hog cholera

24
Surveilans Penyakit Surveilans Penyakit Classical Swine Fever Classical Swine Fever (Hog Cholera) Di Jawa (Hog Cholera) Di Jawa Tengah dan Jawa Timur Tengah dan Jawa Timur Vembriarto Jati Pramono Vembriarto Jati Pramono 13/3555865/PKH/503 13/3555865/PKH/503

Upload: jati-pramono

Post on 29-Dec-2015

104 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Surveilans Penyakit Surveilans Penyakit Classical Swine Fever Classical Swine Fever (Hog Cholera) Di Jawa (Hog Cholera) Di Jawa

Tengah dan Jawa Tengah dan Jawa TimurTimur

Vembriarto Jati PramonoVembriarto Jati Pramono13/3555865/PKH/50313/3555865/PKH/503

Surveilans adalah Suatu proses pengamatan terus menerus dan sistematik terhadap terjadinya penyebaran penyakit serta kondisi yang memperbesar risiko penularan dengan melakukan pengumpulan data, pengolahan dan analisis, interpretasi dan penyebaran interpretasi serta tindak lanjut perbaikan dan perubahan (WHO)

Surveilans adalah Suatu proses pengamatan terus menerus dan sistematik terhadap terjadinya penyebaran penyakit serta kondisi yang memperbesar risiko penularan dengan melakukan pengumpulan data, pengolahan dan analisis, interpretasi dan penyebaran interpretasi serta tindak lanjut perbaikan dan perubahan (WHO)

secara ringkas surveilans adalah pengumpulan data utk melakukan tindakan (surveillance for action)secara ringkas surveilans adalah pengumpulan data utk melakukan tindakan (surveillance for action)

Menurut OIE, Monitoring adalah program berjalan yang bertujuan untuk mendeteksi perubahan pada prevalensi penyakit pada populasi dan lingkungannya.

Sedangkan survelens, menurut OIE, merupakan penyidikan terus menerus pada populasi tertentu untuk mendeteksi insidensi suatu penyakit.

Hog CholeraHog CholeraPenyebab CSF Virus/ HC virusCara Penularan cairan mulut, hidung, mata, urin, dan feses.

Tingkat keparahan strain virus, umur babi, dan status kekebalan kelompokKejadian akut, sub akut dan kronis disertai angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi

Negara yang dilaporkan positif hog cholera antara lain Jerman, sebagian negara di Eropa Timur, Afrika Timur, Afrika Tengah, India, China, Asia Timur dan Tenggara, Amerika Tengah serta banyak Negara di Amerika Selatan (DAFF 2008).

Di Indonesia, hog cholera dilaporkan pertama kali tahun 1994 terjadi di pulau Sumatra dan secara bertahap menyebar ke Jawa pada awal tahun 1995. Distribusi wilayah tertular Hog Cholera di NTT dari tahun 1998 sampai saat ini menggambarkan cepatnya penyebaran penyakit antar pulau / area. Kasus pertama kali dilaporkan di Kabupaten Kupang tahun 1998, selanjutnya pada tahun 2005 hasil uji serologis positif di Kabupaten Sikka.

1. Secara ekonomi, penyakit hog cholera merupakan penyakit menular terpenting pada babi di seluruh dunia. 

2. Program pengendalian penyakit melalui program vaksinasi dan pemusnahan memerlukan biaya yang besar.

3. Tingkat Mortalitas yang tinggi 95 – 100 %

4. Berdasarkan klasifikasi OIE, Clasical Swine Fever (CSF) / hog cholera(HC) termasuk daftar list A dan masuk dalam Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS)

Manajemen pemeliharaan dalam kandang (pembatasan area antar babi, pembagian jenis kandang)Tingkat pengetahuan peternak terhadap manajemen pemeliharaan babi (pengelolaan pakan dan litter kandang)Sistem pelaporan penyakit (diagnosa dini)Populasi ternak (variasi umur ternak)Biosekuriti peternakan (sanitasi kandang, kebersihan peralatan, higiene personal, pengaturan lalu lintas ternak) Status kesehatan individu/populasi (vaksinasi dan pengobatan)Vektor (serangga/arthropoda) di lingkungan kandang

Manajemen pemeliharaan dalam kandang (pembatasan area antar babi, pembagian jenis kandang)Tingkat pengetahuan peternak terhadap manajemen pemeliharaan babi (pengelolaan pakan dan litter kandang)Sistem pelaporan penyakit (diagnosa dini)Populasi ternak (variasi umur ternak)Biosekuriti peternakan (sanitasi kandang, kebersihan peralatan, higiene personal, pengaturan lalu lintas ternak) Status kesehatan individu/populasi (vaksinasi dan pengobatan)Vektor (serangga/arthropoda) di lingkungan kandang

-- Mengetahui status Mengetahui status kesehatan hewankesehatan hewan

- Mengidentifikasi efektifitas Mengidentifikasi efektifitas vaksinasi pada penyakit CSF vaksinasi pada penyakit CSF atau Hog Choleraatau Hog Cholera

- Deteksi dini penyakitDeteksi dini penyakit

-- Mengetahui status Mengetahui status kesehatan hewankesehatan hewan

- Mengidentifikasi efektifitas Mengidentifikasi efektifitas vaksinasi pada penyakit CSF vaksinasi pada penyakit CSF atau Hog Choleraatau Hog Cholera

- Deteksi dini penyakitDeteksi dini penyakit

Sebagai dasar Sebagai dasar pelaksanaanpelaksanaan pengendalian pengendalian

penyakit penyakit

dan pembebasan dan pembebasan penyakit.penyakit.

Sebagai dasar Sebagai dasar pelaksanaanpelaksanaan pengendalian pengendalian

penyakit penyakit

dan pembebasan dan pembebasan penyakit.penyakit.

A.A. Mengetahui Status Kesehatan HewanMengetahui Status Kesehatan Hewan1. Pengumpulan Data Epidemiologis

Adapun data-data yang dihimpun meliputi : Status dan kondisi hewan yang sakit berdasarkan keterangan

peternak, Kasus penyakit yang pernah/sering terjadi di perternakan, Jumlah ternak berdasarkan jenis umur yaitu induk, finisher, grower

dan starter. Populasi ternak berdasarkan jenis kelamin, Pemeliharaan ternak, Transportasi, Daerah penjualan, Umur penjualan ternak, Tujuan ternak dijual Serta vaksinasi dan pengobatan yang pernah dilakukan.

A.A. Mengetahui Status Kesehatan HewanMengetahui Status Kesehatan Hewan2. Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan klinis dilakukan dengan :Pemeriksaan umum kondisi ternak (nafsu

makan/minum, temperatur tubuh, bobot badan),Ada tidaknya gangguan pernafasan (batuk,

sesak nafas, ingus), Gangguan pencernaan (muntah, konstipasi,

diare), Gangguan motorik (kaku, kejang, pincang), dan

lain-lain.

B.B. Deteksi Dini PenyakitDeteksi Dini Penyakit1. Pengambilan Spesimen

Berapa jenis spesimen diambil dari lapangan untuk diperiksa di laboratorium BBVet. Wates-Yogyakarta. Spesimen-spesimen tersebut berupa darah (whole blood) untuk diambil serumnya, dan swab dari hidung, dan swab sinus.Secara teknis pengambilan sampel dibagi menurut umur yaitu (Induk, Finisher, Grower dan Starter) dan kondisi pemeliharaan ternak (Intensif, semi intensif atau TradisionalPenganbilan sampel (Contoh : Monitoring Bbvet Pengambilan sampel minimal 50 ekor per kabupaten dengan persebaran 5 ekor induk, 5 ekor finisher, 5 ekor grower dan 5 ekor starter pada setiap peternak, namun hal ini juga bisa menyesuaikan kondisi peternak yang diambil sampelnya).

B.B. Deteksi Dini PenyakitDeteksi Dini Penyakit2. Pemeriksaan Serologi

Material utama yang digunakan untuk pemeriksaan serologi adalah darah (whole blood). Darah diambil 1-2 ml melalui vena Jugularis atau vena telinga menggunakan disposible syringe dan selanjutnya digunakan untuk pemeriksaan serologi dengan kit ELISA (Enzyme Linked Immunosorban Assay) untuk menguji antibodi terhadap Penyakit CSF atau Hog Cholera.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam surveilans CSF :

1. Tingkat proteksi sebelum dan sesudah vaksinasi

2. Hewan indikator

3. Standar pengerjaan laboratorium terhadap sampel

4. Hubungan antara ternak yang telah di vaksinasi CSF dan yang non Vaksinasi ataupun variabel lain,

Pengamatan kasus di lapangan

Pemeriksaan spesimen di laboratoriumPositif (+HC) Negatif (-HC)

Pengolahan Data

Hasil

Hewan Belum di vaksin

Hewan Sudah di vaksin

Prevalesi Penyakit Daerah Bebas

Pengendalian Penyakit Penentuan Daerah Bebas

Pengamatan kasus di lapangan

Pengamatan kasus di lapangan

(+) 0,53 % dan (-) 0,47 %

(+) 0,10 % dan (-) 0,90%

Berdasarkan analisis resiko terhadap penyebab kejadian penyakit CSF berdasarkan pada perbedaan ternak babi yang sudah di vaksinasi dengan ternak non vaksinasi nilai OR (odd Rasio) 10,9, sehingga dari hasil simpulan hasil OR menunjukkan bahwa ada tingkat protektifitas babi vaksinasi 11 kali lebih protektif di banding yang non vaksinasi.

Pengujian 393 sampel yang diambil dan dites, ditemukan 186 sampel ( 47,33 %) positif CSF.

1. Hasil uji serologis menunjukan bahwa penerapan vaksinasi tidak selamanya berhasil 100 % pada tingkat peternak, jadi diperlukan monitoring secara rutin sehingga revkasinasi (booster), karena antibodi dalam tubuh sudah menurun.

2. Disamping itu biosekuritas kandang dan lingkungan ditingkatkan untuk pengendalian terhadap penyebaran penyakit.

3. Perlu langkah pengawasan terhadap ternak babi yang masuk kedalam daerah aman CSF atau Hog cholera.

4. Dinas Perlu menyiapkan langkah untuk melakukan pembebasan CSF atau Hog Cholera walau hanya pada daerah tertentu atau terbatas, mengingat peternakan babi biasanya terkonsentrasi pada satu tempat saja.

*) Questionnaire on classical swine fever (CSF) for Free Country or Zone

1. Introductiona. Faktor Geografib. Industri Babi2. Veterinary systema. Legislationb. Veterinary Servicesc. Role of farmers, industry and other relevant governmental and non-

governmental organisations in CSF surveillance and control 3. CSF eradicationa. Historyb. Strategyc. Vaccines and vaccinationd. Legislation, organisation and implementation of the CSF eradication

campaigne. Animal identification and movement control

4. CSF diagnosis5. CSF surveillancea. Clinical suspicionb. Serological and virological surveillancec. Domestic and captive wild pig populations and productiond. Wild and feral pig populationse. Slaughterhouses and markets6. CSF preventiona. Coordination with neighbouring countriesb. Import control procedures7. Control measures and contingency planning8. Compliance with the Terrestrial Code9. Recovery of free status