hetna proposal revisi
DESCRIPTION
HEYNATRANSCRIPT
Usulan Penelitian
ANALISIS LIKUIDITAS PADA BANK PEMBANGUNAN
DAERAH KALIMANTAN TIMUR di SAMARINDA
OlehHetna Darma
04610212
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANGFAKULTAS EKONOMI
MEI 2008
Usulan Penelitian
ANALISIS LIKUIDITAS PADA BANK PEMBANGUNAN
DAERAH KALIMANTAN TIMUR di SAMARINDA
Untuk Menyusun Skripsi Dalam Pencapaian Gelar Sarjana Ekonomi
OlehHetna Darma
04610212
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANGFAKULTAS EKONOMI
MEI 2008
Usulan Penelitian
ANALISIS LIKUIDITAS PADA BANK PEMBANGUNAN
DAERAH KALIMANTAN TIMUR di SAMARINDA
OlehHetna Darma
04610212
Diterima dan disyahkan pada tanggal :……………….
Pembimbing:
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Warsono, M.M. Drs. M. Jihadi, M. Si.
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan
ANALISIS LIKUIDITAS PADA BANK PEMBANGUNANDAERAH KALIMANATAN TIMUR di SAMARINDA
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan Perekonomian suatu Negara ditentukan oleh banyak
faktor. Salah satunya adalah sector perbankan yang memiliki fungsi pokok
sebagai lembaga penghimpunan dana masyarakat (Kuncoro,2002:539). Setiap
perusahaan di dalam menjalankan usahanya selalu memerlukan modal kerja
yang cukup untuk menjaga kelancaran usahanya, untuk membeli bahan baku,
membayar gaji dan upah, biaya produksi, biaya administrasi dan umum
tergantung pada modal kerja yang dimiliki perusahaan. Dana yang telah
dikeluarkan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan diharapkan dapat
kembali dalam waktu relative singkat dan memberikan keuntungan bagi
perushaan.
Dana pada perusahaan perbankan yang terbesar digunakan adalah
untuk kredit yang diberikan kepada nasabah. Periode perputaran setiap
elememn modal kerja antara satu dengan yang lainnya tidak sama. Semakin
cepat perputaraan elemen modal kerja dalam setiep periode berarti semakin
efisien perusahaan di dalam menggunakan dana. Tujuan dari manejemen
modal kerja itu sendiri adalah untuk mengelola masing-masing elemen modal
kerja sehingga jumlah net working capital yang diinginkan tetap dapat
dipertahankan dan perusahaan akan semakin likuid yaitu perusahaan mampu
untuk membayar kewajiban- kewajiban jatuh tempo.(www.google.com)
1
Perusahaan perbankan membutuhkan modal kerja yang cukup
sehingga harus memiliki sumber pendanaan yang baik. Hal tersebut
mendorong perusahaan mengantisipasi kebutuhan modal kerja guna
meningkatkan nilai atau kelancaran aktiva bank dalam menentukan tingkat
kebutuhan aka besarnya modal kerja, karena modal kerja yang cukup
memungkinkan perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin.
Bank yang mampu mempetahankan tingkat modal kerja yang tinggi maka hal
itu akan berpengaruh terhadap likuiditas bank, yaitu bank untuk memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh tempo (www.google.com).
Likuiditas merupakan kemampuan manajemen bank dalam
menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi kewajibannya setiap saat
(Taswan, 2006). Dalam kewajiban di atas termasuk penarikan yang tidak
dapat diduga seperti commitmen loan maupun penarikan-penarikan tidak
terduga lainnya. Sebagai lembaga kepercayaan bagi masyarakat maka bank
harus bisa mengelola likuiditas secara baik terutama ditunjukan untuk
memeperkecil risiko likuiditas yang disebabkan oleh adanya kekurangan,
dalam mengelola likuiditas selalu akan terjadi benturan kepentingan antara
keputusan untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan pendapatan.
Bank yang selalu berhati-hati dalam menjaga likuiditas akan
cenderung memelihara alat likuiditasnya yang relatif lebih besar dari yang
diperlukannya dengan maksud untuk menghindari kesulitan likuiditas, namun
disisi lain bank juga dihadapkan pada biaya yang besar berkaitan dengan
pemeliharaan alat likuiditas yang berlebihan.
