hotel bisnis di kota pontianak - ristekdikti

20
Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 16 HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK SUHARNOTO Mahasiswa, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura, Indonesia [email protected] ABSTRAK Adanya pertumbuhan penduduk menyebabkan kebutuhan penduduk yang semakin bertambah juga, dan salah satu di atantaranya adalah di bidang perdagangan dan jasa. Kota Pontianak sebagai titik persinggahan awal menuju ke berbagai kota dan kabupaten di daerah Kalimantan Barat. Untuk mengimbangi dan mewadahi kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para investor, maka diperlukan infrastruktur kota yang dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan transaksi bisnis. Salah satu infrastruktur yang sangat penting dalam mewadahi segala kegiatan yang dilakukan oleh para pebisnis adalah hotel bisnis. Lokasi perancangan terletak di Jalan Sidas, Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak. Lokasi perancangan dapat di tempuh dengan jalur utama yaitu Jalan Sidas, dan jalur kedua adalah Jalan Fatimah. Hasil dari analisis terhadap kajian arsitektur pada Hotel Bisnis, menghasilkan konsep Hotel Bisnis bintang empat dengan fungsi bisnis, yaitu MICE (rapat, insentif, konferensi, dan ekhibisi). Hotel dibagi menjadi dua bagian besar yaitu front of the house dan back of the house. Bentuk bangunan mengikuti fungsi bangunan komersil sehingga berbentuk persegi sesuai dengan bentuk site. Bangunan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu podium dan tower. Podium difungsikan untuk sarana publik, rekreasi, administrasi, dan servis. Sedangkan tower dikhususkan untuk hunian. Kata Kunci: Hotel, Bisnis, Hotel Bisnis ABSTRACT Population growth causes the need for a growing population as well, and one of them is in the field of trade and services. Pontianak city as a stopover point prelude to various cities and districts in West Kalimantan. To compensate and facilitate the activities of the business conducted by the investors, it is necessary urban infrastructure to provide ease and convenience in conducting business transactions. One of the critical infrastructure to accommodate all activities undertaken by the businessmen is a business hotel. Locations design located at Jalan Sidas, District Kota Pontianak, Pontianak. Locations design can be achieved with the main line, namely Jalan Sidas, and the second path is Jalan Fatimah. The results of the analysis to the study of architecture at the Hotel Business, produced the concept four-star business hotel with business functions MICE (meetings, incentives, conferences, and exhibition). Hotel is divided into two major parts of the front of the house and back of the house. Building form follows function so that the square-shaped commercial building in accordance with the shape of the site. The building is divided into two parts, namely the podium and tower. Podium functioned for public facilities, recreation, administration, and service. While the tower is devoted to occupancy. Keywords: Hotel, Business, Business Hotel 1. Pendahuluan Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat pada bulan Desember 2013 wisatawan yang datang ke Pontianak berjumlah 3.637 orang atau meningkat secara signifikan 23,15 persen dari bulan November 2013 yang berjumlah 2.95 orang. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Kalimantan Barat bulan Desember 2013 mencapai rata-rata 63,42 persen atau naik 4,84 poin dibanding TPK pada bulan November 2013 sebesar 58,58 persen sehingga total kunjungan wisatawan yang datang berjumlah 30.687 orang. Jumlah hotel di Pontianak tercatat sebanyak 51 hotel yang terdiri dari 8 hotel berbintang dan 43 hotel non berbintang. Data kunjungan wisatawan dan tingkat penghunian kamar di Pontianak menunjukkan bahwa Pontianak merupakan kota yang cocok bagi para investor untuk melakukan kegiatan bisnis. Hal ini dikarenakan Kota Pontianak memiliki potensi- potensi yang dapat dikembangkan selain perdagangan dan jasa, yaitu pertambangan. Untuk mengimbangi dan mewadahi kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para investor, maka

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK - ristekdikti

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 16

HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK

SUHARNOTO

Mahasiswa, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura, Indonesia [email protected]

ABSTRAK

Adanya pertumbuhan penduduk menyebabkan kebutuhan penduduk yang semakin bertambah juga, dan salah satu di atantaranya adalah di bidang perdagangan dan jasa. Kota Pontianak sebagai titik persinggahan awal menuju ke berbagai kota dan kabupaten di daerah Kalimantan Barat. Untuk mengimbangi dan mewadahi kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para investor, maka diperlukan infrastruktur kota yang dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan transaksi bisnis. Salah satu infrastruktur yang sangat penting dalam mewadahi segala kegiatan yang dilakukan oleh para pebisnis adalah hotel bisnis. Lokasi perancangan terletak di Jalan Sidas, Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak. Lokasi perancangan dapat di tempuh dengan jalur utama yaitu Jalan Sidas, dan jalur kedua adalah Jalan Fatimah. Hasil dari analisis terhadap kajian arsitektur pada Hotel Bisnis, menghasilkan konsep Hotel Bisnis bintang empat dengan fungsi bisnis, yaitu MICE (rapat, insentif, konferensi, dan ekhibisi). Hotel dibagi menjadi dua bagian besar yaitu front of the house dan back of the house. Bentuk bangunan mengikuti fungsi bangunan komersil sehingga berbentuk persegi sesuai dengan bentuk site. Bangunan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu podium dan tower. Podium difungsikan untuk sarana publik, rekreasi, administrasi, dan servis. Sedangkan tower dikhususkan untuk hunian.

Kata Kunci: Hotel, Bisnis, Hotel Bisnis

ABSTRACT

Population growth causes the need for a growing population as well, and one of them is in the field of trade and services. Pontianak city as a stopover point prelude to various cities and districts in West Kalimantan. To compensate and facilitate the activities of the business conducted by the investors, it is necessary urban infrastructure to provide ease and convenience in conducting business transactions. One of the critical infrastructure to accommodate all activities undertaken by the businessmen is a business hotel. Locations design located at Jalan Sidas, District Kota Pontianak, Pontianak. Locations design can be achieved with the main line, namely Jalan Sidas, and the second path is Jalan Fatimah. The results of the analysis to the study of architecture at the Hotel Business, produced the concept four-star business hotel with business functions MICE (meetings, incentives, conferences, and exhibition). Hotel is divided into two major parts of the front of the house and back of the house. Building form follows function so that the square-shaped commercial building in accordance with the shape of the site. The building is divided into two parts, namely the podium and tower. Podium functioned for public facilities, recreation, administration, and service. While the tower is devoted to occupancy.

Keywords: Hotel, Business, Business Hotel 1. Pendahuluan

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat pada bulan Desember 2013 wisatawan yang datang ke Pontianak berjumlah 3.637 orang atau meningkat secara signifikan 23,15 persen dari bulan November 2013 yang berjumlah 2.95 orang. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Kalimantan Barat bulan Desember 2013 mencapai rata-rata 63,42 persen atau naik 4,84 poin dibanding TPK pada bulan November 2013 sebesar 58,58 persen sehingga total kunjungan wisatawan yang datang berjumlah 30.687 orang. Jumlah hotel di Pontianak tercatat sebanyak 51 hotel yang terdiri dari 8 hotel berbintang dan 43 hotel non berbintang. Data kunjungan wisatawan dan tingkat penghunian kamar di Pontianak menunjukkan bahwa Pontianak merupakan kota yang cocok bagi para investor untuk melakukan kegiatan bisnis. Hal ini dikarenakan Kota Pontianak memiliki potensi-potensi yang dapat dikembangkan selain perdagangan dan jasa, yaitu pertambangan.

Untuk mengimbangi dan mewadahi kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para investor, maka

Page 2: HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK - ristekdikti

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 17

diperlukan infrastruktur kota yang dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan transaksi bisnis. Salah satu infrastruktur yang sangat penting dalam mewadahi segala kegiatan yang dilakukan oleh para pebisnis adalah hotel bisnis berbintang. Hotel bisnis berbintang tidak hanya menjadi hunian sementara bagi para investor, namun juga menjadi suatu tempat yang dapat dimanfaatkan untuk rapat, konferensi, eksibisi, dan jenis kegiatan bisnis lainnya. Penyediaan kamar yang nyaman dengan fasilitas penunjang kegiatan bisnis juga menjadi pertimbangan yang sangat penting untuk mengakomodir para investor yang datang dan menginap.

Perancangan Hotel bisnis membutuhkan beberapa pertimbangan aspek perancangan, yaitu mempertimbangkan jenis hotel bintang berapa dan fasilitasnya; mempertimbangkan program ruang hotel; mempertimbangkan tapak perancangan berupa perletakan site dan bangunan, penzoningan, orientasi, sirkulasi dan vegetasi; mempertimbangkan gubahan bentuk bangunan; mempertimbangkan struktur bangunan dan site; dan mempertimbangkan utilitas banguan dan site sehingga dapat mengakomodasi kegiatan bisnis para investor sesuai dengan kajian arsitektur. 2. Kajian Literatur

Pengertian hotel berdasarkan SK. MenHub. RI. No. PM/10PW.391/PHB-77 tanggal 22 Desember 1997 pada bab I pasal 7 ayat a, hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, yang disediakan bagi tiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut makan dan minum. Endar Sri (1996) menyebutkan hotel adalah Bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas jasa penginapan, pelayanan makanan dan minuman, pelayanan barang bawaan, pencucian pakaian, penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya. Lawson (1976) menyebutkan hotel sebagai sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran.

Beberapa uraian di atas dapat dirangkum menjadikan pengertian hotel bisnis adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, sarana, fasilitas pelengkap lainnya serta jasa bagi umum yang dapat mendukung dan memperlancar kegiatan bisnis para tamu (seperti meeting room, bussines centre, exhibition room dan sebagainya), yang dikelola secara komersil serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

Menurut Agusnawar (2004) Hotel dapat dibagi menjadi bebebarapa jenis. Berdasarkan tujuan kedatangan tamu, hotel dapat dibedakan menjadi: Business Hotel; Pleasure Hotel; Country Hotel; Sport Hotel. Berdasarkan lamanya tamu menginap, hotel dapat dibedakan menjadi: Transit Hotel; Semi Residential Hotel; Residential Hotel . Berdasarkan jumlah kamar, hotel dapat dibedakan menjadi: Small Hotel; Medium Hotel; Large Hotel. Berdasarkan lokasinya, hotel dapat dibedakan menjadi: City Hotel; Down Town; Suburban Hotel; Resort Hotel.

Agusnawar (2004) mengemukakan beberapa karakteristik hotel bisnis dapat dilihat dari lokasi hotel, tamu yang berkunjung dan fasilitas yang disediakan. Lokasi hotel bisnis biasanya terletak di pusat-pusat kegiatan bisnis, seperti perkantoran, perdagangan dan perbelanjaan. Tamu yang berkunjung pada hotel bisnis mayoritas adalah kalangan bisnis, pengusaha, karyawan dan profesional dengan kepentingan berbisnis, berdagang, tugas dinas, komperensi, seminar, lokakarya, musyawarah, simposium, dan sebagainya. Biasanya bepergian seorang diri atau rombongan. Lama menginap singkat dan pada umumnya pada hari-hari kerja. Fasilitas yang ada ditekankan pada fasilitas yang dapat menunjang kegiatan bisnis para tamu, seperti ruang pertemuan, fasilitas komputer PABX, fax, telepon dan sebagainya. Fasilitas pelayanan harus serba praktis, cepat dan ekonomis sesuai dengan karakteristik para tamu yang sangat memperhitungkan waktu dan uang.

Bagyono (2005) dalam bukunya “Pengetahuan Dasar Pariwisata dan Perhotelan” dan ditambah dengan beberapa sumber literatur lainnya, adapun struktur organisasi suatu hotel serta tugas dan tanggung jawabnya masing-masing yang adalah Direktur, General Manager, Departemen Kantor Depan (Front Office), Departemen Tata Graha (Housekeeping), Departemen Makanan Dan Minuman (Food and Beverages Departement), Departemen Akunting (Acccounting), Departemen Teknik (Engineering), Departemen Pemasaran (Sales and Marketing) dan Departemen Personalia (Human Resources Departement).

Direktur adalah orang seseorang yang ditunjuk untuk memimpin suatu perusahaan. Pada struktur organisasi hotel, direktur disebut sebagai seseorang yang memiliki hotel tersebut atau orang profesional yang ditunjuk oleh pemilik hotel untuk menjalankan dan memimpin suatu hotel. Tugas direktur dalam sebuah hotel adalah memimpin hotel secara keseluruhan, merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan kebijakan hotel, menetapkan tujuan perusahaan baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Tugas General Manager dalam sebuah hotel adalah mengawasi pelaksanaan kerja masing-masing divisi, mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan perusahaan, menetapkan kebijakan dalam membina dan mengembangkan karyawan hotel, membuat strategi dalam usaha meningkatkan volume pengunjung hotel dan mengevaluasi hasil kerja para manajer masing-masing departemen.Departemen Kantor Depan (Front Office) memiliki fungsi utama yakni menjual kamar. Departemen kantor depan terdiri dari beberapa bagian dengan staf yang mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing, yaitu Front Office Manager, Receptionist, Bagian Informasi, Operator, Doorman, Bellboy.

Departemen Tata Graha (House Keeping) adalah epartemen yang bertanggung jawab menata peralatan, menjaga kebersihan dan kenyamanan, memperbaiki kerusakan dan memberi dekorasi dengan tujuan agar rumah (hotel) tersebut tampak rapi, bersih, menarik dan menyenangkan bagi penghuninya yang kegiatannya dipimpin oleh Housekeeping Manager atau Executive Housekeeper. Oleh sebab itu, untuk melaksanakan pembersihan di seluruh area hotel, pelaksanaannya diatur

Page 3: HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK - ristekdikti

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 18

menurut seksi-seksi sebagai berikut, Public Area (Cleaning Service), Room Service, Laundry, Linen and Uniform, Florist dan Gardener. Departemen Makanan Dan Minuman (Food and Beverages Departement) ini bertanggung jawab untuk bagian konsumsi dalam sebuah hotel, dimulai dari penyusunan anggaran bahan makanan dan minuman, pengadaan makanan dan minuman hingga penyajian makanan dan minuman. Adapun bagian-bagian dalam Departemen Makanan Dan Minuman (Food and Beverages Departement) adalah Food And Beverages Manage, Banquet Coordinator, Waiter, Bar Service, Bagian Cook, Steward dan Chef. Departemen Akunting (Acccounting) ini bertanggung jawab atas kelancaran serta pengendalian sistem administrasi keuangan hotel, termasuk segala pengeluaran dan pemasukan keuangan. Adapun bagian-bagiannya Departemen Akunting adalah Accounting Manager, Collector, Account Receivable dan General Cashier.

Departemen Teknik (Engineering) bertanggung jawab atas pembuatan, pemeliharaan, perawatan dan perbaikan ataupun renovasi sarana lingkungan hotel. Tugas lainnya juga termasuk pengadaan energi (listrik, air, uap, panas, gas), sistem peralatan dan pengoperasian alat-alat pemadam kebakaran, pengawasan operasional sound system, air conditioning, lighting, kebersihan celling serta memodifikasi operasi dari bangunan fisik untuk menghemat energi. Departemen Pemasaran (Sales and Marketing) bertanggung jawab mengadakan pemasaran terhadap fasilitas dan produk hotel, seperti kamar, bar, restoran, banquet, dan lain-lain sesuai dengan target-target yang telah ditentukan. Departemen Pemasaran memilki bagian-bagian yaitu Marketing Manager dan Staff Pemasaran. Departemen Personalia (Human Resources Departement) memiliki tugas utama untuk mengontrol operasional yang ada di HRD seperti menjamin hotel compliance sesuai undang-undang tenaga kerja, mengurusi recruitment tenaga kerja, menggunakan badan hukum berkenaan dengan inspeksi tenaga kerja, membuat tata tertib serta membuat memo-memo mengenai aturan perusahaan yang ditujukan kepada seluruh karyawan.

Menurut Agusnawar (2004), tamu hotel adalah setiap orang yang menginap dan atau mempergunakan jasa-jasa lainnya yang disediakan oleh hotel. Umumnya jenis-jenis tamu yang menginap di suatu hotel dapat diklasifikasikan sebagai berikut pertama, Domestic Tourist, yaitu para wisatawan lokal atau daerah yang tinggal atau menginap pada suatu hotel, misalnya pada waktu weekends, special function, dan atau untuk aktivitas lain. Kedua, FITs (Free independent Travellers), yaitu wisatawan internasional yang melakukan perjalanan secara sendiri (individual) dan tidak terikat dalam suatu rombongan atau grup. GITs (Group Inclusive Tours, yaitu rombongan wisatawan yang melakukan perjalanan secara bersamaan dalam suatu package tour. Biasanya tamu jenis GITs, jika melakukan perjalanan dengan perantara travel agent, sehubungan dengan penginapan (hotel atau akomodasi), makan dan minum, sudah diatur oleh travel agent yang bersangkutan karena mereka sudah membeli dalam bentuk package. Ketiga, SITs (Special Interest Tours), yaitu suatu rombongan yang berkunjung ke suatu tempat, biasanya dengan tujuan khusus seperti mengunjungi Candi Borobudur, The Games Park Of Africa, dan lain-lain. Keempat, CIPs (Commercially Important Persons), yaitu para tamu atau executive dari perusahaan besar yang selalu bepergian dan menginap di hotel yang mewah. Kelima, SPATTs (Special Attention Guests), yaitu tamu-tamu yang membutuhkan perhatian lebih khusus, seperti tamu yang sudah tinggal lama dalam sebuah hotel, tamu yang sakit, tamu yang sudah lanjut usia, tamu cacat dan lain sebagainya. Keenam, VIPs (Very Important Persons), yaitu tamu-tamu yang dianggap penting dalam sebuah hotel, seperti: selebritis, tamu-tamu yang menginap di kamar mahal, para pejabat pemerintahan, executive dari perusahaan, tamu-tamu yang sering menginap di hotel dan lainnya. Ketujuh, Regular Guests, yaitu tamu biasa yang menginap di sebuah hotel tanpa membuat registrasi terlebih dahulu.

Menurut Rutes (1985) Klasifikasi kelas kamar pada hotel terdiri dari standart room, deluxe room dan president deluxe room. Standart room adalah jenis kamar yang harganya paling murah disuatu hotel karena fasilitas yang tersedia di dalam kamar tersebut berlaku umum disemua hotel. Perlengkapan standar hotel, seperti tempat tidur, meja malam, telepon, lemari pakaian, rak barang, kursi dan kamar mandi. Deluxe room adalah jenis kamar dengan fasilitas yang lebih baik dari kamar standar, misalnya dengan ukuran kamar yang lebih besar dan tambahan fasilitas lain seperti televisi, lemari es dan lain-lain. President deluxe suite room adalah jenis kamar yang paling mahal dalam suatu hotel. Kamar ini merupakan kebanggaan dari suatu hotel yang dapat memberikan ciri khas dan biasanya digunakan sebagai alat promosi. Ruangan ini hanya ada satu pada suatu hotel. Fasilitas pada kamar ini lebih lengkap dibandingkan dengan deluxe room, misalnya meja kursi baca, sofa untuk bersantai, meja kursi tamu, kamar mandi yang lebih besar dan lebih mewah, serta ukuran kamar yang lebih luas.

Rutes (1985) mengemukakan pada sebuah hotel terdapat ruang-ruang yang dituntut untuk mempunyai luasan yang besar, dalam arti ruang tersebut mempunyai jarak kolom yang relatif besar, dan ada pula ruang-ruang yang menuntut modul yang kecil dan dirancang secara berulang. Rancangan struktur harus dapat direkayasa untuk memenuhi tuntutan tersebut. Penentuan modul struktur pada hotel dirancang sesuai dengan fungsi ruang-ruang didalamnya. Secara umum dapat dibagi dua; pertama, Public rooms, umumnya mempunyai bentang yang relatif lebar. Ruang diusahakan bebas kolom. Kedua, Bedrooms (ruang privat), umumnya berbentuk seluler, dengan bentang-bentang kecil dan membutuhkan pemisahan yang jelas, baik secara visual maupun akustik. Rancangan grid yang ekonomis menggunakan asumsi setiap ruang tidur mempunyai kamar mandi sehingga lebar antar kolom (yang menghubungkan 2 kamar) adalah 6m.

3. Lokasi Perancangan

Lokasi perencanaan berada di Jalan Sidas, membelakangi Jalan Fatimah, Kecamatan Pontianak

Kota, Kota Pontianak. Menurut RTRW Kota Pontianak tahun 2013-2033, lokasi perencanaan merupakan daerah pusat pelayanan kota dan merupakan daerah perdagangan dan jasa. Lokasi sekitar

Page 4: HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK - ristekdikti

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 19

perencanaan hotel bisnis dikelilingi oleh area perdagangan dan jasa serta daerah pemerintahan. Bangunan-bangunan yang ada berupa ruko, Bank Mandiri, Bank Panin, Rumah Makan Datok, Hotel Surya, Rumah Dinas TNI, Kodam XXI, Pertani, dan bangunan-bangunan lainnya yang dapat dilihat pada gambar 1. Site perencanaan memiliki lebar 100 m, dan panjang 93,5 m sehingga total lahan yang direncakan untuk perancangan hotel adalah 9.350m2.

sumber: (Analisis penulis, 2016)

Gambar 1: Perletakan lokasi perancangan Hotel Bisnis di Kota Pontianak 4. Landasan Konseptual

Kebutuhan ruang pada bangunan Hotel Bisnis Kota Pontianak terdiri dari beberapa fungsi dengan ruang yang dibutuhkan seperti pada tabel 1. Organisasi ruang makro pada bangunan Hotel Bisnis Kota Pontianak terdiri dari beberapa fungsi dengan hubungan seperti pada gambar 2.

Tabel 1 : Kebutuhan ruang berdasarkan fungsi hotel

Sumber: Analisa penulis, 2016

sumber: (Analisis penulis, 2016) Gambar 2: Organisasi ruang makro Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Kebutuhan Ruang berdasarkan Fungsi Hotel

Publik Rekreasi Bisnis Administrasi Servis

Parkir Parkir Parkir Parkir Parkir

Lobby Lobby Lobby Lobby Loading Dock

1. Front Desk 2. ATM Center 3. Money Changer 4. Mini Bank 5. Travel Agent 6. Drug Store

Restoran Standard Room R. Direktur Laundry

Coffee Shop Suite Room R. Manager Front Office Dapur Hotel

Spa dan Sauna Excecutive Room R. Manager Tata Graha Area Teknik dan Mekanikal

Fitness Center President Room R. Manager F&B R. Karyawan

Billiard R. Manager Keuangan Toilet

R. Manager Teknik

Meeting Room R. Manager Pemasaran

Ballroom R. Manager Personalia

Function Room R. Rapat

Exhibition Room R. Tamu

Bussiness Cnter Mushola

Lavatory Toilet

Fungsi

Rekreasi

(semi public)

Fungsi Bisnis

(publik)

Fungsi

Administrasi

(Semi Privat)

Fungsi

servis

(servis)

Fungsi

Hunian

(Privat)

Page 5: HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK - ristekdikti

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 20

93.5m 93.5m

100 m

100 m

Luas lahan total adalah 9.350 m2. GSB Jalan Sidas sebesar 0,7 m diperoleh dari 0,5 x lebar badan jalan + 1 (0,5 x 12 + 1 = 7 m). GSB Jalan Fatmawati sebesar 5 m diperoleh dari 0,5 x lebar badan jalan + 1 (0,5 x 8 + 1 = 5 m). GSB Sungai Kapuas sebesar 15 meter. Batas tetangga sebesar 2 m. KDB sebesar 80% dari luas lahan total yaitu 80 % x 9.350 m2 =7.480 m2. KLB sebesar 56.100m2.

Perhitungan luas lahan yang terbangun dan dapat dilihat pada gambar 3.

sumber: (Analisis penulis, 2016) Gambar 3: Ukuran site Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Dengan demikian, jumlah total lantai yang mungkin dibangun pada lahan ini adalah 60.170,46

m2 : 8.022,728 m2 = 7,5 lantai. Disimpulkan total lantai yang dapat dibangun adalah 8 lantai. Namun tidak semua lantai koefesien dasar bangunannya adalah 7.480m2, maka kemungkinan terjadi penambahan jumlah lantai dengan luas yang terbangun lebih kecil dari luas KDB.

Konsep perletakan massa bangunan dirancang menghadap Jalan Sidas sebagai jalan utama. Selain sebagai penyamaan dengan bangunan lain, Jalan Sidas juga bebas dari macet dan sudah terdapat banyak vegetasi yang dapat mengarahakan pengguna jalan menuju ke site. Perletakan area terbuka berupa lahan parkir, diletakan pada bagian depan dan samping site, dari sisi utara maupun sisi selatan sehingga memberikan area sirkulasi fleksibel dan luas. Tingkat kebisingan yang rendah dari jalan fatmawati menjadi pilihan sebagai zona servis dan hunian di sebelah barat bangunan. Zona servis berupa loading dock kendaraan, sehingga tidak mengganggu keluar masuk kendaraan tamu. Sedangkan zona hunian terletak diatas zona ssrvis sehinga menciptakan suasana yang tenang dan cocok untuk zona privat. Lihat gambar 4.

sumber: (Analisis penulis, 2016)

Gambar 4: Konsep perletakan bangunan Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Page 6: HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK - ristekdikti

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 21

Konsep orientasi bangunan utama menghadap sudut jalan Sidas seperti yang ditunjukkan pada gambar 5, karena kesesuaian dengan orientasi bangunan disekitarnya serta mendukung kegiatan pada ruang-ruang publik dan semi publik pada bagian front of the house. Orientasi pada area back of the house untuk mendukung kegiatan pada area servis dan semi privat.

sumber: (Analisis penulis, 2016) Gambar 5: Konsep orientasi bangunan Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Konsep sirkulasi bangunan untuk entrance masuk dan utama kawasan dibuat pada jalur utama

Jalan Sidas menuju bagian front of the house. Untuk kemudahan akses oleh pengunjung dibuat sirkulasi 1 arah untuk keluar masuk kendaraan. Jalan Sidas hanya dipergunakans sebagai jalan masuk kendaraan, dan jalan keluar kendaraan langsung menuju jalan Fatimah, kecuali kendaraan Loading Dock yang dikhususkan masuk melewati Jalan Fatimah dan keluar melalui Jalan Fatimah juga, sehingga jalan Fatimah menjadi entrance kedua. GSB dimanfaatkan sebagai sirkulasi di dalam tapak, sehingga sirkulasi dalam tapak mengelilingi bangunan hal ini dimaksudkan agar memudahkan pencapaian bagi area rekreasi yang bersifat publik.edangkan sirkulasi kendaraan diarahkan dengan perletakan pohon cemara dan tanaman perdu.

sumber: (Analisis penulis, 2016) Gambar 6: Konsep sirkulasi bangunan Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Page 7: HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK - ristekdikti

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 22

Konsep vegetasi dapat dilihat pada gambar 7. Pada area sekitar lahan parkir diberikan vegetasi pengarah berupa pohon palm untuk mengarahkan sirkulasi di dalam site. Untuk memperindah dan mempercantik bangunan diberikan vegetasi jenis palm dan tanaman bunga di bagian depan yang tidak menutupi fasade bangunan.Tanaman perdu juga ditanam mengelilingi site, hal ini tidak hanya menjadi filter polusi, tetapi juga tidak menghalangi pandangan pengguna jalan ke arah fasad hotel.

sumber: (Analisis penulis, 2016) Gambar 7: Konsep vegetasi Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Konsep Penzoningan pada site dibagi menjadi 2 yaitu front of the house dan back of the house.

Front of the house mempunyai sifat ruang publik yang diwakili dengan warna hijau seperti pada gambar 8. Sedangkan back of the house memiliki sifat ruang non publik, atau dapat dikatakan sebagai ruang semi privat maupun ruang privat.Lihat gambar 8.

sumber: (Analisis penulis, 2016)

Gambar 8: Konsep penzoningan Hotel Bisnis di Kota Pontianak Selain pengelompokan ruang menurut sifatnya, zoning ruang juga dilakukan menurut perletakan

secara vertikal dan pembagian zonanya yang dapat dilihat pada gambar 9. Ruang-ruang dengan fungsi bisnis yang bersifat publik di letakkan di lantai dasar karena merupakan area penerima pada

Page 8: HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK - ristekdikti

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 23

hotel. Ruang-ruang publik ini merupakan area pelayanan bagi umum, sehingga memiliki kegiatan dengan intensitas yang tinggi menyebabkan terjadinya kebisingan yang dapat mengganggu kenyamanan tamu hotel yang beristirahat. Fungsi servis diletakkan pada lantai dasar. Hal ini memudahkan dalam penerimaan dan penyaluran barang melalui entrance sekunder. Untuk melayani area-area yang lain, kegiatan servis dilakukan melalui tangga atau lift khusus sehingga tidak mengganggu aktivitas pada zona lainnya. Fungsi rekreasi yang bersifat semi publik diletakkan di lantai satu dan dua, karena tidak jauh dari zona publik sehingga memudahkan pelayanan bagi pengunjung hotel. Dan tidak mengganggu kenyamanan dan ketenangan area privat Pada lantai ini juga terdapat ruang-ruang yang bersifat semi private. Fungsi administrasi merupakan ruang-ruang yang bersifat semi privat. Ruang pada fungsi admiistrasi ini erat sekali kaitannya dengan fungsi service sehingga perletakannya tidak boleh jauh dari area servis. Fungsi hunian merupakan fungsi utama dalam sebuah hotel. Fungsi hunian terdiri dari ruang-ruang yang bersifat privat ini memerlukan kenyamanan dan ketenangan yang tinggi serta bersifat lebih tertutup. Sehingga diletakkan pada lantai yang lebih tinggi.

sumber: (Analisis penulis, 2016)

Gambar 9: Konsep zoning per lantai Hotel Bisnis di Kota Pontianak Konsep Bentuk bangunan untuk efisiensi dan efektifitas penggunaan ruang, maka bentuk

bangunan pada dasarnya mengacu pada bentuk persegi (lihat gambar 10) dengan perkembangan secukupnya tanpa mengurangi prinsip efektif dan efisien. Podium hotel dibentuk menyesuaikan bentuk site, yaitu bentuk persegi. Kemudian dasar bangunan mengikuti peraturan garis sempadan banguan sehingga bangunan menjorok sedikit kedalam. Bangunan utama dibagi mejadi dua fungsi utama yaitu front of the house di bagian depan bangunan dan back of the house di bagian belakang bangunan. Supaya tidak mengambil semua lahan untuk dibangun, maka diberikan ruang terbuka sebelah kanan sejajar dengan bagian front of the house yang dijadikan sebagai lahan parkir dan penunjuk arah ke fungsi yang lain. (lihat kotak kecil warna hijau pada gambar 11). Karena site terlalu lebar maka bangunan utama dibagi menjadi dua, yaitu bangunan utama dan bangunan sekunder yang berfungsi sebagai area servis dan area publik. (lihat warna hijau)

sumber: (Analisis penulis, 2016) Gambar 10: Konsep bentuk podium Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Page 9: HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK - ristekdikti

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 24

Setelah mendapatkan bentuk podium yang persegi, maka fungsi lain yang harus di dapatkan adalah fungsi hunian yang bersifat privat. Fungsi hunian di bagi menjadi dua tower dikarenan untuk memaksimalkan pemanfaatan pengahwaan alami dan pencahayaan alami. Dengan adanya dua tower, masing-masing kamar dapat menikmati pencahayaan alami dan penghawaan alami karena tercipta lorong angin dan lorong cahaya. Namun, adanya dua tower menjadikan kedua bangunan menjadi terpisah dan tidak terhubung, hal ini akan mengakibatkan pemborosan fungsi servis dari hotel, oleh karena itu dihubungkanlah kedua tower sehingga tower membentuk huruf “U”, sehingga kedua tower tidak terlihat terpisah melainkan satu. Untuk lantai penghubung, ruang yang tercipta dijadikan sebagai ruang lounge bagi tamu yang ingin bersantai.

sumber: (Analisis penulis, 2016) Gambar 11: Konsep tower hunian Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Konsep fasade bangunan dapat dilihat gambar 12. Fasade memiliki peran besar dalam

membentuk image dari sebuah bangunan, baik itu bangunan perhotelan maupun bangunan dengan fungsi yang lain. Elemen-elemen fasade ini juga disesuaikan dengan keadaan kondisi iklim kota Pontianak, yaitu dapat memaksimalkan cahaya dan udara yang masuk. Pada beberapa area, elemen-elemen ini dapat mengggunakan shading yaitu penghalang bagi cahaya dan udara yang masuk secara berlebihan.

sumber: (Analisis penulis, 2016) Gambar 12: Konsep Fasade Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Konsep Struktur pondasi yang digunakan yaitu pondasi tiang pancang beton. Ini dikarenakan

efisien, waktu, biaya, dan faktor transportasi sangat mendukung terpilihnya pondasi tiang pancang beton sebagai struktur bawah bangunan. Berdasarkan analisis pemilihan pondasi maka didapatlah penggunaan tiang pancang jenis pancang beton. Lihat gambar 13.

Sun shading Estetika dan Sun shading

Page 10: HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK - ristekdikti

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 25

sumber: (Analisis penulis, 2016)

Gambar 13: Pondasi tinag pancang beton Hotel Bisnis di Kota Pontianak Podium pada Hotel Bisnis mempunyai 2 jenis modul kolom, yaitu modul 8x6m dan modul 8x8m

(gambar 14). Modul ini berfungsi untuk mengefesiensikan penggunaan lahan bangunan. Misalnya, pada modul 8x6m bisa dibagi menjadi 2 ruang menjadi 4x6m sehingga ruangan hasil pembagian modul tetap memiliki ukuran yang cukup besar untuk ruangan lainnya.

sumber: (Analisis penulis, 2016) Gambar 14: Modul kolom Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Ukuran kolom pada podium adalah 0.6x0.6m dengan jarak antar kolom sesuai modul, yaitu 8x6

atau 8x8. Modul kolom 8x8m mengasilkan balok induk dengan ukuran 0.4x0.6m dan balok anak 0.2x0.4m. Lihat gambar 15.

sumber: (Analisis penulis, 2016)

Gambar 15: Ukuran balok bangunan Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Page 11: HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK - ristekdikti

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 26

Pada lantai 3 podium atau atap podium menggunakan sistem dilatasi karena panjangnya melebihi 60m, yaitu 84.75m disesuaikan dengan konsep koefesien dasar bangunan yang boleh dibangun. Lihat gambar 16.

sumber: (Analisis penulis, 2016)

Gambar 16: Sistem dilatasi Hotel Bisnis di Kota Pontianak Tower bangunan merupakan ruangan yang dikhususkan untuk fungsi hunian hotel. Modul kolom

yang ada di tower adalah 8x6m. Hal ini dimaksudkan untuk mengefesiensikan ruangan kamar dengan baik. Dari modul 8x6 dihasilkan modul 6-2-6, yaitu 6 meter untuk kamar sebelah kiri, 2 meter untuk koridor, dan 6 meter untuk kamar sebelah kanan. Adanya modul seperti ini akan memperindah ruangan karena tidak ada kolom yang terletak ditengah ruangan ataupun pembagian ruangan yang tidak sama besar. Lihat gambar 17.

sumber: (Analisis penulis, 2016) Gambar 17: Modul 6-2-6 tower bangunan Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Sumber air bersih terdekat dengan site adalah air PDAM dan umumnya di Pontianak

menggunakan air hujan sebagai salah satu cadangan air bersih yang disimpan pada ground tank selain itu dapat melakukan pesanan air bersih dengan tangki air. Sistem distribusi yang biasanya digunakan adalah sistem upfeed dan down feed. Air hujan merupakan salah satu sumber air bersih yang dapat digunakan, sehingga air hujan pada bangunan tidak langsung dibuang ke tanah namun dialirkan menuju bak penampungan ground tank sebagai sumber cadangan air bersih. Konsep distribusi air bersih pada bangunan dapat dilihat pada gambar 18.

Page 12: HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK - ristekdikti

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 27

sumber: (Analisis penulis, 2016)

Gambar 18: Sistem penyaluran air bersih Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Limbah cair berasal dari laundry, kamar mandi, wastafel, tempat wudhu yang dialirkan ke dalam bak kontrol sementara kemudian dialirkan kesaluran riol kota. Konsep Pembuangan Limbah dapat dilihat pada gambar 19.

sumber: (Analisis penulis, 2016)

Gambar 19: Sistem penyaluran air kotor Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Limbah padat berasal dari sisa makanan dan bahan-bahan masakan dan makanan yang ditampung pada bak penampungan sementara kemudian didistribusikan ke TPA kota secara berkala. Lihat gambar 20.

sumber: (Analisis penulis, 2016)

Gambar 20: Sistem penyaluran sampah Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Page 13: HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK - ristekdikti

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 28

Sistem pencahayaan pada hotel bisnis ini menggunakan dua jenis, yaitu pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami adalah dengan memanfaatkan cahaya matahari yang masuk ke bangunan melalui bukaan-bukaan seperti pada gambar 21. Pencahayaan alami ini umumnya digunakan pada ruang-ruang tidur dan ruang-ruang administrasi. Sedangkan pencahayaan buatan dimanfaatkan oleh seluruh ruang-ruang di dalam hotel. Pada ruang-ruang public umumnya memerlukan pencahayaan buatan yang cukup banyak dan terang.

sumber: (Analisis penulis, 2016)

Gambar 21: Bukaan pencahayaan alami Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Pada Hotel Bisnis penghawaan ruangan privat didominasi oleh penghawaan alami, namun juga terdapat penghawaan buatan dengan menggunakan AC sentral . Untuk ruang-ruang tertentu seperti ruang-ruang pertemuan tetap digunakan penghawaan buatan yang hemat energi, seperti AC split standing karena lebih hemat dan fleksibel. Konsep Tata Udara pada bangunan dapat dilihat pada gambar 22.

sumber: (Analisis penulis, 2016)

Gambar 22: Sistem penyaluran AC Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Page 14: HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK - ristekdikti

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 29

Sistem pencegahan dan penanganan kondisi darurat untuk bangunan hotel yaitu sprinkler dan hydrant. Sprinkler yang digunkan adalah sprinkler sistem combined dry-piped sistem. Sprinkler terdapat diseluruh bangunan hotel. Konsep Pencegahan dan Penanganan Kondisi Darurat pada bangunan dapat dilihat gambar 23. Hydrant yang digunakan dalam bangunan hotel adalah hydrant gedung dan hydrant halaman. Penyaluran air hidrant gedung dapat dilihat dalam gambar 24.

sumber: (Analisis penulis, 2016)

Gambar 23: Sistem penyaluran air sprinkler Hotel Bisnis di Kota Pontianak

sumber: (Analisis penulis, 2016)

Gambar 24: Sistem penyaluran air hydrant Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Penangkal petir yang digunakan adalah penangkal petir Kurn dengan radius proteksi 150m. Penangkal petir akan dipasang sebanyak dua buah di lantai atas. Konsep penangkal petir dapat dilihat pada gambar 25.

sumber: (Analisis penulis, 2016) Gambar 25: Sistem penangkal petir Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Page 15: HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK - ristekdikti

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 30

Sistem transportasi vertikal yang digunakan dalam Hotel Bisnis ini adalah lift, tangga darurat dan eskalator. Lift yang dibutuhkan sebanyak 6 buah, 4 untuk lift orang dan 2 lift barang. Tangga darurat sebanyak 2 buah dan eskalator sebanyak 1 buah yang terletak di pintu masuk utama Hotel Bisnis. Lift akan melayani semua lantai dalam bangunan. Lihat gambar 26.

sumber: (Analisis penulis, 2016)

Gambar 26: Sistem lift Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Sumber listrik utama bangunan hotel adalah dari listrik PLN. Namun jikalau terjadi pemadaman listrik maka akan dialihkan ke sumber lain yaitu genset dengan bantuan bahan bakar minyak. Sistem penyaluran listrik pada bangunan hotel dapat dilihat pada gambar 27.

sumber: (Juwana, 2005)

Gambar 27: Sistem jaringan listrik Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Jaringan telepon pada Hotel Bisnis merupakan sambungan keluar lokal, keluar interlokal, dan sambungan keluar internasional. Setiap lantai dan setiap kamar memiliki jaringan telepon sehingga memudahkan para penghuni untuk menggunakan jaringan ini. Lihat gambar 28.

Page 16: HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK - ristekdikti

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 31

sumber: (Juwana, 2005)

Gambar 28: Sistem jaringan telepon Hotel Bisnis di Kota Pontianak

Konsep Pengamanan Lingkungan dilakukan dengan memasang kunci pada setiap pintu yang dibuka dengan menggunakan kunci tertentu. Sistem perkuncian (key sistem) yang digunakan adalah sistem penguncian yang dipusatkan (central locking system). Setiap tamu hotel memiliki kunci masing-masing yang dapat membuka pintu kamar hotelnya. Kunci tersebut juga hanya dapat mengakses lantai tertentu, tempat unit berada dan untuk mengakses fasilitas bersama yang disediakan oleh hotel. Sebagai contoh, bagi penghuni kamar yang berada di lantai 5 akan memiliki kunci yang hanya mengakses lift menuju lantai 5 dan lantai tempat fasilitas bersama berada. Kunci kamar juga sebagai peralatan pengaktifan ruang kamar dengan cara memasukkan kunci ke dalam key slot untuk menghasilkan energy yang dibutuhkan. Sistem ini dikontrol melalui Building Automation System (BAS) dalam bangunan. BAS ini juga sebagai sentral pengontrolan bagi tata cahaya dan tata udara. 5. Hasil Perancangan

Dari keseluruhan konsep, maka dihasilkanlah perancangan Hotel Bisnis di Pontianak. Hasil perancangan berupa site plan (lihat gambar 29), denah (lihat gambar 30 dan gambar 31), tampak (lihat gambar 32) dan potongan (lihat gambar 33 )serta perspektif ekterior hotel bisnis (lihat gambar 34) dan perspektif interior (lihat gambar 35).

sumber: (Penulis, 2016) Gambar 29: Site plan Hotel Bisnis di kota Pontianak

Gambar 5.18 modul kolom 8x6

Sumber : Analisa, 2016

Page 17: HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK - ristekdikti

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 32

ti,ra r

sumber: (Penulis, 2016) Gambar 30: Denah Hotel Bisnis di kota Pontianak

sumber: (Penulis, 2016) Gambar 31: Denah Hotel Bisnis di kota Pontianak

Page 18: HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK - ristekdikti

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 33

sumber: (Penulis, 2016)

Gambar 32: Tampak Hotel Bisnis di kota Pontianak

sumber: (Penulis, 2016)

Gambar 33: Potongan Hotel Bisnis di kota Pontianak

sumber: (Penulis, 2016)

Gambar 34: Perspektif Eksterior Hotel Bisnis di kota Pontianak

Page 19: HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK - ristekdikti

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 34

sumber: (Penulis, 2016)

Gambar 35: Perspektif Interior Hotel Bisnis di kota Pontianak

6. Kesimpulan

Untuk mengimbangi dan mewadahi kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para investor, maka diperlukan infrastruktur kota yang dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan transaksi bisnis. Salah satu infrastruktur yang sangat penting dalam mewadahi segala kegiatan yang dilakukan oleh para pebisnis adalah hotel bisnis berbintang. Oleh karena itu, perlunya perancangan Hotel Bisnis Berbintang khususnya Bintang Empat untuk memberikan kenyamanan fasilitas bagi penghuni ataupun para investor berada di hotel tersebut.

Perancangan Hotel Bisnis Bintang Empat di Kota Pontianak perlu memperhatinkan 7 aspek perancangan bangunan, yaitu yaitu aspek sejarah dan teori arsitektur, aspek perilaku, aspek struktur, aspek arsitektur lingkungan, aspek bentuk ruang dan susunan, aspek tapak, dan aspek utilitas bangunan. Aspek tersebut masing-masing akan dilakukan analisis sehingga akhirnya akan menghasilkan konsep-konsep yang akan digunakan dalam melakukan pengembangan Hotel Bisnis Bintang Empat di Kota Pontianak. Bangunan yang dihasilkan berupa bangunan berlantai banyak dengan jumlah lantai sebanyak 11 lantai. Hotel dibagi menjadi dua bagian besar yaitu front of the house dan back of the house. Bentuk bangunan mengikuti fungsi bangunan komersil sehingga berbentuk persegi sesuai dengan bentuk site. Pembagian zonasi bangunan berdasarkan fungsi terbagi menjadi 2 yaitu zonasi pada podium dan tower. Pada podium, bangunan hotel akan dibagi untuk fungsi servis, adminitrasi, bisnis dan rekreasi. Sedangkan bagian Tower akan di manfaatkan sebagai zonasi hunian.

Fungsi Bisnis pada Hotel meliputi fasilitas ATM center, mini bank, money changer, travel agent, bussiness centre, ballroom, function room, exhibition room, resto meeting room. Sedangakan untuk fungsi hunian, dihasilkan 88 kamar standar, 10 kamar suite, 4 kamar executive, dan 2 kamar president.

Page 20: HOTEL BISNIS DI KOTA PONTIANAK - ristekdikti

Jurnal online mahasiswa Arsitektur Universitas Tanjungpura

Volume 7 / Nomor 1 / Maret 2019 Hal 35

Dan Fungsi servis hotel berupa loading dock, house keeping, food and beverages, mechanical and electrical, dan front office serta untuk fungsi rekreasi dihasilkan fasilitas fitnes, billiar, spa dan sauna, club malam, karaoke dan kolam renang. Ucapan Terima Kasih

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yesus serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi yaitu orang tua penulis, Jie Kuet Fong dan Lim Hui Eng. Saudara penulis, Jeffry, Junti, Devi dan Desi serta kekasih hati penulis, Winda Djap. Sahabat penulis, Victor Santoso dan Suyanto Zhang. Ucapan terima kasih juga kepada Tim Dosen Pembimbing Teknik Arsitektur Universitas Tanjungpura serta keluarga besar arsitektur 2009. Referensi Agusnawar. 2004. Resepsionis Hotel. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Bagyono. 2005. Pengetahuan Dasar Pariwisata dan Perhotelan. Alfabeta. Bandung

BPS Kota Pontianak. 2012. Pontianak dalam Angka. BPS Kota Pontianak. Pontianak

Endar, Sugiarto dan Sri Sulartiningrum. 1996. Pengantar Industri Akomodasi dan Restoran. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Juwana, Jimmy S. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi.Erlangga. Jakarta

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. 1997. SK. MenHub. RI. No. PM/10PW.391/PHB-77 tanggal 22 Desember 1997. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Jakarta

Lawson, Fred. 1976. Hotel Motels and Condominiums (Design Planning and Maintenance. First Publish Great Britain by The Architectural Press LTD. London

Rutes, Walter and Richard Penner 1985. Hotel Planning and Design. The Architectural Press LTD. London

Gambar 5.18 modul kolom 8x6

Sumber : Analisa, 2016