hubungan antara stres akademik dan … · untuk mas adit yang mau mengorbankan waktu, pikiran dan...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN ANTARA STRES AKADEMIK DAN KECENDERUNGAN
IMPULSIVE BUYING PADA MAHASISWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Benedictus Yulivendra Wicaksana
129114070
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“WHAT IS THE POINT OF BEING ALIVE IF YOU DON’T AT
LEAST TRY TO DO SOMETHING REMARKABLE”
-PAPER TOWNS-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan karya ilmiah ini kepada:
Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, perlindungan serta kesempatan yang
senantiasa diberikan kepada saya.
Untuk Ayah, Bapak, Pak Bos, yang dengan sabar dan semangat melawan strokenya
agar dapat melihat anaknya yang nakal bertoga.
Untuk Ibuk yang senatiasa memberikan nasihat, semangat dan mendengarkan keluh
kesah penulis.
Untuk Mas Adit yang mau mengorbankan waktu, pikiran dan tenaga untuk penulis.
Untuk semua orang-orang baik yang ada di sekitar penulis.
Dan untuk orang-orang yang sering memandang sebelah mata mahasiswa-
mahasiswa yang membutuhkan waktu lebih untuk menyelesaikan tugas akhir.
Hargailah setiap orang yang sedang berproses.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA STRES AKADEMIK DAN KECENDERUNGAN
IMPULSIVE BUYING PADA MAHASISWA
Benedictus Yulivendra Wicaksana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres akademik dan
kecenderungan impulsive buying pada mahasiswa. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara stres akademik dengan kecenderungan perilaku
impulsive buying pada mahasiswa. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 200 orang mahasiswa.
Alat pengumpulan data yang digunakan ialah skala stres akademik dan skala kecenderungan
impulsive buying yang diadaptasi dalam bahasa indonesia oleh peneliti. Skala stres akademik
memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,895 dan skala kecenderungan impulsive buying memiliki
koefisien reliabilitas sebesar 0,920. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi Spearman’s rho
dikarenakan sebaran data pada kedua variabel bersifat tidak normal. Hasil penelitian ini
menghasilkan r sebesar 0,216 dan nilai p sebesar 0,001 < 0,05. Hasil perhitungan tersebut
menunjukkan adanya hubungan positif antara stres akademik dan kecenderungan impulsive
buying. Hal ini berarti semakin tinggi stres akademik yang dialami oleh individu maka
kecenderungan impulsive buying akan semakin tinggi. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah
stres akademik yang dialami individu maka kecenderungan impulsive buying akan semakin
rendah.
Kata kunci : stres akademik, kecenderungan impulsive buying, mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE RELATIONSHIP BETWEEN ACADEMIC STRESS AND IMPULSIVE
BUYING TENDENCY IN COLLEGE STUDENT
Benedictus Yulivendra Wicaksana
ABSTRACT
This research aimed to investigate the correlation between academic stress and impulsive
buying tendency in college student. The hypothesis was that there was positive relationship
between academic stress and impulsive buying tendency in college student. The subject in research
were 200 college student. Data instrument be used were the scale of academic stress and
impulsive buying tendency are adapted in Indonesian by researchers. The alpha reliability
coefficient of academic stress scale was 0.895 and coefficient of impulsive buying tendency scale
was 0.920. The technique of data analysis being used was Spearman's rho correlation test because
data on both variables are not normal. The research showed that value of r was 0.216 with p
0.001 < 0.05. The results indicated a positive correlation between academic stress and impulsive
buying tendency. It was means that the higher the academic stress experienced by college student,
the impulsive buying tendency will be higher. On the contrary, the lower academic stress
experienced by college student, the impulsive buying tendency will be lower.
Keyword : academic stress, impulsive buying tendency, college student
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih saya ucapkan kepada Tuhan Yesus
Kristus atas segala penyertaan dan pendampingan selama proses
pengerjaan skripsi ini. Pada proses penulisan skripsi ini penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si selaku Dekan Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M. Si Selaku Kepala Program
Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu P. Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi., M.A selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah membimbing selama proses penyusunan skripsi.
Terimakasih ibu atas semua bantuan, bimbingan, waktu, saran,
serta kesabaran yang telah diberikan.
4. Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si., selaku dosen pembimbing akademik
2012 yang selalu memberikan saran, dukungan dan bantuan selama
penulis menempuh studi.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma
yang telah berbagi ilmu dan memberikan semangat.
6. Mas Muji (Glory), Mas Gandung, Ibu Nanik, dan juga Pak Gik
yang telah membantu penulis dalam berbagai urusan kuliah dan
praktikum tes.
7. Seluruh subjek penelitian saya yang sudah mau direpotkan dan
mendoakan keberhasilan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Bapak, Ibu dan Mas Adit yang selalu mendoakan, memberikan
semangat, dan menunggu dengan sabar sampai skripsi ini selesai.
Terima kasih atas pikiran, tenaga dan biaya yang sudah banyak
dicurahkan untuk saya, selalu bersyukur bisa berada ditengah-
tengah kalian.
9. Terima kasih kepada Bapak Erik Hookom., M.Ed yang telah
banyak memberikan masukan, saran dan membantu saya dalam
proses adaptasi skala saya. Thank you sir.
10. Terima kasih Robert, Vita, Yosua, Zelda, Della, Mbak Lisa,
Yuyun, Yatim, Agnes, Boncel, Made, Indun, Nia, Suci, Pamendes
yang telah banyak membantu dalam proses pengerjaan, adaptasi
skala, penyebaran skala dan analisis data. Terima kasih ndan.
11. Terima kasih kepada “Geng Cinta” Teteh, Yosu dan Vita yang
selalu mendengarkan segala curhat dan kebodohan saya, serta
banyak membantu saya dalam hal akademik terutama japok.
Makasih banyak Geng tercinta!!
12. Terima kasih kepada Grego, Gerald, Brada Rezki, Bayu, GM,
Kelek, Dimas, Wewen, Delima, Ilona “micin”, Danar, Edo,
Gempol, Yuda, Gede, Yosu. Terima kasih atas kekonyolan tak
terkira yang sudah banyak kita lakukan di masa lalu, semoga di
masa depan kita dapat berubah menjadi lebih baik.
13. Terima kasih kepada “Njepatters PF15” Yosu, Nata, Melani, Bella,
Rere, Dhanis dan seluruh teman-teman panitia PSYCHFST2K15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Terima kasih atas kesempatan untuk dapat berdinamika dan
bekerja sama dengan kalian
14. Teman-teman “Crocodile Drug” Aji Ojek, Petuk, Aprek, Sinyo,
Gempol, Anggung, Saktoy, dan Grego Gresek. Terima kasih atas
segala hiburan dan aktifitas inap menginap yang senantiasa kita
lakukan.
15. Teman-teman sepermainan di Tuban Triya, Nurul, Zukun, Aris,
Sinco, Rangga, Mubin. Terima kasih atas dukungan yang
senantiasa kalian berikan. Sukses selalu untuk kalian.
16. Teman-teman “Gagal ke Bali” Suci, Ema, Agata, Melani, Sakti,
Duwek dan Kelek. Terima kasih atas dinamika kita bersama.
Semoga dilain kesempatan kita bisa berkumpul bersama lagi dan
merealisasikan rencana kita.
17. Teman-teman Komisi D Vita, Vero, Praba, David dan seluruh
anggota DPMF Psikologi 2013/2014. Terima kasih telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk belajar berorganisasi
bersama kalian.
18. Keluarga besar UKF Psynema. Terima kasih sudah mengijinkan
saya berkarya bersama kalian. Sukses selalu salam KNTT !!.
19. Teman-teman UK Bulutangkis Mas Ucil, Pika, Danar, Silvi, dll.
Terima kasih sudah mengijinkan saya berkeringat bersama kalian.
20. Teman-teman “070”, terima kasih karena saya bisa menjadi bagian
dari kalian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ..................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... vi
ASBTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9
BAB II DASAR TEORI ..................................................................................... 11
A. Impulsive Buying (Pembelian Impulsif) .................................................. 11
1. Definisi Impulsive Buying ................................................................. 11
2. Aspek-Aspek Impulsive Buying ......................................................... 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Impulsive Buying ...................... 16
B. Stres Akademik ........................................................................................ 22
1. Definisi Stres ...................................................................................... 22
2. Definisi Stres Akademik .................................................................... 23
3. Pengukuran Stres Akademik .............................................................. 24
4. Dampak Stres ..................................................................................... 26
C. Mahasiswa ................................................................................................ 27
D. Dinamika Stres Akademik dan Kecenderungan Impulsive Buying.......... 28
E. Skema Penelitian ...................................................................................... 32
F. Hipotesis ................................................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................. 34
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 34
B. Variabel Penelitian ................................................................................... 34
C. Definisi Operasional................................................................................. 35
1. Stres Akademik .................................................................................. 35
2. Kecenderungan Impulsive Buying ...................................................... 36
D. Subjek Penelitian ...................................................................................... 36
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ....................................................... 37
1. Skala Stres Akademik ........................................................................ 37
2. Skala Kecenderungan Impulsive Buying ............................................ 39
F. Validitas dan Reliabilitas ......................................................................... 41
1. Validitas ............................................................................................. 41
2. Seleksi Item ........................................................................................ 42
3. Reliabilitas ......................................................................................... 46
G. Metode Analisis Data ............................................................................... 47
1. Uji Asumsi ......................................................................................... 47
2. Uji Hipotesis ...................................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 49
A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
B. Deskripsi Subjek Penelitian ..................................................................... 49
C. Deskripsi Data Penelitian ......................................................................... 50
D. Hasil Penelitian ........................................................................................ 53
E. Analisis Tambahan ................................................................................... 56
F. PEMBAHASAN ...................................................................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 64
A. Kesimpulan .............................................................................................. 64
B. Saran ......................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66
LAMPIRAN ......................................................................................................... 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Stres Akademik .................................... 38
Tabel 2. Skor Favorable Skala Stres Akademik....................................... 39
Tabel 3. Distribusi Item Skala Kecenderungan Impulsive Buying ........... 40
Tabel 4. Skor Favorable Skala Kecenderungan Impulsive Buying .......... 41
Tabel 5. Skor Unfavorable Skala Kecenderungan Impulsive Buying ...... 41
Tabel 6. Distribusi Aitem Skala Stres Akademik Setelah Seleksi Aitem 44
Tabel 7. Distribusi Aitem Skala Kecenderungan Impulsive Buying Setelah
Seleksi Aitem ......................................................................... 45
Table 8. Identitas Subjek Penelitian ......................................................... 50
Tabel 9. Deskripsi Data Variabel Stres Akademik dan Kecenderungan
Impulsive Buying .................................................................... 51
Tabel 10. Uji Beda Mean Teoritik dan Mean Empiris Stres Akademik .. 51
Tabel 11. Uji Beda Mean Teoritik dan Mean Empiris Kecenderungan
Impulsive Buying .................................................................... 52
Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Stres Akademik dan Kecenderungan
Impulsive Buying .................................................................... 53
Tabel 13. Hasil Uji Linearitas Stres Akademik dan Kecenderungan
Impulsive Buying .................................................................... 55
Tabel 14. Hasil Uji Hipotesis Variabel Stres Akademik dan
Kecenderungan Impulsive Buying .......................................... 56
Tabel 15. Hasil Uji Perbedaan Stres Akademik Berdasarkan Uang Saku
Perbulan.................................................................................. 57
Tabel 16. Hasil Uji Perbedaan Kecenderungan Impulsive Buying
Berdasarkan Uang Saku Perbulan .......................................... 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Dinamika Hubungan Antara Stres Akademik dan
Kecenderungan Impulsive Buying Pada Mahasiswa .............. 32
Gambar 2. Scatter Plot Stres Akademik ................................................... 54
Gambar 3. Scatter Plot Kecenderungan Impulsive Buying ...................... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Uji Coba ..................................................................... 73
Lampiran 2. Reliabilitas Skala ................................................................. 84
Lampiran 3. Skala Penelitian ................................................................... 88
Lampiran 4. Deskripsi Subjek .................................................................. 98
Lampiran 5. Uji Asumsi .......................................................................... 100
Lampiran 6. Uji Hipotesis ....................................................................... 103
Lampiran 7. Analisis Tambahan ............................................................. 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Impulsive buying (pembelian impulsif) merupakan suatu perilaku
pembelian yang sudah tidak asing lagi. Berdasarkan penelitian pasar yang
dilakukan LaRose (2001), diperkirakan 75% pembelian yang terjadi di
Amerika Utara dilakukan secara impulsif. Bahkan menurut Lin & Chuang
(2005) pembelian impulsif mencapai lebih dari 80% pada beberapa produk
di Amerika. Park (dalam Heatharie, 2012), menyatakan bahwa
diperkirakan lebih dari 4 Milliar US dolar penjualan tahunan di Amerika
Serikat terjadi melalui pembelian impulsif. Hal tersebut menunjukkan
bahwa masyarakat dengan budaya individualis seperti Amerika telah
bergerak menjadi individu yang semakin impulsif.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kacen & Lee (2002) ditemukan
bahwa masyarakat dengan budaya individualis seperti Amerika memiliki
kecenderungan pembelian impulsif yang relatif lebih tinggi dibandingkan
dengan masyarakat Asia yang menganut budaya kolektif. Hal ini menurut
Triandis (1995) lebih dikarenakan kemampuan individu dengan budaya
kolektif yang dapat menempatkan perasaan mereka dengan tepat saat akan
bertindak. Kacen & Lee (2002) menambahkan bahwa masyarakat
berbudaya kolektif dapat menekan dorongan untuk melakukan pembelian
impulsif dan bertindak secara konsisten sesuai norma-norma budaya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menganggap pembelian impulsif sebagai suatu perilaku emosional yang
cenderung individualis.
Akan tetapi dalam studi yang dilakukan oleh Nielsen terhadap
konsumen Indonesia yang merupakan penganut budaya kolektif,
ditemukan bahwa para konsumen tersebut telah menjadi semakin impulsif
dalam berbelanja berdasarkan beberapa indikasi-indikasi yang
menunjukkan hal tersebut. Survei ini diperoleh melalui wawancara
terhadap 1.804 responden di 5 kota besar di Indonesia (AC Nielsen, 2013).
Sebelumnya dalam studi yang sama yang dilakukan oleh Nielsen pada
Desember 2010 sampai Januari 2011 ditemukan bahwa pebelanja di
Indonesia telah menjadi lebih impulsif. Hal ini dibuktikan dengan
peningkatan sebesar dua kali lipat sejak tahun 2003 pembeli yang
mengaku tidak pernah membuat rencana belanja saat melakukan proses
berbelanja (Post Industrial, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa dari waktu
ke waktu pembelian impulsif di Indonesia semakin meningkat.
Impulsive buying (pembelian impulsif) merupakan aktivitas pembelian
yang tidak terencana yang dilakukan tanpa adanya suatu pertimbangan dan
penilaian atau evaluasi tertentu terhadap manfaat dari produk yang dibeli
(Rook, 1987). Rook (1987) mendefinisikan pembelian impulsif sebagai
pembelian yang ditandai dengan terjadi secara tiba-tiba, kuat, sering keras
hati, mendorong pada pembelian secara spontan, dan disertai perasaan
senang dan kegembiraan. Individu yang melakukan impulsive buying
cenderung tertarik secara emosional terhadap suatu barang atau objek dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
berusaha dengan segera untuk memenuhi keinginan, sehingga kurang
memperhatikan dampak negatif dari hal yang dilakukan (Kacen & Lee,
2002). Konsumen yang impulsif akan membeli suatu produk bukan
dengan alasan yang penting ataupun untuk memenuhi kebutuhannya,
melainkan untuk mencari kesenangan dan bagian dari gaya hidup modern
(Herabadi, Verplanken & Knippenberg, 2009).
Pembelian impulsif dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Secara umum
faktor yang mempengaruhi kecenderungan pembelian impulsif dibedakan
menjadi dua yaitu faktor dari luar diri (eksternal) dan faktor dari dalam diri
(internal). Faktor dari luar diri (eksternal) terdiri dari desain produk, harga
menarik yang ditawarkan, dan media iklan (Cahyorini & Zalfiana, 2011;
Muruganantham & Bhakat, 2003). Selain itu konformitas, lingkungan
toko, dan promosi toko juga termasuk sebagai faktor eksternal yang
mempengaruhi pembelian impulsif (Marretha, 2013; Verplanken &
Herabadi, 2001; Rook, 1987).
Faktor dari dalam diri (internal) dari pembelian impulsif lebih berfokus
pada isyarat internal dan karakteristik dalam diri individu, yang membuat
individu terlibat dalam perilaku pembelian impulsif (Karbasivar &
Yarahmadi, 2011). Faktor tersebut antara lain kepribadian seseorang
(Karbasivar & Yarahmadi, 2011), jenis kelamin dan usia (Wood, dalam
Ghani, Imran, & Jan, 2011), serta regulasi diri (Vohs & Faber, 2007).
Selain itu juga terdapat mood dan kondisi emosional seseorang (Rook,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1987) yang merupakan faktor yang mendasari perilaku pembelian
impulsif.
Perilaku pembelian impulsif lebih sering ditemukan pada individu-
individu yang berusia muda. Mai, Jung, Lantz dan Loeb (dalam Ghani et
al, 2011) berpendapat bahwa orang-orang muda lebih mungkin untuk
menjadi pelopor dalam mengadopsi gaya hidup modern. Hal ini berkaitan
dengan kemampuan mengontrol ekspresi emosional yang dimiliki orang
muda. Orang yang lebih tua akan cenderung lebih mampu mengendalikan
ekspresi emosional dibandingkan dengan orang yang lebih muda (Lawton,
Kleban, Rajogopal, & Dean, 1992; Mc Conatha 1994, dalam Lin &
Chuang, 2005). Rook (1987) juga mengatakan bahwa rasionalitas dan
kemampuan untuk menahan keinginan berbelanja meningkat seiring
pertambahan usia.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Lin dan Lin (2005) menyatakan
bahwa subjek dengan rentang usia 15-19 tahun, lebih impulsif
dibandingkan usia lainnya. Selain itu Wood (dalam Ghani et al, 2011) juga
menyatakan bahwa kecenderungan pembelian impulsif sendiri ditemukan
meningkat pada subjek yang memiliki rentang usia antara 18-39 tahun dan
akan menurun setelah melewati usia 39 tahun. Rentang usia 18-39 tahun
merupakan usia individu yang rentan memiliki kecenderungan pembelian
impulsif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Salah satu individu yang termasuk dalam rentang usia 18-39 tahun
adalah mahasiswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap
orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran-pelajaran di
perguruan tinggi dengan batas usia antara 18-30 tahun. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia mahasiswa merupakan orang yang belajar di
perguruan tinggi, baik di universitas, institusi atau akademi (
www.kamusbahasaindonesia.org ). Mereka yang terdaftar sebagai murid di
perguruan tinggi juga disebut sebagai mahasiswa ( Takwin, 2008).
Dalam menjalani kehidupan perkuliahan, sebagai seorang mahasiswa
mereka diharuskan untuk menempuh studi akademis yang meliputi tugas
dan tanggung jawabnya sebagai seorang mahasiswa. Mata kuliah yang
terlalu banyak seringkali membuat mahasiswa sulit fokus dan tidak
menguasai materi kuliah secara mendalam. Banyaknya jumlah mata kuliah
di Indonesia, membuahkan kesan bahwa mahasiswa harus serba bisa
(Republika.co.id). Hal ini membuat jumlah mahasiswa yang mengalami
stres akademik meningkat setiap semester (Govaerst & Gregoire, 2004)
dan hal ini dialami oleh sebagian besar pelajar dunia (Brown, 2006;
Christie & MacMullin, 1998; Dodds & Lin, 1991; Gallagher & Millar,
1996; Huah, 2008; Tang & Westwood, 2007, dalam Deb, Strodl, & Sun,
2014).
Di Indonesia sendiri, fenomena tentang stres akademik sering
terdengar seiring dengan munculnya berbagi pemberitaan tentang kasus-
kasus karena stres akademik di berbagai media massa. Pada 1 Juni 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
seorang mahasiswa Universitas Indonesia melakukan aksi bunuh diri
dikarenakan nilainya turun dan skripsi yang dia ajukan ditolak
(www.bintang.com). Selain itu terdapat pula kasus mahasiswa Surya
University, Tangerang yang melakukan gantung diri karena mengalami
stres saat menjalani masa-masa ujian (www.harianterbit.com). Kasus lain
juga ditemukan di Medan, dimana seorang mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara melakukan pembunuhan terhadap
dosennya sendiri, karena dosen tersebut sering memarahi dan memberikan
nilai yang kurang baik (www.kompas.com). Tiga kasus yang telah
disebutkan merupakan kasus yang terjadi pada tahun 2016.
Stres akademik diartikan sebagai suatu keadaan dimana individu
mengalami tekanan hasil persepsi dan penilaian tentang stressor akademik,
yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan di perguruan
tinggi (Govaerst & Gregoire, 2004). Stres akademik juga diidentifikasi
sebagai stress yang diakibatkan oleh terlalu banyaknya tugas, persaingan
dengan teman, kegagalan, kekurangan uang saku (Fairbrother & Warn,
2003), kurang baiknya hubungan dengan teman atau dosen, keluarga, atau
masalah yang ada di rumah (Agolla & Ongori, 2009).
Kehidupan akademik yang meliputi bersosialisasi dan menyesuaikan
diri dengan teman sesama mahasiswa dengan karakteristik dan latar
belakang berbeda, mengembangkan bakat dan minat melalui kegiatan-
kegiatan non-akademis, dan bekerja untuk menambah uang saku juga
turut mempengaruhi stress akademik mahasiswa (Govaerst & Gregoire,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2004). Sumber stress akademik yang dialami oleh mahasiswa dapat terjadi
dari beberapa sumber. Davidson (2001) menyatakan sumber stress
akademik meliputi situasi yang monoton, kebisingan, tugas yang terlalu
banyak, harapan yang mengada-ada, ketidakjelasan, kurang adanya
kontrol, keadaan bahaya dan kritis, tidak dihargai, diacuhkan, kehilangan
kesempatan, aturan yang membingungkan, tuntutan yang saling
bertentangan, dan deadline tugas perkuliahan. Womble (2001) juga
menambahkan bahwa stressor akademik meliputi manajemen waktu,
masalah finansial, gangguan tidur dan aktivitas sosial.
Penelitian Liu (2005) kepada 368 siswa sekolah Cina mengemukakan
bahwa 90% siswa mengalami stress akademik disebabkan karena ujian,
kurangnya prestasi di sekolah, tugas sekolah, iklim sekolah yang kurang
mendukung serta ketatnya peraturan sekolah. Stress dikalangan mahasiswa
sendiri juga didukung dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti
sebelum Ujian Akhir Semester Genap Tahun Akademik 2014/2015 pada
tanggal 2-4 Desember 2015. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
peneliti di berbagai sosial media, ditemukan bahwa banyak mahasiswa
yang menceritakan mengenai stress yang mereka alami saat mengerjakan
tugas. Hal tersebut terjadi menjelang hari pengumpulan tugas yang
biasanya dilakukan saat UTS dan UAS. Selain itu, peneliti juga melakukan
wawancara pada tanggal 1 Desember 2015 terhadap 3 mahasiswa semester
5 yang sedang menghadapi banyak tugas menjelang UAS. Berdasarkan
hasil wawancara diketahui para mahasiswa tersebut mengalami stres
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
karena diharuskan mengerjakan berbagai laporan dengan tenggang waktu
yang menurut mereka terlalu singkat. Hal didasarkan pada beberapa gejala
yang dialami oleh para mahasiswa tersebut seperti kurangnya nafsu makan
sakit kepala, kurangnya konsentrasi di kelas, suasana hati mudah berubah,
serta kurangnya sosialisasi dengan orang lain yang sesuai dengan gejala
stres yang dikemukakan oleh Sarafino (2008).
Stres yang dialami oleh para mahasiswa tersebut cenderung berdampak
pada ketidakstabilan emosi yang mereka miliki. Ketidakstabilan emosi
merupakan salah satu dampak yang paling terlihat ketika seseorang
mengalami stress (Female.Kompas.com). Moksnes, Moljord, Espnes dan
Byrne (2010) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa stres dalam
hidup dapat mengakibatkan ketidakstabilan emosi. Pada tahun 2011
Shahjenan, Qureshi, Zeb & Saifullah dalam penelitiannya menemukan
bahwa impulsive buying berkorelasi secara positif dengan salah satu ciri
kepribadian big five yaitu neurotik (ketidakstabilan emosi) yang berarti
individu yang mengalami ketidakstabilan emosi, kecemasan, suasana hati
yang buruk dan kesedihan akan memiliki kecenderungan yang lebih dalam
menampilkan perilaku impulsive buying.
Rook (1987) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa pembelian
impulsif secara psikologis sering dikaitkan dengan kondisi emosional
seseorang. Selain itu Silvera, Anne & Fredric (2008) menyatakan bahwa
impulsive buying pada dasarnya sering dilakukan banyak orang untuk
mengurangi mood atau perasaan negatif karena kegagalan akan sesuatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
atau untuk membuat diri merasa lebih baik. Youn (dalam Dawson & Kim,
2009) menambahkan bahwa keadaan emosional, suasana hati, dan
perasaan diri yang merupakan keadaan afektif seseorang merupakan salah
satu faktor internal dari kecenderungan pembelian impulsif. Hal ini terjadi
karena dalam proses pengambilan keputusan impulsive buying yang
dipengaruhi oleh kognisi dan afeksi, segi afeksi lebih mengemuka
dibandingkan dengan segi kognitif (Coley & Burgess, 2003).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang terdapat dalam
penelitian ini, yaitu apakah terdapat hubungan antara stress akademik
dengan kecenderungan impulsive buying pada mahasiswa?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stress
akademik dengan kecenderungan impulsive buying pada mahasiswa.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang psikologi
konsumen dan psikologi pendidikan mengenai kecenderungan
impulsive buying dan stres akademik pada mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharap dapat memberikan evaluasi
kepada mahasiswa mengenai stres akademik yang dapat
mempengaruhi kecenderungan impulsive buying, sehingga
mahasiswa dapat lebih berhati-hati terhadap perilaku membeli
suatu produk secara spontan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Impulsive Buying (Pembelian Impulsif)
1. Definisi Impulsive Buying
Istilah impulsive buying mulai berkembang pada tahun 1950an.
Clover (1950) dalam penelitiannya, menemukan bahwa kebijakan toko-
toko ritel dalam memudahkan konsumen untuk melakukan pembelian
secara impulsif membuat beberapa produk terjual secara lebih baik. Stern
(1962) kemudian menemukan bahwa kemudahan dan kenyamanan yang
diberikan oleh toko-toko ritel tersebut merupakan salah satu faktor yang
mendorong konsumen menampilkan perilaku membeli secara impulsif.
Pada tahun 1967-1990 an istilah impulsive buying semakin berkembang
dan banyak dipengaruhi serta berhubungan dengan beberapa faktor lain
seperti, karakteristik dan demografi (Kollat & Willet, 1967), emosi
(antusiasme, hiburan, sukacita) (Weinberg & Gottwald dalam
muruganantham & Bhakat, (2013)) kontrol diri (Hoch & Loewenstein,
1991), suasana hati (Rook & Gardner 1993), gender (Dittmar, Beattie &
Friese 1995) dan sosio-ekonomi (Wood, 1998).
Rook dan Gardner (dalam Kacen & Lee, 2002) mendefinisikan
Impulsive buying (pembelian impulsif) sebagai suatu pembelian yang tidak
direncanakan yang dikarakteristikkan oleh pengambilan keputusan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
berlangsung relatif cepat, serta bias subjektif dalam hal ingin memiliki
suatu barang dengan segera. Bayley dan Nancarrow (1998) mendefinisikan
perilaku pembelian impulsif sebagai perilaku yang tiba-tiba, menarik,
perilaku pembelian hedonis yang kompleks dimana kecepatan dari proses
keputusan pembelian impulsif menghalangi pertimbangan serta
kebijaksanaan dan disengaja. Rook (1987) mendefinisikan Impulsive
buying (pembelian impulsif) sebagai suatu aktivitas pembelian yang tidak
terencana yang dilakukan tanpa adanya suatu pertimbangan dan penilaian
atau evaluasi tertentu terhadap manfaat dari produk yang dibeli.
Rook (1987) menjelaskan bahwa terdapat tiga ciri utama yang
memberikan definisi komprehensif mengenai pembelian impulsif yaitu
pembelian yang tidak direncanakan, sulit untuk mengontrol, dan disertai
dengan respon emosional. Kacen dan Lee (2002) juga menyatakan bahwa
impulsive buying mempunyai sejumlah karakteristik seperti adanya
perasaan yang berlebihan akan ketertarikan dari produk yang dijual,
adanya perasaan untuk segera memiliki produk yang dijual, keinginan
untuk mengabaikan segala konsekuensi dari pembelian sebuah produk,
adanya perasaan puas yang dirasakan, serta adanya konflik yang terjadi
antara pengendalian dengan kegemaran di dalam diri orang tersebut.
Pembelian impulsif merupakan pembelian yang tidak rasional dan
diasosiasikan dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti
oleh konflik pikiran, dan dorongan emosional (Verplanken & Herabadi,
2001). Ketika terjadi, pembelian impulsif akan memberikan pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
emosional lebih dari pada rasional (Thompson, dalam Semuel 2007). Hal
ini senada dengan Rook (1987) yang menyatakan bahwa pembelian
impulsif lebih cenderung dipengaruhi oleh emosional dibandingkan
dengan rasional.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelian
impulsif merupakan pembelian yang tiba-tiba, cepat dan tidak
direncanakan, tanpa pertimbangan yang matang serta mengabaikan
konsekuensi yang ditimbulkan, pembelian ini bersifat mendesak dan lebih
didasari oleh respon emosional yang bertujuan untuk kesenangan akan
kepemilikan suatu barang dengan segera.
2. Aspek-aspek Impulsive Buying
Penelitian yang dilakukan Rook pada tahun 1987 dengan responden
individu-individu yang pernah melakukan impulsive buying, menemukan
8 perilaku khas yang muncul ketika seseorang melakukan hal tersebut
yaitu: dorongan spontan untuk membeli, kekuasaan dan paksaan
(intensitas dan kekuatan), kegembiraan dan stimulasi, sinkronisitas,
kekuatan yang fantastis dari animasi produk, elemen hedonis: merasa baik
dan buruk, konflik: baik atau lawan buruk, kontrol atau kesenangan, serta
mengabaikan konsekuensi. Berdasarkan penelitian tersebut Engel,
Blackwell dan Miniard (1995) memberikan penjelasan mengenai
karakteristik pembelian yang impulsif yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
a. Spontanitas
Pembelian ini tidak diharapkan dan memotivasi konsumen untuk
membeli sekarang, sering sebagi respons terhadap stimulasi visual
yang langsung ditempat penjualan.
b. Kekuatan, Kompulsi, dan Intensitas
Mungkin ada motivasi untuk mengesampingkan semua yang lain
dan bertindak dengan seketika.
c. Kegairahan dan Stimulasi
Desakan mendadak untuk membeli sering disertai dengan emosi
yang dicirikan sebagai “menggairahkan.” “menggetarkan,” atau “liar.”
d. Ketidakpedulian Akan Akibat
Desakan untuk membeli dapat menjadi begitu sulit ditolak
sehingga akibat yang mungkin negatif diabaikan.
Pada tahun 2001 Verplanken dan Herabadi mengidentifikasi dua aspek
utama yang membentuk perilaku pembelian impulsif (impulsive buying)
yaitu aspek kognitif dan aspek afektif:
a. Aspek Kognitif
Menurut Verplanken dan Herabadi (2001), aspek kognitif dalam
pembelian impulsif merujuk kepada kurang adanya perencanaan dan
pertimbangan yang matang sebelum mengambil keputusan dalam
melakukan pembelian. Suatu pembelian mungkin tidak direncanakan
atau dipertimbangkan karena beberapa alasan. Misalnya pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pembelian yang tampak tidak direncanakan, justu telah direncanakan
jauh sebelumnya, atau dalam hal ini terjadi pengulangan dari kebiasaan
membeli maka hal ini tidak dapat dinyatakan sebagai pembelian
impulsif (Verplanken dan Aarts, dalam Verplanken dan Herabadi,
2001). Dalam aspek kognitif konsumen akan cenderung mudah
terpengaruh oleh harga produk yang ditawarkan dan keuntungan yang
diperoleh ketika membeli produk tersebut (Herabadi et al, 2009).
Selain itu Rook (1987) menyatakan pada aspek kognitif terdapat
pembelian impulsif secara spontan yakni pembelian yang cenderung
mendadak, dan cepat dikarenakan promosi atau pengaruh stimulus
visual yang menarik dan pembelian impulsif seringkali mengabaikan
atau cenderung tidak peduli terhadap konsekuensinya.
b. Aspek Afektif
Aspek afektif atau aspek emosional merupakan aspek kedua dari
pembelian impulsif (Verplanken & Herabandi 2001). Aspek ini
merupakan respon emosional yang muncul terlebih dahulu, secara
serentak, atau setelah terjadi pembelian yang tidak direncanakan.
Emosi paling menonjol yang biasanya berhubungan dengan pembelian
impulsif adalah kegembiraan dan kesenangan. Selain itu muncul
perasaan secara tiba-tiba untuk ingin segera memiliki sesuatu sebelum
melakukan pembelian impulsif, hal ini mungkin saja diakibatkan oleh
perilaku kompulsif ringan (Verplanken & Herabandi 2001). Rasa
menyesal juga mungkin akan dirasakan setelah melakukan pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
impulsif, yaitu ketika menyadari telah banyak uang yang dibelanjakan
(Ditmar & Drury, dalam Verplanken & Herabandi, 2001). Pada aspek
ini, ketika seseorang sedang “merasakan dorongan tak tertahankan
untuk membeli” ia akan merasa harus melakukan pembelian impulsif
(Coley & Burgess, 2003).
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa aspek
kognitif merupakan kecenderungan individu dalam melakukan pembelian
impulsif berdasarkan kurangnya perencanaan dan pertimbangan, serta
lebih didasari akan ketertarikan dan keuntungan yang akan diperoleh.
