gtsl

23
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Diskusi Skenario Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. Laporan ini dibuat bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang penggunaan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan sebagai pengganti gigi dan jaringan yang hilang dan mempertahankan jaringan yang masih ada serta mengembalikan fungsi mastikasi, bicara, serta penampilan. Kami juga menerima kritik dan saran dari semua pihat demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat. Manado, 23 oktober 2014

Upload: anastasia-okta-erisha

Post on 08-Jul-2016

49 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

fkg

TRANSCRIPT

Page 1: GTSL

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih karunia-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Diskusi Skenario Gigi Tiruan Sebagian Lepasan.

Laporan ini dibuat bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang penggunaan Gigi Tiruan

Sebagian Lepasan sebagai pengganti gigi dan jaringan yang hilang dan mempertahankan

jaringan yang masih ada serta mengembalikan fungsi mastikasi, bicara, serta penampilan. Kami

juga menerima kritik dan saran dari semua pihat demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya

kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Manado, 23 oktober 2014

Page 2: GTSL

Skenario

Seorang perempuan berusia 36 tahun datang berobat di RSGM Unsrat dengan keluhan gigi depan berlubang besar dan warnanya tidak sama dengan gigi tetangga. Disamping itu terdapat gigi berlubang dan sisa akar di bagian rahang atas belakang. Penderita ingin gigi yang berlubang dan sisa akar dicabut dan dibuatkan gigi tiruan namun tidak ingin terlihat ompong karena harus bekerja sebagai customer service di salah satu bank ternama di kota Manado .

Kondisi mulut penderita sebagai berikut :

1. Gigi 11 , 21 karies sekunder 2/3 mahkota, sebagian tertutup tambalan, non vital, diskolorasi, pemeriksaan rontgen foto terdapat gambaran radiolusen terlokalisir dibagian apical gigi 11, 21.

2. Gigi 16, 27 sisa akar3. Gigi 17,26 karies pulpa, non vital4. Terdapat kalkulus supragingiva di regio posterior mandibula dan di regio

lingual mandibula

Page 3: GTSL

Step 1

1. Diskolorasi : Perubahan warna pada gigi2. Radiolusen : lolosnya sebagian sinar x, pada radiografi tampak lebih gelap

dibandingakan daerah radioopak

Step 2

1. Langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu pada penderita sebelum dibuatkan gigi tiruan, apa istilahnya dan apa saja yang dilakukan pada kasus di atas, diskusikan!

2. Apa kesulitan untuk memenuhi keinginan pasien3. Apa jenis gigi tiruan yang menjadi pilihan untuk dibuatkan pada penderita di atas4. Pada Kasus tersebut termasuk pada klasifikasi klas berapa?5. Bagaimana desain dan tahapan pembuatan gigi tiruan yang dimaksud 6. Apa dampak pemakaian gigi geligi tiruan sebagian lepasan

Step 3

1. - Insisi abses dibagian gigi 11, 21

- Scalling regio posterior mandibula dan regio lingual mandibula

- ekstraksi gigi 11,21, 16, 27, 17, 26

2. kesulitannya, kebutuhan pasien untuk segera mendapatkan gigi tiruan sedangkan ada beberapa tahap-tahap yang harus dilakukan dan itu membutuhkan waktu yang lama

3. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Resin Akrilik

4 Klas I Modifikasi IA

5. Tahap I: menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (sadel)

Tahap II: menentukan macam dukungan dari setiap sadel

Tahap III: menentukan macam penahan

Tahap IV: menentukan macam konektor

6 Dampak pemakaian gigi tiruan sebagian lepasana. Peningkatan akumulasi plak

Page 4: GTSL

Hubungan pemakaian protesa sebagian dengan meningkatnya akumulasi plak dalam segi kualitas, tetapi yang pasti dealam segi kuantitas. Dan sudah dipahami bahwa penimbunan plak yang dibiarkn akan menyebabkan inflamasi,yang pada tahap lanjut menyebabkan periodentitis kronis.Dengan sendirinya perlekatan periodontal akan cepat rusak, timbul poket dan akhirnya resorbsi tulang alveolar berlebih

b. Trauma langsung Mukosa mulut amat rentan terhadap trauma lagsung yang diterimahnya dari komponen protesa. Barlingual yang ditempatkan terlalu dekat kepada tepi gingival, cengkeram kontinu yang kurang mendapat dukungan gigi, terbenamnya protesa pada gusi, merupakan beberapa contoh yang sering dijumpai. Demikian pula, lengan cengkram yang terlalu tekan email gigi sehingga jaringan seolalah sengaja dikikis.

c. Penyaluran Daya kunyah Gaya – gaya fungsional disalurkan oleh protesa ke jaringan yang berkontak dan berada dibawahnya pada gigi tiruan dukungan gigi, hamper seluruh gaya ini di teruskan ke tulang alveolar melalui legamen periodontal. Mengigat karakteristik serat – serat ini , hendaknya selalu diusahkan semua gaya bersifat regang ( Tensile) dan disebarkan kepada seluas mungkin permukaan yang dpat menerimahnnya, masalannya lebih sulit pada geligi tiruan dukungan jaringan atau kombinasi, sebab dalam hal ini gaya – gaya lebih bersifat kompresif dan permukaan dapat menahannya relative kurang luas.

d. Permukaan OklusalPada geligi tiruan sebagian lepasan yang permukaaan oklusalnya tidak doin desain dengan betul, gerak penutupan rahang mungkin terhalang oleh adanya kontak oklusi premature.

Step 4

Dalam hal ini pasien dengan kondisi gigi 11,21 karies sekunder dan terdapat abses, 16 & 27 sisa akar, 17& 26 karies pulpa dan terdapat kalkulus supra gingival di regio posterior mandibula dan regio lingual mandibula diberikan perawatan pendahuluan insisi abses, scalling, ekstraksi kemudian dipasangkan gigi tiruan sebagian lepasan resin aklirik klasifikasi klas I modifikasi IA.

Step 5 ( Learning Objective)

1. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dalam pemakaian Gigi Tiruan Sebagian Lepasan ?

2. Macam – Macam klasifikasi gigi tiruan.

Page 5: GTSL

3. Klasifikasi kehilangan gigi.

4. Bagian – bagian gigi tiruan sebagian lepasan.

5. Rencana pembuatan Gigi tiruan dalam scenario

6. Rencana perawatan pasca pembuatan GTSL

7. Penjelasan desain dan tahapan pembuatan gigi tiruan yang di maksud

8. Factor keberhasilan dan kegagalan Gigi Tituan Sebagian Lepasan

Step 6

Neil, DJ. & Walter. JD. 1992. Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Diterjemahkan dari buku asli: Partial Dentures. Alih bahasa: Lilian Yuwono. Jakarta: EGC

Gunadi, Haryanto A., Anton Margo, lusiana K. Burhan, Freddy suryateenggara, dan setiabudi. 1995. Buku ajar ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan jilid I. Jakarta : Hipokrates

Applegate, 1960, essentials of Removable Partial Denture Prothesis, 2ndnediton, W.B. saunders Co.philadelphia

Haryanto, A.G., 1995, buku ajar ilmu gigi tiruan sebagain lepasan, jilid II, cetakan I, hipokrates, Jakarta

Itjiningsij, 1980, dental teknologi cetakan I, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, Jakarta

Soelarko, R.M dan Wachijati, H., 1980, diktat Prostodonsia Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Bandung

Haryanto, A.G., 1995, buku ajar ilmu gigi tiruan sebagain lepasan, jilid I, cetakan I, hipokrates, Jakarta

www.scribd.com/mobile/doc/111771629

cute-snoopy-cute.blogspot.com/2009/10/gigi-tiruan-sebagian-lepasan.html

www.scribd.com/mobile/doc/81878957

Page 6: GTSL

STEP 7

1. Indikasi dan Kontraindikasi pemakaian GTSL

Indikasi dalam pemakaian GTSL- Bila tidak memenuhi syarat untuk suatu gigi tiruan cekat:

a. Usia pasien masih muda, ruang pulpa masih besar, panjang mahkota klinis masih kurang. Pasien usia lanjut dengan kesehatan umum yang buruk, karena perawatannya memerlukan waktu yang lama.

b. Panjang daerah edentulous tidak memenuhi syarat Hukum Antec. Kehilangan ruang yang banyak pada daerah edentulous

- Tidak ada abutment gigi posterior pada ruang edentulous (free end saddle)- Bila dukungan sisa gigi asli kurang sehat- Bila dibutuhkan stabilisasi dari lengkung yang bersebrangan - Bila membutuhkan estetik yang lebih baik- Bila dibutuhkan gigi segera setelah dicabut- Keinginan pasien

Kontraindikasi pemakaian GTSL- Penderita yang tidak kooperatif, sifat tidak menghargai perawatan gigi

tiruan- Umur lanjut, mempertimbangkan sifat dan kondisi penderita sebaiknya

dibuatkan GT temporer- Penyakit sistemik (epilepsy, DM tidak terkontrol)- OH jelek

2. Klasifikasi gigi tiruan

Klasifikasi gigi tiruan dapat di klasifikasikan menjadi beberapa macam berdasarkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :

A. Berdasarkan jaringan pendukungnya: 1. Gigi tiruan dukungan mukosa, yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat

dukungan dari jaringan mukosa.2. Gigi tiruan dukungan gigi, yaitu gigi tiruan yang hanya mendapat dukungan

dari gigi asli.

Page 7: GTSL

3. Gigi tiruan dukungan mukosa dan gigi yaitu, gigi tiruan yang mendapat dukungan dari mukosa gigi asli

B. Berdasarkan saat pemasangannya: 1. Immediate prothesa dipasang segera setelah pencabutan 2. Conventional prothesa dibuat setelah gigi lama dicabut

C. Berdasarkan ada tidaknya wing: 1. Open face denture tanpa wing pada bagian bukal dan labial, biasanya untuk

anterior2. Close face denture memakai wing pada bagian bukal, biasanya untuk

posteriorD. Pembagian gigi tiruan sevagian berdasarkan bahanyang digunakan menurut

soelarko dan wachijati (1980) adalah1. Frame denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang terdiri dari kerangka

logam tuang dan bagian sadel terdiri dari akrilik serta elemen gigi tiruan 2. Acrylic denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang basisnya terdiri dari

akrilik serta elemen gigi tiruan.3. Vulcanite denture adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang terdiri dari karet

yang dikeraskan sebagai basisi gigi tiruan serta elemen gigi tiruan

Kennedy (1923) mengklasifikasikan GTSL, berdasarkan letak sadel dan free end :

Klas I : adanya ujung bebas pada dua sisi (bilateral free end) mempunyai daerah tanya gigi dibelakang gigi yang tertinggal pada sebuah sisa rahang

klas II : adanya ujung bebas pada satu sisi (unilateral free end) mempunyai daerah tanpa gigi dibelakang gigi yang tertinggal pada satu sisi rahang saja

klas II : bila tidak ada ujung bebas atau free end, mempunyai gigi yang tertinggal dibagian belakang kedua sisi

klas IV : adanya letak sadel pada gigi anterior dan melewati median line bila terdapat daerah tidak bergigi tambahan ada kennedy disebut sebagai modifikasi kecuali klas IV tidak ada modifikasi.

Miller mengklasifikasian berdasarkan letak cangkolan :

Klas I : ada dua cangkolan berhadapan dan tegak lurus median line Klas II : ada dua cangkola yang teknya diagonal Klas III : ada tiga cangkolan yang membentuk segitiga di tengah protesa bila di

hubungkan dengan garis

Page 8: GTSL

Klas IV : ada empat cangkolan yang membentuk segitiga di tengah protesa bila di hubungkan dengan garis

Cumer mengklasifikasikan berdasarkan letak cangkolan

Klas I diagonal : yang menggunakan 2 Cangkolan berhadapan diagonal Klas II diametic : yang menggunakan dua cangkolan yang berhadapan tegak lurus Klas III unilateral : cangkolan terletak pada satu sisi rahang Klas IV multilateral : cangkolan dapat berupa segitiga maupun segiempat

3.Klasifikasi kehilangan gigi :

Klas I : daerah yang tak bergigi sama dengan klasifikasi kennedy keadaan ini sering dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah bebrapa tahun kehilangan gigi.

Secara klinis dijumpai :

1. Derajat resorbsi residual ridge bervariasi2. Tenggang waktu pasien tidak bergigi akan mempengaruhi stabilitas gigi tiruan yang

akan dipasang.3. Jarak anatar lengkung rahanag bagian posterior biasanya sudah mengecil.4. Gigi asli yang masih tinggal sudah mingrasi kedalam bebrbagai posisi.5. Gigi antagonis sudah ekstruksi dalam berbagai derajat 6. Jumlah gigi yang masih tertinggal bagian anterior umunya sekitar 6-10 gigi saja.7. Ada kemungkinan dijumpai kelainan sendi temporo mandibula

Page 9: GTSL

indikasi pelayanan prostodontik klas I : gigi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan perluasan basis dista

Klas II : daerah tidak bergigi sama dengan klas II kennedy. Klas ini sering tidak di perhatikan pasien.

Secera klinis dijumpai keadaan :

1. Reserbsi tulang alveolar terlihat lebih banyak2. Gigi anatgonis relative lebih ekstruksi dan tidak teratur3. Ekstruksi menyebabkan rumtinya pembuatan restorasi pada gigi antagonis ini 4. Pada kasus ekstrim, karena tertundanya pembuatan gigi tiruan (protesa) 5. Untuk jangka waktu lama, kadang-kadang perlu pencabutan satu atau lebih gigi

antagonis 6. Karena pengunyahan satu sisi, sering dijumpai kelainan sendi temporo mandibula

Klas III : keadaan tidak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga, tidak lagi mampu member I dukungan kepada gigi tiruan (protesa) secara keseluruhan.

Secara klinis dijumpai keadaan :

1. Dareah tidak bergigi sudah panjang2. Bentuk dan panjang akar gigi kurang memadai 3. Tulang pendukung mengalami resorbsi servikal dan atau disertai goyangnya gigi secara

berlebihan4. Beban oklusal berlebihan

Page 10: GTSL

Klas IV : daerah tidak bergigi Sama dengan klas IV kennedy.

Pada umunya klas ini dapa dibuat gigi tiruan sebagian lepasan bila :

1. Tulang alveolar sudah banyak hilang, seperti pada kasus akibat trauma2. Gigi harus disusun dengan “overjet” besar, sehingga dibutuhkan banyaak gigi

pendukung 3. Dibutuhkan distribusi merata melalui lebih banyak gigi penahan, pada pasien dengan

daya kunya besar 4. Diperlukan dukungan dan retensi tamabalan dari gigi penahan 5. Mulut pasien depresif, sehingga perlu penebalan sayap untuk memenuhi factor ekstetik.

Indikasi pelayanan prostodontik klsa IV:

a. Geligi tiruan cekat, bila gigi tetangga masih kuat b. Gigi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan dukungan gigi atau jaringan

atau kombinasi c. Pada kasus meragukan sebaiknya dibuat gigi tiruan sebagian lepasan

Klas V :

Daerah tak bergigi paradental, dimana gigi asli anterior tdak dapat dipakai sebagai gigi penahan atau tak mampu menahan daya kunya. Kasus seperti ini banyak dijumpai pada rahang atas, karena gigi caninus yang dicabut karena malposisi atau terjadinya kecelakaan. Gigi bagian anterior kurang disukai sebagai gigi penahan,

Biasanya salah satu alasan berikut :

Page 11: GTSL

1. Daerah tak bergigi sangan panjang2. Daya kunyah pasien berlebihan3. Bentuk atau panjang akar gigi penahan kurang memadai4. Tulang pendukung lemah 5. Penguatan dengan splin tidak diharapkan, dan sekalipun dilakukan tidak memberikan

dukungan

Indikasi pelayanan prostodontik klas V :

Geligi tiruan sebagian lepasan dengan desain bilateral dan prinsip basis berujung bebas tetapi di abgian anterior.

KLAS VI

Daerah tak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga gigi asli dapat dipakai sebagai gigi penahan. Kasus seperti ini sering kali merupakan daerah tak bergigi yang terjadi pertama kalinya.

Biasanya dijumpai keadaan klinis :

1. Daerah tak bergigi yang pendek2. Bentuk atau panjang akar gigi tetangga memadai sebagai pendukung penuh3. Sisa processus alveolaris memadai4. Daya kunya pasien tidak besar

Indikasi pelayanan prostodontik klas VI

a. Gigi geligi tiruan cekatb. Geligi tiruan sebagian lepasan dukungan gigi dan desain unilateral ( protesa sadel)

Pemilihan gigi tiruan lepasan dalam hal ini didasarkan pada:

1. Usia pasien masih muda2. Mencegah ekstruksi gigi antagonis

Page 12: GTSL

3. Pulpa gigi masih lebar4. Kesehatan pasien tidak memungkinkan dilakukannya preparasi segera5. Kendala waktu untuk pembuatan gigi tiruan cekat6. Pasien menolak pembuatan gigi geligi tiruan cekat7. Keadaan social ekonomi pasien tidak menunjang

Selain keenam klas tersebut, klasifikasi apllegate-Kennedy mengenal juga modifikasi untuk daerah tak bergigi tambahan

a. Bila tambahan ini terletak di anterior, maka disebut klas modifikasi Ab. Pada penambahan yang terletak di posterior sebutan menjadi klas modifikasi Pc. Untuk penambahan ruangan yang lebih dari satu, dimuka huruf petunjuk modifikasi

diberi tambahan angka.

4. Bagian – bagian Gigi Tiruan Lepasan :

Menurut Austin dan Lidge ( 1957), gigi tiruan kerangka akrilik terdiri atas beberapa komponen, yaitu :

1. Konektor Utama :Merupakan bagian dari GTSL yang menghubungkan komponen – komponen yang terdapat pada satu sisi rahang dengan sisi yang lain atau bagian yang menghubungkan basis dengan retainer.Fungsi Konektor utama adalah menyalurkan daya kunyah yang diterimah dari satu sisi kepada sisi yang lain.Syarat Konektor utama adalah rigid, tidak menggangu gerak jaringan, tidak menyebabkan tergeseknya mukosa dan gingiva, tepi konektor utama cukup jauh dari margin gingiva, tepi dibentuk membulat dan tidak tajam supaya tidak menggangu lidah dan pipih.Konektor utama dapat berupa bar atau plate tergantung lokasi, jumlah gigi yang hilang,dan rahang mana yang dibuatkan. Pada rahang atas dapat berupa single palatal bar, U-shaped palatal connector, antero- posterior palatal bar dan palatal palate. Pada rahang bawah dapat berupa lingual bar dan lingual plate.

2. Konektor Minor Konektor minor merupakan bagian GTSL yang menghubungkan konektor utama dengan bagian lain, mis: sandaran oklusal, biasanya diletakkan pada daerah embrasur gigi dan harus berbentuk melancip ke arah gigi penyangganya.Fungsi konektor minor adalah meneruskan tekanan oklusal/ beban oklusal ke gigi peganggan, membantu stabilitasi dengan menahan gaya pelepasan, menghubungkan

Page 13: GTSL

bagian – bagian GTS dengan konektor utama, menyalurkan efek penahan, sandaran dan bagian pengimbangan kepada sandaran dan bagian pengimbangan kpd sandaran serta mentransfer efek retainer/ klamer serta komponen gigi lain ke gigi tiruan.

3. Sandaran / restMerupakan bagian GTSL yang bersandar pada permukaan gigi penyangga dan dibuat dengan tujuan memberikan dukungan vertikal pada prothesa. Sandaran dapat ditempatkan pada permukaan oklusal gigi posterior atau pada permukaaan lingual gigi anterior. Preparasi tempat sandaran ini disebut rest seat.Fungsi sandaran / rest :a. Menyalurkan tekanan oklusal dari gigi tiruan ke gigi peganganb. Menahan lengan cengkeram tetap pada tempatnya

4. Direct RetainerMerupakan bagian dan cangkolan GTS yang berguna untu7k menahan terlepasnya gigi tiruan secara langsung. Direct retainer ini dapat berupa klamer/ cengkeram dan presisi yang berkontak langsung dengan permukaan gigi pegangan. Ciri khas cengkolan tuang oklusal adalah lengan – lengannya berasal dari permukaan oklusal gigi dan merupakan cangkolan yang paling sesuai dengan untuk kasus – kasus gigi tiruan dukungan gigi karena konstruksinya sederhana dan efektif.Fungsi Direct retainer adalah untuk mencegah terlepasnya gigi tiruan kearah oklusal. Prinsip desain cangkolan yaitu pemelukan,pengimbangan, retensi, stabilisasi,dukungan, dan pasifitas.

5. Inderect RetainerInderect Retainer adalah bagian dari GTS yang berguna untuk menahan terlepasnya gigi tiruan secara tidak langsung. Retensi tak langsung diperoleh dengan cara memberikan retensi pada sisi berlawanan dari garis fulkrum tempat gaya taaadi bekerja. Retansi itu dapat berupa lingual bar atau Lingual plate bar.

6. Basis LandasanBasis adalah bagian dari gigi tiruan yang merupakan bagian untuk mengganti jaringan alveolaris yang hilang dan tempat melekatnya anasir gigi tiruan.Fungsi Basis : a. Sebagai fondasi utama gigi tiruanb. Melanjutkan tekanan oklusal ke jaringan pendukundc. Menunjang kebersihan dan perbaikan estetisd. Memberikan stimulasi jaringan dibawahnya terutama kasus tooth borne.e. Memberikan retensi dan stimulasi keuntungan termis, ketepatan dimensional,

kebersihan terjamin, kekuatan maksimal, dengan ketebalan minimal.7. Gigi Tiruan Pengganti

Page 14: GTSL

Merupakan bagian GTS yang berfungsi menggantikan gigi asli yang hilang. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan gigi yaitu : ukuran, bentuk, warna dan bahan.

5.Rencana pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan

Untuk mendapatkan model rahang yang baik pertama – tama kita lakukan : 1. Membuatan cetakan rahang atau model negative

Cetakan rahang adalah bentuk negative dari seluruh jaringan pendukung geligi tiruan. Setelah dicor maka akan didapatkan bentuk positif dari rahang yang laim disebut model rahang.

2. memebuat model kerja sebaiknya sebelum dicor dengan ston atau gips dibuat dinding dari lembaran malam, sekeliling cetakan

6.Rencana perawatan pasca pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan

1. Gigi tiruan sebagian lepasan harus dibersihkan setiap hari menggunakan pembersih khusus gigi tiruan.

2. Gigi tiruan harus dilepas setiap malam, sebelum tidur. Hal ini dilakukan karena jaringan yang tertekan oleh gigi tiruan itupun juga membutuhkan waktu istirahat.

3. Gigi tiruan cukup disikat dengan sikat gigi dan air matang tanpa pasta gigi bila ingin menggunakan pembersih gunakan pembersih khusus. Pembersih khusus gigi tiruan yang baik adalah yang mengandung sodium polyphosphate yang bekerja sebagai deterjen dapat memecah dan membersihkan kotoran.

4. Malam hari usai gigi tiruan di bersihkan, rendam gigi dengan air bersih agar keesokan paginya bias dipakai lagi.

5. Pengguna gigi tiruan pun harus memeriksakan giginya setiap 6 bulan sekali. Bagi penderita penyakit sistemik seperti diabetes militus dan osteoporosis, disaranakan umtuk memeriksakan diri setiap 3 bulan sekali.

7.Penjelasan desain dan tahapan pembuatan gigi geligi Tiruan

Tahap I

Menentukan Kelas dari Masing-Masing Daerah Tak Bergigi

Daerah tak bergigi pada suatu lengkungan gigi dapat bervariasi dalam hal panjang, macam, jumlah dan letaknya. Semuanya akan mempengaruhi rencana pembuatan desain geligi tiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor maupun dukungannya.

Page 15: GTSL

Kelas I: DTG : Berupa sadel berujung bebas ( free end) pada kedua sisi.

IP : Protesa lepasan, dua sisi (bilateral) dan dengan perluasan basis ke distal

Kelas II: DTG: Berupa sadel berujung bebas ( free end ) satu sisi.

IP : Protesa lepasan, dua sisi dan dengan perluasan basis ke distal

Kelas III: DTG: Berupa sadel tertutup (paradental) kedua gigi tetengganya kuat tetapi tidak mampu memberikan dukungan (support ) sepenuhnya.

IP : Protesa lepasan dua sisi dan dukungan dari gigi

Kelas IV: DTG: Berupa sadel tertutup dan melewati garis tengah

IP : Protesa cekat atau lepasan, dua sisi

Kelas V: DTG: Berupa sadel tertutup dan gigi tetangga bagian depan tidak kuat menerima dukungan

IP : Protesa lepasan dua sisi.

Kelas VI: DTG: Berupa sadel tertutup dan kedua gigi tetangganya kuat.

IP : Protesa cekat/lepasan, satu sisi dan dukungan dari gigi.

Tahap II Menentukan Macam Dukungan dari Setiap Sadel

Dukungan terbaik untuk protesa sebagian lepasan hanya dapat diperoleh jika factor-faktor berikut ini diperhatikan dan dipertimbangkan. Faktor-faktor ini adalah

1. Keadaan jaringan pendukung2. Panjang sadel3. Jumlah sadel4. Keadaan rahang

Tahap III Menentukan Jenis Penahan

Ada 2 macam penahan (retainer) untuk geligi tiruan yaitu1. Penahan Langsung (Direct Retainer), yang diperlukan untuk setiap geligi tiruan.2. Penahan tak langsung (Indiret Retainer), yang tidak selalu dibutuhkan untuk geligi

tiruan

Page 16: GTSL

Tahap IV Menentukan Jenis Konektor

Untuk protesa resin, konektor yang dipakai biasanya, berbentuk pelat. Pada g.t. kerangka logam, bentuk konektor bervariasi dan dipilih sesuai indikasinya. Kadang-kadang pada g.t. kerangka logam ini digunakan lebih dari satu konektor.

8. Faktor Keberhasilan dan Kegagalan GTSL

Hal-halyang perlu diperhatikan dalam pembuatan GTSL adalah :

1. Gigi tiruan tersebut harus bertahan lama 2. Gigi tiruan tersebut harus dapat mempertahankan dan melindungi gigi yang masih

ada serta jaringan yang disekitarnya3. Gigi tiruan tersebut tidak boleh merugikan pasien dalam bentuk apapun4. Gigi tiruan tersebut harus mempunyai konstruksi dan desain yang harmonis

Keberhasilan pembuatan GTSL adalah:

- Kooperatif pasien- Kondisi rongga mulut pasien- Kemampuan tekniker- Retensi dan stabilisasi GTSL yang berasal dari cengkeran dan anatomi rongga

mulut pasien- Ukuran, warna, bentuk gigi dan gusi yang cocok- Sifat dan material yang hamper sama dengan kondisi mulut

Kegagalan pembuatan GTSL adalah:

- Manipulasi yang salah: mencetak dan permukaan oklusal yang tidak balance oclution

- Perluasan landasan geligi tiruan yang tidak memenuhi syarat atau landasan geligi tiruan yang tidak cermat

- Oklusi yang tidak layak yaitu relasi sentries, dimensi vertical dan kontak premature yang salah, hubungan sentries dan eksentris serta hubungan tonjol yang kurang seimbang

- Daya horizontal dari bibir, pipi dan lidah pada gigi-gigi dan sayap geligi tiruan

PENUTUP

KESIMPULAN AKHIR

Page 17: GTSL

Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan untuk pasien yang kehilangan

giginya adalah tindakan rehabilitative yang dapat mengembalikan fungsi mastikasi,

fungsi bicara dan fungsi estetik sehingga dapat mempertahankan jaringan mulut.

Keberhasilan perawatan gigi tiruan sebagian lepasan sangan ditentukan oleh

kerjasama yang baik antara pasien dan operator.