hasil dan pembahasan harvard step test

7
HASIL DAN PEMBAHASAN HARVARD STEP TEST A. Hasil A.1 Hasil percobaan No. Nama J. K Lama exerci se Frekuansi denyut jantung selama 30 detik N1 N2 N3 1. Andika L 300 sec 80 65 62 2. Agus Darmanto L 300 sec 57 47 44 3. Alvina P 300 sec 65 54 47 4. Tansri P 300 sec 60 57 56 Hasil yang didapat akan di hitung indeks kesanggupannya menggunakan rumus dan tabel. 1. Cara lambat : Indeks Kesanggupan Badan = lama naik turun dalam detik x 100 k 2 x jumlah ketiga denyut nadi per 30’’ Penilaiannya : < 55 = keanggupan kurang

Upload: sugard-darmanto

Post on 22-Nov-2015

526 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

FREE

TRANSCRIPT

HASIL DAN PEMBAHASAN HARVARD STEP TEST

A. Hasil A.1 Hasil percobaanNo.NamaJ.KLama exerciseFrekuansi denyut jantung selama 30 detik

N1N2N3

1.AndikaL300 sec806562

2.Agus DarmantoL300 sec574744

3.AlvinaP300 sec655447

4.TansriP300 sec605756

Hasil yang didapat akan di hitung indeks kesanggupannya menggunakan rumus dan tabel. 1. Cara lambat :Indeks Kesanggupan Badan = lama naik turun dalam detik x 100 k 2 x jumlah ketiga denyut nadi per 30Penilaiannya :< 55 = keanggupan kurang55-64 = kesanggupan sedang65-79 = kesanggupan cukup80-89 = kesanggupan baik> 90= kesanggupan amat baik2. Cara cepat :Indeks Kesanggupan Badan = lama naik turun dalam detik x 100 f 5.5 x harga denyut nadi per 30pertamaPenilaiannya :< 50 = kurang50-80 = sedang>80 = baik

A.2 Hasil perhitungan Indeks kesanggupanNoNamaMetode LambatMetode cepat

NilaiKategoriN. RumusKategori

1Andika72cukup68Sedang

2Agus Darmanto101Sangat baik96Baik

3Alvina90Sangat baik84Baik

4Tansri87baik90baik

B. PembahasanTes Harvard adalah salah satu jenis tes stress jantung untuk mendeteksi atau mendiagnosa penyakit kardiovaskuler. Tes ini juga baik digunakan dalam penilaian kebugaran, dan kemampuan untuk pulih dari kerja berat. Semakin cepat jantung berdaptasi (kembali normal), semakin baik kebugaran tubuh. Tes Harvard adalah cara yang akurat untuk menilai kebugaran untuk menyelesaikan tes aerobik yang maksimal dan mengukur denyut jantung serta konsumsi oksigen yang menggunakan alat bantu pernapasan dan oksigen / carbondioksida.1,4Praktikum kebugaran dengan metode Harvard Step Up Test dilakukan dengan cara naik turun sebuah balok atau bangku dengan ketinggian yang telah ditentukan. Untuk laki-laki setinggi 48,24 cm dan untuk perempuan setinggi 43,16 cm. Pada pelaksanaannya, bangku yang digunakan untuk perempuan sudah sesuai, sedangkan untuk yang laki laki masing basing kaki pada bangku diberi kaki tambahan sekitar 5 cm. Indeks Kebugaran Badan tergantung seberapa lama orang tersebut mampu naik turun bangku secara kontinu dan frekuensi denyut nadinya dapat segera pulih dengan cepat setelah orang coba melakukan aktivitas tersebut. Semakin lama orang coba bertahan naik turun bangku dan semakin cepat frekuensi denyut nadinya pulih ke frekuensi normal, maka semakin baik kebugarannya. 1,2Frekuensi denyut jantung merupakan parameter sederhana dan mudah diukur dan cukup informatip untuk faal kardiovaskuler. Pada keadaan istirahat frekuensi denyut jantungberkisar antara 60 - 100 per menit. Hal ini mudah dideteksi dengan cara palpasi maupun dengan menggunakan alat seperti pulse meter, cardiac monitoring dan sebagainya, tempat pengukuran dapat di a.radialis, a. carotis dan pada apex jantung sendiri. Frekuensi denyut jantung terendah diperoleh pada keadaan istirahat berbaring. Pada posisi duduk sedikit meningkat dan pada posisi berdiri meningkat lebih tinggi dariposisi duduk dan semakin sangat meningkat pada saat aktifitas fisik. 3Kesanggupan badan seseorang dinyatakan dengan Indeks Kesanggupan Badan (IKB) yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus di atas. Semakin besar nilai dari IKB seseorang maka kesanggupan badannya semakin baik. Olahraga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas fungsional individu dan menurunkan kebutuhan oksigen otot jantungyang diperlukan pada tingkatan latihan fisik, baik pada orang sehat maupun orang sakit. Pada latihan fisik akan terjadi dua perubahan pada sistem kardiovaskular yaitu peningkatan curah jantung dan redistribusi aliran darah dari organ yang kurang aktif ke organ yang aktif. Peningkatan curah jantung dilakukan dengan meningkatan isi sekuncup dan denyut jantung.1,2,4Orang coba pada praktikum kali ini adalah Andika dandan Agus Darmanto sebagai orang coba berjenis kelamin laki-laki, Tansri dan Alvina sebagai orang coba berjenis kelamin perempuan. Pada praktikum ini diperoleh hasil dimana Andika memiliki waktu Harvard Step Up Indeks Kesanggupan Badan (IKB) kategori cukup, Agus Darmanto memiliki waktu Harvard Step Up Indeks Kesanggupan Badan (IKB) kategori baik - sangat baik, Alvina memiliki waktu Harvard Step Up Indeks Kesanggupan Badan (IKB) kategori baik - sangat baik, Tansri memiliki waktu Harvard Step Up Indeks Kesanggupan Badan (IKB) kategori baik. Keempat probandus mampu bertahan secara kontinyu selama 5 menit yang dapat diartikan bahwa keempat brobandus memiliki tingkat kebugaran yang baik. Jika di lihat dari nilai Indeks Kesanggupan Badan (IKB), Agus Darmanto memiliki tingkat kebugaran lebih baik dibandingkan dengan Andika, Alvina dan Tansri sedangkan kebugaran Alvina lebih baik daripada kebugaran Andika dan Tansri dan Kebugaran Tansri lebih baik dibandingkan kebugaran Andika. 1,2,4Hasil ini belum tentu menunjukkan bahwa kesanggupan badan seseorang kurang atau cukup karena mungkin terdapat beberapa faktor misalnya beban kerja yang diberikan tidak terlalu berat, frekuensi naik turun Harvard kurang maksimum, atau standar yang dipakai pada rumus ini merupakan standar dari luar negeri dimana orang barat dominan memiliki kapasitas kerja lebih dibandingkan kita orang Indonesia, misalnya karena faktor pemenuhan gizi atau perbedaan pola hidup dalam pekerjaan sehari-hari. Jadi test ini memiliki keuntungan dan kerugiaan. Keuntungan: Tes ini membutuhkan peralatan minimal dan biaya, dan dapat dikelola sendiri. Kelemahan: Karakteristik biomekanis bervariasi antara individu. Sebagai contoh, mengingat bahwa tinggi langkah standar, orang lebih tinggi berada pada keuntungan karena akan mengambil energi lebih sedikit untuk meningkatkan ke langkah. Berat badan juga telah terbukti menjadi faktor.1,2,4

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaim, Faizati, 2008. Panduan Kesehatan Olahraga Bagi Petugas Kesehatan, Jakarta.2. Andrajati, Retnosari dkk. 2008.Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Depok: Departemen Farmasi FMIPA UI3. Sherwood, Lauealee. 2009. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem : Edisi ke-2. EGC:Jakarta4. Irawan, Anwari. 2007. Metabolisme Energi Tubuh dan Olahraga. Polton Sports Science And Performance Lab, 1(7): 1-8.