heat cured setelah direndam dalam larutan tablet

56
KEKASARAN PERMUKAAN LEMPENG AKRILIK HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET EFFERVESCENT PEMBERSIH GIGITIRUAN DENGAN WAKTU YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh : LISDAWITA HARAHAP NIM : 080600005 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

KEKASARAN PERMUKAAN LEMPENG AKRILIK

HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM

LARUTAN TABLET EFFERVESCENT PEMBERSIH

GIGITIRUAN DENGAN WAKTU YANG BERBEDA

SKRIPSI

Oleh :

LISDAWITA HARAHAP

NIM : 080600005

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Material

dan

Teknologi Kedokteran Gigi

Tahun 2013

Lisdawita Harahap

Kekasaran Permukaaan Lempeng Akrilik Heat Cured Setelah Direndam

Dalam Larutan Tablet Effervescent Pembersih Gigitiruan Dengan Waktu yang

Berbeda

xi + 44 halaman

Resin akrilik heat cured yang sering digunakan sebagai basis

gigitiruan adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus

strukturnya dan polimerisasinya diaktivasi oleh panas. Larutan tablet effervescent

pembersih gigitiruan merupakan suatu bentuk sediaan yang menghasilkan

gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia dalam larutan dan mengandung sodium

bikarbonat yang bersifat abrasif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat

apakah ada perbedaan kekasaran permukaan lempeng akrilik heat cured setelah

direndam dalam larutan effervescent pembersih gigitiruan dengan pengulangan

yang berbeda (15, 30 dan 45 kali). Jenis penelitian ini adalah eksperimental

laboratorium dengan desain time series. Sampel pada penelitian ini adalah resin

akrilik heat cured berbentuk persegi dengan ukuran panjang dan lebar 12 mm

serta tebal 2 mm. Besar sampel adalah 10 buah dengan perlakuan frekwensi

perendaman selama 5 menit sebanyak 15 kali, 30 kali dan 45 kali. Kekasaran

permukaan sampel sebelum dan sesudah perlakuan diukur dengan menggunakan

alat uji kekasaran profilometer. Analisis data yang digunakan adalah one way

anova. Hasil penelitian ini didapatkan kekasaran permukaan sampel sebelum

perendaman sebesar 0.17200 µm, setelah frekwensi perendaman 15 kali sebesar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

0.18100 µm, frekwensi 30 kali sebesar 0.23100 µm dan frekwensi 45 kali sebesar

0.28000µm. Dari uji one way anova didapatkan perbedaan dan nilai kekasaran

permukaan yang bermakna (p<0.05) antara kelompok sebelum dengan sesudah

perendaman selama 15 kali, 30 kali dan 45 kali. Dapat disimpulkan bahwa

perendaman dalam larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan dapat

meningkatkan kekasaran permukaan resin akrilik dan peningkatan tersebut

semakin besar seiring dengan lamanya perendaman.

Daftar Rujukan : 24 (1997 – 2012)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan

di hadapan tim penguji skripsi

Medan, Oktober 2013

Pembimbing I Tanda

tangan

Hj.Lasminda Syafiar, drg., M.Kes

.......................

NIP: 19540803 198003 2 001

Pembimbing II

Astrid Yudhit, drg, M.Si

.......................

NIP: 19781130 200501 2 001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji

pada tanggal Oktober 2013

TIM PENGUJI

KETUA : Hj.Lasminda Syafiar, drg., M.Kes

ANGGOTA : 1. Sumadhi S, drg., Ph.D

2. Rusfian, drg., M.Kes

3. Astrid Yudhit, drg., M.Si

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan

rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi

syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dan

pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati

penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang

terhormat:

1. Prof. Nazruddin, drg., Sp.Ort., Ph. D selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Gigi

Sumatera Utara sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik penulis yang telah

membimbing penulis selama menjalani masa studi di perkuliahan.

2. Hj. Lasminda Syafiar, drg., M.Kes selaku ketua Departemen Ilm Material

dan

Teknologi Kedokteran Gigi Sumatera Utara dan dosen pembimbing skripsi yang

telah memberikan petunjuk dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Astrid Yudhit, drg., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, petunjuk, dan pengarahan serta

saran dalam penulisan skripsi ini.

4. Seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Material dan Teknologi

Kedokteran

Gigi Universitas Sumatera Utara.

5. Ayahanda Pardamean Harahap S.Pd dan ibunda Emmi wati Lubis S.Pd

tercinta yang telah membesarkan saya dengan penuh rasa kasih sayang.

6. Drs. M. Agus Zaenuri, MT selaku instruktur laboratorium Teknik Mesin

Politeknik Medan yang telah memberi izin, bantuan, dan bimbingan yang begitu

besar dalam penelitian.

7. Maya Fitria, SKM, M.Kes selaku dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat

yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

telah membantu mengolah data spss dalam penelitian ini.

8. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Miftahuddin Hasibuan, Nita, Lili, Indah

dan teman-teman angkatan 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang

telah memberikan dukungan dan semangat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan

skripsi ini dan penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

menghasilkan karya yang lebih baik lagi di kemudin hari.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan

sumbangan fikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan

masyarakat.

Medan, Oktober 2013

Penulis,

(Lisdawita Harahap)

NIM : 080600005

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...........................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 2

1.4 Hipotesis Penelitian ................................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resin Akrilik ......................................................................... 4

2.1.1 Resin Akrilik sebagai Basis Gigitiruan ................................. 4

2.1.2 Klasifikasi Resin Akrilik ........................................................ 5

2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas ........................................... 5

2.2.1 Komposisi Resin Akrilik Polimerisasi Panas ........................ 5

2.2.2 Manipulasi .............................................................................. 6

2.2.3 Sifat-sifat ................................................................................ 7

2.3 Kekasaran Permukaan ............................................................ 8

2.4 Mekanisme Pembersih Gigitiruan .......................................... 9

2.4.1 Tablet Effervescent sebagai Pembersih Gigitiruan ................ 9

2.4.2 Komposisi bahan Pembersih .................................................. 10

2.5 Kerangka Teori ...................................................................... 12

2.6 Kerangka Konsep ................................................................... 13

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................... 14

3.2 Desain Penelitian .................................................................. 14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 14

3.4 Sampel dan Besar Sampel ..................................................... 14

3.4.1 Sampel Penelitian ................................................................... 14

3.4.2 Besar Sampel ........................................................................ 14

3.5 Variabel Penelitian ................................................................ 15

3.5.1 Variabel Bebas ....................................................................... 15

3.5.2 Variabel Tergantung ............................................................. 15

3.5.3 Variabel Terkendali .............................................................. 15

3.5.4 Variabel Takterkendali ........................................................... 16

3.6 Kriteria Sampel ...................................................................... 16

3.6.1 Kriteria Inklusi ....................................................................... 16

3.6.2 Kriteria Eklusi ........................................................................ 16

3.7 Defenisi Operasional ............................................................. 16

3.8 Alat dan Bahan Penelitian ..................................................... 17

3.8.1 Alat Penelitian ....................................................................... 17

3.8.2 Bahan Penelitian .................................................................. 20

3.9 Prosedur penelitian ............................................................... 22

3.9.1 Pembuatan Sampel Penelitian .............................................. 22

3.9.2 Penyelesaian Akhir dan Pemolisan ...................................... 25

3.9.4 Perendaman Sampel .............................................................. 26

4.0 Analisis Data ........................................................................ 27

BAB 4 HASIL PENELITIAN ........................................................................ 28

BAB 5 PEMBAHASAN ................................................................................. 32

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 35

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

DAFTAR TABEL

Tabel

1 Komposisi Bahan Penelitian.......................................................... 21

2 Rerata Perhitungan Kekasaran Permukaan Resin Akrilik Heat

Cured (µm) Sebelum dan Sesudah Perendaman Dalam Larutan

Polident.............................................................................................. 28

