hospital by laws revisi i 2011
DESCRIPTION
hblTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Seiring dengan perkembangan dunia kesehatan yang pesat dan berpandangan pada
lajunya pelayanan Rumah Sakit yang terorganisir dan berkesinambungan maka Rumah Sakit
harus memiliki Peraturan Internal (Hospital By Laws) yang jelas dan lengkap sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang ada, yang mengatur baik ditingkat Pemilik RS, Pengelola RS,
sekaligus Staf Medis.
.
Mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 772 / Menkes /
SK / VI / 2002 Tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) dan
mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 631 /
MENKES / SK / IV / 2005 Tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staf By
lows ) Di Rumah Sakit serta hasil bimbingan akreditasi, Peraturan Internal Rumah Sakit
(Hospital By Laws) RS Karya Asih perlu dibuat.
Semoga Buku Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) RS Karya Asih
Charitas Palembang akan bermanfaat dalam menjalankan pelayanan Rumah Sakit baik
ditingkat PemilikRS, Pengelola RS dan Staf Medis
Palembang,.... ........
1
TIM PENYUSUN
PERATURAN INTERNAL RS KARYA ASIH CHARITAS
( HOSPITAL BY LAWS )
Ketua : Sr. M. Ancelina FCh
Wakil Ketua : dr. F. Tejo Kuncoro
Sekretaris : Sr. M. Archangela FCh
Anggota : Sr. M. Marieta FCh
Sr. M. Priska FCh
Maria Eveline
PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BY LAWS)
RUMAH SAKIT
KARYA ASIH CHARITAS
MUKADIMAH
Dalam melakukan karya-karya dan dalam rangka pencapaian tujuan dibidang sosial,
kemanusiaan dan keagamaan serta upaya membentuk manusia Indonesia yang utuh dan
sejahtera. KONGREGASI SUSTER SANTO FRANSISKUS CHARITAS yang
2
berkedudukan di Palembang yang selanjutnya disebut pendiri, terpanggil untuk
melaksanakan karya-karya pelayanan kepada orang-orang sakit dan orang-orang yang
membutuhkan pertolongan dalam YAYASAN BAKTI KASIH yang berkedudukan di
Palembang, JL. Jendral Sudirman 1054, Kecamatan Ilir Timur I, Kelurahan Sungai Pangeran,
RT. 019 Rw. 007,. Yayasan Bakti Kasih didirikan pada tanggal 01 November 1994, asas dan
dasar:dalam terang dan iman Katolik, berdasarkan Pancasila dan berdasarkan UUD RI 1945.
Maksud dan tujuan: bergerak dalam bidang kemanusiaan, sosial dan keagamaan, dengan
menyebarkan dan mewujudkan cinta kasih Allah kepada masyarakat melalui orang-orang
sakit dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan dan pelayanan kesejahteraan,
baik jasmani maupun rohani pada umumnya.
Rumah Sakit Karya Asih Charitas sebagai Rumah Sakit yang didirikan oleh
YAYASAN BAKTI KASIH merupakan pelayanan kesehatan untuk semua kalangan
masyarakat, yang dalam melaksanakan tugas berdasarkan falsafah. Falsafah Rumah Sakit
Karya Asih Charitas adalah “Dengan cinta kasih wajib memberikan pelayanan yang optimal
kepada masyarakat dan menjunjung tinggi nilai kehidupan, serta tidak membedakan
golongan, suku dan agama”. Setiap orang berhak mendapat kesehatan yang optimal dan
wajib ikut memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan. Dengan dasar dan semangat
cinta kasih pelayanan kesehatan Rumah Sakit terpanggil untuk berperan serta dalam upaya
memberdayakan sesama manusia dengan pendekatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan penyakit, dan pemeliharaan kesehatan. Tujuannya mewujud nyatakan cinta
kasih melalui pelayanan terhadap sesama tanpa membedakan suku, bangsa, agama,
golongan dan budaya berdasarkan semboyan : “LAYANILAH SESAMAMU DENGAN
SABAR DAN PENUH KASIH”
Moto :” MELAYANI DENGAN KASIH YANG TULUS’
Dalam rangka menyelenggarakan karya pelayanan kesehatan bagi masyarakat rs
Karya Asih Charitas berpegang teguh kepada sistem nilai:
1. Nilai Religius
2. Nilai Pastoral
3. Nilai Sosio Ethis
RS Karya Asih Charitas sebagai pemegang sistem nilai Religius menginginkan
dengan Ciri khasnya mempunyai panggilan khusus untuk mendampingi penderita dan
karyawan katolik mengungkapkan dimensi religius hidupnya agar iman selalu
merupakan hal yang relevan dan menjiwa kehidupan profesi para petugas pendamping
3
keagamaan dan pembinaan spiritualitas karya dilaksanakan dalam pelbagai pelayanan,
baik sakramental maupun non sakramental.
RS Karya Asih Charitas sebagai pemegang sistem Nilai Pastoral ingin menjadikan
tempat bagi Allah untuk berkarya dalam tempat kita bekerja/berusaha, agar tindakan Allah
penuh kasih terhadap semua manusia menjadi efektif dan nyata bagi semua orang, sehingga
makin banyak orang memperoleh kepenuhan hidup dalam rahmad Tuhan.
RS Karya Asih Charitas sebagai pemegang sistem Nilai Sosio Ethis menginginkan
perwujudan tanggung jawab sosial terhadap umat manusia disekitar tempat kehidupan.
Setelah berusaha melalui pendirian poliklinik yang sederhana sebagai BP dan BKIA,
mulai 07 Februari 1979 – 14 Februari 1988 melaksanakan BP, BKIA, RB dan rawat inap.
Dengan adanya Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Pelayanan Kesehatan Swasta
di Bidang Medik No.920/Men Kes/Per/XII/86 tertanggal 17 Desember 1986 serta Surat
Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik No. 098/Yan Med/RSKS/1987 TERTINGGAL
05 Februari 1987 tentang petunjuk pelaksanaan Surat Keputusan Menteri Kesehatan mau
tidak mau status BP, BKIA, RB berubah status menjadi Rumah Sakit Kelas Pratama dengan
No.01.0047/Kanwil/SK/2/533/X/1988 tertanggal 01 Oktober 1988. Maka mulai secara
intensif mempersiapkan pengelolaan RSU Panti Baktiningsih sebagai mana mestinya, sampai
tercapainya ijin tetap dari Menteri Kesehatan Republik Indonesian No. YM.02.04.3.5.9545,
tertanggal 08 November 1993.
4
BAB I
PASAL 1
NAMA, LOGO, TUJUAN RUMAH SAKIT,
VISI RUMAH SAKIT DAN JUDUL DOKUMEN
1. Nama Rumah Sakit ini adalah RUMAH SAKIT KARYA ASIH CHARITAS, yang
Anggaran Dasarnya dimuat Akte Notaris tanggal 31 Oktober 1994 Nomor 72, dan
telah didaftarkan di Pengadilan Negri Palembang pada tanggal 21 Maret 1995 di
bawah nomor 06/1995/Y, sebagai mana telah diubah dengan Akte Berita Acara
tanggal 13 Juli 2002 nomor 6 yang telah didaftarkan di Pengadilan Negri Palembang
pada tanggal 6 Agustus 2002 di bawah nomor 24/2002/Y, ,dan Perubahan anggaran
Dasar Yayasan tanggal 11 Pebruari 2005. Rumah Sakit ini adalah milik Yayasan
Yayasan Bakti Kasih
2. Logo Rumah Sakit adalah:
Arti :
a. Bentuk Bulat Berkoordinat Titik Lima adalah Pelayanan Kesehatan atas Dasar
Lima dalam Pancasila.
b. Salip Merah adalah Iman
c. Huruf K dan A adalah Karya Asih.
d. Arti Pita Berwarna Putih yang bertuliskan RS Karya Asih adalah Pelayanan
Kesehatan RS Karya Asih dilandasi oleh Kasih yang Tulus
e. WarnaKuning adalah Keluhuran Budi
f. Warna Hijau adalah Kesehatan
5
.
3. Tujuan RS Karya Asih:
3.1.Tujuan Umum RS Karya Asih Charitas ialah mewujudkan Cinta Kasih Kristus
melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang dijiwai semangat kasih
sayang Kristiani terhadap sesama berlandaskan Pancasila dan Etik Medis.
3.2.Tujuan Khusus RS Karya Asih Charitas ialah memberikan pelayanan
kesehatan yang efektif, efisien, dan secara maksimal berkesinambungan untuk
memenuhi kebutuhan dan memberi kepuasan kepada masyarakat (customer)
dan karyawan. Perwujudan dan tujuan khusus ini dilakukan untuk:
a. Mengakui dan melindungi hidup manusia sejak dikandung sampai ajalnya
sebagai hak mutlak Sang Pencipta tanpa berkompromi dengan teori-teori yang
bertentangan dengan prinsip tersebut ( misalnya tentang Abortus, Euthanasia)
b. Membantu dan bekerjasama dengan pemerintah dalam melaksanakan program-
program di bidang pelayanan kesehatan sejauh tidak bertentangan dengan
prinsip tersebut di atas.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan sebaik mungkin secara efektif, efisien,
memanfaatkan hasil kemajuan dan teknologi kedokteran, serta perawatan
sesuai dengan taraf perkembangan masyarakat serta batas kemampuan dana
dan personalia Rumah Sakit.
d. Membina dan mengembangkan keseluruh tenaga karyawan yang berkarya di
RS Karya Asih Charitas secara profesional sesuai dengan kompetensinya
sehingga mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu.
e. Megembangkan manajemen Rumah Sakit yang dapat terjalin secara kreatif,
efektif, efisien serta berdasar asas kemanusiaan sehingga mampu memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu namun terjangkau oleh berbagai lapisan
dan golongan dan masyarakat.
f. Tetap mempertahankan pelayanan terhadap masyarakat dengan tidak
mengutamakan keuntungan atau mencari laba dan memberikan bantuan sosial
sebatas kemampuan Rumah Sakit.
“Visi rumah sakit adalah : Menjadikan RS Karya Asih Charitas sebagai Rumah
sakit pilihan bagi masyarakaat yang memerlukan pelayanan kesehatan berdasarkan
sentuhan kasih.
6
4. Judul dokumen ini adalah : “PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BY LAWS) RS.
KARYA ASIH CHARITAS”.
PASAL 2
KETENTUAN UMUM
Yang dimaksud dengan istilah – istilah di dalam Peraturan Internal ( Hospital By Laws)
adalah :
1. “PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN” adalah UU No. 23 tahun 1992
tentang kesehatan dan segala ketentuan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan
yang berlaku di Indonesia.
2. YAYASAN BAKTI KASIH adalah badan hukum, yang bergerak di bidang
kemanusiaan, sosial dan keagamaan, dengan menyebarkan dan mewujudkan Cinta
Kasih Allah kepada masyarakat melalui orang – orang yang sakit dan yang
membutuhan pertolongan.
3. PEMBINA adalah Pemilik dan Pendiri yang dalam hal ini dijabat oleh Dewan
Pimpinan Umum Kongregasi yang menjabat jabatan saat itu.
4. PENGAWAS, adalah organ Yayasan yang ditunjuk oleh rapat pembina dan dalam
melaksanakan pekerjaannya bertanggung jawab kepada Pembina.
5. PENGURUS YAYASAN adalah organ Yayasan yang melaksanakan kepengurusan
Yayasan yang anggotanya diangkat oleh rapat pembina dan bertanggung jawab kepada
pembina.
6. PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT ( Hospital by Laws) adalah aturan dasar
yang mengatur tata cara penyelenggaraan rumah sakit yang ditetapkan Yayasan.
7. DIREKTUR adalah seseorang yang diangkat oleh Yayasan Bakti Kasih
8. DIREKSI adalah Direktur, Kepala Bagian Pelayanan Medis, Kepala Bagian Pelayanan
Keparawatan, Kepala Bagian Penunjang Medik, Kepala Bagian Penunjang Umum,.
9. KOMITE MEDIS adalah Komite Medis Rumah Sakit Karya Asih Charitas.
10. DOKTER adalah tenaga medis yang memiliki izin praktek di bidang kedokteran
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 32 tahun 1996 tentang
tenaga kesehatan dan yang terikat dengan perjanjian RS Karya Asih Charitas.
11. DOKTER PURNA WAKTU adalah dokter yang bekerja di RS KARYA ASIH
CHARITAS PALEMBANG secara purna waktu yaitu dengan ketentuan waktu
40 jam / minggu, tujuh (7) jam/ hari.
7
12. DOKTER PARUH WAKTU adalah dokter yang memberikan pelayanan medis
rawat inap dan rawat jalan pada waktu tertentu yang disepakati bersama
dengan Direksi RS Karya Asih Charitas
13. DOKTER TAMU adalah dokter yang memberikan pelayanan rawat inap di RS
Karya Asih Charitas
14. STAF MEDIS adalah semua dokter yang bekerja di RS Karya Asih Charitas
Palembang.
PASAL 3
ORGAN YAYASAN
Organ Yayasan Bakti Kasiht terdiri dari:
1. Pembina
2. Pengurus
3. Pengawas
Yayasan adalah sebagai pemegang seluruh kewenangan dan tanggung jawab moral
dan hukum yang tertinggi. Anggota Organ Yayasan ialah orang perorangan yang cakap
bertindak. Setiap anggota organ Yayasan tidak boleh merangkap sebagai anggota organ lain
dalam Yayasan Bakti Kasih.
Pasal 4PEMBINA
1. Susunan Pembina
Pembina sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) orang dan diangkat oleh Rapat
Pembina. Dari calon-calon yang dinilai mempunyai dedikasi tinggi untuk mencapai
maksud dan tujuan Yayasan.
Pembina sekurang-kurangnya terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris, dan
seorang Anggota. Ketua Pembina dijabat oleh salah seorang anggota Dewan Pimpinan
Umum Kongregasi yang menjabat jabatan saat itu, karena kedudukannya secara
institusional sebagai Pemilik dan Pendiri.
Pembina keanggotaannya berakhir apabila:
a. Berhenti atas permintaan sendiri, yang disetujui oleh Rapat Pembina.
8
b. Meninggal dunia.
c. Diberhentikan dalam Rapat Pembina, atas usulan tertulis dari Pendiri.
d. Karena dijatuhi hukuman pidana penjara yang telah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap.
e. Dinyatakan di bawah pengampuan.
f. Dinyatakan pailit.
2. Tugas dan Kewenangan Pembina
Pembina merupakan organ tertinggi yang mempunyai kewenangan dan tugas :
a. Menetapkan perubahan Anggaran Dasar Yayasan setelah usulan perubahan
mendapatkan persetujuan tertulis pendiri.
b. Mengangkat dan atau memberhentikan anggota Pengurus dan Pengawas.
c. Menetapkan Garis Besar Kebijaksanaan yang harus dijalankan oleh Pengurus dan
mengesahkan segala peraturan yang diajukan oleh Pengurus termasuk Anggaran
Rumah Tangga Yayasan.
d. Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Tahunan,
serta Laporan Tahunan Pengurus, dan laporan lainnya.
3. Rapat Pembina
1. Pembina wajib mengadakan Rapat Pembina sekurang-kurangnya sekali dalam satu
tahun atau sewaktu-waktu atas permintaan lebih dari ½ (separuh) anggota Pembina
atau Pengurus atau Pengawas yang menyatakan secara tertulis maksud dan tujuan
rapat serta masalah yang perlu dibicarakan.
2. Panggilan rapat Pembina dilakukan oleh Ketua Pembina atau salah seorang Anggota
Pembinan dengan surat yang disertai tanda terima, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
sebelum rapat diadakan dengan menyebutkan hari, tanggal, waktu, dan tempat rapat
serta keterangan singkat tentang hal yang akan dibicarakan.
3. Panggilan rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 di atas tidak disyaratkan apabila
telah diketahui sebelumnya bahwa dalam rapat akan hadir semua Anggota Pembina
dan dalam rapat tersebut hadir semua Anggota Pembina.
4. Rapat dipimpin oleh salah seorang yang dipilih oleh dan dari antara Anggota Pembina
yang hadir.
9
5. Rapat Pembina sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) bagian
dari jumlah anggota Pembina dan tak dapat diwakilkan. Seorang Pembina berhak
mengeluarkan satu suara, semua keputusan diambil dan diputuskan dengan
musyawarah dan mufakat, dan bila tidak tercapai kata mufakat keputusan dapat
diambil dengan sah bila disetujui oleh sekurang-kuarangnya 2/3 (dua pertiga) bagian
dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam rapat.
6. Jika dalam rapat tersebut jumlah yang hadir tidak cukup seperti yang ditetapkan dalam
ayat 5 diatas wajib dilakukan pemanggilan rapat kedua yang harus diadakan secepat-
cepatnya 3 (tiga) hari dan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah rapat
pertama dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal rapat.
7. Dalam rapat kedua, seorang Anggota Pembina dapat memberi kuasa hanya kepada
Anggota Pembina lainnya.
Tiap Anggota Pembina hanya boleh menerima satu kuasa dari Anggota Pembina.
Tiap Anggota Pembina berhak mengeluarkan satu suara dan tambahan satu suara
untuk Anggota Pembina yang diwakilinya.
8. Rapat kedua tersebut sah dan dapat mengambil segala keputusan yang diajukan dalam
rapat pertama tanpa mengindahkan lagi jumlah Anggota Pembina yang hadir atau
diwakili, asal dihadiri oleh Ketua Pembina dan kedua Anggota Pembina, dan
keputusan itu disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah
suara yang dikeluarkan dengan sah dalam rapat.
9. Dari tiap rapat Pembina dibuat risalah rapat, yang harus ditandatangani oleh ketua
rapat dan seorang Anggota Pembina yang hadir dan ditujuk oleh rapat. Risalah mana
harus disimpan dengan selayaknya agar dapat dijadikan bukti atas semua keputusan
rapat. Penandatanganan tersebut tidak disyaratkan bila risalah rapat dibuat oleh
Notaris.
10. Keputusan Pembina dapat pula diambil tanpa menyelengarakan rapat Pembina dengan
ketentuan bahwa semua rapat Pembina telah diberitahu secara tertulis tentang usul
yang bersangkutan dan seluruh Anggota Pembina menyetujui usul tersebut secara
tertulis dengan menandatangani persetujuannya pada usul tersebut. Keputusan yang
diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan
keputusan rapat.
11. Keputusan pembina tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang berlaku, Hukum
Gereja atau kepentingan umum.
10
Pasal 5PENGURUS
1. Susunan Pengurus
1. Pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari 3 orang anggota yaitu:
a. Seorang ketua atau lebih
b. Seorang sekretaris atau lebih
c. Seorang bendahara atau lebih
d. Bila perlu dapat diangkat seorang atau lebih anggota lainnya
2. Pengurus diangkat oleh Rapat Pembina hanya dari calon yang diusulkan secara tertulis
oleh Pendiri. Pencalonan oleh Pendiri tersebut mengikat Pembina untuk
melaksanakannya.
3. Pengurus dalam menjalankan pekerjaannya bertanggungjawab kepada Pembina.
4. Pengurus diangkat untuk masa jabatan selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
kembali.
5. Jabatan seorang Pengurus berakhir apabila:
a. Berhenti atas permintaan sendiri dengan mengajukan permohonan tertulis kepada
Pembina, sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran
diri dan permohonan tersebut disetujui oleh Rapat Pembina.
b. Telah habis masa jabatannya.
c. Karena dijatuhi hukuman pidana penjara yang telah mempunyai kekuatan hukum
yang tetap.
d. Meninggal dunia.
e. Diberhentikan oleh Rapat Pembina hanya berdasarkan usulan tertulis dari Pendiri.
Usulan Pendiri tersebut mengikat Pembina untuk melaksanakannya.
f. Dinyatakan di bawah pengampuan (onder curatele).
g. Dinyatakan pailit.
6. Jika terjadi lowongan keanggotaan Pengurus yang mengakibatkan tidak terpenuhinya
ketentuan-ketentuan pasal 5 ayat 1, maka dalam waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung
sejak terjadinya lowongan, Rapat Pembina wajib mengisi lowongan tersebut hanya
dari calon yang diusulkan secara tertulis oleh Pendiri. Pencalonan oleh Pendiri
tersebut mengikat Pembina untuk melaksanakannya.
11
2. Tugas dan Wewenang Pengurus
Salah seorang Ketua bersama seorang Sekretaris dan seorang Bendahara berhak
mewakili pengurus di dalam maupun di luar pengadilan, tetapi dalam hal-hal seperti
berikut memperoleh terlebih dahulu persetujuan tertulis dari Rapat Pembina.
a. Meminjam uang yang digunakan untuk kepentingan dan tanggung jawab Yayasan
dengan batas jumlah melampaui ketentuan yang ditetapkan oleh Pembina;
b. Meminjamkan uang Yayasan kepada pihak lain yang jumlah melampaui jumlah yang
ditetapkan oleh Rapat Pembina;
c. Membeli, menjual, atau dengan cara lain mendapatkan atau melepaskan hak atas
benda tidak bergerak milik Yayasan;
d. Menyewakan atau meminjam pakaikan seluruh maupun sebagian dari aset tidak
bergerak milik Yayasan untuk waktu lebih dari sebulan kepada pihak lain;
e. Menjual atau dengan cara lain melepaskan hak atas benda bergerak milik Yayasan
yang jumlah keseluruhan melampaui jumlah yang ditentukan oleh rapat Pembina;
f. Menggadaikan atau menjaminkan dengan cara apapun, benda bergerak maupun tidak
bergerak milik Yayasan;
g. Mengeluarkan uang untuk membeli dan membangun sesuatu dalam bentuk apapun
apabila jumlah keseluruhannya melampaui jumlah yang ditentukan oleh Rapat
Pembina;
h. Mengadakan kerjasama dengan pihak lain yang berkaitan dengan penggunanaan dan
pengadaan benda tak bergerak;
i. Mendirikan dan atau ikut mendirikan suatu Yayasan baru, badan hukum, badan usaha,
dan atau badan lainnya;
j. Mengembangkan kegiatan atau usaha Yayasan, membuka cabang atau perwakilan,
melakukan penyertaan dalam badan usaha yang prospektif;
k. Mengajukan gugatan ke Pengadilan;
Harus memperoleh terlebih dahulu persetujuan tertulis dari Rapat Pembina dan khusus
untuk sub i, j, k juga diperlukan persetujuan tertulis dari Pendiri.
3. Rapat Pengurus
Rapat-rapat pengurus diatur dalam Anggaran Dasar Yayasan Kesejahteraan
Kesehatan Rakyat Santo Fransiskus, sebagai berikut:
a. Pengurus mengadakan rapat sekurang-kurangnya sekali dalam 3 (tiga) bulan.
12
b. Rapat dapat dilakukan apabila dianggap perlu oleh Ketua atau atas permintaan separuh
dari jumlah anggota Pengurus, dengan mencantumkan masalah yang akan dibahas
dalam rapat.
c. Panggilan rapat dalam bentuk surat undangan, dilakukan oleh Ketua atau salah
seorang anggota Pengurus dengan menyebutkan, hari, tanggal, waktu, tempat rapat
dan hal yang akan dibicarakan.
d. Pimpinan rapat adalah Ketua atau kalau Ketua berhalangan dipimpin oleh salah
seorang Anggota Pengurus lainnya.
e. Kuorum rapat adalah lebih dari separuh jumlah Anggota Pengurus, dan keputusan
diambil dengan musyawarah untuk mufakat. Kalau dengan mufakat tidak bisa
mengambil keputusan maka keputusan diambil dengan suara lebih dari seperdua dari
jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat. Kalau keputusan tidak bisa
diambil karena suara pro dan kontra sama banyaknya, maka keputusan ditolak. Namun
kalau persoalannya bersifat mendesak, Ketua dapat meminta kepada Pembina untuk
mendapatkan keputusan.
f. Seorang Anggota Pengurus dapat memberi kuasa secara tertulis kepada seorang
Anggota Pengurus lainnya, tetapi seorang Anggota Pengurus hanya boleh menerima
satu surat kuasa saja.
g. Keputusan Pengurus dapat juga diambil tanpa melalui rapat, apabila semua anggota
telah diberitahu secara tertulis tentang usul keputusan tersebut, dan semua telah
menyatakan secara tertulis bahwa usul itu telah disetujui oleh anggota yang
bersangkutan.
h. Dari tiap Rapat Pengurus dibuat risalah oleh Sekretaris atau orang yang ditunjuk oleh
rapat dan ditandatangani oleh Ketua rapat dan seorang Anggota Pengurus yang hadir
yang ditunjuk oleh rapat. Risalah mana harus disimpan dengan selayaknya agar dapat
dijadikan bukti atas semua keputusan rapat. Penandatanganan tersebut tidak
disyaratkan apabila risalah rapat dibuat Notaris.
13
Pasal 6PENGAWAS
1. Susunan Pengawas
a. Pengawas sekurang-kurangnya terdiri dari 2 (dua) orang dan salah seorang anggotanya
diangkat oleh Pembina menjadi Ketua.
b. Pengawas diangkat oleh Rapat Pembina hanya dari calon yang diusulkan secara
tertulis oleh Pendiri. Pencalonan oleh Pendiri tersebut mengikat Pembina untuk
melaksanakannya.
c. Pengawas dalam menjalankan pekerjaannya bertanggung jawab kepada Pembina.
d. Pengawas diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali.
e. Jabatan seorang pengawas berakhir apabila:
Berhenti atas permintaan sendiri dengan mengajukan permohonan tertulis untuk
itu kepada Pembina, sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal
pengunduran diri dan permohonan tersebut disetujui oleh Rapat Pembina.
Telah habis masa jabatannya.
Karena dijatuhi hukuman pidana penjara yang telah mempunyai kekuatan hukum
yang tetap.
Meninggal dunia.
Diberhentikan oleh Rapat Pembina hanya berdasarkan usulan tertulis dari Pendiri.
Usulan Pendiri tersebut mengikat Pembina untuk melaksanakannya.
Dinyatakan di bawah pengampuan (onder curatele).
Dinyatakan pailit.
f. Jika terjadi lowongan keanggotaan Pengawas yang mengakibatkan tidak terpenuhinya
ketentuan-ketentuan pasal 6 ayat 1, maka dalam waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung
sejak terjadinya lowongan, Rapat Pembina wajib mengisi lowongan tersebut hanya
dari calon yang diusulkan secara tertulis oleh Pendiri. Pencalonan oleh Pendiri
tersebut mengikat Pembina untuk melaksanakannya. Apabila jabatan Ketua Pengawas
lowong dan selama belum diangkat penggantinya, maka dengan persetujuan Rapat
Pembina, seorang Pengawas menjalankan tugas sebagai Ketua.
2. Tugas dan Wewenang Pengawas
14
a. Mengawasi pelaksanaan kebijakan, tindakan, dan pekerjaan Pengurus sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Pembina dan Perundang-
Undangan yang berlaku, maupun Hukum Gereja Katolik Roma.
b. Memberi nasehat kepada Pengurus baik diminta maupun tidak diminta.
c. Memeriksa berbagai dokumen tentang keuangan, buku-buku, surat-surat pembuktian,
dan kas Yayasan.
d. Menghadiri rapat Pengurus maupun rapat Pembina berdasarkan undangan dari pihak
Pengurus/Pembina.
e. Menskors anggota Pengurus yang melakukan kesalahan, namun untuk pemberhentian
Pengurus harus berdasarkan persetujuan Pembina.
3. Rapat Pengawas
a. Rapat Pengawas dilakukan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali atau setiap
waktu apabila dianggap perlu oleh Ketua Pengawas atau atas permintaan sekurang-
kurangnya 2 (dua) orang Anggota Pengawas. Rapat juga dapat dilakukan atas
permintaan Pembina atau 2 (dua) orang atau lebih Anggota Pengurus. Rapat ini harus
diberitahukan secara tertulis kepada Ketua Pengawas dan sekaligus diberitahukan
masalah yang akan dibicarakan.
b. Panggilan rapat dalam bentuk surat undangan, dilakukan oleh Ketua atau salah
seorang anggota Pengawas dengan menyebutkan hari, waktu, tempat rapat, dan hal
yang akan dibicarakan.
c. Pimpinan rapat adalah Ketua atau kalau Ketua berhalangan dipimpin oleh salah
seorang anggota pengawas lainnya yang hadir.
d. Kuorum rapat adalah lebih dari separuh jumlah Anggota Pengawas, dan keputusan
diambil dengan musyawarah untuk mufakat. Dan apabila dengan cara demikian tidak
diperoleh kesepakatan, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara,
berdasarkan suara setujun lebih dari ½ ( satu per dua ) bagian dari jumlah suara yang
sah dalam rapat. Kalau keputusan tidak bisa diambil karena suara pro dan kontra sama
banyaknya, maka keputusan ditolak. Namun kalau persoalannya bersifat mendesak,
Ketua dapat meminta kepada Pembina untuk mendapatkan keputusan.
e. Keputusan Pengawas dapat juga diambil tanpa melalui rapat apabila semua anggota
telah diberitahu secara tertulis tentang usul keputusan tersebut, dan semua telah
menyatakan secara tertulis bahwa usul itu telah disetujui oleh anggota yang
bersangkutan.
PASAL 7
15
CAP YANG DIGUNAKAN
1. Dalam Hospital By Laws ini ditentukan dua macam cap, yaitu cap BADAN HUKUM
YAYASAN BAKTI KASIH dan Rumah Sakit KARYA ASIH CHARITAS .
2. Setiap dokumen tidak akan dibubuhi cap BADAN HUKUM YAYASAN BAKTI
KASIH selain menyangkut hal-hal yang diputuskan oleh Yayasan seperti yang
tercantum dalam risalah rapat.
3. Setiap dokumen yang menggunakan cap badan hukum YAYASAN BAKTI KASIH
harus ditanda tangani oleh Pengurus Yayasan.
4. DIREKTUR RUMAH SAKIT bertanggung jawab atas keamanan penggunaan cap
BADAN HUKUM YAYASAN BAKTI KASIH
5. Untuk kepentingan operasional Rumah Sakit digunakan cap Rumah Sakit KARYA
ASIH CHARITAS
6. Cap rumah sakit KARYA ASIH CHARITAS, terdiri dari tiga jenis, yaitu yang
digunakan oleh: Sekretariat, Keuangan dan Akutansi dan Kasir.
7. Setiap cap Rumah Sakit KARYA ASIH CHARITAS tersebut diatas dibubuhi identitas
masing-masing bagian secara berbeda.
8. Penggunaan cap rumah sakit KARYA ASIH CHARITAS ditentukan lebih lanjut oleh
DIREKTUR RUMAH SAKIT.
PASAL 8
DIREKTUR RUMAH SAKIT
1. Yayasan akan mengangkat seorang DIREKTUR RUMAH SAKIT yang
bertanggung jawab kepada Yayasan dalam hal pengelolaan dan pengawasan rumah
sakit beserta fasilitasnya, personil dan sumber daya terkait, agar tetap sesuai dengan
kebijakan dan pengarahan dari Yayasan.
2. DIREKTUR RUMAH SAKIT dipilih dan ditentukan oleh Yayasan.
3. DIREKTUR RUMAH SAKIT bertugas untuk mengangkat Kepala bagian
Pelayanan Medis, Kepala Bagian Pelayanan Keprawatan, Kepala Bagian Penunjang
Medik, Kepala Bagian Penunjang Umum yang dinilai telah memenuhi persyaratan
untuk itu.
16
4. Tugas pokok, fungsi, wewenang, dan tanggung jawab, Kepala Bagian
Pelayanan Medis, Kepala Bagian Pelayanan Keprawatan, Kepala Bagian Pelayanan
Medik, Kepala Bagian Penunjang Umum yang ditentukan oleh Direktur Rumah Sakit
dan diperinci dalam suatu uraian tugas secara tertulis.
5. TUGAS DIREKTUR RUMAH SAKIT adalah :
a) Memimpin, Menyusun kebijakan pelaksanaan, membina pelaksanaan,
mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas Rumah Sakit sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku (Pemerintah maupun Yayasan).
b) Melaksanakan semua kebijakan yang telah ditetapkan oleh Yayasan.
c) Melaporkan dan mempertanggungjawabkan segala tindakannya kepada
Yayasan
d) Memimpin seluruh personil Rumah Sakit agar dapat melaksanakan tugas
dan fungsinya dengan sebaik-baiknya.
e) Menyelesaikan berbagai masalah teknis di Rumah Sakit dengan
menggunakan berbagai sumber daya secara efektif dan efisien.
PASAL 9
PENGANGKATAN STAF MEDIS
Yayasan berwenang mengangkat staf medis dan komisi atau panitia setelah
berkonsultasi dengan komite medis.
PASAL 10
PENUGASAN STAF MEDIS
17
1. Yayasan menetapkan kriteria dan syarat-syarat penugasan setiap medis untuk suatu
tugas atau jabatan klinis tertentu, dan akan menyampaikan hal tersebut kepada setiap
staf medis yang menghendaki penugasan klinis di Rumah Sakit.
2. Kriteria dan syarat-syarat penugasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan
oleh Yayasan setelah disepakati oleh Komite Medis.
3. Staf Medis yang telah mendapat penugasan kllinis di Rumah Sakit dapat berstatus
sebagai dokter purna waktu, dokter paruh waktu, atau dokter tamu yang selanjutnya
ditetapkan dalam suatu kontrak.
4. Jangka waktu penugasan staf medis adalah 1 tahun, kecuali ditetapkan lain oleh
Yayasan dengan memperhatikan kondisi sebagai berikut :
a) Bila ijin praktek yang bersangkutan sudah tidak berlaku sesuai peraturan
perundang-undangan yang ada, atau
b) Bila kondisi fisik atau mental staf medis yang bersangkutan tidak mampu lagi
melakukan tindakan medis secara menetap, atau
c) Bila staf medis telah berusia 65 tahun, namun yang bersangkutan masih dapat pula
diangkat kembali sesuai dengan pertimbangan Yayasan, atau
d) Bila staf medis memenuhi ketentuan dan syarat-syarat yang ditetapkan dalam
kontrak dengan Rumah Sakit, atau
e) Bila staf medis ditetapkan telah melakukan tindakan yang tidak profesional,
kelalaian, membuat keresahan di kalangan staf medis lain di lingkungan Rumah
Sakit atau perilaku menyimpang lainnya sebagaimana ditetapkan oleh komite
medis, atau
f) Bila Staf medis diberhentikan oleh Yayasan, karena yang bersangkutan ditetapkan
telah membuat keresahan di lingkungan Rumah Sakit, atau yang bersangkutan
mengakhiri kontrak dengan Rumah Sakit sebelum waktu berakhirnya setelah
mengajukan pemberitahuan satu bulan sebelumnya.
5. Penugasan
klinis Rumah Sakit pada seorang staf medis hanya dapat ditetapkan bila yang
bersangkutan menyetujui syarat-syarat sebagai berikut :
a) Memenuhi syarat sebagai staf medis berdasarkan peraturan perundang-
undangan kesehatan yang berlaku dan ketentuan lain sebagaimana ditetapkan
dalam statuta ini.
18
b) Menangani pasien dalam batas-batas sebagaimana ditetapkan oleh Yayasan
setelah mempertimbangkan daya dukung fasilitas Rumah Sakit, dan bila
diperlukan rekomendasi komite medis.
c) Mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk menjamin agar rekam
medis setiap pasien yang ditanganinya di Rumah Sakit terpelihara dengan adekuat,
dan rekam medis dilengkapi dalam waktu yang wajar.
d) Memperhatikan segala permintaan Rumah Sakit yang dianggap wajar
sehubungan dengan tindakannya di Rumah Sakit dengan mengacu pada ketentuan
pelayanan yang berlaku di Rumah Sakit.
e) Mematuhi etika kedokteran yang berlaku di Indonesia, baik yang berkaitan
dengan kewajiban kepada masyarakat, pasien, teman sejawat, dan diri sendiri.
f) Memperhatikan syarat-syarat umum praktek klinis yang berlaku di Rumah
Sakit.
PASAL 11
KATEGORI STAF MEDIS
1. Setiap dokter yang ditetapkan sebagai staf medis di Rumah Sakit
terdiri dari dokter purna waktu, dokter paruh waktu, dan dokter tamu.
2. Rincian tentang hak, kewajiban, wewenang dan tanggung jawab staf
medis sebagaimana di atur dalam ayat (l) ditetapkan lebih lanjut oleh Yayasan dan
dituangkan dalam kontrak antara Dokter dan Rumah Sakit.
BAB II
PASAL 12
MANAJEMEN RUMAH SAKIT
Manajemen Rumah Sakit dijalankan oleh Direksi Rumah Sakit, yang terdiri dari :
Ketua : Direktur Rumah Sakit
Anggota : Kepala Bagiani Pelayanan Medis
Kepala Bagian Pelayan Keperawatan
Kepala Bagian Penunjang Medik
Kepala Bagian Penunjang Umum
19
PASAL 13
DIREKTUR
Jabatan : Direktur RS. Karya Asih Charitas Palembang
Unit Kerja : Rumah Sakit Karya Asih Charitas Palembang
Pengertian :
Memimpin, menyusun kebijakan pelaksanaan, membina pelaksanaan, mengkoordinir
dan mengawasi pelaksanaan tugas Rumah Sakit sesuai peraturan perundangan yang
berlaku baik (Pemerintah dan Yayasan Bakti Kasih)
Kwalifikasi :
1. Pendidikan S1/ S2/MARS/S3 Kedokteran / spesialis.
2. Usia maksimal 35 tahun.
3. Pria/Wanita.
4. Pengalaman di RS/ins. Kesehatan minimal 5 th.
5. Menguasai masalah-masalah RS dan bisnis RS
6. Menguasai aturan-aturan pemerintah sehubungan dengan permasalahan RS
7. Memiliki kemampuan dalam merencanakan kegiatan/perkembangan RS
8. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan manajerial RS
9. Memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan dengan cepat dan tepat
10. Memiliki kemampuan dalam melakukan koordinasi dengan baik dan memotivasi
bawahan
11. Mempunyai inisiatif, obyektivitas, daya konsentrasi, daya adaptasi dan kreativitas
yang tinggi
12. Berwibawa dan berdedikasi tinggi
13. Sehat jasmani dan rohani
14. Kursus/pelatihan Manajemen RS
Tanggung Jawab Utama :
a. Mengelola Pelayanan Rumah Sakit Karya Asih Charaitas agar
terjangkau oleh masyarakat dalam rangka membantu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
20
b. Mengelola upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil
guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan pencegahan serta melaksanakan rujukan.
Lingkup Jabatan :
Pemegang jabatan dalam mengelola RS Karya Asih Charitas sesuai dengan
perundangan yang berlaku.
Pemegang Jabatan Mengelola Rumah Sakit yang berfungsi :
a. Menyelenggarakan pelayanan medis
b. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
c. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis
d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan
e. Menyelenggarakan pelayanan administrasi dan keuangan
f. Menyelenggarakan pelayanan gawat darurat
Wewenang :
a. Mengangkat dan memberhentikan Pejabat satu tingkat di bawah Direktur yang
telah disetujui oleh Yayasan Bakti Kasih.
b. Mengangkat dan memberhentikan pejabat lainnya.
c. Memberikan dan memperhatikan kesejahteraan karyawan sesuai dengan
perkembangan pelayanan dan kondisi keuangan Rumah Sakit.
d. Mengetahui perkembangan Neraca Keuangan dan Persediaan barang setiap
periode yang telah ditetapkan guna pengambilan keputusan dan perencanaan
pelayanan yang lebih maju.
e. Mengadakan perjanjian dengan pemasok dan kontrak kerja lainnya.
Hubungan Kerja :
a. Internal : Semua Unit Kerja di Lingkungan RS Karya Asih Charitas Palembang
b. Eksternal : Pejabat Instansi di Linkungan Departemen Kesehatan, Dinas
Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kota, Pejabat Instansi Swasta
terkait dengan RS Karya Asih Charitas
.
21
PASAL 14
KEPALA BAGIAN PELAYANAN MEDIS
Kedudukan dalam Organisasi :
Kepala Bagian Pelayanan Medis yang juga menjabat sebagai salah satu anggota
Direksi.
Pengertian :
Tugas seksi Pelayanan Medis meliputi : Merencanakan garis besar program kerja di
bidang medis, penunjang medis.
Kwalifikasi :
1. Pendidikan S1 Kedokteran + Profesi.
2. Pengalaman memimpin di lingkungan bidang medis 2 – 4 tahun.
3. Pengalaman dalam menyelenggarakan fungsi teknis RS.
4. L/P
5. Memiliki kemampuan kepemimpinan.
6. Berwibawa dan berdedikasi tinggi.
7. Sehat jasmani dan rohani
8. Kursus/pelatihan : ex. Manajemen RS
Tanggung Jawab :
Secara struktural dan administrasi bertanggung jawab kepada Direktur.
Tugas Pokok :
Mengkoordinir Kegiatan Pelayanan Medis, Pelaporan dan Program Kerja di bidang
pelayanan medis, Pendidikan dan Pelatihan para medis dan para medis, Penyuluhan
Kesehatan, Peningkatan Mutu dan Etika pelayanan di RS.
Uraian Tugas :
1. Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan medis.
2. Mengkoordinir pelaksanaan pelaporan dan program pelayanan medis.
3. Mengkoordinir pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi calon karyawan dan
karyawati ( medis dan para medis ).
4. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan pada masyarakat.
22
5. Menyelenggarakan peningkatan mutu dan etika kedokteran .
6. Menerima tugas khusus dari Direktur.
Wewenang :
a. Memutuskan dan melaksanakan hal-hal yang berhubungan dengan tanggung jawab
dalam uraian tugas.
b. Mengusulkan penambahan tenaga medis dan para medis sesuai dengan kebutuhan
dan melalui mekanisme kepegawaian dan telah disetujui oleh Direktur.
c. Menghargai dan membina semua staf di seksi pelayanan.
Hubungan Kerja :
a. Eksternal : Instansi-instansi yang ada hubunga dengan RSU. Panti Baktiningsih
Klepu.
b. Internal : - Direktur dan anggota direksi lain
- Semua staf dan karyawan RSU. Panti Baktiningsih Klepu
Karakteristik yang dibutuhkan :
- Mempunyai kemampuan manajerial yang baik.
- Sederhana, jujur, teliti, tegas, sabar dan mempunyai komunikasi yang baik.
- Menghargai rekan kerja dan dapat menjalin kerjasama, serta mempunyai etos kerja
yang baik.
PASAL 15
KEPALA SEKSI KEPERAWATAN
Kedudukan dalam Organisasi :
Kepala Seksi Keperawatan yang juga menjabat sebagai salah satu anggota Direksi.
Pengertian :
Tugas seksi Keperawatan meliputi : Pelayanan Keperawatan, Laporan Penyusunan
Program Keperawatan, Bimbingan dan Asuhan Keperawatan, Pendidikan dan
Pelatihan, Penyuluhan Kesehatan, Peningkatan Mutu dan Etika Keperawatan.
Kwalifikasi :
23
1. Ners dengan latar belakang D-III Keperawatan yang telah bekerja di RSU.Panti
Baktiningsig minimal 5 tahun
2. D-III keperawatan / D-III kebidanan dengan pengalaman kerja sebagai perawat / bidan
pelaksana di Keperawatan minimal 10 tahun
3. L/P
4. Memiliki SIP, pelatihan BHD, ACLS/ATLS/SIK, Memiliki setifikat Manajemen
Bangsal Keperawatan.
5. Dapat bekerjasama dengan orang lain.
6. Berwibawa dan dapat menjadi role model
7. Mampu mengoperasikan komputer
8. Pengetahuan Kerja :
- Bertanggung jawab atas operasional dan kelancaran pelaksanaan asuhan
kepewatan
- Kemampuan konseptual dan klinis, mampu menjadi role mode dalam asuhan
keperawatan
9. Sehat jasmani dan rohani, teliti, jujur, sabar, ramah
10. Memiliki kemampuan memimpin.
Tanggung Jawab :
Secara struktural dan administrasi bertanggung jawab kepada Direktur.
Tugas Pokok :
Mengkoordinir Kegiatan Pelayanan Keperawatan, Pelaporan dan Program
Keperwatan, Bimbingan dan Asuhan Keperwatan, Pendidikan dan Pelatihan,
Penyuluhan Kesehatan, Peningkatan Mutu dan Etika Keperawatan.
Uraian Tugas :
1. Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan keperawatan.
2. Mengkoordinir pelaksanaan pelaporan dan program keperawatan.
3. Mengkoordinir pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi calon karyawan dan
karyawati.
4. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan pada masyarakat.
5. Menyelenggarakan peningkatan mutu dan etika keperawatan .
6. Menerima tugas khusus dari Direktur.
Wewenang :
24
a. Memutuskan dan melaksanakan hal-hal yang berhubungan dengan tanggung jawab
dalam uraian tugas.
b. Mengusulkan penambahan tenaga keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan
melalui mekanisme kepegawaian dan telah disetujui oleh Direktur.
c. Menghargai dan membina semua staf di seksi pelayanan.
Hubungan Kerja :
a. Eksternal : Instansi-instansi yang ada hubunga dengan RSU. Panti Baktiningsih
Klepu.
b. Internal : - Direktur dan anggota direksi lain
- Semua staf dan karyawan RSU. Panti Baktiningsih Klepu
Karakteristik yang dibutuhkan :
- Mempunyai kemampuan manajeria yang baik.
- Sederhana, jujur, teliti, tegas, sabar dan mempunyai komunikasi yang baik.
- Menghargai rekan kerja dan dapat menjalin kerjasama, serta mempunyai etos kerja
yang baik.
PASAL 16
KEPALA SUB. BAGIAN KEUANGAN
Kedudukan dalam Organisasi :
Kepala Sub. Bagian Keuangan yang juga menjabat sebagai salah satu anggota Direksi.
Pengertian :
Tugas Kepala Sub. Bagian Keuangan dan meliputi : Mobilisasi Dana dan Penyusunan
Program Akuntansi dan Verifikasi, Penyusunan Anggaran, dan Pelaporan Keuangan.
Kwalifikasi :
1. Pendidikan min. DIII/S1 Akuntansi/Perpajakan
2. Pengalaman min. 2 tahun di bidang akuntansi/perpajakan
3. L/P
4. Pengetahuan kerja :
- Bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaan kerja di bagian
keuangan
25
- Koordinasi dan melakukan fungsi control dan koreksi seluruh kegiatan di
bagian keuangan
- Memahami, mengerti dan menguasai siklus akuntansi
- Memahami dan mengerti logika dari pencatatan setiap transaksi yang terjadi
sesuai COA
- Menyusun dan Mengolah serta menganalisa Laporan Keuangan yang baik dan
benar sesuai standar akuntansi
- Kelengkapan data setiap transaksi yang harus ada
- Laporan Gaji, Pajak, Perjanjian Kerjasama, Penyelesaian Penagihan/Piutang
- Menguasai, memahami dan mengerti Perpajakan
- Bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kelengkapan data setiap proses
transaksi Perpajakan.
- Koordinasi kegiatan pelayanan Perpajakan Rumah Sakit
- Membuat, Mengoreksi, dan Mengontrol Kebenaran penghitungan Pajak,
Pemotongan Pajak, Pengimputan, Membuat SSP, SPT Induk, Membayar Pajak
dan Melaporkan ke KPP terpadu.
5. Ketrampilan Kerja : Brevet AB, Pelatihan Leadership, Pelatihan Peraturan dan
Undang-undang Perpajakan yang terbaru, Pelatihan Unit Cost, Pelatihan Analisa
Laporan Keuangan, Pelatihan Penyusunan Anggaran, Pelatihan Pengelolaan Piutang
6. Kemampuan : Hitung-menghitung, Ketelitian yang tinggi, Fungsi Mengolah -
Menganalisa & Logika, Control.
7. Minat : Menyukai pekerjaan yang berhubungan dengan angka dan komunikasi data,
Pekerjaan yang bersifat rutin, konkrit, teratur, dan disiplin, kerja dibawah tekanan,
Tahu apa yang harus dicapai, mampu mencapai dan mau mencapai pekerjaan yang
berhubungan dengan angka, data, rutinitas sesuai siklus akuntansi
8. Kondisi Kerja : Mampu menyesuaikan diri dalam melaksanakan tugas-tugas yang
mengandung resiko yang berhadapan dengan kesalahan data keuangan, ketelitian
tinggi, kejujuran, mampu menjaga rahasia perusahaan.
9. Kondisi Fisik : Jabatan ini memerlukan kondisi fisik yang baik, terutama kondisi fisik
yang terkait dengan aktifitas duduk dan berhubungan dengan ketelitian mencatat dan
koreksi angka.
10. Syarat lain : Mempunyai jiwa kepemimpinan, Komunikasi yang baik antara atasan dan
bawahan, Pengembangan orang lain, Menciptakan suasana kerja yang kondusif,
26
Bertanggung jawab atas bagiannya, mampu menyelesaikan dan menyukai pekerjaan
yang beragam.
Tanggung Jawab :
Secara sturktural dan administrasi bertanggung jawab kepada Direktur.
Tugas Pokok :
Mengkoordinir penyelenggaraan Administrasi Keuangan, Mobilisasi Dana,
Penyusunan Program, Akuntansi dan Verifikasi, Penyusunan Anggaran dan Pelaporan
Keuangan.
Uraian Tugas :
1. Mengkoordinir penyelenggaraan Administrasi Keuangan, Mobilisasi Dana, dan
Penyusunan Program.
2. Mengkoordinir terlaksananya Akuntansi dan Verifikasi
3. Mengkoordinir Penyusunan Anggaran dan penyelenggaraan Logistik
4. Menyajikan Laporan Keuangan kepada Direksi dan pihak terkait
5. Menerima tugas khusus dari Direktur
Wewenang :
1. Memutuskan dan melaksanakan hal-hal yang berhubungan dengan tanggung jawab
dalam uraian tugas.
2. Menghargai dan membina staf di Sub. Bagian Keuangan.
Hubungan Kerja :
1. External : Instansi-instansi yang ada hubungan dengan RSU. Panti Baktiningsih
Klepu.
2. Internal : - Direksi dan anggota direksi lain
- Semua staf dan karyawan RSU. Panti Baktiningsih Klepu
Karakteristik yang dibutuhkan :
- Mempunyai kemampuan manajerial yang baik.
- Sederhana, jujur, teliti, tegas dan sabar serta mempunyai etos kerja yang baik.
27
PASAL 17
KEPALA SUB. BAG. KESEKRETARIATAN, SDM DAN PERSONALIA
Kedudukan dalam Organisasi :
Kepala Sub. Bag.Kesekretariatan, SDM dan Personalia yang juga menjabat sebagai
salah satu anggota Direksi.
Pengertian :
Tugas Kepala Sub. Bag. Kesekretariatan, SDM dan Personalia meliputi :
Kesekretariatan, SDM dan Personalia, Ketatausahaan, Pelaporan dan Informasi,
Humas, dan Hukum.
Kwalifikasi :
1. Pendidikan S1 Psikologi/Hukum/Kesehatan Masyarakat/Ekonomi.
2. Pengalaman minima l2 tahun.
3. Usia maksimal 26 tahun.
4. Pria/Wanita.
5. Pengetahuan kerja :
- Bertanggung jawab dalam mengendalikan kegiatan pelayanan kesekretariatan RS,
menata dan mengarsip surat-surat yayasan dan direktur, mengatur jadwal harian
dewan direktur
- Bertanggung jawab dalam mengendaliakan pelaksanaan aktivitas kepegawaian seperti
perencanaan tenaga kerja, seleksi dan rekrutmen, kompensasi penggajian, peraturan
tenaga kerja, konseling, koordinasi antar bagian.
6. Ketrampilan kerja :
- UU tenaga kerja, konseling, penggajian, perpajakan, memahami sistem penggajian
7. Kemampuan :
- Memiliki kemampuan memimpin.
- Memiliki kemampuan manajerial HRD
28
- Memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan dengan cepat dan tepat dan
memiliki kemampuan dalam melakukan koordinasi dengan baik dan memotivasi
bawahan
- Memiliki kemampuankonseling, sosialisasi, manajemen konflik.
Tanggung Jawab :
Secara struktural dan administrasi bertanggung jawab kepada Direktur.
Uraian Tugas :
1. Mengkoordinir penyelenggaraan Kesekretariatan dan SDM.
2. Mengkoordinir penyelenggaraan Ketatausahaan.
3. Mengkoordinir penyelenggaraan Pelaporan dan Informasi Rumah Sakit.
4. Mengkoordinir penyelenggaraan Kehumasan, Personalia dan Hukum.
5. Menerima tugas khusus dari Direktur.
Wewenang :
a) Memutuskan dan melaksanakan hal-hal yang berhubungan dengan tanggung jawab
dalam uraian tugas.
b) Melaksanakan fungsi rekrutmen, pembinaan, usulan kepangkatan,
pemberhentian dan pensiun melalui mekanisme kepegawaian dan disetujui
Direktur.
c) Menghargai dan membina semua staf di Sub. Bagian Kesekretariatan, SDM
dan Personalia.
Hubungan Kerja :
a. Eksternal : Hubungan luar melalui Direktur antara lain dengan : Pemerintah,
Instansi terkait, Masyarakat dan Lembaga yang ada hubungan
kerjasama dengan Rumah Sakit.
b. Internal : - Direktur dan anggota direksi lain
- Semua staf dan karyawan RS. Panti Baktiningsih Klepu
Karakteristik yang dibutuhkan :
- Mempunyai kemampuan manajerial yang baik.
29
- Sederhana, jujur, teliti, tegas, sabar dan mempunyai komunikasi yang baik.
- Menghargai rekan kerja dan dapat menjalin kerjasama, serta mempunyai etos kerja
yang baik.
PASAL 18
KEPALA SUB. BAG. RUMAH TANGGA DAN LOGISTIK
Kedudukan dalam Organisasi :
Kepala Sub. Bag. Rumah Tangga dan Logistik yang juga menjabat sebagai salah satu
anggota Direksi.
Pengertian :
Tugas Kepala Sub. Bag. Rumah Tangga dan Logistik, meliputi : Merencanakan garis
besar program kerja di bagian Rumah Tangga RS.
Kwalifikasi :
1. Pendidikan minimal D3/S1 Akuntansi
2. Pengalaman minimal 1 tahun dalam bidang logistik
3. Pengetahuan Kerja :
- Bertanggung jawab dalam pengadaan, penyimpanandan distribusi logistik, mengelola
tenaga kerja dan sarana RS
- Bertanggung jawab atas perencanaan jumlah, jenis, mutu barang
- Bertanggung jawab atas pemesanan dan pembelian barang
- Mengelola kegiatan pelayanan rumah tangga rumah sakit yang meliputi sanitasi, kamar
jahit, dapur, kendaraan, dan keamanan.
4. Memiliki Ketrampilan dalam manajemen pembelian, pemasaran dan pengadaan
barang serta mampu mengoperasikan komputer
5. Teliti, jujur, Komunikasi baik
6. Usia minimal 23 tahun.
7. Pria/Wanita.
8. Sehat jasmani dan rohani
30
Tanggung Jawab :
Secara struktural dan administrasi bertanggung jawab kepada Direktur.
Uraian Tugas :
1. Mengkoordinir penyelenggaraan kebutuhan RumahTangga RS.
2. Mengkoordinir penyelenggaraan Perencanaan dan Pelaporan .
3. Menerima tugas khusus dari Direktur.
Wewenang :
a. Memutuskan dan melaksanakan hal-hal yang berhubungan dengan tanggung jawab
dalam uraian tugas.
b. Mengusulkan penambahan tenaga sesuai dengan kebutuhan dan melalui
mekanisme kepegawaian dan telah disetujui oleh Direktur.
c. Menghargai dan membina semua staf di seksi pelayanan.
Hubungan Kerja :
a. Eksternal : Hubungan luar melalui Direktur antara lain dengan : Pemerintah,
Instansi terkait, Masyarakat dan Lembaga yang ada hubungan
kerjasama dengan Rumah Sakit.
b. Internal : - Direktur dan anggota direksi lain
- Semua staf dan karyawan RS. Panti Baktiningsih Klepu
Karakteristik yang dibutuhkan :
- Mempunyai kemampuan manajerial yang baik.
- Sederhana, jujur, teliti, tegas, sabar dan mempunyai komunikasi yang baik.
- Menghargai rekan kerja dan dapat menjalin kerjasama, serta mempunyai etos kerja
yang baik.
PASAL 19
PERATURAN RUMAH SAKIT
Yayasan berwenang untuk menetapkan berbagai ketentuan dan peraturan pelaksanaan
untuk melaksanakan Hospital By Laws in yang meliputi : Peraturan Rumah Sakit,
31
Peraturan tentang Personil Rumah Sakit, Pengendalian Pasien dan Pengunjung, serta
masalah lain yang tidak dicantumkan dalam Hospital By Laws ini atas saran DIREKTUR
RUMAH SAKIT.
PASAL 20
PEMAPARAN HOSPITAL BY LAWS
Yayasan senantiasa mengupayakan agar Hospital By Laws ini dapat dilihat oleh berbagai
pihak yang berkepentingan.
PASAL 21
PERUBAHAN HOSPITAL BY LAWS
1. Yayasan berhak merubah Hospital By Laws ini melalui rapat khusus yang
diselenggarakan, untuk itu,
2. Usulan untuk merubah Hospital By Laws ini hanya dapat dilaksanakan
apabila adanya pemberitahuan secara tertulis
PASAL 22
KETENTUAN PENUTUP
1. Hospital By Laws ini berlaku sejak
2. Semua peraturan Rumah Sakit yang ditetapkan sebelum berlakunya Hospital By Laws
ini dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Hospital By Laws
ini.
Ditetapkan di : Sleman
Pada tanggal : 04 April 2011
Disahkan Yayasan Kesejahteraan Kesehatan Rakyat
32
St. Fransiskus
Sr. M. Hendrika, FCh Drs. A. Salim
Ketua Pembina Ketua Yayasan
DAFTAR PUSTAKA
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 772 / Menkes / SK / VI /
2002 Tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 631 / MENKES / SK / IV
/ 2005 Tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staf By laws ) Di
Rumah Sakit .
3. Anggaran Dasar Yayasan Kesejahteraan Kesehatan Rakyat St. Fransiskus Klepu.
33
34