hernia

32
BAB I PENDAHULUAN Menurut Syamsuhidayat (2004), hernia adalah prostrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia. Sedangkan hernia bilateral adalah hernia yang terjadi pada sisi kanan dan sisi kiri. (1) Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari bagian muskulo- aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia. Semua herniaterjadi melalui celah lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomen yang dicetuskan oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang atau berkelanjutan. (1) Etiologi terjadinya hernia antara lain dapat disebabkan oleh ketidak patensian rongga yang tidak sempurna, nomaly kongenital atau karena sebab yang didapat, adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan didalam rongga abdomen, kelemahan otot dinding abdomen. (1,2,3,4,5,6) 1

Upload: destiiii

Post on 13-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ggg

TRANSCRIPT

Page 1: Hernia

BAB I

PENDAHULUAN

 

Menurut Syamsuhidayat (2004), hernia adalah prostrusi atau penonjolan isi suatu

rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada hernia

abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo

aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia. Sedangkan

hernia bilateral adalah hernia yang terjadi pada sisi kanan dan sisi kiri.(1)

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian

lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui

defek atau bagian lemah dari bagian muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas

cincin, kantong dan isi hernia. Semua herniaterjadi melalui celah lemah atau kelemahan yang

potensial pada dinding abdomen yang dicetuskan oleh peningkatan tekanan intraabdomen

yang berulang atau berkelanjutan.(1)

Etiologi terjadinya hernia antara lain dapat disebabkan oleh ketidak patensian rongga

yang tidak sempurna, nomaly kongenital atau karena sebab yang didapat, adanya prosesus

vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan didalam rongga abdomen, kelemahan otot

dinding abdomen.(1,2,3,4,5,6)

Menurut Arief Mansjoer (2004), manifestasi klinis dari hernia adalah sebagai berikut :

Adanya benjolan (biasanya asimptomatik), nyeri pada daerah benjolan, gangguan pasase usus

seperti abdomen kembung dan muntah.(2)

Diagnosis hernia dapat ditegakkan berdasarkan anemnesis, pemeriksaan fisik serta

emeriksaan penunjang yang tepat.(1,2,3,4,5,6)

Penatalaksanaan pada hernia terdiri dari pengobatan konservatif dan operatif.

Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga

atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Sedangkan

pengobatan secara operatif terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.(1,2,3,4,5,6)

1

Page 2: Hernia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 ANATOMI

Pengetahuan tentanag region ini penting untuk terapi operatif hernia. Sebagai

tambahan, pengetahuan tentang posisirelative dari saraf, pembuluh darah dan struktur vas

deferen, aponeurosis dan fascia.

Kanalis Inguinalis 

Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya kira-kira 4 cm dan

terletak 2-4 cm kearah caudal lagamentum inguinal. Kanal melebar diantara cincin

internal dan eksternal. Kanalis inguinalis mengandung salah satu vas deferens atau

ligamentum uterus. Funikulus spermatikus terdiri dari serat-serat otot cremaster,

pleksus pampiniformis, arteri testicularis, ramus genital nervus genitofemoralis,

ductus deferens, arteri cremaster, limfatik, dan prosesus vaginalis.(1,3,4)

Kanalis inguinalis harus dipahami dalam konteks anatomi tiga dimensi.

Kanalis inginalis berjalan dari lateral ke medial, dalam ke luar dan cepal ke caudal.

Kanalis inguinalis dibangun oleh aponeurosis obliquus ekternus dibagian superficial,

dinding inferior dibangun oleh ligamentum inguinal dan ligamentum lacunar. Dinding

posterior (dasar) kanalis inguinalis dibentuk oleh fascia transfersalis dan aponeurosis

transverses abdominis. Dasar kanalis inguinalils adalah bagian paling penting dari

sudut pandang anatomi maupun bedah.(4)

