hubungan kecanduan media sosial dengan kualitas komunikasi...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN KUALITAS
KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA USIA DEWASA AWAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Matilda Devina Nirmala Putri
NIM : 139114142
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN
FINDING GOD IN ALL THINGS !!
To get a success, your courage must be greater
than you fear
Kupersembahkan karya ini untuk :
Keluargaku terkasih
Eyang Kakung Naryo dan Eyang Putri Indrati
Budhe, Pakdhe, Om , Tante dan semua sepupuku
Para sahabat dan komunitas ku
Semua pihak yang membantuku dengan tulus, sabar
dan memberiku cinta tanpa syarat....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN KECANDUAN MEDIA SOSIAL DENGAN KUALITAS
KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA USIA DEWASA AWAL
Studi Pada Mahasiswa Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Matilda Devina Nirmala Putri
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara
kecanduan media sosialdengan komunikasi interpersonal dewasa awal. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif korelasional yang dilakukan terhadap 210 subjek.
Subjek merupakan individu dengan usia dewasa awal dan aktif menggunakan media
sosial. Analisis data yang digunakan adalah teknik uji korelasi Spearman Rho. Koefisien
korelasi (r) yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar - 0.454 dengan nilai signifikansi
sebesar p = 0.000 ( p < 0.01 ) dan koefisiensi determinasi sebesar (R2) 45.4%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kecanduan
media sosialdengan komunikasi interpesonal dewasa awal. kecanduan media
sosialmemberikan sumbangan efektif sebesar 45.4% terhadap penurunan atau
peningkatan komunikasi interpersonal pada dewasa awal
Kata Kunci : media sosial, komunikasi interpersonal, dewasa awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE CORELATION OF SOCIAL MEDIA ADDICTION AND THE QUALITY
INTERPERSONAL COMUNICATION OF YOUNG-ADULT
Matilda Devina Nirmala Putri
ABSTRACT
This study aimed to measure the corelation between social media usage and
interpersonal comunication of young-adult. Quantitative research methods was used and
applied to 210 young-adult social media users as subject. This study used the Spearman Rho
correlation to analyze the strength of the correlation. Correlation coefficient (r) was found
at - 0.454 with significant value p=0.000 (p< 0.01) and determinant coefficient (R2) at
45.4%. This findings show that there is negatife and significant correlation between social
media usage and interpersonal communication of young-adult. Social media usage
contributes effectively at 45.4% to the change of interpersonal communication of young
adult.
Keywords : social media, interpersonal communication, young-adult
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Persembahan pujian dan ucapan terimakasih kepada Tuhan Yesus
Kristus yang tak henti memberikan seluruh kasih sayang, kesehatan serta
kemudahan untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dan berjuang
hingga akhir pada studi saya sebagai mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma.
Melalui cinta Tuhan Yesus, hadir orang-orang luar biasa yang berada
selalu di sekitar penulis. Dukungan dan kasih sayang mereka tak luput
menyemangati penulis selalu. Terimakasih kepada :
1. Saya mengucapkan terimakasih kepada dekan, Ibu Dr.Titik Kristiyani, M.Psi
2. Kepada kaprodi, Ibu Monica Eviandaru M., M,App Psych, Ph.D, saya
ucapkan terimakasih.
3. Kepada dosen pembimbing skripsi saya yang luar biasa, Ibu Ratri Sunar
Astuti, M.Si atas kesabaran dan penyertaan beliau. Begitu juga ketelitian,
kesediaan waktu, tenaga, ketulusan dan pembimbingan beliau, saya ucapkan
terimakasih sedalam dalamya.
4. Orang tua terkasih, support system ku, role model ku dan seluruh bentuk
cinta yang diberikan kepadaku, terimakasih beribu terimakasih. Untuk kedua
adik saya Rosa dan Evan, yang ikut memberikan dukungan dan hiburan
dikala berjuang. Keluarga kecilku , terimakasih banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Hormat ku kepada Alm Eyang kakung Sunaryo Hadiwarsito sang pencipta
Mars Van Lith dan Alm Eyang putri Maria Josephin Indrati yang sangat
memberikan contoh luar biasa untuk anak-anak dan cucu-cucu nya, yang
semasa hidupnya selalu mengajarkan kedisiplinan, pentingnya pendidikan,
semangat dan tentunya kesetiaan pada iman Katholik.
6. Saya ucapkan pula kepada Mbak P. Henrietta P.D.D.S., M.Psi selaku dosen
Psikologi Komunikasi yang bersedia ikut memberikan bantuan saran terkait
topik skripsi saya.
7. Saya ucapkan terimakasih mendalam kepada Bapak R. Landung E
Prihatmoko, M.Psi dan Bapak Drs. Wayhudi, M.Si selaku dosen
pembimbing akademik saya yang ikut memberikan solusi, saran dan
semangat seta mendampingi saya di setiap semester.
8. Saya ucapkan terimakasih kepada Mbak MF Diah Purwahyuningsih,. M.Psi.,
Psi selaku dosen Tes Proyektif : Grafis sekaligus teman untuk saya dan
teman-teman asisten, yang selalu membuatkan makanan cemilan setiap kali
pertemuan asisten dan menjadi teman curhat dan ngobrol kami.
9. Terimakasih pula saya ucapkan untuk Ibu Nanik, Mas Gandung sebagai staff
sekretariat untuk tiap bantuan dan semangatnya. Begitu juga untuk Mas Muji
sebagai petugas lab psikologi yang selalu siap melayani dan selalu
bersahabat, saya ucapkan terimakasih.
10. Seluruh keluarga besar Fakultas Psikologi Universitas Sanat Dharma,
terimakasih banyak!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
11. Sahabat-sahabat yang penuh cinta dan kasih selama bersama sama berjuang,
kepada Ciwiw (Jeje Jessica, Bay bay Bayu, Wewet Dewi) terimakasih atas
kebersamaan kita, Dek Na Fena terimakasih partner belajar di perpus dan
teman segala hal, teman-teman satu bimbingan (Estu, Peni, Ikma, Hans,
Koleta, Dewinta) terimakasih sudah berjuang dan berbagi ilmu bersama,
terimakasih sudah saling menyemangati dan mengasihi. Teman olah raga
zumba ku (Defa dan Eni) terimakasih menjadi partner olahraga dikala
berjuang dalam skripsi sehingga bisa selalu sehat dan segar bugar.
12. Terimakasih pula teman-teman satu kantor Event Organizer Kirei
Production, teman-teman Lektor Gereja Bintaran dan Gereja Martinus,
teman-teman asisten Tes proyektif : Grafis, teman-teman Kelas B Psikologi
angkatan 2013, teman teman sepermainanku (Mariana, Lita, Yongki, Galih,
Epen), teman teman KKN dan semua teman-teman yang tidak bisa
kusebutkan lagi satu per satu yang memberiku cinta, semangat, dukungan,
motivasi dan kekuatan, terimakasih banyak, kalian terbaik!! Tuhan Yesus
memberkati selalu
Yogyakarta, 23 Maret 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................................................v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................................. vi
ABSTRAK ........................................................................................................................ vii
ABSTRACT ....................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................9
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................................................9
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................................... 9
1. Manfaat teoritis ............................................................................................................. 9
2. Manfaat Praktis ............................................................................................................. 9
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................................111
A. Media Sosial ................................................................................................................111
1. Pengertian Media Sosial ......................................................................................... 111
2. Tipe Pengguna Internet .......................................................................................... 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Kecanduan Media Sosial ................................................................................................132
1. Pengertian Kecanduan Media Sosial ........................................................................ 132
2. Kriteria Kecanduan Internet ...................................................................................... 14
3. Dampak Kecanduan Internet ..................................................................................... 17
C. Komunikasi Interpersonal .................................................................................................18
1. Pengertian Komunikasi Interpersonal ......................................................................... 18
2. Faktor-Faktor Komunikasi Interpersonal .................................................................... 19
3. Elemen Komunikasi Interpersonal ............................................................................. 21
4. Kualitas KomunikasiInterpersonal.......................................................................................22
D. Dewasa Awal ..............................................................................................................27
1. Pengertian Dewasa Awal .......................................................................................... 27
2. Karakteristik Masa Dewasa Awal .............................................................................. 28
E. Dinamika antar Variabel ...............................................................................................310
F.Skema Hubungan Kecanduan Media Sosial terhadap Komunikasi Interpersonal pada Dewasa
Awal ................................................................................................................................. 35
G. Hipotesis Penelitian .........................................................................................................36
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................................37
A. Jenis dan Desain Penelitian .........................................................................................37
B. Identifikasi .....................................................................................................................37
C. Definisi Operasional ........................................................................................................37
1. Variabel Bebas ........................................................................................................ 37
2. Variabel Tergantung ................................................................................................ 38
D.Subjek Penelitian .............................................................................................................39
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ..................................................................................39
1. Skala Kecanduan Media Sosial...................................................................................... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.Skala Komunikasi Interpersonal ..................................................................................... 40
.................. Tabel 1. Tabel Penilaian Item Skala Kecanduan Media Sosial dan Kualitas Komunikasi
Interpersonal ...................................................................................................................... 41
Tabel 2. Tabel Sebaran Data Skala Kecanduan Media Sosial (sebelum uji coba) ......................... 41
Tabel 3. Tabel Skala Kualitas Komunikasi Interpersonal (sebelum uji coba) ...............................42
Tabel 4. Tabel Skala Kualitas Komunikasi Interpersonal (setelah uji coba) .................................45
F.Validitas, Reliabilitas dan Seleksi Item Alat Pengumpulan Data .............................................43
1.Validitas ..................................................................................................................... 43
2. Seleksi Item ................................................................................................................ 44
3. Reliabilitas ................................................................................................................. 47
Tabel 5. Tabel Sebaran Data Skala Kecanduan Media Sosial (setelah uji coba) ........................... 48
G. Metode Analisis Data ......................................................................................................48
1.Uji Asumsi .................................................................................................................. 49
a.Uji Normalitas .......................................................................................................... 49
b. Uji Linearitas .......................................................................................................... 49
2.Uji Hipotesis ............................................................................................................... 50
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................................................51
A.Pelaksanaan Penelitian .................................................................................................51
B.Deskripsi Subjek Penelitian .............................................................................................. 51
Tabel 6. Tabel Kepemilikan Jumlah Akun Media Sosial ..........................................................52
Tabel 7. Tabel Durasi Kecanduan Media Sosial Per Hari ..........................................................52
Tabel 8. 1. Tabel Persebaran Usia Dewasa Awal (18-40 th) pada Subjek ..........................................53
Tabel 8.2. Tabel Persebaran Berdasarkan Jenis Kelamin....................................................................54
C. Deskripsi Data Penelitian .................................................................................................55
Tabel 9. Tabel Deskripsi Statistik Data Penelitian ....................................................................56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
D. Hasil Analisis Data Penelitian ...........................................................................................57
1. Hasil Uji Asumsi Penelitian .......................................................................................... 57
a. Uji Normalitas ......................................................................................................... 57
Tabel 10. Tabel Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Sminov Test ...............................................57
b. Uji Linearitas .......................................................................................................... 58
Tabel 11. Tabel Hasil Uji Linearitas .......................................................................................58
2.Hasil Uji Hipotesis ............................................................................................................59
E. Pembahasan ....................................................................................................................60
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................60
A.Kesimpulan .................................................................................................................... 60
B. Saran .............................................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................68
LAMPIRAN .......................................................................................................................71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. BLUEPRINT SKALA UJI COBA .................................................................72
SKALA A ........................................................................................................................ 72
SKALA B ..........................................................................................................................76
LAMPIRAN 2. SKALA PENELITIAN .................................................................................81
LAMPIRAN 3. HASIL SELEKSI ITEM ...............................................................................87
LAMPIRAN 4. HASIL UJI RELIABILITAS .........................................................................94
LAMPIRAN 5. HASIL UJI DESKRIPSI MEAN EMPIRIS ......................................................95
LAMPIRAN 6. HASIL UJI NORMALITAS ..........................................................................96
LAMPIRAN 7. HASIL UJI LINEARITAS .............................................................................95
LAMPIRAN 8. HASIL UJI HIPOTESIS ................................................................................97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi yang semakin canggih.menuntut manusia untuk
menciptakan karya-karya yang inovatif semakin memudahkan pekerjaan manusia
terutama dalam hal berkomunikasi (Juwita, dkk). Teknologi memberikan efek baru
bagi manusia dalam bersosialisasi dan kini telah menjadi sarana media sosial bagi
masyarakat (Baidu, 2014 dalam Soliha, 2015)
Sarana media sosial melalui jaringan internet kini mempermudah para
penggunanya untuk berinteraksi dan berhubungan dengan mudah antara satu dengan
yang lain. Hasil survey data statistika yang dilakukan oleh APJII (Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2016) menjelaskan bahwa jumlah pengguna
Internet di Indonesia tahun 2016 adalah 132,7 juta user atau sekitar 51,5% dari total
jumlah penduduk Indonesia sebesar 256,2 juta. Pengguna internet terbanyak ada di
Pulau Jawa dengan total pengguna 86.339.350 user atau sekitar 65% dari total
penggunan Internet. Jika dibandingkan penggunana Internet Indonesia pada tahun
2014 sebesar 88,1 juta user, maka terjadi kenaikkan sebesar 44,6 juta dalam waktu 2
tahun (2014 – 2016). Dirjen Sumberdaya Perangkat Pos dan Informatika Kemen
Kominfo menyatakan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia menguasai Asia
sebesar 22,4 persen. Penggunanya sebanyak 55 juta orang dari 245 juta penduduk
Indonesia. Jumlah pengguna ini semakin meningkat terutama pada usia muda mulai
dari 15-20 tahun dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
10-14 tahun. Indonesia juga tercatat sebagai negara kelima terbesar pengguna Twitter
di bawah Inggris. Untuk situs jejaring tercatat sebanyak 44,6 juta pengguna Facebook
dan sebanyak 19,5 juta pengguna Twitter di Indonesia
(http://tekno.kompas.com/read/xml/2012/11/01).
kecanduan media sosialdi semua kalangan saat ini merupakan sesuatu yang
tidak dapat dihindari lagi. Hampir setiap hari pengguna mengakses media sosial hanya
untuk sekedar mencari informasi di facebook atau instagram. Hasil dari survey yang
dilakukan APJII pada tahun 2016 pengguna internet paling sering mengunjungi web
onlineshop sebesar 82,2 juta atau 62%. Konten media sosial yang paling banyak
dikujungi adalah Facebook sebesar 71,6 juta pengguna atau 54% dan urutan kedua
adalah Instagram sebesar 19,9 juta pengguna atau 15%.
Menurut hasil penelitian Baidu (dalam Soliha, 2015) media sosial memberi
kebutuhan untuk bersosialisasi, mengakses informasi sampai kepada pemenuhan
kebutuhan hiburan. Kini, kehadirannya lebih dimanfaatkan sebagai media sosial oleh
masyarakat. Kehidupan media sosial dalam dunia nyata dapat ditransformasi ke dalam
“dunia maya”. Hasil riset yang dilakukan oleh (Asmaya 2015) menggunakan media
sosial sebagai sarana komunikasi jauh lebih menyenangkan dibandingkan komunikasi
dalam interaksi secara tatap muka.
Kecanduan internet diawali dengan perkembangan tekonologi komunikasi
yang baru dan memberikan berbagai macam kemudahan bagi para penggunanya.
Dependency Theory memaparkan definisi kecanduan dalam memenuhi kebutuhan tau
mencapai tujuan yang bergantung pada sumber daya yang lain, khususnya media
sosial (Schrock dalam Soliha, 2015). Nurfajri (dalam Nurmandia, 2013) menjelaskan
bahwa kecanduan internet adalah suatu gangguan psikofisiologis yang meliputi
tolerance (penggunaan dalam jumlah yang sama akan menimbulkan respon minimal,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
jumlah harus ditambah agar dapat membangkitkan kesenangan dalam jumlah yang
sama), whithdrawal symptoms (khususnya menimbulkan termor, kecemasan, dan
perubahan mood), gangguan afeksi (depresi, sulit menyesuaikan diri), dan
terganggunya kehidupan sosial (menurun atau hilang sama sekali, baik dari segi
kualitas maupun kuantitas). Isu lain yang berdampak pada penggunaan internet adalah
frekuensi dan durasi penggunaan internet semakin lama dan intens.
Menurut Horrigan (dalam Rochmawati) penggunaan internet diamati
berdasarkan intensitas penggunaan internet yaitu dari frekuensi berapa lama dan
berapa kali menggunakan internet. The Graphic, Visualization & Usability Center, the
Georgia Institute of Technology telah menetapkan indikator seseorang dapat
dikatakan sebagai Internet Addiction pada golongan Heavy Users ( ≥ 40 jam/bulan)
atau 6 jam/hari dalam menggunakan internet. Menurut data dari ICCA (Indonesian
Contact Center Association) menyimpulkan bahwa pengguna media sosial di
Indonesia menghabiskan waktunya sebanyak 3 jam dalam sehari untuk berkomunikasi
di media sosial. Maka dalam seminggu pengguna internet menggunakan waktunya
rata-rata sebanyak 21 jam. Intensitas penggunaan internet tersebut termasuk memiliki
kecenderungan Heavy Users.
