hi peraldo ster on
TRANSCRIPT
7/23/2019 Hi Peraldo Ster On
http://slidepdf.com/reader/full/hi-peraldo-ster-on 1/11
BAB I
PENDAHULUAN
Hiperaldosteronisme merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan
sekresi aldosteron. Hiperaldosteron dapat dibagi menjadi primer dan sekunder.
Hiperaldosteron primer (Sindroma Conn) dapat dikarenakan oleh adanya
tumor/neoplasma adrenokorteks yang meningkatkan sekresi aldosteron,
mekanisme pasti ini belum jelas. Pada hiperaldosteron sekunder, pelepasan
aldosteron terjadi sebagai respons atas pengaktifan system renin-angiotensin.
Hiperaldosteron Primer (Sindroma Conn) seperti yang sudah dijelaskan di
atas bah!a sindroma ini disebabkan oleh adanya neoplasma adrenokorteks yang
menyekresi aldosteron berlebihan. "eskipun pada a!alnya dianggap langka,
hiperaldosteronism primer (PH) sekarang dianggap salah satu penyebab umum
dari hipertensi sekunder (H#$). %alaupun penelitian sebelumnya menunjukkan
bah!a aldosteronoma adalah penyebab paling umum dari PH (&'-' dari
kasus), kemudian epidemiologi menunjukkan bah!a pre*alensi PH karena
hiperplasia adrenal bilateral idiopatik (+H) lebih besar dari yang diyakini
sebelumnya. aporan-laporan ini menyarankan bah!a +H mungkin bertanggung
ja!ab atas sebanyak & kasus PH. Selain itu, laporan menggambarkan sindrom
langka PH diirikan oleh fitur histologis perantara antara adenoma adrenal dan
hiperplasia adrenal.0
1ejala klinisnya adalah hipertensi esensial benigna, disertai sakit kepala,
jarang dijumpai edema. 1ejala yang terpenting adalah hipokalemia idiopatik
(tanpa penyebab yang jelas). 2adang-kadang pasien mengalami hipokalemia yang
mempengaruhi ginjal atau system nueromuskuler seperti poliuria, nokturia, parestesia, kelemahan otot, hiporefleksi episodi atau paralisis. Hipokalemia
merupakan gejala terpenting, jarang ditemukan normokemia.3iagnosis ditegakkan
dengan kadar aldosteron yang tinggi dan renin yang rendah. Pengobatan dapat
menggunakan spironolakton untuk menghilangkan gejala hiperaldosteronisme.
Sementara pilihan pera!atan untuk aldosteronoma adalah pembedahan, serta
pengobatan pilihan untuk keadaan ini adalah terapi medis dengan antagonis
aldosteron.
7/23/2019 Hi Peraldo Ster On
http://slidepdf.com/reader/full/hi-peraldo-ster-on 2/11
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Hiperaldosteronisme adalah keadaan dimana kelenjar adrenal
menghasilkan hormon aldosteron seara berlebihan, gejala klinisnya adalah
hipertensi esensial benigna, disertai sakit kepala, dan jarang dijumpai edema.
1ejala yang terpenting adalah hipokalemia (2 4 5,' m"ol/) tanpa sesuatu sebab
yang jelas seperti pemakaian diuretik atau muntah 6 muntah. 2adang-kadang
pasien mengalami simptom hipokalemia yang mempengaruhi ginjal atau sistem
neuromuskular seperti poliuria, nokturia, parestesia, kelemahan otot, hiporefleksi
episodik atau paralisis.7
2.2 Etiologi
Setengah sampai tigaperempat pasien mengalami adenoma adrenal soliter,
keil, dengan penampang ber!arna kuning. Sisanya mengalami hiperplasia
adrenokortikal mikro/makronoduler. 1ambaran patologi disebabkan oleh
hipertensi dan hipokalemia.7
2.3 Epidemiologi
2asus hyperaldosteronism primer merupakan kasus yang jarang terjadi,
dengan estimasi pre*alensi kira-kira 4 ' dari semua kasus hipertensi, dimana
terjadi pada - dari total pasien dengan hypertensi sekunder. Pre*alensinya
lebih tinggi ('-05) pada pasien dengan terapi hipertensi resisten atau berat.