Pembuluh darah epigastric inferior menjadi batas superolateral dari trigonum

Hesselbach. Tepi medial dari trigonum dibentuk oleh membrane rectus, dan

ligamentum inguinal menjadi batas inferior. Hernia yang melewati trigonum

Hesselbach disebut sebagai direct hernia, sedangkan hernia yang muncul lateral dari

trigonum adalah hernia indirect.(3,4)

 

2

Page 3: Hernia

Gambar 1. Gambar segitiga Hesselbach's

 

Aponeurosis Obliqus External 

Aponeurosis otot obliquus eksternus dibentuk oleh dua lapisan: superficial dan

profunda. Bersama dengan aponeorosis otot obliqus internus dan transversus

abdominis, mereka membentuk sarung rectus dan akhirnya linea alba. Externaloblique

aponeurosis menjadi batas superficial dari kanalis inguinalis. Ligamentum inguinal

terletak dari spina iliaca anterior superior ke tuberculum pubicum.(1,4)

Gambar 2. Gambar otot oblique

Otot Oblique internus 

Otot obliq abdominis internus menjadi tepi atas dari kanalis inguinalis. Bagian

medial dari internal oblique aponeurosis menyatu dengan serat dari aponeurosis

transversus abdominis dekat tuberculum pubicum untuk membentuk conjoined

tendon. Adanya conjoined tendon yang sebenarnya telah banyak diperdebatkan, tetapi

diduga oleh banyak ahli bedah muncul pada 10% pasien.(1,4)

3

Page 4: Hernia

Fascia Transversalis 

Fascia transversalis dianggap suatu kelanjutan dari otot transversalis dan

aponeurosisnya. Fascia transversalis digambarkan oleh Cooper memiliki 2 lapisan:

"The fascia transversalis dapat dibagi menjadi dua bagian, satu terletak

sedikit sebelum yang lainnya, bagian dalam lebih tipis dari bagian luar; ia keluar dari

tendon otot transversalis pada bagian dalam dari spermatic cord dan berikatan ke linea

semulunaris.(1,4)

 

Gambar 3 .Fascia Transversalis

Ligamentum Cooper 

Ligamentum Cooper terletak pada bagian belakang ramus pubis dan dibentuk

oleh ramus pubis dan fascia. Ligamentum cooper adalah titik fixasi yang penting

dalam metode perbaikan laparoscopic sebagaimana pada teknik McVay.(4)

Preperitoneal Space 

Preperitoneal space terdiri dari jaringan lemak, lymphatics, pembuluh darah

dan saraf. Saraf preperitoneal yang harus diperhatikan oleh ahli bedah adalah nervus

cutaneous femoral lateral dan nervus genitofemoral. Nervus cutaneous femoral lateral

berasal dari serabut L2 dan L3 dan kadang cabang dari nervus femoralis. Nervus ini

berjalan sepanjang permukaan anterior otot iliaca dan di bawah fascia iliaca dan di

bawah atau melelui perlekatan sebelah lateral ligamentum inguinal pada spina iliaca

anterior superior.

Nervus genitofemoral biasanya berasal dari L2 atau dari L1 dan L2 dan

kadang dari L3. Ia turun didepan otot psoas dan terbagi menjadi cabang genital dan

femoral. Cabang genital masuk ke kanalis inguinalis melalui cincin dalam sedangkan

4

Page 5: Hernia

cabang femoral masuk ke hiatus femoralis sebelah lateral dari arteri. Ductus deferens

berjalan melalui preperitoneal space dari caudal ke cepal dan medial kelateralke

cincin interna inguinal. Jaringan lemak, lymphatics, ditemukan di preperitoneal space,

dan jumlah jaringan lemak sangat bervariasi.(4)

Gambar 5. Gambar anatomi regio inguinalis

5

Page 6: Hernia

DEFINISI

Istilah hernia berasal dari bahasa Latin, yaitu herniae, yang berarti penonjolan isi

suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga

yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering

terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus (Giri Made Kusala,

2009).(1,2,3)

Menurut Syamsuhidayat (2004), hernia adalah prostrusi atau penonjolan isi suatu

rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada hernia

abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo

aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.(1)

Sedangkan menurut Tambayong (2000), Hernia adalah defek dalam dinding abdomen

yang memungkinkan isi abdomen (seperti peritoneum, lemak, usus atau kandung kemih)

memasuki defek tersebut, sehingga timbul kantong berisikan materi abnormal.(4,5,6)

Sedangkan hernia bilateral adalah hernia yang terjadi pada sisi kanan dan sisi kiri.(1,3,5) 

EPIDEMIOLOGI

Tujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di dinding abdomen muncul di

daerah sekitar lipat paha. Hernia indirect lebih banyak daripada hernia direct yaitu 2:1,

dimana hernia femoralis lebih mengambil porsi yang lebih sedikit.(1,3)

Hernia bilateral umumnya terjadinya akibat kondisi bawaan yang ditemukan pada

anak-anak dan juga terkait dengan usia terutama pada pria lanjut usia.(1,3)

ETIOLOGI

Hernia bilateral umumnya terjadinya akibat kondisi bawaan yang ditemukan pada

anak-anak dan juga terkait dengan usia terutama pada pria lanjut usia.

6

Page 7: Hernia

Menurut Giri Made Kusala (2009), hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya hernia secara

umum adalah:

1. Umur

Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun wanita. Pada

Anak – anak penyakit ini disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis

untuk menutup seiring dengan turunnya testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah

berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya

penyakit yang menyebabkan peningkatan  tekanan dalam rongga perut (Giri Made

Kusala, 2009).

2. Jenis Kelamin

Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis hernia Inguinal. Hernia

Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada daerah selangkangan, hal ini disebabkan

oleh proses perkembangan alat reproduksi. Penyebab lain kaum adam lebih banyak

terkena penyakit ini disebabkan karena faktor profesi, yaitu pada buruh angkat atau

buruh pabrik. Profesi  buruh yang sebagian besar pekerjaannya  mengandalkan kekuatan

otot mengakibatkan adanya peningkatan tekanan dalam rongga perut sehingga menekan

isi hernia keluar dari otot yang lemah tersebut (Giri Made Kusala, 2009).

3. Penyakit penyerta

Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada kondisi

tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu kandung kencing atau pembesaran

prostat, penyakit kolon, batuk kronis, sembelit atau konstipasi kronis dan lain-lain.

Kondisi ini dapat memicu terjadinya tekanan berlebih pada abdomen yang dapat

menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang lemah ke dalam kanalis inguinalis.

4. Keturunan

Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia.

5. Obesitas

Berat badan yang berlebih menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh, termasuk di

bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia. Peningkatan tekanan tersebut

7

Page 8: Hernia

dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ

yang lemah.

6. Kehamilan

Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi tekanan lebih di

bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus terjadinya hernia.

7. Pekerjaan

Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat menyebabkan terjadinya

hernia. Contohnya, pekerjaan buruh angkat barang. Aktivitas yang berat dapat

mengakibatkan peningkatan tekanan yang terus-menerus pada otot-otot abdomen.

Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau

penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah.

8. Kelahiran prematur

Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal daripada bayi yang

lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis belum sempurna, sehingga

memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus melalui kanalis inguinalis

tersebut. Apabila seseorang pernah terkena hernia, besar kemungkinan ia akan

mengalaminya lagi.(Giri Made Kusala, 2009).(1,2,3,4,5,6)

Bagian hernia :

1. Kantong hernia

Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua herniamemiliki

kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa, hernia intertitialis.

2. Isi hernia

Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia, misalnya

usus,ovarium, danjaringan penyangga usus (omentum).

3. Pintu hernia

Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui kantong hernia.

4. Leher hernia

Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong hernia.

5. Locus minoris resistence (LMR).(1,3)

8

Page 9: Hernia

Gambar 6. Gambar bagian-bagian hernia

PATOFISIOLOGI

Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti

tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau

batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan

yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan

mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah

tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama,

pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil

pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ  selalu saja

melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga

terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga akhirnya

menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalamikelemahan jika

suplai darah terganggu maka berbahaya dandapat menyebabkan ganggren.(1,3,5)

Pathway hernia

9

Page 10: Hernia

KLASIFIKASI

1. Menurut lokasinya :

a. Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi dilipatan paha. Jenis ini

merupakanyangtersering dan dikenal dengan istilah turun berok atau burut.

b. Hernia umbilikus adalah di pusat.

c. Hernia femoralis adalah di paha

2. Menurut isinya :

a. Hernia usus halus

b. Hernia omentum

3. Menurut penyebabnya :

a. Hernia kongenital atau bawaan

b. Hernia traumatic

c. Hernia insisional adalah akibat pembedahan sebelumnya.

 

4. Menurut terlihat dan tidaknya :

a. Hernia externs, misalnya hernia inguinalis, hernia scrotalis, dan sebagainya.

b. Hernia interns misalnya hernia diafragmatica, hernia foramen winslowi,

herniaobturaforia.

5. Menurut keadaannya :

a. Hernia inkarserata adalah bila isi kantong terperangkap, tidak dapat

kembalikedalamrongga perut disertai akibat yang berupa gangguan pasase atau

vaskularisasi.Secara klinishernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia

irrenponibel.

b. Hernia strangulata adalah jika bagian usus yang mengalami hernia terpuntir

ataumembengkak, dapat mengganggu aliran darah normal dan pergerakan otot

sertamungkindapat menimbulkan penyumbatan usus dan kerusakan jaringan.

6. Menurut nama penemunya :

a. Hernia petit yaitu hernia di daerah lumbosacral.

10

Page 11: Hernia

b. Hernia spigelli yaitu hernia yang terjadi pada linen semi sirkularis diataspenyilangan

vasa epigastrika inferior pada muskulus rektus abdominalis bagianlateral.

c. Hernia richter yaitu hernia dimana hanya sebagian dinding usus yang terjepit.

7. Menurut sifatnya :

a. Hernia reponibel adalah bila isi hernia dapat keluar masuk. Isi hernis keluar

jikaberdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk,

tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.

b. Hernia irreponibel adalah bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan kedalam

rongga.

8. Jenis hernia lainnya :

a. Hernia pantolan adalah hernia inguinalis dan hernia femuralis yang terjadi padasatu

sisi dan dibatasi oleh vasa epigastrika inferior.

b. Hernia scrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya masuk ke scrotum

secaralengkap.

c. Hernia littre adalah hernia yang isinya adalah divertikulum meckeli.(1,2,3,4)

Gambar 2. Beberapa Contoh Hernia Eksterna

11

Page 12: Hernia

Gambar 7. Gambar hernia inguinalis bilateral

Gambar 9. Hernia femoralis bilateral

GEJALA KLINIS

Menurut Arief Mansjoer (2004), manifestasi klinis dari hernia adalah sebagai berikut :

1. Adanya benjolan (biasanya asimptomatik)

Keluhan yang timbul berupa adanya  benjolan di daerah inguinal dan atau skrotal

yang hilang timbul. Timbul bila terjadi peningkatan tekanan intra peritoneal misalnya

mengedan, batuk-batuk, tertawa, atau menangis. Bila pasien tenang, benjolan akan

hilang secara spontan.

1. Nyeri

Keluhan nyeri pada hernia ini jarang dijumpai, kalaupun ada dirasakan di daerah

epigastrium atau para umbilikal berupa nyeri viseral akibat regangan pada

mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantung hernia

(Jennifer, 2007).

12

Page 13: Hernia

Bila usus tidak dapat kembali karena jepitan oleh anulus inguinalis, terjadi gangguan

pembuluh darah dan gangguan pasase segmen usus yang terjepit. Keadaan ini disebut

hernia strangulata. Secara klinis keluhan pasien adalah rasa sakit yang terus menerus.

2. Gangguan pasase usus seperti abdomen kembung dan muntah

Tanda klinik pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia.

- Pada Inspeksi : saat pasien mengedan dapat dilihat hernia inguinalis lateralis

muncul sebagai penonjolan diregio ingunalis yang berjalan dari lateral atas ke

medial bawah.

- Palpasi: kantong hernia yang kosong dapat diraba pada funikulus spermatikus

sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua

permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera, tetapi umumnya

tanda ini sukar ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ maka tergantung

isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum ( seperti karet ), atau ovarium.

Dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak kecil, dapat dicoba mendorong

isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui annulus eksternus sehingga

dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Apabila hernia

dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam annulus eksternus, pasien

diminta mengedan. Kalau hernia menyentuh ujung jari, berarti hernia inguinalis

lateralis, dan kalau samping jari menyentuh menandakan hernia inguinalis

medialis. Isi hernia pada bayi wanita yang teraba seperti sebuah massa yang padat

biasanya terdiri dari ovarium.(2)

DIAGNOSA

1. Anamnesis

2. Pemeriksaan fisik 

a. Inspeksi 

Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri,

batuk, bersin atau mengedan dan mneghilang setelah berbaring.

Hernia inguinal :

- Lateralis : uncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral ke

medial, tonjolan berbentuk lonjong.

- Medialis : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.

13

Page 14: Hernia

Hernia skrotalis :

Benjolan yang terlihat sampai skrotum yang merupakan

tojolan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis.

Hernia femoralis : benjolan di bawah ligamentum inguinal.

Hernia epigastrika : benjolan di linea alba.

Hernia umbilikal : benjolan diumbilikal.Hernia perineum : benjolan di

perineum.

b. Palpasi

Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL) ditekan lalu

pasiendisuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial

maka dapat diasumsikan bahwa itu hernia inguinalis medialis dapat terisi dalaman

perut, tetapi isi hernia tidak berhubungan dengan tunika vaginalis propria testis.

Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Ziemen test dan Tumb test. Cara

pemeriksaannya sebagai berikut 

1. Pemeriksaan finger test :

- Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5

- Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.

- Penderita disuruh batuk:

Bila impuls diujung jari berarti hernia inguinal lateralis

Bila impuls disamping jari berarti hernia inguinalis medialis.

Gambar 6. Gambar teknik pemeriksaan finger test

14

Page 15: Hernia

2. Pemeriksaan Ziemen test :

- Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh penderita).

- Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.

- Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :

Jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.

Jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.

Jari ke 4 : Hernia Femoralis.

3. Tumb test

- Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan

- Bila keluar benjolan berarti hernia inguinalis medialis

- Bila tidak keluar benjolan berarti hernia inguinalis lateralis.(1,3,4)

3. Pemeriksaan penunjang 

Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan tambahan untuk menegakkan

diagnosis hernia. Namun pemeriksaan seperti ultrasonografi (USG), CT Scan,

maupun MRI (Magnetic Resonance Imaging) dapat dikerjakan guna melihat lebih

lanjut keterlibatan organ-organ yang terperangkap dalam kantung hernia tersebut.

Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan untuk kepentingan operasi.

Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/ obstruksi

usus. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi

(peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit : >10.000–

18.000/mm3) dan ketidak seimbangan elektrolit.(1,2,3,4)

15

Page 16: Hernia

 PENATALAKSANAAN

1. Konservatif

Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian

penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.

a. Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara

perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong.

b. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan

setelah 5 menit di evaluasi kembali.

c. Celana penyangga

d. Istirahat baring

e. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen,

antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah

sembelit.

f. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan

dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan

mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol

yang dapat memperburuk gejala-gejala.(1,2,3,4,5)

2. Operatif

Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang

rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi

hernia adalah hernioraphy, yang terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.

a. Herniotom y

Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya.

Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian

direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.

b. Hernioplast y

Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan

memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting

artinya dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi.

Dikenal berbagai metode hernioplasti seperti memperkecil anulus inguinalis

internus dengan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fasia transversa, dan

16

Page 17: Hernia

menjahitkan pertemuan m. tranversus internus abdominis dan m. oblikus internus

abdominis yang dikenal dengan nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale

poupart menurut metode Bassini, atau menjahitkan fasia tranversa m. transversus

abdominis, m.oblikus internus abdominis ke ligamentum cooper pada metode Mc

Vay. Bila defek cukup besar atau terjadi residif berulang diperlukan pemakaian

bahan sintesis seperti mersilene, prolene mesh atau marleks untuk menutup defek.(1,2,3,4)

Herniotomy dan herniorafi menurut Bassini :

1. Pasien tidur dalam posisi telentang. Dilakukan antisepsis pada daerah sekitar lipat paha

seisi hernia.

2. Lakukan anestesi local menurut Brown dengan novokain 1% pada tempat-tempat b

a. Suntikan intrakutan sampai membenjol pada tempat kira-kira 2 jari mesial SIAS

b. Anestesi blok pada n. Ilioinguinal dengan cara memasukkan jarum suntik ke daerah

medial SIAS tersebut, tegak lurus tulang ileum sedalam-dalamnya sampai menyentuh

tulang lalu ujung jarum ditarik sedikit dan dipindahkan ke kanan dan ke kiri sambil

disemprotkan zat analgesik secukupnya.

c. Tanpa mencabut jarum, anestesi diteruskan membujur ke arah femoral dengan

suntikan infiltrasi sebanyak 5 ml.

d. Arah jarum kemudian dipindahkan ke median mendatar, suntikan secara subkutan

sejauh 5 cm.

e. Suntikan subkutan infiltrasi ke arah simpisis pubis sebanyak 5-10 cm

f. Subtikkan di bawah pasia sebanyak 5-10 ml, lalu jarum diangkat dari kulit

g. Suntikkan intrakutan sampai membenjol di atas tuberkulum pubikum

h. Lalu suntikkan subkutan infiltasi pada daerah tuberkulum pubikum sampai bertemu

dengan bekas suntikan ke arah femoral

i. Pindahkan ke arah kranial dan suntikkan subkutan infiltrasi sampai bertemu di bekas

suntikan yang dilakukan pada poin d

3. Setelah diyakini anestesi berhasil, lakukan sayatan sepanjang 10 cm terbawah diantara

kedua benjolan (poin a dan poin g) memotong skutis dan subkutan.

4. Fascia dibersihkan lalu disayat, segera tampak aponeurosis M. oblikus abdominis aksternus

dengan krura medial dan lateral yang merupakan cincin luar kanalis inguinalis. Belah

aponeurosis M. abdominis oblikus eksternus hingga annulus inguinalis ikut terbelah

17

Page 18: Hernia

5. Kemudian funikulus spermatikus yang diselubungi M. kremaster dicari dan dibebaskan.

Bebaskan pula ligamentum inguinale yang tebal dan mengkilat di lateral nya dan conjoint

area (karena conjoint tendon hanya terdapat pada 5 % populasi) disebelah medial.

6. Funikulus spermatikus dipreparasikan lalu ditarik dengan kasa steril yang dilingkarkan

mengelilinginya kearah lateral. Kantong hernia dicari dengan bantuan dua buah pinset

anatomis yang dicubitkan pada lapisan jaringan yang meliputinya, lalu digunting dengan

hati – hati dan dibebaskan lapis demi lapis sampai akhirnya tampak lapisan yang berwarna

biru abu -  abu dan kuat. Ini berarti kita telah mencapai processus vaginalis peritonei yang

merupakan pembungkus kantong hernia.

7. Kantong hernia kemudian dibuka 3 – 4 cm untuk melihat isinya. Kemudian kantong hernia

dibebaskan secara melingkar penuh dengan arah melintang pada sumbunya dari jaringan

sekitarnya, yaitu M. kremaster dan semua jaringan ikat dan vascular yang meliputinya.

Tindakan ini harus dilakukan dengan hati – hati untuk menghindari pendarahan. Lalu

dimasukan satu jari kedalam kantong hernia dan dipegang dengan perantaraan sebuah kasa

steril, lalu dengan tangan yang lain dibebaskan lapisan jaringan yang meliputinya dengan

kasa steril pula. Jari yang memegang kantong digeserkan sedikit demi sedikit mengikuti

arah jari yang membebaskan kantong tersebut dari luar. Arah pembebasan harus

sedemikian rupa sehingga dari medial ke kalteral dapat bertemu dalam jarak yang

terpendek. Setelah berhasil, maka dinding kantong hernia dipegang dengan beberapa klem,

kemudian dinding kantong tersebut dibebaskan lagi dari jaringan yang meliputinya sejauh

mungkin ke proksimal sampai dapat ditemukan lapisan lemek preperitoneal. Kantong

hernia dijepit pada batas ini, lalu distalnya dipotong melintang dengan gunting. Kemudian

dilakukan hernioraphy menurut Bassini (Bassini plasty) sebagai berikut : Setelah fascia

tranversa dibelah

Bassini I, jahitkan dengan benang besar dan kuat dan dengan jarum yang ujungnya

seperti paku, tuberkulum pubikum ke fascia tranversa dan fascia tranversa lagi

kemudian ke conjoint tendon pada tepi terdekat M. recti abdominis.

Bassini II, jahitkan dengan jarum biasa dan benang yang sama, ligamentum inguinale,

fascia tranversa, fascia tranversa dan conjoint tendon diantara tempat jahitan Bassini I

dan Bassini III.

Bassini III, seperti diatas letak dilateral dari Bassini II, bila masih longgar dapat

dilanjutkan IV, V dst.

18

Page 19: Hernia

8. Ikatan Bassini dipersiapkan semua dulu, baru disimpulkan dengan erat satu per satu.

9. Pada ikatan Bassini III harus sedemikian erat tapi masih cukup longgar bagi funikulus

spermatikus, yaitu bila ujung jari masih bisa dimasukan dengan mudah diantara annulus

inguinalis interna dengan jahitan Bassini III. Lalu funikulus spermatikus, N. ilioinguinal,

dan lain – lainnya dikembalikan ketempatnya.

10. Perdarahan dirawat dan dindng perut kemudian ditutup lapis demi lapis.

11. Fascia dijahit dengan sutera, subkuits dengan cat gut, dan kuits dengan sutera.

12. Luka operasi dibersihkan dan ditutup dengan kasa steril.(2)

Penatalaksaan Hernia Bilateral

Hernia Bilateral dapat diperbaiki melalui operasi terbuka tradisional menggunakan

dua sayatan, atau dengan prosedur laparoskopi tunggal. Jika tidak diobati, hernia bilateral

dapat berkembang menjadi strangulated, yang dapat menyebabkan obstruksi usus. Kecuali

dengan kondisi medis yang signifikan untuk mencegah terjadinya hal tersebut.(1,3)

Penanganan hernia bilateral memiliki permasalahan sendiri, karena akan memiliki dua

luka operasi yang tentunya akan mengganggu kenyamanan penderita, demikian juga pada

penderita yang sudah diprediksi akan mengalami kekambuhan seperti pada obesitas ataupun

penderita dengan riwayat batuk kronis. Hernioplastik stoppa menjadi alternative untuk dapat

mengatasi permasalahan ini, akan tetapi tehnik stoppa klasik jarang dikerjakan oleh ahli

bedah karena dianggap lebih sulit dan memiliki potensi komplikasi paska operasi, disamping

itu juga memerlukan mess yang sangat lebar sehingga secara ekonomis sangat memberatkan

penderita. Hal ini yang menjadi penyebab metode stoppa tidak lazim digunakan oleh ahli

bedah.(1,3)

Hernioplastik stoppa procedure menjadi pilihan teknik yang terus berkembang untuk

penanganan hernia inguinalis yang komplek atau yang multiresidif dengan cara pemasangan

prostese mesh yang lebar di rongga preperitoneal pada hernia inguinalis bilateral , sedangkan

pada yang residif unilateral dengan menggunakan procedure Wantz, kedua teknik sama-sama

menggunakan Giant prostetik reinforcement pada sakus visceralis dengan menempatkan

mesh berukuran 30 x30 cm, sedangkan modifikasi Stoppa prosedur yang dilakukan di RSUD

Dr. Soetomo dan RSAL Ramelan Surabaya dengan memenggunakan prostetik mesh

berukuran 10 x 15 cm dua buah tidak dalam satu kesatuan, keuntungan cara ini adalah apabila

19

Page 20: Hernia

ada permasalahan dengan sisi operasi sisi lainnya tidak perlu dilepas, di samping itu juga

karena ukuran mesh yang lebih kecil memerlukan biaya yang lebih murah.(1)

Adapun tahapan tehnik pembedahan pada hernioplastik modifikasi Stoppa prosedur

adalah sebagai berikut :

1. Penderita diposisikan terlentang dalam pembiusan

2. Desinfeksi daerah operasi dengan betadine 10 %

3. Insisi midline infraumbilical sekitar 5-6 cm sampai mencapai lapisan preperitoneal

4. Diseksi daerah retropubik dari cavum Riezi di depan bladder sepanjang prostat

5. Diseksi kelateral dibelakang m. rectus dan pembuluh epigastric pada rongga retro

inguinal sepanjang m. psoas mayor

6. Kantung hernia direk dibalik dengan jahitan pulstring bila kantungnya besar

7. Kantung hernia indirek dibuka dan secara tumpul dipisahkan dari spermatic cord, isi

spermatic cord dsisihkan, rawat perdarahan

8. Dilakukan pemasangan mesh dan kemudian dilanjutkan pada hernia kontra lateral

9. Mesh dijahitkan pada pada tuberkulum pubikum untuk mencegah dislikasi mesh

10. Bila diperlukan pasang satu buah drain hisap

11. Luka operasi dijahit lapis demi lapis.(1,3)

KOMPLIKASI

1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia tidak

dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis ireponibilis). Pada keadaan ini

belum ada gangguan penyaluran isi usus.

2. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang masuk.

Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan penyaluran isi

usus. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis incarcerata.

3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh

darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis strangulata.

4. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah

dan kemudian timbul nekrosis.

5. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah dan

obstipasi.

6. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,

7. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,

20

Page 21: Hernia

8. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.

9. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses. (1,2,3,4)

PENCEGAHAN

Menurut Jennifer (2007), pencegahan hernia adalah :

a. Usahakan untuk mempertahankan berat tubuh yang sehat. Hal ini dapat membantu

mengurangi tekanan pada otot di bagian perut.

b. Konsumsi makanan yang mengandung serat tinggi, seperti : buah-buahan, sayuran,

dan makanan yang terbuat dari gandum sangat disarankan untuk dikonsumsi.

Makanan tersebut mengandung banyak serat yang membantu mencegah konstipasi

dan mengurangi tekanan di bagian perut.

c. Hindari mengangkat barang yang terlalu berat. Jika harus mengangkat barang berat,

lakukan dengan cara yang benar. Postur tubuh yang tepat saat mengangkat barang

berat, yakni tekuk lutut Anda dan hindari membungkuk untuk mengurangi tekanan.

d. Hindari tekanan Intra abdomen Seperti batuk kronis dan mengejan  yang dapat

mencetuskan hernia.(1,3,5)

DAFTAR PUSTAKA

21

Page 22: Hernia

1. Sjamsuhidajat R, Jong WD. Dinding Perut, Hernia, Retroperitonium, dan Omentum.

Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta : EGC 2004

2. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W. Hernia. Dalam : Kapita

Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid Kedua. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.

2000

3. Schwartz SI, Shires GTS, Spencer FC. Kolon, Rektum dan Anus. Dalam : Intisari

Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6. Jakarta : EGC. 2002

4. Way LW. Hernia. Dalam : Current Surgical Diagnosis & Treatment, Tenth Edition.

San Fransisco : Practice-Hall International Inc. 1994

5. Stone K, Humphries R. Hemorrhoid. Dalam: Current Emergency Diagnosis &

Treatment. San Fransisko : McGraw-Hill Medical. 2004

6. Schrock TR. Hemorhoid. Dalam : Ilmu Bedah, Edisi 7. Jakarta : EGC. 1992

22