hernia pada anak

33
1 REFERAT HERNIA PADA ANAK DISUSUN OLEH : ARIANTI MIRANTI LESTARI FAJRIN I11109072 STASE BEDAH RS BHAYANGKARA ANTON SOEDJARWO FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: novi-yuzzman

Post on 15-Nov-2015

61 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

bedah anak

TRANSCRIPT

19

REFERAT HERNIA PADA ANAK

DISUSUN OLEH :ARIANTI MIRANTI LESTARI FAJRINI11109072

STASE BEDAH RS BHAYANGKARA ANTON SOEDJARWO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURAPONTIANAK2015

Hernia Pada Anak

A. DefinisiHernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia. Hernia diberi nama menurut letaknya. 1

B. EpidemiologiWalaupun angka kejadian hernia inguinal indirek pada bayi dan anak tidak diketahui secara pasti, tetapi angka kejadian berkisar antara 1-5%. 50% hernia terjadi di sisi sebelah kanan. Bayi prematur meningkatkan risiko untuk hernia inguinal dengan angka kejadian rata-rata adalah 2% pada perempuan dan 7-30% pada laki-laki. Hernia inguinal lebih sering pada laki-laki dengan rasio 4-8: 1 dibandingkan dengan perempuan. 2,3

C. EtiologiPada bayi dan anak hernia terjadi karena tidak tertutupnya beberapa lubang yang pernah ada semasa bayi dalam kandungan. Sebelum atau sesudah bayi lahir seharusnya lubang-lubang tersebut menutup, namun pada bayi dan anak yang mengalami hernia, hal ini tidak terjadi. 4Hernia pada anak adalah kondisi medis dimana jaringan atau struktur atau bagian dari organ yang mencuat melalui jaringan otot atau membran. Risiko terjadinya hernia meningkat pada bayi yang lahir prematur atau memiliki ayah/ibu yang memiliki hernia sewaktu bayi.5Penyebab hernia pada anak antara lain5:1. Kelemahan otot atau jaringan Faktor ini adalah faktor utama yang menyebabkan hernia. Kelemahan pada jaringan membuat organ-organ internal untuk menonjol keluar. 2. KongenitalPada beberapa kasus, beberapa lubang salah satu contoh kanalis inguinalis tidak dapat ditutup dengan benar setelah anak dilahirkan karena faktor tertentu. Ini merupakan faktor risiko untuk pengembangan hernia.3. Faktor genetikHernia umbilical dapat diturunkan melalui genetik.