Survey yang dilakukan oleh Widiana,dkk (2004) menemukan bahwa keenam
subjek yang ditelitinya menggunakan internet rata-rata selama 2 jam-35 jam per
minggu. Pemakaian terlama selama 48 jam, seorang subjek pernah melakukan
chatting selama 2 hari berturut-turut. Sedangkan survey lain yang dilakukan oleh
penelitian kecanduan pada situs www.jalansutra.com bahwa 2100 orang di Inggris
mengalami kecanduan internet dengan hasil survey sekitar 76% dan lebih dari
setengah orang Inggris (53%) menggunakan internet lebih dari 4 jam sehari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Menurut penelitian Sulaeman (dalam Aridarmaputri, 2013) bahwa intensitas
komunikasi dengan media sosial yang tinggi akan memberikan efek kecanduan yang
diakibatkan karena kesenangan dan fasilitas media sosial yang tersedia, sehingga
semakin rendahlah kualitas komunikasi tatap muka pada komunikasi antar pribadi.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Nurmadia (dalam Aridarmaputri, 2013)
menjelaskan bahwa kecanduan internet dapat memutus hubungan persaudaraan teman
dan keluarga di dunia nyata.
Menurut Mengkaka (dalam Kompasiana, 2013) semakin tinggi sikap
individualitas antara manusia dapat mengurangi komunikasi interpersonal secara
langsung di kehidupan sehari-hari. Sikap inilah yang ditimbulkan akibat kecanduan
media sosial sehingga menimbulkan jarak yang mengganggu solidaritas antar sosial.
Sifat keegoisan inilah yang mengakibatkan pengguna cenderung mengabaikan
interaksi dan komunikasi dari orang-orang di sekitarnya dibandingkan dengan teman-
teman dunia maya.
Penelitian yang dilakukan oleh Sariroh (2016) mengenai dampak intensitas
kecanduan media sosial (kecanduan internet) yaitu mengakibatkan tidak tahu waktu
akibat intensitas penggunaan media sosial, lebih mementingkan diri sendiri, menjadi
malas belajar atau malas melakukan kegiatan, kurangnya sopan santun dan salah
satunya malas melakukan komunikasi di dunia nyata. Menurut Hawari (dalam
Widiana, 2004) bahwa orang yang kecanduan media sosial cenderung mengalami
depresi dan menjadi individualitas karena tidak melakukan komunikasi sosial. Dari
beberapa dampak negatif kecanduan media sosial, maka mengapa peneliti memilih
komunikasi yang dihubungan pada kecanduan media sosial penggunanya. Jika
sudah sangat ekstrem, hal ini akan merubah orang tersebut menjadi anti-sosial
(Anugrah,2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh APJII bahwa semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula intensitas seseorang menggunakan
layanan media sosial atau mengakses internet (APJII, 2012) khususnya para usia
dewasa awal. Dewasa awal merupakan masa usia 20-30 tahun (Papalia, 2014).
Erikson (1959) mengatakan bahwa masa usia dewasa awal adalah kebutuhan dalam
membuat komitmen melalui sarana membentuk suatu hubungan interpersonal yang
efektif, erat dan stabil sehingga mampu mengaktualisasikan diri seutuhnya untuk
mempertahankan hubungan tersebut.
Seseorang dalam rentang usia muda menjalani fase keenam dalam psikososial
oleh Erickson (dalam Papalia, 2007) yaitu intimacy vs isolation. Dimana cara dalam
pemenuhan kebutuhan adalah intimacy yang merupakan hubungan yang memiliki
kelekatan antar sesama. Selain itu Umar (2013) menjelaskan masa dewasa awal sudah
mencapai tahapan kematangan dalam berkomunikasi, karena mereka dituntut untuk
dapat berhubungan dengan sosialnya baik profesional maupun dalam lingkungan
keluarga atau masyarakat. Dewasa awal sudah mampu mengembangkan komunikasi
dan mampu memahami isi pesan serta menciptakan hubungan agar bisa diterima
dengan efektif dan menghindari komunikasi yang kurang baik. Kandell (dalam Soliha,
2015) menjelaskan bahwa Emerging adulthood dimana individu memiliki kurangnya
kestabilan dalam perkembangan emosi, kognitif dan komunikasi interpersonalnya.
Masa Emerging Adulthood merupakan suatu masa ketika seseorang tidak lagi remaja
namun belum sepenuhnya dewasa. Sehingga ketika mereka memiliki kesulitan dalam
berkembang maka internet menjadi salah satu komunikasi yang efektif bagi perluasan
pertemanan mereka (Smahel dalam Soliha, 2015).
Rakhmat (2011) menjelaskan konsep sederhana yang membentuk terjadinya
komunikasi. Diawali oleh persepsi objek, benda-benda fisik yang diterima ditangkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
oleh stimulus melalui panca indera seperti gelombang, cahaya, gelombang suara,
temperatur dll. Benda-benda fisik tersebut lah yang akhirnya membentuk suatu
lambang-lambang verbal/grafis dan disampaikan oleh pihak lain dalam komunikasi
interpersonal. Rakhmat (2011) juga menambahi bahwa melalui komunikasi
interpersonal, tidak hanya melihat perilaku lawan bicara namun juga dapat
melihat/mengetahui motif mengapa ia melakukan perilaku tersebut.
Komunikasi tatap muka dapat merangsang kepekaan individu terhadap orang
lain, membuat individu nyaman dengan diri sendiri, menghargai sesama, melatih
individu dalam melindungi diri sendiri dan membiasakan individu untuk terbuka serta
memiliki empati sehingga dapat terbentuklah kesetaraan.
Facebook & twitter dalam sarana komunikasi justru dijadikan sebagai proses
penggantian komunikasi secara langsung. Tahapan komunikasi dimulai dari kontak,
keakraban, hingga pemutusan justru dilakukan lebih intens dalam media sosial. Hasil
eksperimen menunjukkan para penguna menganggap bahwa mereka menggunakan
komputer itu sebagai media yang ‘nyata’. Itu berarti apa yang muncul dalam berbagai
media sosial di jejaring internet dari hasil eksperimen seolah-olah nyata. Intensitas
dan frekuensi kecanduan media sosialsecara tidak langsung (aplikasi chatting) tidak
dapat mencapai kedalaman dan keluasan dalam komunikasi interpersonal sehingga
penggunaan tidak akan maksimal karena keterbatasan penulisan karakter yang
mempengaruhi (Moon & Nass dalam Werner (dalam Maulana&Gumelar, 2013:145).
Para pengguna media sosial sering mengabaikan penting dan efektifnya
komunikasi interpersonal tersebut dan lebih mengandalkan media sosial untuk
berkomunikasi (Farhati,2013). Ketika akan memulai interaksi dengan orang lain,
maka yang dilakukan ialah menciptakan persepsi mengenai orang tersebut dan
akhirnya dapat dikomunikasikan secara tatap muka kepada orang tersebut. Karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
petunjuk nonverbal dapat memberikan informasi dan memperkuat makna dalam
berkomunikasi interpersonal (Dale G leathers dalam Rakhmat, 2011:87). Dalam
komunikasi interpersonal, paralinguistik (petunjuk verbal) menunjukkan apa yang
diucapkan melalui tinggi rendahnya suara, tempo bicara, gaya verbal dan interaksi.
Cara dan gaya berkomunikasi seseorang dapat memberi petunjuk tentang kepribadian
persona stimuli (Rakhmat, 2011:86).
Komunikasi interpersonal sangat penting karena prosesnya berlangsung
secara dialogis. Para komunikan saling bergantian dalam berbicara dan mendengarkan
sehingga munculnya saling menghormati dan empati. Hal tersebut bukan didasarkan
pada status sosial namun dari kemanusiaan yang memiliki hak dan kewajiban untuk
dihargai dan dihormati sebagai manusia (Saudia, 2012). Berdasarkan penelitian oleh
Subekti (2015) komunikasi interpersonal dapat membantu manusia dalam proses
menyampaikan kebutuhan interpersonal dan memahami orang lain. Komunikasi
interpersonal lebih efektif ketika salah satu komunikan dapat menyampaikan dengan
media/bahasa yang tepat. Beebe (dalam Maulana&Gumelar, 2013:145) mengatakan
bahwa komunikasi yang paling efektif dalam komunikasi interpersonal terutama
mengekspresikan perasaan, terjadi ketika tidak ada media yang mengganggu kejelasan
pesan atau penundaan feedback penerima pesan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Abadi, Sukmawan & Utari (2013)
mengatakan bahwa remaja yang mengalami kecanduan media sosial dapat
memengaruhi perkembangan komunikasi menunjukkan bahwa hubungan sosial di
dunia maya dalam sarana media sosial memberikan pengaruh bagi komunikasi
masyarakat pada komunikasi tatap muka mereka. Secara negatif fenomena yang
muncul menandakan bahwa komunikasi bersarana komputer/smartphone mengurangi
tingkat keintiman hubungan sosial di dunia nyata (komunikasi tatap muka). Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
teori Budyatna (dalam Utaminingsih, 2006) menjelaskan bahwa penggunaan ponsel
dapat memberikan pengaruh yang bersifat transaksional dimana komunikasi secara
timbal balik mengalami penurunan sehingga kurang terjalinnya interaksi tatap muka.
Penelitian sebelumnya menurut Asmaya (2015) menjelaskan bahwa pengguna
juga merupakan makhluk sosial yang banyak melakukan interaksi dengan
lingkungannya. Karena mereka memiliki dan menggunakan media sosial sehingga
lupa dengan orang disekitarnya karena memiliki banyak teman di dunia maya. Selain
itu seringnya menggunakan media sosial untuk berkomunikasi maka berkurangnya
interaksi mereka secara tatap muka, mereka menganggap bahwa berkomunikasi
melalui media sosial lebih menyenangkan.
Dari beberapa fakta dan data yang telah diungkapkan sebelumnya, peneliti
tertarik untuk mengetahui sejauh mana dampak kecanduan media sosial berkaitan
dengan komunikasi interpersonal. Beberapa penelitian juga telah meneliti bagaimana
kecanduan media sosial juga dikaitkan dengan dewasa awal khususnya mahasiswa
dan menggunakan analisis kualitatif.
Maka dari itu peneliti ingin meneliti kecanduan media sosial pada masa usia
dewasa awal secara meluas tidak hanya pada kalangan mahasiswa saja. Selain itu
peneliti juga ingin meneliti secara kuantitatif agar mampu lebih luas melihat
perbandingan, mengetahui hubungan dan melihat kecenderungan serta memberikan
penjelasan yang lebih tepat dan secara umum terhadap fakta yang dihadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat
dirumuskan pertanyaan yang menjadi permasalahan penelitian yaitu :
Bagaimanakah hubungan antara kecanduan media sosial dengan kualitas
komunikasi interpersonal pada dewasa awal.
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan kecanduan
media sosial dengan komunikasi interpersonal pada usia dewasa awal
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
Hasil dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
bermanfaat terutama bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi
sosial, psikologi perkembangan dan psikologi komunikasi serta dapat dijadikan
bahan referensi penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan
komunikasi dalam dunia nyata terhadap pengaruh media sosial di era globalisasi
yang semakin mendunia dan maju.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi dewasa awal atau subyek
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para
dewasa awal agar menggunakan media masa dengan bijak dan melakukan
keterampilan komunikasi interpersonal di dalam sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
b. Bagi orang tua
Hasil dari penelitain ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pengaruh mendunianya media sosial terhadap komunikasi penggunanya khususnya
para dewasa awal. Agar orang tua juga memantau penggunaan media sosial agar
tidak terjebak pada kecanduan media sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Media Sosial
1. Pengertian Media Sosial
Media sosial merupakan jaringan dunia sosial dalam internet, yang
memiliki hubungan relasi dan terkoneksi dengan individu lain
(Hansen,Shneiderman, & Smith dalam Istiqomah, 2017). Internet semakin
berkembang dan kini munculah media sosial yang dapat memperluas jaringan
pertemanan dan relasi penggunanya. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein
(dalam Asmaya, 2015) mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok
aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi
Web 2. 0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran usergenerated
content.
Media Sosial adalah suatu wadah untuk menghubungkan banyak orang
dalam lingkungan sosial secara online melalui penggunaan website (Doughlis,
2008 dalam Istiqomah, 2017). Media sosial kini tidak hanya digunakan untuk
sekedar mengobrol atau chat namun keberadaannya juga menciptakan konten dan
sarana yang lebih baru dan menarik sehingga mampu menghipnotis manusia untuk
memiliki dan menggunakan layanan media sosial tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Hansen,Shneiderman, & Smith (dalam Istiqomah, 2017) dan Doughlis,
2008 dalam Istiqomah, 2017 mengatakan definisi media sosial yaitu sekumpulan
jaringan dengan menghadirkan berbagai macam aplikasi yang berfungsi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
memudahkan pengguna dalam berkomunikasi dan berbagi informasi,
pengetahuan, memperluas pertemanan dan berkarya melalui profil diri.
2. Tipe Pengguna Internet
Askalani (2012) menjelaskan pengguna media sosial terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Pengguna aktif : Pengguna melakukan aktivitas seperti memberikan komentar
dalam postingan foto atau status serta saling mengirim pesan dalam aplikasi
chat
b. Pengguna pasif : Pengguna mengecek aplikasi dalam media sosial,
mengunjungi situs web dan sekedar meihat gambar, foto atau hiburan lainnya.
Sesuai dengan penggunaanya dapat ditarik kesimpulan bahwa media sosial
dibagi menjadi dua dalam tipe penggunanya. Pengguna aktif yang cenderung lebih
menggunakan fungsi komentar dan like untuk menanggapi postingan dan
pengguna pasif yang hanya sekedar melihat foto atau gambar.
B. Kecanduan Media Sosial
1. Pengertian Kecanduan Media Sosial
Kecanduan media sosial diartikan oleh Nurfajri (dalam Nurmandia, 2013)
adalah gangguan psikologis dimana penggunanya menambahkan jumlah
penggunaan sehingga dapat membangkitkan kesenangan, yang dapat
menimbulkan termor, kecemasan, dan perubahan mood), gangguan afeksi
(depresi, sulit menyesuaikan diri), dan terganggunya kehidupan sosial (menurun
atau hilang sama sekali, baik dari segi kualitas maupun kuantitas).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Orzack (dalam Mukodim, Ritandiyono & Sita, 2004) menyatakan bahwa
kecanduan internet merupakan suatu kondisi dimana individu merasa bahwa dunia
maya di layar komputernya lebih menarik daripada kehidupan nyata sehari-hari.
Kecanduan internet juga dilihat dari intensitas individu menggunakan internet
yang tersambung dengan sarana komputer atau smartphone yang terkoneksi
dengan jaringan sehari-hari dalam hitungan.
Laman We Are Social (dalam Damar, 2016) pengguna media sosial
menghabiskan rata-rata 3 jam 33 menit untuk mengakses internet dalam sehari.
Dependency Theory juga menyebutkan bahwa intensitas waktu yang menjelaskan
bahwa penggunaan berlebihan pada media sosial dalam pemenuhan kebutuhannya
tergantung pada media tertentu dan membuat media pilihannya tersebut menjadi
penting bagi subjek (Littlejohn dan Foss, 2008 ; Schrock dalam Soliha,2015).
Berdasarkan uraian di tersebut maka sesuai dengan pendapat Orzack
(dalam Mukodim, Ritandiyono & Sita, 2004) dapat disimpulkan bahwa kecanduan
internet adalah suatu perilaku pengguna menghabiskan lebih banyak waktu dalam
menggunakan media sosial dalam jaringan internet, sehingga mengabaikan
kegiatan dan kewajiban sehari-hari dan menganggap bahwa dunia maya jauh lebih
menarik daripada kehidupan nyata sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. Kriteria Kecanduan Internet
Ada beberapa kriteria seseorang dapat disebut sebagai pecandu internet
dalam mengakses internet menurut Suler (1996) dalam Widiana , sebagai berikut:
a. Penggunaan berlebihan
Penggunaan internet yang berelebihan dapat dilihat pada intensitas dan
frekuensi penggunaan internet sehingga membentuk perilaku kecanduan
(Horrigan,2002). Menurut The Graphic, Visualization & Usability Center, The
George Institute of Techology (Surya 2002 dalam Rochmawati) menggolongkan
pengguna internet ke dalam 3 tahapan berdasarkan intensitas
1. Heavy Users (lebih dari 40 jam per bulan) atau sekitar 6 jam per hari
2. Medium Users (lebih dari 10-40 jam per bulan) atau 3-6 jam per hari
3. Light Users (lebih dari 10 jam per bulan) atau kurang dari 3 jam per hari
Young (1999b) dalam Widiana membedakan pengguna internet yang
menggunakan media sosial secara normal dan adiktif. Pengguna secara normal
(Non Dependent) menggunakan internet untuk mencari informasi dan penetahuan
serta menggunakan internet dalam kurun waktu 4-5 jam per minggu. Sedangkan
pengguna secara adiktif (Dependent) menggunakan internet untuk melakukan
hubungan pertemanan dan mempertahankan relasi serta digunakan untuk bertukar
pendapat dan perasaan, penggunanya memakai durasi waktu internet antara 20-80
jam per minggu dengan 15 jam per online.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b. Antisipasi
Internet terkadang disalahartikan sebaga media untuk melarikan diri dari
masalah di kehidupan nyata. Individu akan menggunakan internet sebagai media
sebagai strategi coping melalui status status yang pengguna tulis di media sosial
atau menghabiskan waktu ketika bosan pada kegiatan yang lain.
c. Mengabaikan pekerjaan
Produktivitas dan kinerja serta kualitas kemampuan bekerja menjadi
menurun akibat aktivitas penggunaan internet. Kebiasaan menggunakan internet
yang berlebihan mengakibatkan pengguna menjadi menunda pekerjaan mereka
sehingga aktivitas terganggu.
d. Ketidakmampuan mengontrol diri dan pemborosan
Tidak bisa mengendalikan intensitas penggunaan internet dalam
membagi waktu antara aktivitas menggunakan internet dengan aktivitas
keseharian. Kecenderungan berulangnya kembali pola penggunaan internet
setelah adanya kontrol.Semakin tinggi penggunaan internet maka semakin tinggi
pula biaya yang dikeluarkan hanya untuk membeli paket internet (kuota
internet), sehingga individu pun akan mengalami pemborosan.
e. Mengabaikan kehidupan sosial dan terganggunya pola tidur
Berkurangnya aktivitas dan kegiatan sosial dalam masyarakat dan
menurunnya keterampilan sosial dama bergaul serta tidak punya waktu cukup
istirahat. Kehidupan sosial dibarengi juga dengan komunikasi tatap muka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
menurun akibat dari individu yang lebih memilih menggunakan media sosial
yang lebih praktis dan menarik.
