hakikat manusia menurut islam_bahan paper materi 4

17
HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM 1. Pengertian hakikat Menurut bahasa artinya kebenaran atau seesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri. Dikalangan tasauf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu muncul kata-kata diri mencari sebenar- benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia. 2. Pengertian manusia Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah. Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.

Upload: akbar-saitama-umar

Post on 14-Aug-2015

56 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hakikat Manusia Menurut Islam_bahan Paper Materi 4

HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM1.     Pengertian hakikat

Menurut bahasa artinya kebenaran atau seesuatu yang sebenar-benarnya

atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti dari segala

sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat

adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri. Dikalangan tasauf orang mencari

hakikat diri manusia yang sebenarnya karena itu muncul kata-kata diri mencari

sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari hakikat jasad, hati, roh,

nyawa, dan rahasia.

2.      Pengertian manusia

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah

swt. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan

tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa

manusia berasal dari tanah.

Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat

bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.

Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens

(makhluk berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki

prilaku interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social

(superego). Di dalam diri manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional (akali),

dan moral (nilai).

Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo

mehanibcus (manusia mesin). Behavior lahir sebagai reaksi terhadap

introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan

subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam bawa sadar yang

Page 2: Hakikat Manusia Menurut Islam_bahan Paper Materi 4

tidak nampak). Behavior yang menganalisis prilaku yang Nampak saja.  Menurut

aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran

terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek.

Para penganut teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens

(manusia berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk

yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang selalu berfikir.

Penganut teori kognitif mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran

itu tidak nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir ,

memutuskan, menyatakan, memahami, dan sebagainya adalah fakta kehidupan

manusia.

Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda dengan

makna manusia, akan tetapi memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar,

insan dan al-nas.

Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi :

innama anaa basyarun mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia

seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti

asalnya dari tanah liat, atau lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia

makan dan minum (al-mu’minuum : 33).

Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (al-alaq

: 5), yaitu allamal insaana maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang tidak

diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis atau spiritual

manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi ilmu, dfan memikul amanah (al-

ahzar : 72). Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak

maju ke arah kesempurnaan.

Page 3: Hakikat Manusia Menurut Islam_bahan Paper Materi 4

Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad

dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami

buatkan bagi manusia dalam al-quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-

nas menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk social atau secara kolektif.

Dengan demikian al-quran memandang manusia sebagai makhluk biologis,

psikologis, dan social. Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social

yang tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain.

Sebenarnya maniusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu:

1.    Jasmani.

Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.

2.    Ruh

Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.

3.    Jiwa (an nafsun/rasa dan perasaan.

      Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang diberikan pada

saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di kelompokkan pada

dua hal yaitu potensi fisik dan potensi rohania.

Ibnu sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya menjelaskan bahwa manusia adalah

makhluk social dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk social

untuk menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena manusia

tidak hidup dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain manusia baru bisa

mencapai kepuasan dan memenuhi segala kepuasannya bila hidup berkumpul

bersama manusia.

3.   EKSISTENSI DAN MARTABAT MANUSIA

Dibandingkan dengan makhlukm lainnya, manusia mempunyai kelebihan .

Kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia

Page 4: Hakikat Manusia Menurut Islam_bahan Paper Materi 4

adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanpun, baik di darat,

di laut, maupun di udara. Sedangkan binatang hanya mampu bergerak di ruang

yang terbatas. Walaupun ada binatang yang bergerak di darat dan di laut, namun

tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia.

Di samping itu, manusia di beri akal dan hati sehingga dapat memahami

ilmu yang diturunkan allah. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-

baiknya (at-tiin,95:4). Manusia tetap bermartabat mulia, kalau mereka sebagai

khalifah (makhluk alternative) tetap hidup dengan ajaran allah (QS. Al-an’am:165).

Oleh karena ilmu manusia di lebihkan dari makhluk lainnya.

A.     Tujuan penciptaan manusia

Tujuan penciptaan manusia adalah menyembah kepada penciptanya yaitu allah.

Pengertian penyembahan kepada allah tidak bisa di artikan secara sempit, dengan

hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam shalat saja. Penyembahan

berarti ketundukan manusia dalam hokum allah dalam menjalankan kehidupan di

muka bumi, baik yamg menyangkut hubungan manusia dengan tuhan maupun

manusia dengan manusia.

