hiv+ tb (responsi slide)
TRANSCRIPT
RESPONSI KASUS : HIV std IV with TB paru
Oleh :
MENAGA SAMINATHEN (0802005211)
Pembimbing :
dr. SUSILA,Sp.PD
PENDAHULUAN
• Human immunodeficiency Virus (HIV) retrovirus yang menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh,
menghancurkan/merusak fungsinya. menyerang sel darah putih(CD4) sistem kekebalan tubuh menjadi
lemah, dan orang menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Tahap paling parah dari infeksi HIV adalah acquired immunodeficiency
syndrome (AIDS) yang mengambil masa 10-15 tahun untuk seseorang yang terinfeksi HIV berkembangkan menjadi AIDS.
• AIDSadalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi.
DEFINISI
Dalam 10 tahun terakhir hingga 30 juni 2011, jumlah kasus AIDS kumulatif di Indonesia = 24.483 kasus~ departemen kesehatan republik Indonesia. HIV terdapat dalam cairan tubuh ODHASeseorang dapat terinfeksi HIV bila kontak dengan cairan tersebut. • berdasarkan penelitian,virus terdapat dalam saliva, air mata,
cairan serebrospinal &urintetapi tidak terbukti berisiko menularkan infeksi karena kadarnya sangat rendah dan tidak ada mekanisme yang memfasilitasi untuk masuk ke dalam darah orang lain, kecuali kalau ada luka.
• Cara penularan yang tersering di dunia adalah secara seksual melalui mukosa genital (IR-85%), kontak dengan darah yang terinfeksi dan penularan dari ibu ke bayi (selama kehamilan, persalinan dan sewaktu menyusui)
• Cara lain yang lebih jarangtato,transplantasi organ& jaringan, dan tindakan medis semi invasif.
• Tidak ada risiko penularan pada hubungan sosial, pemakaian bersama alat makan (misalnya gelas),
tubuh yang bersentuhan, atau penggunaan toilet umum dan HIV tidak disebarkan oleh nyamuk/serangga lainnya.
EPID
TRANSMISI HIV
SIKLUS REPLIKASI HIV
Manifestasi Klinis
• Setelah infeksi HIVresplikasi dlm kelenjar limfe regional.• Penyebaran HIV ke organ lainmencapai puncak
viremiarespon immunitas selularsimptomatis (glandular fever like)
Infeksi Primer (sindrom
retroviral akut)
• Replikasi HIV berlanjut &terjadi kerosakkan sistem immun.Infeksi HIV Asimptomatis/
dini
• Komplikasi kelainan kulit, mucosa mulut & gejala konstitusional lebih sering terjadi .
• Gejala konstitusional demam, ˅ berat badan, kelelahan, nyeri otot dan sendi &nyeri kepala.
Infeksi Simptomatik
• penyakit berhubungan dengan penurunan imunitas yang seriusinfeksi oportunistik
• Di stadium akhir biasanya pasien mati dalam waktu <2 thn , sekiranya pasien tidak menerima terapi ARVjuga dikenal sbg "full-blown AIDS“.
Stadium Lanjut
GEJALA-GEJALA UTAMA AIDS
Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik seperti:
• Berkeringat (terutama pada malam hari).
• Pembengkakan kelenjar,• kedinginan• Merasa lemah• Penurunan berat badan(>10%) • Kebanyakan kondisi tersebut
akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV.
KLASIFIKASI KLINIS INFEKSI HIV PADA ORANG DEWASA ~WHO
TERAPI HIV/AIDS
Pengobatan HIV/AIDS dapat dibagi 3
kelompok
Pengobatan suportif
Pengobatan infeksi
oportunistik
Pengobatan antiretroviral
• :
TES HIV
Mencari virus dalam darah penderita
Kultur / biakan virus
Deteksi antigen ; p24
PCR (polymerase chain reaction)
Mencari adanya antibodi terhadap berbagai komponen virion HIV
dalam serum penderita (tes serologik).
Tes Enzyme Linked Immunosorbent Assay
(EIA/ELISA)
Tes sederhana / cepat (tes imunokromatografi)
Tes konfirmasi seperti Western Blot (WB), Indirect
immunofluorescence assay (IFA)
Tes laboratorium untuk menetapkan diagnosis infeksi HIV dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu
UNAIDS &WHO menyarankan pemakaian 3 strategi tes HIV untuk meningkatkan ketepatan dan mengurangi biaya tes .
