hubungan antara kepribadian ekstrovert-introvert...

132
i HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN EKSTROVERT-INTROVERT DAN KECENDERUNGAN IMPULSIVE BUYING REMAJA PUTRI PADA PRODUK FASHION SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh : Viola Dena Halifah NIM : 149114107 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 17-Jan-2020

23 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

i

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN EKSTROVERT-INTROVERT

DAN KECENDERUNGAN IMPULSIVE BUYING REMAJA PUTRI PADA

PRODUK FASHION

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi Program Studi

Psikologi

Oleh :

Viola Dena Halifah

NIM : 149114107

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

 

 iv

HALAMAN MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada

Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.“

(Al-Insyirah, 6-8)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

 

 v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, segala puji dan syukur saya haturkan kepada Allah SWT atas

kebesaran-Nya yang telah memberikan rizki dan karunia-Nya kepada saya sehingga

pada akhirnya tugas akhir (skripsi) ini dapat diselesaikan dan Insha Allah di waktu

yang tepat. Tidak ada manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik-

Nya, dengan segala kemampuan yang saya miliki, tangis, keluh dan kesah serta

ikhtiar, saya persembahkan skripsi ini kepada semua orang yang telah mendukung

saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN EKSTROVERT-INTROVERT

DAN KECENDERUNGAN IMPULSIVE BUYING REMAJA PUTRI PADA

PRODUK FASHION

Viola Dena Halifah

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepribadian ekstrovert-

introvert dan kecenderungan impulsive buying remaja putri pada produk fashion. Hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tipe

kepribadian ekstrovert-introvert dan kecenderungan impulsive buying remaja putri pada produk

fashion. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja putri berusia 10 tahun sampai dengan 22 tahun

yang berjumlah 207 orang remaja putri. Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala

kepribadian ekstrovert-introvert ( = 0,962 ) dan skala kecenderungan impulsive buying ( =

0,940) dalam model likert. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi Spearman’s rho karena

sebaran data yang diperoleh dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara normal. Hasil uji

korelasi Spearman’s rho menunjukkan bahwa ada korelasi yang positif dan siginifikan antara

kepribadian ekstrovert-introvert dan kecenderungan impulsive buying pada produk fashion (r =

0,404; p = 0,000).

Kata Kunci : Kepribadian Ekstrovert-Introvert, Impulsive Buying, Produk Fashion, Remaja Putri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

A CORRELATION BETWEEN EXTROVERT-INTROVERT

PERSONALITY AND IMPULSIVEBUYINGTENDENCY OF FEMALE

ADOLESCENCE ON FASHION PRODUCTS

Viola Dena Halifah

ABSTRACT

The study aimed to determine the relationship between extrovert-introvert personality

and impulsive buying tendency of female adolescence on fashion products. The hypothesis

proposed in the study was that, there was a positive and significant relationship between

extrovert-introvert personality and impulsive buying tendency of female adolescence on fashion

products. Subjects in the study were 207 female adolescence aged 12 up to 22 years old. Tools

used in the study were extrovert-introvert personality scale ( = 0,962 )and impulsive buying

tendency scale ( = 0,940 ) in likert model. The data analysis technique used Spearman’s rho

correlation test because the data distribution obtained in the study were not distributed normally.

The result of Spearman’s rho correlation test showed that there was a positive and significant

correlation between extrovert-introvert personality and impulsive buying tendency on fashion

product (r = 0,404; p = 0,000).

Keywords: Extrovert-Introverted Personality, Impulsive Buying, Fashion Products, Female

Adolescence.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,

Puji Syukur saya panjatkan atas kehadiran Allah S.W.T atas berkat dan

rahmatNya yang telah membimbing saya selama proses pengerjaan tugas akhir

hingga selesai. Peneliti juga tak lupa kepada pihak lain yang turut membantu, oleh

karena itu, peneliti ucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dr. Titik Kristiyanti M.Psi, Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum M.App., Ph.D selaku Ketua

Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Paschedona Henrietta P.D.A.D.S , M.Si. selaku Wakil Ketua Program

Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma sekaligus Dosen

Pembimbing Skripsi. Terimakasih telah sabar dalam membimbing serta

membantu saya sejak mata kuliah seminar hingga saya dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Segenap Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Terimakasih atas ilmu dan waktu yang luar biasa kepada saya selama

menimba ilmu di Fakultas Psikologi.

5. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

6. Ayah saya, Bapak Drs. H. Jama’an, M.Si, Akt beserta Ibu saya Hj.

Hidayati yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materi

serta doa yang tanpa putus untuk kelancaran dan kesuksesan saya.

7. Kedua adik saya Azkabellajati Syefera dan Azzura Vellayati yang telah

memberikan dukungan secara moril serta doa kepada saya selama ini.

8. Yulius Galih Bagus Sujiwa, S.Pd , terimakasih atas waktu, doa, saran,

dukungan serta bantuannya selama ini dari awal perkuliahan hingga akhir

penulisan skripsi serta terimakasih sudah menemaniku baik suka maupun

duka.

9. Saudari-saudariku “Midnight” dan “Tapak Siten” Kak Ginna, Kak Hanna,

Iggy, Stephani, Agnes, Tara, Zaza dan Vivi, terimakasih atas canda, tawa,

semangat dan dukungan dari kalian selama ini. Terimakasih telah

membuat masa kuliahku lebih berwarna.

10. Teman-teman Unit Kegiatan Mahasiswa “Tutu Club” yang telah

memberiku kesempatan dan pengalaman yang luar biasa selama

bergabung.

11. Sahabat-sahabat ku Rika, Saniya dan Mala yang selama ini telah

memberikan dukungan moril serta doa tiada henti. Terimakasih selalu ada

dalam suka dan menemani ku dalam duka.

12. Kanca-kanca ku “Perancang Strategi” Anggie dan Pipin yang telah

memberikan dukungan, semangat serta doa selama ini. Terimakasih selalu

ada baik suka dan duka ku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

13. Teman-teman anggota Pendaftaran Insadha 2016 yang telah mengajariku

berbagai hal yaitu Mas Pram, Mbak Aci, Sesil, Vinny, Magda, Lita, Kiky,

Yohana dan Angel. Semoga pengalaman ku bersama kalian dapat menjadi

bekal di masa mendatang.

14. Teman-teman “Konkuk University Winter Program 2016” Dinda, Kaka,

Cencen, Nadya, Ajeng, dan lain-lain yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu, terimakasih atas pengalaman berharga selama ini.

15. Teman-teman ku di “Masdha FM” Setyo, Juan, Nadet, Rena, Dinar, Bima,

Angjeli, Shelly, Bagas, Bram, Dinda dan lainnya yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu telah memberiku semangat selama ini.

16. Teman-teman Psikologi kelas A 2014, terimakasih untuk dinamikanya

selama ini. Senang berbagi pengalaman dengan kalian!

17. Teman-teman kost putri Sari Ayu 3 Roma, Krista, Dewi, Tara, Hanny,

Ima, dan lain-lain, terimakasih sudah menjadi temanku di awal

perkuliahan hingga saat ini.

18. dr. M. Khalimur Rouf dan segenap tim perawat ruang Orcid maupun poli

Utara dan Selatan rumah sakit “JIH” yang dengan telaten membantu serta

merawat saya sehingga saya menjadi sehat kembali dan dapat

menyelesaikan skripsi.

19. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

20. Bapak-bapak penjaga parkir dan karyawan Koperasi Mahasiswa Kampus

III Universitas Sanata Dharma yang selalu menyapa dan memberi ku

semangat sebelum mengawali perkuliahan.

Akhir kata, peneliti menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna. Oleh

sebab itu, peneliti sangat terbuka dengan kritik dan saran yang membangun untuk

perkembangan penelitian selanjutnya. Terimakasih.

Peneliti,

Viola Dena Halfiah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................. ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... iii

HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................. viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................ ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xx

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ....................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................. 14

C. TUJUAN PENELITIAN .................................................................. 14

D. MANFAAT PENELITIAN .............................................................. 14

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 16

A. Impulsive buying .............................................................................. 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

B. Kepribadian ...................................................................................... 23

C. Remaja Putri ..................................................................................... 31

D. Dinamika Hubungan Antara Kepribadian Esktrovert-Introvert

Dengan Kecenderungan Impulsive Buying Terhadap Produk

Fashion Pada RemajaPutri ............................................................... 35

E. Kerangka Berpikir ............................................................................ 40

F. Hipotesis ........................................................................................... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 42

A. Jenis Penelitian ................................................................................. 42

B. Variabel Penelitian ........................................................................... 42

C. Definisi Operasional......................................................................... 43

D. Subjek Penelitian .............................................................................. 44

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ............................................... 45

F. Validitas dan Reabilitas.................................................................... 50

G. Metode Analisis Data ....................................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 57

A. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 57

B. Deskripsi Subjek Penelitian ............................................................. 57

C. Deskripsi Data Penelitian ................................................................. 59

D. Hasil Penelitian ................................................................................ 62

E. Pembahasan ...................................................................................... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 71

A. Kesimpulan ...................................................................................... 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

B. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 71

C. Saran ................................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 74

LAMPIRAN .......................................................................................... 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sebaran Item Skala Kecenderungan Ekstrovert-Introvert

Sebelum Uji Coba .......................................................................... 47

Tabel 2. Skor Respon Pada Skala Kecenderungan

Ekstrovert-Introvert........................................................................ 48

Tabel3. Sebaran Item Skala Kecenderungan Impulsive Buying

Sebelum Uji Coba .......................................................................... 49

Tabel 4. Skor Respon pada Variabel Kecenderungan Impulsive Buying ..... 50

Tabel 5. Sebaran Item Skala Kepribadian Ekstrovert-Introvert Setelah

Uji Coba ......................................................................................... 52

Tabel 6. Sebaran Item Skala Kecenderungan Impulsive Buying

Setelah Uji Coba ............................................................................... 53

Tabel 7. Deskripsi Usia Subjek .................................................................... 58

Tabel 8. Deskripsi Pekerjaan Subjek ........................................................... 58

Tabel 9. Deskripsi Pendapatan/Uang Saku Subjek Per-Bulan ..................... 58

Tabel 10. Data Empirik Skala Tipe Kepribadian

Ekstrovert-Introvert ..................................................................... 60

Tabel 11. Hasil Uji Coba Beda Mean Teoritis dan Mean Empiris Tipe

Kepribadian Ekstrovert-Introvert ................................................ 60

Tabel 12. Data Empirik Skala Kecenderungan Impulsive Buying .............. 61

Tabel 13. Hasil Uji Beda Mean Teoritis dan Mean Empirik

Kecenderungan Impulsive Buying .............................................. 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

Tabel 14.Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 63

Tabel 15.Hasil Uji Linearitas ....................................................................... 65

Tabel 16.Kriteria Koefisien Korelasi ........................................................... 66

Tabel 16.Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Histogram Hasil Uji Normalitas ................................................ 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xx

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN ............................................................................................... 75

LAMPIRAN A Skala Uji Coba .................................................................. 76

LAMPIRAN B Hasil Reliabilitias Skala Uji Coba ..................................... 87

LAMPIRAN C Korelasi Item Total............................................................ 88

LAMPIRAN D Skala Penelitian ................................................................. 90

LAMPIRAN E Data Empirik ................................................................... 101

LAMPIRAN F Hasil Uji Normalitas ........................................................ 103

LAMPIRAN G Hasil Uji Linearitas ......................................................... 104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Indonesia

(http://bps.go.id), pada akhir tahun 2010 Pendapatan Domestik Bruto (PDB)

Indonesia sudah mencapai Rp 2.471,8 triliun dengan pemasukan pendapatan

per-kapita penduduk sekitar Rp 27,1 juta. Pendapatan tersebut terus meningkat,

hingga berdasarkan data terbaru yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik

Indonesia, Pendapatan Domestik Bruto Indonesia pada triwulan II tahun 2017

sudah mencapai Rp 3.366,8 triliun. Namun, belum ada perhitungan resmi oleh

Badan Pusat Statistik mengenai pendapatan per-kapita untuk tahun 2017.

Kasali (2010:21) menyatakan bahwa para ekonom percaya bahwa dengan

angka pemasukan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang besar dapat

menjadi penanda penting terjadinya perubahan gaya hidup. Penduduk dengan

pendapatan demikian akan mengkonsumsi apapun yang menandakan

perubahan dalam kehidupannya. Pendapatan yang terus tumbuh menyebabkan

perubahan gaya hidup yang berkembang di masyarakat. Perubahan gaya hidup

ini meliputi meningkatnya perilaku berbelanja masyarakat.

Gaya hidup masyarakat tidak terlepas dari kebutuhan dan keinginan yang

ingin dipenuhi. Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk dipenuhi antara

lain yaitu kegiatan belanja. Terdapat banyak alasan seseorang melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

kegiatan belanja, yaitu antara lain entah untuk memenuhi kebutuhan pokok,

meningkatkan status sosial, gengsi, maupun hanya sekedar keinginans emata.

Nielsen (Syafputri, 2011) pada Desember 2010 hingga Januari 2011

melakukan survei pada 1804 responden dan ditemukan hasil bahwa 21%

konsumen yang berada di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Makassar

melakukan pembelian secara spontan. Selain itu, 39% responden

menambahkan beberapa produk di luar daftar belanja secara spontan saat

melakukan pembelian. Pada bulan Juni 2013, Nielsen kembali melakukan

survei. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dilaporkan bahwa konsumen

di Indonesia berperilaku semakin impulsive dalam berbelanja berbagai produk.

Tercatat sekitar 85% pembelanjaan suatu produk yang dilakukan oleh

konsumen di Indonesia berdasarkan spontanitas (www.nielsen.com).

Selanjutnya, pada tahun 2015, Mastercard melakukan penelitian dengan

cara mewawancarai 2272 konsumen yang berasal dari 14 negara di Asia

Pasifik yang diantaranya Korea Selatan, Hongkong, Vietnam, Thailand, dan

Indonesia. Berdasarkan penelitian tersebut, sekitar 50% konsumen Indonesia

merupakan konsumen paling impulsive di Asia Pasifik. Setidaknya, setengah

dari pembelian produk dilakukan secara spontan diatas rata-rata regional, yaitu

sekitar 26%. (Primadhyta, 2015).

Selain itu, pada penelitian yang dilakukan oleh Frontier Consulting

Group di tahun 2012 ditemukan hasil bahwa sekitar 15% hingga 20%

konsumen Indonesia melakukan kecenderungan impulsive buying lebih tinggi

dibandingkan dengan konsumen Amerika. Hal ini dikarenakan konsumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

Indonesia memiliki pola belanja yang tidak teratur dibandingkan konsumen

Amerika. Sebagian konsumen Indonesia menganggap bahwa belanja dan

rekreasi merupakan hal yang sama (Zoel, 2012).

Peneliti juga melakukan wawancara pada tanggal 13 dan 16 November

2017 kepada sepuluh orang remaja putri bertempat tinggal di Yogyakarta

dengan rentang usia 18 sampai dengan 22 tahun. Sembilan dari sepuluh orang

remaja putri tersebut tinggal di kost dan satu orang lainnya tinggal bersama

kedua orangtuanya. Berdasarkan hasil wawancara, didapatbahwa kesepuluh

remaja putri menyatakan bahwa mereka belum memiliki pendapatan lain selain

uang dari kedua orangtua mereka untuk keperluan selama satu bulan. Dalam

hal ini orangtua berharap uang yang diberikan kepada anak mereka dapat

cukup bahkan diharapkan pula anak-anak mereka dapat menyisihkan sebagian

uang yang telah diberikan. Akan tetapi, mereka cenderung menghabiskan uang

saku yang diberikan oleh kedua orangtua dalam jangka waktu kurang dari satu

bulan. Adapun alasan yang mereka berikan terkait hal tersebut ialah 8 dari 10

orang menyatakan bahwa mereka mengahabiskan uang saku yang diberikan

untuk membeli barang-barang yang seringkali diluar daftar belanja mereka

setiap bulan. Hal ini biasanya terjadi ketika mereka sedang berjalan di mall

atau toko-toko lalu spontan membeli produk yang mereka inginkan. 8 dari 10

membeli barang tersebut karena menarik perhatian mereka. Disisi lain, 10 dari

10 juga memiliki keinginan untuk selalu mengikuti tren yang ada.

Berdasarkan pemaparan asil wawancara tersebut, seharusnya remaja

yang belum memiliki pekerjaan dan hanya memiliki pemasukan uang dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

orangtua mampu menahan diri untuk tidak membeli barang-barang yang

sebetulnya tidak ia butuhkan. Akan tetapi, pada kenyataannya mereka

cenderung menghabiskan uang yang diberikan oleh kedua orantuanya untuk

membeli barang-barang yang sebetulnya tidak dibutuhkan dan hanya menarik

peratian mereka saja. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menduga bahwa

terdapat kemungkinan adanya kecenderungan pembelian impulsive yang

dilakukan oleh ke sepuluh remaja.

Keinginan yang cukup tinggi dalam rangka memenuhi berbagai macam

kebutuhan hidup, dapat berupa pembelian suatu barang. Pun barang yang dibeli

seringkali yang tidak dibutuhkan, namun tetap ada keinginan untuk membeli

barang tersebut. Misal, pada mulanya tidak ada keinginan untuk membeli suatu

barang tertentu, namun ketika masuk ke sebuah toko, tiba-tiba ada rasa

ketertarikan untuk membeli suatu barang. Pembelian ini biasanya dipengaruhi

oleh situasi dan kondisi pada saat itu.Tindakan pembelanjaan tanpa terencana

dapat pula dikatakan sebagai perilaku impulsive buying. Loudon dan Bitta

(1993) menyatakan bahwa impulsive buying adalah salah satu jenis perilaku

konsumen, dimana hal ini nampak melalui transaksi pembelian konsumen yang

spontan. Rook (1987) mendefinisikan impulsive buying sebagai perilaku

pembelian yang dilakukan oleh konsumen yang didorong oleh perasaan yang

kuat dan tiba-tiba untuk membeli sesuatu dengan segera. Hal serupa dinyatakan

oleh Fisher (dalam Samuel, 2007) menyatakan bahwa impulsive buying

merupakan suatu kecenderungan konsumen dalam membeli suatu produk

secara spontan yang didorong oleh aspek psikologis secara emosional terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

suatu produk, sehingga konsumen tergoda dengan kegiatan persuasi yang

dilakukan oleh pemasaran.

Impulsive buying dapat pula didefinisikan sebagai kecenderungan

seseorang untuk membeli produk secara spontan, kurang reflektif, atau kurang

melibatkan pikiran, segera, dan kinetik. Bagi individu yang sangat impulsif

lebih memungkinkan untuk mendapatkan stimulus pembelian spontan, daftar

belanja yang lebih terbuka, atau membeli produk diluar daftar belanjanya, serta

mendapatkan ide untuk membeli sesuatu yang tidak direncanakan sebelumnya

(Murray dalam Dholakia, 2000).

Menurut Kacen & Lee (2002) perilaku impulsive buying merupakan

suatu fenomena yang tak akan pernah surut. Perilaku ini melibatkan pembelian

berbagai macam produk dalam berbagai situasi dan kebudayaan. Akibatnya,

Perilaku impulsive buying akan cenderung terus meningkat.

Perilaku yang ditunjukkan oleh individu tidak dapat dilepas dari dampak,

baik secara positif maupun negatif. Rook (1987) menyatakan bahwa individu

yang melakukan impulsive buying akan mengalami konsekuensi negatif dari

perilaku tersebut. Misalnya, merasa kecewa atau menyesal setelah membeli

suatu produk, tidak mendapatkan dukungan atau persetujuan dari orang-orang

disekitarnya mengenai produk yang sudah di beli, dan permasalahan keuangan.

Adapun konsekuensi positif yang dirasa oleh konsumen setelah melakukan

pembelian adalah merasa senang dan puas setelah membeli produk yang

diinginkan (Verplanken &Herabadi, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

Berbanding terbalik, bagi pelaku industri tentu perilaku impulsive buying

memiliki dampak positif. Adanya perilaku pembelian produk secara spontan,

tanpa perencanaan matang sebelumnya, serta tidak mempertimbangkan resiko

atas pembelian suatu produk tertentu akan membawa keuntungan bagi

produsen maupun toko. Hal ini dikarenakan perilaku pembelian tersebut dapat

memberikan kontribusi pendapatan atau penghasilan pada toko (Sterns dalam

Bong, 2011).

Baumeister (2002) mengungkapkan bahwa perilaku impulsive buying

pada produk fashion terbilang tinggi. Menurut Cunningham, kontributor Forbes

untuk Asia Tenggara, pada tahun 2014 konsumen di Indonesia membelanjakan

sekitar Rp 1,9 triliun untuk membeli produk fashion. Handa dan Khare

(2011) menyatakan bahwa produk fashion merupakan produk yang dapat

mengkomunikasikan berbagai makna dalam membantu individu meningkatkan

karakteristik pribadi, citra diri dan memberi individu sanksi sosial untuk

menjadi kelompok konsumen yang berprestasi dan sukses. Produk Fashion

juga dapat mencerminkan kepribadian individu dan membantu individu dengan

harga diri rendah untuk dapat beradaptasi secara sosial. Sedangkan individu

yang memiliki harga diri tinggi menggunakan produk fashion sebagai alat

untuk mengekspresikan diri (Creekmore, 1974 dalam Handa & Khare, 2011).

Penelitian yang dilakukan oleh Park, Kim, dan Forney (2006)

menemukan bahwa produk fashion memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap impulsive buying. Hal ini dikarenakan konsumen yang melakukan

impulsive buying terhadap produk fashion memiliki kesadaran terhadap fashion

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

ability terkait dengan desain atau gaya yang inovatif. Dengan adanya fashion

abily tersebut, apabila konsumen melihat produk fashion terbaru, maka

konsumen akan terdorong untuk membelinya demi memenuhi keinginan

semata (Han, Morgan, Kotsiopulos, & Kang-Park, 1991).

Impulsive buying pada produk fashion dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Khan, Hui, Chen, dan Hoe (2016) ada

tiga faktor yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif pada produk fashion,

yaitu faktor demografi, eksternal dan internal. Faktor demografi yang

mempengaruhi impulsive buying yaitu jenis kelamin, pendapatan, dan usia

(Khan et al., 2016).

Berkaitan dengan usia, Wood (1998) dan Ghani, Imran, dan Jan (2011)

mengungkapkan bahwa individu dengan usia 18 tahun sampai 39 tahun

merupakan individu yang berpotensi dalam melakukan pembelian impulsif

daripada individu yang berusia diatas 39 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh

Chita, David, dan Pali (2015) menyatakan bahwa perilaku impulsive buying

terjadi pada masa remaja dengan rentang usia 18-21 tahun.

Definisi remaja menurut Santrock (2003), yaitu merupakan masa

perkembangan yang dimulai ketika seseorang telah melewati usia sepuluh

tahun hingga mencapai usia dua puluh tahun. Adapun batasan usia remaja

menurut Papalia et al. (2004), individu dikatakan masuk dalam masa remaja

apabila berusia 11 sampai dengan 20 tahun. Papalia (2008) membagi masa

remaja menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir.

Masa remaja awal dimulai saat individu berusia 11 atau 12 tahun sampai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

dengan 14 tahun. Sedangkan masa remaja akhir berlangsung sekitar usia 15

sampai dengan 20 tahun.

Remaja atau dalam bahasa aslinya disebut dengan adolescence berasal

dari bahasa latin adolescent (dalam kata benda disebut dengan adolescentia)

yang berarti remaja. Kata ini juga memiliki makna “tumbuh untuk mencapai

kematangan”. Sedangkan kata “adolescence” yang digunakan saat ini memiliki

arti yang lebih luas yaitu, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan

fisik (Hurlock, 2004).

Sedangkan menurut Hall (dalam Papalia, 1998) masa remaja merupakan

periode “badai dan tekanan” atau dikenal dengan “storm & stress“ yaitu suatu

masa dimana ketegangan emosi meningkat pada masa ini. Pada masa

perkembangannya, remaja akan melalui banyak perubahan, baik secara fisik,

kognitif, maupun sosial, sehingga wajar jika pada masa ini remaja memiliki

karakteristik labil, karena mereka masih dalam tahap pencarian jati diri

(Santrock, 2003).

Karakteristik dasar remaja yang cenderung labil dan mudah terpengaruh

oleh hal-hal yang ada disekitarnya dimanfaatkan oleh pihak produsen sebagai

sasaran utama dalam target pemasaran (Anin, dkk., 2008). Selain itu, dalam

penelitian yang dilakukan oleh Anin, dkk., (2008)menunjukkan bahwa remaja

lebih cepat dan mudah untuk melakukan impulsive buying dikarenakan oleh

dua karakteristik dasar yaitu cenderung labil dan mudah untuk dipengaruhi.

Pada tahun 2015, MARS (www.marsindonesia.com) melakukan riset

terhadap remaja Indonesia. Dalam riset yang dilakukan tersebut ditemukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

bahwa terdapat perubahan nilai pada remaja yang cenderung semakin

meningkat dalam melakukan transaksi atau berbelanja di mall atau pusat

perbelanjaan. emaja bahkan tidak lagi hanya mengandalkan uang saku sekolah,

yang dapat dipastikan memiliki nilai yang lebih tinggi.

Lebih lanjut, pada penelitian yang dilakukan oleh Anin, dkk.., (2008)

dinyatakan bahwa remaja merupakan kelompok yang berorientasi pada

perilaku impulsive buying, karena kelompok perkembangan ini cenderung labil

dan mudah dipengaruhi. Penelitian ini didukung pula oleh hasil riset yang

dilakukan oleh MARS (2015) yang menyatakan bawa pada masa ini, remaja

berada dalam proses mencari identitas dirinya. Selain itu, remaja selalu ingin

menunjukkan eksistensi diri pada lingkungannya, maka tidak heran remaja

cenderung menunjukkan perilaku yang ingin memperlihatkan bahwa dirinya

berbeda dengan yang lain (www.marsindonesia.com).

Menurut Horney (dalam Sarwono 2001) remaja putri lebih mudah

terpengaruh dalam berbelanja. Zahir (2015) menyatakan bahwa remaja putri

cenderung memiliki keinginan untuk menunjukkan bahwa mereka mengikuti

tren yang sedang ada dalam berpenampilan di depan publik maupun di depan

teman-teman mereka.

Selain dipengaruhi oleh faktor demografi, impulsive buying dapat pula

dipengaruhi secara eksternal maupun internal. Menurut Kasbasivar dan

Yarahmadi (2011) faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perilaku

impulsive buying pada diri seseorang adalah promosi atau iklan suatu produk,

situasi dalam toko, dan tampilan toko. Sedangkan menurut Verplanken dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Herabadi (2001) faktor kepribadian turut dipertimbangkan sebagai variabel

yang mempengaruhi pembelian. Kepribadian individu merupakan aspek

psikologis yang terkait dengan impulsive buying. Selain itu, kepribadian dapat

pula disebut sebagai faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri

individu. Hal ini selaras dengan pernyataan Suryabrata (dalam penelitian Erna

& Rahma, 2017) bahwa impulsive buying tidak dapat dipisahkan dari

kepribadian konsumen. Tiap konsumen memiliki kepribadian yang berbeda

satu dengan lainnya.

Ferrinadewi (2008) menyatakan bahwa konsumen cenderung

menampakkan karakter-karakter yang mampu merespon berbagai situasi yang

dihadapi. Sepanjang hidupnya, konsumen akan menghadapi berbagai situasi

yang berbeda dan secara alamiah konsumen akan membentuk seperangkat

karakteristik yang relatif tetap yang dapat membantu memberikan jawaban

bagaimana seharusnya individu merespon sesuatu. Dalam arti lain, kepribadian

merupakan panduan konsumen untuk mencari cara memenuhi tujuannya dalam

situasi yang berbeda. Hal serupa dikemukakan oleh Hawkins dkk (1986) yang

menyatakan bahwa kepribadian dapat mengarahkan konsumen pada perilaku

yang berbeda dalam setiap hal. Shahjehan et al., (2012) menyatakan bahwa

karakter kepribadian mempengaruhi pembelian impulsif. Individu yang bersifat

terbuka, cenderung lebih imanjinatif, penasaran dan berpikir luas

memungkinkan untuk cenderung berperilaku impulsive buying. Hal-hal seperti

ini merupakan ciri yang dapat meningkatkan individu dalam memanjakan

dirinya dalam pembelian impulsif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Menurut David Sparks & Tucker (1971), kepribadian merupakan salah

satu kunci penting yang dapat mempengaruhi individu dalam melakukan suatu

pembelian. Misalnya, orang yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert

cenderung lebih banyak membeli barang daripada orang yang memiliki tipe

kepribadian introvert.

Tipe kepribadian ekstrovert-introvert pertama kali dikemukakan oleh

Carl Jung pada tahun 1993. Menurut Jung, kepribadian mencangkup seluruh

pikiran, perasaan dan perilaku baik yang disadari maupun tidak serta

mengarahkan individu dalam beriteraksi dengan lingkup sosial dan fisik (dalam

Hall & Lindzey, 1993). Jung juga berpendapat bahwa ada dua dimensi yang

mengarahkan individu pada perilaku. Dua dimensi tersebut berorientasi dan

mengarah pada aliran energi psikis, yaitu ekstraversi dan introversi. Ekstraversi

merupakan bentuk energi psikis yang diarahkan untuk mewujudkan dunia luar

atau sesuatu. Sedangkan introversi merupakan bentuk energi psikis yang

terfokus pada proses-proses psikis internal yang meliputi perasaan dan ide-ide

(dalam Ferrinadewi, 2008). Menurut Feist & Feist (2008), setiap individu tidak

ada yang memiliki sisi ekstrovert secara keseluruhan. Sisi introvert pasti ada

walau hanya sedikit dan berada di bawah kesadaran, begitupula sebaliknya.

Dengan demikian, semakin besar orientasi ekstrovert seseorang, maka semakin

kecil orientasi introvert orang tersebut, begitu sebaliknya.

Jung (1993) dalam Suryabrata (2008) mengungkapkan konsep jiwa

sebagai dasar pembagian tipe kepribadian. Manusia dibagi menjadi dua tipe

kepribadian, yaitu ekstrovert dan introvert. Individu yang memiliki kepribadian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

dominan ekstrovert cenderung dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia

yang ada di luar dirinya. Orientasi individu dengan kepribadian ini tertuju pada

pikiran, perasaan, serta tindakan yang ditentukan oleh lingkungan sekitarnya

baik lingkungan sosial maupun tidak. Individu dengan kepribadian ekstrovert

bersikap lebih positif, terbuka, mudah bergaul, dan memiliki komunikasi yang

baik dengan orang sekitar. Sedangkan individu yang memiliki tipe kepribadian

dominan introvert dipengaruhi oleh dunia subjektif, yaitu dunia yang ada di

dalam dirinya. Orientasinya pun tertuju pada pikiran, perasaan, serta tindakan

yang dipengaruhi oleh faktor subjektif. Individu dengan tipe kepribadian

introvert cenderung tertutup, sukar bergaul, sukar behubungan dengan

oranglain, dan kurang dapat menarik hati oranglain (Suryabrata, 2008).

Lury (1998) menyatakan bahwa individu yang memiliki kepribadian

ekstrovert dalam memilih atau mengkonsumsi suatu produk seperti pakaian,

aksesoris, dll, disesuaikan dengan selera atau trend yang sedang terjadi di

masyarakat agar dapat memperoleh status sosial dikalangan tertentu. Swastha

(1987) menyatakan hal yang sejalan, bahwa individu dengan kepribadian

ekstrovert memiliki orientasi orang (people oriented) termasuk dalam

mengkonsumsi suatu produk. Hal ini menunjukkan bahwa individu dengan

kepribadian ekstrovert cenderung membeli sesuatu dengan tujuan dilihat oleh

orang lain dan cenderung mengabaikan esensi dasar dari kegunaan suatu

produk dan kebutuhan akan produk tersebut. Dengan kata lain, individu yang

memiliki tipe kepribadian ekstrovert dapat memiliki kecenderungan perilaku

impulsive buying.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Selain itu, Taylor (dalam Ahmadian & Yadgari, 2011) menyatakan

bahwa salah satu ciri umum individu yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert

adalah cenderung bertindak tanpa berefleksi terlebih dahulu. Hal ini tentu dapat

memicu kecenderungan perilaku impulsive buying pada diri seseorang. Karena

perilaku impulsive buying merupakan suatu perilaku membeli barang

berdasarkan keinginan tanpa mementingkan kegunaan dan manfaat maupun

kebutuhannya.

Pada penelitian selanjutnya peneliti ingin melihat hubungan kepribadia

ekstrovert-introvert dengan kecenderungan impulsive buying pada remaja

putrid dengan rentang usia 10-22 tahun. Sasaran penelitian yang difokuskan

pada remaja putrid dengan rentang usia tersebut karena masih jarang

dilakukannya penelitian mengenai hubungan antara kepribadian ekstrovert-

introvert dengan kecenderungan perilaku impulsive buying pada remaja putri.

Selain itu juga dilihat dari fenomena impulsive buying cenderung dilakukan

oleh individu yang termasuk dalam perkembangan remaja yang secara teoretis

seharusnya mereka mampu mengendalikan diri, mengontrol emosi agar stabil

dan lebih berpikir dalam mengambil suatu keputusan. Disisi lain, remaja putrid

dengan kepribadian ekstrovert cenderung memiliki karakteristik yang mudah

berinteraksi, aktif, terbuka dan spontan memungkinkan untuk membeli apapun

yang ia suka, sehingga peneliti menduga dan ingin membuktikan bahwa

kemungkinan remaja putrid dengan kepribadian esktrovert dapat memiliki

kecenderungan impulsive buying yang tinggi benar adanya.

Berdasarkan permasalahan dan asumsi yang telah dipaparkan, peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

merasa perlu melakukan penelitian lebih jauh mengenai hubungan antara tipe

kepribadian ekstrovert-introvert dan kecenderungan impulsive buying yang

terjadi pada remaja putri.mengingat tidak hanya faktor eksternal saja yang

memicu pembelian impulsif dan perilaku tersebut tidak hanya terjadi di

kalangan orang dewasa yang matang secara financial namun juga terjadi pada

remaja.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah apakah

terdapat hubungan antara kepribadian ekstrovert-introvert dan kecenderungan

perilaku impulsive buying pada remaja putri?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tipe

kepribadian ekstrovert-introvert dan kecenderungan perilaku impulsive buying

pada remaja putri.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah dapat

menyumbangkan dan memberikan informasi dalam bidang psikologi

perkembangan, dan khususnya psikologi konsumen mengenai tipe

kepribadian ekstrovert dan kecenderungan perilaku impulsive buying

pada remaja putri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

2. Manfaat Praktis

Peneliti berharap melalui penelitian ini para remaja putri dapat

menggunakannya sebagai sebagai informasi, dan masukan sehingga

dapat mengevaluasi diri dan mengelokan diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. IMPULSIVE BUYING

1. Definisi Impulsive Buying

Ketertarikan para ilmuwan penelitian pada pembelian impulsif telah

berlangsung selama enam puluh tahun terakhir (Clover, 1950; Stern,

1962; Rook, 1987; Peck & Childers, 2006). Sebelum studi yang

dilakukan oleh Rook (1987) deskripsi pembelian impulsif difokuskan

pada produk, tidak mencakup konsumen dan sifat pribadinya sebagai

faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif seperti penelitian yang

dilakukan oleh Cover (1950).

