harmoni antara al quran

5
HARMONI ANTARA AL-QUR`AN DAN TEKNOLOGI Oleh: Abdul Karim Sains/ Teknologi dan Al-Qur`an Kata sains berasal dari kata science, scienta, scine yang artinya mengetahui. Dalam kata lain, sains adalah logos, sendi, atau ilmu. Sains dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mencari kebanaran berdasarkan fakta atau fenomena alam. Sains dapat dipahami dalam arti sebagai pengetahuan obyektif, tersusun, dan teratur tentang tatanan alam semesta. Sains pada wilayah yang sempit atau spesifik dapat dipahami sebagai ilmu pengetahuan alam dan pada tataran yang luas dipahami sebagai sagala macam disiplin ilmu pengetahuan. Sejak zaman dahulu sebagian kaum muslimin telah berusaha menciptakan hubungan seerat-eratnya antara al- Qur’an dan ilmu pengetahuan. Mereka berijtihad menggali beberapa jenis ilmu pengetahuan dari ayat-ayat al-Qur’an, dan di kemudian hari usaha ini semakin meluas, dan tidak ragu lagi, hal ini telah mendatangkan hasil yang banyak faedahnya (Muhammad Nor Ichwan, 2001 : 253). Sains dan teknologi adalah instrument yang penting untuk membangun orang- orang yang beradab. Dengan ilmu yang dimiliki, Allah akan mengangkat derajat seorang muslim. Ilmu dan tingkat kecerdasan manusia juga akan sangat menentukan tingkat ekonomi seseorang. Ilmu dan iman adalah ibarat saudara kembar, tidak bisa dipisahkan sehingga dimanapun dilakukan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka iman harus senantiasa mengikuti. Terlebih lagi agama diturunkan tidak hanya untuk urusan akhirat belaka, tetapi juga untuk mengatur urusan manusia di dunia guna meraih akhirat. Kemajuan sains dan teknologi memberikan pengaruh yang besar terhadap perubahan di berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu Islam sangat mendorong geliat tradisi keilmuan di kalangan kaum muslim. Mereka menyerap ilmu pengetahuan dari beragam sumber. Islam telah memberikan semangat yang luar biasa kepada umatnya untuk memperdalam urusan dunianya khususnya berkaitan dengan pengembangan keilmuan, sebagaimana hadits Rasulullah saw. “antum a’lamu bi umuri dunyakum” (kamu lebih mengetahui urusan duniamu). Sejatinya, isyarat-isyarat yang bersentuhan dengan sains dan teknologi dapat kita tangkap dari ayat-ayat al-Qur`an dalam berbagai penafsirannya, tujuan utama setiap usaha menafsirkan Al-Qur’an, sejak dahulu hingga kini,

Upload: amna

Post on 04-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jhjkkjhjkh

TRANSCRIPT

HARMONI ANTARA AL-QUR`AN DAN TEKNOLOGIOleh: Abdul KarimSains/ Teknologi dan Al-Qur`anKata sains berasal dari katascience, scienta, scineyang artinya mengetahui. Dalam kata lain, sains adalahlogos,sendi, atau ilmu. Sains dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mencari kebanaran berdasarkan fakta atau fenomena alam. Sains dapat dipahami dalam arti sebagai pengetahuan obyektif, tersusun, dan teratur tentang tatanan alam semesta. Sains pada wilayah yang sempit atau spesifik dapat dipahami sebagai ilmu pengetahuan alam dan pada tataran yang luas dipahami sebagai sagala macam disiplin ilmu pengetahuan. Sejak zaman dahulu sebagian kaum muslimin telah berusaha menciptakan hubungan seerat-eratnya antara al-Quran dan ilmu pengetahuan. Mereka berijtihad menggali beberapa jenis ilmu pengetahuan dari ayat-ayat al-Quran, dan di kemudian hari usaha ini semakin meluas, dan tidak ragu lagi, hal ini telah mendatangkan hasil yang banyak faedahnya (MuhammadNorIchwan, 2001 : 253).Sains dan teknologi adalah instrument yang penting untuk membangun orang-orang yang beradab. Dengan ilmu yang dimiliki, Allah akan mengangkat derajat seorang muslim. Ilmu dan tingkat kecerdasan manusia juga akan sangat menentukan tingkat ekonomi seseorang. Ilmu dan iman adalah ibarat saudara kembar, tidak bisa dipisahkan sehingga dimanapun dilakukan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka iman harus senantiasa mengikuti. Terlebih lagi agama diturunkan tidak hanya untuk urusan akhirat belaka, tetapi juga untuk mengatur urusan manusia di dunia guna meraih akhirat.Kemajuan sains dan teknologi memberikan pengaruh yang besar terhadap perubahan di berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu Islam sangat mendorong geliat tradisi keilmuan di kalangan kaum muslim. Mereka menyerap ilmu pengetahuan dari beragam sumber. Islam telah memberikan semangat yang luar biasa kepada umatnya untuk memperdalam urusan dunianya khususnya berkaitan dengan pengembangan keilmuan, sebagaimana hadits Rasulullah saw.antum alamu bi umuri dunyakum(kamu lebih mengetahui urusan duniamu).Sejatinya, isyarat-isyarat yang bersentuhan dengan sains dan teknologi dapat kita tangkap dari ayat-ayat al-Qur`an dalam berbagai penafsirannya, tujuan utama setiap usaha menafsirkan Al-Quran, sejak dahulu hingga kini, adalah menjelaskan kehendak Allah swt. dan operasionalisasi kehendak itu tidak hanya di bidang akidah dan hukum-hukum syari yang dikandungnya, tetapi juga masuk didalamnya nilai-nilai etis dan peradaban manusia. sehingga di era puncak keemasan peradaban Islam, ilmu-ilmu bahasa, filsafat dan sains telah mengalami perkembangan yang demikian pesat.Pada fase peradaban inilah, muncul berbagai metode dan aliran tafsir Al-Quran. Selain ditemukan corak-corak tafsir yang berorientasi seperti: fiqhi, kalami, balaghi, dan isyari/shufi, bahkan falsafi, maka ditemukan pula metode tafsir ilmi yang berorientasi pada pemanfaatan hasil temuan di bidang sains untuk membuktikan berbagai kebenaran fakta ilmiah yang pernah disebutkan oleh Al-Quran. Tokoh-tokoh seperti Abu Hamid al-Ghazali (450-505 H), Fakhr al-Din al-Razi (w 606 H), Ibnu Abi al-Fadl al-Mursi (570-655 H) adalah representasi pemikir muslim klasik yang menandakan gelombang pertama berupa isyarat keharusan menafsirkan Al-Quran dengan bantuan penemuan sains di zamannya. Ayat al-Quran di sini lebih diorientasikan kepada teks yang secara khusus membicarakan tentang fenomena kealaman atau yang biasa dikenal sebagaial-ayat al-kauniyat.Jadi yang dimaksud dengan tafsir ilmi adalah suatu ijtihad atau usaha keras seorang mufassir dalam mengungkapkan hubungan ayat-ayat kauniyah dalam al-Quran dengan penemuan-penemuan sains modern, yang bertujuan untuk memperlihatkan kemukjizatan al-Quran (MuhammadNorIchwan, 2004 : 127). Penafsiran sains juga diperkuat dalam literatur Ulum Al-Quran, terutama dua karya yang fenomenal yaitu al-Burhan fi Ulum al-Quran yang disusun oleh Badr al-Din al-Zarkasyi (w 794 H) dan al-Itqan fi Ulum al-Quran yang ditulis oleh Jalal al-Din al-Suyuthi (w 911 H).Harmonitas Al-Qur`an dengan Sains dan TeknologiFazlurrahman dalam bukunyaQuranic Sciencesberpendapat bahwa al-Quran dan ilmu pengetahuan itu sama-sama mengandung kebenaran, dan tidak ada pertentangan di antara keduanya (Fazlur Rahman, 1981 : 1). Allah swt. telah menganugerahkan akal kepada kita, suatu anugerah yang sangat berharga, sehingga kita umat manusia, mampu berpikir kritis dan logis. Demikian pula halnya dengan agama Islam, Islam menempatkan akal sebagai perangkat untuk memperkuat basis pengetahuan tentang keislaman seorang sehingga ia mampu membedakan mana yang hak dan yang batil.Di luar diri manusia juga terbentang alam dunia yang luas, yang mana manusia diberi hak untuk memakai dan memanfaatkanya, seperti firman allah swt dalam (QS. Al-Baqarah: 29).dia-lah Tuhan yang telah menjadikan semua yang ada di bumi itu untukmu.Artinya, kemampuan yang terdapat dalam diri manusia harus diusahakan untuk dikembangkan seoptimal mungkin, sehingga bisa mengelola alam secara baik, dengan satu catatan bahwa eksplorasi terhadap alam sekitar itu tidak membahayakan manusia dan kelangsungan hidup seluruh ekosistem. Dengan demikian akan terkembanganlah sains dan teknologi dan pencapaian eksplorasi alam yang bersahabat, sebagai hasil kerja akal yang berpikir sistematis dan terarah. Apabila kita memperhatikan dengan cermat banyak sekali ayat-ayat al-Qur`an yang memberikan isyarat tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Hubungan al-Qur`an dengan sains sangatlah erat, hal ini disebabkan karena al-Qur`an selalu merangsang akal fikiran manusia untuk difungsikan dalam menelaah setiap peristiwa yang terjadi di alam semesta ini. Ternyata kalau kita pahami betul, tidak ada satupun ayat al-Qur`an yang menghambat kemajuan ilmu dan teknologi, bahkan sebaliknya al-Qur`an mendorong manusia agar menggunakan akalnya untuk memahami ayat-ayat Allah yang tersurat (tekstual) maupun yang tersirat (kontekstual) yaitu ayat-ayat kauniyah/ sains (Wisnu Arya Wardhana, 2004 : 59-60)Adapun kenikmatan dan manfaat yang dapat diambil oleh manusia dari alam ini dalam rangka kedudukanya sebagai khalifah di bumi, sebenarnya merupakan ujian terhadap keislaman sepanjang hidupnya di alam dunia ini, sesuai firman allah swt dalam (QS. Al-Kahfi: 7).sungguh kami telah menjadikan apa-apa yang diatas bumi itu sebagai perhiasan baginya, agar kami menguji mereka-manusia, siapakah yang paling baik amalnya.Artinya, sains dan teknologi bukan tujuan yang hakiki dari hidup manusia dibumi ini, tetapi hanyalah alat yang sangat berguna untuk melancarkandan meningkatkan ibadah manusia kepada Allah swt.Adapun tujuan yang hakikidari hidup manusia adalah mencapai derajat takwa disisi allah, sehingga pada akhirnya memperoleh kebahagiaan yang kekal abadi di sisiNya pada yaumul akhir. Dalam agama dijelaskan asal, hakikatdan tujuan manusia, sehingga berimplikasi jika manusia yang ada, hidup tanpa memeluk agama, manusia akan kehilangan arah dalam hidupnya karena ia tidak mengetahui dengan yakin apakah arti dan tujuan kehadirannya dimuka bumi ini. Dalam keadaan demikian, dalam kondisi tidak ada kejelasan arti dan tujuan hidup manusia tentunya akan dengan mudah disesatkan oleh hawa nafsu dan iblis ke arah kehancuran.Maka, Jika perkembangan sains dan teknologi tidak diiringi dengan kesadaran hidup beragama secara sungguh-sungguh, tentulah martabat manusia akan merosot secara drastis ketingkatan yang lebih jahat dari binatang buas. Artinya, bahwa sains dan teknologi, yang pada awalnya ditujukan untuk mempermudah dan memperingan kegiatan dan keinginan manusia dalam memperoleh sesuatu hal dalam kehidupan sehari-harinya agar hidupnya lebih tentram dan bahagia, justru akan menjadi alat penghancur bagi diri manusia sendiri, karena teknologi dan sains itu dijadikan sebagai alat penekan untuk menindas mereka yang masih atau belum menguasainya, bahkan menjadikan sains dan teknologi sebagai pemuas nafsu dan kehendaknya saja.SIMPULANPenafsiran al-Quran yang dilakukan dengan banyak melibatkan disiplin ilmu pengetahuan akan menghasilkan teori-teori baru dari realitas al-Quran. Dengan teori ini, objek pengamatan yang yang terdapat dalam masyarakat dapat diamati secara jelasdan ayat-ayat al-Quran dapat dipahami secara lebih kontekstual dan menghasilkan penjelasan-penjelasan yang lebih bisa diterima, baik yang berhubungan dengan peristiwa sejarah masa lampau maupun keadaan sekarang.Bertitik tolak dari realitas al-Quran sebagai realitas yang dapat didekati melalui pengalaman empiris sejalan dengan sinyalemen al-Quran tentang ayat-ayat kauniah dan eksistensi manusia dalam masyarakat, maka sesungguhnya tepat apabila ayat-ayat al-Quran ditafsirkan secara ilmiah dan memadukannya secara relevansif dengan perkembangan ilmu pengetahuan melalui pendekatan analitis interdisipliner dan kontekstual.Penafsiran terhadap ayat al-Quran tidak akan pernah berakhir. Dari masa ke masa akan muncul tafsiran baru sesuai dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan. Hal ini relevan dengan karakteristik al-Quran itu sendiri yang mengandungberita masa silam dan keadaan masa depan. Dengan melakukan penelitian dan pengamatan terhadap isyarat-isyaratal-Quran akan membuka tabirrahasia-rahasia yang belum tersentuh oleh generasi sebelumnya. Hakikat ayat sebagai simbol wahyu yang tampak dan tersurat tidak dapat dipisahkandari sesuatu yang tersirat.Upaya penafsiran secara ilmiah akan berdampak pada penampakan fungsi al-Quransebagai petunjuk dan pemisah antara yang hak dan yang batil dan akan menunjukkan sifat fleksibilitasnya al-Quran yang dipandang pantas, cocok dan sesuai untuk dipedomani umat manusia dalam segala waktu dan tempat. Al-Quran bukanlah kitab sains tetapi ia memberikan pengetahuan tentang prinsip-prinsip sains, yang selalu dikaitkan dengan pengetahuan metafisik dan spiritual. Sedangkan sains adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mencari kebanaran berdasarkan fakta atau fenomena alam.DAFTAR PUSTAKAAl-Ghozali, 1329 H,Jawahir Al-Quran, Cet. 1., Mesir: Percetakan KordistanFazlur Rahman, 1981,Quranic Sciences, London: The Muslim Schools TrustHasan Jamil. TB, 1984,Teori Ilmu Modern Sumbangan Dari Islam, Jakarta : Proyek Pembinaan Kemahasiswaan DepagIr.R. H. A. Sahirul Alim, MSc, 1996,Menguak Keterpaduan Sains, Teknologi dan Islam,Yogyakarta : dinamikaKuntowijoyo, 2006,Islam Sebagai Ilmu Epistomologi, Metodologi dan Etika,Yogyakarta: Tiara WacanaM. Husain al-Zahabiy, 1961,Al-Tafsir wa al-Mufassirun, J. II Mesir: Dar al-Kutub al-HaditsahM. Quraish Shihab,1998,Wawasan Al-Quran: Tafsir Maudhui Atas Pelbagai Persoalan Umat,Cet.VIII. Bandung: MizanMuhammadNorIchwan, 2001,Memasuki Dunia Al-Quran,Semarang: Lubuk RayaMuhammadNorIchwan, 2004,Tafsir Ilmiy Memahami Al-Quran Melalui Pendekatan Sains Modern,Yogyakarta: Menara KudusMursi Ibrahim al-Bayuni, 1970, Dirasat fi Tafsir al-Mudhuiy,Kairo: Dar al-Taufiqiyyah Li al-ThabaahQuraisy Shihab, dkk, 1999, Sejarah dan Ulum Al-Quran,Jakarta: Pustaka FirdausSayid Musa Husaini.Metode Penafsiran Saintis di Dalam Buku-buku Tafsir Modern.(online),http://quran.al-shia.com/id/metode/01.htm.di akses: 29 Mei 2013Sayyid Agil Husin al-Munawwar, 2002, Al-Quran Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki,Jakarta: Ciputat PressWisnu Arya Wardhana, 2004,Al-Qur`an dan Energi Nuklir, Yogyakarta: Pustaka Pelajar