hasil komisi-5

18
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REMBUK NASIONAL Menuntaskan Program Prioritas Pendidikan dan Kebudayaan 2013-2014 Hasil Diskusi Sidang Komisi V : Implementasi Pendidikan Menengah Universal (PMU) Tahun 2013

Upload: ismail-wiroprojo

Post on 22-Jul-2015

179 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hasil komisi-5

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANREMBUK NASIONAL

Menuntaskan Program Prioritas Pendidikan dan Kebudayaan 2013-2014

Hasil Diskusi Sidang Komisi V : Implementasi Pendidikan Menengah Universal (PMU) Tahun 2013

Page 2: Hasil komisi-5

TIM KOMISI VIMPLEMENTASI

PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL (PMU) 2013

Ketua Komisi : Direktur Jenderal Pendidikan Menengah

Sekretaris : Kabid Dikmen Dinas Pendidikan Provinsi Jambi

Koordinator Perumus : Sekretaris Ditjen Dikmen

Tim Perumus :

1. Staf Ahli Menteri Bidang Sosial dan Ekonomi Pendidikan

2. Direktur Pembinaan PKLK, Ditjen Dikmen

3. Kepala Pusat Data dan Statistik Pendidikan, Setjen

4. Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi, Setjen

5. Direktur Pembinaan Kursus dan Pelatihan, Ditjen Paudni

6. Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat, Ditjen Paudni

7. Inspektur Investigasi, Itjen

2

Page 3: Hasil komisi-5

ANGGOTA KOMISI V

3

NO PESERTA JUMLAH

1 Tim Perumus 10

2 Atase Pendidikan KBRI 2

3 Rektor Universitas 2

4 Kepala Dinas Pendidikan Provinsi,Kab/Kota 147

5 Kepala LPMP dan BP-PNFI 7

6 Direktur SEAMEO 2

7 Kopertis 1

8 Ketua DPP HIPKI dan HISPPI 2

9 Kemenag 2

10 Tim Substansi 8

TOTAL 183

Page 4: Hasil komisi-5

5

HASILDISKUSI SIDANG KOMISI 5

Page 5: Hasil komisi-5

Sub Topik 1 : Peningkatan Layanan Peserta Didik (1/3)

6

No Isu Strategis Rencana Aksi dan Komitmen (SOLUSI)

1 20 % siswa SMA dan 30 % siswa SMK berasal dari keluarga kurang mampu

1. Pendataan individual peserta didik yang berasal dari keluarga kurang mampu/miskin

2. Sinergi pembiayaan untuk siswa kurang mampu oleh pemerintah pusat, prov, kab/kota, dan masyarakat

Output:Penyediaan BSM daerah untuk siswa yang belum menerima BSM dari pusat (yg tersedia di APBN pusat adalah 13 % untuk SMA dan 15 % untuk SMK)

2 Belum semua kab/kota menyediakan biaya operasional sekolah menengah

1. Melakukan koordinasi untuk penetapan biaya pendidikan , khususnya biaya operasional non personal pada setiap wilayah, karena setiap wilayah memiliki tingkat kemahalan yang berbeda

2. Setiap Kab/kota perlu menetapkan standar dan menyediakan biaya operasional pendidikan sesuai karakteristik masing-masing daerah

3. Sinergi pembiayaan pendidikan untuk biaya operasional non-personal oleh pemerintah pusat, prov, kab/kota, dan masyarakat

Output:1. Pemerintah menyediakan BOS SM sebesar satu juta rupiah per siswa

pertahun.2. Masing-masing daerah sesuai dengan kemampuannya menyediaan BOS

Daerah untuk memenuhi kekurangan biaya operasional non-personal di sekolah untuk meringankan biaya operasional yang perlu ditanggung oleh masyarakat.

Page 6: Hasil komisi-5

Sub Topik 1 : Peningkatan Layanan Peserta Didik (2/3)

7

No Isu Strategis Rencana Aksi dan Komitmen (SOLUSI)

3 Kurang efektifnyadana BOS pada SM dengan jumlah muridkecil khususnyadaerah 3 T

1. Penetapan biaya Fixed cost pada satuan pendidikan2. Pemetaan sekolah kecil khususnya di daerah 3 T

Output:Program afirmasi bagi satuan pendidikan khususnya di daerah 3T

4 Sebagian besar anak usia 16-18 thn di daerah 3 T dan termarginalkan belum memiliki layanan pendidikan menengah yang memadai

1. Melakukan pemetaan kebutuhan layanan di daerah 3T dan siswa yang termarginalkan

2. Menyediakan layanan khusus untuk daerah 3T dan termarginalkan dengan menyesuaikan model layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah 3T.

Output:Program afirmasi layanan pendidikan menengah di daerah 3 T dan termarginalkan secara terpadu antara pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/ kota.

Page 7: Hasil komisi-5

Sub Topik 1 : Peningkatan Layanan Peserta Didik (3/3)

8

No Isu Strategis Rencana Aksi dan Komitmen (SOLUSI)

5 2 % anak usia 16-18 thn yangberkebutuhan khusus belum mendapatkan pelayanan secara optimal

1. Melakukan pemetaan anak usia 16-18 thn yang berkebutuhan khusus pada setiap kab/kota

2. Menetapkan simpul dan sub-simpul layanan pendidikan khusus pada daerah tertentu

3. Melakukan gerakan proaktif dalam menyediakan layanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus

Output:Penyediaan layanan bagi anak berkebutuhan khusus usia 16-18 thn yang belum mendapatkan layanan pendidikan (termasuk pendidikan inklusi) oleh pemerintah, pemerintah propinsi dan kab/kota.

Page 8: Hasil komisi-5

Sub Topik 2 : Penyediaan Daya Tampung Pendidikan Menengah (1/2)

9

No Isu Strategis Rencana Aksi dan Komitmen (SOLUSI)

1 49 % kab/kota APK dikmen masih dibawah rata-rata nasional (<76%)

1. Setiap kab/kota melakukan pemetaan terhadap lulusan SMP/MTs yang akan melanjutkan ke SM dan berkoordinasi dengan semua pemangkukepentingan

2. Menyediakan sumber daya (resources) untuk menampung lulusan SMP/MTs melalui sinergitas antar pemangku kepentingan

Output:1. Komitmen untuk setiap Prov. dan Kab/Kota untuk meningkatkan APK

minimal 4% setiap tahunnya.2. Pemerintah propinsi dan kab/kota serta pemangku kepentingan lainnya

menyediakan layanan pendidikan menengah minimal satu SMA, SMK, atau yang sederajat di setiap kecamatan

3. Pemerintah propinsi dan kab/kota membuat rencana aksi daerah untukpeningkatan APK Pendidikan Menengah minimal 4 % per tahun

2 19,36 % SMA dan SMK kekurangan daya tampung dari peserta didik yang ada

1. Setiap kab/kota melakukan identifikasi kemampuan daya tampung dari sekolah yang ada

2. Meningkatkan kapasitas daya tampung dari sekolah yang sudah tersedia atau mendirikan USB

Output:1. Dukungan sarana prasarana dari pemerintah, prov, dan kab/kota untuk

memenuhi kekurangan daya tampung peserta didik yang ada.2. Optimalisasi pemanfaatan dana DAK.

Page 9: Hasil komisi-5

Sub Topik 2 : Penyediaan Daya Tampung Pendidikan Menengah (2/2)

10

No Isu Strategis Rencana Aksi dan Komitmen (SOLUSI)

3 Belum semua kab/kota dapat menyediakan lahan yang cukup untuk peningkatan akses (USB/RKB)

1. Setiap kab/kota melakukan identifikasi lahan yang layak untuk mendirikan USB/RKB.

2. Meningkatkan komitmen antar pemangku kepentingan untuk dapat menyediakan sumber daya yang cukup , khususnya penyediaan lahan.

Output:Penyediaan anggaran di APBD untuk pembelian lahan

4 Lulusan SMP/MTs di daerah 3 T denganjarak yang jauhsehingga tidak efektifapabila dibangun USB baru

Pemetaan lulusan SMP/MTs di daerah 3 T yang membutuhkan SM

Output:Pembangunan SM satu atap yang dilengkapi asrama siswa danguru

Page 10: Hasil komisi-5

Sub Topik 3 : Penyediaan dan Peningkatan Kualitas Guru Sekolah Menengah (1/4)

11

No Isu Strategis Rencana Aksi dan Komitmen (SOLUSI)

1 Terdapat kekurangan guru produktif di SMK sebanyak 19.032 orang

1. Kab/kota melakukan pemetaan kebutuhan guru produktif di setiap SMK2. Melakukan program pendidikan alih fungsi keahlian bagi guru

adaptif/normatif yang akan menjadi guru produktif, khususnya bagidaerah yang memiliki guru normatif/adaptif yang berlebih.

3. Pemberdayaan peran serta masyarakat, khususnya masyarakat industrisebagai mitra guru produktif.

4. Kab/kota melakukan kerjasama dengan LPTK atau PT dalam penyediaanguru produktif

5. Membekali guru produktif yang sudah ada melalui pelatihan berjenjang,sehingga seorang guru dapat memiliki minimal 2 kompetensi bidangkeahlian yang dapat diampu.

Output:1. Pengusulan pengangkatan guru SM diprioritaskan untuk memenuhi

kekurangan guru produktif di SMK2. Percepatan dan perluasan program pendidikan alih fungsi keahlian

bagi penyediaan calon guru produktif SMK melalui PT LPTK dan nonLPTK serta institusi lain yang memiliki kewenangan tersebut

3. Pengoptimalan guru produktif yang sudah ada di sekolah/ daerahkabupaten/ kota

4. Pemanfaatan peran serta masyarakat, khususnya masyarakatindustri sebagai guru tamu produktif di SMK

Page 11: Hasil komisi-5

Sub Topik 3 : Penyediaan dan Peningkatan Kualitas Guru Sekolah Menengah (2/4)

12

No Isu Strategis Rencana Aksi dan Komitmen (SOLUSI)

2 Terdapat 30.084 guru SM yang belum berkualifikasi S1/D4

1. Kab/kota menyusun peta kualifikasi PTK Dikmen2. Melakukan sinergi pembiayaan peningkatan kualifikasi guru

antara pemerintah, prov, dan kab/kota

Output:Program percepatan pemenuhan kualifikasi guru SM oleh pemerintah, pemerintah prov, dan kab/kota

3 Masih terdapat guru SM yang mismatch

1. Setiap Kab/kota melakukan pemetaan guru SM yang mismatch2. Adanya program pemagangan bagi guru yang akan alih fungsi3. Kab/kota melakukan kerjasama dengan LPTK,PT dan P4TK

Kejuruan dalam program pendidikan sertifikasi dan program alih fungsi

Output:1. Program pendidikan “sertifikasi” dan program alih fungsi bagi

guru agar sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan;2. Pemerintah kabupaten kota melaksanakan program penataan

guru untuk mengurangi guru SM yang mismatch.

Page 12: Hasil komisi-5

Sub Topik 3 : Penyediaan dan Peningkatan Kualitas Guru Sekolah Menengah

13

No Isu Strategis Rencana Aksi dan Komitmen (SOLUSI)

4 Sebagian besar guru SM belum secara terstruktur ditingkatkan kompetensinya

1. Pemerintah propinsi dan pemerintah Kab/kota menyusun petakompetensi PTK Dikmen

2. Melakukan sinergi pembiayaan peningkatan kompetensi guruantara pemerintah, pemerintah prov, dan kab/kota

3. Kab/kota melakukan kerjasama dengan LPTK,PT dan P4TK dalamprogram Continous Profesional Development (CPD)

Output:1. Pemerintah, pemerintah propinsi dan pemerintah Kab/kota

melaksanakan program CPD (program pengembanganprofesional guru berkelanjutan);

2. Pemerintah, pemerintah propinsi dan pemerintah Kab/kotamengoptimalkan dan melakukan sinergitas programpelatihan guru, baik dilaksanakan di pusat pelatihan guru(P4TK), LPTK, PT, Industri dan di sekolah .

Sub Topik 3 : Penyediaan dan Peningkatan Kualitas Guru Sekolah Menengah (3/4)

Page 13: Hasil komisi-5

Sub Topik 3 : Penyediaan dan Peningkatan Kualitas Guru Sekolah Menengah

14

No Isu Strategis Rencana Aksi dan Komitmen (SOLUSI)

5 Belum terjadi pemerataanpenempatan guru antarajumlah guru di kota dan pendesaan pada sekolah menengah

1. Pemerintah provinsi dan kab/kota menyusun peta distribusi guru di kota dan pedesaan pada sekolah menengah

2. Pemerintah menyusun rencana aksi nasional distribusi guru dikmen secara merata berbasis kebutuhan wilayah melalui sinergitas antar para pemangku kepentingan antara satu kab/kota dengan kab/kota lainnya

Output:Implementasi revisi PP no.74 terkait dengan redistribusi guru di setiap kab/kota

6 Semakin seringnya guru dan kepala sekolah dilibatkan dalam ranah politik

Penyusunan peraturan pemerintah yang mengatur larangan dansanksi bagi pelibatan guru dalam ranah politik.

Output:Adanya peraturan perundangan yang mengatur tatacara pengelolaan tenaga guru dan melarang keterlibatan guru dalam ranah politik.

Sub Topik 3 : Penyediaan dan Peningkatan Kualitas Guru Sekolah Menengah (4/4)

Page 14: Hasil komisi-5

Sub Topik 4 : Peningkatan Kualitas Pembelajaran (1/2)

15

NO PERMASALAHAN STRATEGI PENINGKATAN KINERJA (SOLUSI)

1. Sebagian besar KompetensiLulusan SMA/SMK belum memenuhi standar yang ditetapkan

1. Meningkatan keseimbangan soft skill & hard skill yang meliputikompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan melaluipenataan kurikulum

2. Melakukan proses pembelajaran di kelas yang difokuskan padaaspek mengamati, menanya, mengolah, menyajikan,menyimpulkan, dan menciptakan

3. Pembelajaran di SM tidak hanya terjadi di ruang kelas,namun jugamemanfaatkan lingkungan sekolah, industri dan fasilitas dimasyarakat lainnya

4. Memperkaya sumber belajar selain Guru ( misalnya : tenaga ahli dimasyarakat/ industri, alumni, tutor sebaya dan pembelajaranonline) dalam melaksanakan pembelajaran yang bermutu.

5. Melakukan proses pengajaran di kelas melalui contoh dan teladan

Output:1. Meningkatkan efektifitas pembelajaran melalui implementasi

Kurikulum 20132. Melakukan pengayaan dan pengimbasan kompetensi guru

dalam pembelajaran di sekolah yang sesuai dengan pedomanpelaksanaan kurikulum 2013.

3. Optimalisasi pemanfaatan sumber belajar selain guru.

Page 15: Hasil komisi-5

Sub Topik 4 : Peningkatan Kualitas Pembelajaran (2/2)

16

No Isu Strategis Rencana Aksi dan Komitmen (SOLUSI)

2. Kurangnya bahan ajar, alat, dan media pembelajaran untuk menunjang proses belajar yang bermutu

1. Melakukan pemetaan kebutuhan sarpras pendukung pembelajaran 2. Meningkatkan penyediaan sumber daya untuk pemenuhan sarpras tersebut

melalui sinergitas antar pemerintah pusat, prov, dan kab/kota3. Penyediaan sarana ICT di SM

Output:1. Penyediaan buku pegangan guru, dan buku siswa di perpustakaan yang

memadai oleh pemerintah pusat, prov, dan kab/kota2. Pemanfaatan Teknologi informasi dan komunikasi3. Penyediaan alat dan bahan praktikum siswa SM4. Pelaksanaan kerja sama dengan DUDI dan pemanfaatan lingkungan dalam

penyediaan sarana praktek dan pembelajaran

3. Beragamnyaimplementasi kurikulum yang digunakan pada SMK

1. Melakukan pemetaan SMK yang menggunakan kurikulum 1994, 1997, 2004, dan KTSP

2. Melakukan sosialisasi dan sinkronisasi kurikulum SMK dengan melibatkan dunia usaha dan dunia industri

Output:Penetapan regulasi implementasi kurikulum 2013 sesuai program keahlian pada SMK di seluruh Indonesia

4. Kesenjangan mutululusan di kota dan desa yang berbeda

1. Melakukan pemetaan terhadapat disparitas lulusan antara kota dan kecamatan2. Meningkatkan pemenuhan SNP bagi sekolah yang berada di desa

Output:Program afirmasi sekolah bermutu di setiap kab/kota

Page 16: Hasil komisi-5

Sub Topik 5 : Peningkatan Tata Kelola PMU (1/2)

17

No Isu Strategis Rencana Aksi dan Komitmen (SOLUSI)

1. Belum tersedianya data dan informasi Sekolah Menengah yang tepat dan akurat

1. Kab/kota menggunakan sistem pendataan tunggal, sehinggatercipta keseragaman antara pemerintah pusat, prov., dankab/kota

2. Kab/kota mewajibkan satuan pendidikan mengisi data onlinedikmen secara reguler dan kontinu

Output:Pemanfaatan sistem pendataan online Dikmen (PAS : PaketAplikasi Sekolah)

2. Belumtersosialisasikannya rencana implementasi PMU ke semua pemangku kepentingan

Menyusun rencana sosialisasi nasional implementasi PMU melalui berbagai sarana dan media yang ada

Output:Pencanangan dan sosialisasi PMU secara nasional

3. Belum adanya perencanaan dan pelaksanaan PMU yang terpadu antar kab/kota, provinsi, dan pusat

1. Menyusun rencana aksi nasional implementasi PMU2. Meningkatkan sinkronisasi rencana implementasi PMU antara

pusat, prov., dan kab/kota

Output:Koordinasi perencanaan dan pelaksanaan PMU secara intensifantara kab/kota, prov, dan pusat

Page 17: Hasil komisi-5

Sub Topik 5 : Peningkatan Tata Kelola PMU (2/2)

18

No Isu Strategis Rencana Aksi dan Komitmen (SOLUSI)

4. Belum semua sekolah memiliki Rencana Induk Pengembangan Sekolah (RIPS)

1. Melakukan pemetaan sekolah-sekolah yang belum memiliki RIPS2. Melakukan sinkronisasi RIPS dengan jenis bantuan yang akan

diberikan oleh pemerintah pusat, prov., dan kab/kota

Output:Program pendampingan penyusunan dan pelaksanaan RIPS

5 Belum tersedianya sistem Monitoring, Evaluasi, dan Informasi yang terpadu

1. Melakukan identifikasi kebutuhan informasi monitoring dan evaluasi 2. Menyusun Grand Design sistem MONEV terpadu yang dapat

digunakan oleh seluruh pemangku kepentingan

Output:Penyediaan sistem monitoring , evaluasi dan informasi secara online

6 Pemanfaatan DAK (yang diatur dalam juknis) belum sesuai dengan kebutuhandaerah

1. Melakukan identifikasi kebutuhan pembiayaan sekolah menengahmelalui DAK

2. Pemerintah kab/kota dan provinsi mengusulkan perbaikan juknisDAK

3. Pemerintah kab/kota melaporkan pelaksanaan DAK kepadaPemerintah

Output:Penyusunan Juknis DAK dapat menampung kebutuhan daerahdengan tetap mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku

Page 18: Hasil komisi-5

19

TERIMAKASIH