2
Dana yang menganggur mengakibatkan biaya yang dikeluarkan oleh
bank lebih besar dari penerimaan yang didapat dari penerimaan bunga untuk
kredit yang diberikan kepada nasabah. Contoh yang lainnya Pada saat suatu
perusahaan akan menarik dana yang dibutuhkan, haruslah diketahui lebih
dahulu untuk berapa lama dana itu akan dipergunakan didalam perusahaan.
Penarikan dana yang dibutuhkan didasarkan kepada ketentuan bahwa dana
yang dibutuhkan itu hendaknya ditarik untuk jangka waktu yang sesuai
dengan penggunaan dana tersebut didalam perusahaan atau jangka waktu
terikatnya dana dalam aktiva yang akan dibiayai dengan dana tersebut. Sebab
dari itu perlu adanya pemenuhan kebutuhan dana dalam setiap perusahaan.
Pemenuhan kebutuhan dana sendiri dapat dibedakan antara cara
pemenuhan kebutuhan dana sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-
masing aktiva yang akan dibiayai dan cara pemenuhan kebutuhan dana secara
keseluruhan dengan memandang kebutuhan sebagai satu kesatuan atau satu
kelompok. Adapun setiap dana yang digunakan dalam suatu perusahaan
adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan (Veitzhal, 2007).
Pendapatan pada sisi pasiva harus mampu memenuhi kewajiban
kepada nasabah setiap simpanan mereka yang ada di bank, di tarik pada sisi
aktiva bank harus menyanggupi pencairan kredit yang telah diperjanjikan.
Supaya bank tidak terjadi kelebihan atau kekurangan dana bank perlu
mengatur dananya secara terencana dan tepat karena efek kelebihan maupun
kekurangan dana kedua-duanya tidak menguntungkan bagi bank.
Keberhasilan bank dalam manajemen likuiditas dapat diketahui pada:
3
1. Kemampuan memprediksi kebutuhan dana diwaktu yang akan datang
2. Kemampuan untuk memenuhi permintaan akan cash dengan menukarkan
harta lancarnya
3. Kemampuan memperoleh cash secara mudah dengan biaya yang sedikit,
4. Kemapuan pendapatan pergerakan cash in dan cash out dana
5. Kemampuan untuk memenuhi kewajibannya tanpa harus mencairkan
aktiva tetap apapun kedalam cash.
Melalui pengelolaan likuiditas yang baik bank dapat memberikan
keyakinan kepada para penyimpan dana bahwa mereka dapat menarik
dananya sewaktu-waktu pada saat jatuh tempo, untuk itulah analisis likuiditas
sangat penting dan bank harus dapat mempertahankan likuiditasnya.
Bank Pembangunan Daerah Kaltim (BPD KALTIM) merupakan salah
satu perusahaan Daerah (BUMD) milik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten atau Kota se- Kaltim, yang meneyediakan layanan jasa perbankan
sebagaimana bank Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum Swasta
Nasional lainnya. Dengan visinya sebagai bank sehat, kuat, efisien, dan
dipercaya, Bank BPD Kaltim berusaha memaksimalkan melaksanakan
misinya; meneyediakan produk dan jasa perbankan yang dinamis dan
berkesinambungan. Sejalan waktu BPD kaltim makin berkembang. Sejumlah
sector usaha mulai dilirik untuk digarap. Namun hukum payung yang ada,
membatasi ruang gerak BPD kaltim untuk berkembang dinamis.
(www.bpdkaltim.go.id)
4
Antisipasi pun dilakukan pemilik yaitu Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten atau Kota se- Kaltim, yang mengusulkan kembali
perubahan perda No. 02 Tahun 2002 tentang Bank Pembangunan Daerah
Kaltim. Tanggal 26 April 2006. lahirlah perda Perda Nomor 02 Tahun 2006
tentang perubahan Pertama Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur
Nomor 02 Tahun 2002 tentang Bank Pembangunan Daerah Kalimantan
Timur.
BPD Kaltim mendapatkan sumber dana dari masyararakat dalam
bentuk simpanan berupa Giro, Deposito, dan Tabungan pada tahun 2003
sampai dengan 2007, selain itu BPD juga memiliki kredit yang terditi dari
Modal Kerja, Investasi, dan Konsumsi dimana dapat dilihat pada table 1
menunjukkan apakah dari ketujuh pos-pos tersebut terjadi kenaikan atau
penurunan.
Tabel 1 Sumber dana dari masyarakat dalam bentuk simpananDalam Rupiah
Keterangan 2003 2004 2005 2006 2007Giro 2.054.331 1.775.025 3.737.774 6.217.122 6.745.618Deposito 313.197 2.319.082 2.319.082 3.582.029 3.211.743Tabungan 1.082.618 1.014.715 919.144 1.192.380 1.525.899Keterangan 2003 2004 2005 2006 2007Modal Kerja 494.663 612.610 630.141 967.125 1.322.512Investasi 193.018 176.115 240.433 291.123 575.878Konsumsi 611.094 780.956 729.960 709. 537 869.454Total Asset 6.423.377 5.906.452 12.045.811 19.930.805 21.113.296
Sumber: www. bpdkaltim.go.id
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh
bagaimana tentang likuiditas pada Bank Pembangunan Daerah (BPD)
5
Kalimantan Timur, guna melihat tingkat efisiensi dari keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi bank tersebut dalam
menghasilkan laba, yang kemudian digunakan oleh bank sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan dimasa yang akan datang.
Penggunaan dana Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kalimantan Timur
digunakan dengan memberikan kredit kepada masyarakat seperti kredit
investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif.
Dari alasan-alasan yang telah penulis kemukakan diatas dan untuk
melihat sejauh mana tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh Bank
Pembangunan Daerah (BPD) Kalimantan Timur, maka dalam penyusunan
skripsi ini penulis memilih judul: “Analisis Likuiditas Pada Bank
Pembangunan Daerah Kalimantan Timur di Samarinda”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka masalah yang akan dirumuskan
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah yang mempengaruhi tingkat likuiditas pada Bank
Pembangunan Daerah Kaltim di Samarinda ?
2. Bagaimana cara mempertahankan tingkat likuiditas pada Bank
Pembangunan Daerah Kaltim di Samarinda ?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka perlu
dilakukan pembatasan masalah agar hasil penelitian dapat memberikan
6
pemahaman yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan agar penelitian
ini tidak meluas dan lebih terarah maka si peneliti membatasi pada bagaimana
tingkat likuiditas Bank Pembangunan Daerah Kaltim dapat dilihat dari lima
analisis rasio keuangan.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui:
a. Penilaian dan pengukuran tingkat likuiditas pada
Bank Pembangunan Daerah Kaltim di Samarinda.
b. upaya-upaya bank dalam mempertahankan tingkat
likuiditasnya.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Manajemen Bank BPD Kaltim
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan
yang bersifat keuangan. Selain itu kegunaannya ialah sebagai bahan
informasi dan masukan bagi pimpinan perusahaan atau bank dalam
rangka pengambilan langkah-langkah kebijaksanaan pada waktu
mendatang.
7
b. Bagi Pemerintah Kaltim
Memberikan gambaran tentang kinerja keuangan perbankan Indonesia
sehingga dihadapkan sebagai paham pertimbangan dalam pengambilan
keputusan berinvestasi dan pemberian kredit disektor perbankan.
c. Bagi Nasabah BPD Kaltim
Dengan lebih memahami factor-faktor apa saja yang mempengaruhi
tingkat kesehatan umum, maka dapat digunakan sebagai dasar dalam
memilih bank yang sehat dan bank yang dapat memenuhi
kewajibannya terhadap nasabah pada situasi sulit pada saat sekarang
ini maupun masa yang akan datang terutama setelah jaminan
pemerintah atas simpanan nasabah di bank tidak diberlakukan lagi.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya untuk mengukur
kelayakan dan kewajiban sebuah bank pada modal perbankan dengan
penerapan metode yang lain ataupun pada obyek yang berlainan.
E. Tinjauan Pustaka
1. Landasan Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan
oleh Indrayana (2005) dengan judul “Analisis Rasio Likuiditas dan
Rentabilitas pada Bank BPD Jatim. Penelitian ini menggunakan Variabel
Cash Ratio pada Bank BPD Jatim pada tahun 2003 dengan Cash Ratio
26,93% dan pada tahun 2004 Cash Ratio sebesar 29,12% ini berarti Cash
8
Ratio antara tahun 2003 sampai dengan 2004 mengalami kenaikan sebesar
2,19%. Hal ini berarti bank sudah mampu memenuhi standart likuiditas
yang dilihat dari Cash Rationya maka bank sudah dapat dikatakan sehat.
Sedangkan berdasarkan LDR pada tahun 2003 dan 2004 mengalami
kenaikan menjadi 87, 23% sehingga dianggap bahwa LDR bank sudah
memenuhi standart normal bagi bank.
Selain itu dilihat pada ROA untuk BPD Jatim tahun 2003 sebesar
1,21% dan untuk tahun 2004 ROA sebesar 1,45%. Ini berarti ROA antara
tahun 2003 sampai 2004 mengalami kenaikan. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan pada BPD Jatim, dapat disimpulkan
bahwa tingkat likuiditas danrentabilitas perusahaan sudah sehat, hal ini
terlihat pada cash ratio dan loan deposit ratio dan ROA yang
menunjukkan bahwa ketiga rasio ini sudah memenuhi standar yang telah
ditentukan oleh Bank Indonesia.
2. Landasan Teori
a. Likuiditas
Manajemen likuiditas adalah kemampuan manajemen bank dalam
menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajibannya
maupun komitmen yang telah dikeluarkan kepada nasabahnya setiap
saat (Mudrajat, 2002: 279). Kewajiban yang timbul dari sisi aktiva
misalnya penyediaan dana bagi penarikan pinjaman yang disetujui
atau penarikan atas kelonggaran tarik pinjaman. Sedangkan kewajiban
9
yang timbul dari sisi pasiva atau liabilities misalya penyediaan dana
bagi penarikan tabungan dan simpanan lainnya oleh nasabah.
Sumber- sumber utama kebutuhan likuiditas dapat digolongkan
sebagai berikut:
1) Memenuhi kebutuhan likuiditas wajib minimum
2) Menjaga agar saldo rekening yang ada pada bank koresponden
selalu berada pada jumlah yang ditentukan.
3) memenuhi penarikan dana baik oleh nasabah debitur maupun
penabung.
b. Teori Manajemen Likuiditas
Menurut Veitzhal (2007: 387) teori tentang manajemen likuiditas
perbankan ini relatif hampir sama tuanya dengan ilmu perbankan. Ada
empat teori likuiditas perbankan yang dikenal yaitu sebagai berikut:
1) Commercial Loan theory
Teori ini dianggap paling kuno, nama lian dari teori ini adalah real
bills doctrine. Teori ini mulai dikenal sekitar 2 abad lalu. Kajian
teori ini dilakukan oleh Adam Smith dalam bukunya yang terkenal
The Wealth of Nation yang diterbitkan tahun 1776. teori ini
beranggapan bahwa bank hanya boleh memberikan pinjaman
dengan surat dagang jangka pendek yang dapt dicairkan dengan
sendirinya(self liquiditing). Self Liquiditing berarti pemberian
pinjaman mengandung makna untuk pembayaran kembali.
10
2) Shiftability Theory
Shiftability theory teori tentang aktiva yang dapat dipindahkan dan
teori ini beranggapan bahwa likuiditas sebuah bank tergantung
pada kemampuan bank memindahkan aktivanya ke pada orang lain
dengan harga yang dapat diramalkan, misalnya dapat diterima bagi
bank utnuk berinvestasi pada pasar terbuka jangka pendek dalam
portofolio aktivanya. Jika dalam keadaan ini sejumlah depositors
harus memutuskan untuk menarik kembali uang mereka, bank
hanya tinggal menjual investasi tersebut, mengambil yang
diperoleh (atau dibeli), dan membayarnya kembali kepada
depositornya.
3) Anticipated Income Theory
Sebagai teori yang dikenal tahun 1940 yang menonjol di Amerika
Serikat, yaitu teori pendapatan yang diharapkan (the anticipated
income theory) ini berarti semua dana yang dialokasikan atau
setiap upaya mengalokasikan dana ditunjukkan pada sector yang
feasible dan layak akan menguntungkan bagi bank.