Selain itu individu bisa saja mengalami konflik dan kesalahpahaman
dengan lingkungannya (konflik interpersonal), konflik dalam tugas lainnya
(pekerjaan, tugas, kehidupan sosial, hobi) atau konflik
yang terjadi dalam dirinya sendiri (konflik intrafisik atau merasa
kurangnya kontrol) yang diakibatkan karena terlalu banyak menghabiskan
waktu bermain internet.
f. Ketidakmampuan mengontrol diri dan pemborosan
Pengguna tidak terbiasa kesehariannya tanpa internet pada waktu
ketika tidak tersambung dengan jaringan internet atau tidak menggunakan
internet, maka mereka akan cenderung mengalami perubahan mood dan
mudah cemas akibat tidak dapat mengecek notifikasi atau kegiatan yang
terjadi pada akun media sosialnya.
Berdasarkan gabungan dari aspek kriteria, indikator, dan tingkatan
kecanduan internet, disimpulkan bahwa penggunaan yang berlebihan dapat
dikatakan sebagai Heavy Users dengan penggunaan 6 jam sehari dengan
dilandasi pula pada beberapa kriteria yang mengindikasikan.
Seperti mengabaikan pekerjaan dan menunda pekerjaan serta tidak
dapat menggunakan waktu dengan baik. Akibat dari itu, kesehatan
penggunapun terganggu karena kurangnya istirahat yang cukup, terganggunya
hubungan dan komunikasi sosial juga menjadi dampak serius akibat dari
kecanduan media sosial tersebut. Perilaku kecanduan tersebut mengakibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pemborosan dan konsumtifnya pengguna dalam memburu kuota internet agar
selalu bisa terhubung dengan jaringan internet. Maka dari itu apabila
pengguna tidak terhubung dengan jaringan internet, perubahan mood dan
gangguan kecemasan dapat mengganggu mereka.
3. Dampak Kecanduan Internet
Suler 1996 (dalam Widiana) dan Sariroh (2016) merangkum beberapa
dampak negatif dari penggunaan internet yang berlebihan :
a. Lebih mementingkan diri sendiri
b. Malas melakukan kegiatan dan kewajiban
c. Kurangnya sopan santun dan malas melakukan komunikasi di dunia nyata
d. Perubahan gaya hidup karena menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
internet
e. Pola dan jadwal istirahat berkurang dan berdampak pada kesehatan
f. Mengabaikan keluarga, teman dan lingkungan sehingga terjadi ketidakpekaan
sehingga menurunnya keterampilan sosialisasi
Dapat ditarik kesimpulan bahwa dampak kecanduan internet
merupakan efek negatif bagi keberlangsungan hubungan/relasi antar individu.
Hal ini sangat berhubungan dengan komunikasi interpersonal individu
tersebut. Dimana ketika mereka sudah terlanjur kecanduan, maka dampaknya
ialah rendahnya sosialisasi mereka dalam masyarakat sehinggan sangat
berefek pada hubungan komunikasi mereka.
Semenjak teknologi hadir maka munculah perkembangan media sosial
melalui smartphone, sehingga terciptanya gaya baru dalam berkomunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
sehari hari. Komunikasi tatap muka mulai tergeser dengan komunikasi gaya
virtual melalu media sosial yang mengutamakan dan didukung oleh
kecanggihan teknologi. (Rakhmat, 2011:144). Perkembangan dan kemajuan
teknologi memang memberi dampak positif bagi penggunanya, namun tanpa
disadari para penggunanya melupakan keharusan membiasakan dalam
berkomunikasi secara langsung.
Komunikasi dengan media sosial dapat menyebabkan kesalahpahaman
pemaknaan akibat tidak ada non verbal yang membantu. Perilaku non verbal
inilah yang akan membantu memperdalam maksud dari pesan verbal tersebut
(Devito dalam Rakhmat, 2011: 145-146).
C. Komunikasi Interpersonal
1. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal menurut Lievrouw (dalam Syarif, 2015)
diartikan sebagai komunikasi secara face to face pada waktu yang bersamaan
dalam memberi dan menerima informasi yang dilakukan oleh 2 orang atau
lebih baik verbal maupun non verbal dapat menanggapi langsung isi pesan.
De Vito (dalam Saudia, 2013) menjelaskan komunikasi interpersonal
sebagai pengirim pesan-pesan dari seorang atau sekelompok orang dan
diterima oleh orang yang lain dengan efek dan respon yang langsung. Menurut
berbagai definisi, komunikasi selalu berhubungan dengan penyebaran
informasi yang memiliki maksud dan harus menghasilkan respon diantara para
komunikan. Komunikasi tatap muka menghendaki agar pesan yang diberikan
dapat tersampaikan secara efektif dan relasi antar individu dapat terus terjalin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Effendi (dalam Syarif, 2015) mengatakan komunikasi interpersonal adalah
penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan penerimaan oleh orang
lain atau sekelompk kecil orang dengan berbagai dampaknya dan dengan
peluang untuk memberikan umpan balik segera.
Berdasarkan beberapa definisi Lievrouw (dalam Syarif, 2015)diatas
dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal ialah komunikasi yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih yang terdapat proses pemberian respon
atau tanggapan balik dalam bentuk tatap muka agar terciptanya saling
menghargai dalam meberikan tanggapan, pendapat, perasaan dan bertukar
pikiran antara satu dengan yang lain.
2. Faktor-faktor Komunikasi Interpersonal
Menurut Lunandi (1994) faktor yang mempengaruhi komunikasi
interpersonal dibedakan menjadi 6 faktor :
1. Citra Diri (Self Image)
Individu memiliki pandangan mengenai dirinya sendiri, sosial dan
kelebihan-kelebihannya dalam menentukan ekspresi diri, sehingga individu
mampu belajar berhubungan dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2. Citra Pihak Lain (The Image of The Others)
Dalam hal ini, individu mampu menentukan cara orang berkomunikasi.
Dalam pihak lain oramg yang diajak komunikasi memiliki citra diri atau
gambaran khas tentang dirinya.
3. Lingkungan Fisik
Tingkah laku seseorang tentu akan berbeda satu dengan lingkungan
yang lainnya karena ada aturan norma yang melingkupinya.
4. Lingkungan Sosial
Fisik dan sosial mempengaruhi individu dalam berperilaku dan
berkomunikasi. Perilaku dan komunikasi jelas mempengaruhi suasana
lingkungan sehingga individu diharapkan memiliki kepekaan untuk
membedakan lingkungan satu dengan yang lain.
5. Kondisi
Apabila kondisi emosional kurang stabil maka komunikasinya juga
kurang stabil, karena komunikasi tidak hanya mempengaruhi pemberi
informasi tetapi juga penerima.
6. Bahasa Badan
Dikirim dan terkirimnya komuniasi tidak hanya diungkapkan
dengankata-kata namun dipengaruhi juga dengan badan yang medium
komunikasi yang kadang sangat efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3. Elemen Komunikasi
DeVito (dalam Maulana & Gumelar, 2013) membagi elemen-elemen
komunikasi yang membentuknya menjadi suatu proses yang efektif :
a. Pengirim dan penerima pesan : Lawan bicara dalam komunikasi menjadi
sumber informasi dan pesan
b. Pengkodean dan pemecahan kode : Untuk mengawali pesan, komunikasi
memiliki pesan atau informasi kedalam suatu pikiran atau ide seperti marah,
lembut, tertawa dll. Kode-kode yang dihasilkan tersebut terbentuk dari hasil
pengkodean (encoding). Sedangkan setelah menerima kode tersebut, penerima
harus menerjemahkan menjadi simbol tertentu agar mudah dipahami. Hal itu
disebut decoding atau pengkodean kembali.
c. Pesan: Sumber membentuk suatu pesan secara verbal maupun non verbal
yang berfungsi untuk menyampaikan informasi, pendapat, nilai, perasaan dll.
d. Gangguan : Hambatan internal maupun eksternal terhadap proses mengirim
dan menerima pesan sehingga terjadinya kesalahpahaman atau pesan yang
berbeda dari yang seharushnya
e. Efek : Respon atau dampak yang diterima setelah menerima pesan tersebut.
Efek memiliki 3 aspek yaitu Aspek Kognitif (memperoleh pengetahuan dan
belajar menganalisis pesan), Aspek Afektif (sikap, kepercayaan, perasaan
dan bentuk emosi bahagia, marah, kecewa, sedih, takut) dan Aspek Konatif dan
Psikomotor (perilaku atau tindakan apa yang seharusnya dilakukan).
f. Media atau saluran : Menyampaikan pesan atau informasi dari komunkator
kepada komunikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Berdasarkan unsur-unsur yang sudah dijelaskan, komunikasi
interpersonal tidak akan berjalan secara aktif tanpa komunikan dan
komunikator. Apa yang disampaikan tentu berupa pesan atau informasi,
yang menggunakan media sebagai tempat menyampaikan antar komunikan.
Pesan yang disampaikan tidak semua dapat dipahami, maka perlu adanya
pengkodean dan simbol untuk menterjemahkan agar menjadi pesan yang
konkret. Pesan tersebut dapat dimengerti dan menghasilkan efek kognitif,
afektif, konatif dan psikomotor. Akan tetapi proses komunikasi
interpersonal juga memiliki hambatan yang terkadang menyebabkan
kesalahpahaman antar komunikan.
4. Kualitas Komunikasi interpersonal
Efektivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan kata
yang memiliki arti yaitu terdapat efek berupa akibat dan pengaruh. Menurut
Handoko;Suharsaputra (2010) bahwa efektivitas merupakan suatu kegiatan
dan keputusan yang tepat demi tercapainya tujuan yang tepat dan
diharapkan dengan mengukur sejauh mana tujuan tersebut dapat tercapai.
Dapat disimpulkan efektivitas merupakan alat ukur dari komunikasi
interpersonal yang menjadi acuan sejauh mana indikator keberhasilan suatu
kegiatan tersebut dapat tercapai dan membandingkannya dengan ketentuan
yang sesuai dengan tujuan dalam suatu relasi. Komunikasi interpersonal
ialah suatu kegiatan yang pasti dilakukan dalam hidup setiap individu,maka
dari itu seorang individu sebaiknya memiliki keterampilan dalam
berkomunikasi. Overstreet (dalam Lybertha dan Desiningrum, 2016)
mengemukakan bahawa keterampilan dalam komunikasi interpersonal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
meliputi kemampuan dalam mengungkapkan perasaan dan pendapat,
memilih apa yang akan dilakukan, dan meningkatkan penghargaan pada diri
yang merupakan bentuk komunikasi secara efektif dimana individu sudah
matang dan mampu menyesuaikan diri dengan orang lain
Untuk melihat apakah komunikasi interpersonal efektif atau tidak,
Maulana dan Gumelar (2013) dan Murtiadi, dkk (2015) (dalam Devito
(1997): 259-264 ) menjadi lima kualitas umum antara lain :
a. Keterbukaan , Memiliki 3 aspek :
(1) Tidak mengharuskan tiap individu menceritakan seluruh riwayat
hidupnya, namun terbuka terhadap informasi dan sesuatu yang perlu
disampaikan.
(2) Memiliki keterbukaan dan jujur agar tidak terjadi kesalahpahaman dan
komunikasi yang kurang efektif dan aktif. Yang diakibatkan oleh lawan
bicara yang kurang tanggap, terlalu pendiam dan tidak kritis.
(3) Memiliki perasaan dan pikiran yang memang menjadi tanggung jawab si
komunikan.
Sikap terbuka memiliki indikator dalam berkomunikasi yaitu
menilai pesan secara objektif dengan menggunakan data, berorientasi
pada pesan yang disampaikan, mencari informasi dan sumber yang
terpercaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b. Empati
Ketika berempati individu dengan mudah memiliki pemahaman
memotivasi dan memahami pengalaman orang tersebut dan
disampaikan secara verbal maupun non verbal. Antar komunikan harus
bisa saling mendengarkan dan memahami setiap pembicaraan. Dengan
saling mendengar dan memahami, dapat terbentuk keterbukaan dan
kepercayaan dalam membentuk hubungan yang baik. Rasa empatilah
yang dapat meningkatkan kemampuan individu dalam menyampaikan
pesan dengan cara dan sikap yang dapat diterima.
c. Sikap mendukung
Komunikasi interpersonal harus dilakukan pada suasana yang
mendukung. Masing-masing pihak yang berkomunikasi memiliki
komitmen untuk membentuk interaksi terbuka. Respon yang relevan
ialah yang bersifat spontan dan lugas selain itu pemaparan bersifat
deskriptif naratif. Sikap suportif didasari dengan karakteristik deskripsi,
orientasi masalah, spontanitas, empati, persamaan dan provosionalisme.
1. Deskripsi : sikap individu yang meminta infomasi kepada orang lain
maka orang tersebut akan merasa dihargai.
2. Orientasi masalah : menyampaikan keinginan dalam bekerja sama
untuk memecahkan masalah
3. Spontanitas : sikap jujur dan terus terang apa yang dipikirkan
4. Persamaan : sikap memperlakukan orang lain dengan setara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
5. Provosionalisme : mendengarkan pendapat orang lain dan menerima
kritikan.
d. Sikap positif
Lawan bicara diajak untuk bersikap positif terhadap diri sendiri
sehingga interaksi yang terjalin berjalan dengan nyaman bagi kedua
belah pihak. Sikap ini ditunjukkan dengan sikap dan perilaku. Antar
komunikan harus memiliki pikiran positif, tidak curiga dan prasangka.
Sikap positif ditunjukkan dengan menghargai orang lain, berpikir
positif, tidak curiga yang berlebihan, memberi pujian dan komitmen
dalam kerja sama. Aspek positif memiliki kriteria sebagai alat ukur :
1. Memiliki konsep pribadi yang positif dan percaya diri
2. Tidak berprasangka buruk terhadap lingkungan dimana ia
berkomunikasi
e. Kesetaraan
Dengan menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing,
dapat membantu para komunikan untuk menyampaikan sesuatu yang
penting karena akan terhindari dari konflik seperti kesalah pahaman.
Kesetaraan berarti kedua komunikan sama-sama berharga dan
memiliki kepentingan. Individu memiliki pengakuan dan kesadaran
untuk memposisikan setara dengan lawan bicara. Indikator kesetaraan
ialah terjadinya komunikasi dua arah, tidak memaksakan kehendak,
menempatkan diri setara dengan orang lain, menciptakan suasana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
akrab dan nyaman, mengakui kepentingan orang lain dan saling
memerlukan.
Berkomunikasi interpersonal secara efektif tidak hanya melalui verbal
namun juga nonverbal yang menunjukkan sikap antar komunikan, suara
dan gerak tubuh. Secara nonverbal berkomunikasi dengan memelihara
kontak mata sangat penting, melalui kedekatan fisik dan gerak tubuh yang
sesuai menunjukkan keteratarikan antar komunikan untuk berinteraksi
secara langsung dan terbuka. Murtiadi, dkk (2015) sudah merangkum
komunikasi tatap muka dalam pendekatan pragmatis.
a. Perilaku Ekspresif : melalui kontak mata, senyum,
anggukan,mencondongkan diri ke arah lawan bicara dan
memperlihatkan emosi melalui ekspresi wajah.
b. Manajemen Informasi : menjaga konsentrasi dan memuaskan antar
komunikan dalam mengatur isi, arah dan kelancaran pembicaraan serta
verbal dan nonverbal yang sesuai.
c. Bersikap Yakin : individu percaya diri dan tidak gugup atau gelisah
d. Kebersamaan : dalam verbal dapat menyebutkan “kita” atau
memanggil nama sedangkan nonverbal bisa melalui kontak mata atau
bahasa tubuh.
Secara keseluruhan disimpulkan bahwa daya ekspresi dapat
meningkatkan keterampilan dan kualitas berkomunikasi terutama
komunikasi tatap muka. Hal tersebut dapat menunjukkan ketulusan,
keterlibatan, keterbukaan dan ketertarikan seseorang dalam berkomunikasi
dan menanggapi suatu pesan. Menunjukkan pikiran dan perasaan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
terbuka dan jujur dapat mendorong timbal balik dan respon yang relevan
dan sesuai.
D. Dewasa Awal
1. Pengertian Dewasa Awal
Santrock (2012) menjelaskan bahwa masa dewasa awal memiliki
jarak usia antara 18-40 tahun yang merupakan masa peralihan dari remaja
menuju kedewasaan. Papalia, Olds dan Feldman (2014) menyebut dewasa
awal diawali pada usia 18 tahun yang ditandai dengan penentuan identitas
diri dan kontrol diri. Selain itu masa dewasa awal juga memiliki kemampuan
menjalankan tanggung jawab, menentukan keputusan dan mandiri secara
finansial. Tidak hanya perubahan diri, masa dewasa awal juga dituntut
menerima perubahan tanggung jawab, peran serta peduli dan melibatkan
orang lain.
Dewasa awal juga sudah mulai memasuki masa psikososial intimacy vs
isolation (Erickson dalam Papalia, 2007). Apabila masa dewasa awal tidak
mampu membangun kelekatan dengan individu lain maka terjadi isolasi
(keterasingan) dan mempengaruhi proses hubungan dan komunikasi
interpersonal mereka (Santrock,2009).
Maka menurut Papalia dan Feldman (2014); Berk (2007), dapat
disimpulkan bahwa dewasa awal ialah proses dimana usia dewasa awal
dimulai sejak usia 18 tahun dan mengalami perubahan fisik, psikologis,
perubahan diri, kontrol diri dan finansial. Usia dewasa awal memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tanggung jawab dan peran yang baru untuk menentukan keputusan dalam
memilih pasangan intim, pekerjaan, jenjang pernikahan dan hidup
berkeluarga.
2. Karakteristik Masa Dewasa Awal
Hurlock (1999) menerangkan karakteristik pada tahap perkembangan
masa dewasa awal dalam masa penyesuaian pola-pola kehidupan dan harapan-
harapan sosial yang baru :
a. Masa Bermasalah dan Ketidakstabilan
Untuk masuk ke dalam masa ini, usia dewasa awal harus mengikuti
proses peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa yang memiliki
pola hidup, tanggung jawab dan peran yang semakin berat.
b. Masa Emosional
Dewasa awal tidak lagi merasa cemas dalam perubahan fisik dan
hormonal. Masa ini emosi mereka berubah karena dihadapkan dengan
penyesuaian pola hidup, tuntutan sosial dan penyelesaian konflik serta
masalah yang muncul.
c. Masa Keterasingan Sosial
Individu dewasa awal dapat mengalami kesepian yang diakibatkan oleh
keterasingan berkaitan dengan status sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
d. Masa Perubahan Nilai
Nilai-nilai yang menjadi kebiasaannya sewaktu remaja kini mengalami
perubahan dan melihat segala sesuatunya dari pandangan orang dewasa
e. Masa Penyesuaian Diri dengan Cara Hidup Baru
Dewasa awal memiliki gaya hidup dan penyesuaian yang cenderung
berbeda dengan masa remaja.
f. Masa Kreatif
Individu dapat mengembangkan minat dan bakat mereka yang
tersalurkan pada pekerjaan atau hobi.
Dapat disimpulkan dalam bidang komunikasi, dewasa awal sudah
mampu melakukan hubungan sosial. Melalui karakteristik diatas bahwa
dewasa awal sudah mampu mengembangkan kualitas berkomunikasi dan
mulai memahami isi pesan yang disampaikan. Mereka mampu menjalankan
peran dan tanggung jawab mereka sebagai seorang dewasa awal yang mampu
berpikir dan memilah pesan baik atau buruk dalam proses berkomunikasi
sehingga hal tersebut berpengaruh pada kestabilan emosi mereka dalam
menggunakan perangkat media sosial ketika membutuhkan sarana untuk
berkomunikasi.
Bila seseorang telah matang emosinya dan dapat mengendalikan
emosinya, maka individu dapat berpikir secara matang, berpikir secara baik
dan objektif (Chaplin dalam Lybertha dan Desiningrum, 2016). Maka dari itu
individu akan lebih mudah dalam menerima pengetahuan dan informasi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
lingkungan di sekitarnya. Namun sebaliknya menurut Kandell (dalam Soliha,
2015) menjelaskan bahwa masa Emerging adulthood dimana individu
memiliki kurangnya kestabilan dalam perkembangan emosi, kognitif dan
komunikasi interpersonalnya. Masa Emerging Adulthood merupakan suatu
masa ketika seseorang tidak lagi remaja namun belum sepenuhnya dewasa.
Sehingga ketika mereka memiliki kesulitan dalam berkembang maka internet
dan media sosial menjadi salah satu komunikasi yang efektif bagi perluasan
pertemanan mereka (Smahel dalam Soliha, 2015).
E. Dinamika antar Variabel
Berkembangnya media sosial saat ini melahirkan berbagai macam fitur
aplikasi yang dibedakan menurut bentuk yang masing-masing memiliki
fungsi. Media sosial merupakan jaringan dunia sosial dalam internet, yang
memiliki hubungan relasi dan terkoneksi dengan individu lain
(Hansen,Shneiderman, & Smith dalam Istiqomah, 2017). Sarana yang
mendukung jalannya kegiatan menggunakan media sosial ialah dengan
komputer atau smartphone yang terkoneksi dengan internet. Fungsi media
sosial ialah dapat menghubungkan relasi tiap individu, mampu menjaga
hubungan dan menjalin persaudaraan Fasilitas media sosial itulah yang
menjadi suatu ketertarikan bagi tiap individu untuk memiliki dan
menggunakan media sosial terutama di jaman serba teknologi dan berkembang
ini.
Dibalik semua keunggulan dan fungsi yang ditawarkan oleh media
sosial, ketertarikan pada penggunaan yang berlebihan pada aplikasi dari
internet inilah yang bisa menimbulkan dampak negatif dari penggunannya.
Kecanduan internet merupakan salah satu dari efek kurang bijaknya individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dalam menggunakan media sosial. Kecanduan dalam hal ini lebih ditinjau
pada frekuensi dan intensitas kecanduan media sosialdalam sehari bahkan
seminggu seperti telah dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu Heavy Users, Medium
Users dan Light Users (Horrigan,2002 dalam Rochmawati), penggunaan
internet dengan golongan heavy users sudah dapat dikatakan sebagai pecandu
internet dengan penggunaan selama 6 jam per hari.
Jika individu menggunakan internet setiap membuka aplikasi media
sosial dan lebih menghabiskan waktunya untuk mengomentari dan
memberikan like pada postingan, melihat-lihat gambar, video, melakukan
chatting pada aplikasi chat room hingga mereka mengabaikan kegiatan dan
kepentinga mereka, hal-hal tersebut sudah dapat dikatakan sebagai individu
dengan kecanduan internet. Selain waktu, kecanduan media sosialyang
berlebihan juga dapat menyebabkan beberapa faktor seperti mengabaikan
pekerjaan, mudah marah, mudah gelisah, ketidakstabilan emosi, mengabaikan
kehidupan sosial, dll. Tentu dibalik dampak negatif tersebut, ternyata ada
beberapa perilaku negatif yang disebabkan dari kecanduan itu sendiri seperti
tremor, stress, kecemasan sosial, depresi dan perubahan mood.
Kecanduan internet atau media sosial ini tentu memberi dampak yang
meluas, tidak hanya pada mengabaikan aktivitas dan kepentingan
penggunanya namun juga dampak negatif yang lain. Komunikasi tatap muka
memiliki keefektivan paling baik dibanding jenis komunikasi lainnya karena
dengan berkomunikasi langsung secara tatap muka, tiap komunikan dan
komunikator dapat membagikan dan menerima informasi serta mampu
mengekpresikan perasan dan emosi tiap individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Individu yang mengalami kecanduan media sosial memiliki hubungan
yang signifikan dengan penurunan perkembangan komunikasi tatap muka
mereka dan mengurangi keintiman di dunia nyata (Abadi,dkk, 2013 dan
Nurhadianti,2016). Kecanduan media sosial yang semakin meningkat akan
berhubungan dengan kualitas efektivitas komunikasi tatap muka yang
memiliki beberapa aspek yaitu keterbukaan, empati, sikap positif, sikap
mendukung dan kesetaraan (Maulana dan Gumelar,2013;97-98)). Akibat dari
kecanduan akan mengganggu keterbukaan yang mengharuskan komunikan
untuk saling terbuka atas apa yang ingin disampaikan, empati dalam
memahami perasaan lawan bicara, sikap positif dalam menumbuhkan rasa
nyaman ketika berkomunikasi tatap muka serta kesetaraan dimana dapat
meminimalisir adanya kesalahpahaman antar komunikan.
Aspek-aspek kualitas tersebut terganggu apabila seseorang tidak
mampu mengontrol diri dalam menggunakan media sosial secara berlebihan.
Rasa empati dan sikap saling terbuka juga akan menghambat seseorang untuk
memahami perasaan lawan bicara dan mengabaikan hidup bersosialisasi di
keluarga bahkan masyarakat, selain merugikan hubungan dengan orang lain
hal itu juga akan mengganggu aktivitas seseorang. Kesalahpahaman dan tidak
mau mendengarkan pendapat orang lain menjadi akibat dari pengguna media
sosial berlebihan dimana ia tidak memiliki sikap saling mendukung antar
komunikan. Konflik dan kesalahpahaman akan muncul akibat tidak
mampunya seseorang dalam menunjukkan sikap positif dan mementingkan
diri sendiri. (Suler,1996 dan Sariroh2016;Maulana dan Gumelar,2013). Hal ini
dapat menjelaskan bahwa kecanduan media sosialsecara berlebihan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
relasi pengguna dengan lingkungannya yang kemudian dapat mengganggu
komunikasi interpersonal seseorang.
Selain itu dijelaskan pula menurut Murtiadi, dkk (2015;100-101)
bahwa komunikasi tatap muka juga disertai dengan sikap non verbal seperti
perilaku ekspresif (kontak mata, senyum dll). Pada komunikasi menggunakan
media sosial bisa saja terjadi ketidak sepahaman arti disebabkan tidak ada non
verbal yang membantu. Padahal, komunikasi secara non verbal akan
membantu untuk menonjolkan atau menekankan beberapa bagian dari pesan
verbal (Devito, 1997 dalam Maulana &Gumelar, 2013;145-146). Apabila
seseorang menggunakan media sosial secara berlebihan, otomatis waktu nya
akan lebih digunakan untuk bermain media sosial dan menatap smarthphone
dibanding berkomunikasi secara tatap muka.
Masa dewasa awal dituntut untuk memiliki kemampuan beradaptasi,
berkemampuan dalam menjalin komunikasi interpersonal yang baik untuk bisa
bertahan pada kehidupannya serta membentuk rasa otonomi, kontrol diri dan
independensi. Dewasa awal dalam berkomunikasi kini telah mengenal
berbagai macam sarana, salah satunya ialah melalui media sosial. Dalam
berkomunikasi itulah usia dewasa awal mampu berpikir reflektif dan abstrak
dengan pemikiran pascaformal yang mengkaitkan logika dengan emosi yang
berguna untuk memecahkan masalah baru (Piaget dalam Papalia, 2014).
Pemikiran pascaformal inilah yang bersifat relatif dan bersifat fleksibel,
terbuka, adaptif dan individualistik sehingga membantu inidividu dewasa awal
dalam mengatasi dunia dan dari pengalamannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecanduan media sosial
yang berlebihan menjadikan seorang pengguna media sosial menghabiskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
banyak waktunya untuk online sehingga mengakibatkan dampak negatif pada
kesehariannya, begitu juga dampak negatif pada perilakunya. Di antara
kerugian-kerugian yang lain, kemampuan komunikasi tatap muka yang kurang
baik menjadi salah satu kerugian yang disebabkan dari pengaruh kecanduan
tersebut. Ketika komunikasi interpersonal tidak dapat dilakukan dengan baik,
maka akan ada kerugian lain yaitu kualitas komunikasi terhadap lingkungan
juga berkurang dan menyebabkan terganggunya hubungan sosial. Semakin
tinggi kecanduan media sosial maka semakin berkurang pula komunikasi
interpersonal mereka secara tatap muka, mereka menganggap bahwa
komunikasi melalui media sosial lebih menyenangkan. Sebaliknya semakin
rendah kecanduan media sosialmaka semakin tinggi pula komunikasi secara
tatap muka yang efektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
F. Skema Hubungan Kecanduan Media Sosial terhadap Komunikasi Interpersonal pada
Dewasa Awal
Intensitas Penggunaan Media
Sosial
Tinggi : Intensitas
waktu (3-6jam/hari)
Rendah : Intensitas
waktu (< 3 jam/hari)
Kecanduan media sosial
Tidak kecanduan media sosial
Dampak pengguna kecanduan media
sosial:
-Mementingkan diri sendiri
-Mengabaikan lingkungan sosial dan
kepentingan pribadi/aktivitas
-Kurangnya sopan santun dan
kepekaan
-Mudah marah/ketidakstabilan emosi
Dampak pengguna tidak kecanduan
media sosial:
-Memiliki sikap keterbukaan
-Menghargai pendapat orang lain
-Menghargai relasi melalui sikap
empati
-Bersikap positif dan saling mendukung
-Menghindari kesalahpahaman dan
kecurigaan
Komunikasi interpersonal tinggi Komunikasi interpersonal rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan
negatif antara kecanduan media sosial dengan komunikasi interpersonal
dewasa awal. Apabila intensitas waktu kecanduan media sosial tinggi maka
kualitas komunikasi tatap muka juga akan menurun. Sebaliknya, jika intensitas
waktu dalam kecanduan media sosial rendah maka kualitas komunikasi tatap
muka akan stabil sehingga mampu menjaga hubungan antar individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional yang bertujuan
untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya
untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi
variabel (Faenkel dan Wallen,2008). Penelitian ini menggunakan pendekatan
korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara kecanduan
kecanduan media sosialsebagai variabel bebas dan komunikasi interpersonal
sebagai variabel tergantung pada perkembangan dewasa awal.
B. Identifikasi
Variabel dalam penelitian ini :
1. Variabel Bebas : Kecanduan media sosial
2. Variabel Tergantung : Komunikasi Interpersonal
C. Definisi Operasional
1. Variabel Bebas
Kecanduan media sosial diartikan oleh Nurfajri (dalam Nurmandia,
2013) adalah gangguan psikologis dimana penggunanya menambahkan jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
penggunaan sehingga dapat membangkitkan kesenangan, yang dapat
menimbulkan termor, kecemasan, dan perubahan mood), gangguan afeksi
(depresi, sulit menyesuaikan diri), dan terganggunya kehidupan sosial
(menurun atau hilang sama sekali, baik dari segi kualitas maupun kuantitas).
Kecanduan media sosial diukur menggunakan skala intensitas waku
dan indikator perilaku negatif kecanduan media sosial. Hasil skala tersebut
akan menunjukkan kecanduan media sosial yang dimiliki oleh subjek.
Semakin tinggi skor intensitas waktu dan perilaku negatif yang diperoleh
subjek pada skala ini, semakin tinggi pula kecanduan media sosial namun
sebaliknya apabila semakin rendah skor intensitas waktu dan perilaku negatif
yang didapat oleh subjek, maka semakin rendah kecanduan media sosialnya.
2. Variabel Tergantung
Komunikasi Interpersonal adalah komunikasi secara tatap muka pada
waktu yang bersamaan dalam memberi dan menerima informasi yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih secara verbal maupun nonverbal dalam
menanggapi isi pesan (Lievrouw dalam Syarif, 2015). Komunikasi
interpersonal akan diukur menggunakan skala yang disusun berdasarkan
indikator komunikasi interpersonal menurut Maulana dan Gumelar (2013) dan
Murtiadi, dkk (2015) yaitu keterbukaan, empati, saling mendukung, sikap
positif dan kesetaraan. Hasil skala tersebut akan menunjukkan tingkat
komunikasi interpersonal yang dimiliki oleh subjek. Semakin tinggi skor yang
diperoleh subjek pada skala ini, semakin tinggi pula kualitas komunikasi
interpesonal namun sebaliknya apabila semakin rendah skor yang didapat oleh
subjek, maka semakin rendah pula komunikasi interpersonalnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah individu dengan karakteristik usia dewasa
awal, dengan rentang 18 hingga 40 tahun (Santrock,2012) yang merupakan
pengguna media sosial. Subjek penelitian akan dipilih dengan teknik
purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah metode dalam
menentukan sampel tertentu yang sesuai dengan tujuan dan permasalahan
penelitian tersebut (Nursalam,2008). Teknik ini dipilih untuk mendapatkan
sampel yang sesuai dengan karakteristik subjek yaitu individu dewasa awal
yang berusia 18 hingga 40 tahun dan yang menggunakan media sosial.
Pengumpulan data ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner, menurut
Sugiyono (2008) angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Metode pengambilan data pada penelitian ini dilakukan melalui
penyebaran skala. Skala menurut Azwar (2012) adalah suatu alat ukur
psikologi dalam mengukur atribut tertetu.
1. Skala Kecanduan Media Sosial
Skala kecanduan media sosial disusun oleh peneliti dengan
berdasarkan pada indikator intensitas waktu, tingkat kecanduan media
sosialdan perilaku negatif kecanduan media sosial. Skala ini menggunakan
skala Likert, yaitu pengukuran psikologis dimana peneliti meminta subjek
memberikan pernyataan setuju dan tidak setuju nya dalam sebuah kontinum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dari penrnyataan penelitian dalam skala (Anderson dalam Supratiknya, 2014).
Untuk menghindari central tendency effect pada respon jawaban subjek, maka
skala likert dalam penelitian ini menggunakan skala yang terdiri dari 5 respon
jawaban menjadi 4 respon jawaban dengan tujuan menghilangkan respon
jawaban netral agar tidak ada jawaban ragu-ragu yang dinyatakan subjek.
Skala Likert ini terdiri dari beberapa item pernyataan yang memiliki 4
respon jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan
Sangat Tidak Sesuai (STS). Item-item pada skala ini terdiri dari 2 jenis item
yaitu favorable untuk menunjukkan sikap positif subyek dan unfavorable
untuk menunjukkan sikap negatif subyek.
2. Skala Komunikasi Interpersonal
Skala komunikasi interpersonal disusun oleh peneliti dengan
berdasarkan pada komunikasi interpersonal yaitu keterbukaan, empati, sikap
mendukung, sikap positif dan kesetaraan (Maulana dan Gumelar, 2013). Skala
ini menggunakan skala Likert, yaitu pengukuran psikologis dimana peneliti
meminta subjek memberikan pernyataan setuju dan tidak setuju nya dalam
sebuah kontinum dari penrnyataan penelitian dalam skala (Anderson dalam
Supratiknya, 2014). Untuk menghindari central tendency effect pada respon
jawaban subjek, maka skala likert dalam penelitian ini menggunakan skala
yang terdiri dari 5 respon jawaban menjadi 4 respon jawaban dengan tujuan
menghilangkan respon jawaban netral agar tidak ada jawaban ragu-ragu yang
dinyatakan subjek.
Skala Likert ini terdiri dari beberapa item pernyataan yang memiliki 4
respon jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Sangat Tidak Sesuai (STS). Item-item pada skala ini terdiri dari 2 jenis item
yaitu favorable untuk menunjukkan sikap positif subyek dan unfavorable
untuk menunjukkan sikap negatif subyek.
Tabel 1. Tabel Penilaian Item Skala Kecanduan Media Sosial dan Kualitas
Komunikasi interpersonal
Respon Favorable Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Berikut adalah rincian blueprint dan distribusi item skala penggunaan berlebihan
media sosial :
Tabel 2. Tabel Sebaran Item Skala Kecanduan Media Sosial (sebelum uji coba)
No Aspek Indikator Fav
(no.item)
Unfav
(no.item) Jumlah
1 Penggunaan
waktu Intensitas waktu 32,18,22,5 26,37,35,30 8 20%
2 Perilaku Negatif
Mengabaikan
pekerjaan 33,6,36,8 16,11,1,21 8 20%
Ketidakmampuan
mengontrol
17,24,28,7,1
9 38,13,10,20,3 10 25%
Mengabaikan
kehidupan sosial 14,40,23,39 12,15,29,9 8 20%
Mudah marah,
gelisah, tidak 31,2,34 25,27,4 6 15%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
tenang
JUMLAH 20 20 40 100%
Tabel 3. Tabel Skala Kualitas Komunikasi Interpersonal (sebelum uji coba)
No Aspek Indikator Fav
(no.item)
Unfav
(no.item) Jumlah
1
Keterbukaan
Terbuka dengan
infomasi baru 81 46 2 10
item
19,23
%
Jujur dan tanggap 58,49 89,73 4
Memiliki perasaan
dan pikiran 65,91 80,48 4
2 Empati
Memahami
pengalaman
memotivasi
42,62,75 44,53,69 6 10
item
19,23
%
Saling
mendengarkan
perkataan
67 79 2
Kepercayaan 52 88 2
3
Sikap dan
Suasana
Mendukung
Deskriptif 56 59 2 12
item
23,07
%
Orientasi masalah 77 51 2
Spontanitas 92 87 2
Persamaan 57 43 2
Provosionalisme 84,55 47,58 4
4 Sikap Positif
Pikiran positif 68,60 70,85 4 8 item
15,38
%
Menghargai 64,45 90,54 4
5
Kesetaraaan
Menyadari
kekurangan 82 61 2
Komunikasi 63 74 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
berharga & penting
12
item
23,07
%
Kesamaan
komunikasi 66 86
2
Tidak memaksakan
kehendak 83 71 2
Menciptakan
suasana akrab &
nyaman
76 41 2
Mengakui
kepentingan &
saling memerlukan
50 72 2
JUMLAH 26 item 26 item 52
item
99,98
%
F. Validitas, Reliabilitas, dan Seleksi Item Alat Pengumpulan Data
1.Validitas
Validitas menunjukkan seberapa jauh ketetapan dan kecermatan suatu
alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya. Apabila tes tersebut
memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria dalam arti
kesejajaran antara tes dan kriteria ( Azwar, 1986 ; Arikunto, 1999). Uji
Validitas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah validitas isi.
Berdasarkan pertimbangan expert judgement yaitu dosen pembimbing
peneliti, skala yang disusun akan diuji validitas isinya melalui analisis isi
item alat ukur dengan tujuan untuk menentukan sejauh mana hasil tes dapat
mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi dan mencakup
kawasan ukur. Sebelum skala dilakukan uji coba, peneliti juga melakukan uji
validitas isi dengan membandingkan kesesuaian item dalam alat ukur dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
blueprint alat ukur untuk mengetahui apakah item sudah sesuai dengan
indikator variabel yang hendak diukur.
2. Seleksi Item
Analisis item dengan menghubungkan skor tiap item dengan skor total
seluruh item yang menghasilkan angka daya diskriminasi item (Supratiknya,
2014). Analisis item ini menggunakan SPSS versi 23.0 for windows. Daya
diskrimasi yang dihasilkan menunjukkan kemampuan item dalam
membedakan kelompok yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang
diukur. Hal tersebut berkaitan dengan konsistensi antara hal yang dikukur
dengan tiap item dengan hal yang diukur dengan skala, apabila semakin
tinggi angka korelasi positif antara skor item dengan skor skala maka
semakin tinggi pula konsistensi skala tersebut terhadap skala keseluruhan.
Namun apabila korelasi positif atau angka daya beda item rendah maka item
tersebut harus gugur karena tidak sesuai dengan fungsi ukur skala atau angka
daya beda yang kurang baik.
Kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item total yang biasanya
digunakan dalam batasan daya diskriminasi rix ≥ 0,030. semua item yang
mencapai koefisien koerlasi minimal 0,30 daya diskriminasi dianggap
memuaskan. Item yang memiliki daya diskriminasi rix kurang dari 0,30 dapat
diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskriminasi rendah
(Azwar, 1997). Untuk menganalisis item teknik yang digunakan ialah dengan
mengkorelasikan skor item dengan skor total item yang penghitungannya
melalui SPSS versi 2.0 for windows.
Uji coba skala dilakukan pada tanggal 27 November 2017 hingga 5
Desember 2017. Subjek dalam uji coba skala ini adalah pengguna media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
sosial aktif yang berusia dewasa awal. Penyebaran uji coba skala tersebut
menggunakan Google Forms secara online dan dapat diakses melalui tautan
berikut
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdBCJmOUaMh0_meJEdPib4
mEtB6un6gFoM0dcK375ABA4PbjQ/viewform. Total responden yang
mengisi skala online sebanyak 55 orang, dari tanggal 27 November hingga
3 Desember 2017 diisi oleh 31 orang responden dan 24 orang responden
mengisi hingga tanggal 5 Desember 2017. Subjek terdiri dari 33 orang
perempuan dan 26 orang laki-laki. Hasil analisis yang dilakukan dalam
menggunakan penghitungan SPSS versi 23.0 for windows menunjukkan
sebanyak 8 item dari total 40 item skala penggunaan berlebihan media
sosial mengalami gugur karena memiliki daya diskriminasi 0,30. Item
yang gugur adalah item yang memiliki daya disikriminasi 0,235 ; 0,291 ;
0,199 ; 0,197 ; 0,063 ; 0,289 ; 0,128. Maka dari kesimpulan hasil analisis
item yang diperoleh jumlah item total sebanyak 32 item dengan kisaran
daya diskriminasi antara 0, 254 hingga 0,693.
Tabel 4. Tabel Skala Kualitas Komunikasi interpersonal (setelah uji coba)
No Aspek Indikator Fav
(no.item)
Unfav
(no.item) Jumlah
1 Keterbukaan
Terbuka dg infomasi
baru 81 46 0
5
item
19,2
3%
Jujur dan tanggap 58,49 89,73 3
Memiliki perasaan
pikiran 65,91 80,48 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2
Empati
Memahami
pengalaman
memotivasi
42,62,75 44,53,69 4
6
item
19,2
3%
Saling mendengarkan
perkataan
67
79
1
Kepercayaan 52 88 1
3
Sikap dan
Suasana
Mendukung
Deskriptif 56 59 1
9
item
23,0
7%
Orientasi masalah 77 51 0
Spontanitas 92 87 2
Persamaan 57 43 2
Provosionalisme 84,55 47,68 4
4 Sikap Positif
Pikiran positif 78,60 70,85 2 6
item
15,3
8%
Menghargai
64,45 90,54 4
5
Kesetaraaan
Menyadari
kekurangan 82 61 1
10
item
23,0
7%
Komunikasi berharga
& penting 63 74 2
Kesamaan
komunikasi 66 86 2
Tidak memaksakan
kehendak 83 71 2
Menciptakan suasana
akrab & nyaman 76 41 1
Mengakui
kepentingan & saling
Memerlukan
50
72
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
JUMLAH 16 item 20 item 36
item
99,9
8%
3. Reliabilitas
Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran dalam alat ukur yang memiliki
konsistensi apabila dilakukan secara berulang (Sugiono, 2005). Pada penelitian
ini peneliti menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach dalam uji reliabilitas
untuk mencari konsistensi internal pada alat ukur yang dilakukan dengan
menggunakan bantuan SPSS versi 23.0 for windows sehingga menghasilkan
koefesien reliabilitas.
Koefisien reliabilitas memiliki range 0 hingga 1,00. Semakin koefesien yang
dihasilkan mendekati nilai 1,00 maka semakin reliabel alat ukur tersebut dan
sebaliknya. Suatu skala dapat dikatan reliabel apabila memiliki skor koefisien
Alpha Cronbach yang cukup memuaskan jika ≥ 0,700 (Sumadi Suryabrata, 2004)
Hasil yang didapat dari penghitungan SPSS versi 23.0 for windows
terhadap reliabilitas skala penggunaan berlebihan media sosial setelah dilakukan
uji coba didapatkan koefisien Alpha Cronbach (α) sebesar 0,920. Maka dapat
disimpulkan bahwa skala penggunaan berlebihan media sosial sangat reliabel.
Sedangkan dengan penghitungan yang sama, skala efektifitas komunikasi
interpersonal setelah dilakukan uji coba didapatkan koefisien Alpha Cronbach (α)
sebesar 0,922. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa skala komunikasi
interpersonal sangat reliabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 5. Tabel Sebaran Item Skala Penggunaan Berlebihan Media Sosial (setelah
uji coba)
G. Metode Analisis Data
Analisis data menurut Sugiyono (2013) adalah proses mencari dan
menyusun data agar mudah diapahami dan dapat diinformasikan secara
sistematis.
No Aspek Indikator Favorable
(no.item)
Unfav
(no.item)
Jumlah
1
Penggunaan
waktu
Intensitas waktu
32,18,22 26,37,35 6 20%
2
Perilaku
Negatif
Mengabaikan
pekerjaan
33,6,36,8 11,21 6 20%
Ketidakmampuan
mengontrol
17,24,28,7 38,10,20 7 25%
Mengabaikan
kehidupan sosial
14,40,39 12,15,29,9 7 20%
Mudah marah,
gelisah, tidak
tenang
31,2,34 25,27,4 6 15%
JUMLAH 17 15 32 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
1. Uji Asumsi
Uji Asumsi bertujuan untuk agar kesimpulan data yang diperoleh tidak
berbeda dan menyimpang dari tujuan penelitian. Uji asumsi dibedakan menjadi
uji normalitas dan uji linearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel bebas dan
variabel terikat keduanya memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali,
2010). Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
rumus uji statistik non parametrik One Sample Kolmogorov-Smirnov (K-S)
dalam program SPSS versi 23.0 for windows. Jika distribusi data normal maka
garis yang menggambarkan data akan mengikuti garis diagonal. Kaidah uji K-
S normalitas ini dilakukan dengan membuat hipotesis apabila nilai signifikan
lebih besar dari 0,05 (p>0,05) maka dapat dikatakan bahwa distribusi data
normal. Namun sebaliknya apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05
(p<0,05)maka distribusi data tidak normal (Ghozali, 2013)
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan dengan variabel
tergantung (Sudjana, 2003). Uji linearitas pada penelitian digunakan sebagai
prasyarat dalam analisis korelasi dan dilakukan dengan menggunakan Tes for
Linearity dalam program SPSS versi 23.0 for windows dengan taraf signifikan
0,05. Apabila dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila
signifikansi kurang dari 0,05 (p<0,05). Hubungan yang linear memiliki arti
bahwa secara linear variabel tergantung akan mengalami kenaikan atau
menurun sesuai denga perubahan yang terjadi pada variabel bebas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
2. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
ada hubungan yang negatif atau tidak antara penggunaan berlebihan pada
media sosial dengan komunikasi interpersonal. Uji hipotesis pada penelitian
ini menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan
menggunakan program SPSS versi 23.0 for windows. Teknik ini dilakukan
apabila persebaran data penelitian dapat dikatakan normal dan linier, namun
jika tidak normal atau linier maka pengujian korelasi data penelitian
menggunakan teknik Spearman Rho. Data berjenis ordinal, interval dan rasio
dapat menggunakan teknik pengujian korelasi Pearson Product Moment dan
Spearman Rho.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan data penelitian dilakukan sejak tanggal 25 Desember
2017 hingga 12 Januari 2017. Pengambilan data dalam penelitian ini
dilakukan melalui penyebaran skala secara online dengan layanan Google
Forms. Penyebaran skala yang dilakukan peneliti dapat diakses melalui tautan
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSeBQX0fOt2YX37KPLPGJfRW
OASphjPg77vYdnrrhDNSd-nzg/viewform. Subjek sebagai responden skala
penelitian ini adalah pengguna aktif media sosial berusia 18-40 tahun
(tergolong dalam kriteria dewasa awal). Sehingga total responden dalam
penelitian ini adalah sebanyak 210 orang dengan jumlah perempuan sebanyak
128 subjek dan laki-laki sebanyak 82 subjek.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 210 orang dengan kriteria usia
dewasa awal yaitu mulai dari 18 tahun hingga 40 tahun dan merupakan
peengguna aktif media sosial. Deskripsi subjek ini dapat dilihat melalui
rincian tabel dibawah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 6. Tabel Kepemilikan Jumlah Akun Media Sosial
Jumlah Akun Jumlah Subjek Prosentase
3 akun 114 55,1%
5 akun 50 21,3 %
Lebih dari 5 akun 64 23,6 %
Total 210 100%
Tabel diatas menunjukkan kepemilikan jumlah akun media sosial oleh
pengguna subjek penelitian sebanyak 210 subjek. Dijelaskan bahwa sebanyal
114 subjek dimiliki lebih banyak pengguna justru hanya 3 akun (55,1%).
Kemudian jumlah akun dengan lebih dari 5 akun dimiliki oleh 64 subjek (23,6
%). Lalu subjek dengan kepemilikan akun sebanyak 5 akun hanya dimiliki 50
subjek ( 21,3%).
Tabel 7. Tabel Durasi kecanduan media sosial Per Hari
Durasi (dalam jam) Jumlah Subjek Prosentase
Kurang dari 3 jam 40 23,1%
3-6 jam 108 51,4%
Lebih dari 6 jam 53 25,5%
Total 210 100%
Tabel diatas menjelaskan intensitas waktu oleh subjek dalam
menggunakan media sosial. Pada urutan tertinggi sebanyak 108 subjek
(51,4%) menggunakan media sosial selama 3-6 jam per hari. Lalu selama
lebih dari 6 jam per hari sebanyak 53 subjek (25,5%). Kemudian urutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
terendah pada 40 subjek (23,1%) menggunakan media sosial selama kurang
dari 3 jam per hari.
Tabel 8.1 Tabel Persebaran Usia Dewasa Awal (18-40 th) pada Subjek
USIA (th)
JUMLAH
SUBJEK
USIA (th)
JUMLAH
SUBJEK
18 7 30 8
19 4 31 2
20 30 32 3
21 16 33 4
22 18 34 5
23 23 35 6
24 23 36 2
25 8 37 3
26 13 38 2
27 7 39 1
28 4 40 12
29 9 TOTAL = 210 subjek
Dalam tabel tersebut dijelaskan pengambilan data dapat tersebar sesuai
dengan usia dewasa awal yaitu 18-40 tahun, namun terlihat bahwa persebaran
subjek tidak merata pada setiap usia. Rentang usia 18-25 tahun yakni sebesar
129 subjek atau 61%, selanjutnya diposisi kedua sebesar 24% dengan 50
subjek yang berada di rentang usia 26-33 tahun. Sedangkan di rentang usia 34-
40 tahun hanya sebanyak 31 subjek atau 15%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Diperkuat oleh data APJII (2016) bahwa mahasiswa dan pekerja lah
yang mendominasi penggunaan media sosial tertinggi, hal ini disebabkan
karena kebutuhan akan penggunaan media sosial semakin tinggi. Survey dari
APJII (2017) juga menyebutkan bahwa usia dewasa awal memiliki komposisi
pengguna internet tertinggi berdasarkan usia sebesar 49,52%. Dalam data
tersebut pula menerangkan bahwa sebesar 97,4% pengguna internet
mengakses konten media sosial.
Selain itu masa dewasa awal merupakan masa dimana dewasa awal
sudah mencapai kematangan dalam berkomunikasi dan mampu
mengembangkan komunikasi dan mampu memahami isi pesan (Umar, 2015).
Namun tidak semua dewasa awal memiliki kognitif dan afektif serta
keterampilan komunikasi yang sama, untuk itu Kandell (dalam Soliha, 2015)
mengatakan bahwa masa emerging adulthood ialah masa dimana dewasa awal
memiliki kurang stabil dalam perkembangan emosi dan kognitifnya. Sehingga
ketika mereka memiliki kesulitan dalam berkembang maka media sosial
menjadi komunikasi yang efektif bagi perluasan pertemanan mereka (Smahel
dalam Soliha, 2015).
Tabel 8.2. Tabel Persebaran Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
82 subjek 128 subjek
Dari hasil prosedur frekuensi didapatkan bawah pengguna mayoritas
pada media sosial adalah berjenis kelamin perempuan dengan jumlah
presentase sebanyak 61%, sedangkan laki-laki sebesar 39% yang berada di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
rentang usia 18-40 tahun. Dijelaskan oleh Lubis 2014 (dalam Helpiastuti)
bahwa perempuan merupakan individu yang gemar bersosialisasi
menggunakan akun media sosial nya untuk mengirim pesan, menulis status,
mengomentari status dan membuka profil orang lain dibanding laki-laki.
Selain itu perempuan merupakan individu yang lebih aktif dalam membentuk
pribadi yang menarik dan lebih mudah menyalurkan perasaan atau emosi salah
satunya melalui kecanggihan teknologi. Ketika mereka gemar membuka akun
media sosial maka hal tersbut dijadikan sebagai sarana ekspresi diri dan
menyalurkan ekspresi.
Hal ini juga ditunjukkan oleh Lubis 2014 (dalam Helpiastuti) bahwa
mayoritas perempuan menggunakan waktunya sebesar 30% dalam
berkomunikasi melalui media sosial, sedangkan penggunaan waktu laki-laki
dalam mengakses media sosial untuk berkomunikasi hanya sebesar 26%.
C. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya
komunikasi interpersonal subjek secara keseluruhan. Analisis data statistik
deskripstif dilakukan untuk membandingkan data empiris dan data teoritis
yang dihitung secara manual. Skala komunikasi interpersonal terdiri dari 36
item dengan skor per item yaitu 1-4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 9. Tabel Deskripsi Statistik Data Penelitian
Variabel Jumlah
subjek
Skor
minimum
Skor
maksimum
Mean
Hipotetik
Mean
Empiris
Deviasi
Standar
X1 32 41 111 76 70,01 10,38
X2 36 36 144 90 107,81 92,82
X1= Kecanduan Media Sosial ; X2 = Komunikasi interpersonal
Mean hipotetik didapatkan dari rata-rata penghitungan pada alat ukur
penelitian, sedangkan mean empiris merupakan rata-rata yang diperoleh dari
data penelitian. Dari tabel data diatas dapat dilihat bahwa mean empiris
variabel kecanduan media sosial sebesar = 70,01 lebih kecil daripada mean
hipotetik = 76. Hal yang menunjukan bahwa dewasa awal yang menjadi
subjek penelitian ini mengalami kenderungan kecanduan media sosial yang
rendah.
Rerata empiris komunikasi interpersonal = 107,81 sedangkan mean
hipotetiknya = 90. Hal ini menunjukkan bahwa dewasa awal yang menjadi
subjek penelitian ini memiliki komunikasi interpersonal yang tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian cukup
representative dalam intensitas menggunakan media sosial setiap harinya.
Sejumlah 23,1% subjek menggunakan media sosial selama kurang dari 3 jam
per hari, sejumlah 51,4% subjek menggunakan media sosial selama 3-6 jam
per hari , sedangkan 25,5% subjek menggunakan media sosial selama lebih
dari 6 jam per hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
D. Hasil Analisis Data Penelitian
1. Hasil Uji Asumsi Penelitian
a. Uji Normalitas
Tabel 10. Tabel Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Sminov Test
Data
Penggunaan Media
Sosial
Komunikasi
interpersonal
Kolmogorov-
Smirnov
0.017 0.000
Tujuan dari uji normalitas yaitu untuk melihat normal atau tidaknya
persebaran data hasil penelitian yaitu data kecanduan media sosial berlebihan
dengan data komunikasi interpersonal. Uji normalitas ini menggunakan
rumus Kolmogorov-Sminov Test dengan menggunakan penghitungan dari
program SPSS versi 23.0 for windows. Data yang dapat dikatakan normal
adalah data yang persebarannya mengikuti atau tersebar di sekitar garis
normal. Hasil persebaran normal apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05
(p>0,05), namun sebaliknya apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05
(p<0,05) maka disrtibusi dapat dikatakan tidak normal. Dari proses
penghitungan SPSS versi 23.0 for windows dapat diketahui bahwa hasil p
skala penggunaan berlebihan media sosial sebesar 0,017 dan (p) skala
komunikasi interpersonal ialah sebesar 0,000. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa distribusi data skala penggunaan berlebihan media sosial dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
komunikasi interpersonal dikatakan tidak normal karena nilai p kurang dari
0,05.
b. Uji Linearitas
Tabel 11. Tabel Hasil Uji Linearitas
F Sig
Kecanduan media
sosial*
Komunikasi
interpersonal
Combined 3,794 0,000
Linearity 77,511 0,000
Deviation from
Linearity
2,039 0,001
Tujuan uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
skala penggunaan berlebihan media sosial dengan skala komunikasi
interpersonal. Uji linearitas pada penelitian digunakan sebagai prasyarat dalam
analisis korelasi dan dilakukan dengan menggunakan Tes for Linearity dalam
program SPSS versi 23.0 for windows dengan taraf signifikan 0,05. Apabila
dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi
kurang dari 0,05 (p<0,05). Hubungan yang linear memiliki arti bahwa secara
linier variabel tergantung akan mengalami kenaikan atau menurun sesuai
dengan perubahan yang terjadi pada variabel bebas. Hasil dari penghitungan
menggunakan SPSS versi 23.0 for windows menghasilkan nilai F sebesar
77,511 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05). Berdasarkan kesimpulan
dari hasi diatas, bahwa terdapat hubungan yang linear antara penggunaan
berlebihan media sosial dan komunikasi interpersonal. Berikut tercatat rincian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
mengenai hasil uji linearitas antara variabel penggunaan berlebihan media
sosial dengan komunikasi interpersonal
2. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang
diajukan oleh peneliti diterima atau tidak. Pada penelitian ini dilakukannya
uji hipotesis adalah untuk melihat apakah ada atau tidaknya hubungan antara
penggunaan berlebihan media sosial dengan komunikasi interpersonal. Hasil
uji asumsi dilakukan sebelum uji normalitas dan menunjukkan bahwa salah
satu data variabel tidak tersebar secara normal. Namun berdasarkan uji
linearitas antara dua variabel terdapat hubungan yang linier. Maka uji
Correlations
X1 X2
Spearman's rho X1 Correlation
Coefficient
1,000 -,454**
Sig. (1-tailed) . ,000
N 210 210
X2 Correlation
Coefficient
-,454**
1,000
Sig. (1-tailed) ,000 .
N 210 210
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
hipotesis menggunakan uji hipotesis non parametrik dengan analisis korelasi
Spearman Rho - one tailed. Kedua variabel dengan pengujian korelasi
dilakukan dengan cara membandingkan probability value (p) dengan nilai
signifikansi (a) yaitu 0,01. Apabila nilai p<a maka dapat disimpulkan terdapat
korelasi signifikan. Hasil analisis data korelasi menghasilkan korelasi yang
koefisien yaitu sebesar -0.454 dan nilai signifikansi (p) sebesar 0.000
(p<0.01). Hasil tersebut menjadi kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang
negatif dan signifikan antara kedua variabel yaitu penggunaan berlebihan
media sosial dan komunikasi interpersonal. Dengan hasil tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti diterima dengan semakin
tinggi penggunaan berlebihan media sosial maka semakin rendah komunikasi
interpersonal pengguna media sosial pada dewasa awal.
Koefisien korelasi yang dihasilkan sebesar -0,454, maka nilai koefisien
determinasi sebesar 0,206 ( = ), menunujukkan bahwa variabel
penggunaan berlebihan media sosial memberikan sumbangan terhadap
variabel komunikasi interpersonal sebesar 20,6 %. Koefisien determinasi
dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel berpengaruh terhadap
variabel yang lain. Variabel komunikasi interpersonal yang tidak diteliti dalam
penelitian ini dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 79,4%.
E. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara penggunaan
berlebihan media sosial dengan komunikasi interpersonal. Hipotesis yang
telah dirumuskan dengan uji hipotesis Spearman Rho dan analisis one-tailed
yang digunakan untuk menentukan arah hubungan. Nilai korelasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dihasilkan sebesar -0.454 dengan nilai signifikan sebesar 0.000 (p<0.01).
maka disimpulkan bahwa hipotesis hasil penelitian ini diterima yaitu ada
hubungan yang negatif antara penggunaan berlebihan media sosial dengan
efektivitas komunikasi interpesonal.
Subjek yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah golongan
usia dewasa awal dengan rentang usia 18-40 tahun yang memiliki akun media
sosial dan aktif menggunakannya. Individu dewasa awal yang menjadi subjek
dalam penelitian ini ialah dewasa awal yang perkembangannya memasuki
tahap proses peralihan dari remaja menuju penyesuaian pola hidup, masa
bermasalah, masa emosional dan status sosial (Hurlock, 1999). Dalam
perkembangannya, masa dewasa awal membutuhkan waktu untuk mengalami
proses peralihan dari usia remaja menuju masa dewasa awal dimana memiliki
pola hidup dan peran yang semakin berat. Hal tersebut membutuhkan
penyesuaian diri dan pengendalian emosi yang baik dalam status sosialnya
maupun penyelesaian konflik/masalah usia dewasa awal (Hurlock,1999).
Dapat diungkapkan dari data hasil penelitian bahwa intensitas waktu
pengguna aktif media sosial dalam mengakses media sosial (51,4%) yaitu
sebanyak 3-6 jam dalam sehari. Sedangkan subjek dengan intensitas waktu
(25,5%) ialah 6 jam dalam sehari dan yang terakhir (23,1%) merupakan subjek
dengan pengguna media sosial kurang dari 3 jam dalam sehari. Akun media
sosial dalam jumlah 3 akun lebih banyak dimiliki oleh subjek yaitu sebesar
(55,1%). Kemudian 5 akun dimiliki oleh pengguna aktif media sosial (23,6%)
dan yang terakhir kepemilikan lebih dari 5 akun justru dimiliki lebih sedikit
oleh subjek pengguna media sosial sebesar (21,3%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Berdasarkan hasil dari data empiris menunjukkan bahwa pengguna
aktif media sosial dalam mengakses media sosial (51,4%) yaitu sebanyak 3-6
jam dalam sehari dengan penggunaan (lebih dari 10-40 jam per bulan) atau 3-6
jam per hari (Medium Users). Selain itu walaupun kepemilikan akun media
sosial subjek tergolong rendah, namun kecanduan media sosialdalam
intensitas waktu cukup memberikan pengaruh pada proses komunikasi. Dalam
pembahasan dan penelitian yang diteliti sebelumnya bahwa pengguna media
sosial berdasarkan intensitas dan frekuensi berapa lama dan berapa kali
menggunakan. Hasil penelitian sebelumnya juga semakin diperkuat dari laman
We Are Social (dalam Damar, 2016) pengguna media sosial menghabiskan
rata-rata 3 jam 33 menit untuk mengakses internet dalam sehari. Dependency
Theory juga menyebutkan bahwa intensitas waktu yang didapatkan dari
penelitian ini yaitu 3-6 jam sehari menjelaskan bahwa penggunaan berlebihan
pada media sosial dalam pemenuhan kebutuhannya tergantung pada media
tertentu dan membuat media pilihannya tersebut menjadi penting bagi subjek
(Littlejohn dan Foss, 2008 ; Schrock dalam Soliha,2015).
Mengkaka (dalam Kompasiana, 2013) menerangkan bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi yaitu sikap individualitas yang dapat mengurangi
komunikasi interpersonal secara langsung di kehidupan sehari-hari. Sikap
inilah yang ditimbulkan akibat kecanduan media sosial sehingga menimbulkan
jarak yang mengganggu solidaritas antar sosial. Sikap individualitas didukung
pula oleh sifat keegoisan yang mengakibatkan pengguna
cenderung mengabaikan interaksi dan komunikasi dari orang-orang di
sekitarnya dibandingkan dengan teman-teman dunia maya. Individu yang
mengalami kecanduan media sosial berlebihan memiliki hubungan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
signifikan dengan penurunan perkembangan komunikasi tatap muka mereka
dan mengurangi keintiman di dunia nyata (Abadi,dkk, 2013 dan
Nurhadianti,2016). Alasan tersebut pada akhirnya akan berhubungan dengan
menurunnya aspek kualitas efektivitas komunikasi tatap muka yang memiliki
beberapa aspek yaitu keterbukaan, empati, sikap positif, sikap mendukung dan
kesetaraan (Maulana dan Gumelar,2013).
Apabila pengguna aktif media sosial kurang terlibat dalam komunikasi
tatap muka, maka pengguna tidak mampu memberikan umpan balik secara
langsung kepada lawan bicaranya. Namun jika pengguna media sosial tidak
menganggap media sosial sebagai komunikasi utama, maka pengguna akan
lebih menghargai komunikasi secara tatap muka sehingga terjadinya umpan
balik antar komunikan.
Subjek dalam penelitian ini adalah subjek yang mayoritas memiliki
status ekonomi yang baik sehingga mendukung teknologi komunikasi yang
memadai dan menunjang aplikasi-aplikasi media sosial. Didukung pula oleh
hasil penelitian Oloan (2013) bahwa sikap individiualitas yang timbul juga
disebabkan oleh teknologi modern yang membentuk ketidakpekaan dan
kerenggangan dalam sosial individu tersebut. Teknologi yang melahirkan
berbagai aplikasi menarik dalam bentuk media sosial “memperbudak” individu
sebagai perantara dalam berkomunikasi. Akibatnya komunikasi secara tatap
muka tergantikan dengan media sosial yang lebih menarik dengan konten-
konten yang kreatif. Tentu hal tersebut mempengaruhi pengguna dalam
intensitas waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan media sosial tersebut.
Apabila pengguna aktif menggunakan media sosial dan cukup membutuhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
waktu maka kebutuhan akan komunikasi yang efektif dan menjadi individu
yang homophily tidak terpenuhi secara maksimal.
Faktor lain menurut Suler (1996) dan Sariroh (2016) ialah dampak
penggunaan berlebihan media sosial. Mengabaikan kehidupan sosial memiliki
banyak efek lainnya termasuk malasnya melakukan komunikasi yang efektif,
perubahan gaya hidup, mementingkan diri sendiri dan sebagainya. Hal
tersebut menjelaskan bahwa dampak kecanduan media sosialberlebihan
memberi efek negatif bagi keberlangsungan hubungan/relasi antar individu.
Hal ini sangat mempengaruhi komunikasi interpersonal individu tersebut.
Variabel penggunaan berlebihan media sosial sebesar 45,4% memiliki
pengaruh terhadap variabel komunikasi interpersonal usia dewasa. Subjek
dalam penelitian ini merupakan subjek dengan golongan individu dewasa awal
dimana pada perkembangannya sudah mengalami masa emosional dan masa
intimasi sosial yang sudah lebih baik. Hal ini terlihat dari kemampuan
penyesuaian pola hidup, tuntutan sosial dan penyelesaian konfilik. Selain itu
kemampuan dalam hubungan dengan sosial yang baik juga sudah mulai
dialami individu dewasa awal. Subjek mengalami masa kematangan dalam
berkomunikasi karena dituntut untuk dapat berhubungan dengan sosialnya
baik dalam keluarga maupun masyarakat.
Dengan kemampuannya tersebut, subjek mampu mengembangkan dan
memahami isi pesan dan menjaga agar komunikasi tetap berjalan efektif
(Umar,2013). Namun apabila individu mengalami kesulitan dalam
perkembangan komunikasi, maka media sosial menjadi sarana komunikasi
mereka dalam sosial. Hal ini terhubung dengan salah satu perkembangan
dewasa awal yaitu subjek dewasa awal memiliki gaya hidup dan penyesuaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
diri termasuk dalam hal berhubungan dan berkomunikasi yang cenderung
berbeda dengan masa individu remaja (Hurlock, 1999). Apabila subjek sudah
dapat melewati tahapan tersebut maka subjek akan tahu bagaimana caranya
berkomunikasi dengan gaya dan penyesuaian yang lebih matang sesuai dengan
usia individu dewasa, sehingga kesalahan dan hambatan-hambatan dalam
berkomunikasi dapat tergantikan dengan komunikasi yang lebih efektif.
Sesuai dengan hasil analisis penelitian yang sudah dilakukan,
mendapat kesimpulan bahwa penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang
diajukan peneliti yaitu adanya hubungan negatif yang signifikan antara
penggunaan berlebihan media sosial dengan komunikasi interpersonal
pengguna aktif media sosial dewasa awal. Hasil penelitian ini menunjukkan
semakin tinggi kecanduan media sosialmaka semakin rendah komunikasi
interpersonal dan begitu sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam
penelitian diterima. kecanduan media sosialberkorelasi dengan efektifitas
komunikasi interpersonal dewasa awal dengan kekuatan korelasi sebesar -
0,454 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (0<0,01), dan koefisiensi
determinasi sebesar 45,4%. Maka, disimpulkan bahwa ada hubungan negatif
antara kecanduan media sosialdengan komunikasi interpersonal dewasa awal.
Semakin tinggi penggunaan media sosial, semakin rendah komunikasi
interpersonal dewasa awal, begitu juga sebaliknya. kecanduan media
sosialmemberikan sumbangan terhadap variabel komunikasi interpersonal
sebesar 45,4%. Pada penelitian ini telah terdata mayoritas subjek memiliki
efektivitas komunikasi yang rendah. Hasil penelitian juga menjelaskan bahwa
durasi kecanduan media sosialyang paling sering digunakan ialah sebesar
51,4% yaitu 3-6 jam dalam sehari.
B. Saran
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,
beberapa saran yang dapat diajukan oleh peneliti ialah :
1. Bagi pengguna media sosial usia dewasa awal
Media sosial memang telah menjadi wadah dalam mengekpresikan dan
sarana dalam mendukung perkembangan kemajuan globalisasi. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
kemajuan teknologi pun menambah kelahiran konten dan aplikasi-aplikasi
media sosial yang lebih menarik dan pesat mengalami kemajuan. Berdasarkan
hasil penelitian, bahwa kontribusi kepemilikan media sosial relatif kecil,
namun penggunaan dalam intensitas waktu yang cukup tinggi juga akan
menganggu sosial dan komunikasi penggunanya. Maka dari itu, pengguna
media sosial diharapkan bijak dalam mengatur waktu dan lebih
mengutamakan komunikasi secara langsung dengan lingkungannya sehingga
tercipta komunikasi yang berkualitas dan menjauhkan hubungan sosial dari
kesalahpahaman.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Berdasarkan hasil penelitian, adapun beberapa saran yang harus
diperhatikan bagi peneliti selanjutnya :
1. Peneliti diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber maupun referensi
mengenai kecanduan media sosial dengan efektivitas komunikasi
interpersonal, mengingat bahwa media sosial terus mengalami perkembangan
dari waktu ke waktu.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan lebih mempersiapkan diri dalam
pengambilan data. Seharusnya bisa dilengkapi dengan wawancara dan
melengkapi deskripsi data subjek yang lebih lengkap dan sebagian besar
mewakili sebagai penunjang hasil penelitian.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan
dan referensi penelitian selanjutnya khususnya ilmu psikologi komunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
DAFTAR PUSTAKA
Abadi , T. W., Sukmawan, F., & Utari, D. A. (September 2013). Media Sosial dan
Pengembangan Hubungan Interpersonal Remaja di Sidorejo. Kanal, Vol 2 No
1, Hal 1-106.
Anugrah, A. (2014, Desember 04). Sosial Media : Overdosis. Diambil kembali dari
Indonesian Contact Center Association (ICCA): https://icca.co.id/social-
media-overdosis/
Aridarmaputri, G. S., Akbar, S. N., & Yunairrahmah, E. (t.thn.). Pengaruh jejaring
Sosial Terhadap Kebutuhan Afiliasi Remaja di Program Studi Psikologi
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.
Askalani, M. (2012). Staring at the sun : Indentifying, understanding and influencing
social media users. Diambil kembali dari
http://aimmia/files/doc_downloads/Aimmia_SocialMedia_Whitepaper.pdf
APJII. (2017). Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet di Indonesia 2017. Diambil
kembali dari Kominfo Teknoprener:
https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/Laporan%20Survei%20APJII_20
17_v1.3.pdf
Asmaya, F. (Oktober 2015). Pengaruh Penggunaan Media Sosial Facebook Terhadap
Perilaku Prososial di Kenegarian Kota Bangun. Vol 2 No 2.
Damar, A. M. (2016, Februari 14). 3 Fakta Mengejutkan Pengguna Internet di
Indonesia. Diambil kembali dari Liputan6.com:
http://tekno.liputan6.com/read/2435997/3-fakta-mengejutkan-pengguna-
internet-di-indonesia
Farhati, R. (2013, Desember 30). Pengaruh Internet (Interpersonal). Diambil kembali
dari Rizkafarhati: https://rizkafarhati.wordpress.com/2013/12/30/pengaruh-
internet-interpersonal/
Helpiastuti, Selfi Budi; Media Sosial dan Perempuan
Horrigan, J. B. (2002). New Internet Users : What They Do Online, What They Don't
Online and Implications For The Net's Future.
Ismoyo. (2016, November 21). Data Statistik Pengguna Internet di Indonesia 2016.
Diambil kembali dari Internet Marketing & SEO:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
http://isparmo.web.id/2016/11/21/data-statistik-pengguna-internet-indonesia-
2016/
Istiqomah. (Oktober 2017). Penggunaan Media Sosial Dengan Tingkat Agresivitas
Remaja. Vol 13, No 2.
Juwita, E. P., Budimansyah, D., & Nurbayani, S. (t.thn.). Peran Media Sosial
Terhadap Gaya Hidup siswa SMA N 5 Bandung. Jurnal Sosietas, Vol 5 No 1.
Lunandi, A.G., 1994, Komunikasi Mengenai : Meningkatkan Efektivitas Komunikasi
antar Pribadi, Kanisius, Yogyakarta.
Lybertha, D. P., & Desiningrum, D. R. (Januari 2016). Kematangan Emosi dan
Persepsi Terhadap Pernikahan Pada Dewasa Awal . Jurnal Empati, Vol 5(1),
148-152.
Mahanani, P. A. (Mei 20014). Media Sosial damn Gaya Komunikasi. Jurnal
Komunikator, Vol 6 No 1.
Maulana , H., & Gumelar, G. (2013). Psikologi Komunikasi dan Persuasi. Jakarta
Barat: Akademia Permata.
Mengkakak, B. (2013, September 13). Kecanduan Internet. Diambil kembali dari
Kompasiana:http://www.kompasiana.com/1b3las-mk/kecanduan-
internet_5528e7e8f17e61221a8b4606
Mukodim, D., Ritandiyono, & Sita, H. R. (Agustus, 2004). Peranan Kesepian dan
Kecenderungan Internet Addiction Disorder Terhadap Prestasi Belajar. Jurnal
Psikologi.
Murtiadi, Danarjati, D. P., & Ekawati, A. R. (2015). Psikologi Komunikasi.
Yogyakarta: Psikosain.
Noviana, A. P. (Desember 2015). Dampak Penggunaan Smartphone Terhadap
Komunikasi Interpersonal Remaja.
Nurmandia, H., Wigati, D., & Masluchah, L. (2013). Hubungan Antara Kemampuan
Sosialisasi Dengan Kecanduan Jejaring Sosial. Jurnal Penelitian Psikologi,
Vol 04 No 02, Hal 107-119.
Papalia, D. E., & Feldman, R. D. (2014). Menyelami Perkembangan Manusia
(Experience Human Development 12 nd. ed). Jakarta Selatan: Salemba.
Prisgunanto, I. (Agustus 2015). Pengaruh Sosial Media Terhadap Tingkat
kepercayaan Bergaul Siswa. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik,
Vol 19 No 2, Hal 101-112.
Rochmawati, W. (t.thn.). Perilaku Pemanfaatan Internet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Sariroh, M. (2016, Mei). Pengaruh Media Terhadap Perkembangan Remaja. Diambil
kembali dari Dampak Media Sosial Terhadap Perkembangan Remaja
Soliha, S. F. (Januari 2015). Tingkat Ketergantungan Pengguna Media Sosial dan
Kecemasan Sosial. Jurnal Interaksi, Vol 4 No 1, Hal 1-10.
Subekti, R. (2015, Januari 05). Diambil kembali dari Manfaat Komunikasi
Interpersonal dalam Proses Pembelajaran
Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis. Yogyakarta:
Kanisius.
Syaifullah, J. (Desember 2015). Peran Media Sosial Terhadap Loyalitas Pasangan
Remaja Berpacaran di Desa Sugihwaras Gondangrejo Kabupaten
Karanganyar. Jurnal Ikon Prodi D3 Komunikasi Massa Politeknik Indonusa
Surakarta, Vol 1 No 2.
Syarif, N. (2015). Pengaruh Perilaku Pengguna Smartphone Terhadap Komunikasi
Interpersonal Siswa SMK TI Airlangga Samarinda. Jurnal Ilmu Komunikasi ,
Hal 213-227.
Widiana, H. S., Retnowati, S., & Hidayat, R. (Januari 2004). Kontro Diri dan
Kecenderungan Kecanduan Internet. Jurnal Humanitas : Indonesian
Psychologycal Journal, No 1, Hal 6-16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
LAMPIRAN 1
BLUEPRINT SKALA UJI COBA
SKALA A
Aspek Indikator Variasi
Sikap
Item
Penggunaan waktu
kecanduan media
sosialsecara berlebihan
didasarkan pada
intensitas dan frekuensi
waktu (heavy users,
medium users dan light
users) dalam
menggunakan media
sosial sehingga pengguna
tidak mampu mengontrol
penggunaannya.
Seseorang yang
berlebihan dalam
kegiatan online tersebut
merasa bahwa aplikasi
media sosial lebih
menarik dari kehidupan
nyata)
Intensitas Waktu
(Keadaan tingkatan
atau ukuran
intensnya
berdasarkan waktu)
FAV
Saya selalu mengakses
media sosial sepanjang
waktu
Saya menggunakan
media sosial 6 jam per
hari
Semakin hari waktu saya
tersita hanya untuk
bermain media sosial
Saya memilih bermain
media sosial apabila
tidak melakukan kegiatan
UNFAV
Saya bermain media
sosial hanya ketika waktu
senggang
Saya menggunakan
media sosial kurang dari
3 jam per hari
Saya dapat menata waktu
dengan bijak dalam
menggunakan media
sosial
Saya tidak pernah
menjadikan media sosial
sebagai aplikasi yang
wajib saya miliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Perilaku Negatif
Perilaku yang
ditimbulkan akibat
negatif dari kecanduan
media sosialyang
berlebihan. Perilaku
negatif tersebut tidak
hanya merugikan si
pengguna namun juga
lingkungan sosialnya
yang nantinya akan
membentuk pengguna
sebagai makhluk
individual.
Mengabaikan
Pekerjaan
(Produktivitas dan
kinerja serta
kemampuan bekerja
menjadi menurun
akibat penggunaan
internet berlebihan
dapat menunda
pekerjaan sehingga
aktivitas terganggu)
FAV
Saya menunda pekerjaan
untuk bermain media
sosial
Saya membuka media
sosial ketika sedang
belajar atau bekerja
Saya membalas pesan
atau membuka notifikasi
yang masuk walaupun
bukan pesan penting saat
sedang berkegiatan
Saya melalaikan
kewajiban saya karena
terlalu sibuk dengan
media sosial
UNFAV
Bermain media sosial
tidak mengganggu
kegiatan saya
Saya tidak akan
membuka media sosial
ketika sedang
berkegiatan
Saya mengabaikan pesan
masuk di media sosial
ketika sedang melakukan
pekerjaan
Saya tidak pernah sibuk
dengan media sosial
sehingga kewajiban saya
selalu terpenuhi
Ketidakmampuan
mengontrol
(Tidak bisa
mengendalikan
penggunaan internet
FAV
Saya sulit membagi
waktu antara pekerjaan
saya dan bermain media
sosial
Saya mengakses media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
dalam membagi
waktu antara
aktivitas
menggunakan
internet dengan
aktivitas keseharian.
Penggunaan internet
berlebihan juga
mengakibatkan
pemborosan dalam
pembelian paket
internet)
sosial dimanapun,
kapanpun dan dalam
kondisi apapun
Saya boros dalam
pembelian kuota internet
Saya sering begadang
untuk bermain media
sosial
Saya selalu ingin menulis
status di setiap kejadian
pada media sosial
UNFAV
Saya bisa membagi
waktu dalam
menggunakan media
sosial dan fokus pada
pekerjaan saya
Saya selalu mencari
tempat dan waktu yang
nyaman untuk bermain
media sosial
Saya dapat mengatur
pemakaian kuota internet
Saya cukup istirahat dan
tidak pernah begadang
untuk bermain media
sosial
Saya tidak selalu
memposting kejadian
dalam keseharian saya
Mengabaikan
kehidupan sosial
(Berkurangnya
aktivitas dan
FAV
Saya sering melupakan
seseorang yang ada di
dekat saya saat bermain
media sosial
Saya lebih aktif di grup
chatting media sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
kegiatan sosial
dalam masyarakat
dan menurunnya
keterampilan sosial
dalam bergaul)
dibanding ketika
berdiskusi secara
langsung
Saya akan memilih
bermain media sosial
apabila orang-orang di
sekitar saya juga asyik
dengan HP nya
Saya ditegur oleh
keluarga apabila bermain
HP saat sedang kumpul
keluarga
UNFAV
Saya lebih memilih
mengobrol dengan teman
di samping saya tanpa
bermain media sosial
Saya lebih aktif di
kelompok ketika
berdiskusi
Saya tanggap untuk
memulai pembicaraan
dan mengesampingkan
media sosial saya ketika
berbicara
Saya diberi kebebasan
menggunakan media
sosial sesuai dengan
tanggung jawab saya
Mudah marah,
gelisah dan tidak
tenang
(Tidak terbiasa tanpa
internet sehingga
menyebabkan
FAV
Saya merasa cemas dan
tidak tenang jika sehari
saja tidak membuka
media sosial
Saya merasa cemas jika
banyak notifikasi media
sosial yang masuk,
namun saya tidak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
perubahan mood)
membuka media sosial
karena suatu hal
Saya akan mudah kecewa
apabila saya tidak
mendapat pesan masuk
atau notifikasi media
sosial
UNFAV
Saya merasa tenang dan
biasa saja ketika tidak
mengakses media sosial
seharian
Saya merasa santai
walaupun belum dapat
mengakses dan
mengecek media sosial
Saya tidak
mempermasalahkan tidak
adanya notifikasi media
sosial di HandPhone
saya
SKALA B
Aspek Indikator Variasi
Sikap Item
Keterbukaan
Pengungkapan reaksi
atau tanggapan kita
terhadap situsi yang
sedang dihadapi serta
memberikan informasi
tentang masa lalu yang
relevan untuk
memberikan tanggapan
kita di masa kini.
Membagikan kepada
orang lain perasaan kita
Terbuka dengan
infomasi yang
disampaikan
(Menyampaikan
informasi atau
pendapat antar
komunikasi secara
terbuka untuk
menghindari
kesalahpahaman)
FAV
Saya menyampaikan
pendapat secara langsung
kepada orang lain
UNFAV
Saya enggan
menyampaikan pendapat
secara langsung
Jujur dan tanggap
FAV
Saya tidak ragu untuk
mengawali pembicaraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
terhadap perkataan atau
perilaku atas kejadian-
kejadian yang baru
dialami
(Memiliki kejujuran
agar komunikasi
berjalan efektif dan
aktif serta tanggap.
Antar komunikan
juga harus tanggap
dalam menanggapi
informasi maupun
pendapat, terlebih
masukan dan
kritikan dari lawan
bicara)
terhadap siapapun
Saya senang diberi
masukan oleh orang lain
UNFAV
Saya akan menunggu
orang lain menjabat
tangan saya ketika
berkenalan
Saya tidak menyukai
kritikan
Memiliki perasaan
dan pikiran
(Antar lawan bicara
juga harus
menghargai lawan
bicara dengan
memiliki perasaan
dan pikiran yang
positif sehingga
dapat saling
menerima apa yang
disampaikan)
FAV
Saya mengungkapkan isi
hati secara jujur kepada
orang lain
Saya berbagi pengalaman
pribadi dengan teman
UNFAV
Saya tidak mudah
mengatakan apa yang
sedang saya rasakan
Saya tidak mudah
memahami apa yang
dirasakan teman-teman
disekitar saya
Empati
Merasakan apa yang
dirasakan orang lain dan
bersedia memahami
orang lain secara baik
dalam aspek
perasaan,pikiran dan
keinginan. Empati dalam
komunikasi akan
menyebabkan tumbuh
dan berkembang saling
memberikan pengertian
dan penerimaan.
Memahami
pengalaman dan
memotivasi
(Memahami apa
yang diceritakan
atau disampaikan
lawan bicara
sehingga antar
komunikan bisa
memberi semangat
dan motivasi atas
pengalaman lawan
bicaranya)
FAV
Saya menjadi pendengar
yang baik ketika orang
lain curhat
Saya tidak segan
memberikan perhatian
kepada orang lain
Saya mencoba
memotivasi dan
memahami pengalaman
orang tersebut
UNFAV
Saya sukar memahami
apa yang dirasakan orang
lain
Saya merasa kurang
tanggap dan peka dalam
memberikan perhatian
Saya terkesan cuek
apabila cerita orang
tersebut tidak menarik
bagi saya
Saling FAV Saya mendengarkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
mendengarkan
perkataan
(Lawan bicara wajib
menghargai dengan
saling mendengarkan
satu sama lain )
memberi tanggapan
dengan baik cerita orang
lain
UNFAV
Saya merasa cepat jenuh
ketika mendengarkan
pembicaraan orang lain
Kepercayaan
(Keterbukaan diri
juga menentukan
apakah lawan bicara
percaya untuk
menyampaikan
tentang perasaan dan
pikirannya kepada
orang lain)
FAV
Saya berhati-hati ketika
berbicara kepada orang
yang baru saya kenal
UNFAV
Saya merasa setiap orang
tidak mudah
mempercayai saya
Sikap dan Suasana
Mendukung
Situasi yang terbuka
untuk mendukung
komunikasi berlangsung
efektif. Dalam
komunikasi antar pribadi
perlu adanya suasana
yang mendukung dan
memotivasi. Sikap
suportif dapat
mengurangi sikap
defensif dimana
cenderung lebih banyak
melindungi diri dari
ancaman yang
ditanggapinya dalam
situasi komunikasi
daripada memahami
pesan orang lain
Deskriptif
(Menyampaikan
perasaan dan
persepsi kepada
orang lain tanpa
menilai sehingga
orang tersebut
“merasa” dihargai)
FAV
Saya mengomentari
penampilan teman saya
dengan penyampaian
yang baik
UNFAV
Saya lebih puas
menyampaikan perasaan
dan pikiran saya yang
tidak saya sukai kepada
orang tersebut meskipun
menyakitkan
Orientasi Masalah
(Mengajak untuk
bekerja sama
mencari pemecahan
masalah)
FAV
Saya meminta solusi
orang lain untuk
memecahkan masalah
UNFAV
Saya tidak butuh orang
lain untuk membantu
menyelesaikan masalah
saya
Spontanitas
(Sikap jujur dan
terus terang apa yang
dipikirkan)
FAV
Saya memilih jujur
walaupun menyakiti
perasaan lawan bicara
UNFAV
Saya tidak menegur
ketika teman saya
berbuat salah
Persamaan
(Sikap
memperlakukan
orang lain dengan
FAV
Saya tidak membeda-
bedakan dengan siapa
saya berbicara
UNFAV Saya tidak mudah
menerima apapun yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
setara) tidak sependapat dengan
saya
Provosionalisme
(Kesediaan untuk
meninjau kembali
pendapat diri sendiri,
mendengarkan
pendapat orang lain
dan menerima
kritikan)
FAV
Sering berbicara secara
tatap muka menjadikan
hubungan semakin dekat
Saya dapat menerima
kritikam sekalipun itu
menyinggung
UNFAV
Saya kurang percaya diri
untuk berbicara secara
tatap muka
Saya tidak suka
mendapat kritikan
Sikap Positif
Kecenderungan bertindak
pada diri komunikator
untuk memberikan
penilaian yang positif
pada diri komunikan.
dalam komunikasi tatap
muka komunikan saling
bersikap positif,
mendorong orang lain
lebih aktif berpartisipasi
dan menciptakan situasi
yang komunikatif
Pikiran positif
(Antar komunikan
harus memiliki
pikiran yang positif
dan tidak mudah
curiga sehingga
mampu memberikan
penilaian yang baik
dan adanya
penerimaan dari
antar lawan bicara)
FAV
Saya berpikiran
baik/positif kepada
teman yang tiba-tiba baik
kepada saya
Saya tidak mudah
berprasangka terhadap
orang yang baru saya
kenal
UNFAV
Saya akan membalas
sikap kurang baik orang
lain terhadap saya
Saya tidak percaya
kepada orang yang tidak
saya kenal
Menghargai
(Dengan peka
terhadap kebutuhan
orang lain , memberi
dan menerima pujian
serta penghargaan)
FAV
Saya tidak segan
memberikan pujian
kepada orang lain
Saya selalu
memperhatikan lawan
bicara saya berbicara
UNFAV
Saya merasa tersaingi
bila ada seseorang yang
berprestasi
Saya sering mengabaikan
lawan bicara saya
berbicara
Kesetaraan
(Pengakuan bahwa kedua
belah pihak menghargai,
berguna, dan mempunyai
sesuatu yang penting
untuk dibagikan.
Kesetaraan berarti tidak
memperlakukan orang
lain secara demokratis,
Menyadari
kekurangan
(Menyadari dengan
tidak menunjukkan
diri sendiri lebih
tinggi atau lebih baik
dari orang lain)
FAV
Saya menyadari
kekurangan dan
kelebihan saya ataupun
orang lain
UNFAV
Saya mudah
membandingkan diri
saya dengan orang lain
Komunikasi
berharga dan FAV
Saya menghargai
pentingnya apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
tidak menunjukkan diri
sendiri lebih tingi atau
lebih baik dari orang lain
karena status,
kemampuan, kekayaan
dll. Dapat
mengkomunikasikan
penghargaan dan rasa
hormat sehingga proses
komunikasi efektif)
penting
(Menghargai apa
yang disampaikan
lawan bicara bahwa
infomasi tersebut
penting dengan tidak
mengabaikan dan
tidak menggurui)
dibicarakan lawa bicara
saya
UNFAV Saya tidak aktif dalam
suatu pembicaraan
Kesamaan
komunikasi
(Memperlakukan
orang lain secara
horizontal dan
demokratis, tidak
membedakan dalam
status, kekayaan dll)
FAV
Saya dapat berbicara
pada siapapun tanpa
memandang status sosial
UNFAV
Saya hanya akan
berbicara pada seseorang
yang saya kenal
Tidak memaksakan
kehendak
(Tidak egois dengan
apa yang menjadi
keinginan dan
pemikirannya)
FAV
Saya memahami
keinginan orang lain
yang berbeda dengan
saya
UNFAV
Apabila kehendak saya
tidak dituruti saya akan
marah
Mencipatakan
suasana akrab dan
nyaman
(Lingkungan dengan
suasana baru dan
nyaman membuat
komunikasi antar
komunikan berjalan
dengan efektif)
FAV
Saya termasuk orang
yang mudah akrab
dengan siapapun
UNFAV
Saya membutuhkan
waktu untuk bisa akrab
dengan lingkungan baru
Mengakui
kepentingan dan
saling memerlukan
(Memberikan
bantuan kepada
lawan bicara yang
saling membutuhkan
dapat menumbuhkan
kedekatan satu sama
lain)
FAV
Saya mudah memberikan
bantuan kepada orang
lain
UNFAV
Saya tidak mudah
berbagi solusi kepada
orang yang
membutuhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
LAMPIRAN 2
SKALA PENELITIAN
Salam sejahtera,
Perkenalkan saya Matilda Devina Nirmala Putri, mahasiswi tingkat
akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang
menyelesaikan tugas akhir dengan tujuan dan manfaat dari penelitian ini
adalah mengetahui pengaruh dari pemakaian media sosial terhadap
komunikasi interpersonal di lingkungan. Oleh karena itu, saya memohon
kesediaan Anda dalam mengisi kuesioner penelitian ini. Anda tidak perlu
ragu-ragu dalam menjawab karena tidak ada jawaban benar dan salah, Anda
diharapkan mengisi kuesioner penelitian secara jujur, spontan dan sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Hasil dari kuesioner ini akan dirahasiakan
sehingga saya maupun orang lain tidak mengetahui identitas diri Anda. Saya
sangat menghargai apabila Anda bersedia mengisi pertanyaan kuesioner ini
dengan sejujur-jujurnya.
Penelitian ini ditunjukan kepada Anda :
1.Memiliki minimal 3 akun media sosial
2.Aktif menggunakan media sosial (akun chatting maupun akun seperti
instagram, facebook, youtube, twitter, dll)
3.Berusia 18-40 tahun
Dengan melanjutkan ke sesi berikutnya, maka Anda telah menyatakan
bahwa Anda bersedia untuk ikut terlibat dalam mengisi kuesioner penelitian
ini tanpa adanya paksaan dari pihak manapun dan dengan sungguh-sungguh
memberikan jawaban sesuai dengan apa yang Anda rasakan, alami dan
pikirkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Setelah Anda mengisi data diri, pada penelitian ini akan terdapat 2
jenis skala dengan beberapa pertanyaan. Pengisian skala memakan waktu 15-
30 menit tergantung kecepatan Anda mengisi kuesioner.
Petunjuk Pengisian
Berikut dibawah ini terdapat beberapa pertanyaan pada skala A dan
skala B yang berhubungan dengan keadaan Anda. Bacalah setiap pertanyaan
yang ada dengan teliti, kemudian pilihlah salah satu dari empat pilihan
jawaban yang telah disediakan dan paling sesuai dengan diri Anda. Tidak ada
jawaban yang benar atau salah, maka jawablah sesuai dengan apa yang Anda
alami, rasakan maupun pikirkan. Jawablah semua pertanyaan dan jangan
sampai ada yang terlewatkan.
SKALA A
No PERNYATAAN SS S TS STS
1
Saya merasa cemas jika banyak notifikasi
media sosial yang masuk, namun saya tidak
dapat membuka media sosial karena suatu
hal
2 Saya tidak mempermasalahkan tidak adanya
notifikasi media sosial di HandPhone saya
3 Saya membuka media sosial ketika sedang
belajar atau bekerja
4 Saya sering begadang untuk bermain media
sosial
5 Saya melalaikan kewajiban saya karena
terlalu sibuk dengan media sosial
6 Saya diberi kebebasan menggunakan media
sosial sesuai dengan tanggung jawab saya
7 Saya dapat mengatur pemakaian kuota
internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
8 Saya tidak akan membuka media sosial
ketika sedang berkegiatan
9 Saya lebih memilih mengobrol dengan
teman di samping saya tanpa bermain media
sosial
10 Saya sering melupakan seseorang yang ada
di dekat saya saat bermain media sosial
11 Saya lebih aktif di kelompok ketika sedang
berdiskusi
12 Saya sulit membagi waktu antara pekerjaan
saya dan bermain media sosial
13 Saya menggunakan media sosial 6 jam per
hari
14 Saya cukup istirahat dan tidak pernah
begadang untuk bermain media sosial
15 Saya tidak pernah sibuk dengan media sosial
sehingga kewajiban saya selalu terpenuhi
16 Semakin hari waktu saya tersita hanya untuk
bermain media sosial
17 Saya mengakses media sosial dimanapun,
kapanpun dan dalam kondisi apapun
18 Saya merasa tenang dan biasa saja ketika
tidak mengakses media sosial seharian
19 Saya bermain media sosial hanya ketika
waktu senggang
20 Saya merasa santai walaupun belum dapat
mengakses dan mengecek media sosial
21 Saya boros dalam pembelian kuota internet
22 Saya tanggap untuk memulai pembicaraan
dan mengesampingkan media sosial saya
ketika berbicara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
23
Saya merasa cemas dan tidak tenang jika
sehari saja tidak membuka media sosial
24 Saya selalu mengakses media sosial
sepanjang waktu
25 Saya menunda pekerjaan untuk bermain
media sosial
26 Saya akan mudah kecewa apabila saya tidak
mendapat pesan masuk atau notifikasi media
sosial
27 Saya dapat menata waktu dengan bijak
dalam menggunakan media sosial
28 Saya membalas pesan atau membuka
notifikasi yang masuk walaupun bukan
pesan penting saat sedang berkegiatan
29 Saya menggunakan media sosial kurang dari
3 jam per hari
30 Saya bisa membagi waktu dalam
menggunakan media sosial dan fokus pada
pekerjaan saya
31 Saya ditegur oleh keluarga apabila bermain
HP saat sedang kumpul keluarga
32 Saya lebih aktif di grup chatting media
sosial dibanding ketika berdiskusi secara
langsung
SKALA B
NO PERNYATAAN SS S TS STS
33
Saya tidak mudah menerima apapun yang
tidak sependapat dengan saya
34 Saya sukar memahami apa yang dirasakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
orang lain
35 Saya selalu memperhatikan lawan bicara
saya berbicara
36 Saya kurang percaya diri untuk berbicara
secara tatap muka
37 Saya tidak mudah memahami apa yang
dirasakan teman-teman disekitar saya
38 Saya mudah memberikan bantuan kepada
orang lain
39 Saya merasa kurang tanggap dan peka dalam
memberikan perhatian
40 Saya sering mengabaikan lawan bicara saya
berbicara
41 Saya dapat menerima kritikam sekalipun itu
menyinggung
42 Saya tidak membeda-bedakan dengan siapa
saya berbicara
43 Saya tidak ragu untuk mengawali
pembicaraan terhadap siapapun
44
Saya lebih puas menyampaikan perasaan
dan pikiran saya yang tidak saya sukai
kepada orang tersebut meskipun
menyakitkan
45
Saya tidak mudah berprasangka terhadap
infromasi yang saya terima
46
Saya tidak segan memberikan perhatian
kepada orang lain
47 Saya menghargai pentingnya apa yang
dibicarakan lawan bicara saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
48
Saya tidak segan memberikan pujian kepada
orang lain
49
Saya mengungkapkan isi hati secara jujur
kepada orang lain
50 Saya dapat berbicara pada siapapun tanpa
memandang status sosial
51 Saya tidak suka mendapat kritikan
52
Saya akan membalas sikap kurang baik
orang lain terhadap saya
53 Apabila kehendak saya tidak dituruti saya
akan marah
54 Saya tidak mudah berbagi solusi kepada
orang yang membutuhkan
55 Saya kurang tanggap memberikan pendapat
56 Saya tidak aktif dalam suatu pembicaraan
57 Saya mencoba memotivasi dan memahami
pengalaman orang tersebut
58 Saya termasuk orang yang mudah akrab
dengan siapapun
59
Saya merasa cepat jenuh ketika
mendengarkan pembicaraan orang lain
60 Saya menyadari kekurangan dan kelebihan
saya ataupun orang lain
61
Saya memahami keinginan orang lain yang
berbeda dengan saya
62 Sering berbicara secara tatap muka
menjadikan hubungan semakin dekat
63 Saya hanya akan berbicara pada seseorang
yang saya kenal
64 Saya tidak menegur ketika teman saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
berbuat salah
65
Saya merasa setiap orang tidak mudah
mempercayai saya
66
Saya akan menunggu orang lain menjabat
tangan saya ketika berkenalan
67 Saya merasa tersaingi bila ada seseorang
yang berprestasi
68 Saya memilih jujur walaupun menyakiti
perasaan lawan bicara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
LAMPIRAN 3
HASIL SELEKSI ITEM
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 208 99,0
Excludeda 2 1,0
Total 210 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,733 68
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 175,50 95,671 ,186 ,730
P2 175,82 95,181 ,235 ,728
P3 175,42 95,762 ,168 ,730
P4 175,53 92,066 ,393 ,720
P5 176,02 95,048 ,244 ,727
P6 176,22 99,204 -,077 ,738
P7 175,72 94,492 ,247 ,727
P8 175,84 94,511 ,286 ,726
P9 175,98 94,695 ,265 ,727
P10 175,84 95,941 ,185 ,730
P11 175,79 98,957 -,056 ,738
P12 176,09 95,967 ,196 ,729
P13 175,44 93,861 ,302 ,725
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
P14 175,72 94,542 ,254 ,727
P15 175,85 95,725 ,189 ,730
P16 175,90 94,835 ,236 ,728
P17 175,65 93,678 ,369 ,723
P18 175,78 94,096 ,326 ,724
P19 175,87 93,914 ,320 ,724
P20 175,85 94,140 ,350 ,724
P21 175,56 93,388 ,298 ,724
P22 176,05 97,321 ,091 ,733
P23 175,75 95,454 ,190 ,729
P24 175,77 94,507 ,291 ,726
P25 176,01 94,396 ,278 ,726
P26 176,02 95,236 ,230 ,728
P27 175,96 96,930 ,121 ,732
P28 175,66 95,867 ,216 ,729
P29 175,43 95,155 ,223 ,728
P30 176,05 96,437 ,166 ,730
P31 175,41 97,393 ,040 ,736
P32 175,91 97,683 ,050 ,734
P33 175,20 98,497 -,021 ,737
P34 175,09 98,682 -,031 ,737
P35 174,75 97,348 ,101 ,732
P36 175,08 96,684 ,112 ,733
P37 175,04 96,341 ,177 ,730
P38 174,82 95,764 ,234 ,728
P39 175,17 97,764 ,036 ,735
P40 174,88 97,359 ,086 ,733
P41 174,92 96,897 ,120 ,732
P42 174,80 97,631 ,050 ,735
P43 174,96 97,829 ,024 ,736
P44 175,70 99,515 -,096 ,741
P45 175,13 98,191 ,007 ,736
P46 174,83 95,068 ,330 ,726
P47 174,74 95,809 ,288 ,727
P48 174,77 95,403 ,250 ,728
P49 174,97 97,086 ,091 ,733
P50 174,72 95,458 ,213 ,729
P51 174,98 95,797 ,205 ,729
P52 175,17 98,479 -,017 ,737
P53 174,90 98,072 ,023 ,735
P54 174,91 95,803 ,251 ,728
P55 175,05 97,389 ,102 ,732
P56 175,12 95,791 ,212 ,729
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
P57 174,85 95,706 ,272 ,727
P58 174,87 95,105 ,228 ,728
P59 175,11 96,698 ,156 ,731
P60 174,88 96,348 ,209 ,729
P61 174,91 98,306 ,008 ,735
P62 174,73 95,784 ,207 ,729
P63 175,13 95,167 ,225 ,728
P64 175,03 96,096 ,228 ,729
P65 175,18 98,360 -,005 ,736
P66 175,02 96,169 ,208 ,729
P67 175,14 96,240 ,130 ,732
P68 175,07 97,725 ,044 ,735
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
LAMPIRAN 4
HASIL UJI RELIABILITAS
Hasil Uji Reliabilias I
SKALA A
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 55 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 55 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Hasil Uji Reliabilitas II
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,920 33
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,908 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Hasil Uji Reliabilitas I
SKALA B
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 45 78,9
Excludeda 12 21,1
Total 57 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,848 52
Hasil Uji Reliabilitas II
SKALA B
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,922 36
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 45 78,9
Excludeda 12 21,1
Total 57 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 5
HASIL UJI DESKRIPSI MEAN EMPIRIS
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 210 70 41 111 70,01 10,386
X2 210 55 83 138 107,81 9,298
Valid N
(listwise) 210
Ket : X1 : Kecanduan media sosial
X2 : Kualitas Komunikasi interpersonal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
LAMPIRAN 6
HASIL UJI NORMALITAS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
X1 ,069 210 ,017
X2 ,154 210 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
LAMPIRAN 7
HASIL UJI LINEARITAS
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
X1 * X2 210 100,0% 0 0,0% 210 100,0%
Ket : X1 : Penggunaan berlebihan media sosial
X2 : Efektivitas komunikasi interpersonal
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
X1
*
X2
Between
Groups
(Combine
d) 11174,835 43 259,880 3,794 ,000
Linearity 5308,637 1 5308,637 77,511 ,000
Deviation
from
Linearity
5866,198 42 139,671 2,039 ,001
Within Groups 11369,146 166 68,489
Total 22543,981 209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN 8
HASIL UJI HIPOTESIS
Correlations
X1 X2
Spearman's rho X1 Correlation
Coefficient
1,000 -,454**
Sig. (1-tailed) . ,000
N 210 210
X2 Correlation
Coefficient
-,454**
1,000
Sig. (1-tailed) ,000 .
N 210 210
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI