hipoglikemi pada penderita dm

Upload: ananda-putri-imsez

Post on 03-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM

    1/20

    Presentasi kasus UGD

    Disusun oleh:Rianto Noviady Ramli

    01711019

    Status pasienI. IDENTITAS

    Nama : Bp.P

    Jenis Kelamin : laki- laki

    Umur : 54 tahun

    BB : 55 Kg

    Alamat : Jiwan, Jimbung, Kalikotes, Klaten

    Masuk RS tanggal / pukul : 20-09-2005 / 05:26Nomer RM : 223716

    II. ANAMNESIS

    Keluhan utama : pasien datang dalam keadaan tidak sadar dan keringatan.

    RPS : Orang sakit(OS) tidur malam, dibangunkan untuk subuh tidak ada

    respon, tidak sadar dengan keringat banyak. OS kemudian dibawa ke

    RS. OS mengeluh sering lemes-lemes. OS juga sesak napas, Nyeri

    badan seperti ditusuk jarum, nyeri sudah 1 bln ini, sering kesemutan

    dan sudah ada selama 5 tahun ini. OS juga mengeluh nyeri dada, nyeri

    seperti ditusuk- tusuk, nyeri di dada kiri menjalar ke punggung, nyeri

    pernah dan sering dirasakan sebelumnya, nyeri berlangsung >15

    menit. Nyeri tidak berhubungan dengan aktivitas dan tidak membaik

    dengan istirahat, ampeg(+)OS tidak nafsu makan, bila makan sedikit

    sekali, 7-10 sendok. Dengan frekwensi 1-2 kali sehari, alasannya agar

    gula darahnya tidak naik. Makan terakhir kemarin siang, sebelumnya

    OS minum OAD terakhir makan obat sore,OS tidak menggunakan

    insulin sebagai terapi DM yang dideritanya, pasien juga sedang dalam

    status pasien HD dengan CRF

    Ax system :pusing (+), sakit kepala(-),demam(-), kunang-kunang (-),

    penglihatan kabur (+) membaik bila memakai kacamata(+), batuk (-),

    1

  • 7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM

    2/20

    sesak napas(+), berdebar-debar (+), mual (+)muntah(-), BAB :

    spontan, nyeri waktu BAB(-) diare (-), konstipati(-), warna coklat tua,

    lendir/darah(-) BAK : nyeri berkemih(-), anyang-anyangen (-), warna

    kuning, BAK spontan, disuri(-). Udema tungkai(-). Gatal-gatal pada

    kulit(-)

    RPD: DM sudah 15 tahun, HD dengan CRF

    Keluarga : Ibu OS sakit DM

    Kebiasaan : merokok

    III. PEMERIKSAAN FISIK

    KU/Kesadaran : gelisah,lemah/CM

    VS : TD : 200/110 Nadi : 80 Suhu: 37 RR: 30x/mnt

    Kepala :

    Inspeksi: sclera ikterik (-), konjungtiva anemis(-), mulut kering (+),

    telinga DBN, hidung DBN, lidah kotor (-) hiperemis (-) tremor

    (-),gigi karies (+), pharing hiperemis (-)

    Leher :

    Inspeksi: pembesaran kel. Tiroid (-), trakea tidak deviasi, JVP tidak

    meningkat (5+2)

    Palpasi : limfonodi leher tidak terabaThorax :

    Inspeksi : Retraksi dinding dada(-), bendungan vena(-), warna

    kulit normal, sikatriks(-), pengembangan paru kanan dan kiri

    simetris, ketinggalan gerak(-), Ictus cordis tidak terlihat,

    Palpasi : massa/tumor (-), ictus cordis di LMCS SIC5, Fremitus

    tidak dilakukan.

    Perkusi : anterior redup di SIC4 - 6 sinistra & SIC6 dextra,

    posteriortidak dilakukan

    Batas jantung atas SIC4, bawah SIC6, kiri SIC5 LMC sinistra.

