hipotiroidisme

5
HIPOTIROIDISME Hipotiroidisme merupakan suatu sindrom klinis akibat penurunan produksi dan sekresi hormon tiroid. Penyebab terbanyak hipotiroidisme adalah oleh proses primer dimana jumlah produksi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid tidak mencukupi. Dapat pula terjadi oleh karena proses sekunder yaitu gangguan sekresi hormon tiroid yang berhubungan dengan sekresi Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang adekuat dari kelenjar hipofisis. Atau melalui proses tersier karena gangguan pelepasan Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) dari hipotalamus. Manifestasi Oral Hipotiroidisme : A. Jaringan Keras (Gigi dan Tulang Rahang) 1. Erupsi Gigi Terlambat - Gigi sulung dan permanen mengalami erupsi yang terlambat - Gigi sulung baru erupsi usia 3 tahun - Gigi sulung juga terlambat untuk tanggal 2. Mikrognatisme Mandibula - Pertumbuhan mandibula terlambat - Pertumbuhan maksila cepat atau berlebihan sehingga wajah terlihat tidak harmonis - Basis mandibula berkembang ke arah bawah dan belakang - Pertumbuhan kondil yang terlambat mengakibatkan mulut menjadi terbuka 3. Maloklusi

Upload: nabel-abel-bela

Post on 21-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

pasien kompromis medis

TRANSCRIPT

Page 1: HIPOTIROIDISME

HIPOTIROIDISME

Hipotiroidisme merupakan suatu sindrom klinis akibat penurunan produksi dan sekresi

hormon tiroid. Penyebab terbanyak hipotiroidisme adalah oleh proses primer dimana

jumlah produksi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid tidak mencukupi. Dapat pula terjadi

oleh karena proses sekunder yaitu gangguan sekresi hormon tiroid yang berhubungan

dengan sekresi Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang adekuat dari kelenjar

hipofisis. Atau melalui proses tersier karena gangguan pelepasan Thyrotropin Releasing

Hormone (TRH) dari hipotalamus.

Manifestasi Oral Hipotiroidisme :

A. Jaringan Keras (Gigi dan Tulang Rahang)

1. Erupsi Gigi Terlambat

- Gigi sulung dan permanen mengalami erupsi yang terlambat

- Gigi sulung baru erupsi usia 3 tahun

- Gigi sulung juga terlambat untuk tanggal

2. Mikrognatisme Mandibula

- Pertumbuhan mandibula terlambat

- Pertumbuhan maksila cepat atau berlebihan sehingga wajah terlihat tidak

harmonis

- Basis mandibula berkembang ke arah bawah dan belakang

- Pertumbuhan kondil yang terlambat mengakibatkan mulut menjadi terbuka

3. Maloklusi

- Disebabkan pertumbuhan rahang yang kecil sehingga semua gigi yang erupsi

tidak mendapat tempat yang cukup

4. Karies

- Insiden karies gigi meningkat karena oral hygine yang buruk/kurang, bernafas

melalui mulut dan xerostomia

5. Kelainan Gigi

- Umumnya struktur dan pembentukan email, dentin dan sementum normal

tetapi dalam perkembangannya yang mengalami keterlambatan

- Penderita juga mengalami hipoplasia email

Page 2: HIPOTIROIDISME

- Gangguan pembentukan email gigi permanen yang sering ditemukan pada gigi

insisivus, kaninus, molar pertama dan molar kedua

- Gangguan pembentukan dentin mengakibatkan perkembangan akar tidak

sempurna/pendek dan saluran pulpa masih terbuka

B. Jaringan Lunak

1. Makroglossi dan Makrocheilia

- Sering terjadi pada pasien hipotiroidisme

- Pada anak-anak tampak lidah terjulur keluar

- Menyebabkan gangguan bicara dan menelan disertai indentasi gigi pada lidah

2. Edema Gingiva dan Jaringan Sekitarnya

- Edema pada rongga mulut terjadi pada gingiva, palatum, laring, uvula

(sehingga menyebabkan gangguan berbicara)

- Edema juga terjadi pada pita suara (sehingga suara menjadi serak dan berat)

- Gingiva yang mengalami edema tampak merah pucat, lunak dan mudah

berdarah

3. Penyakit Periodontal

- Insiden penyakit periodontal meningkat karena keadaan makroglossi pada

pasien sehingga memicu pasien untuk bernafas melalui mulut, yang mana hal

tersebut dapat menyebabkan keadaan xerostomia pada rongga mulutnya

sehingga penyakit periodontal mudah terjadi

4. Lidah Nyeri dan Licin

- Disebabkan karena pasien hipotiroidisme juga mengalami anemia sehingga

lidah terasa nyeri dan licin

5. Xerostomia

- Pasien hipotiroidisme mengalami atropi pada kelenjar saliva sehingga

mengalami disfungsi pada kelenjar saliva yang mengakibatkan produksi saliva

menurun ditambah dengan keadaan pasien yang bernafas melalui mulut maka

akan mengalami xerostomia, dimana xerostomia yang terjadi dapat

meningkatkan insiden karies dan kandidiasis pada pasien

6. Kandidiasis

- Akibat imunitas yang menurun sehingga pasien lebih sensitif terhadap infeksi

sehingga mudah terserang kandidiasis

Page 3: HIPOTIROIDISME

- Kandidiasis mukokutan kronik sering dijumpai pada lidah pasien

7. Ulser Herpes Labialis

- Virus herpes simpleks dapat menyebabkan ulser herpes labialis di rongga

mulut

- Ulser dapat ditemukan pada bibir, gingiva, lidah dan mukosa pipi

Terapi Secara Umum :

Pemberian hormon tiroid sintesis (syntroid dan levoxyl)

Pengobatan disesuaikan tipe dan berat/ringannya hipotiroidisme

Dosis anak disesuaikan berat badan

Penggantian hormon tiroid yang berlebihan dapat menyebabkan terjadi angina

pectoris dan infark miokard

Penanganan di Bidang Kedokteran Gigi :

Tindakan dan perawatan gigi harus dilakukan yang sesederhana mungkin

Untuk inflamasi sekunder pada gingiva dilakukan perawatan secara lokal dan

dengan meningkatkan oral hygine

Pemberian hormon tiroid secara adekuat pada kasus makroglossi dan makrocheilia

dapat membantu mengembalikan tekstur gingiva normal

Xerostomia dapat dikurangi dengan memberikan saliva buatan, dimana saliva

buatan diformulasikan mirip dengan komposisi saliva, tetapi saliva buatan ini

tidak menstimulasi sekresi saliva sehingga harus dipertimbangkan sebagai terapi

tambahan bukan sebagai terapi kuratif, bentuk saliva buatan ada berbagai macam

cairan, spray, gel dan lozenges

Berkonsultasi dengan dokter yang merawat dan merujuk ke spesialis penyakit

dalam

DAFTAR PUSTAKA

Soewondo P, Cahyanur R. Hipotiroidisme dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium.

Penatalaksanaan Penyakit-Penyakit Tiroid Bagi Dokter. Departemen Ilmu Penyakit

Dalam FKUI/RSUPNCM. Jakarta. Interna Publishing. 2008. 14-21 2.

Page 4: HIPOTIROIDISME

Syahbuddin S. Diagnosis dan Pengobatan Hipotiroidisme. Dalam: Djokomoeljanto R,

Darmono, Suhartono T, GD Pemayun T, Nugroho KH,editors. The 2nd Thyroidologi

Update 2009. Badan penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2009. 197-205 3.

Sumual AR, Langi Y. Hipotiroidisme. Dalam: Djokomoeljanto, editor. Buku Ajar

Tiroidologi Klinik. Badan penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2007. 295-317

4.

Vaidya B, Pearce Simon HS. Management of Hypothyroidism In Adult. BMJ. 2008;

337: 284-289.