hubungan frekuensi pemeriksaan … pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC)
PADA IBU HAMIL DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
RADITYA BAGUS SETYA NEGARA
G0006215
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul: Hubungan Frekuensi Pemeriksaan Antenatal Care
(ANC) pada Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir
Raditya Bagus Setya Negara, NIM : G0006125, Tahun : 2011
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Peguji Penelitian
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari Jum’at, Tanggal 11 Februari 2011
Pembimbing Utama
Nama : Endang GIE Sahir, dra., M.Sc., A.And.
NIP : 19500107 1979032 001 (………………………)
Pembimbing Pendamping
Nama :Vitri Widyaningsih, dr. NIP : 19820423 2008012011 (………………………)
Penguji Utama
Nama : Yoseph Indrayanto, dr., MS, Sp.And, S.H NIP : 19560815 1984031 001 (………………………)
Anggota Penguji
Nama : Endang Sri Hardjanti, dr., P.Far., K NIP : 19471007 1976112001 (………………………)
Surakarta,
Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS
Muthmainah, dr., M. Kes. Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr., MS
NIP. 19660702 1998022 001 NIP. 19481107 197310 1 003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Penelitian dengan judul : Hubungan Frekuensi Pemeriksaan Antenatal Care
(ANC) pada Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir
Raditya Bagus Setya Negara, G0006215, Tahun2011
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Ujian Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada Hari Jum’at, 11 Februari 2011
Pembimbing Utama Penguji Utama
Endang Sahir, Dra,M.Sc.,A.And Yoseph Indrayanto,dr.M.S, Sp.And,S.H NIP : 195001071979032001 NIP : 195608151984031001
Pembimbing Pendamping Anggota Penguji
Vitri Widyaningsih, dr. Endang Sri Hardjanti,dr.,P.Far.,K NIP : 198204232008012011 NIP : 194710071976112001
Tim Skripsi
Muthmainah, dr.,M.Kes NIP : 196607021998022001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar Kesarjanaan perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 11 Februari 2011
Raditya Bagus Setya Negara
G0006215
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT Raditya Bagus Satya Negara, G0006215, The Correlation between Inspection Frequency of Antenatal Care (ANC) with Neonatal Birth Weight, Medical Faculty, Unversitas Sebelas Maret, Surakarta. Objective: To determine the correlation between of examination of the relationship ANC with neonatal birth weight, about the regularity of the ANC examination in pregnant women, to find out information about the frequency of inspection visits ANC in pregnant women, and about the prevalence of the baby's weight at birth. Methods: The study was an observational analytic study with cross sectional approach. Sampling was done by purposive sampling method. In this sample the minimum sample size calculation is 50 puerperal women at the private clinic medical specialist Ngawi Obsgyn East Java. We analyzed the regularity of her inspection visit of the ANC with neonatal birth weight, using chi-square method then using the Statistical Product and Service Solution (SPSS) for windows. Results: Results showed significant correlation between the frequency of examination of Antenatal Care (ANC) in pregnant women with infant birth weight p value < 0,05 (a). Results of respondents who regularly checks the ANC has the birth weight < 2500 grams of 2% and irregular by 10%, while respondents in the examination of the ANC have regular weight infants born between (2500-4000) grams of 78% and the irregular rate of 2%. And respondents who do not regularly have a body weight > 4000 grams of 20%. Conclusion: From this research have a significant correlation between the frequency of examination of the ANC with birth weight. Regular antenatal care can detect early complications - fetal growth and development of complications during pregnancy such as Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), Small for Gestational Age (SGA), Large for Gestational Age (LGA), as well as Intra Uterine Fetal Distress (IUFD). Genetic design for fetal growth and development of the fetus is determined by a genetic condition itself and can be influenced by factors from the mother. It is recommended for health workers to improve the inspection visit of the ANC campaign since the days of premarital pregnancy. Key words: frequency-examination of antenatal care of pregnant women- birth weight babies
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK Raditya Bagus Setya Negara, G0006215, Hubungan Frekuensi Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir, Fakultas Kedokteran, Unversitas Sebelas Maret, Surakarta. Tujuan : Mengetahui adanya hubungan frekuensi pemeriksaan ANC pada ibu hamil dengan berat badan bayi lahir, mengetahui informasi tentang keteraturan pemeriksaan ANC pada ibu hamil, tentang frekuensi kunjungan pemeriksaan ANC pada ibu hamil, dan tentang prevalensi berat badan bayi saat lahir. Metode : Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan studi cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Dalam sampel ini besar sampel minimal yang dipakai dari jumlah perhitungan sebesar 50 ibu nifas yang selama hamil memeriksakan kehamilannya di klinik swasta dokter spesialis Obsgyn Ngawi Jawa Timur. Data tersebut kemudian dianalisis keteraturan pemeriksaan kunjungan ANC dengan BBBL, kemudian diuji chi-kuadrat yang diolah menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) for windows. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi pemeriksaan ANC pada ibu hamil dengan berat badan bayi lahir. Hasil responden yang teratur pada pemeriksaan ANC mempunyai berat badan bayi lahir < 2500 gram sebesar 2% dan yang tidak teratur sebesar 10%, sedangkan responden yang teratur pada pemeriksaan ANC mempunyai berat badan bayi lahir antara (2500- 4000) gram sebesar 78% dan yang tidak teratur sebesar 2%. Dan responden yang tidak teratur mempunyai berat badan > 4000 gram sebesar 20%. Simpulan : Dari penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi pemeriksaan ANC dengan berat badan bayi lahir. Asuhan antenatal yang teratur bisa mendeteksi dini penyulit tumbuh kembang janin selama hamil seperti Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), Small for Gestational Age (SGA), Large for Gestational Age (LGA), maupun Intra Uterine Fetal Distress (IUFD). Rancangan genetik untuk tumbuh kembang janin ditentukan oleh kondisi genetik janin itu sendiri dan dapat dipengaruhi oleh faktor dari ibunya. Disarankan bagi tenaga kesehatan dapat meningkatkan promosi kunjungan pemeriksaan ANC ibu hamil sejak masa pranikah. Kata kunci : frekuensi pemeriksaan Antenatal care- ibu hamil-berat badan bayi lahir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PRAKATA
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar tiada suatu halangan yang berarti.
Penulis menuangkan masalah tersebut dalam bentuk skripsi yang berjudul : “Hubungan Frekuensi Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir”. Adapun skripsi ini penulis susun guna memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran., Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. A.A. Subijanto ,dr., MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan dan sarana kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.
2. Muthmainah, dr., M. Kes., selaku Ketua Tim Skripsi yang telah memberikan kesempatan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Endang GIE Sahir, dra., M.Sc., A.And., selaku Pembimbing Utama yang telah banyak membimbing dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai.
4. Vitri Widyaningsih, dr, selaku Pembimbing Pendamping yang juga telah banyak membimbing dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai.
5. Yoseph Indrayanto, dr., MS., Sp.And., S.H, selaku Penguji Utama yang telah meluangkan waktu untuk menjadi penguji skripsi ini.
6. Endang Sri Hardjanti, dr., P.Far., K., selaku Penguji Pendamping yang juga telah meluangkan waktu untuk menjadi penguji skripsi ini.
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah mengulurkan kasih sayang, mewariskan ketegaran, kesabaran dan menerbitkan harapan di sanubari dalam meraih asa, serta seluruh keluarga juga semua sahabatku yang telah member dukungan.
8. Seluruh pihak yang telah membantu selesainya penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya, karena keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi penyempurnaan penyusunan skripsi ini.
Raditya Bagus Setya Negara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Prakata.............................................................................................................. vii Daftar Isi ......................................................................................................... viii Daftar Tabel .................................................................................................... .x Daftar Lampiran .............................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5 BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 6
1. Ibu Hamil ................................................................................. 6
2. Antenatal Care ........................................................................ 12
3. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin .................................. 20
B. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 27 C. Hipotesis ....................................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ........................................................................... 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 29
C. Subjek Penelitian .......................................................................... 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
D. Teknik Sampling ........................................................................... 30
E. Sampel Penelitian .......................................................................... 30
F. Alur Penelitian .............................................................................. 32
G. Identifikasi Variabel Penelitian ..................................................... 32
H. Definisi Operasional Penelitian .................................................... 33
I. Instrumentasi Penelitian ................................................................ 34
J. Cara Kerja Penelitian .................................................................... 34
K. Teknik Analisis Data ..................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 35 B. Analisis Data ................................................................................. 38
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................ 40 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ....................................................................................... 41 B. Saran ............................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL DAN BAGAN Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur dan Ibu Nifas ………….…. 33 Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga …………… 33 Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Berat Nadan bayi Lahir ………… 34 Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Pemeriksaan ANC Semasa
Hamil ………………………………………………………………....35 Tabel 5. Tabulasi Silang Hasil Penelitian …………………………………….. 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2. Surat Persetujuan Kesediaan Menjadi Responden Lampiran 3. Kuisioner Penelitian Lampiran 4. Crosstabs Lampiran 5. Data Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Data World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa setiap
tahun sejumlah 500 orang perempuan meninggal dunia akibat kehamilan dan
persalinan, fakta ini mendekati terjadinya satu kematian setiap menit.
Diperkirakan 99% kematian tersebut terjadi di negara-negara berkembang
(WHO, 2007). Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan dalam
persalinan adalah masalah besar di negara berkembang. Indonesia adalah salah
satu negara yang masih belum bisa lepas dari belitan Angka Kematian Ibu
(AKI) yang tinggi. Bahkan jumlah perempuan Indonesia yang meninggal saat
melahirkan mencapai rekor tertinggi di Asia. Berdasarkan Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian maternal di
Indonesia mencapai 248/100.000 kelahiran hidup, itu berarti setiap 100.000
kelahiran hidup masih ada sekitar 248 ibu yang meninggal akibat komplikasi
kehamilan dan persalinan. Masih terlalu jauh bila dibandingkan dengan target
yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 125/100.000
kelahiran hidup. Sedangkan AKI di Kabupaten Ngawi mencapai 63/100.000
kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Ngawi, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Ada lima penyebab utama kematian ibu di negara-negara berkembang,
antara lain: perdarahan, sepsis, hipertensi akibat kehamilan, aborsi yang tidak
aman dan persalinan macet (Varney, dkk, 2007, hal 60). Selain itu, penyebab
tidak langsung kematian ibu adalah anemia, Kurang Energi Kronis (KEK), dan
keadaan “4 terlalu” (terlalu muda/tua, sering melahirkan dan banyak anak).
Kematian ibu juga diwarnai oleh hal-hal nonteknis yang masuk kategori
penyebab mendasar, seperti rendahnya status ekonomi wanita,
ketidakberdayaannya dan taraf pendidikan yang rendah (Saifuddin, dkk, 2005,
hal 7). Sebagian besar kematian ini sebenarnya dapat dicegah melalui
pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani kasus risiko
tinggi secara memadai, pertolongan persalinan yang bersih dan aman, serta
pelayanan rujukan kebidanan/perinatal yang terjangkau pada saat diperlukan
(Departemen Kesehatan RI, 2003).
Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter ahli
kandungan sedini mungkin semenjak ibu tersebut merasakan dirinya hamil,
untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada umumnya kehamilan
berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup
bulan melalui jalan lahir namun kadang – kadang tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi
masalah. Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil
akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu, pelayanan/asuhan
antenatal merupakan salah satu cara yang penting untuk memonitor dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan
normal (Saifuddin, dkk, 2006 hal 90).
Salah satu tujuan asuhan antenatal adalah untuk memantau kemajuan
kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi kelak
(Saifuddin, dkk, 2006, hal 90). Penambahan berat badan maternal dan pola
penambahan berat badan sering kali memberikan tanda – tanda awal dari
pertumbuhan janin. Asuhan antenatal yang teratur bisa mendeteksi dini
penyulit – penyulit tumbuh kembang janin selama hamil seperti Intra Uterine
Growth Retardation (IUGR), Small for Gestational Age (SGA), Large for
Gestational Age (LGA), maupun Intra Uterine Fetal Distress (IUFD).
Rancangan genetik untuk pertumbuhan janin dan perkembangannya ditentukan
oleh kondisi genetik janin itu sendiri, akan tetapi hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh faktor dari ibunya seperti kurangnya gizi pada masa
kehamilan, merokok dan penyakit yang diderita ibu (Varney, 2004, hal 277).
Berat Badan Bayi Lahir digunakan sebagai parameter standar untuk
mengevaluasi kondisi bayi yang baru lahir di seluruh dunia karena merupakan
tolak ukuran yang paling akurat, standar, dan paling rutin digunakan.
Indonesia merupakan negara berkembang dan sekaligus sebagai anggota
ASEAN yang mempunyai Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 34/1000
kelahiran hidup (SDKI, 2009). AKB di Kabupaten Ngawi mencapai 93/1000
kelahiran hidup dan angka kejadian prematur sebesar 15% (Dinas Kesehatan
Ngawi, 2009). Secara epidemiologis, berat badan lahir rendah telah dikaitkan
dengan onset yang lambat dari perawatan antenatal dan faktor yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
berhubungan dengan status sosioekonomi yang rendah (Varney, 2004, hal
277).
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Hubungan Frekuensi Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada Ibu
Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir”.
B. Perumusan Masalah
Apakah ada hubungan frekuensi pemeriksaan ANC pada ibu hamil dengan
berat badan bayi lahir?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui adanya hubungan frekuensi pemeriksaan ANC pada ibu
hamil dengan berat badan bayi lahir.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui informasi tentang keteraturan pemeriksaan ANC pada ibu
hamil.
b. Mengetahui informasi tentang frekuensi kunjungan pemeriksaan ANC
pada ibu hamil.
c. Mengetahui informasi tentang prevalensi berat badan bayi saat lahir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah yaitu
membuktikan adanya hubungan berat badan bayi lahir dengan
frekuensi pemeriksaan ANC pada ibu hamil.
b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan
mendorong tenaga kesehatan dalam meningkatkan promosi kunjungan
pemeriksaan ANC ibu hamil.
c. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian tentang kesehatan
reproduksi wanita.
2. Manfaat praktis
a. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya ibu hamil
tentang hubungan berat badan bayi lahir dengan frekuensi pemeriksaan
ANC-nya.
b. Sebagai bahan pertimbangan dalam usaha promotif, preventif, maupun
kuratif terhadap ibu hamil dan tumbuh kembang janin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Ibu Hamil
a. Pengertian Ibu hamil
Ibu hamil adalah ibu yang mengandung mulai trimester I sampai
dengan trimester III (Dinas Kesehatan Jateng, 2003). Usia yang sehat
dalam bereproduksi antara 20-35 tahun. Menurut Varney (2007, hal
217), seorang ibu didiagnosis hamil secara khusus berkaitan dengan
tanda praduga, kemungkinan, dan tanda-tanda pasti kehamilan. Tanda
praduga dan gejala pada ibu hamil meliputi:
1) Amenorea (tidak dapat haid). Umumnya wanita hamil berhenti
haid. Dalam hal ini penting mengetahui tanggal hari pertama haid
terakhir untuk menentukan usia kehamilan dan tafsiran persalinan.
2) Nausea (mual) dan emesis (muntah). Mual terjadi umumnya pada
bulan – bulan pertama kehamilan dan kadang – kadang disertai
oleh muntah. Hal ini sering terjadi pada pagi hari, tapi tidak selalu.
Keadaan ini lazim disertai dengan morning sickness.
3) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu).
4) Pingsan. Sering dijumpai pada tempat yang ramai. Dianjurkan
untuk tidak pergi ke tempat ramai pada bulan – bulan pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
kehamilan. Gangguan pingsan akan hilang sesudah umur
kehamilan 16 minggu.
5) Mammae menjadi tegang dan membesar. Keadaan ini disebabkan
oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli
dan alveoli pada mammae.
6) Anoreksia (tidak ada nafsu makan).
7) Sering kencing. Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada
bulan – bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai
membesar.
8) Obstipasi (susah buang air besar). Keadaan ini terjadi karena tonus
otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.
9) Pigmentasi kulit terjadi pada umur kehamilan 12 minggu ke atas
yang dipengaruhi oleh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai
pada muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan
dinding perut (linea nigra = grisea).
10) Epulis. Yaitu suatu hipertrofi papilla ginggivae (papil gusi). Sering
terjadi pada triwulan pertama.
11) Varises. Pembesaran pembuluh darah (pemekaran vena - vena)
yang didapat pada genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis
biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
Sedangkan tanda – tanda kehamilan pasti yaitu dapat diraba dan
dikenal bagian-bagian janin, dapat dicatat atau didengar bunyi jantung
janin dengan beberapa cara, dapat dirasakan gerakan janin dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
ballotement, pada pemeriksaan sinar rontgen tampak kerangka janin,
fetoskopi, kemudian dengan ultrasonografi (USG), dapat diketahui
ukuran kantong janin, panjangnya janin (crown-rump), dan diameter
biparietalis (tulang ubun - ubun) hingga dapat diperkirakan usia
kehamilan, dan selanjutnya dapat dipakai untuk menilai pertumbuhan
janin.
Ditinjau dari usia kehamilan, kehamilan dibagi dalam 3 bagian,
yaitu :
1) Kehamilan trimester (TM) pertama (antara 0 sampai 12 minggu)
2) Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu)
3) Kehamilan trimester ketiga/terakhir (antara 28 sampai 40 minggu)
(Saifuddin, dkk, 2005, hal 89).
b. Perubahan Fisiologi dan Hormonal pada Ibu Hamil
Plasenta menghasilkan beberapa hormon. Hormon ini yang
menyebabkan sejumlah perubahan fisiologi yang diketahui pada
diagnosis kehamilan. Kadar estrogen dan progesteron yang tinggi
dihasilkan oleh plasenta yang berpengaruh pada perubahan payudara,
pigmen kulit, dan pembesaran uterin pada trimester pertama. Estrogen
memacu perkembangan sistem ductal payudara, progesteron
menstimulasi perkembangan sistem alveolar payudara dan berperan
pada tumbuhnya kelenjar susu. Meskipun penyebab pigmentasi kulit
belum jelas, estrogen dan progesteron mempunyai efek melanosit yang
akan menghitamkan areola di sekitar puting terjadi pada bulan ketiga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
kehamilan. Perubahan fisiologi melibatkan perubahan metabolisme
yang menyebabkan seringnya kelelahan selama trimester pertama.
Basic Metabolic Rate (BMR) menurun pada awal kehamilan,
menghasilkan kelelahan, kemudian secara progresif meningkat sebagai
hasil langsung dari aktivitas metabolisme (Varney, 2004, hal 198).
c. Perubahan Anatomi (Pelebaran Uterine) pada Ibu Hamil
Estrogen dan progesteron adalah hormon yang paling
mempengaruhi pembesaran dinding uterine selama awal bulan
kehamilan. Pelebaran uterine adalah hasil meningkatnya ukuran dan
peregangan sel otot dinding uterine akan mengalami penguatan pada
masa perkembangan ini, karena meningkatnya elastisitas dan
penumpukan jaringan fibrous sehingga terjadi hipertrofi sel otot
(Varney, 2004, hal 200).
d. Perubahan Psikologi pada Ibu Hamil
Kejadian dan proses psikologi yang terjadi selama kehamilan
diidentifikasi pada trimester kehamilan. Pada TM I, kebanyakan wanita
bingung tentang kehamilannya. Hampir 80% kecewa, menolak, gelisah,
dan depresi. Kebingungan secara normal berakhir spontan ketika ibu
hamil menerima kehamilannya. Penerimaan ini biasanya terjadi pada
akhir TM I dan didukung oleh perasaannya yang cukup aman untuk
mengungkapkan perasaan terhadap konflik yang dialami selama ini.
TM I juga sering merupakan masa kekhawatiran dari penantian
kehamilan menjadi aman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
TM II sering dikatakan periode gambaran kesehatan. Selama
periode ini ibu hamil umumnya merasa baik dan terbebas dari
ketidaknyamanan kehamilan. TM II dibagi menjadi dua fase:
prequickening dan postquickening (sebelum dan sesudah pergerakan
janin yang pertama). Menurut Saifuddin, dkk (2006, hal 203), hubungan
episode kehamilan dengan perubahan psikologis yang terjadi:
1) TM I : sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga
periode ini mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya rasa tidak
nyaman.
2) TM II : fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian ibu
hamil lebih terfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi
selama kehamilan, dan hubungan batiniyah dengan bayi yang
dikandungnya semakin erat.
3) TM III : berkaitan dengan bayangan risiko kehamilan dan proses
persalinan sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upaya
mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang mungkin
akan dihadapi.
e. Nutrisi Ibu Hamil
Asupan nutrisi saat kehamilan adalah hal yang paling penting untuk
diperhatikan. Ibu hamil memerlukan petunjuk spesifik berkaitan dengan
kebutuhan gizi (kalori, protein, besi, asam folat dan vitamin C). Kalori
dan protein adalah sama – sama dibutuhkan sebab kalori berfungsi
untuk melindungi protein agar tidak diubah menjadi energi. Apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
kalori kurang, wanita hamil akan kekurangan protein. Sehingga asupan
nutrisi tidak mencukupi karena protein digunakan untuk memenuhi
energi yang dibutuhkan. Keseimbangan nitrogen positif menunjukkan
penyimpanan protein. Bila 90 – 100% dari asupan protein digunakan,
ukuran bayi akan menjadi kecil saat lahir. Bila penggunaan asupan
protein hanya 30% bayi yang lahir akan lebih besar. Keseimbangan
nitrogen positif tergantung pada asupan kalori dan protein yang
disimpan. Bila asupan kalori dan protein tidak mencukupi, cadangan
lemak harus diubah menjadi energi, hal tersebut dapat menimbulkan
asetonuria pada ibu, yang dapat menyebabkan kerusakan saraf pada
janin. Sehingga jumlah kalori dan protein yang dibutuhkan harus
ditentukan sesuai dengan kebutuhan masing – masing individu untuk
menjamin keselamatan janin (Varney, 2004, hal 279).
Pada saat hamil hampir semua gizi baik asupan kalori maupun
protein diperoleh dari makanan. Akan tetapi, asupan mineral seperti
besi, seng, kalsium, magnesium, vitamin D, E, B6 dan asam folat tidak
dapat dicukupi dari makanan saja. Ibu hamil masih memerlukan
suplemen makanan secara rutin terutama pada kelompok faktor risiko
tinggi seperti Kekurangan Energi Kronik (KEK), kondisi khusus, dan
kekurangan zat besi (anemia). Ibu hamil yang tidak mengkonsumsi
cukup vitamin D dan kalsium dapat diketahui dari kandungan vitamin
D dalam air susunya yang kurang. Sebagian besar ibu hamil tidak
memiliki cadangan zat besi yang mencukupi dan pola makan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
kurang asupan besi. Untuk itu, ibu hamil seharusnya menerima
suplemen zat besi 30 mg sehari (150 mg besi sulfat, 300 mg besi
glukonat, atau 100 mg besi fumarat) pada saat trimester kedua dan
ketiga. Suplemen tersebut dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan bagi
ibu dan janin untuk sintesis hemoglobin saat kehamilan dan untuk
mengganti darah yang hilang saat melahirkan. Selain itu, mengurangi
terjadinya anemia (Varney, 2004, hal 232).
2. Antenatal Care (ANC)
a. Pengertian Antenatal Care
Antenatal care adalah perawatan yang diberikan oleh bidan dan
dokter spesialis obsgyn selama kehamilan untuk memastikan agar
kesehatan ibu dan janinnya berada dalam keadaan yang normal dan
memuaskan (Tiran, 2006).
b. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan atau pemeriksaan kesehatan
bagi ibu hamil sesuai standar pada masa kehamilan oleh tenaga
terampil (dokter, bidan, dan perawat) (Dinkes Jateng, 2003). Standar
minimal pelayanan antenatal meliputi 7T yaitu timbang berat badan,
ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur
tinggi fundus uteri, pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama
masa kehamilan dan temu wicara untuk persiapan rujukan.
c. Tujuan Antenatal Care
Asuhan antenatal mempunyai beberapa tujuan, di antaranya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
sosial ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi
selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan dengan normal dan
pemberian ASI eksklusif.
6) Mempersiapkan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, dkk, 2006,
hal 90).
Menurut (Scott, dkk, 2002), untuk memajukan kepedulian diri dan
kemampuan bagi pemeliharaan diri, menurunkan angka mortalitas
/morbiditas maternal, dan menurunkan kematian janin dan intervensi
kehamilan yang tidak perlu.
d. Manfaat Antenatal Care
Pengawasan ANC memberikan manfaat dengan tujuan ditemukan
berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga
dapat dipertimbangkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam
pertolongan persalinannya. Janin dalam rahim dan ibunya merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
satu kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga kesehatan ibu
yang optimal akan meningkatkan kesehatannya, juga pertumbuhan,
dan perkembangan janin (Manuaba, 1998, hal 36).
e. Standar Pelayanan Antenatal Care
Sesuai dengan standar pelayanan kebidanan, dalam pelayanan
ANC terdiri dari 6 standar yaitu : (Departemen Kesehatan RI, 2001)
1) Identifikasi ibu hamil yang bertujuan mengenai dan memotivasi
ibu hamil memeriksakan kehamilannya.
2) Pemeriksaan dan pemantauan antenatal yang bertujuan
memberikan pelayanan antenatal dan deteksi dini komplikasi
kehamilan.
3) Palpasi abdominal yang bertujuan untuk memperkirakan usia
kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi
dan bagian terendah janin.
4) Pengelolaan anemia pada kehamilan yang bertujuan menentukan
anemia pada kehamilan secara dini dan melakukan tindakan lanjut
yang memadai untuk anemia sebelum persalinan berlangsung.
5) Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan yang bertujuan untuk
mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan,
mengenali tanda dan gejala preeklamsia serta mengambil tindakan
yang tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
6) Persiapan persalinan yang bertujuan untuk memastikan bahwa
persalinan direncanakan dalam lingkungan yang aman dan
memadai dengan pertolongan terampil.
f. Jadwal Antenatal Care
1) Konsep Keteraturan ANC
Keteraturan adalah kesamaan keadaan, kegiatan atau proses
yang terjadi beberapa kali atau lebih, keadaan atau hal teratur
(Hoetomo, 2005). Dalam hal ini bagaimana ibu hamil
memeriksakan kehamilannya di tempat pelayanan kehamilan,
keteraturan ANC adalah kedisiplinan/kepatuhan ibu hamil untuk
melakukan pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan
pada anak.
2) Frekuensi Kunjungan ANC
Kunjungan ANC adalah kontak ibu hamil dengan
pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan
kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi
dan memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan
(Henderson, 2006, hal 90).
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali
selama kehamilan. Satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada
triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga. Adapun standar
jadwal kunjungan ibu hamil sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
a) Kunjungan I umur kehamilan kurang dari 16 minggu
Kunjungan ini dilakukan setiap sebulan sekali tujuannya
untuk penapisan dan pengobatan anemia, perencanaan
persalinan, pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan
pengobatannya (Saifuddin, dkk, 2006, hal 98). Pemeriksaan ini
meliputi memeriksa suara jantung janin dengan Doppler
velocity pada umur kehamilan 12 minggu dan melakukan
penilaian pertumbuhan, memeriksa uji genetika sesuai
kebutuhan (amniosintesis dan alfa-fetoprotein serum ibu) serta
memperhatikan ulang hasil pemeriksaan laboratorium prenatal
pada umur kehamilan 14 sampai 16 minggu (Scott, dkk, 2002,
hal 154).
b) Kunjungan II umur kehamilan 24-28 minggu dan kunjungan
III umur kehamilan 32 minggu
Kunjungan ini dilakukan untuk pengenalan komplikasi
akibat kehamilan dan pengobatannya, penapisan preeklamsia,
gemmeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan,
mengulang rencana persalinan (Saifuddin, dkk, 2006, hal 98).
Pada umur kehamilan 24 minggu dapat memulai dengan
pendidikan ibu dan pada umur kehamilan 28 minggu dapat
memberikan imunoglobulin Rh bila ada indikasi, melakukan
pemeriksaan diabetes gestasional, melakukan penilaian risiko
menurut indikasi (Scott, dkk, 2002, hal 154).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
c) Kunjungan IV umur kehamilan 36 minggu sampai bayi aterm.
Kunjungan ini sama dengan kunjungan I, II, III mengenai
adanya kelainan letak dan presentasi, memantapkan rencana
persalinan, mengenai tanda tanda persalinan (Saifuddiin, dkk,
2006, hal 98). Melakukan observasi untuk komplikasi,
melakukan pemeriksaan ulang haemoglobin, dan memulai
dengan pengamatan janin menurut indikasi, melakukan
perencanaan untuk kehamilan lewat waktu bila umur
kehamilan mencapai 41 minggu (Scott, dkk, 2002 hal 155).
Sedangkan menurut (Manuaba, tahun 2007), berdasarkan
upaya pengawasan teratur ibu hamil di Inggris tahun 1929
adalah sebagai berikut :
(1) Setiap 4 minggu sampai kehamilan berumur 28 minggu.
(2) Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 36 minggu.
(3) Setiap minggu setelah umur kehamilan di atas 36 minggu
sampai proses persalinan dimulai.
Dijumpai modifikasi jadwal pemeriksaan ibu hamil
multigravida dengan riwayat hamil, persalinan spontan aterm,
dan hidup sebagai berikut:
(1) Setiap 8 minggu sampai umur kehamilan 28 minggu
(2) Setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 36 minggu
(3) Setiap minggu setelah umur kehamilan diatas 36 minggu
sampai proses persalinan dimulai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
g. Pelaksanaan Antenatal Care
Dalam pelaksanaan, ANC dilakukan oleh dokter spesialis
obsgyn, dokter ahli lain, dokter umum, bidan, perawat bidan, dan
dukun terlatih (Mochtar, 1998). Adapun lokasi pemberian pelayanan
ANC dapat bersifat statis dan aktif meliputi puskesmas, puskesmas
pembantu, pondok bersalin, posyandu, rumah penduduk, rumah sakit
pemerintah/swasta, rumah sakit bersalin, tempat praktek swasta seperti
bidan praktek swasta dan klinik dokter (Departemen Kesehatan RI,
2001).
Menurut Manuaba (2007), penatalaksanaan ANC adalah
menegakkan diagnosis kehamilan yang meliputi:
1) Melakukan anamnesis yang tepat dan cermat
2) Melakukan pemeriksaan:
a) Pemeriksaan umum tentang kesehatan ibu hamil.
b) Pemeriksaan khusus ibu hamil yaitu inspeksi, palpasi,
auskultasi, pemeriksaan dalam melakukan penegakkan
diagnosis hamil muda, melakukan penegakkan kemungkinan
hamil dengan cefalopelvic disproportion melalui perasat
Osborn dan Muller-Kerr-Menru.
c) Pemeriksaan penunjang khusus yaitu pemeriksaan air ketuban,
pengambilan sampel vilikorealis, pemeriksaan ultrasonografi,
pemeriksaan dengan menggunakan Doppler velocity.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
d) Pemeriksaan laboratorium umum yaitu darah lengkap dan urine
lengkap. Jika perlu, melakukan pemeriksaan laboratorium
khusus ibu hamil yaitu penyakit tergolong TORCH dan alfa-
fetoprotein. Pada kasus tertentu dilakukan pemeriksaan
laboratorium tambahan yaitu uji fungsi hati dan uji fungsi
ginjal.
h. Faktor yang mempengaruhi Antenatal Care
Menurut Notoatmodjo (2003, hal 95), beberapa faktor yang
mempengaruhi keteraturan ANC yaitu:
1) Pengetahuan, pendidikan, dan pekerjaan
Pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan
dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat periksa hamil, baik
bagi kesehatan ibunya sendiri maupun janinnya. Tinggi rendahnya
pendidikan seseorang akan mempengaruhi pola pikir seseorang.
Pola pikir yang baik akan mendorong seseorang untuk
memperhatikan masalah kesehatannya seperti melakukan ANC
secara teratur. Dan seorang ibu hamil yang tidak bekerja akan
mempunyai waktu yang lebih banyak untuk memeriksakan
kehamilannya.
2) Tokoh masyarakat (Toma), tokoh agama (Toga), dan petugas
kesehatan (Nakes)
Diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat,
tokoh agama dan para petugas, lebih – lebih para petugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
kesehatan. Juga diperlukan peraturan atau perundang – undangan
yang mengharuskan ibu hamil melakukan periksa hamil. Hal
tersebut akan menguatkan ibu hamil dalam pemeriksaan ANC.
3) Fasilitas kesehatan
Ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan yang
mudah diperoleh akan mendukung atau memungkinkan
terwujudnya perilaku pemeriksaan kehamilan.
4) Sosial, budaya dan ekonomi
Kepercayaan, tradisi dan sistem nilai masyarakat juga dapat
mendorong atau menghambat ibu untuk periksa hamil. Misalnya,
orang hamil tidak boleh disuntik (termasuk suntikan anti tetanus),
karena suntikan bisa menyebabkan anak cacat.
3. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin
a. Trimester Pertama
Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dengan terjadinya
pembuahan dan penggabungan ovum dan sperma. Penggabungan ini
menghasilkan sel zigot. Pada masa ini, individu baru tercipta. Selama
minggu ketiga terbentuklah neural tube (otak dan spina cord),
notochord (tulang belakang), ruas coelomic (rongga tubuh) dan primitif
sistem kardiovaskular dan perkembangan primitif sel darah. Jantung
mulai berdetak pada awal minggu keempat. Selama minggu kelima,
perkembangan otak sangat cepat menghasilkan pertumbuhan yang luas
pada kepala dan menjadi lebih besar. Hidung, mulut, dan langit – langit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
mulut mulai terbentuk pada minggu keenam, dan kelopak mata mulai
terlihat. Lengan dan kaki berkembang secara luas (Varney, 2004, hal
208).
Pada minggu ketujuh, otot menunjukkan perubahan yang baik,
bertambah panjang, jari tangan dan kaki terlihat secara jelas. Leher
mulai terbentuk sempurna, perut sedikit menggelembung, dan
perkembangan urogenital mulai berlangsung. Telinga bagian luar jelas,
meskipun tidak sepenuhnya berkembang. Pada akhir minggu ketujuh,
embrio telah menunjukkan karakteristik manusia. Selanjutnya pada
akhir minggu kedua belas, saluran cerna secara penuh terbentuk ke
dalam perut keluar dari umbilical cord, genital bagian luar menandakan
karakteristik pria atau wanita, anus telah terbentuk, dan karakteristik
wajah fetus sudah terlihat seperti manusia. Fetus memiliki berat hampir
0,5 sampai 1 oz, dapat menelan, membuat pergerakan pernafasan,
urinasi, bergerak dengan otot khusus, mulut terbuka dan tertutup.
Kepala kira – kira tiga kali panjang cown-rump (mahkota-pantat) yang
kira – kira hampir 56 sampai 61 mm. (Varney, 2004, hal 208).
b. Trimester Kedua dan Ketiga
1) Minggu 13 sampai 16
Kelopak mata digabungkan dan pertumbuhan kepala lambat.
Jenis kelamin dengan jelas terlihat selama minggu keempat belas.
Pada minggu keenam belas terjadi perkembangan tulang yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
cukup cepat. Pusat pengerasan tulang cukup stabil. Rata – rata
panjang crown-rump 4,5 inchi dan berat fetus antara 3,5 dan 4 oz
(Varney, 2004, hal 208).
2) Minggu 17 sampai 20
Pertumbuhan yang cepat terus berlangsung. Pergerakan fetus
yang lebih dan vernix caseosa menutupi seluruh tubuh pada akhir
bulan. Jantung fetus terdengar dengan fetoscope pada akhir bulan.
Pada akhir minggu kedua belas, rata – rata panjang, crown-rump
fetus kira – kira 6,5 inchi dan rata – rata beratnya hampir 0,75 lb
(Varney, 2004, hal 208).
3) Minggu 21 sampai 24
Rambut tumbuh dengan jelas, kulit keriput, tembus cahaya, dan
kemerahan memberikan kesan tua pada fetus, kurus dan tidak
berlemak karena kehilangan subcutaneous lemak. Tunas untuk gigi
permanen telah ada. Pada akhir bulan, rata – rata panjang crown-
rump fetus lebih dari 8 inch dan beratnya hampir 1,25 lb (Varney
2004, hal 210).
4) Minggu 25 sampai 28
Meskipun lemak dalam jumlah sedikit mulai tersimpan dan
bertambahnya substansi berat membuat tubuh lebih proporsional
pada akhir bulan. Rambut di kepala lebih panjang, gerakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
menghisap lebih kuat, mata mulai terbuka tertutup, dan kuku jari
mulai tumbuh. Rata – rata panjang crown-rump fetus kira –kira 9
inchi dan beratnya kira – kira 2,25 lb pada akhir minggu
keduapuluh delapan (Varney, 2004, hal 210).
5) Minggu 29 sampai 32
Lemak subcutaneous mulai tersimpan, vernix caseosa tebal
menutupi seluruh fetus. Rambut terus tumbuh, dan lanugo
berlimpahan kecuali pada wajah. Kuku jari mencapai akhir jari
tangan; kuku kaki sudah ada tapi tidak mencapai akhir kaki. Fetus
mempunyai kendali ritme gerakan nafas dan suhu tubuh. Matanya
terbuka, rata – rata panjang crown-rump fetus kira – kira 11 inchi
dan beratnya hampir 3,75 lb (Varney, 2004, hal 210).
6) Minggu 33 sampai 36
Pada akhir bulan ini, kulit menjadi lembut, tanpa keriput, lemak
subcutaneous menjadi lebih tebal, tubuh menjadi bulat, dengan
lengan dan kaki terlihat lebih gemuk. Rambut lebih panjang, kuku
kaki telah mencapai ujung kaki, dan testicle kiri biasanya menurun
ke dalam scrotum. Rata – rata panjang crown-rump lebih dari 12,5
inch dan berat hampir 5,5 lb selama minggu ketigapuluh enam
(Varney, 2004, hal 210).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
7) Minggu 37 sampai 40
Pertumbuhan dan perkembangan penuh dicapai. Fetus saat ini
lebih gemuk dengan dada yang menonjol. Pertumbuhan kuku
melewati akhir jari – jari tangan dan kaki. Warna kulit bervariasi
dari putih sampai pink sampai pink-kebiruan, tergantung ras,
karena melanin yang memberikan warna pada kulit diproduksi
setelah terpapar cahaya. Panjang crown-rump sekarang rata – rata
14 inch. Beratnya tergantung pada jumlah variabel tapi rata – rata
7,5 lb (Varney, 2004, hal 210).
Pertumbuhan dan perkembangan janin dapat dievaluasi pada saat
melakukan pemeriksaan antenatal care, asuhan antenatal yang teratur
bisa mendeteksi dini Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), Small
for Gestational Age (SGA), Large for Gestational Age (LGA),
maupun Intra Uterine Fetal Distress (IUFD). Rancangan genetik
untuk pertumbuhan janin dan perkembangannya ditentukan oleh
kondisi genetik janin itu sendiri, akan tetapi hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh faktor masa kehamilan yang meliputi Kurang Masa
Kehamilan (KMK), Cukup Masa Kehamilan (CMK), dan Lebih Masa
Kehamilan (LMK) (Varney, 2004, hal 205).
Pertumbuhan dan perkembangan janin tersebut juga dipengaruhi
oleh faktor dari ibu seperti kurangnya gizi pada masa kehamilan,
merokok dan penyakit yang diderita ibu. Gizi merupakan faktor umum
yang mempengaruhi kehamilan semua ibu. Faktor gizi dari ibu yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
berkaitan dengan berat badan bayi saat lahir adalah berat badan ibu
sebelum hamil dan berat badan ibu selama hamil. Asupan nutrisi ibu
hamil pada kehamilan ganda (gemmeli) berbeda pada kehamilan
tunggal yang lebih banyak memerlukan kebutuhan gizi. Sedangkan
pada ibu hamil yang merokok, termasuk konsumsi alkohol, kafein,
kopi, ganja atau kokain beresiko tinggi pada pertumbuhan dan
perkembangan janin karena dapat mempengaruhi proses metabolisme.
Penyakit yang diderita ibu dapat mempengaruhi janin dengan berbagai
mekanisme. Penyakit pada ibu dapat menyebabkan ukuran bayi yang
terlalu kecil (misalnya karena preeklampsia) atau terlalu besar
(misalnya karena diabetes) pada masa kehamilan (Varney, 2004, hal
277). Catatan medik lengkap yang akurat mengenai pertumbuhan dan
perkembangan janin, dan hasil pemeriksaan ANC berfungsi untuk
memudahkan mengetahui hubungan frekuensi pemeriksaan antenatal
care dengan berat badan bayi lahir.
Berat Badan Bayi Lahir (BBBL) merupakan salah satu tolok ukur
keberhasilan program kesehatan sehingga sangat diharapkan BBBL ≥
2,5 kg yang dipandang sebagai BBBL normal. Dari beberapa faktor
yang mempengaruhi BBBL yaitu tinggi badan ibu hamil, berat badan
ibu hamil, urutan kehamilan, umur, kadar hemo-globin, tekanan darah,
dan pendidikan ibu hamil.
Berat badan bayi lahir normal antara 2500 gram - 4000 gram,
sedangkan untuk berat badan bayi lahir abnormal adalah < 2500 gram
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
atau > 4000 gram. Bayi lahir dengan berat badan abnormal salah
satunya disebabkan oleh gangguan pertumbuhan janin yang
berdampak pada angka mortalitas dan morbiditas bayi. Banyak bayi
yang dilahirkan dengan berat badan lahir yang rendah yang ketika
dewasa dimungkinkan akan mengalami gangguan pertumbuhan baik
fisik maupun mental. Berikut beberapa istilah yang berkaitan dengan
gangguan pertumbuhan janin (Mochtar, 1998):
1) Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) adalah Retardasi
Pertumbuhan Janin dalam Rahim. Bayi yang lahir dengan berat
badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan.
2) Small for Gestational Age (SGA) sama dengan Light for Date.
Yaitu Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK), bayi yang berat
badannya kurang dari seharusnya usia kehamilan.
3) Large for Gestational Age (LGA) adalah bayi yang dilahirkan
lebih besar dari seharusnya usia kehamilan, misalnya pada ibu
yang menderita Diabetes mellitus.
4) Intra Uterine Fetal Distress (IUFD) adalah kematian janin dalam
rahim akibat dari distress, kelainan liquor amnii, IUGR yang
berkelanjutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
B. Kerangka Pemikiran
Frekuensi ANC pada TM I, II, dan III
sebanyak ≥ 4x dan teratur
Frekuensi
Keteraturan
Teratur TM I ≥ 1x
TM III ≥ 2x
TM II ≥ 1x
ANC
Frekuensi ANC pada TM I, II, dan III sebanyak < 4x dan tidak teratur
Frekuensi
Keteraturan
Tidak teratur
TM I tidak ANC
TM III < 2x
TM II tidak ANC
Berat Badan Lahir Bayi Abnormal
Berat Badan Lahir Bayi
Normal
(2500 – 4000) gram
< 2500 gram atau > 4000 gram
Pertumbuhan dan Perkembangan Janin
Perubahan Fisiologi
Perubahan Anatomi
Perubahan Psikologi
Tanda dan Gejala
Nutrisi
Perubahan Hormonal
Kehamilan
Faktor yang mempengaruhi: Pengetahuan, Pendidikan Pekerjaan, Fasilitas kesehatan Toma, Toga, Nakes Sosial, Budaya, Ekonomi
Rancangan genetik normal Asupan nutrisi cukup, Hamil Tunggal, Tidak ada penyakit menyertai Masa Kehamilan normal
Rancangan genetik abnormal, Hamil ganda Asupan nutrisi kurang, Perokok aktif/pasif Ada penyakit menyertai,Masa kehamilan abnormal Konsumsi alkohol, ganja, kokain, dsb.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
C.HIPOTESIS
Adanya hubungan frekuensi pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada ibu
hamil dengan berat badan bayi lahir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian jenis observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional yaitu metode pendekatan yang
menggunakan satu kali pengumpulan data pada suatu saat, dilakukan
dengan cepat dan sekaligus (Arikunto, 2002).
2. Lokasi penelitian
Penelitian ini direncanakan dilakukan di Klinik Swasta Dokter
Spesialis Obsgyn Ngawi Jawa Timur. Waktu penelitian mulai dilakukan
bulan November 2010.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah ibu nifas yang semasa hamil melakukan
pemeriksaan ANC di Klinik Swasta Dokter Spesialis Obsgyn Ngawi Jawa
Timur dengan kriteria sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi
1) Kehamilan Tunggal.
2) Memiliki catatan medik lengkap.
3) Bayi Lahir Hidup.
4) Bayi Lahir Cukup Bulan
5) Tidak ada riwayat penyakit yang menyertai selama hamil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
6) Bukan perokok aktif maupun pasif selama hamil.
7) Bukan peminum alkohol dan pengguna obat – obatan terlarang.
8) Bersedia menjadi subyek penelitian.
b. Kriteria eksklusi
1) Kehamilan ganda.
2) Tidak memiliki catatan medik lengkap.
3) Bayi Lahir Mati atau IUFD.
4) Prematuritas.
5) Bayi mengalami retardasi pertumbuhan selama dalam kandungan
(IUGR).
6) Memiliki riwayat penyakit yang menyertai selama hamil.
7) Perokok aktif maupun pasif selama hamil.
8) Peminum alkohol dan pengguna obat – obatan terlarang.
9) Tidak bersedia menjadi subyek penelitian.
4. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive
sampling, di mana pemilihan subjek berdasarkan atas sifat-sifat tertentu
yang sesuai dengan kriteria dan karakteristik populasi (Arief, 2004).
5. Sampel Penelitian
Populasi dapat didefinisikan sebagai simpulan obyek orang atau
keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik umum yang sama
(Furqon, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas yang
selama hamil memeriksakan kehamilannya di Klinik Swasta Dokter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Spesialis Obsgyn Ngawi Jawa Timur serta memasuki kriteria inklusi dan
eksklusi yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.
Berdasarkan observasi peneliti, jumlah populasi sumber ini ada sekitar
100 ibu nifas. Sampel merupakan sebuah subset yang dicuplik dari
populasi yang akan diamati atau diukur peneliti (Murti, 2006).
Penentuan besar sampel pada penelitian ini menurut Slovin dengan
rumus sebagai berikut :
n =
keterangan :
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
Ε : tingkatan kekeliruan pengambilan sampel yang ditolerir.
Dengan rumus di atas maka sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah : (dengan mengasumsi tingkat kekeliruan yang ditolerir adalah
sebesar 10%)
n =
n =
n = 50
N
1+Nε²
N
1+Nε²
100
1 + 100 (10%)²
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Jadi pada penelitian ini, peneliti menggunakan ukuran sampel
sebanyak 50 ibu nifas.
6. Alur Penelitian
7. Identifikasi Variabel Penelitian
a. Variabel bebas : Frekuensi dan Keteraturan Pemeriksaan Antenatal
Care (ANC).
b. Variabel terikat : Berat Badan Bayi Lahir
c. Variabel Pengganggu: Riwayat penyakit yang diderita, perokok aktif
maupun pasif, peminum alkohol dan pengguna obat – obatan terlarang,
kehamilan ganda, IUGR, IUFD, LGA, SGA, dan prematuritas.
Ibu Nifas yang memasuki kriteria inklusi dan eksklusi
Antenatal Care
Frekuensi dan Keteraturan
Hasil
Berat Badan Bayi Lahir
Berat Badan Bayi ketika Lahir
Hasil
Analisis data
Kesehatan Reproduksi Wanita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
8. Definisi Operasional Variabel Penelitian
a. Berat badan bayi adalah jumlah berat yang dimiliki bayi pada saat
lahir.
. Data disajikan dengan skala ordinal dengan kategori jawaban :
1) BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yaitu < 2500 gram.
2) BBLC (Berat Badan Lahir Cukup) yaitu 2500-4000 gram.
3) Berat Badan Lahir Lebih yaitu > 4000 gram.
b. Frekuensi pemeriksaan Antenatal Care adalah banyaknya kunjungan
pemeriksaan pada ibu hamil untuk mengetahui kesejahteraan ibu dan
janin selama kehamilan berlangsung. Data disajikan dengan skala
nominal dengan kategori jawaban:
1) Ya apabila :
a) Frekuensi ibu hamil trimester III dalam melakukan kunjungan
satu kali atau lebih pada trimester pertama sebelum umur
kehamilan 14 minggu, satu kali atau lebih pada trimester kedua
antara 14 – 28 minggu, dua kali atau lebih pada trimester ketiga
antara minggu 28 – 36 dan sesudah minggu ke-36 sampai
menjelang persalinan.
b) Teratur adalah ibu hamil melakukan kunjungan kehamilan
sesuai jadwal secara berkesinambungan dari TM I sampai
dengan TM III.
2) Tidak apabila : ibu melakukan kunjungan tidak sesuai jadwal (tidak
teratur) atau kunjungan kurang dari 4 kali selama hamil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2. Instrumen penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner
yaitu merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analisis tentang sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan
karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa
terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.
3. Cara Kerja Penelitian
a. Mengumpulkan sampel dengan memberikan kuesioner.
b. Melihat catatan Rekam Medik sampel ketika hamil untuk mengetahui
jumlah dan keteraturan kunjungan pemeriksaan Antenatal Care.
c. Data yang diperoleh pada penelitian diolah dalam teknik analisis data.
4. Teknik Analisis Data
Dalam hal ini untuk mengetahui hubungan berat badan bayi dengan
frekuensi pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil diuji dengan
menggunakan uji Chi Square. Hipotesis untuk H0 adalah tidak ada
hubungan berat badan bayi dengan frekuensi pemeriksaan Antenatal Care
(ANC) pada ibu hamil, dan H1 adalah ada hubungan berat badan bayi
dengan frekuensi pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil.
Pengambilan keputusan hasil uji statistik berdasarkan nilai probabilitas
dengan tingkat signifikansi 95% atau 0,05. artinya jika nilai probabilitas
menunjukkan nilai > 0,05 maka ditolak dan jika nilai probabilitas
menunjukkan nilai < 0,05 maka diterima. Data diolah dengan Statistical
Product and Service Solution (SPSS) 11.00 for windows.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Klinik Swasta Dokter Spesialis Obsgyn Ngawi
Jawa Timur. Waktu penelitian mulai dilakukan bulan November 2010. Penelitian
ini merupakan penelitian jenis observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Subyek penelitian ini adalah ibu nifas yang semasa hamil melakukan
pemeriksaan ANC di Klinik Swasta Dokter Spesialis Obsgyn Ngawi Jawa Timur
dengan kriteria inklusi dan eksklusi, sedangkan pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan secara purposive sampling dan jumlah sampel yang
digunakan pada penelitian ini sebesar 50 responden
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan pengambilan data dan
pengisian kuesioner pada ibu nifas yang semasa hamil melakukan
pemeriksaan ANC di Klinik Swasta Dokter Spesialis Obsgyn Ngawi Jawa
Timur diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu Nifas
Umur ibu nifas yang semasa hamil melakukan pemeriksaan ANC di
Klinik Swasta Dokter Spesialis Obsgyn Ngawi Jawa Timur dinilai dengan
kuesioner dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu Nifas
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Umur Ibu 50 20 42 27.72 4.853
Sumber : Data Primer (Kuesioner) Umur pada Ibu Nifas, 2010
Dari tabel 1 mengenai distribusi responden berdasarkan umur ibu nifas
di atas, menunjukkan bahwa umur ibu nifas yang semasa hamil melakukan
pemeriksaan ANC di Klinik Swasta Dokter Spesialis Obsgyn Ngawi Jawa
Timur minimum 20 tahun dan maksimum 42 tahun sedangkan rata-rata
27,72 tahun dengan standar deviasi 4,853.
2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga ibu nifas yang semasa hamil melakukan
pemeriksaan ANC di Klinik Swasta Dokter Spesialis Obsgyn Ngawi Jawa
Timur dinilai dengan kuesioner dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini :
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga
Sumber : Data Primer (Kuesioner) Pendapatan Keluarga pada Ibu Nifas, Ngawi, 2010
Dari tabel 2 mengenai distribusi responden berdasarkan pendapatan
keluarga, maka diketahui sebagian besar responden mempunyai
pendapatan keluarga antara Rp 500.000 - Rp 1.000.000,- sebanyak 50%,
sedangkan yang terkecil responden mempunyai pendapatan keluarga lebih
besar dari Rp 1.000.000,- sebanyak 20%.
Pendapatan Keluarga Frekuensi Persentase
< Rp 500.000 Rp 500.000 – Rp 1.000.000 > Rp 1.000.000
15 25 10
30 % 50 % 20 %
Jumlah 50 100 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3. Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan Bayi Lahir
Berat badan bayi lahir pada bayi ibu nifas yang semasa hamil
melakukan pemeriksaan ANC di Klinik Swasta Dokter Spesialis Obsgyn
Ngawi Jawa Timur dinilai dengan kuesioner dapat dilihat pada tabel 3 di
bawah ini :
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan Bayi Lahir
Berat Badan Bayi Lahir Frekuensi Persentase
< 2500 gram (2500- 4000) gram > 4000 gram
6 40 4
12 % 80 % 8 %
Jumlah 50 100 % Sumber : Data Primer (Kuesioner) Berat Badan Bayi Lahir pada Ibu Nifas, Ngawi, 2010
Dari tabel 3 mengenai distribusi responden berdasarkan berat badan
bayi lahir, maka diketahui berat badan bayi lahir < 2500 gram sebesar
12%, berat bayi lahir antara (2500 – 4000) gram sebesar 80% dan berat
bayi lahir > 4000 gram sebesar 8%.
4. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Pemeriksaan ANC Semasa
Hamil
Frekuensi pemeriksaan kehamilan pada ibu nifas yang semasa hamil
melakukan pemeriksaan ANC di Klinik Swasta Dokter Spesialis Obsgyn
Ngawi Jawa Timur dinilai dengan register kohort ibu dapat dilihat pada
tabel 4 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Pemeriksaan ANC Semasa Hamil
Frekuensi Pemeriksaan ANC Frekuensi Persentase
Teratur Tidak Teratur
40 10
80 % 20 %
Jumlah 100 100 % Sumber : Data Primer (Kuesioner) Frekuensi Pemeriksaan ANC Semasa Hamil pada Ibu Nifas, Ngawi, 2010
Dari tabel 4 mengenai distribusi responden berdasarkan frekuensi
pemeriksaan ANC semasa hamil, maka proporsi terbanyak adalah 40 ibu
hamil yang teratur memeriksakan kehamilan (80%). Sedangkan proporsi
kelompok ibu hamil yang tidak teratur memeriksakan kehamilan sebanyak
10 orang (20%).
B. Analisis Data Untuk mengetahui hubungan frekuensi pemeriksaan Antenatal Care
(ANC) pada ibu hamil dengan berat badan bayi lahir digunakan uji statistik
chi square.
Hasil analisis disajikan dalam bentuk tabulasi silang hasil penelitian seperti
yang terlihat pada tabel 5 di bawah ini:
Tabel 5. Tabulasi Silang Hasil Penelitian
Frek.ANC Berat Badan
Teratur Tidak Teratur Jumlah
< 2500 gram 1 (2%) 5 (10%) 6 (12%) (2500- 4000) gram 39 (78%) 1 (2%) 40 (80%) > 4000 gram 0 4 (8%) 4 (8%)
Jumlah 40 (80%) 10 (20%) 60 (100%)
Dari penelitian diperoleh hasil pada tabulasi silang responden yang
teratur pada pemeriksaan ANC mempunyai berat badan bayi lahir < 2500
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
gram sebesar 2% dan yang tidak teratur sebesar 10%, sedangkan responden
yang teratur pada pemeriksaan ANC mempunyai berat badan bayi lahir antara
(2500 – 4000) gram sebesar 78% dan yang tidak teratur sebesar 2%. Dan
responden yang tidak teratur mempunyai berat badan > 4000 gram sebesar
20%. Perhitungan dengan SPSS diperoleh nilai c² hitung sebesar 38,698
dengan p value sebesar 0,000, dengan df 1 c² tabel sebesar 5,990. Oleh
karena c²hitung (38,698) > c²tabel (5,990) atau p value < 0,05 (a) maka Ho
ditolak, sehingga dapat dinyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara
frekuensi pemeriksaan ANC pada ibu hamil dengan berat badan bayi lahir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB V
PEMBAHASAN
Dari penelitian diperoleh hasil responden yang teratur pada pemeriksaan ANC
mempunyai berat badan bayi lahir < 2500 gram sebesar 2% dan yang tidak teratur
sebesar 10%, sedangkan responden yang teratur pada pemeriksaan ANC
mempunyai berat badan bayi lahir antara (2500 – 4000) gram sebesar 78% dan
yang tidak teratur sebesar 2%. Dan responden yang tidak teratur mempunyai berat
badan > 4000 gram sebesar 20%. Hal ini terlihat bahwa responden yang teratur
dalam pemeriksaan antenatal care akan mempunyai berat badan bayi lahir yang
normal yaitu antara (2500– 4000) gram. Perhitungan dengan SPSS diperoleh nilai
c² hitung sebesar 38,698 dengan p value sebesar 0,000, dengan df 1 c² tabel
sebesar 5,990. Oleh karena c²hitung (38,698) > c²tabel (5,990) atau p value < 0,05
(a) maka Ho ditolak, sehingga dapat dinyatakan terdapat hubungan yang
signifikan antara frekuensi pemeriksaan ANC pada ibu hamil dengan berat badan
bayi lahir.
Menurut Henderson (2006), kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling
sedikit 4 kali selama kehamilan. Satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada
triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga. Kunjungan ANC adalah kontak
ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan
kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi
informasi bagi ibu dan petugas kesehatan. Sedangkan keteraturan adalah
kesamaan keadaan, kegiatan atau proses yang terjadi beberapa kali atau lebih,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
keadaan atau hal teratur (Hoetomo, 2005). Dalam hal ini bagaimana ibu hamil
memeriksakan kehamilannya di tempat pelayanan kehamilan, keteraturan ANC
adalah kedisiplinan/kepatuhan ibu hamil untuk melakukan pengawasan sebelum
anak lahir terutama ditujukan pada anak.
Menurut Saifudin (2006), pada umumnya kehamilan berkembang dengan
normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir
namun kadang – kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui
sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian resiko
tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama
kehamilannya. Oleh karena itu, pelayanan/asuhan antenatal merupakan salah satu
cara yang penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal
dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Salah satu tujuan asuhan antenatal
adalah untuk memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi kelak.
Sedangkan menurut Varney (2004) penambahan berat badan maternal dan
pola penambahan berat badan sering kali memberikan tanda – tanda awal dari
pertumbuhan janin. Asuhan antenatal yang teratur bisa mendeteksi dini penyulit –
penyulit tumbuh kembang janin selama hamil seperti Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR) , Small for Gestational Age (SGA), Large for Gestational
Age (LGA), maupun Intra Uterine Fetal Distress (IUFD). Rancangan genetik
untuk pertumbuhan janin dan perkembangannya ditentukan oleh kondisi genetik
janin itu sendiri, akan tetapi hal tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor dari ibunya
seperti kurangnya gizi pada masa kehamilan, merokok dan penyakit yang diderita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
ibu. Secara epidemiologis, berat badan lahir rendah telah dikaitkan dengan onset
yang lambat dari perawatan antenatal dan faktor yang berhubungan dengan status
sosioekonomi yang rendah.
Menurut Tiran (2006) Antenatal care adalah perawatan yang diberikan oleh
bidan dan dokter spesialis obsgyn selama kehamilan untuk memastikan agar
kesehatan ibu dan janinnya berada dalam keadaan yang normal dan memuaskan.
Pelayanan antenatal adalah pelayanan atau pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil
sesuai standar pada masa kehamilan oleh tenaga terampil (dokter, bidan, dan
perawat) (Dinkes Jateng, 2003). Standar minimal pelayanan antenatal meliputi 7T
yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian
imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet besi minimal 90 tablet
selama masa kehamilan dan temu wicara untuk persiapan rujukan.
Pengawasan ANC memberikan manfaat dengan tujuan ditemukan berbagai
kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat dipertimbangkan
dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Janin dalam
rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga
kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatannya, juga pertumbuhan,
dan perkembangan janin (Manuaba, 1998).
Pertumbuhan dan perkembangan janin dapat dievaluasi pada saat melakukan
pemeriksaan antenatal care, asuhan antenatal yang teratur bisa mendeteksi dini
Intra Uterine Growth Retardation (IUGR), Small for Gestational Age (SGA),
Large for Gestational Age (LGA), maupun Intra Uterine Fetal Distress (IUFD).
Rancangan genetik untuk pertumbuhan janin dan perkembangannya ditentukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
oleh kondisi genetik janin itu sendiri, akan tetapi hal tersebut dapat dipengaruhi
oleh faktor masa kehamilan yang meliputi Kurang Masa Kehamilan (KMK),
Cukup Masa Kehamilan (CMK), dan Lebih Masa Kehamilan (LMK) (Varney,
2004).
Catatan medik lengkap yang akurat mengenai pertumbuhan dan
perkembangan janin, dan hasil pemeriksaan ANC berfungsi untuk memudahkan
mengetahui hubungan frekuensi pemeriksaan antenatal care dengan berat badan
bayi lahir. Berat Badan Bayi Lahir (BBBL) merupakan salah satu tolok ukur
keberhasilan program kesehatan sehingga sangat diharapkan BBBL ≥ 2500 gram
yang dipandang sebagai BBBL normal. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi
BBBL yaitu tinggi badan ibu hamil, berat badan ibu hamil, urutan kehamilan,
umur, kadar hemoglobin, tekanan darah, dan pendidikan ibu hamil. Berat badan
bayi lahir normal antara (2500- 4000) gram, sedangkan untuk berat badan bayi
lahir abnormal adalah < 2500 gram atau > 4000 gram. Bayi lahir dengan berat
badan abnormal salah satunya disebabkan oleh gangguan pertumbuhan janin yang
berdampak pada angka mortalitas dan morbiditas bayi. Banyak bayi yang
dilahirkan dengan berat badan lahir yang rendah yang ketika dewasa
dimungkinkan akan mengalami gangguan pertumbuhan baik fisik maupun mental.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, enam dari bayi yang lahir
dengan berat badan < 2500 gram didiagnosis menderita hidramnion (kelainan
kongenital anomali pada bayi). Sedangkan empat dari bayi yang lahir >4000 gram
kemungkinan ibu’nya menderita diabetes melitus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Selain hal tersebut di atas, peneliti menggambarkan secara umum bagaimana
ANC dapat mempengaruhi berat badan bayi lahir, ternyata dengan ANC sangat
berarti bagi ibu hamil, pertumbuhan dan perkembangan bayi dapat terkontrol
dengan baik, sehingga faktor penghambat pertumbuhan janin dapat dideteksi
secara dini diikuti dengan meningkatkan faktor pendukung pada tiap ibu hamil.
Perlu menekankan pentingnya ANC dilakukan secara rutin dan teratur pada
multigravida, di mana ANC yang rutin dan teratur akan sangat membantu untuk
meningkatkan kewaspadaan ibu terhadap pemeliharaan kesehatan diri sendiri
terutama waktu hamil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan pada Bab
terdahulu, maka simpulan yang terjadi terdapat hubungan yang bermakna
antara Antenatal Care dengan Berat Badan Bayi Lahir.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat diajukan berdasarkan simpulan pada
penelitian ini adalah:
1. Perlu dilakukan pemeriksaan Antenatal Care yang rutin serta
diterapkan sistem rujukan yang baik untuk mengurangi risiko
terjadinya Berat Badan Bayi Lahir yang abnormal.
2. Perlu diadakan pengembangan penelitian lebih lanjut dengan
mempertimbangkan variabel-variabel yang berpengaruh dengan berat
badan bayi lahir.
41