hbab ii tinjauan pustaka a.eprints.umm.ac.id/56138/3/bab ii.pdfd) prinsip pemanfaatan ruangan e)...

17
7 HBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Dalam proses penelitian dibutuhkan berbagai informasi yang digunakan sebagai landasan untuk menunjang proses penelitian yang dilaksanakan. Landasan tersebut diperoleh dari berbagai sumber seperti text-book, jurnal penelitain, dan media elektronik. Ada beberapa landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Tata Letak a. Pengertian Tata Letak Dalam suatu perusahaan manufaktur banyak dijumpai berbagai macam fasilitas produksi agar suatu aktifitas produksi dapat berjalan dengan lancar. Fasilitas produksi tersebut baik berupa mesin, peralatan produksi, pekerja maupun fasilitas pendukung yang lainnya yang semuanya harus selalu tersedia dan ditempatkan pada bagiannya masing- masing agar dapat berfungsi secara maksimal. Tata letak fasilitas yang baik dan sesuai dengan keadaan perusahaan merupakan faktor utama dalam menentukan efisiensi sebuah operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HBAB II TINJAUAN PUSTAKA A.eprints.umm.ac.id/56138/3/BAB II.pdfd) Prinsip pemanfaatan ruangan e) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja f) Prinsip Fleksibilitas Prinsip-prinsip dasar

7

HBAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Dalam proses penelitian dibutuhkan berbagai informasi yang digunakan

sebagai landasan untuk menunjang proses penelitian yang dilaksanakan.

Landasan tersebut diperoleh dari berbagai sumber seperti text-book, jurnal

penelitain, dan media elektronik. Ada beberapa landasan teori yang digunakan

dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Tata Letak

a. Pengertian Tata Letak

Dalam suatu perusahaan manufaktur banyak dijumpai berbagai

macam fasilitas produksi agar suatu aktifitas produksi dapat berjalan

dengan lancar. Fasilitas produksi tersebut baik berupa mesin, peralatan

produksi, pekerja maupun fasilitas pendukung yang lainnya yang

semuanya harus selalu tersedia dan ditempatkan pada bagiannya masing-

masing agar dapat berfungsi secara maksimal.

Tata letak fasilitas yang baik dan sesuai dengan keadaan perusahaan

merupakan faktor utama dalam menentukan efisiensi sebuah operasi

perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak

strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal

kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja,

kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat

Page 2: HBAB II TINJAUAN PUSTAKA A.eprints.umm.ac.id/56138/3/BAB II.pdfd) Prinsip pemanfaatan ruangan e) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja f) Prinsip Fleksibilitas Prinsip-prinsip dasar

8

membantu organisasi mancapai sebuah strategi yang menunjang

diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat (Heizer & Render, 2012)

Tata letak merupakan suatu landasan utama yang penting di dalam

dunia industry, oleh sebab itu harus dirancang dengan baik. Hal tersebut

sesuai dengan teori menurut Sritomo Wignjosoebroto (2009) tata letak

pabrik (Plant Layout) atau tata letak fasilitas (fasilities layout)

didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna

menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan

memanfaatkan luas area (space) untuk penempatan mesin atau fasilitas

penunjang produksi lainnya. Dalam tata letak pabrik ada dua hal yang

diatur letaknya yaitu pengaturan mesin dan pengaturan departemen yang

ada dari pabrik.

Definisi lain tentang tata letak menurut Irham Fahmi (2016)

perancangan tata letak mencakup desain atau konfigurasi dari bagian-

bagian, pusat kerja, dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari

bahan mentah menjadi bahan jadi. Dengan kata lain, merupakan

pengaturan tempat sumber daya fisik yang digunakan untuk membuat

produk. Perencanaan tata letak merupakan salah satu tahap dalam

perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu system

produksi yang efektif dan efisien sehingga dapat tercapai suatu proses

produksi dengan biaya yang paling ekonomis.

Page 3: HBAB II TINJAUAN PUSTAKA A.eprints.umm.ac.id/56138/3/BAB II.pdfd) Prinsip pemanfaatan ruangan e) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja f) Prinsip Fleksibilitas Prinsip-prinsip dasar

9

Dari ketiga teori tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap

perusahaan yang berdiri harus memiliki perencanaan tata letak yang baik

dan tepat. Selain itu juga perusahaan harus mengatur tata letak fasilitasnya

karena hal tersebut dapat menentukan optimal tidaknya jalannya suatu

proses produksi dan aliran proses produksi. Apabila penataan tata letak

fasilitas suatu perusahaan tesebut tepat maka proses produksi dapat

berjalan lancar dan tidak merugikan perusahaan nantinya.

b. Tujuan Perencanaan Tata Letak Pabrik

Pada dasarnya perencanaan tata letak yang baik akan memberikan

banyak keuntungan pada perusahaan. Secara umum, tujuan dari penataan

tata letak fasilitas adalah untuk mencapai suatu keuntungan bagi

perusahaan dengan sistem produksi yang efektif dan efisien. Menurut

Wignjosoebroto (2009) tujuan utama dari penataan tata letak pabrik ialah

mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang ekonomis untuk

operasi produksi aman dan nyaman sehingga akan dapat menaikkan modal

kerja dan performance dari operator.

Berdasarkan uraian diatas dijelaskan bahwa perencanaan tata letak

pabrik adalah dimaksudkan untuk mengatur segala fasilitas fisik dari

system produksi (mesin, peralatan, tanah, bangunan dan lain-lain) guna

mendapatkan hasil yang optimal serta mencapai tujuan perusahaan secara

efektif, efisien, dan aman.

Page 4: HBAB II TINJAUAN PUSTAKA A.eprints.umm.ac.id/56138/3/BAB II.pdfd) Prinsip pemanfaatan ruangan e) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja f) Prinsip Fleksibilitas Prinsip-prinsip dasar

10

c. Prinsip-Prinsip Dasar Dalam Perencanaan Tata Letak Pabrik

Dalam suatu perusahaan manufaktur memiliki banyak tujuan yang

dapat dicapai. Aspek dasar dan tujuan bisa didapatkan apabila tata letak

pabrik yang terencanakan dengan baik, oleh sebab itu perusahaan harus

menerapkan prinsip-prinsip dasar dalam perencanaan tata letak.

Dalam perusahaan manufaktur terdapat prinsip-prinsip dasar yang

harus diterapkan dalam perencanaan tata letak pabrik menurut Sritomo

Wignjosoebroto (2009) adalah sebagai berikut:

a) Prinsip integrasi secara total

b) Prinsip jarak perpindahan bahan yang paling minimal.

c) Prinsip aliran dari suatu proses kerja.

d) Prinsip pemanfaatan ruangan

e) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja

f) Prinsip Fleksibilitas

Prinsip-prinsip dasar tersebut yang digunakan dalam perencanaan tata

letak pabrik. Berikut merupakan penjelasan prinsip-prinsip dasar dalam

perencanaan tata letak pabrik menurut Sritomo Wignjosoebroto (2009):

a) Prinsip integrasi secara total menyatakan bahwa tata letak pabrik

adalah merupakan integrasi secara total dari seluruhelemen produksi

yang ada menjadi satu unit operasi yang besar.

b) Hampir setiap proses yang terjadi dalam suatu industri mencakup

beberapa gerakan perpindahan dari material, yang mana kita tidak bisa

Page 5: HBAB II TINJAUAN PUSTAKA A.eprints.umm.ac.id/56138/3/BAB II.pdfd) Prinsip pemanfaatan ruangan e) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja f) Prinsip Fleksibilitas Prinsip-prinsip dasar

11

menghindarinya secara keseluruhan. Dalam proses pemindahan bahan

dari satu operasi ke operasi lain, waktu dapat dihemat dengan cara

mengurangi jarak perpindahan tersebut. Hal ini bisa dilaksanakan

dengan cara mencoba menerapkan operasi yang berikutnya sedekat

mungkin dengan operasi sebelumnya.

c) Prinsip aliran dari suatu proses kerja mengusahakan untuk

menghindari adanya gerakan balik (back tracking), gerakan memotong

(cross-movement), kemacetan (congestion) dan sedapat mungkin

material bergerak terus tanpa ada interupsi. Perlu diingat bahwa aliran

proses yang baik tidaklah berarti harus selalu dalam lintasan garis

lurus. Banyak layout pabrik yang baik menggunakan bentuk aliran

bahan secara zig-zag ataupun melingkar. Ide dasar dari prinsip aliran

kerja ini adalah aliran konstan dengan minimum interupsi,

kesimpangsiuran, dan kemacetan.

d) Pada dasarnya tata letak adalah suatu pengaturan ruangan yaitu

pengaturan ruangan yang akan dipakai oleh manusia, bahan baku,

mesin, dan peralatan penunjang proses produksi lainnya. Mereka ini

memiliki dimensi tiga yaitu aspek volume (cubic space) dan tidak

hanya sekedar aspek luas (floor space). Dengan demikian dalam

merencanakan tata letak kita juga seharusnya mempertimbangkan

faktor dimensi ruangan ini. Disamping itu gerakan-gerakan dari orang,

Page 6: HBAB II TINJAUAN PUSTAKA A.eprints.umm.ac.id/56138/3/BAB II.pdfd) Prinsip pemanfaatan ruangan e) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja f) Prinsip Fleksibilitas Prinsip-prinsip dasar

12

bahan, atau mesin juga terjadi dalam salah satu arah dari tiga sumbu

yaitu sumbu x, y, dan z.

e) Kepuasan kerja bagi seseorang adalah sangat besar artinya. Hal ini

dapat dikatakan sebagai dasar utama untuk mencapai tujuan. Dengan

membuat suasana kerja yang menyenangkan dan memuaskan, maka

secara otomatis akan banyak keunggulan yang akan bisa diperoleh.

Paling tidak hal ini akan memberikan modal kerja yang lebih baik dan

mengurangi ongkos produksi. Selanjutnya masalah keselamatan kerja

juga merupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam

perencanaan tata letak pabrik. Suatu layout tidak dapat dikatakan baik

apabila akhirnya justru membahayakan keselamatan orang yang

bekerja didalamnya.

f) Prinsip fleksibilitas sangat berarti dalam abad dimana dalam riset

ilmiah, komunikasi, dan transportasi bergerak dengan cepat yang mana

hal ini akan mengakibatkan dunia industri harus ikut berpacu untuk

mengimbanginya. Kondisi tersebut menyebabkan beberapa perubahan

terjadi pada desain produk, peralatan produksi, waktu pengiriman

barang dan sebagainya yang akhirnya juga membawa akibat kearah

pengaturan kembali layout yang ada. Untuk ini kondisi ekonomi akan

bisa dicapai bila tata letak yang ada direncanakan cukup fleksibel

untuk diadakan penyesuaian/pengaturan kembali (relayout) dan/atau

suatu layout yang baru dapat dibuat dengan cepat dan murah.

Page 7: HBAB II TINJAUAN PUSTAKA A.eprints.umm.ac.id/56138/3/BAB II.pdfd) Prinsip pemanfaatan ruangan e) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja f) Prinsip Fleksibilitas Prinsip-prinsip dasar

13

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip

didalam sebuah perencanaan tata letak pabrik sangat penting dan harus

sesuai dengan tujuan dari tata letak pabrik. Tujuan tersebut seperti

menciptakan area kerja yang efektif dan meminimalisir proses

perpindahan material, sehingga dapat memperlancar proses produksi

perusahaan dan menciptakan kenyamanan dalam bekerja.

2. Jenis-Jenis Tata Letak

Salah satu hal yang paling penting ditentukan sebelum pembuatan

keputusan penataan tata letak hendaknya harus menentukan jenis-jenis tata

letak yang tepat terlebih dahulu, karena jenis tata letak yang tepat berdasarkan

jenisnya dapat menentukan optimalisasi proses produksi pada perusahaan

dalam jangka waktu panjang. Menurut Heizer & Render (2012) ada tujuh

macam jenis tata letak yaitu :

a) Tata letak kantor, menempatkan para pekerja, peralatan mereka, dan

ruangan/kantor yang melancarkan aliran informasi.

b) Tata letak toko eceran, menempatkan rak-rak dan merespon perilaku

pelanggan.

c) Tata letak gudang, memusatkan pada kelebihan serta kekurangan antara

ruangan dan system penanganan bahan.

d) Tata letak dengan posisi tetap, memenuhi persyaratan tata letak untuk

proyek yang besar dan memakan tempat seperti proses pembuatan kapal

laut dan gedung.

Page 8: HBAB II TINJAUAN PUSTAKA A.eprints.umm.ac.id/56138/3/BAB II.pdfd) Prinsip pemanfaatan ruangan e) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja f) Prinsip Fleksibilitas Prinsip-prinsip dasar

14

e) Tata letak yang berorientasi proses, berhubungan dengan produksi

dengan volume rendah dan bervariasi tinggi (juga disebut “job shop” atau

produksi sesaat).

f) Tata letak sel kerja, menata mesin-mesin dan peralatan lain untuk focus

pada produksi sebuah produk atau sekelompok produk yang berkaitan.

g) Tata letak yang berorientasi pada produk, mencari utilitasi karyawan dan

mesin yang paling baik dalam produksi yang kontinu atau berulang.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tata letak

memiliki berbagai macam jenis dan setiap penerapan tata letak berbeda-

berbeda. Perbedaan ini dikarenakan jenis tata letak yang satu dengan yang

lainnya tidak sama, tergantung pada bidang yang dijalankan oleh perusahaan.

Untuk menentukan jenis tata letak yang diterapkan, perusahaan harus

menyesuaikannya dengan kebutuhan perusahaan itu sendiri dan

penerapannya.

3. Tata Letak berorientasi Proses

Dalam tata letak memiliki tujuan untuk mendapatkan susunan tata

letak yang paling optimal dari fasilitas-fasilitas produksi yang tersedia dalam

perusahaan. Dengan adanya susunan tata letak yang sesuai dengan jenisnya,

diharapkan pelaksaan proses produksi di dalam perusahaan tersebut dapat

berjalan lancar dan para karyawan dapat menyelesaikan tugas yang

dibebankan kepada mereka dengan baik.

Page 9: HBAB II TINJAUAN PUSTAKA A.eprints.umm.ac.id/56138/3/BAB II.pdfd) Prinsip pemanfaatan ruangan e) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja f) Prinsip Fleksibilitas Prinsip-prinsip dasar

15

Tata letak berorientasi proses (process layout) atau tata letak

fungsional adalah penyusunan suatu tata letak dimana alat yang sejenis atau

yang mempunyai fungsi sama ditempatkan dalam bagian yang sama

(Wignjosoebroto, 2009). Sedangkan menurut Heizer & Reider (2012) tata

letak berorientasi process (process layout) dapat menangani beragam barang

atau jasa secara bersamaan. Hal ini merupakan cara tradisional untuk

mendukung sebuah strategi diferensiasi produk.

Tata letak ini lebih efektif dan efisien ketika membuat produk dengan

persyaratan berbeda atau sewaktu menangani pelanggan, pasien, atau klien

dengan kebutuhan berbeda. Tata ruang ini khususnya bersifat volume rendah

dan strategi keragaman tinggi. Dalam suasana kerja ini, masing-masing

produk atau sekelompok kecil mengalamai serangkaian operasi yang berbeda.

Sebuah produk pesanan kecil diproduksi dengan menggerakkan satu

departemen ke departemen lain dalam urutan tertentu yang sesuai.

Kelebihan utama dari tata letak berorientasi proses ini adalah adanya

fleksibilitas peralatan dan penugasan tenaga kerja. Apabila terjadi kerusakan

pada suatu mesin, maka proses produksi secara keseluruhan tidak perlu

berhenti, pekerjaan dapat dialihkan pada mesin lain dalam departemen yang

sama. Tata letak yang berorientasi pada proses juga sangat baik untuk

menangani produksi komponen dalam batch yang kecil atau job lot, dan untuk

memproduksi beragam komponen dalam ukuran dan bentuk yang berbeda.

Page 10: HBAB II TINJAUAN PUSTAKA A.eprints.umm.ac.id/56138/3/BAB II.pdfd) Prinsip pemanfaatan ruangan e) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja f) Prinsip Fleksibilitas Prinsip-prinsip dasar

16

Kekurangan dari tata berorientasi proses adalah terletak pada peralatan

yang pada umumnya digunakan. Pesanan akan membutuhkan waktu lebih

lama untuk berpindah dalam sistem karena penjadwalan yang sulit, penyetelan

mesinyang berubah, dan penanganan bahan yang unik. Sebagai tambahan

perlengkapan kegunaan umum yang tinggi memerlukan kemampuan kerja

yang tinggi. Kemampuan pekerjaan yang tinggi memerlukan pula tingkatan

pelatihan lebih tinggi dan pengamanan lebih tinggi. Dan tingkatan proses

kerja meningkatkan investasi dalam bentuk modal yang lebih banyak.

Dalam mererancang tata letak berorientasi proses, strategi yang umum

digunakan untuk menyusun departemen atau stasiun kerja adalah

meminimumkan biaya penanganan material. Dengan kata lain, departemen-

departemen yang memiliki aliran komponen atau aliran tenaga kerja yang

banyak diantara mereka yang harus diletakkan berdekatan satu sama lain.

Dalam pendekatan ini, biaya penanganan bahan bergantung pada (1) jumlah

muatan (orang) yang dipindahkan antar dua departemen dalam suatu waktu

dan (2) biaya terkait dengan jarak antardepartemen. Biaya diasumiskan

sebagai fungsi jarak antardepartemen. Tujuan dari fungsi ini dapat dinyatakan

sebagai berikut (Heizer & Reider, 2012).

Page 11: HBAB II TINJAUAN PUSTAKA A.eprints.umm.ac.id/56138/3/BAB II.pdfd) Prinsip pemanfaatan ruangan e) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja f) Prinsip Fleksibilitas Prinsip-prinsip dasar

17

Biaya minimum : ∑𝒏𝒊=𝟏 ∑ 𝑿𝒊𝒋

𝒏𝒋=𝟏 𝑪𝒊𝒋

Keterangan:

n = jumlah total puat kerja atau departemen.

i,j = setiap departemen,

Xij = jumlah beban yang dipindahkan dari departemen i ke departemen j

Cij = biaya untuk memindahkan beban antara departemen i dan j

Fasilitas berorientasi proses mencoba meminimalisir beban atau

perjalanan, dikalikan dengan biaya yang berkaitan dengan jarak. Suku Cij

menggabungkan jarak dan biaya lain menjadi satu faktor. Dengan

diasumsikan tingkat kesulitan pemindahan yang sama, tetapi juga biaya

penjemputan dan pengiriman yang konstan. Walau tidak selalu konstan, untuk

menyederhanakannya data jarak, kesulitan, serta biaya penjemputan dan

pengiriman, dirangkum dalam suatu variabel, yakni biaya.

4. From To Chart

Menurut Wignjosoebroto (2009), From to chart adalah suatu teknik

konvensional yang umum digunakan untuk perencanaan tata letak pabrik dan

pemindahan bahan dalam suatu proses produksi. From to chart merupakan

adaptasi dari mileage chart yang umumnya dijumpai pada suatu peta

perjalanan (road map), sehingga menunjukan total berat beban. From to chart

(FTC) kadang-kadang disebut sebagai trip frequency chart atau Travel Chart

adalah suatu teknik konvensional yang umum digunakan untuk perencanaan

Page 12: HBAB II TINJAUAN PUSTAKA A.eprints.umm.ac.id/56138/3/BAB II.pdfd) Prinsip pemanfaatan ruangan e) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja f) Prinsip Fleksibilitas Prinsip-prinsip dasar

18

tata letak pabrik dan pemindahan bahan dalam suatu proses produksi. Teknik

ini sangat berguna untuk kondisi-kondisi dimana banyak item yang mengalir

melalui suatu area seperti job shop, bengkel permesinan, kantor dan lain-lain.

Berdasarkan pengertiam tersebut, maka dapat disumpulkan bahwa

From to chart adalah metode konvensional yang sering digunakan untuk

perencanaan tata letak. Metode ini sangat berguna untuk perencanaan apabila

barang yang mengalir pada suatu lokasi berjumlah banyak.

5. Metode Activity Relationship Chart (ARC)

Aliran bahan baku dapat diukur menggunakan tolak ukur derajat

kedekatan hubungan antar fasilitas. Dalam merancang tata letak Activity

Relationship Chart diperlukan untuk menentukan derajat hubungan antar

departemen pada suatu perusahaan. Metode ini sering dinyatakan dalam

bentuk penialian secara kualitatif yang berdasarkan pada penilaian subjektif.

