hemoptysis

Upload: denso-antonius-lim

Post on 30-Oct-2015

153 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hemoptysis

TRANSCRIPT

Tujuan Umum PBL (diambil dari buku blok)

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar belakang

Paru paru merupakan salah satu alat pernafasan manusia. Apabila terdapat kelainan pada paru paru, maka pasti akan mengakibatkan gangguan pernafasan seperti sesak nafas. Etiologi kelainan pada paru paru yang berbeda beda menyebabkan manifestasi klinis yang berbeda beda pula walaupun disertai juga manifestasi klinis yang umum. Salah satu manifestasi klinis yang sering dijumpai yaitu hemoptisis.Hemoptisis adalah ekspektorasi darah atau dahak yang bercampur darah yang berasal dari saluran nafas di bawah glottis, berasal dari bahasa Yunani yaitu haima (darah) dan ptysis (memuntahkan). Klasifikasi pembagian derajat keparahan dari hemoptisis berdasarkan dari jumlah ekspektorasi darah selama 24 jam yang dapat berguna untuk menentukan evaluasi dan strategi terapi yang diperlukan. Untuk masif hemoptisis, pasien harus dirawat di rumah sakit, untuk minimal hemoptisis dapat dilakukan dengan periksa teratur ke dokter.Batuk darah yang masif dapat merenggut nyawa penderita oleh karena asfiksia, kehilangan darah yang banyak dalam waktu singkat, dan penyebaran penyakit ke bagian paru yang sehat.

Hemoptisis dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa. Klasifikasi derajat keparahan penting untuk menentukan prognosis. Dilaporkan kematian akibat hemoptisis dapat berkurang hingga dibawah sepuluh persen dengan adanya intervensi, dan meningkat menjadi 80% tanpa intervensi. Angka kematian 71% jika terdapat 600mL ekspektorasi darah dalam waktu empat jam atau kurang, 22% jika terjadi dalam waktu empat hingga enam belas jam, dan lima persen jika dalam waktu 24 hingga 48 jam.1.2 Tujuan Umum PBL 1. Mahasiswa dapat menggunakan pengetahuan dan pemahaman tentang sistem pernafasan manusia dalam konteks individu seutuhnya pada berbagai penyakit.

2. Mahasiswa dapat bersikap positif dalam pemikiran ilmiah dasar termasuk cara berpikir untuk membuat keputusan ilmiah.

1.3 Tujuan Khusus PBL hemoptisis1. Mengetahui definisi dari hemoptisis2. Mengetahui etiologi dari hemoptisis3. Mengerti patofisiologi dari hemoptisis4. Mengetahui cara mendiagnosis dan diagnosis banding dari hemoptisis5. Mengetahui pengobatan atau tatalaksana dari hemoptisis1.4 Manfaat

1. Dengan mengetahui dan mengerti mengenai hemoptisis, mahasiswa diharapkan dapat menerapkannya di klinik.

BAB II

ISI

I. Unfamiliar terms

BTA = Bakteri Tahan Asam

II. Find the problem

1. Apa saja differential diagnosis dari TB?

2. Apa etiologi TB dan ciri-cirinya?

3. Bagaimana patogenesis TB?

4. Bagaimana proses batuk darah pada orang TB?

5. Apa perbedaan pada TB yang diberikan tatalaksana dengan yang tidak?

6. Bagaimana cara mendiagnosis TB?

7. Bagaimana tatalaksana TB?

8. Faktor predisposisi TB?III / IV Brainstroming

1. Penyakit lain yang batuk darah, yaitu pneumonia, ca paru, abses, dan trauma.

Sedangkan yang menghasilkan BTA +, yaitu pneumonia dan abses.

2. Mycobacterium tuberculosis dengan ciri-ciri:

Berbentuk basil, Bakteri tahan asam, Aerob, Non-motil dan non-spora, Tidak tahan pada suhu panas dan sinar UV3. Bakteri Mycobacterium tuberkulosis masuk melalui saluran pernafasan dan sampai di alveolus. Di alveolus makrofag memfagosit bakteri ini. Tebentuklah sarang di jaringan paru yang dikenal dengan sarang primer. Akibat terbentuknya sarang terjadi peradangan pada saluran getah bening dan pembesaran hilus. Sarang primer dan pembesaran kelenjar getah bening local dikenal dengan kompleks primer.

Pada TB post primer sering ditemui infiltrat terutama pada daerah apex paru, tuberkuloma, dan kavitas paru.

4. Proses ini terjadi karena dilatasi dan pecahnya Aneurism rasmussan (arteri pulmonalis) sehingga darah keluar saat dibatukan.5. Pada TB yang diberikan tatalaksana:

Meninggalkan jaringan parut saat sembuh terutama pada TB dewasa

Bisa menyebabkan pneumotorax

Menghasilkan eksudat

Pada TB yang tidak diberikan tatalaksana:

Dapat menyebar secara hematogen dan limfogen.6. Anamnesis : Keringat di malam hari, berat badan turun, batuk yang sering disertai darah

PF : Suara ronki basah saat diauskultasi, pemeriksaan penunjang, test sputum untuk menentukan BTA +/-

7. Diberikan obat-obat TB, yaitu INH, Rimfapisin, Etambutol, Pirazinamid, dan Streptomisin.

Perbaiki gizi dan usahakan peningkatan berat badan.8. Umur, kebersihan lingkungan dan pribadi, rokok : karena zat pada rokok yaitu nikotin mengandung kemoatraktan yang dapat merangsang peradangan yang menyebabkan hancurnya jaringan paru.

V. Learning Objectives

1. Mengetahui tatalaksana TB menurut WHO

2. Mengetahui hubungan AIDs dengan BTA -3. Mengetahui definisi dari hemoptisis4. Mengetahui etiologi dari hemoptisis5. Mengerti patofisiologi dari hemoptisis6. Mengetahui cara mendiagnosis dan diagnosis banding dari hemoptisis7. Mengetahui pengobatan atau tatalaksana dari hemoptisisSHARE INFORMATION

I. Definisi Hemoptisis :

Ekspektorasi darah yang berasal dari saluran napas di bawah pita suara

Membatukkan atau mengeluarkan darah dari daerah trakeobronkial (trakea, saluran napas utama, parenkim paru)

Klasifikasi atau berat ringannya hempotisis berdasarkan perkiraan jumlah darah yang dibatukkan :

1. Bercak (Streaking). Darah bercampur dengan sputum hal yang sering terjadi, paling umum pada bronkitis. Volume darah kurang dari 15-20 mL/24jam.

2. Hemoptisis. Hemoptisis dipastikan ketika total volume darah yang dibatukkan 20-600 mL di dalam waktu 24 jam. Walaupun tidak spesifik untuk penyakit tertentu, hal ini berarti pendarahan dan pembuluh darah lebih besar dan biasanya karena kanker paru, pneumonia (necrotizing pneumonia), TB atau emboli paru.

3. Hemoptisis masif. Darah yang dibatukkan dalam waktu 24 jam lebih dari 600 mL- biasanya karena kanker paru, kavitas pada TB atau bronkiektasis.

4. Pseudohemoptisis. Pseudohemoptisis adalah batuk darah dari struktur saluran napas bagian atas (di atas laring) atau dari saluran cerna atas (gastrointestinal) atau hal ini dapat berupa pendarahan buatan (factitious). Pendarahan yang terakhir biasanya karena luka disengaja di mulut, faring atau rongga hidung.

Tiga kriteria batuk darah masif yang mengancam jiwa sebagai indikasi pembedahan segera :

1. Bila batuk darah lebih dari 600 cc / 24 jam dan dalam pengamatan batuk darah tidak berhenti

2. Bila batuk darah kurang dari 600 cc / 24 jam tetapi lebih dari 250 cc / 24 jam, kadar Hb kurang dari 10 gr% dan batuk darah masih berlangsung terus

3. Bila batuk darah kurang dari 600 cc / 24 jam tapi lebih dari 250 cc / 24 jam, Hb lebih dari 10 gr% tetapi dalam pengamatan selama 48 jam pendarahan tidak berhenti

Perbedaan hemoptisis dan hematemesis :

HemoptisisHematemesis

Rasa tidak enak di tenggorok, batuk (darah dibatukkan)

Darah biasanya merah muda

Darah bersifat basa

Darah dapat berbusa

Didahului dengan perasaan ingin batuk

Uji Guaiac feses (-)Mual, gangguan lambung, muntah (darah dimuntahkan)

Darah biasanya hitam

Darah bersifat asam

Darah tidak pernah berbusa

Didahului dengan rasa mual dan muntah

Uji Guaiac feses (+)

II. Etiologi :Sebab HemoptisisInsidensi

Infeksi : Tuberkulosis, abses paru, bronkitis, bronkiektasis, infeksi jamur, parasit, necrotizing pneumonia

Neoplasma : Karsinoma bronkogenik, lesi metastatis, adenoma bronkus

Penyakit kardiovaskular : emboli paru, stenosis mitral, malformasi arteriovena, aneurisma aorta, edema paru

Lain-lainnya : Bronkolitiasis, hemosiderosis idiopatik, sindrom Goodpasteur, terapi antikoagulan, adenoma bronkus60%

20%

5-10%

5-10%

Sumber pendarahan :

1. Sirkulasi Bronkial (95%) ( radang paru, kanker paru

2. Sirkulasi Pulmonal (5%) ( Infark paru, emboli paru, aneurisma Rassmunsen

Enam kelompok utama :

1. Infeksi / radang : TB, bakteri, jamur, virus

2. Neoplasma : Ca paru, metastase paru

3. Trauma atau benda asing

4. Kelainan kardiopulmo vaskuler (miastemia gravis, emboli / Infark paru)

5. Perdarahan alveolar (sindrom Goodpasteur)

6. Lain-lain (katamenial, pneumoconiosis)

III. Patofisiologi Hemoptisis

Batuk darah pada penderita tuberculosis

Kuman Mycobacterium tuberculosis yang terhirup akan sampai ke alveoli. Di sana akan terjadi reaksi peradangan yang diperantarai oleh makrofag. Makrofag yang tidak dapat menghancurkan kuman tersebut akan memanggil makrofag-makrofag lain untuk datang dan mengepung kuman. Terbentuklah kavitas dengan dinding yang penuh dengan jaringan granulasi. Nekrosis yang terjadi dapat menyebabkan pendarahan namun tidak masif. Jika terjadi arteri vena aneurysma sehingga pembuluh darah pecah (dilatasi A. pulmonalis) dapat menyebabkan pendarahan yang masif.

Batuk darah pada penderita stenosis mitral

Terjadi tekanan yang luar biasa pada vena dan arteri di daerah pulmo (hipertensi pulmoner) sehingga pembuluh darah bronkus pecah.

Batuk darah pada pasien neoplasma

Semakin besar nekrosis, maka pembuluh darah semakin jarang, bahkan tidak ada. Tumor yang pecah dapat membuat pembuluh darah ikut pecah. Tapi batuk darah ini tidak semasif jika terjadi aneurisma.

IV. Diagnosis

Anamnesis

1. Volume dan frekuensi batuk darah menentukan kegawatannya dan hal tersebut dapat mengarahkan ke suatu penyebab spesifik

2. Sumber paling umum berupa nasofaring (mimisan). Darah menetes ke faring, mengiritasi laring dan dibatukkan. Pasien sering dapat menjabarkan rangkaian ini, maka kesan pasien atas sumber perdarahan umumnya benar. Pastikan pasien bisa membedakan dibatukkan dan dimuntahkan.

3. Riwayat penyakit sebelumnya yang dapat mempengaruhi perdarahan saluran napas.

4. Gejala lain yang berhubungan/terkait dapat membantu dalam mendiagnosis:

a. Demam dan batuk produktif mengisyaratkan infeksi

b. Timbul tiba-tiba karena sesak dan sakit di dada mengindikasikan kemungkinan emboli paru atau infark miokard yang disertai dengan gagal jantung kongestif.

c. Kehilangan berat badan yang signifikan mengisyaratkan kanker paru atau infeksi kronik seperti tuberculosis atau bronkiektasis.Pemeriksaan Fisik

1. Tanda-tanda penting. Ketidakstabilan sirkulasi dengan tanda hipotensi dan takikardia merupakan suatu tanda darurat. Sebabnya dapat berupa kehilangan darah yang akut pada hemoptisis masif atau penyakit yang menyebabkan/menyertainya: emboli paru, sepsis, infark miokard dengan edema paru.

2. Pemeriksaan Nasofaring ditujukan untuk mencari sumber perdarahan dan pada hemoptisis masif untuk memastikan bahwa saluran napas masih paten (terbuka).

3. Pemeriksaan Jantung dibutuhkan untuk mengevaluasi kemungkinan adanya hipertensi paru akut (terdapat peninggian komponen paru suara jantung kedua), kegagalan ventrikel kiri akut (adanya summation gallop) atau penyakit katup jantung seperti stenosis mitral. Endokarditis sebelah kanan dapat dideteksi dengan adanya bunyi desiran karena insufiensi trikuspid, sering pada penyalah guna obat intravena dan dapat menyebabkan hemoptisis karena emboli septik.

4. Pemeriksaan Dinding dan Rongga Dada. Kelainan di sini secara tersendiri jarang menjadi penyebab hemoptisis; namun dapat menjadi petunjuk seperti trauma dinding dada, konsolidasi, infark paru, maupun edema paru kardiogenik.Laboratorium

1. Pemeriksaan darah tepi lengkap. Peningkatan hemoglobin dan hematokrit menunjukkan adanya kehilangan darah yang akut. Jumlah sel darah putih yang meninggi mendukung adanya infeksi. Trombositopenia mengisyaratkan kemungkinan kanker paru.

2. Kajian koagulasi, pemeriksaan hemostase berupa waktu protrombin (PT) dan waktu tromboplastin parsial (aPTT) dianjurkan apabila dicurigai adanya koagulopati atau menerima warfarin/heparin.

3. Analisis gas darah arterial harus diukur apabila pasien sesak jelas dan sianosis.

4. Pemeriksaan dahak. Pasien dengan darah bercampur dahak, pewarnaan gram, BTA atau preparasi kalium hidroksida dapat mengungkapkan penyebab infeksi dan pemeriksaan sitopatologik untuk kanker.Imaging : Radiografi dada akan menunjukkan adanya massa paru, kavitas atau infiltrate yang mungkin menjadi sumber perdarahan.

Bronkoskopi

Untuk kasus tuberculosis : Pedoman Pencatatan dan Pelaporan dari WHO Jika kultur sudah terkontaminasi, laporkan segera dan ajukan specimen ulang

Jika kultur positif dan pertumbuhan M. tuberculosis terdeteksi, laporan harus dikirim segera

Pada 4 minggu dapat dikirim laporan dengan specimen negatif

Pada 8 minggu, laporan akhir berisi seluruh data harus diberikan untuk menjadi laporan final dari pasien

(-)

: tidak ada pertumbuhan

Gambaran aktual : 1-19 koloni

(+)

: 20-100 koloni

(++)

: 100-200 koloni

(+++)

: 200-500 koloni, pertumbuhan hampir gabungan

(++++)

: lebih dari 500 koloni, pertumbuhan gabungan

Kontaminasi: terkontaminasi (kontaminasi penuh)

Pada pasien HIV yang terkena tuberkulosis, tes BTA akan menunjukkan hasil negative (-) karena tidak terbentuknya kavitas.

V. Tatalaksana

Tujuan :

1. Mencegah asfiksia akibat batuk darah

2. Melokasi asal perdarahan

3. Menghentikan perdarahan

4. Mendapatkan diagnosis

Tahap-tahap :

Tahap 1: Pembebasan jalan napas dan stabilisasi penderita

Menenangkan dan mengistirahatkan penderita, diberi tahu agar tidak takut membatukkan darah yang ada di saluran napasnya

Menjaga agar jalan napas tetap terbuka, bila perlu dilakukan pengisapan (dengan bronkoskop akan lebih baik)

Resusitasi cairan / darah

Pemberian obat hemostatik : bila perlu, obat sedasi, obat penekan refleks batuk

Pemeriksaan faal hemostasis

Tahap 2 : Melokasi sumber dan mencari penyebab perdarahan

Tahap ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan radiologi (foto toraks, CT scan toraks, angiografi) dan pemeriksaan bronkoskopi menggunakan BSOL atau bronkoskopi kaku

Tahap 3 : Pemberian terapi spesifik

Terapi spesifik ditujukan untuk menghentikan dan mencegah berulangnya perdarahan, terdiri dari terapi menggunakan bronkoskop dan tindakan operasi.

BAB III

PENUTUPI. KesimpulanHemoptisis merupakan ekspektorasi darah yang berasal dari saluran napas di bawah pita suara atau proses mengeluarkan darah dari daerah trakeobronkial (trakea, saluran napas utama, parenkim paru). Batuk darah dapat dibedakan dari perkiraan jumlah darah yang dibatukkan, seperti bercak , hemoptisis, hemoptisis masif dan pseudohemoptisis. Hemoptisis masif pun mempunyai kriteria sebagai indikasi pembedahan yang meliputi jumlah darah per 24 jam, kadar Hb , dan pendarahan yang terjadi. Sumber pendarahan meliputi sirkulasi sirkulasi bronkial (95%), seperti radang paru, kanker paru dan sirkulasi Pulmonal (5%) yang meliputi Infark paru, emboli paru, aneurisma Rassmunsen. Hal ini juga mempengaruhi penyebab dari hemoptisis, seperti infeksi / radang ( TB, bakteri, jamur, virus ), neoplasma ( Ca paru, metastase paru ), trauma atau benda asing, kelainan kardiopulmo vaskuler (miastemia gravis, emboli / Infark paru) , perdarahan alveolar (sindrom Goodpasteur) dan Lain-lain (katamenial, pneumoconiosis).

Batuk darah pada penderita tuberculosis terjadi ketika kuman Mycobacterium tuberculosis yang terhirup akan sampai ke alveoli. Di sana akan terjadi reaksi peradangan yang diperantarai oleh makrofag. Makrofag yang tidak dapat menghancurkan kuman tersebut akan memanggil makrofag-makrofag lain untuk datang dan mengepung kuman. Terbentuklah kavitas dengan dinding yang penuh dengan jaringan granulasi. Nekrosis yang terjadi dapat menyebabkan pendarahan namun tidak masif. Jika terjadi arteri vena aneurysma sehingga pembuluh darah pecah (dilatasi A. pulmonalis) dapat menyebabkan pendarahan yang masif. Hal ini pun berbeda dengan stenosis mitral yang menyebabkan hipertensi pulmoner sehingga pembuluh darah bronkus pecah. Batuk darah dapat mengakibatkan asfiksia yang menyebabkan angka kematian tertinggi.Diagnosis pun merupakan hal terpenting untuk mengetahui suatu penyakit, meliputi anamnesis seperti volume dan frekuensi batuk darah, mencari sumber utama pendarahan, riwayat penyakit yang pernah diderita, gejala lain yang berhubungan ( demam, batuk produktif, sakit dada, kehilangan berat badan), pemeriksaan fisik, dan laboratorium seperti pemeriksaan darah tepi lengkap, kajian koagulasi, pemeriksaan hemostase berupa waktu protrombin (PT) dan waktu tromboplastin parsial (aPTT) dianjurkan apabila dicurigai adanya koagulopati atau menerima warfarin/heparin, analisis gas darah arterial harus diukur apabila pasien sesak jelas dan sianosis serta pemeriksaan dahak.

II. Saran Waktu pencarian bahan pbl diperlama Tutor lebih membimbing jalannya pbl dan memberitau apabila ada kesalahan pada jalannya pbl Skenario dibuat sesuai dengan kehidupan sehari - hariPAGE 1