Sedangkan aspek afektif merupakan kecenderungan individu dalam
melakukan pembelian impulsif berdasarkan dorongan tak tertahankan
untuk membeli yang menimbulkan perasaan senang dan gembira sebagai
bentuk respon emosional setelah melakukan pembelian impulsif.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Impulsive buying
Dalam melakukan perilaku pembelian impulsif (impulsive buying)
konsumen akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara umum terdapat
dua faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor internal dari pembelian impulsif berfokus langsung pada
individu, melihat isyarat internal dan karakteristik individu yang
membuat mereka terlibat dalam perilaku pembelian impulsif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
(Karbasivar & Yarahmadi, 2011). Pada beberapa penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya ditemukan bahwa keadaan emosi seseorang
dapat mempengaruhi pembelian impulsif seseorang (Kacen & Lee,
2002; Verpanken & Herabadi, 2001; Youn, 2000); Sneath, Lacey, &
Kenneth, 2009). Konsumen yang lebih responsif terhadap keadaan
afektif (keadaan emosi, mood, perasaan diri) (Youn & Faber, 2000)
dan kurang responsif terhadap keadaan kognitif akan mengalami
dorongan yang kuat untuk membeli dan lebih mungkin untuk terlibat
dalam perilaku pembelian impulsif (Dholakia, 2000; Rook, 1987;
Youn & Faber, 2000).
Keadaan emosi yang berbeda pada tiap individu, juga dapat
menghasilkan perilaku pembelian impulsif yang berbeda (Hawkins,
Roger, Coney, & Mookerjee, 2007). Individu dengan keadaan emosi
yang tidak stabil, akan memiliki kecenderung yang lebih untuk
melakukan perilaku pembelian impulsif. Hal ini dilakukan individu
sebagai upaya untuk meningkatkan mood dan menghindari persepsi
psikologis yang negatif (rendah diri dan perasaan atau suasana hati
yang negatif) dengan perasaan senang dan gembira setelah melakukan
pembelian impulsif (Sneat, Lacey, Kenneth-Hansel 2009; Verpanken
& Herabadi, 2001).
Selain keadaan emosi, Kacen dan Lee (2002) mengungkapkan
bahwa evaluasi normatif yang dimiliki individu juga turut
mempengaruhi kecenderungan pembelian impulsif. Rook dan Fisher
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
(1995) mendefinisikan evaluasi normatif sebagai “penilaian yang
dibuat oleh konsumen tentang kesesuaian pembelian impulsif dalam
situasi pembelian tertentu”. Pandangan negatif cenderung muncul
tentang pembelian impulsif pada umumnya, seperti melihat perilaku
pembelian impulsif sebagai pembelian yang tidak rasional, tidak
dewasa, boros, dan beresiko (Rook & Fisher, 1995). Konsumen
mungkin merasakan penyesalan setelah melakukan pembelian impulsif
(Dittmar & Drudy, dalam Verplanken & Herabandi, 2001). Akan
tetapi, pada kenyataannya sebagian besar konsumen tidak menemukan
bahwa pembelian impulsif yang mereka lakukan adalah perilaku yang
tidak pantas dan tidak menilai itu salah (Rook, 1987; Hausman, 2000).
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa
kepribadian yang dimiliki oleh tiap-tiap individu juga dapat
mempengaruhi kecenderungan pembelian impulsif yang dimiliki
seseorang (Verplanken & Herabadi, 2001; Karbasivar & Yarahmadi,
2011; Verplanken & Sato, 2011). Beberapa peniliti telah
menyimpulkan bahwa sifat dari kepribadian yang dimiliki oleh
konsumen dapat memberikan gambaran yang lebih untuk perilaku
impulsif dibandingkan sifat-sifat lainnya (Beatty & Ferrell, 1998;
Rook & Fisher, 1995; Weunetal, 1998; dalam Karbasivar &
Yarahmadi, 2011). Para peneliti juga berpendapat bahwa kepribadian
dapat membantu dalam menentukan taraf kecenderungan pembelian
impulsif yang dimiliki seseorang (Beatty & Ferrell, 1998; Rook &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Fisher, 1995, dalam Karbasivar & Yarahmadi, 2011). Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shahjehan et.al (2012)
tentang hubungan antara kepribadian dengan perilaku pembelian
impulsif dan kompulsif, dari peneliatian yang dilakukan ditemukan
hasil bahwa terdapat hubungan antara pembelian impulsif dengan
kepribadian.
Faktor internal yang juga mempengaruhi pembelian impulsif
adalah demografi individu. Kollat dan Willet (dalam Muruganantham
& Bhakat, 2013) menemukan bahwa karakteristik demografi
konsumen mempengaruhi pembelian impulsif. Salah satu karakteristik
demografi yang dapat mempengaruhi kecenderung pembelian impulsif
adalah gender (Dittmar, Beattie & Friese, 1995; Lin & Chuang, 2005,
dalam Muruganantham & Bhakat, 2013). Pria cenderung terlibat dalam
pembelian impulsif terhadap barang yang nyaman dan berperan
penting yang menggambarkan aktivitas dan kebebasan mereka.
Sedangkan perempuan cenderung membeli barang simbolik dan
barang yang cenderung menggambarkan diri mereka yang terkait
dengan penampilan dan aspek emosional diri (Dittmar et al, 1995).
Selain gender, faktor demografi lain yang mempengaruhi
kecenderungan pembelian impulsif adalah usia (Bellenger, Robertson,
& Hirschman, dalam Lin & Chuang, 2005; Wood dalam Ghani et al,
2011. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lin
& Lin (2005) mengenai penelitian kecenderungan pembelian impulsif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
remaja Taiwan, dari penelitian yang dilakukan ditemukan hasil bahwa
pada subjek dengan rentang usia 15-19 tahun ditemukan hasil bahwa
usia 19 tahun lebih impulsif dibandingkan usia lainnya.
Berdasarkan faktor-faktor yang disebutkan, maka dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi
pembelian impulsif yaitu keadaan emosi, evaluasi normatif konsumen,
kepribadian, serta demografi konsumen yang terdiri dari jenis kelamin
dan usia.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal dari pembelian impulsif merujuk pada isyarat
pemasaran atau rangsangan yang ditempatkan dan dikendalikan oleh
pemasar dalam upaya untuk memikat konsumen dalam perilaku
pembelian (Youn & Faber, 2000). Selain itu Amirrulah (2002)
menyatakan bahwa faktor eksternal merupakan perubahan-perubahan
dari lingkungan luar yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk
membeli suatu barang. Lingkungan toko merupakan salah satu faktor
eksternal yang mempengaruhi kecenderungan pembelian impulsif.
Lingkungan toko yang terdiri dari ukuran, suasana, desain dan format
toko, serta berbagai aktivitas pemasaran seperti penjualan dan iklan
merupakan faktor eksternal dari pembelian impulsif (Muruganantham
& Bhakat, 2013). Promosi penjualan yang inovatif, pesan-pesan yang
kreatif dan penggunaan teknologi yang tepat di toko-toko ritel semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
membuat pembelian impulsif sebagai perilaku yang relevan dimiliki
oleh konsumen saat ini (Schiffman & Kanuk, 2010). Berbagai
rangsangan di dalam toko seperti pencahayaan, tata letak, presentasi
barang, perlengkapan toko, penutup lantai, warna, suara, bau, dan
pakaian serta perilaku penjual dan pelayan toko secara langsung atau
tidak langsung akan mempengaruhi konsumen ( Applebaum, dalam
Muruganantham & Bhakat, 2013).
Konformitas juga merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi
pembelian impulsif. Semakin tinggi tingkat konformitas seseorang,
maka semakin tinggi pula pembelian impulsif yang dilakukan
(Maretta, 2013; Sitohang, 2009). Konformitas merupakan salah satu
faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perilaku membeli remaja
menjadi semakin impulsif. Konformitas terbentuk dalam pribadi
remaja karena remaja belajar dari lingkungan sosialnya, bagaimana
caranya agar ia dapat diterima dan diakui oleh orang lain dengan
kemampuan yang ia miliki, sehingga semua ciri khas remaja dalam
berpakaian, berdandan, gaya rambut, tingkah laku, dan lain sebagainya
dipengaruhi pergaulan dengan teman-teman sebayanya (Swastha &
Handoko, 2000).
Berdasarkan faktor-faktor yang disebutkan, maka dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pembelian
impulsif yaitu lingkungan toko yang terdiri dari ukuran, suasana, desain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dan format toko, serta berbagai strategi penjualan dan iklan serta
konformitas yang dilakukan konsumen.
B. Stres Akademik
1. Definisi Stres
Menurut Sarafino (1990) stres merupakan suatu kondisi yang
disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungan,
menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan, berasal dari situasi
yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan sosial individu
tersebut. Stres juga merupakan suatu keadaan ketika seseorang berespon
terhadap perubahan yang terjadi dari situasi normal dan stabil dalam
hidupnya (Kozier, 2004). Folkman dan Lazarus (1985) mendefinisikan
stres sebagai segala peristiwa/kejadian baik berupa tuntutan-tuntutan
lingkungan maupun tuntutan-tuntutan internal (fisiologis/psikologis) yang
menuntut, membebani atau melebihi kapasitas sumber daya adaptif
individu.
Stres dapat berdampak positif maupun negatif bagi individu
(Smith, 2002; Tweed et al., 2004; Stevenson & Harper, 2006; dalam
Anggola & Ognori 2009). Hal ini tergantung pada derajat stres yang
mereka alami sebagai bentuk penilaian kognitif mereka terhadap stressor
(pemicu stres) yang mereka terima (Desmita, 2009; Sarafino, 1990). Stres
yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan atau kondisi seseorang
dalam menghadapi lingkungan. Hans Selye (dalam Desmita, 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
membagi stres menjadi tiga bentuk yakni, distres, eustres, dan neustres.
Distres diasosiasikan sebagai respon terhadap stres yang bersifat tidak
memuaskan dan merusak pada keseimbangan fungsi tubuh individu.
Sedangkan eustres merupakan respons terhadap stres yang bersifat
memuaskan yang dapat membangkitkan fungsi optimal tubuh, baik fungsi
fisik maupun fungsi psikis individu. Adapun neustres mengacu pada
respon stres individual yang bersifat netral, yang tidak memberi akibat
negatif ataupun positif, namun menyebabkan tubuh berada pada fungsi
internal yang mantap, tetap berada dalam keadaan homeostatis (Elmira,
1993; Sarafino, 1990; Brannon & Feist, 2000; dalam Desmita, 2009).
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa stres
merupakan suatu kondisi hasil interaksi individu dengan lingkungan yang
menjadi stressor bagi individu yang bersifat mengancam dan menganggu,
yang melebihi kapasitas sumber daya adaptif individu dan dapat
menimbulkan tiga bentuk stres yaitu distres, eustres, dan neustres serta
dapat berdampak positif dan negatif bagi individu yang mengalami stres.
2. Definisi Stres Akademik
Stres akademik, diartikan sebagai suatu keadaan individu yang
mengalami tekanan hasil persepsi dan penilaian tentang stressor akademik,
yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan di perguruan
tinggi (Govaerst & Gregoire, 2004). Stres ini dapat didefinisikan sebagai
stres yang berhubungan dengan pendidikan yang meliputi sekolah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kurikulum, guru, metode ulangan dan penilaian (Nanwani, 2009). Stres
akademik juga diidentifikasi sebagai stres yang diakibatkan oleh terlalu
banyaknya tugas, persaingan dengan teman, kegagalan, kekurangan uang
saku (Fairbrother & Warn, 2003), kurang baiknya hubungan dengan teman
atau dosen, keluarga, atau masalah yang ada di rumah (Agolla & Ongori,
2009). Desmita, 2009 menambahkan definisi lain dari stres akademik
atau school stress, yaitu suatu ketegangan emosional yang muncul dari
peristiwa-peristiwa kehidupan di sekolah dan perasaan terancamnya
keselamatan atau harga diri siswa, sehingga memunculkan reaksi-reaksi
fisik, psikologis, dan tingkah laku yang berdampak pada penyesuaian
psikologi dan prestasi akademik.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa stres
akademik merupakan suatu keadaan hasil interaksi individu dengan
lingkungan pendidikan yang menjadi stressor akademik bagi individu
yang dapat berdampak pada penyesuaian psikologi dan prestasi akademik
individu.
3. Pengukuran Stres Akademik
Pada penelitian mengenai stres akademik, terdapat beberapa
peneliti yang merancang dan mengembangkan instrumen untuk mengukur
stres akademik berdasarkan jenjang pendidikan. Di Negara-negara barat
terdapat beberapa instrumen yang sering digunakan. Untuk mengukur
mengukur stres akademik secara umum di kalangan mahasiswa perguruan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
tinggi terdapat Academic Stress Scale (ASS; Kohn & Frazer, 1986),
Student Stress Inventory (SSI; Zeidner, 1992), dan The Academic Stress
Questionnaire (ASQ; Abouserie, 1994). Sementara untuk mengukur stres
akademik dikalangan siswa SMP dan SMA terdapat School Stressors
Inventory for Adolescent (SSIA; Fanshawe & Burnett, 1991) dan High
School Stressors Scale (HSSS; Burnett & Fanshawe, 1997).
Di negara-negara timur sendiri terdapat juga beberapa peneliti yang
mengembangkan instrumen stres akademik. Ang dan Huan (2006)
mengembangkan Academic Expectations Stress Inventory (AESI) yang
berfokus kepada ekspektasi diri sendiri dan ekspektasi dari guru dan orang
tua yang menjadi aspek utama stres akademik siswa SMP dan SMA di
Asia. Kemudian terdapat Scale for Assessing Academic Stress (SAAS;
Sinha, Sharma & Mahendra, 2001) yang dikembangkan untuk siswa SMA
dan mahasiswa di Nepal. Selain itu terdapat juga skala inventori stres
akademik yang digunakan untuk mengetahui stres akademik mahasiswa
universitas teknologi Taiwan yang dikembangkan oleh Lin dan Chen
(2009). Dalam menyusun skala ini Lin dan Chen melakukan wawancara
terlebih dahulu terhadap mahasiswa di 10 universitas dan perguruan tinggi
teknologi dengan teknik wawancara stratified random sampling untuk
mendapatkan data yang mendalam. Data yang didapat kemudian diolah
berdasarkan metode kualitatif. Berdasarkan hasil coding oleh peer
encoders dan setelah kategorisasi dan generalisasi data, para dosen dan
mahasiswa diminta untuk membantu dalam diskusi untuk menggubah data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
coding menjadi item kuesioner pre-test. Kemudian lima ahli diminta untuk
memeriksa validitas isi, sebelum skala diuji coba kepada 400 mahasiswa.
Setelah melakukan uji coba, dilakukan pengujian data statistik
menggunakan SPSS for windows untuk melakukan analisis faktor
eksploratori. Total varians yang didapat oleh skala Lin dan Chen adalah
70,91 %. Sedangkan nilai reliabilitas alfa cronbach yang dimiliki sebesar
0.90 dengan korelasi item total antara 0.631-0.857. Ini menunjukkan 7
faktor stres akademik (stres pengajar, stres hasil, stres ujian, stres belajar
dalam kelompok, stres teman sebaya, stres manajemen waktu dan stres
yang diakibatkan diri sendiri) skala pre-test memiliki keandalan dan
mencapai level standar estimasi (George & Mallery, 2003).
Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai pengukuran stres
akademik, peneliti memilih untuk menggunakan skala yang dikembangkan
oleh Lin dan Chen (2009). Hal tersebut dikarenakan skala tersebut
memiliki nilai reliabilitas yang tergolong memuaskan dan kesesuaian
subjek dalam penelitian ini dengan skala yang dipilih oleh peneliti.
4. Dampak Stres
Beberapa peneliti mengindikasikan bahwa, meskipun berada pada
tingkatan sedang kecemasan yang merupakan akibat dari stres, dapat
meningkatkan kesadaran, kewaspadaan dan kinerja individu. Pada tingkat
tinggi kecemasan dapat bersifat maladaptif dan dapat berkontribusi
terhadap berbagai masalah psikososial pada pelajar di sekolahnya. Tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
yang terlalu tinggi dari kecemasan merupakan salah satu faktor penting
munculnya tiga subtype gangguan kecemasan yaitu separation anxiety
disorder, overanxious disorders, dan avoidant disorder (Kiselica, dalam
Desmita 2009).
Selain itu, stres yang tinggi akan menunjukkan lebih banyak problem
tingkah laku, tidak disukai oleh teman, konsep diri yang buruk, serta sikap
terhadap sekolah dan prestasi akademis yang rendah (Kiselica, dalam
Desmita 2009). Sejalan dengan hal tersebut, diperkirakan 10% hingga 30%
pelajar yang mengalami stres akademik, mengalami penurunan prestasi
belajarnya (Johnson, dalam Desmita 2009). Fiminian dan Cross (1987),
juga menyatakan bahwa stres yang tinggi di sekolah lebih memungkinkan
untuk menentang dan berbicara di belakang guru, membuat keributan dan
kelucuan di dalam kelas, serta mengalami sakit kepala dan sakit perut.
Berdasarakan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa, stres
pada tingkatan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan perilaku maladaptif
dan kecenderungan akan gangguan kecemasan dalam diri individu. Selain
itu stres juga dapat menyebabkan penurunan prestasi akademik dan
munculnya problem tingkah laku pada siswa.
C. Mahasiswa
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 60 Tahun 1999
tentang Pendidikan Tinggi, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1, ayat (6)
dinyatakan bahwa mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pada perguruan tinggi tertentu. Sarwono (1978) menyatakan bahwa
mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti
pelajaran-pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia antara 18-30 tahun.
Selain itu mahasiswa adalah orang yang belajar diperguruan tinggi, baik
universitas, institut, atau akademi (KBBI). Mahasiswa merupakan suatu
golongan dari masyarakat atau bagian dari masyarakat yang mempunyai dua
sifat manusia muda dan calon intelektual, dan sebagai calon intelektual,
mahasiswa harus dapat atau mampu untuk berpikir secara kritis terhadap
kenyataan sosial, sedangkan sebagai manusia muda, mahasiswa seringkali
tidak mengukur resiko yang menimpa dirinya Sarwono (1978). Selain itu
mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai
mahasiswa (Takwin, 2008).
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa
adalah peserta didik yang terdaftar secara resmi dan belajar di perguruan
tinggi, universitas, insitut, maupun akademi dan termasuk dalam bagian
masyarakat yang tergolong sebagai manusia muda dan calon intelektual.
D. Dinamika Hubungan antara Stres dengan Kecenderungan Impulsive
Buying Pada Mahasiswa
Dalam menjalani kegiatan perkuliahan, seorang mahasiswa diharuskan
untuk menempuh studi akademis yang meliputi tugas dan tanggung jawabnya
sebagai seorang mahasiswa. Tidak jarang tugas dan tanggung jawab yang
dimiliki oleh mahasiswa tersebut, membuat mereka mengalami suatu tekanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
yang melampaui kemampuan dirinya. Di Indonesia sendiri, banyaknya jumlah
mata kuliah, membuahkan kesan bahwa mahasiswa harus serba bisa
(Republika.co.id) sehingga jumlah mahasiswa yang mengalami stres akademik
meningkat dalam tiap semester (Govaerst & Gregoire 2004). Beberapa studi
yang dilakukan terhadap institusi pendidikan menunjukkan, adanya kesulitan
yang berhubungan dengan proses belajar berada pada puncak daftar dalam hal
prevalensi dan tingkat stres yang dirasakan oleh individu (De Andari et al.,
2000; Dumont, 2000; Geisthardt & Munsch, 1996, dalam Govaerst &
Gregoire 2004). Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Liu
(2005) kepada 368 siswa sekolah di Cina. Dalam penelitian tersebut diketahui
90% siswa mengalami stres akademik yang disebabkan oleh ujian, kurangnya
prestasi di sekolah, tugas sekolah, iklim sekolah yang kurang mendukung serta
ketatnya peraturan sekolah.
Seorang individu akan memandang situasi sebagai stres jika dia merasakan
dirinya memiliki sumber daya yang kurang memadai untuk menangani
tuntutan yang dirasakan dari sebuah situasi. Sebaliknya, seorang individu
tidak akan merasa stres ketika dia merasa mereka telah memiliki sumber daya
yang dibutuhkan untuk berurusan dengan situasi yang dihadapi (Govaerst &
Gregoire 2004). Stres akademik memiliki konsekuensi positif dan konsekuensi
negatif (Smith, 2002; Tweed et al., 2004; Stevenson & Harper, 2006; dalam
Anggola & Ognori 2009). Hal ini tergantung pada derajat stres yang mereka
alami sebagai bentuk penilaian kognitif mereka terhadap stressor (Desmita,
2009). Individu yang mengalami stres pada tingkat yang moderat atau sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
akan dapat meningkatkan kesadaran, kesiapan, kualitas diri dan prestasi
belajar.
Individu yang mengalami tingkat stres tinggi akan menunjukkan
kemunduran prestasi, kecemasan dan tingkah laku maladaptif, berbagai
problem psikososial, dan ketidakstabilan emosi (Desmita, 2009; Kiselica,
dalam Desmita 2009; Sarafino, 2008). Moksnes, Moljord, Espnes dan Byrne
(2010) menambahkan bahwa stres dalam hidup dapat mengakibatkan
ketidakstabilan emosi pada individu, dan hal tersebut juga sering dikaitkan
dengan perilaku pembelian impulsif (Rook, 1987).
Shahjenan, et al (2011) dalam penelitiannya, menyatakan bahwa
ketidakstabilan emosi yang merupakan salah satu gejala stres dalam aspek
psikososial dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang dalam melakukan
pembelian impulsif, sehingga individu yang sedang memiliki ketidakstabilan
emosi lebih rentan untuk menampilkan perilaku pembelian impulsif. Beberapa
penelitian yang dilakukan cenderung mengungkapkan bahwa sasaran utama
iklan adalah mereka yang memiliki emosi yang masih kurang stabil, hal ini
dilakukan karena mereka lebih mudah dipengaruhi untuk melakukan
pembelian impulsif (Republika.co.id).
Konsumen yang impulsif akan membeli suatu produk tanpa alasan yang
penting ataupun untuk memenuhi kebutuhannya, melainkan untuk mencari
kesenangan dan bagian dari gaya hidup modern (Herabadi, et al., 2009).
Minimnya informasi yang diterima oleh individu yang melakukan pembelian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
impulsif mengakibatkan pengambilan keputusan menjadi relatif cepat dan
singkat (Dawson & Kim, 2009) dan hal ini menghalangi pertimbangan serta
kebijaksanaan dalam melakukan pembelian (Bayley & Nancarrow, 1998).
Selain itu dalam pembelian impulsif keputusan individu dalam melakukan
pembelian lebih dipengaruhi oleh emosional daripada rasional (Rook, 1987).
Keputusan yang diambil berdasarkan kondisi emosional ini juga menyebabkan
individu dengan ketidakstabilan emosi lebih rentan untuk melakukan
pembelian impulsif (Shahjenan et al, 2011)
Selain itu emosi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kecenderungan seseorang dalam melakukan pembelian impulsif. Beberapa
peneliti menyatakan bahwa keadaan emosi seseorang dapat mempengaruhi
pembelian impulsif (Kacen & Lee, 2002; Verpanken & Herabadi, 2001; Youn
& Faber 2000). Individu dengan keadaan emosi yang tidak stabil, akan
memiliki kecenderung yang lebih untuk melakukan perilaku pembelian
impulsif. Hal ini dilakukan individu sebagai upaya untuk meningkatkan mood
dan menghindari persepsi psikologis yang negatif (rendah diri dan perasaan
atau suasana hati yang negatif) dengan perasaan senang dan gembira(positif)
setelah melakukan pembelian impulsif (Sneat et al, 2009; Verpanken &
Herabadi, 2001). Sneath et al (2009) juga menyatakan bahwa pembelian
impulsif merupakan upaya yang dilakukan dalam meningkatkan mood.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 1. Skema Dinamika Hubungan Antara Stres Akademik Dengan
Kecenderungan Pembelian Impulsif Pada Mahasiswa
Stres Akademik Pada
Mahasiswa
Mahasiswa Mengalami
Tingkat Stres Akademik
yang Rendah
Mahasiswa Mengalami
Tingkat Stres Akademik
yang Tinggi
Mahasiswa dapat
meningkatkan
kesadaran, kesiapan,
kualitas diri, prestasi
belajar, dan
menganggap stressor
sebagai suatu tantangan
Mahasiwa mengalami
kemunduran prestasi,
kecemasan dan tingkah
laku maladaptif serta
ketidakstabilan emosi
yang membuat mereka
mudah terstimulasi dan
mengambil keputusan
berdasarkan kondisi
emosi
Kecenderungan
Pembelian Impulsif
pada Mahasiswa
Rendah
Kecenderungan
Pembelian Impulsif
pada Mahasiswa Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
E. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara stres akademik dengan kecenderungan perilaku pembelian
impulsif pada mahasiswa. Sehingga semakin tinggi stres akademik, maka
kecenderungan impulsive buying pada mahasiswa akan semakin tinggi.
Sebaliknya, semakin rendah stres akademik, maka semakin rendah pula
kecenderungan impulsive buying pada mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah
dengan metode statistik (Azwar, 2004). Data yang berupa angka tersebut
berasal dari pengukuran dengan skala terhadap variabel-variabel yang terdapat
dalam penelitian ini. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian
kuantitatif korelasional yang menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti
hubungan antar variabel-variabel yang diukur dengan instrumen-instrumen
penelitian (Creswell, 2012). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat
hubungan antara stress akademik dengan kecenderungan perilaku impulsive
buying pada mahasiswa.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang menyebabkan,
mempengaruhi, atau berefek pada outcome (Creswell, 2012).Variabel
bebas dalam penelitian ini merupakan stres akademik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2. Variabel Tergantung
Variabel tergantung merupakan variabel yang bergantung pada
variabel bebas, dimana variabel tergantung merupakan outcome atau hasil
dari pengaruh variabel bebas (Creswell, 2012) Variabel tergantung dalam
penelitian ini adalah kecenderungan perilaku impulsive buying.
C. Definisi Operasional
1. Stres Akademik
Stres akademik merupakan suatu keadaan hasil interaksi individu
dengan lingkungan pendidikan yang menjadi stressor akademik bagi
individu yang dapat berdampak pada penyesuaian psikologi dan prestasi
akademik individu. Stres akademik biasanya akan muncul ketika
mahasiswa berinteraksi dengan lingkungan pendidikan yang meliputi
institusi pendidikan, kurikulum, pengajar, serta metode ujian dan
penilaian. Stres akademik akan diukur menggunakan skala stres akademik
milik Lin dan Chen (2009) yang telah diadaptasi dalam bahasa indonesia
dan telah memperoleh professional judgement. Semakin tinggi skor skala
stres akademik yang diperoleh, maka semakin tinggi pula stres akademik
pada mahasiswa. Sedangkan semakin rendah skor skala stres akademik
yang diperoleh, menunjukkan bahwa stres akademik pada mahasiswa
rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2. Kecenderungan Impulsive Buying pada Mahasiswa
Kecenderungan Impulsive buying (pembelian impulsif) merupakan
kecenderungan pembelian yang tiba-tiba, cepat dan tidak direncanakan,
tanpa yang matang pertimbangan serta mengabaikan konsekuensi yang
ditimbulkan, pembelian ini bersifat mendesak dan lebih didasari oleh
respon emosional yang bertujuan untuk kesenangan akan kepemilikan
suatu barang dengan segera. Penelitian ini menggunakan aspek impulsive
buying yang meliputi aspek kognitif dan aspek afektif. Kecenderungan
pembelian impulsif akan diukur menggunakan skala kecenderungan
pembelian impulsif yang disusun oleh Huwae (2009). Semakin tinggi skor
pada skala kecenderungan pembelian impulsif yang dimiliki, maka
menunjukkan semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif.
Sebaliknya, semakin rendah skor kecenderungan pembelian impulsif,
maka kecenderungan untuk melakukan pembelian impulsif semakin
rendah.
D. Subjek Penelitian
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa dengan
rentang usia 18-30 tahun. Karateristik lain dari subjek adalah mahasiswa yang
sedang berada dalam semester yang memiliki tugas padat atau mahasiswa
yang sedang mengerjakan banyak laporan. Teknik pengambilan sampel
menggunakan convience sampling yaitu teknik penarikan sampel yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
didasari pada ketersediaan dan kemudahan dalam menemukan sampel.
(Prasetyo, 2008).
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penyebaran skala. Menurut Azwar (2009) metode skala merupakan suatu
metode pengumpulan data yang berbentuk laporan diri sendiri berisi daftar
atau kumpulan pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh individu.
Skala yang akan digunakan adalah skala stres akademik dan skala
kecenderungan impulsive buying (pembelian impulsif) pada mahasiswa.
Penelitian ini menggunakan metode Summarated Rating yang merupakan
penskalaan model Likert. Penskalaan model ini merupakan skala yang disusun
untuk mengungkap sikap pro dan kontra, positif dan negatif, setuju dan tidak
setuju terhadap suatu objek sosial yang diperlakukan sebagai objek sikap(
Azwar, 2009).
1. Skala Stres Akademik
Skala stres akademik dalam penelitian ini merupakan skala
adaptasi yang mengacu pada 7 faktor hasil analisis faktor stres akademik
yang dikemukakan oleh Lin dan Chen (2009) yang meliputi stres pengajar,
stres hasil, stres ujian, stres belajar dalam kelompok, stres teman sebaya,
stres manajemen waktu dan stres yang diakibatkan diri sendiri. Skala ini
terdiri dari 34 item yang tersusun atas pernyataan favorable. Akan tetapi
dalam penelitian ini, dari 34 item skala stres akademik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dikembangkan oleh Lin dan Chen (2009) dilakukan analisis ulang karena
terdapat beberapa aitem yang kurang menggambarkan stres akademik
sehingga terpilih 14 aitem yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 1. Distribusi Item Skala Stres Akademik
Pada skala Kecenderungan Stres Akademik setiap aitem memiliki
empat alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh subjek yaitu : Sangat
Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak
Sesuai (STS). Nilai tertinggi 5 diberikan untuk jawaban Sangat Sesuai
(SS), nilai 4 diberikan untuk jawaban Sesuai (S), nilai 3 diberikan untuk
jawaban Netral (N), nilai 2 diberikan untuk jawaban Tidak Sesuai (TS)
dan nilai 1 diberikan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS).
No. Stressor Nomor Aitem Jumlah Bobot
1. Stres Pengajar 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9
9 26,5 %
2. Stres Hasil 10, 11, 12, 13,
14,
5 14,7 %
3. Stres Ujian 15, 16, 17, 18 4 11,76 %
4. Stres Belajar Dalam
Kelompok
19, 20, 21, 22,
23
5 14,7 %
5. Stres Teman Sebaya 24, 25, 26, 27 4 11,76 %
6. Stres Manajemen
Waktu
28, 29, 30 3 8,82 %
7. Stres Diri Sendiri 31, 32, 33, 34 4 11,76 %
Total 34 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 2. Skor Favorable Skala Stres Akademik
Jawaban Skor
Sangat Sesuai 5
Sesuai 4
Netral 3
Tidak Sesuai 2
Sangat Tidak Sesuai 1
2. Skala Kecenderungan Impulsive Buying
Skala kecenderungan impulsive buying terdiri dari 2 aspek yaitu
aspek kognitif dan aspek afektif. Skala ini terdiri dari 16 aitem pada tiap-
tiap aspeknya. Pada tiap aitem terdapat 2 bentuk penyataan yaitu
pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Skala ini mengacu
kepada skala pembelian impulsif yang dikembangkan oleh Huwae (2009).
Peneliti memilih untuk menggunakan skala ini karena memiliki nilai
koefisien reliabilitas (α) sebesar 0,920 yang tergolong baik dan reliabel
sebagai alat pengambilan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Kecenderungan Impulsive Buying
Nomor Aitem
No. Aspek Favorable Unfavorabl
e
Jumlah Bobot
1. Aspek
Kognitif
1, 2, 3, 4, 19,
20, 21, 22,
5, 6, 7, 8, 9,
23, 24, 25
16 50%
2. Aspek
Afektif
10, 11, 12, 13,
26, 27, 28, 29
14, 15, 16,
17, 18, 30,
31, 32
16 50%
Total 32 100%
Pada Skala Kecenderungan Impulsive Buying setiap aitem memiliki
empat alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh subjek yaitu : Sangat
Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
Untuk pernyataan berbentuk favorable nilai tertinggi 4 diberikan untuk
jawaban Sangat Sesuai (SS), nilai 3 diberikan untuk jawaban Sesuai (S),
nilai 2 diberikan untuk jawaban Tidak Sesuai (TS) dan nilai 1 diberikan
untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Pada pernyataan berbentuk
unfavorable nilai tertinggi 4 diberikan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai
(STS), nilai 3 diberikan untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), nilai 2
diberikan untuk pilihan jawaban Sesuai (S), dan nilai 1 diberikan untuk
jawaban Sangat Sesuai (SS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 4. Skor Favorable Skala Kecenderungan Impulsive Buying
Jawaban Skor
Sangat Sesuai 4
Sesuai 3
Tidak Sesuai 2
Sangat Tidak Sesuai 1
Tabel 5. Skor Unfavorable Skala Kecenderungan Impulsive Buying
Jawaban Skor
Sangat Sesuai 1
Sesuai 2
Tidak Sesuai 3
Sangat Tidak Sesuai 4
F. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Noor (2011) menyatakan validitas merupakan suatu indeks yang
menunjukkan alat ukur yang digunakan benar-benar mengukur apa yang
diukur (akurasi instrumen). Menurut Azwar (2010) alat ukur yang dapat
dikatakan memiliki validitas tinggi apabila alat ukur tersebut dapat
menjalankan fungsi ukur atau akurat dalam melakukan pengukuran yang
ingin diukur. Pengujian validitas yang digunakan dalam skala ini adalah
validitas isi. Validitas isi adalah proses pengujian isi alat ukur yang
dilakukan berdasarkan expert judgement (Azwar, 2009). Validitas ini
dinilai berdasarkan penilaian dosen pembimbing sebagai expert judgement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
untuk mengetahui kesesuaian aitem-aitem dalam tes dengan aspek-aspek
yang hendak diungkap. Selain itu validitas isi dalam skala stres akademik
yang merupakan skala adaptasi didapatkan oleh peneliti berdasarkan
penilaian dari professional judgement. Setelah dilakukan tryout pada skala
stres akademik, validasi dilakukan kembali terhadap aitem aitem dalam
skala stres akademik melalui penilaian dari professional judgement karena
terdapat beberapa aitem yang kurang dapat mengukur stres akademik
secara spesifik dan cenderung lebih mengukur stressor akademik.
2. Seleksi Aitem
Seleksi aitem merupakan tahap selanjutnya setelah dilakukan
validitas isi oleh expert judgement dan setelah dilakukan tryout. Tryout
dilaksanakan di beberapa tempat yaitu Universitas Sanata Dharma,
Universitas Gajah Mada, dan UPN Veteran Yogyakarta. Tryout diberikan
kepada 100 mahasiswa. Berdasarkan hasil tryout didapatkan 94 data
subjek mahasiswa yang memenuhi kriteria dan 6 data subjek lainnya tidak
dapat digunakan karena tidak memenuhi kriteria penilaian.
Seleksi aitem dilakukan untuk melihat aitem-aitem mana yang
memiliki nilai korelasi aitem total yang tinggi dan aitem mana yang
memiliki nilai korelasi aitem total yang rendah. Seleksi aitem dapat
dilakukan dengan melihat daya diskriminasi yang dimiliki oleh tiap-tiap
aitem. Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu
membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2012). Daya diskriminasi
diperoleh dengan mengkorelasikan antara skor aitem dengan skor item
total. Korelasi antara skor aitem dengan skor total disebut koefisien
korelasi aitem total (rix). Besar koefisien korelasi aitem total berada antara
0 sampai dengan 1,00 baik positif maupun negatif. Skor yang semakin
mendekati 1,00 memiliki daya diskriminasi yang tinggi dan apabila
mendekati angka 0 maka aitem yang bersangkuran memiliki daya
diskriminasi yang rendah (Azwar, 2010).
Pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total memiliki batasan
rix ≥ 0,30. Aitem yang mencapai koefisien korelasi aitem total minimal
0,30 dapat dikatakan memiliki daya diskriminasi yang baik. Sebaliknya,
aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem total kurang dari 0,30
merupakan aitem yang berdaya diskriminasi rendah. Jika jumlah aitem
yang lolos kurang memenuhi jumlah yang diharapkan, maka skor korelasi
item total dapat diturunkan menjadi 0,25 (Azwar, 2009). Nilai rix 0,30 dan
taraf signifikansi 0,05 yang digunkan dalam penelitian ini menunjukkan,
bahwa aitem yang digunakan memiliki skor koefisien korelasi aitem total
≥ 0,30 pada taraf signifikansi 0,05. Pengujian ini menggunakan program
SPSS for windows.
Pada skala stres akademik terdapat 34 aitem pernyataan. Aitem-
aitem ini kemudian diseleksi dengan melihat rix-nya. Aitem yang memiliki
rix ≥ 0,30 dikategorikan sebagai aitem yang baik, sedangkan aitem yang
memiliki nilai rix ≤ 0,30 dikategorikan sebagai aitem yang kurang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Hasil dari pengujian data skala stres akademik menunjukkan bahwa
terdapat 33 aitem yang memiliki nilai rix ≥ 0,30, sedangkan aitem yang
memiliki nilai rix ≤ 0,30 adalah aitem nomor 12 dengan nilai rix sebesar
0,238. Akan tetapi dalam Supratiknya (2014) dikatakan bahwa alat ukur
yang ideal, semua item harus memiliki koefisien korelasi item-total diatas
0,20. Selain itu dikarenakan nilai Alfa Cronbach (α) skala adaptasi berada
diatas 0,70 dan dikatakan memuaskan (Guilford, dalam Supratiknya 2014)
maka peneliti tidak menggugurkan aitem nomor 12. Sehingga total aitem
yang digunakan dalam skala ini adalah 34 aitem.
Namun, peneliti kembali melakukan validasi terhadap aitem aitem
dalam skala stres akademik melalui penilaian dari professional judgement
karena terdapat beberapa aitem yang kurang dapat mengukur stres
akademik secara spesifik dan cenderung lebih mengukur stressor
akademik. Setelah dilakukan validasi terpilih 14 aitem yang digunakan
dalam penelitian ini, dengan rentang rix 0,378 – 680. Sehingga dapat
dikatakan aitem dalam penelitian ini memiliki daya diskriminasi yang baik
(rix ≥ 0,30).
Tabel 6. Distribusi Aitem Skala Stres Akademik Setelah
Seleksi Aitem
No. Variabel Nomor Aitem Jumlah Bobot
1. Stres Akademik 4, 5, 6, 7, 8, 13,
15, 17, 20, 21,
22, 23, 24, 27
14 100 %
Total 14 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Pada skala kecenderungan impulsive buying, terdapat 32 aitem, 16
aitem favorable dan 16 aitem unfavorable. Aitem aitem ini diseleksi
dengan melihat rix-nya. Aitem yang memiliki rix ≥ 0,30 dikategorikan
sebagai aitem yang baik, sedangkan aitem yang memiliki nilai rix ≤ 0,30
dikategorikan sebagai aitem yang kurang baik sehingga akan digugurkan.
Hasil dari pengujian data skala kecenderungan impulsive buying
menunjukkan bahwa terdapat 28 aitem yang memiliki nilai rix ≥ 0,30,
sedangkan aitem yang memiliki nilai rix ≤ 0,30 adalah aitem 7, 9, 15, 25.
Selanjutnya untuk menyeimbangkan aitem, peneliti melakukan
penyeleksian kedua secara langsung dengan melihat skor terendah lainnya
pada aspek afektif. Kemudian peneliti melakukan pengguguran pada skor
rendah tersebut sehingga komposisi pada tiap aspek sama. Setelah melalui
proses penyeleksian kedua, maka ditetapkan jumlah aitem yang tidak lolos
adalah 6 aitem. Sehingga jumlah aitem yang lolos adalah 26 aitem
Tabel 7. Distribusi Aitem Skala Kecenderungan Impulsive Buying
Setelah Seleksi Aitem
Nomor Aitem
No. Aspek Favorable Unfavorable Jumlah Bobot
1. Aspek
Kognitif
1, 2, 3, 4, 19,
20, 21, 22,
5, 6, 8, 23,
24
13 50%
2. Aspek
Afektif
10, 11, 12,
13, 26, 27,
28, 29
16, 18, 30,
31, 32
13 50%
Total 26 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3. Reliabilitas
Menurut Noor (2011) reliabilitas merupakan indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau
diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana alat pengukur
dikatakan konsisten, jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama. Penelitian ini menggunakan pendekatan
konsistensi internal yang bertujuan untuk melihat konsistensi antar item
atau antar bagian dalam tes. Untuk mencari estimasi reliabilitas konsistensi
internal tersebut, digunakan rumus dari Alpha Cronbach (ɑ) (Azwar,
2009).
Teknik ini dapat dilakukan dengan menggunakan analisis data
SPSS 16.0 for windows. Koefisien reliabilitas berada dalam rentang 0
sampai dengan 1. Jika koefisien skala semakin mendekati 1 maka dapat
dikatakan skala tersebut memiliki koefisien reliabilitas yang baik (Azwar,
2010). Koefisien minimum yang dipandang memuaskan untuk reliabilitas
skala adalah 0,70. Dibawah angka tersebut sebuah skala menjadi kurang
memadai untuk digunakan bagi perorangan sebab hal itu menunjukkan
bahwa kesalahan baku skor tampak sedemikian besar sehingga interpretasi
skor menjadi meragukan (Guilford, dalam Supratiknya 2014).
Skala stres akademik diuji dengan menggunakan teknik Alpha
Cronbach dan diperoleh nilai (ɑ) sebesar 0,884, dan setelah dilakukan
analisis ulang terhadap aitem-aitem yang kurang menggambarkan stres
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
akademik secara spesifik diperoleh nilai (ɑ) sebesar 0,895. Pada skala
kecenderungan impulsive buying nilai Alpha Cronbach yang diperoleh
setelah mengalami seleksi aitem adalah 0,920.
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak
(Noor, 2011). Menurut Santoso (2010) uji ini dilakukan karena
perhitungan statistik memiliki asumsi normalitas sebaran. Jika nilai
sig. atau p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol gagal
ditolak, karena distribusi sebaran data tidak memiliki perbedaan
dengan data normal, atau data yang diuji memiliki distribusi normal.
Sebaliknya, jika p < 0,05 maka dapat disimpulkan hipotesis nol
ditolak, yang berarti data memiliki distribusi yang berbeda dari data
normal, atau data memiliki distribusi tidak normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas menyatakan bahwa hubungan antar variabel yang
hendak dianalisis mengikuti garis lurus. Peningkatan kuantitas pada
satu variabel, akan diikuti secara linear oleh peningkatan kuantitas
pada variabel lainnya. Penurunan kuantitas pada satu variabel, akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
diikuti secara linear oleh penurunan kuantitas pada variabel lainnya.
Uji linearitas digunakan untuk melihat bagaimana kekuatan hubungan
antara dua variabel. Jika nilai sign atau p > 0,05 maka terdapat
hubungan tidak linear atau hubungan antara dua varibel lemah
(Santoso, 2010).
2. Uji Hipotesis
Analisis penelitian ini menggunakan metode Product Moment
Pearson jika hasil dari uji normalitas menunjukkan sebaran data normal.
Sedangkan jika uji normalitas menunjukkan sebaran data tidak normal,
maka pengujian hipotesis akan menggunakan teknik Spearman’s Rho
Correlation dengan menggunakan SPSS for windows 16.0 (Santoso,
2003). Jika nilai sig. (p) < 0,05 maka hipotesis nol ditolak atau ada
hubungan yang signifikan antara dua variabel. Sebaliknya, jika nilai sig.
(p) > 0,05 maka hipotesis nol gagal ditolak atau tidak ada hubungan yang
signifikan antara dua variabel (Trihendrardi, 2009). Koefisien signifikansi
yang dihasilkan bernilai -1 hingga +1, yang menunjukkan apakah
hubungan tersebut positif atau negatif (Prasetyo, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan subjek mahasiswa dengan kriteria
rentang usia 18-30 tahun. Pengambilan data dilaksanakan di beberapa
tempat di Yogyakarta yakni Universitas Sanata Dharma, Universitas Mercu
Buana Yogyakarta, dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Pengambilan
data dilakukan di beberapa tempat yang berbeda berdasarkan ketersediaan
dan kemudahan dalam memperoleh subjek penelitian. Pelaksanaan
penelitian dimulai dari tanggal 24 November 2016 sampai dengan 29
November 2016. Total subjek yang digunakan dalam penelitian sebanyak
200 orang.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini merupakan mahasiswa yang berada
dalam batasan usia 18 hingga 30 tahun. Berdasakan hasil penyebaran skala
maka didapatkan identitas subjek sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 8.
Identitas Subjek Penelitian
Kriteria Total
Jenis Kelamin
Laki-laki 52 Orang
200 Orang Perempuan 148 Orang
Rentang Usia
18 – 22 tahun 181 Orang
200 Orang 23 – 30 tahun 19 Orang
Uang Saku
Perbulan
500 ribu-1 Juta 103 Orang
200 Orang 1 Juta-2 Juta 83 Orang
2 Juta-3 Juta 10 Orang
Lebih dari 3 Juta 4 Orang
C. Deskripsi Data Penelitian
Berdasarkan skala penelitian yang digunakan, maka didapatkan
hasil perhitungan mean teoritik stres akademik sebagai berikut:
Jumlah aitem : 14
Nilai minimum : 14 x 1 = 14
Nilai maximum : 14 x 5 = 70
Rentang nilai : 14 - 70
Jarak : 70 – 14 = 56
Mean teoritik : (min+max)/2 = (14+70)/2 = 42
Mean teoritik kecenderungan impulsive buying:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Jumlah aitem : 26
Nilai minimum : 26 x 1 = 26
Nilai maksimum : 26 x 4 = 104
Rentang nilai : 26 - 104
Jarak : 104 – 26 = 78
Mean teoritik : (min+max)/2 = (26+104)/2 = 65
Tabel 9. Deskripsi Data Variabel Stres Akademik dan Kecenderungan
Impulsive Buying
Variabel N SD Teoritik Empiris Mean
Teoritik
Mean
Empiris Min Max Min Max
Stres
Akademik
200 7,32
8
14 70 23 62 42 43,65
Kecenderungan
Impulsive
Buying
200 8,64
3
26 104 54 94 65 69,67
Tabel 10. Uji Beda Mean Teoritik dan Mean Empiris Stres Akademik
One-Sample Test
Test Value = 42
T df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Stres
Akademik 3.184 199 .002 1.650 .63 2.67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Pada tabel 4.3 hasil uji data dari one sample t test variabel stres
akademik menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,002. Hasil data tersebut
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik
dan mean empiris variabel stres akademik. Hasil data menunjukkan bahwa
mean teoritik dari variabel stres akademik sebesar 42, sedangkan mean
empiris dari variabel stres akademik sebesar 43,65 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,002. Data tersebut menunjukkan bahwa mean empiris lebih besar
dibandingkan dengan mean teoritik, maka dapat disimpulkan bahwa subjek
penelitian memiliki stres akademik yang tergolong tinggi.
Tabel 11. Uji Beda MeanTeoritik dan Mean Empiris Kecenderungan Impulsive
Buying
One-Sample Test
Test Value = 65
T df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Kecenderungan
Impulsive
Buying
7.642 199 .000 4.670 3.46 5.88
Pada tabel 4.4 hasil uji data dari one sample t test variabel
kecenderungan impulsive buying menunjukkan nilai signifikansi sebesar
0,000. Hasil data tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara mean teoritik dan mean empiris variabel kecenderungan
impulsive buying. Hasil data menunjukkan bahwa mean teoritik dari variabel
kecenderungan impulsive buying sebesar 65, sedangkan mean empiris dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
variabel kecenderungan impulsive buying sebesar 69,67 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000. Data tersebut menunjukkan bahwa mean empiris
lebih besar dibandingkan dengan mean teoritik, maka dapat disimpulkan
bahwa subjek penelitian memiliki kecenderungan impulsive buying yang
tergolong tinggi.
D. Hasil Penelitian
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau
tidak (Noor, 2011). Uji ini dilakukan karena perhitungan statistik
memiliki asumsi normalitas sebaran (Santoso,2010). Data dikatakan
normal apabila memiliki p > 0,05 (Sarwono, 2006). Uji normalitas
dalam penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov Test
SPSS 16.0 for windows.
Tabel 12. Uji Normalitas Stres Akademik dan Kecenderungan
Impulsive Buying
Skala
Kolmogorov Smirnov
Keterangan Statistik Df Sig.
Stres Akademik .059 200 .086 Data Normal
Kecenderungan
Impulsive Buying
.081 200 .003 Data Tidak
Normal
Berdasarkan hasil analisis Kolmogorov Smirnov diperoleh
nilai p untuk skala stres akademik sebesar 0,086 (p > 0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Kesimpulan yang diambil yaitu variabel stres akademik memiliki
sebaran data mengikuti distribusi normal. Pada variabel
kecenderungan impulsive buying, nilai p yang didapatkan sebesar
0,003 (p < 0,05). Kesimpulan yang diambil yaitu variabel
kecenderungan impulsive buying memiliki distribusi data yang tidak
normal.
Gambar 2. Scatter Plot Stres Akademik
Gambar 3. Scatter Plot Kecenderungan Impulsive Buying
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2. Uji Linearitas
Uji linearitas menyatakan bahwa hubungan antar variabel
yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus (Santoso, 2010). Uji
asumsi linearitas dilakukan menggunakan test for linearity SPSS 16.0
for windows. Kedua variabel dinyatakan linear jika nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Hasil uji yang dilakukan
menunjukkan variabel stres akademik dan variabel kecenderungan
impulsive buying memiliki nilai signifikansi 0,003 (p < 0,05). Maka
dapat disimpulkan kedua variabel memiliki hubungan yang linear.
Tabel 13. Hasil Uji Linearitas Stres Akademik dan Kecenderungan
Impulsive Buying
F Sig.
Stres Akademik
Kecenderungan
Impulsive buying
(Combined) 1.269 .165
Linearity 9.396 .003
Deviation from
Linearity
1.023 .443
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi
Spearman Rho. Hal ini dilakukan karena distribusi aitem yang
diperoleh dari uji normalitas menunjukkan data tidak normal.
Koefisien yang dihasilkan bernilai -1 hingga +1, yang menunjukkan
apakah hubungan tersebut positif atau negatif (Prasetyo, 2008). Jika
nilai sig. (p) < 0,05 maka hipotesis nol ditolak atau ada hubungan
yang signifikan antara dua variabel. Sebaliknya, jika nilai sig. (p) >
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
0,05 maka hipotesis nol gagal ditolak atau tidak ada hubungan yang
signifikan antara dua variabel (Trihendrardi, 2009).
Tabel 14. Hasil Uji Hipotesis Variabel Stres Akademik dan
Kecenderungan Impulsive Buying
Stres
Akademik
Kecenderu
ngan
Pembelian
Impulsif
Spearman's
rho
Stres
Akademik
Correlation
Coefficient
1.000 .216**
Sig. (1-tailed) . .001
N 200 200
Kecenderu
ngan
Pembelian
Impulsif
Correlation
Coefficient
.216** 1.000
Sig. (1-tailed) .001 .
N 200 200
**. Correlation is Significant at the 0.01level (1-tailed)
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa variabel stres
akademik berkorelasi secara positif dan signifikan dengan variabel
kecenderungan impulsive buying (n = 200, r = 0,216, p = 0,001). Hal
ini menunjukkan semakin tinggi stres akademik yang dialami oleh
individu maka kecenderungan impulsive buying akan semakin tinggi.
Demikian pula sebaliknya, semakin rendah stres akademik yang
dialami individu maka kecenderungan impulsive buying akan
semakin rendah.
E. Analisis Data Tambahan
Pada penelitian ini peneliti ingin melakukan uji perbedaan terhadap
jumlah uang saku perbulan yang dimiliki oleh mahasiswa, agar dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
mengetahui secara lebih mendalam adakah perbedaan antara stres akademik
dengan kecenderungan impulsive buying pada mahasiswa berdasarkan
jumlah uang saku perbulan yang dimiliki oleh mahasiswa. Uji perbedaan
dilakukan pada uang saku perbulan mahasiswa dengan besaran 500 ribu-1
juta dan 1 juta-2 juta, dikarenakan pada dua kelompok tersebut perbedaan
jumlah subjek tidak terlalu ekstrim. Analisis non parametrik digunakan
karena data yang diperoleh berdistribusi tidak normal. Analisis non
parametrik menggunakan Two Independent Samples dilakukan untuk
mengetahui perbedaan antara dua kelompok data sekaligus (Trihendradi,
2009). Two Independent Samples sendiri diperoleh dengan Uji Mann
Whitney melalui program SPSS 16 for windows.
Tabel 15. Hasil Uji Perbedaan Stres Akademik Berdasarkan Uang Saku
Perbulan
Stres
Akademik
Uang Saku
Perbulan
N Mean Rank Sig. (2-tailed
500 Ribu-1 Juta 103 96.04
0.490 1 Juta-2 Juta 83 90.58
TOTAL 186
Pada tabel 15, dapat dilihat bahwa nilai mean mahasiswa dengan
uang saku perbulan 500 ribu-1 juta lebih tinggi dari nilai mean mahasiswa
dengan uang saku perbulan 1 juta-2 juta. Hal ini menunjukkan bahwa
subjek dengan uang saku perbulan 500 ribu-1 juta dalam penelitian ini
memiliki stres akademik yang lebih tinggi dibandingkan subjek dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
uang saku perbulan 1 juta-2 juta. Akan tetapi, perbedaan uang saku
perbulan yang dimiliki mahasiswa terhadap stres akademik tidak signifikan,
karena nilai signifikansi yang dimiliki lebih besar dari 0,05, yaitu sebesar
0.490.
Tabel 16. Hasil Uji Perbedaan Kecenderungan Impulsive Buying
Berdasarkan Uang Saku Perbulan
Kecenderungan
Impulsive
Buying
Uang Saku
Perbulan
N Mean Rank Sig. (2-tailed
500 Ribu-1 Juta 103 83.34
0.004 1 Juta-2 Juta 83 106.10
TOTAL 186
Berdasarkan tabel 16, dapat dilihat bahwa nilai mean mahasiswa
dengan uang saku perbulan 500 ribu-1 juta lebih rendah dari nilai mean
mahasiswa dengan uang saku perbulan 1 juta-2 juta. Hal ini menunjukkan
bahwa subjek dengan uang saku perbulan 500 ribu-1 juta dalam penelitian
ini memiliki kecenderungan impulsive buying yang lebih rendah
dibandingkan subjek dengan uang saku perbulan 1 juta-2 juta. Selain itu,
terdapat perbedaan yang signifikan antara uang saku perbulan yang dimiliki
mahasiswa dengan stres akademik, hal ini karena nilai signifikansi yang
dimiliki kurang dari 0.05 yaitu sebesar 0.004.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara uang saku perbulan yang dimiliki
mahasiswa dengan stres akademik (0.490 ≥ 0.05). Akan tetapi terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
perbedaan yang signifikan antara uang saku perbulan yang dimiliki
mahasiswa dengan kecenderungan impulsive buying. Hal ini dikarenakan
nilai signifikansi yang didapat kurang dari 0.05 (0.004).
F. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres
akademik dengan kecenderungan impulsive buying pada mahasiswa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara stres akademik
dengan kecenderungan impulsive buying pada mahasiswa. Hubungan antara
kedua variabel tersebut bersifat positif dan signifikan (r = 0,216, p = 0,001).
Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan semakin tinggi stres
akademik yang dialami oleh individu maka kecenderungan impulsive
buying akan semakin tinggi. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah
stres akademik yang dialami individu maka kecenderungan impulsive
buying akan semakin rendah.
Ketika melakukan kegiatan perkuliahan, seorang mahasiswa akan
mengalami tekanan yang berasal dari hasil persepsi dan penilaian tentang
stressor akademik yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan
pendidikan di perguruan tinggi yang tidak jarang membuat mereka
mengalami stres akademik (Govaerst & Gregoire, 2004). Saat mengalami
stres akademik yang tinggi mereka akan mengalami berbagai gejala stres
seperti ketidakstabilan emosi yang merupakan salah satu gejala stres dalam
aspek psikososial (Sarafino, 2008). Individu dengan ketidakstabilan emosi
akan mudah mengalami perubahan suasana hati, mudah dipengaruhi oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
lingkungan sekitar, dan cenderung kurang berfikir ketika mengambil suatu
tindakan (Hurlock, 1994). Hal ini juga turut mempengaruhi bagaimana
perilaku individu dalam berbelanja karena ketika mudah dipengaruhi
individu akan rentan terhadap stimulasi lingkungan dan akan melakukan
pembelian impulsif (impulsive buying) (Republika.com, 2014).
Selain itu individu yang kurang berfikir sebelum bertindak juga
memiliki kecenderungan melakukan impulsive buying. Hal ini dikarenakan
individu cenderung dipengaruhi oleh emosional dibandingkan dengan
rasional ketika memutuskan membeli suatu barang (Rook, 1987). Individu
yang sedang memiliki ketidakstabilan emosi lebih rentan untuk
menampilkan perilaku impulsive buying (Shahjenan, et al (2011).
Mahasiswa dengan stres akademik yang tinggi dan keadaan emosi
yang tidak stabil, akan memiliki kecenderung yang lebih untuk melakukan
perilaku impulsive buying. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk
meningkatkan mood dan menghindari persepsi psikologis yang negatif
(rendah diri dan perasaan atau suasana hati yang negatif) dengan perasaan
senang dan gembira setelah melakukan impulsive buying (Sneat et al, 2009;
Verpanken & Herabadi, 2001). Sebaliknya mahasiswa dengan stres
akademik yang baik akan dapat meningkatkan kesadaran, kesiapan, kualitas
diri dan prestasi belajar (Desmita, 2009). Mereka juga memiliki emosi yang
stabil dan cenderung tenang, santai, serta selalu banyak berfikir dan
pertimbangan sebelum bertindak dalam pola perilaku mereka (John &
Srivastava, dalam Mathai & Haridas, 2014 ). Hal ini menunjukkan semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
mahasiswa memiliki stres akademik yang rendah, mereka akan memiliki
kestabilan emosi yang baik dan kemungkinan melakukan impulsive buying
cenderung rendah. Hal ini terjadi karena impulsive buying merupakan
perilaku pembelian hedonis kompleks dimana kecepatan dari proses
pengambilan keputusan impulsive buying menghalangi pertimbangan serta
kebijaksanaan (Bayley & Nancarrow, 1998).
Dari penelitian ini, subjek memiliki stres akademik yang tergolong
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil data yang menunjukkan bahwa mean
empiris lebih besar dari pada mean teoritik (43,65 ˃ 42) dengan nilai
signifikansi sebesar 0,002. Data tersebut menunjukkan terdapat perbedaan
yang signifikan antara mean teoritik dan mean empiris pada variabel stres
akademik. Nilai mean empiris yang lebih besar dibandingkan nilai mean
teoritik menunjukkan bahwa subjek penelitian termasuk orang yang
memiliki tekanan stressor akademik yang tinggi. Mereka merasa dirinya
memiliki sumber daya yang kurang memadai untuk menangani tuntutan
akademik sehingga mereka mengalami stres akademik (Govaerst &
Gregoire, 2004). Stres akademik yang dialami pada akhirnya menyebabkan
ketidakstabilan emosi dalam diri subjek.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa subjek memiliki
kecenderungan impulsive buying yang tergolong tinggi. Hal ini dapat dilihat
dari data yang menunjukkan bahwa mean empiris lebih tinggi dibandingkan
dengan mean teoritik (69,67 > 65) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000.
Data tersebut menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara mean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
teoritik dan mean empiris pada variabel kecenderungan impulsive buying.
Kecenderungan impulsive buying yang tinggi menunjukkan bahwa
impulsive buying lebih cenderung dipengaruhi oleh emosional
dibandingkan dengan rasional (Rook, 1987). Hal ini menunjukkan bahwa
pembelian barang yang dilakukan subjek lebih didasari atas dorongan
emosional, tiba-tiba, cepat, dan tidak direncanakan serta melalui
pertimbangan yang kurang matang.
Kecenderungan impulsive buying yang tinggi juga dapat
dipengaruhi oleh promosi penjualan yang inovatif, pesan-pesan yang
kreatif, penggunaan teknologi yang tepat oleh toko-toko ritel, suasana dan
aktivitas pemasaran. Hal ini semakin membuat subjek merasa nyaman,
sehingga menjadikan impulsive buying sebagai perilaku yang relevan
dimiliki oleh konsumen saat ini (Sciffman & Kanuk, 2010; Muruganantham
& Bhakat, 2013).
Pada analisis data tambahan berdasarkan demografi uang saku
perbulan yang dimiliki oleh mahasiswa terlihat bahwa tidak ada perbedaan
stres akademik yang signifikan antara mahasiswa dengan uang saku
perbulan sebesar 500 ribu-1 juta dan 1 juta-2 juta (p = 0.490 ; p ≥ 0.05). Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Uskun, Kisioglu dan
Ozturk (2008) yang menyatakan bahwa jumlah uang saku perbulan, tidak
terkait dengan depresi, stres dan kecemasan yang dialami oleh mahasiswa.
Hasil ini bertentangan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang
mengungkapkan bahwa perbedaan jumlah uang saku dapat mempengaruhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
tingkat stres akademik yang dimiliki oleh mahasiswa (Womble, 2001;
Govaerst & Gregoire, 2004). Fairbrother dan Warn (2003) menambahkan
bahwa kurangnya uang saku dapat mengakibatkan seseorang mengalami
stres akademik.
Terdapat perbedaan kecenderungan impulsive buying yang
signifikan antara mahasiswa dengan uang saku perbulan sebesar 500 ribu-1
juta dan 1 juta-2 juta (p = 0.004 ; p ≤ 0.05). Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan Lin dan Lin (2005) yang menemukan bahwa,
ketika individu memiliki jumlah uang saku yang lebih maka kecenderungan
impulsive buying akan meningkat secara signifikan. Dalam studi yang
dilakukan oleh Abratt dan Goodney (1990), ditemukan hasil bahwa uang
saku yang lebih tingi merupakan salah satu dari beberapa faktor yang dapat
menjelaskan tingkatan impulsive buying yang lebih tinggi. Mogelonsky
(1994) menambahkan, bahwa impulsive buying lebih logis dilakukan oleh
konsumen yang mampu melakukan pembelian secara impulsif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, stres
akademik dan kecenderungan impulsive buying pada mahasiswa memiliki
hubungan yang positif serta signifikan (r = 0,216, p < 0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi stres akademik mahasiswa maka
kecenderungan impulsive buying akan semakin tinggi. Sebaliknya semakin
rendah stres akademik mahasiswa maka kecenderungan impulsive buying
akan semakin rendah.
B. Keterbatasan Penelitian
Beberapa aitem dalam skala stres akademik yang digunakan dalam
penelitian ini kurang menggambarkan stres dan cenderung lebih
menggambarkan stressor yang dihadapi oleh mahasiswa. Sehingga terdapat
beberapa aitem yang harus diseleksi sebelum analisis dilakukan. Selain itu
sebaran data pada penelitian ini adalah tidak normal, sehingga hasil dari
penelitian ini tidak dapat di generalisasikan.
C. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara stres akademik dengan impulsive buying. Oleh karena itu
untuk menghindari perilaku impulsive buying mahasiswa
diharapkan dapat mengelola stres yang mereka alami dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
berbagai cara, sehingga stres yang mereka alami dapat berada pada
tingkat rendah yang akan dapat meningkatkan kesadaran, kesiapan,
kualitas diri dan prestasi belajar.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini memiliki distribusi data yang tidak normal.
Sehingga data yang dihasilkan tidak dapat digeneralisasikan pada
keseluruhan populasi. Oleh karena itu dalam penelitian selanjutnya,
diharapkan subjek yang dilibatkan dalam penelitian diperluas
sehingga dapat mewakili populasi.
Selain itu bagi peneliti lain yang hendak menggunakan
skala stres akademik dari Lin dan Chen (2009) agar lebih dapat
memilah aitem-aitem yang dapat memberikan gambaran mengenai
stres akademik dengan baik. Karena, terdapat beberapa aitem yang
kurang dapat menggambarkan stres akademik dengan baik. Selain
itu secara keseluruhan skala yang dikembangkan oleh Lin dan Chen
(2009) lebih cenderung mengukur stressor akademik daripada
mengukur stres akademik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
DAFTAR PUSTAKA
Abouserie, R. (1994). Sources and levels of stress in relation to locus of control
and self-esteem in university students. Educational Psychology, 14, 323-
330.
Abratt, R., & Goodey, S. D., (1990). Unplanned Buying and In-Store Stimuli in
Supermarkets. Managerialand Decision Economics, 11 (2), pp 111-121.
Acting on Impulse: Very Few Children’s Book Purchases Are Planned (2013, Juni
18). Diakses pada Maret 15, 2016, from AC Nielsen.com:
http://www.nielsen.com/us/en/insight/news/2015/acting.html
Agolla, J. E., & Ongori, H. (2009). An Assasment of Academis Stress Among
Undergraduated Students. Academic Journal, Educational Research And
Review Vol. 4 (2). pp. 063-067.
Akibat dari Serangan Stres. (2012, Februari 06). Diakses pada April 03, 2016,
from Kompas.com:
http://female.kompas.com/read/2012/02/06/14164442/7.akibat.dari.Serang
anStres
Amirullah, 2002. Perilaku Konsumen.(ed.ke-1), Jakarta; Graha Ilmu.
Ang, R. P., & Huan, V. S. (2006). Academic Expectations Stress Inventory:
Development, Factor Analysis, Reliability, and Validity. Educational and
Psychological Measurement. 66 (3), pp 522-539.
Azwar, Saifuddin. (2004). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, Saiffudin. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Azwar, Saiffudin. (2010). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, Saiffudin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Bayley, G., Nancarrow, C. (1998). Impulse Purchasing: a Qualitative Exploration
of the Phenomenon. An International Journal, Vol. 1. No. 2. Pp. 99-114.
Burnett, P. C.,&Fanshawe, J. P. (1997). Measuring school-related stressors in
adolescents. Journal of Youth and Adolescence, 26, 415-428.
Cahyorini, A., Zalfiana,E. F. (2011). The Effect of Packaging Design on
Impulsive Buying. Journal of Administrative Science & Organization,
January 2011. pp 11-12.
Clover, V. T. (1950). Relative Importance of Impulse Buying in Retail Stores. The
Journal of Marketing, 15 (1), pp 66-70.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Coley, A & Burgess, B. (2003). Gender Differences in Cognitive and Affective
Impulsive Buying. Journal of Fashion Marketing and Management. Vol.
7. No. 3, pp 282-295.
Creswell, John W. (2012). Research Design Pendekatan Penelitian Kualitatif,.
Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Davidson, J. (2001). Manajemen Waktu. Yogyakarta: Andi.
Dawson, S., Kim, M. (2009). External and Internal Trigger Cues of Impulse
Buying Online. An International Journal, Vol. 3 Iss 1. pp. 20-34.
Deb, S., Strodl, E., Sun, J. (2014). Academic-Related Stress Among private
Secondary School Students in India. Asian Educations and Development
Studies, Vol. 3, No. 2, pp. 118-134.
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Dholakia, U. M. (2000). Temptation and Resistance: An Integrated Model of
Consumption Impulse Formation and Enactment. Psychology &
Marketing, Vol. 17, iss(11), pp 955-982. http://dx.doi.org/10.1002/1520-
6793(200011)17:11<955::AID-MAR3>3.0.CO;2-J.
Dittmar, H., Beattie, J., & Friese, S. (1995). Gender Identity and Material
Symbols: Objects and Decision Considerations in Impulse Purchases.
Journal of Economic Psychology, Vol. 16(3), pp 491-511.
http://dx.doi.org/10.1016/0167-4870(95)00023-H.
Engel, J., Blackwell, R., & Miniard, P. (1995). Perilaku Konsumen. Jakarta:
Binarupa Aksara
Fairbrother K, Warn J (2003). Workplace Dimensions, Stress and Job
Satisfaction. Journal Managerial Psychologhy. 18(1): 8-21.
Fanshawe, J. P., & Burnett, P. C. (1991). Assessing school-related stressors and
coping mechanisms in adolescents. British Journal of Educational
Psychology, 61, 92-98.
Fimian, M. J., & Cross, A. H. (1987). Stress and Burnout Among Preadolescent
and Early Adolescent Gifted Student: A Preliminary Investigation, Journal
of Early Adolescence, Vol. 6, pp 257-267
Folkman, S., & Lazarus, R. S. (1985). If It Changes It Must Be a Process: Study
of Emotion and Coping During Three Stages of a College Examination,
Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 48, pp 150-170
Ghani, U., Imran M., & Jan, F. A. (2011). The Impact of Demographic
Characteristic on Impulse Buying Behavior of Urban Consumers in
Peshawar, International Journal of Academic Research, Vol. 3. No. 5. II
Part.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
George, D. & Mallery, P. (2003). SPSS for Windows Step by Step: A Simple
Guide and Reference. Boston: Allyn & Bacon.
Govaerst, S. & Gregoire, J. (2004). Stressfull Academic Situations: Study on
Appraisil Variables in Adolescence. British Journal of Clinical
Psychology, 54, 261-271.
Hausman, A. A. (2000). Multi-method Investigation of Consumer Motivations in
Impulse Buying Behavior. Journal Consumer Marketing, Vol. 17(5), pp
403-419.
Hawkins, D. I., Roger, I. J., Coney, K. A., & Mookerjee, A. (2007). Consumer
Behavior. NewDelhi: McGraw Hill.
Heatharie, A Jondry. 2012. Model Kecenderungan Pembelian Impulsive (Studi
pada Konsumen Matahari Department Store Kota Ambon). Volume 11 No
3.
Herabadi, A., Verplanken, B., & Knippenberg, A. Van. (2009). Consumption
Experience of Impulse Buying in Indonesia: Emotional Arousal and
Hedonistic Considerations. Asian Journal of Social Psychology, 12, 20-31.
Hoch, S. J., & Loewenstein, G. F. (1991). Time-Inconsistent Preferences and
Consumer Self-Control. Journal of Consumer Marketing, 17 (4), pp 492-
507.
Huwae, G., H. (2014). Hubungan Etnocentrism Dan Kecenderungan Pembelian
Impulsif Pada Remaja. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
Hurlock, E. B. (1994). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. (edisi kelima). Jakarta: Erlangga.
Kacen, J. J., Lee, J. A. (2002). The Influence of Culture on Consumer Impulsive
Buying Behavior. Journal of Consumer Psychology, 12(2), 163-176
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Diakses pada Maret 04, 2016, from
kbbi.org:
http://kamusbahasaindonesia.org/mahasiswa#jxzzIn4ToIfX2
Karbasivar, A., & Yarahmadi, H. (2011). Evaluating Effective Faktors on
Consumer Impulse Buying Behavior. Asian Journal of Business
Management Studies. 174-181.
Kohn, J. P., & Frazer, G. H. (1986). An academic stress scale: Identification and
rated importance of academic stressors. Psychological Reports, 59, 415-
426.
Kollat, D., & Willet, R. (1967). Customer Impulse Purchasing Behavior. Journal
of Marketing Research, 4(1), pp 21-31.
Kozier. (2004). Fundamental of Nursing: Concepts, Process and Practice. New
Jersey: Pearson prentice hall.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Kronologi Pembunuhan Dosen Oleh Mahasiswa Karena Masalah Nilai. (3 mei
2016). Diakses pada Januari 14, 2017, from Kompas.com:
http://regional.kompas.com/read/2016/05/03/06393601/Kronologi.Pembun
uhan.Dosen.oleh.Mahasiswa.karena.Masalah.Nilai
LaRose, R. (2001, April), “On the negative effects of e-commerce: A
sociocognitive ex-ploration of unregulated on-line buying”, Journal of
Computer-Mediated Communication, 6(3.) Diakses pada Mei 12, 2016,
from jcmc.indiana.edu:
http://jcmc.indiana.edu/vol6/issue3/larose.html
Lin, C. H., & Chuang, S. C. (2005). The Effect of Individual Differences on
Adolescents’ Impulsive Buying Behavior. Adolescence 40(159), 551-558.
Lin, C. H., & Lin, H. M. (2005). An Exploration of Taiwanese Adolescents
Impulsive Buying Tendency. Adolescence 40 (157), 215-223.
Liu X. (2005). Brief Reports: An Epidemiologic Survey of The Prevalence of
Sleep Disorders among Children 2 to 12 years in Beijing. pp.266-268.
Lin, Y. M., & Chen, F. S. (2009). Academic Stress Inventory of Student at
Universities and Colleges of Technology. World Transaction on
Engginering and Technology Education, Vol. 7, No. 2.
Maretha, B. F. (2013). Peran Konformitas dalam Hubungan antara Harga Diri
dan Impulsive Buying pada Remaja Putri. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Mathai, S. T., & Haridas, R., (2014). Personality its impact on impulse buying
behavior among the retail customers in Kochin city. Journal of Business
and Management, 16(4), pp. 48-55.
Mengukur Beban Kuliah Mahasiswa. (2014, Agustus 15). Diakses pada April 03,
2016, from Republika.co.id:
http://www.republika.co.id/berita/koran/pendidikankoran/14/08/15/nacq6x
-mengukur-beban-kuliah-mahasiswa
Mogelonsky, M. (1994). Poor and Unschooled, but a Smart Shopper. Journal of
American Demographics, 16 (7), pp 141-145,.
Moksnes, U.K., Moljord, I.E.O., Espnes, G.A. and Byrne, D.G. (2010), „„The
association between stress and emotional states in adolescents: the role of
gender and self-esteem‟‟, Personality and Individual Differences, Vol. 49
No. 5, pp. 430-5.
Mowen, J. C., Minor, M. (2001) Consumer Behavior, 5th
Ed. America: Harcourt.
Mururganantham, G., & Bhakat, R. S. (2003). A Review of Impulse Buying
Behavior. International Journal of Marketing Studies 5(3), 149-160.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Nanwani, A. A. (2009). Faktor-Faktor Penyebab Stres Akademik Pada Siswa
kelas 5 SD Jubilee. Journal Psiko-Edukasi, Vol. 7, pp 46-61.
Nilai Kuliah Jeblok Mahasiswa UI Nekat Bunuh Diri. (10 juni2016). Diakses
pada Januari 14, 2017, from Bintang.com:
http://www.bintang.com/lifestyle/read/2527768/nilai-kuliah-jeblok-
mahasiswa-ui-nekat-bunuh-diri
Noor, J. (2011). Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah.
Jakarta. Prenada Media.
Pebelanja Indonesia Makin Impulsif. Post Industrial. (31 Juli 2011) Vol. 02 No.
07. Diakses pada Januari 14, 2017, from issuu.com:
http://issuu.com/industrialpost/docs/industrialpostedisi_8.
Prasetyo, B., Jannah, L. M. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Rook, Dennis. (1987). The Buying Impulse. Journal of Consumer Research,
Vol.14 (September 1987), pp. 189-199.
Rook, D. W., & Fisher, R. J. (1995). Normative Influences on Impulsive Buying
Behavior. The Journal of Consumer Research, Vol. 22, iss(3), pp 305-313.
http://dx.doi.org/10.1086/209452.
Rook, D. W., & Gardner, M. P. (1993). In the Mood: Impulse Buying‟s Affective
Antecedents. Research in Consumer Behavior, 6(7), pp 1-28.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi: Dari Blog menjadi Buku.
Yogyakarta: USD.
Santoso, S. (2003). SPSS Mengubah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo.
Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Sarafino, E. P. (1990). Health Psychology: Biophysical Interactions. Toronto:
John Wiley & Sons.
Sarafino, E. P. (2008). Health Psychology: Biophysical Interactions. New York:
John Wiley & Sons.
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sarwono, S.W. (1978). Perbedaan antara Pemimpin dan Aktivis dalam Gerakan
Protes Mahasiswa. Jakarta: Bulan Bintang.
Schiffman, L., & Kanuk, L. (2010). Consumer Behavior. New Delhi: Prentice
Hall.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Semuel. H, (2007). Pengaruh Stimulus Media Iklan, Uang Saku, Usia, dan
Gender Terhadap Kecenderungan Perilaku Pembelian Impulsif (Studi
Kasus Produk Pariwisata) Jurnal Ekonomi Universitas Petra. Diakses
tanggal 11 Juli 2016.
Shahjenan, A. Qureshi. JA. Zeb, F, Saifullah. K. (2011). The Effect of Personality
on Impulsive and Compulsive Buying Behaviours. Afr. Journal Bussines
Management. 6. Iss (6), 2187-2194.
Sinha, U., Sharma, V., & Mahendra. K. (2001). Development of a Scale for
Asessing Academic Stress: a Premiliminary Report. Journal of the
Institute of Medicine, 23, pp 105-112.
Sitohang, A. (2009). Hubungan antara Konformitas terhadap Kelompok teman
Sebaya dengan Pembelian Impulsif. Skripsi(Tidak Diterbitkan). Fakultas
Psikologi Universitas Diponegoro Semarang.
Sneath, J. Z., Lacey, R., & Kennett-Hensel, P. A. (2009). Coping with a Natural
Disaster: Losses, Emotions, and Impulsive and Compulsive Buying.
Marketing Letters, Vol. 20 iss (1), pp 45-60.
http://dx.doi.org/10.1007/s11002-008-9049-y.
Stres Ujian Mahasiswa di Tangerang Gantung Diri. (19 mei 2016). Diakses pada
Januari 14, 2017, from Harian Terbit.com:
http://megapolitan.harianterbit.com/megapol/2016/05/19/62016/0/18/Stres
-Ujian-Mahasiswa-di-Tangerang-Gantung-Diri.
Stern, H. (1962). The Significance of Impulse Buying Today. Journal of
Marketing, April, pp 59-62.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: USD.
Swasta & Handoko, (2000). Manajemen Pemasaran, Analisis Perilaku
Konsumen. Jakarta. PT Prenhallindo.
Takwin. (2008). Menjadi Mahasiswa. Diakses pada April 20, 2016, from
bagustakwinmultiply.com:
http://bagustakwin.multiply.com/journal/item/18.
Triandis, H. C. (1994). Culture and Social Behavior. NewYork: McGraw Hill.
Triantoro, S. (2007). Stress Ditinjau Dari Active Coping, Avoidance Coping dan
Negative Coping, Konferensi Nasional Managemen. Fakultas Psikologi
Ahmad Dahan Bandung.
Trihendradi, C. (2009). Step By Step SPSS 16 Analisis Data Statistik. Yogyakarta:
CV. Andi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Uskun, E., Kisioglu, N. A., & Ozturk, M. (2008). Stres and Its Effect on
Depression And Anxiety Among Undergraduates. Primary Care And
Community Psychiatry . Vol 13, (2), pp 73-82.
Verplanken, B., Herabadi, A. (2001). Individual Differencies In Impulse Buying
Tendency: Feeling And No Thinking. European Journal of Personality.
Eur. J. Press.
Verplanken, B., Sato, A. (2011). The Psychology of Impulse Buying: An
Integrative Self-Regulation Approach. Springer Science + Business
Media. LLC. 34, pp 197-210.
Vohs, Kathleen D., Faber, Ronald J. (2007). Spent Resources: Self Regulatory
Resource Availability Affects Impulse Buying. Journal of Consumer
Research, Vol. 33, March, pp 537-547.
Womble, L. P. (2001). Impact of Stress Factors on College Student Academic
Performance. University of North California at Charlotte. Diakses pada
Mei 18, 2016: http://journal.com.
Wood, M. (1998). Socio-economic Status, Delay of Gratification, and Impulse
Buying. Journal of Economic Psychology, 19, pp 295-320.
Youn, S., & Faber, R. J.(2000). Impulse Buying: Its Relation to Personality Traits
and Cues. Advances in Consumer Research, Vol 27, pp 179-185.
Zeidner, M. (1992). Sources of academic stress: The case of first year Jewish and
Arab college students in Israel. Higher Education, 24, 25-40.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 1
Skala Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
SKALA PENELITIAN
Digunakan Untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh :
Benedictus Yulivendra Wicaksana
(129114070)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Yogyakarta, November 2016
Kepada:
Yth. Saudara/i yang berpartisipasi
Dengan hormat, saya :
Nama : Benedictus Yulivendra Wicaksana
Fakultas : Psikologi
Universitas : Sanata Dharma Yogyakarta
Dalam rangka penyusunan tugas akhir, untuk menyelesaikan tanggung
jawab saya sebagai mahasiswa. Maka saya memohon bantuan dan kesediaan
Saudara/i untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan yang telah saya
susun dalam skala ini. Tanggapan yang Saudara/i berikan akan terjaga
kerahasiaannya. Oleh karena itu, Saudara/i dimohon untuk menjawab sesuai
dengan keadaan Saudara/i yang sebenarnya.
Saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan Saudara/i untuk
berpartisipasi dalam penelitian saya ini.
Hormat saya,
Benedictus Yulivendra Wicaksana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
DATA IDENTITAS
Inisial :
Usia :
Jenis Kelamin :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
SKALA I
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat 32 pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan
yang ada dengan seksama. Berilah tanda silang (X) di dalam pilihan kotak yang
tersedia, yaitu :
SS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT SESUAI” dengan diri Anda
S : Bila pernyataan tersebut “SESUAI” dengan diri Anda
TS : Bila pernyataan tersebut “TIDAK SESUAI” dengan diri Anda
STS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK SESUAI” dengan diri
Anda
Anda bebas dalam menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam
hal ini tidak ada jawaban yang benar maupun jawaban yang salah, karena
jawaban yang Anda pilih mencerminkan diri Anda masing-masing.
Contoh cara pengisian :
Pernyataan SS S TS STS
Saya gemar membaca majalah X
Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban, Anda dapat memberikan
tanda sama dengan (=) pada jawaban yang telah anda pilih sebelumnya dan
memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih menggambarkan diri Anda.
Contoh koreksi :
Pernyataan SS S TS STS
Saya gemar membaca majalah X X
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat Mengerjakan !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya sering membeli barang tanpa saya sadari kegunaannya
2. Saya kurang cermat menentukan barang yang saya beli
3. Saya sering membeli barang diluar perencanaan
4. Saya suka membeli sesuatu tanpa berfikir terlebih dahulu
5. Saya berpikir cermat sebelum membeli sesuatu
6. Saya selalu hati-hati dalam memutuskan untuk membeli
barang
7. Saya tahu barang yang saya beli adalah barang yang saya
butuhkan
8. Saya hanya membeli barang yang saya rencanakan untuk
dibeli
9. Daripada membeli barang yang menarik, lebih baik saya
membeli barang yang bermanfaat
10. Saya kadang-kadang membeli barang karena saya
menyukainya, bukan karena saya membutuhkannya
11. Saya langsung membeli barang yang saya suka
12. Respon perasaan saya berlebihan saat saya sudah tertarik pada
suatu barang
13. Saya sering menemukan kesulitan untuk melewatkan barang
yang diskon
14. Saya merasa bahwa produk baru tidak harus dibeli saat itu juga
15. Saya bukan tipe orang yang „jatuh cinta pada pandangan
pertama‟ dengan hal-hal yang saya lihat di toko-toko
16. Saya mampu mengontrol perasaan saya saat melihat sesuatu
yang menarik di toko
17. Saya mampu menunda pembelian barang yang saya sukai
18. Saya membeli barang yang saya butuhkan, bukan barang yang
saya sukai
19. Saya sering membeli barang melebihi apa yang saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
rencanakan
20. Saya mudah memutuskan untuk membeli barang-barang yang
saya anggap menarik
21. Saya membeli barang tanpa alasan yang tepat
22. Saya tidak suka berpikir panjang saat memutuskan untuk
membeli
23. Dalam berbelanja, saya membeli barang yang telah saya
rencanakan
24. Saya membeli barnag dengan pertimbangan yang matang
25. Dalam berbelanja, saya fokus pada barang yang saya butuhkan
26. Saya merasa kurang mengontrol perasaan saya saat membeli
barang
27. Saya bisa menjadi sangat bersemangat jika saya melihat
sesuatu yang menarik dan ingin saya beli
28. Saya kadang tidak dapat menekan perasaan untuk membeli
sesuatu
29. Jika saya melihat sesuatu yang baru, saya ingin segera
membelinya
30. Saya tidak akan membeli barang secara berlebihan walaupun
suasana hati saya sedang baik
31. Saya tidak berlebihan merespon barang yang saya sukai
32. Saya mampu mengendalikan suasana hati saya saat berbelanja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
SKALA II
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat 34 pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan
yang ada dengan seksama. Berilah tanda silang (X) di dalam pilihan kotak yang
tersedia, yaitu :
SS : Bila Anda “SANGAT SETUJU” dengan pernyataan tersebut
S : Bila Anda “SETUJU” dengan pernyataan tersebut
N : Bila Anda bersikap “NETRAL” terhadap pernyataan tersebut
TS : Bila Anda“TIDAK SETUJU” dengan pernyataan tersebut
STS : Bila Anda “SANGAT TIDAK SETUJU” dengan pernyataan tersebut
Anda bebas dalam menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam
hal ini tidak ada jawaban yang benar maupun jawaban yang salah, karena
jawaban yang Anda pilih mencerminkan diri Anda masing-masing.
Contoh cara pengisian :
Pernyataan SS S N TS STS
Saya gemar membaca majalah X
Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban, Anda dapat memberikan
tanda sama dengan (=) pada jawaban yang telah anda pilih sebelumnya dan
memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih menggambarkan diri Anda.
Contoh koreksi :
Pernyataan SS S N TS STS
Saya gemar membaca majalah X X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat Mengerjakan !
No. Pernyataan SS S N TS STS
1. Saya merasa kalau bentuk dan isi dari latihan dan tugas
dari beberapa dosen terlalu ketat
2. Saya merasa kalau latihan dan tugas dari beberapa
dosen terlalu sulit
3. Saya merasa kalau latihan dan tugas dari beberapa
dosen terlalu banyak
4. Saya merasa kalau saya tidak mengerti sebagian besar
materi yang diberikan dosen
5. Beberapa dosen menyediakan materi yang terlalu
banyak; hal ini menyebabkan saya tidak dapat
menyelesaikan pembelajaran dan menyerap
pengetahuan
6. Saya merasa kalau ada banyak tekanan karena beberapa
mata kuliah menggunakan bahasa asing
7. Saya merasa kalau saya tidak dapat menyesuaikan
dengan beberapa metode pembelajaran dosen
8. Saya merasa ketika saya masuk ke universitas, saya
tidak bisa mengikuti kecepatan mengajar dosen
9. Dibeberapa perkuliahan, saya harus menghabiskan
banyak waktu untuk mencari data dan informasi
10. Saya merasa kalau orang tua saya berfikir kalau saya
tidak serius dengan kuliah saya
11. Saya mempunyai konflik dengan orang tua saya
dikarenakan prestasi kuliah saya
12. Saya merasa kalau ada perbedaan besar antara hasil
belajar saat kuliah dan saat di SMA
13. Saya khawatir kalau hasil akademik saya tidak akan
memenuhi harapan orang tua saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
14. Saya merasa kalau hasil dari beberapa tes terakhir saya
tidak sempurna dan mengalami kemunduran
15. Saya tidak mendapatkan tidur yang cukup di malam hari
karena saya khawatir akan ujian
16. Saya begadang sebelum semua ujian, baik ujian
semester maupun kuis di kelas
17. Saya kuatir kalau saya harus mengulang mata kuliah
wajib di mana saya gagal
18. Saya merasa kalau ujian dan perkuliahan dari beberapa
mata kuliah sangat bervariasi, ini menyebabkan saya
tidak dapat mempersiapkannya secara matang
19. Saya menemukan masalah tentang bagaimana bekerja
sama dengan teman sekelas saya ketika beberapa latihan
dan tugas mengharuskan kerja kelompok
20. Ketika kerja berkelompok diperlukan untuk
menyelesaikan latihan atau tugas, saya khawatir kalau
saya tidak dapat menemukan anggota kelompok yang
tepat
21. Ketika saya memberikan pidato atau presentasi, saya
khawatir kalau teman sekelas saya akan menertawakan
ketidakmampuan saya menampilkan yang terbaik
22. Terkadang, kata-kata yang digunakan teman sekelas
saya dengan mudah membuat saya tidak percaya diri
dan menyebabkan kerugian bagi saya
23. Saya merasa gugup ketika harus membuat pidato atau
memberikan presentasi
24. Ketika saya ingin belajar sendiri, saya sering terganggu
dengan obrolan teman sekelas
25. Saya merasa kalau teman kelas saya sangat berisik
selama pembelajaran, dan ini mempengaruhi situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
kelas saya
26. Saya merasa kalau ada persaingan terbuka dan
perjuangan terselubung diantara teman sekelas
dikarenakan alasan prestasi akademik
27. Saya sangat khawatir kalau hasil akademik saya tidak
sebaik teman sekelas saya
28. Saya merasa bahwa saya tidak dapat menyesuaikan dan
mengatur waktu antara aktifitas akademik dan sosial
secara efektif
29. Saya merasa sangat sulit bagi saya untuk
menyeimbangkan antara aktifitas sosial dan akademik
30. Saya merasa kalau aktifitas sosial dan organisasi siswa
mempengaruhi aktifitas akademik saya
31. Saya merasa kalau level pembelajaran saya tidak sebaik
teman sekelas saya
32. Saya merasa kalau saya mempunyai banyak mata
pelajaran yang membuat saya berusaha melebihi
kapasitas saya
33. Saya merasa kalau saya kurang tertarik dengan beberapa
mata kuliah atau hal-hal akademik
34. Saya merasa kalau setelah masuk ke universitas prestasi
saya tidak sebagus yang saya harapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 2
Reliabilitas Skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
A. Reliabilitas Skala Kecenderungan Impulsive Buying
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.916 32
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
ITEM.1 67.4130 107.476 .513 .914
ITEM.2 67.3587 108.430 .475 .914
ITEM.3 67.1087 107.351 .515 .914
ITEM.4 67.4565 107.020 .592 .913
ITEM.5 67.5761 105.368 .707 .911
ITEM.6 67.5217 105.153 .657 .911
ITEM.7 67.6304 111.884 .270 .916
ITEM.8 67.1413 108.255 .463 .914
ITEM.9 67.5761 110.840 .253 .917
ITEM.10 66.9130 107.113 .533 .913
ITEM.11 67.4457 109.151 .426 .915
ITEM.12 67.0761 107.104 .492 .914
ITEM.13 67.3370 106.424 .486 .914
ITEM.14 67.8370 109.303 **.371 .916
ITEM.15 67.4674 109.482 .290 .917
ITEM.16 67.6957 107.335 .552 .913
ITEM.17 67.7935 110.781 **.378 .915
ITEM.18 67.5761 107.829 .508 .914
ITEM.19 67.0543 106.426 .569 .913
ITEM.20 67.0543 107.942 .456 .914
ITEM.21 67.4565 106.866 .586 .913
ITEM.22 67.4348 107.941 .503 .914
ITEM.23 67.4457 110.052 .365 .916
ITEM.24 67.5326 108.406 .478 .914
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
ITEM.25 67.4457 112.008 .209 .917
ITEM.26 67.2391 106.008 .575 .913
ITEM.27 66.6957 105.862 .584 .912
ITEM.28 67.2065 105.374 .664 .911
ITEM.29 67.5000 107.396 .506 .914
ITEM.30 67.4130 108.311 .513 .914
ITEM.31 67.5000 109.945 .390 .915
ITEM.32 67.6196 106.656 .569 .913
Abu-abu :Seleksi pertama menggunakan kriteria indeks daya
beda 0,30
Tanda (**) :Seleksi keduasecara manual dengan melihat dua
skor terendah pada aspek afektif untuk
menstabilkan jumlah aitem
B. Reliabilitas Skala Stres Akademik
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.895 14
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item4 42.21 78.900 .540 .889
item5 41.98 75.623 .675 .883
item6 42.00 76.116 .662 .884
item7 42.18 79.136 .516 .890
item8 41.98 76.025 .662 .884
item13 41.40 80.252 .378 .897
item15 42.22 78.695 .549 .889
item17 41.66 76.304 .610 .886
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
item20 41.68 76.289 .595 .887
item21 42.20 79.136 .508 .891
item22 42.20 78.867 .536 .889
item23 42.00 75.573 .680 .883
item24 41.67 76.202 .622 .886
item27 41.68 76.289 .595 .887
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
45.16 89.030 9.436 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 3
Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
SKALA PENELITIAN
Digunakan Untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh :
Benedictus Yulivendra Wicaksana
(129114070)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Yogyakarta, November 2016
Kepada:
Yth. Saudara/i yang berpartisipasi
Dengan hormat, saya :
Nama : Benedictus Yulivendra Wicaksana
Fakultas : Psikologi
Universitas : Sanata Dharma Yogyakarta
Dalam rangka penyusunan tugas akhir, untuk menyelesaikan tanggung
jawab saya sebagai mahasiswa. Maka saya memohon bantuan dan kesediaan
Saudara/i untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan yang telah saya
susun dalam skala ini. Tanggapan yang Saudara/i berikan akan terjaga
kerahasiaannya. Oleh karena itu, Saudara/i dimohon untuk menjawab sesuai
dengan keadaan Saudara/i yang sebenarnya.
Saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan Saudara/i untuk
berpartisipasi dalam penelitian saya ini.
Hormat saya,
Benedictus Yulivendra Wicaksana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
DATA IDENTITAS
Inisial :
Usia :
Jenis Kelamin :
Semester :
Uang Saku Perbulan (lingkari salah satu) : a. Rp 500.000,00 - Rp
1.000.000,00
b. Rp 1.000.000,00 - Rp
2.000.000,00
c. Rp 2.000.000,00 - Rp
3.000.000,00
d. Lebih dari Rp 3.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
SKALA I
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat 26 pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan
yang ada dengan seksama. Berilah tanda silang (X) di dalam pilihan kotak yang
tersedia, yaitu :
SS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT SESUAI” dengan diri Anda
S : Bila pernyataan tersebut “SESUAI” dengan diri Anda
TS : Bila pernyataan tersebut “TIDAK SESUAI” dengan diri Anda
STS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK SESUAI” dengan diri
Anda
Anda bebas dalam menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam
hal ini tidak ada jawaban yang benar maupun jawaban yang salah, karena
jawaban yang Anda pilih mencerminkan diri Anda masing-masing.
Contoh cara pengisian :
Pernyataan SS S TS STS
Saya gemar membaca majalah X
Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban, Anda dapat memberikan
tanda sama dengan (=) pada jawaban yang telah anda pilih sebelumnya dan
memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih menggambarkan diri Anda.
Contoh koreksi :
Pernyataan SS S TS STS
Saya gemar membaca majalah X X
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat Mengerjakan !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya sering membeli barang tanpa saya sadari kegunaannya
2. Saya kurang cermat menentukan barang yang saya beli
3. Saya sering membeli barang diluar perencanaan
4. Saya suka membeli sesuatu tanpa berfikir terlebih dahulu
5. Saya berpikir cermat sebelum membeli sesuatu
6. Saya selalu hati-hati dalam memutuskan untuk membeli
barang
7. Saya hanya membeli barang yang saya rencanakan untuk
dibeli
8. Saya kadang-kadang membeli barang karena saya
menyukainya, bukan karena saya membutuhkannya
9. Saya langsung membeli barang yang saya suka
10. Respon perasaan saya berlebihan saat saya sudah tertarik pada
suatu barang
11. Saya sering menemukan kesulitan untuk melewatkan barang
yang diskon
12. Saya mampu mengontrol perasaan saya saat melihat sesuatu
yang menarik di toko
13. Saya membeli barang yang saya butuhkan, bukan barang yang
saya sukai
14. Saya sering membeli barang melebihi apa yang saya
rencanakan
15. Saya mudah memutuskan untuk membeli barang-barang yang
saya anggap menarik
16. Saya membeli barang tanpa alasan yang tepat
17. Saya tidak suka berpikir panjang saat memutuskan untuk
membeli
18. Dalam berbelanja, saya membeli barang yang telah saya
rencanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
19. Saya membeli barang dengan pertimbangan yang matang
20. Saya merasa kurang mengontrol perasaan saya saat membeli
barang
21. Saya bisa menjadi sangat bersemangat jika saya melihat
sesuatu yang menarik dan ingin saya beli
22. Saya kadang tidak dapat menekan perasaan untuk membeli
sesuatu
23. Jika saya melihat sesuatu yang baru, saya ingin segera
membelinya
24. Saya tidak akan membeli barang secara berlebihan walaupun
suasana hati saya sedang baik
25. Saya tidak berlebihan merespon barang yang saya sukai
26. Saya mampu mengendalikan suasana hati saya saat berbelanja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
SKALA II
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat 34 pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan
yang ada dengan seksama. Berilah tanda silang (X) di dalam pilihan kotak yang
tersedia, yaitu :
SS : Bila Anda “SANGAT SETUJU” dengan pernyataan tersebut
S : Bila Anda “SETUJU” dengan pernyataan tersebut
N : Bila Anda bersikap “NETRAL” terhadap pernyataan tersebut
TS : Bila Anda“TIDAK SETUJU” dengan pernyataan tersebut
STS : Bila Anda “SANGAT TIDAK SETUJU” dengan pernyataan tersebut
Anda bebas dalam menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam
hal ini tidak ada jawaban yang benar maupun jawaban yang salah, karena
jawaban yang Anda pilih mencerminkan diri Anda masing-masing.
Contoh cara pengisian :
Pernyataan SS S N TS STS
Saya gemar membaca majalah X
Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban, Anda dapat memberikan
tanda sama dengan (=) pada jawaban yang telah anda pilih sebelumnya dan
memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang lebih menggambarkan diri Anda.
Contoh koreksi :
Pernyataan SS S N TS STS
Saya gemar membaca majalah X X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Pastikan tidak ada jawaban yang terelwatkan. Selamat Mengerjakan !
No. Pernyataan SS S N TS STS
1. Saya merasa kalau saya tidak mengerti sebagian besar
materi yang diberikan dosen
2. Beberapa dosen menyediakan materi yang terlalu
banyak; hal ini menyebabkan saya tidak dapat
menyelesaikan pembelajaran dan menyerap
pengetahuan
3. Saya merasa kalau ada banyak tekanan karena beberapa
mata kuliah menggunakan bahasa asing
4. Saya merasa kalau saya tidak dapat menyesuaikan
dengan beberapa metode pembelajaran dosen
5. Saya merasa ketika saya masuk ke universitas, saya
tidak bisa mengikuti kecepatan mengajar dosen
6. Saya khawatir kalau hasil akademik saya tidak akan
memenuhi harapan orang tua saya
7. Saya tidak mendapatkan tidur yang cukup di malam hari
karena saya khawatir akan ujian
8. Saya kuatir kalau saya harus mengulang mata kuliah
wajib di mana saya gagal
9. Ketika kerja berkelompok diperlukan untuk
menyelesaikan latihan atau tugas, saya khawatir kalau
saya tidak dapat menemukan anggota kelompok yang
tepat
10. Ketika saya memberikan pidato atau presentasi, saya
khawatir kalau teman sekelas saya akan menertawakan
ketidakmampuan saya menampilkan yang terbaik
11. Terkadang, kata-kata yang digunakan teman sekelas
saya dengan mudah membuat saya tidak percaya diri
dan menyebabkan kerugian bagi saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
12. Saya merasa gugup ketika harus membuat pidato atau
memberikan presentasi
13. Ketika saya ingin belajar sendiri, saya sering terganggu
dengan obrolan teman sekelas
14. Saya sangat khawatir kalau hasil akademik saya tidak
sebaik teman sekelas saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 4
Deskripsi Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
A. Stres Akademik dan Kecenderungan Impulsive Buying
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation
IB 200 69.67 8.643
SA 200 43.65 7.328
One-Sample Test
One-Sample Test
Test Value = 42
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
SA 3.184 199 .002 1.650 .63 2.67
One-Sample Test
Test Value = 65
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
IB 7.642 199 .000 4.670 3.46 5.88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 5
Uji Asumsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
A. Uji Normalitas
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
IB 200 59.7% 135 40.3% 335 100.0%
SA 200 59.7% 135 40.3% 335 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
IB .081 200 .003 .973 200 .001
SA .059 200 .086* .991 200 .240
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
B. Uji Linearitas
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
IB * SA 200 59.7% 135 40.3% 335 100.0%
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
IB * SA Between
Groups
(Combined) 3081.336 34 90.628 1.269 .165
Linearity 670.985 1 670.985 9.396 .003
Deviation from
Linearity 2410.352 33 73.041 1.023 .443
Within Groups 11782.884 165 71.411
Total 14864.220 199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
IB * SA .212 .045 .455 .207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 6
Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Uji Hipotesis Spearman Rho
Correlations
IB SA
Spearman's rho IB Correlation Coefficient 1.000 .216**
Sig. (1-tailed) . .001
N 200 200
SA Correlation Coefficient .216** 1.000
Sig. (1-tailed) .001 .
N 200 200
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 7
Analisis Tambahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
A. Stres Akademik Berdasarkan Uang Saku Perbulan
Ranks
Saku N Mean Rank Sum of Ranks
IV 1 103 96.04 9329.50
2 83 90.58 7875.50
Total 186
Test Statisticsa
VAR00005
Mann-Whitney U 3973.500
Wilcoxon W 9329.500
Z -.690
Asymp. Sig. (2-tailed) .490
a. Grouping Variable: Uang Saku Perbulan
B. Kecenderungan Impulsive Buying Berdasarkan Uang Saku Perbulan
Ranks
Saku N Mean Rank Sum of Ranks
DV 1 103 83.34 8584.50
2 83 106.10 8806.50
Total 186
Test Statisticsa
DV
Mann-Whitney U 3.228E3
Wilcoxon W 8.584E3
Z -2.869
Asymp. Sig. (2-tailed) .004
a. Grouping Variable: Uang Saku Perbulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI