hubungan antara gaya hidup brand minded ...terimaksih kepada teman-teman kost putri intan terkhusus...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP BRAND MINDED DENGAN
KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PRODUK FASHION
PADA REMAJA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Pradnya Dirga Paramita Taviono
119114176
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku”
(Filipi 4 : 13)
“I’m Nothing Without You, God. And With You, I Can Do Anything”
(Edward Chen)
“What is not started, will neve get finished”
(Johann Wolfgang VG)
“If “Plan A” didn’t work. The alphabet has 25 more letters! Stay cool ”
(unknown)
“When you want something, all the universe conspires in helpping you to
achieve it”
(Paulo Coelho)
“You have to get up every morning and tell yourself, I CAN DO THIS!”
(unknown)
“Tidak ada manusia yang bodoh karena telat wisuda, tidak ada yang ingin
mempermalukan oranag tuanya hanya karena belum lulus, semua orang
punya prosesnya masing-masing. Begitu juga aku, kamu dan kita”
(anonim)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan Skripsi ini kepada semua orang yang telah turut membantu
saya dalam bentuk doa, semangat, motivasi dan apapun. Serta saya juga
mengucapkan terimakasih kepada:
Termakasih Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai senantiasa dalam proses
penyusunan skripsi ini.
Terimaksih kepada orang tua, adik serta Jinggo dan seluruh keluarga besar saya
yang selalu mendukung, memberi semangat dan mendoakan kelancaran proses
penyusunan skripsi ini.
Terimakasih kepada dosen pembimbing saya yang senantiasa membimbing dan
menyediakan waktu dan tenaganya untuk menghantarkan saya dari awal hingga
selesai menyusun skripsi ini.
Terimaksih kepada sahabat-sahabat SMA saya, terkhusus Rohaye yang tidak
pernah lelah mendukung, memberi semangat dan mendoakan saya untuk dapat
cepat menyelesaikan skripsi ini.
Terimaksih kepada sahabat-sahabat saya di Jogja, terkhusus Clarissa dan Yunika
yang selalu mendukung, tidak lelah membantu saya dalam hal apapun, memberi
semangat dan juga yang telah mendoakan kelancaran skripsi ini.
Terimaksih kepada teman-teman kost Putri Intan terkhusus Elyn, Nella dan Natry
serta kepada teman-teman Padepokan Mbak Etta 2011, yang turut mendukung,
membatu dan mendoakan saya. Semangat untuk kalian yang masih berjuang
menyelesaikan skripsi. Sukses untuk kita semua.
Dan,
Terimakasih kepada semua teman-teman dan siapapun yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu, terimakasih untuk dukungan dan doa-doanya agar saya
selalu diberikan kelenacaran dan kemudahan dalam menyusun skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 April 2016
Penulis
Pradnya Dirga Paramita Taviono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP BRAND MINDED DENGAN
KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPUSLIF PRODUK FASHION
PADA REMAJA
Pradnya Dirga Paramita Taviono
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara gaya hidup brand minded dan
kecenderungan pembelian impulsif produk fashion pada remaja. Hipotesis dalam
penelitian ini adalah adanya hubungan positif dan signifikan antara gaya hidup brand
minded dengan kecenderungan pembelian impuslif produk fashion pada remaja.
Semakin tinggi gaya hidup brand minded pada remaja, maka semakin tinggi pula
kecenderungan para remaja tersebut untuk melakukan pembelian yang impulsif
terhadap produk-produk fashion, dan sebaliknya. Penelitian ini menggunakan subjek
sejumlah 120 orang (60 perempuan dan 60 laki-laki). Instrumen penelitian ini
menggunakan 2 skala, yaitu Skala Gaya Hidup Brand Minded yang terdiri dari 23
item (α = 0,915, rentang rix= 0,346 – 0,727), dan Skala Kecenderungan Pembelian
Impulsif Produk Fashion yang terdiri dari 22 item (α = 0,919, rentang rix= 0,309 –
0,772). Hasil analisis menggunakan Spearman’s Rho, karena data yang diperoleh
tidak berdistribusi secara normal. Hasil Uji Spearman’s Rho menunjukkan bahwa ada
korelasi positif dan signifikan antara gaya hidup brand minded dengan
kecenderungan pembelian impulsif produk fashion (r = 0,669, p = 0,000).
Kata kunci: gaya hidup brand minded, kecenderungan pembelian impulsif produk
fashion, remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE RELATION BETWEEN BRAND MINDED LIFESTYLE AND
THE IMPULSIVE BUYING TENDENCY OF FASHION PRODUCTS
IN ADOLESCENTS
Pradnya Dirga Paramita Taviono
ABSTRACT
This study aimed to examine the relationship between the brand minded lifestyle and
the impulsive buying tendency of fashion products in adolescents. The hypothesis in
this study was there is a positive and significant correlation between brand minded
lifestyle with the impulsive buying tendency of fashion products in adolescents. More
higher brand minded lifestyle, the impulsive buying tendency of fashion products in
adolescents will be more higher too, and vice versa. The research participants were
120 subjects (60 girls and 60 boys). The research instrument applied two scales,
namely Brand Minded Lifestyle scale consist of 23 items (α = 0.915, range of rix=
0,346 – 0,727) and The Impulsive Buying Tendency of Fashion Products scale consist
of 22 items (α = 0.919, range of rix= 0,309 – 0,772). This research used Spearman‟s
Rho for the correlate analysis, because data from this study have an un-normal
distribution. The results of the analysis of the Spearman‟s Rho, showed that there was
a positive and significant correlation between lifestyle brand minded and impulsive
buying of fashion products (r = 0.669, p = 0.000).
Key words: the brand minded lifestyle, impulsive buying of fashion products,
adolescents.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma :
Nama : Pradnya Dirga Paramita Taviono
Nomor Mahasiswa : 119114176
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah yang berjudul :
HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP BRAND MINDED DENGAN
KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PRODUK FASHION
PADA REMAJA
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau di media
lain untuk kepentingan akadems tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 21 April 2016
Yang menyatakan,
(Pradnya Dirga Paramita Taviono)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yaitu Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan dan pendampingan selama
proses pengerjaan skripsi ini. Penulis memohon maaf apabila terdapat hal-hal
yang tidak berkenan. Pada proses penulisan skripsi ini, penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Tarsius Priyo Widiyamto, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Dosen pembimbing akademik saya, Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi.
4. Dosen pembimbing skripsi saya, Ibu P. Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi, M.A.
5. Dosen-dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan ilmu selama saya menempuh bangku kuliah.
6. Seluruh staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas keramahannya
dan bantuannya selama saya menempuh bangku kuliah.
7. Seluruh subjek penelitian saya yang sudah mau direpotkan dan mendoakan
keberhasilan saya.
Peneliti menyadari kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa,
sehingga peneliti sangat terbuka dengan kritik dan saran dari siapapun. Mohon
maaf apabila ada salah kata. Sekian.
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.......................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
HALAMAN MOTTO.............................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN..............................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................................vi
ABSTRAK.............................................................................................................vii
ABSTRACT..........................................................................................................viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................ix
KATA PENGANTAR.............................................................................................x
DAFTAR ISI..........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xvi
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................7
C. TUJUAN PENELITIAN..............................................................................7
D. MANFAAT PENELITIAN..........................................................................8
1. Manfaat Teoritis.....................................................................................8
2. Manfaat Praktis......................................................................................8
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................9
A. PEMBELIAN IMPULSIF PRODUK FASHION PADA REMAJA..........9
1. Pembelian Impulsif................................................................................9
2. Aspek Pembelian Impulsif...................................................................11
a. Aspek Kognitif...............................................................................11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
b. Aspek Afektif.................................................................................12
3. Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif ................................13
a. Faktor Internal................................................................................13
b. Faktor Eksternal.............................................................................14
4. Pembelian Impulsif Produk Fashion Pada Remaja..............................15
B. GAYA HIDUP BRAND MINDED.............................................................16
1. Pengertian Gaya Hidup Brand Minded................................................16
2. AIO dalam Gaya Hidup.......................................................................18
3. Dampak Gaya Hidup Brand Minded...................................................19
C. REMAJA....................................................................................................20
1. Kategori Tahapan Usia Masa Remaja..................................................21
2. Karakteristik Remaja............................................................................23
D. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP BRAND MINDED
DENGAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PRODUK
FASHION PADA REMAJA......................................................................25
E. SKEMA HUBUNGAN GAYA HIDUP BRAND MINDED DENGAN
KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PRODUK FASHION
PADA REMAJA........................................................................................28
F. HIPOTESIS................................................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................30
A. JENIS PENELITIAN.................................................................................30
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN ............................................30
C. DEFINISI OPERASIONAL......................................................................31
1. Gaya Hidup Brand Minded..................................................................31
2. Kecenderungan Pembelian Impulsif Produk Fashion.........................31
D. SUBJEK PENELTIAN..............................................................................32
E. METODE PENGUMPULAN DATA........................................................33
1. Skala Gaya Hidup Brand Minded ........................................................33
2. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Produk Fashion..............35
F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ........................................................36
1. Validitas...............................................................................................36
2. Seleksi Items........................................................................................37
3. Reliabilitas...........................................................................................39
G. METODE ANALISIS DATA...................................................................41
1. Uji Asumsi...........................................................................................41
a. Uji Normalitas ...............................................................................41
b. Uji Linearitas.................................................................................41
2. Uji Hipotesis........................................................................................42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................44
A. PELAKSANAAN PENELITIAN..............................................................44
B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN........................................................44
C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN...........................................................45
D. HASIL PENELITIAN................................................................................47
1. Uji Asumsi...........................................................................................47
a. Uji Normalitas ................................................................................47
b. Uji Linearitas..................................................................................48
2. Uji Hipotesis.........................................................................................49
E. ANALISIS TAMBAHAN.........................................................................50
1. Uji Perbedaan Jenis Kelamin...............................................................50
2. Uji Perbedaan Usia...............................................................................52
F. PEMBAHASAN........................................................................................55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................58
A. KESIMPULAN.........................................................................................58
B. SARAN.....................................................................................................58
1. Bagi Remaja........................................................................................58
2. Bagi Peneliti Selanjutnya....................................................................59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sebaran Item Skala Gaya Hidup Brand Minded sebelum seleksi item....34
Tabel 2. Skor item-item favorable pada Skala Gaya Hidup Brand Minded..........34
Tabel 3. Skor item-item unfavorable pada Skala Gaya Hidup Brand Minded...34
Tabel 4. Sebaran Item Skala Pembelian Impulsif Produk Fashion sebelum seleksi
item.........................................................................................................................35
Tabel 5. Skor item-item favorable pada Skala Pembelian Impulsif Produk Fashion
sebelum seleksi item...............................................................................................35
Tabel 6. Skor item-item unfavorable pada Skala Pembelian Impulsif Produk
Fashion sebelum seleksi item.................................................................................36
Tabel 7. Sebaran Item Skala Gaya Hidup Brand Minded setelah seleksi item......38
Tabel 8. Sebaran Item Skala Pembelian Impulsif Produk Fashion setelah seleksi
item.........................................................................................................................39
Tabel 9. Deskripsi identitas subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin............45
Tabel 10. Deskripsi identitas subjek penelitian berdasarkan usia tahapan masa
remaja.....................................................................................................................45
Tabel 11. Data Teoritis dan Empiris......................................................................46
Tabel 12. Uji Beda Mean Teoritis dan Mean Empiris Gaya Hidup Brand
Minded...................................................................................................................46
Tabel 13. Uji Beda Mean Teoritis dan Mean Empiris Pembelian Impulsif Produk
Fashion...................................................................................................................47
Tabel 14. Hasil Analisis Kolmograv-Smirnov Test...............................................48
Tabel 15. Hasil Uji Linearitas................................................................................48
Tabel 16. Hasil Uji Korelasi...................................................................................49
Tabel 17. Hasil Uji Perbedaan Pembelian Impulsif Produk Fashion Berdasarkan
Jenis Kelamin.........................................................................................................51
Tabel 18. Hasil Uji Perbedaan Gaya Hidup Brand Minded Berdasarkan Jenis
Kelamin..................................................................................................................52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 19. Hasil Uji Perbedaan Pembelian Impulsif Produk Fashion Berdasarkan
Usia Tahapan Masa Remaja...................................................................................53
Tabel 20. Hasil Uji Perbedaan Gaya Hidup Brand Minded Berdasarkan Usia
Tahapan Masa Remaja...........................................................................................54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Skala Try Out 1......................................................................................67
Lampiran Skala Try Out 2......................................................................................73
Lampiran Tabel Seleksi Item.................................................................................78
Lampiran Skala Penelitian.....................................................................................82
Lampiran Tabel Uji Beda......................................................................................90
Lampiran Tabel Uji Normalitas.............................................................................91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan berbelanja yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya
selalu mengalami peningkatan dan semakin mengarah ke pembelian yang
impulsif. Riset dari The Nielsen Company pada tahun 2011 (diakses pada
23 Mei 2015 melalui www.tempo.com), mengungkapkan bahwa data dari
tahun 2003 hingga 2011 menunjukkan masyarakat Indonesia berkembang
menjadi semakin impulsif. Pada bulan Juni 2013, Nielsen kembali
melaporkan hasil survei bahwa konsumen Indonesia meningkat semakin
impulsif dalam berbelanja dibandingkan tahun sebelumnya (diakses pada
22 Juni 2015 melalui www.nielsen.com).
Rook (1987) mengungkapkan bahwa pembelian impulsif
merupakan perilaku pembelian yang terjadi akibat adanya dorongan untuk
membeli secara tiba-tiba dan lebih melibatkan konflik emosional.
Hirschman dan Stern (dalam Sumarwan, 2011) juga menjelaskan bahwa
adanya dorongan emosional terhadap suatu produk tertentulah yang
menyebabkan terjadinya perilaku pembelian secara spontan dan tidak
terefleksi. Perilaku pembelian seperti itulah yang disebut sebagai
pembelian impulsif (Sumarwan, 2011).
Pelaku pembelian impulsif bisa siapa saja, tidak terkecuali bagi
kalangan remaja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ditmar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Beatti dan Friese (1995) menunjukkan bahwa remaja sebagai konsumen
pun semakin impulsif. Usia 11 – 21 tahun memang memiliki
kecenderungan pembelian yang lebih impulsif (Lin & Lin, 2005; Semuel,
2007; Paramita, 2015). Penelitian lain yang dilakukan oleh Wood (1998)
juga menunjukkan hasil bahwa pembelian impulsif akan meningkat secara
sangat signifikan mulai pada usia 18 tahun dan akan menurun setelah usia
39 tahun.
Pembelian impuslif juga membawa dampak bagi kehidupan pribadi
remaja. Kebiasaan membeli secara impulsif akan menyebabkan adanya
perasaan bersalah yang cukup mengganggu. Perasaan bersalah ini timbul
begitu saja setelah melakukan pembelian secara impulsif tersebut
(Verplanken & Herabadi, 2001). Selain itu, dampak yang cukup
merugikan adalah dari sisi keuangan. Terlebih bagi remaja yang sebagian
besar belum memiliki penghasilan atau pendapatan sendiri, dan juga
sebagaian besar remaja belum mampu mengelola keuangan dengan baik.
Maka, kebiasaan membeli sesuatu tanpa perencanaan tentu akan
mengakibatkan membengkaknya anggaran atau pengeluaran (Fitri, 2006).
Masa remaja memiliki karakteristik khusus, yaitu sebagai masa
perkembangan transisi (Papalia, 2008). Remaja akan mengalami banyak
perubahan, baik secara biologis, kognitif maupun sosial (Santrock, 2003).
Maka wajar jika cenderung lebih labil, karena masih mencari jati diri atau
identitas diri (Santrock, 2003). Di masa ini, seseorang juga mulai belajar
bergaul dengan kelompok sesuai dengan jenis kelaminnya, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
biasanya akan lebih mudah terpengaruh oleh lingkungannya (Sumanto,
2014). Karakteristik dasar tersebutlah yang membuat remaja lebih cepat
dan mudah untuk melakukan pembelian impulsif (Anastasia, Rasimin &
Nuryati, 2008).
Pembelian impulsif dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa
faktor internal maupun eksternal. Salah satu faktor yang mempengaruhi
pembelian impulsif adalah gaya hidup. Penelitian dari Bashir, Zeeshan dan
Sabbar (2013) mengungkapkan bahwa gaya hidup membawa pengaruh
yang signifikan dalam munculnya kecenderungan pembelian impulsif pada
masyarakat di Pakistan. Bashar dan Saraswat (2014), juga menunjukan
hasil penelitiannya bahwa gaya hidup berpengaruh pada munculnya
pembelian impulsif pada konsumen di India. Santy dan Adhipratama
(2013), mengungkapkan bahwa gaya hidup memberikan pengaruh yang
paling besar terhadap adanya pembelian impulsif di Surf Inc Bandung.