    Cardiomegali(-)

    Auskultasi: - Paru : vesikuler (+), ronki (-), whezzing (-)

    2

  • 7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM

    3/20

    - Cor : bising jantung S1 dan S2 terdengar irregular, kesan

    aritmia (+), bising tambahan (-)

    Abdomen :

    Inspeksi : perut lebih tinggi dari pada dada, pulsasi aorta abd(+),

    sikatriks(-), benjolan(-), radang pada umbilikus(-), hernia

    inguinal(-)

    Auskultasi : peristaltik (+), bising hepar(-), bising arteri renalis(-)

    Perkusi : Tympani di semua kuadran, asites (-), nyeri ketok

    ginjal tidak dilakukan.

    Palpasi : perut teraba supel, tidak ada massa, nyeri tekan (-)

    Hepar : hepatomegali (-)

    Splenn : tidak teraba

    Ginjal : tidak teraba

    Ekstrimitas : udema tungkai (-), akral dingin & pucat.Badan berkeringat

    Pemeriksaan penunjang UGD :

    GDS : low

    EKG : VES

    IV. Resume Pemeriksaaan :

    Dihadapkan pasien umur 54 tahun yang datang dalam keadaan

    tidak sadar dan badan basah karena keringat, OS sudah ada DM 15 tahun,

    riwayat hipertensi, Status sebagai pasien HD dengan CRF. Setelah sadar,

    pasien mengeluh nyeri dada yang menjalar ke punggung, nyeri seperti ditusuk

    jarum, nyeri berlangsung >15 menit, makan sedikit, pusing(+) ampeg(+),

    sesak(+), berdebar-debar, mual, hipertensi, hiperkapnea, akral dingin. Hasil Px

    GDS: low dan EKG : VES bifasik

    V. Assasment : CRF, hipoglikemi, hipertensi, VES, Chest discomfortVI. Differensial Diagnosis

    Selain Hipoglikemi, hipertensi dan VES yang diagnosisnya relatif mudah

    ditegakkan, pasien juga mengalami Chest discomfort. Untuk chest discomfort

    memiliki beberapa diagnosis banding yang perlu kita pikirkan yaitu : Angina

    pectoris, IMA, perikarditis, miokarditis, pleuritis, dan esofagitis. Untuk

    3

  • 7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM

    4/20

    menyingkirkan DD tersebut ada baiknya kita merujuk DD dan kriteria

    penegakan diagnosisnya dari DD yang telah saya buat diatas, sebagai berikut :

    1.Hipoglikemi

    - Ada riwayat menggunakan OAD tetapi kurang makan

    - Cemas

    - Gemetar

    - Palpitasi

    - Mandi keringat

    - Kadang terjadi setelah kegiatan fisik

    - Penglihatan kabur/diplopia

    - Sakit kepala

    - Px fisik : Mandi keringat, takikardi, bicara tidak jelas, lemah, gelisah,

    penurunan kesadaran, pupil dilatasi atau sudah miosis

    - Px GDS :

  • 7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM

    5/20

    2. VES

    - Palpitasi

    - Ampeg

    - Pusing

    Px fisik : nadi Irreguler, nadi sinkron dengan denyut nadi

    Px EKG : terdapat kompleks QRS tidak didahului oleh gelombang P, QRS

    melebar( 0,12 detik), P sinus biasanya terbenam dalam kompleks QRS

    segmen ST atau gel T

    Kemudian keluhan pasien berdebar- debar, ampeg, pusing serta Px fisik

    ditemukan nadi Irreguler, nadi sinkron dengan denyut nadi serta hasil

    EKG terdapat kompleks QRS tidak didahului oleh gelombang P,

    mengindikasikan kelainan irama jantung yaitu ventrikel ekstra

    systole(VES).

    3. Hipertensi

    - sefalgia

    - pusing

    - migren

    - insomnia

    - rasa berat ditengkuk

    - epistaksis

    - palpitasi

    - nokturi

    - Px fisik : TD >140(systole) >90(diastole)

    Hipertensi ditegakkan atas dasar temuan gejala-gejala pada pasien

    juga hasil pemeriksaan tekanan darah yaitu 200/110mmHg. Dan masuk

    kedalam kategori hipertensi stage 2.

    5

  • 7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM

    6/20

    Klasifikasi Hipertensi

    Klasifikasi TD sistolik

    (mmHg)

    Td diastolik

    (mmHg)

    Normal < 120 dan < 80

    Pre-hipertensi 120-139 atau 80-89

    Hipertensi stage 1 140-159 atau 90-99

    Hipertensi stage 2 160 atau 100Klasifikasi hipertensi menurut JNC VII

    4. Angina pektoris :

    - nyeri prekardial selama 15-20 menit dapat menjalar

    - sesak napas

    - capek dan keringat dinginVariant Angina Merupakan akibat dari kejang pada arteri koroner yang

    besar di permukaan jantung. Disebut variant karena ditandai dengan:

    - nyeri yang timbul ketika penderita sedang istirahat, bukan pada saat

    melakukan aktivitas fisik

    - perubahan tertentu pada EKG.

    Unstable Angina Merupakan angina yang pola gejalanya mengalami

    perubahan.

    Ciri angina pada seorang penderita biasanya tetap, oleh karena itu setiap

    perubahan merupakan masalah yang serius (misalnya nyeri menjadi lebih

    hebat, serangan menjadi lebih sering terjadi atau nyeri timbul ketika sedang

    beristirahat).

    Perubahan tersebut biasanya menunjukkan perkembangan yang cepat dari

    penyakit arteri koroner, dimana telah terjadi penyumbatan arteri koroner

    karena pecahnya suatu ateroma atau terbentuknya suatu bekuan.Resiko

    terjadinya serangan jantung sangat tinggi. Unstable angina merupakan suatu

    keadaan darurat.

    - Px fisik umumnya normal, kecuali tanda dari faktor resiko

    - FR : obesitas, hipertensi, merokok, DM

    6

  • 7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM

    7/20

    - PX lab umumnya tidak terdapat kelainan bila tidak sedang dalam

    serangan.

    5.IMA :

    - chest discomfort >15 menit

    - sesak

    - mual/muntah

    - lemah

    - palpitasi

    - keringat dingin

    - Px fisik : dapat normal tetapi dapat juga ditemukan aritmia, hipotensi

    ,syok,takikardi, akral dingin

    - Px lab : peningkatan enzim jantung

    - EKG : elevasi segmen ST atau depresi

    6. Perikarditis akut :

    - nyeri dada substernal atau parasternal yang berkurang bila duduk dan

    bertambah pada saat menarik nafas

    - Px fisik : pericardial friction rub, cardiomegali, bunyi jantung melemah,

    tanda-tanda tamponade,Ewart`s sign yaitu perkusi pekak di bawah angulus

    skapula kiri bila efusi perikard banyak.

    - EKG : ST elevasi, low voltage, fibrilasi atrium

    - Ro thorax : cor water bottle sign

    - Ekokardiografi : efusi perikard

    7. Miokarditis :

    - demam

    - nyeri dada mirip angina pektoris dan perikarditis

    - palpitasi

    - sesak napas

    - rasa lemah

    - biasa muncul pada masa pemulihan dari penyakit infeksi

    7

  • 7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM

    8/20

    - Px fisik : takikardi, kardiomegali, bunyi jantung I yang melemah, irama

    gallop, JVP meningkat, tanda-tanda gagal jantung terutama gagal jantung

    kanan.

    - Px lab : lekositosis, eosinofilia(pd infeksi parasit),LED meningkat, enzim

    jantung meningkat, ASTO meningkat(infeksi streptokokus)

    - EKG : tidak khas biasanya ditemukan STC, perubahan segment ST dan

    atau gel T, low voltage, gangguan konduksi jantung

    - Ro thorax: normal atau kardiomegali, kadang disertai kongesti paru.

    8. Pleuritis :

    - nyeri dada

    - sesak napas

    - batuk

    - demam

    - lebih senang tidur kesisi yang berisi cariran

    - Px fisik : dinding dada lebih cembung, gerakan napas tertinggal, vocal

    fremitus melemah, pekak pada perkusi, bunyi pernapasan menurun atau

    menghilang pada sisi yang sakit, iktus kordis terdorong kesisi yang sehat

    - Ro Thorax: efusi pleura

    9. Esofagitis :

    - disfagia

    - nyeri retrosternal

    - pirosis(heartburn)

    - sendawa

    - regurgitasi

    - hematemesis

    Px fisik : pucat, krepitasi basal paru

    Px esofagoskopi

    8

  • 7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM

    9/20

    Untuk keluhan chest discomfort yang dikeluhkan pasien yaitu nyeri

    dada sebelah kiri menjalar ke punggung, sifat nyeri seperti ditusuk-tusuk

    memiliki, kemudian nyeri berlangsung >15 menit, dan nyeri tidak hilang pada

    saat istirahat. Dapat memiliki diagnosis seperti angina pectoris, AMI,

    perikarditis, miokarditis, pleuritis dan esofagitis. Kemudian diagnosis

    perikarditis, miokarditis, pleuritis dan esofagitis, dapat disingkirkan karena

    hasil resume pemeriksaan belum dapat memenuhi kriteria diagnosis

    perikarditis, miokarditis, pleuritis dan esofagitis. Kemudian diagnosis yang

    tersisa adalah angina pectoris atau AMI, karena hasil pemeriksaan enzim

    jantung belum ada, maka saya membuat diagnosisnya sebagai sindrom

    koroner akut, yang didalamnya terdapat Angina pectoris Unstable dan AMI.

    Kemudian keluhan pasien berdebar- debar, ampeg, pusing serta Px

    fisik ditemukan nadi Irreguler, nadi sinkron dengan denyut nadi serta hasil

    EKG terdapat kompleks QRS tidak didahului oleh gelombang P,

    mengindikasikan kelainan irama jantung yaitu ventrikel ekstra systole(VES).

    Hipertensi ditegakkan atas dasar temuan gejala-gejala juga hasil

    pemeriksaan tekanan darah 200/110.

    Diagnosis CRF berdasarkan anamnesis dan bukti adanya status pasien

    yang lama dengan diagnosis CRF.

    VII. Dx kerja : CRF, Hipoglikemi, sindrom koroner akut , VES, hipertensi

    VIII. Penatalaksanaan di UGD

    - Infus D10% 20tts/mnt

    - Bolus D40% 50ml IV tambahkan sampai pasien sadar

    - O2 3L/jam dengan kanul

    - Cordaron 3x1tab

    - Tromboaspilet 2.1 tab

    - Cedocard 3x1 tab

    - Nifedipine 3x1 tab

    - Inj lasix 1 ampl

    9

  • 7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM

    10/20

    - Stop OAD

    IX. Pemeriksaan tambahan:

    - GD post D10% dan bolus D40% : 195mg%

    - GDN, GD2jPP

    - darah lengkap

    - urin rutin

    - ureum, kreatinin

    - SGOT, SGPT

    - CKMB, CK

    - Profil lipid

    X. Pemantauan :

    - KU dan status kesadaran

    - Vital sign

    - Cek GDS setiap 1jam sekali hari pertama

    Bila GDS < 50 mg% beri bolus D40% 50ml IV

    Bila GDS < 100 mg% beri bolus D40% 25ml IV

    Bila GDS 100-200mg% tanpa bolus D40%

    Bila GDS >200mg% pertimbangkan penurunan kecepatan drip

    D10%

    Bila GDS > 300 mg% Infus ganti dengan Nacl 20tts/mnt

    GDS dipertahankan sampai dengan 200mg%

    Bila pasien belum sadar, GDS sekitar 200mg%beri hidrokortison

    100mg per 4 jam selama 12 jam atau deksametason 10mg IV bolus

    dilanjutkan 2mg tiap 6jam dan manitol 1,5-2g/kgBB IV setiap 6-

    8jam. Dicari penyebab lain kesadaran menurun- Cek GDS setiap 4-6 jam hari kedua bila GDS >100mg%.Protokol seperti

    diatas

    - Hari ketiga bila gula darah >200, infuse telah diganti Nacl kemudian

    penghentian pemberian glukosa parenteral belum dapat menurunkan gula

    darahnya, diberi OAD glibenklamid 1.1 sambil dipantau GDN, GD2jPP

    10

  • 7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM

    11/20

    - Pemeriksaan pemantauan :

    Profil lipid

    EKG ulang

    GDN dan GD 2jamPP

    Darah rutin dan Urin rutin

    XI. Prognosis : Dubia et malam

    Hipoglikemi pada penderita DM

    Definisi :

    Batas terendah glukosa darah puasa adalah 60mg%, dengan dasar terssebut maka

    penurunan kadar glukosa darah dibawah 60mg% disebut sebagai hipoglikemi. Pada

    umumnya hipoglikemi baru menimbulkan gejala bila glukosa darah

  • 7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM

    12/20

    4.Olah raga yang berlebih

    Etiologi pada asien DM:

    DM stadium dini

    DM dengan pengobatan Insulin atau sulfonylurea.

    Faktor factor predisposisi untuk terjadinya hipoglikemi pada pasien DM yang

    menjalani pengobatan :

    1. Faktor yang berkaitan dengan pasien

    - Pengurangan/ keterlambatan makan

    - Kesalahan dosis obat

    - Latihan jasmani yang berlebihan

    - Perubahan tempat penyuntikan insulin(dari lengan ke dinding perut)

    - Penurunan kebutuhan insulin :

    - penyembuhan dari sakit

    - nefropati diabetic

    - hipotiroidisme

    - penyakit addison

    - hipopituarisme

    - hari-hari pertama persalinan

    - penyakit hati yang berat- gastroparesis diabetik

    2. Faktor- faktor yang berkaitan dengan dokter

    - pengendalian glukosa darah yang ketat

    - pemberian obat-abat yang mempunyai potensi hipoglikemik

    - penggantian jenis insulin

    12

  • 7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM

    13/20

    Patofisiologi

    Homeostasis glukosa dan energi tubuh

    Penyerapan di usus

    Karbohidrat Protein Lemak

    60% disimpan dipakai as. Amino kilomikron

    Insulin lipase

    Glukogenesis 70% untuk disimpan di as.lemak

    Otak hati & otot esterifikasi

    oleh gliserol

    glikogen di hepar trigliserida di

    otot & jar. Lemak jar.lemak

    Pada waktu sesudah makan atau setelah puasa 5-6 jam glukosa darah mulai

    menurun, keadaan ini juga menyebabkan kadar insulin dalam darah juga menurun.

    Sedangkan hormon kontra regulator yaitu glukagon, epinefrin, kortisol dan hormone

    pertumbuhan akan meningkat. Terjadilah keadaan sebaliknya(katabolic) yaitu sintesis

    glikogen, protein dan trigliserida akan menurun, sedangkan pemecahan zat-zat tersebut

    akan meningkat. Pada keadaan penurunan glukosa darah mendadak, glukagon dan

    epinefrinlah yang sangat berperan. Kedua hormone tersebut akan memacu glikogenolisis,

    glukoneogenesis dan proteolisis di otot dan lipolisis di jaringan lemak. Dengan demikian

    tersedialah bahan untuk glukoneogenesis yaitu as.amino terutama alanin, as.laktat,

    piruvat dan gliserol. Hormon kontra regulator yang lain (kortisol dan hormone

    pertumbuhan) berpengaruh sinergistik terhadap glukagon dan adrenalin tetapi peranannya

    lambat.

    13

  • 7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM

    14/20

    Selama homeostasis glukosa tersebut berjalan, hipoglikemia tidak akan terjadi.

    Hipoglikemi terjadi karena ketidakmampuan hati memproduksi glukosa.

    Ketidakmampuan hati tersebut dapat disebabkan karena penurunan bahan pembentuk

    glukosa, penyakit hati atau ketidakseimbangan hormonal.

    Pada pasien DM yang telah mengidap lebih dari 5 tahun, mulai terjadi penurunan

    glukagon. Penurunan ini mungkin terjadi karena efek parakrin local karena adanya

    defisiensi insulin. Defisiensi adrenalin juga terjadi pada pasien DM yang sudah

    berlangsung lama,tetapi terjadinya lebih akhir daripada defisiensiglukagon dan berkaitan

    dengan adanya neuropati autonom.adanya antibody terhadap insulin dalam darah,

    enggunaan betabloker yang non-selektif dan penggunaan anti diabetic oreal yang

    berkhasiat lama. Hal-hal inilah yang menyebabkan hipoglikemi yang berkepanjangan

    pada pasien DM.

    Gejala dan tanda :

    Fase Kadar glukosa

    Darah

    Perubahan hormonal/otak Gejala-gejala yang timbul

    Fase subliminal 75 50 mg% Sekresi insulin mulai menurun

    & sekresi glukagon bertambah

    belum ada gejala klinis

    Fase aktivasi 50 20 mg% - Aktivasi pusat autonom dihipotalamus

    - Sekresi glukagon & epinefrin

    bertambah banyak

    - gejala adrenergic : palpitasi,keringat berlebihan, tremor,

    ketakutan, lapar, mual, dsb.

    Fase neurologis < 20mg% Terjadi gangguan fungsi otak Pusing, pandangan kabur,

    ketajaman mental menurun,

    hilangnya kemampuan motorik

    halus, penurunan kesadaran,

    kejang-kejang dan koma.

    Gejala yang tidak khas :

    - perubahan tingkah laku

    - serangan sinkop yang mendadak

    - pusing pagi hari dan menghilang setelah makan pagi

    14

  • 7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM

    15/20

    - keringat berlebihan waktu tidur malam

    - bangun tengah malam untuk makan

    - hemiplegi/afasia sepintas

    - angina pectoris tanpa kelainan arteri koronaria

    Diagnosis :

    - gejala dan tanda hipoglikemi

    - riwayat DM

    - sedang dalam pengobatan DM

    - Trias Whipple: 1). Hipoglikemi dengan gejala saraf pusat, psikiatrik, atau

    vasomotorik

    2). Kadar glukosa darah

  • 7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM

    16/20

    Diagnosis

    Anamnesis

    Nyeri dada tipikal(angina) berupa nyeri dada substernal, retrosternal, dan

    prekordial. Nyeri seperti ditekan, ditusuk, ditindih benda berat, rasa terbakar, rasa diperas

    dan dipelintir. Nyeri menjalar ke leher, lengan kiri, mandibula, gigi,

    punggung/interskapula, dan dapat dapat juga ke lengan kanan. Nyeri membaik atau

    hilang dengan istirahat atau obat nitrat, atau tidak. Nyeri dicetuskan oleh latihan fisik,

    stress emosi, udara dingin, dan sesudah makan. Dapat disertai gejala mual, muntah, sulit

    bernafas, keringat dingin, dan lemas.

    EKG

    Angina pektoris unstable : depresi segmen ST dengan atau tanpa inversi

    gelombang T, kadang-kadang elevasi segmen ST sewaktu ada nyeri, tidak dijumpai

    gelombang Q

    Infark miokard ST elevasi : hiperakut T, elevasi segmen ST, gelombang Q,

    inversi gelombang T.

    Infark miokard non ST elevasi : depresi segmen ST, inversi gelombang T dalam.

    Petanda Biokimia

    CK, CKMB, Troponin-T, dll. Enzim meningkat minimal 2x nilai batas normal.

    Terapi

    Tirah baring di ICCU

    Pasang infus IV dengan NaCl 0,9% atau D5%

    O2 2liter/menit

    Puasa sampai nyeri hilang, kemudian diet cair

    Atasi nyeri dengan ISDN (kontraindikasi bila TD sistolik

  • 7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM

    17/20

    dalam 1jam atau aktivator plasminogen jaringan (t-PA) bolus 15mg, dilanjutkan

    dengan 0,75mg /kgBB (maksimal 50mg)dalam 60menit jika elevasi segmen

    ST>0,1 mv pada dua atau lebih sadapan ekstremitas berdampingan atau >0,2 mv

    pada dua atau lebih sadapan prekordial berdampingan, waktu mulai nyeri dada

    sampai terapi

  • 7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM

    18/20

    VES (Ventrikel Ekstra Sistole)

    PengertianSuatu kompleks ventrikel prematur timbul secara dini, di salah satu

    ventrikel akibat cetusan dini dari suatu fokus yang atomatis atau melalui mekanisme

    reentri.

    Diagnosis

    Anamnesis : Palpitasi, Ampeg, Pusing

    Px fisik : nadi Irreguler, nadi sinkron dengan denyut nadi

    Px EKG : terdapat kompleks QRS tidak didahului oleh gelombang P, QRS melebar (

    0,12 detik), P sinus biasanya terbenam dalam kompleks QRS segmen ST atau gel T

    Terapi

    Tidak perlu diobati jika jarang, timbul pada pasien tanpa/tidak dicurigai

    kelainan jantung organic

    Perlu pengobatan bila terdapat pada keadaan iskemia miokard akut, bigemini,

    trigemini, atau multifokal, alvo ventrikel

    Koreksi gangguan elektrolit, gangguan keseimbangan asam basa, dan hipoksi

    Obat : Xilokain IV, dosis 1-2 mg/kgB dilanjutkan dengan infuse 2-4

    mg/menit. Obat alternative : prokainanmid, disopiramid, amiodaron,

    meksiletin. Bila pengobatan tidak diperlukan segera,obat-obat tersebut dapat

    diberikan secara oral.

    Komplikasi : VT/VF, kematian mendadak

    Prognosis : Tergantung penyebab, beratnya gejala dan respon terapi

    Hipertensi

    Definisi

    Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di

    dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana

    tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko

    18

  • 7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM

    19/20

    terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.

    Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi

    diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh

    pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan

    sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua

    puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk

    tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90

    mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi

    kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.

    Klasifikasi Hipertensi

    Klasifikasi TD sistolik

    (mmHg)

    Td diastolik

    (mmHg)Normal < 120 dan < 80

    Pre-hipertensi 120-139 atau 80-89

    Hipertensi stage 1 140-159 atau 90-99

    Hipertensi stage 2 160 atau 100Klasifikasi hipertensi menurut JNC VII

    Terapi

    Pada paien diatas mendapat terapi HT stage dengan compelling indications

    berupa DM dan GGK. Kemudian dari DM sendiri memiliki DOC untuk hipertensinya

    adalah obat golongan diuretic, beta-bloker, ACE inhibitor, antagonis reseptor AII, dan

    penghambat kalsium. Compelling indication berupa GGK memiliki DOC untuk

    hipertensinya adalah ACE inhibitor dan antagonis reseptor AII. Jadi saya memilih

    obat golongan diuretic, dan antagonis kalsium agar kondisi hipertensi pasien cepat

    bisa ditangani dengan baik, agar komplikasi kepada organ target dapat dikurangi atau

    organ target yang sudah terkena tidak lebih parah kerusakannya.

    19

  • 7/29/2019 Hipoglikemi Pada Penderita DM

    20/20

    Daftar Pustaka :

    - Anonim, Gagal ginjal kronik. Medicastore, 2005

    - Anonim, Hipertensi, Medicastore,2005.

    - Anonim, Hipoglikemi, Medicastore, 2005.- Depkes RI, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, CV. Sagung Seto, Jakarta,

    2000

    - Mubin Halin, Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam : Diagnosis dan Terapi, EGC,Jakarta, 2001

    - Noer Saefulloh, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, FK UI, Jakarta 2000

    - Rab Tabrani, Agenda Gawat Darurat, Jilid II, ALUMNI, Bandung, 1998- Rani Aziz et.all, Standar Pelayanan Medik Penyakit Dalam, PAPDI, 2004

    20