hasil dan pembahasan - repository.ipb.ac.id · hama tanaman juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan...

16
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Pertanaman Kondisi bibit tanaman semangka I saat persemaian dalam tray cukup lemah. Bibit yang tumbuh sebagian besar daunnya menguning kemudian layu dan mati. Dari gejalanya, diperkirakan bibit tanaman terserang penyakit layu fusarium atau tidak dapat beradaptasi dengan media tanam yang diberikan. Jumlah bibit yang hidup dan ditanam di lapang hanya sebesar 18.6% pada galur 1 dan 7% pada galur 2. Akan tetapi menurut Priadi et al 2005, pemberian kolkisin juga memberi efek terhadap jumlah benih yang tumbuh, lama perkecambahan benih dan pertumbuhan kecambah. Saat di lapang, tanaman semangka penelitian I terlihat sulit untuk beradaptasi. Banyak bibit yang ditanam mati yakni sebanyak 38% pada galur 1 dan 66% pada galur 2. Kondisi ini diduga karena suhu udara yang cukup tinggi yaitu berkisar 22.9 - 31.8 0 C dan curah hujan yang rendah sebesar 198 mm/bulan pada bulan Mei (BMG, 2007). Cahyono (1996) menyatakan bahwa suhu yang baik untuk perkecambahan tanaman semangka adalah 25 0 C–30 0 C. Hal tersebut mengakibatkan, semua tanaman galur 2 dicabut dan tanaman pada ulangan tiga galur 1 dipindah tanam ke dalam ulangan satu dan dua. Setelah itu, lahan yang tanamannya telah dicabut dan dipindah tanam, digunakan untuk menanam penelitian II. Kondisi awal tanaman penelitian II cukup baik, yaitu sebesar 70% daya berkecambah dari benih yang ditanam langsung di lapang. Hal ini disebabkan kondisi iklim yang cukup mendukung yaitu suhu yang menurun pada bulan Juni, berkisar antara 22.3 – 31.4 0 C dan curah hujan yang menaik cukup tajam dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebesar 274 mm/bulan (BMG, 2007). Akan tetapi curah hujan yang tinggi menyebabkan saluran irigasi meluap dan menggenangi lahan pertanaman, sehingga terjadi banjir. Keamanan lingkungan juga turut mempengaruhi, yakni adanya gangguan hewan anjing pada malam hari yang mengganggu tanaman dan merusak mulsa. Hal ini mengakibatkan pula pada kematian sebagian tanaman.

Upload: phunghanh

Post on 05-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Hama tanaman juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman semangka. Pada tahap vegetatif penelitian I dan II terserang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Pertanaman

Kondisi bibit tanaman semangka I saat persemaian dalam tray cukup

lemah. Bibit yang tumbuh sebagian besar daunnya menguning kemudian layu dan

mati. Dari gejalanya, diperkirakan bibit tanaman terserang penyakit layu fusarium

atau tidak dapat beradaptasi dengan media tanam yang diberikan. Jumlah bibit

yang hidup dan ditanam di lapang hanya sebesar 18.6% pada galur 1 dan 7% pada

galur 2. Akan tetapi menurut Priadi et al 2005, pemberian kolkisin juga memberi

efek terhadap jumlah benih yang tumbuh, lama perkecambahan benih dan

pertumbuhan kecambah.

Saat di lapang, tanaman semangka penelitian I terlihat sulit untuk

beradaptasi. Banyak bibit yang ditanam mati yakni sebanyak 38% pada galur 1

dan 66% pada galur 2. Kondisi ini diduga karena suhu udara yang cukup tinggi

yaitu berkisar 22.9 - 31.8 0C dan curah hujan yang rendah sebesar 198 mm/bulan

pada bulan Mei (BMG, 2007). Cahyono (1996) menyatakan bahwa suhu yang

baik untuk perkecambahan tanaman semangka adalah 250C–300C. Hal tersebut

mengakibatkan, semua tanaman galur 2 dicabut dan tanaman pada ulangan tiga

galur 1 dipindah tanam ke dalam ulangan satu dan dua. Setelah itu, lahan yang

tanamannya telah dicabut dan dipindah tanam, digunakan untuk menanam

penelitian II.

Kondisi awal tanaman penelitian II cukup baik, yaitu sebesar 70% daya

berkecambah dari benih yang ditanam langsung di lapang. Hal ini disebabkan

kondisi iklim yang cukup mendukung yaitu suhu yang menurun pada bulan Juni,

berkisar antara 22.3 – 31.4 0C dan curah hujan yang menaik cukup tajam

dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebesar 274 mm/bulan (BMG, 2007). Akan

tetapi curah hujan yang tinggi menyebabkan saluran irigasi meluap dan

menggenangi lahan pertanaman, sehingga terjadi banjir. Keamanan lingkungan

juga turut mempengaruhi, yakni adanya gangguan hewan anjing pada malam hari

yang mengganggu tanaman dan merusak mulsa. Hal ini mengakibatkan pula pada

kematian sebagian tanaman.

Page 2: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Hama tanaman juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman semangka. Pada tahap vegetatif penelitian I dan II terserang

Hama tanaman juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

tanaman semangka. Pada tahap vegetatif penelitian I dan II terserang hama

oteng-oteng (Aulocophora femoralis Motschulsk) atau disebut juga kumbang daun

yang menimbulkan luka pada daun berbentuk lingkaran. Ulat daun (Plutella sp)

atau disebut juga ulat tritip, sempat menyerang dan membuat sebagian tanaman

daunnya berlubang (Cahyono, 1996). Namun serangan dari kedua hama tersebut

tidak begitu hebat sehingga masih dapat ditangani oleh pestisida.

Saat tanaman penelitian I mulai berbuah, hama kutu daun

(Aphis gossypii Glov) menyerang. Serangan ini cukup hebat dan sulit

dikendalikan, sehingga berakibat pada pembesaran dan kualitas buah. Setelah

tanaman penelitian I mati dan dipanen, maka hama kutu daun berpindah ke

pertanaman sebelahnya yaitu penelitian II yang sedang dalam fase generatif. Kutu

daun menyerap cairan daun sehingga daun mengerut dan layu karena kekurangan

cairan, kemudian timbul bercak-bercak kuning yang meluas pada daun, makin

lama daun berubah menjadi coklat. Pada akhirnya daun akan mengering dan

gugur. Dampak lebih lanjutnya adalah buah yang dihasilkan menjadi sedikit,

kecil-kecil, dan kurang manis karena tanaman tidak mampu lagi melakukan

fotosintesis (Cahyono 1996). Serangan hama-hama di atas didukung pula oleh

faktor iklim pada bulan Juli dimana curah hujan yang menurun yakni sebesar

134 mm/bulan dan suhu udara yang cukup tinggi yaitu sebesar 21.8 –31.70C

(BMG, 2007).

Hama ulat tanah (Agrotis Epsilon sp) juga muncul pada saat buah mulai

membesar. Ulat ini memakan daun, bunga, dan bahkan buah yang masih kecil

(Cahyono, 1996). Sehingga buah berlubang dan terkadang tidak dapat

berkembang lebih lanjut. Ketika pembesaran buah, ulat penggerek buah

(Helicovora sp) dan ulat grayak (Spodotera sp) menyerang. Ulat penggerek

menyerang buah pada bagian luar, membuat kulit buah terlihat bercak-bercak

melingkar karena lapisan luarnya dimakan ulat. Hal ini mengakibatkan

penampilan buah kurang menarik. Sedangkan ulat grayak menyerang pada bagian

dalam buah. Ulat ini membuat lubang terowongan pada buah dan memakan isi

buah, sehingga buah menjadi busuk (Duljapar et al, 2000).

Page 3: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Hama tanaman juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman semangka. Pada tahap vegetatif penelitian I dan II terserang

Pada saat mulai panen buah yakni bulan Agustus curah hujan naik menjadi

248 mm/bulan, akan tetapi hari hujan hanya 15 hari per bulan. Hal ini berarti

bahwa pada bulan tersebut hujan jarang turun atau cuaca panas, akan tetapi

diselingi dengan hujan yang cukup lebat. Keadaan ini mengkondisikan buah

dalam perubahan suhu yang ekstrim. Sehingga mengakibatkan banyak buah yang

pecah dan akhirnya busuk terserang ulat. Jumlah buah yang pecah sebesar 9% dari

total 223 buah yang dipanen pada penelitian I dan II.