3 Analisis Statistik Uji One Way Anova Sesudah Direndam Dalam

Larutan Pembersih Ggitiruan Selama 15, 30 dan 45 Kali Siklus

Perendaman........................................................................................ 29

4 Analisis Statistik Uji Least Significance Difference Antar

Kelompok Perendaman..................................................................... 29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1 Ukuran Sampel ......................................................................................... 14

2 Master Logam .......................................................................................... 17

3 Profilometer .............................................................................................. 17

4 Rubber Bowl dan Spatula ........................................................................ 17

5 Pot Akrilik ................................................................................................. 18

6 Glass plastik .............................................................................................. 18

7 Kuvet ......................................................................................................... 18

8 Stopwatch .................................................................................................. 18

9 Mikromotor ............................................................................................. 19

10 Kertas Pasir ............................................................................................... 19

11 Waterbath .................................................................................................. 19

12 Pinset dan Lekron ..................................................................................... 19

13 Inkubator ................................................................................................... 20

14 Cellophan Sheat ........................................................................................ 20

15 Polident ..................................................................................................... 20

16 Resin Akrilik ............................................................................................. 21

17 Could Moul Seal dan Vaselin ................................................................... 21

18 Logam yang diolesi vaselin dan Penanaman Logam ................................ 22

19 Proses penggodokan dalam Waterbath ..................................................... 24

20 Grafik Perbandingan Rata-Rata Kekasaran Permukaan Sebelum dan

Sesudah Perendaman .............................................................................. 31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Alur penelitian

2. Lembar persetujuan izin penelitian di Departemen Ilmu Material dan

Teknologi Fakultas Kedokteran Gigi USU

3. Lembar persetujuan izin penelitian di Laboratorium Teknik Mesin Politeknik

Medan

4. Lembar persetujuan izin penelitian di Laboratorium Ilmu Dasar ( LIDA )

FMIPA USU

5. Surat pernyataan telah melakukan pengolahan data spss di Fakultas Kesehatan

Masyarakat USU

6. Analisa data One way Anova

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akrilik merupakan salah satu bahan dasar yang digunakan untuk membuat

basis gigitiruan lepasan (GTSL). Bahan dasar basis gigitiruan lepasan (GTSL)

yang sering dipakai adalah resin akrilik polimetil metakrilat jenis heat cured.

Resin akrilik dipakai sebagai basis gigitiruan lepasan oleh karena bahan ini

memiliki sifat tidak toksik, tidak iritasi, tidak larut dalam cairan mulut, estetis,

mudah dimanipulasi, reparasinya mudah dan perubahan dimensinya kecil.

Kekurangan dari resin akrilik yaitu mudah patah bila jatuh pada permukaaan yang

keras atau akibat kelelahan (fatigue), dan perubahan warna akibat pemakaian yang

lama di dalam mulut.1,2,3,4

Ismiyati (2006) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pemakaian

GTSL mempunyai potensi dalam mengakibatkan perubahan-perubahan patologik

dalam mulut, seperti bertambahnya akumulasi plak, meningkatnya insidensi

karies, memburuknya kebersihan mulut, inflamasi gingiva dan goyangnya gigi

dapat terjadi sebagai akibat pemakaian gigitiruan. Perlu dijelaskan kepada pasien

bahwa memakai gigitiruan menyebabkan rongga mulut lebih rentan terhadap

karies dan penyakit periodontal sehingga diperlukan standar kebersihan mulut.5

Standar kebersihan mulut pada pasien yang memakai GTSL salah satunya

didapat dengan melakukan pembersihan gigitiruan lepasan. Pembersihan

gigitiruan lepasan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara mekanis

dan kimia. Pembersihan mekanis dilakukan dengan sikat gigi atau alat ultrasonik,

sedangkan pembersih kimia dilakukan dengan merendam gigitiruan ke dalam

larutan pembersih.6

Dijumpai berbagai bentuk pembersih kimia gigitiruan yang beredar

dipasaran seperti pasta, tablet, cairan dan lain-lain.3 Biasanya larutan pembersih

kimia tersebut mengandung senyawa asam sitrat, deterjen dan sodium

bicarbonate. Salah satu contoh pembersih gigitiruan lepasan adalah tablet polident

fresh active yang merupakan tablet effervescent.7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

Menurut Health Science Research Center (2011) pembersih yang

mengandung bahan abrasif antara lain dicalcium phosphate, sodium bicarbonate,

dan calcium carbonate dapat melepaskan stain pada gigitiruan.8

Kortrakulkij Khronghatai (2008) mengungkapkan bahwa sodium

bicarbonate sebagai pembersih dapat melepaskan stain yang melekat pada

gigitiruan, sedangkan sodium carbonate efektif menghilangkan stain alkohol.9

Salah satu sifat fisik resin akrilik sebagai basis gigitiruan yang penting

adalah kekasaran permukaan. Kondisi kasar atau halus dari permukaan akan

mempengaruhi penumpukan plak.10,11

Oleh karena itu peneliti ingin mengevaluasi mengenai kekasaran

permukaan resin akrilik heat cured sebagai basis gigitiruan lepasan setelah

direndam dalam larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan.

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian diatas timbul permasalahan apakah ada perbedaan kekasaran

permukaan lempeng resin akrilik heat cured setelah direndam dalam larutan tablet

effervescent pembersih gigitiruan dengan perulangan yang berbeda (15, 30 dan 45

kali).

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk melihat apakah ada perbedaan kekasaran

permukaan lempeng resin akrilik heat cured setelah direndam dalam larutan tablet

effervescent pembersih gigitiruan dengan perulangan yang berbeda (15, 30 dan 45

kali).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

1.4 Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh waktu perendaman dalam larutan pembersih gigitiruan yang

bersifat abrasif terhadap kekasaran permukaan resin akrilik heat cured.

1.5 Manfaat Penelitian

1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada

masyarakat khususnya yang menggunakan gigitiruan lepasan akan

pentingnya menjaga kebersihan gigitiruan.

2 Sebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang

ilmu material dan teknologi kedokteran gigi.

3 Sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resin Akrilik

Resin akrilik adalah turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam

rumus strukturnya. Resin akrilik yang dipakai di kedokteran gigi adalah jenis ester

yang terdiri dari asam akrilik (CH2 + CHOOH) dan asam metakrilat (CH2=

C(CH3)COOH. Polimetil metakrilat (PMMA) merupakan material dasar dari resin

akrilik dibidang kedokteran gigi. Resin akrilik digunakan sebagai basis gigitiruan

semenjak pertengahan tahun 1940-an.1,2,4

2.1.1 Resin akrilik sebagai basis gigitiruan

Bahan untuk basis gigitiruan lepasan idealnya harus memenuhi kriteria

sebagai berikut :1,3,12,13

a. Tidak beracun, tidak mengiritasi dan tidak terpengaruh lingkungan

mulut sehingga tidak larut atau mengabsorbsi cairan mulut.

b. Mempunyai kekuatan mekanis yang cukup.

c. Mempunyai pemuaian termal yang sesuai dengan bahan gigi

d. Tidak berubah bentuk pada saat pembuatan dan pemakaian.

e. Mudah pembuatan dengan biaya yang ekonomis.

f. Mudah dimanipulasi

g. Mudah dibersihkan

h. Warna sesuai dengan warna jaringan sekitarnya

i. Reline atau rebase.

