hubungan antara tingkat pendidikan dan...

21
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU KONSUMTIF MASYARAKAT DESA TUMPAK KEPUH, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN BLITAR SKRIPSI OLEH RINATA NIM 106811400218 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN AGUSTUS 2010

Upload: lamthuy

Post on 03-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN LINGKUNGANSOSIAL DENGAN PERILAKU KONSUMTIF MASYARAKAT

DESA TUMPAK KEPUH, KECAMATAN BAKUNG,KABUPATEN BLITAR

SKRIPSI

OLEHRINATA

NIM 106811400218

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAANPRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

AGUSTUS 2010

Page 2: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

JUDUL“Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Lingkungan Sosial

dengan Perilaku Konsumtif Masyarakat Desa Tumpak Kepuh, Kec. Bakung,Kab. Blitar”

ABSTRAK

Kata kunci : Tingkat pendidikan, lingkungan sosial, perilaku konsumtif.

Masyarakat Desa Tumpak Kepuh pada saat ini sebagian besar adalahbekerja sebagai TKI. Sebagian besar masyarakatnya dapat dikatakan memilikitingkat pendidikan yang rendah, banyak para pemudanya yang setelah lulus dariSMP atau bahkan SD lebih memilih bekerja sebagai TKI di luar negeri dari padamelanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Dahulunya masyarakat DesaTumpak Kepuh ini memiliki mata pencaharian utama sebagai petani di ladang,namun saat ini dengan banyaknya warga masyarakat yang menjadi TKI makatelah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi. Namundemikian hal tersebut justru seakan mengubah gaya hidup masyarakat yangcenderung mengarah pada perilaku konsumtif. Fenomena perilaku konsumtif inisemakin terlihat di Desa Tumpak Kepuh, pakaian model terbaru, memakaiperhiasan yang berlebihan, kendaraan yang bagus dan perabotan rumah tanggayang beraneka ragam seakan-akan menjadi kebutuhan utama yang harus dipenuhioleh masyarakat di desa ini, bahkan pemenuhan kebutuhan terhadap barang-barang tersebut dapat dikatakan berlebihan.

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan tingkat pendidikanmasyarakat Desa Tumpak Kepuh, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar; (2)mendeskripsikan kondisi lingkungan sosial masyarakat Desa Tumpak Kepuh,Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar; (3) mendeskripsikan perilaku konsumtifmasyarakat Desa Tumpak Kepuh, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar; (4)menjelaskan hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku konsumtifmasyarakat Desa Tumpak Kepuh, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar; (5)menjelaskan hubungan antara lingkungan sosial dengan perilaku konsumtifmasyarakat Desa Tumpak Kepuh, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian diDesa Tumpak Kepuh, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar. Sumber data dalampenelitian ini adalah manusia, peristiwa, dan dokumen. Teknik pengumpulan datamenggunakan metode angket, wawancara, observasi(pengamatan)dandokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KK di Desa TumpakKepuh yang berjumlah 1.070 KK, dengan teknik pengambilan sampelmenggunakan teknik proporsional random sampling dengan kriteria sampelsebesar 7% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 75 KK. Prosedur analisis datamenggunakan teknik analisis deskriptif dan teknik analisis statistik inferensial(Analisis regresi berganda).

Page 3: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) tingkat pendidikanmasyarakat Desa Tumpak Kepuh 52% merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD),32% merupakan lulusan SMP, 10,7% lulusan SMA dan hanya sebesar 5,3% yangtelah menempuh pendidikan tinggi; (2) sebesar 53,3% masyarakat Desa TumpakKepuh bekerja sebagai wiraswasta(termasuk TKI), sebesar 38,7% bekerja sebagaipetani di ladang, serta hanya sebagian kecil yang bekerja sebagai guru ataunelayan yaitu masing-masing sebesar 5,3% dan 2,7%. Tingkat interaksi sosialmasyarakat Desa tumpak Kepuh tergolong tinggi, yaitu sebesar 52% masyarakatDesa Tumpak Kepuh memiliki tingkat interaksi sosial yang tinggi, 48% memilikitingkat interaksi sosial yang sedang dan 0% yang memiliki tingkat interaksi sosialrendah, masyarakat Desa Tumpak Kepuh telah memperoleh kemudahan aksesinformasi, komunikasi dan transportasi; (3) sebesar 57,3% masyarakat DesaTumpak Kepuh tergolong konsumtif , 33,4% tergolong sangat konsumtif,terhadap pakaian, perhiasan, kendaraan dan perabotan. Serta hanya sebesar 9,3%masyarakat yang tergolong tidak konsumtif; (4) ada hubungan yang signifikanantara tingkat pendidikan dengan perilaku konsumtif masyarakat Desa TumpakKepuh, berdasarkan uji hipotesis secara simultan dengan uji F menunjukkanbahwa F sebesar 63,664 dengan signifikansi sebesar 0,000 sehingga sig F < 0,05(0,000< 0,05) artinya semakin rendah tingkat pendidikan masyarakat maka akancenderung berperilaku konsumtif, dan sebaliknya semakin tinggi tingkatpendidikan masyarakat maka akan cenderung tidak berperilaku konsumtif ; (5)ada hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial dengan perilaku konsumtifmasyarakat Desa Tumpak Kepuh, berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakanuji t yang menunjukkan bahwa thitung pada variabel lingkungan sosial (interaksisosial) sebesar 5,391 dengan signifikansi 0,000 maka thitung > ttabel (5,391>1,665)dan besarnya probabilitas 0,000<0,05. Demikian juga berdasarkan uji F yangmenunjukkan bahwa, F sebesar 63,664 dengan signifikansi sebesar 0,000sehingga sig F < 0,05 (0,000< 0,05), artinya semakin tinggi tingkat interaksi sosialmasyarakat maka akan cenderung berperilaku konsumtif, dan sebaliknya semakinrendah tingkat interaksi sosial masyarakat maka akan cenderung tidak berperilakukonsumtif.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia di zaman yang modern ini senatiasa dimanjakan dengan berbagai

kemudahan hidup, akibat dari kemajuan teknologi, serta kemudahan dalam

mendapatkan dan memenuhi kebutuhan hidupnya yang semakin kompleks.

Namun demikian, selain dampak positif, kemajuan teknologi secara implisit juga

diikuti dengan dampak negatif yang salah satunya yaitu dapat menyebabkan

munculnya perilaku konsumtif di masyarakat.

Page 4: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

Menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), perilaku

konsumtif adalah kecenderungan manusia untuk menggunakan konsumsi tanpa

batas. James F. Engel dalam Mangkunegara (2002:3) mengemukakan bahwa

perilaku konsumtif dapat didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang

secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-

barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului

dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. Sementara itu perilaku konsumtif

dapat pula diartikan sebagai suatu kecenderungan manusia untuk melakukan

konsumsi tiada batas, dimana manusia lebih mementingkan keinginan daripada

kebutuhan, ( Aryani, http://lib.atmajaya.ac.id/defaul, diakses 17 Pebruari 2010).

Perilaku konsumtif merupakan suatu fenomena yang saat ini banyak

melanda kehidupan masyarakat. Tambunan berpendapat ada dua aspek mendasar

yang dalam perilaku konsumtif, yaitu: (1) adanya suatu keinginan mengkonsumsi

secara berlebihan. Hal ini akan menimbulkan pemborosan dan bahkan inefisiensi

biaya dan (2) perilaku tersebut dilakukan bertujuan untuk mencapai kepuasan

semata. (http://digilib.unnes.ac.id, diakses 17 Pebruari 2010).

Gaya hidup konsumtif masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

yang meliputi faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal meliputi, faktor

psikologis. Faktor psikologis yang mempengaruhi seseorang dalam bergaya hidup

konsumtif diantaranya motivasi, karena dengan motivasi tinggi untuk membeli

suatu produk, barang atau jasa maka mereka cenderung akan membeli tanpa

menggunakan faktor rasionalnya. Faktor Eksternal atau lingkungan adalah faktor

yang berasal dari luar individu, perilaku konsumtif dipengaruhi oleh lingkungan

di mana ia dilahirkan dan dibesarkan. Variabel-variabel yang termasuk dalam

Page 5: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

faktor eksternal dan mempengaruhi perilaku konsumtif adalah kebudayaan, kelas

sosial, kelompok sosial, dan keluarga.

Jadi perilaku konsumtif adalah kecenderungan manusia untuk

menggunakan konsumsi tanpa batas, yang dapat dipengaruhi oleh faktor internal

atau yang berasal dari dalam diri individu seperti faktor psikologis, dan juga dapat

dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu yang berasal dari luar diri individu

misalnya faktor lingkungan disekitarnya.

Calhoun dan Joan Ross (1995) berpendapat bahwa ada empat macam cara

lingkungan dalam mempengaruhi perilaku, pertama : lingkungan menghalangi

perilaku, akibatnya juga membatasi apa yang dilakukan, contohnya sebuah

dinding kamar yang mempengaruhi gerak-gerik manusia dalam suatu ruangan.

Kedua : lingkungan mengundang atau mendatangkan perilaku, menentukan

bagaimana harus bertindak, contohnya yang terjadi di taman, biasanyaorang akan

tertawa dan bergembira. Ketiga : lingkungan membentuk diri, contohnya, dalam

proses belajar yang dilakukan di ruang terbuka, akan membuat pembelajar

berpikir lebih kreatif dan kritis. Keempat : lingkungan mempengaruhi citra diri.

Contohnya : mengenai lingkungan rumah yang asri dan hijau, dipastikan bahwa

penghuni rumah tersebut adalah orang yang cinta lingkungan dan kebersihan.

(Henry, http://henryaja.wordpress.com/2009/06/26 diakses 17 Pebruari 2010).

Dalam buku yang berjudul Perilaku Konsumen bahwa dalam perspektif

pengaruh perilaku (behavioral influence perspective) disebutkan bahwa kekuatan

lingkungan memaksa konsumen untuk melakukan pembelian tanpa harus terlebih

dulu membangun perasaan atau kepercayaan terhadap produk. Menurut perspektif

ini, konsumen tidak saja melalui proses pengambilan keputusan rasional, namun

Page 6: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

juga bergantung pada perasaan untuk membeli produk atau jasa tersebut. Sebagai

gantinya tindakan pembelian konsumen secara langsung merupakan hasil dari

kekuatan lingkungan seperti sarana promosi penjualan, lingkungan fisik, dan

tekanan ekonomi. Dengan demikian dapat disimpulkan dari uraian di atas bahwa

lingkungan akan sangat mempengaruhi perilaku konsumen.

Masyarakat Desa Tumpak Kepuh pada saat ini sebagian besar adalah

bekerja sebagai TKI. Sebagian besar masyarakatnya dapat dikatakan memiliki

tingkat pendidikan yang rendah, banyak para pemudanya yang setelah lulus dari

SMP atau bahkan SD lebih memilih bekerja sebagai TKI di luar negeri dari pada

melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Dahulunya masyarakat Desa

Tumpak Kepuh ini memiliki mata pencaharian utama sebagai petani di ladang,

namun saat ini dengan banyaknya warga masyarakat yang menjadi TKI maka

telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi. Namun

demikian hal tersebut justru seakan mengubah gaya hidup masyarakat yang

cenderung berperilaku konsumtif. Fenomena perilaku konsumtif ini semakin

terlihat di Desa Tumpak Kepuh, pakaian model terbaru, memakai perhiasan yang

berlebihan, kendaraan yang bagus dan perabotan rumah tangga yang beraneka

ragam seakan-akan menjadi kebutuhan utama yang harus dipenuhi oleh

masyarakat di desa ini, bahkan pemenuhan kebutuhan terhadap barang- barang

tersebut dapat dikatakan berlebihan.

Desa Tumpak Kepuh yang berada di daerah Blitar selatan ini, secara

geografis adalah Desa yang terletak di daerah terpencil dan daerah pinggiran.

Sementara itu secara sosiologis masyarakat Desa tumpak Kepuh ini masih

merupakan masyarakat desa yang masih kental dengan kegotongroyongannya dan

Page 7: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

interaksi sosial yang sangat erat antar anggota masyarakatnya . Namun demikian

yang menarik adalah dengan kondisi geografis dan sosiologis yang masih sangat

mencerminkan kehidupan masyarakat Desa yang gemeinscaft dengan kekerabatan

yang tinggi, tetapi masyarakatnya telah memunculkan kecenderungan perilaku

konsumtif.

Berdasarkan uraian di atas, maka menarik untuk diadakan penelitian untuk

membuktikan adakah hubungan serta pengaruh antara tingkat pendidikan dan

lingkungan sosial dengan perilaku konsumtif masyarakat. Oleh karena itulah,

perlu dilakukan penelitian yang mengangkat judul yaitu “Hubungan Antara

Tingkat Pendidikan dan Lingkungan sosial dengan Perilaku Konsumtif

Masyarakat Desa Tumpak Kepuh, Kec. Bakung, Kab. Blitar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat pendidikan masyarakat Desa Tumpak Kepuh, Kecamatan

Bakung, Kabupaten Blitar?

2. Bagaimana kondisi lingkungan sosial masyarakat Desa Tumpak Kepuh,

Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar?

3. Bagaimana deskripsi perilaku konsumtif yang ditunjukkan oleh masyarakat

Desa Tumpak Kepuh, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar?

4. Bagaimana hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku konsumtif

masyarakat Desa Tumpak Kepuh, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar?

5. Bagaimana hubungan antara lingkungan sosial dengan perilaku konsumtif

masyarakat Desa Tumpak Kepuh, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar?

Page 8: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan tingkat pendidikan masyarakat Desa Tumpak Kepuh,

Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar.

2. Mendeskripsikan kondisi lingkungan sosial masyarakat Desa Tumpak

Kepuh, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar.

3. Mendeskripsikan perilaku konsumtif masyarakat Desa Tumpak Kepuh,

Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar.

4. Menjelaskan hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku konsumtif

masyarakat Desa Tumpak Kepuh, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar.

5. Menjelaskan hubungan antara lingkungan sosial dengan perilaku konsumtif

masyarakat Desa Tumpak Kepuh, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar.

METODEPenelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian di

Desa Tumpak Kepuh, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar. Sumber data dalam

penelitian ini adalah manusia, peristiwa, dan dokumen. Teknik pengumpulan data

menggunakan metode angket, wawancara, observasi(pengamatan)dan

dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KK di Desa Tumpak

Kepuh yang berjumlah 1.070 KK, dengan teknik pengambilan sampel

menggunakan teknik proporsional random sampling dengan kriteria sampel

sebesar 7% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 75 KK. Prosedur analisis data

menggunakan teknik analisis deskriptif dan teknik analisis statistik inferensial

(Analisis regresi berganda).

Page 9: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

HASILHasil penelitian dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tingkat pendidikan masyarakat desa Tumpak Kepuh sebesar 52% masyarakat

Desa Tumpak Kepuh merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD), 32%

merupakan lulusan SMP, 10,7% lulusan SMA dan hanya sebesar 5,3% yang

telah menempuh pendidikan tinggi.

2. Lingkungan sosial masyarakat Desa Tumpak Kepuh dibedakan menjadi 3

(tiga) aspek meliputi:

a. Pekerjaan

Mata pencarian utama masyarakat Desa Tumpak Kepuh dahulunya adalah

sebagai petani di ladang serta sebagai nelayan. Namun saat ini mata

pencaharian masyarakat desa ini menjadi lebih berkembang, tidak hanya

sebagai petani dan nelayan tapi sudah banyak pula warga masyarakat yang

mulai berwiraswasta dengan berdagang maupun berternak bahkan sebagian

besar masyarakat Desa Tumpak Kepuh saat ini bekerja sebagai TKI di Luar

Negeri. Hal tersebut terbukti dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebesar 53,3% atau sebanyak 40 orang bekerja sebagai wiraswasta, dan

sebesar 38,7% atau sebesar 29 orang bekerja sebagai petani di ladang, serta

hanya sebagian kecil yang bekerja sebagai guru atau nelayan yaitu masing-

masing sebesar 5,3% dan 2,7% atau sebanyak 4 dan 2 orang saja.

b. Interaksi Sosial

Sebesar 52% masyarakat Desa Tumpak Kepuh memiliki tingkat interaksi

sosial yang tinggi, 48% memiliki tingkat interaksi sosial yang sedang dan

0% yang memiliki tingkat interaksi sosial rendah. Masyarakat Desa

Tumpak Kepuh memiliki hubungan yang erat antar anggota masyarakat

Page 10: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

dimana masyarakat dapat berinteraksi dengan teman, tetangga dan

menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya dengan baik. Interaksi

sosial yang bersifat kerjasama dengan sesama dan lingkungan di sekitarnya

sangat menonjol di Desa Tumpak Kepuh ini.

c. Akses

Akses dibedakan menjadi 3 (aspek) meliputi:

1) Informasi, kemudahan dalam mengakses informasi sudah dirasakan oleh

masyarakat di Desa Tumpak Kepuh, hal ini dapat diketahui dari hasil

wawancara yang menyatakan bahwa hampir semua orang di desa ini telah

memiliki pesawat TV dan Parabola yang dapat digunakan untuk mengakses

berbagai macam informasi.

2) Komunikasi, masyarakat Desa Tumpak Kepuh telah mendapatkan

kemudahan untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang di luar

daerah tersebut, hal ini dibuktikan dari hasil wawancara yang menyatakan

bahwa sebagian besar masyarakat Desa Tumpak Kepuh telah memiliki HP

yang dapat digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan orang di

luar daerahnya.

3) Transportasi, masyarakat Desa Tumpak Kepuh ini telah memperoleh

kemudahan dalam mengakses transportasi, hal ini terlihat dari hasil

wawancara yang menyatakan bahwa masyarakat dapat mengakses kendaraan

umum, serta telah banyak masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi

sebagai sarana transportasi dan juga telah di dukung oleh keadaan jalan raya

yang sudah beraspal sehingga mendukung kemudahan dalam untuk dapat

mengakses kota dan daerah lain di luar Desa Tumpak Kepuh.

Page 11: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

3. Sebesar 57,3% masyarakat Desa Tumpak Kepuh ini tergolong konsumtif ,

33,4% tergolong sangat konsumtif, terhadap pakaian, perhiasan, kendaraan

dan perabotan, hal ini di tandai dengan kecenderungan membeli barang

tersebut secara berlebihan serta hanya berorientasi demi kesenangan, dan

dorongan emosional tanpa ada perencanaan yang matang dan pertimbangan

apakah barang- barang tersebut benar- benar dibutuhkan atau tidak. Serta

hanya sebesar 9,3% masyarakat yang tergolong tidak konsumtif.

4. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

konsumtif masyarakat Desa Tumpak Kepuh, berdasarkan hasil regresi dan uji

hipotesis secara simultan dengan uji F, namun demikian berdasarkan uji

hipotesis secara parsial dengan uji t menyatakan tidak terdapat hubungan

namun demikian hal ini secara statistik dapat ditoleransi. Berdasarkan uji

hipotesis dengan uji t menunjukkan bahwa thitung pada variabel tingkat

pendidikan sebesar -6,524 dengan signifikansi 0.000 maka thitung < ttabel

(-6,524<1,665) dan besarnya probabilitas (Sig) 0.000< 0.05, sehingga

berdasarkan kriteria di atas maka dapat disimpulkan Ho diterima serta Ha

diterima. Namun demikian berdasarkan uji hipotesis secara simultan dengan

uji F menunjukkan bahwa F sebesar 63,664 dengan signifikansi sebesar 0,000

sehingga sig F < 0,05 (0,000< 0,05), artinya semakin rendah tingkat

pendidikan masyarakat maka akan cenderung berperilaku konsumtif, dan

sebaliknya semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka akan

cenderung tidak berperilaku konsumtif.

5. Ada hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial dengan perilaku

konsumtif masyarakat Desa Tumpak Kepuh berdasarkan hasil regresi dan uji

Page 12: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

hipotesis secara parsial dengan uji t maupun secara simultan dengan uji F.

Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t yang menunjukkan

bahwa thitung pada variabel lingkungan sosial (interaksi sosial) sebesar 5,391

dengan signifikansi 0,000 maka thitung > ttabel (5,391>1,665) dan besarnya

probabilitas 0,000<0,05. Demikian juga berdasarkan uji F yang menunjukkan

bahwa, F sebesar 63,664 dengan signifikansi sebesar 0,000 sehingga sig F <

0,05 (0,000< 0,05), artinya semakin tinggi tingkat interaksi sosial masyarakat

maka akan cenderung berperilaku konsumtif, dan sebaliknya semakin rendah

tingkat interaksi sosial masyarakat maka akan cenderung tidak berperilaku

konsumtif.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian. menunjukkan hasil sebagai berikut, bahwa

bahwa dari 75 responden sebanyak 39 orang (52%) masyarakat Desa Tumpak

Kepuh menempuh pendidikan sampai jenjang Sekolah Dasar (SD), sebanyak 24

orang (32%) masyarakat desa Tumpak kepuh menempuh pendidikan sampai

jenjang SMP, sebanyak 8 orang (10,7%) masyarakat Desa Tumpak Kepuh

menempuh pendidikan sampai jenjang SMA/SMK, serta sebanyak 4 orang (5,3%)

masyarakat Desa Tumpak Kepuh menempuh pendidikan sampai jenjang

Perguruan Tinggi. Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar masyarakat Desa Tumpak Kepuh ini masih memiliki tingkat pendidikan

yang rendah hal ini terbukti dari 52% atau sebagian besar masyarakat di Desa ini

hanya menempuh pendidikan sampai dengan jenjang Sekolah Dasar (SD).

Berdasarkan hasil penelitian maka berdasarkan analisis persentase

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan

Page 13: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

dengan perilaku konsumtif masyarakat Desa Tumpak Kepuh, hal ini ditunjukkan

dari semakin rendah tingkat pendidikan masyarakat maka masyarakat akan

cenderung berperilaku konsumtif dan bahkan sangat konsumtif. Sebaliknya

semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, maka persentase perilaku

konsumtif masyarakat menjadi menurun bahkan menjadi cenderung tidak

konsumtif.

Sementara itu berdasarkan hasil analisis statistik regresi berganda (analisis

regresi SPSS 15 for windows) diperoleh hasil sebagai berikut, setiap penambahan

variabel X1 sebesar 1, maka akan mengurangi besarnya Y sebanyak 7,296. Artinya

semakin tinggi tingkat pendidikan (X1) maka akan semakin rendah tingkat

perilaku konsumtif masyarakat(Y).

Berdasarkan uji hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji t maka

diperoleh hasil sebagai berikut, bahwa thitung pada variabel tingkat pendidikan

sebesar -6,524 dengan signifikansi 0.000 maka thitung < ttabel (-6,524<1,665) dan

besarnya probabilitas (Sig) 0.000< 0.05, sehingga berdasarkan kriteria di atas

maka dapat disimpulkan Ho diterima serta Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan

yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku konsumtif masyarakat

Desa Tumpak Kepuh.

Sementara itu berdasarkan uji hipotesis secara simultan dengan

menggunakan uji F diperoleh hasil sebagai berikut, bahwa F sebesar 63,664

dengan signifikansi sebesar 0,000 sehingga sig F < 0,05 (0,000< 0,05) maka Ha

diterima serta Ho ditolak dan koefisien regresi signifikan, artinya terdapat

Page 14: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dan lingkungan sosial dengan

perilaku konsumtif masyarakat Desa Tumpak Kepuh.

Lingkungan sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumtif seseorang seperti yang diuraikan dalam buku yang berjudul

Perilaku Konsumen bahwa dalam perspektif pengaruh perilaku (behavioral

influence perspective) disebutkan bahwa kekuatan lingkungan memaksa

konsumen untuk melakukan pembelian tanpa harus terlebih dulu membangun

perasaan atau kepercayaan terhadap produk. Menurut perspektif ini, konsumen

tidak saja melalui proses pengambilan keputusan rasional, namun juga bergantung

pada perasaan untuk membeli produk atau jasa tersebut. Sebagai gantinya

tindakan pembelian konsumen secara langsung merupakan hasil dari kekuatan

lingkungan .

Berdasarkan hasil penelitian, berdasar analisis persentase menunjukkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial dengan perilaku

konsumtif masyarakat Desa Tumpak Kepuh, hal ini ditunjukkan dari semakin

tinggi tingkat interaksi sosial masyarakat maka cenderung akan berperilaku

konsumtif bahkan akan sangat konsumtif, dan semakin menurun tingkat interaksi

sosial masyarakat maka perilaku masyarakat yang sangat konsumtif menjadi

semakin menurun.

Sementara itu berdasarkan analisis statistik regresi berganda (analisis

regresi SPSS 15 for windows) diperoleh hasil sebagai berikut, setiap penambahan

variabel X2 sebesar 1 maka akan menambah besarnya Y sebanyak 1,336. Artinya

Page 15: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

semakin tinggi tingkat interaksi sosial dalam lingkungan masyarakat(X2) maka

akan semakin tinggi pula tingkat perilaku konsumtif masyarakat(Y).

Pernyataan di atas sesuai dengan hasil uji hipotesis secara parsial dengan

uji t yang diperoleh hasil sebagai berikut, bahwa thitung pada variabel Lingkungan

social (interaksi sosial) sebesar 5,391 dengan signifikansi 0,000 maka thitung > ttabel

(5,391>1,667) dan besarnya probabilitas 0,000<0,05 sehingga berdasarkan kriteria

di atas maka dapat disimpulkan Ho ditolak serta Ha diterima, artinya ada

hubungan yang signifikan antara kondisi lingkungan sosial dengan perilaku

konsumtif masyarakat Desa Tumpak Kepuh.

Demikian juga saat dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji F

yang diperoleh hasil sebagai berikut, bahwa F sebesar 63,664 dengan signifikansi

sebesar 0,000 sehingga sig F < 0,05 (0,000< 0,05) maka Ha diterima serta Ho

ditolak dan koefisien regresi signifikan, artinya terdapat hubungan yang signifikan

antara tingkat pendidikan dan lingkungan sosial dengan perilaku konsumtif

masyarakat Desa Tumpak Kepuh.

Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah

dilakukan maka secara umum menunjukkan adanya hubungan yang signifikan

antara lingkungan sosial dengan perilaku konsumtif masyarakat Desa Tumpak

Kepuh. Artinya, semakin tinggi tingkat interaksi sosial masyarakat Desa Tumpak

Kepuh dengan lingkungan sekitar maka akan semakin konsumtif , demikian

sebaliknya semakin rendah tingkat interaksi sosial masyarakat Desa Tumpak

Kepuh dengan lingkungan sekitar maka akan semakin tidak konsumtif. Hal ini

juga menunjukkan bahwa Ha dalam penelitian ini diterima dan Ho ditolak.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian dalam bab sebelumnya,

kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Tumpak Kepuh sebanyak 39 orang

(52%) dari total responden masyarakat di Desa ini hanya menempuh

pendidikan sampai dengan jenjang Sekolah Dasar (SD). Sebanyak 24 orang

(32%) masyarakat desa Tumpak kepuh menempuh pendidikan sampai jenjang

SMP, sebanyak 8 orang (10,7%) masyarakat Desa Tumpak Kepuh menempuh

pendidikan sampai jenjang SMA/SMK, serta sebanyak 4 orang (5,3%)

masyarakat Desa Tumpak Kepuh menempuh pendidikan sampai jenjang

Perguruan Tinggi.

2. Sebagian besar masyarakat Desa Tumpak Kepuh bekerja sebagai TKI dan

kemudian berwiraswasta. Dari 75 responden sebanyak 29 orang (38,7%)

masyarakat Desa Tumpak Kepuh bekerja sebagai petani di ladang, sebanyak

40 orang (53,3%) bekerja sebagai wiraswasta seperti beternak ayam ataupun

membuka took (dahulunya bekerja sebagai TKI), sebanyak 4 orang(5,3%)

masyarakat Desa Tumpak Kepuh bekerja sebagai guru (PNS), serta sebanyak

2 orang(2,7%) masyarakat Desa Tumpak Kepuh bekerja sebagai nelayan.

Sementara terkait interaksi sosial, berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan

bahwa dari 75 responden, diperoleh hasil sebanyak 39 orang (52%)

masyarakat Desa Tumpak Kepuh dapat digolongkan memiliki tingkat

interaksi sosial tinggi, sebanyak 36 orang (48%) masyarakat DesaTumpak

Kepuh digolongkan memiliki tingkat interaksi sosial sedang dan 0%

Page 17: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

masyarakat Desa Tumpak Kepuh yang memiliki tingkat intetaksi sosial

rendah terakhir terkait akses dapat disimpulkan bahwa warga Desa Tumpak

Kepuh ini telah memperoleh kemudahan dalam mengakses informasi,

komunikasi dan transportasi.

3. Masyarakat Desa Tumpak Kepuh cenderung berperilaku konsumtif terhadap

pakaian, perhiasan, kendaraan dan perabot rumah tangga, hal ini ditunjukkan

dengan munculnya perilaku pembelian yang berlebih- lebihan, hanya demi

mencapai kesenangan, membeli atas dasar dorongan emosional dan tidak ada

perencanaan, serta tidak ada prioritas dalam membeli terhadap barang

tersebut. Dari 75 responden sebanyak 25orang (33,4%) masyarakat Desa

Tumpak Kepuh berperilaku sangat konsumtif, sebanyak 43orang (57,3%)

masyarakat Desa Tumpak Kepuh berperilaku konsumtif, dan sebesar 7 orang

(9,3%) masyarakat Desa Tumpak Kepuh yang tidak berperilaku konsumtif.

4. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

konsumtif masyarakat Desa Tumpak Kepuh, artinya semakin rendah tingkat

pendidikan masyarakat maka akan cenderung berperilaku konsumtif dan

sebaliknya semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka masyarakat

akan cenderung tidak konsumtif. Berdasarkan uji hipotesis secara simultan

dengan uji F menunjukkan bahwa F sebesar 63,664 dengan signifikansi

sebesar 0,000 sehingga sig F < 0,05 (0,000< 0,05), demikian Ha dalam

penelitian ini diterima dan Ho ditolak.

5. Ada hubungan yang signifikan antara lingkungan sosial dengan perilaku

konsumtif masyarakat Desa Tumpak Kepuh, artinya semakin tinggi tingkat

interaksi sosial masyarakat, semakin mudahnya masyarakat dalam mengakses

Page 18: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

informasi, komunikasi, serta transportasi maka masyarakat akan menjadi

cenderung berperilaku konsumtif, dan sebaliknya semakin rendah tingkat

interaksi sosial masyarakat, semakin sulitnya masyarakat dalam mengakses

informasi, komunikasi serta transportasi maka masyarakat akan cenderung

tidak berperilaku konsumtif. Hal ini ditunjukkan pada uji hipotesis dengan

menggunakan uji t yang menunjukkan bahwa thitung pada variabel Lingkungan

sosial (interaksi sosial) sebesar 5,391 dengan signifikansi 0,000 maka thitung >

ttabel (5,391>1,667) dan besarnya probabilitas 0,000<0,05. Demikian juga

berdasarkan uji F yang menunjukkan bahwa, F sebesar 63,664 dengan

signifikansi sebesar 0,000 sehingga sig F < 0,05 (0,000< 0,05), dengan

demikian Ha dalam penelitian ini diterima dan Ho ditolak.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Masyarakat

Masyarakat Desa Tumpak Kepuh pada khususnya dan seluruh warga

masyarakat pada umumnya diharapkan untuk lebih memahami akan

pentingnya pendidikansebagai sarana membentuk kepribadian seseorang

nantinya yang akan mempengaruhi perilaku seseorang, selain itu masyarakat

diharapkan lebih pintar dalam berinteraksi dengan lingkungan dan semakin

bijak dalam menyikapi kemajuan teknologi yang ada agar dapat benar-benar

memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada untuk bertindak dan berperilaku

yang positif.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

2. Bagi Peneliti

Bagi peneliti saat ini maupun peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih

kritis dalam menggali fenomena-fenomena sosial yang ada dalam masyarakat

khususnya fenomena perilaku konsumtif dalam masyarakat sehingga bisa

dijadikan bahan koreksi diri maupun sebagai bahan memperkaya pengetahuan

untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik.

DAFTAR RUJUKANAhmadi, Abu.2002.Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Ainiyuwanisa. 2009. Perilaku Konsumtif.

(Online)(http://ainiyuwanisa.wordpress.com/2009/11/15, diakses 17

Pebruari 2010).

Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang:UMM Press.

Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.

Aswar, S. 2002.Metode Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Boeree,G.2008. Psikologi sosial. Jakarta: Primasophie.

Boudrillard, Jean P. 2004.Masyarakat Konsumsi.Yogyakarta: Kreasi WacanaYogyakarta.

Essael, Henry. 1997. Consumer Behavior and Marketing Action, FourthEdition PWS. Boston: Kent Publishing company.

F. Engel, James dkk.1994.Perilaku Konsumen Jilid 1.Tangerang: Bina RupaAksara.

Gerungan. 2004. Psikologi Sosial edisi 3. Bandung: Refika aditama.

Hartoto, (http://fatamorghana.wordpress.com, diakses 17 Pebruari 2010).

Henry, (http://henryjayawordpress.com/2009/06/26 diakses 17 Pebruari 2010).

Kotler, P.2000. Manajemen Pemasaran Indonesia Jilid 1.Jakarta: Salemba Empat.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Perilaku Konsumen.Bandung: PT. RefikaAditama.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

Myers, D. G.1983.Social Psychology.New York: Mc. Grow Hill inc.

Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: GajahMada University Press.

Purba, Johny. 2002.Pengelolaan Lingkungan Sosial.Jakarta: Yayasan OborIndonesia.

Ritzer, George & Douglas.J. Goodman. 2007.Teori Sosial Modern. Jakarta:Kencana.

Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta:Elexmedia Media Computindo.

Sarwono, S.W.1989. Psikologi Remaja. Jakarta: Erlangga.

Schiffman, Leon & Leslie L. Kanuk.2008.Perilau KonsumenEdisi keTujuh.Jakarta: PT. Indeks.

Soedjatmiko, Haryanto. 2008. Saya Berbelanja, Maka Saya Ada, Ketika Konsumsidan DesainMenjadi Gaya Hidup.Yogyakarta: Jala Sutra.

Sugiyanto. 2004.Analisis statistika Sosial. Malang: Bayumedia Publishing.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alva Beta

Sunarto. 2003. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: CV. Ngeksigondo MultisaranaUtama.

Supardi. 2008. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutisna, (http. Sutisna. Com/psikologi/perilaku).

Swastha, B.H.D.1998. Manajemen Pemasaran analisa PerilakuKonsumen.Yogyakarta: Liberty.

Tambunan, R.2001. Remaja dan Perilaku Konsumtif. Jurnal Psikologi danMasyarakat. (Online), (http//.www.e-psikologi.com/remaja/191101htm.diakses 17 Pebruari 2010.)

Tirtarahardja, Umar dkk. 2005.Pengantar Pendidikan.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Undang- Undang Republic Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.2003. Jakarta: PT. Armas Duta Jaya.

Universitas negeri Malang.2003. Pedoman penulisan Karya Ilmiah.Malang:

Universitas Negeri Malang.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA4B5B44FF94C8A4546E23E5... · telah terjadi peningkatan pendapatan dan perbaikan di bidang ekonomi

Zamroni. 1988. Pengantar Pengembangan Teori Sosial.Yogyakarta: DepdikbudDirjen Dikti.

,( http://digilib.unnes.ac.id, diakses 17 Pebruari 2010).

, (http://www.wordpress.com/2009/11/15 diakses 17 Pebruari 2010).

, (http// apadefinisinya.blogspot.com diakses 27 Pebruari 2010).