ham dalam uud 1945

30
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KONSEP HAM DALAM UNDANG-UNDANG DASAR 1945 Dosen Pengampu : Drs.Hi.A.Sudirman,M.H Disusun oleh : Ani Istiqomah (1413053010) Diah Ayu Susilawati (1413053032) Faizatur Rokhmah (1413053048) Hanif Imam Prabowo (1413053050) Milla Martha Febrilia (1413053071)

Upload: faizatur-rokhmah

Post on 06-Aug-2015

142 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANKONSEP HAM DALAM UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Dosen Pengampu : Drs.Hi.A.Sudirman,M.H

Disusun oleh :Ani Istiqomah (1413053010)Diah Ayu Susilawati (1413053032)Faizatur Rokhmah (1413053048)Hanif Imam Prabowo (1413053050)Milla Martha Febrilia (1413053071)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2015

Daftar Isi

halaman

Halaman Judul..........................................................................................................i

Kata Pengantar.........................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................iii

BAB 1......................................................................................................................1PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................11.2 Rumusan Masalah........................................................................................21.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3

2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM).......................................................32.2 HAM dalam Undang-Undang Dasar 1945...................................................42.3 Kasus-kasus yang Berkaitan dengan HAM..................................................9

BAB III..................................................................................................................12PENUTUP..............................................................................................................12

3.1 Kesimpulan................................................................................................123.2 Saran...........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13LAMPIRAN...........................................................................................................14

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara yang menghargai dan menghormati

adanya Hak Asasi Manusia (HAM). Bahkan sejumlah negara maju juga telah

mencanangkan HAM sebagai bagian dari program nasionalnya. Perserikan

Bangsa-Bangsa (PBB) juga menjadikan HAM sebagai salah satu agenda yang

perlu ditangani secara serius. Penghormatan terhadap HAM telah menjadi

ukuran bagi diakuinya suatu pemerintahan. Pemeintahan suatu negara yang

tidak menghargai HAM mendapat kecaman bahkan bisa dikucilkan dari

pergaulan internasional.

Indonesia adalah negara hukum, bahkan jaminan pelaksanaan HAM

dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia tercantum secara jelas dalam

Konstitusi Negara, yaitu Undang-Undang Dasar 1945 dan setelah

dilakukannya amandeman yang ke empat. Semua ketentuan perundang-

undangan tersebut dibentuk untuk memberikan jaminan dalam upaya

penegakan HAM di Indonesia dapat berjalan secara efisien dan efektif makan

diperlukan adanya semangat dari para penyelenggara negara, para pemimpian

pemerintahan dan seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama, dan saling

bahu membahu dalam penegakkan HAM di Indonesia.

Meskipun di Indonesia telah ada jaminan secara konstitusional dan telah

dibentuknya lembaga untuk penegakkannya, tetapi belum menjamin bahwa

HAM dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari atau dalam pelaksanaan

pembangunan. Maka dari itu, perlu adanya dukungan dari segala pihak agar

tercapainya penegakkan HAM di Indonesia, mulai dari masyarkat sampai

para pemimpin negara.

1.2 Rumusan Masalah

Atas dasar penentuan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

penulis mengambil perumusan masalah yaitu

1. Bagaimana dengan pengertian HAM?

2. Bagaimana HAM dalam UUD 1945?

3. Bagaimana dengan kasus-kasus yang berkaitan dengan HAM?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui dan memahami pengertian HAM.

2. Mengatahui dan memahami HAM dalam UUD 1945.

3. Mengatahui dan memahami kasus-kasus yang berkaitan dengan HAM.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)

Deklarasi Universal HAM (Universal Declaration of Human Right) yang

dicetuskan pada tanggal 10 Desember 1948 telah merumuskan pengertian

HAM, yaitu merupakan pengakuan akan martabat dan harkat manusia yang

menyatu dalam diri setiap manusia yang meliputi kebebasan, keadilan dan

perdamaian dunia.

UU No.39 Tahun 1999, khusunya dalam pasal 1 ayat (1)

menyatakan HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat

keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hak itu adalah

kasih karunia-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh

negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta

perlindungan harkat dan martabat manusia.

Pengertian yang lain tentang HAM adalah hak yang melekat pada

martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan hak tersebut dibawah

sejak lahir ke permukaan bumi sehingga hak tersebut bersifat fitri (kodrati),

bukan merupakan pemberian manusia atau negara. HAM harus diakui dan

dihormati oleh semua manusia, karena merupakan pemberian Tuhan Yang

Maha Esa sejak lahir dan semua manusia telah dibekali HAM oleh Tuhan

Yang Maha Esa.

HAM bersifat universal meliputi hak hidup, memperoleh kemerdekaan

dan untuk mendapat kebahagiaan. Bersefat universal berarti berlaku

dibelahan bumi mana pun tanpa melihat ras, suku, agama, warna kulit

ataupun perbedaan-perbedaan lainnya. Nilai utama yang terkandung dalam

HAM adalah kebebesan/kemerdekaan, kemanusian/perdamaian dan

keadilan/kesederajatan/persamaan. Ciri khas dari HAM adalah sebagai

berikut :

a. Kodrat, artinya HAM itu adalah permberian Tuhan keapada semua

manusia agar hidupnya tetap terhormat.

b. Hakiki, artinya HAM itu melekat pada diri setiap manusia, tanpa

membedakan latar belakang kehidupan dan status sosialnya.

c. Universal, artinya HAM berlaku umum, tidak mebeda-bedakan

manusia yang satu dengan yang lainnya.

d. Tidak dapat dicabut, artinya dalam keadaan bagaimanapun, hak

tersebut tetap milik setiap orang.

e. Tidak dapat dibagi, artinya HAM itu tidak dapat diwakili atau

dialihkan kepada orang lain.

2.2 HAM dalam Undang-Undang Dasar 1945

Jaminan pelaksanaan HAM dalam negara kesatuan Republik Indonesia

telah tercantum secara jelas dalam konstitusi negara, yaitu Undang-Undang

Dasar 1945 dan setelah dilakukan amndemen. Perlindungan HAM

mendapatkan perhatian yang angat besar dari para pengambil keputusan di

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Hal ini terbukti dari

dicantumkannya secara eksplisit masalah HAM, yaitu pada bab XA dengan

judul HAM yang terdiri atas 10 pasal (pasal 28A s.d 28J) dan 24 ayat. Diluar

yang berjudul tersendiri dalam bab XA, rumusan lainnya terdapat dalam pasal

27 (3 ayat), bab XI pasal 29 (2 ayat), bab XII pasal 30, bab XIII pasal 31 dan

32, bab XIV pasal 33 dan 34.

BAB XA**)

HAK ASASI MANUSIA

Pasal 28A

Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan

kehidupannya.** )

Pasal 28 B

(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan

melalui perkawinan yang sah.** )

(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang

serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.** )

Pasal 28C

(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan

dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu

pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas

hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.** )

(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan

haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan

negaranya.**)

Pasal 28D

(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan

kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.**)

(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan

yang adil dan layak dalam hubungan kerja.**)

(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam

pemerintahan.**)

(1) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.** )

Pasal 28E

(1) Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,

memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih

kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan

meninggalkannya, serta berhak kembali.** )

(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan

pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.**)

(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan

mengeluarkan pendapat.**)

Pasal 28F

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi danmemperoleh informasi untuk

mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk

mencari,memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan

informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.** )

Pasal 28G

(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,

martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa

aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak

berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.**)

(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang

merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik

dari negara lain.** )

Pasal 28H

(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,

dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak

memperoleh pelayanan kesehatan.**)

(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk

memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan

dan keadilan.** )

(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan

pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.**)

(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hakmilik tersebut

tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.** )

Pasal 28I

(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk kemerdekaan pikiran

dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untukdiakui

sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar

hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat

dikurangi dalam keadaan apapun.** )

(2) Setiap orang bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar

apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang

bersifat diskriminatif itu.**)

(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan

perkembangan zaman dan peradaban.**)

(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia

adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.** )

(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan

prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia

dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan

perundang-undangan.**)

Pasal 28J

(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam

tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.** )

(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk

kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud

semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan

kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan

pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum

dalam suatu masyarakat demokratis.** )

BAB XI

A G A M A

Pasal 29

(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan

kepercayaannya itu.

BAB XII

PERTAHANAN NEGARA DAN KEAMANAN NEGARA**)

Pasal 30

(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha

pertahanan dan keamanan negara.** )

(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem

pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia

dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan

rakyat, sebagai kekuatan pendukung.** )

(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan laut

dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan,

melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.** )

(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga

keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,

melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.**)

(5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara

Republik Indonesia, hubungan dan kewenangan Tentara Nasional Indonesia

dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya,

syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan

keamanan diatur dengan undang-undang.** )

BAB XIII

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Pasal 31

(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan****)

(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah

wajib membiayainya.****)

(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan

nasional, yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.****)

(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua

puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran

pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan

pendidikan nasional.****)

(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan

peradaban serta kesejahteraan umat manusia.****)

Pasal 32

(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban

dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan

mengembangkan nilai-nilai budayanya.**** )

(2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan

budaya nasional.**** )

BAB XIV

PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN

SOSIAL****)

Pasal 33

(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan.

(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai

hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai

oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi

ekonomi dengan prinsip

kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,

kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan

ekonomi nasional.****)

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam

undang-undang.****)

Pasal 34

(1) Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.**** )

(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagiseluruh rakyat dan

memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan

martabat kemanusiaan.**** )

(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan

dan fasilitas pelayanan umum yang layak.****)

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam

undang-undang.****)

2.3 Kasus-kasus yang Berkaitan dengan HAM

Lukman Soetrisno (Paul S.Baut, 1989:227) mengajukan ciri-ciri bahwa

suatu pembangunan telah melaksanakan HAM apabila telah menunjukkan

adanya ciri-ciri sebagai berikut :

1. Dalam bidang politik berupa kemauan pemerintah dan masyarakat untuk

mengakui pluralisme pendapat dan kepentingan dalam masyarakat.

2. Dalam bidadng sosial, ditandai dengan adanya perlakuan yang sama oleh

hukum antar orang kecil dan priyayi dengan adanya rasa toleransi dalam

masyarakat terhadap perbedaan atau latar belakang agama dan ras.

3. Dalam bidang ekonomi, ditandai dengan tidak adanya monopoli dalam

sistem ekonomi yang berlaku.

Lembaga HAM bentukan masyarakat terutama dalam bentuk LSM

(Lembaga Swadaya Masyarakat) atau NGO (Non Governmental

Organization) yang programnya berfokus pada demokratisasi dan

pengembangan HAM. Yang termasuk LSM ini antara lain, YLBHI

(Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia), Kontras (Komisi untuk

orang hilang dan korban tindk kekerasan) dan Elsam (Lembaga Studi dan

Advokasi Masyarakat).

Upaya untuk menegakan HAM telah dibuktikan dalam wujud

diadakannya peradilan adhoc bagi para pelanggar HAM, baik dalam

kalangan militer atau sipil.

Pengadilan HAM sebagai realisasi perintah UU No.39 tahun 1999

tentang HAM dan UU RI No.26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.

Secara Institusional, pengadilan mulai aktif beroperasi sekitar akhir 2001.

Pengadilan HAM dirancang sebagai institusi pertanggungjawaban secara

hukum bagi para pelaku pelnggaran HAM.

Disamping pengadilan HAM, saat ini dikenal pula adanya Pengadilan

HAM Ad Hoc. Menurut pasal 43 ayat 1 UU No. 26 tahun 2000,

Pengadilan HAM Ad Hoc adalah pengadilan yang memriksa, mengadili

dan memutuskan pelanggaran HAM yang berat yang terjadi sebelum

berlakunya UU No.26 tahun 2000. Dengan demikian, undang-undang

pengadilan HAM berlaku surut atau retroaktif. Pelanggaran HAM yang

berat mempunyai sifat khusus dan digolongkan sebagai kejahatan yang

luar biasa (exstra ordinary crime). Oleh karena itu, pasal 28 ayat 2 UUD

1945 dan hukum internasional menetukan bahwa asas retroaktif berlaku

dalam menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran yang berat. Asas retroaktif

merupakan dasar yang membolehkan suatu peraturan perundang-undangan

dapat berlaku surut ke belakang. Hal ini berbeda dengan kejahatan biasa

(ordinary crime) yang perbuatannya baru dapat dihukum setelah ada

hukumnya/undang-undangnya terlebih dahulu. Asas yang berlaku dalam

kejahatan biasa adalah asas legalitas (Luhut M.P. Pangaribuan, S.H.,LL.M.

dan Waskito Adiribowo, S.H.).

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Deklarasi Universal HAM (Universal Declaration of Human Right) yang

dicetuskan pada tanggal 10 Desember 1948 telah merumuskan pengertian

HAM, yaitu merupakan pengakuan akan martabat dan harkat manusia

yang menyatu dalam diri setiap manusia yang meliputi kebebasan,

keadilan dan perdamaian dunia. Sedangkan di Indonesia telah dibentuk

UU yang mendukung perlindungan HAM bagi seluruh warga negara

Indonesia yaitu UU No.39 tahun 1999 tentang HAM.

2. HAM juga sudah diatur dalam UUD 1945 pada bab XA dengan judul

HAM yang terdiri atas 10 pasal (pasal 28A s.d 28J) dan 24 ayat. Diluar

yang berjudul tersendiri dalam bab XA, rumusan lainnya terdapat dalam

pasal 27 (3 ayat), bab XI pasal 29 (2 ayat), bab XII pasal 30, bab XIII

pasal 31 dan 32, bab XIV pasal 33 dan 34.

3. Semua ketentuan perundang-undangan yang berkaitan dengan HAM

dibentuk untuk memberikan jaminan dalam upaya penegakan HAM di

Indonesia, agar upaya penegakan HAM di Indonesia dapat berjalan secara

efisien dan efektif, karena setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan

martabat manusia yang sama dan sederajat.