Selalu didahului dengan konseling pra tes atau informasi singkat. Ketiga tes tersebut dapat menggunakan reagen tes cepat atau dengan ELISA.
Untuk pemeriksaan pertama (A1) harus digunakan tes dengan sensitifitas yang tinggi (>99%), sedangkan untuk pemeriksaan selanjutnya (A2 dan A3) menggunakan tes dengan spesifisitas tinggi (>99%).
Infeksi Tuberkulosis (TB) merupakan penyebab kematian terbanyak pasien HIV di seluruh dunia. Adanya infeksi seperti TB pada pasien yang terinfeksi HIV menyebabkan HIV bereplikasi lebih cepatpenyakit yang lebih progresif.
Ko-infeksi TB-HIV dapat muncul sebagai kondisi klinis dan gambaran radiologis yang tipikal maupun yang atipikal.
Gejala &gambaran radiologis PADA TB terkait dengan derajat imunosupresi
Imunosupresi ringan-sedang Imunosupresi beratTB biasanya dengan BTA sputum positif. Gambaran radiologis khas:1. Infiltrate dilapangan paru atas dan / atau infiltrate bilateral.2. Kavitas.3. Fibrosis.4. Penarikan jaringan paru.
Gejala atipikal menyerupai BTA sputum sering negatif. Gambaran radiologis khas:1. Infiltrate interstisial, sering pada lapangan paru bawah, tanpa gambaran kavitas dan fibrosis2. Sering menyerupai gambaran pneumonia bacterial.3. Infiltrate unilateral atau bilateral dilapangan bawah paru lebih sering dijumpai .Pada daerah endemic HIV, sulit untuk mendiagnosis TB dari gambaran radiologis.
Pengobatan Antiretroviral (ARV) untuk pasien ko-infeksi TB-HIV
Mulai ART pada semua individu HIV dengan TB aktif, berapapun jumlah CD4ttp lbh baik menunda ART sampai selesainya pengobatan
TB(jika px tidak dlm keadaan immunocomprised yg berat)
Tunda ART sampai selesainya tahap awal pengobatan TB dan kemudian menggunakan etambutol dan isoniazid
dalam fase lanjutan.Gunakan EFV sebagai pilihan NNRTI pada pasien yang memulai ART selama dalam terapi TB karena toksisitas heparnya lebih rendah dibandingkan
Nevirapine (NVP)Setelah OAT selesai maka bila perlu EFV dapat diganti dengan NVPatau bisa gunakan triple NRTI (AZT + 3TC + ABC or AZT + 3TC + TDF)
Rifampisin merangsang aktivitas enzim hati sitokrom (P450), yang memetabolisme PI dan NNRTIPenurunan tingkat PI dan NNRTI dlm darahPI dan NNRTI juga dapat
meningkatkan atau menghambat sistem enzim yang samamengubah kadar rifampisin dlm darah ketidakefektifan obat ARV dan TB atau toksisitas obat.
prognosis
Faktor yang mempengaruhi prognosis ODHA
• Jumlah CD4Hal ini memberikan panduan kasar untuk kesehatan sistem kekebalan tubuhPROGNOSIS BURUK ( CD 4 <200)
• Viral LoadJumlah HIV dalam darah PROGNOSIS BURUK = viral load >100,000 sewaktu mulai terapi.
• Usia PROGNOSIS BURUK = >50 thn• Mengembangkan penyakit serius karena HIV sebelum pengobatan dimulai• Infeksi virus hepatitis B atau hepatitis C virus• Penggunaan narkoba suntikan• Kondisi kesehatan lainnya, yang tidak terkait dengan HIVmemiliki peran
penting, terutama karena usia orangIni termasuk kondisi seperti penyakit jantung, kanker dan penyakit hati.
prognosis• Mulai ART lebih lambat dari saranan pedoman menghasilkan harapan hidup 15 tahun lebih rendah.
• Untuk pasien yang dimulai ART ketika jumlah CD4 mereka adalah 200-350, harapan hidup mereka adalah 53,4 (SE 1,2) tahununtuk pasien dengan jumlah CD4 100-199 itu adalah 41.0 (2.2)dan untuk pasien dengan jumlah CD4 di bawah 100 itu 37,9 (1,3).
"Life expectancy in HIV"; Elena Losina, and Kenneth A Freedberg; BMJ 2011;343; DOI:10.1136/bmj.d6015; Published 11 October 2011
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN Nama : AL Umur : 31 Tahun Jenis kelamin : Laki-laki Bangsa : Indonesia Suku : Jawa Agama : Islam Pendidikan : Tamat SMA Status : Tidak menikah Pekerjaan : Pembuat sepatu Alamat : Jl. Pemogan GG Taruna No 16 Dps Tanggal MRS : 2 Mei 2012 Tanggal Pemeriksaan : 25 Mei 2012
anamnesis
• Pasien memiliki riwayat rawat jalan di dokter paru tetapi tidak ada pembaikan.
• Pasien menyangkal adanya memiliki riwayat sakit jantung, penyakit paru spt asma, hipertensi,ginjal dan DM.
• Pasien menyangkal adanya riwayat alergi obat maupun makanan
• Riwayat vaksinasi (-)
RIWAYAT PENYAKIT/PEN
GOBATAN SEBELUMNYA
• Ahli keluarga pasien dikatakan sehat dan tidak mempunyai riwayat penyakit sebelumnya
• Tiada ahli keluarga pasien yang mengeluh tentang gejala yang dialami pasien,penyakit lain spt DM,hipertensi,jantung dan sbgnya.
RIWAYAT PENYAKIT
DALAM KELUARGA
• Px sering merokok sebanyak 1 bungkus /hari(~10thn) tetapi menyangkal menggunakan obat-obatan (narkoba).
• Tato pada lengan kanan• Menyangkal pernah melakukan transfusi darah• Pasien mengaku pernah berhubungan seksual
dengan beberapa wanita dan tidak menggunakan kondom
RIWAYAT PRIBADI
DAN SOSIAL
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Compos mentis
Tensi : 100/60 mmHg
Nadi : 80 x /menit
Respirasi : 24 x /menit
Suhu Aksila : 37 oC
BMI : 20. kg/m2
Status nutrisi : sedang
VAS : 4/10
PEMERIKSAAN FISIK• Mata : Anemia - / - , Ikterus - / -, Refleks pupil +/+ isokor
• THT : Tonsil T1/T1, faring : becak putih (+) mukosa, • Mulut : Bercak putih pada permukaan bibir dan lidah
• Leher : JVP + 0 cm H2O, kelenjar tiroid normal, pembesaran kelenjar getah bening (-)
• Thorak Cor Inspeksi :Tidak tampak pulsasi iktus cordis Palpasi : Teraba iktus kordis pada ICS V 1cm dari MCL kiri, irama
teratur, thrill (-), luas normal. Perkusi : Batas atas jantung ICS II Batas bawah jantung setinggi ICS V Batas kanan jantung 1cm PSL kanan Batas kiri jantung 1cm lateral MCL kiri Auskultasi : S1S2 tunggal regular murmur (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Pulmo Inspeksi : Dada simetris saat statis dan dinamis Palpasi : Vocal fremitus ↑/normal Perkusi : redup sonor sonor sonor redup sonor Auskultasi : ves +/+, ronchi (basah) pada basal +/-, bronchophoni +/-, wheezing - / -
• Abdomen Inspeksi : Distensi (-) Auskultasi : Bising Usus (+) Normal Palpasi : Hepar/Lien tidak teraba, Balotement -/-, Nyeri Tekan (-). Perkusi : Timpani (+), Troube Space (+), Ascites (-), Nyeri Ketok CVA -/-• Ekstremitas : Akral hangat + + Oedem - -
+ + - -
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan 25/5/2012 Nilai Rujukan
WBC (K/µL) 13,93 4,1-10,9
Ne (K/µL) 11,33 2,5-7,5
Ly (K/µL) 1,76 1,0-4,0
Mo (K/µL) 0,72 0,1-1,2
Eos (K/µL) 0,0 0,0-0,5
Ba (K/µL) 0,10 0,0-0,1
RBC (M/µL) 5,47 4,5-5,9
HGB (g/dl) 14,3 13,5-17,5
HCT (%) 41,5 41,0-53,0
MCV (fl) 75,90 80,0-100,0
MCH (Pg) 26,3 26,0-34,0
MCHC (g/dl) 34,5 31,0-36,0
RDW (%) 12,70 11,6-14,8
PLT (K/µL) 326,5 150-440
MPV (fl) 6,56 0,0-100,0
Darah lengkap
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan 25/5/2012 27/5/2012 Nilai Rujukan
PH 7,44 7,43 7,35-7,45
PCO2 36,80 40,00 35,00-45,00 mmHg
PO2 58,20(R) 114,00 80,00-100,00 mmHg
HCO3- 26,90(T) 26,50 22,00-26,00 mmol/L
TCO2 28,10 27,70 24,00-30,00 mmol/L
BEecf 3,20(T) 2,20 -2,00 – 2,00 mmol/L
SO2c 88,40(R) 99,00 95,00- 100,00 %Natrium 128,00 ( R ) 140,00 136,00 -145,00 mmol /L
Kalium 3,60 3,70 3,50 – 5,10 MMOL / L
Analisis Gas Darah
Pemeriksaan 25/5/2012 Nilai Rujukan
SGOT 25,60 11,00-27,00 U/L
SGPT 22,80 11,00-34,00 U/L
BUN 32,50(T) 8,00-23,00 mg/dL
Creatinine 0,75 0,50-0,90 mg/dL
Glukosa Darah Sewaktu 86,98 70,00-140,00 mg/dL
Kimia Darah
Pemeriksaan penunjangRadiologi
COR:
CTR : 50%
Waist (+)
PULMO:
Infiltrate (+) in suprahilar D, paracardial D
Costophrenic angle normal
Diaphragm normal
KESAN: Pneumonia and suspect TB
ECGNormal ecg
Pemeriksaan penunjang
5/6/12 (S/P/S) +++
Sputum Test (BTA)
Hasil tes R1 1.Non Reaktif 2.Reaktif
Hasil tes R2 1.Non Reaktif 2.Reaktif
Hasil tes R3 1.Non Reaktif 2.Reaktif
Kesimpulan REAKTIF
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
CD-4 23 cels/µL 410,00-1590,00
Tes Antibodi HIV
Jenis Tes : Rapid Tes
CD4 tes
diagnosis
Infeksi B24 stadium IV (WHO)
-TB paru
-CAP PSI CLASS IV
-Wasting Syndrome
-Orofaringeal candiasis.
- Suspek PCP
penatalaksanaan• IVFD NS 20 tts/mnt• O2 2L/mnt• Paracetamol 3x500mg (jika perlu)• Ceftazidim 3 x1g iv• Gentamisin 1x 160 mg iv• Azitromisin 1x 500mg• Cotrimoksasol 3x960mg• Nystatin 4xgtt II• Fluconazole 1x200mg• OAT Kategori 1 (2 bulan Isoniazid 325mg/rimfampicin 650mg
/pyrazinamide 1.6g/ethambutol 975mg) + 4 bulan isoniazid 650mg 3x/mg & rifampicin 650mg 3x/mg)BB 55-70kg = 4 tablet 4KDT 4 Tab 2KDT
Planning diagnostik
• KOH swab
• -Sputum gram/kultur/ST
• -PITCPost test dan CD4 test
• -Kounseling pasca testing
MONITORING
-Keluhan
-Vital Sign
-CM,CK
PROGNOSIS
Dubius ad malam
Pembahasan kasus
INDENTITAS & RISK FACTORSKASUS
Umur : 31 thn
Kelamin : laki laki
Pendidikan : tamat SMA
Status : tidak menikah
Pekerjaan : pembuat sepatu
TEORI
Remaja dan dewasa merupakan gol berisiko tinggi krn sexually aktif.
Gol dng Pendidikan & ekonomi rendah berisiko krn kurang pengetahuan tentang HIV/AIDS & STDs. Kurang akses terhadap
pelayanan kesihatan.
Gol dng pasangan multi sexual & seks tak aman.
ANAMNESISKASUS
Kel.Utama: keluhan panas badan
RPS: Panas badan meriang-riang sejak ~1 bln yg lalu diikuti oleh batuk berserta dahak berwarna kuning kehijauan tanpa darah.batuk kering udah ada sejak 3 bln SMRS.
Berat badannya px menurun ~10 kg sejak 1 bln yang lalu, dr 75 kg,sekarang ke 65
kgpenurunan BB secara perlahan-lahan dan px mengalami penurunan nafsu makan apabila sakit dan lemah sampai tidak bisa
beraktiviti.
TEORI
Pada stadium lanjut HIV/AIDS px sering datang dng keluhan gejala konstitusional
dan ditandai oleh suatu penyakit yang berhubungan dengan penurunan imunitas
yang seriusinfeksi oportunistik
gejala konstitusinaldemam yang tidak jelas,lemah badan >1bln dan penurunan berat badan(WASTING SYNDROME=BB
berkurang >10%).
IOPX menjadi lebih rentan terhadap infeksi(TBC, pneumonia, infeksi jamur
berulang pada kulit dan orofaring,&herpes zoster).
ANAMNESIS
KASUS
RIW.PERIBADI &SOCIAL :px sering merokok sebanyak satu
bungkus /hari . Px juga mempunyai tato pada lengan
kanan. Px mengaku pernah berhubungan
seksual dengan beberapa orang wanita yang merupakan bekas pacarnya.
Pasien tidak menggunakan kondom dalam beberapa hubungan seksual
tersebut.
TEORI
Kebiasaan merokok Dapat menyebabkan kerosakan pada fungsi & dan sistem
ummunitas paru radang saluran pernafasan,dan infeksi (pneumonia,TB) .
Cara penularan HIV yang lazim melalui hubungan seks yang tidak aman (tidak menggunakan kondom) dengan mitra seksual terinfeksi HIV, kontak dengan darah yang terinfeksi (tusukan jarum
suntik, pemakaian jarum suntik secara bersama, & produk darah yang
terkontaminasi) lebih jarang seperti, tato.
PEMERIKSAAN FISIKKASUS
Vital sign : VAS 4/10
Kepala (mulut) : bercak putih pada permukaan lidah,bibir,&mucosa faring.Thorax :
(INS)simetri(PAL)VF ↑ / N
(PER) redup sonor sonor sonor redup sonor
(AUS) ves +/+, ronchi (basah) +/-, bronchophoni +/-
TEORI
Bercak putih pada lidah,bibir & mucosa faring kandidiasis orofaringealkandida albikans yang merupakan mikroorganisme
komensal/flora normal di rongga mulut berubah menjadi infeksius opportunistik
pd px HIV.
Sesuai dng anamnesis dan pem.fisikbatuk kronis (~3bln),diikuti dahak kekuningan,dan panas badan
meriang2 dan menjadi berat 2 hari sblm MRSVF ↑ kanan, dan redup pada
bahagian atas dan basal paru kanan tanda2 konsolidasi di paru
Dpneumonia/TB
PEMERIKSAAN PENUNJANGKASUS
DL : Peningkatan WBC (13.93)
RO THORAXCOR: CTR : 50%Waist (+)PULMO:Infiltrate (+) in suprahilar D,
paracardial DCostophrenic angle normalDiaphragm normal
Conclusion: Pneumonia and suspect TB
TEORI
WBC yg tinggi merupakan indikasi dari suatu masalah pd sistem kekebalan
tubuh terhadap penyakitinfeksi.
Ro thorax dapat menampakan daerah opak dng gambaran infiltrat @konsolidasi
padaPNEUMONIA
Imunosupresi beratGejala atipikal menyerupai TB post primer. Gambaran
radiologis khas:1. Infiltrate
interstisial, sering pada
lapangan paru
bawah, tanpa
gambaran kavitas & fibrosis 2.Sering
menyerupai gambaran
pneumonia bacterialIn
filtrate unilateral @
bilateral dilapangan bawah paru lebih sering dijumpai .Pada daerah
endemic HIV, sulit
untuk mendiagnosis TB dari gambaran
radiologisSUSPECT TB
PARU
PEMERIKSAAN PENUNJANGKASUS
TES SEROLOGIKCD4 count =23 cells/uL
Rapid test = reactive
TEORI
*Bila hasil tes A1, A2 dan A3 menunjukkan reaktif, dilaporkanREAKTIF (HIV
*pemeriksaan CD4 bermanfaat untuk menentukan tingkat keparahan imunosupresi dan memantau
pengobatanImunosupresi Berat (<200/mm3).
DIAGNOSISKASUS
Infeksi B24 stadium IV (WHO)
TB paru
CAP PSI CLASS IV
Wasting Syndrome
Orofaringeal candiasis.
Suspek PCP
TEORI*anamnesis & pem.fisik dilakukanpx yg
disuspek infeksi HIVpre counsellingrapid testpost kounselling&test .(UNAIDS&WHO
menyarankan pemakaian 3 strategi tes HIV)*mengikut klasifikasi klinis sesuai yg
ditetap olh WHOpx ini dimasukan ke stadium IVWS+TB
PARU+OROFARENGEAL CANDIDIASIS+CAP PSI CLASS
IV+SUSP.PCP.
