harapan atau pesimis?

3
MAHAKA GROUP Minggu, 20 Desember 2015 9 Rabiul Awwal 1437 Republika.co.id RepublikaOnline @republikaonline HOME Halaman 1 Nusantara Hukum Kesra Didaktika Pro Kontra Publik Sepakbola MORE.. Home >> Koran >> Opini Harapan atau Pesimis? Sabtu, 19 Desember 2015, 13:00 WIB REPUBLI KA.CO.I D, Harapan atau Pesimis? Edi Setiadi Guru Besar Hukum Pidana dan Sistem Peradilan Pidana Fakultas Hukum Unisba Tuntas sudah perdebatan antara Komisi III DPR dan Pansel Pimpinan KPK yang sebenarnya tidak perlu terjadi di DPR dalam memilih komisioner KPK. Akhirnya terpilih juga komisioner KPK yang akan diserahkan kepada Presiden untuk ditetapkan sebagai pimpinan KPK. Babak baru dalam perjalanan KPK memberantas korupsi akan dimulai lagi, setelah sebelumnya babak belur menghadapi resistensi kepolisian akibat ditetapkannya Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka korupsi (yang selanjutnya dibatalkan oleh hakim Sarpin). Kemudian menghadapi gelombang praperadilan oleh para tersangka kasus korupsi. Dalam periode sebelumnya, kiprah KPK memberantas korupsi diapre siasi masyarakat. Berbagai survei masih menempatkan KPK sebagai lem baga kredibel memberantas korup si dibanding lembaga penegakan hukum lainnya. Namun, gesekan dengan institusi penegak hukum lainnya, kiprah KPK mulai dianggap lemah oleh masyarakat. KPK lebih banyak bermain opini untuk menarik simpati masyarakat, tetapi energi memberantas ko - rupsi mulai mengendur. Kekhawatiran terhadap me ngendurnya se mangat KPK memberantas ko rupsi, diperparah keinginan DPR untuk merevisi UU KPK. Masyarakat menuduh DPR alih-alih memperkuat posisi KPK, malahan mengamputasi kewenangan yang merupakan inti ke kuat an KPK memberantas korupsi. KPK sebagai lembaga yang diberi tugas memberantas kejahatan dengan taraf extra - ordinary crimetentu memerlukan tenaga yang extraordinary juga. Jadi, pemangkasan kewenangan yang selama ini menjadi inti kekuatan KPK hanya akan melemahkan KPK. Dengan terpilihnya komisioner baru diharapkan mereka bisa mengembalikan kekuatan dan marwah KPK. Pertama-tama yang harus dilakukan adalah melengkapi diri dengan kemampuan teknis yudisial dan tek - nis audit investigasi sehingga penetapan seseorang sebagai tersangka tidak menibulkan sakwasangka berkepanjangan, tetapi harus disertai jiwa dan semangat semata- mata untuk kebenaran dan keadilan. KPK harus dapat membuktikan penetap - an seorang tersangka tidak dilandasi kesewenang- wenangan, political thinking, apalagi balas dendam. KPK harus menghapus stigma bahwa penetapan tersangka dilandasi karena KPK adalah lembaga super body sehingga bisa mela kukan tindakan apa pun. Kedua, KPK harus dapat menjaga harmo - ni dengan lembaga penegakan hukum lainnya. Kasus cicak buaya harus menjadi pela - jar an dan peringatan yang mesti diperhatikan supaya tidak terjadi lagi di masa depan. Kalaupun terdapat perbedaan kultur antara KPK dan lembaga penegakan lainnya, itu bisa dicari solusi komprehensif sehingga tidak mengganggu pemberantasan korupsi. Dengan kewenangan yang luas dan kuat serta cakupan wilayah hukumnya, sudah harus dipikirkan AT-M Ad AT-M Ad REPUBLIKA ONLINE | EPAPER REPUBLI KA an

Upload: ibeng

Post on 28-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KPK sebagai lembaga yang diberi tugas memberantas kejahatan dengan taraf extra - ordinary crimetentu memerlukan tenaga yang extraordinary juga. Jadi, pemangkasan kewenangan yang selama ini menjadi inti kekuatan KPK hanya akan melemahkan KPK.

TRANSCRIPT

Page 1: Harapan atau Pesimis?

MAHAKA GROUPMinggu, 20 Desember 20159 Rabiul Awwal 1437

Republika.co.id

RepublikaOnline

@ republikaonline

HOME Halaman 1 Nusantara Hukum Kesra Didaktika Pro Kontra Publik Sepakbola MORE..

Home >> Koran >> Opin i

Harapan atau Pesimis?

Sabtu, 19 Desember 2015, 13:00 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,Harapan atau Pesimis?Edi Setiadi

Guru Besar Hukum Pidana dan Sistem Peradilan Pidana Fakultas Hukum Unisba

Tuntas sudah perdebatan antara Komisi III DPR dan Pansel Pimpinan KPK yang sebenarnya tidak

perlu terjadi di DPR dalam memilih komisioner KPK.

Akhirnya terpilih juga komisioner KPK yang akan diserahkan kepada Presiden untuk ditetapkan

sebagai pimpinan KPK.

Babak baru dalam perjalanan KPK memberantas korupsi akan dimulai lagi, setelah sebelumnya

babak belur menghadapi resistensi kepolisian akibat ditetapkannya Komjen Budi Gunawan sebagai

tersangka korupsi (yang selanjutnya dibatalkan oleh hakim Sarpin). Kemudian menghadapi

gelombang praperadilan oleh para tersangka kasus korupsi.

Dalam periode sebelumnya, kiprah KPK memberantas korupsi diapre siasi masyarakat.

Berbagai survei masih menempatkan KPK sebagai lem baga kredibel memberantas korup si

dibanding lembaga penegakan hukum lainnya. Namun, gesekan dengan institusi penegak hukum

lainnya, kiprah KPK mulai dianggap lemah oleh masyarakat. KPK lebih banyak bermain opini untuk

menarik simpati masyarakat, tetapi energi memberantas ko - rupsi mulai mengendur.

Kekhawatiran terhadap me ngendurnya se mangat KPK memberantas ko rupsi, diperparah

keinginan DPR untuk merevisi UU KPK. Masyarakat menuduh DPR alih-alih memperkuat posisi KPK,

malahan mengamputasi kewenangan yang merupakan inti ke kuat an KPK memberantas korupsi.

KPK sebagai lembaga yang diberi tugas memberantas kejahatan dengan taraf extra - ordinary

crimetentu memerlukan tenaga yang extraordinary juga. Jadi, pemangkasan kewenangan yang

selama ini menjadi inti kekuatan KPK hanya akan melemahkan KPK.

Dengan terpilihnya komisioner baru diharapkan mereka bisa mengembalikan kekuatan dan marwah

KPK. Pertama-tama yang harus dilakukan adalah melengkapi diri dengan kemampuan teknis

yudisial dan tek - nis audit investigasi sehingga penetapan seseorang sebagai tersangka tidak

menibulkan sakwasangka berkepanjangan, tetapi harus disertai jiwa dan semangat semata- mata

untuk kebenaran dan keadilan.

KPK harus dapat membuktikan penetap - an seorang tersangka tidak dilandasi kesewenang-

wenangan, political thinking, apalagi balas dendam. KPK harus menghapus stigma bahwa

penetapan tersangka dilandasi karena KPK adalah lembaga super body sehingga bisa mela kukan

tindakan apa pun.

Kedua, KPK harus dapat menjaga harmo - ni dengan lembaga penegakan hukum lainnya. Kasus

cicak buaya harus menjadi pela - jar an dan peringatan yang mesti diperhatikan supaya tidak terjadi

lagi di masa depan.

Kalaupun terdapat perbedaan kultur antara KPK dan lembaga penegakan lainnya, itu bisa dicari

solusi komprehensif sehingga tidak mengganggu pemberantasan korupsi.

Dengan kewenangan yang luas dan kuat serta cakupan wilayah hukumnya, sudah harus dipikirkan

AT-M Ad

AT-M Ad

REPUBLI KA ONLI NE | EPAPER

REPUBLI KA

an

Page 2: Harapan atau Pesimis?

dibentuknya KPK di dae rah dengan memperhitungkan letak geo grafis maupun banyaknya kasus.

Sebab, mengandal kan KPK pusat dalam membe ran tas korupsi tidak akan diperoleh hasil

maksimal.

KPK daerah dapat diberi kewenangan, misalnya, menyidik kasus korupsi di bawah Rp 3 miliar dan

tak menjadi pusat permainan politik. Sewaktu-waktu dimungkinkan KPK pusat mengambil alih

perkara itu bila KPK daerah dipandang kewa lahan menangani.

Titik krusial selama ini adalah penarikan penyidik oleh lembaga penegakan hukum lain seperti polisi

dan jaksa. Karena itu, KPK harus memperkuat diri dengan mengangkat penyidik sendiri yang

independen.

Namun, solusi seperti ini akan panjang dan memakan waktu, yaitu pertama, harus ada UU yang

mengatur status, kedudukan, dan fungsi penyidik KPK, paling tidak sama dengan penyidik polisi dan

jaksa. Sebab, kalau tidak sama, maka tetap akan ada sifat superioritas dari penyidik lembaga lain.

Kemudian, UU juga harus menjamin rekrut - men penyidik KPK seperti polisi dan kejaksaan

sehingga penyi dik KPK tidak merasa di bawah atau di atas lembaga penyidik lain.

Persoalan internal inilah yang harus diselesaikan oleh pimpinan KPK yang baru. Sedangkan,

persoalan mendatang yang harus di pikirkan adalah usaha merevisi UU KPK yang datang dari

pemerntah atau DPR. KPK harus menginventarisasi mana aturan yang me nguat kan dan yang akan

melemahkan KPK. Misalnya, ketentuan penyadapan.

KPK harus menyadari bahwa di mana pun di dunia ini `penyadapan\" haruslah mendapat izin hakim.

Persoalannya, apakah ha - kim di Indonesia ini setiap saat bisa dihu - bungi sehingga peyelesaian

perkara tidak akan mengalami keterlambatan. Sekiranya managemen sistem per adilan pidana

belum efektif, maka izin hakim harus dipermudah dengan cukup kewajiban KPK melaporkan

penyadap an itu ke ketua pengadilan setempat tanpa menung gu keluarnya izin penyadapan.

Kemudian masalah wewenang KPK mengeluarkan SP3. Dari semangat pembe rantasan korupsi,

kelembagaan lembaga SP3 disinyalir akan melemahkan dan merepotkan KPK dalam penegakan

hukum. Mungkin saja penyidik KPK masuk angin dengan meneri - ma nego siasi dari pelaku korupsi.

Ketidakadaan lembaga SP3 seperti sekarang justru menguatkan KPK karena aparat penyidiknya

akan sungguh-sungguh mencari dua alat bukti yang sah serta saksi lain yang mendukung penyi dik

an kasus korupsi.

Dalam hal KPK diarahkan kepada lemba - ga pencegahan, pemikiran ini tak me mahami latar

belakng historis di bentuknya KPK. Mementingkan pencegahan dalam suasana seperti di Indonesia

tidaklah menguntungkan bagi pemberantasan korupsi.

Dalam beberapa dekade, program penindakan lebih memenuhi sasaran dan ha rapan masyarakat

daripada program pen ce gahan.

Karena itu, komposisi komisioner KPK haruslah diperkuat dengan seorang pe mimpin yang mampu

dan mengerti penyi dik an, pe - nuntutan, dan pemberantasan ko rupsi.

Komposisi komisioner KPK saat ini me - mang menyiratkan arah perjuangan KPK ke arah

pencegahan. Hanya dua komi sio ner yang punya pengalaman penin dakan, sisanya adalah ahli

managemen dan pencegahan.

Disayangkan dalam suasana semangat memberantas kejahatan dan me redupnya pamor KPK,

DPR meloloskan komisioner yang kurang tepat untuk mengawal lembaga yang bertugas

memberantas korupsi. Masyarakat ibarat hanya menanti godot atau super hero untuk memenuhi

keinginan masyarakat.

Namun, sebagaimana adagium hukum bahwa walaupun langit akan runtuh, hukum tetap harus

ditegakkan. Kehadiran komisioner baru KPK harus mendapat dukungan luas dari pegiat antikorupsi

dan masyarakat.

Pemerintah atau DPR janganlah memancing-mancing masyarakat atau menggoda masyarakat

untuk tidak patuh dan taat ke - pada negara. Bantulah masyarakat yang sedang semangat

memberanas korupsi karena harapan itu hanya dapat dilakukan oleh KPK.

Lembaga penegakan hukum lainnya hendaknya mempersiapkan diri untuk membenahi tugas dan

fungsinya serta semangat memberantas korupsi.

Page 3: Harapan atau Pesimis?

Halaman 1 Pesta Demokrasi Didaktika

Sepakbola Internasional Khazanah

KORAN REPUBLI KATerbit sejak 4 Januari 1993, Republ ika had ir sebagai pelopor

pembaruan media masa I ndonesia. Harian in i memberi

warna baru pada desain, gaya pengut araan, dan sudut

pandang surat kabar negeri in i. Sebagai koran, kemudian

port al berit a pertama di Tanah Air, media in i melahirkan

keseimbangan baru dalam tata in f ormasi. Repub l ika t erb it

demi kemaslahat an bangsa, penebar manf aat untuk

semesta

OFFICE

Jl. Warung Buncit No 37 JakartaSelatanIndonesia 12510

IKLAN

Phone : +6221 79184744+622179184744 Fax : +6221 7981169Email : iklan@ republika.co.id

SIRKULASI & BERLANGGANAN

Phone : +6221 7803747 ext 215, 143Fax : +6221 79198442SMS : 08111683232

REDAKSI

Phone : +6221 7803747Fax : +6221 7800649, +6221 7983623Email : sekretariat@ republika.co.id

HARIAN REPUBLIKA

Jl. Warung Buncit No 37 Jakarta SelatanIndonesia 12510

REPUBLIKA JAWA BARAT

Alamat : Jl. Mangga No.37. Bandung - JawaBarat 40114Phone : +6222 87243363 - 65Fax : +6222 7271384Email : redaksibirojabar@ gmail.com

REPUBLIKA DI YOGYAKARTA, JAWA

TENGAH, DAN JAWA TIMUR

Alamat : Jl. Perahu No.4 Kota Baru, DIYogyakartaPhone : +62274 544972+62274 544972,+62274 566028+62274 566028Fax : +62274 541 582Email : yogyarepublika@ gmail.com

Konser Indonesia Menyanyi BimboDari ‘Papa Minta Saham’ HinggaRoyalti Lagu tak Terbayar

Pansus Pilpres Berlebihan Universitas Bosowa Buka FakultasKedokteran

Derby Jatim di Delapan Besar PBB Adopsi Resolusi Jegal AliranDana ISIS

Memahami Yerusalem Melalui Foto