hasil pemantauan sumberdaya alam dan...
TRANSCRIPT
1
LAPORAN
HASIL PEMANTAUAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN SERTA MITIGASI BENCANA ALAM
BERDASARKAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH
BULAN FEBRUARI 2017
Website: pusfatja.lapan.go.id/simba pusfatja.lapan.go.id/sisdal
BIDANG DISEMINASI PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL JAKARTA
Jalan Kalisari No. 8 Pekayon Pasar Rebo Jakarta Timur 13710 Tel/Fax: 021-8722733, 021-8722733
1
Curah Hujan < 150 mm /bulan :
Kep. Riau
NTT
Riau
Maluku Utara
Sumatera Barat
Sulawesi Utara
NTB
Curah Hujan > 250 mm /bulan:
Papua Barat
Jawa Tengah
Kalimantan Barat
Bengkulu
Papua
Kalimantan Tengah
DIY
Lampung Selengkapnya Akumulasi Curah hujan dapat dilihat pada: http://pusfatja.lapan.go.id/curahhujan.php
Curah Hujan 150 - 250 mm /bulan :
Sulawesi Tenggara
NAD
Maluku
Sumatera Utara
Sulawesi Tengah
Jawa Timur
Jambi
Kep. BA-BEL
Gorontalo
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
DKI Jakarta
Sumatera Selatan
Jawa Barat
Sulawesi Barat
Jawa Barat
Sulawesi Selatan
Banten
1. PEMANTAUAN AKUMULASI CURAH HUJAN
2
Gambar 2.1: Potensi Banjir di P. Jawa Minggu I
(01-05 Februari 2017) tanggal 25 Januari 2016
Hasil analisis potensi banjir harian berdasarkan data potensi hujan dari data Satelit Himawari-8, data Landsat-7, DEM-SRTM USGS dan batas Administrasi dari BIG. Berikut hasil analisis daerah potensi banjir pada beberapa Provinsi (selengkapnya pada http://pusfatja.lapan.go.id/simba/data/banjir.php):
Gambar 2.2: Potensi Banjir di P. Sumatera
Minggu II (06-12 Februari 2017)
Gambar 2.3: Potensi Banjir di P. Kalimantan
Minggu III (13-19 Februari 2017)
Gambar 2.4: Potensi Banjir di P. Sulawesi
Minggu IV (20-26 Februari 2017)
Gambar 2.5: Potensi Banjir di P. Papua Minggu V (27-28 Februari 2017)
2. PEMANTAUAN DAERAH POTENSI BANJIR DI INDONESIA
3
3.1. FFMC = Fine Fuel Moisture Code Kondisi Potensi Tingkat Kemudahan Penyulutan Api)
Peringkat numerik dari kandungan kadar air bahan bakaran halus. FFMC digunakan sebagai indikator kemudahan tersulut dan tersebarnya api (kebakaran). Peringkat FFMC tinggi biasanya terjadi pada rerumputan dan bahan bakaran halus lainnya yang kering/mati dan terdapat pada wilayah terbuka.
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada: : http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php
3. PEMANTAUAN SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN)
Dasarian-I (1-10 Februari 2017):
FFMC-ekstrim pada dasarian-I tersebar luas di Prov. NAD, Sumatera Utara, Riau, Jambi, sebagian Sumatera Barat, Kep. Bangka-Belitung, Kep. Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Dasarian-II (11-20 Februari 2017):
FFMC-ekstrim semakin luas pada dasarian-II di P. Sumatera, memanjang dari Prov. NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, sebagian Lampung, Kep. Bangka-Belitung, sebagian Lampung, Kep. Riau. FFMC-ekstrim di P. Kalimantan, terpantau cukup luas di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur dan pesisir selatan Kalimantan Barat-hingga Kalimantan Selatan.
Dasarian-III (21-28 Februari 2017):
FFMC-ekstrim di dasarian-III hampir tidak terpantau baik di P. Sumatera dan Kalimantan. FFMC-ekstrim terpantau dalam luasan kecil di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Kep. Bangka-Belitung dan Kep. Riau.
4
3.2. DC = Drought Code (Potensi Tingkat Kekeringan dan Asap ) Peringkat numerik dari kandungan kadar air di lapisan organik yang berada di bawah permukaan tanah. DC digunakan sebagai indicator kekeringan dan potensi terjadinya kabut asap. Peringkat DC yang tinggi biasanya terjadi pada kebakaran lahan gambut.
Hasil selengkapnya dapat dilihat pada: http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php
Dasarian-I (1-10 Februari 2017):
Tidak terpantau DC-ekstrim, DC-tinggi di P. Sumatera dan Kalimantan pada dasarian-I. DC-sedang hanya terpantau di Sumatera Barat dan Riau. Selebihnya, di kedua pulau dalam kondisi DC-rendah
Dasarian-II (11-20 Februari 2017):
Kondisi di P. Sumatera dan Kalimantan tidak jauh berbeda dengan dasarian-I, tidak terpantau lahan yang dalam kondisi DC-ekstrim dan DC-tinggi. Lahan dengan kondisi DC-sedang, agak meluas di Sumatera Barat, Riau dan sedikit di Jambi, Bengkulu dan Kalimantan Utara.
Dasarian-III (21-28 Februari 2017):
Tidak terpantau lahan dengan DC-ekstrim dan DC-tinggi. Lahan dengan DC-sedang terpantau di Sumatera Barat, Riau, Jambi dan Kalimantan Utara.
3. PEMANTAUAN SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN)
5
3.3. ISI = Initial Spread Index (Kesulitan Pengendalian)
Peringkat numerik dari penyebaran api/kebakaran untuk bahan bakaran halus (rerumputan). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada : http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php
Dasarian-I (1-10 Februari 2017):
ISI-ekstrim di P. Sumatera yang terpantau di Prov. Riau, Jambi, Kep. Riau, sedikit di NAD, Sumatera Utara, P. Bangka. Sedangkan di P. Kalimantan terpantau di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan sebagian Kalimantan Utara.
Dasarian-II (11-20 Februari 2017):
ISI-ekstrim terpantau dalam luasan kecil sepanjang pesisir Prov. NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat. Sedangkan ISI-ekstrim cukup luas di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka-Belitung, Kep. Riau, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Dasarian-III (21-28 Februari 2017):
Tidak terpantau ISI-tinggi dan ISI-ekstrim di kedua pulau. ISI-sedang terpantau di Prov. Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Kep. Riau, Kep. Bangka-Belitung. Selebihnya kedua pulau terpantau dalam kelas ISI-rendah.
3. PEMANTAUAN SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN)
6
3.4. FWI = Fire Weather Index (Index Cuaca Kebakaran)
Peringkat numerik dari intensitas kebakaran. FWI merupakan peringkat bahaya kebakaran secara umum. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada: http://pusfatja.lapan.go.id/spbk.php
Dasarian-I (1-10 Februari 2017):
FWI-ekstrim dalam luasan kecil-kecil di Prov. NAD, Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau dan Kalimantan Selatan. FWI-tinggi tersebar di Prov. NAD, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan sebagian Kalimantan Utara.
Dasarian-II (11-20 Februari 2017):
FWI-ekstrim terpantau mengelompok di Prov. Riau, Jambi, Kep. Riau dan dalam luasan kecil di NAD, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Kalimantan Utara.
Dasarian-III (21-28 Februari 2017):
Tidak terpantau FW-ekstrim di kedua pulau. FWI-tinggi terpantau dalam luasan-luasan kecil di Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau. FWI-sedang terpantau di Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Utara.
3. PEMANTAUAN SPBK (SISTEM PERINGKAT BAHAYA KEBAKARAN)
7
Informasi titik panas di peroleh dari data Terra/Aqua-MODIS dan SNPP-VIIRS, selengkapnya dapat dilihat pada, http://pusfatja.lapan.go.id/karhutla.php Hasil pengamatan bulan Februari 2017 menunjukkan, di P. Sumatera terpantau 45 titik panas, di P. Kalimantan terpantau 33 titik panas, di P. Sulawesi terpantau 31 titik panas, dan (Maluku, Maluku Utara) terpantau 2 titik panas, (Papua, Papua Barat) 1 titik panas, sedangkan di pulau lain, tidak terpantau adanya titik panas.
PROVINSI JUMLAH
HOTSPOT
JAMBI 4
KALBAR 9
KALSEL 1
KALTARA 3
KALTENG 18
KALTIM 2
MALUT 2
NAD 7
NTB 4
NTT 5
PAPUA 1
RIAU 24
SULBAR 1
SULSEL 24
SULTENG 4
SULTRA 1
SULUT 1
SUMBAR 1
SUMUT 9
JUMLAH 121
4. PEMANTAUAN TITK API (HOT-SPOT)
Gambar 4.1: Sebaran titik panas di Indonesia Februari 2017
Gambar 4.1: Sebaran titik panas di Indonesia Februari 2017
Tabel 4.1: Jumlah titik panas per-provinsi di Indonesia Februari 2017
8
Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di P. Jawa dan Bali bulan Februari 2017 selama 3 periode 8 harian, yaitu; 02-09 Februari 2017, 10-17 Februari 2017, 18–25 Februari 2017.
Tingkat Kehiajauan Vegetasi lahan sawah di
Pulau Jawa dan Bali bulan Februari 2017
didominasi lahan sawah dengan kelas TKV-
tinggi dan mulai memasuki TKV-air.
Lahan sawah dengan kelas TKV-tinggi masih
mendominasi Provinsi Banten yaitu Kab.
Pandeglang, Serang, dan Tangerang. Provinsi Jawa
Barat yaitu Kab. Indramayu, Cirebon, dan Subang.
Provinsi Jawa Tengah yaitu Kab. Brebes,
Grobogan, dan Pati. Provinsi D.I Yogyakarta yaitu
Kab. Sleman, Kulon Progo, dan Bantul. Provinsi
Jawa Timur, yaitu Kab. Malang, Jember, dan
Banyuwangi. Provinsi Bali, yaitu Kab. Tabanan,
Gianyar, dan Badung.
Untuk lahan sawah dengan kelas TKV-air mulai
mendominasi Provinsi Banten yaitu Kab. Serang,
Pandeglang, dan Tangerang. Provinsi Jawa Barat
yaitu Kab. Indramayu, Karawang, dan Subang.
Provinsi Jawa Tengah yaitu Kab. Grobogan, Blora,
dan Brebes. Provinsi D.I Yogyakarta yaitu Kab.
Gunung Kidul, Kulon Progo dan Bantul. Provinsi
Jawa Timur yaitu Kab. Bojonegoro, Jember dan
Lamongan. Provinsi Bali yaitu Kab. Tabanan,
Buleleng, dan Jembrana.
5. PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) LAHAN SAWAH DI P. JAWA dan BALI
9
Pemantauan Fase Tanaman Padi di P. Jawa dan Bali bulan Februari 2017 selama 3 periode 8 harian, yaitu; 02-09 Februari 2017, 10-17 Februari 2017, 18–25 Februari 2017.
Fase tanaman padi di lahan sawah di P.
Jawa dan Bali Februari 2017 didominasi oleh
lahan sawah dengan fase vegetatif-2 dan
generatif-1.
Lahan sawah dengan fase vegetatif-2
mendominasi di Provinsi Banten yaitu Kab.
Serang, Tangerang, dan Padeglang. Provinsi
Jawa Barat yaitu Kab. Indramayu, Subang,
dan Cirebon. Provinsi Jawa Tengah yaitu
Kab. Demak, Cilacap, dan Grobogan.
Provisnsi D.I Yogyakarta yaitu Kab. Sleman,
Kulon Progo, dan Bantul. Provinsi Jawa
Timur yaitu Kab. Lamongan, Banyuwangi,
dan Jember. Provinsi Bali yaitu Kab.
Tabanan, Gianyar, dan Badung.
Lahan sawah dengan fase generatif-1
dominan di Provinsi Banten yaitu Kab.
Tangerang, Serang, dan padeglang. Provinsi
Jawa Barat yaitu Kab. Indramayu, Cirebon,
dan Subang. Jawa Tengah yaitu Kab. Demak,
Brebes, dan Pati. Provinsi D.I Yogyakarta
yaitu Kab. Kulon Progo, Sleman, dan Bantul.
Provinsi Jawa Timur yaitu Kab. Lamongan
dan Bojonegoro. Provinsi Bali yaitu Kab.
Badung, Gianyar, dan Tabanan.
6. PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI LAHAN SAWAH DI P. JAWA dan BALI
10
Pemantauan Potensi Banjir/Kering Lahan Sawah di P. Jawa dan Bali bulan Februari 2017 selama 3 periode 8 harian, yaitu; 02-09 Februari 2017, 10-17 Februari 2017, 18–25 Februari 2017.
Intensitas curah hujan yang tinggi sdi bulan
Februari 2017 menyebabkan lahan sawah di
P. Jawa dan Bali berpotensi mengalami rawan
banjir ringan/sedang dan banjir berat/puso.
Lahan sawah yang berpotensi banjir
ringan/sedang terdapat di Provinsi Banten
yaitu di Kab. Tangerang, Serang, dan Lebak.
Provinsi Jawa Barat yaitu di Kab. Karawang,
Indramayu, dan Subang. Provinsi Jawa
Tengah yaitu Kab. Demak, Pati, dan
Grobogan. Provinsi D.I Yogyakarta di Kab.
Sleman, Bantul, dan Gunung Kidul. Provinsi
Jawa Timur yaitu di Kab. Lamongan, Tuban,
dan Bangkalan. Provinsi Bali yaitu Kab.
Badung, Tabanan, dan Gianyar.
Lahan sawah yang berpotensi banjir
berat/puso terdapat di Provinsi Banten yaitu
di Kab. Tangerang, Serang, dan Padeglang.
Provinsi Jawa Barat yaitu Kab. Ciamis,
Karawang, dan Bekasi. Provinsi Jawa Tengah
yaitu Kab. Cilacap, Kebumen, dan Klaten.
Provinsi D.I Yogyakarta yaitu di Kab. Gunung
Kidul, Sleman, dan Kulon Progo. Provinsi Jawa
Timur yaitu di P. Madura, Ponorogo, Nganjuk
dan Kediri.
7. PEMANTAUAN POTENSI BANJIR/KERING DI LAHAN SAWAH DI P. JAWA dan BALI
11
Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di P. Sumatera bulan bulan Februari 2017 selama 3 periode 8 harian, yaitu; 02-09 Februari 2017, 10-17 Februari 2017, 18–25 Februari 2017.
Lahan sawah di P. Sumatera bulan Februari 2017 didominasi kelas TKV-bera dan TKV-sangat rendah.
Lahan sawah dengan kelas TKV-bera mendominasi di Provinsi Aceh yaitu kab. Aceh Utara, Pidie dan Aceh Barat daya. Di Provinsi
Sumatera Utara yaitu di Kab. Labuhanbatu, Tapanuli Selatan dan Serdang Bedagai. Sedangkan pada Provinsi Sumatera Barat yaitu
di Kab. Pasaman Barat, Padang Pariaman dan Agam. Sementara di Provinsi Riau yaitu terdapat di Kab. Rokan Hilir, Indragiri Hilir dan
Kuantan Singingi. Di Provinsi Jambi yaitu di Kab. Tanjungjabung Timur, Kerinci dan Tanjungjabung Barat. Sedangkan di Provinsi
Bengkulu yaitu di Kab. Rejang Lebong, Bengkulu Utara dan Lebong. TKV bera juga mendominasi di Provinsi Sumatera Selatan yaitu
terdapat di kab. Banyuasin, Ogan Komering dan Ogan Komering Ulu Timur. Di Provinsi Lampung yaitu di Kab. Lampung Tengah,
Lampung Timur dan Lampung Selatan. Sedangkan Provinsi Bangka-Belitung yaitu di kab. Bangka Selatan, Belitung Timur dan
Bangka.
Lahan sawah dengan kelas TK-sangat rendah juga mendominasi di Provinsi Aceh yaitu di kab. Pidie, Aceh Besar dan Aceh Utara. Di
Provinsi Sumatera Utara yaitu di Kab. Simalungun, Tapanuli Selatan dan Serdang Bedagai. Sedangkan pada Provinsi Sumatera Barat
yaitu di Kab. Pesisir Selatan, Limapuluhkoto dan Pasaman Barat. Sementara di Provinsi Riau yaitu terdapat di Kab. Rokan Hilir,
Indragiri Hilir dan Bengkalis. Di Provinsi Jambi yaitu di Kab. Kerinci, Tanjungjabung Timur dan Tanjungjabung Barat. Sedangkan di
Provinsi Bengkulu yaitu di Kab. Bengkulu Utara, Seluma dan Lebong. Sementara itu di Provinsi Sumatera Selatan yaitu terdapat di
kab. Banyuasin, Ogan Komering dan Ogan Komering Ulu Timur. Di Provinsi Lampung yaitu di Kab. Tulangbawang Lampung Tengah
dan Lampung Selatan. Sedangkan Provinsi Bangka-Belitung yaitu di kab. Bangka Selatan, Belitung Timur dan Bangka Barat.
8. PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) LAHAN SAWAH DI P. SUMATERA
12
Pemantauan Fase Tanaman Padi di P. Sumatera bulan bulan Februari 2017 selama 3 periode 8 harian, yaitu; 02-09 Februari 2017, 10-17 Februari 2017, 18–25 Februari 2017.
Fase tanaman padi di P. Sumatera bulan Februari 2017 didominasi oleh lahan sawah dengan fase vegetatif-1 dan vegetatif-2.
Lahan sawah dengan fase vegetatif-1 mendominasi di Provinsi Aceh yaitu di Kab. Pidie, Aceh Barat Daya dan Aceh Utara.
Provinsi Sumatera Utara yaitu Kab. Serdang Begadai, Simalungun dan Deli Serdang. Provinsi Sumatera Barat yaitu Kab.
Pasaman Barat, Pesisir Selatan dan Agam. Provinsi Riau yaitu di Kab. Rokan Hilir, Indragili Hili, dan Kuantan Singingi. Kemudian
Provinsi Jambi yaitu di Kab. Kerinci, Tanjung Jabung Timur dan Muaro Jambi. Provinsi Bengkulu yaitu di Kab. Seluma, Lebong
dan Bengkulu Utara. Provinsi Sumatera Selatan yaitu di Kab. Banyuasin, Ogan Komering dan Ogan Komering Ulu Timur. Provinsi
Lampung yaitu di Kab. Lampung Tengah, Lampung Selatan dan Tulang Bawang. Provinsi Bangka yaitu Kab. Bangka Selatan,
Belitung Timur dan Bangka Barat.
Sedangkan lahan sawah dengan fase vegetatif-2 mendominasi di Provinsi Aceh yaitu di Kab. Pidie, Aceh Utara dan Aceh Besar.
Provinsi Sumatera Utara yaitu Kab. Labuhanbatu, Simalungun dan Tapanuli Selatan. Provinsi Sumatera Barat yaitu Kab. Pesisir
Selatan, Pasaman Barat dan Padang Pariaman. Provinsi Riau yaitu di Kab. Rokan Hilir, Kuantan Singingi dan Indragili Hilir.
Kemudian Provinsi Jambi yaitu di Kab. Kerinci, Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Timur. Provinsi Bengkulu yaitu di Kab.
Bengkulu Utara, Seluma dan Lebong. Provinsi Sumatera Selatan yaitu di Kab. Banyuasin, Ogan Komering dan Ogan Komering
Ulu Timur. Provinsi Lampung yaitu di Kab. Lampung Tengah, Tulangbawang dan Lampung Selatan. Provinsi Bangka yaitu Kab.
Bangka Selatan, Belitung Timur dan Bangka Barat.
9. PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI LAHAN SAWAH DI P. SUMATERA
13
Pemantauan Potensi Bajir/Kering Lahan Sawah di P. Sumatera bulan bulan Februari 2017 selama 3 periode 8 harian, yaitu; 02-09 Februari 2017, 10-17 Februari 2017, 18–25 Februari 2017.
10. PEMANTAUAN POTENSI BANJIR/KERING DI LAHAN SAWAH DI P. SUMATERA
Lahan sawah di Pulau Sumatera bulan Februari 2017 masih berpotensi mengalami banjir di
beberapa wilayah.
Lahan sawah yang berpotensi banjir ringan/sedang di Provinsi Aceh terdapat di kab. Aceh
Tenggara, Aceh Tamiang dan Gayoleus. Provinsi Sumatera Utara terdapat di Kab. Nias,
Mandailing Natal dan Tapanuli Selatan. Provinsi Sumatera Barat yaitu di Kab. Tanah Datar,
Agam dan Pasaman Barat. Provinsi Riau terdapat di kabupaten Indragiri Hilir, Rokan Hulu dan
Rokan Hilir. Di Provinsi Jambi yaitu di kab. Tanjung Jabung barat, Tanjung Jabung Timur dan
Muaro Jambi. Sedangkan di Provinsi Bengkulu terdapat di kab. Muko-muko, Rejanglebong dan
Bengkulu Utara. Sementara itu kondisi banjir ringan/sedang lahan sawah di Provinsi sumatera
selatan terdapat di kab. Banyuasin, Ogan Komering dan Ogan Ilir. Sedangkan di Provinsi
Lampung yaitu di Kab. Lampung Tengah, Lampung Timur dan Lampung Selatan. Dan Provinsi
Bangka Belitung kondisi banjir ringan/sedang terdapat di Kab. Belitung, Bangka Barat dan
Bangka Selatan.
14
Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di P. Sulawesi bulan Februari 2017 selama 3 periode 8 harian, yaitu; 02-09 Februari 2017, 10-17 Februari 2017, 18–25 Februari 2017.
Lahan sawah di Pulau Sulawesi bulan Februari 2017 didominasi lahan sawah dengan kelas TKV-rendah dan
TKV- sedang.
Lahan sawah dengan kelas TKV-rendah mendominasi di Provinsi Sulawesi Utara di Kab. Bolaang Mongondow,
Kota Tomohon dan Kab. Minahasa, Provinsi Gorontalo terdapat di Kab. Gorontalo, Boalemo dan Kota
Gorontalo. Provinsi Sulawesi Tengah terdapat di Kota Palu, Kab. Sigi dan Banggai Kepulauan. Provinsi Sulawesi
Barat terdapat di Kab. Mamasa, Mamuju dan Majene. Provinsi Sulawesi Selatan terdapat di Kota Palopo, Kota
Pare-pare dan Kab. Luwu Timur. Provinsi Sulawesi Tenggara terdapat di Kab. Kolaka Utara, Kab. Konawe
Selatan dan Kota Kendari.
Sedangkan lahan sawah dengan kelas TKV-sedang mendominasi di Provinsi Sulawesi Utara di Kota Tomohon,
Kab. Minahasa dan Kab. Bolaangmongondow. Provinsi Gorontalo terdapat di Kab. Gorontalo, Kab. Gorontalo
Utara dan Kota Gorontalo. Provinsi Sulawesi Tengah di Kota Palu, Kab. Sigi dan Kepulauan Banggai. Provinsi
Sulawesi Barat terdapat di Kab. Mamuju, Mamasa dan Mamuju Utara. Provinsi Sulawesi Selatan terdapat di
Kota Palopo, Kota Pare-pare dan Kab. Bantaeng. Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu di Kab. Kolaka Utara, Kab.
Bombana dan Konawe Selatan.
11. PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) LAHAN SAWAH DI P. SULAWESI
15
Pemantauan Fase Tanaman Padi lahan sawah di P. Sulawesi bulan Februari 2017 selama 3 periode 8 harian, yaitu; 02-09 Februari 2017, 10-17 Februari 2017, 18–25 Februari 2017.
didominasi oleh fase tanaman padi sawah vegetatif 2 dan Generatif 1.
Fase tanaman padi sawah vegetatif 2 mendominasi di Provinsi Sulawesi Utara yaitu di Kota Tomohon,
Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Bolaangmongondow. Provinsi Gorontalo yaitu di Kabupaten Gorontalo,
Kabupaten Gorontalo Utara dan Kabupaten Boalemo. Provinsi Sulawesi Tengah yaitu di Kota Palu, Kabupaten
Sigi dan Kabupaten Banggai Kepulauan. Provinsi Sulawesi Barat yaitu di Kabupaten Mamasa, Mamuju dan
Majene. Provinsi Sulawesi Selatan yaitu di Kota Palopo, Kota Pare-pare dan Kabupaten Bone. Provinsi
Sulawesi Tenggara yaitu di Kabupaten Kolaka Utara, Bombana dan Konawe Selatan.
Sementara itu fase tanaman padi sawah Generatif 1 mendominasi di Provinsi Sulawesi Utara yaitu di
Kabupaten Bolaangmongondow, Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa Tenggara. Provinsi Gorontalo yaitu
di Kabupaten Gorontalo, Kota Gorontalo dan Kabupaten Boalemo. Provinsi Sulawesi Tengah yaitu di Kota
Palu, Kabupaten Sigi dan Banggai Kepulauan. Provinsi Sulawesi Barat yaitu di Kabupaten Mamasa, Mamuju,
dan Majene. Provinsi Sulawesi Selatan yaitu di Kota Palopo, Kota Pare-pare dan Kabupaten Bantaeng. Provinsi
Sulawesi Tenggara yaitu di Kabupaten Kolaka Utara, Bombana dan Konawe Selatan.
12. PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI LAHAN SAWAH DI P. SULAWESI
16
Pemantauan Potensi Banjir/Kering lahan sawah di P. Sulawesi bulan Februari 2017 selama 3 periode 8 harian, yaitu; 02-09 Februari 2017, 10-17 Februari 2017, 18–25 Februari 2017.
Banjir ringan/sedang terbanyak di Provinsi Sulawesi Utara terdapat di Kota Tomohon, Kabupaten
Bolaangmongondow dan Minahasa Utara. Pada provinsi Gorontalo terdapat di Kabupaten Boalemo,
Gorontalo Utara dan Bonebolango. Sedangkan di Provinsi Sulawesi Tengah yaitu di Kabupaten
Banggai Kepulauan, Sigi dan Poso. Provinsi Sulawesi Selatan yaitu di Kabupaten Luwu Timur,
Sidenrengrappang dan Bantaeng. Sedangkan Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu di Kabupaten
Bombana, Kota Bau-bau dan Kabupaten Wakatobi.
Banjir berat/puso terbanyak ada di Provinsi Sulawesi Utara yaitu terdapat di Kabupaten Kepulauan
Sanggih, Kota Tomohon dan Kabupaten Bolaangmangondow. Provinsi Gorontalo terdapat di
Kabupaten Boalemo. Provinsi Sulawesi Tenggara terdapat di Kabupaten Sigi dan Banggai Kepulauan.
Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu terdapat di Kabupaten Luwu Timur dan Sidenrengrappang. Pada
Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu terdapat di Kabupaten Wakatobi, Bombana dan Kota Bau-bau.
13. PEMANTAUAN POTENSI BANJIR/KERING DI LAHAN SAWAH DI P. SULAWESI
17
Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di NTB dan NTT bulan Februari 2017 selama 3 periode 8 harian, yaitu; 02-09 Februari 2017, 10-17 Februari 2017, 18–25 Februari 2017.
yang masih didominasi TKV Rendah dan TKV sedang.
TKV rendah didominasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu Sumbawa Barat, Lombok Barat,
dan Sumbawa. Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu di Kabupaten Sumba Timur, Sumba Tengah,
dan Kota Lembata.
Untuk TKV sedang didominasi Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu Kabupaten Sumbawa Barat,
Lombok Barat, dan Sumbawa. Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu di Kabupaten Sumba Timur ,
Sumba Tengah, dan Alor.
14. PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) LAHAN SAWAH DI NUSA TENGGARA BARAT DAN NUSA TENGGARA TIMUR
18
Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di NTB dan NTT bulan Februari 2017 selama 3 periode 8 harian, yaitu; 02-09 Februari 2017, 10-17 Februari 2017, 18–25 Februari 2017.
2017 yang didominasi oleh vegetatif 2 dan generatif 2.
Vegetatif 2 didominasi Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu Kabupaten Sumbawa Barat, Lombok
Barat, dan Sumbawa. Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu Kabupaten Sumba Timur, Sumba
Tengah, dan Nagakeo.
Sebagian Generatif 2 mendominasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu Kabupaten Sumbawa
Barat, Lombok Barat, dan Sumbawa. Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu Kabupaten Sumba
Timur, Sumbawa Tengah, dan Belu.
15. PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI LAHAN SAWAH DI NUSA TENGGARA BARAT DAN NUSA TENGGARA TIMUR
19
Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di NTB dan NTT bulan Februari 2017 selama 3 periode 8 harian, yaitu; 02-09 Februari 2017, 10-17 Februari 2017, 18–25 Februari 2017.
masih dalam musim hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi sehingga mempengaruhi
kondisi lahan sawah di Pulau Nusa Tenggara. Pada periode bulan Februari 2017 berpotensi
mengalami rawan banjir ringan/sedang dan sebagian puso (gambar 20.a – 20.c).
Banjir ringan/sedang terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu di Kabupaten Lombok Barat,
Lombok Tengah, dan Lombok Timur. Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu di Kabupaten
Manggarai barat, Sabu Rajijua, dan Kota Kupang. Sedangkan untuk rawan banjir berat/puso
terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu Lombok tengah.
16. PEMANTAUAN POTENSI BANJIR/KERING DI LAHAN SAWAH DI NUSA TENGGARA BARAT DAN NUSA TENGGARA TIMUR
20
17. PEMANTAUAN TINGKAT KEHIJAUAN VEGETASI (TKV) LAHAN SAWAH DI P. KALIMANTAN
Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di P. Kalimantan bulan Februari 2017 selama 3 periode 8 harian, yaitu; 02-09 Februari 2017, 10-17 Februari 2017, 18–25 Februari 2017.
yang masih didominasi TKV Rendah dan sedang.
TKV rendah didominasi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu di Kabupaten Sintang, Kota Pontianak,
dan Sambas. Provinsi Kalimantan Selatan yaitu di Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru dan Hulu
Sungai Tengah. Provinsi Kalimantan Tengah yaitu di Kabupaten Lamandau, Barito Selatan, dan
Kotawaringin Timur. Provinsi Kalimantan Timur yaitu di Kabupaten Mahakam Ulu, Kutai Barat
dan Kota Bontang. Provinsi Kalimantan Utara yaitu di Kabupaten Malinau, Berau, dan Tarakan.
Untuk TKV sedang mendominasi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu di Kabupaten Sambas, Kota
Pontianak, dan Bengkayang. Provinsi Kalimantan Selatan yaitu di Kota Banjarmasin, Kota
Banjarbaru dan Tanah Laut. Provinsi Kalimantan Tengah yaitu di Kabupaten Lamandau,
Kotawaringin Timur, dan Barito Utara. Provinsi Kalimantan Timur yaitu di Kabupaten Kutai Barat,
Penajam Paser Utara dan Mahakam Ulu. Provinsi Kalimantan Utara yaitu di Kabupaten Berau,
Malinau, dan Tarakan.
21
18. PEMANTAUAN FASE TANAMAN PADI LAHAN SAWAH DI P. KALIMANTAN
Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di P. Kalimantan bulan Februari 2017 selama 3 periode 8 harian, yaitu; 02-09 Februari 2017, 10-17 Februari 2017, 18–25 Februari 2017.
yang didominasi oleh vegetatif 1 dan generatif 2.
Vegetatif 1 didominasi Provinsi Kalimantan Barat yaitu Kabupaten Sintang, Kota Pontianak dan
Sambas. Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Kota Banjarmasin, Hulu Sungai Tengah, dan Kota
Banjarbaru. Provinsi Kalimantan Tengah yaitu Kabupaten Barito Selatan, Lamandau, dan Barito
Timur. Provinsi Kalimantan Timur yaitu Kabupaten Mahakam Ulu, Kutai Barat, dan Penajam
Paser Utara. Provinsi Kalimantan Utara yaitu Malinau, Berau dan Tarakan.
Sedangkan untuk generatif 2 mendominasi Provinsi Kalimantan Barat yaitu Kabupaten Sintang,
Kota Pontianak dan Sambas. Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Kota Banjarmasin, Hulu Sungai
Tengah, dan Kota Banjarbaru. Provinsi Kalimantan Tengah yaitu Kabupaten Lamandau,
Kotawaringin Timur, dan Barito Selatan. Provinsi Kalimantan Timur yaitu Kabupaten Kutai Barat,
Mahakam Ulu, dan Penajam Paser Utara. Provinsi Kalimantan Utara yaitu Malinau, Berau, dan
Tarakan.
22
19. PEMANTAUAN POTENSI BANJIR/KERING DI LAHAN SAWAH DI P. KALIMANTAN
Pemantauan Tingkat Kehijauan Vegetasi (TKV) lahan sawah di P. Kalimantan bulan Februari 2017 selama 3 periode 8 harian, yaitu; 02-09 Februari 2017, 10-17 Februari 2017, 18–25 Februari 2017.
masih berada pada musim hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi sehingga
mempengaruhi kondisi lahan sawah di Pulau Kalimantan. Pada periode bulan Februari 2017
berpotensi mengalami rawan banjir ringan/sedang dan sebagian kecil banjir berat/puso (gambar
23.a – 23.d).
Banjir ringan/sedang mendominasi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu Kabupaten Sintang, Kapuas
Hulu, dan Kota Pontianak. Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Kota Banjarmasin, Hulu Sungai
Tengah, dan Kota Banjarbaru. Provinsi Kalimantan Tengah yaitu Kabupaten Pulangpisau,
Lamandau, dan Barito Utara. Provinsi Kalimantan Timur yaitu Kabupaten Mahakam Ulu, Penajam
Paser Utara, dan Kutai Barat. Provinsi Kalimantan Utara yaitu Malinau, Tarakan, dan Berau.
Banjir berat/puso terdapat di Provinsi Kalimantan Barat yaitu Kota Pontianak, Kabupaten Kubu
Raya, dan Sambas. Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Kabupaten Tanah Laut, Hulu Sungai Utara,
dan Sambas. Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Lumandau dan Pulangpisau
23
Informasi ZPPI (Zona Potensi Penangkapan Ikan)
selengkapnya dapat dilihat pada:
http://pusfatja.lapan.go.id/zppi.php
Berdasarkan analisis data suhu permukaan laut dan
konsentrasi klorofil permukaan dari satelit NOAA-
AVHRR dan Terra/Aqua MODIS, pada bulan Februari
2017 dihasilkan informasi Zona Potensi Penangkapan
Ikan (ZPPI) yaitu project area PA01, PA03, PA05,
PA06, PA07, PA10, PA11, PA12, PA13, PA14, PA15,
PA16,PA19, PA20,PA21, PA22 dan PA24 sebanyak 50
buah. Jumlah lembar informasi ZPPI harian tiap
projek area yang dihasilkan pada bulan Februari
2017 dan daerah-daerah tujuan pengiriman
ditampilkan pada Tabel 17.1.
Tabel 17.1. Jumlah Lembar Informasi ZPPI dan daerah tujuan
Gambar 17.1. Projek Area ZPPI
20. PEMANTAUAN ZPPI (ZONA POTENSI PENANGKAPAN IKAN)
24
Projek Area PA01, PA02, PA03, PA10, PA11 dan PA19
Projek Area PA07, PA15, PA16 dan PA24
Projek Area PA05,PA06, PA12, PA13, PA14, PA20 dan PA21