 Oleh kerena penyembahan harus dilkukan secara suka rela, karena allah tidak

membutuhkan sedikitpun pada manusia karena termasuk ritual-ritual

penyembahannya.

Penyembahan yang sempurna dari seorang manusia adalah akan menjadikan

dirinya sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam mengelolah alam semesta.

Keseimbangan pada kehidupan manusia dapat terjaga dengan hukum-hukum

kemanusiaan yang telah allah ciptakan.

B.     Fungsi dan peran manusia

Page 5: Hakikat Manusia Menurut Islam_bahan Paper Materi 4

   Berpedoman pada al-quran surah al-baqarah ayat 30-36, status dasar

manusia yang mempolori oleh adam AS adalah sebagai khalifah. Jika khalifah

diartikan sebagai penerus ajaran allah maka peran yang dilakukan adalah penerus

pelaku ajaran Allah dan sekaligus menjadi pelopor membudayakan ajaran allah.

Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang

ditetapkan oleh Allah di antanya adalah:

         Belajar

         Mengajarkan ilmu

         Membudayakan ilmu

Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama

ummat manusia dan hamba allah, serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi

yaitu pada diri sendiri, pada masyarakat, pada Allah SWT.

4.     Tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah SWT

a.    Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT.

Makna yang esensial dari kata abd’ (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan

kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang dicerminkan

dalam ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.

Oleh karena itu, dalam al-quran dinyatakan dengan “quu anfusakun waahlikun

naran” (jagalah dirimu dan keluargamu dengan iman dari api neraka).

b.    Tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah SWT

Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat dan harus

dipertanggungjawabkan dihadapannya. Tugas hidup yang di muka bumi ini adalah

tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil allah di muka bumi, serta

pegolaan dan pemeliharaan alam.

Page 6: Hakikat Manusia Menurut Islam_bahan Paper Materi 4

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi

khalifah memegang mandat tuhan untuk mewujud kemakmuran  di muka bumi.

Kekuasaan yang diberikan manusia bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya

mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan

hidpnya.

Oleh karena itu hidup manusia, hidup seorang muslim akan dipenuhi dengan

amaliah. Kerja keras yang tiada henti sebab bekerja sebab bekerja sebagai seorang

muslim adalah membentuk amal saleh.

DAFTAR PUSTAKA

                Muhammadong. 2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Pendidikan Agama

Islam UNM.

                Abdullah, Abd. Malik. 2009. Pendidikan  Agama Islam. Makassar : Tim Dosen Penididikan

Agama Islam UNM.

Page 7: Hakikat Manusia Menurut Islam_bahan Paper Materi 4

HAKIKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM

A. Proses penciptaan manusia

Asal usul manusia dalam pandangan islam tidak terlepas dari figur Adam sebagai manusia

pertama. Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah di muka bumi dengan segala

karakter kemanusiaannya.

Dalam logika sederhana, dapat di pahami bahwa yang mengerti tentang penciptaan

manusia adalah sang pencipta itu sendiri, Allah merupakan sang maha pencipta. Jadi Allah

yang lebih memahami tentang proses penciptaan manusia. Dalam Al-Qur’an di jelaskan

tentang proses penciptaan manusia, antara lain dalam Q.S 23:12,13 dan 14. Ayat tersebut

menjelaskan tentang asal pencipta manusia dari “sulatin minthin (sari pati tanah)”. Kata

sulatin dapat diartikan dengan hasil akhir dari sesuatu yang di sarikan, sedangkan thin berarti

tanah. Pada tahap berikutnya sari pati tanah berproses manjadi nuthfah (air mani).

Pada ayat 14 di jelaskan tentang tahapan reproduksi manusia setelah nuthfah, perubahan

nuthfah secara berturut menjadi alaqah, mudhghah, izham dan khalqan akhar (makhluk lain).

Alaqah memiliki dua pengertian, pertama darah yang mengental sebagai kelanjutan dari

nuthfah oleh ke dua sesuatu yang menempel di dinding rahim. Mudhghah berarti sebuah

daging yang merupakan proses penciptaan manusia sebagai kelanjutan alaqah. Izham (tulang-

belulang) selanjutnya di balut dengan lahm (daging). Pada fase ini sampai pada pencapaian

kesempurnaan bentuk manusia yang disebut dengan khalqon akhar, berarti ciptaan baru yang

jauh berbeda dengan keadaan dan bentuk sebelumnya.

Selanjutnya Al-Qur’an juga mengatakan dalam beberapa ayatnya bahwa manusia berasal

dari air ( Q.S al-furqan 25: 54) dalam ayat yang lain Allah menyebutkan bahwa air (yang

menjadi asal manusia) itu adalah air hina (mani ) yang terpancar dari (antara) tulang sulbi

(pinggang) dan tulang dada (Q.S af-tariq 86:6-7) pada ayat lain Allah menyebutkan bahwa

segala yang hidup di ciptakan Allah dari air (Q.S Al-anbiyu 21).

Menurut ajaran islam, manusia di banding makhluk lain, mempunyai berbagai ciri, antara

lain ciri utamanya adalah :

Page 8: Hakikat Manusia Menurut Islam_bahan Paper Materi 4

1. Makhuk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan yang paling

sempurna.

﴾ ى�ٱ ٤ ف� ف� س� ح � س م� ف�ي ح� س� س� ﴿ سس� ف��ن ح�”sesungguhnya kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya (Q.S al-tin

95).

2.      Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin di kembangkan ) beriman

kepada Allah.

3.      Manusia di ciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya.

4.      Manusia di ciptakan Tuhan untuk menjadi khalifah-Nya di bumi.

5.      Di samping akal, manusia di lengkapi Allah dengan perasaan dan kemauan atau kehendak.

6.      Secara individual manusia bertanggug jawab atas segala perbuatannya.

7.      Berakhlak.

Di dalam Al-Qur’an juga di kenal beberapa istilah lain yang mengungkapkan tentang asal

kejadian manusia antara lain sebagai berikut :

1.      Turaab, yaitu tanah gemuk sebagaimana disebutkan dalam surat al khalfi (18) :37.

2.      Tiin yaitu tanah lempung sebagaimana firman Allah dalam surat as sajada (32) :7.

3.      Tiinul laazib yaitu tanah lempung yang pekat sebagaimana di sebut dalam surat Asb-shaffaat

(37) :11.

3

4.      Shalshalun, yaitu lempeng yang dikatakan kalfakhar (seperti tembikar).

5.      Shalshalin min hamain masnuun  ( lempeng dari lumpur yang di cetak/diberi bentuk) sebagai

mana dalam surat Al-hijr (15) :26.

6.      Sulalatun min tiin, yaitu dari sari pati lempung, sulalat berarti sesuatu yang di sarikan dari

sesuatu yang lain.

Page 9: Hakikat Manusia Menurut Islam_bahan Paper Materi 4

7.      Air yang di anggap sebagai asal-usul seluruh kehidupan sebagaimana di sebut  dalam Q.S

(251) :54.

a.       Ruh dan Nafs

Ruh adalah salah satu komponen penting yang menentukan ciri kemanusiaan manusia.

Ruh merupakan getaran ilahiyah atau sinyal ketuhanan sebagai mana rahmat , nikmat dan

hikmah yang kesemuanya sering terasa sentuhannya, tetapi sukar di pahami hakekatnya.

Sentuhan getaran ilahiyah itu menyebabkan manusia dapat mencerna nilai-nilai belas kasih,

kejujuran, kebenaran, keadilan dan sebagainya. Istilah nafs banyak di sebutkan dalam Al-

Qur’an , meski termasuk dalam wilayah abstrak yang sukar di pahami, istilah nafs memiliki

pengertian yang sangat terkait dengan aspek fisik manusia. Gejolak nafs dapat dirasakan

menyebar keseluruhan bagian tubuh manusia karena tubuh manusia merupakan kumpulan

dari bermilyar -milyar sel hidup yang saling berhubungan.

Hubungan antara nafs dan fisik manusia demikian erat meski sukar untuk diketahui

dengan pasti bagai mana hubungan itu berjalan , dua hal yang berbeda , mental dan fisik,

dapat menjalin interaksi sebab akibat.

Firman Allah itu menyatakan bahwa masalah ruh adalah urusan Tuhan sendiri dan akal

manusia terlalu picik untuk memikirkan serta memahami kenyataan yang gaib mutlak itu.