Selanjutnya, Stern (1962) dalam penelitian yang dilakukan

mengungkapkan bahwa impulsive buying merupakan sebuah perilaku

yang dalam pengambilan keputusan terjadi cepat dan ditandai dengan

individu yang mengalami dorongan tiba-tiba, kuat dan tidak

tertahankan untuk membeli suatu produk. Menurut Rook (1987)

Impulsive buying merupakan perilaku berbelanja yang melibatkan

perasaan emosional, sehingga pengambilan keputusan dilakukan

secara cepat dan spontan. Hal ini mengakibatkan konsumen merasa

tidak memiliki kendali saat berbelanja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Mowwen dan Minor (2001) mendefinisikan pembelian impulsif

sebagai tindakan membeli tanpa ada niat untuk membeli sebelum

memasuki toko. Hal senada dinyatakan oleh Astuti dan Filipa (2008),

impulsive buying merupakan bentuk perilaku konsumen dalam

berbelanja yang sama sekali tidak memiliki niat atau rencana

sebelumnya untuk melakukan pembelian suatu barang atau jasa

tertentu saat belum melakukan retail atau memasuki toko. Selain itu,

Rahayu, dkk., (2012) menambahkan bahwa impulsive buying

merupakan perilaku yang proses pengambilan keputusan pembeliannya

dilakukan setelah di dalam toko saat melihat produk dan dilakukan

secara spontan, sulit ditahan, tergesa-gesa, dan hanya mementingkan

kesenangan sesaat dengan tidak mementingkan guna dan akibat

pembelian yang dilakukan.

Rook dan Fisher (1995) mendefinisikan impulsive buying sebagai

kecenderungan individu dalam membeli produk secara spontan, tidak

reflektif, segera dan dirangsang oleh kedekatan fisik pada produk yang

diinginkan. Japrianto dan Sugiharto (2011) mmenambahkan bahwa

pembelian impulsif terjadi lebih disebabkan oleh pengalaman

emosional dari pada rasional, sehingga tidak dapat dilihat sebagai

suatu sugesti. Atas dasar ini, maka pembelian impulsif dipandang

sebagai keputusan irasional daripada rasional.

Berdasarkan pendapat beberapa tokoh tersebut dapat disimpulkan

impulsive buying merupakan perilaku pembelian yang dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

secara spontan dan tanpa perencanaan sebelumnya yang didorong oleh

perasaan emosional yang kuat daripada rasional, sehingga individu

cenderung tergesa-gesa tanpa memikirkan guna dan konsekuensi dari

pembelian yang dilakukan.

2. Aspek – aspek Impulsive Buying

Menurut Verplanken dan Herabadi (2001), terdapat dua elemen

penting dalam perilaku impulsive buying, yaitu:

a. Kognitif

Aspek ini melibatkan konflik yang terjadi pada kognitif

individu yang meliputi kurangnya perencanaan dan pertimbangan

saat membuat keputusan pembelian serta tidak melakukan

perbandingan produk terlebih dahulu terkait kualitas. Selain itu,

kurangnya ketelitian dalam melakukan evaluasi pembelian produk

juga menjadi bagian dari aspek ini.

Dawson dan Kim (2009) menyatakan, aspek kognitif mengacu

pada cara seseorang dalam berpikir, memahami, menafsirkan tiap

informasi yang masuk. Apabila individu mengabaikan aspek

kognitif tersebut, dengan kurangnya pertimbangan individu dan

mengabaikan konsekuensi, maka terjadi dorongan yang kuat untuk

membeli dan cenderung melakukan pembelian impulsif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

b. Emosi

Aspek ini merupakan kondisi emosional individu yang meliputi

timbulnya perasaan senang dan puas setelah melakukan pembelian.

Selain itu, timbul pula dorongan untuk segera melakukan pembelian.

Apabila tidak membeli suatu produk, individu tersebut akan merasa

resah. Akan tetapi, individu juga akan merasa menyesal setelah

membeli suatu produk. Selain itu, menurut Coley dan Burges (2003)

individu melakukan impulsive buying dikarenakan perasaan senang

pada suatu produk, bersemangat untuk memilikinya, serta merasa

harus membeli produk tersebut untuk memuaskan diri. Disisi lain,

individu akan merasa menyesal setelah menyadari bahwa bayang

uang yang habiskan untuk membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan

(Dittmar & Drury, 2000).

Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

terdapat dua aspek yang dapat membentuk perilaku pembelian

impulsif seseorang, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek

kognitif didasarkan pada kurangnya perencanaan, pertimbangan, dan

cenderung membeli sesuatu secara spontan, serta mengabaikan

konsekuensi yang akan terjadi setelah membeli sesuatu. Sementara

itu, aspek afektif pada impulsive buying ditunjukkan dengan

perasaan senang dan puas saat melakukan pembelian, dorongan tiba-

tiba untuk segera membeli sesuatu, dan perasaan menyesal setelah

membeli sesuatu yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Impulsive Buying

Menurut Verplanken dan Herabadi (2001), terdapat faktor internal

dan eksternal yang dapat mempengaruhi Impulsive Buying,

diantaranya:

a. Faktor Internal

Faktor demografi termasuk faktor internal individu yang dapat

mempengaruhi impulsive buying. Menurut Kollat dan Wallet (dalam

Muruganantham & Bhakat, 2013) salah satu karakteristik demografi

yang dapat mempengaruhi impulsive buying adalah usia. Wood

(1998) menyatakan bahwa individu yang berusia 18 tahun sampai

dengan 39 tahun lebih berpotensial dalam melakukan pembelian

impulsif. Hal ini dikarenan bahwa individu yang berusia lebih tua

cenderung mampu mengendalikan ekspresi emosional (Chien-Huang

& Chuang, 2005).

Bellenger et al., (1978) menambahkan, bahwa konsumen berusia

di bawah 35 tahun berprilaku lebih impulsif dalam membeli suatu

produk dibandingkan dengan konsumen yang berusia lebih dari 35

tahun. Wood (1998) menemukan bahwa terdapat hubungan terbalik

antara usia dengan pembelian impulsif. Pembelian impulsif

cenderrung naik pada rentang usia 18-39 tahun dan menurun setalah

usia tersebut. Lin dan chuang (2005) menyatakan bahwa bila dilihat

dari aspek psikologis, perilaku pembelian impulsif dapat dilihat

berdasarkan usia dan kecerdasan emosi. Individu yang lebih dewasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

dari segi usia lebih mampu mengontrol emosi mereka daripada

individu yang lebih muda.

Adapun karakteristik demografi lain yang dapat mempengaruhi

impulsive buying yaitu jenis kelamin. Penelitian yang telah dilakukan

oleh Gasiorowska (2011) menemukan bahwa konsumen berjenis

kelamin perempuan memiliki tingkat impulsive buying yang lebih

tinggi dibandingkan laki-laki. Hal ini dikarenakan, konsumen

perempuan cenderung menghabiskan waktu lebih lama saat melihat-

lihat barang di sebuah toko dibandingkan dengan laki-laki. Selain

itu, konsumen perempuan lebih senang berbelanja dan menganggap

berbelanja sebagai aktivitas yang wajar.

Selain itu, faktor internal dapat pula meliputi kondisi mood dan

emosi konsumen. Keadaan mood dapat mempengaruhi perilaku

konsumen, misalnya kondisi mood konsumen saat sedang senang

atau sedih. Kepribadian individu pun turut menjadi variabel yang

mempengaruhi pembelian. Kepribadian merupakan aspek psikologis

yang terkait dengan kecenderungan konsumen untuk melakukan

pembelian impulsif (Verplanken dan Herabadi, 2001). Shahjehan et

al., 2012 dalam penelitiannya pun menemukan bahwa kepribadian

memang mempengaruhi pembelian impulsif. Lebih lanjut, Beatty

dan Ferrell tahun 1998 (dalam Rook & Fisher, 1995) menyatakan

bahwa kepribadian yang dimiliki individu dapat memberi gambaran

yang lebih pada perilaku pembelian impulsif dibandingkan sifat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

lainnya dan dapat membantu menentukan taraf kecendrungan

pembelian impulsif yang dimiliki oleh seseorang.

b. Faktor Eksternal

Sedangkan, faktor eksternal merupakan suatu stimulus yang

berada di luar kendali konsumen namun dapat mempengaruhi

pembelian impulsif secara langsung (Kacen et al., 2012). Menurut

Karbasivar dan Yarahmadi (2011) lingkungan toko merupakan

faktor penentu yang sangat penting dalam pembelian impulsif.

Situasi yang dimaksud berupa tampilan toko, musik, aroma, promosi

dalam toko, harga dan kebersihan toko. Selain itu, seseorang

melakukan pembelian impulsif dapat pula dipengaruhi oleh kategori

produk dan pengaruh toko. Faktor-faktor ini misalnya penampilan

toko, seperti tata ruang dan dekorasi toko. Selain itu, penampilan

produk juga dapat mempengaruhi pembelian impulsif, seperti bau

yang disukai konsumen dan warna yang menarik, serta cara

pemasaran produk (Verplanken & Herabadi, 2011).

4. Impulsive Buying Pada Produk Fashion

Fashion atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai pakaian,

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan kata benda yang

memiliki arti sebagai barang yang dapat dipakai atau digunakan oleh

manusia, seperti baju, celana, dan barang-barang lainnya yang

digunakan sebagai penunjang penampilan (www.kbbi.web.id).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Selain itu, fashion dapat pula diartikan sebagai mode, gaya, cara,

busana, dan pakaian (The Contemporary English-Indonesia

Dictionary, Peter Salim). Hal ini didukung pula oleh Chita, dkk.,

(2015) yang mengungkapkan bahwa produk fashion merupakan

mode pakaian yang mencangkup pula semua aksesoris seperti,

sepatu, ikat pingggang, topi, tas, kaus kaki, dan pakaian dalam.

Produk dalam pembelian impulsif pada umumnya adalah produk

yang di beli secara tidak terduga. Adapun barang-barang yang sering

di beli antara lain pakaian, perhiasan, atau barang-barang yang dapat

mendukung penampilan (Park, 2005). Selain itu, Produk yang

dibelisecaraimpulsif antara lain pakaian, perhiasan ataupun aksesoris

yang dekat dengan diri sendiri dan mendukung penampilan (Park,

2005).

B. Kepribadian Ekstrovert-Introvert

1. Definisi Kepribadian

Secara umum kepribadian (personality) merupakan suatu pola

watak yang relatif permanen, dan sebuah karakter unik yang

memberikan konsistensi sekaligus individualis bagi perilaku seseorang

(Feist & Feist, 2006). Selain itu, Atkinson dkk. (1999) mendefinisikan

kepribadian sebagai pola perilaku dan cara berfikir yang khas, yang

menentukan penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan. Maka

dari itu, dapat dikatakan bahwa kepribadian merupakan tingkah laku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

yang dutempatkan sesuai dengan lingkungan sosial. Dengan kata lain,

tingkah laku yang ditunjukan merupakan kesan mengenai diri yang

diberikan oleh individu untuk ditangkap oleh lingkungan sosial

(Alwisol, 2004).

Hall dan Lindzey (1993) mendefinisikan kepribadian sebagai

sesuatu yang memberikan tata tertib dan keharmonisan dari seluruh

pola perilaku aktual maupun potensial dari tingkah laku individu.

Kepribadian sendiri mencakup usaha-usaha penyesuaian diri yang khas

dari tingkah laku individu.

Kepribadian menurut Eysenck (dalam Alwisol, 2004) merupakan

kesuluruhan pola tingkah laku aktual maupun potensial dari

organisme. Hal ini sebagaimana ditentukan dari keturunan dan

lingkungan. Selain itu, kepribadian juga didefinisikan sebagai pola

sifat dan karakteristik tertentu yang relatif permanen (menetap), baik

konsistensi maupun individualitas pada perilaku seseorang (Feist &

Feist, 2008). Sedangkan menurut Jung (Suryabrata, 2008), kepribadian

merupakan totalitas segala peristiwa psikis baik disadari maupun tidak

atau disebut pula dengan psyche atau jiwa. Kesadaran mempunyai

peranan penting dalam orientasi manusia dengan lingkungannya.

Sedangkan jiwa, oleh Jung masih dibagi menjadi dua golongan, yaitu

ekstrover dan introvert (Suryabrata, 2008).

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kepribadian

merupakan suatu pola perilaku yang relatif permanen, unik, ditujukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

untuk memberi kesan pada lingkungan sosial baik yang disadari

maupun tidak oleh individu.

2. Tipe Kepribadian Ekstrovert-Introvert

Jung (dalam Suryabrata, 2008) menggolongkan kepribadian

berdasarkan ativitas psikis dan arah orientasi manusia yang mengarah

ke dalam diri individu tersebut maupun sebaliknya. Jung

mengungkapkan konsep jiwa sebagai dasar pembagian tipe

kepribadian. Berdasarkan sikap jiwa tersebut, manusia dapat

digolongkan menjadi dua tipe kepribadian, yaitu ekstrovert dan

introvert. Adapun tokoh lain yang memperkuat teori Jung adalah

Eysenck yang dalam penelitiannya ditemukan dua faktor dasar, yaitu

neoroticism dan introversion-extraversion (dalam Suryabrata, 2008).

Eysenck menganggap teorinya mengenai ekstrovert dan introvert

sebagai kesesuaian dan pembuktian dari konsepsi teoritis yang telah

dikemukakan oleh Jung (Suryabrata, 1983).

Secara umum, individu yang tergolong introvert akan lebih

berorientasi pada stimulus internal dibandingkan dengan individu

yang tergolong ekstrovert. Individu yang tergolong introvert akan

cenderung lebih memperhatikan pikiran, suasana hati dan reaksi-

reaksi yang terjadi dalam diri mereka. Hal ini membuat individu yang

tergolong introvert cenderung lebih pemalu, memiliki control diri

yang kuat, dan memiliki keterpakuan terhadap hal-hal yang terjadi

dalam diri mereka serta selalu berusaha untuk mawas diri, tampak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

pendiam, tidak ramah, lebih suka menyendiri, dan mengalami

hambatan pada kualitas tingkah laku yang ditampilkan. Sedangkan

individu yang tergolong ekstrovert cenderung tampak lebih

bersemangat, mudah bergaul, terkesan impulsif dalam menampilkan

tingkah laku. Individu yang tergolong ekstrovert merupakan seseorang

yang berani melanggar aturan, memiliki rasa toleransi yang lebih

tinggi terhadap rasa sakit, dan lebih mudah terlibat dalam suatu relasi

(Burger, 2008).

Akan tetapi, Feist & Feist (1998), mengungkapkan bahwa setiap

individu tidak ada yang memiliki sisi ekstrovert secara keseluruhan.

Tiap individu masih memiliki sisi introvert walau hanya sedikit dan

berada di bawah kesadaran dan sebaliknya. Selain itu, apabila seorang

individu memiliki orientasi ekstrovert, maka semakin kecil orientasi

introvert orang tersebut, begitu sebaliknya.

a. Definisi Tipe Kepribadian Ekstrovert

Kepribadian ekstrovert didefinisikan sebagai, individu yang

memiliki pola perilaku yang mengarahkan kepribadian lebih

banyak ke luar daripada ke dalam dirinya. Karakteristik ekstrovert

adalah banyak bicara, ramah, suka bertemu dengan orang-orang,

suka mengunjungi tempat baru, aktif, menuruti kata hati, suka

berpetualang, mudah bosan, dan tidak suka hal-hal yang rutin dan

monoton (Larsen, 2002). Individu yang memiliki tipe kepribadian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

ekstrovert dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia yang berasal

dari luar dirinya. Orientasi yang tertuju keluar yaitu pikiran,

perasaan, serta tindakan yang ditentukan oleh lingkungan sosial

maupun non sosial. Individu yang ekstrovert bersikap positif, lebih

terbuka, mudah bergaul, dan memiliki kelancaran dalam

berhubungan (dalam Suryabrata, 2008).

Adapun karakteristik individu yang ektrovert antara lain;

keras hati, impulsif, cenderung santai, mencari sesuatu yang baru,

dan kinerja ditingkat melalui kesenangan, lebih senang dengan

lapangan pekerjaan yang melibatkan hubugan dengan oranglain,

tahan terhadap rasa sakit, dan suka mengambil resiko (Eysenck

dalam Alwisol, 2004). Hal serupa juga diungkapkan oleh Abdalla

(2010) bahwa individu dengan tipe kepribadian ekstrovert

cenderung ramah, asertif dan mampu mampu berkomunikasi secara

positif dengan orang lain.

b. Definisi Tipe Kepribadian Introvert

Sedangkan, individu yang memiliki tipe kepribadian

intorvert mengarah pada pola perilaku yang dipengaruhi oleh

dunia subjektif, yaitu dirinya sendiri. Orientasinya tertuju ke

dalam yaitu pikiran, perasaan, serta tindakan yang ditentukan oleh

faktor-faktor subjektif. Individu yang introvert kurang mampu

menyesuaikan diri dengan dunia luar, jiwanya tertutup, sukar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

bergaul dan berhubungan dengan orang lain, serta kurang dapat

menarik perhatian orang lain (dalam Suryabrata, 2008).

Adapun sebelumnya, Hall dan Lindzey (1998) menyatakan

bahwa karakteristik introvert adalah pemalu, introspektif,

menyukai buku-buku daripada manusia, suka menyendiri dan

tidak ramah kecuali pada teman dekatnya. Mereka cenderung

merencanakan segala sesuatu dengan berhati-hati sebelum

melangkah dan tidak mudah percaya dengan kata hati. Mereka

tidak menyukai kegembiraan atau keramaian, menanggapi semua

masalah dalam hidup dengan serius, dan menyukai kehidupan

yang teratur. Mereka selalu menyembunyikan perasaannya, jarang

bertingkah agresif dan tidak mudah kehilangan kesabaran.

Mereka orang yang dapat dipercaya, agak pesimis.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

individu dengan tipe kepribadian ekstrovert adalah individu yang

cenderung dipengaruhi oleh dunia objektif di luar dirinya.

Individu yang memiliki kepribadian ekstrovert cenderung mudah

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan mudah

terpengaruh dengan lingkungannya. Sedangkan, individu yang

memiliki tipe kepribadian introvert lebih dipengaruhi oleh dunia

subjektif, yaitu dirinya sendiri. Individu dengan tipe kepribadian

introvert cenderung kurang mampu menyesuaikan diri dengan

lingkungan, jiwanya tertutup, sukar bergaul dan berhubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

dengan orang lain, serta kurang dapat menarik perhatian orang

lain.

3. Aspek – aspek Kepribadian Ekstrovert dan Introvert

Dalam penelitiannya, Costa dan McRae (1995) menyebutkan

beberapa sifat spesifik terkait kepribadian ekstrovert-introvert. Sifat-

sifat tersebut antara lain kehangatan (warmth), suka berkumpul

(gregoriousness), asertif (asertiveness), aktivitas (activity), mencari

kesenangan (excitmentseeking) dan emosi positif (positive emotions).

Pada awal tahun 1975 Eysenck menerbitkan sebuah self-asessment

yang merumuskan aspek-aspek kepribadian ekstrovert-introvert yaitu,

Eysenck Personality Profiler (EPP) (Eysenck & Wilson, 1991).

Terdapat tujuh aspek kepribadian ekstrovert-introvert d Menurut

Esynck (dalam Eysenck & Sybil. 1969) terdapat empat aspek dari

kepribadian ekstrovert dan introvert, yaitu Activity, Sociability,

Assertiveness, Expressiveness, Ambition, Dogmatisism, Agressiveness.

Lalu, pada tahun 1992, Eysenck, Barret, Wilson dan Jackson

mengganti serta mengubah kembali aspek kepribadian ekstrovert-

introvert dan membuat short-form dari EPP yang sekarang disebut

dengan Eysenck Personality Quessionaire-Revised (EPQ-R). Aspek-

aspek tersebut adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

a. Sociabillity

Aspek ini menunjukkan penyesuaian diri dengan oranglain

yang baik, sehingga biasanya dimiliki oleh orang yang memiliki

tipe kepribadian ekstrovert. Mereka merasa nyaman dan suka bila

berinteraksi dengan oranglain sehingga memiliki banyak teman,

ramah, dan pemberani. Sebaliknya, individu yang introvert

cenderung memiliki sociability yang kurang baik. Mereka

menyukai kesendirian dan menarik diri dari pergaulan sosial.

b. Expressiveness

Apek ini menunjukkan individu yang ekstorvert lebih mudah

mengekspresikan perasaannya dengan baik dan jujur. Individu juga

cenderung memperlihatkan emosi secara kearah luar dan terbuka

dengan baik saat merasa sedih, marah, takut, jatuh cinta ataupun

benci. Sebaliknya, individu yang introvert cenderung kesulitan

dalam mengutarakan perasaannya.

c. Activity

Aspek ini menunjukkan bahwa individu memiliki tingkat

aktivitas yang tinggi biasanya aktif, enerjik, cenderung menyukai

aktifitas fisik, suka bangun lebih awal, bergerak cepat dari satu

aktifitas ke aktifitas lainnya dan mengejar berbagai macam

kepentingan serta minat yang berbeda. Sebaliknya, individu

dengan kepribadian introvert cenderung pasif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

4. Pengukuran Kepribadian Ekstrovert-Introvert

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, tipe kepribadian

ekstrovert-introvert memiliki tiga aspek, yaitu Sociabillity,

Expressiveness, dan Activity. Pengukuran ketiga aspek tersebut

menggunakan skala kepribadian EPQR-Short Form yang

dikembangkan oleh Eysenck, Eysenck dan Barret (1985).

Semakin tinggi skor, maka remaja putri diasumsikan memiliki

tipe kepribadian ekstrovert. Sebaliknya, semakin rendah skor,

maka remaja putri diasumsikan memiliki tipe kepribadian

introvert.

C. REMAJA PUTRI

1. Definisi Remaja Putri

Remaja putri merupakan individu putri yang berada pada peralihan

masa anak-anak menuju dewasa. Masa remaja merupakan sebuah masa

yang menjadi bagian dari perubahan dan perkembangan yang dialami

sebagai bentuk peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa.

Perubahan dalam masa peralihan ini sama halnya pada masa anak-

anak, yaitu perubahan jasmani, kepribadian, intelektual, dan peranan

dalam lingkungan sosial (Gunarsa & Gunarsa, 1981).

Santrock (2007) masa remaja (adolosence) merupakan periode

transisi dari masa anak-anak menuju dewasa. Masa ini melibatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Perubahan yang

dialami remaja tersebut membuat mereka merasa bingung, sehingga

cenderung menunjukkan suatu kepekaan dan labilitas yang meningkat

pada setiap tindakannya (Remplein dalam Monks & Knoer, 2002).

Sedangkan, menurut Erikson (dalam Santrock, 2007) batasan usia

remaja dimulai pada usia 10 hingga 20 tahun. Namun, Santrock

mengatakan bahwa rentang usia remaja bervariasi terkait dengan

lingkungan budaya dan sejarahnya sehingga ia mengkategorian usia

remaja pada rentang 10 tahun hingga 22 tahun. Selain itu, ia juga

membagi masa remaja menjadi, remaja awal (10 hingga 13 tahun), dan

remaja akhir sekitar 18 hingga 22 tahun (Santrock, 2007).

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa remaja putri

merupakan suatu masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa

yang mengalami perubahan dan perkembangan biologis, kognitif, dan

sosio-emosional yang terbagi pada masa remaja awal (10-13 tahun)

dan berakhir pada usia 22 tahun.

2. Aspek – aspek Perkembangan Remaja Putri

Pada umumnya, remaja putri memiliki perubahan dan

perkembangan yang terjadi lebih cepat dibandingkan dengan laki-laki

(Santrock, 2007). Perkembangan merupakan suatu perubahan yang

terjadi selama rentang kehidupan seseorang (Papalia & Ols, 2001).

Terdapat aspek-aspek yang berbeda dalam perkembangan kehidupan

manusia. Menurut Santrock (2007) remaja putri yang memasuki usia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

remaja akan mengalami perubahan fisik, kognitif, kepribadian dan

sosio-emosi.

a. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik yang dimaksudkan adalah perubahan-

perubahan yang terjadi pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan

keterampilan motorik. Perubahan pada tubuh ditandai perubahan

yang paling menyolok dan mudah diamati adalah perubahan fisik

pada bagian tubuh, yaitu pertumbuhan pada tinggi tubuh,

pertumbuhan payudara, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi

yang ditandai dengan terjadinya haid, dan tanda-tanda seksual

sekunder yang tumbuh (sifat kewanitaan yang bisa nampak dari

luar) (Sarwono S. W., 1989).

b. Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget (dalam Santrock, 2003), seorang remaja

termotivasi untuk memahami dunia karena adaptasi secara biologis

yang dialami mereka. Dalam hal ini remaja sudah mampu

membedakan hal-hal maupun ide-ide yang lebih penting

dibandingkan oleh ide lainnya. Remaja juga sudah dapat

menghubungkan satu ide dengan lainnya. Selain itu, seorang

remaja juga tidak hanya dapat menghubungkan satu ide dengan

lainnya, namun juga mampu mengolah cara berpikir sehingga dapat

menemukan suatu ide baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Perkembangan kognitif merupakan suatu perubahan

kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan

bahasa. Piaget (dalam Papalia dan Olds, 2001) menyatakan bahwa

pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari

struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang

semakin luas untuk bereksperimentasi sehingga sangat mungkin

seorang remaja dapat berpikir secara abstrak. Piaget menyebut

tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal.

c. Perkembangan Kepribadian

Pun yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah

perubahan yang terjadi pada cara individu berhubungan dengan

dunia dan menyatakan emosi secara unik.

Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja

adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian

identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dan

memiliki peran penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia dan

Olds, 2001).

d. Perkembangan Sosial dan Emosi

Remaja putri merupakan individu yang membutuhkan relasi

dan komunikasi dengan orang lain. Selain itu, remaja putri juga

ingin dicintai, dikaui, dan dihargai, ingin dihitung dan

mendapatkan tempat serta status dalam kelompok sosial dan teman

sebaya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa remaja putri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

lebih berani “berjuang” untuk melakukan eksplorasi serta

bereksperimen pada hidup baru (Kartini Kartono, 2006).

Kartini Kartono (2006) menyatakan bahwa perkembangan

emosi remaja putri ditandai dengan ledakan-ledakan tingkah laku.

Remaja putri akan mengalami dorongan yang sangat kuat untuk

menuntut pengakuan diri, disertai dengan emosi yang meluap,

amarah, maupun agresi yang kuat. Selain itu, remaja putri juga

memiliki dorongan sentimen yang intens dan kuat, kebingungan,

serta penentakan dan pemberontakan. Hal tersebut didasari oleh

jiwa yang labil dan belum menemukan nilai-nilai yang tetap.

Sehingga remaja putri lebih sensitive (peka) terhadap pengaruh-

pengaruh dari luar.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang

ada pada diri remaja putri adalah aspek fisik, aspek kognitif, aspek

kepribadian-sosial, dan aspek sosio-emosi. Setiap aspek tersebut

pun berpengaruh pada relasi remaja putri dengan oranglain.

D. DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN

EKSTROVERT DENGAN KECENDERUNGAN IMPULSIF

BUYING TERHADAP PRODUK FASHION PADA REMAJA PUTRI

Secara umum kepribadian (personality) merupakan suatu pola watak

yang relatif permanen, dan sebuah karakter unik yang memberikan

konsistensi sekaligus individualis bagi perilaku seseorang (Feist & Feist,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

2006). Selain itu, Atkinson dkk. (1999) mendefinisikan kepribadian

sebagai pola perilaku dan cara berfikir yang khas, yang menentukan

penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan. Maka dari itu, dapat

dikatakan bahwa kepribadian merupakan tingkah laku yang dutempatkan

sesuai dengan lingkungan sosial. Dari pemaparan definisi kepribadian

tersebut dapat dikatakan pula bahwa kepribadian merupakan sesuatu yang

menggerakkan individu dalam berperilaku di lingkungan sosialnya.

Terdapat beberapa tokoh yang mengemukakan teori kepribadian,

salah satunya ialah Carl Jung. Menurut Jung, kepribadian merupakan

seluruh pikiran dan perilaku yang disadari maupun tidak disadari yang

mengarahkan individu dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial (Hall

& Lindzey, 1993).

Jung membagi kepribadian menjadi dua tipe, yaitu ekstrovert dan

introvert. Individu yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dipengaruhi

oleh dunia objektif (dunia luar dirinya), sehingga individu tersebut

bersikap lebih positif, terbuka, mudah bergaul, dan memiliki kemampuan

komunikasi yang baik dengan lingkungan sosial. Sedangkan, individu

yang memiliki tipe kepribadian introvert dipengaruhi oleh dunia subjektif

(dunia dalam dirinya), sehingga cenderung tertutup, sukar bergaul, sukar

berhubungan dengan oranglain, dan kurang dapat menarik hati orang lain

(Suryabrata, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Verplanken dan Herabadi

(2001), kepribadian individu dapat dipertimbangkan sebagai salah satu

variabel yang mempengaruhi pembelian. Hal ini dikarenakan, kepribadian

merupakan aspek psikologis yang terkait dengan kecenderungan

pembelian impulsif. Shajehan et al. (2012) menyatakan bahwa kepribadian

dapat mempengaruhi pembelian impulsif. Individu yang bersifat terbuka,

cenderung imajinatif, memiliki rasa penasaran dan berpikiran luas

memiliki kemungkinan dalam berperilaku pembelian impulsif.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Taylor (dalam Ahmadian &

Yadgari, 2011) ditemukan bahwa terdapat kecenderungan individu untuk

tidak berefleksi dulu sebelum bertindak, sehingga individu yang memiliki

tipe kepribadian ekstrovert yang memicu pembelian impulsif. Lury (1998)

mengatakan bahwa konsumen yang memiliki kepribadian ekstrovert

cenderung membeli suatu produk seperti pakaian, aksesoris, dll,

disesuaikan dengan selera atau trend yang sedang ada untuk dapat meraih

status sosial, sehingga terkadang membeli tanpa pertimbangan lebih jauh.

Hal ini dapat disebabkan oleh karakteristik individu dengan

kepribadian ekstrovert yang cenderung Individu terbuka dan imajinatif

sehingga dapat dengan mudah menerima promosi atau iklan yang

menyebabkan adanya dorongan tiba-tiba untuk membeli produk atau

barang yang ditawarkan. Selain itu, individu dengan kepribadian ekstrovert

juga memiliki rasa penasaran dan berpikiran luas memiliki kemungkinan

dalam berperilaku pembelian impulsif. Rasa penasaran dan pikiran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

luas ini dapat menjadi pemicu, dimana individu merasa penasaran untuk

mencoba berbagai produk yang ditawarkan dan membelinya langsung saat

itu juga. Sedangkan individu dengan kepribadian introvert cenderung

bersifat reflektif sehingga lebih mampu menaan diri mereka untuk

membeli barang-barang yang ditawarkan sekalipun ada dorongan untuk

membeli barang tersebut.

Perilaku impulsive buying merupakan perilaku konsumen dalam

berbelanja yang terjadi tanpa perencanaan, tertarik karena emosional

daripada rasional. Proses keputusan pembelian pun terjadi secara cepat dan

konsumen merasa lepas kendali saat berbelanja (Rook 1987). Lebih lanjut,

Mowen dan Minor (2002) menyatakan bahwa impulsive buying dapat

terjadi pada konsumen yang memiliki perasaan kuat dan positif terhadap

suatu produk yang ingin ia beli, hingga ia memutuskan untuk membeli

produk tersebut.

Menurut Wood (1998) dan Ghani, Imran, dan Jan (2011)

mengungkapkan bahwa individu dengan usia 18 tahun sampai 39 tahun

merupakan individu yang berpotensi dalam melakukan pembelian impulsif

daripada individu yang berusia diatas 39 tahun. Lebih lanjut, penelitian

yang dilakukan oleh Chita, David, dan Pali (2015) menyatakan bahwa

perilaku impulsive buying terjadi pada masa remaja dengan rentang usia

18-21 tahun.

Remaja mempresentasikan diri mereka melalui penampilan. Oleh

karena itu, produk fashion merupakan hal yang penting bagi remaja. Selain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

itu, produk fashion dapat memberikan pengetahuan baru mengenai trend

dan model baru yang membantu remaja untuk menemukan barang yang

baik dan bernilai bagi dirinya (Chita, dkk., 2015).

Kondisi ini membuat remaja tidak memikirkan segala sesuatu dengan

baik, sehingga berpengaruh pada proses pengambilan keputusan. Hal ini

lah yang mendorong remaja untuk membeli sesuatu secara spontan

terhadap apa yang ia suka. Apabila perilaku ini dilakukan secara kontinu,

maka dapat memicu perilaku impulsive buying. Berdasarkan penjelasan

tersebut, maka peneliti berasumsi bahwa remaja dengan tipe kepribadian

ekstrovert cenderung memiliki perilaku pembelian impulsif yang lebih

tinggi daripada remaja dengan kepribadian introvert.

Dilihat dari fenomena impulsive buying cenderung dilakukan oleh

individu yang termasuk dalam perkembangan remaja yang secara teoretis

seharusnya mereka mampu mengendalikan diri, mengontrol emosi agar

stabil dan lebih berpikir dalam mengambil suatu keputusan. Disisi lain,

remaja putri dengan kepribadian ekstrovert cenderung memiliki

karakteristik yang mudah berinteraksi, aktif, terbuka dan spontan

memungkinkan untuk membeli apapun yang ia suka untuk memberikan

“kesan” pada lingkungan sosialnya, sehingga peneliti menduga dan ingin

membuktikan bahwa kemungkinan remaja putri dengan kepribadian

esktrovert dapat memiliki kecenderungan impulsive buying yang tinggi

benar adanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

E. KERANGKA BERPIKIR HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN

EKSTROVERT-INTROVERT DAN KECENDERUNGAN IMPULSIVE

BUYING

Kepribadian

Remaja Ekstrovert

Terbuka

Spontan, memperilhatkan

emosi

Mengerjar minat/keinginan

Mudah menyatakan

Remaja Introvert

Cenderung

tertutup/menahan perasaan

Pasif

Cenderung menahan keinginan,

tidak langsung membeli apa

yang ia suka

Cenderung langsung membeli

apa yang ia suka

Pembelian Impulsif tinggi Pembelan Impulsif rendah

Mudah terpengaruh oleh iklan

atau promosi produk yang

ditawarkan

Tidak mudah terpengaruh oleh

iklan atau promosi produk

yang ditawarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

F. Hipotesis

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, maka hipotesis

yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan

yang positif dan signifikan antara tipe kepribadian ekstrovert-

introvert dan kecenderungan impulsive buying remaja putri pada

produk fashion. Apabila individu semakin memiliki tipe kepribadian

ekstrovert , maka kecenderungan impulsive buying pada produk

fashion akan semakin tinggi. Sebaliknya, apabila individu semakin

memiliki tipe kepribadian introvert, maka kecenderungan impulsive

buying pada produk fashion akan semakin rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

(angka) yang diolah menggunakan metode statistika. Dengan metode

kuantitatif ini, akan diperoleh signifikasi perbedaan kelompok atau

signifikasi hubungan antar variabel yang akan diteliti (Azwar, 2014).

Secara khusus, penelitian ini menggunakan metode korelasi, yaitu metode

yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada satu variabel

berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lainnya (Azwar,

2014)

B. VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi

variabel terikat. Pengaruh yang diberikan oleh variabel bebas

biasanya bersifat negatif dan positif (Zulganef, 2008). Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah kepribadian ekstrovert-introvert.

2. Variabel Tergantung

Variabel tergantung merupakan variabel yang nilai-

nilainya terikat oleh nilai-nilai variabel lainnya (Zulganef, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah impulsive buying

(pembelian impulsif).

C. DEFINISI OPERASIONAL

Menurut Azwar (2004) definisi operasional merupakan

pengertian terkait variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik

yang dimiliki suatu variabel yang hendak diamati. Adapun definisi

operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Kecenderungan Impulsive Buying

Kecenderungan impulsive buying merupakan kecenderungan

pembelian remaja putri yang dilakukan secara spontan dan tanpa

perencanaan sebelumnya yang didorong oleh perasaan emosional

yang kuat, sehingga remaja putri tidak memikirkan konsekuensi yang

terjadi setelah pembelian. Impulsive buying akan diukur oleh peneliti

menggunakan skala impulsive buyingyang dibuat sendiri oleh peneliti

dengan menggunakan aspek dari impulsive buying yaitu aspek

koginitif dan emosi. Semakin tinggi skor skala, maka semakin tinggi

kecenderungan impulsive buying. Sebaliknya, semakin rendah skor

skala maka semakin rendah kecenderunganimpulsive buying.

2. Kepribadian Ektrovert-Introvert

Kepribadian eksrovert merupakan pola perilaku remaja putri yang

dipengaruhi oleh dunia objektif di luar dirinya. Remaja putri yang

memiliki kepribadian ekstrovert digambarkan sebagai individu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

bersikap positif, lebih terbuka, mudah bergaul, dan memiliki

kelancaran dalam berhubungan.

Sedangkan tipe kepribadian introvert lebih dipengaruhi oleh dunia

subjektif, yaitu dirinya sendiri. Remaja putri dengan kepribadian

introvert kurang mampu menyesuaikan diri dengan dunia luar,

jiwanya tertutup, sukar bergaul dan berhubungan dengan orang lain,

serta kurang dapat menarik perhatian pada oranglain.

Tipe kepribadian ekstrovert-introvert memiliki tiga aspek, yaitu

Sociabillity, Expressiveness, dan Activity. Untuk mengukur ke tiga

aspek tersebut peneliti menggunakan skala kepribadian EPQR-Short

Form yang dikembangkan oleh Eysenck, Eysenck dan Barret (1985).

Semakin tinggi skor,maka remaja putri diasumsikan memiliki tipe

kepribadian ekstrovert. Sebaliknya, semakin rendah skor, maka remaja

putri diasumsikan memiliki tipe kepribadian introvert.

D. SUBJEK PENELITIAN

Menurut Azwar (2004) populasi merupakan keseluruhan

individu yang dimaksudkan untuk diteliti dan yang nantinya akan

digeneralisasikan. Adapun yang dimaksud dengan subjek penelitian ialah

orang-orang yang menjadi sumber data dari suatu penelitian yang

memiliki karakteristik yang sesuai dengan variabeldan yang akan dikenai

kesimpulan hasil penelitian (Azwar, 2011). Subjek yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah remaja putri yang berusia sekitar 10-22 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Subjek dipilih berdasarkan batas usia Remaja menurut Erikson (Santrock,

2007). Penelitian ini menggunakan teknik convience sampling dalam

menentukan sampel. Convience sampling merupakan pemilihan sampel

berdasarkan pada ketersediaan sampel dan kemudahan sampel untuk

diperoleh (Creswell, 2014).

E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data merupakan proses yang dilakukan

dalam suatu penelitian untuk mengumpulkan data (Siregar, 2013). Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran skala. Penyebaran

skala merupakan bentuk pengumpulan data dalam wujud laporan diri

berisi daftar atau pernyataan-pernyataan yang harus diisi oleh individu

(Azwar, 2009).

Metode skala yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah skala nominal untuk mengukur kepribadian ekstrovert-introvert.

Skala nominal merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori

atau kelompok suatu subjek. Skala ini menempatkan angka sebagai atribut

objek, dan hanya menempatkan angka ke dalam kategori tanpa struktur,

tidak memiliki tingkat maupun jarak (Noor, 2011). Sedangkan skala likert

merupakan skala yang berisi tentang pernyataan subjek terkait

pengindikasiannya pada tingkat setuju atau tidak setuju pada masing-

masing pernyataan (Noor, 2011). Dalam skala ini, peneliti memberikan

empat pilihan jawaban berupa respon, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

(S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Menurut

Supratiknya (2014) sebagai bentuk penghindaran adanya central tendency

effect pada respon subjek, maka peneliti tidak memasukkan pilihan

jawaban netral (N). Penelitian ini akan menggunakan dua skala, yaitu

skala kepribadian ekstrovert-introvert dan skala impulsive buying pada

produk fashion.

1. Skala Kepribadian Ekstrovert-Introvert

Penelitidalammengukur kepribadian ekstrovert-introvert

pada penelitian ini mengadaptasi skala kepribadian EPQR-Short

Form yang dikembangkan oleh Eysenck, Eysenck dan Barret

(1985). Peneliti mengambil item yang berisi pernyataan-pernyataan

mengenai tingkat kecenderungan ekstrovert-introvert seseorang.

Item-item tersebut tersusun dari tiga aspek, yaitu Sociability,

Expressiveness, dan Activity.

Skala kepribadian ekstrovert-introvert merupakan skala

dalam bahasa asing yang kemudian diadaptasi oleh peneliti dan

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan bantuan

profesional. Dalam menerjemahkan skala ini, peneliti menggunakan

back translation technique atau teknik penerjemahan kembali

dengan menggunakan bantuan ahli. Teknik ini dikembangkan oleh

Brislin (Brislin, 1970). Dimana hasil terjemahan skala asli ke dalam

bahasa Indonesia diubah kembali ke dalam bahasa Inggris untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

melihat konsistensi makna dalam proses terjemahan yang sudah

dilakukan. Selanjutnya, peneliti membandingkan skala asli dengan

skala yang sudah diterjemahkan oleh profesional di bidang bahasa

Inggris. Dalam menerjamahkan skala ini terdapat dua orang

penerjemah, satu orang sebagai penerjemah bahasa Inggris ke ke

bahasa Indonesia dan satu orang lainnya menerjemahkan kembali

kebahasa Inggris. Hal ini dilakukan untuk menekan kemunculan bias

yang dapat terjadi (Matsumoto&Juang, 2008).

Tabel 1. Sebaran Item Skala Kecenderungan Ekstrovert-Introvert

Sebelum Uji Coba

Variabel Aspek Favorable Unfavorable Total

Eksrovert-

Introvert

Sociability

3, 7, 11, 23,

32 27 6

Expressiveness 44 41 2

Activity

19, 15, 36,

48 5

Total 10 2 12

Skala ini terdiri dari 12 pernyataan mengenai masing-masing aspek

dalam variabel kepribadian eksrovert-introvert. Item dalam intrument

ini terdiri dari 2 jenis, yatu favorable yang bersifat mendukung,

memihak, atau menunjukkan ciri variabel yang hendak diukur, dan

unfavorable merupakan item yang bersifat tidak mendukung atau

tidak memihak ciri variabel yang hendak diukur (Supratiknya, 2014).

Dalam penelitian ini tiap pernyataan menggunakan alternatif

jawaban “Ya” dan “Tidak” sesuai dengan EPQR-Short Form.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Pernyataan favorable dengan skor tinggi akan mengindikasikan subjek

memiliki kecenderungan tipe kepribadian ekstrovert yang tinggi,

sedangkan pernyataan unfavorable mengindikasikan bahwa subjek

memiliki kecenderungan tipe kepribadian yang rendah. Semakin

tinggi skor,maka subjek diasumsikan memiliki tipe kepribadian

ekstrovert. Sebaliknya, semakin rendah skor, maka remaja putri

diasumsikan memiliki tipe kepribadian introvert.

Tabel 2. Skor Respon Pada Skala Kecenderungan Ekstrovert-Introvert

Respon Subjek Favorable Unfavorable

Ya 2 1

Tidak 1 2

2. Skala Kecenderungan Impulsive Buying

Skala yang digunakan untuk mengumpulkan

kecenderungan impulsive buying dalam penelitian ini merupakan skala

yang disusun sendiri oleh peneliti. Adapun landasan penyusunan skala

ini berdasarkan dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif.

Model yang digunakan dalam skala ini adalah skala likert yang

digunakan untuk melihat kecenderungan impulsive buying pada diri

seseorang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Tabel 3. Sebaran Item Skala Kecenderungan Impulsive Buying

Sebelum Uji Coba

Variabel Aspek Favorable Unfavorable Total

Kecenderungan

Aspek

7, 24, 34, 8,

17, 30, 37,

1,

10, 20, 19, 13,

4, 2, 9, 12, 28, 20

Kognitif 27, 29 28, 15

Impulsive Buying

Aspek

22, 18, 40,

11, 36, 32,

16, 23,

33, 31, 35, 39,

26, 5, 21, 38, 3 20

Afektif 6, 14 25

Total 20 20 40

Skala ini terdiri dari 40 pernyataan mengenai masing-

masing aspek dalam variabel kecenderungan impulsive buying.

Jawaban subjek atas setiap pernyataan merupakan respon atas

pengalaman subjek. Item di dalam intrument terdiri dari 2 jenis,

yaitu favorable yang bersifat mendukung, memihak, atau

menunjukkan ciri variabel yang hendak diukur, dan unfavorable

merupakan item yang bersifat tidak mendukung atau tidak

memihak ciri variabel yang hendak diukur (Supratiknya, 2014).

Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pernyataan dengan alternatif jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju

(S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Peneliti

hanya menggunakan empat kategori tanpa adanya kategori respon

“Netral” digunakan dengan pertimbangan bahwa penyajian titik

tengah hanya memberikan kemudahan bagi subjek yang tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

bersedia mengerjakan tugas dengan serius dalam menunjukkan

karakteristik pribadinya (Friendenberg, 1995).

Tingginya skor favorable pada skala ini menunjukkan

tingginya tingkat kecenderungan impulsive buying yang dimiliki

subjek, sedangkan tingginya skor unfavorable pada skala ini

menunjukkan rendahnya tingkat kecenderungan impulsive buying

yang dimiliki subjek.

Tabel 4. Skor Respon pada Variabel Kecenderungan Impulsive

Buying

Respon Subjek Favorable Unfavorable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak

Setuju 1 4

F. VALIDITAS DAN REABILITAS

1. Validitas

Uji validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur

mampu mengukur apa yang ingin dikukur (valid measure if it successfully

measure the phenomenon) (Siregar, 2013). Azwar (2010) menyatakan

bahwa alat ukur dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat ukur

tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya dan akurat dalam melakukan

pengukuran pada variabel yang diukur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Setelah proses penerjemahan dan perancangan skala selesai, dilakukan

pengujian validitas isi. Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu

instrumen alat ukur untuk mengukur isi (konsep) yang harus diukur

(Siregar, 2013).Validitas ini dapat diperoleh melalui analisis logis atau

empiris terhadap seberapa memadai isi alat ukur mewakili ranah isi dari

konstruk yang diukur (Supratiknya, 2014). Validitas isi dilakukan oleh

peneliti dengan bantuan dari orang yang lebih ahli atau expert untuk

memberikan penilaian atas konten dari setiap item agar sesuai dengan

tujuan konstruk yang akan diukur (expert judgement). Pada penelitian ini,

peneliti meminta bantuan dosen pembimbing skripsi untuk menjadi expert

judgement dimana dosen pembimbing skripsi memberikan penilaian pada

keseluruhan item skala.

Seleksi item dilakukan untuk menguji karakterisik item-item yang

akan digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian (Azwar, 2009).

Sebelum melakukan seleksi item, peneliti melakukan uji validitas setelah

melakukan try-out dan item telah diuji dengan validitas isi. Seleksi item

bertujuan untuk memilih item-item yang dapat membentuk sebuah skala

yang homogen dan berdaya diskriminasi tinggi (Supratiknya, 2014).

Seleksi item dilakukan berdasarkan daya diskriminasi item yang

menghasilkan korelasi item total (rix) (Supratiknya, 2014). Suatu skala

dinyatakan baik ketika memiliki daya diskriminasi dimana seluruh item

skala mampu berkorelasi positif satu sama lain dan juga berkorelasi secara

positif dengan skor total skala (Gregory, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Azwar (2009) menyatakan bahwa pemilihan item berdasarkan

korelasi item total yang memiliki batasan rix > 0,3. Apabila tiap item

memiliki korelasi kurang dari 0,3 maka item tersebut memiliki daya

diskriminasi yang rendah.

Uji coba skala dilaksanakan pada tanggal 25 November hingga

tanggal 30 November dengan jumlah responden 67 orang. Hasil uji coba

skala dianalisis menggunakan program SPSS for Windows versi 24.

Adapun hasil uji coba skala sebagai berikut:

a. Skala Kepribadian Ekstrovert-Introvert

Pada skala kepribadian ekstrovert-introvert memiliki item

sejumlah 12 buah, ditemukan hasil seluruh item dinyatakan lolos

(rix=0,962).

Tabel 5. Sebaran Item Skala Kepribadian Ekstrovert-Introvert

Setelah Uji Coba

Variabel Aspek Favorable Unfavorable Total

Eksrovert-

Introvert

Sociability

3, 7, 11,

23, 32 27 6

Expressiveness 44 41 2

Activity

19, 15, 36,

48 5

Total 10 2 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

b. Skala Kecenderungan Impulsive Buying

Dari 40 item hasil uji coba skala kecenderungan impulsive

buying menunjukkan bahwa seluruh item dinyatakan lolos

(rix=0,940).

Tabel 6 Sebaran Item Skala Kecenderungan Impulsive Buying Setelah Uji

Coba.

Variabel Aspek Favorable Unfavorable Total

Kecenderungan

Aspek 7, 24, 34, 8, 17 10, 20, 19, 13, 4, 20

Kognitif 30, 37, 1, 27, 29 2, 9, 12, 28, 15

Impulsive

Buying Aspek 22, 18, 40, 11 33, 31, 35, 39

20

Afektif

36, 32, 16, 23, 6,

14

26, 5, 21, 38, 3,

25

Total 20 20 40

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi hasil dari suatu alat tes yang

dapat menunjukkan sejauh mana suatu alat tes dapat dipercaya atau

diandalkan (Supratiknya, 2014). Selain itu, sebagai salah satu syarat tes

yang baik adalah memiliki reliabilitas yang tinggi (Supratiknya, 2014).

Azwar (2012) menjelaskan, realibilitas tes penting untuk dilakukan dan

diketahui karena jika pengukuran tidak reliabel, maka skor yang dihasilkan

juga tidak dapat dipercaya.

Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan koefisien

konsistensi internal dalam menguji reliabel atau tidaknya suatu skala yang

dibuat oleh peneliti. Adapun yang dimaksud konsistensi internal, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

konsistensi antar bagian dalam tes (Klein; dalam Supratiknya, 2014).

Koefisien konsistensi internal memiliki nilai minimum r > 0,70

(Supratiknya, 2014). Menurut Azwar(2009) nilai reliabilitas yang

dihasilkan berada pada rentan 0 sampai dengan 1. Reliabilitas yang baik

ditunjukkan dengan skor yang mendekati 1. Sebaliknya, reliabilitas yang

kurang baik ditunjukkan dengan skor yang semakin mendekati 0.

Reliabilitas dalam skala ini adalah koefisien alpha cronbach dikarenakan

dapat diterapkan dalam mengestimasikan koefisien konsistensi internal

tiap item yang diskor (Supratiknya, 2014). Adapun seluruh peritungan

reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSSfor Windows

versi 24.

a. Skala Kepribadian Ekstrovert-Introvert

Reliabilitas pada skala kepribadian ekstrovert-introvert

dalam uji coba penelitian ini memiliki nilai koefisien alpha

cronbach sebesar 0,962. Hal tersebut menunjukkan bahwa skala

kepribadian ekstrovert-introvert tergolong reliabel.

b. Skala Kecencerungan Impulsive Buying

Reliabilitas pada skala kecenderungan impulsive buying

pada 40 item uji coba menunjukkan nilai koefisien alpha cronbach

sebesar 0,940. Hal ini menunjukkan skala kecenderungan impulsive

buying tergolong reliabel karena memiliki nilai reliabilitas >70.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

G. METODE ANALISIS DATA

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah data yang didapat berasal dari populasi yang

normal. Uji ini perlu dilakukan karena semua perhitungan

statistik parametrik memiliki asumsi normalitas sebaran

(Santoso, 2010). Apabila dalam uji normalitas hasil yang

didapat p < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data yang

dimiliki berbeda secara signifikan dengan data yang normal.

Sebaliknya, apabila p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

data yang dimiliki tidak berbeda secara signifikan dengan data

yang normal. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data tidak

normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui kekuatan

hubungan antara dua variabel. Uji ini menyatakan bahwa

hubungan antar variabel yang hendak dianalisis bergaris lurus,

sehingga apabila terjadi penurunan maupun peningkatan di

satu variabel akan diikuti secara linear oleh penurunan atau

peningkatan kuantitas variabel lainnya. Dengan menggunakan

SPSS, peneliti menggunakan Tes for Linearity dengan taraf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

spesifikasi sebesar 0,05 untuk menguji linearitas antar dua

variabel. Suatu hubungan dinyatakan linear apabila memiliki

nilai p< 0,05 (Santoso, 2010).

c. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini akan digunakan analisis korelasi untuk

menguji hipotesis yang telah dibuat oleh peneliti. Analisis

korelasi yang digunakan dalam penelitian yaitu, korelasi

Pearson Product Moment dengan bantuan SPSS apabila data

yang diperoleh terdistribusi secara normal (p>0,05).

Apabiladata dalam penelitian tidak terdistribusi secara normal

(p<0,05), makakorelasi yang digunakan yaitu korelasi

Spearman (rho) menggunakan program perhitungan SPSS for

Windows 24.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penlitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2018 sampai

dengan 9 Desember 2018. Peneliti melakukan pengambilan data dengan dua

skala yang disebarkan dengan cara membagikannya melalui Google Forms

(online) dan membagikannya secara langsung dalam bentuk hardcopy. Pada

cara online, peneliti menyebarkan link Google Forms melalui media dan

jejaring sosial seperti Line, Whatsapp, Facebook dan melalui Story Instagram

kepada konsumen remaja putri. Cara ini dilakukan karena media sosial

memiliki jangkauan yang lebih luas dan cepat dalam memperoleh subjek.

Melalui proses tersebut, peneliti berhasil mendapatkan subjek sebanyak 207

orang.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah konsumen remaja putri berusia 10

taun sampai 22 tahun. Jumlah total subjek yang terlibat dalam penlitian ini

berjumla 207 orang. Adapun data demografi subjek yang terlibat dalam

penlitian ni dapat dideskripsikan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Tabel 7. Deskripsi Usia Subjek

Usia Jum

lah Persentase

10 - 15 tahun 40 16,80%

16 - 18 tahun 39 16,40%

19 - 22 tahun 159 66,80%

Total 238 100%

Tabel 8. Deskripsi Pekerjaan Subjek

Pekerjaan Jumlah Presentase

Pelajar 66 27,73%

Mahasiswa 141 59,24%

Karyawan 31 13,02

Total 238 100%

Tabel 9. Deskripsi Pendapatan/Uang Saku Subjek Per-Bulan

Pendapatan/Uang Saku Per-Bulan Jum

lah Persantase

< Rp 100.000,00 29 12,18%

RP 100.000,00 - Rp 500.000,00 44 18,48%

Rp 500.000,00 - Rp 1.000.000,00 35 14,70%

Rp 1.000.000,00 - Rp

1.500.000,00 57 23,95%

> Rp 1.500.000,00 73 30,67%

Total 238 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

C. Deskripsi Data Penelitian

Pada sub bab ini akan dipaparkan terkait data yang diperoleh dari 207

subjek.Adapun deskripsi data penelitian bertujuan untuk mengetahui tinggi

rendahnya tipe kepribadian ekstrovert-introvert dan kecenderungan impulsive

buying pada produk fashion. Deskripsi data ini dilakukan dengan mencari

mean empiris dan mean teoritis. Mean teoritis merupakan hasil dari

perhitungan manual skor terendah dan skor tertinggi dari perhitungan sebuah

skala. Hal itu dapat dirumuskan sebagai berikut:

Sedangkan, yang dimaksud dengan mean empiris merupakan rata-rata

dari skor yang dimiliki oleh subjek. Apabila mean empiris lebih tinggi dari

mean teoritis pada penelitian maka menunjukkan bawa subjek memiliki tipe

kepribadian ekstrovert dan kecenderungan impulsive buying yang cenderung

tinggi, begitupula sebaliknya. Selain itu, deksripsi data pada penelitian ini

menggunakan uji One-Sample Test yang bertujuan untuk mengetahui apakah

ada perbedaan yang signifikan antara mean teoritis dengan mean empiris. Skor

empiris dan uji One-Sample Test ini didapat dari perhitungan menggunakan

SPSS for Windows versi 24.

Berdasarkan skala penelitian yang digunakan, maka didapatkan hasil

perhitungan mean teoritis dan mean empiris tipe kepribadian ekstrovert-

introvert sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Tabel 10. Data Empirik Skala Tipe Kepribadian Ekstrovert-Introvert

One-Sample Statistics

N Mean Std.

Deviation

Std.

Error Mean

Tipe

Kepribadian

Ekstrovert-

Introvert

2

07

19,71 2,6

92

,18

7

Tabel 11. Hasil Uji Coba Beda Mean Teoritis dan Mean Empiris Tipe Kepribadian

Ekstrovert-Introvert

Pada tabel asil uji coba beda mean One-Sample Test skala tipe

kepribadian ekstrovert-introvert diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000.

Nilai tersebut menunjukkan bawa terdapat perbedaan yang signifikan antara

One-Sample Test

Test Value = 30

t

d

f

Sig.

(2-tailed)

Mean

Difference

95%

Confidence Interval

of the Difference

L

Lower

Upper

Tipe

Kepribadian

Ekstrovert-Introvert

1

05,310

2

06

,000 19,705 1

9,34

2

0,07

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

mean teoritis dengan mean empirik dari skala tipe kepribadian ekstrovert-

introvert. Mean teoritis pada skala tipe kepribadian ekstrovert-introvert sebesar

30 dan mean empiris sebesar 19,705 (SD= 26,92). Hasil ini menunjukkan bawa

mean empiris lebih tinggi daripada mean teoritik, sehingga dapat disimpulkan

bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki kecenderungan tipe kepribadian

ekstrovert.

Berdasarkan skala penelitian yang digunakan, maka diperoleh hasil

perhitungan mean teoritis dan mean empiris kecenderungan impulsive buying

sebagai berikut:

Tabel 12. Data Empirik Skala Kecenderungan Impulsive Buying

One-Sample Statistics

N Mean

Std.

Deviation Std. Error Mean

Kecenderungan

Impulsive Buying

2

38

8

1,55

16,723 1,084

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Tabel 13. Hasil Uji Beda Mean Teoritis dan Mean Empiriks Kecenderungan

Impulsive Buying

Pada tabel hasil uji beda mean One SampleTest skala kecenderungan

impulsive buying diperoleh nilai signifikansi 0,000. Nilai ini menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dengan mean

empiris skala kecenderungan impulsive buying. Mean teoritis yang didapat

pada skala ini sebesar 180 dan mean empiris sebesar 81,55 (SD 16,72). Hal

ini menunjukkan bahwa meanempiris secara signifikan lebi rendah daripada

mean teoritik, sehingga mengindikasikan bawa subjek pada penelitian ini

memiliki kecenderungan impulsive buying yang rendah.

D. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi

Uji asumsi dilakukan untuk melihat apakah data dalam penelitian ini

memenuhi syarat untuk dianalisis menggunakan teknik analisis korelasi

One-Sample Test

Test Value = 180

t

d

f

Ssig

. (2-tailed)

Mean

Difference

95%

Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Kecenderungan

Impulsive Buying

5

,232

2

37

,000 81

,550

7

9,41

8

3,69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

tertentu. Adapun uji asumsi dalam penelitian ini meliputi uji normalitas

dengan menggunakan Kolmogorof-Smirnov dan uji linearitasdengan

menggunakan test of linearity dengan bantuan SPSS for Windows versi 24.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dalam penelitian dilakukan untuk

mengetahui apakah sampel yang diambil dari populasi sebaran data yang

didapat terdistribusi secara normal atau tidak (Santoso, 2010). Apabila

data yang diuji memiliki nilai p > 0,05, maka data yang diuji terdistribusi

secara normal. Sebaliknya, jika data yang diuji memiliki nilai p < 0,05 ,

maka data yang diuji tidak terdistribusi secara normal (santoso, 2010).

Untuk mengetahui hasil uji normalitas dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan Lilliefors Significance Correction pada Kolmogorov-

Smirnov melalui SPSS for Windows versi 24. Hasil dari uji normalitas

data penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 14. Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Kepribadian Ekstrovert-

Introvert

,284 207 ,000

Kecenderungan Impulsive

Buying

,148 207 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Gambar 1.Histogram Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas, didapatkan hasil bahwa data

penelitian skala tipe kepribadian ekstrovert-introvert (p = 0,000 )

memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Pada data penlitian skala

kecenderungan impulsive buying (p = 0,000) memiliki nilai signifikansi

lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kedua data penilitian

pada masing-masing skala terdistribusi secara tidak normal. Dengan

demikian, uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi

non-parametrik Spearman’s rho.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan

antarvariabel dependent dan variabel independent memiliki hubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

yang linear atau berbeda dalam satu garis lurus (Siregar, 2013). Suatu

hubungan variable dapat dikatakan linear apabila memimiliki nilai p <

0,05. Sementara itu, jika nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa hubungan

antar variable tersebut tidak linear. Hasil uji linearitas pada data

penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 15. Hasil Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Kecenderung

an Impulsive

Buying *

Kepribadian

Ekstrovert-

Introvert

Between

Groups

(Combined) 27001,584 5 5400,317 50,853 ,000

Linearity 15468,131 1 15468,13

1

145,659 ,000

Deviation

from

Linearity

11533,454 4 2883,363 27,152 ,000

Within Groups 8757,452 21345,

024

201 106,194

Total 60779,433 48346,

609

206

Berdasarkan uji linearitas, diketahui bahwa data penelitian memiliki

pola hubungan yang linear (lurus) hal ini dikarenakan nilai signifikansi

kurang dari 0,05 (p = 0,000). Nilai ini menunjukkan bahwa tipe

kepribadian ekstrovert-introvert memiliki hubungan yang linear dengan

kecenderungan impulsive buying.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan melalui analisis non parametric dengan uji

korelasi, karena data yang diperoleh terdistribusi secara normal.

Koefisien yang dihasilkan bergerak dari -1 hingga +1 untuk melihat

apakah hubungan antar variable possitif atau negative (Sarwono, 2006).

Apabila nilai signifikansi atau p < 0,05, maka hubungan antar variable

signifikan. Sebaliknya, apabila nilai signifikansi atau p > 0,05 maka

hubungan antar variable tidak siginifikan (Sarwono, 2006). Uji

Spearman’s rho diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan

SPSS for Windows versi 24. Budi (2006) membagi criteria koefisien

korelasi sebagai berikut :

Tabel. 16 Kriteria Koefisien Korelasi

KOEFISIEN KORELASI KATEGORI

0,100 - 0,200 Sangat Lemah

0,201 – 0,400 Lemah

0,401 – 0,600 Cukup Kuat

0,601 – 0,800 Kuat

0,801 – 0,1 SangatKuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Tabel 17. Hasil Pengujian Hipotesis

Correlations

EI IB

Spear

man's

rho

EI Correlation Coefficient 1,000 ,404**

Sig. (1-tailed) . ,000

N 207 207

IB Correlation Coefficient ,404** 1,000

Sig. (1-tailed) ,000 .

N 207 207

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan teknik korelasi, diketahui

bahwa tipe kepribadian ekstrovert-introvert dan kecenderungan impulsive

buying memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,404 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tipe kepribadian

ekstrovert-introvert dan kecenderungan impulsive buying secara

keseluruhan. Jadi, semakin tinggi kecenderungan kepribadian ekstrovert,

maka semakin tinggi pula kecenderungan impulsive buying remaja putri

putri pada produk fashion. Sebaliknya, apabila remaja putri cenderung

memiliki kepribadian introvert, maka kecenderungan impulsive buying

pada produk fashion akan semakin rendah. Dengan demikian, maka

hipotesis dalam penelitian ini diterima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

E. Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui

hubungan antara tipe kepribadian ekstrovert-introvert dan kecenderungan

impulsive buying remaja putri pada produk fashion. Hasil dari penelitian

ini menunjukkan bahwa tipe kepribadian ekstrovert-introvert dan

kecenderungan impulsive buying memiliki hubungan yang positif dan

signifikan (r = 0,404;p = 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa semakin

tinggi tinggi kecenderungan kepribadian ekstrovert, maka kecenderungan

impulsive buying yang dilakukan konsumen remaja putri pada produk

fashion semakin tinggi. Sebaliknya, semakin tinggi kecenderungan tipe

kepribadian introvert pada remaja putri, maka semakin rendah pula

kecenderungan impulsive buying pada produk fashion yang dilakukan.

Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang telah diajukan peneliti yaitu, tipe

kepribadian ekstrovert-introvert memiliki hubungan yang positif dan

signifikan.

Tipe kepribadian ekstrovert dan introvert memiliki peranan yang

cukup penting dalam menentukan tinggi-rendahnya kecenderungan

impulsive buying. Kepribadian merupakan kumpulan dari sifat dan

tingkah laku yang dapat membedakan tiap masing-masing individu.

Remaja putri yang memiliki kecenderungan kepribadian ekstrovert

memiliki karakteristik mudah berinteraksi, aktif, terbuka, spontan dan

memperlihatkan emosi, serta mengejar minat atau keinginannya. Selain

itu, Taylor (dalam Ahmadian & Yadgari, 2011) menyatakan bahwa salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

satu ciri umum individu yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert adalah

cenderung bertindak tanpa berefleksi terlebih dahulu. Berdasarkan

karakteristik dan salah satu ciri umum tersebut, maka tentu dapat

memicu kecenderungan perilaku impulsive buying pada diri remaja putri.

Hal ini dikarenakan perilaku impulsive buying merupakan suatu perilaku

konsumen dalam membeli barang yang didasari oleh keinginan tanpa

mementingkan kegunaan dan manfaat maupun kebutuhannya.

Disisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Suliyanto & Wulandari

(2012) yang menyatakan bahwa individu yang memiliki tipe kepribadian

ekstrovert merupakan individu yang cenderung suka berbelanja. Individu

yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert cenderung ingin memenuhi

apa yang diinginkan dan diharapkan oleh orang-orang yang ada di luar

dirinya (Sharp, 1987). Salah satu yang dimaksud dalam hal ini adalah

fashion. Produk fashion dapat berkaitan dengan kecenderungan

iimpulsive buying. Keinginan untuk menjadi apa yang diinginkan dan

diharapkan oleh orang lain yang salah satunya melalui fashion ini

didukung dengan perubahan yang terjadi pada masa remaja. Masa remaja

merupakan masa transisi yang mengakibatkan beberapa perubahan

seperti fisik, kognitif, sosial dan emosi (Santrock, 2007).

Pada masa ini, juga terdapat perubahan kepribadian, yang

dimaksud dengan perubahan ini yaitu proses dalam pencarian identitas

diri (Erikson dalam Papalia dan Olds, 2014). Pencarian identitas dalam

diri ini didukung dengan kesadaran terhadap fashionability terkait dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

desain dan gaya yang inovatif (Park et al., 2005). Tren ini menjadi suatu

siklus fashion yang terus berubah dan secara tidak langsung mendorong

remaja untuk mengkonsumsi produk fashion sehingga menjadikan

mereka sebagai diri yang selalu up to date atau tidak ketinggalan jaman

terhadap trend fashion terkini. Hal ini terjadi karena ketika remaja putri

melihat produk fashion terbaru dan sesuai dengan tren saat ini, maka

konsumen tersebut merasakan dorongan tidak tertahankan untuk segera

membeli produk fahion yang mereka inginkan guna memenuhi tren saat

ini (Han, Morgan, Kotsiopolus & Kang-Park, 1991).

Selain itu, remaja putri juga berusaha untuk menjadikan diri

mereka sebagai diri ideal, sehingga hal ini pula yang menyebabkan

mereka mudah terpengaruh terhadap promosi-promosi produk yang

dipasarkan. Hal ini juga dapat terjadi karena mereka percaya bahwa

produk fashion memiliki makna simbolis yang dapat menyampaikan

kesan mengenai identitas diri mereka kepada orang lain. Selain itu,

mereka juga memiliki kepercayaan bahwa melalui fashion mereka dapat

meningkatkan pribadi dan citra diri (Setiadi &Warmika, 2015; Handa &

Khare, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tipe kepribadian

ekstrovert dengan kecenderungan impulsive buying pada produk fashion (r =

0,404; p = 0,000) sehingga dapat dikatakan hipotesis diterima. Hal ini

meunjukkan bahwa semakin tinggi kecenderungan tipe kepribadian ekstrovert

maka semakin tinggi pula kecenderungan impulsive buying pada produk

fashion. Begitu pula sebaliknya, apabila individu cenderung memiliki

kepribadian introvert maka kecenderungan impulsive buying pada produk

fashion akan semakin rendah.

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti memiliki keterbatasan yang kiranya dapat

menjadi masukan bagi peneliti selanjutnya dengan topik yang sama. Dalam

penelitian ini data yang didapat tidak terdistribusi secara normal.

Selain itu, dalam penelitian ini subjek yang didapat kurang dalam hal

frekuensi masing-masing karakteristik. Sehingga apabila dikategorisasikan

berdasarkan kelompok usia, pendapatan, dan pekerjaan terjadi ketimpangan

dalam jumla frekuensi masing-masing kategori.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

C. Saran

a. Bagi Remaja

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja putri dengan

kecenderungan kepribadian ekstrovert memiliki hubungan yang signifikan

dengan kecenderungan impulsive buying pada produk fashion, maka bagi

konsumen remaja putri diharapkan mampu berefleksi dan mengevaluasi

kembali berbelanja mereka. Sehingga diharapkan remaja putri mampu

lebih cermat dan berpikir lebih reflektif sebelum membeli serta tidak

hanya mempertimbangkan aspek emosional.

. Selain itu, berdasarkan temuan penelitian yang diperoleh, remaja

yang dengan kecenderungan kepribadian ekstrovert disarankan agar dapat

membatasi dan mengontrol diri sehingga dalam melakukan suatu

pembelian produk dapat bermanfaat dengan baik. Untuk memberi kesan

pada lingkungan social tidak harus melalui mode, namun dapat disalurkan

kehal-hal lain. Dengan demikian remaja dengan kepribadian introvert

mampu menahan atau mengendalikan keinginan dalam melakukan suatu

pembelian dan dapat mempertimbangkan sebelumnya sehingga

menurunkan resiko impulsive buying. Adapun yang dapat dilakukan oleh

remaja salah satunya yaitu membuat anggaran belanja dan daftar belanja

sebelum memasuki kesebuah toko. Remaja juga dapat membuat tabel di

buku untuk memonitor pengeluaran sehingga dapat memperkirakan

anggaran belanja pada bulan berikutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dikarenakan dalam penelitian ini data yang di dapat tidak

terdistribusi secara normal, maka diharapkan bagi peneliti selanjutnya

mampu memperluas subjek yang ingin diteliti. Hal ini diperuntukkan

agar data yang diperoleh mampu digeralisasikan pada keseluruhan

populasi. Selain itu, untuk penelitian selanjutnya dapat memfokuskan

penelitian kepada factor-faktor maupun tipe kepribadian lainnya sehingga

mampu memberikan sumbangan lebih besar bagi ilmu pengetahuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

74

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadian, Musa and Hamid Reza Yadgari, The Relationship between

Extraversion/Introversion and the Use of Strategic Competence in

Oral Referential Communication, Journal of English Language

Teaching and Learning, Vol. 53, No. 222 /2011.

Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press Anwar, A. A. 2005.

Perilaku Konsumen. Edisi Revisi. Bandung: PT RefikanAditama.

Anin, A., Rasimin, B., &Atamimi, N. 2008. Hubungan Self Monitoring dengan

Impulsive Buying terhadapProduk Fashion

padaRemaja.JurnalPsikologi, 181-193

Astuti & Filippa (2008). Perbedaan Pembelian Secara Impulsif Berdasarkan

Tingkat Kecenderungan, Kategori Produk dan Pertimbangan

Pembelian. Jurnal Ichsan. Gorontalo.

Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi (2nd ed.). Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Azwar, S. (2014). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Pusat Statistik Indonesia http:/bps.go.id

Baumeister, R. F. (2002). Yielding to temptation: Self-control failure, impulsive

purchasing, and consumer behavior. Journal of consumer research,

28(4), 670-676.

Bellenger, D., Robertson D. H., and Hirschman E. C. (1978).A Impulse Buying

Varies by Product. Journal of Advertising Research, Vol. 18,

December, pp. 15-18.

Budi, T. P. (2006). SPSS 13.0 Terapan: RisetStatistikParametrik. Yogyakarta:

ANDI -CV Andi Offset.

Bong, S. (2011). Pengaruh in-store stimuli terhadap impulse buying behavior

konsumen Hypermarket di Jakarta.Ultima Manajemen, 3(1), 31-52.

Brislin, R. (1970). Back-Translation for Cross-Cultural Research.Journal of

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Cross-Cultural Psychology, 1(3), pp.185-216.

Chien-Huang, L., & Chuang, S.-C. (2005). The effect of individual differences on

adolescents’ impulsive buying behavior. Adolescence, 40(159), 551.

Chita, R. C., David, L., & Pali, C. (2005). Hubungan antara Self Control dengan

Perilaku KOnsumtif Online Shopping Produk Fahion pada Mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Angkatan 2011.

Journal e-Biomedik (eBM), 297-302.

Coley, A., & Burgess, B. (2003). Gender differences in cognitive and affective

impulse buying. Journal of Fashion Marketing and Management: An

International Journal, 7(3), 282–295.

Hall, C. S. &Lindzey, G. 1998.Teori-teoriHolistik (Orgabismik-Fenomenologis,

Penerjemah: Yustinus. JudulAsliTheories of Personality. Yogyakarta:

Kanisius.

Creswell, J. W. (2014). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed (3 ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dawson, S., & Kim, M. (2009).External and Internal Trigger Cues of Impulse

Buying Online. Direct Marketing: An International Journal, 3 (1), 20-

34.

Dholakia, U. M. (2000).Tempation and resistance: An Integrated model of

consumption impulse formation and enactment. Psychology

&Marketring, 17(11), 955-982.

Dittmar, H., & Drury, J. (2000). Self-image–is it in the bag? A qualitative

comparison between “ordinary” and “excessive” consumers.

Eysenck, H. & Sybil, E. (1969). Personality Structure and Measurement. London:

Western Printing Service Ltd.

Eysenck, S. B. G., Eysenck, H. J., & Barrett, P. (1985). A Revised version of the

psychoticsmscale.Personality Individual Differences, 6, 21-29.

Eysenck, H.J., Barrett, P, Wilson, G., & Jackson, C. (1992). Primary trait

measurement of the 21 components of the P-E-N system.European

Journal of Psychological Assessment, 8, 2, 109-117.

Eysenck, H.J. and Wilson, G.D. (1992). Know Your Own Personality.

Anglesburg: Pelican Book, Hasel Watson and Viney, Ltd.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Feist, J. & Gregory J. Feist. (2008). Theories of Personality (Edisi Keenam).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ferrinadewi, Erna. (2008). Merek dan Psikologi Konsumen. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Friedenberg, L. (1995). Psychological testing: Design, Analysis, and use. USA:

Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.

Gasiorowska, A. (2011). Gender as a Moderator of Temperamental Causes of

Impulse Buying Tendency. Journal of Custumer Behavior. Vo. 10. No. 2.

siorowska, A. (2011). Gender as a moderator of temperamental causes of

impulse buying tendency. Journal of Customer Behaviour, 10(2),

119–142.

Ghani, U., Imran, M., & Jan, F. A. (2011). The impact of demographic

Characteristics on impulse buying behaviour of urban consumers in

Peshawar. International Journal of Academic Research, 3(5), 286–

289.

Gregory, R. J. (2007). Psychological Testing. History, Principles, and Application

(5th

ed.). Boston: Pearson.

Gunarsa, D. S. (1986).PsikologiRemajaCetakan 8. Jakarta: GunungMulia.

Hall, Calvin S. & Lindzey, Garner. 1993. Teori-teori Psikodinamik

(Klinis).Yogyakarta: Kanisius.

Hall, C. S. &Lindzey, G. 1998.Teori-teoriHolistik (Orgabismik-Fenomenologis,

Penerjemah: Yustinus. JudulAsliTheories of Personality. Yogyakarta:

Kanisius.

Han, Y. K., Morgan, G. A., Kotsiopulos, A., & Kang-Park, J. (1991). Impulse

buying behavior of apparel purchasers. Clothing and Textiles

Research Journal, 9(3), 15–21.

Handa, M., & Khare, A. (2011). Gender as a moderator of the relationship

between materialism and fashion clothing involvement among Indian

youth. International Journal of Consumer Studies, 37(1), 112–120.

Hawkins, D., Mothersbaugh, & Best, R. (2007). Consumer behavior building

marketing strategy. New York: Mc Graw Hill.

Herabadi. (2003). Perbedaan Individual dalam Kecenderungan Belanja Impulsif:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Saraf Emosi dan Pendek Pikir. Jurnal Psikologi.Vol 12. No. 2.

September 2003.

http://www.nielsen.com. Diakses pada 15 September 2017

http://proquest.umi.com/pqdweb?did=1236084&Fmt=3clientId=63928/Journal_of

_Marketing_Reaseach_Vol_8,No_1(Feb_,1971),pp_67-

70_Files,24,258-70.15/03.13. 15 September 2017

http://www.marsindonesia.com. Diakses pada 15 September 2017

Hurlock, E.B. (1990). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan (edisi kelima). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Japarianto, E. & Sugiharto, S. (2011). Pengaruh Shopping Life Style dan Fashion

Involment Terhadap Impulse Buying Behavior Masyarakat High

Income Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 6, No.1.

Kacen, Jacqueline J. & Lee, Julie Anne. (2002) The Influence Of Culture on

Consumer Impulsive Buying Behavior. Journal of Consumer

Psychology, 12(2), 163-176. Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

Kacen, J. J., Hess, J. D., & Walker, D. (2012). Spontaneous selection: The

influence of product and retailing factors on consumer impulse

purchases. Journal of Retailing and Consumer Services, 19(6), 578–

588.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Definisi Pakaian. Diambil pada 2 Maret

2018, dari www.kbbi.wed.id

Karbasivar, A., & Yarahmadi, H. (2011). Evaluating effective factors on

consumer impulse buying behavior. Asian Journal of Business

Management Studies, 2(4), 174–181.

Kartono, Kartini. (2006). Peran Keluarga Memandu Anak. Jakarta: CV. Rajawali.

Kasali, Rhenald. (2010). Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, dan

Postioning. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Khan, N., Hui, L. H., Chen, T. B., & Hoe, H. Y. (2016). Impulse buying

behaviour of generation Y in fashion retail. International Journal of

Business and Management, 11(1), 144–151.

Kollat, D. T., & Willett, R. P. (1967). Customer impulse purchasing behavior.

Journal of marketing research, 21–31.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Lin, C. H., & Lin, H. M. (2005). An Exploration of Taiwanese Adolosence

Impulsive Buying Tendency. Adolosece, 40 (157), 215-223.

Loudon, D.L dan Bitta, Albert J.D. (1993). Consumer Behavior Concepts and

Applications (4th ed.). New York : McGraw-Hill.

Lury, C. (1998). Budaya Konsumen. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Matsumoto, D., & Juang, L. (2008). Culture and Psychology (4 ed.). Canada:

Nelson Education.

Maulana, A. (2016). Nilai Transaksi E-commerce di Indonesia Menggiurkan.

Diambil 25 Juni 2018, dari

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20160122170755-185-

106096/nilai-transaksi-e-commerce-di-indonesia-menggiurkan.

Mittal, S., Sondhi, N., &Chawla, D. (2015). Impulse Buying Behavior: An

Emerging Market Perspective. International Journal of Marketing,

47(10), 1711-1732.

Monks, F., Knoers, A., &Haditono, S. R. (2001).PsikologiPerkembangan:

PengantarDalamBerbagaiBagiannya. Yogyakarta: GadjahMada

University Press.

Mowen, J. C., & Minor, M. (2002). Perilaku konsumen. Jakarta: Erlangga.

Muruganantham, G., & Bhakat, R. S. (2013). A review of impulse buying

behavior. International Journal of Marketing Studies, 5(3), 149-160.

Noor, S. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya

Ilmiah. Rawamangun, Jakarta: Kencana.

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2004). Human Development (9th

ed.). USA: McGraw Hill.

Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2014). Menyelami perkembangan manusia.

Jakarta: Salemba.

Park, Eun J., Kim Young, E., & Forney Cardona, J. (2005). A Structural Model of

Fashion-Oriented Impulse buying Behavior. Journal of Marketing and

Management, 10 (4) pp: 443-446.

Primadhyta, S. (2015). Generasi Millenial RI Paling Impulsif Belanja Barang

Mewah. Diambil 23 November 2017, dari

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20151102182452-92-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

88999/generasi-millenial-ri-paling-impulsif-belanja-barang-mewah/.

Rahayu, JeaniNoviana, ElysFauziah, danAminah HM Ariyani.2012.

PreferensiKonsumenTerhadapBuahApelImpor di

TokoBuahHokkydanPasarTradisionalAmpelSurabaya.Agriekonomika

1(1): 52-67.

Rook, D. W. (1987). The buying impulse. Journal of consumer research, 14(2),

189–199.

Rook, D. W., & Fisher, R. J. (1995). Normative influences on impulsive buying

behavior. Journal of consumer research, 22(3), 305–313.

Samuel, Hatane. (2007). Pengaruh Stimulus Media Iklan, Uang Saku, Usia Dan

Gender Terhadap Kecenderungan Perilaku Pembelian Impulsif (Studi

Kasus Produk Pariwisata). Jurnal Manajemen Pemasaran, 2(1), hal:

31- 42.

Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi: Dari Bloog Menjadi Buku.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence. PerkembanganRemaja. EdisiKeenam.

Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, J. (2006). MetodePenelitianKuantitatifdanKualitatif. Yogyakarta:

GrahaIlmu.

Sarwono, S. W. (1989). Psikologi Remaja. Jakarta Utara: CV. Rajawali.

Sarwono, S. W., & Meinarno, E. A. (2014). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba

Humanika.

Setiadi, I. M. W., &Warmika, I.G.K. (2015). Pengaruh Fashion

InvolmentTerhadap Impulse Buying Konsumen Fashion yang

Dimediasi Positive Emotion di Kota Denpasar.E-

JurnalManajemenUnud, Vol. 4, No. 6. ISSN: 2302-8912.

Shahjehan, A., Qureshi, J. A., Zeb, F., & Saifullah, K. (2012).The effect of

personlality on impulsive and compulsive buying behaviors. African

Jornal of Business Managemenet, 6(6), 2187-2194.

Sharp, Daryl. (1987). Personality Types: Jung’s Model of Typology. Canada:

Thistle Printing Company Ltd.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan

Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana.

Sparks, David L., & W.T. Tucker. (1971). A Multivariate Analysis of Personality

And Product Use.

Stern, H. (1962). The significance of impulse buying today. The Journal of

Marketing, 26 (2) 59–62.

Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Suliyanto & Siti Z. W. (2012). Orientasi Berbelanja Pakaian di Distro.

Trikonomika, 11(1), 40-48.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma.

Suryabrata, S. (2008. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo Persaka.

Swastha, B. D., & Handoko, T. H. (1987). Manajemen Pemasaran. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Susilawati, Erna, & Rahma Wahdiniwaty. (2017). Pengaruh Kepribadian dan

Harga Terhadap Impulsive Buying Pada Produk Novel Di Toko Buku

Bandung Book Center Wilayah Bandung. Jurnal Ilmiah Magister

Managemen UNIKOM, 1(1), 12-24.

Syafputri, E. (2011). Pebelanja Indonesia Makin Impulsif. Diambil 8 April 2018,

dari /berita/264058/pebelanja-indonesia-makin-impulsif Tendai, M.,

& Crispen, C. (2009). In-store shopping environment and impulsive

buying. African Journal of Marketing Management, 1(4), 102–108.

Tangney, J.P., Baumeister, R.F., & Boone, A.L. (2004). High Self-Control Predict

Good Adjustment, Less Pathology, Better Grades, and Interpersonal

Success. Journal of Personality. 72(2). 271-282.

Verplanken, B. & Herabadi, A. 2001. Individual differences in impulse buying

tendency: Felling and no thinking. European Journal of Personality,

15, 71- 83.

Wood, M. (2005). Disrectionary Unplanned Buying in Consumer Society. Journal

of Consumer Behavior, 4(4), 268-281. Doi:10.1002/cb14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Wood, M. (1998). Socio-economic status, delay of gratification, and impulse

buying. Journal of economic psychology, 19(3), 295–320.

Wulandari, Sri. 2004. Psikologi Umum II. Pusat Pengembangan Bahan Ajar:

Universitas Mercu Buana.

Zahir, E.F.M. (2015). Hubungan Tingkat Konformitas Dengan Perilaku Shopping

Addiction Pada Remaja Perempuan.

Zebua, A & Nurdjayadi, R. 2001. Hubungan Antara Konformitas dan Konsep Diri

dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri. Phronesis, 3 (6), 72-

82.

Zoel. (2012). Maybe Yes! Maybe No!. http://www.marketing.co.id/maybe-yes-

maybe-no/. Diunduhpada 19 Agustus 2017, pukul 13.24 WIB.

Zulganef. (2008). Metode Penelitian Sosial & Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

82

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

LAMPIRAN A. SKALA UJI COBA

SKALA UJI COBA

Sebagai Bagian Dalam Penyusunan Skripsi

Program StudiPsikologi

DisusunOleh :

Viola Dena Halifah

149114107

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Yogyakarta, November 2018

Salam Sejahtera!

Perkenalkan nama saya Viola Dena Halifah mahasiswi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sedang melakukan penelitian untuk

tugas akhir dengan topic Kecenderungan Impulsive Buying Remaja Putri pada

Produk Fashion. Berkenaan dengan hal tersebut, dengan rendah hati, saya

meminta kesediaan teman-teman untuk mengisi skala ini.

Adapunkriteria yang diperlukanyakni:

1. Remaja putri usia 10-22 Tahun

2. Pernah melakukan kegiatan berbelanja produk Fashion.

Jawaban dari skala ini bersifat rahasia. Atas kesediaan teman-teman, saya ucapkan

terimakasih.

Hormat Saya

Peneliti,

Viola Dena Halifah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini saya menyatakan bersedia secara suka rela tanpa paksaan

menjadi partisipan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Semua respon

yang saya berikan dalam skala ini , benar-benar mewakili apa yang saya alami

dalam kehidupan sehari-hari dan bukan atas pandangan masyarakat. Saya juga

memberikan izin atas jawaban yang saya berikan untuk dapat dipergunakan

sebagai data penelitian ilmiah ini.

Yogyakarta, 2018

Menyetujui,

.................................

(Tanda Tangan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

IDENTITAS RESPONDEN

Nama/Inisial :

Usia :

Pekerjaan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

PETUNJUK PENGISIAN SKALA BAGIAN PERTAMA

Skalabagian pertama ini terdiri dari beberapa pernyataan yang mungkin sesuai

dengan kondisi teman-teman saat ini. Teman-teman dimohon untuk membaca

setiap pernyataan dengan seksama. Kemudian teman-teman diminta untuk

memilih pilihan jawaban yang paling sesuai dengan kondisi diri teman-teman saat

ini dengan member tandacentang (v).

Terdapat dua (2) pilihan jawaban untuk setiap pernyataan, yaitu "YA" dan

"TIDAK"

Tidak ada jawaban benar atau salah, oleh sebab itu harap diisi dengan jujur sesuai

dengan kondisi teman-teman.

Selamat mengerjakan!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

SKALA BAGIAN PERTAMA

No. Item

YA TIDAK

1 Apakah orang lain menganggap kamu sangat

bersemangat?

2 Apakah kamu lebih banyak diam saat kamu dengan

orang lain?

3 Apakah kamu biasanya mengambil inisiatif dalam

mencari teman baru?

4 Apakah kamu dapat menikmati pesta yang meriah

5 Apakah kamu suka banyak kesibukan dan kegembiraan di

sekitarmu?

6 Apakah kamu bisa membuat pesta berjalan lancar?

7 Apakah kamu orang yang senang bicara?

8 Apakah kamu lebih hidup/bersemangat?

9 Apakah kamu nyaman bertemu orang-orang baru?

10 Apakah kamu dengan mudah menghidupkan suasana

di pesta yang membosankan?

11 Apakah kamu cenderung menghindari sorotan di acara

sosial?

