hipoglikemi pada penderita dm
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM
1/20
Presentasi kasus UGD
Disusun oleh:Rianto Noviady Ramli
01711019
Status pasienI. IDENTITAS
Nama : Bp.P
Jenis Kelamin : laki- laki
Umur : 54 tahun
BB : 55 Kg
Alamat : Jiwan, Jimbung, Kalikotes, Klaten
Masuk RS tanggal / pukul : 20-09-2005 / 05:26Nomer RM : 223716
II. ANAMNESIS
Keluhan utama : pasien datang dalam keadaan tidak sadar dan keringatan.
RPS : Orang sakit(OS) tidur malam, dibangunkan untuk subuh tidak ada
respon, tidak sadar dengan keringat banyak. OS kemudian dibawa ke
RS. OS mengeluh sering lemes-lemes. OS juga sesak napas, Nyeri
badan seperti ditusuk jarum, nyeri sudah 1 bln ini, sering kesemutan
dan sudah ada selama 5 tahun ini. OS juga mengeluh nyeri dada, nyeri
seperti ditusuk- tusuk, nyeri di dada kiri menjalar ke punggung, nyeri
pernah dan sering dirasakan sebelumnya, nyeri berlangsung >15
menit. Nyeri tidak berhubungan dengan aktivitas dan tidak membaik
dengan istirahat, ampeg(+)OS tidak nafsu makan, bila makan sedikit
sekali, 7-10 sendok. Dengan frekwensi 1-2 kali sehari, alasannya agar
gula darahnya tidak naik. Makan terakhir kemarin siang, sebelumnya
OS minum OAD terakhir makan obat sore,OS tidak menggunakan
insulin sebagai terapi DM yang dideritanya, pasien juga sedang dalam
status pasien HD dengan CRF
Ax system :pusing (+), sakit kepala(-),demam(-), kunang-kunang (-),
penglihatan kabur (+) membaik bila memakai kacamata(+), batuk (-),
1
-
7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM
2/20
sesak napas(+), berdebar-debar (+), mual (+)muntah(-), BAB :
spontan, nyeri waktu BAB(-) diare (-), konstipati(-), warna coklat tua,
lendir/darah(-) BAK : nyeri berkemih(-), anyang-anyangen (-), warna
kuning, BAK spontan, disuri(-). Udema tungkai(-). Gatal-gatal pada
kulit(-)
RPD: DM sudah 15 tahun, HD dengan CRF
Keluarga : Ibu OS sakit DM
Kebiasaan : merokok
III. PEMERIKSAAN FISIK
KU/Kesadaran : gelisah,lemah/CM
VS : TD : 200/110 Nadi : 80 Suhu: 37 RR: 30x/mnt
Kepala :
Inspeksi: sclera ikterik (-), konjungtiva anemis(-), mulut kering (+),
telinga DBN, hidung DBN, lidah kotor (-) hiperemis (-) tremor
(-),gigi karies (+), pharing hiperemis (-)
Leher :
Inspeksi: pembesaran kel. Tiroid (-), trakea tidak deviasi, JVP tidak
meningkat (5+2)
Palpasi : limfonodi leher tidak terabaThorax :
Inspeksi : Retraksi dinding dada(-), bendungan vena(-), warna
kulit normal, sikatriks(-), pengembangan paru kanan dan kiri
simetris, ketinggalan gerak(-), Ictus cordis tidak terlihat,
Palpasi : massa/tumor (-), ictus cordis di LMCS SIC5, Fremitus
tidak dilakukan.
Perkusi : anterior redup di SIC4 - 6 sinistra & SIC6 dextra,
posteriortidak dilakukan
Batas jantung atas SIC4, bawah SIC6, kiri SIC5 LMC sinistra.
Cardiomegali(-)
Auskultasi: - Paru : vesikuler (+), ronki (-), whezzing (-)
2
-
7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM
3/20
- Cor : bising jantung S1 dan S2 terdengar irregular, kesan
aritmia (+), bising tambahan (-)
Abdomen :
Inspeksi : perut lebih tinggi dari pada dada, pulsasi aorta abd(+),
sikatriks(-), benjolan(-), radang pada umbilikus(-), hernia
inguinal(-)
Auskultasi : peristaltik (+), bising hepar(-), bising arteri renalis(-)
Perkusi : Tympani di semua kuadran, asites (-), nyeri ketok
ginjal tidak dilakukan.
Palpasi : perut teraba supel, tidak ada massa, nyeri tekan (-)
Hepar : hepatomegali (-)
Splenn : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Ekstrimitas : udema tungkai (-), akral dingin & pucat.Badan berkeringat
Pemeriksaan penunjang UGD :
GDS : low
EKG : VES
IV. Resume Pemeriksaaan :
Dihadapkan pasien umur 54 tahun yang datang dalam keadaan
tidak sadar dan badan basah karena keringat, OS sudah ada DM 15 tahun,
riwayat hipertensi, Status sebagai pasien HD dengan CRF. Setelah sadar,
pasien mengeluh nyeri dada yang menjalar ke punggung, nyeri seperti ditusuk
jarum, nyeri berlangsung >15 menit, makan sedikit, pusing(+) ampeg(+),
sesak(+), berdebar-debar, mual, hipertensi, hiperkapnea, akral dingin. Hasil Px
GDS: low dan EKG : VES bifasik
V. Assasment : CRF, hipoglikemi, hipertensi, VES, Chest discomfortVI. Differensial Diagnosis
Selain Hipoglikemi, hipertensi dan VES yang diagnosisnya relatif mudah
ditegakkan, pasien juga mengalami Chest discomfort. Untuk chest discomfort
memiliki beberapa diagnosis banding yang perlu kita pikirkan yaitu : Angina
pectoris, IMA, perikarditis, miokarditis, pleuritis, dan esofagitis. Untuk
3
-
7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM
4/20
menyingkirkan DD tersebut ada baiknya kita merujuk DD dan kriteria
penegakan diagnosisnya dari DD yang telah saya buat diatas, sebagai berikut :
1.Hipoglikemi
- Ada riwayat menggunakan OAD tetapi kurang makan
- Cemas
- Gemetar
- Palpitasi
- Mandi keringat
- Kadang terjadi setelah kegiatan fisik
- Penglihatan kabur/diplopia
- Sakit kepala
- Px fisik : Mandi keringat, takikardi, bicara tidak jelas, lemah, gelisah,
penurunan kesadaran, pupil dilatasi atau sudah miosis
- Px GDS :
-
7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM
5/20
2. VES
- Palpitasi
- Ampeg
- Pusing
Px fisik : nadi Irreguler, nadi sinkron dengan denyut nadi
Px EKG : terdapat kompleks QRS tidak didahului oleh gelombang P, QRS
melebar( 0,12 detik), P sinus biasanya terbenam dalam kompleks QRS
segmen ST atau gel T
Kemudian keluhan pasien berdebar- debar, ampeg, pusing serta Px fisik
ditemukan nadi Irreguler, nadi sinkron dengan denyut nadi serta hasil
EKG terdapat kompleks QRS tidak didahului oleh gelombang P,
mengindikasikan kelainan irama jantung yaitu ventrikel ekstra
systole(VES).
3. Hipertensi
- sefalgia
- pusing
- migren
- insomnia
- rasa berat ditengkuk
- epistaksis
- palpitasi
- nokturi
- Px fisik : TD >140(systole) >90(diastole)
Hipertensi ditegakkan atas dasar temuan gejala-gejala pada pasien
juga hasil pemeriksaan tekanan darah yaitu 200/110mmHg. Dan masuk
kedalam kategori hipertensi stage 2.
5
-
7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM
6/20
Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi TD sistolik
(mmHg)
Td diastolik
(mmHg)
Normal < 120 dan < 80
Pre-hipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi stage 1 140-159 atau 90-99
Hipertensi stage 2 160 atau 100Klasifikasi hipertensi menurut JNC VII
4. Angina pektoris :
- nyeri prekardial selama 15-20 menit dapat menjalar
- sesak napas
- capek dan keringat dinginVariant Angina Merupakan akibat dari kejang pada arteri koroner yang
besar di permukaan jantung. Disebut variant karena ditandai dengan:
- nyeri yang timbul ketika penderita sedang istirahat, bukan pada saat
melakukan aktivitas fisik
- perubahan tertentu pada EKG.
Unstable Angina Merupakan angina yang pola gejalanya mengalami
perubahan.
Ciri angina pada seorang penderita biasanya tetap, oleh karena itu setiap
perubahan merupakan masalah yang serius (misalnya nyeri menjadi lebih
hebat, serangan menjadi lebih sering terjadi atau nyeri timbul ketika sedang
beristirahat).
Perubahan tersebut biasanya menunjukkan perkembangan yang cepat dari
penyakit arteri koroner, dimana telah terjadi penyumbatan arteri koroner
karena pecahnya suatu ateroma atau terbentuknya suatu bekuan.Resiko
terjadinya serangan jantung sangat tinggi. Unstable angina merupakan suatu
keadaan darurat.
- Px fisik umumnya normal, kecuali tanda dari faktor resiko
- FR : obesitas, hipertensi, merokok, DM
6
-
7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM
7/20
- PX lab umumnya tidak terdapat kelainan bila tidak sedang dalam
serangan.
5.IMA :
- chest discomfort >15 menit
- sesak
- mual/muntah
- lemah
- palpitasi
- keringat dingin
- Px fisik : dapat normal tetapi dapat juga ditemukan aritmia, hipotensi
,syok,takikardi, akral dingin
- Px lab : peningkatan enzim jantung
- EKG : elevasi segmen ST atau depresi
6. Perikarditis akut :
- nyeri dada substernal atau parasternal yang berkurang bila duduk dan
bertambah pada saat menarik nafas
- Px fisik : pericardial friction rub, cardiomegali, bunyi jantung melemah,
tanda-tanda tamponade,Ewart`s sign yaitu perkusi pekak di bawah angulus
skapula kiri bila efusi perikard banyak.
- EKG : ST elevasi, low voltage, fibrilasi atrium
- Ro thorax : cor water bottle sign
- Ekokardiografi : efusi perikard
7. Miokarditis :
- demam
- nyeri dada mirip angina pektoris dan perikarditis
- palpitasi
- sesak napas
- rasa lemah
- biasa muncul pada masa pemulihan dari penyakit infeksi
7
-
7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM
8/20
- Px fisik : takikardi, kardiomegali, bunyi jantung I yang melemah, irama
gallop, JVP meningkat, tanda-tanda gagal jantung terutama gagal jantung
kanan.
- Px lab : lekositosis, eosinofilia(pd infeksi parasit),LED meningkat, enzim
jantung meningkat, ASTO meningkat(infeksi streptokokus)
- EKG : tidak khas biasanya ditemukan STC, perubahan segment ST dan
atau gel T, low voltage, gangguan konduksi jantung
- Ro thorax: normal atau kardiomegali, kadang disertai kongesti paru.
8. Pleuritis :
- nyeri dada
- sesak napas
- batuk
- demam
- lebih senang tidur kesisi yang berisi cariran
- Px fisik : dinding dada lebih cembung, gerakan napas tertinggal, vocal
fremitus melemah, pekak pada perkusi, bunyi pernapasan menurun atau
menghilang pada sisi yang sakit, iktus kordis terdorong kesisi yang sehat
- Ro Thorax: efusi pleura
9. Esofagitis :
- disfagia
- nyeri retrosternal
- pirosis(heartburn)
- sendawa
- regurgitasi
- hematemesis
Px fisik : pucat, krepitasi basal paru
Px esofagoskopi
8
-
7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM
9/20
Untuk keluhan chest discomfort yang dikeluhkan pasien yaitu nyeri
dada sebelah kiri menjalar ke punggung, sifat nyeri seperti ditusuk-tusuk
memiliki, kemudian nyeri berlangsung >15 menit, dan nyeri tidak hilang pada
saat istirahat. Dapat memiliki diagnosis seperti angina pectoris, AMI,
perikarditis, miokarditis, pleuritis dan esofagitis. Kemudian diagnosis
perikarditis, miokarditis, pleuritis dan esofagitis, dapat disingkirkan karena
hasil resume pemeriksaan belum dapat memenuhi kriteria diagnosis
perikarditis, miokarditis, pleuritis dan esofagitis. Kemudian diagnosis yang
tersisa adalah angina pectoris atau AMI, karena hasil pemeriksaan enzim
jantung belum ada, maka saya membuat diagnosisnya sebagai sindrom
koroner akut, yang didalamnya terdapat Angina pectoris Unstable dan AMI.
Kemudian keluhan pasien berdebar- debar, ampeg, pusing serta Px
fisik ditemukan nadi Irreguler, nadi sinkron dengan denyut nadi serta hasil
EKG terdapat kompleks QRS tidak didahului oleh gelombang P,
mengindikasikan kelainan irama jantung yaitu ventrikel ekstra systole(VES).
Hipertensi ditegakkan atas dasar temuan gejala-gejala juga hasil
pemeriksaan tekanan darah 200/110.
Diagnosis CRF berdasarkan anamnesis dan bukti adanya status pasien
yang lama dengan diagnosis CRF.
VII. Dx kerja : CRF, Hipoglikemi, sindrom koroner akut , VES, hipertensi
VIII. Penatalaksanaan di UGD
- Infus D10% 20tts/mnt
- Bolus D40% 50ml IV tambahkan sampai pasien sadar
- O2 3L/jam dengan kanul
- Cordaron 3x1tab
- Tromboaspilet 2.1 tab
- Cedocard 3x1 tab
- Nifedipine 3x1 tab
- Inj lasix 1 ampl
9
-
7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM
10/20
- Stop OAD
IX. Pemeriksaan tambahan:
- GD post D10% dan bolus D40% : 195mg%
- GDN, GD2jPP
- darah lengkap
- urin rutin
- ureum, kreatinin
- SGOT, SGPT
- CKMB, CK
- Profil lipid
X. Pemantauan :
- KU dan status kesadaran
- Vital sign
- Cek GDS setiap 1jam sekali hari pertama
Bila GDS < 50 mg% beri bolus D40% 50ml IV
Bila GDS < 100 mg% beri bolus D40% 25ml IV
Bila GDS 100-200mg% tanpa bolus D40%
Bila GDS >200mg% pertimbangkan penurunan kecepatan drip
D10%
Bila GDS > 300 mg% Infus ganti dengan Nacl 20tts/mnt
GDS dipertahankan sampai dengan 200mg%
Bila pasien belum sadar, GDS sekitar 200mg%beri hidrokortison
100mg per 4 jam selama 12 jam atau deksametason 10mg IV bolus
dilanjutkan 2mg tiap 6jam dan manitol 1,5-2g/kgBB IV setiap 6-
8jam. Dicari penyebab lain kesadaran menurun- Cek GDS setiap 4-6 jam hari kedua bila GDS >100mg%.Protokol seperti
diatas
- Hari ketiga bila gula darah >200, infuse telah diganti Nacl kemudian
penghentian pemberian glukosa parenteral belum dapat menurunkan gula
darahnya, diberi OAD glibenklamid 1.1 sambil dipantau GDN, GD2jPP
10
-
7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM
11/20
- Pemeriksaan pemantauan :
Profil lipid
EKG ulang
GDN dan GD 2jamPP
Darah rutin dan Urin rutin
XI. Prognosis : Dubia et malam
Hipoglikemi pada penderita DM
Definisi :
Batas terendah glukosa darah puasa adalah 60mg%, dengan dasar terssebut maka
penurunan kadar glukosa darah dibawah 60mg% disebut sebagai hipoglikemi. Pada
umumnya hipoglikemi baru menimbulkan gejala bila glukosa darah
-
7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM
12/20
4.Olah raga yang berlebih
Etiologi pada asien DM:
DM stadium dini
DM dengan pengobatan Insulin atau sulfonylurea.
Faktor factor predisposisi untuk terjadinya hipoglikemi pada pasien DM yang
menjalani pengobatan :
1. Faktor yang berkaitan dengan pasien
- Pengurangan/ keterlambatan makan
- Kesalahan dosis obat
- Latihan jasmani yang berlebihan
- Perubahan tempat penyuntikan insulin(dari lengan ke dinding perut)
- Penurunan kebutuhan insulin :
- penyembuhan dari sakit
- nefropati diabetic
- hipotiroidisme
- penyakit addison
- hipopituarisme
- hari-hari pertama persalinan
- penyakit hati yang berat- gastroparesis diabetik
2. Faktor- faktor yang berkaitan dengan dokter
- pengendalian glukosa darah yang ketat
- pemberian obat-abat yang mempunyai potensi hipoglikemik
- penggantian jenis insulin
12
-
7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM
13/20
Patofisiologi
Homeostasis glukosa dan energi tubuh
Penyerapan di usus
Karbohidrat Protein Lemak
60% disimpan dipakai as. Amino kilomikron
Insulin lipase
Glukogenesis 70% untuk disimpan di as.lemak
Otak hati & otot esterifikasi
oleh gliserol
glikogen di hepar trigliserida di
otot & jar. Lemak jar.lemak
Pada waktu sesudah makan atau setelah puasa 5-6 jam glukosa darah mulai
menurun, keadaan ini juga menyebabkan kadar insulin dalam darah juga menurun.
Sedangkan hormon kontra regulator yaitu glukagon, epinefrin, kortisol dan hormone
pertumbuhan akan meningkat. Terjadilah keadaan sebaliknya(katabolic) yaitu sintesis
glikogen, protein dan trigliserida akan menurun, sedangkan pemecahan zat-zat tersebut
akan meningkat. Pada keadaan penurunan glukosa darah mendadak, glukagon dan
epinefrinlah yang sangat berperan. Kedua hormone tersebut akan memacu glikogenolisis,
glukoneogenesis dan proteolisis di otot dan lipolisis di jaringan lemak. Dengan demikian
tersedialah bahan untuk glukoneogenesis yaitu as.amino terutama alanin, as.laktat,
piruvat dan gliserol. Hormon kontra regulator yang lain (kortisol dan hormone
pertumbuhan) berpengaruh sinergistik terhadap glukagon dan adrenalin tetapi peranannya
lambat.
13
-
7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM
14/20
Selama homeostasis glukosa tersebut berjalan, hipoglikemia tidak akan terjadi.
Hipoglikemi terjadi karena ketidakmampuan hati memproduksi glukosa.
Ketidakmampuan hati tersebut dapat disebabkan karena penurunan bahan pembentuk
glukosa, penyakit hati atau ketidakseimbangan hormonal.
Pada pasien DM yang telah mengidap lebih dari 5 tahun, mulai terjadi penurunan
glukagon. Penurunan ini mungkin terjadi karena efek parakrin local karena adanya
defisiensi insulin. Defisiensi adrenalin juga terjadi pada pasien DM yang sudah
berlangsung lama,tetapi terjadinya lebih akhir daripada defisiensiglukagon dan berkaitan
dengan adanya neuropati autonom.adanya antibody terhadap insulin dalam darah,
enggunaan betabloker yang non-selektif dan penggunaan anti diabetic oreal yang
berkhasiat lama. Hal-hal inilah yang menyebabkan hipoglikemi yang berkepanjangan
pada pasien DM.
Gejala dan tanda :
Fase Kadar glukosa
Darah
Perubahan hormonal/otak Gejala-gejala yang timbul
Fase subliminal 75 50 mg% Sekresi insulin mulai menurun
& sekresi glukagon bertambah
belum ada gejala klinis
Fase aktivasi 50 20 mg% - Aktivasi pusat autonom dihipotalamus
- Sekresi glukagon & epinefrin
bertambah banyak
- gejala adrenergic : palpitasi,keringat berlebihan, tremor,
ketakutan, lapar, mual, dsb.
Fase neurologis < 20mg% Terjadi gangguan fungsi otak Pusing, pandangan kabur,
ketajaman mental menurun,
hilangnya kemampuan motorik
halus, penurunan kesadaran,
kejang-kejang dan koma.
Gejala yang tidak khas :
- perubahan tingkah laku
- serangan sinkop yang mendadak
- pusing pagi hari dan menghilang setelah makan pagi
14
-
7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM
15/20
- keringat berlebihan waktu tidur malam
- bangun tengah malam untuk makan
- hemiplegi/afasia sepintas
- angina pectoris tanpa kelainan arteri koronaria
Diagnosis :
- gejala dan tanda hipoglikemi
- riwayat DM
- sedang dalam pengobatan DM
- Trias Whipple: 1). Hipoglikemi dengan gejala saraf pusat, psikiatrik, atau
vasomotorik
2). Kadar glukosa darah
-
7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM
16/20
Diagnosis
Anamnesis
Nyeri dada tipikal(angina) berupa nyeri dada substernal, retrosternal, dan
prekordial. Nyeri seperti ditekan, ditusuk, ditindih benda berat, rasa terbakar, rasa diperas
dan dipelintir. Nyeri menjalar ke leher, lengan kiri, mandibula, gigi,
punggung/interskapula, dan dapat dapat juga ke lengan kanan. Nyeri membaik atau
hilang dengan istirahat atau obat nitrat, atau tidak. Nyeri dicetuskan oleh latihan fisik,
stress emosi, udara dingin, dan sesudah makan. Dapat disertai gejala mual, muntah, sulit
bernafas, keringat dingin, dan lemas.
EKG
Angina pektoris unstable : depresi segmen ST dengan atau tanpa inversi
gelombang T, kadang-kadang elevasi segmen ST sewaktu ada nyeri, tidak dijumpai
gelombang Q
Infark miokard ST elevasi : hiperakut T, elevasi segmen ST, gelombang Q,
inversi gelombang T.
Infark miokard non ST elevasi : depresi segmen ST, inversi gelombang T dalam.
Petanda Biokimia
CK, CKMB, Troponin-T, dll. Enzim meningkat minimal 2x nilai batas normal.
Terapi
Tirah baring di ICCU
Pasang infus IV dengan NaCl 0,9% atau D5%
O2 2liter/menit
Puasa sampai nyeri hilang, kemudian diet cair
Atasi nyeri dengan ISDN (kontraindikasi bila TD sistolik
-
7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM
17/20
dalam 1jam atau aktivator plasminogen jaringan (t-PA) bolus 15mg, dilanjutkan
dengan 0,75mg /kgBB (maksimal 50mg)dalam 60menit jika elevasi segmen
ST>0,1 mv pada dua atau lebih sadapan ekstremitas berdampingan atau >0,2 mv
pada dua atau lebih sadapan prekordial berdampingan, waktu mulai nyeri dada
sampai terapi
-
7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM
18/20
VES (Ventrikel Ekstra Sistole)
PengertianSuatu kompleks ventrikel prematur timbul secara dini, di salah satu
ventrikel akibat cetusan dini dari suatu fokus yang atomatis atau melalui mekanisme
reentri.
Diagnosis
Anamnesis : Palpitasi, Ampeg, Pusing
Px fisik : nadi Irreguler, nadi sinkron dengan denyut nadi
Px EKG : terdapat kompleks QRS tidak didahului oleh gelombang P, QRS melebar (
0,12 detik), P sinus biasanya terbenam dalam kompleks QRS segmen ST atau gel T
Terapi
Tidak perlu diobati jika jarang, timbul pada pasien tanpa/tidak dicurigai
kelainan jantung organic
Perlu pengobatan bila terdapat pada keadaan iskemia miokard akut, bigemini,
trigemini, atau multifokal, alvo ventrikel
Koreksi gangguan elektrolit, gangguan keseimbangan asam basa, dan hipoksi
Obat : Xilokain IV, dosis 1-2 mg/kgB dilanjutkan dengan infuse 2-4
mg/menit. Obat alternative : prokainanmid, disopiramid, amiodaron,
meksiletin. Bila pengobatan tidak diperlukan segera,obat-obat tersebut dapat
diberikan secara oral.
Komplikasi : VT/VF, kematian mendadak
Prognosis : Tergantung penyebab, beratnya gejala dan respon terapi
Hipertensi
Definisi
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di
dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana
tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko
18
-
7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM
19/20
terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh
pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan
sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua
puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk
tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90
mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi
kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi TD sistolik
(mmHg)
Td diastolik
(mmHg)Normal < 120 dan < 80
Pre-hipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi stage 1 140-159 atau 90-99
Hipertensi stage 2 160 atau 100Klasifikasi hipertensi menurut JNC VII
Terapi
Pada paien diatas mendapat terapi HT stage dengan compelling indications
berupa DM dan GGK. Kemudian dari DM sendiri memiliki DOC untuk hipertensinya
adalah obat golongan diuretic, beta-bloker, ACE inhibitor, antagonis reseptor AII, dan
penghambat kalsium. Compelling indication berupa GGK memiliki DOC untuk
hipertensinya adalah ACE inhibitor dan antagonis reseptor AII. Jadi saya memilih
obat golongan diuretic, dan antagonis kalsium agar kondisi hipertensi pasien cepat
bisa ditangani dengan baik, agar komplikasi kepada organ target dapat dikurangi atau
organ target yang sudah terkena tidak lebih parah kerusakannya.
19
-
7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM
20/20
Daftar Pustaka :
- Anonim, Gagal ginjal kronik. Medicastore, 2005
- Anonim, Hipertensi, Medicastore,2005.
- Anonim, Hipoglikemi, Medicastore, 2005.- Depkes RI, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, CV. Sagung Seto, Jakarta,
2000
- Mubin Halin, Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam : Diagnosis dan Terapi, EGC,Jakarta, 2001
- Noer Saefulloh, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, FK UI, Jakarta 2000
- Rab Tabrani, Agenda Gawat Darurat, Jilid II, ALUMNI, Bandung, 1998- Rani Aziz et.all, Standar Pelayanan Medik Penyakit Dalam, PAPDI, 2004
20