hubunagn antara tingkat pendidikan terhadap pengetahuan terhadap oma

16
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel dependen Gambar 3.1. Kerangka Konsep 3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang diselesaikan oleh orangtua berdasarkan ijazah yang dimiliki. Dalam hal ini, tingkat pendidikan dibagi tiga, yaitu: a) Pendidikan rendah: tidak sekolah ,tamat SD (atau pendidikan sederajat), atau tamat SMP (atau pendidikan sederajat). b) Pendidikan menengah: Tamat SMA (atau pendidikan sederajat) c) Pendidikan tinggi: tamat kuliah (D1, D3, S1, S2, S3), yang dilakukan dengan cara wawancara tidak langsung dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner. Cara ukur: Data berisikan identitas orangtua mengenai pendidikan terakhir. Skala ukur: Ordinal Hasil Ukur: Pendidikan rendah, pendidikan sedang, pendidikan tinggi. 3.2.2. Pengetahuan Tingkat Pendidikan orangtua Tingkat Pengetahuan orangtua mengenai otitis media akut pada anak usia prasekolah Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Upload: eekal-skeptis-fatturakhman

Post on 30-Jul-2015

328 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubunagn Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan Terhadap OMA

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel dependen

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang diselesaikan

oleh orangtua berdasarkan ijazah yang dimiliki. Dalam hal ini, tingkat pendidikan

dibagi tiga, yaitu:

a) Pendidikan rendah: tidak sekolah ,tamat SD (atau pendidikan sederajat),

atau tamat SMP (atau pendidikan sederajat).

b) Pendidikan menengah: Tamat SMA (atau pendidikan sederajat)

c) Pendidikan tinggi: tamat kuliah (D1, D3, S1, S2, S3), yang dilakukan

dengan cara wawancara tidak langsung dengan menggunakan alat ukur

berupa kuesioner.

Cara ukur: Data berisikan identitas orangtua mengenai pendidikan terakhir.

Skala ukur: Ordinal

Hasil Ukur: Pendidikan rendah, pendidikan sedang, pendidikan tinggi.

3.2.2. Pengetahuan

Tingkat Pendidikan orangtua

Tingkat Pengetahuan orangtua mengenai otitis media akut pada

anak usia prasekolah

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 2: Hubunagn Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan Terhadap OMA

Pengetahuan diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui oleh orangtua

tentang OMA. Dalam konsep penelitian ini, pengetahuan yang diukur hanya

dalam batas “tahu”. Tingkat pengetahuan dibagi menjadi tiga, yaitu:

a) Pengetahuan kurang : apabila orangtua mendapat nilai <40,0 % dari

seluruh skor yang ada (0-3 pertanyaan benar).

b) Pengetahuan sedang: apabila orangtua mendapat nilai 40,0%-75,0% dari

seluruh skor yang ada(4-7 pertanyaan benar).

c) Pengetahuan baik : apabila orangtua mendapat nilai > 75,0% dari seluruh

skor yang ada (8-10 pertanyaan benar).

Alat ukur: Kuesioner yang berisikan 10 buah pertanyaan.

Skala ukur: Ordinal

Hasil Ukur: Pengetahuan rendah, pengetahuan sedang, pengetahuan tinggi.

3.2.3. Orang tua

Orang tua diartikan sebagai ayah atau ibu kandung dari anak-anak usia

prasekolah di TK Hidup Baru, Kelurahan Binjai.

3.3. Hipotesis

Dengan mempertimbangkan landasan teori yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan

orangtua tentang OMA.

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 3: Hubunagn Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan Terhadap OMA

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, dengan desain penelitian

potong lintang (cross sectional), karena data diambil secara langsung pada satu

kali pengambilan data. Ini untuk melihat bagaimana tingkat pendidikan dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang, dalam hal ini pengetahuan tentang OMA

(Notoadmojo, 2005).

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak pencarian dan penentuan judul (bulan

Februari 2011) hingga pembuatan laporan hasil penelitian (bulan November

2011). Dilakukan di TK Hidup Baru, Kelurahan Binjai.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah orangtua yang memiliki anak usia

prasekolah di TK Hidup Baru Kelurahan Binjai.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling, yaitu

Pemilihan sampel berdasarkan sampel yang memenuhi kriteria inklusi.

Kriteria Inklusi :

• Bersedia ikut dalam penelitian

• Orangtua Kandung (ayah atau ibu kandung dari anak usia prasekolah di

TK Hidup Baru)

• Memiliki anak usia prasekolah pada TK Hidup Baru

Kriteria eksklusi :

• Tidak bersedia ikut dalam penelitian

• Bersedia namunn tidak mengembalikan kuesioner.

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 4: Hubunagn Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan Terhadap OMA

4.3.2. Sampel

Jumlah sampel dari penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus:

N.(Z21-α/2)p.(1-p)

n = -----------------------------------

(N-1)d2 + (Z21-α/2)p.(1-p)

103.(1,96)2(0,5)(1-0,5)

n = --------------------------------------------------

(103-1)(0,1)2 + (1,96)2(0,5).(1-0,5)

n = 49,95 ≈ 50

Keterangan:

n = besar sampel minimum

Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu

p = harga proporsi di populasi

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

N = jumlah di populasi

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Data Primer

Pada penelitian ini, digunakan data primer yang didapat langsung dari

responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tidak

langsung dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner, setelah sebelumnya

orangtua ditentukan apakah masuk kriteria inklusi atau eksklusi. Pertanyaan-

pertanyaan di dalam kuesioner akan diberikan kepada seluruh orangtua, lalu akan

diberi waktu 1 minggu untuk pengembalian kuesioner oleh responden.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 10 pertanyaan.

Kuesioner ini belum divalidasi, namun akan divalidasi setelah proposal penelitian

disetujui.

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 5: Hubunagn Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan Terhadap OMA

4.5 Analisa Data

a) Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data kuantitatif, yakni hasil

data yang diperoleh dari hasil wawancara tidak langsung dengan menggunakan

kuesioner, yang nantinya akan dikelompokkan berdasarkan skor, lalu akan

dibandingkan dengan tingkat pendidikan si ibu.

b) Setelah kuesioner diberikan dan dijawab oleh responden, maka kelengkapan

jawaban akan diperiksa terlebih dahulu oleh surveyer,lalu diperiksa secara

manual sistem skoring untuk kuesioner. Adapun cara kerjanya adalah:

1. Dari 10 pertanyaan yang berbentuk kuesioner dengan pemilihan jawaban

benar dan salah, jika orangtua dapat menjawab dengan tepat akan memperoleh

skor 2 untuk setiap pertanyaan, jika orangtua tidak dapat menjawab dengan

tepat akan memperoleh skor 0.

2. Total poinnya adalah 20.

3. Seluruh skor yang didapatkan oleh responden akan dijumlahkan.

4. Nilai yang didapat oleh responden akan dihitung dengan menggunakan

rumus:

c) Tingkat pengetahuan orangtua akan ditentukan berdasarkan nilai yang

didapat.

1. Jika orangtua mendapat nilai ≤ 40%, maka orangtua dikategorikan sebagai

pengetahuan kurang (0-3 pertanyaan benar).

2. Jika orangtua mendapat nilai 40%-75%, maka orangtua dikategorikan

sebagai pengetahuan sedang (4-7 pertanyaan benar).

3. Jika orangtua mendapat nilai > 75%, maka orangtua dikategorikan sebagai

pengetahuan baik (8-10 pertanyaan benar).

d) Tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tersebut diberi kode (coding)

e) Data dimasukkan (entry data) kemudian dianalisa dengan program SPSS

(Statistic Package for Social Science) dengan uji chi square.

Nilai = skor kuesioner x 100 %.

Poin total

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 6: Hubunagn Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan Terhadap OMA

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Proses pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011

dengan melakukan teknik wawancara dengan alat berupa kuesioner terhadap

orangtua siswa di TK Hidup Baru Kelurahan Binjai Medan tentang Hubungan

Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Orangtua tentang OMA pada

anak usia prasekolah.

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah TK Hidup Baru kelurahan Binjai. TK ini

beralamat di jalan Medan Tenggara 2 no.8.Terdapat 8 ruangan kelas, yaitu 6 kelas

buat sekolah dasar dan 2 kelas buat TK. Terdapat 1 buah kamar mandi dengan

sanitasi yang baik, 1 ruangan kepala sekolah dan 1 ruangan pegawai. Sekolah ini

memiliki halaman yang luas yang terdapat tempat bermain anak-anak dan tempat

duduk yang bisa dipergunakan oleh orangtua ketika mereka hendak menjemput

anak-anaknya.

5.2. Deskripsi Responden Penelitian

Responden penelitian adalah orangtua anak-anak usia prasekolah di TK

Hidup Baru Kelurahan Binjai. Responden penelitian berjumlah 50 orang dan

memiliki riwayat pendidikan yang beragam,yaitu: 1 orang tamat SD/sederajat, 7

orang tamat SMP/sederajat, 16 orang tamat SMA/sederajat, 26 orang tamat

Perguruan tinggi. [Tabel 5.1]

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 7: Hubunagn Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan Terhadap OMA

Tabel 5.1: Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Karakteristik

Responden Penelitian ( N=50)

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase

Usia

<21

21-30

31-40

41-50

51-60

>60

Total

Riwayat Pendidikan

SD/sederajat

SMP/sederajat

SMA/sederajat

PT

Total

1

11

28

6

3

1

50

1

7

16

26

50

2

22

56

12

6

2

100

2

14

32

52

100

Grafik 5.1: Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Pendidikan

Responden Penelitian ( N=50)

2% 14%

32%52% SD

SMP

SMA

PT

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 8: Hubunagn Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan Terhadap OMA

Riwayat pendidikan responden dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu

pendidikan rendah (tamat SD/sederajat, tamat SMP/sederajat), pendidikan sedang

(tamat SMA/sederajat) dan pendidikan tinggi (tamat Perguruan tinggi). Dari hasil

pengelompokkan, didapatkan 8 orang dengan pendidikan rendah (16%) 16 orang

dengan pendidikan sedang (32%) dan 26 orang dengan pendidikan tinggi (52%).

Grafik 5.2: Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Usia

Responden Penelitian ( N=50)

Dari hasil penelitian usia orangtua yang paling banyak didapat adalah

berusia 31-40 tahun (berjumlah 28 orang), usia <21 (berjumlah 1 orang), 21-30

(berjumlah 11 orang), 41-50 (berjumlah 6 orang), 51-60 (berjumlah 3 orang), dan

>60 (berjumlah 1 orang).

5.3. Hasil Penelitian

5.3.1. Deskripsi Hasil Penelitian

Wawancara berupa kuesioner terhadap 50 orang responden penelitian

menunjukkan bahwa rata-rata orangtua dapat menjawab setiap pertanyaan dengan

baik). [ Tabel 5.2]

0

5

10

15

20

25

30

<21 21-30 31-40 41-50 51-60 >60

1

11

28

63 1

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 9: Hubunagn Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan Terhadap OMA

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Gambaran

Pengetahuan Tiap Pertanyaan Responden Penelitian (N=50)

Pengetahuan Frekuensi Persentase

Gambaran pengetahuan P1 Benar Salah Gambaran pengetahuan P2 Benar Salah Gambaran pengetahuan P3 Benar Salah Gambaran pengetahuan P4 Benar Salah Gambaran pengetahuan P5 Benar Salah Gambaran pengetahuan P6 Benar Salah Gambaran pengetahuan P7 Benar Salah Gambaran Pengetahuan P8 Benar Salah Gambaran Pengetahuan P9 Benar Salah Gambaran Pengetahuan P10 Benar Salah

42 8 40 10 44 6 30 20 48 2 45 5 39 11 41 9 47 3 46 4

84 16 80 20 88 12 60 40 96 4 90 10 78 22 82 18 94 6 92 8

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 10: Hubunagn Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan Terhadap OMA

Grafik 5.3: Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Responden Penelitian ( N=50)

Wawancara berupa kuesioner terhadap 50 orang responden penelitian

menunjukkan bahwa tidak ada yang memiliki pengetahuan rendah (skor penilaian

0-6), 14 orang memiliki pengetahuan sedang (skor penilaian 10-14) dan 36 orang

memiliki pengetahuan baik (skor penilaian 16-20). [ Grafik 5.3]

5.3.2. Analisis Hasil Penelitian

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat

pengetahuan responden tentang OMA, peneliti menggunakan uji chi square. Hasil

uji chi square dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.3. : Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat

Pengetahuan Orangtua Tentang OMA.

Tingkat Pendidikan

Responden

Tingkat pengetahuan responden tentang OMA Total

Pengetahuan

rendah

Pengetahuan

sedang

Pengetahuan

tinggi

Pendidikan Rendah

Pendidikan Sedang

0

0

2

5

6

11

8

16

Pendidikan Tinggi 0 7 19 26

Total 0 14 36 50

0

5

10

15

20

25

30

35

40

P.rendah P.Sedang P.tinggi

0

14

36

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 11: Hubunagn Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan Terhadap OMA

Dari hasil analisa uji Chi Square dengan bantuan SPSS versi 17.0 tidak

didapati responden dengan pengetahuan rendah, sedangkan responden pendidikan

rendah dengan pengetahuan sedang berjumlah 2 orang, responden pendidikan

sedang dengan pengetahuan sedang berjumlah 5 orang, responden pendidikan

tinggi dengan pengetahuan sedang berjumlah 7 orang , lalu responden pendidikan

rendah dengan pengetahuan tinggi berjumlah 6 orang, responden pendidikan

sedang dengan pengetahuan tinggi berjumlah 11 orang, responden pendidikan

tinggi dengan pengetahuan tinggi berjumlah 19 orang. Dengan p value adalah

0,935 (dengan taraf kepercayaan α= 0,05). Nilai p (p value) yang lebih besar dari

0,05 menunjukkan bahwa hipotesis nol gagal ditolak (hipotesis nol diterima).

Artinya, bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat

pengetahuan orangtua mengenai OMA.

5.4. Pembahasan

Dari 50 orang responden, hanya 28% yang memiliki pengetahuan sedang

dan 72 % yang memiliki pengetahuan baik tentang OMA [Grafik 5.3]. Hal ini

menunjukkan bahwa informasi tentang OMA telah tersampaikan dengan baik

kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang memiliki anak usia prasekolah di

TK Hidup Baru Kelurahan Binjai.

Salah satu yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah

ketersediaan fasilitas sebagai sumber informasi (Notoatmodjo, 2003). Informasi

tentang OMA sudah banyak diberitakan kepada masyarakat oleh puskesmas

setempat juga melalui berbagi media seperti media cetak (buku, majalah, koran,

tabloid) dan media elektronik (televisi, radio, internet).Oleh karena itu menurut

pendapat peneliti baiknya pengetahuan masyarakat tentang OMA lebih

disebabkan baiknya ketertarikan masyarakat untuk mencari informasi tentang

OMA.

Penyuluhan kesehatan tentang OMA pada Kelurahan tempat masyarakat

tinggal yang secara bersamaan memiliki anak usia prasekolah di TK Hidup Baru

Kelurahan Binjai telah cukup baik.

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 12: Hubunagn Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan Terhadap OMA

Sesuai dengan faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

Notoatmodjo (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang, diantaranya:

• Pendidikan

• Informasi/Media Massa

• Sosial budaya dan Ekonomi

• Lingkungan

• Pengalaman

• Usia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN

DALAM DIRI SESEORANG

1.Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang

makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan

tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari

orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk

semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan

sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.

Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti

mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak

diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan

non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua

aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan

menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek

positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif

terhadap obyek tersebut .

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 13: Hubunagn Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan Terhadap OMA

2.Informasi/MediaMassa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal

dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan

tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan

masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk

media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula

pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya

informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

3.Sosial budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan

bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang

juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan

tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan

seseorang.

4.Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap

proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan

tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang

akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

5.Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa

lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan

pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 14: Hubunagn Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan Terhadap OMA

bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang

bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. pengalaman sendiri maupun

pengalaman orang lain dapat memperluas pengetahuan seseorang. Sebagian

responden yang mengetahui tentang OMA mengaku sering terdapat penyakit

tersebut pada anaknya, sedangkan lainnya memiliki keluarga atau tetangga yang

pernah menderita penyakit OMA.

6.Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola

pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia

madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial

serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri

menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan

banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan

kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua

sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup :

• Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai

dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah

pengetahuannya.

Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua

karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan

bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada

beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan

umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup

cepat sejalan dengan bertambahnya usia.

5.4.2 Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Orangtua

Tentang OMA Pada Anak Usia Prasekolah

Dari hasil penelitian,seluruh responden memiliki pengetahuan yang sedang

dan baik tentang OMA [Grafik 5.3]. Secara umum, responden penelitian tidak

mengetahui atau salah dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 15: Hubunagn Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan Terhadap OMA

Infeksi telinga tengah dapat dibagi atas akut(tiba-tiba) dan kronik

(berkepanjangan) (P1)

Infeksi telinga tengah jarang terjadi pada anak(P2)

Infeksi telinga tengah jarang berulang(P4)

Infeksi telinga tengah tidak disertai demam, anak susah tidur(P7)

Analgetik(penghilang nyeri), antibiotik adalah pengobatan dari

infeksi telinga tengah(P8)

Dari hasil analisa data diketahui bahwa tidak ada hubungan antara tingkat

pendidikan dengan tingkat pengetahuan responden tentang OMA (Otitis Media

Akut). Responden dengan tingkat pendidikan rendah, pendidikan sedang dan

responden dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki pengetahuan yang hampir

sama. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa semakin tinggi

tingkat pendidikan maka semakin luas pengetahuan seseorang (Notoadmojo,

2007).

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara

Page 16: Hubunagn Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan Terhadap OMA

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari 50 orang responden penelitian, sebanyak 8 orang berpendidikan

rendah (16 %), 16 orang berpendidikan sedang (32%) dan 26 orang

berpendidikan tinggi (52 %).

Dari hasil wawancara dengan kuesioner terhadap 50 orang responden

tentang OMA, didapatkan bahwa 28 % memiliki pengetahuan sedang dan

72 % memiliki pengetahuan baik.

Setelah dilakukan analisa statistik, didapatkan p value pada chi square

adalah 0,935 (α=0,05). Dari hasil ini disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan orangtua

tentang OMA.

6.2 Saran

Puskesmas yang memiliki wilayah kerja di Kelurahan tempat tinggal

orangtua yang memiliki anak usia prasekolah di TK Hidup baru diharapkan

semakin meningkatkan promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan.

Sebaiknya penyuluhan juga disertai dengan alat peraga dan selebaran yang

dapat semakin meningkatkan pengetahuan orangtua tersebut.

Pihak lain, baik pemerintah maupun swasta, juga dapat berperan aktif dalam

menyebarluaskan informasi tentang OMA.

Masyarakat, khususnya para orangtua jangan langsung merasa lekas puas

tentang informasi yang telah didapat namun semakin meningkkatkan

pengetahuan yang proaktif dari berbagai media baik cetak maupun

elektronik agar dapat memperoleh informasi seputar masalah kesehatan

anak khususnya mengenai infeksi pada telinga,karena jika terjadi

keterlambatan pemahaman tentang gejala awal penyakit dan faktor

resikonya akan dapat mengakibatkan gangguan pada pendengaran si anak.

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan penelitian ini

dengan sampel yang lebih banyak.

Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara