hakikat dan model desain sistem pembelajaran

20
ة ل ا ق م م ي ل ع ت ل ا ج ه ن م ل م ا ي م ص ت رز ط و ة ق ت ق ح ر ي ت س% ج ما ل ا ة ي ك ا ز ري ط ف/ ة اذ ت س2 ى الأ ل7 ا دمة ق م ف ل2 ما ل ا ي ع ا از زف ت ت خ% ب عازف20120550010

Upload: ramadhani

Post on 13-Sep-2015

25 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Model Pembelajaran

TRANSCRIPT

/ 20120550010 20120550014

2014BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSetiap individu memiliki kemampuan yang terbaik bagi dirinya, dan kemampuan tersebut akan berkembang secara optimal jika diberi kesempatan. Peran pendidik sebagai fasilitator dan motivator dalam proses pengembangan kemampuan peserta didik, Melihat kemampuan masing- masing individu peserta didik memiliki kemampuan yang bervariatif, maka dalam menyusun desain system pembelajaran hendaknya diawali dengan analisis kondisi dan kemampuan awal peserta didik dan faktor pendukung lainnya. Hal ini dimaksudkan agar disain system pembelajaran yang disusun efektif, efisien dan produktif.Dalam paradigma baru pembelajaran Indra (2001: 25) menyatakan paradigma teaching (mengajar) seperti yang selama ini dominan harus diubah menjadi paradigma learning (belajar). Melalui perubahan ini, proses pendidikan menjadi proses bagaimana belajar bersama antara guru dan murid. Dalam konteks ini, guru termasuk individu yang terlibat dalam proses belajar, bukan orang yang serba tahu dalam segala hal. Siswa dipandang sebagai individu aktif yang terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Uno (2008) menyatakan bahwa siswa yang belajar harus berperan secara aktif dalam menyusun pengetahuannya. Belajar dilihat sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman kongkrit, aktivitas kolaboratif, reflektif dan interpretatif (Brooks & Brooks, 1993; Degeng, 1997). Untuk pembelajaran yang dibangun dengan paradigma teaching, telah menempatkan siswa sebagai obyek semata. Guru menempatkan siswa sebagai botol kosong yang harus diisi (Freire, 1999). Siswa tidak dapat menemukan celah untuk mengaktualisasikan dirinya selama proses pembelajaran berlangsung. Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran rendah. Kondisi tersebut mempengaruhi pencapaian hasil belajar.Oleh karena itu pada makalah ini akan menjelaskan apa saja yang terdapat dari Hakikat dan Model Desain Sistem Pembelajaran secara singkat dan dapat difahami bersama.

B. Rumusan MasalahHakikat dan Model Desain Sistem Pembelajaran ini sudah menjadi bahasan disetiap ilmu pendidikan, akan tetapi masih ada beberapa orang atau pemula yang mendalami ilmu pendidikan yang belum mengetahui apa itu Hakikat dan Model Desain Sistem Pembelajaran, dengan demikian pengetahuan tentang Hakikat dan Model Desain Sistem Pembelajaran masih belum diketahui oleh sebagain banyak orang, apalagi dalam pengertian Hakikat dan Model Desain Sistem Pembelajaran, Proses Pembelajaran Sebagai Sistem, pengertian Sisten Desain Pembelajaran, Model-Model Desain Sistem Pembelajaran, Prinsip Pengembangan Desain Sistem Pembelajaran dan Langkah Pengembangan Desain Sistem Pembelajaran.

C. Tujuan MasalahMenjelaskan akan pengertian Hakikat dan Model Desain Sistem Pembelajaran yang masih asing disebagian Mahasiswa/i yang masih mendalami ilmu pendidikan, dan memberikan pengetahuan yang berkaitan dengan Hakikat dan Model Desain Sistem Pembelajaran, Proses Pembelajaran Sebagai Sistem, pengertian Sisten Desain Pembelajaran, Model-Model Desain Sistem Pembelajaran, Prinsip Pengembangan Desain Sistem Pembelajaran dan Langkah Pengembangan Desain Sistem Pembelajaran.

BAB IIPEMBAHASANA. Proses Pembelajaran Sebagai SistemIstilah sistem meliputi spektrum konsep yang sangat luas. Sebagai misal, seorang manusia, organisasi, mobil, susunan tata surya merupakan ssistem, dan masih banyak lagi. Semua contoh tersebut memiliki batasan sendiri-sendiri yang satu sama yang lain berbeda. Maka dari itu Sistem adalah suatu kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memperoleh masukan menjadi keluaran[footnoteRef:1]. [1: Hamzah B, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), hlm. 11]

Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri dari sejumlah komponen atau bagian yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Pembelajaran dikatakan sebagai sebuah sistem dikarenakan didalamnya mengandung komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan[footnoteRef:2]. Maka dengan adanya sistem, pembelajaran akan teratur dan menjadi susunan yang tersusun dengan rapi untuk menjadikan murid menjadi orang yang terpelajar. Jika tidak menggunakan sistem di sebuah lembaga pendidikan, perusahaan, yayasan, sekolah, perguruan tinggi dan lain sebagainya, itu semua tidak akan berjalan dengan baik sesuai apa yang diharapkan, maka dari itu pembelajaran dikatakan sebagai sistem, karena pembelajaran memiliki tataan dalam mendidik. [2: Afrizal Fadli, Tugas Menganalisis Buku Media Pembelajaran Geografi, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2008),hlm. 1]

Proses Pembelajaran Sebagai Sistem ini tidak bisa dilakukan tanpa adanya proses yang mendukung dalam pembelajaran tersebut, berikut sebagian kecil yang perlu dilakukan dalam pembelajaran:1) Membuat ilustrasi.2) Mendefinisikan3) Menganalisis4) menyintesis5) Bertanya6) Merespon7) Mendengarkan8) Menciptakan kepercayaan9) Memberikan pandangan yang bervariasi10) Menyediakan media untuk mengkaji materi standar 11) Menyesuaikan metode pembelajaran12) Memberikan nada perasaan[footnoteRef:3]. [3: Fathul Mujib, Super Power In Educating, (Jogjakarta: Diva Pres, 2012), hlm. 83-84]

Dari ke-12 yang diperlukan dalam pembelajaran sebagai proses pembelajaran hanya sebagian kecil saja yang disebutkan, akan tetapi masih banyak lagi dalam proses yang mendukung sistem pembelajaran. B. Pengertian Desain Sistem PembelajaranHakikat dalam KBBI berati Intisari atau dasar, jadi hakikat menerangkan intisari saja dengan menjelaskan beberapa yang akan dibahasanya secara singkat dan jelas tanpa berlebihan dalam penjelasannya, dalam Hakikat Desain Sistem Pembelajaran ini kita mengetahui tentang sistem pembelajaran yang selama ini sering di gunaka dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pembahasan yang mengenai Hakikat Desain Sistem Pembelajaran kita harus mengetaahui terlebih dahulu pengertiannya.Desain Sistem Pembelajaran adalah Sistem pembelajaran yang merupakan satu kesatuan dari beberapa komponen pembelajaran yang saling berinteraksi, interelasi[footnoteRef:4] dan interdependensi[footnoteRef:5] dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Komponen pembelajaran meliputi; peserta didik, pendidik, kurikulum, bahan ajar, media pembelajaran, sumber belajar, proses pembelajaran, fasilitas, lingkungan dan tujuan. Komponen-komponen tersebut hendaknya dipersiapkan atau dirancang (desain) sesuai dengan program pembelajaran yang akan dikembangkan[footnoteRef:6]. Setelah mengetahui komponen pembelajaran yang meliputi peserta didik dan yang lain sebagainya, peranan seorang guru juga penting dalam merancang sistem pembelajaran karena guru akan memandu kelangsungan belajar didalam kelas sehingga dibutuhkan keterampilan yang harus dimiliki oleh guru, yang dimiliki oleh guru pada Desain Sistem Pembelajaran adalah guru yang cerdas, dikarenakan guru yang cerdas memiliki wawasan yang luas serta ilmu pengetahuannya tidak pernah kehabisan bahan dalam proses belajar mengajar, cara berfikirnya terstruktur, dan cara bicaranya pun sistematis[footnoteRef:7]. [4: Hubungan satu sama lain] [5: Saling tergantung] [6: Sujarwo, DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN, (Yogyakarta: Universitas Negri Yogyakarta),hlm. 4] [7: Fathul Mujib, Super Power In Educating, (Jogjakarta: Diva Pres, 2012), hlm. 133]

Untuk mendesain pembelajaran harus memahami asumsi-asumsi tentang hakekat desain sistem pembelajaran, Asumsi-asumsi yang perlu diperhatikan dalam mendesain system pembelajaran sebagai berikut: (1) desain sistem pembelajaran didasarkan pada pengetahuan tentang bagaimana seseorang belajar, (2) desain sistem pembelajaran diarahkan kepada peserta didik secara individual dan kelompok, (3) hasil pembelajaran mencakup hasil langsung dan pengiring, (4) sasaran terakhir desain sistem pembelajaran adalah memudahkan belajar, (5) desain sistem pembelajaran mencakup semua variabel yang mempengaruhi belajar, (6) inti desain sistem pembelajaran adalah penetapan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, (metode, media, skenario, sumber belajar, sistem penilaian) yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penyusunan desain sistem pembelajaran berpijak pada teori preskriptif. Teori preskriptif[footnoteRef:8] adalah goal oriented, sedangkan teori deskriptif adalah goal free maksudnya bahwa teori pembelajaran preskriptif dimaksudkan untuk mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk memberikan hasil. Itulah sebabnya bahwa yang diamati dalam pengembangan teori pembelajaran preskriptif adalah metode yang optimal untuk mencapai tujuan (I Nyoman Sudana Degeng, 1997 : 6-8)[footnoteRef:9]. [8: I Nyoman Sudana Degeng. 1997. Ilmu Pengajaran : Taksonomi Variabel. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Dikti, P2LPTK hal : 6-8.] [9: Sujarwo, DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN, (Yogyakarta: Universitas Negri Yogyakarta),hlm. 5]

C. M odel-Model Desain Sistem PembelajaranModel desain sistem pembelajaran berperan sebagai alat konseptual, pengelolaan, komunikasi untuk menganalisis, merancang, menciptakan, mengevaluasi program pembelajaran, dan program pelatihan. Pada umumnya, setiap desain sistem pembelajaran memiliki keunikan dan perbedaan dalam langkah-langkah dan prosedur yang digunakan. Perbedaan juga kerap terdapat pada istilah-istilah yang digunakan. Namun demikian, model- model desain tersebut memiliki dasar prinsip yang sama dalam upaya merancang program pembelajaran yang berkualitas. Dalam memahami model desain sistem pembelajaran perlu mengenal dan memahami pengelompokan model desain system pembelajaran. Menurut Gustafson dan Branch (2002) model desain sistem pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok. Pembagian klasifikasi ini didasarkan pada orientasi penggunaan model, yaitu; 1) Classrooms oriented model, 2) Product oriented model, 3) System oriented model Model pertama merupakan model desain sistem pembelajaran yang diimplementasikan di dalam kelas. Model desain sistem pembelajaran kedua merupakan model yang dapat diaplikasikan unutk menciptakan produk dan program pembelajran. Model ketiga adalah model desain sistem pembelajaran yang ditujukan untuk merancang program dan desain sistem pembelajaran dengan skala besar. Berikut ini deskripsi secara rinci dari ketiga model tersebut:1. Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi kelas (Classrooms oriented model) Model ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pendidik dan peserta didik akan aktivitas pembelajaran yang efektif, efisien, produktif dan menarik. Model-model desain sistem pembelajaran yang termasuk klasifikasi ini dapat diimplementasikan mulai dari jenjang sekolah dasar sampai jenjang pendidikan tinggi. Pendidik, widyaiswara, instruktur, dan dosen perlu memiliki pemahaman yang baik tentang desain sistem pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. Penggunaan model berorientasi kelas ini didasarkan pada asumsi adanya sejumlah aktivitas pembelajaran yang diselenggarakan di dalam kelas dengan waktu belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam hal ini, tugas pendidik memilih isi/materi pelajaran yang tepat, merencanakan strategi pembelajaran, menyampaikan isi/materi pelajaran, dan mengevaluasi hasil belajar. Para pendidik biasanya menganggap bahawa model desain sistem pembelajaran pada dasarnya berisi langkah-langkah yang harus diikuti. Salah satu model desain sistem pembelajaran yang berorientasi kelas adalah ASSURE. Model ASSURE ini sudah dicetuskan oleh Heinick, dkk. Sejak tahun 1980-an dan terus dikembangkan oleh Smaldino, dkk. Hingga sekarang, adapun singkatan dari ASSURE sebagai berikut:A= analize learner (menganalisis peserta didik)S= state objectives (merumuskan tujuan pembelajaran)S= select methods, media, material (memilih metode, media, dan bahan ajar)U= utillize media and materials (memanfaatkan media dan bahan ajar)R= require learner participation (megembangkan peran serta peserta didik)E= evaluate and revise (menilai dan memperbaiki)[footnoteRef:10]. [10: Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Disain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009),hlm. 48]

2. Model desain pembelajaran yang berorientasi produk (Product oriented model) Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi pada produk, pada umumnya didasarkan pada asumsi adanya program pembelajaran yang dikembangkan dalam kurun waktu tertentu. Model-model desain sistem pembelajaran ini menerapkan proses analisis kebutuhan yang sangat ketat. Para pengguna produk/program pembelajaran yang dihasilkan melalui penerapan desain sistem pembelajaran pada model ini biasanya tidak memiliki kontak langsung dengan pengembang programnya. Kontak langsung antara pengguna program dan pengembang program hanya terjadi pada saat proses evaluasi terhadap prototipe program. Model-model yang berorientasi pada produk biasanya ditandai dengan empat asumsi pokok, yaitu:1) Produk atau program pembelajaran memang sangat diperlukan, 2) Produk atau program pembelajaran baru perlu diproduksi, 3) Produk atau program pembelajaran memerlukan proses uji coba dan revisi,4) Produk atau program pembelajaran dapat digunakan walaupun hanya dengan bimbingan dari fasilitator. 3. Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi sistem (System oriented model) Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi pada sistem dilakukan untuk mengembangkan sistem dalam skala besar seperti keseluruhan mata pelajaran atau kurikulum. Implementasi model desain sistem pembelajaran yang berorientasi pada sistem memerlukan dukungan sumber daya besar dan tenaga ahli yang berpengalaman. Model desain sistem pembelajaran yang berorientasi pada sistem dimulai dari tahap pengumpulan data untuk menentukan kemungkinan-kemungkinan implementasi solusi yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang terdapat dalam suatu sistem pembelajaran. Analisis kebutuhan dan front-end analysis dilakukan secara intensif untuk mencari solusi yang akurat. Perbedaan pokok antara model yang berorientasi sistem dengan produk terletak pada tahap atau fase desain, pengembangan, dan evaluasi. Ketiga fase ini dilakukan dalam skala yang lebih besar pada model desain sistem pembelajaran yang berorientasi pada sistem.

D. Prinsip Pengembangan Desain Sistem Pembelajaran Pengembangan Desain sistem Pembelajaran harus memahami posisinya dan peranan dalam pelaksanaan pembelajaran. Dan dewasa ini ilmu pengetahuan sangat berkembang sangat cepat, sehingga kalau guru dan siswa hanya mengandalkan buku teks sebagai sumber pembelajaran, bisa terjadi materi yang dipelajarinya itu akan cepat usang. Dengan demikian, guru dituntut untuk menggunakan sumber lain yang dapat menyajikan informasi terbaru, misalnya menggunakan jurnal yang menyajikan berbagai pengetahuan mutakhir, majalah, koran dan sumber informasi elektronik, misalnya dengan menggunakan dan memanfaatkan internet dan lain sebagainya. Kemajuan teknologi informasi, memungkinkan materi pelajaran tidak hanya disimpan dalam buku teks saja, akan tetapi bisa disimpan didalam berbagai bentuk teknologi-teknlogi efektif dan efesien, misalnya dalam bentuk CD, kaset, dan lain sebagainya. Dalam bentuk-bentuk semacam ini diyakini materi pelajaran akan lebih menarik untuk dipelajari sebab dengan berbagai teknik animasi, maka materi pelajaran akan lebih jelas dan kongkret. Sesuatu yang tidak mungkin disajikan dalam buku cetak karena keterbatasannya, maka dalam bentuk media elektronik akan dapat disajikan. Tuntutan kurikulum seperti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menuntut siswa agar tidak hanya sekedar menguasai informasi teoretis, akan tetapi bagaimana informasi tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan daerah dan lingkungan dimana siswa tinggal. Dengan demikian, kehidupan masyarakat nyata mestinya dijadikan sebagai salah satu bahan pelajaran.Alasan diatas tersebut, mestinya membuka wawasan baru bagi guru, bahwa ternyata banyak sumber yang dapat dimanfaatkan untuk membelajarkan siswa, selain dari buku teks yang dicetak secara masal. Guru yang hanya mengandalkan buku teks sebagai sumber materi pelajaran cendrung pengelolaan pembelajaran hanya menyajikan materi pelajaran yang belum tentu berguna dalam kehidupan siswa. Ataupun, seandainya materi pelajaran itu dianggap penting, maka siswa akan sulit menangkap pentingnya materi tersebut, sealain hanya untuk menghafal. Itulah sebabnya selain buku teks, guru seharusnya memanfaatkan berbagai sumber yang lain. E. Langkah Pengembangan Desain Sistem PembelajaranDesain Sistem Pembelajaran adalah prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah-langkah: 1) Penganalisaan, yaitu proses perumusan apa yang akan dipelajari, menurut Mc Neil, assessment itu adalah proses menentukan prioritas kebutuhan pendidikan[footnoteRef:11]. [11: Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, ctk ke-6, 2013),hlm. 91 ]

2) Perancangan, yaitu proses penjabaran bagaimana hal tersebut akan dipelajari, yang dimaksud dengan penjabaran adalah merancang materi yang akan diipelajari oleh siswa sehingga materi itu dapat dipahami dengan mudah dengan cara mengetahui penempatan dalam suatu pembelajaran.3) Pengembangan, yaitu proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-bahan pembelajaran, dalam mengembangkan materi dapat dituliskan dalam buku daftar ajar atau kertas yang sudah disiapkan untuk mengajar.4) Pelaksanaan, yaitu pemanfaatan bahan dan strategi yang bersangkutan, dalam pelaksanaan hanya melihat kembali rancangan yang telah dibuat dan ditulis pada lembar kertas atau buku ajar yang sudah disiapkan.5) Penilaian, yaitu proses penentuan ketepatan pembelajaran yaitu proses penentuan ketepatan pembelajaran. Setiap bab menyajikan rangkuman/kesimpulan dan atau soal latihan untuk mengukur keberhasilan belajar peserta didik dan sekaligus mengevaluasi ketepatan strategi pembelajaran. Penilaian ini mutlak dilakukan sebagai sistem manajemen mutu dan pengendalian proses belajar mengajar sehingga terjadi umpan balik dan perbaikan secara terus menerus (continous improvement). (Seels dan Richey, 1994: 33)[footnoteRef:12]. [12: http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/07/makalah-desain-sistem-pembelajaran.html, diakses pada tanggal 17 maret 2014 pukul 21.09 WIB.]

BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan1. Sistem adalah suatu kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi secara fungsional yang memperoleh masukan menjadi keluaran2. Desain Sistem Pembelajaran adalah Sistem pembelajaran merupakan satu kesatuan dari beberapa komponen pembelajaran yang saling berinteraksi. 3. Penyusunan desain sistem pembelajaran berpijak pada teori preskriptif. Teori preskriptif[footnoteRef:13] adalah goal oriented, sedangkan teori deskriptif adalah goal free maksudnya bahwa teori pembelajaran preskriptif dimaksudkan untuk mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk memberikan hasil. Itulah sebabnya bahwa yang diamati dalam pengembangan teori pembelajaran preskriptif adalah metode yang optimal untuk mencapai tujuan (I Nyoman Sudana Degeng, 1997 : 6-8)[footnoteRef:14]. [13: I Nyoman Sudana Degeng. 1997. Ilmu Pengajaran : Taksonomi Variabel. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Dikti, P2LPTK hal : 6-8.] [14: Sujarwo, DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN, (Yogyakarta: Universitas Negri Yogyakarta),hlm. 5]

4. Dalam memahami model desain sistem pembelajaran perlu mengenal dan memahami pengelompokan model desain system pembelajaran. Menurut Gustafson dan Branch (2002) model desain sistem pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok. Pembagian klasifikasi ini didasarkan pada orientasi penggunaan model, yaitu; 1) Classrooms oriented model, 2) Product oriented model, 3) System oriented model.5. Guru dituntut untuk menggunakan sumber lain yang dapat menyajikan informasi terbaru, misalnya menggunakan jurnal yang menyajikan berbagai pengetahuan mutakhir, majalah, koran dan sumber informasi elektronik, misalnya dengan menggunakan dan memanfaatkan internet dan lain sebagainya.

B. Daftar PustakaDegeng , I Nyoman Sudana. (1997). Ilmu Pengajaran : Taksonomi Variabel. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Dikti, P2LPTK.Fadli, Afrizal. (2008). Tugas Menganalisis Buku Media Pembelajaran Geografi, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.Hamzah B. (2008). Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi AksaraMujib, Fathul. (2012). Super Power In Educating, Jogjakarta: Diva Press.Prawiradilaga. Dewi Salma. (2009). Prinsip Disain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana.Sanjaya, Wina. (2013) Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, ctk ke-6, Sujarwo. DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN, Yogyakarta: Universitas Negri Yogyakarta.