hubungan antara extraversion dan kreativitas yang

74
HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG DIMODERASI OLEH IDENTITAS MAJEMUK PADA MAHASISWA SKRIPSI Oleh Winda Haniifah Permatasari 17320298 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2021

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG DIMODERASI OLEH IDENTITAS MAJEMUK PADA MAHASISWA

SKRIPSI

Oleh Winda Haniifah Permatasari

17320298

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2021

Page 2: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

i

HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG DIMODERASI OLEH IDENTITAS MAJEMUK PADA MAHASISWA

SKRIPSI

Diajukan kepada Program Studi Psikologi, Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia, Untuk

Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi

Oleh Winda Haniifah Permatasari

17320298

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2021

Page 3: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul:

HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG DIMODERASI OLEH IDENTITAS MAJEMUK PADA MAHASISWA

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripi Program Studi Psikologi,

Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia, Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat

Sarjana S1 Psikologi

Pada Tanggal

____________________

Mengesahkan,

Program Studi Psikologi,

Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya

Ketua Prodi

Resnia Novitasari, S.Psi., M.A

Dewan Penguji Tanda Tangan 1. Susilo Wibisono, S.Psi., MA.

2. Dr. Rina Mulyati, S.Psi., M.Si., Psikolog

3. Annisa Miranty Nurendra, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

asus
Typewritten text
5 April 2021
Page 4: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

iii

PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Winda Haniifah Permatasari

Nomor Mahasiswa : 17320298

Program Studi : Psikologi

Jurusan : Psikologi

Judul Skripsi : Hubungan Extraversion dan Kreativitas yang

Dimoderasi oleh Identitas Majemuk pada

Mahasiswa

Membuat pernyataan sebagai berikut:

1. Selama melakukan penelitian dan pembuatan laporan penelitian skirpsi, saya

tidak melakukan tindak pelanggaran etika akademik dalam bentuk apapun,

seperti penjuplakan, pembuatan skripsi oleh orang lain, atau pelanggaran lain

yang bertentangan dengan etika akademik yang dijunjung tinggi oleh

Universitas Islam Indonesia. Oleh karena itu, saya menyatakan dengan tegas

bahwa skripsi yang saya buat merupakan karya ilmiah saya sebagai penulis,

bukan karya jiplakan atau karya orang lain.

2. Apabila dalam ujian skripsi saya terbukti melanggar etika akademik, maka saya

siap menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Indonesia.

3. Apabila di kemudian hari setelah saya lulus dari Prodi Psikologi, Jurusan

Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam

Indonesia, ditemukan terbukti secara meyakinkan bahwa skripsi saya adalah

karya jiplakan atau karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

akademis yang berlaku dan ditetapkan oleh Universitas Islam Indonesia.

Yogyakarta, 1 Februari 2021

Yang Menyatakan

Winda Haniifah Permatasari

Stamp
Page 5: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tatimmus

shalih. Segala puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas segala

rahmat, karunia dan nikmat-Nya. Ucapan syukur tak terhingga selalu dipanjatkan

kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas kesehatan, kesempatan, kekuatan,

kemudahan dan kelancaran yang telah dianugerahkan kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak

dukungan, bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak yang sangat berarti

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dengan segala

hormat dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekanat Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam

Indonesia beserta jajaran karyawan yang telah memfasilitasi penulis

mendapatkan ijin penelitian skripsi.

2. Bapak Susilo Wibisono selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah

membimbing, mendidik, mengarahkan, meluangkan waktu, tenaga, pikiran,

kesabaran selama proses penyusunan skripsi berlangsung sehingga skripsi yang

disusun dapat selesai dengan baik sesuai apa yang diharapkan.

3. Semua partisipan yang telah membantu proses pengambilan data dengan

sukareka meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah disusun

oleh penulis.

4. Rater dari penelitian ini, Annisa Skhamamora Seta Hayono, Roisah Savitri, dan

Wintya Nisrina Intansari atas ketersediaan waktu dan pikirannya untuk

melakukan skoring pada skala kreativitas.

5. Orang tua penulis, Ibu Dandang Setyawanti, Bapak Adji Winarno atas

dukungan baik secara moril maupun materi serta doa dan ridho yang selalu

diberikan selama proses penyusunan skripsi ini hingga selesai.

6. Bunda dan Paknda, Ibu Sri Hardini dan Bapak Agus Yusup atas dukungan dan

doa yang selalu diberikan selama proses penyusunan skripsi ini hingga selesai.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

v

7. Adik-adik, Wanda Haniifah Permatasari, Wintya Nisrina Intansari dan Wina

Hasnaa Berliana atas dukungan dan hiburan yang diberikan selama proses

penyusunan skripsi.

8. Teman sedosen pembimbing, Nadiah Cahyani, Nada Nur Fadilla Sandy, Arin

Khusnul Khabibah yang telah menemani proses, saling membantu, saling

bertukar informasi, dan saling menguatkan selama proses penyusunan skripsi.

9. Annisa Skhamamora Seta Hayono, Roisah Savitri Anitahirrayidi, Rosi Agustina

Sulistyobudi yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan memberikan

masukan ketika berlatih presentasi.

10. Teman seperjuangan dari awal kuliah, Rizkyanisa Novita, Erviyani, Auliaulfa

Navynda iriawan, Luthfiah Ainul Fikri, Sarah Sasqia yang telah menemani

proses, saling dukung satu sama lain, saling membantu selama proses

penyusunan skripsi

11. Teman-teman Marketing Communication FPSB yang telah memberikan

dukungan dalam penyusunan skripsi.

12. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu Namanya

yang telah memberikan dukungan dan membantu penulis selama proses

penyusunan skripsi.

Akhir kata, penulis berharap semoga semua bantuan yang telah diberikan

kepada penulis dapat dibalas oleh Allah Ta’ala dengan nikmat yang berkah. Penulis

juga berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat setidaknya bagi penulis

pribadi dan bagi orang lain khususnya kepada mahasiswa.

Yogyakarta, 1 Februari 2021

Winda Haniifah Permatasari

Page 7: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil’alamin, segala puji bagi Allah Subhanahuwata’ala

atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah serta kasih sayang-Nya yang telah

dianugerahkan kepada saya dan keluarga saya. Shalawat beserta salam selalu

tercurahkan kepada junjungan umat Islam Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi

Wasallam yang kita nanti- nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah. Setelah melalui

perjalanan yang cukup panjang dan mendapat banyak pelajaran serta pengalaman

di kampus tercinta Universitas Islam Indonesia akhirnya saya dapat menyelesaikan

studi S1 Psikologi dengan baik. Dengan mempersembahkan karya penelitian yaitu

skripsi yang ditulis dengan penuh perjuangan. Sebuah karya berjudul “Hubungan

extraversion dan kreativitas yang dimoderasi oleh identitas majemuk pada

mahasiswa” peneliti persembahkan kepada:

Mama Dandang Setyawanti dan Papa Adji Winarno

Terimakasih atas bimbingan dan dukungan mama dan papa selama ini, baik

dukungan materi maupun dukungan do’a yang selalu dicurahkan untuk anak-

anaknya. Terimakasih atas kasih dan sayang yang tiada henti diberikan kepada saya.

Mama-Papa semoga karya sederhana ini dapat sedikit memberikan kebahagiakan

untuk kalian. Doakan saya agar penelitian yang saya buat dapat bermanfaat untuk

orang banyak, serta doakanlah anakmu ini agar selalu amanah mengemban gelar

yang sebentar lagi akan tersematkan dibelakang namanya.

Adik-adik saya: Wanda Haniifah Permatasari, Wintya Nisrina Intansari,

dan Wina Hasnaa Berliana

Terimakasih sudah selalu memberikan dukungan, memberikan masukan,

dan selalu manjadi penghibur di setiap saat. Terimakasih sudah bisa menjadi patner

dalam segala hal. Kalian menjadi motivasi saya untuk saya menjadi pribadi yang

kuat dan tangguh. Semangat selalu buat kalian dalam menggapai cita-cita.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

vii

HALAMAN MOTTO

ه ا لیك ول تبغ الفساد ن كما احسن ن الدنیا واحس یبك م رة ول تنس نص خ ه الدار ال وابتغ ف یما اتىك

ین د فس ب المه ل یهح ف ى الرض ا ن

“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan

Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan

berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik

kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak

menyukai orang yang berbuat kerusakan.”

(QS. AL-Qasas ayat 77)

ا ر س ه ر ی س عه ل ع ا إ ن م ف

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

(QS. Al-Insyirah ayat 5)

یقا سلك ومن سه طر لما ف یه یلتم ه سهل ع یقا ب ه لهه الجنة إ لى طر

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan

baginya jalan menuju surga”

(HR. Muslim)

“Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan

penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang”

(R.A. Kartini)

Page 9: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... ii

PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK .................................................................... iii

UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ vi

HALAMAN MOTTO ............................................................................................. vii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xii

ABSTRACT ........................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

B. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 7

A. Kreativitas ........................................................................................................ 7

1. Pengertian kreativitas .................................................................................. 7

2. Dimensi kreativitas ..................................................................................... 8

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas ............................................... 9

B. Extraversion .................................................................................................... 11

1. Pengertian extraversion ............................................................................. 11

2. Indikator variabel extraversion................................................................... 12

C. Identitas Majemuk ......................................................................................... 13

D. Kerangka Teoritik ............................................................................................. 14

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 18

A. Desain Penelitian ............................................................................................ 18

B. Partisipan Penelitian ...................................................................................... 19

C. Prosedur Penelitian ........................................................................................ 19

D. Pengukuran .................................................................................................... 20

1. Instrumen Extraversion ............................................................................. 20

2. Instrumen Identitas Majemuk..................................................................... 20

3. Instrumen Kreativitas ................................................................................ 21

E. Rencana Analisis Data .................................................................................... 23

Page 10: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

ix

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 24

A. Orientasi Kancah ........................................................................................... 24

B. Deskripsi Partisipan/Subjek/Responden Penelitian ........................................ 25

C. Deskripsi data penelitian ................................................................................ 25

D. Uji Asumsi ...................................................................................................... 26

E. Analisis Hipotesis ........................................................................................... 27

F. Pembahasan ................................................................................................... 28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 33

A. Kesimpulan .................................................................................................... 33

B. Saran .............................................................................................................. 33

1. Saran kepada peneliti selanjutnya ............................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 34

LAMPIRAN .......................................................................................................... 39

Page 11: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penilaian jawaban partisipan pada instrumen kreativitas ........................22 Tabel 2. Tendensi sentral setiap variabel penelitian dan korelasi antar variabel ...26 Tabel 3. Uji normalitas variabel penelitian ............................................................27 Tabel 4. Analisis regresi terhadap keterkaitan antara extraversion dan dimensi-dimensi kreativitas dengan dimoderasi identitas majemuk....................................27

Page 12: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model teoritik keterkaitan antara extraversion dan kreativitas dengan identitas majemuk sebagai moderator ....................................................................17

Page 13: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Partisipasi Partisipan ............................................................39 Lampiran 2. Lembar Ketersediaan Partisipan ........................................................41 Lampiran 3. Identitas Partisipan ............................................................................42 Lampiran 4. Instrumen Extraversion .....................................................................43 Lampiran 5, Instrumen Identitas Majemuk ............................................................44 Lampiran 6. Instrumen Kreativitas ........................................................................45 Lampiran 7. Aitem Attention Check ......................................................................46 Lampiran 8. Identifikasi Unik ................................................................................46 Lampiran 9. Lembar Debrief Partisipan ................................................................47 Lampiran 10. Link Data Hasil Penelitian...............................................................48 Lampiran 11. Syntax ..............................................................................................48 Lampiran 12. Hasil Penelitian ................................................................................53 Lampiran 13. Surat keputusan AASP 2021 Seoul Conference ..............................60

Page 14: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

xiii

The Association of Extraversion and Creativity Moderated by Multiple

Identities

Winda Haniifah Permatasari

ABSTRACT

The study aimed to examine the association of extraversion with creativity and the

moderation role of multiple social identities. Correlational design was applied

through a survey to 118 undergraduate students in Indonesia (Female = 81.4%,

Male = 18.6%, Mage = 20.80, SDage = 1.34). Extraversion and multiple identities

were assessed through self-report, while creativity was measured through time-

bound open-ended questions scaled with multi rater scoring process. The creativity

represented three dimensions: fluency, flexibility, and originality. The results

showed a significant positive association of extraversion with fluency dimension.

However, the moderation role of multiple identities was not supported by the data

in this study.

Keywords: extraversion, creativity, social identity, multiple identities.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini, mahasiswa dihadapkan pada era revolusi industri 4.0, dimana

teknologi menjadi dasar pada kehidupan manusia. Era revolusi industri 4.0

dibangun di atas revolusi digital dengan jangkauan internet yang luas dan kuat, serta

artificial intelligencess (Schwab, 2016). Pada era ini, persaingan untuk

mendapatkan pekerjaan semakin ketat. Persaingan tidak hanya terjadi pada sesama

manusia, namun manusia juga akan bersaing dengan adanya mesin yang dapat

beroperasi secara mandiri ataupun berkoordinasi dengan manusia (Sung, 2017).

Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan

kerja pada pada Agustus 2020 sebanyak 138,22 juta orang. Komponen pembentuk

angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja sebanyak 128,76 juta orang dan

pengangguran sebanyak 7,10 juta orang. Dilihat dari jenjang pendidikan tertinggi

yang ditamatkan, tingkat pengangguran terbuka dari tamatan perguruan tinggi atau

universitas sebesar 7.35% (BPS, 2020). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

penawaran tenaga kerja dari lulusan perguruan tinggi yang tidak terserap di dunia

kerja.

Salah satu faktor yang membuat lulusan perguruan tinggi sulit untuk bersaing

masuk di dunia kerja adalah kurangnya keterampilan kerja (Nur, Zain, & Fattah,

2016) yang salah satu komponen utamanya adalah kreativitas (Griffin, McGraw, &

Care, 2012). Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi utuh atau

kompetensi abad ke-21 sangat dibutuhkan, dimana kreativitas menjadi salah satu

Page 16: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

2

keterampilan kunci yang ada pada kompetensi abad ke-21 (Qian, Plucker, & Yang,

2019). Kreativitas, inovasi, berpikir kritis, pemecahan masalah, dan pembuatan

keputusan termasuk dalam kategori cara berpikir pada Assessment and Teaching of

21st Century Skills (ATC21S) (Griffin dkk, 2012).

Hennessey dan Amabile (2010) mengungkapkan kreativitas merupakan

keterampilan mengembangkan produk baru, ide, gagasan, atau solusi masalah yang

bernilai bagi individu dan / atau kelompok sosial yang lebih besar. Kreativitas

membantu manusia dalam menciptakan berbagai hal seperti teori, konsep, dan

perangkat teknologi, baik yang sebelumnya sudah ada (terjadi proses revisi atau

peningkatan), maupun yang sebelumnya tidak ada. Selain itu, kreativitas membantu

individu memecahkan berbagai masalah, seperti permasalahan ekonomi, sosial,

pendidikan, dan lain sebagainya. Kreativitas pada individu juga dapat membantu

dalam berbagai aspek kehidupan, seperti belajar, bekerja, maupun bermain

(entertainment). Kreativitas adalah hasil proses berpikir dari individu yang kreatif

untuk menciptakan ide baru atau karya baru. Menciptakan karya baru yang berbeda

dari sebelumnya dan unik dapat meningkatkan keunggulan sebuah organisasi atau

produk.

Kreativitas sebagai sebuah kompetensi individu ditentukan oleh banyak

faktor, baik yang berasal dari kepribadian (Steffens, Goclowska, Cruwys, &

Galinsky, 2015) maupun proses belajar sosial dari lingkungan (Baer, 2012). Salah

satu tinjauan tentang dimensi kepribadian yang terkait dengan kreativitas adalah

teori kepribadian Big-Five Personalities (Steffens dkk, 2015; Hoseinifar,

Siedkalan, Zirak, Nowrozi, Shaker, Meamar, & Ghaderi, 2011) yang memandang

Page 17: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

3

kepribadian individu berdasarkan lima dimensi: Openness to experience,

Consciousness, Extraversion, Agreeableness, dan Neuroticism. Dalam hal

keterkaitan antara dimensi-dimensi kepribadian tersebut dan kreativitas, kami akan

fokus pada dimensi extraversion, sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh

Hoseinifar dkk (2011) yang menemukan bahwa extraversion merupakan prediktor

kuat dari kreativitas.

Individu dengan kepribadian extraversion cenderung berani mengambil

risiko, sebuah tendensi perilaku yang merupakan kunci berkembangnya kreativitas

(Yao & Li, 2020). McCrae dan Costa (2003) menyebutkan skor extraversion yang

rendah menunjukkan sifat emosi datar, menghindari hubungan dengan individu

lain, dan penurut, sedangkan skor extraversion yang tinggi menunjukkan sifat yang

banyak bicara, suka berteman, mudah bersosialisasi, dan berperilaku tegas. Lebih

lanjut, Badriyah dan Faradiba (2018) juga mengungkapkan skor extraversion yang

tinggi menunjukkan sifat yang ramah, mudah menyesuaikan diri dengan

lingkungan sosial, banyak bicara, aktif, tertarik terhadap banyak hal, energik serta

berorientasi pada hubungan bersama. Extraversion mampu memprediksi kreativitas

karena individu dengan extraversion yang tinggi mudah bersosialisasi, senang

mencari pengalaman baru, tertarik akan banyak hal, dan energik. Ketika individu

tersebut berinteraksi dengan orang lain serta banyak melakukan hal baru, ia dapat

menangkap banyak pengetahuan baru yang bisa menambah pengetahuannya.

Di luar faktor kepribadian extraversion yang sifatnya cenderung stabil

dalam diri individu, kami juga memasukkan variabel sosial yang terepresentasikan

dalam identitas sosial majemuk (disederhanakan menjadi identitas majemuk atau

Page 18: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

4

multiple identities). Identitas majemuk merepresentasikan beberapa kategorisasi

sosial atau kelompok yang dimiliki oleh individu (Steffens dkk, 2015). Pada

umumnya individu memiliki lebih dari satu identitas sosial. Representasi paling

sederhana dari individu yang memiliki identitas majemuk adalah individu yang

berasal dari budaya-budaya yang berbeda, atau individu yang memiliki keterikatan

dengan berbagai kelompok yang berbeda. Individu bikultural atau individu yang

pernah tinggal di beberapa negara dengan budaya yang berbeda-beda memiliki

tingkat kreativitas yang lebih tinggi, karena memiliki pengalaman dalam

beradaptasi dengan budaya dan norma sosial yang baru serta mereka memiliki

pengalaman multikultural yang luas (Tadmor, Galinsky & Maddux, 2012; Godart,

Maddux, Shipilov, & Galinsky, 2015; Leung & Chiu, 2010). Dua faktor ini

(kepribadian extraversion dan identitas majemuk) sangat mungkin berinteraksi

dalam memprediksi kreativitas individu.

Terkait dengan kebaruan penelitian ini, kami akan mengulas beberapa

penelitian sebelumnya yang kami anggap relevan. Penelitian yang dilakukaan oleh

Singh dan Kaushhik (2015) menganalisis keterkaitan antara extraversion dan

kreativitas pada pekerja industri kreatif. Penelitian tersebut menemukan hubungan

positif yang signifikan antara kreativitas dan extraversion. Lebih lanjut, hasil

penelitian yang dilakukan oleh Silvia, Nusbaum, Berg, Martin, dan O’Corner

(2009) terhadap mahasiswa Psikologi di University of North California

menyimpulkan bahwa kepribadian extraversion mampu memprediksi kreativitas.

Penelitian yang dilakukan oleh Yao dan Li (2020) terhadap karyawan empat

Page 19: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

5

perusahaan seluler di Tiongkok menyimpulkan bahwa extraversion memiliki

keterkaitan dengan perilaku kreatif karyawan tetap.

Penelitian mengenai kreativitas dan identitas majemuk yang dilakukan oleh

Gaither, Remedios, Sanchez dan Sommers (2015) menyimpulkan bahwa semakin

banyak identitas yang melekat pada diri individu akan meningkatkan kreativitas.

Penelitian lain dari Gocłowska dan Crisp (2014) mengungkapkan bahwa terdapat

hubungan antara identitas majemuk dan kreativitas, individu yang memiliki dua

identitas sosial atau lebih memiliki kreativitas yang lebih tinggi.

Dibandingkan dengan beberapa penelitian diatas, penelitian ini memiliki

beberapa perbedaan, yaitu: (1) penelitian ini mengukur kreativitas dengan

menggunakan pertanyaan terbuka yang menuntut eksplorasi pikiran dan kreativitas

untuk menjawabnya, sementara penelitian-penelitian sebelumnya menggunakan

pengukuran yang sifatnya self-report; (2) skoring pada instrumen kreativitas

menggunakan beberapa orang rater demi menghindari bias.

Berdasarkan latar belakang latar belakang diatas, maka rumusan masalah

yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah: 1) Apakah terdapat keterkaitan

antara extraversion dan kreativitas? 2) Apakah identitas majemuk dapat menjadi

moderator bagi keterkaitan antara extraversion dan kreativitas?”.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis keterkaitan antara kreativitas

dan extraversion, serta untuk menganalisis peran identitas majemuk dalam

hubungan antara kreativitas dan extraversion.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

6

Page 21: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kreativitas

1. Pengertian kreativitas

Kreativitas dalam pengertian yang umum merupakan gagasan baru yang

berkaitan dengan prosedur, proses, produk, dan jasa yang ditawarkan seseorang

(Shin, Kim, Lee, & Bian, 2012). Kreativitas pada dasarnya menggambarkan proses

pengembangan ide tentang praktik, prosedur, produk, dan layanan yang baru dan

berpotensi memiliki manfaat bagi suatu organisasi (Çekmecelioğlu & Günsel,

2013). Sebagai kompetensi individu, kreativitas seringkali didefinisikan sebagai

kemampuan individu untuk mengemukakan inovasi baru dalam bentuk gagasan

yang mempunyai unsur terdahulu (perbaikan dari yang sudah ada) dan dapat

diperbaharui secara terus menerus (Sanny, Cahyani & Andhika, 2013).

Kreativitas dianggap sebagai karakteristik individu yang mencakup bidang

minat yang luas dan tingkat energi yang tinggi (Beheshtifar & Zare, 2013).

Kreativitas dalam pengembangan gagasan merupakan sebuah tindakan berpikir

yang tidak memiliki batas, termasuk juga pengembangan keputusan ataupun

pemecahan masalah (Sanny dkk, 2013). Namun demikian, kreativitas merupakan

hal yang dibentuk oleh kekuatan eksternal seperti budaya atau proses belajar sosial

serta kekuatan internal seperti potensi kepribadian (Luescher, Barthelmess, Kim,

Richter & Mittag, 2016). Oleh karenanya, sebagaimana yang kami sampaikan

dalam Bab 1, upaya untuk memprediksi kreativitas seharusnya mempertimbangkan

dimensi kepribadian dan proses belajar sosial.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

8

Berdasarkan uraian di atas, kami mendefinisikan kreativitas sebagai

kemampuan individu untuk mengembangan ide atau gagasan baru, baik

berdasarkan sesuatu yang telah ada maupun belum ada sebelumnya. Dalam konteks

praktis, individu kreatif memiliki potensi untuk cepat menyelesaikan masalah

secara efektif, dan mampu melihat lebih banyak alternatif yang dapat dihadirkan

untuk menjawab satu persoalan.

2. Dimensi kreativitas

Ada banyak pendekatan untuk menganalisis kemampuan kreatif individu.

Namun demikian, dalam penelitian ini kami memilih satu pendekatan yang

dikembangkan oleh Steffens dkk (2015) yang menggunakan tiga dimensi

kreativitas, yaitu fluency, flexibility, dan originality. Tiga indikator ini kami

pandang relevan bagi penelitian kami karena proses pengukuran yang digunakan

tidak berbasis pada self-report, dengan mempertimbangkan bahwa kreativitas

adalah sebuah kemampuan (ability).

Selanjutnya, kami akan memberikan definisi masing-masing dimensi

tersebut. Fluency yaitu produksi ide-ide kreatif yang dilihat dari banyaknya ide

yang dihasilkan. Hal ini menjadi salah satu elemen dasar dari kreativitas yang

merepresentasikan kemampuan individu untuk menghasilkan banyak alternatif

untuk menjawab satu pertanyaan (Simonton, 1997). Fluency menggambarkan cara

berpikir yang bebas dan menyebar tanpa terikat pada kaidah-kaidah yang sudah ada

sebelumnya. Dalam proses ini, individu secara spontan memanggil semua alternatif

yang muncul dalam pikirannya ketika dihadapkan pada satu persoalan.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

9

Flexibility mengacu pada keberagaman ide yang dimunculkan, apakah satu

alternatif berbeda dengan alternatif yang lain. Flexibility umumnya dievaluasi

berdasarkan produksi ide yang berbeda satu sama lain dan menggunakan berbagai

kategori semantik ketika menghasilkan ide serta solusi masalah (Steffens dkk,

2015). Dimensi ini memberikan batasan pada dimensi sebelumnya (fluency) yang

hanya menekankan pada jumlah alternatif yang dimunculkan. Dimensi flexibility

menekankan bahwa antara satu alternatif yang dimunculkan dan alternatif lainnya

seharusnya berbeda dan tidak overlap.

Dimensi yang ketiga adalah originality. Dimensi ini mengacu pada keaslian

ide yang dihasilkan. Ide kreatif dimaknai sebagai sesuatu yang baru atau asli

(Steffens dkk, 2015), dan belum pernah ada sebelumnya. Individu sangat mungkin

terinspirasi oleh apa yang sudah ada sebelumnya, dan melakukan modifikasi

sebagaimana jargon industri kreatif di Indonesia yang menekankan prinsip ATM

(Amati, Tiru, Modifikasi). Namun demikian, dimensi originality menekankan

bahwa proses modifikasi tersebut harus memiliki ‘jarak’ yang jauh dengan apa yang

sudah ada sebelumnya, atau bahkan memunculkan sesuatu yang belum ada

sebelumnya. Originality yang tinggi diindikasikan oleh proses berpikir yang

menghasilkan sesuatu yang belum ada sebelumnya, atau setidaknya memiliki

‘jarak’ perbedaan yang jauh dari apa yang sudah ada sebelumnya.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas

Sebagaimana yang telah kami sampaikan pada Bab 1, kreativitas memiliki

keterkaitan dengan dimensi kepribadian dan proses sosial. Oleh karenanya, kami

akan memfokuskan pembahasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

Page 24: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

10

kreativitas pada dua dimensi tersebut. Pada dimensi kepribadian, hasil penelitian

sebelumnya menunjukkan bahwa kreativitas memiliki keterkaitan dimensi-dimensi

kepribadian (Steffens dkk, 2015). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Puryear,

Kettler dan Rinn (2017) mengungkapkan bahwa kepribadian openness to

experience dan extraversion lebih kuat dalam memprediksi kreativitas secara

positif. Hoseinifar dkk (2011) mengungkapkan bahwa openness to experience dan

extraversion menjadi prediktor positif dari kreativitas. Hal ini diperkuat oleh

penelitian lain yang menunjukkan bahwa extraversion memiliki hubungan positif

yang signifikan dengan kreativitas (Steffens dkk, 2015; Yao & Li, 2020)

Selain faktor kepribadian, proses belajar sosial yang dilakukan individu juga

mempengarui kemampuan kreatifnya, seperti bagaimana individu berjejaring dan

memiliki hubungan yang kuat dengan individu lain (Baer, 2012). Proses belajar

sosial individu didapati dari bagaimana ia berhubungan dengan kelompok

sosialnya. Setiap individu pasti memiliki identitas majemuk, yang didapati mulai

dari jenis kelamin, asal daerah, hobi, dan lain-lain. Identitas majemuk memotivasi

individu untuk mengembangkan kreativitas (Baer, 2012). Artinya, kreativitas tidak

dapat dilihat sebagai sesuatu yang sifatnya bawaan, melainkan juga merupakan

sesuatu yang dapat dikembangkan melalui proses belajar sosial dengan lingkungan.

Oleh karenanya, konsep identitas majemuk yang kami jadikan sebagai salah satu

prediktor kreativitas dalam penelitian ini dapat menjadi medium individu untuk

mengembangkan kreativitasnya.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

11

B. Extraversion

1. Pengertian extraversion

Extraversion merupakan dimensi Big Five Personality yang memiliki

karakteristik mudah bersosialisasi, tegas, tingkat aktivitas tinggi, emosi positif, dan

impulsif (Lucas & Diener, 2001). Eysenck (1998) menyebutkan individu dengan

kepribadian extraversion memiliki ciri utama mudah bergaul dan impulsif. Selain

itu juga memiliki sifat gembira, cerdas, optimis, dan ciri lainnya yang menunjukkan

individu dihargai karena pergaulan mereka dengan orang lain. Individu dengan

kepribadian extraversion memiliki orientasi dasar ke dunia luar, mereka terlibat

secara sosial, aktif, dan suka berpetualang (Cervone & Pervin, 2013). Ellis,

Farrington, dan Hoskin (2019) menambahkan extraversion mengacu pada berbagai

kecenderungan orang untuk menjadi spontan dan ramah, terutama dalam keadaan

sosial baru.

Meskipun kami tidak melibatkan seluruh dimensi kepribadian dalam Big

Five Personality, namun kami merasa bahwa penjelasan singkat tentang berbagai

dimensi kepribadian yang lain diperlukan untuk memberikan gambaran yang lebih

jelas tentang extraversion. Secara lebih luas, lima dimensi dalam Five Factor Model

(FFM) of personality menurut tersebut adalah McCrae dan Costa (1987) adalah

openness to experience, conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan

neuroticism (biasanya disingkat OCEAN). Openness to experience

menggambarkan kesediaan seseorang untuk terlibat dalam ide-ide baru, tingkat

kosa kata seseorang atau kecerdasan, dan tingkat keingintahuan, terutama dalam

situasi baru. Conscientiousness menggambarkan tentang kedisiplinan diri dan

Page 26: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

12

penetapan tujuan individu. Extraversion dikaitkan dengan individu yang sangat

interaktif serta kecenderungan untuk memilih pengalaman yang luas daripada

kedalaman jika dipaksa untuk memilih. Individu dengan tingkat agreeableness

yang tinggi berpikir lebih kolektif dan fleksibel, simpatik, dan pemaaf. Terakhir,

neuroticism ditandai dengan kurangnya stabilitas emosi termasuk sifat gugup dan

tegang (McCrae & Costa, 1987).

Kemampuan melakukan interaksi sosial menjadi kunci utama dari

kepribadian extraversion ini. Individu dengan kepribadian extraversion sering

mengambil posisi menjadi pemimpin karena mereka senang dan cakap dalam

memberikan pendapat serta saran untuk orang lain (Salmon, 2012). Mengacu pada

uraian di atas, kami mendefinisikan extraversion sebagai dimensi kepribadian yang

memiliki ciri mudah berteman atau bersosialisasi, kuatnya perasaan optimis, emosi

positif, dan senang mencari pengalaman baru.

2. Indikator variabel extraversion

Eysenck (Cervone & Pervin, 2013) menyebutkan terdapat lima indikator

perilaku yang biasanya digunakan untuk mengukur extraversion, yaitu:

a) Suka bergaul atau ramah. Individu secara konsisten bersosialisasi di

setiap keadaan yang melibatkan orang lain dan di mana perilaku sosial

diperbolehkan oleh norma sosial yang berlaku;

b) Bersemangat atau lincah. Individu memiliki energi dan antusiasme

yang tinggi terhadap berbagai macam hal;

c) Aktif atau gesit. Individu senang mencari kesibukan atau melakukan

banyak aktivitas;

Page 27: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

13

d) Tegas. Individu menunjukkan kepribadian yang percaya diri dan kuat;

e) Mencari sensasi. Individu senang mencari pengalaman baru yang

menantang, serta senang memperoleh perhatian dari orang lain.

Namun demikian, Rammstedt dan John (2007) pada skala the Big Five

Inventory versi pendek yang telah diuji, mengerucutkan indikator extraversion

menjadi dua, yaitu: a) suka bergaul atau ramah, yang diindikasikan oleh

kecenderungan individu untuk bersosialisasi di setiap keadaan yang melibatkan

orang lain sejauh sesuai dengan norma sosialnya; dan b) bersemangat atau lincah,

yang diindikasikan oleh energi dan antusiasme yang tinggi pada individu terhadap

berbagai macam hal. Dua indikator ini nantinya akan kami kembangkan dan

gunakan sebagai instrumen ukur untuk mengevaluasi variabel extraversion.

C. Identitas Majemuk

Identitas majemuk adalah identifikasi individu terhadap kelompok-

kelompok yang relevan dengan dirinya, misalnya gender, pekerjaan, asal daerah,

hobi, dan lain-lain (Steffens dkk, 2015; Kang & Bodenhausen, 2015). Identitas

majemuk adalah beberapa identitas yang melekat pada diri individu secara

bersamaan. Misalnya ia berperan sebagai siswa, kemudian juga berperan sebagai

teman dalam hubungan relasional, dan sebagai warga negara sebagai identitas

sosialnya (Kulich, de Lemus, Kosakowska-Berezecka, Lorenzi-Cioldi, 2017).

Individu yang menyadari bahwa ia memiliki identitas majemuk dapat lebih

mudah memahami hubungan antar individu (Kulich dkk, 2017). Pengalaman

dengan berbagai identitas majemuk memungkinkan individu untuk

mengembangkan keterampilan kognitif dan flexibility yang merupakan sumber

Page 28: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

14

daya intelektual yang berguna dalam memecahkan masalah. Individu yang

menyadari identitas majemuknya juga memiliki lebih banyak sumber dukungan

disaat ia berada di masa-masa sulit dan stres (Haslam, Holme, Haslam, Iyer, Jetten

& Williams, 2008). Representasi paling sederhana dari identitas majemuk adalah

keterlibatan aktif individu dalam berbagai kelompok sosial, misalnya dalam

lingkaran pertemanan, organisasi mahasiswa, keluarga, kelompok berorientasi laba,

aktivitas kesukarelawanan, dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian diatas, identitas majemuk adalah keterlibatan individu

dalam berbagai kelompok sosial yang berbeda. Dalam penelitian ini, identitas

majemuk kami pandang sebagai faktor yang menguatkan keterkaitan antara

kepribadian extraversion dengan dimensi-dimensi kreativitas.

D. Kerangka Teoritik

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah kreativitas. Kreativitas

merupakan kemampuan individu untuk mengembangan ide atau gagasan baru, baik

berdasarkan sesuatu yang telah ada maupun belum ada sebelumnya. Dalam konteks

praktis, individu yang memiliki kreativitas memiliki potensi untuk cepat

menyelesaikan masalah secara efektif, dan mampu melihat lebih banyak alternatif

yang dapat dihadirkan untuk menyelesaikan sebuah permasalahan. Kreativitas

sebagai sebuah kemampuan terbentuk berdasarkan faktor yang sifatnya personal

(kepribadian) dan proses yang dipelajari melalui lingkungan. Ada banyak dimensi

yang dapat menjelaskan tentang kepribadian individu, salah satunya adalah gagasan

bahwa individu memiliki lima dimensi kepribadian, yaitu openness to experience,

Page 29: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

15

consciousness, extraversion, agreeableness, neuroticism (McCrae & Costa, 1987).

Berdasarkan penelitian sebelumnya (Steffens dkk, 2015), dimensi extraversion

memiliki daya prediksi yang positif terhadap kreativitas. Individu dengan skor

kepribadian extraversion tinggi memiliki pemikiran dan perilaku kreatif (Feist,

2019).

Extraversion adalah dimensi kepribadian yang memiliki ciri mudah

berteman atau bersosialisasi, kuatnya perasaan optimis, emosi positif, dan senang

mencari pengalaman baru. Berbagai indikator ini relevan sebagai sebuah potensi

dasar untuk menumbuhkan kemampuan kreatif individu. Individu yang aktif,

optimis, serta senang mencari pengalaman baru tentu saja lebih memiliki peluang

untuk menggunakan daya kreatifnya dalam melihat dan menyelesaikan persoalan

yang dihadapi. Oleh karenanya, extraversion kami posisikan sebagai variabel bebas

dalam penelitian ini.

Lebih lanjut, sebagaimana yang kami sampaikan bahwa dimensi

kepribadian bukanlah faktor tunggal, kami juga memandang bahwa lingkungan

sosial memiliki peran dalam membangun kreativitas individu. Proses belajar sosial

yang dilakukan oleh individu salah satunya adalah dengan berhubungan dengan

kelompok-kelompok sosial yang sifatya majemuk. Dalam teori identitas sosial

(Tajfel & Turner, 1979), keterlibatan individu dalam berbagai kelompok sosial

yang berbeda dikenal sebagai identitas sosial majemuk, atau biasanya dipersingkat

sebagai identitas majemuk (multiple identities). Pada satu individu, pasti memiliki

identitas sosial yang beragam, bisa didapati dari jenis kelamin, umur, asal daerah,

Page 30: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

16

agama, suku, dan lain sebagainya. Namun demikian, tidak semua identitas sosial

tersebut teraktivasi dan mendorong individu untuk terlibat di dalamnya.

Keterlibatan individu dalam berbagai kelompok sosial dapat menjadi

prediktor bagi kreativitas, sekaligus dapat menjadi sesuatu yang menguatkan

keterkaitan antara faktor kepribadian (extraversion) dan dimensi-dimensi

kreativitas. Oleh karenanya, identitas majemuk pada penelitian ini kami posisikan

sebagai variabel moderator.

Lebih lanjut, perlu kami sampaikan juga bahwa penelitian ini merupakan

replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Steffens dkk (2015). Hasil yang

diperoleh melalui pengujian terhadap 208 mahasiswa berbagai universitas di

Australia adalah bahwa: 1) identitas majemuk dikaitkan dengan peningkatan

kreativitas pada dimensi flexibility; 2) kreativitas individu terkait dengan variabel

kepribadian extraversion; 3) identitas majemuk meningkatkan kreativitas pada

dimensi fluency dan flexibility serta memediasi efek kepribadian pada dimensi

originality. Hal yang membedakan penelitian tersebut dengan penelitian kami

adalah bahwa kami memposisikan variabel identitas majemuk sebagai moderator

yang mempengaruhi kualitas hubungan antara kepribadian extraversion dan

dimensi-dimensi kreativitas.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji keterkaitan extraversion dan

kreativitas dengan identitas majemuk sebagai variabel moderator. Untuk

mempermudah proses analisis dalam penelitian ini, maka model teoritik yang kami

uji adalah seperti Gambar 1 di bawah ini.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

17

Gambar 1. Model teoritik keterkaitan antara extraversion dan kreativitas dengan identitas majemuk sebagai moderator

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H1: Ada keterkaitan positif yang signifikan antara extraversion dengan

kreativitas pada mahasiswa.

2. H2: Ada keterkaitan positif yang signifikan antara identitas majemuk dengan

kreativitas pada mahasiswa.

3. H3: Ada interaksi antara extraversion dengan identitas majemuk dalam

memprediksi kreativitas. Secara lebih spesifik, partisipan yang memiliki

identitas majemuk tinggi memiliki keterkaitan positif antara extraversion

dengan kreativitas yang lebih signifikan dibandingkan partisipan yang memiliki

identitas majemuk rendah.

Kreativitas x Fluency x Flexibility x Originality

Page 32: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif korelasional dengan

menerapkan survey sebagai mekanisme pengambilan data. Variabel yang

dilibatkan dalam penelitian ini adalah extraversion yang merupakan salah satu

komponen dari Big Five personality sebagai variabel bebas, kreativitas sebagai

variabel tergantung, dan identitas majemuk (multiple identities) sebagai variabel

moderator. Secara operasional, extraversion didefinisikan sebagai sifat individu

yang memiliki sifat mudah bergaul, aktif, banyak bicara, senang berteman,

memiliki inisiatif, tegas, dan ekspresif (Barrick & Mount, 1991). Kreativitas adalah

kemampuan individu untuk mengemukakan inovasi baru dalam bentuk gagasan

yang mempunyai unsur terdahulu dan dapat diperbaharui ke dalam konfigurasi

melalui dimensi konten verbal (Sanny dkk, 2013). Lebih lanjut, identitas majemuk

adalah identifikasi individu terhadap kelompok-kelompok yang relevan dengan

dirinya (Steffens dkk, 2015). Sebagaimana disampaikan dalam Bab II, setiap

individu pada dasarnya memiliki identitas yang majemuk. Seorang mahasiswa

misalnya, juga dapat menjadi bagian dari sebuah klub sepak bola, klub penggemar

wayang, klub sepeda motor, anggota keluarga, dan lain sebagainya. Identitas

majemuk dalam penelitian ini mengukur sejauh mana individu berafiliasi dengan

berbagai kelompok sosialnya.

Page 33: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

19

B. Partisipan Penelitian

Partisipan dari penelitian ini adalah individu dalam rentang usia mahasiswa

di Indonesia pada umumnya. Tidak ada kriteria yang khusus dalam proses

perekrutan partisipan untuk penelitian ini. Partisipan hanya harus menguasai

Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar yang digunakan dalam proses survei.

C. Prosedur Penelitian

Tahap awal dalam melakukan penelitian ini adalah dengan melakukan uji

preliminasi terhadap alat ukur yang digunakan. Tujuan dilakukannya preliminasi

adalah melihat apakah butir yang digunakan dalam kuesioner dapat dipahami

dengan baik oleh calon partisipan. Uji preliminasi dilakukan dengan cara

membagikan kuesioner daring kepada tiga orang yang memiliki karakteristik

identik dengan partisipan penelitian (mahasiswa). Tiga orang tersebut kemudian

diminta untuk meneliti dan mengoreksi setiap butir. Selanjutnya, peneliti

melakukan perbaikan terhadap redaksi butir berdasarkan saran yang disampaikan

oleh tiga individu tersebut.

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan skala

Likert. Peneliti membagikan kuesioner kepada mahasiswa secara daring

menggunakan Google form sebagai platform survei dan media sosial sebagai alat

distribusi partisipan. Partisipan diminta untuk membaca lembar informasi

penelitian, mengisi lembar ketersediaan partisipan, dan mengisi kuesioner jika

bersedia. Tidak ada paksaan sama sekali dalam proses rekrutmen partisipan.

Partisipan diminta untuk mengisi kuesioner sesuai dengan kondisi yang dirasakan

saat ini. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel extraversion dan

Page 34: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

20

identitas majemuk (menggunakan Likert) dipisahkan dari kuesioner yang berisi

pertanyaan terbuka berbatas waktu yang digunakan untuk mengukur kreativitas.

Untuk mencocokkan responden yang mengisi di laman terpisah, identifikasi unik

diterapkan pada partisipan dengan meminta partisipan mengisi: 1) dua huruf

pertama nama Ibunya; 2) dua huruf pertama kota kelahiran; dan 3) dua angka

pertama tanggal lahir partisipan.

D. Pengukuran

1. Instrumen Extraversion

Extraversion diukur menggunakan dua butir aitem yang diadopsi dari the Big

Five Inventory versi pendek (Rammstedt & John, 2007). Aitem tersebut adalah:

“saya melihat diri saya sebagai seseorang yang pendiam” dan “saya melihat diri

saya sebagai orang yang supel dan mudah bergaul”. Butir pertama bersifat

unfavorable. Setiap aitem diukur menggunakan skala Likert 5 poin yang bergerak

dari sangat tidak setuju (skor 1 poin) ke sangat setuju (Skor 5 poin). Skor untuk

item unfavorable diperoleh dengan membalik arah skoring (reversed coding). Skor

variabel diperoleh dengan menggunakan rata-rata dari skor aitem yang digunakan

dalam survey. Skor yang tinggi pada variabel ini menunjukkan tingginya level

extraversion pada partisipan penelitian. Hasil analisis reliabilitas menunjukkan

bahwa butir-butir dalam instrumen ini memiliki koefisien reliabilitas yang baik (α

= .72) dengan koefisien korelasi butir – total sebesar .56.

2. Instrumen Identitas Majemuk

Identitas majemuk (multiple identities) diukur menggunakan empat butir dari

skala Group Membership Listings dan Exeter Identity Transition Scales (Haslam

Page 35: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

21

dkk, 2008). Keempat aitem tersebut adalah “saya termasuk anggota dari beberapa

kelompok yang berbeda”, “saya memiliki ikatan yang kuat dengan beberapa

kelompok yang berbeda”, “saya memiliki teman yang merupakan anggota dari

beberapa kelompok berbeda”, dan “saya bergabung dalam kegiatan beberapa

kelompok yang berbeda”. Setiap butir diukur menggunakan skala Likert 7 poin,

yang bergerak dari “Sangat Setuju” (skor 1 poin) ke Sangat Tidak Tetuju (skor 7

poin). Skor variabel diperoleh dengan menggunakan rata-rata dari skor aitem yang

digunakan dalam survei. Skor yang tinggi pada variabel ini menunjukkan tingginya

level identitas majemuk pada partisipan penelitian. Hasil analisis reliabilitas

menunjukkan bahwa butir-butir dalam instrumen ini memiliki koefisien reliabilitas

yang baik (α= .87) dengan koefisien korelasi butir – total yang bergerak dari .65 ke

.81.

3. Instrumen Kreativitas

Kreativitas diukur menggunakan dua pertanyaan yang sifatnya terbuka dan

berbatas waktu dalam menjawabnya (Steffens dkk., 2015). Pertanyaan diadaptasi

dalam konteks yang lebih familiar di Indonesia. Pertanyaan pertama adalah:

“Sebutkan sebanyak-banyaknya ide nama untuk menjual sebuah produk ‘kopi’”,

dan pertanyaan kedua adalah “Sebutkan sebanyak-banyaknya ide nama untuk

menjual sebuah produk ‘sepatu’”. Dalam menjawab skala ini, partisipan diberikan

waktu enam menit, dimana tiga menit pertama untuk menjawab aitem pertama dan

tiga menit berikutnya untuk menjawab aitem kedua. Mengacu pada karakteristiknya

yang terbuka, maka skoring untuk variabel ini dilakukan dengan menggunakan tiga

orang rater yang tidak saling berkomunikasi. Dimensi kreativitas yang digunakan

Page 36: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

22

untuk mengevaluasi jawaban partisipan disusun berdasarkan skala yang

dikembangkan oleh De Dreu, Baas, Roskes, Sligte, Ebstein, Chew, & Tong (2014)

dengan adaptasi sebagai berikut:

Tabel 1. Penilaian jawaban partisipan pada instrumen kreativitas

Fluency Flexibility Originality

Kriteria penilaian Kriteria Penilaian Kriteria penilaian

Jumlah

jawaban yang diberikan

SKOR 0 Tidak menyebutkan nama untuk produk atau hanya menyebutkan nama asli

SKOR 0

Menyebutkan merk yang sudah ada/familiar

SKOR 1 Hanya menambahkan 1 kosakata (kopiku, kopisu, sepatuku, sepatulu)

SKOR 2 Hanya menambahkan 1 kata yang umum (javanesse coffe, sepatu nyaman)

SKOR 3 Menyebutkan merk tanpa kata 'kopi', atau 'sepatu'

SKOR 1 Menyebutkan merk yang belum ada

SKOR 4

Menyebutkan 1 nama unik tapi orang dapat lagsung paham bahwa itu merk kopi/sepatu

SKOR 5

Menyebutkan 2 nama unik tapi orang dapat lagsung paham bahwa itu merk kopi/sepatu

Variabel kreativitas dianalisis secara orthogonal berdasarkan tiga dimensi

tersebut. Skor yang tinggi pada masing-masing dimensi menunjukkan semakin

tinggi level dimensi kreativitas pada partisipan penelitian. Analisis reliabilitas

pengukuran dilakukan dengan menggunakan inter-rater reliability menggunakan

interclass correlation coefficient. Koefisien ini mengukur tingkat persetujuan rater

Page 37: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

23

pada observasi yang dilakukan dengan menggunakan kategori nilai yang bersifat

ordinal. Hasil analisis menunjukkan interclass correlation coefficient sebesar .96

(Fluency), .73 (Flexibility), dan .69 (Originality).

E. Rencana Analisis Data

Berdasarkan hipotesis yang diajukan, analisis data dilakukan dengan

menggunakan analisis regresi dengan variabel moderator. Dalam analisis ini, selain

melihat signifikansi model secara keseluruhan (Uji F), kami juga melihat kontribusi

masing-masing predictor (variabel bebas dan variabel moderator) dalam

memprediksi setiap dimensi kreativitas (R2). Selain itu, kami juga melihat interaksi

antara extraversion dan identitas majemuk dalam memprediksi setiap dimensi

kreativitas.

Page 38: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

24

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Orientasi Kancah

Penelitian dilakukan pada mahasiswa sebagai kelompok yang menurut kami

paling relevan. Hal ini karena usia mahasiswa adalah usia ketika individu

melakukan persiapan sebelum akhirnya terjun di tengah masyarakat atau dunia

kerja. Dalam posisi tersebut, kreativitas merupakan kompetensi kunci yang sangat

dibutuhkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi. Indonesia

menempati peringkat 115 dari 139 negara pada Global Creativity Index (GCI) 2015

(Florida, Mellander & King, 2015). Survei tersebut menilai indikator kreativitas

suatu negara berdasarkan tiga parameter, yaitu toleransi, talent atau kapasitas

sumber daya manusia dan teknologi (Florida dkk, 2015). Hal tersebut menunjukkan

kreativitas individu di Indonesia masih rendah. Oleh karena itu diperlukan cara

untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan kreativitas atau apa yang

mempengaruhi kreativitas.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan total mahasiswa pada tahun

2018 sebanyak 8.043.480 ( Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, 2018). Pada tahun

2020 total mahasiswa di Indonesia mengalami peningkatan menjadi 8.511.871 jiwa

(Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, 2020).

Mahasiswa dihadapkan pada era revolusi industri 4.0. SDM yang memiliki

kompetensi utuh atau kompetensi abad ke-21 sangat dibutuhkan pada era ini.

Kompetensi abad ke-21 diidentifikasikan dengan komputasi yang semakin cepat,

semakin banyak informasi yang dapat diakses dimana saja, komunikasi yang dapat

Page 39: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

25

dilakukan dari mana saja, dan otomasi yang menggantikan pekerjaan rutin. Pada

era Revolusi Industri 4.0 terjadi perubahan strategis serta drastis pada pola produksi

di tiga dimensi utamanya, yaitu manusia, teknologi, dan big data. Sekitar 250

peneliti dari 60 institusi di dunia yang tergabung dalam proyek Assessment and

Teaching of 21st Century Skills (ATC21S) mengkategorikan keterampilan abad ke-

21 menjadi empat kategori, yaitu cara berpikir, cara bekerja, alat untuk bekerja, dan

keterampilan untuk hidup di dunia (Griffin dkk, 2012). Berdasarkan uraian di atas,

kajian tentang kreativitas, khususnya di kalangan mahasiswa memiliki relevansi

yang tinggi.

B. Deskripsi Partisipan/Subjek/Responden Penelitian

Sebanyak 118 partisipan (Perempuan = 81.4%, Laki-laki = 18.6%, Musia =

20.80, SDusia =1.34) berpartisipasi dalam penelitian ini. Berdasarkan suku bangsa

atau etnis, 76.3% partisipan berasal dari Jawa, 3.4% Sunda, 3% Melayu, dan

sisanya berasal dari berbagai suku bangsa lain di Indonesia. Berdasarkan asal

daerahnya, 55.1% berasal dari Kabupaten Klaten, 5.9% berasal dari Kota

Yogyakarta, 2.5% berasal dari Kabupaten Gunungkidul, dan sisanya tersebar dari

berbagai daerah yang lain.

C. Deskripsi data penelitian

Tujuan dari deskripsi data yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk

mengetahui korelasi antara extraversion, kreativitas dan identitas majemuk yang

dirasakan oleh mahasiswa. Adapun deskripsi data penelitian disajikan sebagai

berikut.

Page 40: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

26

Tabel 2. Tendensi sentral setiap variabel penelitian dan korelasi antar variabel

No Variabel Mean (Range)

SD 1 2 3 4 5

1 Kreativitas: Fluency 3.61 (0-13) 2.13 2 Kreativitas: Flexibility 2.61 (0-5) 0.77 .47** 3 Kreativitas:

Originality 0.37 (0-1) 0.30 .16 .64**

4 Extraversion 3.32 (1-5) 0.88 .17 .16 -.05 5 Identitas Majemuk 3.23 (1-7) 1.39 .14 -.02 -.09 -.11

* p <.05, **p<.01, *** p <.001

Tabel 2. di atas menunjukkan gambaran umum skor masing-masing variabel

pada partisipan. Sebagaimana dapat dilihat, pada variabel kreativitas dimensi

fluency, partisipan memiliki rerata skor yang cenderung rendah. Selanjutnya,

pada variabel kreativitas dimensi flexibility dan originality, partisipan memiliki

rerata skor skor pada level menengah. Kemudian, pada variabel extraversion,

partisipan memiliki rerata skor pada level tinggi. Pada variabel identitas

majemuk, partisipan memiliki rerata skor pada level menengah.

Hasil analisis juga menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan

antar dimensi fluency dan flexibility. Lebih lanjut, korelasi positif yang

signifikan juga ditemukan pada dimensi flexibility dan originality. Identitas

majemuk tidak memiliki korelasi positif yang signifikan dengan dimensi-

dimensi kreativitas, demikian juga dengan extraversion.

D. Uji Asumsi

Peneliti melakukan uji asumsi dengan melakukan uji normalitas pada data.

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat sebaran data dari variabel

bebas, variabel tergantung, dan variabel moderator terdistribusi normal atau tidak.

Page 41: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

27

Uji asumsi normalitas dilakukan dengan menggunakan indikator Skewness dan

Kurtosis pada distribusi data setiap variabel. Kriteria yang digunakan adalah bahwa,

data dengan distribusi normal memiliki nilai Skewness lebih besar dari -2 dan lebih

kecil dari +2, serta nilai Kurtosis lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari +2

(Wahyono, 2009).

Tabel 3. Uji normalitas variabel penelitian

Variabel Skewness Kurtosis Kreativitas: Fluency 1.35 2.97 Kreativitas: Flexibility -0.43 1.40 Kreativitas: Originality 0.41 -0.90 Extraversion -0.09 -0.79 Identitas Majemuk 0.54 -0.41

Berdasarkan kriteria dan tabel diatas, maka variabel extraversion, dimensi

flexibility kreativitas, dimensi originality kreativitas dan identitas majemuk

memiliki distribusi data yang normal.

E. Analisis Hipotesis

Setelah melakukan uji asumsi langkah selanjutnya yang dilakukan oleh

peneliti adalah uji hipotesis. Uji hipotesis bertujuan untuk menentukan hipotesis

yang dibuat oleh peneliti dapat diterima atau tidak. Uji hipotesis yang dilakukan

analisis moderator Peneliti menggunakan uji hipotesis regresi Hayes.

Tabel 4. Analisis regresi terhadap keterkaitan antara extraversion dan dimensi-dimensi kreativitas dengan dimoderasi identitas majemuk.

Variabel

Kreativitas: Fluency R2 = 0.5, F (3,114) =

2.26, p = .086

Kreativitas: Flexibility R2 = 0.3, F (3,114) = 1.26, p

= .291

Kreativitas: Originality R2 = 0.3, F (3,114) =

1.40, p = .250 b p 95%CI b p 95%CI b p 95%CI

Block 1 Extraversion .46 .041 [.02, .90] .13 .098 [-.02, .29] -.02 .420 [-.09, .04]

Page 42: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

28

Identitas Majemuk .24 .108 [-.05, .52] .01 .835 [-.09, .12] -.01 .535 [-.05, .03] Block 2 Extraversion*Identitas Majemuk

.05 .741 [-.25, .35] -.05 .380 [-.16 - .06] -.03 .078 [-.08, .01]

Berdasarkan Tabel 4, sebagian besar hipotesis yang diajukan tidak

memperoleh dukungan empiris dari data yang dikumpulkan. Satu-satunya

keterkaitan yang signifikan berdasarkan data tersebut hanyalah adanya keterkaitan

yang signifikan antara extraversion dan dimensi fluency dalam kreativitas (p =

.041). Lebih lanjut, extraversion terlihat tidak memiliki keterkaitan yang signifikan

dengan dimensi kreativitas yang lain (p = .098 dengan flexibility, dan p = .420

dengan originality). Analisis terhadap efek langsung identitas majemuk juga

mendapati bahwa identitas majemuk tidak memiliki keterkaitan yang signifikan

dengan tiga dimensi kreativitas (p = .108 untuk dimensi fluency, p = .835 untuk

dimensi flexibility, dan p = .535 untuk dimensi originality). Interaksi antara

extraversion dan identitas majemuk juga tidak memiliki keterkaitan yang signifikan

dengan setiap dimensi kreativitas.

F. Pembahasan

Hipotesis penelitian yang pertama (H1) yang menyatakan bahwa terdapat

hubungan positif yang signifikan antara extraversion dengan kreativitas pada

mahasiswa dapat diterima berdasarkan analisis data yang dilakukan. Namun

demikian, hipotesis penelitian yang lain tidak memperoleh dukungan empirik dari

data penelitian yang diperoleh. Temuan terkait dengan keterkaitan antara

extraversion dan dimensi fluency dalam kreativitas ini menjelaskan temuan

sebelumnya yang menyatakan bahwa extraversion berkorelasi positif dengan

Page 43: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

29

kreativitas (Hoseinifar dkk, 2011; Widhiastuti, 2014). Dimensi fluency merupakan

komponen utama dalam konsep kreativitas karena kreativitas selalu terkait dengan

kemampuan individu dalam mengeksplorasi ragam sudut pandang dari suatu

persoalan. Individu yang memiliki sifat periang, suka berkumpul, banyak bicara,

dan penuh dengan kasih sayang cenderung memiliki daya kreativitas dimensi

fluency yang baik.

Keterkaitan antara extraversion dan dimensi fluency dalam kreativitas dapat

dijelaskan dengan perspektif bahwa extraversion merepresentasikan tendensi untuk

aktif dalam berbagai hal, kemampuan bersosialisasi, keberanian mengungkapkan

gagasan, dan toleransi terhadap pengalaman atau ide-ide baru yang bahkan tidak

biasa (Steffens dkk, 2015). Karakteristik inilah yang sangat mungkin menjelaskan

kemampuan individu untuk mengeksplorasi berbagai ide yang ada di dalam

pikirannya. Hal ini relevan dengan pengukuran dimensi fluency yang mengarahkan

individu untuk menggali hal-hal yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang secara

umum. Seperti yang diungkapkan oleh Steffens dkk (2015), individu yang memiliki

kemampuan sosialisasi yang baik akan lebih banyak memunculkan ide daripada

individu yang memiliki kemampuan sosialisasi yang rendah. Individu yang

mendapat skor tinggi dalam extraversion akan bersedia untuk berbagi ide mereka

seperti apa yang ada di kreativitas dimensi fluency (Puryear dkk, 2017).

Extraversion dengan kreativitas flexibility dan originality memiliki korelasi

yang tidak kuat, hal tersebut konsisten dengan temuan yang mengungkapkan bahwa

tidak ada keterkaitan signifikan antara extraverion dengan kreativitas dimensi

flexibility dan originality (Puryear dkk, 2017).

Page 44: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

30

Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara identitas majemuk dan

berbagai dimensi kreativitas tidak sesuai dengan temuan Steffens dkk (2015) yang

menyatakan bahwa semakin banyak individu terhubung dengan berbagai kelompok

(identitas sosial), maka semakin banyak ide yang dapat dia hasilkan (fluency), dan

semakin kreatif ide-ide tersebut (originality). Lebih lanjut, Steffens dkk (2015) juga

menemukan bahwa identitas majemuk mampu memprediksi dimensi-dimensi

kreativitas setelah dimensi kepribadian seperti extraversion dikontrol. Keterkaitan

antara identitas majemuk dan kreativitas ini dipandang tidak dapat diatribusikan

pada beberapa variabel lain seperti afirmasi diri dan tendensi untuk mencari

kebaruan (Steffens dkk, 2015).

Extraversion dengan identitas majemuk memiliki korelasi yang tidak kuat,

hal tersebut tidak konsisten dengan temuan yang mengungkapkan bahwa identitas

majemuk memotivasi individu untuk menghadapi tantangan kreatif tertentu yang

mendasari bentuk dari kreativitas (Haslam, Adarves-Yorno, Postmes & Jans, 2013).

Haslam dkk (2013) juga mengungkapkan bahwa individu yang memiliki peran di

berbagai kelompok membentuk tindakan yang kreatif. Selain itu, juga terdapat

temuan yang mengungkapkan bahwa masyarakat bikultural memprediksi

kreativitas secara lebih efektif daripada masyarakat monokultural (Saad, Damian,

Benet-Martinez, Moons & Robins , 2013). Bikultural adalah individu yang

memiliki penerimaan lebih baik terhadap dua budaya, ia juga mampu terlibat dalam

pertukaran antar budaya dengan baik (Goldstein & Naglieri, 2011). Identitas

majemuk membuat individu memiliki banyak pengalaman dalam menghadapi

berbagai permasalahan yang membentuk perilaku kreatif.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

31

Tidak signifikannya fungsi moderasi variabel identitas majemuk dalam

keterkaitan antara extraversion dan dimensi-dimensi kreativitas juga berbeda

dengan temuan yang mengungkapkan bahwa individu yang memiliki banyak

pengalaman dari keragaman identitas sosial akan memiliki menguatkan keterkaitan

antara dimensi kepribadian extraversion dan kreativitas (Steffens dkk, 2015).

Secara teoritis, keterkaitan positif antara extraversion dan fluency membawa

implikasi pada adanya kemungkinan bahwa dimensi kepribadian yang lain juga

memiliki keterkaitan dengan kreativitas. Penelitian selanjutnya penting dilakukan

untuk mengeksplorasi bagaimana dimensi-dimensi kepribadian mempengaruhi

kreativitas individu.

Secara praktis, hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa kepribadian

individu dapat mempengaruhi kreativitas yang dihasilkan. Individu yang mudah

untuk bersosialisasi dengan baik (merepresentasikan extraversion yang tinggi)

memiliki kreativitas yang lebih tinggi, khususnya pada dimensi fluency. Lebih

lanjut, penelitian ini membawa implikasi praktis berupa perlunya individu untuk

bersosialisasi dengan individu lain agar kreativitas dapat meningkat. Hal itu

dikarenakan semakin banyak individu bertemu dengan individu baru akan banyak

pula mendapatkan wawasan atau pengetahuan baru.

Penggunaan instrumen kreativitas yang menggunakan pertanyaan terbuka

dan terbatas waktu serta penggunaan tiga rater dalam skoringnya menjadi kelebihan

dari penelitian ini. Hal ini berbeda dengan beberapa penelitian sebelumnya yang

menggunakan instrumen self report untuk mengukur level kreativitas (Silvia dkk,

2009; (Singh & Kaushhik, 2015). Namun demikian, terdapat pula beberapa

Page 46: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

32

keterbatasan yang kami sadari dalam penelitian ini. Pertama, dalam mengukur

extraversion yang hanya menggunakan dua aitem pertanyaan, meskipun dua item

tersebut memiliki parameter reliabilitas yang baik, namun penggunaan dua item

tentu saja tidak mampu merepresentasikan berbagai indikator dimensi kepribadian

extraversion. Kedua, partisipan pada penelitian ini kurang tersebar ke berbagai

daerah di Indonesia yang menyebabkan tidak bisa mendapat gambaran untuk

mahasiswa di Indonesia secara keseluruhan, sehingga perlu dilakukan penelitian

lebih lanjut dengan partisipan yang lebih banyak dan tersebar di berbagai daerah di

Indonesia. Replikasi atas penelitian ini diperlukan untuk menghasilkan informasi

ilmiah yang lebih robust terkait dengan faktor kepribadian dan faktor sosial yang

mempengaruhi kreativitas.

Berdasarkan kelebihan dan keterbatasan di atas, kami menyarankan agar

penelitian selanjutnya lebih memperhatikan instrumen yang digunakan, dengan

fokus pada indikator-indikator extraversion yang lebih spesifik. Kemudian juga

menggunakan pertanyaan terbuka yang berbatas waktu, dan skoring menggunakan

rater untuk instrumen kreativitas demi menghindari bias. Selain itu, sebaiknya

peneliti selanjutnya lebih memperluas daerah sebaran partisipan untuk memperoleh

hasil yang lebih kuat.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

33

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

terdapat keterkaitan positif antara extraversion dan kreativitas dimensi fluency pada

mahasiswa. Semakin tinggi skor extraversion yang direpresentasikan oleh

kemampuan bersosialisasi pada mahasiswa, maka semakin banyak juga ide yang

dapat diciptakan. Sebaliknya, semakin rendah skor extraversion atau kemampuan

bersosialisasi pada mahasiswa maka semakin sedikit ide yang dapat diciptakan.

Lebih lanjut, extraversion secara efektif dapat menjadi prediktor bagi dimensi

fluency.

B. Saran

1. Saran kepada peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti lebih jauh terkait extraversion

dan kreativitas yang di moderasi oleh identitas majemuk, sebaiknya menggunakan

menggunakan instrumen extraversion yang lebih spesifik. Selain itu, sebaiknya

peneliti selanjutnya menggunakan social identity mapping, serta memperluas

daerah sebaran partisipan ke seluruh daerah di Indonesia.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

34

DAFTAR PUSTAKA

Badriyah, L., & Faradiba, A. T. (2018). Hubungan faktor kepribadian extraversion

dan prestasi akademik. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, Dan Seni, 2(1),

272. https://doi.org/10.24912/jmishumsen.v2i1.1685

Baer, M. (2012). Putting creativity to work: The implementation of creative ideas

in organizations. Academy of Management Journal, 55(5), 1102–1119.

https://doi.org/10.5465/amj.2009.0470

Barrick, M. R., & Mount, M. K. (1991). the Big Five Personality Dimensions and

Job Performance: a Meta‐Analysis. Personnel Psychology, 44(1), 1–26.

https://doi.org/10.1111/j.1744-6570.1991.tb00688.x

Beheshtifar, M., & Zare, E. (2013). Employee creativity: a compulsory factor in

organizations. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in

Business, 5(2), 242–247.

BPS. (2020). Berita Resmi Statistik: Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus

2020. Badan Pusat Statistik

Çekmecelioğlu, H. G., & Günsel, A. (2013). The Effects of Individual Creativity

and Organizational Climate on Firm Innovativeness. Procedia - Social and

Behavioral Sciences, 99, 257–264.

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.10.493

Cervone, Daniel. Pervin, L. A. (2013). Personality : theory and research (Twelfth

Ed). John Wiley & Sons.

De Dreu, C. K. W., Baas, M., Roskes, M., Sligte, D. J., Ebstein, R. P., Chew, S. H.,

Tong, T., Jiang, Y., Mayseless, N., & Shamay-Tsoory, S. G. (2014).

Oxytonergic circuitry sustains and enables creative cognition in humans.

Social Cognitive and Affective Neuroscience, 9(8), 1159–1165.

https://doi.org/10.1093/scan/nst094

Ellis, L., Farrington, D. P., & Hoskin, A. W. (2019). Personality and Behavioral

Factors. In Handbook of Crime Correlates (pp. 205–257). Academic Press.

https://doi.org/10.1016/b978-0-12-804417-9.00005-3

Eysenck, H. J. (1998). Dimensions of personality. In Transaction Publishing.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

35

Transaction Publishing.

Feist, G. J. (2019). Creativity and the Big Two model of personality: plasticity and

stability. Current Opinion in Behavioral Sciences, 27, 31–35.

https://doi.org/10.1016/j.cobeha.2018.07.005

Florida, R., Mellander, C., & King, K. (2015). The Global Creativity Index 2015.

In Martin Prosperity Institute. http://martinprosperity.org/media/Global-

Creativity-Index-2015.pdf

Gaither, S. E., Remedios, J. D., Sanchez, D. T., & Sommers, S. R. (2015). Thinking

outside the box: multiple identity mind-sets affect creative problem solving.

Social Psychological and Personality Science, 6(5), 1–8.

https://doi.org/10.1177/1948550614568866

Gocłowska, M. A., & Crisp, R. J. (2014). How dual-identity processes foster

creativity. In Review of General Psychology (Vol. 18, Issue 3, pp. 216–236).

https://doi.org/10.1037/gpr0000008

Godart, F. C., Maddux, W. W., Shipilov, A. V., & Galinsky, A. D. (2015). Fashion

with a foreign flair: Professional experiences abroad facilitate the creative

innovations of organizations. Academy of Management Journal, 58(1), 195–

220. https://doi.org/10.5465/amj.2012.0575

Goldstein, Sam. Naglieri, J. A. (2011). Encyclopedia of child behavior and

development. In Springer. Springer. https://doi.org/10.1007/978-0-387-

79061-9

Griffin, P., McGraw, B., & Care, E. (2012). Assessment and teaching of 21st

century skills. In Springer Science+Business Media.

https://doi.org/10.1007/978-94-007-2324-5_2

Haslam, C., Holme, A., Haslam, S. A., Iyer, A., Jetten, J., & Williams, W. H.

(2008). Maintaining group memberships: Social identity continuity predicts

well-being after stroke. Neuropsychological Rehabilitation, 18(5–6), 671–

691. https://doi.org/10.1080/09602010701643449

Haslam, S. A., Adarves-Yorno, I., Postmes, T., & Jans, L. (2013). The collective

origins of valued originality: a social identity approach to creativity.

Personality and Social Psychology Review, 17(4), 384–401.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

36

https://doi.org/10.1177/1088868313498001

Hennessey, B. A., & Amabile, T. M. (2010). Creativity. Annual Review of

Psychology, 61, 569–598.

https://doi.org/10.1146/annurev.psych.093008.100416

Hoseinifar, J., Siedkalan, M. M., Zirak, S. R., Nowrozi, M., Shaker, A., Meamar,

E., & Ghaderi, E. (2011). An investigation of the relation between creativity

and five factors of personality in students. Procedia - Social and Behavioral

Sciences, 30, 2037–2041. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.10.394

Kang, S. K., & Bodenhausen, G. V. (2015). Multiple identities in social perception

and interaction: Challenges and opportunities. Annual Review of Psychology,

66(7), 1–28. https://doi.org/https://doi.org/10.1146/annurev-psych-010814-

015025

Kulich, C., de Lemus, S., Kosakowska-Berezecka, N., & Lorenzi-Cioldi, F. (2017).

Editorial: Multiple identities management: Effects on (of) identification,

attitudes, behavior and well-being. Frontiers in Psychology, 8(DEC), 8–11.

https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.02258

Leung, A. K. yee, & Chiu, C. Y. (2010). Multicultural Experience, Idea

Receptiveness, and Creativity. Journal of Cross-Cultural Psychology, 41(5),

723–741. https://doi.org/10.1177/0022022110361707

Lucas, R. E., & Diener, E. (2001). Extraversion Extraversion-Introversion

Understanding Individual Variation in Student Alcohol Use.

Luescher, R., Barthelmess, P. Y. Z., Kim, S. Y., Richter, U. H., & Mittag, M.

(2019). Conceptualizing Creativity: General and Cultural Biases in Gough’s

Creative Personality Scale. Journal of Creative Behavior, 53(1), 30–43.

https://doi.org/10.1002/jocb.160

McCrae, Robert R. Costa, P. T. (2003). Personality in Adulthood: a five-factor

theory perspective. In The Guilford Press (Second Edi).

https://doi.org/10.4324/9780203428412

McCrae, R. R., & Costa, P. T. (1987). Validation of the Five-Factor Model of

Personality Across Instruments and Observers. Journal of Personality and

Social Psychology, 52(1), 81–90. https://doi.org/10.1037/0022-3514.52.1.81

Page 51: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

37

Nur, M., Zain, M. Y., & Fattah, S. (2016). Pengangguran Terdidik di Provinsi

Sulawesi Selatan. Jurnal Analisis, 5(1), 29–33.

Puryear, J. S., Kettler, T., & Rinn, A. N. (2017). Relationships of personality to

differential conceptions of creativity: a systematic review. Psychology of

Aesthetics, Creativity, and the Arts, 11(1), 59–68.

https://doi.org/10.1037/aca0000079

Qian, M., Plucker, J. A., & Yang, X. (2019). Is creativity domain specific or domain

general? Evidence from multilevel explanatory item response theory models.

Thinking Skills and Creativity, 33, 100571.

https://doi.org/10.1016/j.tsc.2019.100571

Rammstedt, B., & John, O. P. (2007). Measuring personality in one minute or less:

A 10-item short version of the Big Five Inventory in English and German.

Journal of Research in Personality, 41(1), 203–212.

https://doi.org/10.1016/j.jrp.2006.02.001

Saad, C. S., Damian, R. I., Benet-Martínez, V., Moons, W. G., & Robins, R. W.

(2013). Multiculturalism and creativity: effects of cultural context, bicultural

identity, and ideational fluency. Social Psychological and Personality Science,

4(3), 369–375. https://doi.org/10.1177/1948550612456560

Salmon, C. (2012). Birth Order, Effect on Personality, and Behavior. In

Encyclopedia of Human Behavior: Second Edition (2nd ed.). Elsevier Inc.

https://doi.org/10.1016/B978-0-12-375000-6.00064-1

Sanny, L., Bebby Cahyani, R. A., & Andhika, Y. (2013). Analisis Pengaruh

Lingkungan Kerja dan Motivasi terhadap Kreativitas Karyawan Perum

Pegadaian (Kanwil). Binus Business Review, 4(1), 389.

https://doi.org/10.21512/bbr.v4i1.1170

Schwab, K. (2016). The fourth industrial revolution. World Economic Forum:

Switzerland.

Shin, S. J., Kim, T. Y., Lee, J. Y., & Bian, L. (2012). Cognitive team diversity and

individual team member creativity: A cross-level interaction. Academy of

Management Journal, 55(1), 197–212. https://doi.org/10.5465/amj.2010.0270

Silvia, P. J., Nusbaum, E. C., Berg, C., Martin, C., & O’Connor, A. (2009).

Page 52: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

38

Openness to experience, plasticity, and creativity: Exploring lower-order,

high-order, and interactive effects. Journal of Research in Personality, 43(6),

1087–1090. https://doi.org/10.1016/j.jrp.2009.04.015

Simonton, D. K. (1997). Creative Productivity: A Predictive and Explanatory

Model of Career Trajectories and Landmarks. Psychological Review, 104(1),

66–89. https://doi.org/10.1037/0033-295X.104.1.66

Singh, Thiyam Kiran. Kaushhik, S. (2015). A study of creativity in relation to big

5 personality traits. International Journal of Indian Psychology, 3(1), 124–

128. https://doi.org/10.25215/0301.162

Steffens, N. K., Gocłowska, M. A., Cruwys, T., & Galinsky, A. D. (2015). How

multiple social identities are related to creativity. Personality and Social

Psychology Bulletin, 42(2), 1–16. https://doi.org/10.1177/0146167215619875

Sung, T. K. (2017). Industry 4.0: a Korea perspective. Technological Forecasting

and Social Change, 132, pp. 40–45. doi: 10.1016/j.techfore.2017.11.005.

Tadmor, C. T., Galinsky, A. D., & Maddux, W. W. (2012). Getting the most out of

living abroad: Biculturalism and integrative complexity as key drivers of

creative and professional success. Journal of Personality and Social

Psychology, 103(3), 520–542. https://doi.org/10.1037/a0029360

Tajfel, H., & Turner, J. C. (1979). An integrative theory of intergroup conflict. In M. J. Hatch, Organizational identity: a reader (p. 13). New York: Oxford University Press.

Tinggi, P. D. P. (2018). Statistik pendidikan tinggi tahun 2018. In Kemenristekdikti.

Kemenristekdikti.

https://pddikti.ristekdikti.go.id/asset/data/publikasi/Statistik Pendidikan

Tinggi Indonesia 2018.pdf

Tinggi, P. D. pendidikan. (2020). Data statistik PDDikti dalam angka.

https://pddikti.kemdikbud.go.id/

Wahyono, T. (2009). 25 Model analisis statistik dengan SPSS 17. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo.

Widhiastuti, H. (2014). Big Five Personality sebagai prediktor kreativitas dalam

meningkatkan kinerja anggota dewan. Jurnal Psikologi Fakultas Psikologi

Page 53: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

39

Universitas Semarang, 41(1), 115–133.

Yao, X., & Li, R. (2020). Big five personality traits as predictors of employee

creativity in probation and formal employment periods. Personality and

Individual Differences, February, 109914.

https://doi.org/10.1016/j.paid.2020.109914.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Partisipasi Partisipan

Page 54: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

40

Page 55: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

41

Lampiran 2. Lembar Ketersediaan Partisipan

Page 56: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

42

Lampiran 3. Identitas Partisipan

Page 57: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

43

Lampiran 4. Instrumen Extraversion

Page 58: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

44

Lampiran 5, Instrumen Identitas Majemuk

Page 59: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

45

Lampiran 6. Instrumen Kreativitas

Page 60: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

46

Lampiran 7. Aitem Attention Check

Lampiran 8. Identifikasi Unik

Page 61: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

47

Lampiran 9. Lembar Debrief Partisipan

Page 62: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

48

Lampiran 10. Link Data Hasil Penelitian

Jika anda tertarik untuk melihat data penelitian ini, silahkan akses ke

tautan berikut: http://bit.ly/DataSkripsiWinda

Lampiran 11. Syntax

* Encoding: UTF-8. *1. Seleksi partisipan DATASET ACTIVATE DataSet1. USE ALL. COMPUTE filter_$=(Sukarela = 1 & Pernyataan = 1 & Usia < 26 & E1 > 0 & A1 > 0 & C1 > 0 & N1 > 0 & AC1 = 1 & O1 > 0 & E2 > 0 & A2 > 0 & C2 > 0 & AC2 = 1 & N2 > 0 & O2 > 0 & MI1 > 0 & MI2 > 0 & AC3 = 5 & MI3 > 0 & MI4 > 0 & Submit = 1). VARIABLE LABELS filter_$ 'Sukarela = 1 & Pernyataan = 1 & E1 > 0 & A1 > 0 & C1 > 0 & N1 > 0 & '+ 'AC1 = 1 & O1 > 0 & E2 > 0 & A2 > 0 & C2 > 0 & AC2 = 1 & N2 > 0 & O2 > 0 & MI1 > 0 & MI2 > 0 '+ '& AC3 = 5 & MI3 > 0 & MI4 > 0 & Submit = 1 (FILTER)'. VALUE LABELS filter_$ 0 'Not Selected' 1 'Selected'. FORMATS filter_$ (f1.0). FILTER BY filter_$. EXECUTE. *Demografi FREQUENCIES VARIABLES=Jenis_Kelamin Usia Suku_Bangsa Asal_Daerah /STATISTICS=STDDEV MEAN /ORDER=ANALYSIS. FREQUENCIES VARIABLES=E1 A1 C1 N1 AC1 O1 E2 A2 C2 AC2 N2 O2 MI1 MI2 AC3 MI3 MI4 /STATISTICS=STDDEV MEAN /ORDER=ANALYSIS. *2. Reverse scoring COMPUTE E1R=6 - E1. EXECUTE.

Page 63: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

49

COMPUTE A2R=6 - A2. EXECUTE. COMPUTE C1R=6 - C1. EXECUTE. COMPUTE N1R=6 - N1. EXECUTE. COMPUTE O1R=6 - O1. EXECUTE. *3. Mengecek apakah masing-masing item terdistribusi normal atau tidak berdasarkan Skewness dan Kurtosis *Extraversion FREQUENCIES VARIABLES=E1R E2 /STATISTICS=STDDEV MEAN SKEWNESS SESKEW KURTOSIS SEKURT /ORDER=ANALYSIS. * Semua skor item extraversion menuunjukkan distribusi normal, SE Skewness & SE Kurtosis < 1.6 *Muliple Identities FREQUENCIES VARIABLES=MI1 MI2 MI3 MI4 /STATISTICS=STDDEV MEAN SKEWNESS SESKEW KURTOSIS SEKURT /ORDER=ANALYSIS. *Semua skor item multiple identities menuunjukkan distribusi normal, SE Skewness & SE Kurtosis < 1.6 *Fluency DATASET ACTIVATE DataSet1. FREQUENCIES VARIABLES=K_Fluency_R1 K_Fluency_R2 K_Fluency_R3 S_Fluency_R1 S_Fluency_R2 S_Fluency_R3 /STATISTICS=STDDEV MEAN SKEWNESS SESKEW KURTOSIS SEKURT /ORDER=ANALYSIS. FREQUENCIES VARIABLES=Fluency /STATISTICS=STDDEV MEAN SKEWNESS SESKEW KURTOSIS SEKURT /ORDER=ANALYSIS. *Skor fluency menuunjukkan distribusi normal, SE Skewness & SE Kurtosis < 1.6

Page 64: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

50

*Flexibility FREQUENCIES VARIABLES=Flexibility /STATISTICS=STDDEV MEAN SKEWNESS SESKEW KURTOSIS SEKURT /ORDER=ANALYSIS. *Skor flexibility menuunjukkan distribusi normal, SE Skewness & SE Kurtosis < 1.6 *Originality FREQUENCIES VARIABLES=Originality /STATISTICS=STDDEV MEAN SKEWNESS SESKEW KURTOSIS SEKURT /ORDER=ANALYSIS. *Skor originality menuunjukkan distribusi normal, SE Skewness & SE Kurtosis < 1.6 *4. Analisis item koefisien reliabilitas & Korelasi item total *Extraversion RELIABILITY /VARIABLES=E1R E2 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE /SUMMARY=TOTAL. *Alpha = .733 *Korelasi item total semuanya diatas .25 --> tidak ada item yang dieliminasi *Multiple Identities RELIABILITY /VARIABLES=MI1 MI2 MI3 MI4 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE /SUMMARY=TOTAL. *Alpha = .860 *Korelasi item total semuanya diatas .25 *Fluency

Page 65: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

51

RELIABILITY /VARIABLES=K_Fluency_R1 K_Fluency_R2 K_Fluency_R3 S_Fluency_R1 S_Fluency_R2 S_Fluency_R3 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR /ICC=MODEL(MIXED) TYPE(CONSISTENCY) CIN=95 TESTVAL=0. *Interclass corelation Average measure .958, yang berarti baik, diatas 0.6 *p = .000, p<0.01 *Flexibility RELIABILITY /VARIABLES=K_Flex_R1 K_Flex_R2 K_Flex_R3 S_Flex_R1 S_Flex_R2 S_Flex_R3 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR /ICC=MODEL(MIXED) TYPE(CONSISTENCY) CIN=95 TESTVAL=0. *Interclass corelation Average measure .734, yang berarti baik, diatas 0.6 *p = .000, p<0.01 *Originality RELIABILITY /VARIABLES=K_Ori_R1 K_Ori_R2 K_Ori_R3 S_Ori_R1 S_Ori_R2 S_Ori_R3 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR /ICC=MODEL(MIXED) TYPE(CONSISTENCY) CIN=95 TESTVAL=0. *Interclass corelation Average measure .689 *p = .000, p<0.01 *5 Scale creation = membuat data skor variabel *a. Variabel openness COMPUTE Openess=MEAN(O1R,O2). EXECUTE. *b. Variabel Multiple Identities COMPUTE Multiple_Identities=MEAN(MI1,MI2,MI3,MI4).

Page 66: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

52

EXECUTE. *c Variabel Extraversion COMPUTE Extraversion=MEAN(E1R,E2). EXECUTE. *d Variabel Kreativitas aspek Fluency COMPUTE Fluency=MEAN(K_Fluency_R1,K_Fluency_R2,K_Fluency_,S_Fluency_R1,S_Fluency_R2,S_Fluency_R3). EXECUTE. *Variabel Kreativitas aspek Flexibility COMPUTE Flexibility=MEAN(K_Flex_R1,K_Flex_R2,K_Flex_R3,S_Flex_R1,S_Flex_R2,S_Flex_R3). EXECUTE. *Variabel Kreativitas aspek Originality COMPUTE Originality=MEAN(K_Ori_R1,K_Ori_R2,K_Ori_R3,S_Ori_R1,S_Ori_R2,S_Ori_R3). EXECUTE. FACTOR /VARIABLES O1R O2 E1R E2 C1R C2 A2R A1 N1R N2 /MISSING LISTWISE /ANALYSIS O1R O2 E1R E2 C1R C2 A2R A1 N1R N2 /PRINT INITIAL KMO EXTRACTION ROTATION /CRITERIA FACTORS(5) ITERATE(25) /EXTRACTION PC /CRITERIA ITERATE(25) /ROTATION VARIMAX /METHOD=CORRELATION.

Page 67: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

53

Lampiran 12. Hasil Penelitian

a. Demografi Partisipan

Statistics

Jenis_Kelami

n Usia Suku_Bangsa Asal_Daerah N Valid 118 118 108 115

Missing 0 0 10 3 Mean 1.8136 20.7966 1.6574 8.3826 Std. Deviation .39112 1.33691 1.87039 11.68639

b. Uji Normalitas

Extraversi

on Multiple_Ident

ities Fluenc

y Flexibil

y Original

ity N Valid 118 118 118 118 118

Missing 0 0 0 0 0 Mean 3.5000 3.2331 3.6059 2.6059 .3729 Std. Deviation 1.01063 1.38819 2.1332

2 .77062 .30090

Skewness -.379 .544 1.350 -.429 .409 Std. Error of Skewness

.223 .223 .223 .223 .223

Kurtosis -.453 -.413 2.971 1.397 -.897 Std. Error of Kurtosis

.442 .442 .442 .442 .442

c. Uji Reliabilitas

x Skala Extraversion

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items .718 2

Page 68: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

54

Page 69: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

55

x Skala Identitas Majemuk

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items .866 4

x Skala Kreativitas

- Fluency

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items .958 .959 6

- Flexibility

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items .739 .748 6

- Originality

Reliability Statistics

Page 70: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

56

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items .685 .684 6

d. Uji Korelasi

Page 71: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

57

e. Uji Hipotesis

Page 72: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

58

Page 73: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

59

Page 74: HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG

60

Lampiran 13. Surat keputusan AASP 2021 Seoul Conference