hubungan bimbingan orang tua dengan kedisiplinan...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN
KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII
MTs NEGERI KARANGGEDE
TAHUN 2014/2015
S K R I P S I
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh :
IKA FITRI HANDAYANI
111 10 004
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2015
ii
iii
DEKLARASI
بسم اهلل الرمحن الرحيم
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 8 Januari 2015
Penulis,
Ika Fitri Handayani
NIM. 111 10 004
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda-tangan, di bawah ini:
Nama : IKA FITRI HANDAYANI
NIM : 111 10 004
Jurusan : TARBIYAH
Program Studi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip ataui dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 8 Januari 2015
Yang Menyatakan,
Ika Fitri Handayani
NIM. 111 10 004
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
v
Siti Rukhayati, M. Ag.
DOSEN STAIN SALATIGA
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 5 eksemplar
Hal : Naskah skripsi
Saudari IKA FITRI HANDAYANI
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari :
Nama : IKA FITRI HANDAYANI
NIM : 111 10 004
Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA
DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA
KELAS VIII MTs NEGERI KARANGGEDE
TAHUN 2014/2015
Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 8 Januari 2015
Pembimbing
Siti Rukhayati, M. Ag.
NIP. 19770403 200312 2 003
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
vi
P E N G E S A H A N
S K R I P S I
HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN
BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KARANGGEDE
TAHUN 2014/2015
DISUSUN OLEH
IKA FITRI HANDAYANI
NIM : 111 10 0004
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah,
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 21 Februari
2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1
Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Ujian
Ketua Penguji : Rasimin. S.PdI, M.Pd. ...................................................
Sekretaris Penguji : Siti Rukhayati, M.Ag. ...................................................
Penguji I : Dr. Mukti Ali,S.Ag.,M.Hum ...................................................
Penguji II : Maslikhah, S.Ag., M.Si. ...................................................
Salatiga, 4 Maret 2015
Ketua STAIN Salatiga
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd
NIP. 19670112 199203 1 005
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
vii
MOTTO
“dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (Departemen Agama RI , 1989: 654 )
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk orang-orang yang telah
memberikan arti dalam hidupku. Dengan pengorbanan dan kasih sayang
serta ketulusannya.
Kepada Bapakku, Bapak Anwar dan Ibuku, Ibu Siti Basiroh, beliau
adalah orang yang sangat aku banggakan dan aku sayangi, Terimakasih
atas segala doa yang tiada terhenti, bimbingan, dukungan dan atas segala
pengorbanannya untukku, baik berupa tenaga pikiran, dan materi yang
entah sudah tidak dapat aku hitung jumlahnya. Aku sadar bahwa ucapan
terimakasih saja tidak akan sanggup untuk membalas dan meggantikan
semua yang telah kalian berikan untukku.
Untuk Suamiku tercinta yang selalu memotivasi dan
membimbingku dan Anakku Khaira Syahmira Nazifa
Adikku tersayang Rima Nur Hayati dan Fauzan AbdulAziz terima
kasih atas dukungannya dan jangan pernah lelah untuk meraih kesuksesan.
ix
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرمحن الرحيم
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke
jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan islam. Adapun judul
skripsi ini adalah “HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN
KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA MTs NEGERI KARANGGEDE TAHUN
2014/2015”.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua STAIN
2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
3. Bapak Rasimin. S.PdI, M.Pd selaku Ketua Progdi PAI STAIN Salatiga.
4. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
x
5. Ibu Siti Asdiqoh, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan pengarahan dan bimingan selama masa kuliah.
6. Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu
pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7. Karyawan-karyawati STAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta
bantuan.
8. Ayahanda (Anwar) dan Ibunda (Siti Basiroh) tersayang yang telah mengasuh,
mendidik, membimbing serta memotivasi kepada penulis, baik moral maupun
spiritual.
9. Imamku tercinta (Mahmud Rosid) terimakasih telah menjadi ayah yang hebat
untuk anakmu, dan menyayangi seluruh keluargaku dengan penuh ketulusan.
10. Anakku (Khaira Syahmira Nazifa) yang selalu dapat menghiburku dan
melepas semua kepenatanku dengan tingkah dan wajah lucu yang selalu
terbayang di pikiranku.
11. Bapak H. Suwardi, M.PdI. dan Bapak Sunaryo, S. Sos. selaku kepala sekolah
dan KTU di MTS Negeri Karanggede.
12. Guru, Karyawan dan murid-murid MTs Negeri Karanggede yang telah banyak
membantu selama proses penelitian ini berlangsung.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat
terselesaikan dengan baik semoga amal kebaikannya diterima disisi Allah
SWT.
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta
mendapatkan balasan yang berlipat ganda amiin. Penulis sadar bahwa dalam
xi
penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnan. Oleh karena
itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan
memberikan sumbangan bagi pengetahuan dunia pendidikan. Aamiin ya robbal
‘alamiin.
Salatiga, 8 Januari 2015
Penulis,
Ika Fitri Handayani
111 10 004
xii
ABSTRAK
Handayani, Ika Fitri. 2014. Hubungan Bimbingan Orang Tua Dengan
Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VIII MTs N Karanggede Tahun
2014/2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan
Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag.
Kata Kunci: Bimbingan Orang Tua dan Kedisiplinan Belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: hubungan bimbingan orang
tua dengan kedisiplinan belajar siswa MTs N Karanggede tahun 2014/2015.
Rumusan masalah dalam penelitian ini : 1. Bagaimana bimbingan orang tua siswa
di MTs N Karanggede Boyolali?, 2. Bagaimana kedisiplinan belajar siswa di MTs
N Karanggede Boyolali?, 3. Adakah hubungan bimbingan orang tua dengan
kedisiplinan belajar siswa MTs N Karanggede Boyolali?
Penelitian ini menggunakan metode angket dan dokumentasi. Subyek
penelitian sebanyak 30 responden, menggunakan teknik populasi dan sampel
(proporsional random sampling). Pengumpulan data menggunakan instrumen
kuesioner untuk menjaring data x (bimbingan orang tua) dan data y (kedisiplinan
belajar siswa).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Bimbingan orang tua di MTs N
Karanggede termasuk kategori sedang dengan nilai prosentase sebanyak 60 %. 2.
Kedisiplinan belajar siswa MTs N Karanggede termasuk kategori sedang dengan
nilai prosentase sebanyak 60 %. 3. Ada hubungan antara variabel x dan y, hal itu
terbukti setelah dianalisis secara statisitika diperoleh pada tabel N taraf
signifikansi 5% = 0,361, dan apabila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien
korelasi ro = 0,46 > 0,361. Maka hipotesis (Ha) yang berbunyi "ada hubungan
positif antara bimbingan orang tua dengan kedisiplinan belajar siswa MTs N
Karanggede tahun akademik 2014/2015" hipotesis yang penulis ajukan diterima.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN BERLOGO ....................................................................... ii
HALAMAN DEKLARASI .................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................. iv
HALAMAN NOTA PEMBIMBING .................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ vi
MOTTO .................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN .................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ ix
ABSTRAK .............................................................................................. xii
DAFTAR ISI ............................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
D. Hipotesis Penelitian ................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
F. Definisi Operasional ................................................................ 7
G. Metode Penelitian .................................................................... 10
H. Sistematika Penulisan .............................................................. 16
xiv
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bimbingan Orang Tua ............................................................. 18
1. Pengertian Bimbingan ..................................................... 18
2. Pengertian Orang Tua ....................................................... 20
3. Bimbingan Orang Tua ...................................................... 22
4. Fungsi Bimbingan Orang Tua .......................................... 25
B. Kedisiplinan Belajar ................................................................ 30
1. Pengertian Disiplin Belajar ............................................... 30
2. Macam-macam Pelanggaran Disiplin ............................... 33
3. Bentuk-Bentuk Kedisiplinan Belajar ................................ 34
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Disiplin ..................... 35
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTsN Karanggede Boyolali ...................... 40
1. Sejarah Singkat, Lokasi dan Pelaksanaan KBM .............. 40
2. Struktur Organisasi ........................................................... 42
3. Sarana Prasarana ............................................................... 42
4. Peranan Guru .................................................................... 44
5. Daftar Responden ............................................................. 45
B. Data Hasil Penelitian .............................................................. 47
1. Rekapitulasi Jawaban Angket Responden Tentang
Bimbingan Orang Tua ....................................................... 48
2. Rekapitulasi Jawaban Angket Responden Tentang
Kedisiplinan Belajar Siswa ............................................... 49
xv
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Deskriptif
1. Analisis Data Bimbingan Orang Tua ............................ 52
2. Analisis Data Kedisiplinan Belajar Siswa ................... 57
B. Pengujian Hipotesis ............................................................ 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 65
B. Saran ................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Populasi Penelitian .................................................. 11
Tabel 1.2 Data Populasi Sampel ......................................................... 13
Tabel 3.1 Daftar Sarana Prasarana MTsN Karanggede Tahun
2014/2015 .......................................................................... 43
Tabel 3.2 Daftar Guru MTsN Karanggede Tahun 2014/2015 ............. 44
Tabel 3.3 Dafar Nama Responden ....................................................... 45
Tabel 3.4 Jawaban Angket Tentang Bimbingan Orang Tua Siswa
MTsN Karanggede Tahun 2014/2015 ................................ 48
Tabel 3.5 Jawaban Angket Tentang Kedisiplinan Belajar Siswa
MTsN Karanggede Tahun 2014/2015 ................................. 49
Tabel 4.1 Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Tentang Bimbingan
Orang Tua Siswa MTsN Karanggede Tahun 2014/2015 ..... 53
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Tentang Bimbingan Orang
Tua Siswa MTsN Karanggede Tahun 2014/2015 ................ 55
Tabel 4.3 Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban Tentang
Bimbingan Orang Tua Siswa MTsN Karanggede Tahun
2014/2015 ........................................................................... 56
Tabel 4.4 Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Tentang Kedisiplinan
Belajar Siswa MTsN Karanggede Tahun 2014/2015 .......... 57
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Tentang Kedisiplinan
Belajar Siswa MTsN Karanggede Tahun 2014/2015 .......... 59
xvii
Tabel 4.6 Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban Tentang
Kedisiplinan Belajar Siswa MTsN Karanggede Tahun
2014/2015 .................................................................. 61
Tabel 4.7 Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antara Bimbingan
Orang Tua Dengan Kedisiplinan Belajar Siswa MTsN
Karanggede Tahun 2014/2015 ........................................ 62
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Angket
Lampiran II : Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran III : Nota Pembimbing
Lampiran IV : Surat Ijin Penelitian
Lampiran V : Surat Bukti Melaksanakan Penelitian
Lampiran VI : Daftar Nilai SKK
Lampiran VII : Daftar Riwayat Hidup
Lampiran VIII : Tabel Korelasi
Lampiran IX : Indikator Bimbingan Orang Tua dan Kedisiplinan Belajar Siswa
Lampiran X : Struktur Organisasi MTs N Karanggede Tahun 2014/2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dalam
kehidupan, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat maupun bangsa
dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa, banyak ditentukan oleh maju
mundurnya suatu pendidikan. Mengingat sangat pentingnya bagi
kehidupan, maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga
memperoleh hasil yang diharapkan.
Pendidikan merupakan proses pembentukan kepribadian
manusia. Pendidikan pada umumya bertujuan untuk membentuk manusia
yang bermoral dan berilmu. Berbicara masalah pendidikan, menyangkut
pula masalah tentang lingkungan pendidikan, yang dikenal dengan tripusat
pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Keluarga adalah pondasi utama bagi pendidikan anak, dia
dibentuk oleh orang tua mereka. Orang tua adalah orang yang pertama
dikenal oleh anak, maka bimbingan dan arahan sebaik mungkin harus
diberikan kepada anak khususnya masalah pendidikan, karena pendidikan
akan menjadi dasar pokok yang memberikan peranan penting dalam
perkembangan pribadi anak selanjutnya. Baik buruknya kehidupan anak di
masa mendatang akan banyak ditentukan oleh berhasil tidaknya orang tua
2
dalam menjalankan fungsinya dan membimbing anak-anaknya di masa
sekarang.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 27 Allah berfirman :
آمنوا ال تونوا الله والرسول وتونوا أماناتكم يا أي ها الذين ت علمون وأن تم
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati
Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu
mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu,
sedang kamu mengetahui”. (Departemen Agama RI , 1989:264)
Dari ayat di atas, maka dapat dipahami bahwa orang tua harus
menjalankan tugas-tugasnya dengan baik serta bertanggung jawab terhadap
apa yang sudah diamanatkan oleh Allah SWT kepada mereka.
Orang tua harus menyadari bahwa harta benda dan anak-anak
adalah karunia Ilahi sebagai ujian atau cobaan (fitnah). Apakah orang tua
dapat memanfaatkan harta itu dan mendidik anak tersebut dengan baik
atau tidak. Firman Allah dalam Al-Quran surat al-Hadid ayat 20
ا نكم اعلموا أن ن يا لعب ولو وزينة وت فاخر ب ي الياة الدار ن باته وتكاث ر ف األموال واألوالد كمثل غيث أعجب الكف
اآلخرة عذاب ث يهيج ف ت راه مصفرا ث يكون حطاما وف ن يا إال متاع ة من الله ورضوان وما الياة شديد ومغفر الد
الغرور Artinya : “ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah
permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan
bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan
3
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-
tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu
menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian
menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan
ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia
ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”, (Departemen
Agama RI , 1989:903).
Dari ayat di atas maka dapat dipahami bahwa harta dan anak
adalah kemungkinannya dengan mudah berubah dari sumber kebahagiaan
menjadi sumber kesengsaraan dan kenistaan yang tak terkira, yaitu kalau
orang tua tidak sanggup memanfaatkan harta dan mendidik anak-anaknya
tersebut sesuai dengan peran dan amanat dari Allah SWT. Karena orang
tua mempunyai tanggung jawab yang besar dalam menentukan masa
depan anak-anaknya.
Agar pendidikan dapat dicapai secara maksimal, maka harus
diimbangi dengan kedisiplinan belajar yang baik. Disiplin merupakan
suatu sikap yang menunjukkan kesediaan untuk mematuhi dan mendukung
peraturan-peraturan yang berlaku, dengan demikian disiplin bukanlah
sesuatu yang dibawa sejak awal, akan tetapi sesuatu yang dipengaruhi oleh
faktor pendidikan dan lingkungannya.
Fungsi utama kedisiplinan adalah mengajarkan untuk
mengendalikan diri agar bisa menghormati dan mematuhi aturan untuk
menertibkan diri. Dalam mendidik anak diperlukan suatu kedisiplinan
yang tegas, dalam hal apa sesuatu boleh dilakukan dan dalam hal apa
sesuatu tidak boleh dilakukannya.
Kedisiplinan belajar pada anak tumbuh dengan adanya bantuan
dari pendidik, baik orang tua, guru, maupun masyarakat. Guru berperan
4
dalam pembinaan kedisiplinan belajar di sekolah yaitu dengan menerapkan
berbagai peraturan, seperti masuk sekolah sebelum bel berbunyi, tidak
membolos sebelum jam pelajaran selesai, harus mengerjakan tugas
sekolah, dan lain-lain.
Selain sekolah, orang tua dan masyarakat juga berpengaruh
terhadap kedisiplinan belajar anak di sekolah. Apabila kondisi masyarakat
mempunyai tingkat disiplin belajar yang tinggi, maka dengan sendirinya
akan berpengaruh pada diri anak tersebut, demikian juga dengan
sebaliknya, apabila kondisi masyarakat mempunyai tingkat disiplin belajar
yang rendah, maka dengan sendirinya akan berpengaruh pada diri anak
tersebut.
Hasil penelitian Deden Mulyadi menunjukkan bahwa hubungan
bimbingan orang tua dengan kedisiplinan belajar berhubungan positif dan
signifikan (https://mcdens13.wordpress.com), akan tetapi pada
kenyataannya siswa di MTs Negeri Karanggede masih terdapat beberapa
siswa yang kurang dalam hal kedisiplinan belajarnya, terbukti ada
beberapa siswa yang masih membolos ketika jam pelajaran sekolah belum
selesai, tidak mengerjakan pekerjaan rumah dan tidak memperhatikan
ketika ada beberapa guru yang menyampaikan materi, padahal orang tua
siswa sudah membimbing atau mengarahkan agar anak mereka
mempunyai kedisiplinan belajar yang baik, baik dengan cara menegurnya
ketika anak mereka pulang sebelum waktunya, tidak mengerjakan
pekerjaan rumah dan lain-lain.
5
Berangkat dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang “HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA
DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs
NEGERI KARANGGEDE KECAMATAN KARANGGEDE
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014/2015”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat bimbingan orang tua siswa kelas VIII MTs
Negeri Karanggede Kec. Karanggede Kab. Boyolali Tahun
2014/2015?
2. Bagaimana kedisiplinan belajar siswa kelas VIII MTs Negeri
Karanggede Kec. Karanggede Kab. Boyolali Tahun 20142015?
3. Adakah hubungan bimbingan orang tua dengan kedisiplinan belajar
siswa kelas VIII MTs Negeri Karanggede Kec. Karanggede Kab.
Boyolali Tahun 2014/2015?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat bimbingan orang tua siswa kelas
VIII MTs Negeri Karanggede Kec. Karanggede Kab. Boyolali Tahun
2014/2015.
6
2. Untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan belajar siswa kelas VIII
MTs Negeri Karanggede Kec. Karanggede Kab. Boyolali Tahun
2014/2015.
3. Untuk mengetahui adakah hubungan bimbingan orang tua dengan
kedisiplinan belajar siswa kelas VIII MTs Negeri Karanggede Kec.
Karanggede Kab. Boyolali Tahun 2014/2015.
D. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah
yang diteliti yang dirumuskan atas dasar terkaan atau conjecture peneliti.
Jawaban sementara ini selanjutnya akan diuji dengan data yang
dikumpulkan melalui penelitian, dan hasil pengujian itu adalah kesimpulan
dan atau generalisasi yang juga merupakan temuan-temuan penelitian
yang bersangkutan, (Mohammad Ali, 1993:31)
Dengan demikian hipotesis yang peneliti ajukan dalam
penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara bimbingan
orang tua dengan kedisiplinan belajar siswa di MTs Negeri Karanggede
Boyolali.
E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoretis penelitian ini akan menambah pengetahuan
dalam dunia perpustakaan, mengenai bimbingan orang tua kaitannya
dengan kedisiplinan belajar siswa.
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
1) Memberikan informasi tentang hubungan bimbingan orang tua
dengan kedisiplinan belajar siswa.
2) Memberikan masukan kepada sekolah, tentang bagaimana
bimbingan orang tua selama ini, sehingga akan mengetahui
apakah berhubungan dengan kedisiplinan belajar siswa.
3) Sekolah mendukung usaha orang tua dalam membimbing
anaknya dalam kedisiplinan belajar.
b. Bagi siswa, sebagai pemicu semangat agar tidak putus asa dalam
menghadapi setiap persoalan.
c. Bagi orang tua, diharapkan dapat senantiasa membimbing anaknya
memecahkan masalah agar dapat meningkatkan kedisiplinan
belajar
F. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan dan
menghindari kekurangjelasan atau pemahaman yang berbeda antara
pembaca dan peneliti mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam judul
penelitian (Maslikhah, 2013:317). Adapun istilah-istilah tersebut adalah:
1. Bimbingan Orang Tua
Bimbingan berasal dari kata guidance yang artinya bantuan atau
tuntunan, dan ada juga yang menerjemahkan dengan arti pertolongan.
(Tohirin, 2009:16). Sedangkan menurut Oemar Hamalik (1992:33)
8
bimbingan adalah proses memberikan bantuan terhadap individu untuk
mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk
melakukan penyesuaian diri secara maksimum terhadap sekolah,
keluarga, serta masyarakat.
Orang tua menurut Soedomo Hadi (2003:22) adalah ayah dan
ibu yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.
Sedangkan Abu Ahmadi dan Nuruhbiyati (2001:177) mendefinisikan
bahwa orang tua adalah pemimpin keluarga, maka orang tua bertugas
sebagai pendidik, pemelihara, pengasuh, pembimbing, pembina,
maupun guru bagi anaknya. Adapun pengertian orang tua menurut
Ngalim Purwanto (1988:8) adalah pendidik sejati karena kodratnya
maka oleh karena itu kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya
hendaklah kasih sayang yang sejati pula yang berarti pendidik atau
orang tua hendaknya mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak-
anaknya dengan mengesampingkan keinginan dan kesenangannya
sendiri.
Dari sejumlah definisi dan penjelasan di atas, dapat ditangkap
maksud yang berujung pada pemahaman bahwa bimbingan orang tua
adalah proses memberikan bantuan orang tua kepada individu (anak-
anaknya) dengan kasih sayang dengan mengutamakan kepentingan dan
kebutuhan anak-anaknya untuk mencapai pemahaman dan pengarahan
diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara
maksimum terhadap sekolah, keluarga, serta masyarakat.
9
Dari pengertian bimbingan orang tua tersebut, maka dapat
diambil beberapa indikator, antara lain:
a. Membimbing anak dalam belajar
b. Membimbing anak dalam membina hubungan dengan lingkungan
c. Membantu anak untuk mengatasi masalah pribadi (Singgih
Gunarso dan Singgih D. Gunarso, 1992:35)
d. Membantu memenuhi kebutuhan sekolah anak
e. Memberi motivasi kepada anak
2. Kedisiplinan Belajar
Disiplin diartikan dengan tata tertib dan ketaatan atau kepatuhan
terhadap peraturan atau tata tertib (Novan Ardy Wiyani, 2013:159).
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1990:144) disiplin adalah
kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena
didorong adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya.
Slameto (1991:78) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Kedisiplinan belajar siswa adalah kepatuhan siswa dalam
mengikuti peraturan atau tata tertib yang telah ditetapkan oleh sekolah
karena didorong adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya agar
memperoleh suatu perubahan perilaku dari hasil pengalaman yang
telah didapatkannya. Adapun indikator kedisiplinan belajar antara lain:
10
a. Datang ke sekolah tepat waktu (Djamarah, 2002:97).
b. Mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan tepat waktu
(Djamarah, 2002:119).
c. Aktif bertanya tentang pelajaran yang kurang dimengerti
(Djamarah, 2002:103).
d. Menjaga kerapian dan kebersihan
e. Menjaga kesopanan di sekolah
G. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
kuantitatif rancangan penelitian ini adalah penelitian assosiatif
interaktif.
. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang
menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah
dengan metode statistika. (Saifuddin Azwar, 2012:5).
Menurut Sugiyono (2012:36), penelitian assosiatif adalah suatu
penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel
atau lebih dan hubungan interaktif adalah hubungan yang saling
mempengaruhi.
Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud meneliti hubungan
bimbingan orang tua dengan kedisiplinan belajar siswa. Dengan kata
lain, apakah ada hubungan antara bimbingan orang tua dengan
kedisiplinan belajar siswa.
11
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah
Negeri Karanggede tahun 2014/2015, yang terletak di Desa
Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 November 2014
s.d selesai.
3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Sedangkan sampel ialah bagian-
bagian dari keseluruhan individu yang menjadi obyek dari penelitian.
Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas
VIII MTs Negeri Karanggede tahun 2014/2015 yang berjumlah 115
siswa. Berikut ini adalah sebaran populasi pada tiap-tiap kelas :
TABEL 1.1
Daftar Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa Tiap Kelas
1 VIII A 30
2 VIII B 30
3 VIII C 28
4 VIII D 27
Jumlah 4 115
Sumber : MTsN Karanggede
12
Sampel adalah bagian kecil dari populasi yang diambil
dengan prosedur tertentu, sehingga diharapkan dapat mewakili
populasi. Sampel yang diambil oleh populasi harus harus presentatif.
Maka dari itu dibutuhkan teknik sampling yang tepat. Dalam penelitian
ini penyusun menggunakan teknik proporsional random sampling,
yaitu proses pemilihan sampel dengan cara acak dan proporsional. Jadi
setiap kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel,
(Sugiyono, 2012:82). Adapun untuk menentukan jumlah sampel
perkelas digunakan rumus sebagai berikut :
Di dalam penelitian, apabila obyeknya kurang dari 100, lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitan
populasi, tetapi jika objeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau
20–25 % atau lebih. (Suharsimi Arikunto, 1993:107)
Merujuk dari pendapat diatas, peneliti mengambil sampel
sejumlah 25% dari 115 siswa Kelas VIII MTs Negeri Karanggede
tahun 2014/2015. Adapun sebaran sampel berdasarkan teknik
proporsional random sampling adalah sebagai berikut :
= 7, 56 (dibulatkan menjadi 8)
= 7, 56 (dibulatkan menjadi 8)
13
= 7, 06 (dibulatkan menjadi 7)
= 6, 80 (dibulatkan menjadi 7)
Berdasarkan penghitungan sampel 25% dari 115 didapatkan
30 responden. Adapun data tentang populasi sampel sebagai berikut :
Tabel 1.2
Data Populasi Sampel
No Kelas Jumlah Siswa Tiap Kelas Sampel Tiap Kelas
1 VIII A 30 8
2 VIII B 30 8
3 VIII C 28 7
4 VIII D 27 7
Jumlah 4 115 30
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang relevan dengan fokus penelitian,
maka teknik pengumpulan data yang akan dipakai meliputi :
a. Metode Angket
Menurut Ibnu Hadjar (1996:181), Metode angket
merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik
tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individual atau
kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti
preferensi, keyakinan, minat, perilaku dan pola interaksi. Untuk
mendapatkan informasi dengan menggunakan angket ini, peneliti
tidak harus bertemu langsung dengan subjek, tetapi cukup dengan
mengajukan pertanyaan atau pernyataan secara tertulis untuk
mendapat respon.
14
Teknik angket digunakan untuk mengumpulkan data dalam
bentuk pertanyaan tentang suatu hal yang akan dijawab oleh
responden. Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data
variabel x tentang bimbingan orang tua dan variabel y tentang
kedisiplinan belajar siswa kelas VIII MTs Negeri Karanggede.
Angket diberikan kepada responden (siswa) secara
langsung di MTs Negeri Karanggede. Angket yang digunakan
berupa angket tertutup dalam bentuk pilihan ganda, sehingga
responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan oleh
peneliti. Pilihan jawaban selalu, kadang-kadang dan tidak pernah.
Skor digunakan untuk mengetahui prosentase bimbingan orang tua
dan kedisiplinan belajar siswa adalah 3, 2 dan 1.
Data angket untuk kategori bimbingan orang tua siswa di
bagi menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Data
angket mengenai kedisiplinan belajar siswa dibuat 3 kategori yaitu
tinggi, sedang dan rendah.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah penelitian dengan
memperhatikan objek dalam memperoleh sumber dengan tulisan,
tempat dan berkas atau orang, (Suharsimi Arikunto, 1993:131).
Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data
tertulis tentang gambaran umum MTs Negeri Karanggede, sejarah
15
singkat berdirinya, lokasi, dan lain-lain. Peneliti mencatat dan
mengumpulkan data-data yang ada di sekolah.
5. Instrumen Penelitian
Menurut Ibnu Hadjar (1996:160), instrumen merupakan
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif
tentang variasi karakteristik variabel secara obyektif. Kualitas
instrumen yang digunakan sangat berpengaruh dengan kualitas hasil
penelitian. Adapun kisi-kisi instrumen yang dipakai untuk mengukur
bimbingan orang tua dan kedisiplinan belajar adalah terlampir.
6. Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah:
a. Untuk mengetahui bimbingan orang tua dan kedisiplinan belajar
digunakan teknik analisis data prosentase frekuensi dengan rumus :
%100N
FP
Keterangan :
P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah total sampel
b. Untuk mengetahui hubungan antara bimbingan orang tua dengan
kedisiplinan belajar digunakan teknik analisis data koefisien
korelasi product moment dengan rumus :
16
2222 yyNxxN
yxxyNrxy
Keterangan :
= Koefisien korelasi antara variable x dan y
x = Jumlah variable x
y = Jumlah variable y
∑x = Jumlah keseluruhan variable x
∑y = Jumlah keseluruhan variable y
N = Jumlah populasi
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mencantumkan lima
bab dengan pokok tiap-tiap bab sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini penulis mengemukakan Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Hipotesis Penelitian, Manfaat
Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian
dan Sistematika Penulisan Skripsi.
BAB II Landasan Teori
Pada landasan teori ini penulis mengemukakan :
A. Bimbingan Orang tua
17
Pengertian Bimbingan, Pengertian Orang Tua,
Bimbingan Orang tua dan Fungsi Bimbingan
Orang Tua.
B. Kedisiplinan Belajar
Pengertian Disiplin Belajar, Macam-macam
Pelanggaran Disiplin, Bentuk-Bentuk
Kedisiplinan Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Disiplin.
BAB III Laporan Hasil Penelitian
Laporan hasil penelitian ini membahas tentang
Sejarah Singkat, Lokasi dan Pelaksanaan Kegiatan
Belajar Mengajar MTs Negeri Karanggede
Boyolali, Struktur Organisasi, Sarana dan
Prasarana, Peranan Guru, Penyajian Data
BAB IV Analisis Data
BAB V Penutup
Dalam penutup berisi kesimpulan, saran-saran,
lampiran-lampiran dan daftar pustaka
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bimbingan Orang Tua
1. Pengertian Bimbingan
Menurut Tohirin (2009:15), Bimbingan merupakan terjemahan
dari kata ʺguidanceʺ. Kata “guidance” yang kata dasarnya “guide”
memiliki beberapa arti : (a) menunjukan jalan (showing the way), (b)
memimpin (leading), (c) memberikan petunjuk (giving instruction),
(d) mengatur (regulating), (e) mengarahkan (governing), dan (f)
memberi nasehat (giving advice).
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa
bimbingan merupakan suatu proses yang berkelanjutan, artinya
kegiatan bimbingan tidak dilakukan secara kebetulan, tidak sengaja,
asal-asalan, melainkan kegiatan yang di lakukan secara sengaja,
berencana, sistematis, dan terarah pada tujuan. Selanjutnya,
bimbingan merupakan proses membantu individu. Membantu dalam
arti tidak memaksa. Bimbingan tidak memaksakan individu untuk
menuju suatu tujuan yang di tetapkan oleh pembimbing, melainkan
membantu mengarahkan individu ke arah tujuan yang sesuai dengan
potensi yang dimilikinya secara optimal. Pilihan dalam pemecahan
masalah ditentukan oleh individu sendiri, sedangkan pembimbing
hanya membantu mencari alternatif solusinya saja.
19
Dalam buku yang berjudul Bimbingan Dan Konseling Di
Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi) menyatakan bahwa
bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk
mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk
melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah (dalam
hal ini termasuk madrasah), keluarga, dan masyarakat (Tohirin,
2009:16).
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011:235) dalam
bukunya yang berjudul Landasan Psikologi Proses Pendidikan,
bimbingan merupakan suatu usaha untuk membantu perkembangan
individu secara optimal yang diberikan dalam situasi yang demokratis,
bukan situasi otoriter terutama dalam penentuan tujuan-tujuan
perkembangan yang ingin dicapai oleh individu serta keputusan
tentang mengapa dan bagaimana cara mencapainya dan bantuan
diberikan dengan cara meningkatkan kemampuan individu agar dia
sendiri dapat menentukan keputusan dan memecahkan masalahnya
sendiri.
Menurut Bimo Walgito (2005:5) bimbingan adalah bantuan
atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan
individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di
dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu itu
dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.
20
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005:6) mengemukakan
bahwa bimbingan merupakan proses membantu individu mencapai
perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial. Adapun
pengertian bimbingan menurut Oemar Hamalik (1992:33) adalah
proses memberikan bantuan terhadap individu untuk mencapai
pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan
penyesuaian diri secara maksimum terhadap sekolah, keluarga, serta
masyarakat.
Dari beberapa pengertian bimbingan menurut para ahli di atas
dapat dilihat adanya hal-hal yang menunjukkan kesamaan, dan ada
pula hal-hal yang menunjukkan suatu perbedaan. Dari pengertian
tersebut dapat ditarik suatu pendapat bahwa bimbingan merupakan
suatu proses pemberian pertolongan yang diberikan oleh seorang
pembimbing kepada individu atau kelompok, yang dilaksanakan
secara sistematis dan berkesinambungan untuk mengatasi kesulitan
atau masalah yang dihadapinya, sehingga diharapkan si pembimbing
sanggup mengarahkan individu atau kelompok tersebut dalam
mengatasi pemecahan masalahnya.
2. Pengertian Orang Tua
Orang tua bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa
saat berada di rumah. Orang tua dapat membimbing siswa
menentukan pilihan-pilihan dan membuat penyesuaian diri dengan
21
lingkungan yang bermanfaat bagi kehidupan mereka, juga berperan
membimbing siswa untuk mngembangkan potensi yang dimilikinya.
Orang tua adalah ayah dan/atau ibu seorang anak, baik melalui
hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, orang tua memiliki
peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan
ibu/ayah dapat diberikan untuk perempuan/pria yang bukan orang tua
kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini
(http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_tua).
Orang tua menurut Soedomo Hadi (2003:22) adalah ayah dan
ibu yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.
Sedangkan Abu Ahmadi dan Nuruhbiyati (2001:177) mendefinisikan
bahwa orang tua adalah pemimpin keluarga, maka orang tua bertugas
sebagai pendidik, pemelihara, pengasuh, pembimbing, pembina,
maupun guru bagi anaknya. Adapun pengertian orang tua menurut
Ngalim Purwanto (1988:8) adalah pendidik sejati karena kodratnya
maka oleh karena itu kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya
hendaklah kasih sayang yang sejati pula yang berarti pendidik atau
orang tua hendaknya mengutamakan kepentingan dan kebutuhan
anak-anaknya dengan mengesampingkan keinginan dan
kesenangannya sendiri.
Dalam kamus besar bahasa indonesia mengatakan bahwa
orang tua adalah ayah ibu kandung (2007:802). Dari pernyataan
tersebut mengandung arti bahwa orang tua adalah komponen keluarga
22
yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan
perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga dan
telah dikaruniai anak oleh Tuhan YME. Orang tua memiliki tanggung
jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya
untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap
dalam kehidupan bermasyarakat.
Dari sejumlah definisi dan penjelasan di atas, meski beragam,
namun dapat ditangkap maksud yang berujung pada pemahaman
bahwa orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan
ibu yang bertanggung jawab sebagai pendidik, pemelihara, pengasuh,
pembimbing dan pembina anak-anaknya
3. Bimbingan Orang Tua
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama
dikenalkan kepada anak, atau dapat dikatakan bahwa seorang anak itu
mengenal kehidupan sosial itu pertama-tama di dalam ingkungan
keluarga. Adanya interaksi antara anggota keluarga yang satu dengan
yang lain itu menyebabkan bahwa seorang anak menyadari akan
dirinya bahwa ia berfungsi sebagai individu dan juga sebagai makhluk
sosial. (Drs. H. Abu Ahmadi, 1991:90-91)
Sebagai orang tua, harus dapat menerima anak mereka dalam
kondisi apapun, baik anak itu pandai atau biasa, baik atau nakal, dan
sebagainya. Karena anak yang tidak diterima oleh orang tuanya, tidak
bisa bertumbuh menjadi manusia dewasa yang bahagia. Anak harus
23
diterima dengan senang hati sebagai titipan dari Tuhan kepada kita
sebagai orang tuanya.
Kemampuan anak harus dikembangkan agar anak menjadi
orang yang memiliki rasa percaya diri yang kuat. Jadi kalau kepada
anak dituntut yang terlalu berat atau terlalu sulit, yang ditanamkan
justru rasa tidak percaya diri. Karena ia mengalami bahwa ia selalu
gagal. Karena, Masalah-masalah dalam pendidikan anak mulai dengan
kenyataan bahwa orang tua pada umumnya tidak menerima kenyataan
dari anaknya sendiri. (Drost, 2004:42)
Sebelum anak dewasa, orang tua berkewajiban untuk mendidik
anaknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Seperti
anak diajarkan berbicara, diajarkan berhitung, diajarkan membaca dan
sebagainya. Ketika anak mencapai usia belajar, maka orang tua harus
bertanggung jawab memasukkan anaknya ke sekolah dan membiayai
pendidikannya di sekolah. Allah berfirman dalam Alqur’an surat An
Nisa’ ayat 9:
أولو القرب واليتامى والمساكني وإذا حضر القسمة لم ق وال معروفا فارزقوهم منه وقولوا
Artinya: “dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak
yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada
Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang
benar. (Departemen Agama RI, 1989:116).
24
Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu
dan group, dan merupakan kelompok sosial yang pertama dimana
anak-anak menjadi anggotanya. Dan keluargalah sudah barang tentu
yang pertama-tama pula menjadi tempat untuk mengadakan sosialisasi
kehidupan anak. Ibu, ayah dan saudara-saudaranya, serta keluarga-
keluarga yang lain adalah orang yang pertama dimana anak
mengadakan kontak dan pertama pula mengajarkan hal-hal tertentu
kepada anak itu sampai anak memasuki sekolah (Abu Ahmadi,
1991:108)
Adapun macam-macam bimbingan orang tua yang sesuai
dengan masalah yang akan dihadapi seorang anak, antara lain :
a. Bimbingan Akademik
Merupakan bimbingan yang diarahkan untuk
membantu individu dalam menghadapi dan memecahkan
masalah-masalah akademik (Syamsu Yusuf dan Juntika
Nurihsan, 2005:10). Dalam bimbingan akademik, orang tua
berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan
akademik yang diharapkan.
b. Bimbingan Sosial
Bimbingan ini bertujuan membantu anak dalam
mengatasi kesulitan-kesulitan dalam kehidupan sosialnya,
sehingga ia mampu mengadakan hubungan-hubungan sosial
dengan baik.
25
c. Bimbingan Pribadi
Bertujuan membantu anak dalam mengatasi masalah
pribadi sebagai akibat kurang kemampuan anak untuk
mengadakan penyesuaian diri dengan aspek-aspek
perkembangan, keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita, konflik
pribadi, sosial seks dan lain-lain (Singgih Gunarso dan Singgih
D. Gunarso, 1992:35)
4. Fungsi Bimbingan Orang Tua.
Bimbingan merupakan suatu proses pemberian pertolongan
yang diberikan oleh seorang pembimbing kepada individu atau
kelompok, yang dilaksanakan secara sistematis dan
berkesinambungan untuk mengatasi kesulitan atau masalah yang
dihadapinya, sehingga diharapkan si pembimbing sanggup
mengarahkan individu atau kelompok tersebut dalam mengatasi
pemecahan masalahnya. Bimbingan orang tua adalah bantuan atau
pertolongan yang diberikan oleh orang tua kepada anak atau siswa
dalam menghadapi kesulitan yang dihadapinya.
Dengan demikian terlihat betapa besar tanggung jawab orang
tua terhadap anaknya. Keluarga merupakan wadah bagi anak dalam
konteks proses belajarnya untuk mengembangkan dan membentuk
diri. Anak sebagai individu di tengah keluarga, selalu berhubungan
26
dengan orang tuanya dan ketidak-berdayaan anak akan
mengimplikasikan pula ketergantungan kepada orang tuannya sebagai
orang dewasa. Keadaan anak yang tidak berdaya mengundang
tanggung jawab orang tua untuk melaksanakan kewajibannya, yaitu
mendidik. Anak yang berperan sebagai anak didik membutuhkan
bimbingan dan pengarahan dari orang tuanya. Sikap dan tindakan
orang tua memberikan stimulus dan akan mempengaruhi terhadap
perkembangan perilaku anak.
Adapun fungsi keluarga (orang tua) menurut Frank J. Mifflen
dan Sydney C. Mifflen (1986:264) yaitu : (a) menghasilkan dan
menerima para anggota baru, (b) mensosialisasi para anggota baru, (c)
menghasilkan dan membagi-bagikan barang-barang dan jasa dan (d)
memelihara ketertiban dan melindungi para anggota.
Dalam bukunya Abu Ahmadi (1991:108) yang berjudul
Sosiologi Pendidikan mengemukakan bahwa fungsi keluarga (orang
tua) adalah sebagai fungsi kasih sayang, fungsi ekonomi, fungsi
pendidikan, fungsi perlindungan/penjagaan, fungsi rekreasi, fungsi
status keluarga dan fungsi agama.
Beberapa fungsi bimbingan orang tua antara lain:
a. Fungsi pemahaman
Bimbingan dimaksudkan untuk membantu anak agar
memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan
lingkungannya (Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, 2005:16).
27
Hal itu berarti, berusaha mengungkapkan dan memahami apa
masalah dan kesulitan yang dihadapi anak dan apa kekuatan dan
kelemahannya.
b. Fungsi pencegahan
Bimbingan dimaksudkan untuk mencegah timbulnya
masalah pada diri anak sehingga mereka terhindar dari berbagai
masalah yang dapat menghambat perkembangannya (Menurut
Tohirin, 2009:39)
c. Fungsi pengembangan
Bimbingan tidak sekedar mengatasi kesulitan yang
dialami anak tetapi juga berusaha agar anak dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya.
d. Fungsi pemecahan
Walaupun berbagai upaya telah dilakukan dengan
sebaik-baiknya tetapi masih terjadi masalah pada diri anak,
maka dalam hal ini perlu upaya pemberian bantuan pemecahan
masalah. Msalah pada anak dapat berupa sikap dan kebiasaan
yang buruk atau tidak dapat menyesuaikan diri secara baik
dengan lingkungan.
Orang tua adalah figur dalam proses pembentukan kepribadian
anak, sehingga orang tua diharapkan agar memberi arah, mengawasi
dan membimbing perkembangan anaknya agar bisa ke arah yang lebih
baik. Dari hal-hal di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua tidak
28
hanya cukup memberi makan, minum, pakaian dan tempat tinggal
kepada anak-anaknya, akan tetapi harus berusaha agar anaknya
menjadi baik, pandai dan dapat berguna bagi kehidupannya dan juga
masyarakat.
Setiap orang tua mempunyai tugas dan peran yang sangat
penting, adapun tugas dan peran orang tua terhadap anaknya yaitu
melahirkan, mengasuh, membesarkan dan mengarahkan menuju
kepada kedewasaan serta menanamkan norma dan nilai-nilai yang
berlaku. Orang tua juga harus mampu mengembangkan potensi yang
ada pada diri anak dan memberi teladan yang baik. Anak-anak yang
tumbuh dengan berbagai bakat, dan tumbuh menjadi anak yang baik
adalah karunia yang sangat berharga, yang digambarkan sebagai
perhiasan dunia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran
surat Al-Kahfi ayat 46, yaitu :
ر المال والب نون الات خي ن يا والباقيات الص زينة الياة الدر أمال عند ربك ث وابا وخي
Artinya: “harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia
tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih
baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk
menjadi harapan. (Departemen Agama RI , 1989:450)
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa:(1) Mencintai harta
dan anak merupakan fitrah manusia, karena keduanya adalah
perhiasan dunia yang dianugerahkan oleh Tuhan, (2)Hanya harta dan
anak yang shaleh yang dapat dipetik manfaatnya.
29
Agar bimbingan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang
diinginkan oleh orang tua, maka bimbingan tidak terlepas dari peranan
kedua orang tua yaitu peranan ibu dan ayah dalam membimbing
anaknya. Berikut ini penulis menguraikan peranan-peranan tersebut:
a. Peranan Ibu
Seorang ibu bertugas mendidik dan mengatur rumah
tangga. Baik buruknya pendidikan ibu terhadap anaknya akan
berpengaruh besar terhadap perkembangan dan watak anaknya
di kemudian hari. Seorang ibu yang selalu menuruti keinginan
anak-anaknya, akan berakibat kurang baik, demikian juga tidak
baik seorang ibu yang berlebih-lebihan mencurahkan perhatian
kepada anaknya. Sesuai dengan fungsi serta tanggung jawabnya
sebagai anggota keluarga, peranan ibu dalam pendidikan anak-
anaknya adalah sebagai sumber dan pemberi kasih sayang,
pengasuh dan pemelihara, tempat mencurahkan isi hati, pengatur
kehidupan dalam rumah tangga dan pembimbing kehidupan
pribadi.
b. Peranan Ayah
Seorang ayah juga memegang peranan yang penting bagi
perkembangan anak. Kegiatan seorang ayah terhadap
pekerjaannya sehari-hari sangat berpengaruh terhadap anak-
anaknya. Pada beberapa keluarga dapat kita lihat kesalahan-
kesalahan pendidikan yang diakibatkan tindakan seorang ayah.
30
Karena sibuknya bekerja mencari nafkah, si ayah tidak ada
waktu untuk bergaul mendekati anak-anaknya. Lebih celaka lagi
seorang ayah yang sengaja tidak mau berurusan dengan
pendidikan anaknya. Ia mencari kesenangan bagi dirinya sendiri
saja. Segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat di dalam
rumah tangga mengenai pendidikan anak-anaknya dibebankan
kepada istrinya. Padahal seorang ayah juga harus membangun
kedekatan dan ikatan emosional dengan anak. Peranan ayah
dalam pendidikan anak-anaknya yang lebih dominan adalah
sebagai sumber kekuasaan di dalam keluarga, penghubung
intern keluarga dengan masyrakat atau dunia luar, pemberi
perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga, pelindung
terhadap ancaman dari luar dan hakim atau yang mengadili jika
ada perselisihan.
B. Kedisiplinan Belajar
1. Pengertian Disiplin Belajar
Konsep disiplin berkaitan dengan aturan, tata tertib atau norma
dalam kehidupan bersama. Menurut Suharsimi Arikunto (1990:144)
disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau
tata tertib karena didorong adanya kesadaran yang ada pada kata
hatinya.
Disiplin adalah suatu keadaan tertib yang mana orang-orang
yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-
31
peraturan yang telah ada dengan senang hati. Dalam bukunya Novan
Ardy Wiyani (2013:159) disiplin diartikan sebagai latihan untuk
mengendalikan diri, karakter, atau keadaan yang tertib dan efisien..
Sedangkan menurut Subari (1994:164) disiplin adalah penurutan
terhadap suatu peraturan dengan kesadaran sendiri untuk terciptanya
tujuan peraturan itu.
Adapun pengertian disiplin menurut Syaiful Bahri Djamarah
(2002:12) adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan
kehidupan pribadi dan kelompok. Disiplin timbul dari dalam jiwa
karena adanya dorongan untuk menaati tata tertib tersebut. Sementara
itu, kata disiplin dari bahasa Inggris (discipline) berarti ketertiban.
Ketertiban sangat terkait antara perilaku seseorang dengan
aturan/hukum/adat kebiasaan masyarakat di mana perilaku seseorang
itu berlangsung (Marijan, 2012:73).
Disiplin senantiasa dikaitkan dengan konteks relasi antara
murid dan guru serta lingkungan yang menyertainya, seperti tata
peraturan, tujuan pembelajaran dan pengembangan kemampuan dari
sang murid melalui bimbingan guru. Namun kedisiplinan juga bisa
dilihat sebagai hasil-hasil dari sebuah proses pembelajaran. Ini semua
ditujukan untuk menjaga keteraturan luar dan pembentukan sikap ke
dalam melalui mana kedisiplinan itu diterapkan (Koesoema,
2011:237).
32
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991:78). Sedangkan
menurut Mulyati (2005:5), belajar merupakan suatu usaha sadar
individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri
melalui latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan dan perubahan
yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan.
Adapun pengertian belajar menurut Baharuddin (2008:13)
adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Usaha
untuk mencapai kepandaian atau ilmu tersebut merupakan usaha
manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau
kepandaian yang dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu
manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan
memiliki tentang sesuatu. Sedangkan pengertian belajar menurut
Syaiful Bahri Djamarah (2002:10) adalah suatu kegiatan yang kita
lakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan.
Dari beberapa pengertian diatas, antara disiplin dan belajar
dapat diambil kesimpulan bahwa kedisiplinan belajar adalah kepatuhan
(penurutan) terhadap suatu peraturan-peraturan yang telah ada di
sekolah dalam melaksanakan kewajiban belajar yang dilaksanakan
secara sadar dan senang hati.
33
Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian
belajar antara lain:
a. Perubahan yang terjadi secara sadar (Slameto, 1991:78).
Individu menyadari atau merasakan telah terjadi suatu
perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa
pengetahuannya bertambah dan kecakapannya bertambah.
b. Perubahan bersifat kontinu dan fungsional. Satu perubahan
yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan
berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya
(Slameto, 1991:78).
c. Perubahan bersifat positif (Slameto, 1991:78). Perubahan selalu
tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari
sebelumnya.
d. Perubahan bertujuan atau terarah. Tingkah laku itu terjadi
karena ada tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian
perubahan belajar yang dilakukan senantiasa terarah kepada
tingkah laku yang telah ditetapkannya (Slameto, 1991:78).
e. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika
seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami
perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap,
keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya (Slameto,
1991:78).
2. Macam-macam Pelanggaran Disiplin
34
Setiap siswa memiliki perilaku yang berbeda-beda di sekolah.
Adapun pelanggaran disiplin yang biasanya dilakukan oleh siswa
antara lain adalah membolos, berisik dalam kelas, melalaikan tugas,
merusak benda-benda sekolah, berkelahi, dan lain-lain.
3. Bentuk-Bentuk Kedisiplinan Belajar
Setiap sekolah memiliki peraturan dan tata tertib yang harus
dilaksanakan dan dipatuhi oleh semua siswa. Peraturan yang dibuat
merupakan kebijakan sekolah yang tertulis dan berlaku sebagai standar
untuk tingkah laku siswa sehingga siswa mengetahui batasan–batasan
dalam bertingkah laku.
Adapun beberapa bentuk kedisiplinan belajar yang harus
dilaksanakan oleh siswa antara lain:
a. Masuk sekolah tepat waktu
Masuk sekolah tepat waktu adalah suatu sikap mental
yang banyak mendatangkan keuntungan. Dari segi kepribadian,
guru memuji dengan kata-kata pujian, kawan-kawan sekelas tidak
terganggu ketika sedang menerima pelajaran dari guru,
konsentrasi mereka terpelihara, penjelasan dari guru dapat
didengar dengan jelas dan kita sendiri dapat belajar dengan
tenang dan alam pikiran kita telah siap menerima pelajaran dari
guru (Djamarah, 2002:97).
b. Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas
35
Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas adalah salah
satu cara untuk dapat mengerti bahan pelajaran yang belum
dimengerti. Jangan malu bertanya kepada guru mengenai bahan
pelajaran yang belum jelas (Djamarah, 2002:103).
c. Menyelesaikan tugas tepat waktu
Selama menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal,
pelajar tidak akan pernah melepaskan diri dari keharusan
mengerjakan tugas-tugas studi. Guru pasti memberikan tugas
untuk diselesaikan, baik secara berkelompok ataupun secara
individu (Djamarah, 2002:90). Semua tugas yang diberikan oleh
guru harus dilaksanakan dan diselesaikan tepat pada waktunya.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Faktor yang mempengaruhi kedisiplinan sangat kompleks.
Teori konvergensi menjelaskan bahwa hasil perkembangan seseorang
ditentukan oleh faktor pembawaan dan faktor lingkungan (Subari,
1994:165). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin antara
lain :
a. Faktor internal
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu (Baharuddin dan
Esa Nur Wahyuni, 2008:19).
36
Individu yang sehat secara fisik atau biologis akan
dapat menunaikan tugas-tugas yang ada dengan baik. Dengan
penuh vitalitas dan tenang, ia mengatur waktu untuk mengikuti
berbagai acara atau aktivitas secara seimbang dan lancar.
Dalam situasi semacam ini, kesadaran pribadi yang
bersangkutan tidak terganggu, sehingga ia akan menaati norma-
norma atau peraturan yang ada secara bertanggung jawab
(Unardjan, 2003:31).
Jika kesehatan fisik terganggu, misalnya dalam kondisi
pusing, lelah, mengantuk, maka dapat mempengaruhi sikap
anak dan ketenangan anak, yang dapat mengganggu terciptanya
suasana berdisiplin di sekolah. Kesehatan seorang anak dapat
mempengaruhi sikapnya yang nakal.
2) Perseorangan
Sikap perseorangan (siswa) dalam belajar dapat
dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada
performan guru, pelajaran atau lingkungan sekitarnya
(Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2008 : 25). Sikap siswa
seperti acuh tak acuh, mementingkan diri sendiri, meniru
kelakuan yang tidak baik dari lingkungan, apabila dibiarkan
akan mengganggu disiplin kelas dan produktifitas kelas.
b. Faktor eksternal
1) Hukuman
37
Hukuman tidak selalu melemahkan seseorang untuk
bertindak dalam cara yang disukai masyarakat dan tidak juga
menjamin bahwa tindakan salah yang ditinggalkan oleh
perilaku dapat diterima (Unaradjan, 2003:11).
Hukuman bagi seorang siswa merupakan salah satu
faktor dalam pembentukan kedisiplinan belajar dan dianggap
positif karena hukuman ini merupakan salah satu upaya untuk
menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan perbuatan yang
salah, sehingga seseorang akan kembali pada perilaku yang
diharapkan.
Adapun syarat yang harus diperhatikan dalam memberi
hukuman menurut Subari (1994 : 170) adalah :
a) Hukuman harus selaras dengan kesalahannya
b) Hukuman harus adil
c) Hukuman harus secepatnya dijalankan agar anak-anak
mengerti benar apa sebab ia dihukum dan apa maksud
hukuman itu.
d) Hukuman harus sesuai umur anak
e) Hukuman harus disertai keterangan-keterangan
f) Hukuman tidak boleh diberikan pada waktu kita marah
g) Hukuman badan hendaknya dihindari.
2) Penghargaan atau hadiah
38
Penghargaan atau hadiah tidak harus dalam bentuk
benda atau materi, akan tetapi dapat berupa kata-kata pujian,
senyuman atau menepuk-nepuk bahu anak. Adanya pemberian
hadiah ini mempunyai peranan yang sangat penting yaitu
umtuk memberi motivasi kepada anak agar ia dapat
mengulangi tingkah laku yang benar dikemudian hari.
3) Keadaan Keluarga
Keadaan keluarga yang baik adalah keluarga yang
menghayati dan menerapkan norma-norma moral dan agama
yang dianutnya secara baik. Sikap ini antara lain tampak dalam
kesadaran atau penghayatan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat. Dalam hal ini, orangtua memegang peranan
penting bagi pengembangan kedisiplinan anggota-anggota
dalam keluarga (Unaradjan, 2003:28).
Dengan contoh yang baik dan anak tidak merasa
dipaksa, tentunya dalam memberikan sugesti kepada anak tidak
dengan cara otoriter sehingga dengan senang anak akan
melaksanakannya
4) Sosial
Disamping menjadi makhluk individu, manusia juga
merupakan makhluk sosial. Dalam kehidupan berkelompok
akan timbul pengaruh sosial pada sikap seseorang. Adapun
39
faktor yang mempengaruhi disiplin dari lingkungan sosial
menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2008:26) adalah :
a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar
seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya
dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik
di sekolah.
b) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan
masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi
belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi
aktifitas belajar siswa.
c) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat
mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga,
sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah),
pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak
terhadap aktifitas belajar siswa. Hubungan antara anggota
keluarga, orang tua, anak, kakak, atau adik yang harmonis
akan membantu siswa melakukan aktifitas belajar dengan
baik.
40
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Negeri Karanggede Boyolali
1. Sejarah Singkat, Lokasi dan Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Karanggede pada
mulanya merupakan Madrasah swasta yang berada dibawah naungan
dan pengawasan Kementrian Agama (Kemenag).
Secara kronologis pada tahun 1961/1962 para tokoh dan ulama
(NU) sekecamatan karanggede berusaha bekerja sama bahu
membahu merintis untuk membangun dan mendirikan sebuah
sekolah lanjutan tingkat pertama yang bercirikan Islam atau yang
dikenal dengan Madrasah Tsanawiyah (MTsN). Hal ini mengingat
pada waktu itu belum ada satupun sekolah lanjutan tingkat pertama
di Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Jawa Tengah. Di
samping itu tujuan dari didirikannya Madrasah Tsanawiyah ini
adalah untuk mencetak kader-kader insan yang cerdas, terampil dan
terdidik untuk melanjutkan perjuangan Islam oleh tokoh atau ulama
pendahulu di Kecamatan Karanggede.
Tujuan lain didirikannya Madrasah Tsanawiyah Negeri
(MTsN) adalah sebagai sarana transformasi nilai-nilai ke islaman
Nahdlatul Ulama (NU) khususnya Kecamatan Karanggede.
41
Pada tahun 1963 Madrasah Tsanawiyah secara resmi telah
berdiri dan ditetapkan pada tanggal 1 Agustus 1963 dengan nama
Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama (MTsNU).
Lokasi lembaga pendidikan formal (MTsNU) ini semula di
Karanggede dengan alamat Trayon Desa Kebonan Kecamatan
Karanggede Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.
MTsN Karanggede ini sangat strategis karena di karanggede
hanya ada satu Madrasah Tsanawiyah swasta selain Madrasah
Tsanawiyah Negeri Karanggede, dan letaknya yang berdekatan
dengan dua sekolah dasar di daerah tersebut yakni SDN Klumpit
yang terletak tepat sebelah utaranya dan MI Klumpit yang terletak
kurang lebih 100 M disebelah timurnya.
Untuk lebih jelasnya MTsN ini terletak di dusun Gumukrejo
Kelurahan Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali
Jawa Tengah berada di atas tanah ±4000M. Sebelah utara berbatasan
dengan SDN Klumpit yang termasuk wilayah Dusun Tempel,
sebelah Timur berbatasan dengan jalan raya Klumpit Karanggede,
sebelah selatan adalah berbatasan dengan perkampungan penduduk
Gumukrejo sebelah barat berbatasan dengan kebun, perkampungan
penduduk Dusun Gumukrejo.
Proses belajar mengajar di MTs Negeri Karanggede
dilaksanakan jam 07.00-13.30 WIB. Lembaga pendidikan ini
merupakan lembaga pendidikan yang terdepan dengan model siswa
42
yang heterogen dan berasal dari latar keluarga yang beragam. Akan
tetapi memiliki kebiasaan yang positif diantaranya mengumpulkan
dana sosial atau sodaqoh setiap hari jum’at, membaca do’a pada
awal jam pelajaran dan akhir jam pelajaran.
2. Struktur Organisasi
Organisasi sekolah merupakan wadah kesatuan kerja dan
tanggung jawab sebagai pelaksanaan administrasi yang masing-masing
komponen berusaha menerapkan fungsinya berdasarkan garis struktur
yang membawahinya.
Sruktur organisasi akan berhasil dengan baik apabila
komponen-komponen yang terlibat didalamnya memiliki suatu struktur
tugas yang tegas serta terpadu dalam rangka merealisir sebagai progam
yang telah dirancang. Adapun struktur organisasi MTs Negeri
Karanggede adalah terlampir.
3. Sarana dan Prasarana
Dalam suatu lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan
formal maupun non formal, sarana dan fasilitas merupakan kebutuhan
primer. Apalagi dalam lembaga pendidikan formal seperti di MTs
Negeri Karanggede. Sarana dan fasilitas yang mendukung keberhasilan
pendidikan dan pengajaran sangat diperlukan untuk membantu
terlaksananya tujuan yang akan dicapai bersama
MTs Negeri Karanggede sejak berdiri sampai sekarang sudah
mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan, hal tersebut
43
karena adanya dukungan dari berbagai pihak, baik dari pemerintah
maupun dari pihak masyarakat yang bekerja sama, khususnya dalam
sarana prasarana untuk menunjang kelancaran KBM. Adapun sarana
prasarana yang dimiliki adalah sebagai berikut :
TABEL 3.1
Daftar Sarana Prasarana
MTs Negeri Karanggede
Tahun 2014/2015
No Jenis Prasarana Jumlah ruang Kondisi
1 Kelas 11 Baik
2 Perpustakaan 1 Baik
3 Ruang Lab. Komputer 1 Baik
4 Ruang guru 1 Baik
5 Ruang Pimpinan 1 Baik
6 Ruang Guru 1 Baik
7 Ruang Tata Usaha 1 Baik
8 Ruang Konseling 1 Baik
9 Tempat Beribadah 1 Baik
10 Ruang UKS 1 Baik
11 Jamban 7 Baik
12 Gudang 1 Baik
13 Tempat Olah Raga 1 Baik
14 Ruang Organisasi
Kesiswaan
1 Baik
Sumber : MTsN Karanggede
Dengan adanya sarana prasarana yang baik, maka siswa akan
merasa senang dan termotivasi untuk berangkat ke sekolah, siswa juga
akan berfikir ulang ketika akan membolos ketika jam pelajaran belum
selesai, hal tersebut menunjukkan bahwa siswa mempunyai
kedisiplinan belajar yang baik
44
4. Peranan Guru
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan dengan guru pemegang peranan utama,
karena guru adalah faktor yang menentukan bagi keberhasilan
pendidikan dan tanpa guru proses belajar mengajar tidak akan
berlangsung. Di samping orang tua dan masyarakat, guru juga
berperan penting dalam menciptakan kedisiplinan belajar siswa,
dengan cara mengarahkan dan membimbing siswa. Adapun daftar
guru MTs Negeri Karanggede adalah sebagai berikut:
TABEL 3.2
Daftar Guru MTsN Karanggede
Tahun 2014/2015
No Nama Mengajar Mapel
1 H. Suwardi, M.Pd.I Fiqih
2 Suramto, S.Pd, M.Pd Matematika
3 Darmono, M.Pd Bhs. Inggris
4 Yanuar Ismunanto, S.Pd Bhs. Inggris
5 Maryono, S.Pd IPA Fis
6 Amir Fadhil, S.Ag SKI
7 Evi Susiati, S.Pd IPS
8 Kusmini , S.Pd Matematika
9 Titi Asih Wijayanti , S.Pd.I Bhs. Inggris
10 Kholid Mawardi , S.Ag Fiqih
11 Nur Yasin, S.Ag Qur’an Hadits
12 Sulistyono , S.Ag Aqidah
13 Adib , S.Ag Bhs. Arab
14 Imam Khanafi , S.Pd.I TIK
15 Sri Hartuti , S.Ag Qur’an Hadits
16 Endang Ratna Ayu A , S.Pd.I PKn
17 Imam Sopingi , S.Pd.I BK
18 Rohmat , S.Pd Bhs. Indo
19 Endang Sri Sumarni , S.Pd Bhs. Indo
20 Slamet , S.Pd IPA
21 Siti Sholichah , S.Pd Tata Busana
22 Sugiyanti , S.Ag PKn & Fiqih
45
23 Arfianto , S.Pd.I Penjaskes & SKI
24 Dwi Agus Prasetyo , S.Pd Bahasa Jawa
25 Eny Kurniawati , SS Sastra Arab
26 Andri Wahyaningrum BK
Sumber : MTsN Karanggede
5. Daftar Responden
Berikut disajikan tentang nama-nama responden:
Tabel 3.3
Daftar Nama Responden
No Nama Jenis Kelamin Kelas
Putra Putri
1 Irkham Shohibul L. √ VIII A
2 Muhammad Nafngan √ VIII A
3 Elita Fitri √ VIII A
4 P. Nadia Ummu Latifah √ VIII A
5 Indah Wulandari √ VIII A
6 Devi Nurul Hidayah √ VIII A
7 Diki Hasan √ VIII A
8 Muhammad Safrizal √ VIII A
9 Nur Azizah √ VIII B
10 Abimanyu Putratama √ VIII B
11 Nurus Sa’adah √ VIII B
12 Oktavia Paramesti √ VIII B
46
13 Rita Septiana A. √ VIII B
14 Anjar Widiastuti √ VIII B
15 Siti Umi Hanafiah √ VIII B
16 Fitriyaningsih √ VIII B
17 Alvin Setianugraha √ VIII C
18 Awaludin Alfalah √ VIII C
19 M. Rifaldo √ VIII C
20 M. Zainal Arifin √ VIII C
21 Sri Hartutik √ VIII C
22 Ika Sabila √ VIII C
23 Esti Nugraini √ VIII C
24 Nia Sofiana Samida √ VIII D
25 Rahmawati √ VIII D
26 Muhamad Fani Setiawan √ VIII D
27 Choirul Anam √ VIII D
28 Wahyu Fahru Rozi √ VIII D
29 Makruf Sudaryanto √ VIII D
30 Maftukhatul Latif √ VIII D
Sumber : MTsN Karanggede
47
B. Data Hasil Penelitian
Dalam pengumpulan data hubungan bimbingan orang tua dengan
kedisiplinan belajar siswa kelas VIII, peneliti menggunakan tekhnik
angket. Adapun jumlah angket yang digunakan untuk pengumpulan data
dalam penelitian ini terdiri dari 20 pertanyaan, dengan rincian sebagai
berikut :
1. 10 pertanyaan untuk bimbingan orang tua
2. 10 pertanyaan untuk kedisiplinan belajar
Untuk memudahkan penganalisisan dari 20 pertanyaan, maka
setiap dari tiga alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut :
1. Alternatif jawaban A diberi nilai 3
2. Alternatif jawaban B diberi nilai 2
3. Alternatif jawaban C diberi nilai 1
Jawaban dari hasil angket tentang bimbingan orang tua dan
kedisiplinan belajar siswa kelas VIII MTs Negeri Karanggede Tahun 2014
dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
1. Data Tentang jawaban angket bimbingan orang tua
Adapun hasil dari penyebaran angket bimbingan orang tua
dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
48
Tabel 3.4
Jawaban Angket Tentang Bimbingan Orang Tua Siswa
Kelas VIII MTs Negeri Karanggede
No Responden Nomor Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 A A A A A A A A A A
2 A A A A A A A A A A
3 A A B A A A A A A A
4 A A B A A A A A A A
5 C A A A C A A A A A
6 C A C A A A A A C A
7 A B A A A A B A A A
8 A A A A A B A A A A
9 A A A A A A A A B A
10 A A A B A A A A B A
11 A A A A A A B A A A
12 A A A A A B A B A A
13 A A B A A A B A A C
14 A A A B A A A A A A
15 A A B A A A A A B A
16 A A A A A A A A B A
17 A A B A A A A A B A
18 A B A A A A A A B A
19 A A B A A A B A A A
20 A A B A A A A A A A
21 A A A A A A B A B A
22 A A A A B A A A A B
23 A A A B A A A A B A
24 A A B A A A A A A A
25 A A A A B A A A B A
26 A A A B A A A A B A
27 A A B A A A A A B A
28 C A A A B A B A A A
29 B A A A B A A A A A
30 A A A A A A A B B A
49
2. Data Tentang jawaban angket kedisiplinan belajar siswa
Adapun hasil dari penyebaran angket kedisiplinan belajar
siswa dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.5
Jawaban Angket Tentang Kedisiplinan Belajar Siswa
Kelas VIII MTs Negeri Karanggede
No Responden Nomor Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 A A A A B A A A A A
2 B A A A C B A A C C
3 A A A A C A B A A B
4 A A A A C B A C A A
5 A A C A C A B A C C
6 C A B A C A A C C C
7 A A B C A B B C A B
8 A A A A B B A A C A
9 B A B A C B C B A A
10 A A A A C B A A A A
11 B A B A C B C A B A
12 B A C A A A A C A A
13 A A A A C C B C A B
14 A A B A B A B A A A
15 C A B A A B A A A B
16 A A B A C A A C A A
17 A A A A C A A A A C
18 A A A A C A A C A C
19 A A A B C B A A A B
20 A A B A C A A A B B
21 B A B A C A A A A B
22 A A A B A C A A A A
23 A A A A C A A A B B
24 A A B B B A B A B A
25 A A A A C B A A B C
26 A A A B C A A A A B
27 A A A A C A A C A B
28 A A B A C B A C A A
29 B A A A B A A A B A
50
30 A A A A A C A A B C
51
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Analisis Deskriptif
Setelah seluruh data hasil penelitian dari penyebaran angket
terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data
tersebut sesuai dengan proporsinya masing-masing yang mengacu pada
tujuan penelitian, yaitu sebagaimana di bawah ini:
1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat bimbingan orang tua siswa kelas
VIII MTs Negeri Karanggede Kec. Karanggede Kab. Boyolali Tahun
2014/2015.
2. Untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan belajar siswa kelas VIII
MTs Negeri Karanggede Kec. Karanggede Kab. Boyolali Tahun
2014/2015.
Untuk mengetahui adakah hubungan bimbingan orang tua dengan
kedisiplinan belajar siswa kelas VIII MTs Negeri Karanggede Kec.
Karanggede Kab. Boyolali Tahun 2014/2015.
Berdasarkan tiga tujuan penelitian di atas maka penulis
menganalisis dari tujuan pertama dan kedua menggunakan rumus
persentase sebagai berikut:
%100N
FP
Keterangan :
P = Prosentase
52
F = Frekuensi
N = Jumlah total sampel
Sedangkan untuk tujuan yang ketiga penulis menggunakan rumus
proportional product moment, sebagai berikut:
2222 yyNxxN
yxxyNrxy
Keterangan :
= Koefisien korelasi antara variable x dan y
x = Jumlah variable x
y = Jumlah variable y
∑x = Jumlah keseluruhan variable x
∑y = Jumlah keseluruhan variable y
N = Jumlah populasi
1. Analisis Data Bimbingan Orang Tua
Langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut:
a. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket
bimbingan orang tua
b. Mempresentasikan jawabannya
c. Menginterpretasikan hasil jawaban responden
Di bawah ini adalah tabel Daftar Nilai Distribusi Frekuensi
tentang bimbingan orang tua :
53
Tabel 4.1
Daftar Nilai Distribusi Frekuensi
tentang Bimbingan Orang Tua
No
Responden
Jawaban Nilai Total Nomi
nasi
A B C 3 2 1
1 10 - - 30 - - 30 A
2 10 - - 30 - - 30 A
3 9 1 - 27 2 - 29 A
4 9 1 - 27 2 - 29 A
5 8 2 - 24 4 - 28 B
6 7 - 3 21 - 3 24 C
7 8 2 - 24 4 - 28 B
8 9 1 - 27 2 - 29 A
9 9 1 - 27 2 - 29 A
10 8 2 - 24 4 - 28 B
11 9 1 - 27 2 - 29 A
12 8 2 - 24 4 - 28 B
13 7 2 1 21 4 1 26 B
14 9 1 - 27 2 - 29 A
15 8 2 - 24 4 - 28 B
16 9 1 - 27 2 - 29 A
17 8 2 - 24 4 - 28 B
18 8 2 - 24 4 - 28 B
19 8 2 - 24 4 - 28 B
20 9 1 - 27 2 - 29 A
21 8 2 - 24 4 - 28 B
22 8 2 - 24 4 - 28 B
23 8 2 - 24 4 - 28 B
24 9 1 - 27 2 - 29 A
25 8 2 - 24 4 - 28 B
26 8 2 - 24 4 - 28 B
27 8 2 - 24 4 - 28 B
28 7 2 1 21 4 1 26 B
29 8 2 - 24 4 - 28 B
30 8 2 - 24 4 - 28 B
54
Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah,
kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
I = interval
= nilai tertinggi
= nilai terendah
Ki = kelas interval
Dari data hasil angket bimbingan orang tua dapat diperoleh
nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 24 dengan menggolongkan data
tersebut kedalam 3 kelas, maka dapat diketahui interval kelasnya
yaitu:
Jadi jelas bahwa variabel ini dapat digolongkan atau
dikategorikan dalam variasi tinggi, sedang, dan rendah, yaitu sebagai
berikut:
1. Untuk kategori tinggi dengan nominasi A, mendapat nilai antara
29-30
2. Untuk kategori sedang dengan nominasi B, mendapat nilai antara
26-28
55
3. Untuk kategori rendah dengan nominasi C, mendapat nilai antara
24-25
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Jawaban
tentang Bimbingan Orang Tua
No Kategori
Bimbingan
Orang Tua
Interval Nominasi Frekuensi
1 Tinggi 29-30 A 11
2 Sedang 26-28 B 18
3 Rendah 24-25 C 1
Jumlah Responden 30
Kemudian di cari tingkat presentase pada bimbingan orang
tua dengan menggunakan rumus presentase sebagai berikut:
%
Keterangan:
P = persentase
F = frekuensi
N = jumlah sampel
1. Untuk kategori tinggi tentang suasana bimbingan orang tua, ada 11
responden:
%
%
%
%
56
2. Untuk kategori sedang tentang bimbingan orang tua, ada 18
responden:
%
%
%
3. Untuk kategori rendah tentang bimbingan orang tua, ada 1
responden:
%
%
%
%
Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan dalam bentuk tabel
di bawah ini:
Tabel 4.3
Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban
tentang Bimbingan Orang Tua
No Kategori Bimbingan
Orang Tua
Interval Nominasi Frekuensi prosentase
1 Tinggi 26-29 A 11 37%
2 Sedang 22-25 B 18 60%
3 Rendah 18-21 C 1 3%
Jumlah responden 30 100%
Dari analisis di atas dapat disimpulkan, bahwa bimbingan
orang tua mempunyai 3 kategori, yaitu kategori tinggi 37% dengan
jumlah 11 responden, kategori sedang 60% dengan jumlah 18
responden, kategori rendah 3% dengan jumlah 1 responden.
57
Dengan demikian pernyataan di atas menjawab tujuan yang
pertama yaitu “Untuk mengetahui bagaimana intensitas bimbingan
orang tua siswa di MTs Negeri karanggede Boyolali tahun
2014/2015”.
2. Analisis Data Kedisiplinan Belajar Siswa
Untuk mengetahui tentang kedisiplinan belajar siswa, maka
langkah yang diambil adalah sebagai berikut:
a. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket
kedisiplinan belajar siswa
b. Mempresentasikan jawaban
c. Menginterpretasikan hasil jawaban responden
Di bawah ini adalah tabel daftar nilai distribusi frekuensi
tentang kedisiplinan belajar siswa
Tabel 4.4
Daftar Nilai Distribusi Frekuensi
Tentang Kedisiplinan Belajar Siswa
No
Responden
Jawaban Nilai Total Nomi
nasi
A B C 3 2 1
1 9 1 - 27 2 - 29 A
2 5 2 3 15 4 3 22 C
3 7 2 1 21 4 1 26 B
4 7 1 2 21 2 2 25 B
5 5 1 4 15 2 4 21 C
6 4 1 5 12 2 5 19 C
7 4 4 2 12 8 2 22 C
8 7 2 1 21 4 1 26 B
9 4 4 2 12 8 2 22 C
10 8 1 1 24 2 1 27 A
11 4 4 2 12 8 2 22 C
58
12 7 1 2 21 2 2 25 B
13 5 2 3 15 4 3 22 C
14 7 3 - 21 6 - 27 A
15 6 3 1 18 6 1 25 B
16 7 1 2 21 2 2 25 B
17 8 - 2 24 - 2 26 B
18 7 - 3 21 - 3 24 B
19 6 3 1 18 6 1 25 B
20 6 3 1 18 6 1 25 B
21 6 3 1 18 6 1 25 B
22 8 1 1 24 2 1 27 A
23 7 2 1 21 4 1 26 B
24 5 5 - 15 10 - 25 B
25 6 2 2 18 4 2 24 B
26 7 2 1 21 4 1 26 B
27 7 1 2 21 2 2 25 B
28 6 2 2 18 4 2 24 B
29 7 3 - 21 6 - 27 A
30 7 1 2 21 2 2 25 B
Dari data di atas dapat dicari skor tertinggi dan terendah,
kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
I = interval
= nilai tertinggi
= nilai terendah
Ki = kelas interval
Dari data hasil angket kedisiplinan belajar siswa dapat
diperoleh nilai tertinggi 29 dan nilai terendah 19 dengan
menggolongkan data tersebut kedalam 3 kelas, maka dapat diketahui
interval kelasnya yaitu:
59
Jadi jelas bahwa variabel ini dapat digolongkan atau
dikategorikan dalam variasi tinggi, sedang, dan rendah, yaitu sebagai
berikut:
1. Untuk kategori tinggi dengan nominasi A, mendapat nilai antara
27-30
2. Untuk kategori sedang dengan nominasi B, mendapat nilai
antara 23-26
3. Untuk kategori rendah dengan nominasi C, mendapat nilai
antara 19-22
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Jawaban
Tentang Kedisiplinan Belajar Siswa
No Kategori
Kedisiplinan Belajar
Interval Nominasi Frekuensi
1 Tinggi 27-30 A 5
2 Sedang 23-26 B 18
3 Rendah 19-22 C 7
Jumlah Responden 30
Kemudian di cari tingkat presentase pada kedisiplinan belajar
siswa, dengan menggunakan rumus presentase sebagai berikut:
60
%
Keterangan:
P = persentase
F = frekuensi
N = jumlah sampel
1. Untuk kategori tinggi tentang kedisiplinan belajar siswa, ada 5
responden:
%
%
%
%
2. Untuk kategori sedang tentang kedisiplinan belajar siswa ada 18
responden:
%
%
%
3. Untuk kategori rendah tentang kedisiplinan belajar siswa, ada 7
responden:
%
%
%
%
Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan dalam bentuk tabel di
bawah ini:
61
Tabel 4.6
Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban
Tentang Kedisiplinan Belajar Siswa
No Kategori
Kedisiplinan Belajar
Siswa
Interval Nominasi Frekuensi Prosentase
1 Tinggi 28-30 A 5 17 %
2 Sedang 25-27 B 18 60 %
3 Rendah 22-24 C 7 23 %
Jumlah Responden 30 100%
Dari analisis di atas dapat disimpulkan, konsentrasi belajar
siswa mempunyai 3 kategori, yaitu kategori tinggi 17 % dengan
jumlah 5 responden, kategori sedang 60 % dengan jumlah 18
responden, kategori rendah 23 % dengan jumlah 7 responden.
Dengan demikian pernyataan di atas menjawab tujuan yang
pertama yaitu “Untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan belajar
siswa di MTs N karanggede Boyolali Tahun 2014”.
B. Pengujian Hipotesis
Tujuan yang ketiga yaitu untuk mengetahui adakah hubungan
antara bimbingan orang tua dengan kedisiplinan belajar siswa MTs N
Karanggede Boyolali. Maka untuk mengetahui tujuan tersebut penulis
menggunakan rumus statistik korelasi product moment dengan langkah
sebagai berikut:
1. Membuat tabel persiapan untuk mencari hubungan antara
bimbingan orang tua dengan kedisiplinan belajar siswa MTs N
Karanggede Boyolali tahun 2014
2. Mencari x, y, x2, y
2 dan xy dengan cara mengalikannya.
62
3. Memasukkan nilai x dan y yang sudah ada kedalam rumus korelasi
product moment.
Tabel 4.7
Persiapan Untuk Mencari Korelasi
Antara Bimbingan Orang Tua Dengan Kedisiplinan Belajar Siswa
Mts N Karanggede Boyolali
No Nama Responden x y x2 y2 xy
1 Irkham Shohibul L. 30 29 900 841 870
2 Muhammad Nafngan 30 22 900 484 660
3 Elita Fitri 29 26 841 676 754
4 P. Nadia Ummu Latifah 29 25 841 625 725
5 Indah Wulandari 28 21 784 441 588
6 Devi Nurul Hidayah 24 19 576 361 456
7 Diki Hasan 28 22 784 484 616
8 Muhammad Safrizal 29 26 841 676 754
9 Nur Azizah 29 22 841 484 638
10 Abimanyu Putratama 28 27 784 729 756
11 Nurus Sa’adah 29 22 841 484 638
12 Oktavia Paramesti 28 25 784 625 700
13 Rita Septiana A. 26 22 676 484 572
14 Anjar Widiastuti 29 27 841 729 783
15 Siti Umi Hanafiah 28 25 784 625 700
16 Fitriyaningsih 29 25 841 625 725
17 Alvin Setianugraha 28 26 784 676 728
18 Awaludin Alfalah 28 24 784 576 672
19 M. Rifaldo 28 25 784 625 700
20 M. Zainal Arifin 29 25 841 625 725
21 Sri Hartutik 28 25 784 625 700
22 Ika Sabila 28 27 784 729 756
63
23 Esti Nugraini 28 26 784 676 728
24 Nia Sofiana Samida 29 25 841 625 725
25 Rahmawati 28 24 784 576 672
26 Muhamad Fani Setiawan 28 26 784 676 728
27 Choirul Anam 28 25 784 625 700
28 Wahyu Fahru Rozi 26 24 676 576 624
29 Makruf Sudaryanto 28 27 784 729 756
30 Maftukhatul Latif 28 25 784 625 700
845 739 23.841 18.337 20.849
Diketahui :
N = 30
x = 845
y = 739
x2 = 23.841
y2 = 18.337
xy = 20.849
Selanjutnya dimasukkan dalam rumus product moment sebagai
berikut:
2222 yyNxxN
yxxyNrxy
22739337.18*30845841.23*30
739845849.20*30
xyr
121.546110.550025.714230.715
455.624470.625
xyr
39891205
1015xyr
64
42,2192
1015xyr
46,0xyr
Setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variabel x dan y di ketahui,
maka untuk mengetahui dapat tidaknya hipotesis diterima harus
dikonsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan dengan nilai r yang terdapat
dalam tabel nilai r product moment sehingga dapat diketahui bahwa rhitung
dengan rtabel signifikan atau tidak.
Hal ini dikarenakan bila rhitung sama dengan atau lebih besar dari rtabel
5% maka dikatakan signifikan. Sesuai dengan data responden sebanyak 30
responden maka dapat dilihat dalam tabel nilai-nilai r product moment adalah
pada taraf 5 % = 0,361. Sehingga diperoleh perbandingan berdasar tabel nilai
yang diperoleh ialah : 0,46 > 0,361 pada taraf signifikan 5%. Dari analisis data
tersebut maka hipotesis yang berbunyi "ada hubungan yang signifikan antara
bimbingan orang tua dengan kedisiplinan belajar siswa” diterima.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis presentase dari kedua variabel dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Tingkat bimbingan orang tua siswa kelas VIII MTs Negeri
Karanggede tahun 2014/2015 termasuk dalam kategori sedang, hal ini
sesuai dengan data yang diperoleh, yaitu pada kategori tinggi
berjumlah 11 responden dengan presentase 37 %, kategori sedang
berjumlah 18 responden dengan presentase 60 % dan kategori rendah
berjumlah 1 responden dengan presentase 3 %.
2. Tingkat kedisiplinan belajar siswa kelas VIII MTs Negeri Karanggede
tahun 2014/2015 termasuk dalam kategori sedang, hal ini sesuai
dengan data yang diperoleh, yaitu pada kategori tinggi berjumlah 5
responden dengan presentase 17 %, kategori sedang berjumlah 18
responden dengan presentase 60 % dan kategori rendah berjumlah 7
responden dengan presentase 23 %.
3. Ada hubungan yang signifikan antara bimbingan orang tua dengan
kedisiplinan belajar siswa MTs Negeri Karanggede. Hal ini
berdasarkan hasil data perhitungan statistika bila rhitung sama dengan
atau lebih besar dari rtabel maka rhitung dapat dikatakan signifikan,
66
dengan tingkat kepercayaan sesuai dengan data responden sebanyak
30 orang maka dapat dilihat dalam tabel nilai-nilai r product moment
adalah pada taraf 5 % = 0,361. Sehingga diperoleh perbandingan
berdasarkan tabel nilai yang diperoleh ialah 0,46 > 0,361. Hal ini
berarti, semakin tinggi tingkat bimbingan orang tua akan ada
hubungan yang signifikan dengan kedisiplinan belajar siswa.
B. Saran
1. Orang Tua
a. Bagi orang tua harus memberikan bimbingan atau pengarahan yang
baik kepada anaknya dalam kedisiplinan belajar anak, yang
disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kepribadian anak.
b. Orang tua hendaknya senantiasa berusaha memberikan bantuan
jalan keluar ketika anaknya menghadapi suatu kesulitan atau
masalah.
c. Orang tua diharapkan mampu menciptakan situasi dan kondisi
yang nyaman bagi anak, agar anak mempunyai semangat
berdisiplin yang tinggi.
2. Sekolah
a. Guru adalah figur bagi siswa di sekolah, oleh karena itu hendaknya
agar lebih mendorong dan membimbing siswanya untuk selalu
disiplin dalam belajar.
67
b. Guru hendaknya memahami bahwa setiap siswa berasal dari latar
belakang keluarga yang berbeda, maka hendaknya guru berhati-
hati dalam menyikapi siswa.
3. Anak diharapkan dapat dekat dengan kedua orang tuanya atau
keluarganya agar mudah dalam memberikan bimbingan.
4. Lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat berperan penting dalam
mewujudkan sikap disiplin belajar siswa. Oleh karena itu, perlu
diciptakan hubungan komunikasi atau kerjasama yang baik agar
kedisiplinan belajar siswa dapat berjalan secara maksimal.
5. Bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian sejenis, yaitu
hubungan bimbingan orang tua dengan kedisiplinan belajar siswa,
maka penelitian ini dapat dijadikan acuan dan referensi untuk
mengadakan penelitian tersebut. Penelitian ini juga dapat dijadikan
perbandingan dengan penelitian yang sejenis yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmadi, Abu dan Nuruhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmadi, Supriyono Widodo. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ali, Mohammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Alwi, Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Jakarta: Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Rineka Cipta.
Baharuddin dan Wahyuni, Esa Nur. 2008. Teori Belajar & Pembelajaran.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Departemen Agama Republik Indonesia. 1989. Al-Quran dan Terjemahannya.
Semarang: CV Toha Putra.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Gunarso, Singgih dan Gunarso, Singgih D. 1992. Psikologi Untuk Membimbing.
Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
J. Drost, Sj. 2004. Reformasi Pengajaran. Jakarta : Pt. Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Koesoema, Doni. 2011. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global. Jakarta: Grasindo.
Marijan. 2012. Metode Pendidikan Anak Membangun Karakter Anak yang
Berbudi Mulia, Cerdas dan Berprestasi. Yogyakarta: Sabda Media.
Maslikhah. 2013. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa.
Yogyakarta: TrustMedia.
Mifflen, Frank J. dan Mifflen, Sydney C. 1986. Sosiologi Pendidikan. Bandung:
Tarsito.
Mulyati. 2005. Psikologi Belajar. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Purwanto, Ngalim. 1988. Ilmu Pendidikan teoritis dan praktis. Bandung: Remaja
Karya
Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta:
Bumi Aksara.
Subari. 1994. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Soedomo, Hadi. 2003. Pendidikan (suatu pengantar). Surakarta: UNS Press.
Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tohirin. 2009. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta: Rajawali Pers.
Unaradjan, Dolet. 2003. Manajemen Disiplin. Jakarta: PT Grasindo.
Walgito, Bimo. 2005. Bimbingan dan konseling (studi & karir). Yogyakarta: Andi
Offset.
Wiyani, Novan Ardy. 2013. Manajemen Kelas. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, Juntika. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_tua. Diambil tanggal 06 November 2014,
pukul 10.44 WIB
https://mcdens13.wordpress.com). Diambil tanggal 24 feb 2015 pukul 11.27 WIB
“ANGKET HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN
KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA MTs N KARANGGEDE ”.
A. IDENTITAS DIRI
Nama :
Kelas :
B. PETUNJUK PENGISIAN:
1. Tulislah nama dan kelas, sebelum anda mengisi angket
2. Bacalah dan perhatikan pertanyaan yang tertera pada angket dibawah
ini
3. Berilah tanda (X) pada pertanyaan yang tertera pada angket sesuai
dengan pendapat anda tanpa pengaruh orang lain
4. Sebelum dikumpulkan, pastikan setiap pertanyaan yang tertera dalam
daftar angket tersebut telah diisi semua
5. Partisipasi dan kesediaan anda mengisi daftar angket ini merupakan
bantuan atau sumbangan yang sangat berarti bagi peneliti dalam
menyelesaikan penelitian ini
A. Angket Bimbingan Orang Tua
1. Apakah dalam belajar anda dibantu orang tua ?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
2. Apakah anda dibantu orang tua untuk mengembangkan ketrampilan
yang anda miliki?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
3. Apaka orang tua menyuruh anda untuk bersikap ramah dan sopan
terhadap guru?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
4. Apaka orang tua menyuruh anda untuk bersikap ramah dan sopan
terhadap teman maupun orang lain?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
5. Apakah orang tua menegur jika anda membolos sekolah ?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
6. Apakah orang tua membatasi waktu bergaul anda dengan teman
sebaya anda ?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
7. Apakah orang tua menyediakan fasilitas penunjang kedisiplinan
belajar anda ? misalnya : sepatu, kaos kaki, seragam, dan buku.
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
8. Ketika sekolah, apakah orang tua memberikan uang saku kepada
anda?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
9. Apakah orang tua memberi motivasi kepada anda agar lebih smangat
belajar?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
10. Apakah setiap mendapat ranking, anda mendapat hadiah dari orang
tua?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
B. Angket Kedisiplinan Belajar
1. Apakah anda datang ke sekolah sebelum pelajaran dimulai?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
2. Apakah anda datang lebih awal ketika mengikuti upacara bendera di
sekolah?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
3. Apabila ada tugas dari guru, apakah anda segera mengerjakannya
tanpa menunda-nunda di waktu yang lain?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
4. Apakah anda mengerjakan PR yang diberikan oleh guru?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
5. Apakah anda bertanya kepada guru apabila ada pelajaran yang kurang
dimengerti?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
6. Apakah anda bertanya kepada teman apabila ada pelajaran yang
kurang dimengerti?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
7. Apakah anda melaksanakan tugas piket kebersihan yang telah
dijadwalkan ?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
8. Apakah anda membuang sampah pada tempatnya ?
a. Tidak pernah
b. Kadang-kadang
c. Selalu
9. Apakah anda berbicara sopan kepada teman ataupun guru ?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
10. Apakah anda meminta izin kepada guru apabila akan meninggalkan
kelas?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
ʺSELAMAT MENGERJAKANʺ