he.docx

Upload: ahmad-ali

Post on 07-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laboratorium Satuan Operasi IShell and Tube Heat ExchangerI. JUDUL PERCOBAANShell and Tube Heat Exchanger

II. TUJUAN PERCOBAANTujuan yang ingin dicapai setelah melakukan percobaan ini adalah:1. Untuk dapat memahami prinsip kerja alat penukar panas Shell and Tube 2. Untuk dapat mengetahui karakteristik alat pengukur panas dengan menghitung :a. LMTD pada aliran berlawanan arah.b. Koefisien perpindahan panas keseluruhan

III. PERALATAN YANG DIGUNAKAN1. Alat penukar panas (Shell and Tube Heat Exchanger)2. Thermo bath (sumber fluida)3. Data HE, panjang total= 1,5 ;pipa besar= 1 dan pipa kecil=

IV. DASAR TEORIHeat exchanger merupakan alat penukar kalor yang sangat penting dalam proses industri. Prinsip kerja heat exchanger adalah perpindahan panas dari fluida panas menuju fluida dingin. Heat exchanger dapat digunakan untuk memanaskan dan mendinginkan fluida. Sebelum fluida masuk ke reaktor, biasanya fluida dimasukan terlebih dahulu ke dalam alat penukar kalor agar suhu fluida sesuai dengan spesifikasi jenis reaktor yang digunakan. Di dunia industri, heat exchanger merupakan unit alat yang berperan dalam berbagai unit operasi, misalnya dalam industri obat-obatan farmasi, industri perminyakan, industri makanan-minuman dan lain-lain.Percobaan dalam skala kecil (skala laboratorium) ini dimaksudkan agar praktikan lebih memahami tentang kecepatan transfer panas, keefektifan, jenis dan berbagai macam hal yang menyangkut heat exchanger agar ilmu pengetahuan ini dapat diterapkan pada skala yang lebih besar, yaitu skala industri.Dalam industri proses kimia masalah perpindahan energi atau panas adalah hal yang sangat banyak dilakukan. Sebagaimana diketahui bahwa panas dapat berlangsung lewat tiga cara, dimana mekanisme perpindahan panas itu sendiri berlainan adanya. Adapun perpindahan itu dapat dilaksanakan dengan:

1. Secara molekular, yang disebut dengan konduksi 2. Secara aliran yang disebut dengan perpindahan konveksi.3. Secara gelombang elektromagnetik, yang disebut dengan radiasi.Pada heat exchanger menyangkut konduksi dan konveksi (Sitompul, 1993).Heat exchanger yang digunakan oleh teknisi kimia tidak dapat dikarakterisasi dengan satu rancangan saja, perlu bermacam-macam peralatan yang mendukung. Bagaimanapun satu karakteristik heat exchanger adalah menukar kalor dari fase panas ke fase dingin dengan dua fase yang dipisahkan oleh solid boundary (Foust, 1980).Beberapa jenis heat exchanger :1. Concentric Tube Heat Exchanger (Double Pipe) Double pipe heat exchanger atau consentric tube heat exchanger yang ditunjukkan pada gambar 1 di mana suatu aliran fluida dalam pipa seperti pada gambar 1 mengalir dari titik A ke titik B, dengan space berbentuk U yang mengalir di dalam pipa. Cairan yang mengalir dapat berupa aliran cocurrent atau countercurrent. Alat pemanas ini dapat dibuat dari pipa yang panjang dan dihubungkan satu sama lain hingga membentuk U. Double pipe heat exchanger merupakan alat yang cocok dikondisikan untuk aliran dengan laju aliran yang kecil (Geankoplis, 1983).

Gambar 1. Aliran double pipe heat exchanger

Gambar 2. Hairpin heat exchanger(source : Kern, Process Heat Transfer, 1983)

Exchanger ini menyediakan true counter current flow dan cocok untuk extreme temperature crossing, tekanan tinggi dan rendah untuk kebutuhan surface area yang moderat (range surface area: 1 6000 ft2). Hairpin heat exchanger tersedia dalam : Single tube (double pipe) atau berbagai tabung dalam suatu hairpin shell (multitube), Bare tubes, finned tube, U-Tubes, Straight tubes, Fixed tube sheetsDouble pipe heat exchanger sangatlah berguna karena ini bisa digunakan dan dipasang pada pipe-fitting dari bagian standar dan menghasilkan luas permukaan panas yang besar. Ukuran standar dari tees dan return head diberikan pada tabel 1. Tabel 1. double Pipe Exchanger fittingsOuter Pipe, IPSInner Pipe, IPS

32341123

(source : Kern, Process Heat Transfer, 1983)

Double pipe exchangers biasanya dipasang dalam 12-, 15- atau 20-ft Panjang efektif, panjang efektif dapat membuat jarak dalam each leg over di mana terjadi perpindahan panas dan mengeluarkan inner pipe yang menonjol melewati the exchanger section. (Kern, 1983).Susunan dari concentric tube ditunjukan pada gambar di bawah ini. Aliran dalam type heat exchanger dapat bersifat cocurrent atau counter current dimana aliran fluida panas ada pada inner pipe dan fluida dingin pada annulus pipe.

Gambar 3 Double pipe heat exchanger aliran cocurrent dan counter current

Pada susunan cocurrent maka fluida di dalam tube sebelah dalam (inner tubes) maupun yang di luar tube (dalam annulus), artinya satu lintasan tanpa cabang. Sedangkan pada aliran counter current, di dalam tube sebelah dalam dan fluida di dalam annulus masing-masing mempunyai cabang seperti terlihat pada gambar 4 dan gambar 5.

Gambar 4. Double-pipe heat exchangers in series

Gambar 5. Double-pipe heat exchangers in seriesparallelKeuntungan dan kerugian penggunaan double pipe heat exchanger:a) Keuntungan1. Penggunaan longitudinal tinned tubes akan mengakibatkan suatu heat exchanger untuk shell sides fluids yang mempunyai suatu low heat transfer coefficient.2. Counter current flow mengakibatkan penurunan kebutuhan surface area permukaan untuk service yang mempunyai suatu temperature cross.3. Potensi kebutuhan untuk ekspansi joint adalah dihapuskan dalam kaitan dengan konstruksi pipa-U.4. Konstruksi sederhana dalam penggantian tabung dan pembersihan.

b) Kerugian1. Bagian hairpin adalah desain khusus yang mana secara normal tidak dibangun untuk industri standar dimanapun selain ASME code.2. Bagian multiple hairpin tidaklah selisih secara ekonomis bersaing dengan single shell dan tube heat exchanger.3. Desain penutup memerlukan gasket khusus. (Kern, 1983).

2. Shell And Tube Heat ExchangerShell and tube heat exchanger biasanya digunakan dalam kondisi tekanan relatif tinggi, yang terdiri dari sebuah selongsong yang di dalamnya disusun suatu annulus dengan rangkaian tertentu (untuk mendapatkan luas permukaan yang optimal). Fluida mengalir di selongsong maupun di annulus sehingga terjadi perpindahan panas antara fluida dengan dinding annulus misalnya triangular pitch dan square pitch (Anonim1, 2009).

Gambar 6. Shell and Tube, (a) Square pitch dan (b) Triangular pitch

Keuntungan square pitch adalah bagian dalam tube-nya mudah dibersihkan dan pressure drop-nya rendah ketika mengalir di dalamnya (fluida)(Kern, 1983).

Gambar 7. shell and tube heat exchanger

Keuntungan dari shell and tube:1. Konfigurasi yang dibuat akan memberikan luas permukaan yang besar dengan bentuk atau volume yang kecil.2. Mempunyai lay-out mekanik yang baik, bentuknya cukup baik untuk operasi bertekanan.3. Menggunakan teknik fabrikasi yang sudah mapan (well-astablished).4. Dapat dibuat dengan berbagai jenis material, dimana dapat dipilih jenis material yang digunakan sesuai dengan temperatur dan tekanan operasi.5. Mudah membersihkannya.6. Prosedur perencanaannya sudah mapan (well-astablished).7. Konstruksinya sederhana, pemakaian ruangan relatif kecil.8. Pengoperasiannya tidak berbelit-belit, sangat mudah dimengerti (diketahui oleh para operator yang berlatar belakang pendidikan rendah).9. Konstruksinya dapat dipisah-pisah satu sama lain, tidak merupakan satu kesatuan yang utuh, sehingga pengangkutannya relatif gampang(Sitompul,1993).

Kerugian penggunaan shell and tube heat exchanger adalah semakin besar jumlah lewatan maka semakin banyak panas yang diserap tetapi semakin sulit perawatannya (Kern, 1983).

Bagian bagian Shell and Tube Heat ExchangerSecara keseluruhan komponen utama penyusun shell and tube heat exchanger adalah:1. ShellBiasanya berbentuk silinder yang berisi tube bundle sekaligus sebagai wadah mengalirnya zat.2. Head stationerHead stationer merupakan salah satu bagian ujung dari penukar panas. Pada bagian ini terdapat saluran masuk fluida yang mengalir ke dalam tube.

3. Head bagian belakangHead bagian belakang ini terletak diujung lain dari alat penukar panas4. Sekat (baffle)Sekat digunakan untuk membelokkan atau membagi aliran dari fluida dalam alat penukar panas. Untuk menentukan sekat diperlukan pertimbangan teknis dan operasional. Macam-macam baffle yaitu:a) Horizontal cut baffleBaik untuk semua fase gas atau fase liquid dalam shell. Baik ada dissolves gas dalam liquid yang dapat dilepaskan dalam heat exchanger maka perlu diberi notches dalam baffle.b) Vertical cut baffleBaik untuk liquid yang membawa suspended matter atau yang heavy fouling fluida.c) Disc and doughtnut baffleFluida harus bersih, bila tidak akan terbentuk sediment dibelokkan doughtnut Kurang baik, sebab bila ada dissolved gas yang terlepas, bisa dilepaskan melalui top dari doughtnut, bila ada kondensat liquid tidak dapat di drain tanpa large ports pada doughtnut.d) Baffle dengan annular orificeBaffel ini jarang digunakan kerena terdiri dari full circular plate dengan lubang-lubang untuk semua tube.e) Longitudinal baffleDigunakan pada shell side untuk membagi aliran shell side menjadi dua atau beberapa bagian untuk memberikan kecepatan yang lebih tinggi untuk perpindahan panas yang lebih baik.5. TubeTube merupakan pemisah dan sebagai pengantar panas yang berbeda suhunya diantara dua zat yang berada di dalam suatu alat. Pemilihan tube ini harus sesuai dengan suhu, tekanan, dan sifat korosi fluida yang mengalir. Tube ada dua macam, yaitu tube polos (bare tube) dan tube bersirip (finned tube)6. Tube sheetBerfungsi sebagai tempat duduk tube bundle pada shell Channel and pass partitionChannel merupakan tempat keluar masuknya fluida pada tube, sedangkan pass partition merupakan pembatas antara fluida yang masuk dan keluar tube.7. Shell cover and channel coverShell cover and channel cover adalah tutup yang dapat dibuka pada saat pembersihan.

3. Plate Type Heat ExchangerPlate type heat exchanger terdiri dari bahan konduktif tinggi seperti stainless steel atau tembaga. Plate dibuat dengan design khusus dimana tekstur permukaan plate saling berpotongan satu sama lain dan membentuk ruang sempit antara dua plate yang berdekatan. Jika menggabungkan plate-plate menjadi seperti berlapis-lapis, susunan plate-plate tersebut tertekan dan bersama-sama membentuk saluran alir untuk fluida. Area total untuk perpindahan panas tergantung pada jumlah plate yang dipasang bersama-sama seperti gambar dibawah

Gambar 8. Plate type heat exchanger dengan aliran countercurrent(Allan, 1981).

4. Jacketed Vessel With Coil and StirrerUnit ini terdiri dari bejana berselubung dengan coil dan pengaduk, tangki air panas, instrumen untuk pengukuran flowrate dan temperatur. Fluida dingin dalam vessel dipanaskan dengan mengaliri selubung atau koil dengan fluida panas. Pengaduk dan baffle disediakan untuk proses pencampuran isi vessel. Volume isi tangki dapat divariasikan dengan pengaturan tinggi pipa overflow. Temperatur diukur pada inlet dan outlet fluida panas, vessel inlet dan isi vessel

Gambar 9. Skema Dari Jacketed Vessel With Coil And Stirrer

Hal-hal yang mempengaruhi rancangan suatu heat exchanger, yaitu:1. Panas Konduksi Melalui Dinding PlatTransfer panas di antara dua fluida melalui sebuah dinding pemisah secara umum dapat ditulis:

(Tim Dosen PS Teknik Kimia, 2009).

LT1qkT2

Gambar 10. Konduksi Panas Melalui Dinding

2. Transfer Panas KonveksiKecepatan transfer panas konveksi dari permukaan benda yang bersuhu tinggi ke fluida yang bersuhu rendah (Gambar 2.10) bisa dihitung dengan persamaan berikut:

qcFluidThc

Gambar 11. Konveksi dari Permukaan ke Fluida

Kecepatan transfer panas konveksi bisa ditulis sebagai berikut:

3. Koefisien Transfer Panas Overall, U (Dinding Plat Datar)Kecepatan transfer panas antara dua fluida melalui dinding pemisah yang datar, dapat dihitung dengan persamaan:

Q = U . A. (Ta Tb)

U.A.(Ta Tb)=

U.A =

U = (Tim Dosen PS Teknik Kimia, 2009).

4. Fouling Factor (Faktor Pengotor)Koefisien transfer panas overall heat exchanger sering berkurang akibat adanya timbunan kotoran pada permukaan transfer panas yang disebabkan oleh scale, karat, dan sebagainya. Pada umumnya pabrik heat exchanger tidak bisa menetapkan kecepatan penimbunan kotoran sehingga memperbesar tahanan heat exchanger. Fouling factor dapat didefinisikan sebagai berikut:

(Tim Dosen PS Teknik Kimia, 2009).

Tabel 2. Fouling factors (coefficients), typical values

(source : Coulson, Chemical Engineering, vol 6, page : 640)5. Transfer Panas antara Dua Fluida Melalui Sebuah Dinding

LTbTafluida afluida bqT2T1k

Gambar 12. Transfer Panas dari Fluida a ke b

Jika Ta > Tb , panas akan mengalir dari fluida a ke permukaan dinding sebelah kiri dengan cara konveksi. Di dalam dinding, panas mengalir secara konduksi dari permukaan sebelah kiri ke permukaan sebelah kanan.Heat transfer rate konveksi dari fluida a bersuhu Ta ke permukaan dinding sebelah kiri Tb.

Transfer panas konduksi dari permukaan dinding sebelah kiri ke sebelah kanan.

Kecepatan transfer panas konveksi dari permukaan dinding sebelah kanan ke fluida b.

Penjumlahannya adalah:

(Tim Dosen PS Teknik Kimia, 2009).

6. Log Mean Temperature Difference (LMTD)

Sebelum menentukan luas permukaan panas alat penukar kalor, maka ditentukan dulu nilai dari . dihitung berdasarkan temperatur dari fluida yang masuk dan keluar. Selisih temperatur rata-rata logaritmik (Tlm) (logaritmic mean overall temperature difference-LMTD) depat dihitung dengan formula berikut :

(Kern, 1983).

Untuk aliran countercurrent ;

Gambar 13. LMTD untuk aliran countercurrent

Untuk aliran cocurrent;

Gambar 14. LMTD untuk aliran concurrent

7. KeefektifanKeefektifan heat exchanger adalah ratio/ perbandingan transfer panas aktual dengan transfer panas maksimum yang mungkin terjadi.Keefektifan heat exchanger ()

Karena itu, jika kita mengetahui keefektifan heat exchanger, kita bisa menentukan kecepatan transfer panas:

V. PROSEDUR KERJA1. Sebelum melakukan praktek, rangkaian peralatan terlebih dahulu dipastikan sudah terpasang dengan baik termasuk pipa untuk suplai fluida panas dan dingin yang masuk dan pipa untuk untuk fluida panas dan dingin yang keluar sudah terpasang pada rangkaian alat Shell and Tube Heat Exchanger, pemasangan Termocouple serta regulator tekanan disesuaikan.2. Alat Shell and Tube Heat Exchanger dihubungkan dengan komputer dimana perangkat lunak untuk operasi Shell and Tube Heat Exchanger telah diinstal.3. Alat dinyalakan4. Suhu fluida panas masuk diatur menjadi 50 0C sedangkan untuk suhu fluida dingin digunakan suhu fuida air 20 0C.Untuk laju alir fluida dingin yang masuk diatur menjadi 75%. Sedangkan untuk laju alir fluida panas yang masuk diatur menjadi 1 L/menit.5. Suhu dibiarkan stabil (memonitor suhu menggunakan layar sensor pada layar perangkat lunak atau kontrol konsol).6. Ketika suhu stabil pilih ikon untuk merekam berikut, atau secara manual perhatikan nilai: T1, T2, T3, T4, Fhot, Fcold.7. Biarkan penukar panas untuk menstabilkan kemudian mengulangi bacaan di atas.8. Jika menggunakan perangkat lunak, menyimpan data login dengan memilih 'Simpan' atau 'Save As' dari menu 'File'. Browse ke lokasi yang diinginkan untuk menempatkan data yang disimpan dan memberikan hasil nama yang bermakna (misalnya HT33A).

VI. DATA PENGAMATAN

Keterangan ; T1 = suhu fluida panas masuk T2 = suhu fluida panas keluar T3 = suhu fluida dingin masuk T4 = suhu fluida dingin keluar

Tabel pengamatan : shell and tube heat exchangerNo. T1 (C)T2 (C)T3 (C)T4 (C)hot pump set(%)cool pump set(%)Hot Mass flow rate (kg/s)cool Mass flow rate (kg/s)

150.246.621.125.830.8750.0410.028

250.146.821.226.334750.050.029

349.946.921.526.839750.0580.028

461.757.422.430.339750.0580.028

561.457.123.430.735.4750.0490.028

66156.42430.630.8750.040.027

VII. PERHITUNGAN7.1. Menghitung Suhu rata rata (T average) fluida panas dan dinginDalam satuan kelvin1. Tav (hot) = = = 321.4 K

2. Tav(cool) = == 296.45 K

Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :Tabel 1 : Perhitungan nilai suhu rata rata ( T average) T1 (K)T2 (K)T avg HotT3 (K)T4 (K)T avg Cool

323.2319.6321.4294.1298.8296.45

323.1319.8321.45294.2299.3296.75

322.9319.9321.4294.5299.8297.15

334.7330.4332.55295.4303.3299.35

334.4330.1332.25296.4303.7300.05

334329.4331.7297303.6300.3

7.2. Mencari data fisis Cp, Menentukan Nilai R & S dan Menentukan FT1. Untuk Cp dapat dilihat pada fig.2 buku Process Heat Transfer oleh Donald Q.Kern halaman 804

2. Menentukan nilai R dan Sa. R= = = 0.765957447b. S =

= = 0.161512027

3. Untuk FT dapat dilihat pada fig.18 buku Process Heat Transfer oleh Donald Q.Kern dengan cara memplotkan nilai R dan S pada grafik, halaman 828

Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 2 : Nilai cp hot & cp cool, nilai R & S dan nilai FTCp hot(kj/kg K)cp cool(kj/kg K)RSFT

4.184.180.7659574470.1615120271

4.184.180.6470588240.1764705881

4.184.180.5660377360.1866197181

4.1844.1790.5443037970.2010178121

4.1844.1790.5890410960.1921052631

4.1844.1790.6969696970.1783783781

7.3. Menghitung nilai LMTDLMTD = LMTD = LMTD = 24.94596

Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3 : hasil perhitungan nilai LMTDN0LMTD

124.94596

224.68906

324.23181

433.16744

532.17669

631.38938

7.4. Menghitung Nilai TT = FT x LMTD = 1 x 24.94596 = 24.94596

Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4 : hasil perhitungan nilai TN0FTLMTDT

1124.9459624.94596

2124.6890624.68906

3124.2318124.23181

4133.1674433.16744

5132.1766932.17669

6131.3893831.38938

7.5. Menghitung nilai aNilai a didapatkan dari table.10 buku Process Heat Transfer oleh Donald Q.Kern dengan cara konveri nilai d0 pada m menjadi inchi. Kemudian dimasukkan pada table dan didapatkan nilai aDo= 0.00635 mDo = 0.635 cmDo = 0.635 cm x Do = 0.25 inch didapatkan nilai a = 0.141 ft2/ft

7.6. Menghitung nilai Ado0.25in0.00635m

L39.685in1.007999m

a"0.141ft2/ft0.04298m2/m

A = jumlah tube x L x aA = 7 x 1.007999 m x 0.04298 m2/mA = 0.30327 m27.7. Menghitung nilai Qd panas dan Qd dingina. Q hotQ = m x Cp x TQ = 0.041 kg/s x4.18 kj/kg.K x 3.6 KQ= 0.616968 kj/s

b. Q coolQ = m x Cp x TQ = 0.028 kg/s x 4.18 kj/kg.K x 4.7 KQ = 0.550088 kj/s

Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5 : hasil perhitungan nilai Qd panas dan Qd dinginHot Mass flow rate (kg/s)cool Mass flow rate (kg/s)cp hot(kj/kg K)Cp cool(kj/kg K)T HotT CoolQ Hot (kj/s)Q cool (kj/s)

0.0410.0284.184.183.64.70.6169680.550088

0.050.0294.184.183.35.10.68970.618222

0.0580.0284.184.1835.30.727320.620312

0.0580.0284.1844.1794.37.91.043490.924395

0.0490.0284.1844.1794.37.30.8815690.854188

0.040.0274.1844.1794.66.60.7698560.744698

7.8. Menghitung Nilai Ud panas dan Ud dingina. Ud hot = Ud hot = Ud hot = 0.081kj/m2.K

b. Ud cold = Ud cold = Ud cold = 0.072 kj/m2.K

Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :Tabel 6 : hasil perhitungan nilai Ud panas dan Ud dinginNoUd hotUd cool

10.0815530.072712

20.0921150.082569

30.0989730.084411

40.1037410.091901

50.0903420.087536

60.0808730.07823

VIII. PEMBAHASANPada percobaan kali ini kita menggunakan alat penukar panas shell and tube, dimana kita ingin mengetahui prinsip kerja dari alat tersebut dan karakteristiknya dengan menghitung nilai LMTD dan koefisien perpindahan panas keseluruhan. LMTD atau Log Mean Temperature Different, disini terdapat dua rumus untuk menghitung LMTD dan yang kami gunakan yaitu rumus LMTD counter curren atau berlawanan arah karena laju alir fluida panas dan laju alir fluida dingin berlawanan arah.Adapun nilai LMTD dan koefisien perpindahan panas yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah sebagai berikut :NoUd hotUd coolLMTD

10.0815530.07271224.94596

20.0921150.08256924.68906

30.0989730.08441124.23181

40.1037410.09190133.16744

50.0903420.08753632.17669

60.0808730.0782331.38938

Adapun prinsip kerja dari alat ini yaitu Untuk 1-1 counterflow exchanger (gambar 1), atau 1 shell pass dan 1 tube pass, fluida dingin masuk dan mengalir di dalam tube-tube. Fluida dingin masuk pada ujung yang lain dan mengalir secara counterflow di bagian luar tube tetapi masih di dalam shell. Baffle-baffle digunakan agar fluida dapat mengalir secara bertahap melewati tube dan tidak mengalir secara paralel dengan tube.

T1T2t2t1

Gambar 1. Shell & tube heat exchanger1 shell pass and 1 tube pass (1-1 exchanger)

Dalam suatu shell and tube heat exchanger terdapat tiga tahap perpindahan panas, yaitu konveksi sisi shell, konduksi pada dinding tube dan konveksi sisi tube.Jika dua fluida memasuki exchanger pada dua ujung yang sama dan mengalir dengan arah yang sama, alirannya disebut parallel atau cocurrent flow. Untuk aliran parallel, T2 = T1 t1 dan T1 = T2 t2.

Gambar 2. Kurva temperatur pada aliran cocurrentKetika dua fluida memasuki exchanger pada dua ujung yang berbeda dan melewati exchanger unit dengan arah yang berlawanan, aliran tipe ini biasa disebut counterflow atau countercurrent flow. Untuk aliran countercurrent, T2 = T1 t2 dan T1 = T2 t1.

Gambar 3. Kurva temperature pada aliran countercurrent

IX. KESIMPULANDari hasil percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa nilai LMTD ( Log Mean Temperature different) untuk arus berlawanan arah dan koefisien perpindahan panas keseluruhan adalah sebangai berikut : NoUd hot(kj/m2.K)Ud cool(kj/m2.K)LMTD

10.0815530.07271224.94596

20.0921150.08256924.68906

30.0989730.08441124.23181

40.1037410.09190133.16744

50.0903420.08753632.17669

60.0808730.0782331.38938

Daftar Pustaka

Kern, D.Q, 1983,Process Heat Transfer, McGraw Hill Book Company, New York.Sitompul, T.M, 1993, Alat Penukar Kalor, Citra Niaga Rajawali, Jakarta.Sugianto, Analisis Alat Penukar Kalor Shell and Tube dan Aplikasi Perhitungan dengan Microsoft Visual Basic 6.0, Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas GunadarmaTim Dosen Teknik PS Kimia, 2009, Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia 2, Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lambumg Mangkurat, Banjarbaru.

20

Ta

Th, in

T

0

mc

mh

Tc, in

a

Area

dA

dTh

b

Th, out

Tc, out

Atotal

dTc

Tb

Ta

Th, in

T

0

mc

mh

Tc, in

a

Area

dA

dTc

dTh

b

Th, out

Tc, out

Atotal

A

A

B

B

Hot fluit out

Cold fluit in

Cold fluit out