Sampai saat ini resin akrilik masih digunakan sebagai bahan basis

gigitiruan di bidang kedokteran gigi karena resin akrilik mempunyai sifat estetik

dan kekuatan relatif baik serta mudah dimanipulasi tetapi kekurangannya, resin

akrilik mempunyai sifat porus.3,4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

2.1.2 Klasifikasi Resin Akrilik

Berdasarkan proses polimerisasinya resin akrilik terbagi atas : 12

a. Resin akrilik polimerisasi panas (heat cured resin acrylic) adalah tipe

resin akrilik yang proses polimerisasinya terjadi setelah pemanasan pada

temperatur tertentu. Disebut juga dengan resin akrilik polimerisasi panas.

b. Resin akrilik polimerisasi kimia (self/cold cured resin acrylic) adalah

tipe resin akrilik yang tidak memerlukan pemanasan dalam proses

polimerisasinya.

c. Resin akrilik polimerisasi sinar (light cured resin acrylic) adalah tipe

resin akrilik yang proses polimerisasinya menggunakan sinar tampak.

2.2 Resin Akrilik Polimerisasi Panas

Resin akrilik polimerisasi panas adalah resin jenis poli (metil) metakrilat

yang polimerisasinya dengan pemanasan. Energi termal yang diperlukan untuk

polimerisasi bahan-bahan tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan

pemanasan air. Resin akrilik polimerisasi panas digunakan untuk bahan

pembuatan anasir gigitiruan, basis gigitiruan, bahan reparasi gigitiruan, bahan

obturator, dan pembuatan sendok cetak fisiologis. Resin akrilik polimerisasi panas

dengan pemanasan air dilakukan dengan dua cara, yaitu pemanasan air

menggunakan kompor atau waterbath.12

2.2.1 Komposisi

Biasanya, komposisi resin akrilik polimerisasi panas terdiri atas : 1,2,12

a. Bubuk mengandung Polimer (polimetilmetakrilat) sebagai unsur utama,

benzoil peroksida sebagai inisiator (0,2-0,5%), opacifiers (Titanium dioxide),

Pewarna dalam partikel polimer yang dapat disesuaikan dengan jaringan mulut

1%, Fiber (menyerupai serabut-serabut pembuluh darah kecil).

b. Cairan mengandung monomer (methyl methacrylate) berupa cairan

jernih yang mudah menguap, Stabilisator (0,006 % inhibitor hidrokuinon sebagai

penghalang polimerisasi selama penyimpanan), Cross linking agent (2 % ethylen

glycol dimetacrylate) bermanfaat membantu penyambungan dua molekul polimer

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

sehingga rantai menjadi panjang dan untuk meningkatkan kekuatan dan kekerasan

resin akrilik.

2.2.2 Manipulasi

Resin akrilik polimerisasi panas umumnya diproses dalam sebuah kuvet

dengan menggunakan teknik compression-molding. Perbandingan polimer dan

monomer biasanya 3:1 berdasarkan volume atau 2:1 berdasarkan berat. Pada saat

pencampuran, bahan akan melalui fase (stage) sebagai berikut : 13

a. Wet sand stage adalah tahap terbentuknya campuran yang menyerupai

pasir basah.

b. Sticky stage adalah tahap lengket berserat selama polimer larut dalam

monomer.

c. Dough stage / gel stage adalah tahap lembut seperti adonan, sesuai

untuk diisi ke dalam mold.

d. Rubberry stage adalah tahap kaku, seperti karet. Setelah pembuangan

malam, adonan resin akrilik yang telah mencapai dough stage dimasukkan ke

dalam mold gips.4

Kuvet ditempatkan di bawah tekanan ke dalam waterbath dengan waktu

dan suhu terkontrol untuk memulai polimerisasi resin akrilik polimerisasi panas.

Waterbath unit diisi dengan air, kemudian suhu dan waktu diatur. Pemanasan

dimulai pada suhu kamar dan dinaikkan terus hingga suhu 700C selama 30 menit,

kemudian suhu dinaikkan menjadi 1000C dan dipertahankan selama 90 menit.

Setelah itu kuvet dikeluarkan dari alat waterbath dan dibiarkan dingin pada suhu

kamar.

Setelah prosedur polimerisasi, kuvet dibiarkan dingin secara perlahan

hingga mencapai suhu kamar untuk memungkinkan pelepasan internal stress yang

cukup sehingga meminimalkan perubahan bentuk basis.2 Selanjutnya dilakukan

pemisahan kuvet dan harus dilakukan secara hati-hati untuk mencegah fraktur

atau distorsi gigitiruan. Setelah dikeluarkan dari kuvet, basis gigitiruan akrilik siap

untuk diproses akhir dan dipoles.6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

2.2.3 Sifat-Sifat

Beberapa sifat – sifat resin akrilik polimerisasi panas adalah :

a. Berat molekul

Resin akrilik polimerisasi panas memiliki berat molekul polimer yang

tinggi yaitu 500.000 – 1.000.000 mol dan berat molekul monomernya yaitu 100.

Berat molekul polimer ini akan bertambah hingga mencapai angka 1.200.000 mol

setelah berpolimerisasi dengan benar. Rantai polimer dihubungkan antara satu

dengan lainnya oleh gaya Van der Waals dan ikatan antar rantai molekul. Bahan

yang memiliki berat molekul tinggi mempunyai ikatan rantai molekul yang lebih

banyak dan mempunyai kekakuan yang besar dibandingkan polimer yang

memiliki berat molekul yang lebih rendah.15

b. Densitas

Resin akrilik memliki densitas yang relatif rendah yaitu sekitar 1,15-1,19

g/cm3. Hal ini disebabkan resin akrilik terdiri dari kumpulan atom-atom ringan,

seperti karbon, oksigen, dan hidrogen.15

c. Konduktivitas termal

Konduktivitas termal adalah pengukuran termofisika mengenai seberapa

baik panas dihantarkan melalui suatu bahan. Basis resin memiliki konduktivitas

termal yang rendah yaitu 0,00006 (0C/cm).12

d. Penyerapan air

Bahan resin akrilik mempunyai sifat yaitu menyerap air secara perlahan-

lahan dalam jangka waktu tertentu.3

e.Solubilitas

Meskipun basis gigitiruan resin larut dalam berbagai pelarut, basis resin

umumnya tidak larut dalam cairan yang terdapat dalam rongga mulut.13

f. Porositas

Adanya gelembung / porositas dipermukaan dan di bawah permukaan

dapat mempengaruhi sifat fisis, estetik dan kebersihan basis gigitiruan. Porositas

cenderung terjadi pada bagian basis gigitiruan yang lebih tebal.2 Porositas

disebabkan oleh penguapan monomer yang tidak bereaksi dan berat molekul

polimer yang rendah, disertai dengan temperatur resin yang mencapai atau

melebihi titik didih bahan tersebut. 16,17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

Porositas juga dapat berasal dari pengadukan komponen bubuk dan cairan

yang tidak tepat.6 Timbulnya porositas juga dapat diminimalkan dengan

pengadukan adonan resin akrilik hingga homogen, penggunaan perbandingan

polimer dan monomer yang tepat, prosedur pengadukan yang terkontrol dengan

baik, serta waktu pengisian bahan ke dalam mold yang tepat. 17

2.3 Kekasaran Permukaan

Kekasaran permukaan (Ra: roughness average) adalah karakteristik suatu

permukaan benda yang bergelombang (tidak teratur). Kekasaran permukaan

dihitung sebagai penyimpangan rata-rata aritmetik terhadap lembah/dasar

permukaan dan puncak permukaan.18

Uji sampel kekasaran permukaan diukur dengan menggunakan suatu alat

bernama profilometer dimana sebuah jarum (stylus) melintasi lapisan permukaan

dan sebuah penguat jiplakan dari profil/gambar digunakan. Pengukuran kekasaran

permukaan langsung didapatkan dari sampel material yang tidak terlalu tipis dan

tidak mudah distorsi.19,20

Dilaporkan bahwa efek dari prosedur perendaman resin akrilik didalam

larutan sodium perborat dapat mengakibatkan kekasaran permukaan yang

bervariasi diantara bahan material tersebut. Dinyatakan juga bahwa kekasaran

permukaan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis resin yang dipakai,

tekhnik polimerisasi, dan lamanya prosedur desinfeksi.17,21

Kekasaran permukaan secara positif dihubungkan dengan tingkat kolonisasi

bakteri pada biomaterial. Hal ini secara langsung mempengaruhi perlekatan awal

mikroorganisme, perkembangan biofilm, dan kolonisasi bakteri. Hal ini terjadi

karena permukaan dapat bertindak sebagai reservoir, dengan ketidakteraturan

permukaan, dan pembentukan celah yang menyediakan kesempatan bagi retensi

mikroorganisme dan perlindungan terhadap kekuatan pelepasan, bahkan sewaktu

pembersih bahan basis gigitiruan berbasis resin akrilik.19,21

Perlekatan mikroba pada permukaan biomaterial tergantung pada struktur

permukaan dan komposisi biomaterial.9 Permukaan yang halus dan terpoles

dengan baik adalah penting sepenuhnya tidak hanya bagi kenyamanan pasien

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

tetapi juga keawetan gigitiruan/restorasi, hasil estetik yang baik, kesehatan rongga

mulut, dan retensi plak yang rendah.17,20

2.4 Mekanisme Pembersihan Gigitiruan

Ada dua cara yang sering dilakukan untuk pembersihan gigitiruan yaitu :

6,11,17

1. Cara mekanik

Pembersihan secara mekanik dilakukan dengan sikat gigi atau alat ultrasonic

cleaner, pembersihan dengan cara mekanik menggunakan sikat gigi dengan atau

tanpa bahan abrasif bersifat efektif dalam menghilangkan plak, tetapi jika

dilakukan berulang-ulang dapat menyebabkan keausan pada plat resin akrilik

yang nantinya dapat menyebabkan gigitiruan menjadi tidak retentif.

2. Cara kimia

Pembersihan secara kimia dilakukan dengan cara merendam gigitiruan

dengan larutan pembersih. Dilaporkan bahwa perlakuan penyikatan yang diikuti

dengan perendaman cukup efektif dan efisien untuk membunuh bakteri dan jamur.

2.4.1 Tablet Effervescent Sebagai Pembersih Gigitiruan

Tablet effervescent merupakan suatu bentuk sediaan yang menghasilkan

gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia dalam larutan. Gas yang dihasilkan

umumnya adalah karbondioksida (CO2). Tablet effervescent terdiri dari campuran

antara natrium bikarbonat dengan asam sitrat atau asam tartat yang apabila

dicelupkan kedalam air maka akan berbuih atau membentuk gas CO2. Standard

pemakaian tablet effervescent sebagai pembersih gigitiruan lepasan adalah selama

5 menit. Salah satu contoh tablet effervescent pembersih gigitiruan lepasan adalah

polident fresh active.7,22

2.4.2 Komposisi Bahan Pembersih 7,23

Salah satu contoh tablet effervescent adalah polident yang mengandung

sodium bicarbonate,citrid acid, pottasium monopersulfate, sodium perborate,

sodium hexametaphosphate, sodium benzoate, sodium lauryl sulfoacetate, dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

sodium stearate, yang umumnya mengandung sedikit larutan pemutih dan bersifat

mengoksidasi dan abrasif.

a. Sodium bicarbonate

Sodium bicarbonate adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3,

disebut juga dengan nama sodium hidrogenkarbonate, sodium bicar, baking soda,

bread soda, cooking soda, bicard soda atau soda bikarbonat. Larut dalam air,

berbentuk putih kental yang berbentuk kristal, bersifat abrasif dan dapat

melepaskan stain pada gigitiruan.

b. Citrid acid

Citrid acid disebut juga hidrogen sitrat, mempunyai rumus kimia C6H8O7,

adalah asam organik lemah yang ditemukan dalam buah jeruk. Sifat buffer dari

asam ini digunakan untuk mengontrol pH pada pembersih alat rumah tangga dan

pada obat-obatan. Bahan ini juga dapat menguraikan logam sehingga dapat

digunakan dalam pembuatan sabun dan deterjen pembersih pakaian.

c. Sodium carbonate

Dikenal juga dengan nama soda pembersih atau abu soda, mempunyai

rumus kimia Na2CO3. Merupakan garam sodium dari asam karbonik, digunakan

sebagai pelembut pada pembersih pakaian. Sodium karbonat membentuk ikatan

dengan ion magnesium dan kalsium pada air, disebut juga soda pembersih yang

efektif menghilangkan minyak, lemak dan stain alkohol.

d. Sodium Perborate

Berwarna putih dan dapat larut pada air, dikenal dengan rumus kimia

NaBO3. Sodium perborat mengalami hidrolisis ketika berkontak dengan air,

memproduksi hidrogen peroksida dan borat. Sodium perborat juga mempunyai

komponen oksigen aktif pada detergen bahan pembersih dan pemutih gigi.

Mempunyai efek antiseptik dan dapat bertindak sebagai desinfektan. Sodium

perborat merupakan pemutih yang kurang kuat dibandingkan dengan sodium

hipoklorit sehingga menyebabkan lebih sedikit kerusakan pada bahan berwarna

dan tekstil, dan mempunyai sedikit sifat oksidasi yang dapat memutihkan. Sodium

perborat melepaskan oksigen secara cepat pada temperatur 600C dan bekerja

secara aktif pada temperatur 40-600C.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

e. Sodium Hexametaphosphate

Mempunyai rumus kimia NaPO3, berwarna putih, tidak berbau dan

berbentuk bubuk kristal, merupakan campuran dari polimerik metafosfat dan

sodium heksametaposfat yang digunakan sebagai salah satu kandungan detergen.

f. Sodium Benzoate

Digunakan sebagai bahan pengawet, sangat efektif membunuh jamur dan

bakteri.

g. Sodium stearate

Merupakan bahan kimia yang didapat dari hasil reaksi antara sodium

dengan asam streate, dengan rumus kimia C17H35COON, berbentuk bubuk

berwarna putih dan digunakan pada obat-obatan dan pasta gigi.

h. Sodium Lauryl sulfoacetate

Merupakan derivat dari kelapa dan minyak sawit, bersifat sebagai agen

surfaktan (bahan pembentuk busa) yang umum digunakan dan aman untuk kulit.

Karena berasal dari bahan alami, menghasilkan agen surfaktan yang sangat efektif

menghilangkan bakteri,permukaan yang berminyak dan kotor. Serta bersifat

hidrofilik yang berarti menarik air sehingga memungkinkan untuk lebih mudah

dilarutkan dalam air.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

12

2. 4 Kerangka Teori

s Resin Akrilik Heat Cured

Komposisi Sifat Fisik

Powder Liquid

Polimetilmetakrilat Titanium

dioxide Fiber Metilmetakrilat Cross lingking

agent Inhibitor

hydroquin

one

Kelarutan Penyerapan air

Tablet Effervescent

Komposisi Sifat

Sodium bicarbonate

Citrid acid

Sodium perborate

Sodium lauryl

sulfoacetate

Kekerasan Abrasif

Kekasaran

Permukaan Resin

Akrilik Heat Cured

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

13

2.5 Kerangka Konsep

Perendaman dengan

larutan Pembersih

Resin Akrilik

Penyerapan air dan kelarutan

Kekerasan Polident fresh

active

Sodium bicarbonate

Bersifat abrasif

Kekasaran Permukaan

Resin Akrilik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN : Eksperimental laboratorium

3.2 DESAIN PENELITIAN : Time series design

3.3 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Tempat : 1. Departemen Ilmu Material dan Teknologi Fakultas

Kedokteran Gigi USU

2. Laboratorium Mesin Politeknik Medan

3. Laboratorium Ilmu Dasar (LIDA) FMIPA USU

Waktu : Mei – September 2013

3.4 SAMPEL DAN BESAR SAMPEL

3.4.1 Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini menggunakan resin akrilik heat cured

berbentuk persegi dengan ukuran panjang dan lebar 12 mm dan tebal 2 mm.21

12mm

Tebal 2mm

Gambar 1. Ukuran Sampel

3.4.2 Besar Sampel :

Jumlah sampel penelitian berdasarkan rumus sebagai berikut :24

(t-1) (r-1) ≥ 15

Keterangan :

t : jumlah perlakuan

r : jumlah ulangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

Dalam penelitian ini akan diberikan perlakuan pada resin akrilik dengan

lama perendaman 15, 30, dan 45 kali, sehingga t = 3. Berdasarkan rumus diatas,

maka jumlah sampel ( n ) kelompok dapat ditentukan sebagai berikut :

(3-1) (r-1)≥15)

(2) (r-1)≥15

r ≥ 7.5

= 8

Dari rumus didapat bahwa besar sampel minimal adalah 8. Namun besar

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 10 buah untuk seluruh

perlakuan.

3.5 VARIABEL PENELITIAN

3.5.1 Variabel Bebas

Siklus perendaman 15, 30, dan 45 kali perendaman.

3.5.2 Variabel Tergantung

Kekasaran permukaan resin akrilik heat cured

3.5.3 Variabel Terkendali

1. P/W ratio: - Polimer dan monomer resin akrilik heat cured (9gr :3,6ml)

- Plaster of paris ( 100 gr : 30 ml ).

2. Ukuran sampel (12 x 12 x 2 mm)

3. Metode penggodokan

4. Waktu pengadukan ( Mixing Time ) :- Resin Akrilik (dough stage)

- Plaster of paris

5. Pengepresan

6. Suhu penggodokan

7. Suhu Perendaman (37oC)

8.Waktu Perendaman (5 menit)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

3.5.4 Variabel Tak Terkendali

1. Kecepatan pengadukan resin akrilik

2. Kecepatan pengadukan plaster of paris

3.6 KRITERIA SAMPEL

3.6.1 Kriteria Inklusi

1. Tidak ada poreus dipermukaan

2. Sampel berbentuk persegi dengan ukuran 12x12x2mm.

3.6.2 Kriteria Ekslusi

1. Sampel memiliki poreus

2. Sampel kotor atau terkontaminasi dengan bahan lain.

3.7 DEFENISI OPERASIONAL

1. Kekasaran permukaan adalah karakteristik suatu permukaan benda yang

bergelombang (tidak teratur) dan satuan µm. Pengukuran kekasaran dengan

profilometer (Mitutoya SJ-201, Jepang) dengan ketelitian sebesar 0,01µm.

2. Waktu perendaman adalah lamanya waktu sampel resin akrilik

direndam dalam larutan pembersih selama 15, 30 dan 45 kali perendaman.

3. Jenis Resin akrilik adalah resin akrilik polimerisasi panas dengan proses

polimerisasinya terjadi setelah pemanasan pada temperatur tertentu.

4. Larutan tablet effervescent pembersih gigitiruan adalah suatu bentuk

sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia dalam

larutan. Pembersih gigitiruan yang digunakan polident fresh active.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

3.8 ALAT DAN BAHAN PENELITIAN

3.8.1 Alat Penelitian

1. Master logam berukuran 12 x 12 x 2 mm

Gambar 2. Master Logam

2. Profilometer ( Mitutoya SJ-201, Jepang )

Gambar 3. Profilometer

3. Rubber bowl dan spatula pengaduk

Gambar 4. Rubber bowl dan spatula

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

4. Pot akrilik

Gambar 5. Pot Akrilik

5. Glass plastik

Gambar 6. Glass Plastik

6. Hidrolik press (OL 57 Manfedy,italy)

7. Kuvet (Smic, China)

Gambar 7. Kuvet

8. Stopwatch (Digitimer China)

Gambar 8. Stop watch

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

9.Mikromotor (Marathon 4, Korea)

Gambar 9. Mikromotor

10. Frasser

11. Kertas pasir waterproof (No.1200,2000,2400,Taiyo)

Gambar 10. Kertas Pasir

12. Emery

13. waterbath ( Merek Schutzart DIN 40050- IP 20, Jerman )

Gambar 11. Waterbath

14. Pinset dan Lekron

Gambar 12. (a) Pinset dan (b) Lekron

A

B

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

15. Inkubator

Gambar 13. Inkubator

16. Cellophan sheat

Gambar 14. Cellophan sheat

3.8.2 Bahan Penelitian

1. Pembersih polident fresh active, komposisi lihat tabel 1

Gambar 15. Polident

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

2. Resin Akrilik, komposisi lihat tabel 1

Gambar 16.(a) Powder dan (b) Liquid

3. Could mould seal dan Vaselin

Gambar 17. (a) Could mould seal dan (b) Vaselin

4. Aquadest

Tabel 1. Komposisi Bahan Penelitian

No Bahan Komposisi Produksi

1 Resin

Akrilik

Heat cured

- Polimetilmetakrilat

- Titanium dioxide

- Fiber

- Methyl methacrylate

- Inhibitor hidrokuinon

- Ethylen glycol dimetacrylate

Vertex

Dental B.V

Netherlands

2 Polident

Fresh

Active

- Sodium bicarbonate

- Citric acid

- Sodium carbonate

- Pottasium monopersulfate

- Sodium perborate

- Sodium polyphosphate

- Sodiun hexametaphosphate

- Sodium benzoat

- Polyethylene glicol ( peg 8000)

- Sodium lauryl sulfoacetate

GSK

Australia

A B

A B

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

- PVP/VA S630

- Flavour

- Sodium stearate

- C173015

- C 142090

- CI 19140

3 Cold Mould

Seal

Vertex

Dental B.V

Netherlands

4

4

Vaselin

5 Aquadest - H2O

3.9 PROSEDUR PENELITIAN

3.9.1 Pembuatan Sampel Penelitian

1. Pembuatan lempeng master logam dengan ukuran 12x12x2 mm

sebanyak 10 buah.

2. Pembuatan sampel lempeng akrilik :

a. Membuat adonan gips dan air 100 gr : 30 ml (sesuai petunjuk pabrik).

b. Adonan gips diaduk dengan spatula selama 60 detik hingga homogen

lalu diisi ke kuvet bawah.

c. Seluruh permukaan lempeng logam yang sudah diolesi vaselin

ditanamkan ke kuvet bawah sampai permukaan atas sejajar pinggir kuvet dan

gips.

Gambar 18. (a) Logam yang di olesi vaselin (b) Penanaman logam

A B

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

d. Tunggu keras, setelah keras olesi vaselin seluruh permukaan gips.

e. Kuvet atas disatukan dengan kuvet bawah dan diisi adonan gips.

f. Setelah gips mengeras, kemudian kuvet dibuka dan logam dikeluarkan

dari dalam kuvet.

g. Olesi dengan cold mould seal.

3. Pengisian Resin Akrilik Heat Cured pada Mould

a. Polimer dan monomer diaduk dalam pot akrilik dengan perbandingan

9 gr : 3,6 ml ( sesuai petunjuk pabrik ) sehingga adonan mencapai

dough stage.

b. Mould yang telah diolesi separator ( cold mould seal ) diisi penuh

dengan adonan resin akrilik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

c. Cellophan Sheat diletakkan antara kuvet atas dan bawah, lalu ditutup

dan ditekan perlahan dengan pengepresan. Lakukan proof press.

d. Kuvet dibuka kembali dan akrilik yang berlebih dipotong dengan

menggunakan lekron, kemudian kuvet ditutup kembali, dilakukan pengepresan,

pemberian tekanan dilanjutkan sampai kuvet berkontak rapat satu sama lain lalu

baut dipasang dan diketatkan.

4. Proses Penggodokan

Penggodokan dilakukan dengan cara memasukkan kuvet kedalam

waterbath. Waterbath unit diisi dengan air, kemudian suhu dan waktu diatur.

Pemanasan dimulai pada suhu kamar dan dinaikkan terus hingga suhu 700C

selama 30 menit, kemudian suhu dinaikkan menjadi 1000C dan dipertahankan

selama 90 menit. Setelah itu kuvet dikeluarkan dari alat waterbath dan dibiarkan

dingin pada suhu kamar.

Gambar 19. Proses penggodokan dalam Waterbath

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

3.9.2 Penyelesaian Akhir dan Pemolisan

1. Sampel dikeluarkan dari kuvet lalu dirapikan dengan menggunakan bur

frasser untuk menghilangkan bagian yang tajam dan dihaluskan permukaannya

dengan menggunakan rotary grinder dan kertas pasir dari ukuran No.1200,2000

dan 2400.

2. Pemolisan sampel dilakukan dengan emery sampai diperoleh

permukaan yang mengkilat.

3. Setelah itu semua sampel dicuci dengan air untuk menghilangkan

kotoran lalu dikeringkan diatas kertas tissue.

4. Pemberian nomor pada sampel dari No. 1 – 10 pada bagian bawah

sampel.

3.9.3 Pengukuran Kekasaran Permukaan Awal Sampel

1.Setiap sampel dibuat 3 titik pengukuran (± 1 mm dari tepi sampel)

menggunakan spidol.

Gambar Skema daerah yang diukur

2. Sampel diletakkan dibidang datar dan operator meletakkan stylus pada

titik pertama dipermukaan sampel, kemudian alat diaktifkan lalu stylus bergerak

menelusuri satu garis lurus (horizontal) sepanjang permukaan sampai ± 0 – 8 mm

dan kembali lagi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

3. Monitor / layar alat uji akan menunjukkan nilai kekasaran permukaan

sampel yang diukur. Pengukuran dilakukan 3 kali pada masing- masing titik yang

telah ditandai sebelumnya.

4. Ketiga hasil pengukuran yang didapat dirata - ratakan.

3.9.4 Perendaman Sampel dan Pengukuran Kekasaran

1. Isi wadah dengan air 200 ml kemudian masukkan ke dalam inkubator

dengan suhu 370C.

2. Masukkan 10 sampel ke dalam wadah.

3. Kemudian masukkan 1 tablet polident dan biarkan selama 5 menit.

4. Keluarkan sampel, cuci dan keringkan diatas kertas tissue.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

5. Rendam di dalam aquades selama 5 menit, keluarkan dan keringkan

(siklus I selesai).

6. Kemudian siklus perendaman dilanjutkan sampai 15 kali.

7. Lakukan pengukuran kekasaran permukaan setelah perendaman dengan

cara yang sama seperti pengukuran kekasaran permukaan awal.

8. Kemudian lanjutkan siklus perendaman sampai 30 kali dan kemudian

dilakukan pengukuran kekasaran permukaan.

9. Setelah itu dilanjutkan siklus perendaman sampai 45 kali dan dilakukan

pengukuran kekasaran permukaan.

4. ANALISIS DATA

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji one way anova

untuk melihat kekasaran permukaan antar kelompok perlakuan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 10 buah untuk seluruh

perlakuan. Hasil pengukuran kekasaran permukaan sebelum dan sesudah

dilakukan perendaman dalam larutan Polident fresh active dapat dilihat pada tabel

2.

Tabel 2. Rerata Perhitungan Kekasaran Permukaan Resin Akrilik Heat Cured µm)

Sebelum dan Sesudah Perendaman Dalam Larutan Polident Fresh Active

Tiap Kelompok Perendaman.

Perendaman

Sampel Sebelum

Perendaman

15 Kali Siklus

Perendaman

30 Kali Siklus

Perendaman

45 Kali Siklus

Perendaman

1 0.17 0.18 0.22 0.26

2 0.17 0.18 0.21 0.28

3 0.17 0.18 0.23 0.29

4 0.18 0.19 0.25 0.30

5 0.16 0.17 0.23 0.28

6 0.18 0.19 0.25 0.28

7 0.18 0.19 0.23 0.29

8 0.16 0.17 0.23 0.29

9 0.16 0.17 0.24 0.30

10 0.18 0.19 0.23 0.27

Rerata 0.17200 0.18100 0.23100 0.28000

SD 0.0084 0.0095 0.0121 0.0099

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

4.2 Analisis Hasil Penelitian

Hasil analisa statistik uji one way anova pada kelompok perlakuan dapat

dilihat pada tabel 3. Dimana, terlihat bahwa adanya perbedaan kekasaran yang

bermakna antar kelompok perlakuan (p<0.05).

Tabel 3. Analisis statistik Uji One Way Anova Sesudah Direndam Dalam Larutan

Pembersih Gigitiruan Selama 15, 30 dan 45 Kali Perendaman

Kelompok n Rerata SD P

Sebelum Perendaman 10 0.17200 0.0084

I ( 15 kali ) 10 0.18100 0.0095 0.000*

II ( 30 kali ) 10 0.23100 0.0121

III ( 45 kali ) 10 0.28000 0.0099

Keterangan : * menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0.05)

uji one way Anova

Sementara untuk melihat perbedaaan kekasaran tiap kelompok perlakuan

dilakukan uji LSD.

Tabel 4. Analisis Statistik Uji Least Significance Difference ( LSD ) Antar

Kelompok

Perendaman

Perbandingan Antar

Kelompok Perlakuan

Mean Difference

( I – J )

P

I – II 0.0091 0.000*

I – III 0.0591 0.000*

I – IV 0.1081 0.000*

II – III 0.0500 0.000*

II – IV 0.0990 0.000*

III - IV 0.0490 0.000*

Keterangan : * menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0.05)

Dari tabel 4 terlihat bahwa adanya perbedaan rata–rata antara kelompok I

(sebelum perendaman) dan II (15 kali) sebesar 0.0091 dengan (p<0.05). Dari hasil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

analisis statistik uji Least Significance Difference didapatkan perbedaan rata–rata

antara kelompok I (sebelum perendaman) dan III (30 kali) sebesar 0.0591 dengan

(p<0.05). Dari hasil analisis statistik uji Least Significance Difference didapatkan

perbedaan rata–rata antara kelompok I (sebelum perendaman) dan IV (45 kali)

sebesar 0.1081 dengan (p<0.05). Dari hasil analisis statistik uji Least Significance

Difference didapatkan perbedaan rata–rata antara kelompok II (15 kali) dan III (30

kali) sebesar 0.0500 dengan (p<0.05).

Dari hasil analisis statistik uji Least Significance Difference didapatkan

perbedaan rata–rata antara kelompok II (15 kali) dan IV (45 kali) sebesar 0.0990

dengan (p<0.05). Dari hasil analisis statistik uji Least Significance Difference

didapatkan perbedaan rata–rata antara kelompok III (30 kali) dan IV (45 kali)

sebesar 0.0490 dengan (p<0.05).

Hasil analisis statistik uji Least Significance Difference menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan antara masing–masing kelompok perendaman

(p<0.05). (Tabel 4)

Grafik perbandingan rata-rata kekasaran permukaan resin akrilik heat

cured sebelum dan sesudah perendaman dalam larutan pembersih gigitiruan

dengan siklus yang berbeda dapat dilihat pada gambar 20.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

Gambar 20. Grafik Perbandingan Rata-Rata Kekasaran Permukaan

Sebelum dan Sesudah Perendaman

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

BAB 5

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian diperoleh perbedaan kekasaran permukaan sesudah

direndam untuk masing–masing kelompok sampel dengan peningkatan sebesar

0.0091 µm untuk 15 kali siklus perendaman, 0.0591 µm untuk 30 kali siklus

perendaman, dan 0.1081 µm untuk 45 kali siklus perendaman. Hasil ini

menunjukkan adanya peningkatan kekasaran permukaan sesudah perendaman

larutan polident fresh active

Dari uji hasil post hoc test dengan LSD dapat dilihat kekasaran antara

sebelum perendaman dengan perendaman 15 kali bermakna, dengan nilai

perbedaan sebesar 0.0091 µm dan (p<0.05), sebelum perendaman dengan 30 kali

dengan perbedaan kekasaran 0.0591 µm (p<0.05) begitu juga pada perendaman

sebelum perendaman dengan 45 kali perendaman bermakna, dengan nilai

perbedaan sebesar 0.1081 µm dan (p<0.05). Perbedaan kekasaran yang paling

besar terdapat pada perendaman 45 kali dengan perubahan sebesar 0.1081 µm.

Hasil uji tersebut menunjukkan waktu perendaman resin akrilik heat cured

dalam larutan pembersih gigitiruan mempengaruhi kekasaran permukaan bahan.

Dari hasil uji ini, dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu perendaman

maka nilai kekasaran permukaan semakin meningkat karena semakin lama

terpapar dengan bahan abrasif.

Pada penelitian ini terlihat peningkatan kekasaran permukaan pada setiap

kelompok. Pada penelitian yang dilakukan Kortrakulkij (2008), terlihat perubahan

kekasaran permukaan resin akrilik heat cured setelah dilakukan perendaman

dengan larutan polident.9

Penelitian Campos, dkk (2009) melaporkan bahwa efek dari prosedur

perendaman resin akrilik di dalam larutan sodium perborat dapat mengakibatkan

kekasaran permukaan yang bervariasi.17

Dinyatakan juga bahwa kekasaran permukaan resin akrilik dipengaruhi

oleh beberapa faktor seperti jenis resin yang dipakai, teknik polimerisasi dan

lamanya prosedur desinfeksi.21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

Penelitian Kusumaningtyas (2010) membandingkan bahan pembersih yang

mengandung bahan abrasif dengan pembersih yang tidak mengandung bahan

abrasif. Kekasaran lempeng resin akrilik akibat penyikatan memakai pasta gigi

lebih besar dibandingkan penyikatan memakai sabun cair. Hal ini karena pasta

gigi mengandung bahan abrasif sedangkan sabun cair tidak mengandung bahan

abrasif.10

Polident fresh active merupakan salah satu jenis pembersih gigitiruan yang

mengandung sodium bikarbonat yang bersifat abrasif dan juga terdiri dari

kumpulan asam lemah. Bahan yang memiliki sifat abrasif dalam jangka waktu

yang lama dapat mempengaruhi sifat fisik dari suatu bahan. Hal ini menunjukkan

hasil yang sesuai dengan penelitian ini, dimana terlihat adanya peningkatan

kekasaran permukaan yang signifikan dari resin akrilik heat cured setelah

dilakukan perendaman dalam larutan polident.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Terdapat perbedaan yang bermakna antara kekasaran permukaaan

sesudah perendaman dalam larutan pembersih gigitiruan polident fresh active

selama 15 kali, 30 kali dan 45 kali siklus perendaman.

2. Semakin lama resin akrilik heat cured direndam dalam larutan

pembersih gigitiruan polident fresh active maka semakin besar peningkatan

kekasaran permukaannya.

6.2 Saran

1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal untuk

penelitian lebih lanjut.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih

banyak agar diperoleh validitas yang tinggi, sehingga perubahan yang terjadi

setelah dilakukan perendaman dalam larutan pembersih gigitiruan polident fresh

active dapat dilihat dengan lebih jelas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

DAFTAR PUSTAKA

1. Craig RG, Powers JM. Restorative dental materials. 11th ed. St. Louis : CV

Mosby Company, 2002;636-640.

2. Anusavice KJ. Philips science of dental materials. 10 th ed. Missouri :

Saunders, 2003;174-189.

3. David, Munadziroh E. Perubahan warna lempeng resin akrilik yang

direndam dalam larutan desinfektan sodium hipoklorit dan klorhexidin.

Dent.J, Vol.38,2005;36-40.

4. Nirwana I. Kekuatan transversa resin akrilik hybrid setelah penambahan

glass fiber dengan metode berbeda. Dent.J, Vol.38,2005;16-19.

5. Ismiyati T. Pengaruh perendaman khlorheksidin sebagai bahan pembersih

terhadap kekuatan tranversa basis gigitiruan lengkap resin akrilik dengan

soft liner. Majalah Kedokteran Gigi FKG Gajah Mada Yogyakarta,

2006;13(2):146-149.

6. Wulandari F, Rostiny, Soekobagiono. The effect of immersion duration of

heat cured acrylic resin in eugenol of cinnamon oil toward the transverse

strenght. Journal of Prosthodontics, Vol.3, 2012;1-5.

7. Miller S, Ltd, Dungarvan, Co. Waterford. Denture cleansing tablet

polident fresh active. GSK : Australia Pembersih gigitiruan.

8. Health Science Research Center Indiana University. Abrasion, polishing,

and stain removal characteristicsof various commercial dentifrices in vitro.

J Clin Dent 2011; 22: 11-18.

9. Kortrakulkij K. Effect of denture cleanser on color stability and flexural

strenght of denture base materials. Tesis kedokteran gigi FKG Air langga,

2008; 1-73.

10. Kusumaningtyas E. Pengaruh bahan pembersih dan lama penyikatan

terhadap kehalusan permukaan lempeng resin akrilik. Majalah Kedokteran

Gigi FKG Air langga, Jakarta: 2010.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

11. Hendrijantini N. Pengaruh konsentrasi larutan sodium hipoklorid sebagai

desinfektan gigi tiruan resin akrilik terhadap candida albicans. Majalah

Kedokteran Gigi FKG Unair Surabaya, 1997; 30 (2): 73-76.

12. Richard VN. Introduction to dental materials. 3 th ed . St. Louis : Mosby,

2007; 216-226.

13. Manappallil JO. Basic dental materials. 2nd ed. New Delhi: Jaypee

Brothers Medical Publishers (P),1998;98-137.

14. Dhuru VB. Contemporary dental materials. 11th ed, Newyork: Oxford

University Press, 2004: 48-51, 53.

15. Combe EC. Sari dental material. Alih Bahasa. Selamat Tarigan. Jakarta:

Balai Pustaka, 1992: 270-5.

16. Gladwin M, Bagby M. Clinical aspects of dental materials. 3th . Wolters :

Philadelphia, 2009; 146-150.

17. Campos MAP, Konchenborger C, Silvia DFF, Shinkai RSA. Effect of

refeated microwave deinfection on surface roughness and baseplate

adaptation of denture resins polymerized by different techniques. Rev

odonto cienc, 2009;24(1):41-3.

18. Pereira-Cenci T, Delbelcury AA, Crielaard W, Ten cate JM. Development

of candida-associated denture stomatitis. J Appl Oral Sci,2008;16(2):87-1.

19. Sousa C, Teixeira P, Oliveira R. Influence of surface properties on the

adhesion of stapylococcus epidermidis to acrylic and silicone. Int J

Biomaterial 2009; 1-2: 5-7.

20. Tari BF, Nalbant D, Dogruman F, Kustimur S. Surface rougness and

adherence of candida albicans on soft lining materials as influenced by

accelerated aging. J Contemp Dent Pract 2007; 8(5):2-4:7.

21. Machado AL, Breeding LC, Vergani CE, da Cruz Peres LE. Hardness and

surface rougness of reline and denture base acrylic resins after refeated

disinfection procedures. J Prost Dent 2009; 115-22.

22. Amela, N.J., Technological Contribution to Effervescent Tablets with

Ascorbic Acid. Dissertation, Health Sciences, Pharmacy, De Barcelona

University.1997

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

23. Livestrong.Ingridientsin denture cleansers. <

http://www.livestrong.com/article/121826 - ingredients-denture-cleaners /

> (12 Mei 2010).

24. Hanafiah IKA. Rancangan percobaan aplikatif. Edisi ke-1. Jakarta:

Rajawali Pers, 2005:12.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

38

Lampiran 1. Alur Penelitian

Uji Kekasaran Awal

Uji Kekasaran

Analisis Data

Rendam Larutan Polident

5 Menit ke dalam

Inkubator dengan Suhu

370C

Cuci dan Keringkan

Rendam dalam Aquadest

5 Menit

15 Kali

30 Kali

45 Kali

Sampel Resin Akrilik Heat Cured

Uk. 12 x 12 x 2 mm

Siklus Perendaman

Sampel

Satu Kali Siklus

Perendaman

Uji Kekasaran

Uji Kekasaran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

Lampiran 2. Output Uji Normalitas Data Kekasaran Permukaan Resin

Akrilik Heat Cured Sebelum dan Sesudah Perendaman

Dalam Larutan Pembersih Gigitiruan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

mean1 .162 10 .200* .914 10 .312

mean15 .196 10 .200* .911 10 .291

mean30 .161 10 .200* .967 10 .857

mean45 .169 10 .200* .943 10 .582

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

Lampiran 3. Output Uji One Way Anova Kekasaran Permukaan Resin

Akrilik Heat Cured Sesudah Perendaman Dalam Larutan

Pembersih Gigitiruan

Oneway

Test of Homogeneity of Variances

mean

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.252 3 36 .859

ANOVA

mean

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups .075 3 .025 243.237 .000

Within Groups .004 36 .000

Total .079 39

Descriptives

mean

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Mean 15 10 .18100 .009565 .003025 .17416 .18784 .167 .193

Mean 30 10 .23100 .012177 .003851 .22229 .23971 .210 .250

Mean 45 10 .28000 .009938 .003143 .27289 .28711 .263 .293

Sebelum Perendaman 10 .17190 .008491 .002685 .16583 .17797 .160 .183

Total 40 .21597 .044894 .007098 .20162 .23033 .160 .293

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

mean

LSD

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Mean 15 Mean 30 -.050000* .004531 .000 -.05919 -.04081

Mean 45 -.099000* .004531 .000 -.10819 -.08981

Sebelum Perendaman .009100 .004531 .052 -.00009 .01829

Mean 30 Mean 15 .050000* .004531 .000 .04081 .05919

Mean 45 -.049000* .004531 .000 -.05819 -.03981

Sebelum Perendaman .059100* .004531 .000 .04991 .06829

Mean 45 Mean 15 .099000* .004531 .000 .08981 .10819

Mean 30 .049000* .004531 .000 .03981 .05819

Sebelum Perendaman .108100* .004531 .000 .09891 .11729

Sebelum Perendaman Mean 15 -.009100 .004531 .052 -.01829 .00009

Mean 30 -.059100* .004531 .000 -.06829 -.04991

Mean 45 -.108100* .004531 .000 -.11729 -.09891

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

Lampiran 4. Tabel Hasil Pengukuran Kekasaran Permukaan Resin Akrilik

Heat Cured Sebelum Perendaman

NO. I II III Rata – rata

1 0.16 0.17 0.18 0.17

2 0.18 0.16 0.18 0.173333

3 0.17 0.16 0.19 0.173333

4 0.16 0.20 0.18 0.18

5 0.16 0.16 0.16 0.16

6 0.18 0.17 0.18 0.176666

7 0.16 0.19 0.19 0.18

8 0.16 0.17 0.16 0.163333

9 0.16 0.16 0.16 0.16

10 0.18 0.20 0.17 0.183333

0.171999

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

Lampiran 5. Tabel Hasil Pengukuran Kekasaran Permukaan Resin Akrilik

Heat Cured Sesudah Perendaman

1. Kelompok I ( 15 kali perendaman )

NO. I II III Rata – rata

1 0.17 0.18 0.18 0.176666

2 0.20 0.17 0.18 0.183333

3 0.18 0.18 0.19 0.1783333

4 0.18 0.20 0.18 0.186666

5 0.17 0.16 0.18 0.17

6 0.20 0.18 0.20 0.193333

7 0.18 0.20 0.19 0.19

8 0.17 0.17 0.17 0.17

9 0.17 0.17 0.16 0.173333

10 0.19 0.20 0.18 0.19

2. Kelompok II ( 30 kali

perendaman )

NO. I II III Rata – rata

1 0.21 0.24 0.20 0.216666

2 0.24 0.19 0.20 0.21

3 0.25 0.20 0.25 0.233333

4 0.23 0.27 0.24 0.246666

5 0.19 0.25 0.25 0.23

6 0.26 0.24 0.25 0.25

7 0.23 0.22 0.25 0.233333

8 0.25 0.23 0.20 0.226666

9 0.19 0.27 0.25 0.236666

10 0.20 0.25 0.23 0.226666

0.180999

0.230999

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: HEAT CURED SETELAH DIRENDAM DALAM LARUTAN TABLET

3. Kelompok III ( 45 kali

perendaman )

NO. I II III Rata – rata

1 0.29 0.27 0.23 0.263333

2 0.29 0.25 0.29 0.276666

3 0.30 0.26 0.30 0.286666

4 0.29 0.31 0.28 0.293333

5 0.28 0.29 0.27 0.28

6 0.29 0.26 0.28 0.276666

7 0.26 0.28 0.31 0.283333

8 0.29 0.25 0.30 0.28

9 0.28 0.29 0.31 0.293333

10 0.29 0.26 0.25 0.266666

0.279999

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA