hernias i
DESCRIPTION
hernTRANSCRIPT
![Page 1: Hernias i](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022033014/5695d0fb1a28ab9b0294ac08/html5/thumbnails/1.jpg)
HERNIASI OTAK
Dalam cranium, refleksi dural dan tulang-tulang memisahkan otak kepada regio-regio
tertentu. Hernia otak merupakan dislokasi secara mekanik organ otak ke regio yang lain
akibat dari adanya massa, trauma, neoplastik, iskemik ataupun penyebab infeksi. Hernia otak,
juga dikenali sebagai ‘cistern obliteration’, merupakan akibat dari tekanan intracranial yang
terlalu tinggi. Hernia ini terjadi apabila otak menggeser ke beberapa struktur dalam otak.
Otak bisa bergeser ke struktur otak lain seperti falx serebri, tentorium serebella dan bisa
sampai ke dalam lubang foramen magnum pada basis cranii ( tempat lewatnya corda spinalis
dan berhubung dengan otak). Herniasi bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang
menyebabkan efek massa dan peningkatan tekanan intracranial. Hal ini termasuk trauma
otak, stroke, maupun tumor otak. Oleh karena herniasi itu sendiri menyebabkan tekanan yang
tinggi pada struktur otak tertentu, maka ia bersifat fatal. Tindakan pertama yang dilakukan
yaitu menurunkan tekanan intracranial. Herniasi juga bisa terjadi tanpa peningkatan tekanan
intracranial seperti adanya lesi massa yaitu hematoma yang terjadi pada perbatasan
kompartemen otak.
Gambar 1 : Hernia Otak (3)
ETIOLOGI
Hernia otak terjadi apabila ada sesuatu di dalam otak yang mendorong jaringan otak.
Termasuk edema otak akibat dari trauma kapitis. Hernia otak sering disebabkan adanya
tumor dalam otak termasuk tumor otak yang bermetastasis dan tumor otak primer. Selain itu,
hernia otak juga bisa terjadi akibat dari abses otak, adanya perdarahan dalam otak dan
hidrosefalus (akumulasi cairan dalam otak) serta stroke yang menyebabkan edema otak.
Hernia otak sendiri juga sering menyebabkn strok masif. Hal ini menyebabkan suplai darah 1
![Page 2: Hernias i](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022033014/5695d0fb1a28ab9b0294ac08/html5/thumbnails/2.jpg)
yang berkurang pada bagian otak tertentu dan kompresi pada struktur vital yang mengontrol
pernapasan dan sirkulasi. Hal ini akan menyebabkan kematian atau kematian otak. Walau
bagaimanapun penyebab tersering dari hernia otak adalah akibat adanya tekanan massa dalam
otak yang mendorong otak itu sendiri.
KLASIFIKASI
Gambar 7 : Diagram menunjukkan empat tipe herniasi. 1) Hernia singulata dimana otak terjepit di bawah falx serebri. 2) Herniasi batang otak ke caudal. 3) Herniasi uncus dan girus hippocampal ke dalam celah tentorium. 4) Herniasi tonsil serebellar ke dalam foramen magnum.
Terdapat 2 kelompok mayor dari hernia otak; supratentorial dan infratentorial.
Herniasi supratentorial adalah hernia yang terjadi di atas notch tentorium dan infratentorial
pula merupakan hernia yang terjadi di bawahnya. Dalam 2 kelompok besar ini, hernia otak
dinamakan berdasarkan struktur atau lokasi lewatnya dan bergesernya otak; termasuklah
transtentorial, bergeser ke atas, tonsilar, sentral, singulata, dan herniasi transcalvaria.
Herniasi uncal, transtentorial, singulata, dan transcalvaria termasuk dalam kelompok hernia
supratentorium. Transtentorium ke atas dan tosillar termasuk dalam kelompok herniasi
infratentorial.