D. Jenis Hernia Pada AnakPada anak-anak, hernia paling sering terjadi disekitar pusar atau di daerah selangkangan atau skrotum. Hernia yang terjadi di daerah pusar disebut hernia umbilikal, sedangkan hernia di daerah selangkangan atau skrotum disebut hernia inguinal. Hernia pada bayi adalah kelainan perkembangan embriologik. Hernia dapat berkembang dalam beberapa bulan pertama setelah bayi lahir karena adanya kelemahan di otot perut.51. Hernia Inguinal a. DefinisiHernia inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut kedalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluran yang berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya testis dari perut kedalam skrotum sesaat sebelum bayi dilahirkan.6,7b. EpidemiologiHernia inguinalis merupakan keadaan yang lazim dan membutuhkan pembedahan pada kelompok umur anak. Insiden hernia inguinalis pada anak berkisar antara 10-20: 1.000 kelahiran hidup. Rasio antara laki-laki dan wanita adalah 4:1. Sekitar 50% akan muncul sebelum umur 1 tahun. Kebanyakan akan muncul pada umur 6 bulan. Hernia inguinalis yang paling lazim pada anak adalah hernia inguinalis tidak langsung (indirek). Hernia langsung (direk) jarang dan terjadi pada sekitar 1% dari seluruh hernia inguinalis. Enam puluh persen dari hernia inguinalis ada pada sisi kanan, 30% pada sisi kiri, dan 10% bilateral.8c. EtiologiHernia inguinalis umumnya diderita bayi/anak laki-laki (dominan pada bayi prematur). Sebab saluran tempat turunnya buah pelir dari rongga perut ke kantung buah pelir tetap terbuka saat lahir (prosesus vaginalis yang paten). Ukuran lubang (Anulus inguinalis) cukup besar, sehingga sebagian usus bayi bisa turun mengikuti buah pelir membentuk benjolan (kurang-lebih sebesar ibu jari orang dewasa). Kemaluan penderita hernia tipe ini membesar.8d. Faktor Predisposisi91) Prosesus vaginalis yang tetap terbuka 2) Prematuritas3) Peninggian tekanan intra abdomen: batuk kronik, mengejan.4) Penyakit tertentu : Hidrocephalus dengan shunt ventrikulo-peritoneal, disebut-sebut sebagai faktor yang berperan dalam hal timbulnya hernia inguinalis pada bayi dan anak.e. Embriologi dan Patogenesis9Saat pertumbuhan janin laki-laki di rahim sampai dengan siap dilahirkan, testis berkembang di perut dan kemudian bergerak turun ke dalam skrotum melalui daerah yang disebut kanalis inguinalis. Tak lama setelah bayi lahir, kanalis inguinalis menutup, mencegah berpindah kembali ke perut. Jika daerah ini tidak menutup sepenuhnya, sebuah lekukan usus dapat masuk ke dalam kanalis inguinalis melalui area lemah dinding perut bagian bawah, menyebabkan hernia. Walaupun anak perempuan tidak memiliki testis, mereka memiliki kanalis inguinalis, sehingga dapat juga menyebabkan hernia di daerah itu. Mayoritas hernia inguinalis pada bayi dan anak adalah indirek akibat dari menetapnya prosesus vaginalis yang paten. Pada janin, gonad mulai berkembang selama 5 minggu kehamilan, ketika sel benih primodial berpindah dari kantung telur (yolk sac) ke rigi gonad. Gubernakulum ligamentosa terbentuk dan turun pada salah satu sisi abdomen pada kutub inferior gonad dan melekat pada permukaan dalam lipatan labium-skrotum. Selama perjalanan menurunnya, gubernakulum melalui dinding anterior perut pada tempat cincin inguinalis interna dan kanalis inguinalis berikutnya. Prosesus vaginalis merupakan penonjolan divertikulum peritoneum yang terbentuk tepat sebelah ventral gubernakulum dan berherniasi melalui dinding perut dengan gubernakulum ke dalam kanalis inguinalis. peritoneum, turun ke daerah cincin dalam pada sekitar umur kehamilan 28 minggu. Penurunan testis melalui kanalis inguinalis diatur oleh hormon androgen dan faktor mekanis (peningkatan tekanan dalam perut). Testis turun ke dalam skrotum pada umur kehamilan 29 minggu. Setiap testis turun melalui kanalis inguinalis eksterna ke prosesus vaginalis.Ovarium juga turun ke dalam pelvis dari rigi urogenital tetapi tidak keluar dari rongga perut. Bagian kranial gubernakulum berdeferensiasi menjadi ligamentum ovarii, dan bagian inferior gubernakulum menjadi ligamentum teres uteri, yang masuk melalui cincin dalam, ke dalam labia mayora. Prosesus vaginalis pada anak wanita meluas ke dalam labia mayora melalui kanalis inguinalis, yang juga dikenal sebagai kanalis Nuck.Pada bulan ke 8, testis biasanya sudah berada dalam skrotum dan prosesus vaginalis peritonei masih terbuka. Pada bulan ke 9 prosesus vaginalis peritonei akan mengalami regresi sehingga menutup sempurna setinggi batas atas kanalis inguinalis dan hanya tinggal sebagai jaringan fibrotik. Kegagalan sebagian atau seluruh obliterasi atau regresi prosesus vaginalis peritonei mengakibatkan sakus vaginalis tetap terbuka dan merupakan faktor predisposisi terjadinya hernia inguinalis lateralis atau predisposisi terjadinya hidrokel pada bayi dan anak.Hernia inguinalis yang paling sering dijumpai pada bayi dan anak adalah hernia ingunalis lateralis indirek. Hernia ini mempunyai kantong berupa penonjolan sakus vaginalis yang masih terbuka. Hernia ini keluar dari anulus inguinalis internus kemudian ke bawah pada kanalis inguinalis dan menonjol pada anulus inguinalis eksternus di daerah lipat paha. Dari sini dapat menonjol ke bawah sampai ke skrotum.Topografi kanalis inguinalis pada bayi dan anak adalah sama dengan topografi kanalis inguinalis pada orang dewasa. Pada dasarnya kanalis inguinalis adalah bagian dari dinding depan abdomen. Kanalis inguinalis pada anak terutama pada bayi relatif lebih pendek dan terletak antara muskulus oblikus abdominis intrernus dan muskulus oblikus abdominis eksternus. Kanalis inguinalis ini dilewati funikulus spermatikus pada laki-laki dan ligamentum teres uteri pada anak perempuan.Anulus inguinalis internus adalah pintu masuk hernia inguinalis ke dalam kanalis inguinalis dan terletak pada fasia transversa. Anulus inguinalis eksternus terletak subkutan dan terbentuk pada celah antara serabut muskulus oblikus abdominis eksternus. Anulus inguinalis eksternus terletak lebih medial dan kaudal daripada anulus inguinalis internus. Dengan demukian jika terjadi peninggian tekanan intra abdominal maka dinding belakang kanalis inguinalis akan terdorong ke depan berdekatan atau melekat pada dinding depan kanalis inguinalis sehingga menutup dan memperkuat kanalis inguinalis.f. Manifestasi Klinis7,9Hernia inguinalis biasanya tampak sebagai benjolan pada daerah inguinal dan meluas ke depan atau ke dalam skrotum. Kadang-kadang bayi akan datang dengan bengkak skrotum tanpa benjolan sebelumnya pada daerah inguinal. Orangtuanya biasanya sebagai orang pertama yang melihat benjolan ini, yang mungkin muncul hanya saat menangis atau mengejan. Selama tidur atau apabila pada keadaan istirahat atau santai, hernia ini mengurang secara spontan tanpa adanya benjolan atau pembesaran skrotum. Riwayat bengkak pada pangkal paha, labia atau skrotum berulang-ulang yang hilang secara spontan adalah manifestasi klasik untuk hernia inguinalis indirek. Kadang-kadang suatu massa inguinalis akan muncul secara mendadak pada bayi dan akan disertai dengan rewel. Hal ini akan penting untuk membedakan antara hidrokel tali dan hernia inguinalis inkarserata, tetapi hidrokel tali tidak akan disertai dengan gejala obstruksi intestinum seperti perut kembung atau muntah.Gejala khusus muncul berdasarkan berat-ringan hernia: 1) ReponibleBenjolan di daerah lipat paha tampak keluar masuk (kadang-kadang terlihat menonjol, kadang-kadang tidak). Benjolan muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan, dan menghilang saat berbaring. Benjolan ini membedakan hernia dari tumor yang umumnya menetap. Ini adalah tanda yang paling sederhana dan ringan yang bisa dilihat dari hernia eksternal. Bisa dilihat secara kasat mata dan diraba, bagian lipat paha akan terasa besar sebelah. Sedangkan pada bayi wanita, seringkali ditemukan bahwa labianya besar sebelah.2) IrreponibleBenjolan yang ada sudah menetap, baik di lipat paha maupun di daerah pusat. Pada hernia inguinalis, air atau usus atau omentum (penggantungan usus) masuk ke dalam rongga yang terbuka kemudian terjepit dan tidak bisa keluar lagi. Di fase ini, meskipun benjolan sudah lebih menetap tapi belum ada tanda-tanda perubahan klinis pada anak.3) IncarcerataBenjolan sudah semakin menetap karena sudah terjadi sumbatan pada saluran makanan sudah terjadi di bagian tersebut. Tak hanya benjolan, keadaan klinis bayi pun mulai berubah dengan munculnya mual, muntah, perut kembung, tidak bisa buang air besar, dan tidak mau makan.4) StrangulataStrangulata adalah tingkatan hernia yang paling parah karena pembuluh darah sudah terjepit. Selain benjolan dan gejala klinis pada tingkatan incarcerata, gejala lain juga muncul, seperti demam dan dehidrasi. Bila terus didiamkan lama-lama pembuluh darah di daerah tersebut akan mati dan akan terjadi penimbunan racun yang kemudian akan menyebar ke pembuluh darah. Sebagai