BTA S/P/S/=+++TB paru.pedoman nasional penanggulan TB,DKRI
CAP PSI CLASS IVPneumonia dr comuniti,ada infiltrate baru di Ro thorax +
batuk yg memberat+perubahan sputum+tanda konsolidasi+riwayat
demam+WBC (13.93)IDSA, 2006, ATS,2005,
DIAGNOSISKASUS
Infeksi B24 stadium IV (WHO)
TB paru
CAP PSI CLASS IV
Wasting Syndrome
Orofaringeal candiasis.
Suspek PCP
TEORI
WSmengikut CDC penurunan BB >10% yg progressive dan tidak diketahui sebab lain dan bedridden >50% /hr dlm 1 bln terakhir
+ salah 1 symptm seperti lemah,diarhea,demam, yg berterusan > 1
bln
Orofaringeal candidiasisklinis(bercak putih pada permukaan lidah,bibir,&mucosa
faring.Definitif =culture /KOH.PCP Gelaja klinis triad klasik (demam yg
tidak terlalu tinggi,batuk non produktif,&dispnoe terutama saat
aktivitas)progresitivas gejala biasanya perlahan (minguan-bulanan)dispneu
bertambah hebat (90-120x/min)-pem fisik =tidak ada tanda spesifik,auskultasi paru
bisa dijumpai ronki,tapi bisa normal pd 50% px)Ro thorax= bilateral intersitial
infiltatrate yg difus di daerah hilusdx pasti dilakukan dng menemukan pneumocystis
jiroveci pd sedian bahan paru(sputum/BAL/biopsi )~sunna Vyatra
hutagalung : 2008 USU repository.
TERAPIKASUS
-IVFD NS 20 tts/mnt-O2 2L/mnt
-Paracetamol 3x500mg (jika perlu)
-Ceftazidim 3x1g iv-Gentamisin 1x160 mg iv
-Azitromisin 1x500mg
TEORI
Therapy symptomatis dan maintance.*sesak & hypoxemia oxygen 2l/min*terapi cairan NS 0.9% 20 tpm cairan
maintanance & iv drug line*paracetamol antipiretik
Terapi antimicrobial empiris untuk CAP Pada Dewasa yg Imunokompeten
(rawatinap)Azithromycin, @ fluoroquinolone & cefotaxime,
ceftriaxone, @ beta-lactamlebih efektif jika tersedia IV macrolide @
fluoroquinolone & aminoglycoside IV, or antipseudomonal quinolone & antipseudomonal beta-lactam
Society consensus guidelines on the management of community-acquired
pneumonia in adults. Clin Infect Dis 2007.IDSA, 2006, ATS,2005,
TERAPIKASUS
-Cotrimoksasol 3x960mg
-Fluconazole 1x200mg-Nystatin 4xgtt II
TEORIPengobatan pencegahan
kotrimoksasol(PPK)IO (PCP &Toksoplasmosis) dapat dicegah dgn
PPK.PPK dianjurkan bagi:*ODHA yang bergejala (stadium klinis 2, 3, atau 4) @
ODHA dengan jumlah CD4 < 200 sel/mm3.ODHA yg akan memulai terapi
ARV dianjurkan untk diberi kotrimoksasol 2 mg sebelum ARV. berguna untuk 1)
mengkaji kepatuhan pasien dalam minum obat dan 2) menyingkirkan efek samping
antara kotrimoksasol dengan obat ARVbanyak obat ARV mempunyai efek
samping yang sama dengan efek samping kotrimoksasol.Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi
HIVdan Terapi Antiretroviral pada orang Dewasa,2011
Anti-fungalSuspensi Nistatin 3-5 cc dikumur 3 kali sehari selama 7
hari.Flukonasol 200 mg per sehari selama 14 hari flukonazol (Diflucan)
direkomendasikan sebagai obat pilihan untuk pasien dengan kandidiasis
orofaringeal berdasarkan efikasi yang baik, aman dan toleransi yg bagus.
2009 United States Guidelines for the Prevention and Treatment of Opportunistic Infections
TERAPI
KASUS
OAT Kategori 1 2 bulan = Isoniazid 325mg/rimfampicin 650mg /pyrazinamide 1.6g/ethambutol
975mg4 bulan =isoniazid 650mg & rifampicin
650mg 3x/mg).
TEORI
pasien ko-infeksi TB-HIV diobati sesuai petunjuk pengobatan TB nasional.
Rejimen pengobatan:
*Fase intensif (2-
3 bulan pertama).Digunakan
3 atau lebih kombinasi
obat.Pasien yang
infeksius akan
menjadi non-
infeksius dalam 2 minggu
pengobatan, gejala
akan mengalami perbaikan.
*Fase lanjutan (4-
6 bulan setelah fase
intensif). Digunakan
2 kombinasi
obat dengan jangka
waktu yang lebih lama.
Obat-obatan
tersebut mengeliminasi sisa-sisa
kuman yang
tertinggal.*Rekomendasi terapi ARV pada Ko-Infeksi
TuberkulosisMulai terapi ARV sesegera mungkin setelah terapi TB dapat ditoleransi.
Secepatnya 2 minggu dan tidak lebih dari 8 minggu.
PLANNING KASUS
KOH swab
Sputum gram/kultur/ST
PITCPost test&Counseling and CD4 test.
TEORI
diagnosis dugaan kandidiasis oral dibuat berdasarkan penampilan klinis yang
khasdiagnosis dapat dikonfirmasi dengan mendapatkan sediaan langsung dan
melakukan kalium hidroksida (KOH) wet mount.KOH wet mount biasanya
menunjukkan adanya ragi atau pseudohifa. sputum Gram stain banyak digunakan
sebagai dasar untuk membuat diagnosis etiologi pneumonia bakteri yang cepat ini
terutama penting ketika infeksi akan membuat perbedaan dalam perawatan pasien dan sebagai titik referensi untuk menafsirkan makna kultur sputum.Tes
sensitivitas dilakukan untuk menentukan derajat kepekaan atau resistensi patogen yang diisolasi dari pasien terhadap obat
antimikroba.
PLANNING KASUS
KOH swab
Sputum gram/kultur/ST
PITCPost test&Counseling and CD4 test.
TEORI
Provider Initiated HIV Testing dan Counseling (PITC) adalah tes HIV yang ditawarkan petugas kesehatan ketika
pasien menderita penyakit infeksi atau gangguan kesehatan lainnya yang diduga
terkait dengan HIV, dan konseling dilanjutkan ketika hasil tes sebagai
penunjang diagnosis telah diperoleh.PITC pun harus mengedepankan “Three C”
(informed Consent, counseling, dan confidentiality) / tanpa paksaan, konseling
dan kerahasiaan.
PROGNOSIS
KASUS
Dubius Ad Malam
TEORI
PROGNOSIS BURUK CD4 < 200 HIV related disease
(candidiasis,TB,pneumonia,susp.PCP)
KESIMPULAN
Kesimpulan • Virus HIV menghancurkan sel-sel yang berfungsi sebagai “pejuang” infeksi primer, yang
disebut CD4 + atau sel T4Setelah sistem kekebalan melemah, gejala HIV AIDS akan munculKasus HIV/AIDS di Indonesia yang semakin meningkat sangat merisaukan dan perlu penanganan yang segera dan tepat.
• Pasien laki,31thn, yang belum menikah datang ke RS dengan keluhan panas badan sejak 2 hr yang lau dan dr anamnesis lengkap dilakukan didapatkan pasien sudah mempunyai riw. Panas badan yg ringan sejak 1 bln yang lalu,batuk kronis+ dahak kuning kehijauan sjk ~ 3 bln yang lalu diikuti sesak nafas hilang timbul sejak 10hr yang lalu serta penurunan BB 13% dan lemah sehingga tidak bisa beraktiviti dan menghabiskan waktunya hanya dengan berbaring sejak kebelakangan ini. Dr riw.sosialnya ternyata os mempuyai multi partner(unproctected sex),dan tatoo yang mengarahkan ke risiko sus.infeksi HIV .
• Dari fisikal examination yang dilakukan didapatkan pasien ini mempuyai orofaringeal candidiasis,tanda-tanda konsolidasi yang mengarah ke pneumonia.
• Dari pemeriksaan penunjang dan pem.fisik telah ditegakkan diagnosis pasien ini dengan infeksi B24 std IV(WHO),WS, orofaringeal candidiasis, TB paru,CAP pneumonia class IV dan suspek PCP.
• Terapi untuk penyakitnya sudah diberikan kecuali untuk HIV kerana masih menunggu hasil kaunseling post test dan perlu diberikan terapi TB dan Cotrimoksasol terlebih dahulu seblm permulaan terapi HIV.
THANK YOU……………