0
Penelitian sebelumnya menunjukkan bah!a aldosteronoma adalah kasus
tersering pada kasus hyperaldosteronism primer (&'-' kasus). 2emudian studi
epidemiologi berikutnya menunjukkan bah!a pre*alene primary
hyperaldosteronism lebih bessar daripada yang diperkirakan sebelumnya (8&).0
2asus hyperaldosteronism primer meliputi aldosterone-produing
adenomas (Ps), aldosterone-produing renin-responsi*e adenomas (P-9s),
7/23/2019 Hi Peraldo Ster On
http://slidepdf.com/reader/full/hi-peraldo-ster-on 3/11
bilateral adrenal (glomerulosa) hyperplasia atau +H, primary adrenal hyperplasia
(PH), adan bentuk lain dari hyperaldosteronism primer.0
2.4 F!to" #isi!o
dapun faktor resiko dari hyperaldosteronism primer adalah:
a. %anita lebih sering daripada laki-laki (0:).
b. ;mur antara 5'-' tahun.
. <uga berhubungan dengan peningkatan 9enal Cysts (sas in the
kidneys).
2.$ Ptogenesis
Peningkatan jumlah produksi aldosteron oleh adrenal pada kebanyakan
kasus disebabkan oleh adenoma atau hiperplasia adrenal yang menyebabkan
meningkatnya hormon aldosteron. Peningkatan aldosteron meningkatkan
reabsorpsi sodium dan air pada tubulus distal ginjal, sehingga terjadi retensi
sodium dan air yang dapat menyebabkan hipertensi. Hal tersebut terjadi simultan
dengan peningkatan ekskresi kalium dan ion hidrogen. =anyaknya ekskresi
kalium menyebabkan tubuh mengalami hipokalemia (245m"ol/). =anyaknya
ekskresi ion hidrogen menyebabkan tubuh mengalami metabolik alkalosis. Pada
hiperaldosteronism primer, terjadi 5 keadaan utama, yaitu hipertensi, hipokalemia,
dan metabolik alkalosis yang menimbulkan rangkaian gejala lainnya sebagai
komplikasi. Peningkatan aldosteron karena kelainan adrenal (primer) ditandai
dengan penurunan C#H dan kadar renin yang normal, tidak seperti pada
hiperaldosteronism sekunder.
2.% Mnifestsi &linis
Pasien dengan hyperaldosteronism primer tidak datang dengan temuan
klinis yang khas, dan indeks keurigaan yang tinggi berdasarkan ri!ayat pasien
adalah penting dalam membuat diagnosis.5
2ejadian umum dimana hyperaldosteronism primer harus dipertimbangkan
menakup:
a. Pasien dengan hipokalemia spontan atau tanpa alasan, terutama bila
pasien juga menderita hipertensi.
7/23/2019 Hi Peraldo Ster On
http://slidepdf.com/reader/full/hi-peraldo-ster-on 4/11
b. Pasien yang berkembang menjadi hipokalemia berat dan/menetap pada
pengaturan dosis potasium-!asting diureti rendah sampai sedang.
. Pasien dengan refratory hypertension (H#$).0
#emuan klinis yang dapat terjadi pada pasien seperti:
a. Hipertensi (H#$) - 2ondisi ini hampir selalu terjadi, meskipun
beberapa kasus hyperaldosteronism primer tidak berhubungan dengan
hipertensi.
b. emah.
. 3istensi perut.
d. +leus dari hipokalemia.
e. #emuan terkait dengan komplikasi H#$ seperti gagal jantung,
hemiparesis karena stroke, arotid bruits, abdominal bruits, proteinuria, insufisiensi ginjal, ensefalopati hipertensi, dan perubahan
retina hipertensi.5
2.' Peme"i!sn Pen(n)ng
=eberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis
adalah:
- e*el plasma aldosteron yang meningkat
- 2alium plasma rendah (kurang dari 5 mmol/). Pemeriksaan ini juga
untuk membedakan dengan hipertensi esensial. 2adar renin plasma
turun (untuk membedakan dari hiperaldosteronism sekunder yang
meningkat kadar reninnya). 9asio aldosteron per renin plasma >&'.
- 2aliuresis, kadar kalium dalam urin >5 mmol/hari
- Serum bikarbonat >5m?@/
- C# san
- "9+
- $P-A iodocholesterolscintigraphy, untuk membedakan adenoma dan
hiperplasia
- Adrenal vein sampling (BS), untuk membedakan adenoma dan
hyperplasia, untuk menentukan pilihan terapi (medikamentosa atau
pembedahan)
2.* Dignosis Bnding
7/23/2019 Hi Peraldo Ster On
http://slidepdf.com/reader/full/hi-peraldo-ster-on 5/11
=eberapa diagnosis banding dari Hiperaldosteronisme adalah drenal
adenoma, ?klampsia, 2arsinoma adrenal, ?nsefalopati, hipertensi, =edah adrenal,
Hipertensi, Sindrom =artter, C- hidroksilase 3efisiensi, Hipokalemia, C-&
hidroksilase 3efisiensi, lkalosis metabolik, Carney 2ompleks, Stenosis rteri
9enal, Sindrom Conn, 9eno*asular Hipertensi, Sindrom Cushing.7
2.+ ,e"pi
dapun tujuan utama terapi hiperaldosteronism primer meliputi:
a. $ormalisasi tekanan darah
b. $ormalisasi le*el serum potasium dan elektrolit
. $ormalisasi le*el serum aldosteron
2.+.1 ,e"pi medis -ot/otn0
Pada terapi PH non-bedah, terapi obat merupakan pilihannya. bat
yang menjadi pilihan utama untuk kebanyakan *ariant dari PH non-bedah
adalah spironolatone, yang digunakan untuk menapai
normoaldosteronism dan mengontrol tekanan darah. Pada pasien yang
tidak merespon terhadap terapi spironolatone, dapat digunakan
potassium-sparing diuretis lainnya seperti amiloride dan triamterene.7
=erbagai antihipertensi dapat digunakan untuk mengontrol tekanan
darah seperti dihydropyridine alium hannel blokers (nifedipine) yang
seara langsung menghambat produksi aldosterone. "eskipun signifikan
pada hipertensi, le*el aldosterone, *olume plasma, dan konsentrasi serum
potassium tetap tidak berubah !alaupun dengan terapi nifedipine. Hal ini
tidak bisa diterangkan seara patofisiologi.7
=eberapa obat yang dipakai antara lain:
a. ldosterone ntagonistsgent ini berkompetisi dengan reeptor sites aldosterone,
menurunkan edema dan asites.
Spironolactone (Aldactone)
Seara kompetitif mengikat reseptor pada aldosterone-
dependent sodium-potassium bertukar tempat pada distal
on*ulated tubules (3C#). "eningkatkan ekskresi sodium dan
air dan menahan potassium, dimana ini merupakan efek
diureti dan antihipertensi. Pemberian spironolatone saja atau
7/23/2019 Hi Peraldo Ster On
http://slidepdf.com/reader/full/hi-peraldo-ster-on 6/11
dengan diureti lainnya bekerja pada proDimal renal tubule.
Pada orang de!asa biasanya diberikan dalam dosis 0-0''
mg/d P (peroral) pada dosis tunggal atau di*ided doses,
sedangkan anak-anak 5,5 mg/kg P @d atau dibagi @E-0h.
Pemberian spironolatone harus dihindari pada kehamilan,
hipersensiti*itas, anuria, aute renal insuffiieny karena dapat
menyebabkan dilutional hyponattremia, asidosis ringan, dan
gyneomastia, disfungsi ginjal akut, dan hyperkalemia.