4) The Liability Management Theory
Maksud teori ini adalah bagaimana bank dapat mengelola
pasivanya sedemikian rupa sehingga pasiva itu dapat menjadi
sumber likuiditas. Likuiditas yang diperlukan bagi bank adalah:
a) untuk menghadapi penarikan oleh nasabah
b) memenuhi kewajiban bank yang jatuh tempo
11
c) memenuhi permintaan pinjaman dari nasabah.
c. Starategi Memelihara Likuiditas Bank
Strategi memelihara likuiditas sangat terkait dengan tujuan likuiditas.
Akan tetapi dalam penetapan strategi yang akan diambil sangat
tergantung pada skill manager likuiditas yang ada, keandalan
managemen information system yang dimiliki bank, serta perlu
dipertimbangkan kondisi likuiditas pasar danebutuhan likuiditas bank
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Factor-faktor
diatas akan menjadi panduan apakah tidak akan engambil sikap
agresif, berhati-hati atau konservatif dalam manajemen likuiditasnya,
yang tercermin dari limit dan target likuiditas yang ditetapkan. Agar
tercapai strategi likuiditas yang efektif kebijakan manajemen likuiditas
harus dipadukan dengan kebijakan unit oprasionalnya, seperti
kebijakan manajemen gap dan prcing. (Husnan: 173)
d. Pendekatan Dalam Mengelola Likuiditas
Pendekatan yang dapat ditempuh bagi bank dalam mengelola
likuiditas ada lima yaitu:
1) Self Liquidatting Approach
2) Assets Sale Ability
3) New Fund
4) Borrower Earning Flow
5) Reserve Discount Window to Central Bank “ As Lender of Last
Resort”.
12
e. Penilaian Likuiditas
Likuiditas untuk memastikan dilaksanakan manajemen asset dan
kewajiban dalam menentukan dan menyediakan likuidititas yang
cukup. Penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan
bank untuk memelihara dan memenuhi kebutuhan likuiditas yang
memedai den kesukupan manajemen risiko likuiditas. Bank dikatakan
likuid bila mempunyai alat pembayaran berupa harta lancar lebih besar
dibandingkan dengan seluruh kewajibannya (Mamduh dan Halim
2003: 199).
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kaulitatif terhadap factor
likuiditas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-
komponen diantaranya:
1) Cash Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
membayar kembali simpanan nasabah atau deposan pada saat
ditarik dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya.
Cash Ratio = Alat likuid x 100%
Pasiva likuid
2) Reserve Requirenment (RR)
Rasio ini disebut pula likuiditas wajib minimum, yaitu suatu
simpanan minimum wajib dipelihara dalam bentuk giro pada Bank
Indonesia bagi semua bank. Besarnya RR dapat diukur dengan
rumus:
RR = Giro Wajib Minimum x 100%
Jumlah DP III
13
3) Loan to Deposit (LDR)
Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit
yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang
menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Oleh karena itu semakin
tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan
likuiditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang
diperlukan unutk membiayai kredit menjadi semakin besar dengan
rumus sebagai berikut:
LDR = Jumlah kredit yang diberikan x 100%
Total dana pihak ketiga
4) Loan to Assets Ratio (LAR)
Rasio ini untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang
menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan
kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. LAR
merupakan perbandingan antar besarnya kredit yang diberikan
bank dengan besarnya total asset yang dimiliki bank. Loan to
Assets Ratio dirumuskan dengan:
LAR = Jumlah kredit yang diberikan x 100%
Jumlah asset
5) Rasio Net Call Money to Current Asset (NCM to CA)
Rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban bersih call money
tterhadap aktiva lancar atau aktiva yang paling likuid dari bank
yang dirumuskan sebagai berikut:
NCM to CA = Kewajiban Bersih Call Money x 100
Aktiva Lancar
14
f. Resiko Likuiditas
1. Definisi
Resiko likuiditas Ferry (2007;818) adalah risiko yang antara lain
disebabkan bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah
jatuh waktu. Risiko likuiditas dapat dikategorikan sebagai berikut:
a) Risiko likuiditas pasar yaitu risiko yang timbul karena
bank tidak mampu melakukan offsetting posisi tertentu dengan
harga pasar karena kondisi likuiditas pasar yang tidak memadai
atau terjadi gangguan di pasar. (market disruption).
b) Risiko likuiditas pendanaan, yaitu risiko yang timbul
karena bank tidak mampu mencairkan assetnya atau
memperoleh pendanaan dari instrument utang. Pengelolaan
likuiditas ini sangat penting karena kekurangan likuiditas dapat
mengganggu bukan hanya bank tersebut namun system
perbankan secara keseluruhan.
2. Pengukuran Risiko Likuiditas
Pengukuran risiko likuiditas meliputi sebagai berikut.
a) Struktur pendanaan yaitu penialaian terhadap struktur
simpanan berdasarkan jenis jangka waktu, mata uang, suku
bunga, pemilik dana, dan konsentrasi kepemilikan dana.
b) Expected cash flow, yaitu penilaian seluruh arus kas
masuk dan arus kas keluar termasuk kebutuhan pendanaan
untuk memenuhi komitmen pada transaksi rekening
15
administrasi guna mengidentifikasikan kemungkinan
terjadinya shortage pendanaan dimasa datang
c) Akses pasar, yaitu penilaian terhadap kemampuan bank
untuk memperoleh likuiditas di pasar baik dalam kondisi
normal, maupun dalam kondisi tidak normal.
d) Asset Marketability, yaitu penilaian terhadap asset likuid
yang dapat dikonversi menjadi kas, khususnya dalam kondisi
tidak normal yaitu pada saat bank tidak dapat memenuhi
seluruh kewajiban dengan menggunakan arus kas positif yang
dimiliki dan pinjaman dari pasa uang.
3. Pengendalian Risiko Likuiditas
a) Bank harus mempunyai rencana pendanaan darurat
(contingency funding plan) untuk menghindari terjadinya
kesulitan (shortfall) likuiditas yang dapat mengakibatkan bank
mengalami kegagalan pembayaran kepada pihak lain.
b) Bank harus melakukan uji coba contgency funding plan
secara berkala untuk menentukan jumlah dana yang dapat
diperoleh dari regular counterparty atau dari pasar, dengan
skenario tanpa jaminan, tanpa fasilitas overnight dan tanpa
menurunkan credit spread bank di pasar.
c) Bank harus melakukan kaji ulang terhadap strategi
memelihara hubungan dengan nasabah, diversifikasi simpanan,
dan kemampuan bank untuk menjual asset likuid, serta harus
mengetahui jumlah dana yang akan diterima dari pasar, dalam
kondisi yang normal atau sebaliknya.
16
F. Kerangka Pikir
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan pada landasan teori maka
dapat disusun kerangka pikir dapat dilihat pada gambar 1 yang menggambarkan
tentang alur penilaian likuiditas bank.
SEMUA TULISAN RESIKO DIGANTI RISIKO
Gambar 1 menjelaskan alur berpikir dalam menentukan tingkat
penilaian likuiditas Bank Pembangunan Daerah Kaltim di mana bank tersebut
sebagai bank umum konvensional yang memberikan pelayanan jasa kepada
pihak nasabah. BPD Kaltim memiliki kewajiban untuk menerbitkan laporan
keuangan konsolidasi secara triwulanan di mana laporan keuangan tersebut
digunakan sebagai alat pengukuran tingkat likuiditas bank dengan 2 model
17
Jangka Pendek
Resiko Tingkat Likuiditas
Gambar 1Kerangka Pikir Penilaian Likuiditas Bank
Bank Pembangunan Daerah Kaltim
Laporan Keuangan
Pengukuran tingkat likuiditas
Jangka Panjang
yaitu dilihat dari jangka pendek atau jangka panjang yang dibantu
menggunakan metode Time Series dan Cross Sectional Aprroach, sehingga
dapat diketahui nilai tingkat likuiditas bank tersebut dan selain itu dapat djuga
mengetahui apakah bank tersebut memiliki resiko tingkat likuiditas atau tidak.
G. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank Pembangunan Daerah Kaltim,
yang bertempat di jalan Jendral Ahmad Yani Samarinda. BPD kaltim
bergerak di bidang jasa keuangan atau perbankan.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan
menggunkan pendekatan kuantitatif dimana artinya penelitian ini
melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu. Jenis ini digunakan
untuk melukiskan secara sistematik fakta atau karakteristik populasi
tertentu atau bidang tertentu.
3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasionalnya
a. Variabel Penelitian
1) Likuiditas Bank
Bank dapat memenuhi kewajiban jangka panjang dan jangka
pendek pada sisi aktiva dan passivanya.
18
b. Definisi Operasional
1) Cash Ratio merupakan pengukuran kemampuan bank dalam
membayar kembali simpanan nasabah pada saat ditarik dengan
menggunakan alad likuiditas yang dimiliki. Perbandingan anatara
Kas dan Kewajiban Lancar pada akhir tahun yang dihitung secara
triwulanan selama lima tahun dari periode 2003 sampai dengan
2007
2) Reserve Requirement
Rasio ini disebut pula likuiditas wajib minimum, yaitu suatu
simpanan minimum yang wajib dipelihara dalam bentuk giro pada
Bank Indonesia yang dihitung secara triwlunan selama lima tahun
dari periode 2003 samapi dengan 2007, dimana RR diukur dengan
rumus:
RR = Giro Wajib Minimum x 100%
Jumlah Dana Pihak ke-3
3) Loan Deposit Ratio
Rasio ini mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan
bank dengan dana yang diterima oleh bank yang menggambarkan
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh
deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai
sumber likuiditasnya yang dihitung secara triwulan selama lima
tahun dari periode 2003 sampai dengan 2007.
19
4) Loan to Asset Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antar besarnya kredit yang
diberikan bank dengan besarnya total aset yang dimiliki bank yang
dihitung secara triwulanan selama lima tahun dari periode 2003
sampai dengan 2007.
5) Rasio Net Call Money to Current Asset
(NCM to CA)
Rasio NCM to CA = Kewajiban bersih Call Money x 100%
Aktiva lancar
Rasio Net Call Money to Curent Asset (NCM to CA) dihitung
secara triwulana selama lima tahun dari periode 2003 sampai
dengan 2007.
4. Data dan Sumber Data
a. Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data Kuantitatif yaitu
berupa data laporan keuagan dari tahun 2003 sampai 2007 pada Bank
Pembangunan Daerah Kaltim.
b. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersumber pada data
sekunder yaitu data yang telah di oleh Bank Indonesia dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data berupa:
1) Neraca
20
2) Laporan Laba Rugi
3) Laporan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
4) Laporan Komitmen dan Kontijensi
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam usaha mengumpulkan data-data yang menunjang tugas akhir
ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Observasi adalah pengamatan secara langsung di lapangan. Dalam hal
ini penulis langsung mengamati dari dekat proses kerja yang
dilaksanakan oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kalimantan
Timur di Samarinda tempat penulis mengadakan penelitian
b. Interview adalah wawancara langsung untuk mengumpulkan data-data
yang diperlukan. Dengan interview penulis mendapatkan gambaran
yang jelas mengenai masalah-masalah yang dihadapi dan dapat
mengumpulkan informasi dari karyawan-karyawan bank tersebut yang
menangani langsung masalah yang dihadapi penulis.
c. Studi kepustakaan adalah tujuan pustaka untuk mengadakan orientasi
dengan berbagai informasi yang terdapat dalam literatur yang
berhubungan dengan penelitian.
6. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
21
Untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh dari bank
digunakan metode Time Series Analysis dan Cross Sectional Approach
agar dapat dilihat kemajuan atau kemunduran dari bank selain itu bisa
untuk mengevaluasi membandingkan rasio-rasio antar perusahaan.
Analisa dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh peneliti
dari tahun 2003- 2007 dengan menggunakan teknik analisis rasio
keuangan perbankan. Tahap-tahap dalam analisis dapat diperinci sebagai
berikut:
a. Mengetahui kondisi keuangan bank dengan mengumpulkan data-data
yang berupa laporan keuangan bank khususnya yang berkaitan dengan
masalah penelitian untk tahun 2003-2007, serta data-dataa lain missal
sejarah bank, bidang usaha bank dan sebagainya.
b. Melakukan perhitungan atas rasio likuidititas pada laporan keuangan
BPD Kalimantan Timur selama 2003-2007.
c. Menginterprestasikan rasio-rasio tersebut dengan cara
membandingkan dari tahun ke tahun atau Time Series Analysis dan
Cross Sectional Approach. Setelah perhitungan Time Series Analysis
dapat mengetahui tingkat likuiditas bank pada standar likuiditas bank
yang telah ditentukan Bank Indonesia. Adapun juga rumus metode
time series yaitu:
Yt = a + b X
a dan b dihitung dengan cara sebagai berikut ini.
a = E(Y) – b E(X)
22
b = ∑XY – n ∑(X) ∑ (Y)
∑ X² - n ∑ (X) ²
d. Mengacu Pada Standar likuiditas bank
Berdasarkan Sk. DIR. BI. No. 30/12/KEP/DIR& SE. BI
No.30/3/UPPB tanggal 30 April 1997 standar likuiditas adalah dengan
ketentuan sebagai berikut dapat dilihat pada table 3 berikut ini:
Tabel 3 Standar Likuiditas pada Bank
No Likuiditas Rasio Predikat1 Cash Ratio ≥4,05% Sehat
≥ 3,30%-< 4,05% Cukup sehat≥ 2,55%- < 3,30% Kurang sehat
< 2,55% Tidak sehat2 Loan to Deposit Ratio ≤ 94,75% Sehat
> 94,75% - ≤ 98,50% Cukup sehat> 98,50% - ≤ 102,25% Kurang sehat
> 102,25% Tidak sehatSumber: www.bi.go.id
e. Melakukan Penelitian kinerja keuangan bank dari analisis rasio-rasio
keuangan Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur.
Adapun rumus-rumus rasio keuangan perbankan yang akan
dipergunakan adalah sebagai berikut:
1) Cash Ratio, dengan menggunakan rumus:
Cash Ratio = Alat likuid x 100%
Pasiva likuid
2) Reserve Requirement dengan Menggunakan Rumus:
RR = Giro Wajib Minimum x 100%
23
Jumlah DP III
3) Loan to Deposit Ratio dengan menggunakan rumus:
LDR = jumlah kredit yang diberikan x 100%
Total dana pihak ketiga
4) Loan to Asset Ratio, dengan menggunakan rumus:
LAR = Jumlah kredit yang diberikan x 100%
Jumlah asset
PENGETIKAN RUMUS YANG BAGUS :
A =
5) Rasio Net Call Money to Current Asset (NCM to CA) dengan
menggunakan rumus :
Rasio Kewajiban Bersih
Call Money = Kewajiban Bersih Call Money x 100%
Aktiva Lancar
Kegiatan Penelitian ini direncanakan berlangsung selama 6 bulan dengan alokasi seperti tencantum pada tabel
No Tahap dan Kegiatan Penelitian
Waktu Bulan1 2 3 4 5 6
1 PersiapaMenyusun Usulan
Xxx
2 Pengumpulan data Xxx
24
Mengumpulkan data primer dan sekunder
3 Pengelolaan dan Analisis data
Xxx Xxx
4 Penyusunan Laporan Menyusun daftar
xxx xxx
25
DAFTAR PUSTAKA
Rivai Veitzhal, Permata Andria, Idroes N. Ferry. 2007. Bank an Financial Institution Management. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kuncoro, Mudrajat. 2002. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM.
Taswan. 2006. Manajemen Perbankan (konsep teknik & Aplikasi) Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Mamduh, Halim Abdul. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: AMP-YKPN.
www.bankbpdkaltim.go.id
www.bi.go.id
Indrayana, Ekawati. 2004. Analisis Likuiditas dan Rentbilitas Pada Bank BPD Jatim.
www.google.com. Anailis likuiditas pada bank umum. Diakses pada tanggal 5 April 2008.
www.google.com. Manajemen likuiditas. Diakses pada tanggal 7 April 2008.
Husnan, Suad. 1998. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan. Yogyakarta: BPFE.
RENCANA DAFTAR ISI SKRIPSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAKSI
RINGKASAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Msalah
B. Perumusan Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaaan Penelitian
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Penelitian Terdahulu
B. Landasan Teori
1. Likuiditas
2. Teori Manajemen Likuiditas
3. Strategi Memelihara Likuiditas
4. Pendekatan Dalam Mengelola Likuiditas
5. Penilaian Likuiditas
6. Resiko Likuiditas
C. Kerangka Pikir
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi
B. Jenis Penelitian
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operaionalnya
D. Data dan Sumber Data
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
BAB IV. HASIL PENELETIAN
A. Tinjauan Umum Obyek Penelitian
B. Analisis Data dan Pembahasan
C. Konklusi Hasil Analisis Data
BAB V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Keterbatasan Penelitian
C. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN