hasil penelitian profil sd kanisius temanggung€¦ · mbagian tugas , (3) pembuatan silabus, (4)...
TRANSCRIPT
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil SD Kanisius Temanggung
SD Kanisius Temanggung berdiri pada Tahun
1930, di bawah naungan Yayasan Kanisius Pusat
Semarang dan merupakan bagian dari Keuskupan
Agung Semarang di bawah pimpinan seorang Pastur
atau Biarawan yang beralamatkan di Jalan Jenderal
Sudirman No 15 Temanggung. Berbagai kegiatan atau
Program Sekolah perlu adanya Visi dan Misi Sekolah
sehingga tujuan dari sekolah dapat terwujud. Adapun
Visi Sekolah adalah SD Kanisius yang berpotensi,
tertata, terlibat dengan pola pendidikan yang
menyenangkan, dalam rangka mempersiapkan
terwujudnya sekolah terpadu, dengan menumbuhkan
nilai – nilai budi pekerti, sedangkan Misinya : (1)
Menumbuh kembangkan semangat kompetitif dan
eksploratif kepada semua warga sekolah. (2)
Menciptakan dan menempatkan tenaga pengajar yang
sesuai dengan kompetensinya. (3) Menciptakan
lingkungan sekolah yang bersih, sehat, indah dan
nyaman sehingga tercipta iklim belajar yang baik. (4)
Menata dan menerapkan Manajemen Sekolah yang
partisipasif dengan melibatkan Komite Sekolah. (5)
Secara aktif terlibat dalam kegiatan menggereja dan
bermasyarakat. (6) Menciptakan suasana dan pola
pembelajaran yang menyenangkan. (7) Menyelaraskan
36
pembelajaran TK-SD menuju pembelajaran yang
terpadu dan kesinambungan antara TK-SD-SMP. (8)
Menanamkan nilai – nilai kejujuran, keadilan,
kebenaran, kedisiplinan dan kesetiakawanan.
Untuk mewujudkan Visi dan Misi Sekolah,
Yayasan mempercayakan SD Kanisius Temanggung
dipimpin oleh Agustinus Marwanto,S.Pd. Di bawah ini
merupakan data siswa, sarana prasarana, data guru,
proses pembelajaran, evaluasi dan prestasi yang ada di
SD Kanisius Temanggung.
Tabel 4.1
Data Siswa
NO
KELAS
JUMLAH SISWA JUMLAH
SELURUHNYA L P
1. I 12 19 31
2. II 10 11 21
3. III 15 4 19
4. IV 8 11 19
5. V 18 13 31
6. VI 20 14 34
JUMLAH 83 72 155
Data Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan alat
penunjang proses pendidikan. Adapun sarana
prasarana di SD Kanisius Temanggung, lihat tabel di
bawah ini:
37
Tabel 4.2
NO NAMA RUANG JUMLAH
1. Ruang kelas 6
2. Ruang Perpustakaan 1
3. Ruang Komputer 1
4. Ruang Multi Media 1
5. Ruang Kepala Sekolah 1
6. Ruang Guru 1
7. Ruang Tata Usaha 1
8. Ruang Doa 1
9. Toilet Guru 2
10. Toilet Siswa 8
11. Lapangan Olah Raga 1
Sumber: Profil SD Kanisius Temanggung
Tabel 4.3
Data Guru / TU
NO GURU / TU JUMLAH
1. Guru 9
2. Tata Usaha 1
3. Penjaga 1
Sumber: Profil SD Kanisius Temanggung
Proses Pembelajaran
Kegiatan-kegiatan pendidikan yang telah
dilaksanakan selama satu tahun pelajaran sebagai
berikut:
38
a. Penerimaan Siswa Baru, meliputi: (1)
Pembentukan Panita PPDB, (2) Pendaftaran
Siswa Baru, (3) Masa Orientasi Siswa.
b. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan
pada pagi hari pukul 07.00 s/d 12.10 WIB.
Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan
dalam satu tahun pelajaran sebagai
berikut: (1) Pembuatan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, (2) Penyusunan Jadwal
Pelajaran dan Pembagian Tugas , (3)
Pembuatan Silabus, (4) Pembuatan
Program Tahunan, (5) Pembuatan Program
Semester, (6) Pembuatan Rencana
Pembelajaran, (7) Belajar Efektif sesuai
dengan kalender pendidikan yang
ditentukan oleh dinas pendidikan dan
disesuaikan dengan kondisi sekolah, (8)
Absensi siswa dan kehadiran guru, (9)
Evaluasi hasil belajar : Ulangan Harian,
Ulangan Tengah Semester, Ulangan
Kenaikan Kelas, (10) Persiapan Remidi dan
Pengayaan, (11) Pembagian Raport.
c. Evaluasi dan Prestasi yang telah dicapai.
Setelah selesai tahun ajaran dan menjelang
memasuki tahun pelajaran baru,
dilaksanakan evaluasi secara menyeluruh
39
terhadap segala efektifitas dan kegiatan
yang telah dilaksanakan seperti yang di
nyatakan kepala sekolah dengan perolehan
sebagai berikut: (a) Secara umum proses
belajar mengajar berjalan lancar, tapi ada
beberapa kelemahan dalam proses
pengelolaan pembelajaran, (b) Adapun
prestasi akademik yang diperoleh antara
lain:
Tabel 4.4
NO URAIAN KETERANGAN
1. Juara I LCC B,Jawa Sevikep Kedu
2. Juara I LCC Sevikep Kedu
3. Juara II Sinopsis Sevikep Kedu
Prestasi Non Akademik antara lain:
Tabel 4.5
NO URAIAN KETERANGAN
1. Juara I Paduan Suara
Tahun 2009
Tingkat
Karisidenan Kedu
2. Juara I Paduan Suara
Tahun 2009
Tingkat
Kabupaten
3. Juara I Paduan Suara
Tahun 2010
Tingkat
Kabupaten
40
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Deskripsi Tindakan Siklus I
Kepala sekolah menyatakan bahwa dalam
menjalankan tugasnya berpedoman pada program
sekolah yang dikenal sebagai Program Kerja Tahunan
(RKT). Dalam Program Kerja Tahunan tercantum
kegiatan supervisi, salah satunya adalah supervisi
klinis. Program supervisi klinis disusun oleh kepala
sekolah bersama dengan dewan guru. Program
supervisi klinis ditujukan kepada guru yang
memerlukan bimbingan dalam masalah pengelolaan
pembelajaran di kelas. Supervisi klinis dilaksanakan
oleh kepala sekolah dalam satu semester. Setiap guru
berhak mendapat jadwal supervisi klinis sebanyak dua
kali dalam satu semesternya. Pernyataaan tersebut
diatas diperkuat oleh:
Chatarina Niken Kusumodewi guru kelas I
menyatakan selalu mendapat jadwal supervisi klinis
dua kali setiap satu semesternya. Saya mendapat
giliran supervisi klinis sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh kepala sekolah bersama saya.
(Wawancara tanggal 16 Pebruari 2013).
Berdasarkan dokumentasi untuk meningkatkan
kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran , maka
kepala sekolah melakukan supervisi klinis terhadap
guru kelas di SD Kanisius Temanggung. Adapun
pelaksanaan supervisi klinis berlangsung dalam dua
siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu: (1)
Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3
Observasi, (4) Refleksi. Berikut pelaksanaan supervisi
klinis siklus I :
41
1. Tahap Perencanaan Tindakan ( Pra Observasi
Klinis)
Pada tahap pra supervisi klinis kepala sekolah
membantu guru yang mengalami kesulitan dalam
mengajar di kelas. Pada saat pra observasi ditemukan
kesulitan yang dialami guru dari kelas I sampai VI.
Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Ch. Niken
Kusumodewi guru kelas I:
Bahwa kesulitan yang saya alami adalah kesulitan
dalam menanamkan cara membaca lancar dan
indah. Pernyataan diatas juga dikuatkan oleh Grace Ersat
Januarto guru kelas II:
Mengalami kesulitan dalam menanamkan cara
menulis tegak bersambung.
Guru kelas III, FR. Puja Ratnaningsih mendukung
pernyataan di atas sebagai berikut:
Mengalami kesulitan dalam penanaman konsep
pembagian pada mata pelajaran matematika.
Winda Pramita Sari guru kelas IV menyatakan bahwa: Dalam pembelajaran IPA materi sulit diterima siswa,
siswa bicara sendiri dengan teman, ada yang
mengantuk, dan mainan. Guru kelas V Mulyadi, menyatakan;
Kesulitan dalam menanamkan konsep perkalian dan
pembagian pada matapelajaran matematika.
Seperti yang dinyatakan oleh CH.Nurul K, bahwa: Pada matapelajaran Bahasa Indonesia materi yang
dijelaskantidak tersampaikan karena siswa ramai.
2. Pelaksanaan Tindakan Supervisi Klinis
sekaligus Observasi
Pada tahap supervisi kegiatan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan
sesuai tahapan kegiatan pembelajaran yaitu
42
pendahuluan, kegiatan inti, yang meliputi eksplorasi,
elaborasi, konfirmasi, serta kegiatan penutup.
Agustinus Marwanto,S.Pd kepala sekolah SD Kanisius
Temanggung mengatakan bahwa guru yang disupervisi
dari kelas I sampai VI ada beberapa temuan masalah
dalam pelaksanaan pembelajaran, dapat dilihat pada
pernyataan berikut ini, bahwa (1) Guru kurang sabar
dalam membimbing siswa dalam membaca bacaan pada
buku pelajaran, (2) Guru kesulitan dalam menanamkan
cara menulis tegak bersambung, (3) Guru kurang jelas
dalam menerangkan pembagian bersusun, (4) Guru
tidak menggunakan alat peraga sehingga siswa kurang
tertarik, (5) Guru terlalu cepat dalam menjelaskan
perkalian dan pembagian, (6) Suara guru kurang keras
dalam menyampaikan materi pembelajaran.
3. Post Supervisi klinis.
Pada tahap ini dibahas hasil temuan-temuan saat
pra observasi klinis dan pada supervisi kegiatan
pembelajaran. Dari hasil temuan itu dilakukan
rekomendasi atau balikan oleh kepala sekolah sebagai
supervisor, yang dapat dilihat pada pernyataan berikut
ini, bahwa (1) Guru harus lebih sabar dan telaten dalam
membimbing siswa belajar membaca buku paket /
sumber, (2) Guru memberi contoh menulis tegak
bersambung dengan mengacungkan jari telunjuk di
udara, (3) Guru harus jelas dalam menjelaskan dasar-
dasar pembagian dari bilangan terkecil ke pembagian
yang lebih sukar, (4) Guru hendaknya menggunakan
43
alat peraga yang menarik siswa, sehingga siswa tidak
bosan,(5) Guru harus sabar dalam membimbing siswa
jangan terlalu cepat dalam menjelaskan perkalian dan
pembagian, (6) Guru hendaknya diusahakan bersuara
keras dan jelas sehingga suara dapat didengar oleh
semua siswa.
4. Hasil Pengamatan
Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti,
terhadap pelaksanaan supervisi klinis I oleh kepala
sekolah pada Proses Belajar Mengajar guru kelas I
sampai VI dikemukakan data sebagai berikut:
Tabel 4.6
Nilai Kegiatan Pembelajaran Siklus 1
NO
Nama
Kelas
Nilai
Kategori Siklus
I
1.
Ch.Niken K
I
72.5
Baik
2.
Grace Ersat
Januarto
II
41,1
Kurang
3.
FR.Puja
Ratnaningsih
III
56,6
Cukup
4.
Winda Pramita
Sari
IV
55
Cukup
5.
Mulyadi
V
79,1
Baik
6.
CH.Nurul K
VI
70,8
Baik
44
Dalam siklus 1 ada 3 guru yang mendapat nilai
kategori baik, 2 guru kategori cukup dan 1 guru
kategori kurang. Dengan demikian guru masih perlu
bimbingan supervisi klinis untuk pembelajaran
selanjutnya.
4.1.3 Deskripsi Tindakan Siklus II
Berikut pembinaan kepala sekolah melalui
supervisi klinis siklus II:
Pada tahap pra supervisi klinis II kepala sekolah
membantu guru yang mengalami kesulitan dalam
mengajar di kelas. Pada saat pra observasi ditemukan
kesulitan yang dialami guru dari kelas I sampai VI,
antara lain: (1) Kesulitan guru dalam menanamkan cara
membaca, (2) Kesulitan dalam menanamkan cara
menulis tegak bersambung, (3) kesulitan dalam
penanaman konsep pembagian pada mata pelajaran
matematika, (4) Dalam pembelajaran IPA materi sulit
diterima siswa, siswa bicara sendiri dengan teman, ada
yang mengantuk dan mainan, (5) Kesulitan dalam
menanamkan konsep perkalian dan pembagian pada
matapelajaran matematika, (6) Pada matapelajaran
Bahasa Indonesia materi yang dijelaskan tidak
tersampaikan karena siswa ramai.
45
5. Pelaksanaan Tindakan Supervisi Klinis
sekaligus Observasi
Pada tahap supervisi kegiatan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai
tahapan kegiatan pembelajara yaitu pendahuluan,
kegiatan inti, yang meliputi eksplorasi, elaborasi,
konfirmasi, serta kegiatan penutup. Agustinus
Marwanto,S.Pd kepala sekolah SD Kanisius
Temanggung mengatakan bahwa guru yang disupervisi
dari kelas I sampai VI ada beberapa temuan masalah
dalam pelaksanaan pembelajaran, dapat dilihat pada
pernyataan berikut: (1) Guru sudah lumayan sabar
membimbing siswa dalam membaca bacaan buku
pelajaran, (2) Guru sudah dapat menanamkan cara
menulis tegak bersambung, (3) Guru sudah lebih pelan
dalam menerangkan pembagian bersusun, (4) Guru
sudah menggunakan alat peraga sehingga siswa tertarik
dan tidak bosan, (5) Guru sudah pelan-pelan dlam
menjelaskan perkalian dan pembagian, (6) Suara guru
sudah keras dalam menyampaikan materi
pembelajaran.
6. Post Supervisi Klinis.
Pada tahap ini dibahas hasil temuan-temuan saat
pra observasi klinis dan pada supervisi kegiatan
pembelajaran. Dari hasil temuan itu dilakukan
rekomendasi atau balikan oleh kepala sekolah sebagai
supervisor, yang dapat dilihat pada pernyataan berikut:
46
(1) Guru harus lebih sabar dan telaten Dalam
membimbing siswa belajar membaca dengan
metode yang menarik.
(2) Guru memberi contoh menulis tegak bersambung
dengan mengacungkan jari telunjuk di udara.
(3) Guru harus jelas dalam menjelaskan dasar-dasar
pembagian dari bilangan terkecil ke pembagian
yang lebih sukar.
(4) Guru hendaknya menggunakan alatperaga yang
dapat menarik siswa, sehingga siswa tidak bosan
dan materi dapat tersampaikan.
(5) Guru harus sabar dalam membimbing siswa dan
memberikan motivasi menhafalakan perkalian
dan pembagian.
(6) Guru hendaknya tetap bersuara keras,
berpenampilan menarik sehingga suara dapat
didengar dan siswa tidak bosan.
7. Hasil Pengamatan
Dari observasi yang dilakukan oleh peneliti
terhadap pelaksanaan supervisi klinis II oleh kepala
sekolah pada Proses Belajar Mengajar guru kelas I
sampai VI dikemukakan data sebagai berikut:
47
Tabel 4.7
Hasil Nilai Pengamatan Siklus II
NO
Nama
Kelas
Nilai
Siklus
II
Kategori
1.
Ch.Niken K
I
75,8
Baik
2.
Grace Ersat Januarto
II
48,3
Kurang
3.
FR.Puja Ratnaningsih
III
74,1
Baik
4.
Winda Pramita Sari
IV
75
Baik
5.
Mulyadi
V
80
Baik
6.
CH.Nurul K
VI
71,6
Baik
Dalam siklus 2 ada 5 guru yang mendapat nilai
kategori baik dan 1 guru mendapat nilai kategori
kurang. Dengan demikian kinerja guru sudah ada
peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2.
Berdasarkan seluruh rangkaian kegiatan yang
peneliti laksanakan maka dapat dilaporkan hasil
kegiatan sebagai berikut:
48
4.1.4Hasil observasi supervisi kegiatan pembelajaran
Gambaran kondisi pembelajaran pada awal
sampai akhir pembelajaran dapat diperoleh melalui
lembar pengamatan supervisi kegiatan pembelajaran
(dalam lampiran). Data tersebut direduksi dan dapat
ditunjukkan dalam tabel 4,, tabel 4, dan tabel 4,10.
Dari tabel perolehan data kepala sekolah melakukan
refleksi terhadap guru dan memberi masukan dan
pemecahan masalah dalam pernyataan berikut ini, (1)
Guru harus lebih sabar dan telaten dalam membimbing
siswa belajar membaca buku paket / sumber, (2) Guru
memberi contoh menulis tegak bersambung dengan
mengacungkan jari telunjuk di udara, (3) Guru harus
jelas dalam menjelaskan dasar-dasar pembagian dari
bilangan terkecil ke pembagian yang lebih besar, (4)
Guru hendaknya menggunakan alat peraga yang dapat
menarik siswa, sehingga siswa tidak bosan dan materi
dapat tersampaikan, (5) Guru harus sabar dalam
membimbing siswa jangan terlalu cepat dalam
menjelaskan perkalian dan pembagian, (6) Guru
hendaknya diusahakan bersuara keras dan jelas
sehingga suara dapat didengar oleh semua siswa.
Setelah kepala sekolah memberikan masukan
pemecahan masalah sebagai balikan kepada guru pada
siklus I, guru melakukan pembelajaran diperoleh
presentase penyelesaian sebagai berikut:
49
Tabel 4.8
Hasil Supervisi Klinis Siklus I
NO
Nama
Kelas
Nilai
Kategori Siklus I
1.
Ch.Niken K
I
72,5
Baik
2.
Grace Ersat
Januarto
II
41,1
Kurang
3.
FR.Puja
Ratnaningsih
III
56,6
Cukup
4.
Winda Pramita
Sari
IV
55
Cukup
5.
Mulyadi
V
79,1
Baik
6.
CH.Nurul K
VI
70,8
Baik
Dari temuan permasalahan pada pembelajaran
siklus II, kepala sekolah memberikan balikan kembali
pada pada guru dengan hasil nilai sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Nilai Supervisi Klinis Siklus II
NO
Nama
Kelas
Nilai Kategori
Siklus II
1.
Ch.Niken K
I
75,8
Baik
2.
Grace Ersat
II
48,3
Kurang
3.
FR.Puja
Ratnaningsih
III
74,1
Baik
4.
Winda Pramita
Sari
IV
75
Baik
5.
Mulyadi
V
80
Baik
6.
CH.Nurul K
VI
71,6
Baik
50
Dari visualisasi data nilai hasil balikan kepala
sekolah untuk siklus I dan II ternyata terdapat
peningkatan keberhasilan sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Nilai Supervisi Klinis Siklus I dan II
NO
Nama
Nilai
Siklus
I
Katego
ri
Nilai
Siklus
II
Kategori
1.
Ch.Niken
K
72,5%
Baik
75,8
Baik
2.
G. Ersat J
41,1%
Kurang
48,3
Kurang
3.
FR.Puja R
56,6%
Kurang
74,1
Baik
4.
W.P.Sari
55%
Kurang
75
Baik
5.
Mulyadi
79,1%
Baik
80
Baik
6.
CH.Nurul
K
70,8%
Baik
71,6
Baik
Untuk memudahkan menganalisis skor
menggunakan angka. Hasilnya dikualitatif rentang 70
sampai 85 kategori baik. Ada peningkatan. Berarti pada
siklus 2 dari subyek penelitian yang memperoleh nilai
kategori baik ada 5 orang, sedangkan yang 1 orang
memperoleh nilai kategori kurang.
51
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumen
menunjukkan bahwa supervisi klinis sudah
dilaksanakan sesuai rencana yang telah disusun.
Kepala sekolah sudah melaksanakan supervisi klinis
dengan menggunakan instrumen penilaian. Kepala
sekolah sudah melaksanakan 2 kali tatap muka
dikelas. Kepala sekolah melaksanakan pembinaan
individual. Sesuai Permendiknas No 13 tahun 2007
tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah tentang
supervisi. Kegiatan supervisi klinis yang telah
dilakukan kepala sekolah terdiri dari 3 tahap yaitu:
A. Perencanaan tindakan, yang terdiri dari:
1. Penyusunan program penelitian.
2. Penyusunan instrumen.
3. Pelaksanaan jadwal penelitian.
B. Pelaksanaan tindakan yang terdiri 3 tahap
yaitu:
1. Tahap pertemuan awal ( Pra Observasi) :
a. Kepala sekolah menciptakan suasana akrab
b. Kepala sekolah bersama guru membahas
kesulitan dalam mengajar.
c. Kepala sekolah membuat kesepakatan
2. Tahap tindakan pengamatan ( Observasi):
a. Kepala sekolah menempati yang
disediakan di kelas.
b. Kepala sekolah mencatat observasi
kegiatan pembelajaran secara lengkap.
52
c. Kepala sekolah fokus pada aspek yang
disepakati.
d. Membuat masukan atau komentar
3. Tahap Balikan ( Post Supervisi Klinis):
a. Kepala sekolah memberikan
masukan hasil pengamatan /
observasi di kelas.
b. Kepala sekolah menentukan rencana
tindaklanjut pembelajaran
selanjutnya.
C. Refleksi (Tahap Tindak Lanjut):
a. Kepala sekolah memberi penguatan
tehadap penampilan guru.
b. Kepala sekolah mengajak guru
menelaah kesulitan dalam
pembelajaran.
c. Kepala sekolah menunjukkan data yang
telah dianalisis
d. Kepala sekolah menanyakan pendapat
tentang hasil observasi.
e. Guru menentukan rencana
pembelajaran berikutnya.
Menurut Sergiovanni (1987), tahap pertama
dalam proses supervisi klinis adalah pertemuan awal.
Pertemuan awal dilakukan sebelum melaksanakan
observasi kelas. Tujuan utama pertemuan awal ini
untuk mengembangkan secara bersama – sama antara
53
supervisor dan guru. Hasil pertemuan awal ini adalah
kesepakatan (kontrak kerja antara supervisor dan
guru). Langkah selanjutnya pada siklus 1 adalah tatap
muka atau pelaksanaan supervisi kegiatan
pembelajaran / observasi, dimana dalam kegiatan
pembelajaran tersebut ditemukan berbagai macam
masalah yang dihadapi guru.
4.3.1 Pembahasan Siklus I
Dari hasil pengamatan supervisi klinis tatap
muka pertama siklus 1, pada tahap Pra Observasi
Klinis kepala sekolah memberikan bantuan kepada
guru, karena guru pada umumnya masih mendapat
kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
pada mata pelajaran tertentu.
Menurut Faturrahman dan Suryana (2011:30)
menyatakan bahwa Kepala sekolah sudah menjalankan
tugas pokoknya membina guru, dengan memberi
bantuan dan solusi kepada guru ketika guru mengalami
kesulitan. Pada pelaksanaan tindakan yaitu
pengamatan / observasi di kelas yang terdiri dari
kegiatan pembelajaran mulai dari pendahuluan,
kegiatan inti, yang meliputi eksplorasi, elaborasi,
konfirmasi serta kegiatan penutup, ditemukan beberapa
masalah dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus
I ada 3 guru mendapat nilai dengan kategori nilai baik,
2 guru dengan kategori nilai cukup, dan 1 guru kategori
kurang. Dengan demikian guru masih memerlukan
bimbingan supervisi klinis untuk pembelajaran
berikutnya.
54
4.3.2 Pembahasan siklus II
Pada tahap pelaksanaan siklus II, yaitu pada
kegiatan pembelajaran, yang pelaksanaan pembelajaran
meliputi pendahuluan, kegiatan inti, meliputi
eksplorasi, elaborasi, konfirmasi serta kegiatan
penutup. Ditemukan peningkatan kinerja guru,
dibuktikan dengan perolehan nilai pengamatan
pembelajaran pada siklus II yaitu ada 5 guru yang
mendapat nilai kategori baik dan 1 guru mendapat nilai
kategori kurang. Dengan demikian kinerja guru sudah
ada peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Supervisi klinis kepala sekolah telah memberi
dampak positif terhadap kinerja guru. Menurut
Mangkunegara (2006:67) Supervisi klinis yang
dilakukan kepala sekolah memberikan manfaat besar
bagi guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sesuai
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kepala
sekolah sebagai supervisor memiliki dorongan yang
kuat dalam bekerja,sikap yang positif, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan yang baik dalam bekerja.
Supervisi klinis yang didukung oleh kepala
sekolah akan memberikan manfaat yang besar bagi
guru. Kompetensi yang dimiliki berupa pengetahuan
dan keterampilan akan mampu melaksanakan supervisi
dengan baik.
Kesimpulan dari siklus I dan II yaitu ada
peningkatan kinerja guru, 5 guru memperoleh nilai
kinerja dalam pembelajaran kategori baik dan 1 orang
guru memperoleh nilai kinerja 48,3 kategori kurang dan
Nilai tertinggi 80 kategori baik.
55
LAMPIRAN
Hasil Pra Observasi Supervisi Klinis
No Nama Kelas Temuan Masalah
1.
Ch.Niken K
I
Kesulitan mengajar
dalam menanamkan
cara membaca
2. Grace Ersat
Januarto
II
Kesulitan dalam
menanamkan cara
menulis tegak
bersambung
3. FR.Puja
Ratnanings
ih
III
Kesulitan dalam
penanaman konsep
pembagian pada
pata pelajaran
matematika
4. Winda
Pramita
Sari
IV
Dalam
pembelajaran IPA
materi sulit diterima
siswa , siswa bicara
sendiri dengan
teman, ada yang
mengantuk, dan
mainan
5. Mulyadi
V
Kesulitan dalam
menanamkan
konsep perkalian
dan pembagian
pada matapelajaran
matematika
6. Ch.Nurul K
VI
Pada matapelajaran
B.Indonesia materi
yang dijelaskan
tidak tersampaikan
karena siswa ramai
56
Hasil Supervisi Kegiatan Pembelajaran I
No Nama Kelas Temuan Masalah
1.
Ch.Niken K
I
Guru kurang sabar
membimbing siswa
dalam membaca
bacaan pada buku
pelajaran
2. Grace Ersat
Januarto
II
Guru kesulitan
dalam menanamkan
cara menulis tegak
bersambung
3. FR.Puja
Ratnanings
ih
III
Guru kurang jelas
dalam menerangkan
pembagian
bersusun
4. Winda
Pramita
Sari
IV
Guru tidak
menggunakan alat
peraga siswa tidak
tertarik
5.
Mulyadi
V
Guru terlalu cepat
dalam menjelaskan
perkalian dan
pembagian
6. Ch.Nurul K VI Suara guru kurang
keras dalam
menyampaikan
materi
pembelajaran
57
Hasil Post Supervisi Klinis I
No Nama Kelas Balikan
1.
Ch.Niken K
I
Guru harus lebih
sabar dan telaten
dalam membimbing
siswa belajar
membaca buku paket
/ sumber
2. Grace Ersat
Januarto
II
Guru memberi contoh
menulis tegak
bersambung dengan
mengacungkan jari
telunjuk diudara
3. FR.Puja
Ratnaningsih
III
Guru harus jelas
dalam menjelaskan
dasar-dasar
pembagian dari
bilangan terkecil,
misal, 4:2, 6:3,,8:4,
10:2, dst, baru ke
pembagian yang lebih
sukar
4. Winda
Pramita Sari
IV
Guru hendaknya
menggunakan alat
peraga yang dapat
menarik siswa,
sehingga siswa tidak
bosan dan materi
dapat tersampaikan
5.
Mulyadi
V
Guru harus sabar
dalam membimbing
siswa jangan terlalu
cepat dalam
menjelaskan perkalian
dan pembagian
6. Ch.Nurul K VI Guru hendaknya
diusahakan bersuara
keras dan jelas
sehingga suara dapat
didengar oleh semua
siswa
58
Hasil Pra Observasi Supervisi Klinis II
No Nama Kelas Temuan Masalah
1.
Ch.Niken K
I
Kesulitan mengajar
dalam menanamkan
cara membaca
2. Grace Ersat
Januarto
II
Kesulitan dalam
menanamkan cara
menulis tegak
bersambung
3. FR.Puja
Ratnanings
ih
III
Kesulitan dalam
penanaman konsep
pembagian pada
pata pelajaran
matematika
4. Winda
Pramita
Sari
IV
Dalam
pembelajaran IPA
materi sulit diterima
siswa , siswa bicara
sendiri dengan
teman, ada yang
mengantuk, dan
mainan
5.
Mulyadi
V
Kesulitan dalam
menanamkan
konsep perkalian
dan pembagian
pada matapelajaran
matematika
6. Ch.Nurul K
I
Pada matapelajaran
B.Indonesia materi
yang dijelaskan
tidak tersampaikan
karena siswa ramai
59
Hasil Supervisi Kegiatan Pembelajaran II
No Nama Kelas Temuan Masalah
1.
Ch.Niken K
I
Guru sudah
lumayan sabar
membimbing siswa
dalam membaca
bacaan pada buku
pelajaran
2. Grace Ersat
Januarto
II
Guru sudah dalam
menanamkan cara
menulis tegak
bersambung
3. FR.Puja
Ratnanings
ih
III
Guru sudah lebih
pelan dalam
menerangkan
pembagian
bersusun
4. Winda
Pramita
Sari
IV
Guru sudah
menggunakan alat
peraga sehingga
siswa tertarik dan
tidak bosan
5.
Mulyadi
V
Guru sudah mulai
pelan-pelan dalam
menjelaskan
perkalian dan
pembagian
6. Ch.Nurul K
VI
Suara guru sudah
keras dalam
menyampaikan
materi
pembelajaran
60
Hasil Post Supervisi Klinis / Balikan
No Nama Kelas Balikan
1.
Ch.Niken K
I
Guru harus lebih
sabar dan telaten
dalam membimbing
siswa belajar
membaca buku paket
/ sumber
2. Grace Ersat
Januarto
II
Guru memberi contoh
menulis tegak
bersambung dengan
mengacungkan jari
telunjuk diudara
3. FR.Puja
Ratnaningsih
III
Guru harus jelas
dalam menjelaskan
dasar-dasar
pembagian dari
bilangan terkecil,
misal, 4:2, 6:3,,8:4,
10:2, dst, baru ke
pembagian yang lebih
sukar
4. Winda
Pramita Sari
IV
Guru hendaknya
menggunakan alat
peraga yang dapat
menarik siswa,
sehingga siswa tidak
bosan dan materi
dapat tersampaikan
5.
Mulyadi
V
Guru harus sabar
dalam membimbing
siswa jangan terlalu
cepat dalam
menjelaskan perkalian
dan pembagian
6. Ch.Nurul K VI Guru hendaknya
diusahakan bersuara
keras dan jelas
sehingga suara dapat
didengar oleh semua
siswa