hasil kunjungan kewirausahaan dan manajemen produksi
TRANSCRIPT
Hasil Kunjungan Kewirausahaan dan Manajemen Produksi
Di Yogyakarta tanggal 9 Desember 2013
BAB STRATEGI BISNIS
1. Kerajinan Perak Narti’s Silver
Perusahaan Narti’s Silver ini awalnya berdiri sebagai pensuply kerajinan tangan
dengan bahan perak yang di kirim ke kota-kota besar di nusantara. Kota-kota tersebut
diantaranya Jogjakarta, Bandung, Palembang, Medan dan Denpasar.
Ada beberapa hal yang menyebabkan atau alasan pendirian bisnis yang dilakukan pada
industri perak di narti’s silver antara lain :
a) Secara teknik di lingkungan kota gede terdapat banyak perajin perak
b) Secara ekonomis bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup keluarga dan masyarakat
di sekitar industri narti’s silver
c) Secara sejarah di kota gede merupakan cikal bakal kerajaan Mataram diidentikan
dengan perak
Dalam mensiasati bisnis kerajinan perak yang cenderung selalu bersaing dikawasan kota
gede ,maka narti’s silver memiliki beberapa strategi yaitu dengan selalu mempertahankan
kualitas kerajinan perak yang dihasilkan, memodifikasi hasil produksi kerajinan perak
seperti : cincin, jepitan dasi, ikat pinggang, ikat pinggang, keris,anting-anting,giwang,
kalung,piring, sendok, gelas dan hiasan dinding. Selain itu narti’s silver tidak hanya
mengandalkan pasar dalam negeri namun juga keluar negeri antara lain di ekspor ke
Malaysia, Jepang, Singapura, Inggris, Perancis, Italia, Jerman, Irak, Iran, Turki, Filipina,
Amerika Serikat dan Meksiko.
Pada industri narti’s silver produk yang dihasilkan adalah produk pelopor yang disupplay
dan dikirim ke kota-kota besar di Nusantara.
Kelebihan dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan Narti’s Silver ini adalah:
- Bila dibandingkan dengan emas dan perak, lebih aman produk yang dihasilkan oleh perak
- Harga perhiasan dengan bahan dasar perak harganya lebih murah dengan perhiasan yang
berbahan dasar emas
- Produk utama yang dihasilkan di perusahaan ini mengandung 92,5% perak
2. Kerajinan Tas Gendhis
Bisnis tas Gendhis ini didirikan oleh Ibu Ferry dengan alasan untuk mengangkat
bahan-bahan yang tidak terpakai untuk didaur ulang sehingga menghasilkan barang yang
bermanfaat dan mempunyai nilai jual tinggi. Seperti contohnya di tas Gendhis ini
menggunakan rotan sebagai bahan dasarnya. Bisnis ini merupakan home industry karena
Ibu Ferry ingin memberdayakan masyarakat sekitar desanya agar lebih kreatif.
Bisnis tas Gendhis ini adalah bisnis berdasarkan pengalaman sendiri yang
dimulai sejak tahun 2002. Sebelumnya bisnis ini pernah gagal dan baru bangkit lagi
mulai tahun 2011 sampai sekarang.
Bila dibandingkan dengan produk lain yang sejenis keunggulan produk ini yaitu
modelnya lebih variatif dan bermacam-macam sehingga jarang orang temui, kualitasnya
yang lebih tinggi dan mempunyai nilai jual lebih dibanding yang lain, selain itu Gendhis
sendiri adalah logo yang sudah terkenal baik di dalam negeri maupun di mancanegara
3. Pondok Makan Pelem Golek
Ide yang mendasari berdirinya pondok makan pelem golek yaitu untuk
mendukung program pemerintah dengan gemar makan ikan dank arena keperihatinan
konsumsi ikan di Indonesia khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta yang konsumsi
ikannya lebih rendah se Indonesia, serta kepedulian untuk membuka lapangan kerja bagi
anak muda agar bisa lebih mandiri setelah lulus sekolah.
Pada saat berdiri pertama kali yaitu di daerah Malioboro akan tetapi hanya bisa
bertahan selama 4 bulan dan mengalami kerugian sekitar 70 juta. Dan mulai bangkit lagi
sehingga membuka yang baru dijalan Kaliurang dirumahnya akan tetapi hanya bisa
bertahan 2 tahun dan mengalami kerugian sebesat 500-600 juta. Akan tetapi pendirian
terakhir di belakang monumen jogja kembali dan mulai mendapat pengalaman dari
kesalahan-kesalahan yang dulu dan mulai memperbaiki dengan menciptakan inovasi-
inovasi baru dan sudah berjalan 6 tahun. Untuk menarik pengunjung maka harus berani
melakukan sesuatu utuk daya tarik konsumen dan harus berani memutuskan tentang apa
yang harus dilakukan.
Untuk mensiasati pengembangan bisnis yang saat ini untuk masa mendatang atau
kemudian hari dengan selalu menciptakan inovasi-inovasi dalam menu-menu yang ada,
dengan berusaha menjadi pelopor dalam menu ikan agar masyarakat yang datang untuk
menikmati makanan ikan ini tidak bosan serta memiliki rasa penasaran akan rasa yang
baru. Serta baru baru ini beliau (pendiri) ingin membuat joglo ukuran besar 40m x 45m
untuk menarik konsumen agar datang pada restaurant Pelem Golek.
Produk yang diciptakan Pelem Golek ini adalah produk pioner karena setiap beberapa
jangka waktu tertentu beliau sendiri yang membuat inovasi inovasi makanan baru dengan
langkah-langkah seperti berikut :
a. Membuat menu makanan baru lalu dicoba sendiri
b. Lalu menu tersebut diujikan kepada staf staf yang memiliki cipta rasa yang tinggi
c. Langkah selanjutnya yaitu diujikan kepada pelanggan tetap yang selalu mengikuti
perkembangan menu-menu di Pelem Golek
d. Baru jika semua langkah sudah sama pendapatnya yaitu oke, maka menu baru
tersebut dipasarkan kepada semua pelanggan
Untuk kelebihan yang dimiliki pada Restaurant Pelem Golek dibanding yang lain
terletak pada varian menu yang disajikan, disini ikan dipadupadankan dengan buah-
buahan yang cocok untuk menu tersebut . Terdapat 15 macam buah-buahan yang
digunakan, seperti contohnya menu ikan kakap/gurami yang dikombinasikan dengan
buah anggur/kelapa muda/ jeruk / strawberry . Semua itu dilakukan beliau untuk
menghasilkan satu cita rasa yang membuat para pelanggannya setia untuk kembali
menikmati menu-menu yang ada.
4. Analisa Strategi Bisnis
Dari Ketiga Kunjungan yang kami lakukan yaitu ke Kerajinan Perak Narti’s
Silver, Kerajinan Tas Gendhis dan Pondok Makan Pelem Golek disimpulkan untuk
strategi bisnisnya lebih baik di Kerajinan Tas Genhis. Mengapa demikian, dikarenakan
mengangkat bahan-bahan yang tidak terpakai untuk didaur ulang sehingga menghasilkan
barang yang bermanfaat dan mempunyai nilai jual tinggi. Seperti contohnya di tas
Gendhis ini menggunakan rotan sebagai bahan dasarnya. Bisnis ini merupakan home
industry berbasis handmade atau buatan tangan asli bukan dengan mesin cetakan
bermodel modern yang dibalut motif perpaduan antara modern dan tradisional.
BAB. PRODUK
1. Kerajinan Perak Narti’s Silver
Perusahaan Narti’s Silver ini awalnya berdiri sebagai pensupply kerajinan tangan dengan
bahan perak yang di kirim ke kota-kota besar di Indonesia, diantaranya: Yogyakarta,
Bandung, Palembang, Medan dan Denpasar.
Alasan pendirian Narti’s Silver antara lain :
d) Alasan teknik : di lingkungan kota gede terdapat banyak perajin perak.
e) Alasan ekonomis : untuk meningkatkan taraf hidup keluarga dan masyarakat di
sekitar industri Narti’s Silver.
f) Alasan historis : bahwa kota gede merupakan cikal bakal kerajaan Mataram yang
diidentikkan dengan perak.
Suatu industri dapat dikatakan sukses apabila produk yang dihasilkan diminati oleh para
konsumen. Pada industri Narti’s silver ini ada beberapa produk yang dihasilkan meliputi :
Perhiasan pria : cincin, jepitan dasi, ikat pinggang, keris.
Perhiasan wanita : anting, giwang, kalung, dll.
Perhiasan rumah tangga : piring, sendok, gelas dan macam – macam hiasan dinding.
Industri Narti’s Silver memiliki 2 macam produk utama yaitu perak 92,5% dan tembaga atau
sepuhan. Untuk produk unggulannya sendiri yaitu perak 92,,5%, dimana produk ini sangat
diminati oleh konsumen, bahkan tidak hanya konsumen dalam negeri tapi juga mancanegara.
Hal ini karena perak 92,5% tahan lama, warnanya tidak cepat kusam dan harga yang
ditawarkan oleh Narti’s Silver pun relatif. Di Narti’s Silver perak 92,5% lebih banyak
diproduksi untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke negara – negara maju, seperti : Italia,
Inggris, Prancis, Filipina, Jepang, Singapore, Holland, Irak, Iran, Malaysia dann Turki.
Kelebihan dari produk yang dihasilkan oleh Narti’s Silver adalah:
- Memiliki berbagai macam variasi dan bentuk
- Produk utama yang dihasilkan di perusahaan ini mengandung 92,5% perak murni
- Harga yang ditawarkan relative bersaing
Kelemahan :
- dari segi produk produk jika dibandingkan dengan emas apa lagi berlian ketahanannya
jelas kalah karena untuk perak sendiri lama kelamaan akan pudar dan perlu di sepuh atau
di lapisi lagi supaya terlihat seperti baru.
2. Kerajinan Tas Gendhis
Tas Gendhis didirikan oleh Ibu Ferry dengan alasan untuk memanfaatkan bahan-
bahan yang tidak terpakai untuk didaur ulang sehingga menghasilkan barang yang
bermanfaat dan memiliki nilai jual tinggi. Seperti contohnya di Tas Gendhis ini
menggunakan rotan, enceng gondok dan kulit sebagai bahan dasarnya. Bisnis ini
merupakan bisnis home industri karena Ibu Ferry ingin memberdayakan masyarakat di
sekitar desanya agar lebih kreatif dan berkembang.
Bisnis tas Gendhis ini adalah bisnis berdasarkan pengalaman sendiri yang dimulai
sejak tahun 2002. Sebelumnya bisnis ini pernah gagal dan bangkit lagi pada tahun 2011
sampai sekarang.
Disini produk yang dihasilkan bermacam – macam seperti tas, dompet, baik itu
berbahan baku rotan, kulit maupun nilon. Untuk sandalnya sendiri berbahan baku kayu
yang dikombinasikan dengan lukisan. Produk yang dihasilkan oleh Gendhis ini
merupakan produk hand made, oleh karena itu harganya relatif mahal dibandingkan
produk sejenis yang beredar dipasaran.
Keunggulan dari produk “Gendhis” adalah :
Memiliki banyak variasi dalam setiap modelnya
Menggunakan warna – warna cerah dan menarik
Unik
Merupakan produk hand made
Tidak banyak sehingga lebih eksklusif
Kelemahan :
Harga relatif mahal
Jumlahnya terbatas pada setiap jenisnya
Kualitas tiap barangnya berbeda karena dikerjakan oleh manusia
3. Pondok Makan Pelem Golek
Ide yang mendasari berdirinya Pondok Makan Pelem Golek yaitu untuk
mendukung program pemerintah dengan gemar makan ikan. Pertama kali berdiri di
daerah Malioboro, akan tetapi hanya bisa bertahan selama 4 bulan dan mengalami
kerugian sekitar 70 juta. Mulai bangkit lagi dengan membuka tempat baru dijalan
Kaliurang (dirumahnya) akan tetapi hanya bisa bertahan 2 tahun dan mengalami kerugian
sebesat 500-600 juta. Dan yang terakhir pendirian di belakang monumen jogja kembali
dan mulai mendapat pengalaman dari kesalahan-kesalahan yang dulu sehingga mulai
memperbaiki dengan menciptakan inovasi-inovasi baru dan sudah berjalan 6 tahun.
Pondok Makan Pelem Golek memiliki berbagai macam hidangan yang semuanya
merupakan sea food. Hal itu karena pelem golek memiliki slogan gemar makan ikan dan
hal tersebut yang melatar belakangi memilih aneka olahan sea food. Ini karena ikan
merupakan sumber protein yg tinggi dan sangat bagus di konsumsi, baik anak sampai
lansia.
Untuk hidangan unggulannya sendiri saat ini adalah aneka masakan yang
dikombinasikan dengan berbagai macam buah – buahan, seperti nanas, manga, papaya
tentu dengan takaran yang sesuai dengan cita rasa dan tampilannya yang menarik.
Hidangan ini mendapat respon positif dari para pengunjung.
Tidah hanya itu saja Pondok Makan Pelem Golek selalu menciptakan inovasi
yang menarik pada setiap hidangannya, sehingga para pengunjung yang datang tidak
merasa bosan hanya dengan hidangan itu – itu saja
Kelebihan dari Pondok Makan Pelem Golek :
Memiliki banyak pilihan menu seafood dan terjaga kualitasnya karena benar -
benar dari ikan yang segar.
Selalu memiliki inovasi baru pada hidangannya.
Memiliki cita rasa yang unik karena memadukan masakan ikan dengan buah –
buahan ataupun sayuran.
Tempatnya luas, memiliki pemandangan yang bagus berkeran alami karena di
tempat terbuka sehingga membuat pengunjung nyaman.
Kelemahannya :
Harganya relative mahal
Belum memiliki cabang
Sedikit jauh dari pusat kota Yogyakarta
4. Analisa Strategi Bisnis
Dari Ketiga Kunjungan yang kami lakukan yaitu ke Kerajinan Perak Narti’s
Silver, Kerajinan Tas Gendhis dan Pondok Makan Pelem Golek dapat kami simpulkan
bahwa strategi bisnis Narti’s Silver paling baik diantara yang lain, karena mereka hanya
mengincar pasaran domestik saja tetapi yang didapat melebihi itu karena produknya juga
laku untuk diekspor ke mancanegara. Tidak hanya itu Narti’s Silver lah yang paling stabil
dalam hal keuangan dan kesuksesan karena sejak berdirinya sampai sekarang Narti’s
Silver hampir bisa dikatakan tidak pernah mengalami kerugian yang terlalu besar
dibandingkan dengan Kerajinan Tas Gendhis dan Pondok Makan Pelem Golek yang
sempat menghentikan produksinya. Hal tersebut didukung oleh sudah cukup lama
berdirinya Narti’s Silver yang membuatnya sudah banyak dikenal oleh produsen, apalagi
seiring harga emas yang terus menerus melonjak membuat kebutuhan produsen akan
perak semakin tinggi sebagai alternatif pengganti emas karena harga perak lebih rendah
dibanding emas dan pada Narti’s Silver harga yang ditawarkan relatif lebih murah dan
memiliki beragam macam inovasi model.
BAB BAHAN BAKU, BAHAN PEMBANTU, DAN BAHAN JADI
1. INDUSTRI PERAK Narti’s Silver
Bahan baku utama dari Nerti’s Silver adalah perak dan tembaga yang didapat dari
PT ANTAM, dari bahan baku tersebut diolah menjadi kerajinan perak dari campuran
perak dan tembaga. Selain itu ada juga bahan baku yang diolah menjadi tembaga murni
dari tembaga. Untuk pengawasan terhadap ketersediaan bahan baku di Narti’s Silver
selalu dipantau oleh petugas dengan baik , sehingga tidak pernah terjadi kekurangan
dalam ketersediaan bahan baku. Karena Perusahaan telah lama bekerja sama dengan PT
ANTAM yang merupakan perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia. Untuk produk
jadi terdapat penanganan khusus untuk penyimpanannya karena menjaga kemurnian
perak itu sendiri dengan cara menyimpan dalam etalase serta pembersihan berkala. Untuk
mengatasi adanya complain terhadap barang jadi Narti’s Silver lebih memfokuskan pada
proses pembuatan perak agar tidak terjadi kerusakan pada produk yang dihasilkan,
sehingga produk yang dihasilkan berkualitas tinggi. Dan dapat meningkatkan daya saing
produk. Adapun produk yang dihasilkan oleh Narti’s Silver berupa : perhiasan laki-laki,
perhiasan perempuan, dan perhiasan rumah tangga.
2. TAS GENDHIS
Bahan baku dan bahan pembantu tidak ada yang berasal dari import
melainkan hnya daerah lokal sekitar, yaitu kulon progo dan klaten dimana:
Mendong (semacam tanaman padi) berasal dari Kulon Progo
Agel (semacam serat pohon pandan yang besar) berasal dari Kulon Progo
Rotan dari Klaten
Penyediaan bahan baku tas Gendhis memerlukan bahan setengah jadi sehingga
hanya perlu menambah beberapa hal seperti memasang dalaman tas, menjahit dan
memasang hiasan. Jadi, ketika pemesanan bahan baku telah dalam bentuk body ukuran
tas sesuai dengan kebutuhan.
Cara perawatan bahan baku dan bahan pembantu cukup mudah hanya dengan
mengelapnya saja, sedangkan pada rotan memerlukan perawatan tersendiri yaitu tidak
disimpan dalam tempat yang lembab agar tidak menimbulkan jamur dalam produk.
1. Jika ada konsumen yang complain dengan produk, tas Gendhis telah memberikan
asuransi seumur hidup kecuali jika kerusakan ditimbulkan dari konsumen sendiri.
2. Pengawasan jalannya produk dari pihak tas Gendhis kami belum bisa
menjelaskannya, sesuai informasi dari sumber untuk pengawasan sendiri telah ada
bagian yang mengurusinya.
3. Tidak ada penanganan khusus terhadap barang jadi setelah selesai diproduksi
maupun dalam gudang barang jadi.
3. PELEM GOLEK
Pelem Golek merupakan suatu resto yang mempunyai slogan “ Yuuk Kita Makan
Ikan” yang berada di daerah Sleman, Yogjakarta. Bapak Agus Thomas mendasari
berdirinya resto tersebut karena ingin mendukung program pemerintah dengan gemar
makan ikan, kepedulian masyarakat untuk konsumsi ikan, kepedulian pemilik untuk
membuka lapangan pekerjaan bagi anak muda dan untuk bekerja setelah lulus sekolah.
Inovasi slogan tersebut dibuat dengan adanya sebab yaitu masih belum banyak anak
muda yang suka makan ikan karena adanya trauma dalam mengolah ikannya, masyarakat
harus ditingkatkan dalam konsumsi ikan yaitu dengan memasak dan mengolah ikan yang
benar. Untuk menyembuhkan trauma tersebut masyrakat bisa mengolah ikan dengan
kombinasi buah-buahan.
Pasokan bahan baku resto Pelem Golek berupa ikan segar air laut maupun air
tawar. Untuk ikan air tawar terutamagurami yaitu dari supplier kota Yogjakarta, untuk
ikan males dari Rawa pening, untuk ikan air laut dari Kota Semarang dan Surabaya.
Standart tiap harinya untuk pasokan bahan baku dicatat dalam stok, salah satu hal yang
perlu diperhatikan dalam rumah makan Pelem Golek yaitu logistiknya. Trik untuk
menjaga kualitas bahan baku menjadi makanan yaitu dari kesegaran ikan terutama ikan
laut. Pemilik memulai belajar supaya ikan bisa tahan hidup dalam air laut seperti kadar
gram dan besar pHnya.
Dalam menarik pengunjung pemilik resto Pelem Golek membuat joglo dengan
ukuran 40x45, luas bangunan sebesar 22x18, ketinggiannya yaitu 11m. Pemilik harus
berani tampil beda. Sebagai seorang pemilik harus memberi pemahaman yang lebih
kepada pekerjanya agar melayani pengunjung dengan ramah dan sopan sehingga
pengunjung puas dengan pelayanan yang diberikan. Apabila ada pelanggan yang
complain, pemilik resto memberikan menu gratis kepada pembeli. Serta meminta pembeli
untuk memberikan evaluasi dan masukan agar makanan yang diolah menjadi lebih
menarik dan mempunyai taste yang tinggi.
BAB PERENCANAAN PRODUKSI, BAHAN BAKU / PEMBANTU DAN PEMBELIAN
1. Industri Perak “Narti’s Silver”
Narti’s silver merupakan perusahaan perhiasan perak yang didirikan oleh Ibu Hj.Sunarti
pada tahu 1997. Hasil produksi dari Narti’s silver berupa perhiasan pria yang meliputi cincin,
jepitan dasi ikat pinggang dan keris. Sedangkan perhiasan wanita yang dihasilkan meliputi
bando, anting-anting, giwang, kalung, bros. Adapun perhiasan rumah tangga yaitu sendok,garpu,
gelas, hiasan dinding.
Daerah dalam negeri dalam pemasaran yang banyak menyerap hasil produksi adalah
Jogjakarta, Jakarta, Bandung, Palembang, Medan, Denpasar. Sedangkan dari luar negeri kawasan
pemasaran yang banyak menyerap hasil produksi adalah Malaysia, Singapore, Inggris, Philipina,
Irak, Iran, Italia, Turki, Amerika Serikat, dan Mexico.
Bahan produksi Narti’s Silver perak (bahan utama) dan tembaga (bahan pembantu)
dengan komposisi perak murni 92% dan tembaga 8%. Ke dua bahan ini diperoleh dari PT.
Antam yang merupakan industry pertambangan. Bahan-bahan tersebut membutuhkan waktu
yang lama dalam pengiriman hal tersebut karena bahan baku dan bahan pembantu diperoleh dari
luar pulau Jawa. Oleh sebab bahan produksi harus dijaga dalam posisi ‘aman’ agar proses
prosuksi dapat terus berlangsung.
Faktor Pertimbangan yang digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan produksi di
perusahaan Narti’Perak antara lain sebagai berikut:
Faktor ekonomis
Salah satu cara sebagai upaya peningkatan taraf hidup keluarga dan taraf hidup
masyarakat dilingkungan sekitar.
Faktor secara teknis
Karena dengan mudah terdapat berbagai macam pengrajin perak, yang nantinya secara
tidak langsung mereka akan bisa berinovasi dan berkreasi.
Faktor sejarah
Awalnya merupakan cikal bakal perusahaan Mataram yaitu pada abad 16 dan abad 17
atau tahun 1600-1700’an.
Membuka peluang pasar yang lebih luas dengan jenis produk yang ada pada Narti’S
Perak yaitu salah satu cara yang paling sering digunakan adalah dengan komunikasi lewat dunia
maya. Dimana biasanya pemilik perusahaan sering meluangkan waktu untuk bisa bekerja sama
dengan para relasi lewat obrolan ataupun media-media di dunia maya.
Daerah posisi pasar yang sering banyak menyerap hasil produksi yaitu dibaerbagai
macam kota diseluruh manca negara seperti: Jogyakarta, Bandung, Palembang, Medan,
Denpasar. Yang pada awalnya daerah-daerah tersebut hanyalah sebagai pensuply berbagai
macam kerajinan.
2. Perencanaan Produksi Industri Tas “Gendhis”
sistem pembelian produk dari tas gendis membuka outlet di beberapa kota yaitu
jogja,smg,jkt,bali,kalimantan dll.kemudian juga pembelian bisa melalui media online.didalam
outlet terdapat petugas khusus yg melayani pembeli utk mencarikan produk yg diinginkan para
pembeli shg pembeli lbh terbantu dan merasa nyaman.
Pemilik usaha tas Gendhis mengatakan bahwa Indonesia adalah posisi pasar yang banyak
menyerap hasil produksinya terutama kota Jakarta bila dibandingkan dengan kota – kota lain.
Namun, dalam hal daerah yang menjadi tempat inspirasi pengembanan ide adalah kota - kota di
Kalimantan. Di Gendhis, rotan sebagai bahan utama tas tersebut disesuaikan dengan model tas –
tas rotan yang ada di pulau Kalimantan, Namun dengan pengerjaan yang lebih baik dan beragam
sehingga bisa menarik minat konsuman baik di dalam maupun luar negeri.
3. Perencanaan Produksi Restoran “Pelem Golek”
Dalam perencanaan produksi yang ada pada Pelem Golek, terdapat banyak factor yang harus
dipertimbangkan diantaranya ketersediaan bahan baku, konsumen, lokasi penjualan, modal dan
peminataan dalam pemasaran.
Terdapat bagian khusus yang menangani pembelian/penyediaan bahan baku. Pembelian
bahan baku dilakukan setiap hari untuk menjaga kesegaran dari ikan dan bahan baku yang lain,
sehingga menu yang kami sajikan tetap terjaga kenikmatan dan kesehatannya. Persediaan bahan
baku disesuaikan dengan kebutuhan Restoran setiap harinya, serta kami sendiri memiliki banyak
relasi dengan penyedia bahan baku sehingga persediaan yang kami butuhkan ada dalam posisi
‘aman’ terus.
Bahan baku diperoleh dari daerah disekitar restoran, sedangkan ikan yang digunakan dipasok
dari daerah semarang, selama ini belum ada kendala karena bahan baku yang disediakan
produsen selalu tersedia dan jarak tempuh semarang-jogja juga tidak terlalu jauh, jadi tidak
memakanwaktu.
Hal – hal yang sangat mendasar yang membedakan ketiga industri diatas adalah lamanya
waktu sejak masing – masing industri tersebut berdiri. Dapat dilihat, Narti’s Silver merupakan
yang tertua diantara ketiga industri diatas. Hal ini yang menjadikan Narti’s Silver memiliki
sistem Perencanaan produksi yang sangat unggul. Dapat dilihat, bahwa distribusi produk mampu
menembus pasar international. Hal ini tak lepas dari peran pendirinya sendiri yang memang
memiliki koneksi yang luar biasa di luar negeri. Pada industry Tas Gendhis, sistem pemasaran
produk juga sangat bagus, hal ini dapat dilihat dari sistem yang membedakan dengan dua
industry yang lain, yaitu dengan memanfaatkan dunia maya untuk periklanan guna menarik
konsumen. Hal ini lah yang menjadi modal utama untuk mencapai tingkat kesuksesan hingga
saat ini walaupun pernah beberapa kali mengalami masa – masa kelam. Sedangkan Usaha Pelem
Golek tidak mengalami kesulitan untuk berkembang mengingat Pelem Golek merupakan usaha
di bidang kuliner yang mana tidak akan kesulitan menarik minat para konsumen. Sistem ekspansi
usaha dilakukan dengan membuka beberapa cabang di beberapa daerah di Jogjakarta, meskipun
beberapa kali belum menuai hasil yang maksimal, namun sekarang Pelem Golek Sudah
berkembang menjadi salah satu restoran terbaik di Jogjakarta. Perncanaan produksi untuk
meningkatkan Konsumen dilakukan dengan memvariasi menu dari bahan utama yang masih
segar.
Dari segi ketersediaan bahan baku sendiri, ketiga industry diatas memiliki sumber yang
berbeda – beda. Narti’s silver mendapatkan bahan baku perak dari pertambangan sederhana
disekitar Jogjakarta. Hal ini lah yang memberi keunggulan Narti’s Silver karena dapat membantu
meningkatkan taraf hidup masyarakat Jogjakarta dengan menambah lapangan pekerjaan.pada
industry Tas Gendhis, bahan baku rotan cenderung didapat diseluruha daerah penghasil rotan di
Indonesia, hal ini membuat Industri Tas Gendhis jarang sekali mendapat masalah pasokan bahan
baku. Sedangkan restoran Pelem Golek sendiri mendapatkan ikan segar sebagai bahan baku dari
pembudidaya ikan di sekitar pantai utara Semarang dan Kalimantan.
BAB PENJUALAN DAN PERSONALIA
1. NARTI’S SILVER
Sistem pemasaran yang oleh Pabrik Narti’s Silver dalam mempromosikan produknya yaitu
dengan cara dari mulut ke mulut dan mengadakan pameran.,ruang lingkup pemasarannya sangat
luas dari lingkup domestik meliputi Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Palembang, Medan,
Surabaya dan Denpasar hingga lingkup export meliputi Malaysia, Singapura, Jepang, Inggris,
Italia, Jerman, Belanda, Iraq, Iran, Turki, Amerika dan Meksiko. Pabrik ini dapat berkembang
dengan cepat dikarenakan konsumennya kebanyakan dari golongan bangsawan seperti kalangan
kerajaan baik dalam negeri maupun luar negeri mempunyai hubungan yang baik dengan Narti’s
Silver sehingga cenderung menggunakan prinsip kepercayaan dalam hal pemasaran dan tidak
memerlukan metode lain seperti menggunakan media massa, media cetak, dan sebagainya.
Narti’s Silver memiliki karyawan dalam jumlah yang sedikit karena cenderung
berhubungan dengan keahlian SDM, kebanyakan karyawan berasal dari sekitar pabrik, salah satu
alasannya yaitu karena industry ini berhubungan dengan kemampuan/kreatifitas para pekerjanya
yang memang kebanyakan sudah ahli dalam pembuatan produk, sehingga tidak perlu melakukan
pelatihan yang terlalu intensif, karena kurang efektif. Meskipun demikian, kesejahteraan pekerja
sangat diperhatikan. Hal ini dapat dilihat dari kesetiaan para pekerjanya yang bekerja sampai
lebih dari 35 tahun.
Dalam sektor produksi, karyawan yang bekerja dituntut untuk memiliki kemampuan dalam
mengolah bahan baku, seperti memahat, menempa, dan sebagainya, adapun bagi karyawan yang
menginginkan pelatihan kerja, Narti’s Silver juga menyediakan pelatihan kerja. Meskipun pabrik
ini pemasarannya sampai internasional, namun dalam pengelolaan struktur organisasinya masih
menggunakan sistem kekeluargaan.
2. Tas Gendhis
1. Sistem penjualan tas gendhis
1.1 Market
a. Kebutuhan pasar (Need Market)
Gendhis menyediakan kebutuhan pasar dengan memproduksi handycraft (kerajinan
tangan) yang berkualitas dengan desain yang fashionable dan service yang baik, Karena
gendhis juga menyediakan service pasca pembelian berupa gaaransi repair produk. Upaya
gendhis untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut mampu meningkatkan loyalitas
konsumen.
b. Tren pasar (trends market)
Tren pasar Gendhis berfokus pada produk lokal, natural handmade dan sustainable.
Apresiasi pasar terhadap produk lokal saat ini dapat dikatakan tinggi, sehingga produk lokal
dapat merupakan jawaban atas tren pasar saat ini. Gendhis mengangkat konsepnya yang
benar - benar alami (natural) seperti handmade. Proses produksi tanpa menggunakan mesin
serta menggunakan bahan bahan alami seperti : rotan, daun pandan, eceng gondhok, rami
bambu yang di kombinasikan dengan kulit sapi, kain perca, silampita serta produk full kulit
sapi.
c. Berdirinya Gendhis (market growth)
Sejak berdirinya Gendhis sebagai sebuah perusahaan mapan dan memiliki manajemen
yang jelas, Gendhis mengalami perkembangan hingga saat ini yang telah memiliki beberapa
outlet di dalam dan luar kota Jogjakarta antara lain: jogjakarta, Jaklarta, Bogor, Bandung,
medan, Samarinda, Semarang, Solo dan Surabaya. Dan diluar negeri antara lain: Jepang,
Amerika, Colombia, Spanyol, India, Malaysia, dan Newzealand. Yang hal ini merupakan
yang paling mengindikasikan meninghkatnya pasar yang dimiliki oleh gendhis. Hal ini juga
di perkuat dengan fenomena bahwa pertumbuhan yang dialami oleh gendhis sekitar 35%
pertahun dilihat dari segi penjualan dan profit.
Gendhis telah melakukan banyak aktifitas pemasaran, seperti pameran, pengenalan secara
online, artikel majalah dan sistem world of mouth. Namun adalagi aktivitas pemasaran yang
dirasa gagal, yaitu brosur krena hasil yang didapatkan tidak sebesar usaha yang telah di
keluarkan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan aktivitas tersebut antara
lain: penguatan branding, internet marketing,, penetrasi pasar lokal, melakukan sosialisasi promo di
bulan bulan yang mengalami penurunan penjualan.
1.2 sistem pemasaran
Gendhis telah melakukan banyak aktifitas pemasaran, seperti pameran, pengenalan secara
online, artikel majalah dan sistem world of mouth. Namun adalagi aktivitas pemasaran yang
dirasa gagal, yaitu brosur krena hasil yang didapatkan tidak sebesar usaha yang telah di
keluarkan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan aktivitas tersebut antara
lain: penguatan branding, internet marketing,, penetrasi pasar lokal, melakukan sosialisasi promo di
bulan bulan yang mengalami penurunan penjualan.
1.3 pangsa pasara (objective marketing)
dengan mengusung misi “Gendhis harus mampu memberikan produk natural handmade
yang berkualitas tinggi”. Gendhis melakukan beberapa rencana, antara lain:
- memperkuat penetrasi pasar lokal
- memperkuat strategi marketing melalui media online
- mempertahankan pertumbuhan yang selama ini sudah menunjukan peningkatan yang
positif, bahkan meningkatkannya.
1.4 targets market
dengan mempertahankan segmentasi menengah keaatas dan ke eksklusifan produk,
gendhis menjaga loyalitas cutomer yang sudah mereka miliki. Serta berusaha membidik
pasar yang concern terhadap fashion dan kecenderungan masyarakat indonesia yang mulai
menyukai produk dalam negeri dan peduli terhadap lingkungan, sehingga mulai melirik
produk produk berbahan natural dan ramah lingkungan.
1.5 Strategi pemasaran
Menjadikan Gendhis sebagain produsen Handycraft natural handmade yang di kenal
secara lokal dan internasional. Strategi marketing dilakukan untuk meningkatkan kesadaran
pasar lokal terhadap produk gendhis. Yang menekankan pda eksklusivitas dan produk
natural handmade. Metode yang di gunakan dengan lebih memanfaatkan internet marketing
serta kegiatan promosi yang intensif di setiap kesempatan yang ada
1.6 Marketing program
- Pricing : berdasarkan harga pokok penjualan
- Distributing : melalui outlet-outlet yang tersebar di berbagai daerah di tambah
online shoping
- Advertising and Promotion : pameran, iklan media cetak dan elektronik, brosur,
discount, online.
- Customer service : menyediakan garansi dan kustomerisasi produk.
2. Personalia
Di lokasi wirausaha Tas Gendis memiliki karyawan yang rata rata adalah kerabat
dekat dari pemilik usaha tas gendhis, hal ini dikarenakan tas gendis merupakan wirausaha
yang didirikan oleh keluarga mereka. Jumlah karyawan berkisar dari 15-20 karyawan,
diantaranya keluarga dan sisanya adalah kurir yang sudah berpengalaman dengan
pembuatan tas.
Pengrekrutan karyawan yang dilakukan menggunakan system pengalaman lebih
diutamakan,pada usaha tas gendis lebih diutamakan karyawan yang memiliki nilai seni
dan kreativitas tinggi sehingga dapat menghasilkan karya tas yang lebih bernilai seni ,
dan dapat bersaing di pasar nasional dan internasional
3. RUMAH MAKAN PELEM GOLEK
A. Penjualan
Penjualan kuliner di “Rumah Makan Pelem Golek” dilakukan secara langsung yaitu
customer datang langsung ke lokasi dan membeli produk. Sasaran penjualan yang dilakukan
oleh “Rumah Makan Pelem Golek” . Pasaran domestik.dalam sehari “Rumah Makan Pelem
Golek” ini dapat menjual produk makanan mereka sebanyak puluhan kilogram ikan air tawar
atau ikan air laut. Tetapi kadang penjualan mengalami sedikit hambatan karena keterbatasannya
bahan baku yang digunakan, dan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan dari customer
biasanya sudah diantisipasi dengan cara membuat kolam ikan untuk memelihara ikan air tawar
yang dapat dijadikan persediaan bahan baku apabila kiriman bahan baku dari luar kotater
hambat.
B. Personalia
Jumlah karyawan
Di Rumah Makan Pelem Golek memiliki jumlah karyawan awal hanya beberapa orang yang
terdiri dari pramusaji, koki, pelayan, kasir dan bagian keuangan. Rumah Makan Pelem Golek
sempat mengalami dua kali krisis keuangan sehingga sempat melakukan pemecatan
karyawan untuk menstabilkan krisis keuangan. Setelah berhasil melewati krisis keuangan,
dalam beberapa tahun terakhir ini Rumah Makan Pelem Golek mulai melakukan upaya untuk
merekrut karyawan kembali. Pada tahun 2013 jumlah karyawan Rumah Makan Pelem Golek
kurang lebih sebanyak 40 orang.
Sistem perekrutan karyawan
Perekrutan karyawan melalui system lamaran pekerjaan dimana calon karyawan mendapat
info dari pemasangan pamflet ataupun info dari perorangan karena sebagian pekerja dari
masyarakat sekitar.
Training/ latihan kerja
Training/ latihan kerja pada karyawan baru ada. Biasanya karyawan baru selama satu bulan
mendapat tugas pekerjaan yang ringan dulu dengan pengawasan yang dilakukan oleh atasan.
Sedangkan untuk koki baru dilakukan pengawasan langsung oleh pemilik Rumah Makan
Pelem Golek. Setelah satu bulan maka para pekerja bisa langsung ditempatkan pada bagian
masing - masing.
Syarat khusus untuk menjadi karyawan
Persyaratan untuk menjadi karyawan yaitu harus jujur dan mau bersedia bekerja. Persyaratan
yang mudah ini dikarenakan sulitnya mencari karyawan dan persaingan bisnis serupa
disekitarnya. Untuk penghasilan yang didapatkan sesuai dengan bidang pekerjaannya di
Rumah Makan Pelem Golek.
Struktur organisasi Rumah Makan Pelem Golek
Rumah Makan Pelem Golek adalah usaha keluarga yang diolah oleh keluarga Bapak Agus.
Selain keluarga Bapak Agus ada orang – orang yang turut mengelola Rumah Makan Pelem
Golek yaitu karyawan yang berasal dari masyarakat sekitar wilayah Yogyakarta.
STRUKTUR ORGNAISASI RUMAH MAKAN PELEM GOLEK
Analisa Perbedaan Masing-Masing Perusahaan
Dari ketiga perusahaan memiliki perbedaan khususnya pada ‘Penjualan dan Personalia’
berikut tabel perbedaannya
N
O
Perbeda
an
Narti’s Silver Tas Gendis Pelem Golek
1 Sistim
Penjualan
mempromosikan
produknya yaitu dengan
cara dari mulut ke mulut
dan mengadakan
pameran.,ruang lingkup
baik secara domestik
Mempromosika
nnya dari rekan kerja
pemilik usaha dan
mencoba menjualnya di
internet dan media
social lainnya.
Penjualan
dilakukan secara
langsung yaitu
customer datang
langsung ke lokasi dan
membeli produk
maupun mancanegara
2 Jumlah
Karyawan
Sedikit sedikit Banyak
3 Training
/ latihan kerja
Ada tetapi lebih
mengutamakan kreatifitas
pekerjanya karena
berhubungan dengan
memahat dan lain
sebagainya
Karena
karyawan yang didapat
rata-rata sudah
berpengalaman dalam
bidangnya, training
kerja tidak begitu
diutamakan.
Karyawan baru
selama satu bulan
mendapat tugas
pekerjaan yang ringan
dulu dengan
pengawasan yang
dilakukan oleh atasan
4 Syarat
Khusus
Menjadi
Karyawan
Karyawan yang
bekerja dituntut untuk
memiliki kemampuan
dalam mengolah bahan
baku dan
kemampuan/kreatifitas
para pekerjanya karena
lebih mengutamakan
kesenian dari pemahatan
Karyawan yang
ingin bekerja di Tas
gendhis harus memiliki
nilai kreativitas yang
tinggi, sehingga dapat
menghasilkan tas
bernilai seni tinggi dan
dapat bersaing di pasar
nasional dan
internasional
Persyaratan
untuk menjadi
karyawan yaitu harus
jujur dan mau bersedia
bekerja. Persyaratan
yang mudah ini
dikarenakan sulitnya
mencari karyawan dan
persaingan bisnis
serupa disekitarnya.