hubungan interaksi sosial antar siswa...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL ANTAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR IPS (DI SMP DUA MEI CIPUTAT)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan IPS (S.Pd)
Oleh:
RIA KURNIAWATI
105015000649
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA
2010
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : RIA KURNIAWATI
NIM : 105015000649
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Judul skripsi : Hubungan Interaksi Sosial Antar Siswa dengan Hasil Belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya penulis dan belum pernah
diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan penulis dalam skripsi ini belum pernah terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain atau suatu
lembaga, kecuali bagian-bagian tertentu yang secara tertulis dijadikan sebagai
sumber acuan dalam skripsi ini dan disebutkan dalam fote note dan daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini dibuat, apabila terbukti bahwa pernyataan ini telah
benar, maka sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.
Jakarta, Mei 2010
Yang Membuat
Ria Kurniawati
PENGESAHAN PANITIA PENGUJI
Skripsi yang berjudul “Hubungan Interaksi Sosial Dengan Hasil belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus
dalam Ujian Munaqasyah pada, 16 Juni 2010 di hadapan dewan penguji. Karena
itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana starata S1 (S.Pd.) dalam bidang
pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Jakarta, 16 Juni 2010
Panitian Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan
Drs. H. Nurochim, MM., NIP. 1959071519840310003 16 Juni 2010
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)
Iwan Purwanto, M.Pd NIP. 19730424 2008011012 16 Juni 2010
Penguji I
Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA NIP. 19471141 98510110 16 Juni 2010
Penguji II
Dra. Ulfah Fajarini, M.Si NIP. 19670828199303 2 006 16 Juni 2010
Mengetahui,
Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA 1957100519 87031003
HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL ANTAR SISWA DENGAN
HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Guna Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Ria Kurniawati
NIM: 105015000649
Di bawah Bimbingan
Drs. H. Syaripulloh, M. Si NIP. 150.389 364
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
LEMBAR PENGESAHAN UJI REFERENSI
Nama : RIA KURNIAWATI
NIM : 105015000649
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Judul skripsi : Hubungan Interaksi Sosial Antar Siswa dengan Hasil Belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
BAB Judul dan Halaman Buku Paraf Pembimbing
BAB I 1. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, h. 89.
2. Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, hal. 2
3. Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, h. 15.
4. Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, h. 14.
5. Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, h. 89.
6. Sadirman, A.M., Interaksi dan Motivasi belajar- mengajar, h. 1
7. Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 54.
8. Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 55.
9. Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, h. 151.
10. Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 55.
11. Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 62.
BAB II 1. Prof. Zahara Idris MA., Dasar- dasar Kependidikan, h. 70.
2. Dra. Elly M. Setiadi, M.Si., et al., Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, h. 90.
3. Dr. Basrowi, M.S., Pengantar Sosiologi, h. 137. 4. http://definisi.net/index.php?category=Definisi-
Sosial 5. Drs. H. Dadang Supardan, M. Pd. Pengantar
Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, h. 27.
6. http://massofa. Wordpress. Com/2008/02/06/bidang-kajian- sosiologi- dan- interaksi- sosial/
7. http://massofa. Wordpress. Com/2008/02/06/bidang-kajian- sosiologi- dan- interaksi- sosial/
8. Yusron Razak (ed.), Sosiologi Sebuah Pengantar, h. 57
9. Yusron Razak (ed.), Sosiologi Sebuah Pengantar, h. 57.
10. Drs. H. Dadang Supardan, M. Pd. Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, h. 140.
11. Prof. Dr. Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), h. 65.
12. Drs. M. Amin Nurdin dan Ahmad Abrori, M.Si, Mengerti Sosiologi Pengantar untuk Memahami Konsep- konsep Dasar, h. 52.
13. J. Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar & Terapan, h. 20.
14. Hadziq Sholeh, SMA Muhammadiyah Lasem, h. 52.
15. Yusron Razak (ed.), Sosiologi Sebuah Pengantar, h. 57.
16. Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 62.
17. Drs. Ng. Philipus, M.Si. dan Dr. Nurul Aini, M.S., Sosiologi dan Politik, h. 22.
18. Dr. Basrowi, M.S., Pengantar Sosiologi, h. 138- 139.
19. Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 58- 60.
20. Yusron Razak (ed.), Sosiologi Sebuah Pengantar, h. 58- 59.
21. Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, h. 154- 155.
22. Dra. Elly M. Setiadi, M.Si., et al., Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, h. 94- 95.
23. J. Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar & Terapan, h. 16.
24. Dr. Basrowi, M.S., Pengantar Sosiologi, h. 139- 143.
25. Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, h. 11.
26. Sadirman, A.M., Interaksi dan Motivasi belajar- mengajar, h. 7
27. Prof. Dr. Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), h. 76- 77.
28. Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar h. 57- 58.
29. Yusron Razak (ed.), Sosiologi Sebuah Pengantar, h. 58.
30. Dra. Elly M. Setiadi, M.Si., et al., Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, h. 92- 93.
31. Prof. Dr. Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), h. 66- 73.
32. Dr. Basrowi, M.S., Pengantar Sosiologi, h. 143- 145.
33. Rini Susanti, Bentuk Tes dan Tingkah Laku Belajar, h.129.
34. Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, h. 2.
35. Subiyantoro, SMA Muhammadiyah 3 Surakarta, h. 77.
36. Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, h. 27.
37. Purwanto, Tujuan Pendidikan dan Hasil Belajar, h. 150.
38. Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. , Psikologi Pendidikan, h. 85.
39. Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, h. 66.
40. Nurdin Ibrahim, Hubungan Tempat Tutorial Tatap Muka dengan Hasil Belajar Siswa SLTP T, h. 48.
41. Abdul Rahman Shaleh, Psikologi, Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, h. 205.
42. Drs. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, h. 28.
43. Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, h. 15
44. Purwanto, Tujuan Pendidikan dan Hasil Belajar, h. 153- 154.
45. Nurdin Ibrahim, Pengaruh Pembelajaran Berbantuan Komputer, (Jurnal Pendidikan dan Kebudyaan, Vol. 15, No. 1, Januari 2009), h. 111.
46. Drs. H. Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, h. 2. 47. Dra. H. Sapriya., et al. Pembelajaran dan
Evaluasi Hasil Belajar IPS, h. 3. 48. Prof. Drs. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi
Pendidikan, h. 54.
49. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pedekatan Baru, h. 132.
50. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, h. 233.
51. Prof. Dr. H. Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan pembelajaran, h. 103- 104.
52. Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, h. 74
53. Abdul Rahman Shaleh, Psikologi, Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, h. 221.
54. Drs. M. Ngalim Purwanto, MP., Psikologi Pendidikan, h. 102.
55. Drs. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, h. 39- 40.
BAB III 1. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, h. 1.
2. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, h.39. 3. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, h.38. 4. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, h.39. 5. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, h.40. 6. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, h.90. 7. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, h.91. 8. Sanapiah Faisal, Format- format Penelitian
Sosial, h. 51- 53. 9. Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,
h. 206.
Mengetahui dosen pembimbing
Drs. H. Syaripulloh, M. Si NIP. 150.389 364
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW., beserta keluarga dan para sahabatnya.
Laporan hasil penelitian (Skripsi) ini dengan judul Hubungan Interaksi Sosial Antar Siswa Dengan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) penulis buat, dan sampaikan sebagai kewajiban dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana strata (S.Pd.) pada jurusan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan hasil penelitian sampai selesai, terutama kepada: 1. Allah SWT., satu-satunya motivator dan sumber inspirator penulis dalam
membuat laporan penelitian ini, 2. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA., selaku rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 3. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 4. Bapak Drs. H. Nurochim, MM., selaku ketua jurusan pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial beserta staf jurusan yang senantiasa memberikan semangat kepada penulis dalam menyusun skripsi,
5. Bapak Drs. H. Syaripulloh, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu selama proses bimbingan serta memberikan saran dan motivasi kepada penulis selama penyusunan skripsi,
6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis berada dalam perkuliahan,
7. Selanjutnya, penulis layak mengucapkan rasa terima kasih kepada Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Perpustakaan Lembaga
i
Ilmu Pengetahuan Ilmiah, Perpustakaan Universitas Terbuka, yang telah meminjamkan berbagai referensi kepada penulis selama penyusunan skripsi,
8. Bapak Enjang Supyan, S.Pd. selaku kepala sekolah SMP Dua Mei Ciputat yang dengan senang hati mengizinkan penelitian di sekolah yang beliau pimpin,
9. Bapak Saptono, S.Pd. selaku wakil kepala sekolah sekaligus menjabat sebagai guru bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial, Bapak Ahmad Murtarsyidin selaku kepala Tata Usaha SMP Dua Mei Ciputat serta siswa-siswi SMP Dua Mei Ciputat, yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data sehingga skripsi ini dapat terselesaikan,
10. Ucapan terimakasih yang tak terhingga, penulis haturkan rasa hormat dan kasih sayang kepada kedua orang tua penulis, yang telah membesarkan dan memberikan dukungan baik moril maupun materil yang tak terhitung nilainya. Tak akan cukup kata untuk melukiskan jasa dan kasih sayang yang telah diberikan oleh mama dan papa selama ini, semoga Allah SWT., senantiasa membalas semua jasa-jasa mama dan papa. Amin,,,
11. Teman-teman penulis, IPS angkatan 2005, dan teman-teman lain baik di kosan maupun di rumah yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga ukhuwah persahabatan kita akan tetap abadi selamanya,
12. Yang tersayang,,, yang selalu ada dihati penulis, yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini,
13. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya namun tidak mengurangi sedikitpun rasa penghormatan dan terimakasih penulis, semoga menjadi ajang silaturrahim dikemudian hari.
Akhirnya dengan sujud kepada Allah SWT., penulis berdoa semoga Allah
SWT., membalas amal baik mereka dan selalu melimpahkan rahmat dan
inayahnya atas kebaikan yang mereka lakukan. Amin . . . .
Jakarta, Mei 2010
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PERNYATAAN
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... viii
ABSTRAKS........................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ...................................................................... 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 6
BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik ........................................................................ 7
1. Interaksi Sosial ....................................................................... 7
a. Pengertian Interaksi Sosial................................................ 7
b. Syarat-syarat Interaksi Sosial............................................ 11
c. Faktor-faktor Yang Mendasari Interaksi Sosial ................ 17
2. Hakikat Hasil Belajar .............................................................. 21
a. Pengertian Hasil Belajar.................................................... 21
b. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).................... 25
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........... 25
iii
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ..................................................... 29
C. Kerangka Berpikir......................................................................... 30
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 32
B. Metode Penelitian ......................................................................... 33
C. Variabel Penelitian ....................................................................... 33
D. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 34
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 35
F. Instrumen Penelitian ..................................................................... 35
G. Teknik Pengolahan Data ............................................................... 37
H. Teknik Analisa Data...................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah ........................................................... 41
B. Deskripsi Data............................................................................... 53
C. Analisa Data .................................................................................. 69
D. Interpretasi Data ............................................................................ 69
E. Keterbatasan Penelitian................................................................. 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 73
B. Saran-Saran ................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 78
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen ......................................................................... 36
Tabel 4.1 Data Jumlah Guru Dan Statusnya .................................................... 43
Tabel 4.2 Data Jumlah Kelas Dan Rombel, Dan Siswa Tahun Pelajaran
2009/2010......................................................................................... 44
Tabel 4.3 Sarana Dan Prasarana SMP Dua Mei Ciputat.................................. 44
Tabel 4.4 Penghitungan Uji Coba Instrumen 1 ............................................... 46
Tabel 4.5 Penghitungan Uji Coba Instrumen 2 ................................................ 50
Tabel 4.6 Daftar Skor Interaksi Sosial Antar Siswa ........................................ 51
Tabel 4.7 Ketika Bertemu Dengan Teman Yang Menyapa Kamu
Di sekolah, Kamu Akan Membalasnya Dengan Sapaan.................. 54
Tabel 4.8 Membina Hubungan Baik Dengan Teman Di Sekolah.................... 54
Tabel 4.9 Bergaul Dengan Teman-Teman Di Sekolah Sangat
Menyenangkan ................................................................................. 54
Tabel 4.10 Lebih Senang Berbicara Dengan Teman-Teman Ketika
Sedang Istirahat Daripada Berdiam Diri Di kelas............................ 55
Tabel 4.11 Menghubungi Teman Ketika Tidak Masuk Sekolah
Untuk Menanyakan Pelajaran .......................................................... 55
Tabel 4.12 Pada Saat Belajar Kelompok, Lebih Suka Mengemukakan
Pendapat ........................................................................................... 56
Tabel 4.13 Akan Sedih, Apabila Teman Tidak Naik Kelas ............................... 56
Tabel 4.14 Senang Bila Mengerjakan Tugas Bersama Teman-Teman
Daripada Sendiri .............................................................................. 56
Tabel 4.15 Lebih Suka Ke sekolah Bersama Teman- Teman ............................ 57
Tabel 4.16 Ketika Mempunyai Masalah Dengan Teman Disekolah,
Akan Langsung Membicaranya ....................................................... 57
Tabel 4.17 Memberi Kabar Kepada Teman, Jika Tidak Masuk Sekolah
Karena Sakit atau Izin ...................................................................... 58
Tabel 4.18 Bertanya Kepada Teman, Ketika Ada Materi Yang Belum
v
Dipahami .......................................................................................... 58
Tabel 4.19 Jika Ada Teman Yang Sakit, Akan Menjenguknya ......................... 58
Tabel 4.20 Dengan belajar Kelompok, Akan Lebih Mudah Dalam Belajar ...... 59
Tabel 4.21 Lebih Suka Ke Perpustakaan Bersama Teman-Teman.................... 59
Tabel 4.22 Setelah Bertanya Kepada Teman, Menjadi Lebih Mengerti
Pelajaran Yang Dipelajari ................................................................ 60
Tabel 4.23 Jika Teman Meminta Bantuan, Kamu Akan Senang Hati
Membantunya................................................................................... 60
Tabel 4.24 Belajar Kelompok Dapat Meningkatkan Nilai................................. 60
Tabel 4.25 Memperhatikan Dengan Baik, Jika Teman sedang Berbicara ......... 61
Tabel 4.26 Jika Ada Teman Yang Putus Asa, Maka Akan
Memberinya Semangat .................................................................... 61
Tabel 4.27 Skor Jawaban Interaksi Sosial Antar Siswa Di SMP Dua Mei
Ciputat .............................................................................................. 62
Tabel 4.28 Distribusi Frekuensi Variabel X ...................................................... 63
Tabel 4.29 Skor Hasil Belajar IPS Siswa-siswi SMP Dua Mei Ciputat
Semester 1 Tahun Ajaran 2009-2010............................................... 65
Tabel 4.30 Distribusi Frekuensi Variabel Y ...................................................... 66
Tabel 4.31 Skor Jawaban Tentang Hubungan Interaksi Sosial Dengan Hasil
Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP Dua Mei Ciputat ... 67
Tabel 4.32 Perhitungan Memperoleh Data Indeks Korelasi Variabel X
(Interaksi Sosial Antar Siswa) dan Y (Hasil Belajar IPS)................ 68
Tabel 4.33 Rangkuman Tabel Nilai Koefisien “r” Product Moment dari
Pearson ............................................................................................. 71
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Kerangka Berfikir ................................................................................................. 31
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Angket Untuk Siswa .................................................................... 78
Lampiran 2 Nukilan Tabel Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment dari
Pearson Untuk Berbagai df ........................................................... 82
viii
ix
ABSTRAKS RIA KURNIAWATI. 2010. “Hubungan Interaksi Sosial Antar Siswa Dengan Hasil Belajar IPS”. ( dibimbing oleh Drs. H. Syaripulloh, M. Si).
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar adalah melalui kualitas dari hasil belajar siswa, serta kemampuan siswa untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Keberhasilan siswa dalam belajar didukung oleh adanya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti kondisi fisik, panca indera, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognisi. Sedangkan faktor eksternal seperti lingkungan dalam bentuk interaksi sosial antar siswa di sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan interaksi sosial antar siswa dengan hasil belajar IPS. Penelitian ini bersifat desktiptif analistis dengan populasinya adalah seluruh siswa kelas VII dan VIII SMP Dua Mei Ciputat. Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu variabel bebas adalah interaksi sosial siswa dan variabel terikat adalah hasil belajar IPS. Sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sekunder dengan teknik pengumpualn data melalui angket dan dokumentasi yang diolah untuk diambil kesimpulan. Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan menggunakan teknik statistik korelasional product moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial antar siswa dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ternyata mempunyai hubungan yang cukup signifikan, karena hubungan antara keduanya berada pada nilai 0,473. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan rxy = 0,473 yang berada pada rentang 0,40 – 0,70 yang menunjukkan adanya korelasi yang sedang atau cukupan. Hal ini ditunjukkan pula dengan hasil penelitian pada taraf signifikansi 5% yang menyatakan bahwa rtabel taraf signifikansi 5% sebesar 0,304, sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh rtabel sebesar 0,393. Ternyata rxy atau ro (yang besarnya = 0,473) adalah jauh lebih besar daripada rtabel (yang besarnya 0,304 dan 0,393). Karena ro lebih besar daripada rtabel, maka Hipotesis Nol Ditolak. Berarti terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Telah diketahui bahwa belajar merupakan ciri paling mendasar yang
membedakan dari makhluk hidup yang lain. Belajar juga merupakan kebutuhan
setiap manusia karena dengan belajar dapat mencerdaskan kehidupan manusia.
Melalui belajar seluruh kemampuan yang dimiliki oleh individu sebagai siswa
dapat tergali bahkan dapat ditingkatkan. Dengan menggali kemampuan yang
dimiliki oleh individu maka kesejahteraan suatu bangsa dan Negara Indonesia
dapat ditingkatkan karena sumber daya manusia merupakan salah satu faktor
penunjang kesejahteraan suatu bangsa dan Negara Indonesia. Oleh karena itu,
dengan belajar siswa dapat memperoleh kecakapan, sikap, nilai, dan keterampilan
dalam bergaul dengan orang lain.
"Menurut Muhibbin Syah, sebagian orang beranggapan bahwa belajar
adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji
dalam bentuk informasi atau materi pelajaran".1
Sebagaimana yang telah dikemukakan Slameto (2003) merumuskan
“belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu proses perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), h. 89.
1
2
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.2
Jadi, dapat disimpulkan bahwa belajar pada dasarnya merupakan suatu
proses kegiatan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi
bisa, dari bodoh menjadi pandai yang terjadi karena interaksi seseorang dengan
lingkungannya. Untuk itu, agar siswa dapat meningkatkan kemampuan yang
dimilikinya, maka siswa harus melakukan suatu proses yang dinamakan belajar.
Dalam proses belajar seorang siswa berusaha untuk memperoleh
perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan belajar. “Menurut Hamalik (2005)
tujuan belajar adalah sejumlah yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan
perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-
sikap yang baru, yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa”.3
Belajar dapat dilakukan secara terus menerus sepanjang masa dimulai
dalam masa kecil sampai usia dewasa baik secara informal (keluarga), formal
(SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA), maupun nonformal (kursus-kursus). Secara
formal belajar merupakan suatu proses dari seorang siswa yang berusaha untuk
mencapai tujuan belajar atau yang sering disebut dengan hasil belajar.
“Menurut Abdurrahman (1999) hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”.4
Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan hasil belajar, itu
bergantung pada proses belajar yang dialami untuk siswa, baik ketika ia berada di
sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Proses perubahan tingkah laku dalam belajar dapat dilihat dari hasil
belajar. Hasil belajar siswa tidak hanya ditentukan antara guru dengan murid,
tetapi juga ditentukan oleh interaksi sosial antar siswa dengan siswa di dalam
kelas. Oleh karena itu dalam belajar perlu diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam
belajar, yaitu sebagai berikut:
2 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Presindo,
2008), cet. 1, hal. 2. 3 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, H. 15. 4 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, H. 14.
3
1. Internal/dalam, yakni:
a. Fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indera.
b. Psikologi, yang terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan
kemampuan kognisi.
2. Eksternal/luar, yakni:
a. Lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial.
b. Instrumental, yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana prasarana,
administrasi dan manajemen.5
Salah satu contoh dari faktor eksternal adalah lingkungan. Lingkungan
yang dimaksud dalam penelitian ini bukan saja terdiri dari lingkungan alam, akan
tetapi lingkungan sosial. Bahkan lingkungan sosial inilah yang lebih
mempengaruhi aktifitas siswa dalam belajar.
”Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud
bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain.
Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antarmanusia
akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam
kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian kegiatan hidup
manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi atau komunikasi, baik
interaksi dengan alam lingkungan, interaksi dengan sesamanya, maupun interaksi
dengan Tuhannya, baik itu disengaja maupun tidak disengaja”.6
”Kimball Young dan Raymond, W. Mack, 1959 dalam bukunya Soerjono
Soekanto mengatakan bahwa interaksi sosial merupakan kunci dari semua
kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan
bersama”.7
”Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat
dinamakan proses sosial) karena interaksi sosial merupakan syarat utama
5 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi
Brother’s, 2008), h. 89. 6 Sadirman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar- Mengajar, (Jakarta: Rajawali, 1990),
Ed. 1, Cet. 3, h. 1 7 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006), h. 54.
4
terjadinya aktivitas-aktivitas sosial”.8
”Proses sosial, merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Di
mana di dalamnya terdapat suatu proses hubungan antara manusia satu dengan
manusia yang lainnya. Proses hubungan tersebut berupa antar aksi sosial yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara terus-menerus. Antar aksi (interaksi)
sosial, dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antara dua belah pihak, yaitu
antara individu satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam rangka
mencapai atau tujuan tertentu”.9
”Menurut Gillin dan Gillin, 1954 dalam bukunya Soerjono Soekanto
interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara orang-orang-perorangan, antara kelompok-
kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok
manusia”.10
”Unsur yang paling penting dalam proses interaksi sosial adalah kontak
dan komunikasi. Pentingnya kontak dan komunikasi bagi terwujudnya interaksi
sosial dapat dibagi terhadap suatu kehidupan yang terasing. Kehidupan terasing
yang sempurna ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi
sosial dengan pihak-pihak lain. Padahal, seperti diketahui, perkembangan jiwa
seseorang banyak ditentukan oleh pergaulannya dengan orang-orang lain”.11
Jadi, dapat disimpulkan bahwa seorang individu sebagai makhluk sosial
tidak luput dari kodratnya bahwa individu harus bergaul dengan orang lain karena
seorang individu tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan sangat
tergantung pada individu lain. Oleh karena itu, seorang individu dalam kehidupan
sehari-hari harus berinteraksi sosial dengan orang lain.
Bagi siswa di kelas, konsep interkasi sosial merupakan konsep penting
untuk dipahami, karena pada dasarnya dalam kehidupan sehari-hari siswa tidak
lepas dari interaksi sosial, baik interaksi dengan guru maupun dengan sesama
teman. Istilah interaksi sosial yang dimaksud dalam pembahasan ini merupakan
8 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 55. 9 Abdulsyani, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994),
Cet. 1, h. 151. 10 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 55. 11 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 62.
5
hubungan timbal balik antara siswa dengan siswa untuk mencapai suatu tujuan
yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku dalam belajar. Oleh karena itu,
siswa tersebut termotivasi untuk meningkatkan hasil belajar diantara siswa.
Sehingga dalam proses interaksi sosial antar siswa akan timbul sikap saling
memacu antar siswa menjadi lebih giat dalam belajar, dan termotivasi untuk
memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar.
Hal ini menjadi sebuah fenomena yang menarik bagi penulis untuk diteliti,
sehingga penulis akan meneliti dalam bentuk skripsi berjudul Hubungan
Interaksi Sosial Antar Siswa Dengan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Interaksi sosial antar siswa dapat berpengaruh terhadap hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS).
2. Interaksi sosial antar siswa di kelas dapat mempengaruhi aktivitas belajar
siswa.
3. Interaksi sosial antar siswa akan timbul sikap saling memacu antar siswa
menjadi lebih giat dalam belajar, dan termotivasi untuk memperbaiki dan
meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
C. Pembatasan Masalah
Dalam pembatasan masalah, agar penelitian ini tidak meluas, maka
penelitian ini hanya membatasi pada:
1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Dua Mei Ciputat
yaitu siswa kelas tujuh (VII) berjumlah 2 rombel dan kelas delapan (VIII)
berjumlah 2 rombel.
2. Interaksi sosial yang dimaksud dalam penelitian ini bertemunya individu
perindividu dengan kelompok yang saling berhubungan yaitu siswa dengan
siswa dalam bergaul dengan teman sekelasnya, dalam belajar.
3. Belajar yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan suatu proses bertahap
6
dan merupakan unsur yang sangat mendasar dalam jenjang pendidikan. Dan tingkat kemampuan yang dicapai oleh siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), setelah melalui proses belajar dalam periode tertentu dinamakan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di
atas, maka perumusan masalahnya adalah ”Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi sosial antar siswa dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP Dua Mei Ciputat?”.
E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data, fakta yang
valid, dan dapat terpercaya untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut: a. Bagi peneliti: sebagai bahan pengetahuan lebih lanjut tentang
hubungan interaksi sosial antar siswa dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
b. Bagi para pendidik atau guru: memberikan informasi kepada guru agar lebih memperhatikan interaksi sosial antar siswa sehingga hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) lebih baik.
c. Bagi pemimpin sekolah: memberikan informasi kepada pihak sekolah
untuk meningkatkan proses belajar dalam upaya mencapai hasil yang
maksimal.
d. Bagi siswa-siswi: dengan interaksi sosial antar siswa dapat memacu
siswa untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
BAB II
PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
Dari permasalahan yang telah diuraikan di atas, berikut ini dapatlah di
angkat beberapa teori yang menunjang untuk menjawab permasalahan yang ada
untuk mempermudah melakukan penelitian ini.
1. Interaksi Sosial
a. Pengertian Interaksi Sosial
Sebelum mengemukakan tentang interaksi sosial, penulis akan
menyinggung sedikit tentang pengertian interaksi dan sosial. “Interaksi
terdiri terdiri dari kata inter (antar), dan aksi (kegiatan). Jadi, interaksi
adalah kegiatan timbal balik”.1
“Menurut Elly M. Setiadi interaksi adalah proses di mana orang-
orang berkomunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan”.2
“Menurut Roucek dan Warren, interaksi adalah salah satu masalah
pokok karena ia merupakan dasar segala proses sosial. Interaksi
merupakan proses timbal balik, di mana satu kelompok dipengaruhi
1 Prof. Zahara Idris MA., Dasar- dasar Kependidikan, (Bandung: Angkasa, 1982), h. 70. 2 Dra. Elly M. Setiadi, M.Si., et al., Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta: Kencana,
2008), Cet. 3, h. 90.
7
8
tingkah laku reaktif pihak lain dan dengan demikian, ia mempengaruhi
tingkah laku orang lain”.3
“Definisi sosial dapat berarti kemasyarakatan. Sosial adalah
keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain”.4
“Menurut Soekanto (1986: 11), apabila istilah sosial pada ilmu
sosial menunjuk pada objeknya, yaitu masyarakat”.5
Menurut Charles P. loomis sebuah hubungan bisa disebut interaksi
jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut:6
1) Jumlah pelakunya dua orang atau lebih 2) Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau
lambang-lambang 3) Adanya suatu demensi waktu yang meliputi, masa lalu, masa kini, dan
masa yang akan datang 4) Adanya tujuan yang hendak dicapai.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu proses
hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara dua orang atau lebih
dalam kehidupan sosial.
Berikut ini adalah pengertian interaksi sosial menurut para ahli:
“Menurut Bonner bahwa interaksi sosial merupakan suatu
hubungan antara dua orang atau lebih sehingga kelakuan individu yang
satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang
lain dan sebaliknya”.7
“Interaksi sosial menurut Young adalah kontak timbal balik antar
dua orang atau lebih”.8
Sedangkan Dadang Supardan, dalam bukunya Poepenoe, 1983:
104 dan Soekanto, 1993: 247 mengatakan bahwa “interaksi sosial adalah
3 Dr. Basrowi, M.S., Pengantar Sosiologi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005) Cet. 1, h. 137. 4 Drs. H. Dadang Supardan, M. Pd. Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan
Struktural, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet 1, h. 27. 5 http://definisi.net/index.php?category=Definisi-Sosial 6 http://massofa. Wordpress. Com/2008/02/06/bidang-kajian- sosiologi- dan- interaksi-
sosial/ 7 Yusron Razak (ed.), Sosiologi Sebuah Pengantar, (Jakarta: Laboratorium Sosiologi
Agama, 2008), Cet. I, h. 57. 8 Yusron Razak (ed.), Sosiologi Sebuah Pengantar, h. 57.
9
proses sosial yang menyangkut hubungan timbal balik antarpribadi,
kelompok, maupun pribadi dengan kelompok”.9
“Menurut Bimo Walgito interaksi sosial adalah hubungan antara
individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat
mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat adanya
hubungan yang saling timbal balik”.10
“Menurut Amin Nurdin dan Ahmad Abrori secara definitif,
interaksi sosial sendiri berarti adanya hubungan dua orang atau lebih yang
berperilaku atau tindakannya direspon oleh yang lain”.11
“Menurut J. Dwi Narwoko interaksi sosial adalah proses di mana
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau
kelompok dengan kelompok berhubungan satu dengan yang lain”.12
“Menurut Hadziq Sholeh interaksi sosial adalah hubungan timbal
balik yang saling mempengaruhi antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, atau sebaliknya dan kelompok dengan kelompok dalam
masyarakat”.13
“Menurut Yusron Razak interaksi sosial adalah hubungan-
hubungan sosial dinamis yang menyangkut hubungan antar perseorangan,
individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok lainnya”.14
“Menurut Soerjono Soekanto interaksi sosial merupakan hubungan
sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara
kelompok maupun antara individu dengan kelompok”.15
9 Drs. H. Dadang Supardan, M. Pd. Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan
Struktural, h. 140. 10 Prof. Dr. Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), (Yogyakarta: ANDI
Yogyakarta, 1978), Ed. IV, h. 65. 11 Drs. M. Amin Nurdin dan Ahmad Abrori, M.Si, Mengerti Sosiologi Pengantar untuk
Memahami Konsep- konsep Dasar, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet 1, h. 52. 12 J. Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar & Terapan, (Jakarta: Kencana, 2004), Ed.
1, h. 20. 13 Hadziq Sholeh, SMA Muhammadiyah Lasem, (Widyatama, Vol. 5 No. 1, Maret 2008),
h. 52. 14 Yusron Razak (ed.), Sosiologi Sebuah Pengantar, h. 57. 15 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2006), h. 62.
10
“Menurut Ng. Philipus dan Nurul Aini interaksi sosial merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang berkaitan dengan hubungan
antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, antara
kelompok dengan kelompok sosial yang lain”.16
“Interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang mempertemukan
orang dengan orang, kelompok dengan kelompok maupun orang dengan
kelompok manusia. Bentuknya tidak hanya bersifat kerja sama, tetapi bisa
juga berbentuk tindakan persaingan, pertikaian, dan sejenisnya. Interaksi
sosial merupakan hubungan yang tertata dalam bentuk tindakan-tindakan
yang berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam
masyarakat”.17
Pada dasarnya pengertian interaksi sosial yang dikemukakan oleh
para tokoh di atas tersebut tidak ada yang salah, karena masing-masing
tokoh tersebut mempunyai pemikiran yang berbeda-beda mengenai
pengertian interaksi sosial.
Jadi, menurut uraian beberapa teori yang telah diuraikan di atas
bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan timbal balik dalam
kehidupan sosial yang terjadi antara dua orang atau lebih baik secara
langsung ataupun secara tidak langsung saling mempengaruhi dan
merespons antara satu dengan yang lain dalam berbagai kehidupan sehari-
hari.
Berdasarkan teori-teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa
interaksi sosial merupakan hubungan yang terjadi anatara individu dengan
lingkungnnya dan individu dengan dirinya sendiri. Dimana perilaku
seseorang tidak hanya mempengaruhi lingkungnnya, tetapi juga dapat
mempengaruhi individu yang bersangkutan.
16 Drs. Ng. Philipus, M.Si. dan Dr. Nurul Aini, M.S., Sosiologi dan Politik, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada,2006), Ed. 1, h. 22. 17 Dr. Basrowi, M.S., Pengantar Sosiologi, h. 138- 139.
11
b. Syarat- syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto dalam bukunya Faktor-faktor Dasar
Interaksi Sosial dan Kepatuhan pada Hukum, suatu interaksi sosial tidak
akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu:18
1). Adanya kontak sosial (social-contact);
2). Adanya komunikasi.
Menurut Kingsley Davis dalam Soejono Soekanto, kata kontak
berasal dari bahasa Latin con dan cum (yang artinya bersama-sama) dan
tango (yang artinya menyentuh), jadi artinya secara harafiah adalah
bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi
hubungan badaniah. Sebagai gejala sosial itu tidak perlu berarti suatu
hubungan dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, seperti misalnya,
dengan cara berbicara dengan pihak lain tersebut. Apabila dengan
perkembangan teknologi dewasa ini, orang-orang dapat berhubungan satu
dengan lainnya melalui telepon, telegraf, radio, surat, dan seterusnya, yang
tidak memerlukan suatu hubungan badaniah. Bahkan dapat dikatakan
bahwa hubungan badaniah tidak perlu menjadi syarat utama terjadinya
kontak.
Ini berarti bahwa interaksi sosial tidak akan tercipta hanya dengan
bertemunya orang perorangan secara badaniah semata, melainkan interaksi
sosial baru akan terjadi apabila orang-orang perorangan atau kelompok-
kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara, dan seterusnya untuk
mencapai suatu tujuan bersama.
Suatu kontak dapat pula bersifat primer atau sekunder. Kontak
primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan
berhadapan muka, sebaliknya kontak yang sekunder memerlukan suatu
perantara, seperti telepon, telegraf, radio, dan seterusnya.
Arti terpenting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan
tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-
18 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 58- 60.
12
gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan
oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan
reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
Menurut Yusran Razak interaksi sosial dapat terjadi apabila
memenuhi dua syarat yaitu:19
1) Adanya Kontak Sosial (Sosial Contact)
Kata kontak berasal dari bahasa latin, yaitu con atau cum
(bersama-sama) dan tango (menyentuh) jadi artinya bersama-sama
menyentuh. Kontak sosial mempunyai sifat. Yang pertama bersifat
primer, artinya terjadi apabila hubungan diadakan secara langsung
yang berhadapan muka. Yang kedua bersifat sekunder artinya suatu
kontak memerlukan suatu perantara. Kontak sosial dapat terjadi
melalui dua cara. Cara pertama adalah verbal/gestural, yaitu kontak
yang terjadi melalui saling menyapa, saling berbicara, dan berjabat
tangan. Cara kedua kata atau bahasa melainkan dengan adanya isyarat.
Misalnya adalah bau keringat, bau minyak wangi, lambaian tangan dan
sebagainya.
2) Adanya Komunikasi (Communication)
Arti terpenting komunikasi adalah seseorang memberikan
tafsiran pada perilaku orang lain. Tafsiran tersebut dapat berwujud
melalui pembicaraan, gerak-gerik badan atau sikap perasaan-perasaan
yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.
Menurut Abdulsyani dalam proses sosial, baru dapat dikatakan
terjadi interaksi sosial, apabila telah memenuhi persyaratan sebagai aspek
kehidupan bersama, yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.20
1) Kontak Sosial
Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih,
melalui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan
19 Yusron Razak (ed.), Sosiologi Sebuah Pengantar, h. 58- 59. 20 Abdulsyani, Sosiologi Skematika; Teori dan Terapan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994),
Cet. 1, h. 154- 155.
13
masing-masing dalam kehidupan masyarakat. Kontak sosial dapat
terjadi secara langsung ataupun tidak langsung antara satu pihak
dengan pihak yang lainnya. Kontak sosial tidak langsung adalah
kontak sosial yang menggunakan alat, sebagai perantara; misalnya;
melalui telepon, radio, surat, dan lain-lain. Sedangkan kontak sosial
secara langsung, adalah kontak sosial melalui suatu pertemuan dengan
bertatap muka dan berdialog di antara kedua belah pihak tersebut.
Yang paling penting dalam interaksi sosial tersebut adalah saling
mengerti antara kedua belah pihak; sedangkan kontak badaniah bukan
lagi merupakan syarat utama dalam kontak sosial, oleh karena
hubungan demikian belum tentu terdapat saling pengertian. Kontak
sosial terjadi tidak semata-mata oleh karena adanya aksi belaka, akan
tetapi harus memenuhi syarat pokok kontak sosial, yaitu reaksi
(tanggapan) dari pihak lain sebagai lawan kontak sosial.
Dalam kontak sosial, dapat terjadi hubungan yang positif dan
hubungan negatif. Kontak sosial positif terjadi oleh karena hubungan
antara kedua belah pihak terdapat saling pengertian, disamping
menguntungkan masing-masing pihak tersebut, sehingga biasanya
hubungan dapat berlangsung lebih lama, atau mungkin dapat berulang-
ulang dan mengarah pada suatu kerja sama. Sedangkan kontak negatif
terjadi oleh karena hubungan antara kedua belah pihak tidak
melahirkan saling pengertian, mungkin merugikan, masing-masing
atau salah satu, sehingga mengakibatkan suatu pertentangan atau
perselisihan.
2) Komunikasi Sosial
Komunikasi sosial adalah syarat pokok lain daripada proses
sosial. Komunikasi sosial mengandung pengertian persamaan
pandangan antara orang-orang yang berinteraksi terhadap sesuatu.
Menurut Elly M. Setiadi untuk terjadinya suatu interaksi sosial
diperlukan adanya syarat-syarat yang harus ada, yaitu:21
21 Dra. Elly M. Setiadi, M.Si., et al., Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, h. 94- 95.
14
1). Adanya Kontak Sosial (Social contact)
Kata kontak berasal dari bahasa Latin “con” yang artinya
bersama-sama dan “tanga” yang berarti menyentuh”. Jadi secara
harfiah kontak berarti “bersama-sama menyentuh”. Sebagai gejala
sosial kontak tidak perlu terjadi dengan saling menyentuh saja, oleh
karena itu orang dapat mengadakan hubungan dengan orang lain tanpa
harus terjadi kontak secara fisik. Misalnya, orang berbicara melalui
telepon, berkirim kabar melalui surat, dan sebagainya.
Kontak sosial ada yang bersifat positif dan ada pula yang
bersifat negatif. Kontak sosial yang bersifat positif dapat mengarahkan
pada suatu kerja sama, sedangkan kontak yang bersifat negatif dapat
mengarahkan seseorang pada suatu pertentangan bahkan dapat
menyebabkan tidak terjadinya interaksi sosial.
2). Adanya Komunikasi
Seseorang memberikan tafsiran pada tingkah laku atau
perasaan-perasaan orang lain dalam bentuk pembicaraan, gerak-gerik
badan, atau sikap tertentu.
Menurut J. Dwi Narwoko secara teoritis, sekurang-kurangnya ada
dua syarat bagi terjadinya suatu interaksi sosial, yaitu terjadinya kontak
sosial dan komunikasi. Terjadinya suatu kontak sosial tidaklah semata-
mata tergantung dari tindakan, tetapi juga tergantung kepada adanya
tanggapan terhadap tindakan tersebut. Sedangkan aspek terpenting dari
komunikasi adalah bila seseorang memberikan tafsiran pada sesuatu atau
perikelakuan orang lain.22
Menurut Basrowi dalam proses sosial, baru dapat dikatakan terjadi
interaksi sosial apabila telah memenuhi persyaratan sebagai aspek
kehidupan bersama, yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.23
22 J. Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar & Terapan, (Jakarta: Kencana, 2004), Ed.
1, h. 16. 23 Dr. Basrowi, M.S., Pengantar Sosiologi, h. 139- 143.
15
1) Kontak Sosial
Istilah kontak sosial berasal dari kata Latin, yaitu crun atau
con, yang berarti ‘bersama-sama’ dan tangere yang berarti
‘menyentuh’. Secara harfiah, kontak berarti bersama-sama menyentuh,
tetapi dalam pengertian sosiologis, kontak tidak selalu berarti sentuhan
fisik. Sebagai gejala sosial, orang dapat mengadakan hubungan dengan
pihak lain tanpa sentuhan fisik, misalnya berbicara dengan orang lain
melalui telepon, surat, dan sebagainya. Kontak sosial memiliki makna
bagi si pelaku dan si penerima membalas aksi tersebut dengan reaksi.
Suatu kontak dapat pula bersifat primer atau sekunder. Kontak
primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu
dan berhadapan muka, misalnya apabila orang-orang tersebut berjabat
tangan, saling senyum, dan seterusnya. Sebaliknya, kontak yang
sekunder memerlukan suatu perantara, misalnya telepon, radio, dan
seterusnya.
2) Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses saling memberikan tafsiran
kepada atau dari perilaku pihak lain. Melalui tafsiran pada perilaku
pihak lain, seseorang mewujudkan perilaku sebagai reaksi terhadap
maksud atau peran yang ingin disampaikan oleh pihak lain itu.
Komunikasi dapat diwujudkan dengan pembicaraan, gerak-
gerik fisik ataupun perasaan. Selanjutnya, dari sini timbul sikap dan
ungkapan perasaan, seperti senang, ragu-ragu, takut atau menolak,
bersahabat, dan sebagainya yang merupakan reaksi atas peran
(message) yang diterima. Saat ada aksi dan reaksi itulah terjadi
komunikasi.
Dalam interaksi sosial antar siswa jika dikaitkan dengan
komunikasi sebenarnya merupakan hubungan timbal balik antar siswa
yang satu dengan siswa yang lain, untuk mencapai tujuan belajar.
Karena tujuan dari komunikasi dan interaksi itu pada dasarnya untuk
mencapai tujuan bersama.
16
Komunikasi menurut Suherman (1992) didefinisikan sebagai
proses di mana para partisipan/siswa menciptakan dan saling berbagi
informasi satu sama lain guna mencapai pengertian timbal balik.24
Dari pengertian tersebut komunikasi dalam proses belajar
melibatkan dua individu antara siswa dengan siswa saat proses belajar
sedang berlangsung.
Dalam proses komunikasi, dikenal adanya unsur komunikan
dan komunikator. Hubungan antara komunikator dengan komunikan
biasanya karena menginteraksikan sesuatu, yang dikenal dengan istilah
pesan (message). Kemudian untuk menyampaikan atau mengontakkan
pesan itu perlu adanya media atau saluran (channel). Jadi, unsur-unsur
yang terlibat dalam komunikasi itu adalah: komunikator, komunikan,
pesan dan saluran atau media. Begitu juga hubungan antara manusia
yang satu dengan manusia lain, empat unsur untuk terjadinya proses
komunikasi itu akan selalu ada.25
Komunikator sebagai penyampai pesan perlu menyampaikan
pesan dengan baik agar pesan dapat dimengerti oleh penerima pesan
atau komunikan. Oleh karena itu komunikasi dapat berlangsung searah
dan juga dapat berlangsung dua arah. Komunikasi berlangsung searah
bila dalam proses komunikasi itu tidak ada umpan balik dari
komunikan kepada komunikator. Sedangkan komunikasi dua arah
adalah komunikasi yang menempatkan komunikan lebih aktif, dalam
arti komunikan dapat atau perlu memberikan tanggapan sebagai umpan
balik tentang pesan yang diterima dari komunikator.26
Dapat disimpulkan bahwa komunikasi dua arah merupakan
komunikasi yang lebih baik dibandingkan dengan komunikasi searah,
karena dalam proses komunikasi dua arah baik orang yang menyampaikan
24Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Presindo,
2008 ), cet. 1, h. 11. 25 Sadirman, A.M., Interaksi dan Motivasi belajar- mengajar, (Jakarta: Rajawali,1990),
Ed. 1, Cet. 3, h. 7 26 Prof. Dr. Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), h. 76- 77.
17
pesan atau yang disebut juga dengan komunikator, atau orang yang
menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator atau yang disebut
juga dengan komunikan saling memberikan umpan balik (feedback)
sehingga kedua belah pihak saling aktif dalam proses komunikasi.
Jadi, syarat-syarat terjadinya interaksi sosial melalui dua cara, yaitu
kontak dan komunikasi. Kontak adalah hubungan antara satu orang atau
lebih, melalui percakapan dengan saling memberi respons dari pihak lain
sebagai lawan kontak sosial dalam kehidupan masyarakat. Kontak tidak
perlu terjadi dengan saling menyentuh, akan tetapi orang dapat
mengadakan hubungan dengan orang lain tanpa harus terjadi kontak secara
fisik. Sedangkan komunikasi merupakan proses penyampaian berupa
informasi-informasi atau pengetahuan dari penyampai atau komunikator
kepada penerima atau komunikan.
Maka berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
syarat-syarat terjadinya interaksi sosial sebagaimana yang telah diuraikan
di atas. Secara global bahwa kontak dan komunikasi sosial mempunyai
hubungan yang tidak terpisahkan. Dengan demikian jika dikaitkan dengan
interaksi sosial, kontak tanpa komunikasi, tidak mungkin menimbulkan
hubungan. Jadi, kontak dan komunikasi merupakan syarat mutlak
terbentuknya timbal balik atau interaksi.
c. Faktor-faktor yang Mendasari Interaksi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor, antara lain, faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah maupun dalam keadaan tergabung. Apabila masing- masing ditinjau secara lebih mendalam, faktor imitasi misalnya, mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian
18
diterima oleh pihak lain. Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerjasama dengannya.27
Menurut Yusran Razak reaksi yang menandai berlangsungnya interaksi sosial berupa: (i) imitasi yaitu proses peniruan sesuatu; (ii) sugesti, yaitu memberi pandangan terhadap orang lain sehingga diterima oleh pihak lain; dan (iii) identifikasi, yaitu kecenderungan keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama atau identik dengan pihak lain.28
Menurut Elly M. Setiadi faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial yaitu:29 1) Faktor Imitasi
Faktor imitasi mempunyai peranan sangat penting dalam proses
interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat
membawa seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah yang berlaku.
2) Faktor Sugesti
Yang dimaksud sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang datang dari
dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima
tanpa adanya daya kritik. Karena dalam psikologi sugesti dibedakan
adanya.
a) Autosugesti, yaitu sugesti terhadap diri sendiri yang datang dari
dirinya sendiri.
b) Heterosugesti, yaitu sugesti yang datang dari orang lain.
27 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar h. 57- 58. 28 Yusron Razak (ed.), Sosiologi Sebuah Pengantar, h. 58. 29 Dra. Elly M. Setiadi, M.Si., et al., Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, h. 92- 93.
19
3) Faktor Identifikasi Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah. Di sini dapat mengetahui, bahwa hubungan sosial yang berlangsung pada identifikasi adalah lebih mendalam daripada hubungan yang berlangsung atas proses-proses sugesti maupun imitasi.
4) Faktor Simpati Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain.
Menurut Bimo Walgito faktor yang mendasari perilaku dalam interaksi sosial antara lain:30 1). Faktor Imitasi. Imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain. 2). Faktor Sugesti. Yang dimaksud dengan sugesti ialah pengaruh psikis,
baik yang datang dari diri sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan. Karena itu sugesti dapat dibedakan menjadi auto-sugesti, yaitu sugesti terhadap diri sendiri, sugesti yang datang dari dalam diri individu yang bersangkutan, dan hetero-sugesti, yaitu sugesti yang datang dari orang lain.
3). Faktor Identifikasi. Identifikasi merupakan dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain.
4). Faktor Simpati. Simpati merupakan perasaan tertarik kepada orang lain.
Sementara itu, menurut Sitorus (2000), berlangsungnya suatu interaksi sosial dapat didasarkan pada berbagai faktor, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri, secara terpisah ataupun saling berkaitan. 1) Imitasi
Imitasi adalah suatu proses belajar dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Dalam interaksi sosial, imitasi dapat bersifat positif, artinya imitasi tersebut mendorong seseorang untuk
30 Prof. Dr. Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), h. 66- 73.
20
mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun, imitasi juga dapat berpengaruh negatif apabila yang dicontoh itu adalah perilaku-perilaku menyimpang. Selain itu, imitasi juga dapat melemahkan atau mematikan kreativitas seseorang.
2) Sugesti Sugesti adalah cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh
oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga orang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang. Sugesti terjadi karena pihak yang menerima anjuran tersebut tergugah secara emosional dan biasanya emosi ini menghambat daya pikir rasionalnya.
3) Identifikasi Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri
seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi lebih mendalam dari imitasi, karena dengan identifikasi, seseorang mencoba menempatkan diri dalam keadaan orang lain, “mengidentikkan” dirinya dengan orang lain, bahkan menerima kepercayaan dan nilai yang dianut orang lain menjadi kepercayaan dan nilainya sendiri.
4) Simpati Simpati adalah perasaan “tertarik” yang timbul dalam diri
seseorang dan membuatnya merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain.
Dalam hal tertentu, simpati mirip dengan identifikasi, yakni kecenderungan menempatkan diri dalam keadaan orang lain. Perbedaannya adalah, bahwa di dalam simpati, perasaan memegang peranan penting, walaupun dorongan utama adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya tanpa memandang status atau kedudukan. Sedangkan identifikasi didorong oleh keinginan untuk menjadi “sama” dengan pihak lain yang dianggap mempunyai kelebihan atau kemampuan tertentu yang layak ditiru. Proses simpati akan dapat berkembang kalau terdapat faktor saling mengerti.31
31 Dr. Basrowi, M.S., Pengantar Sosiologi, h. 143- 145.
21
Jadi, proses interaksi sosial dipengaruhi oleh imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Imitasi merupakan tindakan yang meniru sikap maupun tingkah laku orang lain, sugesti merupakan suatu pendapat, pandangan, dan sikap yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dan diterima oleh orang lain tersebut, identifikasi merupakan keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain, simpati merupakan ikut merasakan apa yang dialami dan dirasakan oleh orang lain.
Maka dapat disimpulkan dari proses interaksi sosial didasari oleh berbagai faktor, seperti imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Masing- masing bentuk interaksi di atas dapat berjalan sendiri-sendiri tetapi dapat pula satu sama lain saling berkaitan bahkan saling mempengaruhi.
2. Hakikat Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar Dalam pembahasan tentang hasil belajar, perlu diuraikan tentang
pengertian hasil belajar itu sendiri. Hasil belajar terdiri dari dua suku kata yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk kepada sesuatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.32
Sedangkan belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah
laku, maka perubahan tingkah laku yang diharapkan dari proses belajar
disebut hasil belajar. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam
diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu
perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya.
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui satu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar sesuatu,
sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara
menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.
Perubahan yang terjadi dalam diri individu banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam individu merupakan dalam arti belajar. Misalnya perubahan fisik,
32 Rini Susanti, Bentuk Tes dan Tingkah Laku Belajar, (Teknodik, No. 12, 2003), h.129.
22
perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan perkembangan tidak termasuk dalam pengertian belajar.
Sejalan dengan uraian yang telah diuraikan di atas, maka akan diuraikan pengertian belajar menurut John Dewey belajar merupakan bagian interaksi manusia dengan lingkungannya.33
Sedangkan menurut Uzer Usman (1993:4) belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya. 34
Suatu aktifitas pembelajaran dapat dikatakan efektif bila proses pembelajaran telah dapat mewujudkan sasaran atau hasil belajar yang beranekaragam.
Menurut Sarlito W. Sarwono belajar, berarti mengubah atau memperbaiki tingkah laku melalui latihan, pengalaman dan kontak dengan lingkungan.35
Menurut Winkel (1999: 53) belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap.36
Hasil belajar merupakan kemampuan aktual yang berupa penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dicapai peserta didik sebagai hasil dari terlihat melalui hasil raport berupa angka-angka, sedangkan sikap dapat teraktualisasikan melalui kepekaannya terhadap kejadian yang terjadi disekitarnya, begitupun dalam hal keterampilan.
Sedangkan belajar menurut Ngalim Purwanto belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.37
33 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, h. 2. 34 Subiyantoro, SMA Muhammadiyah 3 Surakarta, (Widyatama, Vol. 5, No. 1, Maret
2008), h. 77. 35 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), Cet.
ke- 9, h. 27. 36 Purwanto, Tujuan Pendidikan dan Hasil Belajar, (Teknodik, no. 16, 2005), h. 150. 37Drs. M. Ngalim Purwanto, MP., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004 ), Cet. ke- 5, h. 85.
23
Menurut Cronbach belajar dalam pengertian yang lebih luas
mengacu kepada akibat-akibat yang ditimbulkan oleh pengalaman, baik
secara langsung maupun secara simbolik, terhadap tingkah laku
berikutnya.38
Sedangkan menurut Gagne (1977: 3) berpendapat belajar ialah
seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi dari lingkungan
menjadi beberapa tahapan pengolahan informasi yang diperlukan untuk
memperoleh kapabilitas yang baru.39
Menurut Abdul Rahman Shaleh belajar (learning) sering kali
didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada
masa berikutnya yang diperoleh kemudian dari pengalaman-pengalaman.40
Menurut Mulyono Abdurrahman belajar merupakan suatu proses
dari seseorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang
biasa disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang
relatif menetap.41
Belajar dapat dipandang dan dipahami sebagai perbaikan dalam
tingkah laku dan kecakapan-kecakapan diri individu, atau yang lebih baik.
Oleh karena itu, belajar merupakan kebutuhan primer bagi setiap orang
untuk merubah bentuk perilaku ke arah yang lebih baik dan diharapkan
perubahan itu relatif menetap di dalam diri individu.
Sehubungan dengan pengertian diatas menurut Julaih (2004) hasil
belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari
kegiatan belajar yang dilakukannya. Sedangkan menurut Hamalik (2003)
hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas.42
38 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993), cet. 4,
h. 66. 39 Nurdin Ibrahim, Hubungan Tempat Tutorial Tatap Muka dengan Hasil Belajar Siswa
SLTP T, (Teknodik, No. 12, 2003), h. 48. 40 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi; Suatu Pengantar dalam Prespektif Islam, (Jakarta:
Kencana, 2008), Cet. 1, h. 205. 41 Drs. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1999), Cet. 1, h. 28. 42 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, h. 15
24
Perubahan tingkah laku itu merupakan perolehan yang menjadi
hasil belajar berupa domain kognitif, afektif, atau psikomotorik. Pada
belajar kognitif, proses mengakibatkan perubahan dalam aspek
kemampuan berpikir (cognitive), pada belajar afektif mengakibatkan
perubahan dalam aspek kemampuan merasakan (affective), sedang belajar
psikomotorik memberikan hasil belajar berupa keterampilan
(psychomotoric).43
Sementara itu Bloom dengan kawan-kawannya sebagaimana
dikutip oleh Degeng (1989: 176- 177), mengklasifikasikan hasil belajar
menjadi 3 (tiga) domain atau ranah, yaitu “ranah kognitif, psikomotorik,
dan sikap. Ranah kognitif, menaruh perhatian pada pengembangan
kapabilitas dan keterampilan intelektual, ranah psikomotorik berkaitan
dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau keterampilan motorik; dan
ranah sikap berkaitan dengan pengembangan perasaan, sikap, nilai, dan
emosi”.44
Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa hasil belajar
adalah tingkat kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran yang
menyebabkan perubahan tingkah laku setelah berinteraksi dengan
lingkungan dalam proses belajar mengajar. Perubahan tingkah laku itu
dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun
psikomotorik.
Berdasarkan uraian beberapa teori di atas tentang hasil belajar,
maka dapat dibuat suatu definisi konseptual hasil belajar sebagai suatu
kesimpulan. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang
mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh siswa setelah
belajar dan berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku
dikarenakan tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran setelah
mengikuti proses belajar mengajar berdasarkan tujuan belajar. Hasil
43 Purwanto, Tujuan Pendidikan dan Hasil Belajar, h. 153- 154. 44 Nurdin Ibrahim, Pengaruh Pembelajaran Berbantuan Komputer, (Jurnal Pendidikan
dan Kebudyaan, Vol. 15, No. 1, Januari 2009), h. 111.
25
belajar dapat dilihat dari bentuk nilai raport berupa angka-angka yang
diberikan oleh guru kepada siswa dalam periode tertentu.
b. Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Menurut Ali Amran Udin yang dikutip oleh Drs. Abu Ahmadi,dkk
mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu-ilmu sosial
yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di
sekolah dasar dan menengah (elementary and secondary school).45
Ada juga yang menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
adalah perpaduan dari pilihan konsep ilmu-ilmu sosial seperti sejarah,
geografi, ekonomi, antropologi, budaya dan sebagainya yang
diperuntukkan sebagai pembelajaran pada tingkat persekolahan.46
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) merupakan pelajaran yang diajarkan mulai dari tingkat Sekolah
Dasar (SD) sampai ketingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) seperti
sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, dan sebagainya yang berkaitan
dengan kehidupan sosial individu di masyarakat pada umumnya.
Hasil belajar yang diperoleh siswa dalam penelitian ini dilihat dari
nilai raport yang merupakan gambaran kemampuan dalam memahami dan
menguasai terhadap mata pelajaran.
Jadi, hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan
tingkat kemampuan yang dicapai oleh siswa dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), setelah melalui proses belajar dalam periode
tertentu.
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku, maka
perubahan tingkah laku yang diharapkan dari proses belajar disebut hasil
45 Drs. H. Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2003), Cet. 4, h. 2. 46 Dra. H. Sapriya., et al. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI
PRESS, 2006), Cet. 1, h. 3.
26
belajar. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya. Perubahan yang
diperoleh seseorang setelah melalui satu proses belajar meliputi perubahan
keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia
akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap,
keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.
Tinggi rendahnya hasil belajar tergantung kepada faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Muhibbin Syah secara global,
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan
menjadi tiga macam:47
1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi
jasmani dan rohani siswa.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
disekitar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Menurut Sumardi Suryabrata, banyak sekali jenis-jenis yang
mempengaruhi hasil belajar, diantaranya sebagai berikut:48
1). Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi
dapat digolongkan menjadi dua golongan dengan catatan bahwa
overlapping tetap ada, yaitu:
a) Faktor-faktor nonsosial, dan
b) Faktor-faktor sosial,
2). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan inipun dapat
lagi digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
a). Faktor-faktor fisiologis, dan
47 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pedekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008 ), h. 132.
48 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), Ed. 5, Cet.13 h. 233.
27
b). Faktor-faktor psikologis.
Menurut Aminuddin Rasyad faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan siswa dalam belajar, adalah: faktor dari dalam diri dan faktor
yang datang dari luar diri dan disebut juga faktor endogen dan eksogen.
Faktor endogen antara lain seperti minat belajar, kesehatan, perhatian,
ketenangan jiwa di waktu belajar, motivasi, kegairahan diri, cita-cita,
kebugaran jasmani, kepekaan alat-alat indra dalam belajar. Dengan kata
lain alat-alat indra berfungsi dengan baik atau sebaliknya seperti mata
sakit, pendengarannya terganggu dan lain-lain.
Faktor eksogen yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik
antara lain seperti keadaan lingkungan belajar (suasana kelas), cuaca, letak
sekolah (di tempat yang ramai/tidak), faktor interaksi sosial dengan teman
sebangku, interaksi peserta didik dengan pendidikannya. Faktor eksogen
lainnya yang dapat disebutkan adalah alat-alat belajar yang digunakan
guru dalam proses belajar-mengajar (seperti media pendidikan, metodelogi
mengajar yang digunakan, buku-buku yang dipakai).49
Menurut Gagne pengelompokkan faktor yang mempengaruhi
belajar kedalam dua bagian, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal; dan
keduanya mempunyai pengaruh timbal-balik terhadap belajar. Selanjutnya
dikatakan, faktor-faktor ekstrenal tidak dapat mendesakkan pengaruh-
pengaruhnya tanpa hadirnya keadaan-keadaan tertentu pada diri pelajar
yang berasal dari motivasi dan belajar serta perkembangan sebelumnya.
Kapabilitas internalnya juga tak dapat membangkitkan sendiri belajar
tanpa stimulasi yang disediakan oleh kejadian oleh kejadian-kejadian
eksternal.50
Menurut Abdul Rahman Shaleh berhasil atau tidaknya belajar itu
tergantung kepada bermacam-macam faktor, adapun faktor-faktor tersebut
dapat dibedakan menjadi dua golongan:51
49 Prof. Dr. H. Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan pembelajaran, (Jakarta:UHAMKA
Press, 2003), Cet. ke- 4, h. 103- 104. 50 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, h. 74 51 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi; Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, h. 221.
28
1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor
individual. Faktor yang termasuk ke dalam faktor individual antara
lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan latihan, motivasi,
dan faktor pribadi.
2) Faktor yang ada di luar individual yang disebut sosial. Faktor yang
termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah
tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam
mengajar, lingkungan, dan kesempatan yang tersedia dan motivasi
sosial.
Menurut Ngalim Purwanto faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan:52
1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor
individual,
2) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang
termasuk ke dalam faktor individual antara lain: faktor motivasi, dan
faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain
faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya,
alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan
kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
Menurut John M. Keller faktor yang berpengaruh terhadap hasil
belajar adalah:53
1) Besarnya usaha yang dicurahkan oleh anak untuk mencapai hasil belajar. Menurut Keller, usaha adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar. Jadi, hasil belajar menurut Keller dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan oleh anak.
2) Intelegensi. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh intelegensi dan penguasaan awal anak tentang materi yang akan dipelajari. Ini berarti bahwa guru perlu menetapkan tujuan belajar sesuai dengan kapasitas intelegensi anak; dan pencapaian tujuan belajar perlu menggunakan
52 Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. , Psikologi Pendidikan, h. 102. 53 Drs. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, h. 39- 40.
29
bahan apersepsi, yaitu bahan yang telah dikuasai anak sebagai batu loncatan untuk menguasai bahan pelajaran baru.
2) Kesempatan yang diberikan kepada anak. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan yang diberikan kepada anak. Ini berarti bahwa guru perlu menyusun rancangan dan pengelolaan pembelajaran yang memungkinkan anak bebas untuk melakukan ekplorasi terhadap lingkungannya.
Jadi, hasil belajar tersebut secara garis besar dapat dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari lingkungan.
Maka dapat disimpulkan dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagaimana yang telah diuraikan di atas pada intinya memiliki kesamaan yaitu, bahwa hasil belajar merupakan produk yang dicapai setelah terjadinya proses yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang keseluruhannya saling mendukung dalam rangka pencapaian tujuan belajar.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Heni Nova Widia ternyata ada hubungan yang signifikan antara interaksi kegiatan belajar dengan prestasi belajar. Hal ini terbukti dengan adanya hubungan pola interaksi kegiatan belajar dengan prestasi belajar IPS ekonomi siswa kelas VII semester genap di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar tahun pelajaran 2008/2009 yang ditunjukkan koefisien korelasi (r2) = 0,476 dan koefisien determinasi (r2) = sebesar 0,227.54
Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan Fitri Yuni Astuti menyatakan
bahwa adanya pengaruh signifikan antara interaksi sosial secara positif terhadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS SMA Negri 5
Malang, hal ini dapat dilihat dari thitung 3,456 > ttabel 2,0095.55
54http://skripsi.unila.ac.id/2009/08/03/hubungan-antara-sikap-siswa-terhadap-
pengetahuan-ips-dan-interaksi-kegiatan-belajar-dengan-prestasi-belajar-ips-ekonomi-siswa-kelas-vii-semester-genap-di-smpn-3-terbanggi-besar-tahun-pelajaran-2008/
55 http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/akutansi/article/view/1867
30
C. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu proses perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Lingkungan sebagai salah satu faktor sosial yang lebih mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa, terutama lingkungan sosial sekolah. Keberhasilan yang
dicapai oleh siswa dalam belajar diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar
dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Interaksi sosial sebagai salah satu syarat utama terjadinya kehidupan
sosial, dimana didalamnya terdapat satu proses hubungan antara manusia satu
dengan manusia yang lainnya.
Jadi, dapat dikatakan bahwa kondisi lingkungan sosial disekitar sekolah
merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar karena
interaksi sosial sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada siswa
karena adanya hubungan timbal balik antara siswa yang satu dengan siswa yang
lain untuk memotivasi semangat siswa dalam meningkatkan hasil belajar yang
lebih baik dapat tercapai. Untuk itu, lingkungan sosial dapat mempengaruhi sikap,
tingkah laku dan pola fikir terutama terhadap hasil belajar.
Hal ini dapat diduga bahwa interaksi sosial antar siswa dengan hasil
belajar akan memperoleh hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang lebih
baik karena siswa akan merasa lebih termotivasi untuk belajar.
Dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) banyak materi yang menuntut siswa
untuk belajar secara kelompok, karena dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) diperlukan pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan suatu
masalah dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu interaksi sosial antar siswa
sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Sedangkan yang
dijadikan indikator dari variabel interaksi sosial adalah bertegur sapa, membina
hubungan dengan teman, senang bergaul dengan teman, senang bercakap-cakap
dengan teman, menjalin hubungan melalui perantara, mengemukakan pendapat,
menunjukkan rasa empati dan kasih sayang dan mengerjakan tugas secara
bersama-sama.
31
Dengan demikian diperkirakan bahwa interaksi sosial antar siswa
mempunyai hubungan yang signifikan dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Dari uraian tersebut diatas untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui
gambar mengenai kerangka berfikir di bawah ini:
Independent Variabel (X) Hubungan Dependen Variabel (Y)
Gambar 1
Kerangka Berfikir
Interaksi Sosial • Bertegur sapa
• Membina hubungan dengan teman
• Senang bergaul dengan teman
• Senang bercakap-cakap dengan teman
• Menjalin hubungan melalui perantara
• Mengemukakan pendapat
• Menunjukkan rasa empati dan kasih sayang
• Mengerjakan tugas secara bersama-sama
Hasil Belajar IPS
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir yang didukung oleh deskripsi teoritis, maka
hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan dalam interaksi sosial antar
siswa dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan dalam interaksi sosial antar siswa
dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai masalah dan hal-hal yang berkaitan
dengan tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, populasi dan sampling,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini bertempat di SMP Dua Mei Ciputat-Tanggerang,
yang berlokasi Jl. H. Abdul Ghani No.135 kelurahan Cempaka Putih
kecamatan Ciputat Timur Tanggerang Banten, kodepos 15412.
Alasan penulis memilih lokasi SMP Dua Mei Ciputat sebagai
tempat penelitian. Karena sekolah ini merupakan tempat Praktik Profesi
Keguruan Terpadu (PPKT) penulis, dari observasi selama PPKT penulis
melihat fenomena yang berkaitan dengan interaksi sosial antar siswa
dengan hasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Sehingga penulis ingin
mengetahui lebih jauh tentang hubungan interaksi sosial antar siswa
dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2009 sampai dengan
bulan Desember 2009.
32
33
B. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1
Dalam penulisan skripsi ini, metode yang digunakan adalah metode
kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.
Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan:
1. Field Research, yaitu peneliti terjun langsung ke objek penelitian karena
dalam penelitian ini memerlukan data-data dan fakta-fakta yang valid agar
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
2. Library Research, yaitu peneliti mengumpulkan data berdasarkan buku-buku,
jurnal dan rujukan lain yang berkaitan dengan tema yang sedang diteliti.
Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam skripsi ini, menggunakan
buku pedoman yang diterbitkan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta 2007.
C. Variabel Penelitian
Menurut Kidder (1981), menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas
(qualities) di mana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.2
Jadi, variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.3
Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu:
1. Variabel Independent (variabel bebas). Variabel bebas adalah merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat).4 Dalam penelitian ini variabel
independent (X) adalah interaksi sosial antar siswa.
1 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: CV. Alfa Beta, 2003), Edisi
revisi ke- 10, h. 1. 2 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, h.39. 3 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, h. 38. 4 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, h. 39.
34
2. Variabel Dependen (variabel terikat). Variabel terikat adalah merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas.5 Dalam penelitian ini variabel dependen (Y) adalah hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS).
D. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini, anggota populasi yang akan menjadi sumber data
adalah seluruh siswa di SMP Dua Mei Ciputat, semester 1 (ganjil) tahun ajaran
2009- 2010, yang berjumlah 234 siswa.
Dalam hal ini populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.6
Sedangkan sampel adalah bagian jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut yang akan mewakili menjadi sumber data yang sebenarnya
dalam penelitian.7
Dalam penelitian ini populasi yang dijadikan dasar penarikan sampel
adalah seluruh siswa kelas tujuh (VII) berjumlah 2 rombel dan kelas delapan
(VIII) berjumlah 2 rombel, yang berjumlah 151 siswa.
Untuk ukuran sampel, teknik yang digunakan dalam penelitian ini teknik
random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak dari jumlah populasi,
yaitu setiap kelas diwakili oleh 10 siswa yang berkesempatan menjadi responden.
Kelas 1 masing- masing 20 dan kelas 2 masing-masing 20 siswa. Sehingga jumlah
seluruh responden adalah 40 siswa.
Alasan penulis memilih teknik random sampling karena semua anggota
populasi sampel penulis anggap memiliki karakteristik yang sama, sehingga
siapapun yang terambil penulis yakini dapat mewakili populasinya. Pengambilan
dengan cara random sampling yaitu setiap unit populasi diberi nomor. Untuk
kemudian dilakukan secara acak terhadap daftar nomor teracak. Nomor yang
5 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, h. 40. 6 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, h.90. 7 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, h. 91.
35
terpilih dicocokkan dengan nomor unit populasi yang cocok diambil sebagai
sampel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dengan cara:8
1. Metode Angket
Alat pengumpulan datanya juga disebut angket, dan sumber
datanya berupa orang atau dikenal dengan istilah responden (respondent).
Pada metode ini, pertanyaan diajukan secara tertulis dan disebarkan
kepada para responden untuk dijawab; setelah pertanyaan dijawab,
dikembalikan lagi ke pihak peneliti.
Angket diberikan kepada seluruh siswa di SMP Dua Mei Ciputat
untuk dijawab dan dijadikan sampel dalam penelitian untuk mengetahui
hubungan interaksi sosial antar siswa dengan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP Dua Mei Ciputat.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
tertutup, yang berisi pertanyaan yang disertai sejumlah jawaban terikat
pada sejumlah kemungkinan opsi jawaban yang telah disediakan oleh
penulis.
F. Instrumen Penelitian
1. Definisi Konseptual Dari variabel yang telah ditentukan maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa interaksi adalah proses di mana orang-orang
berkomunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Sosial
adalah keadaan di mana terdapat kehadiran orang lain.
Sedangkan pengertian hasil (product) menunjuk kepada sesuatu perolehan
akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan
8 Sanapiah Faisal, Format- format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2007), Ed. 1 h. 51- 53.
36
berubahnya input secara fungsional. Belajar merupakan bagian interaksi
manusia dengan lingkungannya.
2. Definisi Operasional Interaksi sosial merupakan bertemunya individu perindividu
dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok, baik secara
langsung ataupun secara tidak langsung saling mempengaruhi dan
merespons antara satu dengan yang lain dalam berbagai kehidupan sehari-
hari.
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang mencakup
kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh siswa setelah belajar
dan berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku
dikarenakan tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran setelah
mengikuti proses belajar mengajar berdasarkan tujuan belajar. Hasil
belajar itu dapat diukur dengan sebuah test. Hasil belajar juga dapat dilihat
dari bentuk nilai raport yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam
periode tertentu.
3. Kisi- kisi Instrumen Penelitian Mencakup pada variabel X (interaksi sosial antar siswa) dan variabel Y
(hasil belajar IPS).
Tabel 3.1
Kisi- kisi Instrumen
Variabel
Dimensi
Indikator
Butir/Item
Interaksi Sosial
Kontak 1. Bertegur sapa 2. Membina hubungan dengan
teman 3. Senang bergaul dengan
teman 4. Senang bercakap-cakap
dengan teman 5. Menjalin hubungan melalui
perantara
1 2
3, 9, 15
4, 10, 19
5, 11
37
Komunikasi 1. Mengemukakan pendapat 2. Menunjukkan rasa empati
dan kasih sayang 3. Mengerjakan tugas secara
bersama-sama
6, 12, 16
7, 13 , 17,20
8, 14, 18 Hasil
belajar IPS
Hasil raport kelas VII dan VIII semester I tahun ajaran 2009-2010
G. Tekhnik Pengolahan Data
Untuk mengolah data dalam penelitian ini, penulis melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Editing
Dalam menganalisis data yang pertama kali harus dilakukan ialah
editing yaitu memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh
responden. Setelah angket diisi oleh responden dan diserahkan kembali
kepada penulis, kemudian penulis memeriksa satu persatu angket yang telah
diisi oleh responden mengenai kelengkapan, kejelasan dan kebenaran
pengisian angket tersebut agar terhindar dari kekeliruan, kesalahan dalam
menetapkan informasi sehingga dapat diperoleh data yang akurat.
2. Skoring
Melakukan skoring atau pemberian angka terhadap butir-butir
pertanyaan yang terdapat dalam angket dan menghitungnya untuk setiap
jawaban responden. Pada setiap jawaban responden dalam angket terdapat 4
butir jawaban a, b, c, dan d yang harus dipilih oleh responden yaitu yang
terdiri dari jawaban sangat setuju, setuju, kurang setuju, dan tidak setuju.
Maka dapatlah dilakukan perhitungan skor rata-rata dengan ketentuan sebagai
berikut:
Jawaban positif:
1). Jawaban option (a) skor nilai 4
2). Jawaban option (b) skor nilai 3
3). Jawaban option (c) skor nilai 2
4). Jawaban option (d) skor nilai 1
38
3. Tabulating
Memasukkan data yang sudah diberi skor kedalam tabel untuk
memudahkan dalam membaca data.
H. Teknik Analisa Data
Setelah data-data dalam penulisan ini terkumpul, peneliti selanjutnya
mengilah dan menganalisa data-data tersebut untuk mengungkapkan pokok
masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh kesimpulan. Teknik analisa data
yang digunkan sebagai berikut:
1. Prosentase
Prosentase artinya data diprosentasekan setelah ditabulasi dalam
jumlah frekuensi jawaban responden untuk setiap alternatif jawaban, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut
%100xNfP =
Keterangan :
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu).
P = angka persentase.
2. Korelasi
Untuk mengetahui apakah benar terdapat hubungan antara variabel X
dengan variabel Y atau sebaliknya. Adapun untuk mencari angka indeks
korelasi “r”, maka menggunakan rumus korelasi product moment, yaitu:9
])([])([
)()(2222 YYNXXN
YXXYNrxy∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
9 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), Ed. 1, h.
206.
39
Keterangan : rxy = Angka indeks korelasi “r” Product Moment.
N = Number of Cases.
∑XY = Jumlah hasil perkalian antar skor X dan skor Y.
∑X = Jumlah seluruh skor X.
∑Y = Jumlah seluruh skor Y.
3. Interpretasi Data
Setelah menganalisis hubungan antara dua variabel di atas, penulis
memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment.
Dalam hal ini ada dua macam cara yang dilakukan, yaitu:
a. Memberikan interpretasi angka indeks korelasi product moment secara
kasar (sederhana).
Besarnya “r” Product Moment (rxy)
Interpretasi
0,00-0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau
sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan
(dianggap tidak ada korelasi antara Variabel X dan
Variabel Y ).
0,20-0,40 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi
yang lemah atau rendah.
0,40-0,70 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi
yang sedang atau cukupan.
0,70-0,90 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi
yang kuat atau tinggi.
0,90-1,00 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi
yang sangat kuat atau sangat tinggi.
b. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product
moment, dengan jalan berkonsultasi pada Tabel Nilai “r” product
moment.
40
Untuk lebih memudahkan interpretasi terhadap angka indeks
korelasi “r” product moment dapat ditempuh dengan jalan berkonsultasi
pada tabel nilai “r” product moment, prosedurnya adalah sebagai berikut:
1). Merumuskan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho)
2). Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesa yang telah diajukan,
dengan jalan membandingkan besarnya “r” product moment dengan
“r” yang tercantum dalam Tabel Nilai (rt), dengan terlebih dahulu
mencari derajat bebasnya (db) atau degress of freedomnya (df) yang
rumusnya adalah sebagai berikut:
Df = N- nr
Keterangan :
df = degress of freedom.
N = Number of Cases.
nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan.
Untuk mencari kontribusi variabel X terhadap variabel Y dengan
mengunkana rumus sebagai berikut:
KD = r² x 100%
Keterangan :
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
r² = Koefisien korelasi antar variabel X terhadap varian
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMP Dua Mei Ciputat
1. Sejarah Perkembangan SMP Dua Mei Ciputat
Yayasan Pendidikan Dua Mei (YPDM) didirikan pada tanggal 2 Mei
1985. Jenjang pertama kali adalah Taman Kanak-kanak (TK), kemudian tahun
1986/1987 didirikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), kemudian disusul
Sekolah Dasar (SD) tahun 1987/1988, kemudian jenjang Sekolah Menengah
Atas (SMA) tahun 1989/1989, dan terakhir Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) tahun 1989/1990.
Adapun letak geografisnya, Jl. H. Abdul Ghani No. 135 kelurahan
Cempaka Putih kecamatan Ciputat Timur Tanggerang Banten, kodepos 15412,
tlp. (021) 7490034. Dengan nomor Statistik 204020417107. Terletak di daerah
perkotaan berstatus Swasta disamakan. SMP Dua Mei mendapat Akreditasi
dengan nilai “A”. Organisasi Penyelenggara yaitu Lembaga Swasta di bawah
pimpinan H. Hendi Subarman, MM sebagai ketua Yayasan.
2. Visi, Misi dan Tujuan
1). Visi Sekolah :
a) Berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian
b) Sesuai dengan harapan masyarakat
41
42
c) Ingin mencapai mutu
d) Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah
e) Mendorong adanya perubahan yang lebih baik
f) Mengarahkan langkah-langkah misi sekolah
2). Misi Sekolah :
a) Bermutu dalam mewujudkan pengembangan pendidikan yang
berdasarkan akhlak mulia.
b) Bermutu dalam mewujudkan pengembangan tenaga pendidik dan
kependidikan yang berbudi pekerti luhur, jujur, profesional,
terampil, tangguh, dan kompeten di bidangnya.
c) Bermutu dalam mewujudkan pengembangan standar proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
d) Bermutu dalam mewujudkan pengembangan fasilitas pendidikan
yang lengkap up to date dan canggih.
e) Bermutu dalam mewujudkan peningkatan standar kelulusan dan
prestasi non akademik.
f) Bermutu dalam peningkatan kelembagaan serta manajemen.
g) Bermutu dalam mewujudkan pengembangan standar pembiayaan.
h) Bermutu dalam mewujudkan pengembangan standar penilaian
pendidikan.
i) Mendorong lulusan yang bermutu, berprestasi, berakhlak mulia,
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3). Tujuan Sekolah :
a) Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi
b) Mempersiapkan peserta didik sebagai bagian dari anggota
masyarakat yang mandiri dan berguna
c) Meningkatkan perilaku akhlak mulia bagi peserta didik
d) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan
minat dan bakat peserta didik.1
1 Arsip SMP Dua Mei
43
3. Keadaan Guru dan Siswa
Tabel 4.1 Data Jumlah Guru dan Statusnya
No. N a m a Jabatan Tingkat Pendidikan
Guru Bidang Studi
1. Enjang Supyan, S.Pd Kepala Sekolah S1 Bhs Indonesia Thn 1994 IKIP Jakarta
Bahasa Indonesia
2. Saptono, S.Pd Wakil Kurikulum
S1 Pend. Geografi Thn 1996 IKIP Jakarta
IPS Terpadu
3.
Siti Aisah, S.Pd
Wakil Kesiswaan
S1 Bhs Indonesia Thn 2003 UT
Bahasa Indonesia
4. Drs. Undang Ahmad
Pembina Ekskul
S1 Penjas Thn 1993 Unsil Tasikmalaya
Penjas
5. Susi Herawati, S.Pd
Pembina BP S1 Bim Konseling Thn 2006 Unindra
KTK Seni dan Budaya
6. F.N. Isme., S. Pd Wali Kelas dan Penjab.Lab. Bahasa
S1 Bhs. Inggris 2009 STKIP Kusuma Negara
Bahasa Inggris
7. Dwi Yuli Prihani, S.Pd
Wali Kelas S1 Bhs Inggris Thn 2009 Unindra
Bahasa Inggris
8. Drs. Jumaroh Ibnu
Penjab Rohis
S1 Pend. Agama Islam Thn 1994 IAIN Walisongo
Pend. Agama Islam
9. Dra. Sofaridah
Wali Kelas S1 Sejarah Thn 1991 IKIP Kediri
IPS Terpadu
10. Eli Rahmawati, S.Pd.
Wali Kelas S1 Bhs. Indonesia Thn 1996 UHMKA
Jasa Pembukuan
`11. Suwarsih, A.Md.
- D3 Manajemen Informatika BSI
TIK
12. Galih Permana..S, S.Pd Pembina OSIS dan Wali Kelas
S1 Matematika Thn 2003 Unsil Tasikmalaya
Matematika
13. Emalina, S.Pd Wakil Kelas S1 Metematika Thn 2007 UIN Jakarta
Matematika
14. Monang. S, S.Si Penjab Lab IPA
S1 Fisika Thn 1993 USU Medan
IPA Terpadu
15. Febrina Widianti, S.Pd - S1 IPA Thn 2009 UIN Jakarta
IPA Terpadu
44
Tabel 4.2 Data Jumlah Kelas, Rombel, dan Siswa Tahun Pelajaran 2009/2010
Jumlah Siswa No. Data Kelas
Jumlah Rombel Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kelas VII 2 28 45 73 2 Kelas VIII 2 45 33 78 3 Kelas IX 2 44 39 83
Total 6 117 117 234
4. Keadaan Sarana dan Prasarana
Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar di SMP Dua Mei
Ciputat tersedia sarana dan prasarana sebagai berikut:
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana SMP Dua Mei Ciputat
No Sarana dan Prasarana Kondisi Keterangan 1 Ruang Kelas Baik 6 Ruang 2 Ruang Perpustakaan Baik 1 Ruang 3 Ruang Komputer Baik 1 Ruang 4 Ruang Kepala Sekolah Baik 1 Ruang 5 Ruang Wakasek dan Guru Baik 1 Ruang 6 Ruang Tata Usaha Baik 1 Ruang 7 Ruang Lab. MIPA Baik 1 Ruang 8 Ruang Life Skill Baik 1 Ruang 9 Ruang KM/MC Guru Baik 1 Ruang 10 Ruang KM/MC Siswa Baik 4 Ruang 11 Runag OSIS Baik 1 Ruang 12 Ruang Gudang Baik 1 Ruang 13 Ruang UKS Baik 1 Ruang 14 Ruang koperasi Baik 1 Ruang 15 Kantin Baik 1 Ruang 16 Mushola Baik 1 Buah 17 Lapangan Olah Raga/upacara Baik 1 Buah
Sumber data: Arsip SMP Dua Mei
45
Secara Umum SMP Dua Mei Ciputat ini terdiri dari beberapa ruangan diantaranya: 6 (enam) ruang kelas, 3 (tiga) ruang kantor (ruang kantor kepala sekolah, ruang guru, dan ruang tata usaha), 1 (satu) ruang perpustakaan dan lain sebagainya.
Ruang belajar dilengkapi dengan sarana dan prasarana belajar mengajar seperti kursi, meja tulis, white board, sepidol penghapus, kipas angin dan lain sebagainya. Ruang kantor dilengkapi dengan alat kantor, data pegawai yang memuat nama-nama guru serta latar belakang pendidikannya dan tentang siswa. Dalam ruangan ini terdapat pula papan jadwal pelajaran.
Dari sarana dan prasarana yang dimiliki tampaknya SMP Dua Mei Ciputat sudah dapat dikatakan cukup baik dalam menunjang berjalannya suatu proses belajar mengajar.
5. Struktur Organisasi
Struktur organisasi SMP Dua Mei adalah sebagai berikut:
Pembina Yayasan Drs. H. Enggus Subarman
Ketua Umum Drs. H. Hendi Subarman, MM.
Kepala Sekolah Enjang Supyan, S.Pd
Tata Usaha
Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum
Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan
Wali Kelas Pembina Osis
Siswa
46
47
48
No. Butir Instrument Koefisien Korelasi Keterangan 1 0,431 VALID
2 0,269 TIDAK VALID
3 0,641 VALID
4 0,676 VALID
5 0,317 VALID
6 0,820 VALID
7 0,378 VALID
8 0,799 VALID
9 0,443 VALID
10 0,500 VALID
11 0,398 VALID
12 0,482 VALID
13 0,327 VALID
14 0,620 VALID
15 0,607 VALID
16 0,669 VALID
17 0,369 VALID
18 0,221 TIDAK VALID
19 0,201 TIDAK VALID
20 0,178 TIDAK VALID
21 0,284 TIDAK VALID
22 0,437 VALID
23 0,776 VALID
24 0,398 VALID
25 0,706 VALID
Pada uji coba instrument di atas, memperlihatkan bahwa, terdapat lima
item soal yang tidak memenuhi syarat (tidak valid), karena hasil akhir perhitungan
product momentnya tidak mencapai angka standar yang terdapat pada t tabel
(0,312).
49
Penghitungan validitas instrument ini, penulis menggunakan rumus
product moment, sebagaimana yang diperlihatkan pada lampiran di bawah ini
sebagai perwakilan dari penghitungan jumlah item yang penulis pergunakan.
])([])([
)()(2222 YYNXXN
YXXYNrxy∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
])2845()203395(40[])102()282(40[
)2845()102()7320(4022 −−
−=
)]8094025(8135800)][10404(11280[
290190292800−−
−=
)41775)(876(
2610=
36594900
2610=
6049371868
2610=
= 0,431
50
Tabel 4.5 Penghitungan Uji Instrumen 2
X X² Y Y² XY 3 9 71 5041 213 2 4 64 4096 128 3 9 78 6084 234 1 1 63 3969 63 2 4 69 4761 138 3 9 72 5184 216 3 9 74 5476 222 3 9 73 5329 219 3 9 71 5041 213 3 9 85 7225 255 3 9 68 4624 204 1 1 65 4225 65 2 4 65 4225 130 2 4 74 5476 148 4 16 67 4489 268 1 1 68 4624 68 2 4 72 5184 144 2 4 69 4761 138 3 9 81 6561 243 3 9 81 6561 243 4 16 68 4624 272 3 9 73 5329 219 4 16 76 5776 304 2 4 72 5184 144 3 9 76 5776 228 2 4 71 5041 142 3 9 70 4900 210 2 4 70 4900 140 3 9 71 5041 213 3 9 72 5184 216 2 4 74 5476 148 3 9 68 4624 204 2 4 73 5329 146 2 4 71 5041 142 3 9 71 5041 213 3 9 78 6084 234 2 4 62 3844 124 3 9 71 5041 213 2 4 60 3600 120 2 4 68 4624 136
102 282 2845 203395 7320
51
52
53
B. Deskripsi Data
Penelitian yang dilakukan penulis adalah tentang hubungan interaksi sosial
antar siswa dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP Dua Mei
Ciputat, yang dilaksanakan pada tanggal 17 November sampai 23 Desember 2009
telah berhasil mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk menjawab dan
memecahkan permasalahan dalam pembahasan skripsi ini.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu interaksi sosial antar siswa
(sebagai variabel X) dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai
(variabel Y). Data yang dideskripsikan sebagai variabel X merupakan data yang
deiperoleh dari hasil pengisian angket yang telah penulis sebarkan kepada 40
orang siswa-siswi, dengan jumlah butir soal 20 item pernyataan yang mengarah
kepada hal-hal yang berhubungan dengan interaksi sosial antar siswa dan masing-
masing item mempunyai skor tertentu yang kemudian ditotalkan pada masing-
masing siswa, dan hasilnya akan penulis deskripsikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
Sedangkan variabel Y penulis peroleh dari nilai raport semester 1 tahun
ajaran 2009-2010, yang kemudian penulis deskripsikan dalam bentuk tabel nilai
dan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Setelah data interaksi sosial antar siswa diperoleh melalui angket, maka
kemudian data tersebut dideskripsikan kedalam bentuk tabel deskriptif dengan
menggunakan rumus:
%100xNfP =
Hasil angket kemudian dimasukkan kedalam tabulasi, yang merupakan
proses data-data instrumen angket menjadi angka dalam persentase yang dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
54
Tabel 4.7 Ketika bertemu dengan teman yang menyapa kamu di sekolah,
kamu akan membalasnya dengan sapaan
Kategori F % Sangat setuju 10 25% Setuju 25 62,5% Kurang setuju 4 10% Tidak setuju 1 2,5% Jumlah 40 100%
Pada pernyataan no. 4.7 menunjukkan bahwa siswa merasa ketika bertemu
dengan teman yang menyapa kamu di sekolah, kamu akan membalasnya dengan
sapaan. Pernyataan ini terbukti presentasi dengan jawaban siswa terbesar adalah
62,5% pada kategori jawaban setuju.
Tabel 4.8 Membina hubungan baik dengan teman di sekolah
Kategori F % Sangat setuju 8 20% Setuju 25 62,5% Kurang setuju 7 17,5% Tidak setuju - - Jumlah 40 100%
Pada pernyataan no. 4.8 menunjukkan bahwa siswa merasa membina
hubungan baik dengan teman di sekolah. Pernyataan ini terbukti presentasi dengan
jawaban siswa terbesar adalah 62,5% pada kategori jawaban setuju.
Tabel 4.9 Bergaul dengan teman-teman di sekolah sangat menyenangkan
Kategori F % Sangat setuju 8 20% Setuju 29 72,5% Kurang setuju 3 7,5% Tidak setuju - - Jumlah 40 100%
55
Pada pernyataan no. 4.9 menunjukkan bahwa siswa merasa bergaul dengan
teman di sekolah sangat menyenangkan. Pernyataan ini terbukti presentasi dengan
jawaban siswa terbesar adalah 72,5% pada kategori jawaban setuju.
Tabel 4.10 Lebih senang berbicara dengan teman-teman ketika sedang istirahat
daripada berdiam diri dikelas
Kategori F % Sangat setuju 12 30% Setuju 22 55% Kurang setuju 6 15% Tidak setuju - - Jumlah 40 100%
Pada pernyataan no. 4.10 menunjukkan bahwa siswa merasa senang
berbicara denagn teman-teman ketika sedang istirahat daripada berdiam diri di
kelas. Pernyataan ini terbukti presentasi dengan jawaban siswa terbesar adalah
55% pada kategori jawaban setuju.
Tabel 4.11
Menghubungi teman ketika tidak masuk sekolah untuk menanyakan pelajaran
Kategori F % Sangat setuju 9 22,5% Setuju 24 60% Kurang setuju 5 12,5% Tidak setuju 2 5% Jumlah 40 100%
Pada pernyataan no. 4.11 menunjukkan bahwa siswa merasa menghubungi
teman ketika tidak masuk sekolah untuk menanyakan pelajaran. Pernyataan ini
terbukti presentasi dengan jawaban siswa terbesar adalah 60% pada kategori
jawaban setuju.
56
Tabel 4.12 Pada saat belajar kelompok, lebih suka mengemukakan pendapat
Kategori F % Sangat setuju 4 10% Setuju 26 65% Kurang setuju 8 20% Tidak setuju 2 5% Jumlah 40 100%
Pada pernyataan no. 4.12 menunjukkan bahwa siswa merasa pada saat
belajar kelompok, lebih suka mengemukakan pendapat. Pernyataan ini terbukti
presentasi dengan jawaban siswa terbesar adalah 65% pada kategori jawaban
setuju.
Tabel 4.13 Akan sedih, apabila teman tidak naik kelas
Kategori F % Sangat setuju 8 20% Setuju 24 60% Kurang setuju 7 17,5% Tidak setuju 1 2,5% Jumlah 40 100%
Pada pernyataan no. 4.13 menunjukkan bahwa siswa merasa sedih apabila
teman tidak naik kelas. Pernyataan ini terbukti presentasi dengan jawaban siswa
terbesar adalah 60% pada kategori jawaban setuju.
Tabel 4.14
Senang bila mengerjakan tugas bersama teman- teman daripada sendiri
Kategori F % Sangat setuju 5 12,5% Setuju 21 52,5% Kurang setuju 11 27,5% Tidak setuju 3 7,5% Jumlah 40 100%
57
Pada pernyataan no. 4.14 menunjukkan bahwa siswa merasa senang bila
mengerjakan tugas bersama teman-teman dari pada sendiri. Pernyataan ini
terbukti presentasi dengan jawaban siswa terbesar adalah 52,5% pada kategori
jawaban setuju.
Tabel 4.15 Lebih suka ke sekolah bersama teman-teman
Kategori F % Sangat setuju 8 20% Setuju 22 55% Kurang setuju 9 22,5% Tidak setuju 1 2,5% Jumlah 40 100%
Pada pernyataan no. 4.15 menunjukkan bahwa siswa merasa lebih suka
kesekolah bersama teman-teman. Pernyataan ini terbukti presentasi dengan
jawaban siswa terbesar adalah 55% pada kategori jawaban setuju.
Tabel 4.16 Ketika mempunyai masalah dengan teman di sekolah,
akan langsung membicarakannya
Kategori F % Sangat setuju 7 17,5% Setuju 20 50% Kurang setuju 12 30% Tidak setuju 1 2,5% Jumlah 40 100%
Pada pernyataan no. 4.16 menunjukkan bahwa siswa merasa ketika
mempunyai masalah dengan teman di sekolah, akan langsung membicarakannya.
Pernyataan ini terbukti presentasi dengan jawaban siswa terbesar adalah 50% pada
kategori jawaban setuju.
58
Tabel 4.17 Memberi kabar kepada teman, jika tidak masuk sekolah
karena sakit atau izin
Kategori F % Sangat setuju 5 12,5% Setuju 20 50% Kurang setuju 13 32,5% Tidak setuju 2 5% Jumlah 40 100%
Pada pernyataan no. 4.17 menunjukkan bahwa siswa merasa memberi kabar kepada teman, jika tidak masuk sekolah karena sakit atau izin. Pernyataan ini terbukti presentasi dengan jawaban siswa terbesar adalah 50% pada kategori jawaban setuju.
Tabel 4.18 Bertanya kepada teman,
ketika ada materi yang belum dipahami
Kategori F % Sangat setuju 8 20% Setuju 20 50% Kurang setuju 11 27,5% Tidak setuju 1 2,5% Jumlah 40 100%
Pada pernyataan no. 4.18 menunjukkan bahwa siswa merasa bertanya kepada teman, ketika ada materi yang belum dipahami. Pernyataan ini terbukti presentasi dengan jawaban siswa terbesar adalah 50% pada kategori jawaban setuju.
Tabel 4.19 Jika ada teman yang sakit, akan menjenguknya
Kategori F % Sangat setuju 6 15% Setuju 21 52,5% Kurang setuju 9 22,5% Tidak setuju 4 10% Jumlah 40 100%
59
Pada pernyataan no. 4.19 menunjukkan bahwa siswa merasa jika teman
sakit, akan menjenguknya. Pernyataan ini terbukti presentasi dengan jawaban
siswa terbesar adalah 52,5% pada kategori jawaban setuju.
Tabel 4.20
Dengan belajar kelompok, akan lebih mudah dalam belajar
Kategori F % Sangat setuju 4 10% Setuju 27 67,5% Kurang setuju 9 22,5% Tidak setuju - - Jumlah 40 100%
Pada pernyataan no. 4.20 menunjukkan bahwa siswa merasa dengan
belajar kelompok, akan lebih mudah dalam belajar. Pernyataan ini terbukti
presentasi dengan jawaban siswa terbesar adalah 67,5% pada kategori jawaban
setuju.
Tabel 4.21 Lebih suka keperpustakaan bersama teman-teman
Kategori F % Sangat setuju 5 12,5% Setuju 24 60% Kurang setuju 10 25% Tidak setuju 1 2,5% Jumlah 40 100%
Pada pernyataan no. 4.21 menunjukkan bahwa siswa merasa lebih suka
keperpustakaan bersama teman-teman. Pernyataan ini terbukti presentasi dengan
jawaban siswa terbesar adalah 60% pada kategori jawaban setuju.
60
Tabel 4.22 Setelah bertanya kepada teman, menjadi lebih mengerti
pelajaran yang dipelajari
Kategori F % Sangat setuju 10 25% Setuju 20 50% Kurang setuju 8 20% Tidak setuju 2 5% Jumlah 40 100%
Pada pernyataan no. 4.22 menunjukkan bahwa siswa merasa setelah
bertanya kepada teman, menjadi lebih mengerti pelajaran yang dipelajari.
Pernyataan ini terbukti presentasi dengan jawaban siswa terbesar adalah 50% pada
kategori jawaban setuju.
Tabel 4.23 Jika teman meminta bantuan, kamu akan senang hati membantunya
Kategori F % Sangat setuju 7 17,5% Setuju 24 60% Kurang setuju 4 10% Tidak setuju 5 12,5% Jumlah 40 100%
Pada pernyataan no. 4.23 menunjukkan bahwa siswa merasa jika teman
meminta bantuan, kamu akan senang hati membantunya. Pernyataan ini terbukti
dengan adanya jawaban terbesar 60% pada kategori jawaban setuju.
Tabel 4.24
Belajar kelompok dapat meningkatkan nilai
Kategori F % Sangat setuju 7 17,5% Setuju 25 62,5% Kurang setuju 6 15% Tidak setuju 2 5% Jumlah 40 100%
61
Pada pernyataan no. 4.24 menunjukkan bahwa siswa merasa belajar
kelompok dapat meningkatkan nilai. Pernyataan ini terbukti presentasi dengan
jawaban siswa adalah 62,5% pada kategori jawaban setuju.
Tabel 4.25 Memperhatikan dengan baik, jika teman sedang berbicara
Kategori F % Sangat setuju 7 17,5% Setuju 22 55% Kurang setuju 10 25% Tidak setuju 1 2,5% Jumlah 40 100%
Pada pernyataan no. 4.25 menunjukkan bahwa siswa merasa
memperhatikan dengan baik, jika teman sedang berbicara. Pernyataan ini terbukti
presentasi dengan jawaban siswa terbesar adalah 55% pada kategori jawaban
setuju.
Tabel 4.26 Jika ada teman yang putus asa, maka akan memberinya semangat
Kategori F % Sangat setuju 5 12,5% Setuju 20 50% Kurang setuju 12 30% Tidak setuju 3 7,5% Jumlah 40 100%
Pada pernyataan no. 4.26 menunjukkan bahwa siswa merasa jika ada
teman yang putus asa, maka akan memberinya semangat. Pernyataan ini terbukti
presentasi dengan jawaban siswa terbesar adalah 50% pada kategori jawaban
setuju.
62
Tabel 4.27 Skor Jawaban Interaksi Sosial Antar Siswa di SMP Dua Mei Ciputat
No. Nama Responden X
1 Ira Ravita Ayu 56 2 Gilang Adji Persada 53 3 Annisa Ayu Marhamah 62 4 Desak Gede Novellolita 51 5 Dhea Mariana 58 6 Devi Komalasari 57 7 Winda 60 8 Rizky Febriyanto 60 9 M. Rizky Nugraha 60
10 Adinda Adelia 68 11 Lilie Nur Indah Sari 56 12 Fitria Syahdilla 55 13 Ika Muthoharoh 52 14 Sandy Lia Inggriani 62 15 Andriyan 52 16 Arjuna Montolalu 55 17 Zahra Amelia 61 18 Nur fajryan 55 19 M. Fadhil Fikry 68 20 Utari Ummi Hayati 68 21 Risma Handayani 53 22 Nevada Ririana 62 23 Ambang Hasmoro 60 24 Alvian Bagus Saputra 57 25 Puja Kartini 60 26 R.Pandhu 59 27 Jani Aisyah 59 28 Devitri Puspitasari 58 29 Lina Wati 57 30 Dewi Indah Puspitasari 56 31 M. Aditya Makaka 62 32 Roni Rahkmani 53 33 Diah Rahmayanti 60 34 Ferro Maruly 58 35 Irdi Destiara 59 36 Ahmad Risqi 65 37 Jaswadi 49 38 M. Zoeni Hidayat 58 39 Dwi Mei Wati 46 40 Fajar Rizkifar 52
N = 40 ∑X = 2312
63
1. Data Statistik Interaksi Sosial Antar Siswa SMP Dua Mei Ciputat Adalah
Sebagai Berikut:
a. Menentukan ruang
R = NT – Nr
= 68 – 46
= 22
b. Menentukan banyak kelas interval
BK = 1 + 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 40
= 1 + 3,33 x 1, 6020
= 6, 93
c. Menentukan panjang interval
P = R : BK
= 22 : 6
= 3, 66 dibulatkan menjadi 4
d. Membuat tabel distribusi
Tabel 4.28
Distribusi Frekuensi Variabel X
No. Interval Batas tengah Frekuensi Presentase (%) 1 46 - 49 47,5 2 5% 2 50 - 53 51,5 7 17,5% 3 54 - 57 55,5 9 22,5% 4 58 - 61 59,5 14 35% 5 62 - 65 63,5 5 12,5% 6 66 - 69 67,5 3 7,5%
64
2. Data Deskripsi Perhitungan Realiabilitas Interaksi Sosial Antar Siswa
SMP Dua Mei Ciputat
a. Menentukan nilai rerata Variabel X
57,840
2312nX(X)Rerata ==
∑=
Menentukan Nilai Simpangan dan Standar Deviasi (SD)
1)-(4040(2312)-40.134580
1)-n(n)(X(S)Simpangan
222
=∑−∑
=Xn
2,24156037856
156053453445383200
==−
=
Standar Deviasi (SD) = 4,9124,2S ==
b. Menentukan Modus
Modus (Mo) = ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
++
21 bbbpb
= ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛+=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
++
14945,57
59945,57
= 57,5 + 2,57 = 60,07
c. Menentukan Median
64,6014,35,5714
92045,5721
=+=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −
+=⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ −+
fFnpb
65
Tabel 4.29 Skor Hasil Belajar IPS Siswa-siswi SMP Dua Mei Ciputat
Semester 1 Tahun Ajaran 2009-2010
No. Nama Responden Kelas Y
1 Ira Ravita Ayu VII. 1 60 2 Gilang Adji Persada VII. 1 60 3 Annisa Ayu Marhamah VII. 1 77 4 Desak Gede Novellolita VII. 1 70 5 Dhea Mariana VII. 1 70 6 Devi Komalasari VII. 1 70 7 Winda VII. 1 60 8 Rizky Febriyanto VII. 1 72 9 M. Rizky Nugraha VII. 1 70
10 Adinda Adelia VII. 1 83 11 Lilie Nur Indah Sari VII. 2 70 12 Fitria Syahdilla VII. 2 68 13 Ika Muthoharoh VII. 2 68 14 Sandy Lia Inggriani VII. 2 69 15 Andriyan VII. 2 72 16 Arjuna Montolalu VII. 2 80 17 Zahra Amelia VII. 2 78 18 Nur fajryan VII. 2 66 19 M. Fadhil Fikry VII. 2 78 20 Utari Ummi Hayati VII. 2 75 21 Risma Handayani VIII. 1 68 22 Nevada Ririana VIII. 1 66 23 Ambang Hasmoro VIII. 1 76 24 Alvian Bagus Saputra VIII. 1 75 25 Puja Kartini VIII. 1 72 26 R.Pandhu VIII. 1 70 27 Jani Aisyah VIII. 1 75 28 Devitri Puspitasari VIII. 1 72 29 Lina Wati VIII. 1 80 30 Dewi Indah Puspitasari VIII. 1 68 31 M. Aditya Makaka VIII. 2 75 32 Roni Rahkmani VIII. 2 65 33 Diah Rahmayanti VIII. 2 75 34 Ferro Maruly VIII. 2 66 35 Irdi Destiara VIII. 2 73 36 Ahmad Risqi VIII. 2 78 37 Jaswadi VIII. 2 70 38 M. Zoeni Hidayat VIII. 2 75 39 Dwi Mei Wati VIII. 2 60 40 Fajar Rizkifar VIII. 2 68
N = 40 ∑Y = 2843
66
a. Menentukan ruang
R = NT – Nr
= 83 – 60
= 23
b. Menentukan banyak kelas interval
BK = 1 + 3,33 log n
= 1 + 3,33 log 40
= 1 + 3,33 x 1, 6020
= 6, 936
c. Menentukan panjang interval
P = R : BK
= 23 : 6
= 3, 83 dibulatkan menjadi 4
d. Membuat tabel distribusi
Tabel 4.30
Distribusi Frekuensi Variabel Y
No. Interval Batas tengah Frekuensi Presentase (%)1 60 - 63 61,5 4 10% 2 64 - 67 65,5 4 10% 3 68 - 71 69,5 13 32,5% 4 72 - 75 73,5 11 27,5% 5 76 - 79 77,5 5 12,5% 6 80 - 83 81,5 3 7,5%
67
Tabel 4.31 Skor Jawaban Tentang Hubungan Interaksi Sosial Dengan Hasil Belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP Dua Mei Ciputat
No. Nama Responden X Y
1 Ira Ravita Ayu 56 60 2 Gilang Adji Persada 53 60 3 Annisa Ayu Marhamah 62 77 4 Desak Gede Novellolita 51 70 5 Dhea Mariana 58 70 6 Devi Komalasari 57 70 7 Winda 60 60 8 Rizky Febriyanto 60 72 9 M. Rizky Nugraha 60 70
10 Adinda Adelia 68 83 11 Lilie Nur Indah Sari 56 70 12 Fitria Syahdilla 55 68 13 Ika Muthoharoh 52 68 14 Sandy Lia Inggriani 62 69 15 Andriyan 52 72 16 Arjuna Montolalu 55 80 17 Zahra Amelia 61 78 18 Nur fajryan 55 66 19 M. Fadhil Fikry 68 78 20 Utari Ummi Hayati 68 75 21 Risma Handayani 53 68 22 Nevada Ririana 62 66 23 Ambang Hasmoro 60 76 24 Alvian Bagus Saputra 57 75 25 Puja Kartini 60 72 26 R.Pandhu 59 70 27 Jani Aisyah 59 75 28 Devitri Puspitasari 58 72 29 Lina Wati 57 80 30 Dewi Indah Puspitasari 56 68 31 M. Aditya Makaka 62 75 32 Roni Rahkmani 53 65 33 Diah Rahmayanti 60 75 34 Ferro Maruly 58 66 35 Irdi Destiara 59 73 36 Ahmad Risqi 65 78 37 Jaswadi 49 70 38 M. Zoeni Hidayat 58 75 39 Dwi Mei Wati 46 60 40 Fajar Rizkifar 52 68
N = 40 ∑X = 2312 ∑Y = 2843
68
Tabel 4.32 Perhitungan Memperoleh Data Indeks Korelasi
Variabel X (Interaksi Sosial Antar Siswa) dan Y (Hasil Belajar IPS)
No. Nama Responden X X² Y Y² XY
1 Ira Ravita Ayu 56 3136 60 3600 3360 2 Gilang Adji Persada 53 2809 60 3600 3180 3 Annisa Ayu Marhamah 62 3844 77 5929 4774 4 Desak Gede Novellolita 51 2601 70 4900 3570 5 Dhea Mariana 58 3364 70 4900 4060 6 Devi Komalasari 57 3249 70 4900 3990 7 Winda 60 3600 60 3600 3600 8 Rizky Febriyanto 60 3600 72 5184 4320 9 M. Rizky Nugraha 60 3600 70 4900 4200
10 Adinda Adelia 68 4624 83 6889 5644 11 Lilie Nur Indah Sari 56 3136 70 4900 3920 12 Fitria Syahdilla 55 3025 68 4624 3740 13 Ika Muthoharoh 52 2704 68 4624 3536 14 Sandy Lia Inggriani 62 3844 69 4761 4278 15 Andriyan 52 2704 72 5184 3744 16 Arjuna Montolalu 55 3025 80 6400 4400 17 Zahra Amelia 61 3721 78 6084 4758 18 Nur fajryan 55 3025 66 4356 3630 19 M. Fadhil Fikry 68 4624 78 6084 5304 20 Utari Ummi Hayati 68 4624 75 5625 5100 21 Risma Handayani 53 2809 68 4624 3604 22 Nevada Ririana 62 3844 66 4356 4092 23 Ambang Hasmoro 60 3600 76 5776 4560 24 Alvian Bagus Saputra 57 3249 75 5625 4275 25 Puja Kartini 60 3600 72 5184 4320 26 R.Pandhu 59 3481 70 4900 4130 27 Jani Aisyah 59 3481 75 5625 4425 28 Devitri Puspitasari 58 3364 72 5184 4176 29 Lina Wati 57 3249 80 6400 4560 30 Dewi Indah Puspitasari 56 3136 68 4624 3808 31 M. Aditya Makaka 62 3844 75 5625 4560 32 Roni Rahkmani 53 2809 65 4225 3445 33 Diah Rahmayanti 60 3600 75 5625 4500 34 Ferro Maruly 58 3364 66 4356 3828 35 Irdi Destiara 59 3481 73 5329 4307 36 Ahmad Risqi 65 4225 78 6084 5070 37 Jaswadi 49 2401 70 4900 3430 38 M. Zoeni Hidayat 58 3364 75 5625 4350 39 Dwi Mei Wati 46 2116 60 3600 2760 40 Fajar Rizkifar 52 2704 68 4624 3536
N = 40 ∑X = 2312
∑X² = 134580
∑Y = 2843
∑Y² = 203335
∑XY = 164844
69
C. Analisa Data
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan interaksi sosial antar siswa
dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP Dua Mei Ciputat
semester 1 tahun ajaran 2009-2010, maka penulis mencari hubungan antara kedua
variabel tersebut (variabel X dan variabel Y).
Untuk menganalisa data yang sudah terkumpul penulis menggunakan
rumus product moment yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan yang
signifikan antara variabel X dan variabel Y, atau sebaliknya tidak ada hubungan
yang signifikan antara variabel X dan varibel Y.
])([])([
)()(2222 YYNXXN
YXXYNrxy∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
])2843()203335(40[])2312()134580(40[
)2843()2312(164844(4022 −−
−=
)]8082649(8133400[]534544(5383200[65730166593760
−−−
=
)50751()37856(20744
=
192122985820744
=
473,04383183612
20744==
D. Interpretasi Data
1. Interpretasi secara kasar atau sederhana
Berdasarkan perhitungan di atas, nilai koefisien korelasi variabel X
(interaksi sosial antar siswa) dan variabel Y (hasil belajar IPS), yaitu
sebesar rxy = 0, 473. untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
tersebut digunakan cara dalam menginterpretasikannya, yaitu memberikan
70
interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment dengan
jalan berkonsultasi pada nilai “r” product moment.
Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks
korelasi product moment (rxy) pada umumnya digunakan pedoman atau
ancar- ancar sebagai berikut:
Tabel Indeks Korelasi “r” Product Moment
Besarnya “r” Product Moment (rxy)
Interpretasi
0,00-0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara Variabel X dan Variabel Y ).
0,20-0,40 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah.
0,40-0,70 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukupan.
0,70-0,90 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi.
0,90-1,00 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.
Dengan menggunakan perhitungan di atas, dapat dinyatakan
hubungan antara interaksi sosial antar siswa dengan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) berada pada tingkat hubungan yang sedang atau
cukupan, karena angka indeks korelasi rxy terletak pada rentang 0,40- 0,70.
Dalam memberi interpretasi terhadap rxy terlebih dahulu
dirumuskan hipotesa alternatif dan hipotesa nolnya.
Ha: Ada korelasi yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.
Ho: Tidak ada korelasi yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.
2. Interpretasi dengan menggunakan nilai rxy terhadap nilai “rtabel”, maka
dicari Degress of Freedoom dengan rumus:
71
df = N – nr
= 40 – 2
= 38 (konsultasi tabel “r”)
Setelah memeriksa tabel nilai “r” product moment dan df 38 tak
terdapat dalam tabel, maka penulis pakai angka terdekat dari 38 dengan
nilai yang ada pada tabel yaitu df 40.
Dengan df sebesar 40 diperoleh rtabel taraf signifikansi 5% sebesar
0,304, sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh rtabel sebesar 0,393.
Ternyata rxy atau ro (yang besarnya = 0,473) adalah jauh lebih besar
daripada rtabel (yang besarnya 0,304 dan 0,393). Karena ro lebih besar
daripada rtabel, maka Hipotesis Nol Ditolak. Berarti terdapat korelasi yang
signifikan antara variabel X dan variabel Y.
Tabel 4.33
Rangkuman Tabel Nilai Koefisisen “r” Product Moment dari Pearson
Signifikan N df
5% 1%
40 38 0,304 0,393
3. Uji Koefisisen Determinasi
Rumus koefisisen determinasi:
KD = (rxy)² x 100 %
= (0,473)² x 100%
= 0,2237 x 100%
= 22,37%
Dari perhitungan di atas diperoleh KD sebesar 22,37% berarti
bahwa variabel X (interaksi sosial antar siswa) memiliki korelasi terhadap
variabel Y (hasil belajar IPS). Meskipun demikian penulis menyadari
bahwa, selain interaksi sosial antar siswa tentu juga ada faktor lainnya ikut
dalam pencapaian hasil belajar siswa.
72
4. Hasil Uji Hipotesis
Dari hasil perhitungan diperoleh rxy sebesar 0,473, ini
menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara
variabel X dan variabel Y, terbukti rxy > ttabel . Dengan demikian penulis
menarik kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa interaksi sosial antar
siswa ada hubungannya dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS).
E. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan. Adapun kekurangan dan kelemahan dari penelitian ini diantaranya
aspek pengetahuan tentang interaksi sosial antar siswa tidak semuanya tercakup
dalam penelitian ini.
Indikator dari butir-butir soal yang dibuat dalam instrument penelitian
kemungkinan belum dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Selain itu, kekurangan dan kelemahan lainnya adalah dari segi perhitungan
hasil penelitian mungkin belum sempurna. Untuk itu penulis menyadari
sepenuhnya, bahwa dalam penulisan hasil penelitian ini masih banyak
kekurangan-kekurangan baik dalam hal materi maupun dalam penyajiannya,
disebabkan masih terbatasnya pengalaman, kemampuan, dan pengetahuan yang
penulis miliki. Untuk itu penulis sangat berharap bagi peneliti yang ingin
mengembangkan atau melanjutkan penelitian yang relevan mengenai Interaksi
Sosial Antar Siswa Dengan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dapat
melaksanakannya dengan lebih sempurna, baik dari segi teknik ataupun pada
proses atau hal-hal lain yang mungkin ditemukan memiliki kekurangan dalam
penelitian ini dikarenakan penelitian ini adalah hal baru bagi penulis. Untuk itu
penulis berharap akan adanya penelitian yang lebih lanjut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis
berkesimpulan bahwa interaksi sosial antar siswa mempunyai hubungan yang
signifikan dengan hasil belajar IPS. Karena interaksi sosial antar siswa merupakan
bagian dari salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa di
sekolah.
Dengan metode analisa data yang penulis gunakan yaitu korelasi product
moment, sesuai dengan pernyataan diatas, bahwa interaksi sosial antar siswa
dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ternyata mempunyai
hubungan yang cukup signifikan, karena hubungan antara keduanya berada pada
nilai 0,473.
Dengan demikian terdapat hubungan antara interaksi sosial antar siswa
dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), hal ini terlihat dari hasil
perhitungan rxy = 0,473 yang berada pada rentang 0,40 – 0,70 yang menunjukkan
adanya korelasi yang sedang atau cukupan. Hal ini ditunjukkan pula dengan hasil
penelitian pada taraf signifikansi 5% yang menyatakan bahwa rtabel taraf
signifikansi 5% sebesar 0,304, sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh
rtabel sebesar 0,393. Ternyata rxy atau ro (yang besarnya = 0,473) adalah jauh lebih
besar daripada rtabel (yang besarnya 0,304 dan 0,393). Karena ro lebih besar
73
74
daripada rtabel, maka Hipotesis Nol Ditolak. Berarti terdapat korelasi yang
signifikan antara variabel X dan variabel Y.
B. Saran
Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berdasarkan hasil analisis data
dan kesimpulan penelitian, maka terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan, antara lain:
1. Bagi peneliti yang ingin mengembangkan atau melanjutkan penelitian ini
diharapkan dengan sampel berbeda, lebih banyak sampel, dan tidak hanya satu
sekolah. Diajukan supaya sampel bisa lebih banyak dari penelitian ini supaya
mendapat hasil yang lebih baik.
2. Bagi para pendidik atau guru hendaknya selalu memberikan pengarahan
tentang belajar yang baik kepada siswa. Dengan demikian tujuan dari kegiatan
belajar mengajar khususnya dalam bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial
dapat terlaksana dengan baik.
3. Bagi pemimpin sekolah diharapkan agar lebih memaksimalkan hasil belajar
para siswa terutama pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
4. Bagi Siswa-siswi dapat dijadikan sebagai landasan evaluasi serta motivasi
untuk berlomba-lomba dalam mencapai hasil belajar yang lebih baik dengan
cara lebih bersungguh-sungguh dan giat dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT
Rineka Cipta, Cet. 1,1999. Abror, Abd. Rachman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Tiara Wacana, Cet. 4,
1993. Ahmadi, Abu, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta:PT Rineka Cipta, Cet. 4, 2003. Basrowi, Pengantar Sosiologi, Bogor: Ghalia Indonesia, Cet. 1, 2005. Faisal, Sanapiah, Format- Format Penelitian Sosial, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2007. Ibrahim, Nurdin, Hubungan Tempat Tutorial Tatap Muka dengan Hasil Belajar
Siswa SLTP T, No. 12, Teknodik, 2003. _____________, Pengaruh Pembelajaran Berbantuan Komputer, Vol. 15, No. 1,
Jurnal Pendidikan dan Kebudyaan, Januari 2009. Idris, Zahara, Dasar- dasar Kependidikan, Bandung: Angkasa, 1982. Iska, Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta:
Kizi Brother,s. 2008. Jihad Asep dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi
Presindo, 2008. Narwoko, J. Dwi, Sosiologi Teks Pengantar & Terapan, Ed. 1, Jakarta: Kencana,
2004. Nurdin, M. Amin dan Ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi Pengantar untuk
Memahami Konsep- konsep Dasar, Jakarta: UIN Jakarta Press, Cet 1, 2006.
Philipus, Ng. dan Dr. Nurul Aini, Sosiologi dan Politik, Ed. 1, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2006. Purwanto, Tujuan Pendidikan dan Hasil Belajar, No. 16, Teknodik, 2005. Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet.
ke- 5, 2004.
75
76
Rasyad, Aminuddin, Teori Belajar dan pembelajaran, Jakarta:UHAMKA Press, Cet. ke- 4, 2003.
Razak, Yusron (ed.), Sosiologi Sebuah Pengantar, Jakarta: Laboratorium
Sosiologi Agama, Cet. 1, 2008. Sadirman, Interaksi dan Motivasi belajar- mengajar, Ed. 1, Jakarta: Rajawali,
Cet. 3, 1990. Sapriya., et al, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, Bandung: UPI
PRESS, Cet. 1, 2006. Sarwono, Sarlito W, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, Cet. ke-
9, 2003. Setiadi, Elly M. et al, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana, Cet. 3,
2008. Shaleh, Abdul Rahman, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam,
Jakarta: Kencana, Cet.1, 2008. Sholeh, Hadziq, SMA Muhammadiyah Lasem, Vol. 5 No. 1, Widyatama, Maret
2008. Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2006. Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Ed. 1, Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2006. _____________, Pengantar Statistik Pendidikan, Ed. 1, Jakarta: Rajawali Pers,
2009. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Edisi revisi ke- 10, Bandung: CV.
Alfa Beta, 2003. Supardan, Dadang, Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural,
Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet 1, 2008. Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Ed. 5, Yogyakarta: PT Raja Grafindo
Persada, cet.13, 2005. Susanti, Rini, Bentuk Tes dan Tingkah Laku Belajar., No. 12, Teknodik, 2003. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pedekatan Baru, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008.
77
Walgito, Bimo, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), Ed. IV, Yogyakarta: ANDI Yogyakarta, 1978.
http://skripsi.unila.ac.id/2009/08/03/hubungan-antara-sikap-siswa-terhadap-
pengetahuan-ips-dan-interaksi-kegiatan-belajar-dengan-prestasi-belajar-ips-ekonomi-siswa-kelas-vii-semester-genap-di-smpn-3-terbanggi-besar-tahun-pelajaran-2008/
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/akutansi/article/view/1867 http://definisi.net/index.php?category=Definisi-Sosial http://massofa. Wordpress. Com/2008/02/06/bidang-kajian-sosiologi-dan-
interaksi- sosial/
Tabel 4.4 Penghitungan Uji Coba Instrumen 1
Skor Item No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Jumlah
1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 71 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 1 3 64 3 3 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 2 4 2 4 1 3 3 1 78 4 1 3 1 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 1 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 2 63 5 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69 6 3 3 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 1 3 4 3 72 7 3 2 3 2 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 74 8 3 4 2 3 1 3 3 3 4 2 2 3 2 4 3 1 4 3 4 2 3 2 4 4 4 73 9 3 4 2 3 2 4 2 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 71
10 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 85 11 3 4 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 1 3 4 3 3 3 4 3 3 3 68 12 1 3 1 4 2 3 3 3 3 2 1 2 2 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 65 13 2 2 3 2 2 3 3 3 3 4 2 4 2 3 1 3 1 3 2 2 2 2 3 4 4 65 14 2 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 2 3 2 2 74 15 4 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 2 1 67 16 1 1 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 2 3 4 2 3 2 1 3 4 2 2 2 3 68 17 2 3 2 4 3 4 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 72 18 2 3 3 2 2 3 3 3 4 4 2 4 4 2 4 2 1 1 3 3 2 3 2 4 3 69 19 3 4 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 81 20 3 4 3 4 2 3 2 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 81 21 4 3 3 3 3 3 2 2 3 1 2 1 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 1 68 22 3 3 3 3 2 3 2 4 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 4 73 23 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 4 3 76 24 2 4 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 1 3 2 4 1 2 4 2 3 72 25 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 2 3 2 3 3 4 3 76 26 2 3 2 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 71
46
27 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 70 28 2 4 2 3 3 3 3 4 2 2 2 2 2 3 2 2 3 4 3 4 2 3 3 3 4 70 29 3 2 2 3 3 3 2 4 4 3 2 4 2 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 71 30 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 72 31 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 74 32 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 1 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 68 33 2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 2 3 73 34 2 4 3 3 3 2 3 2 2 2 4 3 3 4 2 4 3 3 3 1 4 3 4 1 3 71 35 3 2 2 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 1 3 2 4 3 4 4 3 3 2 71 36 3 4 2 4 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 2 2 3 2 78 37 2 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 62 38 3 3 3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 71 39 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 1 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 60 40 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 1 3 3 2 1 3 2 3 2 3 3 3 2 68
102 124 102 121 104 124 108 127 119 121 106 113 115 118 117 109 113 115 116 112 110 108 114 115 112 2845
47
Tabel 4.6 Daftar Skor Interaksi Sosial Antar Siswa
Skor Item No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ∑
1 Ira Ravita Ayu 3 3 2 3 4 4 4 3 3 2 2 2 3 2 3 4 3 3 3 3 56 2 Gilang Adji Persada 3 3 3 2 1 1 3 3 4 4 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 53 3 Annisa Ayu Marhamah 3 4 3 4 4 3 3 4 2 2 1 3 1 3 4 4 3 3 4 4 62 4 Desak Gede Novellolita 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 3 2 2 51 5 Dhea Mariana 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 6 Devi Komalasari 3 2 4 3 4 3 3 3 2 2 1 4 3 3 3 3 3 2 3 3 57 7 Winda 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 8 Rizky Febriyanto 4 3 3 3 2 3 4 1 3 2 2 4 4 4 3 4 4 3 2 2 60 9 M. Rizky Nugraha 4 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 4 4 60
10 Adinda Adelia 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 68 11 Lilie Nur Indah Sari 4 3 2 3 3 2 2 1 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 56 12 Fitria Syahdilla 3 4 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 55 13 Ika Muthoharoh 2 2 3 3 4 4 3 3 3 2 2 4 4 3 2 2 1 1 2 2 52 14 Sandy Lia Inggriani 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 2 2 2 3 3 4 4 4 3 3 62 15 Andriyan 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2 1 3 3 2 52 16 Arjuna Montolalu 1 4 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 4 1 3 4 2 4 55 17 Zahra Amelia 3 4 4 3 3 2 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 61 18 Nur fajryan 3 2 3 3 4 4 2 2 1 3 3 4 3 2 2 3 1 4 4 2 55 19 M. Fadhil Fikry 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 68 20 Utari Ummi Hayati 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 68 21 Risma Handayani 3 3 3 2 1 1 3 3 4 4 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 53 22 Nevada Ririana 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 2 2 2 3 3 4 4 4 3 3 62 23 Ambang Hasmoro 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 60 24 Alvian Bagus Saputra 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 2 2 3 4 1 2 1 3 3 3 57 25 Puja Kartini 3 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 60
51
52
26 R.Pandhu 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 59 27 Jani Aisyah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 59 28 Devitri Puspitasari 4 3 3 4 2 2 3 2 4 4 3 3 4 3 2 3 3 2 2 2 58 29 Lina Wati 2 3 3 4 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 4 2 2 57 30 Dewi Indah Puspitasari 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 56 31 M. Aditya Makaka 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 62 32 Roni Rahkmani 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 1 53 33 Diah Rahmayanti 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 2 3 3 60 34 Ferro Maruly 4 3 2 2 2 3 4 4 3 1 3 1 3 4 4 3 3 2 3 4 58 35 Irdi Destiara 2 2 3 4 3 3 4 1 2 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 3 59 36 Ahmad Risqi 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 2 3 2 2 3 4 4 3 4 3 65 37 Jaswadi 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 49 38 M. Zoeni Hidayat 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 39 Dwi Mei Wati 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 46 40 Fajar Rizkifar 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 1 3 1 3 52
Jumlah 2312
78
Lampiran 1
ANGKET UNTUK SISWA
(Isi angket yang berhubungan dengan interaksi sosial antar siswa)
Petunjuk Pengisian Berikut ini ada beberapa pernyataan yang saya ajukan. Sebelum mengisi, baca dan pahami lebih dulu dengan baik setiap pernyataan. Kemudian kamu diminta untuk memilih kolom yang sesuai dengan diri kamu dengan cara memberi tanda (√) pada salah satu pernyataan yang tersedia. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, baik atau buruk. Karena itu, kamu sepenuhnya bebas menentukan pilihan yang sesuai dengan diri kamu. Mohon periksa kembali dan usahakan jangan sampai ada satu pernyataan yang tidak terjawab. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai pelajaran kamu di sekolah.
1. Ketika bertemu dengan teman yang menyapa kamu di sekolah, kamu akan
membalas dengan sapaan a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
2. Kamu membina hubungan baik dengan teman kamu di sekolah a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
3. Bergaul dengan teman-teman di sekolah sangat menyenangkan a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
4. Kamu lebih senang berbicara dengan teman-teman ketika sedang istirahat dari
pada berdiam diri di kelas
79
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
5. Menghubungi teman ketika tidak masuk sekolah untuk menanyakan pelajaran
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
6. Pada saat belajar kelompok, kamu lebih suka mengemukakan pendapat
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
7. Kamu akan sedih, apabila teman kamu tidak naik kelas
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
8. Bila sedang mengerjakan tugas, kamu senang bila mengerjakannya bersama
teman-teman dari pada sendiri
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
9. Kamu lebih suka ke sekolah bersama teman-teman
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
10. Ketika kamu mempunyai masalah dengan teman kamu di sekolah, maka kamu
akan langsung membicarakannya
80
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
11. Kamu memberi kabar kepada teman kamu, jika tidak masuk sekolah karena
sakit atau izin
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
12. Bertanya teman, ketika ada materi yang belum dipahami
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
13. Jika ada teman kamu yang sakit, kamu akan menjenguknya
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
14. Dengan belajar kelompok, kamu akan lebih mudah dalam belajar
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
15. Kamu lebih suka ke perpustakaan bersama teman-teman
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
16. Setelah bertanya kepada teman, kamu menjadi lebih mengerti pelajaran yang
dipelajari
81
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
17. Jika teman kamu meminta bantuan, kamu akan senang hati membantunya
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
18. Belajar kelompok dapat meningkatkan nilai kamu
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
19. Kamu memperhatikan dengan baik, jika teman kamu sedang berbicara
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
20. Jika ada teman kamu yang putus asa, maka kamu akan memberinya semangat
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Kurang setuju
d. Tidak setuju
82
Lampiran 2
Nukilan Tabel Nilai Koefisisen Korelasi “r” Product Moment dari Pearson untuk berbagai df
Banyak variabel yang dikorelasikan:
2 Harga "r" pada taraf signifikansi:
df. (degrees of feedom) atau
db (derajat bebas) 5% 1%
1 0,997 1,000 2 0,950 0,990 3 0,878 0,959 4 0,811 0,917 5 0,754 0,874 6 0,707 0,834 7 0,666 0,798 8 0,632 0,765 9 0,602 0,735 10 0,576 0,708 11 0,553 0,684 12 0,532 0,661 13 0,514 0,641 14 0,497 0,623 15 0,482 0,606 16 0,468 0,590 17 0,456 0,575 18 0,444 0,561 19 0,433 0,549 20 0,423 0,537 21 0,413 0,526 22 0,404 0,515 23 0,396 0,505 24 0,388 0,496 25 0,381 0,487 26 0,374 0,478 27 0,367 0,470 28 0,361 0,463 29 0,355 0,456 30 0,349 0,449 35 0,325 0,418 40 0,304 0,393 45 0,288 0,372 50 0,273 0,354 60 0,250 0,325 70 0,232 0,302 80 0,217 0,283
83
90 0,205 0,267 100 0,195 0,254 125 0,174 0,228 150 0,159 0,208 200 0,138 0,181 300 0,113 0,148 400 0,098 0,128 500 0,088 0,115
10000 0,062 0,081 *Dinukil dari: Henry E. G arrett, Statistics in Psychology and Education, (New
York: Longmans, Green and co.), hlm, 437-439, dengan penyesuaian seperlunya;
sesuai dengan kebutuhan variabel yang dikorelasikan hanya dibatasi 2 buah.
RIWAYAT HIDUP
Nama : Ria Kurniawati
Tempat/Tgl. Lahir : Jakarta, 26 April 1987
Alamat : Komp. Pondok Bahar Permai
Jl. Utama Blok R1 No. 46
Rt 008/06 Kel. Pondok Bahar
Kec. Karang Tengah, Tangerang-Banten
Agama : Islam
Nama Ayah : Holis
Nama Ibu : Djuliana
Riwayat Pendidikan : 1. SDN Duri Kosambi 06 Jakarta Lulus Tahun 1999
2. MTsN 08 Kresek Lulus Tahun 2002
3. MAN 12 Jakarta Lulus Tahun 2005
Jakarta, Mei 2010
Penulis