hubungan dokter

2
Hubungan Dokter-Pasien yang Mengecewakan Salah satu faktor utama yang menyebabkan peningkatan kebiasaan berobat ke luar negeri adalah hubungan dan cara berkomunikasi dokter-pasien di negara kita yang sangat mengecewakan. Banyak opini menyebutkan, cara berkomunikasi dokter-pasien di Indonesia kalah jauh dibandingkan dokter-dokter di luar negeri. Padahal pasien dan dokter di negara kita berbahasa sama, bahasa Indonesia. Bukankah dengan persamaan bahasa lebih memungkinkan bagi seseorang untuk berkomunikasi, menunjukkan empati, memberi motivasi dan menyenangkan hati lawan bicaranya. Beberapa pasien mengungkapkan berobat di Singapura sangat puas, karena dapat berkonsultasi dengan dokter hingga 1 jam. Di Indonesia, seorang pasien bisa masuk ruang praktek dokter 15 menit saja sudah menjadi hal yang langka. Sebagian besar hubungan dokter-pasien pun hanya bersifat satu arah. Seorang pasien pernah bercerita tentang pengobatan yang ia lakukan di Indonesia dan di Singapura. Oleh dokternya disebutkan bahwa ia menderita Diabetes. Dokternya menyampaikan bahwa penyakit ini tidak akan sembuh, seumur hidup dia akan tergantung pada obat dan semua dietnya harus diatur. Begitu pun ketika ia datang untuk kontrol, dokternya berkata tidak ramah karena ia tidak mengikuti apa yang telah dianjurkan. Ketika memeriksakan dirinya ke Singapura, dokter Singapura juga menyatakan dia terkena Diabetes. Tapi bedanya si dokter Singapura tersebut sambil tersenyum dan memberi motivasi padanya, sehingga hatinya pun menjadi tenang. Lantas dokter tersebut melanjutkan bahwa mengidap penyakit diabetes bukan berarti hidup menderita dan berakhir tragis. Yang perlu dilakukannya hanya mengatur diet dan memeriksakan diri secara teratur. Tidak berhenti sampai di situ, si dokter juga menyarankan dan mengantarkan sang pasien berkonsultasi dengan ahli gizi yang sudah menyiapkan daftar menu sehari-hari, lengkap dengan jumlah kalori setiap jenis masakan bahkan untuk makanan khas Indonesia. Bayangkan begitu hebatnya kesadaran untuk memberikan value-added services disana. Profesionalisme Seorang Dokter Kalau kita berbicara tentang profesionalisme seorang dokter ketika berhubungan dengan pasien, maka tidak ada kriteria yang jelas tentang hal itu. Kendatipun demikian, untuk menjadi seorang dokter yang baik dan profesional minimal dalam dirinya harus terdapat beberapa hal dibawah ini; Terbuka : dokter yang profesional adalah sosok yang terbuka pada pasiennya. Dengan kata lain, dia mau memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan seorang pasien, baik diminta ataupun tidak. Dokter juga mampu memberikan penjelasan dengan baik dan benar. Tidak ada keterangan yang sengaja ditutup-tutupi sehingga pasien tahu pasti apa masalah yang dialaminya. Bersedia mendengarkan pasien : dokter juga hendaknya mau mendengarkan keluhan dan menanggapi pertanyaan pasiennya. Dengan kata lain, komunikasi yang terjalin tidak berlangsung satu arah atau sepihak saja. Dokter tidak hanya memberikan instruksi, tapi alangkah baiknya menampung dan memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi pasien. Punya waktu cukup : agar dapat memberikan informasi yang lengkap dan bisa mendengarkan keluhan pasiennya, tentunya dokter butuh waktu yang cukup. Memang persoalan waktu adalah sesuatu yang relatif. Artinya, ada yang merasa perlu punya waktu panjang, tapi ada juga yang merasa cukup beberapa menit saja untuk melayani pasien. Menjadi seorang dokter juga harus selalu bersedia menjelaskan pada pasien dan keluarganya bagaimana kondisinya, mendiskusikan bagaimana strategi pengobatannya, membantu pasien mengambil keputusan karena hak memilih pengobatan

Upload: finggacantik

Post on 26-Sep-2015

19 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Hubungan Dokter

TRANSCRIPT

Hubungan Dokter-Pasien yang Mengecewakan

Hubungan Dokter-Pasien yang MengecewakanSalah satu faktor utama yang menyebabkan peningkatan kebiasaan berobat ke luar negeri adalah hubungan dan cara berkomunikasi dokter-pasien di negara kita yang sangat mengecewakan. Banyak opini menyebutkan, cara berkomunikasi dokter-pasien di Indonesia kalah jauh dibandingkan dokter-dokter di luar negeri. Padahal pasien dan dokter di negara kita berbahasa sama, bahasa Indonesia. Bukankah dengan persamaan bahasa lebih memungkinkan bagi seseorang untuk berkomunikasi, menunjukkan empati, memberi motivasi dan menyenangkan hati lawan bicaranya. Beberapa pasien mengungkapkan berobat di Singapura sangat puas, karena dapat berkonsultasi dengan dokter hingga 1 jam. Di Indonesia, seorang pasien bisa masuk ruang praktek dokter 15 menit saja sudah menjadi hal yang langka. Sebagian besar hubungan dokter-pasien pun hanya bersifat satu arah.Seorang pasien pernah bercerita tentang pengobatan yang ia lakukan di Indonesia dan di Singapura. Oleh dokternya disebutkan bahwa ia menderita Diabetes. Dokternya menyampaikan bahwa penyakit ini tidak akan sembuh, seumur hidup dia akan tergantung pada obat dan semua dietnya harus diatur. Begitu pun ketika ia datang untuk kontrol, dokternya berkata tidak ramah karena ia tidak mengikuti apa yang telah dianjurkan. Ketika memeriksakan dirinya ke Singapura, dokter Singapura juga menyatakan dia terkena Diabetes. Tapi bedanya si dokter Singapura tersebut sambil tersenyum dan memberi motivasi padanya, sehingga hatinya pun menjadi tenang. Lantas dokter tersebut melanjutkan bahwa mengidap penyakit diabetes bukan berarti hidup menderita dan berakhir tragis. Yang perlu dilakukannya hanya mengatur diet dan memeriksakan diri secara teratur. Tidak berhenti sampai di situ, si dokter juga menyarankan dan mengantarkan sang pasien berkonsultasi dengan ahli gizi yang sudah menyiapkan daftar menu sehari-hari, lengkap dengan jumlah kalori setiap jenis masakan bahkan untuk makanan khas Indonesia. Bayangkan begitu hebatnya kesadaran untuk memberikan value-added services disana.

Profesionalisme Seorang DokterKalau kita berbicara tentang profesionalisme seorang dokter ketika berhubungan dengan pasien, maka tidak ada kriteria yang jelas tentang hal itu. Kendatipun demikian, untuk menjadi seorang dokter yang baik dan profesional minimal dalam dirinya harus terdapat beberapa hal dibawah ini;Terbuka : dokter yang profesional adalah sosok yang terbuka pada pasiennya. Dengan kata lain, dia mau memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan seorang pasien, baik diminta ataupun tidak. Dokter juga mampu memberikan penjelasan dengan baik dan benar. Tidak ada keterangan yang sengaja ditutup-tutupi sehingga pasien tahu pasti apa masalah yang dialaminya.Bersedia mendengarkan pasien : dokter juga hendaknya mau mendengarkan keluhan dan menanggapi pertanyaan pasiennya. Dengan kata lain, komunikasi yang terjalin tidak berlangsung satu arah atau sepihak saja. Dokter tidak hanya memberikan instruksi, tapi alangkah baiknya menampung dan memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi pasien.Punya waktu cukup : agar dapat memberikan informasi yang lengkap dan bisa mendengarkan keluhan pasiennya, tentunya dokter butuh waktu yang cukup. Memang persoalan waktu adalah sesuatu yang relatif. Artinya, ada yang merasa perlu punya waktu panjang, tapi ada juga yang merasa cukup beberapa menit saja untuk melayani pasien.Menjadi seorang dokter juga harus selalu bersedia menjelaskan pada pasien dan keluarganya bagaimana kondisinya, mendiskusikan bagaimana strategi pengobatannya, membantu pasien mengambil keputusan karena hak memilih pengobatan ada di tangan pasien. Tentunya dengan dokter memberikan informasi yang sejelas-jelasnya tentang untung-rugi sebuah pengobatan dengan baik akan mengurangi angka kejadian tidak puasnya pasien pada dokter.

Beberapa SaranDalam diri calon dokter harus benar-benar tertanam bahwa hubungan komunikasi dengan pasien adalah hal yang mutlak harus diperhatikan. Mengingat profesi dokter adalah hubungan yang lebih bersifat sosial daripada bersifat ekonomis. Paradigma yang ada di masyarakat bahwa dokter adalah sosok penyembuh yang tidak boleh dikritisi sikap dan prilakunya dalam mengobati harus perlahan-lahan diubah.