12 Apakah kamu suka berbaur dengan orang-orang?

Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan! Selamat mengerjakan!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

PETUNJUK PENGISIAN BAGIAN KEDUA

Skala ini terdiri dari beberapa pernyataan yang mungkin sesuai dengan kondisi

teman-teman saatini. Teman-teman dimohon untuk membaca setiap pernyataan

dengan seksama. Kemudian teman-teman diminta untuk memilih pilihan jawaban

yang paling sesuai dengan kondisi diri teman-teman saa tini.

Terdapat empat (4) pilihan jawaban untuk setiap pernyataan, yaitu:

1. Sangat Setuju (SS)

2. Setuju (S)

3. Tidak Setuju (TS)

4 .Sangat Tidak Setuju (STS)

Tidak ada jawaban benar atau salah, oleh sebab itu harap diisi dengan jujur sesuai

dengan kondisi teman-teman.

Adapun yang dimaksuddenganproduk fashion padaskala di bawahini, yaitu:

1. Pakaian

2. Aksesoris

3. Tas

4. Sepatu

Selamat mengerjakan!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

SKALA BAGIAN KEDUA

Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan! Selamat mengerjakan!

No. Item SS S TS STS

1

Saya langsung membeli produk fashion yang

menarik perhatian saya.

2

Saya mempertimbangkan terlebih dahulu

manfaat produk fashion yang akan saya beli.

3

Saya hanya membeli produk fashion saat

merasa benar-benar membutuhkannya.

4

Saya tidak langsung membeli saat melihat

produk fashion yang saya sukai.

5

Saya mampu menunda keinginan untuk

membeli produk fashion yang saya inginkan

meski sedang ada promosi.

6

Saya merasa puas setelah membeli produk

fashion yang sayasukai.

7

Saya tidak pernah merencanakan produk

fashion yang akan sayabeli

8

Seringkali saya memutuskan membeli

produk fashion yang sedang diskon saat itu

juga.

9

Saya cenderung mempertimbangkan telebih

dahulu sebelum memutuskan untuk membeli

suatu produk fashion.

10

Saya biasanya berpikir hati-hati sebelum

membeli produk fashion

11

Saya menyesal telah membelanjakan uang

saya untuk membeli produk fashion yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

sebenarnya tidak saya butuhkan.

12

Saya membeli produk fashion setelah

mempertimbangkannya dengan matang.

13

Saya tidak pernah membeli produk fashion

di luar yang sudah saya rencanakan.

14

Saya tidak dapat mengontrol hasrat untuk

membeli produk fashion yang sayasukai.

15

Saya membeli produk fashion sesuai

perencanaan sebelumnya.

16

Saya sangat terdorong untuk segera membeli

produk fashion yang saya inginkan

walaupun tidak membutuhkannya.

17

Saya tidak pernah memikirkan

konsekuensinya ketika membeli produk

fashion.

18

Saya membeli produk fashion yang

sayasukai, bukan karena membutuhkannya

19

Seringkali saya berpikirhati-hati sebelum

membeli produk fashion yang saya inginkan.

20

Saya bukan tipe orang yang suka membeli

produk fashion di luar apa yang telah saya

rencanakan.

21

Saya tidak menyesal karena tidak membeli

produk fashion yang saya sukai meskipun

sedang ada diskon.

22

Saya merasa senang saat membeli produk

fashion yang saya inginkan.

23

Saya akan langsung membeli produk fashion

yang saya sukai berapapun harganya.

24

Saya tidak pernah mempertimbangkan

terlebih dahulu produk fashion yang akan

saya beli.

25 Saya kurang suka membeli produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

fashion yang tidak saya butuhkan

26

Saya mampu menahan diri untuk tidak

tergoda dan langsung membeli produk

fashion yang sayasukai.

27

Saya sering membeli produk fashion

melebihi yang sudah direncanakan.

28

Saya berpikir jangka panjang sebelum

membeli produk fashion yang saya sukai.

29

Seringkali saya membeli produk fashion

secara spontan

30

Saya tidak pernah berpikir cermat tentang

produk fashion yang saya beli.

31

Saya tidak harus membeli produk fashion

yang saya sukai saat itu juga.

32

Seringkali saya menyesal setelah membeli

produk fashion di luar kebutuhan saya.

33

Saya dapat menahan keinginan untuk

membeli produk fashion yang menarik

perhatian saya

34

Seringkali saya tidak berpikir panjang saat

membeli produk fashion.

35

Saya kurang suka membeli produk fashion

yang tidak saya butuhkan meskipun sedang

diskon.

36

Saya merasa senang ketika membeli produk

fashion yang menarik walau saya tidak

membutuhkannya.

37

Saya tidak pernah memikirkan manfaat dari

produk fashion yang akan saya beli.

38

Saya tidak langsung membeli produk

fashion hanya karena saya menyukai produk

tersebut.

39

Saya mampu menahan diri untuk tidak

langsung membeli produk fashion yang saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

SILAHKAN PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA, JANGAN SAMPAI

ADA YANG TERLEWATKAN.

-TERIMA KASIH-

sukai.

40

Saya tidak dapat menahan keinginan untuk

membeli produk fashion yang menarik

perhatian saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

LAMPIRAN B. HASIL RELIABILITAS SKALA UJI COBA

Hasil Reliabilitas Skala Kepribadian Ekstrovert-Introvert

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 51 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 51 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,962 12

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecenderungan Impulsive Buying

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 51 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 51 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,940 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

LAMPIRAN C. KORELASI ITEM TOTAL

Korelasi Item Total Skala Kepribadian Ekstrovert-Introvert

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

i1 35,0588 144,176 ,974 ,954

i2 34,4118 165,607 ,544 ,965

i3 34,8824 149,386 ,864 ,957

i4 34,6471 157,913 ,681 ,962

i5 34,6471 157,553 ,695 ,962

i6 34,9412 147,416 ,907 ,956

i7 35,0588 144,176 ,974 ,954

i8 35,0000 145,800 ,939 ,955

i9 35,2941 147,692 ,811 ,959

i10 34,9412 147,776 ,895 ,956

i11 35,1765 152,428 ,685 ,962

i12 35,2353 151,504 ,704 ,962

Korelasi Item Total Skala Kecenderungan Impulsive buying

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

i1 77,92 257,354 ,528 ,938

i2 78,69 260,900 ,590 ,938

i3 78,35 261,433 ,429 ,939

i4 78,33 260,227 ,509 ,938

i5 78,29 260,052 ,456 ,939

i6 77,92 257,354 ,528 ,938

i7 77,92 257,354 ,528 ,938

i8 77,92 257,354 ,528 ,938

i9 78,63 262,478 ,512 ,938

i10 78,69 262,580 ,469 ,939

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

i11 78,24 255,824 ,616 ,937

i12 78,65 262,673 ,442 ,939

i13 77,86 260,321 ,437 ,939

i14 78,10 255,250 ,537 ,938

i15 78,35 265,273 ,345 ,939

i16 78,25 249,714 ,801 ,935

i17 78,24 255,824 ,616 ,937

i18 78,22 257,453 ,560 ,938

i19 78,37 262,078 ,395 ,939

i20 78,00 257,880 ,541 ,938

i21 77,88 254,586 ,593 ,937

i22 78,25 249,714 ,801 ,935

i23 78,57 264,210 ,401 ,939

i24 78,45 265,213 ,334 ,939

i25 78,04 255,158 ,642 ,937

i26 78,29 256,292 ,609 ,937

i27 78,02 259,780 ,438 ,939

i28 78,24 255,824 ,616 ,937

i29 77,98 261,260 ,401 ,939

i30 78,20 261,441 ,407 ,939

i31 78,08 263,594 ,315 ,940

i32 78,57 264,210 ,401 ,939

i33 78,25 255,674 ,682 ,937

i34 78,27 260,723 ,421 ,939

i35 77,78 261,173 ,512 ,938

i36 78,02 262,620 ,384 ,939

i37 78,51 262,055 ,430 ,939

i38 78,18 257,268 ,590 ,938

i39 78,33 257,347 ,614 ,937

i40 78,31 259,820 ,515 ,938

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

LAMPIRAN D. SKALA PENELITIAN

SKALA PENELITIAN

Sebagai Bagian Dalam Penyusunan Skripsi

Program StudiPsikologi

DisusunOleh :

Viola Dena Halifah

149114107

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Yogyakarta, Desember 2018

Salam Sejahtera!

Perkenalkan nama saya Viola Dena Halifah mahasiswi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sedang melakukan penelitian untuk

tugas akhir dengan topic Kecenderungan Impulsive Buying Remaja Putri pada

Produk Fashion. Berkenaan dengan hal tersebut, dengan rendah hati, saya

meminta kesediaan teman-teman untuk mengisi skala ini.

Adapun kriteria yang diperlukan yakni:

1. Remaja putri usia 10-22 Tahun

2. Pernah melakukan kegiatan berbelanja produk Fashion.

Jawaban dari skala ini bersifat rahasia. Atas kesediaan teman-teman, saya ucapkan

terimakasih.

Hormat Saya

Peneliti,

Viola Dena Halifah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini saya menyatakan bersedia secara suka rela tanpa paksaan

menjadipartisipan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Semua respon

yang saya berikan dalam skala ini , benar-benar mewakili apa yang saya alami

dalam kehidupan sehari-hari dan bukan atas pandangan masyarakat. Saya juga

memberikan izin atas jawaban yang saya berikan untuk dapat dipergunakan

sebagai data penelitian ilmiah ini.

Yogyakarta, 2018

Menyetujui,

.................................

(Tanda Tangan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

IDENTITAS RESPONDEN

Nama/Inisial :

Usia :

Pekerjaan :

UangSaku/GajiTiapBulan :

< Rp 100.00,00

Rp 100.000,00 – Rp 500.000,00

Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00

Rp 1.000.000,00 – Rp 1.500.000,00

>Rp 1.500.000,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

PETUNJUK PENGISIAN SKALA BAGIAN PERTAMA

Skalabagian pertama ini terdiri dari beberapa pernyataan yang mungkin sesuai

dengan kondisi teman-teman saat ini. Teman-teman dimohon untuk membaca

setiap pernyataan dengan seksama. Kemudian teman-teman diminta untuk

memilih pilihan jawaban yang paling sesuai dengan kondisi diri teman-teman saat

ini dengan member tandacentang (v).

Terdapat dua (2) pilihan jawaban untuk setiap pernyataan, yaitu "YA" dan

"TIDAK"

Tidak ada jawaban benar atau salah, oleh sebab itu harap diisi dengan jujur sesuai

dengan kondisi teman-teman.

Selamat mengerjakan!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

SKALA BAGIAN PERTAMA

No. Item

YA TIDAK

1 Apakah orang lain menganggap kamu sangat

bersemangat?

2 Apakah kamu lebih banyak diam saat kamu dengan

orang lain?

3 Apakah kamu biasanya mengambil inisiatif dalam

mencari teman baru?

4 Apakah kamu dapat menikmati pesta yang meriah

5 Apakah kamu suka banyak kesibukan dan kegembiraan di

sekitarmu?

6 Apakah kamu bisa membuat pesta berjalan lancar?

7 Apakah kamu orang yang senang bicara?

8 Apakah kamu lebih hidup/bersemangat?

9 Apakah kamu nyaman bertemu orang-orang baru?

10 Apakah kamu dengan mudah menghidupkan suasana

di pesta yang membosankan?

11 Apakah kamu cenderung menghindari sorotan di acara

sosial?

12 Apakah kamu suka berbaur dengan orang-orang?

Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan! Selamat mengerjakan!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

PETUNJUK PENGISIAN BAGIAN KEDUA

Skala ini terdiri dari beberapa pernyataan yang mungkin sesuai dengan kondisi

teman-teman saatini. Teman-teman dimohon untuk membaca setiap pernyataan

dengan seksama. Kemudian teman-teman diminta untuk memilih pilihan jawaban

yang paling sesuai dengan kondisi diri teman-teman saa tini.

Terdapat empat (4) pilihan jawaban untuk setiap pernyataan, yaitu:

1. Sangat Setuju (SS)

2. Setuju (S)

3. Tidak Setuju (TS)

4 .Sangat Tidak Setuju (STS)

Tidak ada jawaban benar atau salah, oleh sebab itu harap diisi dengan jujur sesuai

dengan kondisi teman-teman.

Adapun yang dimaksuddenganproduk fashion padaskala di bawahini, yaitu:

1. Pakaian

2. Aksesoris

3. Tas

4. Sepatu

Selamat mengerjakan!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

SKALA BAGIAN KEDUA

Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan! Selamat mengerjakan!

No. Item SS S TS STS

1

Saya langsung membeli produk fashion yang

menarik perhatian saya.

2

Saya mempertimbangkan terlebih dahulu

manfaat produk fashion yang akan saya beli.

3

Saya hanya membeli produk fashion saat

merasa benar-benar membutuhkannya.

4

Saya tidak langsung membeli saat melihat

produk fashion yang saya sukai.

5

Saya mampu menunda keinginan untuk

membeli produk fashion yang saya inginkan

meski sedang ada promosi.

6

Saya merasa puas setelah membeli produk

fashion yang sayasukai.

7

Saya tidak pernah merencanakan produk

fashion yang akan sayabeli

8

Seringkali saya memutuskan membeli

produk fashion yang sedang diskon saat itu

juga.

9

Saya cenderung mempertimbangkan telebih

dahulu sebelum memutuskan untuk membeli

suatu produk fashion.

10

Saya biasanya berpikir hati-hati sebelum

membeli produk fashion

11

Saya menyesal telah membelanjakan uang

saya untuk membeli produk fashion yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

sebenarnya tidak saya butuhkan.

12

Saya membeli produk fashion setelah

mempertimbangkannya dengan matang.

13

Saya tidak pernah membeli produk fashion

di luar yang sudah saya rencanakan.

14

Saya tidak dapat mengontrol hasrat untuk

membeli produk fashion yang sayasukai.

15

Saya membeli produk fashion sesuai

perencanaan sebelumnya.

16

Saya sangat terdorong untuk segera membeli

produk fashion yang saya inginkan

walaupun tidak membutuhkannya.

17

Saya tidak pernah memikirkan

konsekuensinya ketika membeli produk

fashion.

18

Saya membeli produk fashion yang

sayasukai, bukan karena membutuhkannya

19

Seringkali saya berpikirhati-hati sebelum

membeli produk fashion yang saya inginkan.

20

Saya bukan tipe orang yang suka membeli

produk fashion di luar apa yang telah saya

rencanakan.

21

Saya tidak menyesal karena tidak membeli

produk fashion yang saya sukai meskipun

sedang ada diskon.

22

Saya merasa senang saat membeli produk

fashion yang saya inginkan.

23

Saya akan langsung membeli produk fashion

yang saya sukai berapapun harganya.

24

Saya tidak pernah mempertimbangkan

terlebih dahulu produk fashion yang akan

saya beli.

25 Saya kurang suka membeli produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

fashion yang tidak saya butuhkan

26

Saya mampu menahan diri untuk tidak

tergoda dan langsung membeli produk

fashion yang sayasukai.

27

Saya sering membeli produk fashion

melebihi yang sudah direncanakan.

28

Saya berpikir jangka panjang sebelum

membeli produk fashion yang saya sukai.

29

Seringkali saya membeli produk fashion

secara spontan

30

Saya tidak pernah berpikir cermat tentang

produk fashion yang saya beli.

31

Saya tidak harus membeli produk fashion

yang saya sukai saat itu juga.

32

Seringkali saya menyesal setelah membeli

produk fashion di luar kebutuhan saya.

33

Saya dapat menahan keinginan untuk

membeli produk fashion yang menarik

perhatian saya

34

Seringkali saya tidak berpikir panjang saat

membeli produk fashion.

35

Saya kurang suka membeli produk fashion

yang tidak saya butuhkan meskipun sedang

diskon.

36

Saya merasa senang ketika membeli produk

fashion yang menarik walau saya tidak

membutuhkannya.

37

Saya tidak pernah memikirkan manfaat dari

produk fashion yang akan saya beli.

38

Saya tidak langsung membeli produk

fashion hanya karena saya menyukai produk

tersebut.

39

Saya mampu menahan diri untuk tidak

langsung membeli produk fashion yang saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

SILAHKAN PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA, JANGAN SAMPAI

ADA YANG TERLEWATKAN.

-TERIMA KASIH-

sukai.

40

Saya tidak dapat menahan keinginan untuk

membeli produk fashion yang menarik

perhatian saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

LAMPIRAN E. DATA EMPIRIK

A. Skala Kepribadian Ekstrovert-Introvert

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

EI 207 19,71 2,692 ,187

One-Sample Test

Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

EI 105,310 206 ,000 19,705 19,34 20,07

B. Skala Kecenderungan Impulsive Buying

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

Kecenderungan Impulsive

Buying

238 139,52 16,014 1,038

One-Sample Test

Test Value = 0

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Kecenderungan

Impulsive Buying

134,40

4

237 ,000 139,517 137,47 141,56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

LAMPIRAN F. HASIL UJI NORMALITAS

A.Skala Kepribadian Ekstrovert-Introvert

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Kepribadian Ekstrovert-Introvert ,188 238 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

B. Skala Kecenderungan Impulsive Buying

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Kecenderungan Impulsive

Buying

,284 207 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

C. Histogram Hasil Uji Normalitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

LAMPIRAN G. HASIL UJI LINEARITAS

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Kecenderunga

n Impulsive

Buying *

Kepribadian

Ekstrovert-

Introvert

Between

Groups

(Combine

d)

27001,584 5 5400,317 50,853 ,000

Linearity 15468,131 1 15468,13

1

145,659 ,000

Deviation

from

Linearity

11533,454 4 2883,363 27,152 ,000

Within Groups 8757,452 21345,

024

201 106,194

Total 60779,433 48346,

609

206

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

LAMPIRAN H. HASIL UJI Hipotesis

Correlations

EI IB

Spearman's rho EI Correlation Coefficient 1,000 ,404**

Sig. (1-tailed) . ,000

N 207 207

IB Correlation Coefficient ,404** 1,000

Sig. (1-tailed) ,000 .

N 207 207

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI