hubungan antara stres kerja dengan pemilihan …

6
PENDAHULUANkuali t as pelayanannya t er hadap masyar akat yang Di era i ndust r iali sasi sepert i sekar ang ini , Rumahmembut uhkan. Amer ican Hospit al Associat ion ( dal am Sakit menj adi i nst itusi yang ber sif at sosio-ekonomisAzwar , 1996) Rumah Sakit adalah suatu or gani sasi, yang ber fungsi dan ber t ugas untuk member ikanmelalui t enaga pr ofesi onal yang t eror ganisasi sert a pelayanan kesehat an kepada masyar akat secar asarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan kesel uruhan.Dikarenakan Rumah Saki t sebagaipelayanan kedokt er an, asuhan keperawat an yang pusat rujukan dar i pel ayanan kesehatan tingkat berkesinambungan, di agnosi s serta pengobatan dasar, maka pelayanan Rumah Saki t per lu menj agapenyaki t yang dider it a pasi en. Keberhasi lan suatu Rumah Sakit dalam menj al ankan f ungsi nya dit andai Jurnal Psikoislami ka I Vol ume 11 Nomor 1 Tahun 201423 Akmal Mi zan Makar im Endah Kur niawat i P Fakultas Psi kol ogi Univer sitas I slam Negeri ( UIN)Maulana Mal i k Ibr ahim Mal ang Jl. Gaj ayana 50 Malang Tel p. 0341- 558916 Abstract :The pur pose of this study is (1) To det ermi ne the l evel of str ess experienced by nur ses working i n the Islamic Hospi t al Uni sma Malang. (2) To det ermi ne the sel ect ion of copi ng st r at egies do nur ses i n Islamic Hospi t al Uni sma Malang. (3) To det ermi ne the relationship bet ween j ob str ess and copi ng str ategies i n the sel ect ion of nurses at the Islamic Hospi t al Uni sma Malang . The method used in this r esear ch i s descri pt ive quanti tati ve by using two var i ables , i ndependent vari able (X) is the stress of wor k and the dependent var i able ( Y) is a coping str at egy. In thi s study, sampl es t aken amount ed t o 75 nur ses. The scal e used i s t he Li kert scal e and t he sampling t echnique used f or thi s study is the r andom t echnique. The cal culat ion used i s t he pr oduct moment correlati on with aided by the sof t ware SPSS 16.0 for Windows. The result s of this study, the str ess exper ienced by nurses wor king i n the I slamic Hospi tal Uni sma Malang is 8 nurses (10.67%) had a hi gh impact j ob stress, 44 nur ses (58.67%) exper ienced moderat e the impact of wor k str ess, and 23 nur ses ( 30. 67%) had a low i mpact wor k st r ess. While t he number of nurses who choose copi ng str at egi es were 37 nur ses choose t o use Focus Pr oblems Copi ng and 38 other nur ses pick Emotion Coping Focus . Based on the result s it can be seen t hat the stress of wor k l ooks t owar ds a posi t ive corr el at ion wi th problem focused coping. This is i ndicat ed by the number r xy = 0.095 and p = 0. 418. I t can be concl uded despi t e j ob stress has no associ at i on wi th probl em f ocused copi ng. While t he resul t s of the data shown j ob stress has a negati ve corr elati on with emot i on focused t owar ds copi ng. This is i ndicat ed by the number rxy = - 0.186 and p = 0.110. I t can be concluded despi t e j ob stress has no associ at ion wit h emotion focused copi ng. Keywor d : St r es Kerj a, Str at egi Copi ng PSIKOI SLAMIKA. Jur nal Psi kologi I slam ( JPI ) copyr i ght © 2014 Labor at or i um Penelit i an, Kaj ian Psi kologi I slam dan Pener bi t an. Volume 11. Nomor 1, Tahun 2014 HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PEMI LIHAN STRATEGI COPI NG PADA PERAWAT Dl RUAAAH SAKI T I SLAM UNISMAMALANG

Upload: others

Post on 16-Jan-2022

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENDAHULUANkualitas pelayanannya terhadap masyarakat yangDi era industrialisasi seperti sekarang ini, Rumahmembutuhkan. American Hospital Association (dalam

Sakit menjadi institusi yang bersifat sosio-ekonomisAzwar, 1996) Rumah Sakit adalah suatu organisasi,yang berfungsi dan bertugas untuk memberikanmelalui tenaga profesional yang terorganisasi sertapelayanan kesehatan kepada masyarakat secarasarana kedokteran yang permanen menyelenggarakankeseluruhan.Dikarenakan Rumah Sakit sebagaipelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yangpusat rujukan dari pelayanan kesehatan tingkatberkesinambungan, diagnosis serta pengobatandasar, maka pelayanan Rumah Sakit perlu menjagapenyakit yang diderita pasien.Keberhasilan suatu

Rumah Sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai

Jurnal Psikoislamika I Volume 11 Nomor 1 Tahun 201423

Akmal Mizan MakarimEndah Kurniawati P

Fakultas PsikologiUniversitas Islam Negeri (UIN)Maulana Malik Ibrahim Malang

Jl. Gajayana 50 Malang Telp. 0341-558916

Abstract :The purpose of this study is (1) To determine the level of stress experienced bynurses working in the Islamic Hospital Unisma Malang. (2) To determine the selection of copingstrategies do nurses in Islamic Hospital Unisma Malang. (3) To determine the relationshipbetween job stress and coping strategies in the selection of nurses at the Islamic HospitalUnisma Malang .The method used in this research is descriptive quantitative by using twovariables , independent variable (X) is the stress of work and the dependent variable (Y) isa coping strategy. In this study, samples taken amounted to 75 nurses. The scale used is theLikert scale and the sampling technique used for this study is the random technique. Thecalculation used is the product moment correlation with aided by the software SPSS 16.0 forWindows.The results of this study, the stress experienced by nurses working in the IslamicHospital Unisma Malang is 8 nurses (10.67%) had a high impact job stress, 44 nurses (58.67%)experienced moderate the impact of work stress, and 23 nurses (30.67%) had a low impactwork stress. While the number of nurses who choose coping strategies were 37 nurses chooseto use Focus Problems Coping and 38 other nurses pick Emotion Coping Focus . Based on theresults it can be seen that the stress of work looks towards a positive correlation with problemfocused coping. This is indicated by the number rxy = 0.095 and p = 0.418. It can be concludeddespite job stress has no association with problem focused coping. While the results of thedata shown job stress has a negative correlation with emotion focused towards coping. Thisis indicated by the number rxy = -0.186 and p = 0.110. It can be concluded despite job stresshas no association with emotion focused coping.

Keyword : Stres Kerja, Strategi Coping

PSIKOISLAMIKA. Jurnal Psikologi Islam (JPI) copyright © 2014 Laboratorium Penelitian, KajianPsikologi Islam dan Penerbitan. Volume 11. Nomor 1, Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJADENGAN PEMILIHAN STRATEGI COPINGPADA PERAWAT Dl RUAAAH SAKIT ISLAM

UNISMAMALANG

JurnaL Psikojslamika I Volume 11 Nomor 1 Tahun 201424

kerja atau depresi (Rahman, 2010), sedangkanAmerican National Association for OccupationalHealth (ANAOH) menempatkan kejadian stres kerjapada perawat berada diurutan paling atas padaempat puluh pertama kasus stres kerja pada parapekerja. Hal ini dapat disebabkan oleh tugas-tugasperawat yang sering monoton dan kondisi ruanganyang sempit, biasanya dirasakan oleh perawatyang bertugas di bagian bangsal.Tuntutan untukbertindak cepat dan tepat dalam menangani pasienbiasanya dihadapi oleh perawat diruang gawatdarurat atau bagian kecelakaan.Hasil penelitianSelye (1996) menunjukkan bahwa alasan profesiperawat mempunyai resiko yang sangat tinggiterpapar oleh stres dikarenakan perawat memilikitugas dan tanggung jawab yang sangat tinggiterhadap keselamatan nyawa manusia. Lebih lanjutdijelaskan, pekerjaan perawat mempunyai beberapakarakteristik yang dapat menciptakan tuntutan kerjayang tinggi dan menekan.Karakteristik tersebutadalah otoritas bertingkat ganda, heterogenitaspersonalia, ketergantungan dalam pekerjaan danspesialisasi, budaya kompetitif di Rumah Sakit,jadwal kerja yang ketat dan harus siap kerja setiapsaat serta tekanan-tekanan dari teman sejawat.

Pemahaman tentang stres sangat pentinguntuk diketahui setiap perawat. Bagi setiap perawatmempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalammenahan stres, hal tersebut bergantung jenis, lama,dan frekuensi stres yang dialami oleh perawat.Menurut Dantzer dan Kelley, (1989) makin kuatstressor, makin lama dan sering terjadi, sangatberpotensi menurunkan daya tahan tubuh danmudah menimbulkan penyakit, (Widyastuti, 1999).Mengelola stres pekerjaan perawat di tempatkerja, lebih bersifat pemahaman akan penyebabstres dan perawat harus mengambil tindakan untukmenguranginya dalam rangka pencapaian tujuankeperawatan. Kondisi dan beban kerja adalah pentingmenjadi perhatian untuk mengidentifikasi penyebabstres yang potensial dan pemecahannya, karenastres akan selalu menimpa perawat maupun RumahSakit. Stres sebagai suatu ketidakseimbangan antarakeinginan dan kemampuan memenuhinya sehinggamenimbulkan konsekuensi penting bagi perawat.Menurut Robbins (2001:563) stres juga dapat diartikansebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis

seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana

untuk mencapai kesempatan tersebut terdapatbatasan dan penghalang atau dapat diartikan sebagaisuatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisikatau psikis seseorang karena adanya tekanan dari

dengan adanya peningkatan mutu pelayananRumah Sakit.Mutu Rumah Sakit sangat dipengaruhioleh beberapa faktor.Faktor yang paling dominanadalah sumber daya manusia yaitu perawat dankaryawan yang bekerja didalamnya.Banyak masalahyang harus dihadapi, baik dari keluarga pasien,beban kerja berlebihan dan harus lebih giat untukkeselamatan pasien, kadang mengalami tekanan danketidakpastian.Situasi inilah yang sering memicuterjadinya stres kerja.

Stres yang berkaitan dengan pekerjaan hampirmenyentuh setiap orang. Beberapa jenis pekerjaanpenuh dengan stres karena sif at dasarnya mempunyaiandil yang besar terhadap timbulnya gangguankesehatan.Jenis pekerjaan ini misalnya pengaturlalu lintas udara, polisi, perawat, paramedis danpemadam kebakaran (Ardan, 2006).Dari penjelasantentang beberapa pekerjaan diatas, yang lebihrentan mengalami stres adalah perawat, karenaperawat mempunyai banyak faktor yang dapatmenyebabkan mereka mengalami stres dalampekerjaannya. Beberapa literature mengemukakanfaktor yang mempengaruhi stres kerja perawat disebuah Rumah Sakit dari yang paling dominan yaitubeban kerja, hubungan interpersonal lingkunganfisik, macam penyakit, pembuatan keputusan dankasus. Lima sumber stress kerja secara berturut-

turut yaitu beban kerja berlebihan, kesulitanmerawat pasien kritis, berurusan dengan pengobatandan perawatan pasien serta kegagalan merawatpasien (Gilles, 1995). Dalam kamus psikologi, stresmerupakan suatu keadaan tertekan baik itu secarafisik maupun psikologis.Stres bersumber dari frustasidan konflik yang dialami individu yang dapat berasaldari berbagai bidang kehidupan manusia (Ardani,2007: 37). Stres kerja yang dihadapi oleh perawatakan sangat mempengaruhi kualitas pelayanankeperawatan yang diberikan kepada pasien (Robin,1998), sedangkan menurut penelitian Baker, dkk(1998) stres yang dialami seseorang akan merubahcara kerja sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, orangtersebut cenderung sering mudah terserang penyakityang cenderung lama penyembuhannya karenatubuh tidak banyak memproduksi sel-sel kekebalantubuh ataupun sel-sel antibody, karena kesehatandan efektifitas kerja karyawan berpengaruh padaaspek fisik dan psikologis.

Penelitian yang dilakukan oleh NationalInstitute for Occupational Safety and Health (NIOSH)menunjukkan bahwa pekerjaan-pekerjaan yangberhubungan dengan Rumah Sakit atau kesehatanmemiliki kecenderungan tinggi untuk terkena stres

25Jurnal Psikoislamika I Volume 11 Nomor 1 Tahun 2014

penelitian inferensial (dalam rangka pengujianhipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnyapada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesisnihil. Dengan metode kuantitatif akan diperolehsignifikansi hubungan antar variabel yang diteliti.Rancangan penelitian ini menggunakan penelitiankuantitatif korelasional.Penelitian korelasionalmerupakan penelitian yang dimaksudkan untukmengetahui ada tidaknya hubungan antara duaatau beberapa variabel (Suharsimi, 1995:326).Padaintinya penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahuikorelasi dua variabel. Variabel bebas dan variabelterikat dengan mengetahui sejauh mana hubunganstrategi coping dengan stres kerja antara lain :a.Variabel bebas yaitu Stres Kerja

a.Variabel terikat yaitu Strategi CopingPenelitian ini merupakan jenis penelitiancross sectional dimana waktu pengukuran /observasi data variabel bebas (independen)dan variabel terikat (dependen) hanya satukali pada satu saat (Nursalam, 2008:83).Didalam sebuah penelitian, penting adanyasebuah definisi operasional dengan tujuanadanya suatu kesamaan pandangan danpersepsi antara peneliti dan pembacamengenai obyek atau variabel penelitian.Adapun definisi operasional untuk variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

b.Stres Kerja dapat diartikan sebagai suatukeadaan yang bersifat potensial maupunnyata yang penuh dengan tekanan danmelibatkan tuntutan fisik serta psikologisyang diakibatkan karena peristiwa ataukondisi dalam lingkungan pekerjaan yangsifatnya relatif karena dipengaruhi olehpenyesuaian diri. Pemahaman mengenaistres dapat dilakukan dengan mengetahuiterlebih dahulu sumber potensionalpenyebab stres. Keadaan ini sering kalimempengaruhi keadaan fisiologis, psikologisdan perilaku seseorang, yang akan diungkapmelalui skala Stres kerja yang berasaldari : (1) konflik kerja, (2) Beban kerja,(3) waktu kerja, (4) kepemimpinan.

b.Strategi Coping adalah suatu proses tertentuyang disertai dengan suatu usaha yang dilakukanindividu untuk menghadapi dan mengantisipasisituasi dan kondisi yang bersifat menekanatau mengancam baik fisik maupun psikis yangdiprediksi akan dapat membebani dan melampauikemampuan dan ketahanan individu yangbersangkutan. Proses tersebut dapat berupa

dalam ataupun dari luar diri seseorang yang dapatmengganggu pelaksanaan kerja mereka.

Dalam hal ini pertu adanya proses adaptasibagi perawat terhadap adanya stres mengingatdampaknya yang begitu besar, dan keberhasilandalam adaptasi tergantung dari kuat tidaknyamekanisme pertahanan jiwa (coping) seseorang.Apabila mekanisme pertahanan jiwa (coping) seseorangcukup kuat untuk menghadapi dan melawan stressor,maka kondisi stres ini akan berakhir dengan baik,artinya individu tersebut tidak terganggu denganadanya stressor, begitu juga sebaliknya. Mekanismepertahanan jiwa (coping) adalah proses pemecahanmasalah dimana seseorang mempergunakannyauntuk mengelola kondisi stres. Macam-macam

coping yang digunakan individu sering berhubunganerat dengan persepsi individu terhadap peristiwastres. Sementara menurut Stone dan Neale (1994)coping adalah perilaku dan pikiran yang secara sadardigunakan untuk mengatasi atau mengontrol akibatyang ditimbulkan dari situasi yang menyebabkanstres atau stressor.

Lazarus dan Folkman (1984) mengartikancoping stres sebagai cara atau usaha yang dilakukanindividu baik secara kognitif maupun perilaku dengantujuan untuk menghadapi dan mengatasi tuntutan-tuntutan internal maupun eksternal yang dianggapsebagai tantangan atau permasalahan bagi individu(Thoits, 1986: 417). Usaha kognitif yang dilakukanseseorang dalam menghadapi stres menunjukkanbahwa coping stres mampu dipelajari seseorang.Secara umum, Lazarus dkk (Smet, 1994:143)menyebutkan dua jenis coping yang dilakukanindividu apabila menghadapi masalah atau stresyaitu strategi coping yang berfokus pada masalahdan strategi coping yang berfokus pada emosi.Strategi coping berfokus masalah merupakan prosesseseorang untuk dapat memfokuskan pada masalahatau situasi spesifik yang telah terjadi, sambilmencoba menemukan cara untuk mengubahnyaatau menghindarinya di kemudian hari (Bishop,1994). Menurut Lazarus dan Folkman (Smet,1994:143), problem-focused coping, digunakan untukmengurangi stressor dengan mempelajari cara-caraatau keterampilan yang baru. Sedangkan emotion-focused coping digunakan untuk mengatur responemosional terhadap stres.

METODEDalam penerapan metode penelitian, yang

digunakan adalah penelitian kuantitatif yang padadasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada

Jurnal Psikoislamika I Volume 11 Nomor 1 Tahun 201426

sering mengganggu keseimbangan tersebut seringdisebut sebagai rangsangan.Menurut Hans Selyeseorang tokoh yang pertama kali mengemukakankonsep stres kerja dengan pendekatan biologi padatahun 1930-an, stres kerja dipandang sebagai suatusindrom adaptasi umum yang ditampilkan organismedalam menghadapi tuntutan atau tantangan.Stres adaiah suatu kondisi yang disebabkan olehtransaksi antara individu dengan lingkungan yangmenimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumberdaya dalam sistem biologis, psikologis dan sosialdari seseorang (Sarafino, 1990).

Dari data yang berhasil didapatkan bahwadiketahui frekuensi dan prosentase mengenaistres kerja yang terjadi Rumah Sakit Islam UNISMAMalang. Data yang didapatkan juga menggambarkandari 75 responden, 8 perawat (10,67%) mengalamidampak stres kerja yang tinggi, 44 perawat (58,67%)mengalami dampak stres kerja yang sedang, dan 23perawat (30,67%) mengalami dampak stres kerjayang rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhidari timbulnya stress kerja pada perawat tersebutadaiah konflik kerja, beban kerja, waktu kerja dankepemimpinan yang ada di Rumah Sakit Islam UnismaMalang tersebut. Hal yang paling berpengaruh dariempat faktor tersebut adaiah konflik kerja danbeban kerja. Kita bisa mengetahui secara pastibahwa perawat adaiah pekerjaan yang tidak mudahkarena harus selalu membiasakan diri untuk beradadalam situasi mendadak dan tugas yang belumdiketahui sebelumnya. Menurut Mangkunegara(2008:157) berpendapat bahwa: "Penyebab stresskerja, antara lain beban kerja yang dirasakanterlalu berat, waktu kerja yang mendesak, kualitaspengawasan kerja yang rendah, iklim kerja yangtidak sehat, otoritas kerja yang tidak memadai yangberhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja,perbedaan nilai antara karyawan dengan pemimpinyang frustasi dalam kerja". Faktor konflik kerjadalam hal ini berada pada faktor pertama karenadalam hal ini terjadi adanya perbedaan pendapatdalam menangani pasien, ketidaksetujuan dari paraperawat, dan ketidaksesuaian tujuan dari masing-masing perawat.Faktor kedua adaiah beban kerjayang diterima setiap perawat dalam Rumah Sakittersebut. Indikator yang terdapat dalam beban

kerja ini sering dirasakan oleh perawat diantaranyaadaiah ketika dihadapkan pada banyak pekerjaansekaligus, tidak mempunyai waktu yang cukup dalammenyelesaikan pekerjaan tersebut serta standartyang diterapkan terlalu tinggi dalam pekerjaan

menguasai kondisi yang ada, menerima kondisiyang dihadapi, melemahkan atau memperkecHmasalah yang dihadapi. Skala dalam StrategiCoping yang akan diungkap adaiah (1) emotionfocused coping (coping yang berpusat padaemosi), (2) problem focused coping (copingyang berpusat pada masalah).Adapun populasi dalam penelitian ini adaiahseluruh perawat yang sekarang masih bekerjadi Rumah Sakit Islam Unisma Malang yangberjumlah lebih dari 109 orang.Hasil penelitianini diperlukan bagi para perawat, khususnyadalam upaya membantu perawat untuk dapatmemperbaiki mood dan membantu menetralkanefek-efek negatif dari stres, sehingga dapatmengurangi stres dan meningkatkan emosi-emosi positif saat sedang bekerja menanganipara pasien dengan latar belakang apapun.Sedangkan sampel yang digunakan dalampenelitian ini sebanyak 75 perawat yaitu 69%dari populasi (Arikunto, 2002: 112).Adapun teknik pengambilan sampel digunakanadaiah teknik random sampling (sampling acak)dengan instrument acak nama, artinya penulissecara acak nama sampel dari populasi masing-masing kelas sebagai sampel penelitian, dengandemikian maka penulis memberikan hak yangsama kepada semua subyek untuk memperolehkesempatan dipilih menjadi sampel.Untuk melakukan penskalaan, penelitimenggunakan skala Likert. Skala Likert adaiahsuatu himpunan butir pertanyaan sikap yangkesemuanya dipandang kira-kira sama dengan"nilai persepsi". Subyek menanggapi setiap butiritu dengan mengungkapkan taraf atau intensitaskesetujuan atau tidak kesetujuan terhadapnya(Kerlinger, 2007:795). Item pertanyaan terdiridari item-item yang bersifat favourable yangmemihak obyek sikap atau mendukung terhadapindikator yang diungkap dan item-item yangbersifat unfavourable yang menunjukkan tidakmendukung terhadap indikator variabel yangakan diungkap.

HASH DAN PEMBAHASANAkibat dari tuntutan profesionalisme, maka

dalam dunia kerja seseorang diharuskan dapat

mengaktualisasikan seluruh sumber dayanya danmenggunakan waktu sebanyak mungkin untukbekerja.Secara biologis, stres kerja timbul sebagaiakibat dari beberapa faktor yang mengganggukeseimbangan tubuh manusia, faktor-faktor yang

27Jurnal Psikoislamika I Volume 11 Nomor 1 Tahun 2014

hubungan antara stres kerja dengan emotion focusedcoping diketahui bahwa nilai koefisien korelasinya0.110 dan rxy - -0.186 memiliki arti bahwa tidakterdapat hubungan yang signifikan. Tidak adanyahubungan dari kedua variable tersebut. Kesimpulandari tidak adanya hubungan disini karena ada faktorlain dari strategi coping yang dipilih selain hanyaproblem focused coping dan emotion focused coping.Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhitingkah laku coping seseorang. Faktor-faktor ituantara lain jenis masalah, jenis kelamin, pendidikan,kepribadian maupun locus of control pada diriseorang individu, penilaian diri, saat menstruasiatau tidak pada perempuan, juga dukungan sosialdan peningkatan pemahaman agama.

KESIMPULANStres kerja di Rumah Sakit Unisma Malang,

sebanyak 8 (10,67%) perawat mengalami dampakstress kerja yang tinggi, 44 (58,67%) perawatmengalami dampak stress kerja yang sedang, 23(30,67%) perawatmengalami dampak stress kerjayang rendah, mereka tidak merasakan stress kerjayang dapat mengganggu pekerjaannya. Prosentasetertinggi terletak pada stres kerja dengan kategorisedang dengan indikator yang paling menonjol adalahkonflik kerja dan beban kerja. Tingkat stress yang adadisini dibagi menjadi 3 bagian yaitu tinggi, sedang,dan rendah. Namun para perawat bisa mengatasi strestersebut dengan cara yang berbeda-beda sehinggamereka walaupun sebenarnya terlihat stres namunmereka masih bisa mngontrol diri mereka sehinggabisa mengerjakan pekerjaan mereka dengan baikdan tepat waktu. Cara yang digunakan oleh paraperawat ini mungkin juga digunakan oleh karyawanlain dalam menghadapi stress kerja, namun setiaporang mempunyai perbedaan dalam menyikapiperistiwa yang sedang mereka hadapi.

Strategi coping pada perawat di Rumah SakitUnisma Malang di bagi menjadi dua, yaitu problemfocused coping dan emotion focused coping. Perawatyang memilih problem focused coping sebanyak37 orang yang artinya lebih kepada Cautiousness,yaitu kehati-hatian dalam berfikir, meninjau, danmempertimbangkan beberapa alternatif pemecahanmasalah. Sedangkan perawat yang emotion focusedcoping sebanyak 38 orang yang artinya para perawatlebih condong kepada Escapism, yaitu usaha yangdilakukan individu untuk menghindari masalah.Perbedaan yang tidak terlalu menonjol ini kemungkinandikarnakan perawat berada pada ruangan yangsama dari beberapa unit, sehingga mereka bisa

tersebut karena menyangkut kesembuhan setiappasien.

Tingkat stress yang ada disini dibagi menjadi3 bagian yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Namunpara perawat bisa mengatasi stres tersebutdengan cara yang berbeda-beda sehingga merekawalaupun sebenarnya terlihat stres namun merekamasih bisa mengontrol diri mereka sehingga bisamengerjakan pekerjaan mereka dengan baik dantepat waktu. Cara yang digunakan oleh para perawatini mungkin juga digunakan oleh karyawan laindalam menghadapi stress kerja, namun setiap orangmempunyai perbedaan dalam menyikapi peristiwayang sedang mereka hadapi. Permasalahan yangdihadapi perawat tidak terbatas pada permasalahandi Rumah Sakit saja, melainkan segala masalahyang mungkin muncul dalam kehidupan perawatsebagai individu yang memiliki banyak aspek dandimensi serta melibatkan latar lain selain latarRumah Sakit, semisal Rumah atau lingkunganlainnya. Berdasarkan data hasil penelitian yangtelah dilakukan diketahui bahwasanya sebagianbesar perawat di Rumah Sakit Islam Unisma Malangmenggunakan strategi coping ketika menghadapimasalah yang terjadi. Dapat disimpulkan dari datayang didapat bahwa pemilihan strategi perawat diRumah Sakit Islam Unisma Malang yaitu 37 perawatmemilih menggunakan Problem Focus Coping dan38 perawat lainnya memilih Emotion Focus Coping.Indikator yang paling dominan dari Emotion FocusCoping adalah Escapism, yaitu usaha yang dilakukanindividu untuk menghindari masalah dengan caraberkhayal atau membayangkan hasil yang akanterjadi atau mengkhayalkan seandainya ia beradadalam situasi yang lebih baik dari situasi yangdialaminya sekarang. Cara yang dilakukan untukmenghindari masalah dengan tidur lebih banyak,meminta cuti, marah tanpa alasan yang jelas,dan menolak kehadiran orang lain. SedangkanProblem Focus Coping lebih kepada Cautiousness,yaitu kehati-hatian dalam berfikir, meninjau, danmempertimbangkan beberapa altematif pemecahanmasalah, berhati-hati dalam merumuskan masalah,meminta pendapat orang lain dan mengevaluasistrategi yang pernah diterapkan sebelumnya.

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian antarastress kerja dengan pemilihan strategi coping yangdilakukan dua kali membuktikan bahwa hubunganantara stress kerja dengan problem focused copingdiketahui bahwasanya nilai koefisien korelasinya0.418 dan rxy = 0.095 memiliki arti bahwa tidakterdapat hubungan yang signifikan. Kemudian analisis

Jurnal Psikoislamika I Volume 11 Nomor 1 Tahun 201428

Social Psychology. Vol. 50, No. 3, 571-579Kartono. 1987. Kamus Psikologi. Bandung: Pioner

JayaMangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2008.

Manajemen Sumberdaya Manusia PerusahaanCetakan ke-8, Bandung : Rosda

Perrez, M. and Reichert. 1992. Stress, Coping, andHealth. Seatle: Hogfere & Huber Publisher

Robbins, S. P. 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta:PT Macanan Jaya Cemerlang

Sarafino, E.R 1994. Health Psychology: BiopsychosocialInteraction,Second Edition. New York: JohnWiley & Sons, Inc

Sunaryo. 2002. Psikologi Untuk Perawat, BukuKedokteran EGC : Jakarta Widyastuti, P. 1999.Manajemen Stres, National Safety Councli,BukuKedokteran EGC : Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Y. a Hastuti, Tri. 2002. Kesehatan danKeselamatan Kerja. Jakarta : Ul Press

Azwar, Saifuddin. 2005. Penyusunan Skala Psikologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktek. Edisi revisi V. Jakarta:Rineka Cipta

Depkes Rl, Pedoman Teknis Upaya Kesehatan Kerjadi Rumah Sakit, Pusdiknakes, 1996

Depkes Rl, Undang-Undang Kesehatan , Depkes Rl,Jakarta 1992

Folkman, S., Lazarus, R.S., Gruen, R.J., 8t Logis,

A. 1986.Appraisal, Coping, Health Status, andPsychological Symptoms. Journal of Rersonatityand

0.110. Dengan demikian dapat disimpulkan streskerja tidak memiliki hubungan dengan emotionfocused coping. Perolehan data diatas tidak sesuaidengan hipotesa penelitian ini dalam hal pencarianada tidaknya hubungan antara variabel stres kerjadengan pemilihan strategi coping yang hasilnyamenunjukan tidak adanya hubungan dari keduavariabel tersebut dikarenakan adanya faktor-faktorlain seperti jenis masalah, jenis kelamin, pendidikan,kepribadian maupun locus of control pada diriseorang individu, penilaian diri, saat menstruasiatau tidak pada perempuan, juga dukungan sosialdan peningkatan pemahaman agama setiap manusiaitu tidaklah sama.

dengan mudah membicarakan atau sekedar berbagimasalah satu dengan yang lainnya.

Dari uji korelasi dengan menggunakan bantuanSPSS 16.0, menunjukkan rxy = 0.095 dengan nilaiN adalah 75 dan nilai r tabel adalah 0,3.

Berdasarkan hasilnya dapat diketahui bahwasanyastres kerja memiliki korelasi kearah positif denganproblem focused coping. Hal ini ditunjukkandengan angka rxy = 0.095 dan p = 0.418. Dengandemikian dapat disimpulkan stres kerja tidakmemiliki hubungan dengan problem focused coping.Sedangkan hasil data stress kerja memiliki korelasikearah negatif dengan emotion focused coping. Halini ditunjukkan dengan angka rxy = -0.186 dan p •