3.2 Saran

Sebaiknya dalam penyusunan makalah ini membutuhkan referensi buku

dan sumber yang sangat mendukung, agar tercapai makalah yang sesuai

keinginan.

DAFTAR PUSTAKA

Winataputra, Udin S. 2008. Pembelajaran PKN di SD. Jakarta : Universitas

Terbuka.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

LAMPIRAN

Tes Formatif

Pilihlah salah satu jawaban berikut yang menurut anda paling benar!

1. Konsep tentang HAM sesungguhnya bersifat...

a. Lokal

b. Temporer

c. Universal

d. Individualitas

2. Piagam HAM yang lahir pada pada tanggal 10 Desember 1948 adalah...

a. Biil of Right

b. Universal Declaration of Human Right

c. Declaration of Universal Human Right

d. Declaration of Independent

3. Undang-Undang Republik Indonesia tentang HAM adalah ....

a. UU Nomor 39 Tahun 1999

b. UU Nomor 49 Tahun 1999

c. UU Nomor 59 Tahun 1999

d. UU Nomor 69 Tahun 1999

4. Deklarasi Universal HAM (Universal of Human Right) dicetuskan pada

tanggal ....

a. 4 Desember 1948

b. 6 Desember 1948

c. 8 Desember 1948

d. 10 Desember 1948

5. Dalam UUD 1945 masalah HAM tercantum pada bab XA yang terdiri atas

10 psal yaitu pasal....

a. 28A s.d 28H

b. 28A s.d 28J

c. 28A s.d 28K

d. 28A s.d 28L

6. Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. Pernyataan ini merupakan

rumusan jaminan HAM yang terdapat dalam pasal ....

a. 28 ayat 1

b. 28 ayat 2

c. 28 ayat 3

d. 28 ayat 4

7. Dibentuknya Komisi Nasional HAM bertujuan ....

a. Meningkatkan kinerja pemerintah

b. Meningkatkan kinerja LSM

c. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melaporkan

pelanggaran HAM yang dialaminya

d. Meningkatkan penegakan HAM di Indonesia

8. Asas yang berlaku dalam kejahatan biasa adalah...

a. Asas retroaktif

b. Asas ordinary crime

c. Asas legalitas

d. Asas exstra ordinary crime

9. Bagi para korban pelanggaran HAM berat akan memperoleh restitusi

dari ....

a. Pengadilan HAM

b. Komnas HAM

c. Negara

d. Pelaku atau pihak yang merugikan

10. Yang termasuk LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dibawah ini,

kecuali...

a. Pengadilan HAM Ad Hoc

b. YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia)

c. Kontras (Komisi untuk orang hilang dan korban tindak kekerasan)

d. Elsam (Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat)

Latihan

Jawablah Pertanyaan berikut dengan benar!!!

1. Apa pengertian HAM menurut Deklarasi Universal HAM (Universal of

Human Right)?

2. Apa isi pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39

Tahun 1999 tentang HAM?

3. Konsep HAM mengandung lima ciri. Sebutkan lima ciri tersebut!

4. Apa latar belakang lahirnya perundang-undangan HAM Nasional di

Indonesia?

5. Bagaimana upaya penegakan HAM di Indonesia agar penegakan HAM

dapat berjalan secara efektif dan efisien?

Jawaban

Tes Formatif

1. C

2. B

3. A

4. D

5. B

6. D

7. B

8. C

9. B

10. A

Latihan1. Pengertian HAM menurut Deklarasi Universal HAM (Universal of Human

Right) adalah pengakuan akan martabat dan harkat manusia yang menyatu

dalam diri setiap manusia yang meliputi kebebasan, keadilan dan perdamaian

dunia.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM,

pasal 1 ayat (1) menyatakan HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada

hakikat dan keberadaaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa

dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan

dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi

kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia.

3. Konsep HAM mengandung lima ciri, yaitu kodrat; Hakiki Universal; tidak

membeda-bedakan manusia yang satu dengan yang lainnya dan tidak dapat

dicabut.

4. Lahirnya perundang-undangan HAM Nasional di Indonesia dilatarbelakangi

oleh

a. Komitmen untuk melaksanakan UDHR

b. Desakan masyarakat untuk mengembangkan kehidupan yang lebih

demokratis

c. Melaksanakan amanat Tab MPR Nomor. XVII/MPR/1998 tentang HAM

5. Agar upaya penegakan HAM di Indonesia dapat berjalan secara efisien dan

efektif maka diperlukan adanya semangat para penyelenggara negara, para

pemimpin pemerintahan dan seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama,

dan saling bahu membahu dalam penegakan HAM.