Menurut Wignjosoebroto (2009) peta hubungan atau yang sering

disebut Activity Relationship Chart (ARC) adalah suatu cara atau teknik yang

sederhana didalam merencanakan tata letak fasilitas atau departemen

berdasarkan derajat hubungan aktivitas yang sering dinyatakan dalam

penilaian kualitatif dan cenderung berdasarkan pada pertimbangan-

pertimbangan yang bersifat subyektif dari masing-masing fasilitas atau

departemen. Activity Relationship Chart (ARC) memberikan pertimbangan

derajat kedekatan antar suatu departemen dengn departemen lainnya dengan

ukuran-ukuran yang bersifat kualitatif, seperti mutlak perlu didekatkan,

Page 13: HBAB II TINJAUAN PUSTAKA A.eprints.umm.ac.id/56138/3/BAB II.pdfd) Prinsip pemanfaatan ruangan e) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja f) Prinsip Fleksibilitas Prinsip-prinsip dasar

19

sangat penting didekatkan, penting untuk didekatkan, cukup/biasa, tidak

penting, dan tidak dikehendaki untuk berdekatan.

Gambar 2.1 Activity Relationship Chart

Sritomo Wignjosoebroto (2009)

Keterangan:

Derajat Hubungan

A Mutlak perlu didekatkan

E Sangat penting untuk didekatkan

I Penting untuk didekatkan

O Cukup/biasa

U Tidak penting

X Tidak dihendaki berdekatan

Kode

Alasan

Deskripsi Alasan

1 Penggunaan catatan secara bersama

2 Menggunakan tenaga kerja yang sama

3 Menggunakan space area yang sama

4 Derajat kontak personel yang sering dilakukan

5

6

Derajat kontak kertas kerja yang sring dilakukan

Urutan aliran kerja

7 Melaksanakan kegiatan kerja yang sama

8 Menggunakan peralatan kerja yang sama

9 Kemungkinan adanya bau yang tidak mengenakkan,

ramai,dll

Page 14: HBAB II TINJAUAN PUSTAKA A.eprints.umm.ac.id/56138/3/BAB II.pdfd) Prinsip pemanfaatan ruangan e) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja f) Prinsip Fleksibilitas Prinsip-prinsip dasar

20

Berdasarkan penjelassan diatas dapat disimpulkan bahwa Activity

relationship chart dapat digunakan untuk mengetahui keterkaitan antar

departemen dalam suatu perusahaan. Sehingga hal tersebut dapat mengurangi

biaya perpindahan material handling pada perusahaan dan dapat

meningkatkan produktifitas perusahaan.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dapat digunakan sebagai acuan dan perbandingan

dalam penelitian yang dilakukan. Adapun hasil penelitian yang digunakan

sebagai acuan memiliki topic yang sama dengan penelitian yang dilakukan yaitu

mengenai pengaturan ulang tata letak fasilitas produksi pada perusahaan

manufaktur dengan menggunakan metode Computerized Relative Allocation

Facilities Technique.

Shyntia Atica, Wike Agustin, Dhita Morita, Rizky Luthfian, Reyza

Permata (2014), meneliti tentang Layout Fasilitas Pada Produksi Tepung Ubi

Jalar Pada Kelompok Tani Desa Sukoanyar Kecamatan Pakis. Tujuan dari

penelitian ini yaitu untuk menentukan tata letak fasilitas produksi antar karyawan

yang optimal pada lokasi yang baru dan menerapkan teori tata letak fasilitas.

Alat analisis yang digunakan adalah ARC. Hasil yang diperoleh perusahaan

dapat berjalan dengan optimal. Terjadi perbaikan waktu produksi menjadi

265menit dengan kapasitas produksi 10kg menghasilkan tepung 2,5kg tepung

ubi jalar.