Gaya hidup sebagai salah satu faktor dari penyebab pembelian
impulsif dapat didefinisikan sebagai nilai yang akan mempengaruhi
seseorang dalam hal kebutuhan, keinginan dan perilaku, tidak terkecuali
perilaku pembelian (Hawkins & Mothersbaugh, 2007). Gaya hidup juga
dapat diartikan sebagai apa yang dibeli, bagaimana digunakan dan apa
yang dipikirkan tentang produk tersebut (Munandar, 2001). Blackwell, et
al (1994), secara singkat menjelaskan gaya hidup sebagai pola yang
digunakan orang untuk hidup dan apapun yang dilakukan untuk
menghabiskan waktu serta uang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Gaya hidup tidak dapat dipisahkan dari pengaruh perkembangan
zaman dan kemajuan teknologi. Adanya perkembangan zaman dan
kemajuan teknologi akan mempengaruhi gaya hidup seseorang. Bagi
remaja perkembangan zaman dan kemajuan teknologi merupakan sesuatu
yang menarik, sehingga mereka akan selalu berusaha mengikutinya. Hal
ini secara sadar ataupun tidak akan mempengaruhi gaya hidup mereka
sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari cara mereka menghabiskan uang
dan waktunya. Sebagai contoh, remaja masa kini lebih sering menjelajahi
tempat nongkrong, cafe ataupun restoran tertentu yang terbilang baru dan
bergengsi (diakses pada 29 Juli 2015 melalui www.antaranews.com).
Adanya kemajuan teknologi juga membuat para remaja lebih
memanfaatkan internet untuk dapat up to date dalam mengikuti
perkembangan apapun (diakses pada 29 Juli 2015 melalui
www.id.techinasia.com). Bagi remaja dengan membeli dan menggunakan
barang-barang bermerek (branded) terkenal ataupun eksklusif merupakan
salah satu bentuk upaya untuk menunjukkan bahwa mereka turut
mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan teknologi (Susianto, 1993).
Upaya remaja untuk membeli dan menggunakan barang-barang
bermerek (branded) terkenal ataupun eksklusif inilah yang akhirnya
mendorong munculnya gaya hidup brand minded. Menurut McNeal
(2007), brand minded sendiri merupakan bentuk pola pikir terhadap objek-
objek komersil yang cenderung berorientasi pada merek (brand) terkenal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
atau eksklusif. Dengan demikian maka gaya hidup brand minded dapat
diartikan sebagai pola gaya hidup yang mengutamakan merek (brand).
Melihat fenomena gaya hidup brand minded para remaja saat ini
serta berdasarkan hasil penelitian dari Elfina (2010), diketahui bahwa
kebanyakan remaja terlebih di kota-kota besar, menunjukkan gaya hidup
brand minded yang sangat kuat dalam hal pembelian dan penggunaan
produk-produk fashion. Berdasarkan penelitian sebelumnya dari
Anastasia, et al (2008), hal tersebut dapat terjadi karena bagi remaja,
fashion merupakan salah satu elemen penting dalam mendukung
penampilan dan dapat membantu untuk mempresentasikan dirinya dengan
baik, sehingga dapat diterima dalam kelompok yang dikehendakinya.
Remaja masa kini juga akan merasa bangga ketika mengikuti trend
fashion, sehingga mereka akan berlomba menggunakan produk-produk
fashion terbaru (diakses pada 29 Juli 2015 melalui www.rancahpost.co.id).
Penelitian yang dilakukan oleh Pranoto dan Mahardayani (2010)
menunjukkan hasil bahwa remaja memiliki kecenderungan yang cukup
besar untuk membeli dan menggunakan barang-barang bermerek
(branded), terlebih pada produk fashion. Sari (2013) dalam penelitiannya
menemukan hasil bahwa salah satu alasaan seseorang membeli dan
menggunakan barang-barang bermerek (branded) adalah mencari
kepuasan diri. Sedangkan, Sutojo (1988) mengungkapkan secara lebih
jelas bahwa remaja memang akan cenderung membeli dan menggunakan
barang-barang bermerek (branded) yang terkenal, eksklusif, mahal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
ataupun bergengsi. Hal ini dikarenakan remaja memandang merek (brand)
dapat memberikan kepuasan tersendiri sebagai suatu bagian dari gaya
hidup.
Gaya hidup brand minded memiliki dampak bagi kehidupan
seseorang, tak terkecuali remaja. Berdasarkan penelitian dari Anggraini
(2012), individu dengan kecenderungan gaya hidup brand minded yang
tinggi akan lebih mengikuti perkembangan produk fashion. Seperti, setiap
bulannya membeli produk fashion terbaru dengan merek (brand) tertentu
yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan. Untuk mendapatkan produk-
produk fashion terbaru dan bermerek (branded) tersebut, individu ini akan
dengan mudahnya membuang uang dan menjadi boros hanya untuk
membeli sesuatu yang tidak terlalu dibutuhkan. Ketika telah berhasil
mendapatkan produk fashion yang diinginkan tersebut, individu dengan
kecenderungan gaya hidup brand minded yang tinggi ini akan merasakan
adanya kepuasan tersendiri (Anggraini, 2012).
Melihat hasil penelitian dari Anggraini (2012) tersebut, individu
dengan gaya hidup brand minded yang tinggi akan selalu berusaha untuk
membeli produk fashion bermerek (branded). Orientasi pada merek
(brand) ini dapat mendorong individu untuk membeli suatu barang yang ia
sukai secara spontan, tanpa mempertimbangkan manfaatnya, sehingga ia
dengan mudahnya menjadi boros. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang
yang memiliki kecenderungan gaya hidup brand minded tinggi, membeli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
tidak lagi berdasarkan kebutuhan, tetapi semua itu dilakukan untuk
mencari kepuasaan semata.
Tanpa disadari, individu dengan gaya hidup brand minded tinggi,
memiliki perilaku pembelian yang lebih mengarah kepada pembelian
impulsif. Untuk membuktikan apakah gaya hidup brand minded memiliki
hubungan yang signifikan dengan pembelian impulsif, maka peneliti akan
melakukan penelitian dengan mengangkat judul, “Hubungan Antara Gaya
Hidup Brand Minded dan Kecenderungan Pembelian Impulsif Produk
Fashion Pada Remaja”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran dari latar belakang tersebut, maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara gaya hidup brand
minded dan kecenderungan pembelian impulsif produk fashion pada
remaja?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan
antara gaya hidup brand minded dan kecenderungan pembelian impulsif
produk fashion pada remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi ilmu
pengetahuan, khususnya bidang Psikologi Industri dan Organisasi
(PIO) pada bidang perilaku konsumen (Consumer Behavior).
Penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi referensi empiris ataupun
sebagai masukan bagi peneliti-peneliti lain yang akan melakukan
penelitian tentang perilaku konsumen, terkhusus pembelian impulsif
dan gaya hidup brand minded.
2. Manfaat Praktis
Bagi subjek penelitian, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
sebagai bahan refleksi bagi kalangan remaja tentang gaya hidup brand
minded dan perilaku pembelian impulsif mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelian Impulsif Produk Fashion Pada Remaja
1. Pembelian Impulsif
Pada era 1970-an, para peneliti mulai mencari tahu mengenai
pembelian impulsif. Rock dan Hoch (dalam Parakh, Bindal &
Saldanha, 2016), mengungkapkan bahwa pembelian impulsif dapat
terjadi bergantung pada dorongan emosional yang dialami oleh setiap
individu. Pembelian impulsif memang berkaitan erat dengan adanya
dorongan untuk membeli secara tiba-tiba dan lebih melibatkan konflik
emosional daripada pemikiran rasional (Rook, 1987; Niu & Wang,
2009; Sharma, Sharma & Mittal, 2012).
Menurut Goldenson (dalam Rook, 1987), dorongan yang
melibatkan konflik emosional ini dapat disebut juga sebagai dorongan
psikologis atau psychological impulse. Dorongan psikologis
(psychological impulse) adalah suatu kekuatan, terkadang berupa
desakan yang susah ditahan dan munculnya secara tiba-tiba untuk
langsung melakukan sesuatu tanpa pertimbangan sebelumnya (Rook,
1987). Wolman (dalam Rook, 1987) juga menjelaskan bahwa
dorongan psikologis (psychological impulse) terjadi tanpa perencanaan
secara sadar. Goldenson (dalam Rook, 1987) juga menambahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
bahwa dorongan yang kuat memiliki kemungkinan untuk sulit dilawan,
karena manusia memiliki kecenderungan untuk sulit mencegah
pengalaman-pengalaman yang dianggapnya menyenangkan. Dorongan
psikologis (psychological impulse) ini sangat berperan dalam
terjadinya perilaku pembelian impulsif (Rook, 1987).
Pembelian impulsif sendiri dapat didefinisikan sebagai perilaku
pembelian yang tidak terstruktur dan instan (Piron, 1991). Pembelian
ini lebih mengacu pada aktivitas pembelian yang sebenarnya tidak
diharapkan, terjadi secara spontan dan tidak reflektif, diiringi dengan
munculnya keinginan yang mendadak untuk membeli suatu produk
tertentu (Gasiorowska, 2011). Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya
melibatkan unsur pikiran dan tidak melalui pertimbangan yang matang
(Rook & Fisher, 1995; Mowen & Minor, 2002; Ghani, 2010).
Pembelian impulsif terjadi tanpa adanya perencanaan sebelumnya
(Rook & Fisher, 1995; Hausman, 2000; Lin & Chen, 2012),
dikarenakan adanya dorongan emosional terhadap suatu produk
tertentu yang dianggap menarik untuk dibeli (Ekeng, Lifu & Asinya,
2012; Sharma, et al, 2012).
Individu dengan kecenderungan impulsif yang tinggi akan lebih
mungkin untuk memiliki daftar belanja yang lebih “terbuka”, serta
lebih mudah dan cepat menerima ide pembelian baru secara tiba‐tiba
(Sumarwan, 2011). Individu dengan kecenderungan impulsif memiliki
beberapa ciri-ciri khusus, yaitu membeli secara tidak terencana, susah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
mengontrol keinginanya untuk tidak membeli, dan adanya dorongan
emosional untuk segera membeli sesuatu yang diinginkan tersebut
(Verplanknen & Sato, 2011). Rook (dalam Blackwell, Miniard &
Engel, 1995) juga menegaskan bahwa pembelian impulsif memiliki
beberapa karakteristik, yaitu spontanitas, kekuatan impulse dan
intensitas tinggi, dapat merangsang kegembiraan serta cenderung tidak
mempedulikan konsekuensinya yang terjadi.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kecenderungan pembelian impulsif merupakan bentuk perilaku
pembelian secara spontan dan tiba-tiba dikarenakan adanya dorongan
psikologis (psychological impulse) yang tidak disadari dan lebih
menekankan pada konflik emosional.
2. Aspek Pembelian Impulsif
Pembelian impulsif terbentuk dari dua aspek dasar yang berkaitan
dengan kurangnya melibatkan unsur-unsur kognitif dan berkaiatan erat
dorongan emosional. Kedua aspek tersebut adalah aspek kognitif dan
aspek afektif.
a. Aspek kognitif
Aspek kognitif mencakup hal-hal yang berkaitan dengan
pemikiran yang matang dan juga rasional. Pada pembelian
impulsif, aspek kognitif yang dimaksudkan dalam pembelian
impulsif mengarah pada kurangnya unsur pertimbangan dan unsur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
perencanaan dalam pembelian yang dilakukan. Dalam hal ini ketika
melakukan pembelian, pembayaran yang dilakukan mungkin tidak
direncanakan atau dipertimbangkan sebelumnya dengan matang
untuk berbagai macam alasan (Verplanken & Herabadi, 2001;
Sharma, et al, 2012).
b. Aspek afektif
Aspek afektif dalam pembelian impulsif mencakup dorongan
emosional yang meliputi perasaan senang dan gembira setelah
melakukan pembelian tanpa perencanaan sebelumnya. Selanjutnya
juga akan muncul secara tiba-tiba perasaan atau hasrat untuk
melakukan pembelian berdasarkan keinginan hati, yang sifatnya
berulang-ulang atau kompulsif, tidak terkontrol, kepuasan, kecewa,
serta penyesalan karena telah membelanjakan uang hanya untuk
memenuhi keinginannya (Verplanken & Herabadi, 2001; Sharma,
et al, 2012).
Dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif dapat terbentuk
melalui kurangnya melibatkan unsur-unsur yang berhubungan dengan
aspek kognitf serta adanya aspek afektif yang lebih mengarah pada
dorongan emosional yang meliputi munculnya perasaan senang,
gembira, kepuasan bahkan kecewa dan penyesalan karena telah
membelanjakan uang hanya untuk memenuhi keinginannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3. Faktor Yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif
Pembelian impulsif dapat terjadi juga dipengaruhi secara khusus
oleh beberapa faktor yang dapat dibedakan menjadi faktor internal dan
juga faktor eksternal.
a. Faktor Internal
Menurut Verplanken, Herabdi dan Knippenberg (2009), faktor
internal dari pembelian impulsif secara khusus yang paling
mempengaruhi adalah variabel personal, yang meliputi usia dan
jenis kelamin. Berdasarkan perbedaan usia, remaja dengan usia 11
– 21 memang akan lebih cenderung impulsif (Paramita, 2015; Lin
& Lin, 2005; Semuel, 2007; Sharma, et al, 2012). Kecenderungan
pembelian impulsif ini akan meningkat secara sangat signifikan
mulai pada usia 18 tahun (Wood, 1998).
Berdasarkan jenis kelamin, beberapa peneliti mengatakan
bahwa ada perbedaan jenis kelamin terhadap kecenderungan
pembelian impulsif pada remaja, namun ada peneliti lain yang juga
mengatakan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan. Menurut
Lin dan Chuang (2005), jenis kelamin dapat menjadi pengaruh
munculnya kecenderungan pembelian impulsif dan kecenderungan
pembelian impulsif antara perempuan dan laki-laki berbeda.
Menurut Utami dan Sumaryono (2008), remaja perempuan lebih
cenderung melakukan pembelian secara impulsif daripada remaja
laki-laki. Namun, menurut Anastasia, et al, (2008), tidak ditemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
adanya perbedaan antara remaja laki-laki dan perempuan dalam
pembelian impuslif terhadap produk fashion. Menurut Sharma, et al
(2012) dan Ekeng, et al (2012), remaja laki-laki justru lebih
impulsif daripada remaja perempuan.
b. Faktor Eksternal
Menurut Kacen dan Lee (2002), secara eksternal
kecenderungan pembelian impulsif juga dipengaruhi oleh budaya
seperti apa yang melekat pada individu itu sendiri. Menurut
Sharma, et al (2012), pendidikan yang dimiliki seseorang juga
akan mempengaruhi tingkat kecenderungan pembelian impulsif nya
sendiri. Menurut Verplanken, et al (2009), faktor eksternal yang
mempengaruhi kecenderungan pembelian impulsif adalah adanya
variabel lingkungan personal, yang meliputi bagaimana tampilan
dan penawaran yang diberikan oleh suatu produk tertentu. Menurut
Paramita (2015), keluarga juga dapat mempengaruhi munculnya
kecenderungan pembelian impulsif. Pola komunikasi serta pola
asuh tertentu dalam sebuah keluarga dapat mendorong munculnya
kecenderungan untuk membeli secara impulsif. Secara eksternal
pembelian impulsif juga dipengaruhi oleh gaya hidup, yaitu pola
yang digunakan seseorang untuk hidup dan menghabiskan waktu
serta uangnya (Bashir, et al, 2013; Bashar & Saraswat, 2014; Santy
& Adhipratama, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor internal yang
mempengaruhi pembelian impulsif adalah variabel personal, yang
meliputi segala urusan yang menyangkut kepribadian, seperti usia dan
jenis kelamin. Sedangkan, faktor eksternal meliputi budaya,
pendidikan, lingkungan personal, keluarga dan gaya hidup.
4. Pembelian Impulsif Produk Fashion Pada Remaja
Fashion berasal dari istilah bahasa asing yang artinya adalah
“busana” atau “pakaian” (Wollen, 2003). Menurut KBBI (diakses pada
15 September 2015, melalui www.kbbi.web.id), pakaian (fashion)
merupakan kata benda yang berarti suatu barang yang dapat dipakai
atau digunakan oleh manusia, seperti baju, celana, dan barang-barang
lainnya yang dapat menunjang penampilan. Jusuf (2001) juga
menjelaskan bahwa pakaian (fashion) dapat dipergunakan sebagai alat
untuk mengidentifikasi tingkatan sosial, ekonomi dan juga martabat
seseorang. Dengan demikian maka produk fashion dapat disimpulkan
sebagai sesuatu yang dipergunakan dan dikonsumsi oleh manusia,
berupa aneka barang seperti, baju, celana, sepatu, tas dan lain
sebagainya sebagai sarana penunjang penampilan.