Eplerenone (INSPRA)
Seara selektif memblok aldosterone pada reseptor
mineraloortioid di epitel (ginjal) dan nonepitel (jantung,
pembuluh darah, dan otak) sehingga menurunkan tekanan
darah dan mereabsorpsi sodium. Pada orang de!asa diberikan
dengan dosis ' mg P @dF dosis dapat ditingkatkan setelah 7
minggu tapi tidak lebih dari '' mg/d. Pemberian eplerenone
juga harus dihindari pada kehamilan, hypersensiti*itas,
hyperkalemia atau pemberian dengan obat-obatan yang
meningkatkan potassium, diabetes type 0 dengan
mikroalbuminuria, renal insuffiieny sedang hingga berat
(CrCl4' m/min atau serum reatinine le*el >0 mg/d Glaki-
laki atau >. mg/d pada perempuan)
b. Potassium-sparing diuretis
bat ini digunakan sebagai seond-line untuk terapi PH akibat
nonlateraliIing disease dan atau lateraliIing disease yang
kontraindikasi dengan pembedahan. Sering digunakan dengan
antihipertensif lainnya untuk menapai kontrol tekanan darah
yang baik, karena potassium-sparing diuretis bukan
antihipertensi yang poten.
Triamterene (Dyrenium)
Potassium-sparing diureti memiliki natriureti properties yang
relatif lemah. ?fek diureti pada distal renal tubule untuk
menghambat reabsorpsi sodium dalam pertukaran potassium
dengan hydrogen. Peningkatan ekskresi sodium dan penurunan
kehilangan potassium dan hydrogen yang berlebih
berhubungan dengan hydrohlorothiaIide. Pada orang de!asa,
7/23/2019 Hi Peraldo Ster On
http://slidepdf.com/reader/full/hi-peraldo-ster-on 7/11
triamterene diberikan dengan dosis ''-5'' mg P @d. <angan
diberikan pada orang hamil, hipersensiti*itas, le*el serum
potassium tinggi (>, m?@/), gangguan fungsi ginjal (anuria,
renal insuffiieny akut dan kronis, gangguan ginjal yang
signifikan), diabetes (hiperkalemia dilaporkan dapat terjadi
pada penderita diabetes yang menggunakan potassium-
onser*ing agents tanpa ada gangguan ginjal).7
dapun efek samping obat ini meliputi:
. ?fek gastro-intestinal (jaundie, panreatitis, gangguan
nafsu makan, perubahan rasa, mual,muntah, diarrhea,
konstipasi, anoreDia, iritasi lambung, ramping)
0. ?fek C$S (dro!siness, fatigue, insomnia, sakit kepala,
pusing, mulut kering, depresi, emas, *ertigo, restlessness,
paresthesias)
5. ?fek Cardio*asular (tahyardia, nafas pendek, nyeri
dada, orthostati hypotension)
7. ?fek 9enal (gagal ginjal akut, aute interstitial nephritis,
batu ginjal yang tersusun dari triamterene yang berkaitan
dengan materi kalkulus lainnya, dan perubahan !arna urin)
. ?fek Hematologi (leukopenia, agranuloytosis
thromboytopenia, aplasti anemia, hemolyti anemia,
megaloblastosis)
E. ?fek phthalmi (Danthopsia, transient blurred *ision)
&. Hipersensiti*itas(eg, anaphylaDis, photosensiti*ity, rash,
urtiaria, purpura, nerotiIing angiitis G*asulitis, utaneous
*asulitis, demam, respiratory distress Gtermasuk
pneumonitis)
. ?fek lainnya (kram otot dan !eakness, penurunan gairahseksual, sialadenitis)
Amiloride (Midamor)
miloride memiliki akti*itas potassium-onser*ing pada
pasien dengan terapi kaliureti-diureti. miloride bukan
merupakan aldosterone antagonist, dan efek sampingnya
terlihat tanpa ada aldosterone. ?feknya adalah menghambat
reabsorpsi sodium pada distal on*ulated tubule, ortial
olleting tubule, dan olleting dut. Hal ini menyebabkan
7/23/2019 Hi Peraldo Ster On
http://slidepdf.com/reader/full/hi-peraldo-ster-on 8/11
menurunnya potensial negati*e lumen tubular dan menurunkan
sekresi potassium dan hydrogen dan ekskresi komponen yang
berkaitan.
miloride biasanya bekerja dalam 0 jam setelah pemberian
dosis oral. ?fek pada ekskresi elektrolit menapai punak
antara E-A jam dan berakhir sekitar 07 jam. Punak le*el
plasma dalam 5-7 jam dan plasma half-li*e ber*ariasi dari E-A
jam. miloride tidak dimetabolisme di hati dan ekskresinya
tidak diubah oleh ginjal. Sekitar ' dosis amiloride
diekskresi dalam urin dan 7' di kotoran dalam !aktu &0 jam.
?feknya keil pada filtrasi glomerular atau aliran darah renal.miloride jarang diberikan dalam dosis tunggal karena
meningkatkan risiko hiperkalemia. 3osis tunggal hanya ketika
terjadi hipokalemia persisten dan dengan titrasi yang hati-hati
disertai pemantauan le*el serum elektrolitnya. dapun
dosisnya pada orang de!asa adalah -0' mg/d P. <angan
diberikan pada penderita dengan kehamilan, hipersensiti*itasF
peningkatan le*el serum potassium (>. m?@/), pasien yang
diterapi dengan obat potassium-onser*ing lainnya
(spironolatone, triamterene), suplemen potassium dalam
bentuk obat, gangguan fungsi ginjal (=;$ le*el >5' mg/d
atau serum reatinine le*els >. mg/d), renal insuffiieny
akut atau kronis, dan diabeti nephropathy.7
2.+.2 ,e"pi pemedn
Pembedahan merupakan terapi pilihan utama *ariant primary
hyperaldosteronism (PH), yaitu typial aldosteronomas dan primary
adrenal hyperplasia(PH). Sebelum operasi, berdasarkan diagnosa
konfirmasi biokimia dan anatomi, pasien harus diterapi dengan
spironolatone 5- minggu. +ni berfungsi sebagai alat diagnostik tambahan
(mengkonfirmasikan diagnosis PH) dan sebagai sarana untuk memprediksi
respons tekanan darah yang dapat diharapkan pada postsurgery.
drenoletomy melalui laparotomy formal atau dengan teknik
laparosopi. Pilihan laparosipi jika pada pasien tidak bisa dilakukan
7/23/2019 Hi Peraldo Ster On
http://slidepdf.com/reader/full/hi-peraldo-ster-on 9/11
laparotomy formal. Sebelum operasi, pasien harus menerima sedikitnya -
' minggu terapi medis untuk menurunkan tekanan darah dan untuk
memperbaiki sindrom metabolik yang sering dikaitkan dengan PH. Pasa
operasi, profil metabolisme harus dimonitor seara seksama. 2ebanyakan
pasien tidak menjadi hypomineraloortioidism permanen dan karenanya
tidak memerlukan penggantian fludroortisone. Pada pasien aldostrenomas
dengan kontraindikasi pembedahan diberikan terapi ethanol atau aeti
aid injeksi perkutan. #eknik ini perlu skill yang tinggi.7
2.+.3 Diet
Selain pembedahan dan terapi obat-obatan, harus diimbangi
dengan asupan giIi yang sesuai dan ukup. 3ianjurkan diet rendah garam,!alaupun berpengaruh terhadap ontrol tekanan darah pada PH, dapat
member hasil false-negati*e pada test biokimia.7
2.1 &ompli!si
2omplikasi spesifik berhubungan dengan komplikasi hipertensi kronis
(infark myokard, erebro*asular disease, gagal jantung kongestif) dan juga
berkaitan dengan terapi spesifik (reaksi obat dan komplikasi pembedahan).5
Pertimbangkan diagnosis pada semua orang dengan hipertensi dan
hipokalemia. "embuat diagnosis yang benar merupakan ara untuk menapai
kontrol tekanan darah yang adekuat sehingga menegah kontrol hipertensi yang
buruk.7
2.11 P"ognosis
Pasien yang menderita hiperalodosteron kemungkinan mengalami
komplikasi tekanan darah tinggi, dan memiliki resiko tinggi untuk mengalami
angina, gagal ginjal, stroke dan serangan jantung. Pada hiperaldosteron primer
yang disebabkan oleh adenoma soliter, kemungkinan pasien memiliki prognosis
yang baik. Setelah tumor dihilangkan maka tekanan darah akan menurun, dan
sekitar &' pasien akan mengalami remisi. Sementara pada pasien
hiperaldosteron primer yang disebabkan oleh adrenal hiperplasia kemungkinan
tekanan darah pasien akan tetap tinggi dan pada pasien ini dapat diberikan obat
antihipertensi.7
7/23/2019 Hi Peraldo Ster On
http://slidepdf.com/reader/full/hi-peraldo-ster-on 10/11
BAB III
SIMPULAN
Hiperaldosteronisme adalah keadaan dimana kelenjar adrenal
menghasilkan hormon aldosteron seara berlebihan. Hiperaldosteron dapat dibagi
menjadi primer dan sekunder. 2asus hyperaldosteronism primer merupakan kasus
yang jarang terjadi. 1ejala yang terpenting adalah hipokalemia (2 4 5,' m"ol/)
tanpa sesuatu sebab yang jelas. 3iagnosis ditegakkan dengan kadar aldosteron
yang tinggi dan renin yang rendah. Setengah sampai tigaperempat pasien
mengalami adenoma adrenal soliter keil, sisanya mengalami hiperplasia
adrenokortikal mikro- atau makronoduler. 1ambaran patologi disebabkan oleh
hipertensi dan hipokalemia. faktor resiko dari hyperaldosteronism primer adalah%anita lebih sering daripada laki-laki (0:), ;mur antara 5'-' tahun, dan <uga
berhubungan dengan peningkatan 9enal Cysts (sas in the kidneys).
Pada hiperaldosteronism primer, terjadi 5 keadaan utama, yaitu hipertensi,
hipokalemia, dan metabolik alkalosis yang menimbulkan rangkaian gejala lainnya
sebagai komplikasi. Peningkatan aldosteron karena kelainan adrenal (primer)
ditandai dengan penurunan C#H dan kadar renin yang normal, tidak seperti pada
hiperaldosteronism sekunder.
7/23/2019 Hi Peraldo Ster On
http://slidepdf.com/reader/full/hi-peraldo-ster-on 11/11
dapun tujuan utama terapi hiperaldosteronism primer meliputi
normalisasi tekanan darah, normalisasi le*el serum potassium dan elektrolit, dan
normalisasi le*el serum aldosteron. da dua jenis terapi yang bisa diberikan,
antara lain terapi bedah dan non-bedah. Pada terapi PH non-bedah, terapi obat
merupakan pilihannya. bat yang menjadi pilihan utama untuk kebanyakan
*ariant dari PH non-bedah adalah spironolatone. Pada pasien yang tidak
merespon terhadap terapi spironolatone, dapat digunakan potassium-sparing
diuretis lainnya seperti amiloride dan triamterene. Pembedahan merupakan terapi
pilihan utama *ariant primary hyperaldosteronism (PH), yaitu typial
aldosteronomas dan primary adrenal hyperplasia(PH). Pada pasien
aldostrenomas dengan kontraindikasi pembedahan diberikan terapi ethanol atau
aeti aid injeksi perkutan. Selain pembedahan dan terapi obat-obatan, harus
diimbangi dengan asupan giIi yang sesuai dan ukup.
DAF,A# PUS,A&A
. CruI 3$, PeraIella ". Hypertension and hypokalemia: unusual
syndromes. onn Med . Jeb AA&FE(0):E&-&. G"edline.
0. Hall <?, 1ranger <P, Smith "< <r. 9ole of renal hemodynamis and arterial
pressure in aldosterone KesapeK. !ypertension. A7FE:5.
5. Lokota $, =runeau =1, 2uroski de =old ", et al. trial natriureti
fator signifiantly ontributes to the mineraloortioid esape
phenomenon. ?*idene for a guanylate ylase-mediated path!ay. " lin
Invest . $o* AA7FA7():A5-7E. G"edline. GJull #eDt
7. ;!aifo, 1abriel. Hyperaldosteronism, Primary: #reatment M
"ediation.emediine. Sanofi-*entis ;S. (ited 0''A) a*ailable from :
http://emediine.medsape.om/artile/0&''-diagnosis