gravi q
TRANSCRIPT
ACARA V
GRAVIMETRI
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kimia analisis dapat dibagi menjadi dua bidang yang disebut analisa
kuantitatif dan analisa kualitatif. Analisa kuantitatif berurusan dengan
penetapan banyaknya suatu zat tertentu yang ada didalam sampel. Zat
yang ditetapkan disebut sebagai analit atau konstituen yang diinginkan.
Sedangkan analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Masalahnya
adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel
(contoh).
Analisis gravimetri merupakan salah satu cabang utama kimia
analisis. Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan
berat tetap (constatnt)nya. Pada analisis ini, unsur atau senyawa yang
akan dianalisi dipisahkan dari komponen lain dari bahan yang dianalisis.
Unsur atau gugus dari senyawa tersebut diubah menjadi senyawa lain
yang murni dan stabil sehingga dapat diketahui berat tetapnya. Berat
unsur atau gugus yang dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus senyawa
serta berat atom unsur penyusunya.
Pemisahahan unsur murni yang terdapat dalam senyawa berlangsung
melalui beberapa tahap, diantaranya, cara pengendapan, peguapan atau
pengeringan, cara analisis pengendapan memakai listrik, dan menggunkan
cara-cara yang lain. Pengendapan merupakan teknik yang paling meluas
penggunaanya untuk memisahkan analit dari pengganggu-
pengganggunya.
Pada praktikum kali ini digunakan senyawa BaCl2 untuk
mengendapkan SO4 yang terkandung didalam ZA. BaCl2 bereaksi dengan
sulfat membentuk BaSO4 sehingga analisis gravimetri untuk menghitung
kadar sulfat didalam ZA ini bisa dilakukan.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Acara V. Gravimetri adalah:
a. Menentukan kadar sulfat dalam pupuk ZA.
b. Menentukan ppm ( part per million) pada sulfat.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara gravimetri ini dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 31 Maret 2011 pukul 13.00-15.00 WIB bertempat di
Laboratorium Unit Pembekalan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Bahan
Zwavelzure amoniak lebih dikenal dengan sebutan ZA. Pupuk ini
dibuat dari gas amoniak dan asam belerang (zwalvelzure). Persenyawaan
kedua zat ini menghasilkan pupuk ZA dengan kandungan N sebanyak
20,5-21%. Bentuknya kristal kecil-kecil berwarna putih, abu-abu, biru
keabu-abuan, atau kuning.
Sifat pupuk ZA ini ialah sedikit higrokopis (menarik air), tetapi
baru menarik uap air pada kelembaban 80% dan suhu 30°C. Kedati
demikian, ZA, harus disimpan ditempat yang kering. Sifat lain dari pupuk
ini ialah reaksi kerjanya agak lambat, dan akar tanaman tidak dapat secara
langsung. Pupuk ini pun kurang terkuras air bila ingin dipakai sebagai
pupuk dasar sebelum tanam, pupuk ZA ini tergolong cocok. Sayangnya ia
agak asam sehingga dapat membuat tanah menjadi asam jika terlalu sering
diberi pupuk ZA. Pupuk inipun tidak cocok diberikan pada tanah muda
yang baru dibuka dan tanah yang mengandung kalsium (Lestari, 2007).
2. Tinjauan Teori
Cara menetukan residu NVR nonfolatil dalam air atau pelarut
organik adalah menguapkan kunatitas yang diukur dari larutan sampel dan
disaring sampai kering dan berat residu pada kesetimbangan analitis. Jenis
analisis gravimetri adalah sangat penting dibidang kualitas air, lingkungan,
an indutri kimia dan farmasi. Standar ISO organisasi internasional dan
American Society for Testing and Materials (ASTM) memiliki banyak
publikasi standard metode gravimetri (Smith, 2011).
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat
suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan senyawa
gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal senyawa murni stabil
yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan
teliti. Berat unsur dapat dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat
atom unsur – unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan dengan
berbagai cara, seperti : metode pengendapan; metode penguapan; metode
elektroanalisis; atau berbagai macam cara lainya. Pada prakteknya 2
metode pertama adalah yang terpenting, metode gravimetri memakan
waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan
bila perlu faktor – faktor pengoreksi dapat digunakan
(Khopkar dalam Yoga 2011).
Metode gravimetri untuk analisa kuantitatif didasarkan pada
stokiometri reaksi pengendapan,
Secara umum dinyatakan dengan persamaan :
aA + pP → AaPp
“a” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan analit (A), “p” adalah
koefisien reaksi setara dari reaktan pengendap (P) dan AaPp adalah rumus
molekul dari zat kimia hasil reaksi yang tergolong sulit larut (mengendap)
yang dapat ditentukkan beratnya dengan tepat setelah proses pencucian
dan pengeringan. Penambahan reaktan pengendap P umumnya dilakukan
secara berlebih agar dicapai proses pengendapan yang sempurna (Lalila,
2010).
Keberhasilan proses pengendapan sangat dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor. Diantaranya temperatur, sifat alami pelarut, pengaruh ion
lain, pH, hidrolisis,dan pembentukan kompleks. Pengaruh ini dapat kita
jadikan sebagai dasar untuk memahami titrasi argentrometri dan gravimetri
(Anonima, 2009).
Faktor-faktor yang menentukan analisis dengan pengendapan
yangberhasil adalah, adalah:
1. Endapan harus begitu tak dapat-larut, sehingga tak akan terjadi
kehilangan yang berarti, bila endapan dikumpulkan dengan
menyaringnya.
2. Sifat fisika endapan harus sedemikian, sehingga endapan dapat
dengan mudah dipisahkan dari larutandengan penyaringan dan dapat
dicuci sampai bebas dari zat pengotor yang larut.
3. Endapan harus dapat diubah menjai suatu zat yang murni dengan
komposisi kimia yang tertentu (Basset, 1994).
Persyaratan berikut haruslah dipenuhi agar metode gravimetri itu
berhasil:
1. Proses spemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas
analit yang tak terendapkan secara analitis tak dapat dideteksi
(biasanya 0,1mg atau kurang dalam menetapkan penyusun utama dari
suatu makro).
2. Zat yang ditimbang hendaknya mempunyai susunan yang pasti dan
hendaknya murni, atau sangat hampir murni. Bila tidak, akan
diperoleh hasil yang galat.
Persyaratan kedua itu lebih sulit dipenuhi oleh para analis. Galat-galat
yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti kelarutan endapan umunya
dapat diminimumkan dan jarang menimbulkan galat bermakna.
Masalahnya memperoleh endapan murni dan dapat disaring itulah
yang menjadi masalah utama (Underwood, 1989).
C. Metodologi
1. Alat
a. Beker glass g. Labu Takar
b. Desikator h. Pipet Volume
c. Kertas saring i. Neraca Analitik
d. Tabung erlemeyer
e. Oven
f. Corong
2. Bahan
a. Larutan pupuk ZA
b. Aquades
c. Larutan BaCl2 10%
d. HCl
3. Cara Kerja
D. Hasil dan Pembahasan
Dimasukkan 25ml larutan pupuk ZA ke dalam tabung Nessler
Ditambahkan 5ml larutan BaCl2 10% yang sudah
diasamkan oleh HCl
Disaring endapan yang terbentuk dengan menggunakan
kertas saring
Kertas saring yang digunakan harus dikeringkan dahulu
dalam oven 105º C sampai berat konstan, lalu dinginkan
dalam desikator dan timbang beratnya (a gram)
Dikeringkan endapan kertas saring dalam oven sampai berat
konstan, lalu didinginkan dalam desikator
Ditimbang endapan dari kertas saring kering (b gram)
didiamkan selama 15 menit
Dilarutkan 5 gr pupuk ZA dalam 100ml aquades
Dicuci dengan menggunakan aquadest 50 mL
1. Hasil Percobaan
Tabel 5.1 Hasil Penentuan Kadar Sulfat % dan ppm Sulfat
Kel.Gram
Pupuk
Gram
Kertas Saring (mg)
Massa Endapan
Kadar Sulfat
(%)
ppm
Sulfat
1 5 0,6244 1,1522 14,59 145.985,923
2 5 0,6280 1,2532 15,87 158.676,052
3 5 0,6253 1,2075 15,07 150.732,361
4 5 0,6251 1,2639 15,49 154.852,532
5 5 0,6358 1,2418 15,16 150.963,09
6 5 0,6163 1,718 15,99 159.895,622
7 5 0,6305 1,1845 15,62 154.621,803
8 5 0,6215 0,4818 15,881 158.807,897
9 5 0,6218 0,4661 15,363 153.632,96
10 5 0,6238 0,4907 16,174 161.740,456
11 5 0,6203 0,4811 15,857 161.740,56
12 5 0,6160 0,5012 16,519 158.570,56
13 5 0,6302 0,4867 16,042 165.195,52
14 5 0,6394 0,4820 15,88 160.416,004
Sumber: laporan sementara
2. Pembahasan
Analisis gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan
berat konstantanya. Selain untuk mengetahui berat tetap dari suatu
senyawa, analisis gravimetri juga dapat digunakan untuk menentukan
anion dan kation dari senyawa anorganik dan zat netral. Pada prinsipnya,
analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur atau gugus dari senyawa
yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan stabil.
Pada percobaan kali ini ditambahkan larutan BACl2 untuk
mengendapkan SO4 yang didalam ZA. BaCl2 bereaksi dengan SO4
sehingga membentuk BaSO4 sehingga kadar SO4 pada ZA dapat dihitung
dengan menggunakan analisi gravimetri. Digunakan kertas saring untuk
menyaring endapan yang terdapat dalam larutan.
Pada praktikum kali ini pupuk ZA yang digunakan adalah 5 gram.
Larutan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah larutan BaCl2
10% yang sudah diasamkan dengan HCl. Kemudian pupuk ZA tersebut
dilarutkan dalam 100 ml air. Dari campuran pupuk dan air tersebut diambil
25 ml, kemudian dimasukkan dalam tabung Nessler. Dalam tabung
Nessler ditambahkan 5 ml larutan BaCl2 10% yang sudah diasamkan
dengan HCl. Kemudian didiamkan dan ditunggu selama 15 menit.
Selanjutnya cairan tersebut disaring dengan menggunakan kertas
saring yang sudah dikeringkan dengan dahulu dalam oven dengan suhu
105°C sampai berat konstan. Lalu siram/cuci kertas saring dengan
menggunakan aquadest 50 mL. Pencucian dilakukan guna melarutkan zat-
zat yang masih tertinggal didalam corong atau beker glass. Pencucian
dilakukan untuk menghindari peptasi yaitu proses mendispersikan suatu
bahan tak larut, kedalam cairan sebagai koloid. Peptasi harus dihindari
dalam proses analisa kualitatif. Bila peptisasi dikhawatirkan terjadi,
kedalam air pencuci harus dilarutkan suatu elektrolit untuk menggantikan
ion-ion yang yang tercuci keluar.
Endapan dan kertas saring kemudian dimasukkan kedalam oven
dengan suhu 105˚C hingga berat konstan. Pemanasan pada temperatur
tinggi diperlukan untuk menguapkan air dengan sepenuhnya. Beberapa
beberapa endapan mudah melepaskan air pada kisaran suhu 100-130°C,
dan pada percobaan kali ini cukup digunakan suhu 105°C. Endapan dan
kertas saring kemudian didinginkan dalam desikator. Langkah terakhir
yaitu menimbang endapan dan kertas saring. Dari hasil penimbangan
didapat hasil bahwa berat endapan dan kertas saring sebesar 1,1583 gram.
Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah menghitung kadar
sulfat dalam pupuk ZA. Ada dua rumusan atau teori untuk mengetahui
kadar sulfat dalam ZA. Pertama yaitu menghitung dengan presentase dan
yang kedua yaitu dengan perhitungan ppm. Dari perhitungan presentase,
didapat kadar sulfat dalam pupuk ZA sebesar 15,363 %. Sedangkan
berdasarkan perhitungan ppm, didapat kadar sulfat dalam pupuk ZA
sebesar 153.632,96 ppm. Dari kedua perhitungan didapat hasil yang
mempunyai selisih tidak begitu besar.
Menurut teori, seharusnya kadar sulfat dalam pupuk ZA sekitar
90%, namun dalan percobaan kali ini hanya di dapat kadar 15,363 %. Hal
itu dikarenakan beberapa faktor yang meliputi faktor penimbangan , faktor
pengenceran, kemurnian, dan faktor volume larutan yang dipipet. Dalam
hal ini faktor pengenceranlah yang sangat mempengaruhi penentuan kadar
sulfat dalam pupuk ZA dan ppm sulfat karena faktor pengenceran
diperlukan agar endapan yang diperoleh dapat disesuaikan dengan situasi
dan kondisi yang ada. Faktor kemurnian bisa juga mempengaruhi.
Kemurnian endapan bergantung pada bahan-bahan yang ada dalam larutan
sebelum dan sesudah penambahan pereaksi, juga pada kondisi
pengendapan. Pada percobaan ini bisa saja endapan yang didapatkan tidak
murni karena larutan barium klorida mengandung sedikit nitrat, sehingga
endapan barium sulfat mengandung sedikit nitrat yang menyebabkan hasil
penghitungan berbeda dengan teori yang sudah ada.
E. Kesimpulan
Dari praktikum Acara V. Gravimetri yang telah dilakukan, dapat
ditarik kesimpulan bahwa :
a. Analisis gravimetri digunakan untuk mengetahui berat konstan suatu
senyawa yang telah dianalisis menjadi senyawa murni dan stabil.
b. Untuk mengetahui kadar sulfat dalam pupuk ZA dapat digunakan
perhitungan dengan cara presentase dan dengan cara ppm.
c. Kadar sulfat dalam pupuk ZA dengan cara presentase sebesar 15, 363%.
d. Kadar sulfat dalam pupuk ZA dengan cara perhitungan ppm adalah
153.632,961 ppm.
e. Pencucian dilakukan agar tidak terjadi peptasi dalam endapan.
f. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penentuan kadar sulfat dalam
pupuk ZA dan ppm sulfat yaitu faktor penimbangan pupuk ZA sebelum
dan sesudah dioven, faktor pengenceran larutan pupuk ZA yang sudah
dicampur dengan BaCl2, dan faktor larutan yang dipipet.
g. BaCl2 yang ditambahkan dalam larutan berguna untuk mengikat SO4 yang
terdapat didalam ZA.
h. Yang mempengaruhi kemurnian kadar SO4 adalah
Daftar Pustaka
Anonima, 2009. http://kimiaanalisa.web.id/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengendapan/. Diakses pada hari selasa tanggal 12 April 2011 pukul 15.50 WIB.
Basset, J. Dkk 1994. Buku Ajar Vogel; Kimia Analisi Kuantitatif Anorganik. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Anggota IkAPI: Jakarta.
Lestari, Fatma. 2007. Bahaya kimia: Sampling & Pengukuran Kontaminan di Udara. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Anggota IKAPI: Jakarta.
Salila, Musrin. 2010. http://tinangkung.blogspot.com/2010/04/analisis-gravimetri.html. Diakses pada hari selasa tanggal 12 April 2011 pukul 14.50 WIB.
Smith, Allan L. 2011. Gravimetric Analysis of the Nonvolatile Residue from an Evaporated Droplet, Using the Quartz Crystal Microbalance Kalorimeter Heat Conduction Calorimeter. Journal of ASTM International , Vol. 3, No 6 Paper ID JAI13894 Available online at www.astm.org
Underwood, A.L. 1986. Analisa kimia Kuantitatif. Erlangga: Jakarta.Yoga. 2011. http://www.3belas-sebelas.co.cc/2010/11/analisis-gravimetri.html.
Diakses pada hari selasa tanggal 12 April 2011 pukul 16.20 WIB.
Lampiran
Analisi percobaan
Diketahui:
Massa kerta = 692,2 mg
Vol. Larutan = 100 mL
Vol. Dipipet = 25 mL
Massa ZA = 5 gr
Ditanya: % sulfat?
Ppm Sulfat ?
Dijawab
% sulfat ¿
(b−a ) gram x (BMSO 4
BaSO 4 )x ( 10025
)
gr Bahanx 100%
¿
(1,0879−0,6218 ) gram x ( 96233 )x ( 100
25)
5 grx 100 %
= 0,4661 x 0,41201 x4
5x 100 %
= 15,363 %
Ppm Sulfat ¿
(b−a ) gram x (BMSO 4
BaSO 4 )x ( 10025 ) x1000
gr Bahanx1000
¿(1,0879−0,6218 ) gram x ( 96
233 )x 4 x 1000
5 grx1000
= 153.6961 ppm