Berdasarkan penelitian dari Ditmar, et al (1995) mengungkapkan
hasil bahwa remaja sebagai pelaku konsumen semakin cenderung
impulsif, terutama dalam hal pembelian produk fashion. Astari dan
Widagda (2014) juga mengatakan bahwa kecenderungan pembelian
impulsif produk fashion pada jenis kelamin perempuan lebih tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
daripada laki-laki. Jika melihat fenomena yang terjadi saat ini remaja
laki-laki juga mulai menyukai kegiatan belanja. Pada tahun 2011,
berdasarkan sensus nasional sex ratio diperoleh hasil bahwa konsumen
laki-laki justru lebih impulsif daripada perempuan (diakses pada 27
Februari 2016 melalui www.asmarie.blogdetik.com). Laki-laki sebagai
pelaku konsumen juga mulai menunjukkan kecenderungan pembelian
impuslif terhadap produk fashion yang cukup tinggi. Penelitian dari
Anastasia, et al, (2008) menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya
perbedaan antara remaja laki-laki dan perempuan dalam pembelian
impuslif terhadap produk fashion.
B. Gaya Hidup Brand Minded
1. Pengertian Gaya Hidup Brand Minded
Blackwell, et al (1994) mengungkapkan bahwa gaya hidup
merupakan pola yang digunakan seseorang untuk hidup. Definisi
tersebut sejalan dengan definisi dari Kotler (2005), yang mengatakan
bahwa gaya hidup merupakan pola hidup seseorang yang dapat dilihat
dari aktivitas, minat serta opininya dalam menjalani kehidupan sehari-
hari. Sumarwan (2011) juga menambahkan bahwa gaya hidup yang
merupakan pola hidup sehari-hari ini juga dapat menggambarkan
“keseluruhan kepribadian” dari orang itu sendiri. Oleh karena itu,
dengan mengetahui gaya hidup seseorang, maka dapat diketahui pula
keberadaan kelas sosial serta kepribadian orang tersebut (Sumarwan,
2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Selain itu, gaya hidup juga memiliki arti apapun yang dilakukan
seseorang untuk menghabiskan waktu serta uang yang dimilikinya
(Blackwell, et al, 1994). Hawkins dan Mothersbaugh (2007),
menjelaskan secara lebih rinci bahwa gaya hidup adalah nilai yang
akan mempengaruhi seseorang dalam berbagai hal, seperti dalam hal
kebutuhan, keinginan, perilaku, tidak terkecuali dalam perilaku
pembelian. Bahkan apa yang dibeli seseorang, bagaimana orang
tersebut menggunakan barang yang dibelinya dan apa yang dipikirkan
mengenai barang tersebut sebelum dan seseudah melakukan pembelian
merupakan bagian dari definisi gaya hidup (Munandar, 2001). Sebagai
contoh, orang yang dalam perilaku pembeliannya, memiliki orientasi
yang kuat pada barang dan produk-produk bermerek (branded), maka
ia akan selalu berusaha untuk membeli barang atau produk bermerek
(branded) tersebut. Dengan demikian, orang tersebut dapat dikatakan
memiliki gaya hidup brand minded.
Pengertian dari merek (brand) menurut American Marketing
Association (AMA), adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, desain
atau juga kombinasi dari kelima komponen tersebut yang digunakan
untuk mengidentifikasi produk atau jasa dan juga digunakan untuk
membedakan produk atau jasa tersebut dari para pesaingnya (dalam
Fadli, 2010). UU no.15 tahun 2001 tentang merek (brand)
mengungkapkan definisi merek (brand) sebagai gambar, nama, kata,
huruf ataupun angka, susunan warna dan semua kombinasi dari unsur-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan dalam bentuk barang ataupun jasa (diakses pada
14 September, melalui www.hukumonline.com). Pengertian dari brand
minded sendiri adalah bentuk pola pikir terhadap objek-objek komersil
yang cenderung berorientasi pada merek (brand) terkenal atau
eksklusif (McNeal, 2007).
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa gaya hidup brand
minded adalah pola gaya hidup seseorang yang dapat dilihat dari
aktivitas, minat serta opininya dalam menjalani kehidupan sehari-hari,
terutama dalam perilaku pembeliannya yang selalu berorientasi pada
merek (brand) atau dengan kata lain perilaku pembelian yang selalu
mengutamakan merek (brand).
2. AIO dalam Gaya Hidup
AIO lekat dengan pengukuran gaya hidup. Hal ini dikarenakan AIO
terbilang efektif untuk mengukur gaya hidup secara khusus, secara
operasional dan efektif digunakan untuk pengukuran skala besar atau
secara kuantitatif (Blackwell, et al, 1994; Sumarwan, 2011; Sathish &
Rajamohan, 2012). AIO sendiri merupakan istilah yang menjelaskan
mengenai 3 aspek yang membentuk gaya hidup itu sendiri. 3 aspek
tersebut yaitu:
a. Activitties (aktivitas), meliputi apa yang dilakukan, apa yang dibeli
dan bagaimana seseorang menghabiskan waktu serta uangnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b. Interest (minat), meliputi preferensi dan prioritas seseorang dalam
memilih produk yang akan dibeli.
c. Opinion (Opini), meliputi pandangan dan perasaan seseorang
terhadap produk-produk yang ada di kehidupannya.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa AIO adalah istilah yang
digunakan untuk mengukur gaya hidup berdasarkan 3 aspek, yaitu
aktivitas, minat dan opini. Dalam penelitian ini, AIO juga akan
digunakan sebagai landasan pengukuran pada variabel gaya hidup
brand minded.
3. Dampak Gaya Hidup Brand Minded
Anggraini (2012) dalam penelitiannya mengungkapkan hasil
bahwa gaya hidup brand minded yang tinggi akan membawa beberapa
dampak yang cukup merugikan, yaitu :
a. Individu dengan kecenderungan gaya hidup brand minded yang
tinggi akan lebih mengikuti perkembangan produk fashion. Seperti,
setiap bulannya membeli produk fashion terbaru dengan merek
(brand) tertentu yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan.
b. Dalam hal keuangan, individu dengan gaya hidup brand minded
yang tinggi cenderung lebih boros dan akan lebih mudah
mengeluarkan uangnya untuk mendapatkan produk-produk fashion
terbaru dan bermerek (branded) yang diinginkannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
c. Ketika telah mendapatkan produk fashion yang diinginkan,
individu dengan kecenderungan gaya hidup brand minded yang
tinggi ini akan merasakan kepuasan tersendiri. Namun, jika belum
atau tidak berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya, maka
akan timbul perasaan tertekan dan membuat individu tersebut
menjadi rendah diri.
Dapat disimpulkan bahwa individu dengan gaya hidup brand
minded yang tinggi akan selalu berusaha untuk membeli produk fashion
bermerek (branded). Orientasi pada merek (brand) ini dapat mendorong
individu untuk membeli suatu barang yang ia sukai secara spontan,
tanpa mempertimbangkan manfaatnya, sehingga ia dengan mudahnya
menjadi boros. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki
kecenderungan gaya hidup brand minded tinggi, membeli tidak lagi
berdasarkan kebutuhan, tetapi semua itu dilakukan untuk mencari
kepuasaan semata. Tanpa disadari, individu tersebut akan memiliki
perilaku pembelian yang mengarah kepada pembelian impulsif.
C. Remaja
Masa remaja adalah tahapan masa perkembangan yang dimulai setelah
seorang individu menyelesaikan tahap perkembangan masa kanak-kanak
akhir (Santrock, 2003). Dengan kata lain, seseorang dapat dikatakan
sebagai remaja jika ia telah memiliki usia lebih dari sepuluh tahun hingga
mencapai usia dua puluhan tahun (Santrock, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
1. Kategori Tahapan Usia Masa Remaja
Menurut Kanopka (dalam Yusuf, 2004), masa remaja sendiri
dibagi menjadi 3 kategori, berdasarkan usia. Pengkategoriannya
sebagai berikut:
a. Early adolescense (12 – 14 tahun) :
Pada masa ini, menurut Yusuf (dalam Sumanto, 2014) akan
terjadi periode peralihan dari masa perkembangan kanak-kanak
akhir menuju remaja awal. Periode remaja awal (early adolescense)
ini biasanya terjadi ketika seseorang masuk ke tingkat pendidikan
sekolah menengah pertama (SMP). Individu pada masa remaja
awal akan memiliki pola pikir ego-centris, yaitu pola pikir yang
masih menggangap orang lain disekitarnya seperti dirinya dalam
segala hal. Seperti hal yang dipikirkan, dirasakan, disenangi dan
dalam hal-hal lainnya (Sumanto, 2014).
Selain itu, akan mulai muncul minat terhadap kehidupan
praktis sehari-hari yang jauh lebih konkret. Individu akan memiliki
rasa ingin tahu yang besar serta diikuti dengan keinginan untuk
belajar sesuatu yang baru dan juga lebih suka dan sering untuk
mengelompokkan diri dengan teman sebaya (Sumanto, 2014).
b. Middle adolescense (15 – 18 tahun) :
Periode remaja madya atau pertengahan (middle adolescense)
ini biasanya terjadi ketika seseorang masuk ke tingkat pendidikan
sekolah menengah (SMA). Individu pada masa ini mulai memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dorongan untuk hidup yang lebih kuat, mulai muncul kebutuhan
untuk memiliki sosok teman yang dapat memahami dan
menolongnya, serta mulai mencari sesuatu yang dipandang lebih
bernilai, pantas dijunjung, dipuja dan diperjuangkan (Sumanto,
2014).
c. Late adolescense (19 – 22 tahun)
Periode remaja akhir (late adolescense) ini biasanya terjadi
ketika seseorang akan segera mengakhiri sekolah menengahnya
dan persiapan masuk ke perguruan tinggi (Yusuf dalam Sumanto,
2014). Pada periode ini, seorang remaja akan mulai mempersiapkan
diri untuk memasuki tahapan masa perkembangan dewasa awal.
Individu pada periode ini, sudah mulai mantap menentukan
pendirian hidupnya (Sumanto, 2014).
Selain itu, menurut Sumanto (2014) pada periode ini seseorang
remaja akan lebih memperhatikan dan mempelajari penampilan
fisiknya. Remaja juga akan lebih membangun sikap yang sehat
mengenai dirinya sendiri sebagai makhluk yang bertumbuh.
Kemudian, mulai belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman
seusianya, mulai mengembangkan peran sosialnya sebagai pria atau
wanita secara jelas dan tepat serta lebih tertarik untuk
mengembangkan ketrampilan-ketrampilan yang dimilikinya.
Individu pada periode ini juga akan berusaha untuk mencapai
kebebasan pribadi, mengembangkan sikap terhadap kelompok-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kelompok sosial, mengembangkan hati nurani, pengertian moral
dan nilai-nilai kehidupan dan mulai memilih serta mempersiapkan
karirnya.
2. Karakteristik Remaja
Remaja sebagai tahapan masa perkembangan memiliki beberapa
karakteristik. Namun, menurut hasil penelitian dari Anastasia, et al,
(2008), hanya ada dua karakteristik dasar yang membuat remaja lebih
cepat dan lebih mudah untuk melakukan pembelian impulsif. Kedua
karakteristik tersebut antara lain:
a. Remaja lebih cenderung labil atau belum memiliki pendirian yang
kuat.
Hal ini dikarenakan, masa remaja merupakan masa
perkembangan transisi (Papalia, 2008). Sebagai masa
perkembangan transisi, seorang remaja akan mengalami banyak
perubahan dalam kehidupannya. Perubahan tersebut mencakup
perubahan secara biologis, kognitif dan juga sosial (Santrock,
2003).
Selain itu, Santrock (2003) juga mengungkapkan bahwa masa
remaja memiliki tugas perkembangan untuk mencari jati diri atau
identitas diri. Erikson dalam teori psikososialnya, juga menjelaskan
bahwa masa remaja akan mengalami tahapan perkembangan
pencarian identitas diri serta kebingungan pencarian identitas diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Teori ini lebih dikenal dengan istilah “identitas vs kebingungan
identitas” (Sumanto, 2014).
Perubahan yang dialami dan proses pencarian identitas atau jati
diri inilah yang secara tidak langsung akan membuat seseorang
dalam tahapan masa perkembangan ini akan menjadi lebih labil
(Anastasia AF, et al, 2008).
b. Remaja lebih mudah terpengaruh oleh orang lain dan lingkungan
sekitarnya.
Masa remaja memiliki beberapa tugas perkembangan yang
secara tidak langsung membuat seorang remaja menjadi lebih
mudah terpengaruh oleh orang lain dan lingkungan dimana ia
berada. Tugas perkembangan tersebut, antara lain: adanya tugas
perkembangan untuk mulai mencapai kebebesan emosi dan
berusaha menujukkan perilaku yang dapat diterima oleh masyrakat
sekitarnya (Soesilowindradini, 2006).
Selain itu, pada masa ini seorang remaja akan mulai belajar
bergaul dengan kelompok yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
Hal ini juga menyebabkan para remaja lebih mudah terpengaruh
oleh lingkungannya (Sumanto, 2014). Soesilowindradini (2006)
juga menambahkan bahwa pada masa remaja, seseorang akan
mulai mengadakan hubungan-hubungan baru dengan teman-teman
sebaya baik yang berjenis kelamin sama maupun berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
D. Dinamika Hubungan Antara Gaya Hidup Brand Minded Dengan
Kecenderungan Pembelian Impulsif Produk Fashion Pada
Remaja
Gaya hidup adalah sebagaimana seseorang menjalani kehidupan
sehari-harinya, yang dapat dilihat dari aktivitas, minat serta opini (Kotler,
2005). Gaya hidup juga berasal dari nilai-nilai dasar individu yang
mendasari perilaku konsumen yang dapat pula merefleksikan suatu trend
dan juga gaya berpakaian dari orang itu sendiri (Brandon & Forney, 2002).
Gaya hidup remaja masa kini semakin memperhatikan trend terbaru yang
sedang berlangsung dilingkungan sekitarnya (diakses pada 29 Juli 2015
melalui www.id.techinasia.com), terlebih pada trend fashion. Remaja akan
merasa bangga jika telah mengikuti trend fashion terbaru, sehingga
mereka akan berlomba menggunakan produk-produk fashion terbaru
(diakses pada 29 Juli 2015 melalui www.rancahpost.co.id).
Pranoto dan Mahardayani (2010) juga mengatakan bahwa remaja
memiliki kecenderungan cukup besar untuk membeli dan menggunakan
barang-barang bermerek (branded), terlebih pada produk fashion. Remaja
gemar membeli produk-produk fashion yang bermerek (branded),
terkenal, eksklusif, bergengsi serta mahal. Hal ini dikarenakan bagi
remaja, fashion merupakan salah satu elemen penting dalam mendukung
penampilan dan dapat membantu untuk mempresentasikan dirinya dengan
baik, sehingga dapat diterima dalam kelompok yang dikehendakinya
(Anastasia AF, et al, 2008). Selain itu, alasan lainnya adalah untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
mencari kepuasan diri sebagai suatu bagian dari gaya hidup (Sutojo,
1988). Pola gaya hidup seseorang yang dalam perilaku pembeliannya
selalu mengutamakan merek (brand) inilah yang disebut sebagai gaya
hidup brand minded.
Menurut penelitian dari Anggraini (2012), gaya hidup brand
minded memiliki dampak terhadap perilaku konsumsi manusia, termasuk
pada munculnya kecenderungan pembelian impulsif. Hal ini dikarenakan,
individu dengan kecenderungan gaya hidup brand minded yang tinggi
akan lebih mengikuti perkembangan produk fashion. Kemudian dalam hal
keuangan, individu dengan gaya hidup brand minded yang tinggi
cenderung lebih boros dan akan lebih mudah mengeluarkan uangnya
untuk mendapatkan produk-produk fashion terbaru dan bermerek
(branded) yang diinginkannya. Selain itu, ketika telah berhasil
mendapatkan produk fashion yang diinginkan, individu dengan
kecenderungan gaya hidup brand minded yang tinggi ini akan merasakan
adanya kepuasan tersendiri. Namun, jika belum atau tidak berhasil
mendapatkan apa yang diinginkannya, maka akan timbul perasaan tertekan
dan membuat individu tersebut menjadi rendah diri.
Melihat dampak dari gaya hidup brand minded tersebut, maka
dapat dikatakan bahwa individu dengan gaya hidup brand minded yang
tinggi akan selalu berusaha untuk membeli produk fashion bermerek
(branded). Orientasi pada merek (brand) ini nantinya yang akan
mendorong individu untuk membeli suatu barang yang ia sukai secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
spontan, tanpa mempertimbangkan manfaatnya, sehingga ia dengan
mudahnya menjadi boros. Ini menunjukkan bahwa seseorang yang
memiliki kecenderungan gaya hidup brand minded tinggi, membeli tidak
lagi berdasarkan kebutuhan, tetapi hanya untuk mencari kepuasaan semata.
Tanpa disadari, individu dengan gaya hidup brand minded tinggi, akan
memiliki perilaku pembelian yang lebih mengarah kepada pembelian
impulsif. Hal ini dapat terjadi karena pembelian impulsif sendiri terjadi
akibat adanya dorongan untuk membeli secara tiba-tiba dan juga spontan
(Rook, 1987; Rook & Fisher, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
E. Skema Hubungan Gaya Hidup Brand Minded Dengan
Kecenderungan Pembelian Impulsif Produk Fashion Pada
Remaja
BAGAN 1
Skema Hubungan Gaya Hidup Brand Minded Dengan
Kecenderungan Pembelian Impulsif Produk Fashion Pada Remaja
Gaya Hidup
Brand Minded
Tinggi Rendah
- Lebih mengikuti perkembangan
fashion terbaru yang bermerek
(branded).
- Lebih boros dan lebih mudah
mengeluarkan uang untuk
membeli produk fashion branded.
- Merasa senang, jika mendapatkan
produk fashion branded sesuai
dengan yang diinginkan dan akan
merasa tertekan dan rendah diri, jika
tidak mendapatkan produk fashion
- Tidak terlalu mengikuti
perkembangan fashion terbaru
yang bermerek (branded).
- Tidak boros dalam pembelian
produk fashion branded dan lebih
dapat mengontrol pengeluaran
uangnya.
- Jika tidak mendapatkan produk
fashion branded yang diinginkan,
tidak akan merasa tertekan dan
tidak menjadi rendah diri.
Kecenderungan
Pembelian Impulsif
Tinggi
Kecenderungan
Pembelian Impulsif
Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
F. HIPOTESIS
Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif dan
signifikan antara gaya hidup brand minded dan kecenderungan pembelian
impuslif produk fashion pada remaja. Semakin tinggi gaya hidup brand
minded pada remaja, maka semakin tinggi pula kecenderungan para
remaja tersebut untuk melakukan pembelian yang impuslif terhadap
produk-produk fashion. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah gaya
hidup brand minded pada remaja, maka semakin rendah pula
kecenderungan para remaja tersebut untuk melakukan pembelian yang
impuslif terhadap produk-produk fashion.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional.
Menurut Azwar (2004), penelitian kuantitatif adalah salah satu metode
penelitian yang dalam analisisnya lebih menekankan pada data numerikal
atau angka. Data numerikal atau angka tersebut berasal dari pengukuran
dengan skala terhadap variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini dan
akan diolah menggunakan metode statistik. Sedangkan, penelitian
korelasional sendiri merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana hubungan keterkaitan antara satu variabel dengan
variabel lainnya, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2009).
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
1. Variabel bebas (independent) : Gaya hidup brand minded
2. Variabel tergantung (dependent) : Kecenderungan pembelian impulsif
produk fashion pada remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
C. Definisi Operasional
1. Gaya Hidup Brand Minded
Gaya hidup brand minded dapat didefinisikan sebagai pola gaya
hidup remaja yang dapat dilihat dari aktivitas, minat serta opininya
dalam menjalani kehidupan sehari-hari, terutama dalam perilaku
pembeliannya yang selalu berorientasi pada merek (brand) atau selalu
mengutamakan merek (brand).
Gaya hidup brand minded dalam penelitian ini akan diukur dengan
Skala Gaya Hidup Brand Minded yang disusun oleh peneliti
berdasarkan 3 aspek yang disebut AIO, yaitu Activites (aspek
aktivitas), Interest (aspek minat) dan Opinion (aspek opini). Semakin
tinggi skor total yang diperoleh, maka semakin tinggi pula tingkat gaya
hidup brand minded yang dimiliki subjek. Sebaliknya, jika semakin
rendah skor total yang diperoleh, maka semakin rendah pula tingkat
gaya hidup brand minded yang dimiliki subjek.
2. Kecenderungan Pembelian Impulsif Produk Fashion
Pembelian impulsif produk fashion merupakan bentuk perilaku
pembelian remaja terhadap aneka produk fashion, secara spontan dan
tiba-tiba dikarenakan adanya dorongan psikologis (psychological
impulse) yang tidak disadari dan lebih menekankan pada konflik
emosional. Penelitian ini menggunakan kedua aspek dari pembelian
impulsif, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Kecenderungan pembelian impulsif dalam penelitian ini akan
diukur dengan Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Produk
Fashion yang akan disusun oleh peneliti berdasarkan aspek kognitif
serta aspek afektif. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, maka
semakin tinggi pula kecenderungan pembelian impulsif yang dimiliki
subjek. Namun, jika semakin rendah skor total yang diperoleh, maka
semakin rendah pula kecenderungan pembelian impulsif yang dimiliki
subjek.
D. Subjek Penelitian
Subjek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah remaja
dengan rentang usia 12 hingga 22 tahun. Penelitian ini menggunakan jenis
sampling Non Probability Sampling, yaitu jenis pengambilan sampel yang
tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk
dijadikan sampel (Sugiyono, 2013). Teknik yang digunakan adalah
Incidental Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel tidak secara acak
(Sugiyono, 2013), atau dengan kata lain Incidental Sampling adalah teknik
pengambilan sampel dengan sistem „kebetulan‟, jadi siapa saja yang
ditemui peneliti dan termasuk dalam kriteria subjek penelitian dapat
dijadikan sebagai subjek (Nasution, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah proses yang dilakukan dalam
suatu penelitian, untuk mengumpulkan data primer dan sekunder (Siregar,
2013). Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan
adalah penyebaran skala. Penyebaran skala merupakan metode yang
berbentuk laporan diri sendiri berisi daftar kumpulan pernyataan yang
harus dijawab oleh individu sebagai subjek penelitian (Azwar, 2009).
Jenis skala yang digunakan adalah skala tertutup, yaitu skala yang
memuat pernyataan-pernyataan dan subjek tidak diberi kesempatan untuk
menyampaikan pendapatnya secara bebas (Siregar, 2013). Sedangkan,
model skala yang digunakan adalah model skala likert (summated rating).
Pada penskalaan model likert, kuantifikasi dilakukan berdasarkan
hasil perhitungan respon kesetujuan atau ketidaksetujuan dari subjek
(Kasmadi & Sunariah, 2013). Dengan kata lain, dalam model likert
pernyataan yang akan disusun oleh peneliti memiliki kategori positif serta
negatif. Bentuk skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala
Gaya Hidup Brand Minded dan Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif
Produk Fashion.
1. Skala Gaya Hidup Brand Minded
Pada skala gaya hidup brand minded, peneliti menyusun 24 item
pernyataan, yang terdiri dari 8 item pernyataan yang disusun
berdasarkan aspek aktivitas, 8 item selanjutnya disusun berdasarkan
aspek minat dan 8 item lagi disusun berdasarkan aspek opini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(Blackwell, et al, 1994). Setiap item yang disusun tersebut terbagi atas
pernyataan favorable serta unfavorable.
Tabel. 1.
Sebaran Item Skala Gaya Hidup Brand Minded sebelum seleksi item
Aspek Item Jumlah Bobot
Favorable Unfavorable
Aktivitas 2, 3, 14, 20 5, 8, 10, 11 8 33,3%
Minat 4, 7, 16, 21 6, 9, 13, 23 8 33,3%
Opini 12, 15, 19, 22 1, 17, 18, 24 8 33,3%
Total 12 12 24 100%
Pada penelitian ini, subjek akan diminta untuk memilih salah satu
dari 4 alternatif pilihan jawaban, yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS),
Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S) dan Sangat Sesuai (SS). Pemberian skor
dalam penelitian ini, sebagai berikut:
Tabel. 2.
Skor item-item favorable pada Skala Gaya Hidup Brand Minded
Respon Subjek Skor Subjek
SS 4
S 3
TS 2
STS 1
Tabel. 3.
Skor item-item unfavorable pada Skala Gaya Hidup Brand Minded
Respon Subjek Skor Subjek
SS 1
S 2
TS 3
STS 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Produk Fashion
Pada skala kecenderungan pembelian impulsif produk fashion
peneliti menyusun 24 item pernyataan, yang terdiri dari 12 item
pernyataan yang disusun berdasarkan aspek kognitif dan 12 item
pernyataan yang disusun berdasarkan aspek afektif (Verplanken &
Herabadi, 2001). Setiap item yang disusun tersebut terbagi atas
pernyataan favorable serta unfavorable.
Tabel. 4.
Sebaran Item Skala Pembelian Impulsif Produk Fashion sebelum seleksi
item
Aspek Item Jumlah Bobot
Favorable Unfavorable
Kognitf 7, 12, 14,
15, 20, 24
1, 3, 4, 11,
21, 22
12 50%
Afektif 2, 6, 9, 10,
13, 16
5, 8, 17, 18,
19, 23
12 50%
Total 12 12 24 100%
Pada skala ini, subjek akan diminta untuk memilih salah satu dari
4 alternatif pilihan jawaban, yaitu Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak
Sesuai (TS), Sesuai (S) dan Sangat Sesuai (SS). Pemberian skor dalam
penelitian ini, sebagai berikut:
Tabel. 5.
Skor item-item favorable pada Skala Kecenderungan Pembelian
Impulsif Produk Fashion
Respon Subjek Skor Subjek
SS 4
S 3
TS 2
STS 1
Tabel. 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Skor item-item unfavorable pada Skala Kecenderungan Pembelian
Impulsif Produk Fashion
Respon Subjek Skor Subjek
SS 1
S 2
TS 3
STS 4
F. Validitas Dan Reliabilitas
1. Validitas
Suatu alat ukur dinyatakan memiliki validitas yang tinggi apabila
alat ukur tersebut mampu memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
tujuan penelitian. Validitas merupakan suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat „kesahihan‟ suatu instrumen (Kasmadi &
Sunariah, 2013). Oleh karena itu, dalam suatu penelitian validitas tes
sangat diperlukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan
alat ukur tersebut dapat mengukur variabel-variabel yang hendak
diteliti.
Penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity), yaitu
salah satu jenis validitas yang diperoleh dari hasil analisis rasional
terhadap isi tes dan juga berdasarkan penelitian oleh ahli (expert
judgement) yang bersifat subjektif (Azwar, 2010), dan telah dilakukan
oleh dosen pembimbing skripsi. Penilaian ini dilakukan untuk melihat
kesesuaian antara item-item dalam instrumen tes dengan beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
aspek yang hendak diungkap dan juga kesesuaiannya dengan blue
print.
2. Seleksi Items
Seleksi items adalah bagian yang penting dalam suatu penelitian,
karena kualitas dari suatu skala psikologi sangat ditentukan oleh
kualitas item-itemnya sendiri. Pada penelitian ini, seleksi item
dilakukan setelah melakukan uji validitas dengan menggunakan
validitas isi (content validity) oleh dosen pembimbing skripsi sebagai
expert judgement, dan setelah dilakukannya uji coba skala (try out)
kepada 60 orang remaja yang berusia 12 hingga 22 tahun (34
perempuan dan 26 laki-laki).
Menurut Azwar (2010), seleksi item digunakan untuk mengetahui
item mana yang memiliki daya beda dan item mana yang tidak
memiliki daya beda. Seleksi item dapat dilakukan dengan cara melihat
daya diskriminasi dari setiap item yang ada. Daya diskriminasi ini
diperoleh dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor item
total, yang disebut koefisien korelasi item total (rix). rix bergerak mulai
dari 0 sampai dengan 1,00 baik positif ataupun negatif. Jika skor yang
diperoleh semakin mendekati 1,00, maka item tersebut memiliki daya
diskriminasi yang terbilang tinggi. Sebaliknya, jika skor mendekati 0
ataupun memiliki tanda negatif, maka item tersebut dapat dikatakan
memiliki daya diskriminasi yang rendah atau bahkan tidak memiliki
daya diskriminasi item.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Pemilihan item berdasarkan korelasi dari item total memiliki
batasan rix ≥ 0,3. Dengan demikian, jika item mencapi rix minimal 0,3,
maka item tersebut memiliki daya beda yang tinggi. Sebaliknya, jika
item mencapi rix < 0,3, maka item tersebut memiliki daya beda yang
rendah. Pada penelitian ini, pengujian tersebut dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 16 for windows pada Skala Gaya Hidup
Brand Minded dan juga Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif
pada Produk Fashion.
Pada Skala Gaya Hidup Brand Minded yang terdiri dari 24 item,
diperoleh hasil bahwa hanya terdapat 1 item yang memiliki nilai rix <
0,3, sehingga item tersebut dinyatakan gugur. Jadi, jumlah item yang
lolos melewati uji seleksi item adalah 23 item.
Tabel. 7.
Sebaran Item Skala Gaya Hidup Brand Minded setelah seleksi item
Aspek Item Jumlah Bobot
Favorable Unfavorable
Aktivitas 2, 3, 14, 20 5, 8, 10, 11 7 30,4%
Minat 4, 7, 16, 21 6, 9, 13, 23 8 34,7%
Opini 12, 15, 19, 22 1, 17, 18, 24 8 34,7%
Total 12 11 23 100%
Keterangan: Angka yang dicetak tebal adalah item yang gugur dalam penelitian.
Sedangkan, pada Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif pada
Produk Fashion, terdiri dari 24 item dan diperoleh hasil bahwa
terdapat 2 item yang gugur, karena memiliki nilai rix < 0,3. Dengan
demikian dan jumlah item pada Skala Kecenderungan Pembelian
Impulsif pada Produk Fashion adalah 22 item.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel. 8.
Sebaran Item Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Produk
Fashion setelah seleksi item
Aspek Item Jumlah Bobot
Favorable Unfavorable
Kognitf 7, 12, 14,
15, 20, 24
1, 3, 4, 11,
21, 22
12 54,5%
Afektif 2, 6, 9, 10,
13, 16
5, 8, 17, 18,
19, 23
10 45,4%
Total 10 12 22 100%
Keterangan: Angka yang dicetak tebal adalah item yang gugur dalam penelitian.
Pada Skala Gaya Hidup Brand Minded dan Skala Kecenderungan
Pembelian Impulsif pada Produk Fashion tidak dilakukan penyetaraan
jumlah item setelah lolos pada proses seleksi item. Hal ini dikarenakan
item yang gugur dari kedua skala tidak berasal dari satu aspek yang
sama. Dengan kata lain, item yang gugur tersebut tidak berdampak
pada aspek-aspek yang digunakan dalam pengukuran dari kedua skala
Selain itu, jika penyetaraan jumlah item dilakukan justru akan
membuat nilai koefisien alpha cronbach (α) dari kedua skala turun.
Berdasarkan pertimbangan berikut, maka dalam penelitian ini
penyetaraan jumlah item tidak dilakukan.
3. Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu pengukuran yang menunjukkan sejauh
mana tingkat kepercayaan suatu instrumen (Kasmadi & Sunariah,
2013). Azwar (2009), juga mengatakan bahwa reliabilitas mengacu
pada keterpercayaan hasil ukur dan kecermatan pengukuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Reliabilitas tes penting dilakukan, karena jika pengukuran tidak
reliabel, maka skor yang dihasilkan juga tidak dapat dipercaya.
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan konsistensi internal,
yaitu pendekatan yang bertujuan untuk melihat konsistensi antara item
ataupun konsistensi antara bagian dalam tes (Azwar, 2010). Pada
penelitian ini, reliabilitas konsistensi internal dicari dengan
menggunakan alpha cronbach (α) melalui program SPSS 16 for
windows.
Koefisien reliabilitas bergerak mulai dari angka 0 sampai dengan
1,00 (Azwar, 2009). Jika skor yang diperoleh semakin mendekati
angka 1,00, maka skala tersebut dapat dikatakan memiliki koefisien
reliabilitas yang baik. Sebaliknya, jika skor mendekati 0, maka maka
skala tersebut dapat dikatakan memiliki koefisien reliabilitas yang
kurang baik.
Berdasarkan hasil yang diperoleh setelah dilakukannya seleksi
item, maka Skala Gaya Hidup Brand Minded dalam penelitian ini
memiliki koefisien alpha cronbach (α) sebesar 0,915. Hal ini
menunjukkan bahwa Skala Gaya Hidup Brand Minded memiliki
koefisien reliabilitas yang baik (Azwar, 2009) atau sangat reliabel
(Sarwono, 2006). Sedangkan, Skala Kecenderungan Pembelian
Impulsif pada Produk Fashion memiliki koefisien alpha cronbach (α)
sebesar 0,919. Hal ini menunjukkan bahwa Skala Kecenderungan
Pembelian Impulsif pada Produk Fashion juga memiliki koefisien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
reliabilitas yang baik (Azwar, 2009) ataupun sangat reliabel (Sarwono,
2006).
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah penyebaran
data dalam penelitian yang dilakukan terdistribusi dengan normal
atau tidak (Kasmadi & Sunariah, 2013). Jika nilai p ≥ 0,05, maka
data yang diuji memiliki distribusi yang tidak berbeda dari data
normal. Dengan kata lain, data yang diuji memiliki distribusi
normal. Sebaliknya, jika nilai p < 0,05, maka data yang diuji
memiliki distribusi yang berbeda dari data normal. Dengan kata
lain, data yang diuji memiliki distribusi yang tidak normal
(Santoso, 2010).
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk melihat bagaimana kekuatan
hubungan antara dua variabel, yaitu antara variabel bebas dan
variabel tergantung. Selain itu, juga untuk melihat hubungan antara
variabel yang akan dianalisis, apakah mengikuti garis lurus atau
tidak mengikuti garis lurus. Peningkatan kuantitas pada suatu
variabel, akan diikuti secara linear oleh peningkatan kuantitas
variabel lainnya. Sedangkan, penurunan kuantitas pada suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
variabel, juga akan diikuti secara linear oleh penurunan kuantitas
variabel lainnya.
Jika nilai p ≥ 0,05, maka terdapat hubungan yang tidak linear,
sehingga hubungan antara kedua variabel dapat dikatakan lemah.
Sebaliknya, jika nilai p < 0,05, maka terdapat hubungan yang
linear, sehingga hubungan antara kedua variabel dapat dikatakan
kuat (Santoso, 2010).
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hipotesis
awal dalam penelitian ini dapat diterima berdasarkan data yang telah
terkumpul. Dengan kata lain, uji hipotesis dilakukan bukan untuk
menguji kebenaran hipotesis awal, melainkan untuk menguji dapat
diterima atau ditolaknya hipotesis awal tersebut (Gulӧ, 2002). Analisis
penelitian ini akan menggunakan metode analisis data Product
Moment Pearson, jika data yang diperoleh berdistribusi normal.
Namun, jika data yang diperoleh tidak berdistribusi secara normal,
maka metode analisis data yang digunakan adalah Spearman’s rho.
Metode analisis tersebut digunakan sebagai uji korelasi untuk
menentukan hubungan anatar variabel bebas dan variabel tergantung
(Sarwono, 2006).
Besarnya nilai korelasi (r) adalah -1 hingga +1. Apabila nilai r
adalah -1, maka dapat dikatakan hubungan antara kedua variabel
negatif, artinya terjadi hubungan yang bertolak belakang antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
variabel bebas dan variabel tergantung, jika variabel bebas naik, maka
variabel tergantung akan turun. Sebaliknya, apabila nilai r adalah +1,
maka dapat dikatakan hubungan antara kedua variabel positif, artinya
terjadi hubungan yang searah antara variabel bebas dan variabel
tergantung, jika variabel bebas naik, maka variabel tergantung juga
akan naik (Siregar, 2013).
Taraf nilai signifikan (p) berkisar 5% atau 0,05. Jika nilai p < 0,05,
maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan yang
signifikan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Sebaliknya,
jika nilai p ≥ 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada
hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel
tergantung (Siregar, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara offline maupun online. Penelitian
secara offline mulai dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2015 hingga
20 Desember 2015 disekitar Yogyakarta dan tanggal 21 Desember 2015
hingga 18 Januari 2016 disekitar Surakarta (Solo). Sedangkan, penelitian
secara online dimulai pada tanggal 17 Desember 2015 hingga 3 Januari
2016, peneliti menggunakan google forms untuk menyebarkan skala dan
mengumpulkan data.
Pengumpulan data melalui penyeberan skala secara online
terbilang lebih efisien terlebih dalam hal waktu daripada penyebaran skala
secara offline. Namun, secara online justru banyak yang dinyatakan gugur
atau tidak dapat dijadikan subjek dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan,
banyak subjek yang tidak selesai mengisi pernyataan-pernyataan dari skala
yang diberikan, sehingga banyak data yang diperoleh tidak dapat
digunakan untuk pengukuran analisis selanjutnya.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah remaja berjenis kelamin
perempuan dan laki-laki yang berusia 12 sampai 22 tahun. Jumlah subjek
secara keseluruhan adalah 120 orang, yang dikelompokkan berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
jenis kelamin dan usia tahapan masa remaja, yaitu masa remaja awal,
pertengahan dan akhir.
Tabel. 9.
Deskripsi identitas subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah
Perempuan 60
Laki-laki 60
TOTAL 120
Tabel. 10.
Deskripsi identitas subjek penelitian berdasarkan usia tahapan masa remaja
Tahapan Masa Remaja Rentang Usia Jumlah
Remaja Awal 12 – 14 Tahun 40
Remaja Pertengahan 15 – 18 Tahun 40
Masa Remaja Akhir 19 – 22 Tahun 40
TOTAL 120
C. Deskripsi Data Penelitian
Peneliti melakukan perbandingan antara mean teoritis dan mean
empiris dari data yang telah diperoleh. Jika mean teoritis lebih kecil dari
mean empiris, maka dapat disimpulkan bahwa subjek dari penelitian ini
memiliki gaya hidup brand minded dan kecenderungan pembelian
impulsif terhadap produk fashion yang tinggi. Namun, jika mean teoritis
lebih besar dari mean empiris, maka dapat disimpulkan bahwa subjek dari
penelitian ini memiliki gaya hidup brand minded dan kecenderungan
pembelian impulsif terhadap produk fashion yang rendah.
Mean teoritis diperoleh dari perhitungan secara manual, sedangkan
mean empiris diperoleh dari perhitungan menggunakan program SPSS 16
for windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel. 11.
Data Teoritis dan Empiris
Variabel N p SD Mean Teoritis Mean Empiris
Min. Maks. Mean Min. Maks. Mean
Gaya Hidup
Brand Minded
120
0,000
10.9 23 92 57,5 29 81
50,6
Kecenderungan
Pembelian
Impulsif
Produk
Fashion
120 0,000 10.7 22 88 55 29 78 47,6
Tabel. 12.
Uji Beda Mean Teoritis dan Mean Empiris Gaya Hidup Brand Minded
One-Sample Test
Tabel 12 menunjukkan bahwa variabel gaya hidup brand minded
memiliki nilai p= 0,000. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang
sangat signifikan antara mean teoritis dan mean empiris. Variabel gaya
hidup brand minded memiliki mean teoritis sebesar 57,5 dan mean empiris
sebesar 50,6. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai mean teoritis lebih
besar nilai mean empiris, maka dapat disimpulkan bahwa subjek dalam
penelitian ini memiliki gaya hidup brand minded yang terbilang rendah.
Test Value = 57.5
T df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
-6.839 119 .000 -6.858 -8.84 -4.87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel. 13.
Uji Beda Mean Teoritis dan Mean Empiris Kecenderungan Pembelian
Impulsif Proudk Fashion
One-Sample Test
Test Value = 55
T Df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
-7.483 119 .000 -7.333 -9.27 -5.39
Tabel 13 menunjukkan bahwa variabel kecenderungan pembelian
impulsif produk fashion memiliki nilai p= 0,000. Hal ini menunjukkan
adanya perbedaan yang sangat signifikan antara mean teoritis dan mean
empiris. Variabel kecenderungan pembelian impulsif produk fashion
memiliki mean teoritis sebesar 55 dan mean empiris sebesar 47,6. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa nilai mean teoritis lebih besar nilai mean
empiris, maka dapat disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini
memiliki kecenderungan pembelian impulsif produk fashion yang
terbilang rendah.
D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas melalui Sample Kolmogorov-Smirnov Test
yang diperoleh dari perhitungan menggunakan program SPSS 16
for windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel. 14.
Hasil Analisis Kolmograv-Smirnov Test
Variabel Statistik Df Sig. Keterangan
Gaya Hidup
Brand Minded
0,105 120 0,003 Data Tidak
Normal
Kecenderungan
Pembelian
Impulsif Produk
Fashion
0,111 120 0,001 Data Tidak
Normal
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh nilai p pada variabel
gaya hidup brand minded sebesar 0,003 dan variabel
kecenderungan pembelian impulsif produk fashion sebesar 0,001.
Hal ini menunjukkan bahwa, kedua variabel memiliki nilai p <
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data pada kedua variabel
memiliki distribusi yang tidak normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 16 for windows, dan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel. 15.
Hasil Uji Linearitas
F Sig.
Kecenderungan
Pembelian
Impulsif Produk
Fashion * Gaya
Hidup Brand
Minded
(Combined) 6.097 .000
Linearity 194.096 .000
Deviation
from Linearity
1.621 .034
Berdasarkan tabel 15, diperoleh nilai signifikansi pada
linearity sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa, nilai
signifikansi pada linearity lebih kecil dari 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa antara variabel gaya hidup brand minded dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
variabel kecenderungan pembelian impulsif produk fashion
terdapat hubungan yang linear, sehingga hubungan antara kedua
variabel dapat dikatakan kuat (Santoso, 2010).
2.Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan melalui analisis non parametrik dengan uji
korelasi Spearman’s rho, karena data yang diperoleh berdistribusi
tidak normal. Uji Spearman’s rho diperoleh dari perhitungan
menggunakan program SPSS 16 for windows.
Tabel. 16.
Hasil Uji Korelasi
Gaya Hidup
Brand Minded
Kecenderungan
Pembelian
Impulsif Produk
Fashion
Gaya Hidup
Brand Minded
Spearman‟s
rho
1 0,669**
Sig. (1-
tailed)
.000
N 120 120
Kecenderungan
Pembelian
Impulsif
Produk
Fashion
Spearman‟s
rho
0,669**
1
Sig. (1-
tailed)
.000
N 120 120
Berdasarkan hasil pada tabel 16, diperoleh nilai korelasi (r)
positif sebesar 0,669. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara variabel gaya hidup brand minded
dan variabel kecenderungan pembelian impulsif produk fashion.
Dengan kata lain, terdapat hubungan yang searah diantara kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
variabel tersebut. Selain itu, nilai r=0,669 juga menunjukkan
bahwa nilai r semakin mendekati +1, maka antara kedua varaibel
tersebut dapat dikatakan juga memiliki hubungan yang positif dan
kuat. Pada tabel 16, diperoleh pula nilai signifikansi sebesar 0,000.
Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, serta
terdapat hubungan yang signifikan diantara kedua variabel.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa antara
variabel gaya hidup brand minded dan variabel kecenderungan
pembelian impulsif produk fashion memiliki hubungan positif
yang kuat atau tinggi dan signifikan. Jadi, semakin tinggi gaya
hidup brand minded, maka semakin tinggi pula kecenderungan
pembelian impulsif terhadap produk fashion. Sebaliknya, semakin
rendah gaya hidup brand minded, maka semakin rendah pula
kecenderungan kecenderungan pembelian impulsif terhadap
produk fashion. Dengan demikian, maka hipotesis dalam penelitian
ini dinyatakan dapat diterima.
E. Analisis Tambahan
1. Uji Perbedaan Jenis Kelamin
Hasil dari penelitian lain menyatakan bahwa kecenderungan
pembelian impulsif antara perempuan dan laki-laki berbeda,
dikarenakan jenis kelamin sendiri dapat menjadi pengaruh munculnya
kecenderungan pembelian impulsif (Lin & Chuang, 2005; Utami &
Sumaryono, 2008; Anastasia, et al, 2008). Berdasarkan hasil tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
peneliti melakukan uji perbedaan jenis kelamin, agar dapat
mengetahui lebih dalam adakah perbedaan jenis kelamin yang
signifikan dalam variabel kecenderungan pembelian impulsif produk
fashion dan variabel gaya hidup brand minded.
Uji perbedaan dilakukan melalui analisis non parametrik karena
data yang diperoleh berdistribusi tidak normal. Analisis non
parametrik melalui Two Independent Samples dilakukan untuk
mengetahui perbedaan antara dua kelompok data sekaligus (Priyanto,
2012). Two Independent Samples sendiri diperoleh dengan Uji Mann-
Whitney melalui program SPSS 16 for windows.
Tabel. 17.
Hasil Uji Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impuslif Produk
Fashion Berdasarkan Jenis Kelamin
Kecenderungan
Pembelian
Impulsif
Produk
Fashion
Jenis
Kelamin N Mean Rank
Sig. (2-tailed)
Perempuan 60 66,29 0,068 Laki-laki
60 54,71
TOTAL 120
Pada tabel 17 dapat dilihat bahwa nilai mean perempuan lebih
tinggi dari laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa subjek perempuan
pada penelitian ini memiliki kecenderungan pembelian impulsif
terhadap produk fashion yang lebih tinggi daripada subjek laki-laki.
Namun, perbedaan jenis kelamin terhadap kecenderungan pembelian
impulsif produk fashion ini tidak signifikan, karena nilai signifikansi
yang dimiliki lebih besar dari 0,05, yaitu sebesar 0,068.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel. 18.
Hasil Uji Perbedaan Gaya Hidup Brand Minded Berdasarkan Jenis
Kelamin
Gaya Hidup
Brand Minded Jenis
Kelamin N Mean Rank
Sig. (2-tailed)
Perempuan 60 62,44 0,541
Laki-laki 60 58,56
TOTAL 120
Dari tabel 18, dapat dilihat bahwa nilai mean perempuan lebih
tinggi dari laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa subjek perempuan
pada penelitian ini memiliki gaya hidup brand minded yang lebih
tinggi daripada subjek laki-laki. Namun, perbedaan jenis kelamin
terhadap gaya hidup brand minded ini tidak signifikan, karena nilai
signifikansi yang dimiliki lebih besar dari 0,05, yaitu sebesar 0,541.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada perbedaan jenis kelamin dalam kecenderungan pembelian
impulsif produk fashion maupun gaya hidup brand minded. Hal ini
dikarenakan nilai signifikansi dari kedua variabel > 0,05, sehingga
dinyatakan tidak ada perbedaan secara signifikan.
2. Uji Perbedaan Usia Tahapan Masa Remaja
Hasil dari penelitian lain menyatakan bahwa kecenderungan
pembelian impulsif juga dipengaruhi oleh usia seseorang (Paramita,
2015; Lin & Lin, 2005; Semuel, 2007). Wood (1998) juga
mengatakan bahwa kecenderungan pembelian impulsif akan
meningkat secara signifikan pada usia tertentu. Berdasarkan hasil
tersebut peneliti melakukan uji perbedaan usia tahapan masa remaja,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
agar dapat mengetahui lebih dalam apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara variabel kecenderungan pembelian impulsif produk
fashion dan juga pada variabel gaya hidup brand minded dengan
perbedaan usia tahapan masa remaja.
Uji perbedaan ini dilakukan dengan analisis non parametrik
melalui K Independent Sample Test, untuk mengetahui perbedaan
lebih dari dau kelompok sampel bebas sekaligus (Priyanto, 2012). K
Independent Sample Test diperoleh dengan Uji Kruskal-Wallis melalui
program SPSS 16 for windows.
Tabel. 19.
Hasil Uji Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impuslif Produk
Fashion Berdasarkan Usia Tahapan Masa Remaja
Tahapan
Masa Remaja
Usia N Mean
Rank
Sig. (2-tailed)
Remaja Awal 12-14 Tahun 40 50,68
0,027 Remaja
Pertengahan 15-18 Tahun 40 71,51
Remaja Akhir 19-22 Tahun 40 59,31
TOTAL 120
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai mean tahapan masa
remaja pertengahan (middle adolescense) adalah yang paling tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa subjek yang berada pada tahapan masa
remaja pertengahan, dimana memiliki usia antara 15 hingga 18 tahun,
memilki kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk fashion
yang lebih tinggi daripada subjek yang berada pada usia tahapan masa
remaja awal dan akhir. Perbedaan usia tahapan masa remaja terhadap
kecenderungan pembelian impulsif produk fashion ini signifikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
karena nilai signifikansi yang dimiliki lebih kecil dari 0,05, yaitu
sebesar 0,027.
Tabel. 20.
Hasil Uji Perbedaan Gaya Hidup Brand Minded Berdasarkan Usia
Tahapan Masa Remaja
Tahapan
Masa Remaja
Usia N Mean
Rank
Sig. (2-tailed)
Remaja Awal 12-14 Tahun 40 50,14
0,042 Remaja
Pertengahan 15-18 Tahun 40 69,58
Remaja Akhir 19-22 Tahun 40 61,79
TOTAL 120
Pada tabel 20, nilai mean tahapan masa remaja pertengahan
(middle adolescense) adalah yang paling tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa subjek yang berada pada tahapan masa remaja pertengahan,
dimana memiliki usia antara 15 hingga 18 tahun, memilki tingkat gaya
hidup brand minded yang lebih tinggi daripada subjek yang berada
pada usia tahapan masa remaja awal dan akhir. Perbedaan usia
tahapan masa remaja terhadap gaya hidup brand minded ini
signifikan, karena nilai signifikansi yang dimiliki < 0,05, yaitu sebesar
0,042.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan yang signfikan berdasarkan usia tahapan masa remaja pada
kecenderungan pembelian impulsif produk fashion dan gaya hidup
brand minded. Subjek pada tahapan masa remaja pertengahan (middle
adolescense) yang memiliki usia 15 hingga 18 tahun, memiliki
kecenderungan melakukan pembelian imuplisf produk fashion serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
memiliki gaya hidup brand minded yang lebih tinggi daripada subjek
yang berada pada tahapan masa remaja awal maupun masa remaja
akhir.
3. Pembahasan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat hubungan antara gaya
hidup brand minded dengan kecenderungan pembelian impulsif produk
fashion pada remaja. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara gaya hidup brand minded
dengan kecenderungan pembelian impuslif produk fashion pada remaja.
Hasil penelitian yang telah diperoleh menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara gaya hidup brand minded dan
kecenderungan pembelian impuslif produk fashion pada remaja (r= 0,669,
p= 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi gaya hidup brand
minded yang dimiliki remaja, maka semakin tinggi pula kecenderungan
para remaja tersebut untuk melakukan pembelian impulsif terhadap
produk-produk fashion. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah gaya
hidup brand minded pada remaja, maka semakin rendah pula
kecenderungan para remaja tersebut untuk melakukan pembelian impuslif
terhadap produk-produk fashion.
Penelitian ini menunjukkan bahwa remaja yang memiliki gaya
hidup brand minded, secara tidak sadar akan menjadi konsumen yang
impulsif terlebih dalam pembelian produk fashion. Hal ini sejalan dengan
Pranoto dan Mahardayani (2010), bahwa remaja memang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
kecenderungan yang cukup besar untuk membeli dan menggunakan
barang-barang bermerek (branded), terlebih pada produk fashion.
Anggraini (2012) juga mengungkapkan bahwa individu dengan
kecenderungan gaya hidup brand minded yang tinggi akan lebih mengikuti
perkembangan produk fashion dan selalu berusaha untuk membeli produk
fashion bermerek (branded) yang diinginkannya. Orientasi pada merek
(brand) inilah yang tanpa disadari menyebabkan remaja memiliki
kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk-produk fashion. Hal
ini dikarenakan, bagi remaja produk fashion bermerek (branded)
dipandang dapat memberikan kepuasan tersendiri (Sari, 2013). Ketika
menggunakan produk fashion bermerek (branded), remaja akan merasa
dapat mempresentasikan dirinya secara lebih baik (Anastasia, et al, 2008).
Pada analisis tambahan berdasarkan jenis kelamin, diperoleh hasil
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara remaja perempuan dan
laki-laki terhadap kecenderungan pembelian impulsif produk fashion (p=
0,068, p > 0,05). Hal ini juga diungkapkan oleh Anastasia, et al, (2008),
bahwa tidak ditemukan adanya perbedaan antara remaja laki-laki dan
perempuan dalam pembelian impulsif terhadap produk fashion. Hasil ini
bertentangan dengan beberapa hasil peneltian sebelumnya yang
mengungkapkan bahwa remaja perempuan lebih cenderung melakukan
pembelian secara impulsif daripada remaja laki-laki (Lin & Chuang, 2005;
Utami & Sumaryono, 2008). Bertentangan pula dengan hasil penelitian
dari Ekeng, et al (2012) dan Sharma, et al (2012), bahwa ada perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
yang signifikan dalam kecenderungan pembelian impulsif antara remaja
perempuan dan laki-laki, dan remaja laki-laki justru lebih cenderung
impulsif daripada remaja perempuan. Analisis tambahan pada perbedaan
jenis kelamin terhadap gaya hidup brand minded juga diperoleh hasil
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan (p = 0,541, p > 0,05).
Pada analisis selanjutnya, diperoleh hasil bahwa ada perbedaan
yang signifikan berdasarkan perbedaan usia terhadap kecenderungan
pembelian impulsif produk fashion (p= 0,027, p < 0,05). Masa remaja
pertengahan menjadi kategori usia remaja yang memilki kecenderungan
pembelian impulsif produk fashion tertinggi (mean= 71,51), disusul oleh
masa remaja akhir (mean = 59,31) dan awal (mean= 50,68). Hal ini sesuai
dengan penelitian dari Wood (1998) juga mengatakan bahwa pembelian
impulsif akan meningkat secara sangat signifikan mulai pada usia 18
tahun. Lin dan Lin (2005), bahwa remaja dengan usia 15 – 19 tahun
memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang cukup besar. Semuel
(2007) mengungkapkan bahwa usia 19 – 21 tahun memiliki tingkat
pembelian impulsif yang tinggi. Paramita (2015) juga menambahkan
bahwa remaja yang dimulai dari usia 11 – 21 tahun memang memiliki
kecenderungan pembelian yang lebih impulsif. Analisis tambahan
perbedaan usia terhadap gaya hidup brand minded juga diperoleh hasil
bahwa ada perbedaan yang signifikan (p= 0,042, p < 0,05). Masa remaja
pertengahan juga menjadi kategori usia remaja yang memilki gaya hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
brand minded tertinggi (mean= 69,58), disusul oleh masa remaja akhir
(mean= 61,79) dan awal (mean= 50,14).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan juga signifikan
antara gaya hidup brand minded dengan kecenderungan pembelian
impulsif produk fashion pada remaja. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi gaya hidup brand minded yang dimiliki oleh seorang
remaja, maka akan semakin tinggi pula kecenderungan pembelian impulsif
terhadap produk fashion. Sebaliknya, semakin rendah gaya hidup brand
minded, maka semakin rendah pula kecenderungan kecenderungan
pembelian impulsif terhadap produk fashion.
B. Saran
a. Bagi Remaja
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terdapat hubungan
yang signifikan antara gaya hidup brand minded dengan
kecenderungan pembelian impulsif produk fashion, maka bagi para
remaja dapat mengevaluasi kembali gaya hidupnya agar tidak
mengarah pada kecenderungan pembelian impulsif terhadap produk
fashion.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai
pembelian impulsif, dapat lebih memperhatikan dan memfokuskan
penelitiannya kepada subjek berjenis kelamin laki-laki. Hal ini
dikarenakan, penelitian ini menemukan hasil bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam kecenderungan pembelian impuslif
pada remaja perempuan maupun remaja laki-laki terlebih dalam
pembelian produk fashion dan juga mengingat masih sedikitnya
penelitian mengenai pembelian impulsif terhadap remaja laki-laki.
Peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai
pembelian impulsif pada produk fashion, dapat lebih memperhatikan
item-item dalam skala pengukurannya. Pastikan semua item dalam
skala tersebut membahas mengenai pembelian impulsif pada produk
fashion bukan mengenai pembelian impulsif secara umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, F. A., Rasimin, B. S., & Nuryati, A. (2008). Hubungan Self Monitoring
Dengan Impulsive Buying Terhadap Produk Fashion Pada Remaja.
Skripsi. Fakultas Psikologi. Universitas Gadjah Mada. (Tidak
diterbitkan).
Anggraini, E. (2012). Pengalaman Komunikasi Wanita Dengan Gaya Hidup
”Brand Minded”. Skrispi. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik. Univerisitas Diponegoro. (Tidak diterbitkan).
Antara News. (2014). Gaya hidup dan Kebiasaan Anak Remaja Masa Kini.
Diunduh pada 29 Juli 2015, dari www.antaranews.com.
Astari, N.P. L.W. & Widagda, IGN. J. A. (2014). Pengaruh Perbedaan Jenis
Kelamin Dan Kontrol Diri Terhadap Keputusan Pembelian Impulsif
Produk Fashion. E-Journal Universitas Udayana, vol. 3 no.3.
Azwar, S. (2004). Metode Penelitian. Penerbit: Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Penerbit: Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Azwar, S. (2010). Reliabilitas dan Validitas. Penerbit: Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Bashar, A., & Saraswat, K. K. (2014). Influence of Lifestyle and Cultural Factors
On Consumer Impulse Buying Behaviour. International Journal of
Marketing & Financial Management, vol. 2, issue 1.
Bashir, S., Zeeshan, M., & Sabbar, S. (2013). Impact of Cultural Values and Life
Style on Impulse Buying Behavior: A case study of Pakistan.
International Review of Management and Business Research, volume
2, issue 1.
Blackwell, J. E., Miniard, R. D., & Engel, P. W. (1994). Consumer Behavior
Edition 6th (Jilid 1). Penerbit: Binarupa Aksara, Jakarta.
Blackwell, J. E., Miniard, R. D., & Engel, P. W. (1995). Consumer Behavior
Edition 6th (Jilid I1). Penerbit: Binarupa Aksara, Jakarta.
Blog Detik. (2011). Cowok Sekarang Lebih Menyukai Belanja. Diunduh pada 27
Februari 2016, dari www.asmarie.blogdetik.com.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Brandon, L & Forney, J.C. (2002). Influences of Female Purchase Motivation and
Product Satisfaction: A Comparison of Casual and Formal Lifestyles
and Angalo and Hispanic Ethnicity. Journal of Family and Consumer
Sciences, 94 (1), 54 – 63.
Ditmar, H., Beatti, J., & Friese, S. (1995). Objects, Decision Considerations and
Self-Image in Men‟s and Women‟s Impulse Purchases. ESRC Journal.
Ekeng, A. B., Lifu, F., & Asinya, F. A. (2012). Effect of Demographic
Characteristics On Consumer Impulse Buying Among Consumers of
Calabar Municipality, Cross River State. Academic Reserach
International (vol. 3, no. 2), SAVAP International.
Elfina, N., H. (2010). Hubungan Antara Gaya Hidup Brand Minded Dengan
Kecenderungan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Puteri. Skripsi.
Fakultas Psikologi. Universitas Sumatera Utara. (Tidak diterbitkan).
Fadli, I., F. (2010). Analisis Customer Based Brand Equity (CBBE) Hasil Dari
Program Integrated Marketing Communication (IMC) Dalam
Membangun Ekuitas Merek (Studi Kasus: LA lights). Fakultas
Ekonomi, program studi Magister Manajemen. Universitas Indonesia.
(Tidak diterbitkan).
Fitri, R., A. (2006). Terlena Dalam Nikmatnya Belanja. Diunduh pada 11
Februari 2016, dari www.suarapembaruan.com.
Gasiorowska, A. (2011). Gender As A Moderator of Tempramental Causes of
Impulse Buying Tendency. Journal of Customer Behaviour, Wroclaw
University of Technology – Poland, 10 (2), 119-142.
Ghani, U. PhD. (2010). An Exploratory Study of The Impulse Buying Behaviour
of Urban Consumers in Peshawar. International Conference on
Business and Economics Research, Kuala Lumpur – Malaysia.
Gulӧ, W. (2002). Metodelogi Penelitian. Penerbit: Grasindo – PT. Gramedia
Widiasarama Indonesia, Jakarta.
Hausman, A. (2000). A Multi-Method Investigation of Consumer Motivations In
Impulse Buying Behavior. Journal of Consumer Marketing. Vol. 17.
Issue 5.
Hawkins, Del. I & Mothersbaugh, D. L. (2007). Consumer Behavior (Building
Marketing Strategy). Penerbit: McGraw-Hill Irwin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Hukum Online (2001). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 15 Tahun
2001 Tentang Merek. Diunduh pada 14 September 2015, dari
www.hukumonlie.com.
Jusuf, H. (2001). Pakaian Sebagai Penanda: Kajian Teoretik Tentang Fungsi dan
Jenis Pakaian Dalam Konteks Semiotika. Jurnal Seni Rupa dan
Desain, vol.1 no.3.
Kacen, J., J. & Lee, J., A. (2002). The Influence of Culture on Consumer
Impulsive Buying Behavior. Journal of Consumer Psychology. 12 (2),
163-176.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Definisi Pakaian. Diunduh pada 15
September 2015, dari www.kbbi.wed.id.
Kartila, I. (2012). Nongkrong di Cafe jadi gaya hidup. Diunduh pada 27 Juli 2015,
dari www.pidato-net.com.
Kasmadi, M.Pd., Sunariah, N.S, M.Pd. (2013). Panduan Modern Penelitian
Kuantitatif. Penerbit: Alfabeta, Bandung – Indonesia.
Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran Edisi Kesebelas Jilid 1. Penerbit: PT.
Index Kelompok Gramedia, Jakarta.
Lin, CH & Chuang, SC. (2005).The Effect of Individual Differences on
Adolescent‟s Impulsive Buying Behavior. Adolescence, 40(159): 551–
558.
Lin, CH & Lin, HM. (2005). An Exploration of Taiwanese Adolescents‟
Impulsive Buying Tendency. Adolescence, 40(157): 215–223.
Lin, Yi-Hsiu., & Chen, Chen-Yueh. (2012). Adolescents‟ Impulse Buying:
Susceptibility To Interpersonal Influence And Fear of Negative
Evaluation. Social Behavior and Personality (vol.40, no.3), ProQuest
Sociology.
Lukman, E. (2014). Laporan: 30 juta pengguna internet di Indonesia adalah
remaja. Diunduh pada 29 Juli 2015, dari www.id.techinasia.com.
McNeal, J. U. (2007). On Becoming A Consumer. Penerbit: Elsevier, USA.
Mowen, J., C. & Minor, M. (2002). Perilaku Konsumen (Jilid 2). Penerbit:
Erlangga, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Munandar, A. S. (2001). Psikologi Indsutri dan Organisasi. Penerbit: UI-Press,
Jakarta.
Nasution, Prof. Dr. S. M.A. (2011). Metode Research (Penelitian Ilmiah).
Penerbit: PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Niu, Han-Jen., & Wang, Yau-De. (2009). Work Experience Effect On Idolatry
And The Impulsive Buying Tendencies of Adolescents. Adolescence
(vol. 44, no.173), Libra Publisher, Inc – San Diego.
Papalia. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan) Edition 9th.
Penerbit: Salemba Humanika, Jakarta.
Parakh, A., Bindal, S., & Saldanha, A. (2016). Impulse Buying Behavior in
Adolescents. Imperial Journal of Interdisciplinary Research (IJIR).
Vol. 2, Issue, 4, 2016.
Paramita, AA., A., R. (2015). Hubungan Antara Dimensi Pola Komunikasi
Keluarga Dengan Kecenderungan Pembelian Impulsif Pada Remaja.
Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
(Tidak diterbitkan).
Piron, F. (1991). Defining Impulse Purchasing. Association for Consumer (ACR)
Journal. Vol.18. 509-514.
Pranoto, W., & Mahardayani, I. H. (2010). Perilaku Konsumen Remaja
Menggunakan Produk Fashion Bermerek Ditinjau Dari Kepercayaan
Diri. Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus, volume 1, No. 1.
Priyanto, D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Penerbit:
CV. Andi Offset, Yogyakarta.
Rancah Post. (2014). Trend Fashion Terbaru di Kalangan Remaja. Diunduh pada
29 Juli 2015, dari www.rancahpost.co.id.
Rook, D., W. & Hoch, S., J. (1985). Consuming Impulses. Journal of Association
for Consumer Research.
Rook, D., W. (1987). The Buying Impulse. Journal of Consumer Research.
Rook, D., W., & Fisher, R., J. (1995). Normative Influences on Impulsive Buying
Behavior. Journal of Consumer Research.
Santoso, A. (2010). Statistik Untuk Psikologi dari Blog Menjadi Buku. Penerbit:
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta – Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Santrock, J., W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja) Edition 6th.
Penerbit: Erlangga, Jakarta.
Sari, I., K. (2013). Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kecenderungan
Perilaku Konsumtif Mahasiswa dalam Menggunakan Produk Fashion
Bermerek. Skripsi Thesis. Fakultas Psikologi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. (Tidak diterbitkan).
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Penerbit: Graha
Ilmu, Yogyakarta – Indonesia.
Sathish, S. & Rajamohan, DR., A. (2012). Consumer Behaviour & Lifestyle
Marketing. International Journal of Marketing, Financial Services &
Management Research (IRJC). Vol. 1 Issue 10.
Semual, H. (2007). Pengaruh Stimulus Media Iklan, Uang Saku, Usia dan Gender
Terhadao Kecenderungan Perilaku Pembelian Impulsif (Studi Kasus
Produk Pariwisata). Jurnal Manajemen Pemasaran.Vol.2, No.1 (31-
42).
Sharma, M., Sharma, A., & Mittal, V. (2012). Impulsive Buying Behavior Among
Proffesional Students In Reference To Gender. Journal of Human
Resource Management and Development (vol. 2, issue 2), Trans
Stellar Journal Publications.
Siregar, S., Ir., M.M. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan
perbandingan perhitungan manual & SPSS. Penerbit: Kencana,
Jakarta.
Soesilowindradini, Dra., MA. (2006). Psikologi Perkembangan Masa Remaja.
Penerbit: Usaha Nasional, Surabaya – Indonesia.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit:
Alfabeta, Bandung, Indoensia.
Sumanto, Dr., M.A. (2014). Psikologi Perkembangan: Fungsi dan Teori.
Penerbit: CAPS.
Sumarwan, U. (2011). Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam
Pemasaran. Edisi Kedua. Penerbit: Ghalia Indonesia, Bogor.
Susianto. (1993). Studi Gaya Hidup Sebagai Upaya Mengenali Kebutuhan Anak
Muda. Jurnal Psikologi dan Masyarakat. Penerbit: PT. Gramedia,
Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Sutojo, S. (1988). Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran. Penerbit: PT. Pustaka
Binaman Presindo.
The Nieksen Company. (2011). Pembelanja Indonesia Makin Impulsif. Diunduh
23 Mei 2015, dari www.tempo.com.
The Nielsen Company. (2013). Konsumen Indonesia Semakin Impulsive. Diunduh
pada 22 Juni 2015, dari www.nielsen.com.
Utami, F. A. & Sumaryono. (2008). Pembelian Impulsif Ditinjau Dari Kontrol
Diri Dan Jenis Kelamin Pada Remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi
Universitas Gadjah Mada. Vol. 3, No. 1.
Verplanken, B. & Herabadi, A. (2001). Individual Differences in Impulse Buying
Tendency: Feeling and no Thinking. European Journal of Personality.
15, S71-S83.
Verplanken, B., Herabadi, A., & Knippenberg, A. Van. (2009). Consumption
Experience of Impulse Buying in Indonesia: Emotional Arousal and
Hedonistic Considerations. Asian Journal of Social Psychology. 12,
20-31.
Verplanknen, B., & Sato, A. (2011). The Psychology of Impulse Buying: An
Integrative Self-Regulation Approach.. Journal of The Psychology
Impulse Buying, University of Bath, .UK.
Vohs, K.. D., & Faber, R. J. (2007). Spent Resources: Self-Regulatory Resource
Availibility Affects Impulse Buying. Journal of Consumer Research,
Oxford Journals. Vol. 33. Issue 4.
Wollen, P. (2003). The Concept of Fashion in The Arcades Project. Boundary 2,
volume 30, number 1.
Wood, M. (1998). Socioeconomic Status, Delay of Gratification, and Impulse
Buying. Journal of Economic Psychology, 19 (3), 295-320.
Yusuf, S. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Penerbit: PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung – Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
A. Lampiran Skala Try Out 1
SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGIS
Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh:
Pradnya Dirga Paramita Taviono
119114176
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Yogyakarta, ................................. 2015
Kepada
Yth. Saudara/Saudari
yang ikut berpartisipasi dalam penelitin ini
Dengan hormat, saya:
Nama : Pradnya Dirga Paramita Taviono
Fakultas : Psikologi
Universitas : Sanata Dharma Yogyakarta
Terkait dengan penelitian yang akan saya lakukan dalam rangka
penyusunan tugas akhir, perkenankan saya memohon izin untuk meminta
bantuan serta partisipasi saudara/i untuk mengisi beberapa pernyataan
dalam skala ini.
Skala ini terdiri dari 24 pernyataan. Saat merespon pernyataan-
pernyataan tersebut, saudara/i diharapkan dapat mengisi dengan jawaban
sebenar-benarnya sesuai dengan keadaan dan kondisi dalam kehidupan
sehari-hari. Pada skala ini, tidak ada penilian benar atau salah. Data yang
diberikan oleh saudara/i sangat terjaga kerahasiannya.
Pada saat mengisi skala ini, mohon untuk selalu memperhatikan
petunjuk pengerjaan dan instruksi yang diberikan, karena hasil dari
pengisian skala ini akan digunakan untuk kepentingan akademik. Atas
perhatian dan partisipasi dari saudara/i, saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya,
(Peneliti)
PERNYATAAN KESEDIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini tanpa
adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun. Saya bersedia mengisi skala
ini dengan sukarela, demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua respon yang saya berikan dalam skala ini, benar-benar mewakili
apa yang saya alami dalam kehidupan sehari-hari dan bukan atas pandangan
masyarakat pada umumnya. Saya juga memberikan ijin agar jawaban saya dapat
digunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini.
Yogyakarta, .................................2015
(Pengisi Skala)
IDENTITAS RESPONDEN
Anda diminta untuk mengisi beberapa pertanyaan dibawah ini dengan
memberikan tanda silang (X) pada salah satu kotak pilihan jawaban yang tersedia.
Identitas ini akan digunakan sebagai data penunjang dalam penelitian ini. Pada
bagian identitas ini, kerahasiaannya akan sangat dijaga. Mohon diisi dengan
keadaan anda yang sebenar-benarnya.
Jenis Kelamin : L P
Usia : 12 – 14 tahun
15 – 18 tahun
19 – 22 tahun
Pendidikan saat ini :
Pelajar SMP
Pelajar SMA/SMK
Mahasiswa
Lainnya, yaitu ..................................
Pendapatan/uang saku per-bulan :
< Rp.500.000,-
Rp. 500.000,- – 1.000.000,-
Rp. 1.000.000,- - Rp. 2.000.000,-
> Rp. 2.000.000,-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
PETUNJUK PENGERJAAN
Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan pada 24 pernyataan
didalam skala ini, dengan memberikan tanda silang (X). Pada kolom jawaban
yang paling mewakili keadaan dan kondisi yang anda alami. Terdapat empat
pilihan alternatif jawaban, sebagai berikut :
SS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT SESUAI”
dengan diri Anda
S : Bila pernyataan tersebut “SESUAI”
dengan diri Anda
TS : Bila pernyataan tersebut “TIDAK SESUAI”
dengan diri Anda
STS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK
SESUAI” dengan diri Anda
Contoh cara mengerjakan :
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
1. Saya suka membeli barang bermerek
(branded) SS S TS STS
Jika ingin mengganti jawaban awal, lakukan dengan cara seperti berikut :
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
1. Saya suka membeli barang bermerek
(branded) SS S TS STS
INGAT: Tidak ada jawaban benar ataupun salah. Jangan sampai ada nomor
pernyataan yang terlewatkan. SELAMAT MENGERJAKAN!
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1.
Menurut saya, memakai barang-barang bermerek
(branded) tidak memberikan dampak apa-apa
dalam kehidupan sehari-hari saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
2.
Ketika menemukan barang merek (branded) yang
saya ingini, saya tidak segan mengeluarkan uang
untuk membelinya
3.
Saya sering mengunjungi pusat perbelanjaan,
seperti mall, distro atau butik yang menjual produk
bermerek (branded)
4. Memiliki suatu barang bermerek (branded), akan
memberikan kepuasan tersendiri bagi saya
5. Saya termasuk orang yang tidak suka mengikuti
perkembangan trend terbaru
6. Ketika melihat barang bermerek (branded), saya
kurang tertarik untuk membelinya
7. Saya membeli barang-barang bermerek (branded),
agar saya dapat tampil lebih oke diantara teman-
teman saya
8.
Ketika memiliki uang lebih, saya lebih memilih
menabungnya daripada membeli barang-barang
bermerek (branded)
9.
Walaupun tidak memiliki/menggunakan barang-
barang bermerek (branded), saya tetap diterima
dengan baik dilingkungan saya
10.
Saya kurang tertarik mengunjungi pusat
perbelanjaan, yang menjual produk bermerek
(branded)
11. Saya enggan mengeluarkan uang hanya untuk
membeli barang-barang bermerek (branded)
12.
Ketika memakai barang-barang bermerek
(branded), saya merasa lebih mudah mendapat
teman baru
13. Ketika membeli sesuatu, saya tidak mementingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
mereknya. Saya akan tetap membeli walaupun
bukan barang bermerek (branded) terkenal/ekslusif
14.
Saya cenderung menghabiskan uang untuk
membeli barang bermerek (branded) yang saya
inginkan
15.
Menurut saya dengan memiliki barang bermerek
(branded), maka saya jadi lebih mudah diterima di
lingkungan sosial saya
16.
Dalam berbelanja, saya lebih tertarik membeli
barang-barang yang memiliki merek (brand)
terkenal/eksklusif
17.
Saya justru merasa tidak nyaman jika
menggunakan barang-barang bermerek (branded)
di tempat umum
18.
Saya akan tetap diterima oleh lingkungan saya,
walaupun saya tidak memiliki barang-barang
bermerek (branded)
19. Saya menjadi lebih keren dan gaul ketika memakai
barang-barang bermerek (branded)
20.
Saya sangat antusias mengikuti perkembangan
trend terbaru dengan cara berkunjung ke pusat-
pusat perbelanjaan
21. Saya tertarik untuk memiliki barang-barang
bermerek (branded)
22. Memakai barang bermerek (branded) ditempat
umum, membuat saya merasa bangga
23. Saya akan tetap merasa puas ketika membeli
barang yang saya inginkan, walaupun bukan
barang yang bermerek (branded)
24. Saya bisa medapatkan teman baru , walaupun saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
tidak memakai barang-barang bermerek (branded)
Terimakasih Atas Partisipasi & Kerjasamanya~
B. Lampiran Skala Try Out 2
SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGIS
Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Disusun oleh:
Pradnya Dirga Paramita Taviono
119114176
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Yogyakarta, ................................. 2015
Kepada
Yth. Saudara/Saudari
yang ikut berpartisipasi dalam penelitin ini
Dengan hormat, saya:
Nama : Pradnya Dirga Paramita Taviono
Fakultas : Psikologi
Universitas : Sanata Dharma Yogyakarta
Terkait dengan penelitian yang akan saya lakukan dalam rangka
penyusunan tugas akhir, perkenankan saya memohon izin untuk meminta
bantuan serta partisipasi saudara/i untuk mengisi beberapa pernyataan
dalam skala ini.
Skala ini terdiri dari 24 pernyataan. Saat merespon pernyataan-
pernyataan tersebut, saudara/i diharapkan dapat mengisi dengan jawaban
sebenar-benarnya sesuai dengan keadaan dan kondisi dalam kehidupan
sehari-hari. Pada skala ini, tidak ada penilian benar atau salah. Data yang
diberikan oleh saudara/i sangat terjaga kerahasiannya.
Pada saat mengisi skala ini, mohon untuk selalu memperhatikan
petunjuk pengerjaan dan instruksi yang diberikan, karena hasil dari
pengisian skala ini akan digunakan untuk kepentingan akademik. Atas
perhatian dan partisipasi dari saudara/i, saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya,
(Peneliti)
PERNYATAAN KESEDIAN
Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini tanpa
adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun. Saya bersedia mengisi skala
ini dengan sukarela, demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua respon yang saya berikan dalam skala ini, benar-benar mewakili
apa yang saya alami dalam kehidupan sehari-hari dan bukan atas pandangan
masyarakat pada umumnya. Saya juga memberikan ijin agar jawaban saya dapat
digunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini.
Yogyakarta, ................................. 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
(Pengisi Skala)
PETUNJUK PENGERJAAN
Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan pada 24 pernyataan
didalam skala ini, dengan memberikan tanda silang (X). Pada kolom jawaban
yang paling mewakili keadaan dan kondisi yang anda alami. Terdapat empat
pilihan alternatif jawaban, sebagai berikut :
SS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT SESUAI”
dengan diri Anda
S : Bila pernyataan tersebut “SESUAI”
dengan diri Anda
TS : Bila pernyataan tersebut “TIDAK SESUAI”
dengan diri Anda
STS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK
SESUAI” dengan diri Anda
Contoh cara mengerjakan :
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
1. Saya membeli suatu produk fashion,
tanpa berpikir panjang sebelumnya SS S TS STS
Jika ingin mengganti jawaban awal, lakukan dengan cara seperti berikut :
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
1. Saya membeli suatu produk fashion,
tanpa berpikir panjang sebelumnya SS S TS STS
INGAT: Tidak ada jawaban benar ataupun salah. Jangan sampai ada nomor
pernyataan yang terlewatkan. SELAMAT MENGERJAKAN!
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1. Ketika membeli suatu produk fashion, saya akan
membeli seusai dengan perencanaan sebelumnya
2. Terkadang saya merasa menyesal dan bersalah
setelah membeli tanpa pertimbangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3. Ketika berbelanja produk fashion, saya terbiasa
membuat daftar barang-barang yang akan saya beli
4.
Saya akan berpikir cermat sebelum membeli
barang-barang yang berkaitan dengan produk
fashion
5.
Saya hanya membeli tas, sepatu, pakaian, jam,
parfum dan produk fashion lainnya, ketika saya
benar-benar membutuhkannya
6. Ketika menemukan produk fashion yang saya
sukai, saya akan langsung membelinya
7. Ketika berbelanja produk fashion, saya tidak
membuat daftar barang-barang yang akan saya beli
8. Saya cenderung biasa saja, tidak terlalu sedih
ataupun kecewa ketika tidak mendapatkan apa
yang ingin saya beli
9.
Saya merasa sangat senang saat berbelanja dan
membeli barang-barang, terutama yang
berhubungan dengan produk fashion
10.
Terkadang saya membeli tas, sepatu, pakaian, jam,
parfum dan produk fashion lainnya, karena saya
menyukainya, bukan karena membutuhkannya
11.
Saya akan membeli sesuatu, jika saya benar-benar
tahu apa manfaatnya
12 Saya sering membeli barang-barang penunjang
fashion, diluar perencanaan sebelumnya
13.
Saya merasa butuh perjuangan untuk tidak
membeli produk fashion yang menarik perhatian
saya
14.
Saya terbiasa membeli suatu produk fashion, tanpa
berpikir panjang sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
15.
Saya sering membeli produk fashion, seperti tas,
sepatu, pakaian, dan lainnya tanpa
mempertimbangkan manfaatnya
16. Saya merasa sangat sedih dan kecewa ketika tidak
mendapatkan produk fashion yang ingin saya beli
17. Saya tidak merasa menyesal dengan barang-barang
produk fashion yang telah saya beli
18. Saya mampu mengendalikan suasana hati saya saat
berbelanja, termasuk berbelanja produk fashion
19.
Saya mampu menunda untuk membeli produk
fashion yang saya inginkan, walaupun sedang ada
diskon
20. Saya sering membeli barang, seperti pakaian, topi,
jaket, dan lain sebagainya tanpa alasan yang jelas
21.
Ketika membeli suatu produk fashion, saya akan
mempertimbangkan dengan matang sebelum saya
memutuskan untuk membelinya
22.
Saya tidak terbiasa membeli sesuatu, termasuk
produk fashion, melebihi apa yang telah
direncanakan
23. Jika melihat produk fashion yang menarik
perhatian saya, saya dapat menahan keinginan saya
24.
Ketika berbelanja produk fashion, saya sering
membeli melebihi apa yang saya rencanakan
Terimakasih Atas Partisipasi & Kerjasamanya~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
C. Lampiran Tabel Seleksi Item
a. Tabel Uji Reliabilitas Skala Gaya Hidup Brand Minded Sebelum
Seleksi Item
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.911 24
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Item_1 49.8333 80.209 .553 .907
Item_2 49.9500 81.336 .511 .908
Item_3 49.9667 77.762 .694 .904
Item_4 49.3667 79.999 .522 .908
Item_5 49.6333 86.609 .117 .915
Item_6 49.5333 80.287 .637 .905
Item_7 49.9833 81.135 .540 .907
Item_8 50.1000 79.583 .592 .906
Item_9 50.7833 83.291 .523 .908
Item_10 49.6833 80.322 .674 .905
Item_11 49.8833 78.376 .734 .903
Item_12 50.3667 80.507 .555 .907
Item_13 50.2167 82.478 .424 .910
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Item_14 50.3333 80.836 .565 .907
Item_15 50.2667 81.758 .498 .908
Item_16 49.8833 79.834 .638 .905
Item_17 49.4333 83.402 .389 .910
Item_18 50.6167 82.749 .506 .908
Item_19 49.8500 82.672 .432 .909
Item_20 49.9667 82.168 .399 .910
Item_21 49.5333 78.253 .706 .904
Item_22 50.0167 81.135 .580 .907
Item_23 50.3333 83.819 .331 .911
Item_24 50.6833 84.254 .377 .910
b. Tabel Uji Reliabilitas Skala Gaya Hidup Brand Minded Setelah
Seleksi Item
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.915 23
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Item_1 47.2833 78.444 .568 .911
Item_2 47.4000 79.837 .504 .912
Item_3 47.4167 76.315 .686 .908
Item_4 46.8167 78.322 .530 .912
Item_6 46.9833 78.627 .645 .909
Item_7 47.4333 79.741 .524 .911
Item_8 47.5500 78.048 .590 .910
Item_9 48.2333 81.673 .525 .912
Item_10 47.1333 78.795 .670 .909
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Item_11 47.3333 76.904 .727 .907
Item_12 47.8167 78.966 .553 .911
Item_13 47.6667 80.734 .437 .913
Item_14 47.7833 79.393 .553 .911
Item_15 47.7167 80.139 .501 .912
Item_16 47.3333 78.226 .641 .909
Item_17 46.8833 81.800 .389 .914
Item_18 48.0667 81.114 .510 .912
Item_19 47.3000 81.129 .428 .913
Item_20 47.4167 80.756 .386 .915
Item_21 46.9833 76.729 .704 .907
Item_22 47.4667 79.507 .584 .910
Item_23 47.7833 82.037 .346 .915
Item_24 48.1333 82.389 .404 .914
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
c. Tabel Uji Reliabilitas Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif
Produk Fashion Sebelum Seleksi Item
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Item_1 51.1667 84.412 .419 .902
Item_2 49.9833 94.084 -.328 .917
Item_3 50.4833 82.796 .474 .901
Item_4 51.1500 82.638 .602 .898
Item_5 51.3333 82.734 .507 .900
Item_6 50.7000 80.519 .603 .898
Item_7 50.5167 83.576 .479 .901
Item_8 51.0333 82.406 .562 .899
Item_9 50.4333 86.080 .274 .905
Item_10 50.7000 80.485 .559 .899
Item_11 51.1833 80.457 .664 .897
Item_12 50.750 80.767 .673 .897
Item_13 50.6500 85.452 .301 .905
Item_14 50.9000 82.024 .573 .899
Item_15 51.0000 81.119 .762 .895
Item_16 50.9500 83.574 .469 .901
Item_17 51.0667 86.436 .466 .902
Item_18 51.2000 85.214 .464 .901
Item_19 51.1167 82.613 .554 .899
Item_20 51.0500 78.997 .708 .895
Item_21 51.1333 81.270 .707 .896
Item_22 50.8500 81.350 .609 .898
Item_23 51.0667 84.640 .436 .902
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.904 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Item_1 51.1667 84.412 .419 .902
Item_2 49.9833 94.084 -.328 .917
Item_3 50.4833 82.796 .474 .901
Item_4 51.1500 82.638 .602 .898
Item_5 51.3333 82.734 .507 .900
Item_6 50.7000 80.519 .603 .898
Item_7 50.5167 83.576 .479 .901
Item_8 51.0333 82.406 .562 .899
Item_9 50.4333 86.080 .274 .905
Item_10 50.7000 80.485 .559 .899
Item_11 51.1833 80.457 .664 .897
Item_12 50.750 80.767 .673 .897
Item_13 50.6500 85.452 .301 .905
Item_14 50.9000 82.024 .573 .899
Item_15 51.0000 81.119 .762 .895
Item_16 50.9500 83.574 .469 .901
Item_17 51.0667 86.436 .466 .902
Item_18 51.2000 85.214 .464 .901
Item_19 51.1167 82.613 .554 .899
Item_20 51.0500 78.997 .708 .895
Item_21 51.1333 81.270 .707 .896
Item_22 50.8500 81.350 .609 .898
Item_23 51.0667 84.640 .436 .902
Item_24 50.8833 81.901 .710 .897
d. Tabel Uji Reliabilitas Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif
Produk Fashion Setelah Seleksi Item
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Item_1 45.3833 83.935 .439 .917
Item_3 44.7000 82.315 .492 .917
Item_4 45.3667 82.134 .626 .914
Item_5 45.5500 82.286 .524 .916
Item_6 44.9167 80.247 .606 .914
Item_7 44.7333 83.250 .487 .917
Item_8 45.2500 82.292 .553 .915
Item_10 44.9167 80.654 .532 .916
Item_11 45.4000 80.142 .670 .913
Item_12 44.9667 80.643 .664 .913
Item_13 44.8667 85.101 .309 .920
Item_14 45.1167 81.766 .575 .915
Item_15 45.2167 80.783 .772 .911
Item_16 45.1667 83.260 .476 .917
Item_17 45.2833 86.206 .465 .917
Item_18 45.4167 84.925 .469 .917
Item_19 45.3333 82.226 .566 .915
Item_20 45.2667 78.911 .698 .912
Item_21 45.3500 80.977 .712 .912
Item_22 45.0667 81.148 .607 .914
Item_23 45.2833 84.342 .442 .917
Item_24 45.1000 81.820 .696 .913
.919 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
D. Lampiran Skala Penelitian
SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGIS
Digunakan untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh:
Pradnya Dirga Paramita Taviono
119114176
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
.................., ................................. 2015
Kepada
Yth. Saudara/Saudari
yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat, saya:
Nama : Pradnya Dirga Paramita Taviono
Fakultas : Psikologi
Universitas : Sanata Dharma Yogyakarta
Terkait dengan penelitian yang akan saya lakukan dalam rangka
penyusunan tugas akhir, perkenankan saya memohon izin untuk meminta
bantuan serta partisipasi saudara/i untuk mengisi beberapa pernyataan
dalam skala ini.
Skala ini terdiri dari 45 pernyataan yang dibagi menjadi dua bagian
skala, yaitu skala pertama terdiri dari 23 pernyataan dan skala kedua juga
terdiri dari 22 pernyataan. Saat merespon pernyataan-pernyataan tersebut,
saudara/i diharapkan dapat mengisi dengan jawaban sebenar-benarnya
sesuai dengan keadaan dan kondisi anda dalam kehidupan sehari-hari.
Pada skala ini, tidak ada penilian benar atau salah. Data yang diberikan
oleh saudara/i sangat terjaga kerahasiannya.
Pada saat mengisi skala ini, mohon untuk selalu memperhatikan
petunjuk pengerjaan dan instruksi yang diberikan, karena hasil dari
pengisian skala ini akan digunakan untuk kepentingan akademik. Atas
perhatian dan partisipasi dari saudara/i, saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya,
(Peneliti)
PERNYATAAN KESEDIAAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini tanpa
adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun. Saya bersedia mengisi skala
ini dengan sukarela, demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua respon yang saya berikan dalam skala ini, benar-benar mewakili
apa yang saya alami dalam kehidupan sehari-hari dan bukan atas pandangan
masyarakat pada umumnya. Saya juga memberikan ijin agar jawaban saya dapat
digunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini.
....................., .................................2015
(Pengisi Skala)
IDENTITAS RESPONDEN
Anda diminta untuk mengisi beberapa pertanyaan dibawah ini dengan
memberikan tanda silang (X) pada salah satu kotak pilihan jawaban yang tersedia.
Identitas ini akan digunakan sebagai data penunjang dalam penelitian ini. Pada
bagian identitas ini, kerahasiaannya akan sangat dijaga. Mohon diisi dengan
keadaan anda yang sebenar-benarnya.
Jenis Kelamin : L P
Usia : 12 – 14 tahun
15 – 18 tahun
19 – 22 tahun
Pendidikan saat ini :
Pelajar SMP
Pelajar SMA/SMK
Mahasiswa
Lainnya, yaitu ..................................
Pendapatan/uang saku per-bulan :
< Rp.500.000,-
Rp. 500.000,- – 1.000.000,-
Rp. 1.000.000,- - Rp. 2.000.000,-
> Rp. 2.000.000,-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PETUNJUK PENGERJAAN
Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan pada 44 pernyataan
didalam kedua skala ini, dengan memberikan tanda silang (X). Pada kolom
jawaban yang paling mewakili keadaan dan kondisi yang anda alami. Terdapat
empat pilihan alternatif jawaban, sebagai berikut :
SS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT SESUAI”
dengan diri Anda
S : Bila pernyataan tersebut “SESUAI”
dengan diri Anda
TS : Bila pernyataan tersebut “TIDAK SESUAI”
dengan diri Anda
STS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK
SESUAI” dengan diri Anda
Contoh cara mengerjakan :
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
1. Saya suka membeli barang bermerek
(branded) SS S TS STS
Jika ingin mengganti jawaban awal, lakukan dengan cara seperti berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
1. Saya suka membeli barang bermerek
(branded) SS S TS STS
INGAT: Tidak ada jawaban benar ataupun salah. Jangan sampai ada nomor
pernyataan yang terlewatkan.
SELAMAT MENGERJAKAN!
SKALA 1
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1. Ketika memakai barang-barang bermerek
(branded), saya merasa lebih mudah mendapat
teman baru
2. Ketika melihat barang bermerek (branded), saya
kurang tertarik untuk membelinya
3. Menurut saya, memakai barang-barang bermerek
(branded) tidak memberikan dampak apa-apa
dalam kehidupan sehari-hari saya
4. Ketika menemukan barang merek (branded) yang
saya ingini, saya tidak segan mengeluarkan uang
untuk membelinya
5. Ketika memiliki uang lebih, saya lebih memilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
menabungnya daripada membeli barang-barang
bermerek (branded)
6. Saya sering mengunjungi pusat perbelanjaan,
seperti mall, distro atau butik yang menjual produk
bermerek (branded)
7. Memakai barang bermerek (branded) ditempat
umum, membuat saya merasa bangga
8. Walaupun tidak memiliki/menggunakan barang-
barang bermerek (branded), saya tetap diterima
dengan baik dilingkungan saya
9. Saya enggan mengeluarkan uang hanya untuk
membeli barang-barang bermerek (branded)
10. Memiliki suatu barang bermerek (branded), akan
memberikan kepuasan tersendiri bagi saya
11. Ketika membeli sesuatu, saya tidak mementingkan
mereknya. Saya akan tetap membeli walaupun
bukan barang bermerek (branded) terkenal/ekslusif
12. Saya cenderung menghabiskan uang untuk
membeli barang bermerek (branded) yang saya
inginkan
13. Saya bisa medapatkan teman baru , walaupun saya
tidak memakai barang-barang bermerek (branded)
14. Saya sangat antusias mengikuti perkembangan
trend terbaru dengan cara berkunjung ke pusat-
pusat perbelanjaan
15. Saya akan tetap diterima oleh lingkungan saya,
walaupun saya tidak memiliki barang-barang
bermerek (branded)
16. Saya justru merasa tidak nyaman jika
menggunakan barang-barang bermerek (branded)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
di tempat umum
17. Saya menjadi lebih keren dan gaul ketika memakai
barang-barang bermerek (branded)
18. Menurut saya dengan memiliki barang bermerek
(branded), maka saya jadi lebih mudah diterima di
lingkungan sosial saya
19. Saya akan tetap merasa puas ketika membeli
barang yang saya inginkan, walaupun bukan
barang yang bermerek (branded)
20. Saya tertarik untuk memiliki barang-barang
bermerek (branded)
21. Saya membeli barang-barang bermerek (branded),
agar saya dapat tampil lebih oke diantara teman-
teman saya
22. Saya kurang tertarik mengunjungi pusat
perbelanjaan, yang menjual produk bermerek
(branded)
23. Dalam berbelanja, saya lebih tertarik membeli
barang-barang yang memiliki merek (brand)
terkenal/eksklusif
SKALA 2
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1. Saya cenderung biasa saja, tidak terlalu sedih
ataupun kecewa ketika tidak mendapatkan apa
yang ingin saya beli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
2. Saya sering membeli barang, seperti pakaian, topi,
jaket, dan lain sebagainya tanpa alasan yang jelas
3. Ketika membeli suatu produk fashion, saya akan
membeli seusai dengan perencanaan sebelumnya
4. Saya mampu mengendalikan suasana hati saya saat
berbelanja, termasuk berbelanja produk fashion
5. Saya tidak terbiasa membeli sesuatu, termasuk
produk fashion, melebihi apa yang telah
direncanakan
6. Terkadang saya membeli tas, sepatu, pakaian, jam,
parfum dan produk fashion lainnya, karena saya
menyukainya, bukan karena membutuhkannya
7. Saya akan berpikir cermat sebelum membeli
barang-barang yang berkaitan dengan produk
fashion
8. Saya mampu menunda untuk membeli produk
fashion yang saya inginkan, walaupun sedang ada
diskon
9. Jika melihat produk fashion yang menarik
perhatian saya, saya dapat menahan keinginan saya
10. Ketika berbelanja produk fashion, saya tidak
membuat daftar barang-barang yang akan saya beli
11. Saya terbiasa membeli suatu produk fashion, tanpa
berpikir panjang sebelumnya
12. Saya hanya membeli tas, sepatu, pakaian, jam,
parfum dan produk fashion lainnya, ketika saya
benar-benar membutuhkannya
13. Saya merasa sangat sedih dan kecewa ketika tidak
mendapatkan produk fashion yang ingin saya beli
14. Ketika menemukan produk fashion yang saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
sukai, saya akan langsung membelinya
15. Saya akan membeli sesuatu, jika saya benar-benar
tahu apa manfaatnya
16. Saya sering membeli barang-barang penunjang
fashion, diluar perencanaan sebelumnya
17. Saya tidak merasa menyesal dengan barang-barang
produk fashion yang telah saya beli
18. Ketika berbelanja produk fashion, saya sering
membeli melebihi apa yang saya rencanakan
19. Ketika membeli suatu produk fashion, saya akan
mempertimbangkan dengan matang sebelum saya
memutuskan untuk membelinya
20. Ketika berbelanja produk fashion, saya terbiasa
membuat daftar barang-barang yang akan saya beli
21. Saya sering membeli produk fashion, seperti tas,
sepatu, pakaian, dan lainnya tanpa
mempertimbangkan manfaatnya
22. Saya merasa butuh perjuangan untuk tidak
membeli produk fashion yang menarik perhatian
saya
~ TERIMAKASIH ~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
E. Lampiran Tabel Uji Beda
a. Tabel Uji Beda Mean Empirik dan Mean Teoritik Gaya Hidup Brand
Minded
b. Tabel Uji Beda Mean Empirik dan Mean Teoritik Kecenderungan
Pembelian Impulsif Produk Fashion
One-Sample Test
Test Value = 57.5
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
-6.839 119 .000 -6.858 -8.84 -4.87
One-Sample Test
Test Value = 55
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
-7.483 119 .000 -7.333 -9.27 -5.39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
F. Lampiran Tabel Uji Normalitas
a. Tabel Uji Normalitas
Tests of Normality
Gaya Hidup
Brand Minded
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
.105 120 .003 .958 120 .001
Kecenderungan
Pembelian
Impulsif Produk
Fashion
.111 120 .001 .952 120 .000
a. Lilliefors Significance Correction
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean
Square
F Sig.
Kecenderungan Between (Combined) 10631.068 43 247.234 6.097 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
b. T
a
b
e
l
U
ji Linearitas
G. Lampiran Tabel Uji Hipotesis
a. Tabel Uji Hipotesis Gaya Hidup Brand Minded dengan
Kecenderungan Pembelian Impulsif Produk Fashion
Correlations
GHBM IB
Spearman's rho GHBM Correlation Coefficient 1.000 .669**
Sig. (1-tailed) . .000
N 120 120
IB Correlation Coefficient .669** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 120 120
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
H. Lampiran Tabel Analisis Tambahan
Pembelian
Impulsif Produk
Fashion * Gaya
Hidup Brand
Minded
Groups Linearity 7870.076 1 7870.076 194.096 .000
Deviation from
Linearity
2760.992 42 65.738 1.621 .034
Within Groups 3081.599 76 40.547
Total
13712.667
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
a. Tabel Analisis Tambahan Kecenderungan Pembelian Impulsif
Produk Fashion
Berdasarkan Perbedaan Jenis Kelamin
Ranks
Gender N Mean Rank Sum of Ranks
Cewek 60 66.29 3977.50
Cowok 60 54.71 3282.50
Total 120
b. Tabel Analisis Tambahan Gaya Hidup Brand Minded Berdasarkan
Perbedaan Jenis Kelamin
Ranks
Gender N Mean Rank Sum of Ranks
Cewek 60 62.44 3746.50
Cowok 60 58.56 3513.50
Total 120
c. Tabel Analisis Tambahan Kecenderungan Pembelian Impulsif
Produk Fashion Berdasarkan Perbedaan Usia
Test Statisticsa
Mann-Whitney U 1.452E3
Wilcoxon W 3.282E3
Z -1.826
Asymp. Sig. (2-tailed) .068
a. Grouping Variable: Gender
Test Statisticsa
Mann-Whitney U 1.684E3
Wilcoxon W 3.514E3
Z -.612
Asymp. Sig. (2-tailed) .541
Test Statisticsa,b
Chi-Square 7.260
df 2
Asymp. Sig. .027
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
d. Tabel Analisis Tambahan Gaya Hidup Brand Minded Berdasarkan
Perbedaan Usia
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
Usia_Remaja
Ranks
Usia_Remaja N Mean Rank
Remaja_awal 40 50.68
Remaja_tengah 40 71.51
Remaja_akhir 40 59.31
Total 120
Ranks
Usia_Remaja N Mean Rank
Remaja Awal 40 50.14
Remaja Tengah 40 69.58
Remaja Akhir 40 61.79
Total 120
Test Statisticsa,b
Chi-Square 6.336
df 2
Asymp. Sig. .042
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
Usia_Remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI