hasil kunjungan rumah

16
HASIL KUNJUNGAN RUMAH Puskesmas : Kelurahan Grogol I Nomor register : 07/07 Tgl kunjungan runah : 31 Desember 2009 Data riwayat keluarga : I. Identitas Pasien a. Nama : Ny. Eni b. Umur : 67 tahun c. Jenis Kelamin : perempuan d. Pekerjaan : Berdagang e. Pendidikan : Tamat SMP f. Alamat : Jl.Makaliwe I Rt.03/Rw.07 II. Riwayat Biologis Keluarga a. Keadaan kesehatan sekarang : baik b. Kebersihan perorangan : baik c. Penyakit yang sering diderita : pusing, leher kaku,tidak bisa tidur d. Penyakit keturunan : darah tinggi ( orang tua ) e. Penyakit kronis/ menular : tidak ada f. Kecacatan anggota keluarga : tidak ada g. Pola makan : kurang h. Pola istirahat : kurang i. Jumlah anggota keluarga : 5 orang

Upload: joshua-pattinson-legi

Post on 31-Jul-2015

329 views

Category:

Documents


47 download

TRANSCRIPT

Page 1: HASIL KUNJUNGAN rumah

HASIL KUNJUNGAN RUMAH

Puskesmas : Kelurahan Grogol I

Nomor register : 07/07

Tgl kunjungan runah : 31 Desember 2009

Data riwayat keluarga :

I. Identitas Pasien

a. Nama : Ny. Eni

b. Umur : 67 tahun

c. Jenis Kelamin : perempuan

d. Pekerjaan : Berdagang

e. Pendidikan : Tamat SMP

f. Alamat : Jl.Makaliwe I Rt.03/Rw.07

II. Riwayat Biologis Keluarga

a. Keadaan kesehatan sekarang : baik

b. Kebersihan perorangan : baik

c. Penyakit yang sering diderita : pusing, leher kaku,tidak bisa tidur

d. Penyakit keturunan : darah tinggi ( orang tua )

e. Penyakit kronis/ menular : tidak ada

f. Kecacatan anggota keluarga : tidak ada

g. Pola makan : kurang

h. Pola istirahat : kurang

i. Jumlah anggota keluarga : 5 orang

III. Psikologis Keluarga

a. Kebiasaan buruk : minum kopi

b. Pengambilan keputusan : anak

c. Ketergantungan obat : tidak ada

d. Tempat mencari pelayanan kesehatan : Puskesmas dan Rumah Sakit

e. Pola rekreasi : kurang

Page 2: HASIL KUNJUNGAN rumah

IV. Keadaan Rumah / Lingkungan

a. Jenis bangunan : permanent

b. Lantai rumah : keramik

c. Luas rumah : 6m x 20m = 120 m²

d. Penerangan : sedang

e. Kebersihan : sedang

f. Ventilasi : kurang

g. Dapur : ada

h. Jamban keluarga : ada

i. Sumber air minum : ledeng

j. Sumber pencemaran air : tidak

k. Pemanfaatan pekarangan : tidak

l. Sistem pembuangan air limbah : ada

m. Tempat pembuangan sampah : ada

n. Sanitasi lingkungan : baik

V. Spiritual Keluarga

a. Ketaatan beribadah : baik

b. Keyakinan tentang kesehatan : baik

VI. Keadaan Sosial Keluarga

a. Tingkat pendidikan : sedang

b. Hubungan antar anggota keluarga: baik

c. Hubungan dengan orang lain : baik

d. Kegiatan organisasi sosial : sedang

e. Keadaan ekonomi : sedang

VII. Kultural Keluarga

a. Adat yang berpengaruh : adat China

b. Lain-lain : -

Page 3: HASIL KUNJUNGAN rumah

VIII. Daftar Anggota Keluarga

No

Daftar

Keluarga

Jenis

Kelamin Umur

Pekerjaan

Pokok

Tingkat

Pendidikan

Terakhir

Hubungan

1. Ny. Eni P 67 th Berdagang SMP KK

(pasien)