Herniasi sentral
Pada herniasi sentral (juga dikenali sebagai hernia transtentorial), diensefalon dan
lobus temporal pada kedua-dua hemisfer cerebrii ditekan oleh notch pada tentorium cerebral.
Hernia transtentorium bisa terjadi apabila otak bergeser ke atas maupun ke bawah melewati
batas tentorium yang dikenali sebagai hernia transtentorium asendens dan desendens. Namun
2
![Page 3: Hernias i](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022033014/5695d0fb1a28ab9b0294ac08/html5/thumbnails/3.jpg)
hernia ini bisa menyebabkan robeknya arteri basilar atau nama lainnya arteri paramedian
sehingga berlaku perdarahan yang disebut ‘Duret Hemorrhage’. Herniasi ini selalunya
berakhir dengan kematian. Secara gambaran radiografi, hernia yang mengarah ke bawah
berkarakteristik sebagai obliterasi sisterna suprasellar dari hernia lobus temporal ke dalam
hiatus tentorium dengan kompresi pada pedunkulus cerebral. Hernia yang mengarah ke atas
secara radiografi berkarakteristik sebagai obliterasi sisterna quadrigeminal. Didapatkan
bahwa sindroma hipotensi intracranial adalah sangat mirip dengan hernia transtentorium yang
mengarah ke bawah.
Herniasi Uncal
Pada herniasi uncal, yaitu hernia transtentorium yang sering, bagian paling dalam
pada lobus temporal yaitu uncus bisa sangat terhimpit sehingga melewati tentorium dan
menyebabkan tekanan yang tinggi pada batang otak terutama midbrain. Tentorium
merupakan struktur dalam tengkorak kepala yang terbentuk dari lapisan meningea yaitu dura
mater. Jaringan bisa terkelupas dari korteks cerebral dimana proses ini dinamakan sebagai
dekortikasi. Uncus ini akan menekan nervus kranialis ke-3 yang berfungsi mengontrol input
parasimpatis pada organ mata. Keadaan ini akan mengganggu transmisi neural parasimpatis
sehingga menyebabkan pupil pada mata terkait akan berdilatasi dan gagal untuk berkonstriksi
apabila adanya respon cahaya seperti mana seharusnya. Maka dengan adanya gejala dilatasi
pupil yang tidak berespon dengan cahaya, itu merupakan tanda penting adanya peningkatan
tekanan intracranial. Dilatasi pupil sering diikuti dengan beberapa gejala lain kompresi
nervus kranialis ke-3 yaitu deviasi bola mata kearah atas dan bawah akibat dari hilangnya
innervasi ke semua otot motilitas kecuali otot rektus lateralis yang diinervasikan oleh nervus
kranialis ke-6 dan otot obliqus superior yang diinervasikan oleh nervus kranialis ke-4. Gejala
ini muncul karena fiber esentrik parasimpatik mengelilingi fiber motorik dari nervus kranialis
ke-3 dan makanya ia pertama yang terkompresi. Arteri kranialis juga akan tertekan semasa
herniasi. Kompresi terhadap arteri serebral posterior akan menyebabkan gangguan pada
fungsi penglihatan kontralateral yang dikenali sebagai homonimus kontralateral hemianopia.
Kemudian diikuti dengan symptom yang juga penting yaitu ‘false localizing sign’ yang
berakibat dari kompresi pada krus serebral kontralateral yang mengandung fiber kortikospinal
dan kortikobulbar desendens. Ini diikuti dengan hemiparesis ipsilateral. Berhubung traktus
kortikospinalis secara predominan menginnervasi otot flexor, maka kaki akan terlihat dalam
keadaan ekstensi. Dengan peningkatan tekanan intracranial, postur dekortikasi akan terlihat.
3
![Page 4: Hernias i](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022033014/5695d0fb1a28ab9b0294ac08/html5/thumbnails/4.jpg)
Herniasi tipe ini juga akan menyebabkan kerosakan pada batang otak, yang berefek letargi,
bradikardi, kelainan respiratori dan dilatasi pupil. Herniasi uncal akan berlanjut dengan
herniasi sentral sekiranya tidak ditangani.