Page 15: HBAB II TINJAUAN PUSTAKA A.eprints.umm.ac.id/56138/3/BAB II.pdfd) Prinsip pemanfaatan ruangan e) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja f) Prinsip Fleksibilitas Prinsip-prinsip dasar

21

Nadia Dini Safitri, Zainal Ilmi, M.Amin Kadafi 2017), tentang

perancangan tata letak fasilitas produksi pada CV. Primaset Advertising. Tujuan

dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh usulan tata letak fasilitas produksi

yang baik agar dapat mengurangi jarak material handling pada perusahaan dan

proses produksi dapat berjalan dengan maksimal. Alat analisis yang digunakan

yaitu ARC. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu jarak perpindahan

menjadi lebih pendek dengan efisiensi sebesar 27,6%, waktu pengerjaan yang

optimal mencapai 19% dapat menghemat biaya perusahaan setiap bulannya

hingga 50%, dan output yang dihasilkan mnjadi lebih optimal.

Moh. Ririn Rosyidi (2018), tentang tata letak lantai produksi pada PT.

Ecomec Resources. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk merancang ulang tata

letak fasilitas produksi agar tidak terjadi aliran material backward dan

meminimalisir jarak perpindahan antar departemen sehingga aliran material

produksi dapat teratur dan meminimalisasi ongkos material handling pada

perusahaan. Alat analisis yang digunakan yaitu ARC, ARD,dan AAD. Setelah

adanya perbaikan tata letak lantai produksi, proses produksi pada perusahaan

menjadi lebih maksimal. Hal ini dikarenakan adanya usulan menukarkan

beberapa departemen produksi dan mengurangi 4orang karyawan pada PT.

Ecomec Resources.

Berdasarkan semua hasil penelitian yang telah dilaksanakan diatas

terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaan yang

diangkat dari beberapa referensi jurnal penelitian tersebut adalah membahas

Page 16: HBAB II TINJAUAN PUSTAKA A.eprints.umm.ac.id/56138/3/BAB II.pdfd) Prinsip pemanfaatan ruangan e) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja f) Prinsip Fleksibilitas Prinsip-prinsip dasar

22

topik yang sama yaitu tata letak fasilitas produksi pada perusahaan. Selain

persamaan tersebut juga terdapat perbedaan, perbedaan dengan beberapa

referensi jurnal penelitian tersebut adalah pada objek penelitian dan waktu dalam

melaksanakan penelitian tersebut.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan suatu pola pikir yang menjelaskan beberapa

variabel yang terkait dengan penelitian yang dilakukan dan membuat hubungan

antar variabel yang satu dengan yang lain. Berdasarkan pada kajian pustaka, maka

kerangka pemikiran teoritis yang disajikan didalam penelitian ini dapat dilihat

pada gambar 2.2.

Sumber: Sritomo Wignjosoebroto (2009); diolah

Gambar 2.2 kerangka pikir

Kerangka pikir diatas berdasarkan pada teori Sritomo Wignjosoebroto

(2009) yang menjelaskan tentang proses pengaturan tata letak fasilitas produksi.

Untuk tahap pertama yang dilakukan yaitu menginput data awal seperti alur

produksi pada tata letak fasilitas produksi awal. Kebutuhan masing-masing proses

1. Alur Produksi “dari ke” setiap proses

2. Kebutuhan masing-

masing departemen

3. Urutan departemen

yang dilalui material

4. Jarak tata ruang

1. Aktivitas-aktivitas

pabrik

2. Fasilitas pabrik yang telah ditetapkan

3. Hubungan antar

fasilitas (ARC) 4. Worksheet ARC

5. Activity Diagram

Block

6. Activity Relationship Diagram

Usulan Relayout

Page 17: HBAB II TINJAUAN PUSTAKA A.eprints.umm.ac.id/56138/3/BAB II.pdfd) Prinsip pemanfaatan ruangan e) Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja f) Prinsip Fleksibilitas Prinsip-prinsip dasar

23

produksi disesuaikan dengan fasilitas-fasilitas produksi yang telah ditetapkan

perusahaan. Urutan proses, urutan departemen, jarak departemen produksi, dan

hubungan keterkaitan antar departemen diolah untuk mendapatkan jarak

perpindahan material yang digunakan sebagai acuan perbaikan pada tata letak

fasilitas pabrik. Selanjutnya adalah pengolahan derajat kedekatan antar

departemen menggunakan worksheet ARC, Activity Diagram Block, dan Activiy

Relationship Diagram. Terakhir akan diperoleh hasil tata letak usulan untuk

digunakan sebagai usulan re-layout pada perusahaan.