2. Ferri Santoso L 36 th Karyawan

Swasta

S1 Anak

3. Anton

Santoso

L 33 th Karyawan

Swasta

S1 Anak

4. Imelda

Santoso

P 30 th Karyawan

Swasta

S1 Anak

5. Ny. Lani P 60 th Berdagang SMP Sepupu

IX. Keluhan Utama

Leher terasa kaku, pusing

X. Keluhan Tambahan

Tidak bisa tidur

XI. Riwayat Penyakit Sekarang

Kurang lebih sejak 15 tahun yang lalu pasien mulai merasa lehernya terasa kaku

pasien juga mengeluh sering pusing dan badan berasa tidak enak. Karena keadaan

pasien yang seperti ini sehingga pasien mengatakan nafsu makan pasien menurun dan

berat badannya juga tidak ada perubahan. Awalnya pasien berobat ke dokter pribadi

dokter mengatakan bahwa pasien terkena penyakit darah tinggi dan diberi obat darah

tinggi dan vitamin. Pasien mengatakan sejak didiagnosis darah tinggi pasien minum

obat tidak teratur. Biasa pasien meminum obat apabila ia pusing-pusing atau lehernya

terasa kaku saja. Dalam hal makanan, pasien tidak pernah pantang. Pasien juga

mengaku sering minum kopi.

Kira-kira sejak 4 hari yang lalu pasien mengatakan kepalanya pusing sekali dan

lehernya terasa kaku. Pasien juga merasa kesulitan tidur. Pada saat itu ia sangka

Page 4: HASIL KUNJUNGAN rumah

penyakitnya hanya pusing biasa saja karena kurang istirahat dan pasien meminum

obat panadol. Setelah 2 hari dirasakan pusing tidak berkurang dan leher terasa sangat

kaku pasien mengatakan tidak meminum obat darah tinggi karena obatnya sedang

habis. Akhirnya pasien memutuskan untuk pergi berobat ke Puskesmas Grogol I.

Setelah ditensi tekanan darah pasien adalah 190/100 mmHg.

XII. Riwayat Penyakit Dahulu

Penyakit maag

Penyakit DM

Penyakit jantung disangkal

Penyakit asma

XIII. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Compos mentis, tidak dyspneu, tidak

cyanosis, tidak ikterik, tidak anemis,

status gizi lebih.

Status Generalis :

● Tekanan Darah : 190 / 100 mmHg

● Nadi : 84 x / menit

● Pernapasan : 22 x / menit

● Berat Badan : 75 kg

● Tinggi Badan : 155 cm

Status Gizi

IMT = BB (kg) / TB2 (m2)

= 75 / (1,55)2 = 31,21 kg/m2

IMT normal wanita : 18,5 - 23,5 kg/m2

Status gizi = lebih

Page 5: HASIL KUNJUNGAN rumah

Keadaan Regional

Kulit Kulit berwarna sawo matang, ikterus (-),

sianosis(-)

Kepala Bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut

berwarna hitam terdistribusi merata, tidak

mudah dicabut.

Mata OD : Bentuk normal, konjungtiva tidak

anemis, sklera tidak ikterik, palpebra superior

et inferior tidak edema, pupil bulat dengan

diameter kurang lebih 3 mm, reflek cahaya

(+), arkus senilis (+).

OS : Bentuk normal, konjungtiva tidak

anemis, sklera tidak ikterik, palpebra superior

et inferior tidak edema, pupil bulat dengan

diameter kurang lebih 3 mm, reflek cahaya

(+), arkus senilis (+).

Telinga Bentuk normal, liang telinga lapang, tidak ada

sekret, tidak ada serumen

Hidung Bentuk normal, tidak ada sekret, tidak ada

deviasi septum nasi

Mulut Bentuk normal, perioral tidak sianosis, bibir

lembab, lidah tidak kotor, arkus faring

simetris, letak uvula di tengah, faring tidak

hiperemis, tonsil T1-T1 tenang, mukosa mulut

tidak ada kelainan, tida ada halitosis, tidak

memakai prothesa.

Gigi Karies (+), Kalkulus (+)

Leher Trachea di tengah, kelenjar tiroid tidak teraba

membesar

Kelenjar getah

bening

Retroaurikuler, submandibula, cervical,

supraclavicula, axilla, inguinal tidak

membesar

Page 6: HASIL KUNJUNGAN rumah

Thorax

Paru-paru :

Auskultasi : Vesikuler +/+, ronchi -/-, whezzing -/-

Jantung :

Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : tampak cembung, gambaran vena dan usus tidak tampak

Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium (-), hepar & lien tidak teraba

membesar, turgor kulit baik

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus (+), normal

Extremitas

Extremitas superior et inferior tidak ada edema dan tidak ada deformitas

Refleks fisiologis : + / +

Refleks patologis : - / -

XIV. Diagnosis Penyakit

Hipertensi tak terkontrol stage II (menurut JNC 7)

Obesitas

XV. Diagnosis Keluarga :

-

XVI. Anjuran Penatalaksanaan penyakit :

Promotif : memberikan penyuluhan dan pengertian kepada pasien tentang

penyakit hipertensi, komplikasi penyakit, dan keteraturan dalam berobat

sehingga terkontrolnya tekanan darahnya. Memberikan penyuluhan pada

pasien mengenai obesitas.

Preventif : Memotivasi pasien agar mau berobat dan mengontrol tekanan

darahnya secara teratur, mengatur pola makannya seperti jangan makan

makanan yang asin, tidak atau mengurangi minum kopi dan dapat

memotivasinya untuk rajin berolahraga serta minum obat secara teratur.

Page 7: HASIL KUNJUNGAN rumah

Memberikan pengetahuan kepada keluarga bahwa penyakit hipertensi ini

tidak menular tetapi dapat diturunkan, sehingga ada kesadaran hidup sehat

sedini mungkin. Memberikan pengertian kepada keluarga agar dapat

membantu pasien dalam mengatur pola makannya seperti jangan makan

makanan yang asin dan dapat memotivasinya untuk rajin berolahraga serta

minum obat secara teratur.

Kuratif :

Non farmakologis:

Diet rendah garam

Tidak atau mengurangi minum kopi

Kontrol berobat ke dokter secara teratur

Olah raga ringan teratur (misal: jalan pagi) selama 30 menit

Diet rendah lemak

Farmakologis:

Captopril 12.5 mg 2x sehari

Diazepam 1x 1 (malam hari)

B complex 3 x sehari

Paracetamol 3x sehari

XVI. Prognosis

Penyakit : dubia ad bonam

Keluarga : dubia ad bonam

Masyrakat : dubia ad bonam

XVII. Resume

Dari hasil pemeriksaan saat kunjungan rumah pada tanggal 31 Desember

2009, didapatkan bahwa pasien adalah penderita Hipertensi stage II tidak terkontrol

dengan berat badan berlebih. Pasien agak kurang memiliki pengetahuan tentang

penyakitnya sehingga melakukan pola makan yang salah, kurang olahraga dan

berobat tidak teratur. Rumah pasien tergolong rumah yang tidak sehat dilihat dari

kurangnya ventilasi dan udara dalam ruangan yang panas.Ditinjau dari spiritual

keluarga keluarga pasien merupakan keluarga yang taat beribadah beragama Katolik

dan beribah setiap minggu ke gereja. Orang tua pasien memiliki riwayat sakit darah

tinggi oleh karena itu pasien disarankan untuk melakukan pencegahan sekunder untuk

Page 8: HASIL KUNJUNGAN rumah

mencegah komplikasi yang dapat timbul dengan minum obat secara teratur, kontrol

tekanan darahnya secara rutin minimal 1 bulan sekali dan olahraga secara teratur,

memperbaiki pola makan dan melakukan hal-hal yang terdapat dalam perilaku hidup

sehat. Sedangkan keluarga pasien sebagai kelompok resiko tinggi, dianjurkan untuk

berperilaku hidup sehat sedini mungkin dan mengontrol tekanan darah secara teratur

dan hidup dengan pola makan yang sehat. Untuk mencapai kesehatan yang

menyeluruh hedaknya didukung pula oleh kondisi rumah yang sehat, oleh karena itu

pasien disarankan untuk memperbaiki ventilasi ruangan.

No

Daftar

Keluarga

Jenis

Kela

min

Umur

Pekerjaan

Pokok

Tingkat

Pendidikan

Terakhir

Agama Keadaan

Kesehatan

Keadaan

Gizi

1. Ny. Eni P 67 th Berdagang SMP Katolik Baik Baik

2. Ferri

Santoso

L 36 th Karyawan

Swasta

S1 Katolik Baik Baik

3. Anton

Santoso

L 33 th Karyawan

Swasta

S1 Katolik Baik Baik

4. Imelda

Santoso

P 30 th Karyawan

Swasta

S1 Katolik Baik Baik

5. Ny. Lani p 60 th Berdagang SMP Katolik Baik Baik

Daftar Anggota Keluarga

Riwayat Imunisasi Keluarga

Tinjauan Pustaka

Hipertensi

NAMA BCG DPT POLIO CAMPAK HEPATITIS CACAR

Tn.Edi - - - - - +

Ny. Eni - - - - - +

Ferri Santoso + + + + + -

Anton Santoso + + + + + -

Imelda Santoso + + + + + -

Ny.Lani - - - - - +

Page 9: HASIL KUNJUNGAN rumah

Pendahuluan

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan

tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai

sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat

diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah

satu faktor resiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan

merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. Pada pemeriksaan tekanan darah akan

didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi

(sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).

Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan

darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya

terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam

jangka beberapa minggu.

Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik

Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg

Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg

Stage 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg

Stage 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi

tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.

Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.

Mekanisme Pengaturan tekanan darah

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:

Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap

detiknya

Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat

mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu

Page 10: HASIL KUNJUNGAN rumah

darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit

daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia

lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis.

Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi

"vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut

karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.

Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah.

Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang

sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat,

sehingga tekanan darah juga meningkat.

Sebaliknya, jika:

Aktivitas memompa jantung berkurang

Arteri mengalami pelebaran

Banyak cairan keluar dari sirkulasi

Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.

Penyebab Hipertensi

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :

1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui

penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).

2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya

penyakit lain.

Penatalaksanaan Hipertensi

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah modifikasi gaya hidup. Faktor

kardiovaskuler yang bisa dicegah sebaiknya dihindari, misalnya dengan tidak merokok,

mengurangi berat badan bila obesitas, rutin berolahraga, mengontrol kadar lemak dan gula

darah serta mengurangi penggunaan garam.

Khusus untuk konsumsi garam, hendaknya pasien tidak pantang garam sama sekali,

karena ternyata pantang garam akan mengurangi nafsu makan dan membuat badan menjadi

lemas. Jadi cukup dengan mengurangi porsi garam saja.

Penggunaan obat anti hipertensi terbaru dari golongan Angiotensin II Receptor Blocker

(ARB), semisal telmisartan dan irbesartan, juga perlu dipertimbangkan untuk menangani

kasus hipertensi. Sangat baik terutama bila dikombinasikan dengan golongan diuretik (Hct).

Page 11: HASIL KUNJUNGAN rumah

Target penurunan tekanan darah yaitu di bawah 140/90 untuk pasien tanpa komplikasi

dan dibawah 130/80 untuk pasien yang menderita diabetes atau kelainan ginjal.

Untuk pasien dengan diabetes, obat anti hipertensi yang dianjurkan adalah ACE-Inhibitor

(misalnya captopril atau enalapril). Prof.DR.dr.H.Ahmad H Asdie,SpPD-KEMD juga

menambahkan bahwa pasien diabetes sebaiknya juga menerima dengan ikhlas apa yang

terjadi pada dirinya, karena ternyata faktor hormon stress juga berpengaruh dalam

pengendalian tekanan dan gula darah.

DR.dr.H Munawar Sp.JP(K) menganjurkan penggunaan beta blocker atau calcium

antagonist pada pasien dengan angina pektoris stabil (nyeri dada saat aktivitas). Beliau juga

menganjurkan penggunaan ACE-Inhibitor maupun ARB pada pasien dengan riwayat infark

miokard akut atau gagal jantung.

Penurunan tekanan darah pada stroke harus hati-hati mengingat penurunan tekanan darah

akan menurunkan juga aliran darah otak (cerebral blood flow). Menurut Prof.DR.dr.H Rusdi

Lamsudin,M.Med.Sc,Sp.S (K), penurunan tekanan darah pada stroke akut diijinkan bila

didapatkan tekanan darah lebih dari 220/120 pada stroke iskemik, lebih dari 185/110 pada

stroke yang akan diterapi dengan r-TPA atau lebih dari 180/100 pada stroke perdarahan.

Kadar lemak darah hendaknya juga dikendalikan, misalnya dengan modifikasi gaya hidup

dan penggunaan statin bila perlu. Target penurunan total kolesterol yaitu di bawah 175 mg/dl.

Terapi aspirin dosis rendah juga sangat dianjurkan, walaupun tekanan darah sudah terkontrol.