Penelitian tentang ruh telah pernah dilakukan secara ilmiah, namun sampai saat ini mereka

yang penelitian itu masih belum dapat mengetahui hakikat ruh itu.

b.      Fitrah manusia.

Kata fitrah berasal dari kata “sfatara” yang artinya ciptaan, suci dan seimbang. Kata fitrah

dalam arti penciptaan tidak hanya dikaitkan dengan arti penciptaan fisik dalam konotasi nilai.

Lahirnya fitrah sebagai nilai dasar kebaikan manusia itu dapat dirujukan pada Al-araf (7):

172. Fitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan ke

dunia. Potensi yang di miliki manusia tersebut dapat di kelompokkan kepada dua hal, yaitu

potensi fisik dan potensi rohaniah. Potensi fisik manusia telah di jelaskan pada bagian yang

Page 10: Hakikat Manusia Menurut Islam_bahan Paper Materi 4

lalu sedangkan potensi rohaniah adalah akal, kalbu dan nafsu. Akal dalam pengertian bahasa

Indonesia berarti pikiran/rasio.

Harun Nasution (1986) menyebut akal dalam arti asalnya (bahasa arab yaitu menahan dan

orang akil di zaman zahilliyah yang dikenal dengan darah panasnya dapat mengambil sikap

dan tindakan yang berisi kebijaksanaan dalam mengatasi masalah yang di hadapinya).

B. Fungsi dan tujuan hidup manusia menurut islam.

1. Fungsi manusia

Fungsi manusia di muka bumi adalah sebagai khalifah. Khalifah berarti pemimpin, wakil,

pengelola dan pemelihara. Khalifah Allah berarti wakil Allah, manusia dibekali dengan

profesi untuk memahami dan menguasai hukum Allah yang terkandung dalam ciptaan-Nya.

Dengan pemahaman terhadap kebenaran tersebut manusia dapat menyusun konsep dan

melakukan rekayasa. Pada akhirnya akan menghasilkan sesuatu yang baru dalam

perkembangan manusia yang dinamis.

Segala yang dihasilkan manusia dalam konteks sebagai khalifah di landasi dengan

ketundukan dan ketaatan kepada Allah Swt.

Ketundukan dan ketaatan ini tidak lain adalah refleksi dari fungsi penciptaan sebagai

khalifah di berikan oleh Allah dan akan di pertanggung jawabkan oleh manusia.

2. Tujuan hidup manusia

Tujuan hidup manusia adalah untuk mengabdi kepada Allah Swt. Adapun semua tujuan-

tujuan kecil yang lain tunduk dan di dalam lingkaran tujuan tertinggi pengabdian tersebut.

Penciptaan manusia sebagai pengabdi /untuk beribadat dipahami dengan kepatuhan,

ketundukan dan pengabdian manusia kepada Allah.

Tuntutan pelaksanaan ibadah dengan ikhlas ini di jelaskan oleh Allah dalam Q.S (98) : 5

artinya sebagai berikut:

Page 11: Hakikat Manusia Menurut Islam_bahan Paper Materi 4

“dan manusia tidak di perintahkan kecuali semata-mata menyembah Allah dengan tulus,dan

supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat dan demikian itulah agama yang

kokoh” (Q.S 98:5).

3. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan atau Allah.

Tuhan sebagai pencipta disebut khalik dan selain dari Tuhan di namakan makhluk. Idenya

setiap makhluk harus patuh bertingkah laku sesuai dengan aturan yang di tetapkan

penciptanya, dalam kenyataan yang di temui, ada manusia yang baik atau patuh,dan ada juga

ingkar kepada khalik (Q.S 95:45). Tuhan mau mengangkat posisi atau derajat manusia, tetapi

sebagian manusia ada yang engkar di sebabkan oleh kebodohan atau kesombongannya,

karena tidak bersedia untuk memahami aturan Tuhan.

4. Hakikat manusia sebagai khalifah

Tuhan yang maha pengasih dan penyanyang mau memposisikan manusia pada tempat

yang paling tinggi dari segala makhluknya yaitu sebagai khalifah (maneger) untuk mengatur

alam ini berdasarkan aturan Tuhan.

DAFTAR RUJUKAN

           

Ali, Mohammad Daud. 2008. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali pers.

Anwar, Fuadi, dkk. 2008. Pendidikan Agama Islam di perguruan tinggi umum : UNTUK PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN. Padang: UNP Press.