al.
2.8 Kriteria untuk Pemilihan Pereaksi Organik
a. Zat tersebut harus selektif.
b. Mempunyai sifat spesifik.
c. Bobot molekul yang besar (Mr besar) sehingga dengan jumlah yang kecil saja logam
menghasilkan endapan yang beratnya tinggi.
d. Beberapa pereaksi organic mempunyai sifat selektifitas yang menghasilkan endapan
dengan jumlah kation yang kecil.
e. Mempunyai kelarutan yang sangat kecil dalam air sehingga ion logam dapat
diendapkan secara kuantitatif.
2.9 Beberapa Endapan Organik yang Penting
Zat pengendap organik merupakan bahan untuk membantu proses pemisahan satu atau
lebih ion anorganik dari campuran, Zat pengendap organik disebut juga regensia organik. Zat
pengendap organik yang digunakan haruslah ideal, artinya pengendap organik tersebut
bersifat spesifik, yaitu harus memberi endapan dengan hanya satu endapan tertentu.
Beberapa pengendap organik yang telah dikenal banyak digunakan dalam analisis
gravimetri seperti:
1. Dimeti glioksim (DMG) yang berguna untuk penentuan nikel. Pereaksi berlebih harus
dihindari untuk menghindarkan pembentukan endapan pereaksinya sendiri. Sitrat dan
tartarat digunakan sebagai pereaksi pelindung.
2. 8-hidroksiquinolin berguna untuk mengendapkan beberapa logam dan dapat
digunakan untuk pemisahan. Ditambahkan pada keadaan/ suasana dingin dan endapan
dicuci dengan air hangat. Endapan kemudian dilarutkan dalam asam dan dititrasi.
3. Asam mandelat digunakan untuk Zr. Endapan dibakar dan oksidanya ditimbang.
4. Cupferon digunakan untuk pemisahan seperti besi dan titanium dari aluminium. Hal
ini bermanfaat dalam kondisi asam, larutan dingin, dan endapannya dibakar kemudian
ditimbang.
5. Asam antranilat digunakan pada beberapa logam (untuk Cu). Biasanya sering
digunakan garam natrium.
6. Asam kuinaldik (untuk Cu), metode ini sensitive dengan menggunakan pereaksi
pengompleks. Pada kompleks hanya dikandung 15% Cu.
7. Pereaksi salisildioksim (untuk Cu). Asam tartarat digunakan sebagai masking agent.
Kompleks tersebut larut dalam alcohol tetapi tidak stabil jika lebih dari 73 hari.
Ditimbang sebagai Cu-salisildioksim.
8. 1-nitroso-2-naftol (untuk logam Co) digunakan pada keadaan asam. Kompleks
tersebut dibakar dan ditimbang sebagai Co3O4. Pereaksinya dibuat dalam asam
asetat glacial dan air destilasi.
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dengan memperhatikan materi-materi yang telah dipaparkan bisa diambil
beberapa kesimpulan :
Analisis gravimetri merupakan salah satu bentuk analisis kuantitatif yang dilakukan
dengan proses penimbangan.
Untuk metode pengandapan prinsip kerjanya yaitu senyawa yang akan dianalisis
diendapkan dengan menambahkan pereaksi yang sesuai dan selanjutnya dipisahkan
endapannya dengan cara ditapis.
Bila suatu endapan memisah dari dalam suatu larutan, endapan itu tak selalu sempurna
murninya, mungkin mengandung berbagai jumlah zat pengotor, bergantung pada sifat
endapan dan kondisi pengendapan.
Kontaminasi endapan oleh zat-zat yang secara normal larut dalam cairan induk
dinamakan kopresipitasi.
Pascapresipitasi (postpresipitasi) adalah pengendapan yang terjadi di atas permukaan
endapan pertama sesudah ia terbentuk. Ini terjadi pada zat-zat yang sedikit larut, yang
membentuk larutan lewat-jenuh, zat-zat ini umumnya mempunyai satu ion yang sama
dengan salah satu ion endapan primer (endapan pertama).
Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer, yang bertujuan untuk memperkecil
kesalahan akibat kopresipitasi.
Adapun tujuan dari pencucian endapan adalah untuk menyingkirkan kotoran yang
teradsorpsi pada permukaan endapan maupun yang terbawa secara mekanis, sehingga
di peroleh endapan murni.
Endapan yang sudah bersih harus dikeringkan sebelum mengalami pemijaran.
Pereaksi organik banyak digunakan sebab bersifat selekitf. Selektivitas berarti
kemampuan dari pereaksi organik untuk bergabung dengan satu atau dua logam untuk
memisahkannya dari zat lainnya.
Zat pengendap organik yang digunakan haruslah ideal, artinya pengendap organik
tersebut bersifat spesifik, yaitu harus memberi endapan dengan hanya satu endapan
tertentu.
3.2 Saran
Makalah ini sifatnya hanya membantu memudahkan mahasiswa untuk memahami
teknik analisis gravimetri yang tentunya sangat terbatas baik contoh maupun penjelasannya,
olehnya kami harapkan bagi para pembaca bisa menambah dari referensi lain. Karena jika
hanya menggunakan makalah ini sangat sedikit yang anda dapatkan. Semoga anda tidak puas
dengan membaca makalah ini, sebab jika anda puas niscaya anda tidak akan menambah
pengetahuan anda, Seorang yang dalam keadaan haus, meminum air laut, niscaya ia akan
semakin haus, semoga andapun demikian. Terima kasih.
MAKALAH KIMIA ANALITIK KLASIK
GRAVIMETRI
Disusun Oleh :
Ricky satria yudha
(0907033025 )
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2012