Gambar 5. Gejala Serangan Hama pada Semangka : A. Layu saat perkecambahan,

B. Mati saat di pindah tanam ke lapang, C. Luka akibat oteng-oteng, D. Ulat daun (Plusia sp.), E. Kutu daun (aphids), F. Buah pecah, G. Serangan ulat penggerek buah, H. Serangan ulat penggorok buah (Helicoverpa sp.)

A B

C F E D

G H

Page 4: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Hama tanaman juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman semangka. Pada tahap vegetatif penelitian I dan II terserang

Gambar 6. Serangan kutu daun (aphids) pada tanaman

Karakter Kuantitatif

Nilai Koefisien Keragaman pada penelitian I dan II sebagian besar di atas

30%, sehingga harus dilakukan transformasi data untuk semua peubah pada

penelitian I dan beberapa peubah pada penelitian II. Nilai Koefisien Keragaman

yang besar tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu genotipe yang

digunakan adalah keturunan F4, sehingga keragaman yang ada sangat tinggi,

kemudian ada tidaknya tanaman yang mengganda pada pertanaman hasil

perlakuan kolkisin.

Penelitian I

Hasil sidik ragam penelitian I pada setiap ulangan menunjukkan tidak

adanya perbedaan nyata untuk semua peubah percobaan, pada 3, 4, 5, dan 6 MST.

Hasil sidik ragam untuk peubah kuantitatif penelitian I dapat dilihat pada Tabel 1

dan nilai rataan tiap peubah terdapat pada Tabel Lampiran 30 – 38.

Pada awal pertumbuhan tanaman, yaitu sekitar 1-2 MST, pertumbuhan

daun tampak bergerombol pada titik tumbuh pada beberapa perlakuan ataupun

genotipe perlakuan. Warna daun tampak lebih hijau jika dibandingkan dengan

kontrol. Daun juga terlihat lebih tebal pada beberapa tanaman perlakuan kolkisin.

Gejala demikian menunjukkan adanya penggandaan kromosom pada tanaman

A

Page 5: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Hama tanaman juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman semangka. Pada tahap vegetatif penelitian I dan II terserang

(kecambah) tersebut (Gambar 7 dan 8). Jumlah buah penelitian I pada ulangan

satu sebanyak 36 buah, ulangan dua sebanyak 23 buah. Rata-rata jumlah buah tiap

tanaman sebanyak 2 buah.

Gambar 7. Bibit Penelitian I saat Persemaian (Tampak Samping) : A. Bibit

dengan Perlakuan Kolkisin, B. Bibit tanpa Perlakuan Kolkisin (Kontrol)

Kalie (2004) menyatakan bahwa dosis penetesan efektif untuk

menghasilkan semangka 4x adalah 0.2% dan 0.4% dengan perendaman dalam

larutan kolkisin selama 24 jam. Menurut Kalie (2004) dan Priadi et al (2005),

tanaman semangka poliploidi memiliki warna hijau lebih gelap, ukuran tubuh

lebih besar, daun mengandung lilin lebih banyak, daun lebih tebal dan membulat,

dan stomata lebih besar.

Salah satu ciri tanaman mengganda adalah daun yang membulat, dimana

panjang dan lebar daun sama besar atau lebar daun lebih besar dari panjangnya

(Kalie, 2004). Akan tetapi dalam percobaan ini, tidak ditemukan kecenderungan

suatu perlakuan yang menghambat panjang daun dan di lain sisi meningkatkan

lebar daun. Suryo (2007) menyatakan bahwa bila konsentrasi larutan masih terlalu

rendah atau lamanya waktu perlakuan belum cukup, maka sifat tetraploid belum

akan tercapai.

A B

Page 6: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Hama tanaman juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman semangka. Pada tahap vegetatif penelitian I dan II terserang

Tabel 1. Rekapitulasi Sidik Ragam Peubah Kuantitatif Penelitian Semangka I Hasil Transformasi

Peubah Waktu pengamatan

Peluang Koefisien Keragaman (%)

3 MST 0.48 31.77 4 MST 0.43 30.69 5 MST 0.54 30.51

Panjang batang tanaman (cm)

6 MST 0.50 29.00 3 MST 0.38 31.13 4 MST 0.38 31.16 5 MST 0.54 33.25

Jumlah daun

6 MST 0.56 32.47 3 MST 0.43 33.06 4 MST 0.45 30.17 5 MST 0.50 29.30

Panjang daun (cm)

6 MST 0.42 27.62 3 MST 0.43 31.96 4 MST 0.46 30.36 5 MST 0.51 29.47

Lebar daun (cm)

6 MST 0.49 28.71 3 MST 0.41 29.42 4 MST 0.51 30.34 5 MST 0.54 30.34

Diameter batang (mm)

6 MST 0.66 32.16 Jumlah stomata 0.61 30.89 Diameter stomata (mm) 0.41 27.43 Bobot buah (kg) 0.72 49.50 Lingkar buah (cm) 0.70 48.84 Panjang buah (cm) 0.68 48.38 Panjang batang buah (cm) 0.60 46.53 Padatan Terlarut Total (0Brix) 0.77 50.72 Jumlah biji 0.70 49.05

Dari data individu tanaman, dapat dibuat perkiraan persentase yang

mengganda dari tiap perlakuan dan ulangan (Tabel 2). Perlakuan P6 ulangan 1

diduga mempunyai persentase mengganda paling tinggi.

Page 7: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Hama tanaman juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman semangka. Pada tahap vegetatif penelitian I dan II terserang

Tabel 2. Perkiraan persentase Tanaman Mengganda pada Tiap Perlakuan dan Ulangan Penelitian I

Persentase Mengganda Perlakuan

Ulangan 1 Ulangan 2

P0 0 0

P1 7 20

P2 11 0

P3 7 12

P4 0 10

P5 16.7 6

P6 25 12

Gambar 8. Bibit Penelitian I saat di Persemaian (Tampak Atas) : A. Bibit Tanpa Perlakuan Kolkisin, B dan C. Bibit dengan Perlakuan Kolkisin Menunjukkan Pertumbuhan Daun yang Bergerombol pada Titik Tumbuh dan Warna Daun Lebih Hijau (B).

Penelitian II

Pada penelitian II perlakuan kolkisin berpengaruh sangat nyata terhadap

peubah panjang batang tanaman, sedangkan perlakuan genotipe berpengaruh

sangat nyata terhadap jarak buah saat panen. Kemudian perlakuan kolkisin

berpengaruh nyata terhadap peubah jumlah daun, panjang daun, lebar daun, dan

diameter batang. Sementara itu, perlakuan tidak berpengauh nyata terhadap

jumlah stomata, diameter stomata, bobot buah, keliling buah, panjang buah, dan

Padatan Terlarut Total (PTT). Jumlah buah pada ulangan I sebanyak 97 buah,

sedangkan ulangan II sebanyak 66 buah. Jumlah buah rata-rata tiap tanaman

adalah 2 buah per tanaman.

A B C

Page 8: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Hama tanaman juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman semangka. Pada tahap vegetatif penelitian I dan II terserang

Tabel 3. Rekapitulasi Sidik Ragam Peubah Kuantitatif Penelitian Semangka II

Peubah Waktu Pengamatan

K G KG Koefisien Keragaman (%)

3 MST 0.002** 0.50 0.97 27.03 4 MST 1.00 0.52 0.64 20.11 5 MST 0.28 0.43 0.77 18.87

Panjang batang tanaman (cm)

6 MST 1.00 0.55 0.84 17.22 3 MST 0.051 0.15 0.60 14.91 4 MST 0.03* 0.18 0.62 21.71 5 MST 0.011* 0.18 0.35 26.54

Jumlah daun

6 MST 0.03* 0.28 0.80 18.08 3 MST 0.77 0.30 0.73 24.95 4 MST 0.08 0.64 0.63 25.46 5 MST 0.014* 0.80 0.83 24.43

Panjang daun (cm)

6 MST 0.07 0.58 0.76 16.65 3 MST 0.96 0.24 0.78 23.24 4 MST 0.13 0.37 0.75 23.41 5 MST 0.02* 0.62 0.73 22.39

Lebar daun (cm)

6 MST 0.053 0.25 0.62 15.82 3 MST 0.33 0.87 0.76 45.35 4 MST 0.15 0.47 0.86 26.72 5 MST 0.05* 0.58 0.59 22.30

Diameter batang (mm)

6 MST 0.78 0.64 0.76 24.23 Jumlah stomata 0.78 0.89 0.98 15.06 Diameter stomata (mm) 0.13 0.32 0.13 6.11 Bobot buah (kg) 0.95 0.25 0.56 22.41 Lingkar buah (cm) 0.96 0.13 0.19 12.53 Panjang buah (cm) 0.37 0.44 0.61 15.86 Jarak buah yang dipanen (cm) 0.44 0.01** 0.54 17.19 Padatan Terlarut Total (0Brix) 0.63 0.25 0.32 11.90 Jumlah biji 0.24 0.37 0.97 25.39

Keterangan : * = menunjukkan terdapat perbedaan nyata pada taraf 5% ** = menunjukkan terdapat perbedaan sangat nyata pada taraf 1% K = Nilai peluang perlakuan kolkisin G = Nilai peluang perlakuan genotipe KG = Nilai peluang interaksi perlakuan kolkisin dan genotipe

Data transformasi pada peubah panjang batang tanaman (4, 5, dan 6 MST), diameter batang (3, 4, 5, dan 6 MST), jumlah daun (6 MST), bobot buah, panjang buah, jarak buah yang dipanen, dan jumlah biji.

Berdasarkan data individu tanaman, maka dapat dibuat perkiraan

persentase tanaman yang mengganda pada penelitian II dari tiap genotipe dan

ulangan (Tabel 4). Pada pengamatan tanaman secara individu saat

perkecambahan, yaitu sekitar 1-2 MST, dapat ditemukan ciri penggandaan

kromosom pada beberapa tanaman yang diberi perlakuan kolkisin. Ciri tersebut

Page 9: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Hama tanaman juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman semangka. Pada tahap vegetatif penelitian I dan II terserang

seperti pertumbuhan daun yang bergerombol pada titik tumbuh, warna daun lebih

hijau dibandingkan kontrol, dan daun yang terlihat lebih tebal (Gambar 9).

Tabel 4. Perkiraan persentase Tanaman Mengganda pada Tiap Perlakuan dan

Ulangan Penelitian II Persentase Mengganda Perlakuan Keterangan

Ulangan 1 Ulangan 2

G1 20-2 17.9 15.6

G2 17OP 10.7 6.3

G3 4-2 lurik 10.7 11.4

G4 9-2 12.5 17.3

G5 16-2 13.6 18.8

G6 29 13.9 17.8

G7 19OP 22.1 17.8

Gambar 9. Bibit Penelitian II di Lapang : A. Tanpa Perlakuan Kolkisin, B. Dengan Perlakuan Kolkisin Warna Daun Lebih Hijau, C. Dengan Perlakuan Kolkisin Menunjukkan Pertumbuhan Daun yang Bergerombol pada Titik Tumbuh

Panjang Batang Tanaman dan Jumlah Daun

Berdasarkan uji F, perlakuan kolkisin berpengaruh sangat nyata terhadap

panjang batang tanaman pada 3 MST dan berpengaruh nyata terhadap jumlah

daun pada 4, 5, dan 6 MST (Tabel 3). Berdasarkan uji lanjut Duncan, panjang

batang tanaman berbeda nyata pada perlakuan kolkisin pada 3 MST (Tabel 5) dan

jumlah daun pada 4, 5, dan 6 MST (Tabel 6). Sementara itu, perlakuan genotipe

tidak berpengaruh nyata terhadap panjang batang tanaman maupun jumlah daun.

A B C

Page 10: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Hama tanaman juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman semangka. Pada tahap vegetatif penelitian I dan II terserang

Nilai rata-rata panjang batang tanaman dan jumlah daun tertinggi adalah pada

genotipe 9-2 dan 29 (Tabel 5 dan 6).

Tabel 5. Rataan Panjang Batang Tanaman Penelitian II

Perlakuan Panjang Batang Tanaman (cm) 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST Kolkisin Tanpa Kolkisin 4.69b 22.59 51.12 108.76 Dengan Kolkisin 6.98a 22.14 43.32 86.20 Genotipe 20-2 6.16 23.01 49.90 95.22 17OP 6.36 22.53 49.04 91.66 4-2lurik 4.47 16.37 32.25 75.21 9-2 6.83 29.04 61.30 114.09 16-2 5.45 19.71 42.33 89.62 29 5.57 25.22 51.19 118.36 19OP 5.98 20.67 44.50 98.19

Tabel 6. Rataan Jumlah Daun Penelitian II

Perlakuan Jumlah Daun 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST Kolkisin Tanpa Kolkisin 4.66 10.50a 22.79a 54.34a Dengan Kolkisin 4.13 8.57b 16.92b 39.08b Genotipe 20-2 4.54 8.50 17.68 38.67 17OP 4.60 10.34 20.29 49.64 4-2lurik 3.60 7.27 15.46 31.69 9-2 5.11 11.55 25.77 56.01 16-2 4.18 9.45 18.36 43.77 29 4.37 10.34 23.01 60.35 19OP 4.36 9.36 18.43 46.85

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama pada masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama pada masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Page 11: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Hama tanaman juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman semangka. Pada tahap vegetatif penelitian I dan II terserang

Panjang Daun dan Lebar Daun

Berdasarkan uji F, perlakuan kolkisin berpengaruh nyata terhadap panjang

daun dan lebar daun pada 5 MST (Tabel 3). Berdasarkan uji lanjut Duncan,

poerlakuan kolkisin berbeda nyata pada terhadap panjang dan lebar daun pada

5 MST (Tabel 7 dan 8). Nilai rata-rata panjang daun tertinggi adalah pada

genotipe 17, 9-2, dan 29 (Tabel 7), sedangkan nilai rata-rata lebar daun tertinggi

adalah pada genotipe 9-2 dan 17 (Tabel 8).

Tabel 7. Rataan Panjang Daun Penelitian II

Perlakuan Panjang Daun 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST Kolkisin Tanpa Kolkisin 4.95 6.93 8.76a 10.37 Dengan Kolkisin 4.81 5.76 6.73b 9.17 Genotipe 20-2 5.27 6.76 8.38 10.49 17OP 5.37 6.64 7.59 10.29 4-2lurik 3.58 5.22 7.41 9.29 9-2 5.76 7.12 8.56 9.87 16-2 4.69 6.32 7.01 8.75 29 4.93 6.76 8.28 10.61 19OP 4.53 5.62 8.97 9.09

Tabel 8. Rataan Lebar Daun Penelitian II

Perlakuan Lebar Daun 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST Kolkisin Tanpa Kolkisin 4.87 6.73 9.50a 11.32 Dengan Kolkisin 4.85 5.83 7.62b 9.92 Genotipe 20-2 5.08 6.57 8.61 11.05 17OP 5.59 7.48 9.58 12.14 4-2lurik 3.58 5.01 7.58 10.16 9-2 5.57 6.09 9.45 10.33 16-2 4.79 6.40 7.96 9.39 29 5.02 6.79 9.07 11.65 19OP 4.42 5.63 7.69 9.62

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama pada masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama pada masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Page 12: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Hama tanaman juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman semangka. Pada tahap vegetatif penelitian I dan II terserang

Diameter Batang dan Jarak Buah yang Dipanen

Berdasarkan uji F, perlakuan kolkisin berbeda nyata terhadap diameter

batang pada 5 MST (Tabel 3). Akan tetapi, perlakuan kolkisin tidak berpengaruh

nyata terhadap jarak buah saat panen (Tabel 9). Sementara itu, perlakuan genotipe

tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang, melainkan berpengaruh sangat

nyata terhadap jarak buah saat panen (Tabel 10). Nilai rata-rata diameter batang

tertinggi adalah pada genotipe 9-2 dan 17 (Tabel 9), sedangkan nilai rata-rata

tertinggi jarak buah saat panen adalah pada genotipe 19 (Tabel 10). Tabel 9. Rataan Diameter Batang Penelitian II

Perlakuan Diameter Batang 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST Kolkisin Tanpa Kolkisin 0.76 4.45 4.34a 4.23 Dengan Kolkisin 1.25 3.49 3.16b 3.33 Genotipe 20-2 0.00 4.04 3.45 3.62 17OP 1.03 4.97 4.55 4.89 4-2lurik 0.00 2.36 2.93 2.86 9-2 2.34 4.69 4.07 4.33 16-2 1.99 4.36 4.06 4.19 29 0.00 3.16 3.08 3.40 19OP 1.68 4.22 4.11 3.85

Tabel 10. Rataan Jarak Buah yang Dipanen Penelitian II

Perlakuan Jarak Buah yang Dipanen Kolkisin Tanpa Kolkisin 214.12 Dengan Kolkisin 184.01 Genotipe 20-2 150.57b 17OP 194.14b 4-2lurik 151.19b 9-2 190.89b 16-2 145.04b 29 159.44b 19OP 402.21a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama pada masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama pada masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Page 13: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Hama tanaman juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman semangka. Pada tahap vegetatif penelitian I dan II terserang

Karakter Kualitatif

Karakter kualitatif yang diamati diantaranya warna daun, warna kulit

buah, dan warna daging buah. Warna daun diamati dengan Munsell Color Chart.

Warna daun dapat mengindikasikan adanya pengaruh dari kolkisin. Warna daun

hijau yang lebih gelap biasanya dimiliki oleh tanaman yang mengganda akibat

efek kolkisin. Suryo (2007) menyatakan bahwa tanaman tetraploid daunnya

berukuran lebih besar dan warnanya lebih hijau.

Warna kulit buah menandakan genotipe tanaman yang digunakan. Warna

daging buah diantaranya merah, kuning, dan campuran keduanya (sebagian

merah, sebagian kuning). Warna merah biasanya pada bagian tengah buah

(Gambar 10).

Secara umum tanaman memiliki warna daun dari hijau tua hingga hijau

muda. Warna kulit buah diantaranya, hijau tua lurik, hijau muda, dan hijau muda

lurik. Sedangkan warna daging buah adalah merah dan kuning. Peubah-peubah

kualitatif penelitian I dapat dilihat pada tabel 9, dan penelitian II pada tabel 10.

Gambar 10. Warna Kulit dan Daging Buah : A. Hijau tua lurik, B. Hijau muda lurik, C. Hijau muda, D. Merah dan kuning, E dan F. Merah

A B C

D E F

Page 14: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Hama tanaman juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman semangka. Pada tahap vegetatif penelitian I dan II terserang

Penelitian I

Warna daun hijau tua hingga hijau muda pada penelitian I dimiliki oleh

tanaman kontrol, P4 (kombinasi perlakuan perendaman 12 jam, penetesan 0.2%),

P5 (kombinasi perlakuan perendaman 24 jam, penetesan 0.2%), dan

P6 (kombinasi perlakuan perendaman 36 jam, penetesan 0.2%). Warna daun hijau

tua hingga hijau, pada perlakuan P1 (kombinasi perendaman 12 jam, penetesan

0.1%), P2 (kombinasi perendaman 24 jam, penetesan 0.1%), dan P3 (kombinasi

perendaman 36 jam, penetesan 0.1%). Dalam tabel dapat dilihat bahwa pada

perlakuan P1, P2, dan P3 cenderung mempunyai daun yang berwarna lebih gelap.

Warna kulit buah pada penelitian I adalah sama untuk semua perlakuan,

yaitu hijau tua lurik. Hal ini dikarenakan, genotipe yang digunakan adalah

genotipe yang sama. Warna daging buah untuk semua perlakuan sama, yaitu

merah. Kecuali pada P5, terdapat beberapa buah yang daging buahnya berwarna

kuning (Tabel 11).

Tabel 11. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Peubah Kualitatif Penelitian I

Perlakuan Dosis Warna Daun Warna Kulit Buah Warna Daging Buah

P0 Kontrol Hijau Tua - Hijau muda

Hijau Tua Lurik Merah

P1 12 jam, 0.1 %

Hijau Tua-Hijau Hijau Tua Lurik Merah

P2 24 jam, 0.1 %

Hijau Tua-Hijau Hijau Tua Lurik Merah

P3 36 jam, 0.1%

Hijau Tua-Hijau Hijau Tua Lurik Merah

P4 12 jam, 0.2%

Hijau Tua-Hijau muda

Hijau Tua Lurik Merah

P5 24 jam, 0.2 %

Hijau Tua-Hijau muda

Hijau Tua Lurik Merah/ Kuning

P6 36 jam, 0.2 %

Hijau Tua-Hijau muda

Hijau Tua Lurik Merah

Page 15: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Hama tanaman juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman semangka. Pada tahap vegetatif penelitian I dan II terserang

Penelitian II

Pada penelitian II, warna daun hijau muda hingga hijau tua pada perlakuan

dengan kolkisin, adalah genotipe 20-2, 9-2, 16-2, 29, dan 19. Sedangkan warna

daun hijau hingga hijau tua pada genotipe 4-2 lurik. Genotipe 4-2 lurik cenderung

memiliki warna daun hijau yang lebih gelap. Warna daun hijau muda hingga hijau

tua pada perlakuan tanpa kolkisin, terdapat pada genotipe 4-2 lurik, 9-2, 16-2, 29,

dan 19. Sedangkan warna daun hijau hingga hijau tua pada genotipe 20-2 dan 17.

Genotipe 20-2 dan 17 memiliki warna daun yang lebih gelap. Genotipe 4-2 lurik

dengan perlakuan kolkisin memiliki warna daun yang lebih gelap, yaitu hijau

hingga hijau tua, dibandingkan dengan yang tanpa kolkisin, yaitu hijau muda

hingga hijau tua (Tabel 12).

Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Peubah Kualitatif Penelitian II

Perlakuan Genotipe Warna Daun Warna Kulit Buah

Warna Daging Buah

G1 20-2 Hijau Tua-Hijau muda

Hijau muda Kuning

G2 17OP

Hijau Tua-Hijau muda

Hijau muda lurik Kuning

G3 4-2 lurik Hijau tua-hijau Hijau muda lurik Merah G4 9-2 Hijau Tua-Hijau

muda Hijau muda Merah

G5 16-2 Hijau Tua-Hijau muda

Hijau muda lurik Merah

G6 29 Hijau Tua-Hijau muda

Hijau muda Merah

Dengan Kolkisin

G7 19OP Hijau Tua-Hijau muda

Hijau muda lurik Kuning

G1 20-2 Hijau tua-hijau Hijau muda Kuning G2 17OP Hijau tua-hijau Hijau muda lurik Kuning G3 4-2 lurik Hijau Tua-Hijau

muda Hijau muda lurik Kuning

G4 9-2 Hijau Tua-Hijau muda

Hijau muda Kuning

G5 16-2 Hijau Tua-Hijau muda

Hijau muda lurik Merah

G6 29 Hijau Tua-Hijau muda

Hijau muda Merah

Tanpa Kolkisin

G7 19OP Hijau Tua-Hijau muda

Hijau muda lurik Kuning

Page 16: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · Hama tanaman juga ikut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman semangka. Pada tahap vegetatif penelitian I dan II terserang

Warna kulit buah hijau muda terdapat pada genotipe 20-2, 9-2, dan 29 baik

pada perlakuan dengan kolkisin maupun tanpa kolkisin. Warna kulit hijau muda

lurik terdapat pada genotipe 17OP, 4-2 lurik, 16-2, dan 19OP pada perlakuan

dengan dan tanpa kolkisin. Warna daging buah merah pada genotipe 4-2 lurik,

9-2, 16-2, dan 29 pada perlakuan dengan kolkisin. Sedangkan pada perlakuan

tanpa kolkisin hanya terdapat pada perlakuan 16-2 dan 29. Pada perlakuan dengan

kolkisin, genotipe 20-2, 17OP, dan 19OP memiliki warna daging kuning.

Sedangkan pada perlakuan tanpa kolkisin, warna daging kuning pada perlakuan

genotipe 20-1, 17OP, 4-2 lurik, 9-2, dan 19OP.