akibatnya, akan terjadi sepsis yaitu beredarnya kuman dan toxin di dalam darah yang dapat mengancam nyawa si bayi. Sangat mungkin bayi tidak akan bisa tenang karena merasakan nyeri yang luar biasa.g. Pemeriksaan Fisik9Pemeriksaan fisik akan menunjukkan benjolan inguinal pada setinggi cincin interna atau eksterna atau pembengkakan skrotum yang ukurannya dapat berkurang atau berfluktuasi. Daerah inguinalis pertama-tama diperiksa dengan inspeksi, sering benjolan muncul dalam lipat paha dan terlihat cukup jelas. Kemudian jari telunjuk diletakkan disisi lateral kulit skrotum dan dimasukkan sepanjang funikulus spermatikus sampai ujung jari tengah mencapai annulus inguinalis internus. Suatu kantong yang diperjelas dengan batuk biasanya dapat diraba pada titik ini. Jika jari tangan tak dapat melewati annulus inguinalis internus karena adanya massa, maka umumnya diindikasikan adanya hernia. Hernia juga diindikasikan, bila seseorang meraba jaringan yang bergerak turun kedalam kanalis inguinalis sepanjang jari tangan pemeriksa selama batuk.Hernia inguinalis dapat diketahui dengan meletakkan bayi tidur telentang dengan kaki lurus dan tangan di atas kepala. Posisi ini biasanya menyebabkan bayi menangis, menaikkan tekanan di dalam perut, yang kemudian akan menampakkan benjolan di atas tuberkulum pubis (cincin eksterna) atau pembengkakan di dalam skrotum. Anak yang lebih tua dapat diperiksa berdiri, yang juga akan meningkatkan tekanan di dalam perut dan menampakkan hernianya. Testis yang retraksi sering terjadi pada bayi dan anak-anak dan bisa menyerupai hernia inguinalis dengan benjolan di atas cincin eksterna. Karenanya adalah sangat penting meraba testis sebelum palpasi benjolan inguinal. Hal ini akan memungkinkan deferensiasi antara keduanya dan menghindari tindakan bedah yang tidak perlu.Kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ, tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau ovarium. Dengan jari telunjuk atau jari kelingking, pada anak, dapat dicoba mendorong isi hernia dengan menekan kulit skrotum melalui anulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Dalam hal hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam anulus eksternus, pasien diminta mengedan. Kalau ujung jari menyentuh hernia, berarti hernia inguinalis lateralis, dan kalau bagian sisi jari yang menyentuhnya, berarti hernia inguinalis medialis. Isi hernia pada bayi perempuan, yang teraba seperti sebuah massa padat biasanya terdiri atas ovarium.h. Diagnosis8,9Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Benjolan akan membesar jika penderita batuk, membungkuk, menangis atau mengedan. Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang setelah berbaring . Nyeri yang disertai mual atau muntah timbul ketika terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren. Dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak dapat dicoba mendorong isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui anulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Dalam hal hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam anulus eksternus, pasien diminta mengedan. Kalau hernia menyentuh ujung jari, berarti hernia inguinalis lateralis, dan kalau samping jari yang menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis.i. Diagnosis Banding8,91) Hidrocele pada funikulus spermatikus maupun testis.Hal yang membedakan: pasien diminta mengejan bila benjolan adalah hernia maka akan membesar, sedang bila hidrocele benjolan tetap tidak berubah. Bila benjolan terdapat pada skrotum, maka dilakukan pada satu sisi, sedangkan disisi yang berlawanan diperiksa melalui diapanascopy. Bila tampak bening berarti hidrocele (diapanascopy +). Pada hernia: canalis inguinalis teraba usus, fluktuasi positif pada hernia.2) Kriptochismus Testis tidak turun sampai ke skrotum tetapi kemungkinanya hanya sampai kanalis inguinalis.3) Undesensus testis4) Limfadenopati/ limfadenitis inguinal 5) Varises vena saphena magna didaerah lipat paha 6) Lipoma yang menyelubungi funikulus spermatikus (sering dikira sebagai hernia inguinalis medial).j. Penatalaksanaan7,8,9Hernia inguinalis pada bayi dan anak segera dioperasi sesudah diagnosa ditegakkan bila terjadi pada anak dengan keadaan baik. Pada bayi kecil dan prematur dengan hernia inguinalis maka keputusan dilakukannya pembedahan adalah dengan mempertimbangkan risiko anestesi. Dengan perkembangan anestesi, maka risiko pembiusan menjadi sangat kecil. Pembedahan hernia inguinalis lateralis pada anak dapat dikerjakan tanpa rawat inap di rumah sakit. Pemeriksaan fisik, darah rutin, dan urinalisa cukup dikerjakan pada anak sehat. Kalau anak mengidap penyakit lain maka perlu dilakukan evaluasi lanjut. Anestesi umum akan memberikan hasil yang memuaskan, tetapi anestesi lokal dapat pula dikerjakan pada bayi kecil prematur.Teknik operasi terhadap hernia inguinalis pada bayi dan anak yang faktor penyebabnya adalah prosesus vaginalis yang tidak menutup hanya dilakukan herniotomi karena anulus inguinalis internus cukup elastis dan dinding belakang kanalis cukup kuat. Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi. Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulata, kecuali pada pasien anak-anak. Reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan sedikit tekanan perlahan yang tetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak inkarserasi lebih sering terjadi pada umur di bawah dua tahun. Reposisi spontan lebih sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh cincin hernia yang lebih elastis pada anak-anak. Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedatif dan kompres es di atas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil, anak disiapkan untuk operasi pada hari berikutnya. Jika reposisi hernia ini tidak berhasil, dalam waktu enam jam harus dilakukan operasi segera.Terdapat dua prinsip dasar operasi hernia yaitu herniotomi dan herniorafi. Teknik herniorafi dapat dikelompokkan kedalam 4 kategori utama yaitu open anterior repair, open posterior repair, tension-free repair with mesh, dan laparoscopic. 1) Open anterior repairOperasi hernia (teknik Bassini, McVay dan Shouldice) melibatkan pembukaan aponeurosis otot obliquus abdomins ekternus dan membebaskan funikulus spermatikus. fascia transversalis kemudian dibuka, dilakukan inspeksi kanalis spinalis, celah direct dan indirect. Kantung hernia biasanya diligasi dan dasar kanalis spinalis di rekonstruksi.1Komponen utama dari teknik Bassini adalah membelah aponeurosis otot obliquus eksternus di kanalis inguinalis hingga ke cincin eksternal. Kemudian otot kremaster dipisahkan dengan cara reseksi untuk mencari hernia lateral sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk mencari hernia medial. Setelah itu bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis dipisahkan dan dilakukan ligasi kantung hernia seproksimal mungkin. Dinding posterior dilakukan rekonstruksi dengan cara menjahit fascia tranfersalis, otot transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke ligamentum inguinalis lateral.Teknik dalam kelompok ini semuanya menggunakan jahitan permanen untuk mengikat fasia di sekitarnya dan memperbaiki dasar dari kanalis inguinalis, kelemahannya yaitu tegangan yang terjadi akibat jahitan tersebut, selain dapat menimbulkan nyeri juga dapat mengakibatkan terjadinya nekrosis otot yang akan menyebabkan jahitan terlepas dan mengakibatkan kekambuhan.2) Open posterior repairPosterior repair (iliopubic tract repair dan teknik Nyhus) dilakukan dengan membelah lapisan dinding abdomen superior hingga ke cincin luar dan masuk ke ruang preperitoneal. Diseksi kemudian diperdalam kesemua bagian kanalis inguinalis. Perbedaan utama antara teknik ini dan teknik open anterior adalah rekontruksi dilakukan dari bagian dalam. Posterior repair sering digunakan pada hernia dengan kekambuhan karena menghindari jaringan parut dari operasi sebelumnya. Operasi ini biasanya dilakukan dengan anastesi regional atau anastesi umum.3) Tension-free repair with meshPada kelompok ini operasi hernia (teknik Lichtenstein dan Rutkow) menggunakan pendekatan awal yang sama dengan teknik open anterior, tetapi tidak menjahit lapisan fasia untuk memperbaiki defek. Pada teknik ini menempatkan sebuah prostesis, mesh yang tidak diserap. Mesh ini dapat memperbaiki defek hernia tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan di sekitar fasia. Hasil yang baik diperoleh dengan teknik ini dan angka kekambuhan dilaporkan kurang dari 1 persen.4) LaparoscopicOperasi hernia dengan teknik laparoskopi makin populer dalam beberapa tahun terakhir, tetapi juga menimbulkan kontroversi. Pada awal pengembangan teknik ini, hernia diperbaiki dengan menempatkan potongan mesh yang besar di region inguinal diatas peritoneum. Teknik ini ditinggalkan karena potensi obstruksi usus halus dan pembentukan fistel karena paparan usus terhadap mesh.

Saat ini kebanyakan teknik laparoskopi pada herniorafi dilakukan menggunakan salah satu pendekatan transabdominal preperitoneal (TAPP) atau total extraperitoneal (TEP). Pendekatan TAPP dilakukan dengan meletakkan trokar laparoskopi dalam cavum abdomen dan memperbaiki region inguinal dari dalam. Ini memungkinkan mesh diletakkan dan kemudian ditutupi dengan peritoneum. Sedangkan pendekatan TEP adalah prosedur laparoskopi langsung yang mengharuskan masuk ke cavum peritoneal untuk diseksi. Sebagai konsekuensi dari teknik ini adalah usus atau pembuluh darah bisa cedera selama operasi.k. Komplikasi 8Hernia inkarserata terjadi apabila isi kantong hernia tidak dapat kembali ke dalam rongga perut. Organ yang inkarserata biasanya usus, yang disertai denagn tanda dan gejala obstruksi usus seperti muntah, perut kembung, konstipasi, dan adanya batas udara-cairan pada foto rontgen polos perut. Semua bayi dan anak kecil dengan obstruksi usus yang tidak terjelaskan sebabnya harus diperiksa untuk hernia inkarserata yang tidak dikenali. Walaupun usus organ yang paling sering terlibat pada hernia inkarserata, setiap alat di dalam rongga perut dapat menjadi inkarserata, dan pada anak wanita muda organ yang paling sering adalah ovarium. Apabila aliran darah ke dalam organ menjadi berkurang, terjadilah hernia strangulasi, yang merupakan indikasi pasti untuk operasi gawat darurat.Insiden inkarserasi berkisar dari 9-20%, dengan sebagian besar terjadi pada umur tahun pertama. Sekitar setengahnya terjadi pada usia tahun pertama. Insiden inkarserata lebih tinggi pada anak wanita dan bayi prematur dari kedua jenis kelamin. Hernia inkarserta datang dengan massa yang keras, terasa sakit di saluran inguinalis atau skrotum. Anak menjadi rewel, tidak mau makan dan menangis tidak henti-henti. Kulit sekitar massa mungkin edema dan sedikit pucat tetapi biasanya tidak erimatosa atau sangat nyeri, seperti terlihat pada hernia strangulasi.Hernia harus segera dikurangi dan bisa berhasil pada sekitar 95% kasus. Hernia inguinalis inkarserata pada anak tidak biasa membutuhkan opersai gawat darurat. Pengurangan hernia inguinalis dibantu dengan sedasi barbiturat berdaya pendek atau kloralhidrat dan menempatkan penderita pada posisi kepala lebih rendah (Trendelenburg). Bungkusan es tidak digunakan karena menyebabkan nekrosis lemak pada bayi kecil. Jika anak sudah tenang, pengurutan yang lembut isi hernia ke arah cincin luar dan atau dalam bisa dilakukan. Setelah hernia berkurang, operasi elektif harus dilakukan dalam waktu 24-48 jam jika edema sudah berkurang.Anak dengan hernia strangulasi mempunyai tanda sistemik gangguan vaskuler seperti takikardi dan demam, massa di pangkal paha biasanya eritematosa dan sangat halus. Anak ini membutuhkan tindakan operasi segera. Keadaan tersebut sangat jarang terjadi pada kelompok umur pediatri. Angka komplikasi setelah operasi gawat darurat untuk hernia inkarserata atau strangulasi, kira-kira 20 kali angka komplikasi yang terkait dengan prosedur elektif.l.Prognosis 6,9Hasil perbaikan hernia inguinalis pada bayi dan anak sangat baik. Angka komplikasi setelah perbaikan hernia inguinalis pada anak sekitar 2%. Insiden infeksi luka mendekati 1%. Peningkatan insiden kumat ditemukan bila ada riwayat inkarserata atau strangulasi, pada anak dengan penyakit jaringan pengikat, dan penyakit saluran napas kronis, dan bila ada kenaikan tekanan intraabdomen, seperti bayi dengan pirau (shunt) ventrikuloperitoneum. Jejas pada nervus ileoinguinlais atau vas deferens jarang. Gangguan testis ditemukan pada 3-5% anak laki-laki yang datang dengan hernia inkarserata.

2. Hernia Umbilikal5Ketika janin tumbuh dan berkembang selama kehamilan, ada lubang kecil pada otot perut yang memungkinkan tali pusat menghubungkan ibu ke bayi. Sebelum kelahiran, bukaan pada otot perut itu menutup. Kadang-kadang, bukaan itu tidak menutup sepenuhnya, dan masih ada lubang kecil. Jika dinding perut tidak menutup sempurna saat lahir, kala bayi itu menangis terlalu lama maka daerah sekitar pusar tampak membesar dan menonjol. Sebuah lekukan usus dapat bergerak ke dalam lubang diantara otot perut itu dan menyebabkan hernia. Hernia umbilikal sering diderita oleh bayi yang baru lahir. Hernia umbilikalis merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang hanya tertutup peritonium dan kulit. Hernia ini terdapat pada kira-kira 20% bayi dan angka ini lebih tinggi lagi pada bayi prematur. Tidak ada perbedaan angka kejadian antara bayi lelaki dan perempuan.Gejala klinis hernia umbilikalis berupa penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melelui cincin umbilikus akibat peninggian tekanan intraabdomen, biasanya ketika bayi menangis. Hernia umumnya tidak menimbulkan nyeri dan sangat jarang terjadi inkarserasi.Penatalaksanaan hernia umbilikalis, bila cincin hernia kurang dari 2 cm umumnya regresi spontan akan terjadi sebelum bayi berumur enam bulan, kadang cincin baru tertutup setelah satu tahun. Usaha untuk mempercepat penutupan dapat dikerjakan dengan mendekatkan tepi kiri dan kanan, kemudian memancangnya dengan pita perekat (plester) untuk 2-3 minggu. Dapat pula digunakan uang logam yang dipancangkan diumbilikus untuk mencegah penonjolan isi rongga perut. Bila sampai usia satu setengah tahun hernia masih menonjol, umumnya diperlukan koreksi operasi. Pada cincin hernia yang melebihi 2 cm jarang terjadi regresi spontan dan lebih sukar diperoleh penutupan dengan tindakan konservatif.3. Hernia Diafragmatik5Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu lubang pada diafragma. Sebagian usus (dan dapat disertai isi rongga perut lain) masuk ke dalam rongga dada. Akibatnya, bayi baru lahir sering langsung sesak dan biru. Bila ini yang terjadi, perlu penanganan segera. Benjolan tersebut sering terabaikan bagi sebagian orangtua, karena benjolan hernia sering hilang timbul.Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-90% terjadi pada sisi tubuh bagian kiri. Janin tumbuh di uterus ibu sebelum lahir, berbagai sistem organ berkembang dan matur. Diafragma berkembang antara minggu ke-7 sampai 10 minggu kehamilan. Esofagus (saluran yang menghubungkan tenggorokan ke abdomen), abdomen, dan usus juga berkembang pada minggu itu.Pada hernia tipe Bockdalek, diafragma berkembang secara tidak wajar atau usus mungkin terperangkap di rongga dada pada saat diafragma berkembang. Pada hernia tipe Morgagni, otot yang seharusnya berkembang di tengah diafragma tidak berkembang secara wajar.Pada kedua kasus di atas perkembangan diafragma dan saluran pencernaan tidak terjadi secara normal. Hernia difragmatika terjadi karena berbagai faktor, yang berarti banyak faktor baik faktor genetik maupun lingkungan.Lesi ini biasanya terdapat pada distress respirasi berat pada masa neonatus yang disertai dengan anamali sistem organ lain misalnya anamali sistem saraf pusat atresia esofagus, omfalokel dan lain-lain.Pemisahan perkembangan rongga pada dada dan perut disempurnakan dengan menutupnya kanalis pleuropertioneum posteriolateral selam kehamilan minggu kedelapan. Akibat gagalnya kanalis pleuroperikonalis ini menutup merupakan mekanisme terjadinya hernia diafragma. pada neonatus hernia diafragma disebabkan oleh gangguan pembentukan diafragma yang ditandai dengan gejala. Anak sesak nafas terutama kalau tidur datar, dada tampak menonjol tetapi gerakan nafas tidak nyata. Perut kempis dan menunjukkan gambaran skafoit. Post apeks jantung bergeser sehingga kadang-kadang terletak di hemitoraks kanan.

Hernia diafragmatika disebabkan oleh gangguan pembentukan diafragma. Diafragma dibentuk dari 3 unsur yaitu membrane pleuroperitonei, septum transversum dan pertumbuhan dari tepi yang berasal dari otot-otot dinding dada. Gangguan pembentukan itu dapat berupa kegagalan pembentukan seperti diafragma, gangguan fusi ketiga unsure dan gangguan pembentukan seperti pembentukan otot. Pada gangguan pembentukan dan fusi akan terjadi lubang hernia, sedangkan pada gangguan pembentukan otot akan menyebabkan diafragma tipis dan menimbulkan eventerasi. Para ahli belum seluruhnya mengetahui faktor yang berperan dari penyebab hernia diafragmatika, antara faktor lingkungan dan gen yang diturunkan orang tua.Gejalanya berupa: a. Retraksi sela iga dan substernalb. Perut kecil dan cekungc. Suara nafas tidak terdengar pada paru karena terdesak isi perut.d. Bunyi jantung terdengar di daerah yang berlawanan karena terdorong oleh isi perut.e. Terdengar bising usus di daerah dada.f. Gangguan pernafasan yang beratg. Sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen)h. Takipneu (laju pernafasan yang cepat)i. Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama (asimetris)j. Takikardia (denyut jantung yang cepat).Komplikasi yang dapat terjadi: lambung, usus dan bahkan hati dan limpa menonjol melalui hernia. Jika hernianya besar, biasanya paru-paru pada sisi hernia tidak berkembang secara sempurna. Setelah lahir, bayi akan menangis dan bernafas sehingga usus segera terisi oleh udara. Terbentuk massa yang mendorong jantung sehingga menekan paru-paru dan terjadilah sindroma gawat pernafasan. Sedangkan komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita hernia diafragmatika tipe Bockdalek antara lain 20 % mengalami kerusakan kongenital paru-paru dan 5 16 % mengalami kelainan kromosom.Selain komplikasi di atas, ada pula beberapa komplikasi lainnya, yaitu: adanya penurunan jumlah alvieoli dan pembentukan bronkus, bayi mengalami distress respirasi berat dalm usia beberapa jam pertama, mengalami muntah akibat obstuksi usus, kolaps respirasi yang berat dalam 24 jam pertama, tidak ada suara nafas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidayat R, de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005. 2. Shochat Stephen. Hernia Inguinalis. 2000. Dalam : Behrman, Kliegman, Arvin (ed). Ilmu Kesehatan Anak Nelson vol. 2 ed.15. Jakarta. 3. Mantu Nur Farid. Hernia Inguinalis pada Bayi dan Anak. Kuliah Bedah Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2009. 4. Sabiston, Devid C; Buku Ajar Bedah : Sabistons Essential Surgey, Alih Bahasa Petrus Andrianto, Timah I. S; editor, Jonatan Oswan - Jakarta : EGC, 20055. Rhyan. Hernia in Pediatrics. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus /herniainpediatrics.html. Update: jan 11, 20136. Panitia Pelantikan Dokter periode Desember 2008, Penuntun Tindakan Medik Bagi Dokter Umum, F.K UGM, Andi Offsed, Yogyakarta, 2008.7. Schrock, Theodore R, Ilmu Bedah; Handbook of Surgey, Penerjemah Med. Ajidharma dkk, Ed. 7 Jakarta, EGC, 2006.8. Hernia Inguinalis. http://medlinux.blogspot.com/2007/09/hernia-inguinalis.html. Update: N0v 2011. 9. Mantu Nur Farid. Diunduh dari http://www.kalbe. co.id/files/cdk/files/16HerniaInguinalis086.pdf/16HerniaInguinalis086.html. Update: Mei, 2009