Herniasi serebral
Peningkatan tekanan dalam fossa posterior akan menyebabkan serebelum bergeser ke
atas mendorong tentorium kearah atas atau dikenali sebagai herniasi serebral. Midbrain akan
terdorong ke tentorium. Keadaan ini juga akan menyebabkan midbrain terdorong ke bawah.
Herniasi tonsillar
Pada herniasi tonsillar, yang juga dikenali sebagai herniasi serebral kea rah bawah,
tonsil serebral akan bergeser ke bawah masuk ke foramen magnum dan menyebabkan
kompresi pada distal batang otak dan proksimal dari korda spinalis servikal. Peningkatan
tekanan pada batang otak akan menyebabkan disfungsi dari system saraf pusat yang berperan
dalam mengontrol fungsi respiratori dan fungsi jantung.
Herniasi tonsillar juga dikenali sebagai malformasi Chiari, atau Malformasi Arnold
Chiari (ACM). Sekurang-kurangnya terdapat tiga tipe malformasi Chiari yang ditemukan
yang mana masing-masing menimbulkan proses penyakit yang berbeda dengan symptom dan
prognosis yang berbeda. Kondisi ini bisa ditemukan dengan adanya pasien yang bersifat
asimptomatik dan ada pula yang bersifat berat sehingga mengancam nyawa. Makanya hernia
ini lebih sering didiagnosa berdasarkan gambaran radiologi dari pemeriksaan MRI kepala.
Ektopik Serebral merupakan suatu istilah yang digunakan oleh ahli radiologi untuk
mendiskripsikan tonsil serebral namun tidak secara khusus mendiskripsikan suatu malformasi
Chiari. Menurut definisi malformasi Chiari terdahulu menyatakan bahwa adanya gambaran
radiologi tonsillar serebral dengan penonjolan pada terdorongnya jaringan masuk ke dalam
foramen magnum sekurang-kurangnya 5mm di bawah foramen magnum. Namun beberapa
kasus melaporkan bahwa ada pasien yang dating hanya dengan symptom malformasi Chiari
tanpa gambaran radiografi herniasi tonsillar. Pasien-pasien ini didiagnosa dengan ‘Chiari type
0’.
4
![Page 5: Hernias i](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022033014/5695d0fb1a28ab9b0294ac08/html5/thumbnails/5.jpg)
Gambar 8: Foto MRI yang menunjukkan cedera otak akibat dari hernia otak.
Terdapat beberapa penyebab yang dihubungkan dengan kejadian herniasi tipe ini.
Antaranya berupa korda spinalis yang menonjol, filum terminalis yang menyempit secara
mendadak (menarik turun batang otak dan struktur disekitarnya), penurunan atau malformasi
dari fossa posterior (bagian caudal dan dorsal dari tengkorak) sehingga tidak memberikan
ruang yang cukup untuk serebelum, hidrosefalus atau volume cairan serebrospinal yang tidak
normal sehingga mendorong tonsil keluar. Kelainan jaringan ikat seperti Sindroma Ehlers
Danlos, juga merupakan antara factor penyebab.
Untuk evaluasi herniasi tonsillar yang lebih lanjut, pemeriksaan CINE flow
digunakan. Pemeriksaan MRI tipe ini memeriksa pengaliran cairan serebrospinal pada sendi
kranio-servikal. Bagi pasien yang dating dengan symptom hernia dimana dirasakan
berkurang pada posisi supine dan memburuk pada posisi berdiri, maka pemeriksaan MRI ini
haruslah dilakukan dalam posisi berdiri.
Herniasi Singulata
Pada herniasi singulata atau subfalcine, yaitu hernia yang paling sering, bagian paling
dalam pada lobus frontalis akan terdorong ke falx serebri. Hernia singulata bisa terjadi
apabila salah satu dari hemisfer membengkak dan menolak girus singulata kearah falx
serebri. Walaupun keadaan ini tidak terlalu menekan batang otak seperti tipe-tipe hernia yang
lain, namun bisa memberikan efek pada pembuluh darah yang berdekatan dengan lobus
5
![Page 6: Hernias i](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022033014/5695d0fb1a28ab9b0294ac08/html5/thumbnails/6.jpg)
frontalis tempat trauma yaitu arteri serebral anterior atau bisa berprogresif ke hernia sentral.
Kesan terhadap pembuluh darah akan menyebabkan peningkatan tekanan intracranial yang
berbahaya sehingga bisa memburuk membentuk herniasi yang lebih berat. Gejala khas pada
hernia singulata tidak jelas. Namun seperti yang terjadi pada hernia uncal, hernia singulata
juga akan menyebabkan kelainan pada postur tubuh dan koma. Hernia singulata dipercayai
sering menjadi precursor terhadap tipe hernia yang lain.
Hernia Transcalvarial
Pada hernia transcalvarial, otak akan tertekan pada daerah fraktur atau bekas operasi.
Hernia ini juga dikenali sebagai hernia eksternal di mana ia terjadi sewaktu kranektomi atau
pada apa saja operasi yang melibatkan pengangkatan bagian tertentu tengkorak.
PATOFISIOLOGI
Herniasi transtentorial
Herniasi transtentorial merupakan pergeseran otak dari lokasi yang sebenarnya kearah
bawah maupun atas melewati tentorium pada batas insisura. Herniasi transtentorial desendens
terjadi apabila otak yang terletak supratentorial berherniasi kearah bawah dari batas insisura.
Manakala herniasi transtentorial asendens terjadi apabila otak yang terletak infratentorial
berherniasi ke atas dari insisura.
Hernia transtentorial desendens lebih sering terjadi dibanding dengan asendens dan
termasuk dalam kelompok hernia uncal.Efek massa dalam serebrum mendorong otak pada
supratentorial melewati insisura; dislokasi ini menyebabkan timbulnya gejala neurologik
seperti yang akan dibahaskan.
Hernia transtentorial asendens selalunya disebabkan adanya tumor pada fossa
posterior sehingga mendorong otak yang terletak di infratentorial kea rah insisura. Akibatnya
terjadilah distorsi midbrain, penekanan pada lempeng quadrigeminal posterior dan
penyempitan sisterna ambient bilateral. Hematoma ekstra-axial dan intra-axial pada fossa
posterior adalah penyebab yang paling jarang.
Herniasi Subfalcine/Singulata
Herniasi subfalcine terjadi apabila otak terdorong di bawah falx serebri akibat dari
massa.
6
![Page 7: Hernias i](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022033014/5695d0fb1a28ab9b0294ac08/html5/thumbnails/7.jpg)
Gambar 9 : Kejadian hernia tentorial dan singulata.
Herniasi Foramen Magnum/Tonsillar
Herniasi foramen magnum terjadi apabila otak yang terletak di infratentorial
terdorong ke foramen magnum akibat dari massa.
Herniasi Sphenoid/Alar
Herniasi Sphenoid atau alar terjadi akibat dari otak yang terletak supratentorial
tergelincir secara anterior maupun posterior di atas tulang sphenoid. Herniasi anterior terjadi
apabila lobus temporal mengalami herniasi secara anterior maupun superior di atas tulang
sphenoid. Manakala herniasi posterior terjadi apabila lobus frontalis berherniasi secara
posterior dan inferior di atas tulang sphenoid.
Herniasi Ekstrakranial
Herniais ekstrakranial terjadi apabila otak mengalami dislokasi akibat dari defek pada
cranium.
TANDA DAN GEJALA
Gambar 5: Postur dekortikasi dengan siku, pergelangan tangan dan jari dalam keadaan flexi serta kaki yang
ekstensi dan berotasi kearah medial.
7
![Page 8: Hernias i](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022033014/5695d0fb1a28ab9b0294ac08/html5/thumbnails/8.jpg)
Tanda yang sering pada hernia otak adalah postur tubuh yang abnormal dengan
karakteristik posisi ekstremitas bawah yang menjadi tanda khas terjadinya kerosakan otak
yang berat. Pasien ini akan mengalami penurunan kesadaran dengan ‘Glasgow Coma Scale’
antara 3 sampai 5. Satu atau kedua-dua pupil akan berdilatasi dan reflex cahaya negative atau
tidak berespon terhadap cahaya.
Pada pemeriksaan neurologi, didapatkan penurunan derajat kesadaran. Tergantung
dari beratnya herniasi, gangguan pada satu atau beberapa refleks batang otak serta fungsi
dari nervus kranialis bias terjadi. Pasien juga akan menunjukkan ketidak mampuan untuk
bernapas secara konsisten dan didapatkan denyut jantung yang irreguler.
Herniasi transtentorial
Herniasi transtentorial desendens akan menyebabkan symptom yang bervariasi.
Kompresi terhadap nervus kranialis ke-3 ipsilateral akan menyebabkan dilatasi pupil
ipsilateral dan pergerakan ekstraokuler yang abnormal. Kompresi traktus kortikospinal
ipsilateral pada batang otak akan menyebabkan hemiparesis kontralateral karena traktus
menyilang pada batas medulla. Hemiparesis ipsilateral juag bisa terjadi apbila terdapat massa
yang cukup besar sehingga menekan pedunkulus serebral kontralateral kea rah insisura.
Komplikasi lain termasuklah terjadinya infark pada lobus occipitalis baik unilateral
maupun bilateral akibat dari penekanan terhadap arteri serebral posterior. Perdarahan batang
otak juga antara komplikasi lain yang timbul akibat dari penekanan pada daerah pembuluh
darah sehingga menyebabkan perforasi. Kompresi pada midbrain bisa berkomplikasi ke
hidrosefalus.
Herniasi Trantentorial Asendens.
Herniasi transtentorial asendens akan menyebabkan kompresi pada batang otak yang
akan menimbulkan symptom berupa mual, muntah yang mana bisa berprogressif sampai
koma sekiranya terjadi kerosakan yang mendadak pada intracranial. Pertumbuhan massa
yang perlahan pada fossa posterior akan menyebabkan perubahan pada anatomy intracranial
secara perlahan. Namun ini bukanlah termasuk kasus gawat darurat.
Herniasi Subfalkin/Singulata
Herniasi subfalkin tidak selalu menunjukkan gejala klinis yang berat. Tipe herniasi ini
akan menimbulkan gejala klinis seperti nyeri kepala, dan bisa berlanjut menjadi kelemahan
8
![Page 9: Hernias i](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022033014/5695d0fb1a28ab9b0294ac08/html5/thumbnails/9.jpg)
pada tungkai bawah yang kontralateral atau gejala infark pada lobus frontalis akibat dari
penekanan pada arteri serebral anterior.
Herniasi Foramen Magnum/Tonsillar
Penekanan yang mendadak pada batang otak akan menyebabkan kecacatan dan
kematian. Walau bagaimanapun pasien yang dating dengan malformasi Arnold-Chiari 1 akan
menunujukkan gambaran symptom yang lebih sedikit dan bisa dengan gambaran disethesia
pada ekstremitas dengan fleksi servikal. Gambaran ini dikenali sebagai fenomena Lhermitte.
Herniasi Sphenoid/Alar
Gejala klinis dari herniasi ini adalah sangat minimal dan walaupun tipe hernia ini
adalah yang paling sering terjadi, namun pasien sering datang dengan disertai tipe herniasi
yang lain.
Herniasi Ekstrakranial
Hernia ini sering didapatkan post trauma dan operasi. Region otak yang mengalami
herniasi sering akan menjadi iskemik dan seterusnya infark.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang untuk herniasi transtentorial, ‘computed tomography
scanning’ (CT scan) atau ‘magnetic resonance imaging’ (MRI) adalah sangat berperan untuk
evaluasi penyakit. MRI akan memberikan gambaran mengikut potongan aksial, sagital dan
koronal. Bagi herniasi subfalkin/singulata pula, pemeriksaan CT scan maupun MRI kedua-
duanya sangat membantu dalam mengevaluasi penyakit. Herniasi foramen magnum/tonsillar,
MRI merupakan pilihan terbaik oleh karena pemeriksaan ini memberikan gambaran potongan
sagital dan koronal. Namun begitu, oleh karena pasien yang dating kebanyakannya bersifat
akut, maka pemeriksaan CT scan potongan aksial juga bisa membantu dalam mendiagnosa
penyakit.Pada herniasi sphenoid/alar, pemeriksaan MRI bisa memberikan gambaran terbaik
tempat kelainan berdasarkan foto pada potongan parasagital. Namun begitu baik MRI
maupun CT scan bisa menunjukkan gambaran terdorongnya arteri serebral mediana
ipsilateral yang mana merupakan tanda tidak langsung suatu herniasi sphenoid. Untuk
herniasi ekstrakranial, MRI maupun CT scan adalah pilihan terbaik.
9
![Page 10: Hernias i](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022033014/5695d0fb1a28ab9b0294ac08/html5/thumbnails/10.jpg)
Gambaran radiologi pada herniasi transtentorial desendens termasuklah perluasan
sisterna ambient ipsilateral dan sisterna prepontin ipsilateral. Hujung temporal kontralateral
juga mengalami perluasan. Penemuan ini adalah bersifat ipsilateral, ventrikel lateralis
terkompresi dengan dilatasi subsequent pada ventrikel kontralateral untuk mengekalkan
volume yang sama. Perluasan sisterna ipsilateral terjadi karena letaknya inferior batang otak
yang begitu dekat dengan korda spinalis sehingga menunjukkan struktur yang rigid pada foto
CT scan potongan koronal.
Gambar 6: Perdarahan intraventrikuler bilateral dan dilatasi ventrikel
Sisterna ipsilateral melebar oleh disebabkan batang otak terletak di inferior
berdekatan dengan korda spinalis membentukstruktur rigid yang panjang seperti yang
digambarkan pada foto CT scan potongan koronal. Massa pada foto sebelah kanan
menyebabkan pelebaran sisterna ipsilateral. Apabila otak supratentorial terdorong ke kanan,
maka semua aspek yang terdapatdi superior otak tengah (midbrain) dankordaspinalis juga
akan terdorong ke kanan. Hal ini akan menyempitkan sisterna kontralateral dan menyebabkan
pelebaran sisterna ipsilateral pada anterolateral batang otak.
PENATALAKSANAAN
Hernia otak merupakan suatu kasus gawat darurat. Penanganan utama haruslah
menyelamatkan nyawa pasien. Untuk mencegah dari terjadinya kekambuhan dari hernia otak,
maka penanganan haruslah bertujuan untuk menurunkan peningkatan tekanan intrkranial dan
menurunkan edema otak. Hal ini dapat ditangani dengan cara berikut:
10
![Page 11: Hernias i](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022033014/5695d0fb1a28ab9b0294ac08/html5/thumbnails/11.jpg)
Kortikosteroid seperti deksametason, terutama untuk menurunkan udem otak.
Mannitol atau pemberian diuretik yang lain.
Drainase pada otak dengan tujuan untuk mengeluarkan cairan berlebihan dari
otak, terutama pada kasus obstruksi mekanikal yag menyebabkan hernia.
Pengaliran darah keluar pada kasus perdarahan masif yang menyebabkan
herniasi, walaupun prognosis pada kasus begini jelek.
Pemasangan intubasi endotrakeal dan pemasangan ventilasi untuk
menurunkan kadar karbon dioksida dalam darah.
Operasi dengan mengangkat massa tumor yang menyebabkan peningkatan
tekanan intrakranial atau drain kateter ventrikuler eksterna dengan tujuan
untuk pengaliran LCS keluar pada kasus akut atau dengan cara VP-shunt
Pungsi lumbar adalah suatu kontraindikasi sekiranya curiga adanya kelainan
massa yang menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial.
PROGNOSIS
Sekiranya hernia otak terjadi pada daerah lobus temporalis atau serebellum, maka
prognosisnya adalah jelek yaitu kematian. Namun pada hernia otak di daerah lain
memberikan prognosis yang berbagai tergantung derajat beratnya dan penyebab hernia.
KOMPLIKASI
Gangguan neurologi yang persisten
Kematian otak
PENCEGAHAN
Penanganan segera terhadap peningkatan tekanan intracranial dan faktor penyebab
lain bias mengurangi risiko terjadinya hernia otak. Mengenali lebih awal peningkatan tekanan
intracranial melalui gejala klinis dan gambaran radiografi adalah sangat penting untuk
langkah pencegahan terjadinya herniasi.
Gejala klinis dan tanda-tanda dari peningkatan tekanan intracranial akut termasuk
nyeri kepala, muntah, distorsi penglihatan, hilangnya reflek sensoris, disfungsi pupil,
11
![Page 12: Hernias i](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022033014/5695d0fb1a28ab9b0294ac08/html5/thumbnails/12.jpg)
hipertensi, bradikardi, postur tubuh yang fleksi atau ekstensi dan lain-lain. Edema papilla
tidak terjadi pada peningkatan tekanan intracranial akut.
Apabila curiga terjadinya hipertensi intracranial, maka langkah pertama yang
dilakukan adalah pemeriksaan CT scan kepala untuk mengetahui derajat peningkatan tekanan
intracranial serta penyebabnya. Beberapa area pada foto CT scan kepala harus diteliti untuk
mendeteksi adanya hipertensi intracranial serta derajat keparahannya. Area-area tersebut
berupa:
Prominen sulkus/girus
Ukuran ventrikel lateralis
Sisterna suprasellar
Sisterna quadrigeminal
I) Prominen sulkus/girus
Apabila terjadi peningkatan tekanan intrakranial, korteks serebri akan terdorong
mendekati kalvarium.Makanya sulkus dan girus tidak terlihat pada foto CT scan. Ruang
antara korteks dan kalvarium juga akan berkurang dengan peningkatan tekanan intrakranial.
Gambar 7 : Sulkus dan girus menghilang
Foto CT scan sebelah kiri menunjukkan sulkus dan girus terlihat normal.
Disebabkan oleh peningkatan tekanan intracranial, kortks serebri terdorong ke kalvarium
sehingga ruang pada sulkus dan girus terlihat menyempit. Korteks dan kalvarium juga terlihat
seakan-akan menyatu.
. Namun begitu, gambaran sulkus/girus ini tidak bisa dijadikan patokan utama. Pada
beberapa kasus seperti hidrosefalus eksterna atau efusi subdural kronik, akumulasi cairan
12
![Page 13: Hernias i](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022033014/5695d0fb1a28ab9b0294ac08/html5/thumbnails/13.jpg)
telah menutupi seluruh permukaan korteks. Ruang cairan antara korteks dan kalvarium juga
terlihat meningkat sehingga sulkus/girus terlihat prominen.
.
Gambar 8: Sulkus/girus terlihat prominen
Gambar di atas adalah hematoma ekstra aksial fokal. Terlihat sulkus /girus
prominen akibat dari perdarahan intrakranial.
II) Ukuran Ventrikel Lateralis
Pada hidrosefalus akut, akibat dari obstruksi pada pengaliran cairan serebrospinalis,
ventrikel lateralis terlihat melebar. Seperti pada kasus perdarahan intraventrikel akut,
ventrikel lateralis juga terlihat melebar.
Gambar 9: Pelebaran ventrikel lateralis bilateral akibat dari perdarahan intraventrikel akut. (10)
13
![Page 14: Hernias i](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022033014/5695d0fb1a28ab9b0294ac08/html5/thumbnails/14.jpg)
Pada penyebab hipertensi intrakranial yang lain, ventrikel lateralis akan terkompresi
atau obliterasi akibat dari peningkatan tekanan dalam kompartemen lain selain ventrikel
lateralis. Hal ini trjadi pada kasus edema serebral generalisata, hematoma subdural dan
hematoma subdural.
Gambar 10: Perdarahan subarachnoid. Ventrikel terlihat menyempit akibat dari edema serebral dan perdarah akut menyebabkan hipertensi intracranial.
III) Perbedaan pada Substansi Grisea dan Alba
Ini merupakan tanda yang sering pada edema serebral yang menyebabkan
peningkatan tekanan intrakranial.
Gambar 11 : Tampak perbedaan yang kurang jelas antara substansia alba an grisea
14
![Page 15: Hernias i](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022033014/5695d0fb1a28ab9b0294ac08/html5/thumbnails/15.jpg)
Gambar 12 : Tampak perbedaan yang kurang jelas antara substansia alba an grisea
IV) Sisterna suprasellar
Sisterna suprasellar merupakan rongga yang berisi cairan dan terletak di atas sella
tursika. Ia mengandung sirkel Willis dan kiasma optik. Pada foto CT scan, terlihat gambaran
bentuk bintang. Hujung atas bintang pada posisi anterior dibentuk oleh fissura interhemisferik
antara dua lobus frontalis. Border posterior terbentuk dari pons dan pedunkulus serebral.
Gambar 13: struktur anatomi dari sisterna suprasellar
S – sisterna suprasellar Po - pons P – pedunkulus serebral (midbrain) M - medulla C - quadrigeminal plate (superior and inferior colliculi) V – ventrikel quartener Q – sisterna quadrigeminal
Ventrikel keempat dan ketiga dihubungkan oleh aquaduktus serebral yang mana
salurannya sangat kecil sehingga tidak terlihat pada foto CT scan.
15
![Page 16: Hernias i](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022033014/5695d0fb1a28ab9b0294ac08/html5/thumbnails/16.jpg)
Gambar 14: Sisterna suprasellar terisi oleh jaringan otak yang terdorong akibat peningkatan tekanan intrakranial
Pada peningkatan tekanan intracranial, rongga sisterna suprasellar terkompresi.
Rongga tersebut bisa terlihat, namun pada kasus hipertensi intrakranial yang berat, sisterna
ini akan mengalami obliterasi akibat dari pengisian jaringan otak yang seharusnya
membentuk sisterna suprasellar itu sendiri. Tergantung dari penyebab hipertensi intrakranial,
sisterna suprasellar bisa obliterasi secara total atau peningkatan tekanan intrakranial yang
berat. Pada lesi fokal, jaringan otak akan mengisi hanya pada satu bagian di sisterna
suprasellar. Pada herniasi uncal unilateral, awalnya bagian uncus pada lobus temporal akan
terdorong masuk kedalam sisterna suprasellar.
V) Sisterna quadrigeminal
Juga dikenali sebagai plat sisterna quadrigeminal yang mana merupakan suatu
rongga yang berisi cairan dan terletak pada bagian atas dari ventrikel keempat.
Gambar 15: Sisterna quadrigeminal 16
![Page 17: Hernias i](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022033014/5695d0fb1a28ab9b0294ac08/html5/thumbnails/17.jpg)
Gambar yang di sebelah kanan menunjukkan sisterna quadrigeminal (anak panah
hitam). Dengan gambaran “baby bottom”, itu merupakan batas anterior. Apabila terjadi
peningkatan tekanan intrakranial, ruang pada sisterna quadrigeminal akan terkompresi atau
mengalami obliterasi.
17