hubungan kecerdasan ruhaniah dengan minat ... - psikologi...
TRANSCRIPT
1
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN KECERDASAN RUHANIAH DENGAN MINAT
MENABUNG DI BANK SYARIAH
Oleh :
VIVI PERMATA SARI
IRWAN NURYANA K.
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2005
2
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN KECERDASAN RUHANIAH DENGAN MINAT
MENABUNG DI BANK SYARIAH
Telah disetujui Pada Tanggal:
Dosen Pembimbing
( Irwan Nuryana. K. S.Psi, M.Si )
3
HUBUNGAN KECERDASAN RUHANIAH DENGAN MINAT
MENABUNG DI BANK SYARIAH
Vivi Permata Sari Irwan Nuryana K
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan positif antara kecerdasan ruhaniah dengan minat menabung di bank syariah. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara kecerdasan ruhaniah dengan minat menabung di bank syariah.
Kecerdasan ruhaniah adalah kapasitas penggunaan nilai-nilai keimanan yang menjadi pedoman bagi individu untuk bertingkah laku. Minat menabung di bank syariah adalah suatu dorongan secara sadar yang membuat individu menaruh perhatian secara selektif, spontan dan tanpa dipaksakan untuk menabung di bank syariah.
Subjek dari penelitian ini adalah karyawan yang berjumlah 122 orang. Metode pengumpulan data menggunakan skala kecerdasan ruhaniah dan skala minat menabung di bank syariah. Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji korelasi product moment dari Spearman Hasil analisis menunjukkan besarnya koefisien korelasi sebesar r = 0,569 dengan p = 0,000. Karena p < 0,01, maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara kecerdasan ruhaniah dengan minat menabung di bank syariah diterima. Kata kunci: Kecerdasan ruhaniah, minat menabung di bank syariah.
4
Latar Belakang Masalah
Perkembangan sektor perbankan di Indonesia pada satu dekade terakhir ini turut
diwarnai oleh munculnya bank yang berbasis syariah islam dalam
pengelolaannya. Tidak sedikit bank konvensional yang membuka kantor cabang
syariah, bahkan menggantikan jenis usahanya dari bank konvensional menjadi
bank syariah (Mughits, dalam Hilman, 2003). Bank berbasis syariah islam ini
dikenal dengan sebutan Bank Islam atau Bank Syariah. Bank Syariah adalah bank
umum yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
(www.syariahmandiri.com).
Keberadaan bank syariah di Indonesia dikukuhkan dalam Undang-undang
yang menyebutkan bahwa dalam perbankan Indonesia terdapat dua sistem yakni
konvensional dan syariah. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan sistem
syariah di Indonesia juga merupakan suatu kewajiban karena telah diatur dalam
Undang–undang. Alasan lain pentingnya pengembangan bank syariah di
Indonesia adalah karena Indonesia memiliki penduduk yang sebagian besar
beragama islam serta sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat yang selama ini
tidak terlayani oleh perbankan konvensional karena masalah keyakinan terutama
yang berkaitan dengan bunga bank (Kompas,21 Agustus 2001). Keluarnya fatwa
MUI pada 16 Desember 2003 yang menyatakan bahwa bunga bank hukumnya
haram merupakan jawaban atas keraguan masyarakat tentang hukum bunga bank,
sehingga memperkuat keyakinan sebagian masyarakat yang meyakini keberadaan
bunga bank sebagai riba yang dilarang dalam Islam (Hidayatullah, 2004).
5
Meskipun dapat dikatakan bahwa keberadaan bank syariah merupakan hal
yang baru, akan tetapi masyarakat Indonesia telah memberi sambutan yang cukup
hangat (www.pikiranrakyat.com). Walaupun demikian, pada kenyataannya masih
banyak masyarakat Indonesia yang lebih berminat menggunakan bank
konvensional untuk menunjang kegiatan ekonominya. Hal ini cukup
memprihatinkan mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia adalah pemeluk
agama Islam, yang dalam ajarannya mengharamkan bunga bank yang diterapkan
dalam sistem perbankan konvensional.
Hasil survei Bank Indonesia menunjukkan bahwa sebagian nasabah bank
konvensional tidak ingin beralih keperbankan syariah karena telah terbiasa
menjadi nasabah bank konvensional atau karena tidak mau direpotkan oleh
perpindahan ke perbankan syariah (Kompas 20 Desember 2004). Kurangnya
informasi tentang bank syariah juga merupakan salah satu sebab rendahnya minat
untuk menabung di bank syariah, seperti yang ungkapkan oleh Muhamad (2002).
Penelitian Wahyuni (2004) menunjukkan bahwa minat menabung di bank
syariah dipengaruhi oleh sikap terhadap fatwa MUI tentang haramnya bunga
bank. Semakin positif sikap terhadap fatwa MUI tersebut, maka akan semakin
tinggi minat menabungnya. Sementara hasil survei Bank Indonesia mendapatkan
bahwa meskipun setuju dengan fatwa MUI yang menyatakan bahwa bunga bank
hukumnya haram, 78.6 % responden yang menyatakan mendukung fatwa bunga
bank hukumnya haram belum melakukan tindakan apa – apa seperti
memindahkan rekening ke bank syariah. Hal ini tentu saja memprihatinkan,
mengingat bahwa MUI mengeluarkan fatwa tersebut tentulah dengan niat demi
6
kemaslahatan umat dan dengan mempertimbangkan dalil - dalil yang terdapat
dalam Al Qur’an dan Hadist.
Bagi seorang muslim, satu-satunya sumber nilai adalah Al Qur’an dan
Sunnah Rasul. Individu yang berniat untuk selalu mendapatkan ridho Allah akan
mempertimbangkan setiap tindakannya berdasarkan ketentuan yang ada dalam
Al Qur’an dan Hadits. Konsekuensinya, apapun nilai yang dibutuhkan dalam
analisis dan perilaku ekonomi juga harus bersandar pada kedua sumber nilai
tersebut.
Islam sebagai suatu agama dan landasan hidup mempunyai aturan - aturan
yang bersifat mengikat pemeluknya, dengan tujuan untuk kebaikan umatnya
sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Nasr (dalam Ahmad, 1995) Islam tidak
mengenal pemisahan antara yang sakral dan profen, baik antara ibadah ritual,
kerja dan muamalah. Menurut Langgulung (dalam Ahmad,1995) Islam
memandang bahwa setiap tingkah laku manusia pada dasarnya adalah ibadah,
senyum adalah ibadah, menabung adalah ibadah, bekerja adalah ibadah, dan
seterusnya.
Kemampuan manusia untuk mengolah dan menjadikan agama sebagai
dasar dan pedoman dalam melakukan suatu tindakan pada kehidupan sehari –
hari, merupakan ciri kecerdasan ruhaniah. Sehingga bila individu memiliki
kecerdasan ruhaniah yang baik maka individu tersebut mampu untuk bertindak
berdasarkan aqidah dan hukum Islam yang berlaku. Pertanyaan penelitian ini
adalah apakah ada hubungan antara kecerdasan ruhaniah dengan minat menabung
di bank syariah pada karyawan.
7
Minat Menabung
Minat dapat dipahami untuk menunjukkan kekuatan motif yang
menyebabkan seseorang memberikan perhatian kepada orang, benda atau aktifitas
tertentu. Minat menggambarkan alasan-alasan mengapa seseorang lebih tertarik
kepada benda, orang atau aktivitas tertentu dibandingkan dengan yang lain. Minat
juga dapat membantu seseorang untuk memutuskan apakah ia akan melaksanakan
aktivitas yang ini atau aktivitas yang lain (Crow dan Crow, 1976).
Pintrich dan Schunk (1996) membagi defenisi minat menjadi tiga yaitu:
a. Minat pribadi, yaitu minat yang berasal dari pribadi atau karakteristik individu
yang relatif stabil. Biasanya minat pribadi diasumsikan langsung ke beberapa
aktivitas atau topik.
b. Minat situasi, yaitu minat yang berhubungan dengan kondisi lingkungannya
seperti ruangan kelas, komputer dan buku teks yang dapat membangkitkan
minat.
c. Minat dalam rumusan psikologi,yaitu perpaduan antara minat pribadi dengan
minat situasi.
Menabung adalah menyimpan uang dalam celengan, pos dan bank (Salim
&Salim, 1991), atau menurut Aromasari (1991) menyimpan uang di bank dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang.
Berdasarkan paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa minat
menabung adalah kekuatan yang mendorong individu untuk memberikan
perhatiannya terhadap kegiatan menyimpan uang di bank yang dilakukan secara
sadar, tidak terpaksa dan dengan perasaan senang.
8
Aspek-aspek Minat Menabung
Pintrich dan Schunk (1996) menyebutkan aspek-aspek minat adalah
sebagai berikut:
a. Sikap umum terhadap aktivitas (general attitude toward the activity)
b. Pilihan spesifik untuk menyukai aktivitas (spesific preference for or liking
the activity).
c. Merasa senang dengan aktivitas (enjoyment of the activity),
d. Aktivitas tersebut mempunyai arti atau penting bagi individu (personel
importance or significance of the activity to the individual)
e. Adanya minat intrisik dalam isi aktivitas (instrinsic interest in the content of
activity)
f. Berpartisipasi dalam aktivitas (reported choise of or participation in the
activity).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Minat Menabung
Menurut Ratnawati, dkk (2000), faktor – faktor yang mempengaruhi
individu untuk mau menabung di bank syariah adalah :
a. Pekerjaan. Individu dari kalangan pengusaha cenderung mau menabung di
bank syariah.
b. Penghasilan. Individu dengan penghasilan menengah ke atas cenderung
mau menabung di bank syariah
9
c. Aksesibilitas. Daerah yang mempunyai tingkat aksesibilitas tinggi dan
keberadaan bank-bank alternatif juga banyak, akan berpengaruh negatif
terhadap potensi bank syariah.
d. Keterbukaan dalam informasi. Bank syariah bukan merupakan alternatif
utama karena umumnya pelayanan bank syariah masih dianggap kurang
profesional dibandingkan dengan bank-bank konvensional.
e. Penerimaan terhadap bank-bank konvensional. Masyarakat yang menerima
bank konvensional untuk aktivitas sehari-hari cenderung lebih mau
mengadopsi bank syariah dibandingkan masyarakat yang tidak menerima
sistem perbankan konvensional.
f. Pertimbangan memilih bank karena lokasi. Kemudahan bank syariah untuk
dijangkau akan mendorong masyarakat mau menjadi nasabahnya.
g. Pertimbangan memilih bank karena pelayanan. Bila pelayanan bank syariah
tidak menyulitkan maka masyarakat akan cenderung menabung di bank
syariah.
h. Pertimbangan memilih karena kredibilitas. Kredibilitas bank syariah masih
dianggap kurang jelas dan kalah jauh dibandingkan dengan bank
konvensional.
i. Pertimbangan memilih bank syariah karena fasilitas. Masayarakat akan
memilih bank syariah bila fasilitasnya memadai.
j. Pertimbangan memilih bank karena status. Masyarakat akan cenderung
memilih bank syariah bila mengerti bahwa bank syariah sesuai dengan
syariat agama islam.
10
k. Peminjam pada bank konvensional cenderung tidak menggunakan bank
syariah, karena tidak yakin dengan sistem.
l. Penerimaan terhadap sistem bagi hasil yang dipakai di bank syariah.
Individu akan menabung di bank syariah bila merasa yakin dengan sistem
bagi hasil.
m. Pengetahuan bank syariah. Masyarakat yang mengetahui dengan baik
tentang bank syariah cenderung mau menjadi nasabah bank syariah.
Kecerdasan Ruhaniah
Istilah kecerdasan ruhaniah (Transedental intelligence) diperkenalkan pertamakali
oleh Tasmara (2001), Tasmara berusaha menjembatani atau mengkompromikan
dua kecerdasan, baik kecerdasan ruhaniah secara universal dan kecerdasan
spritual secara Islami untuk melahirkan titik singgung (overlapping meaning)
pada dua lingkaran di mana garis yang saling bertindihan antara bidang ruhaniah
dan agama adalah kecerdasan ruhaniah.
Tasmara mengartikan kecerdasan ruhaniah sebagai kecerdasan yang
berpusat pada rasa cinta yang mendalam kepada Allah Rabbul’Alamin dan
seluruh ciptaan-Nya. Sebuah keyakinan yang mampu mengatasi seluruh perasaan
yang bersifat jasadi, bersifat sementara dan fana. Kecerdasan ruhaniah merupakan
kapasitas penggunaan nilai – nilai keimanan yang dapat dijadikan pedoman
didalam melakukan suatu perbuatan yang bertanggung jawab.
11
Aspek-aspek Kecerdasan Ruhaniah
Aspek-aspek kecerdasan ruhaniah dalam penelitian ini dapat dilihat
melalui indikator dan ciri-ciri yang menunjukkan esensi kecerdasan ruhaniah.
Tasmara (2001), menyatakan indikator dari kecerdasan ruhaniah adalah
takwa. Takwa diartikan oleh Tasmara (2001) sebagai tanggung jawab. All-
Muttaqin adalah orang-orang yang bertanggung jawab berdasarkan cinta.
Pengertian takwa sebagai bentuk tanggung jawab dalam kaitannya dengan
kecerdasan ruhaniah akan terasa lebih aplikatif dan memiliki tolak ukur yang
jelas serta dapat dilaksanakan secara praktis, sehingga mempengaruhi perilaku
sehari-hari. Aspek - aspek kecerdasan ruhaniah dalam penelitian ini dapat dilihat
melalui indikator dan ciri-ciri yang menunjukkan esensi kecerdasan ruhaniah.
Tasmara (2001) menyatakan ciri-ciri individu yang memiliki kecerdasan
Ruhaniah yang tinggi adalah sebagai berikut :
a. Memiliki visi
Visi merupakan pengejawantahan imajinasi kreatif dan merupakan motivasi
utama dari tindakan manusia. Menetapkan visi berarti menetapkan arah
kiblat yang benar-benar diyakini.
b. Merasakan kehadiran Allah
Manusia yang bertanggung jawab dan cerdas secara ruhaniah merasakan
kehadiran Allah dimana saja ia berada. Kesadaran bahwa Allah senantiasa
bersamanya (innallaha ma’ana), merupakan bentuk fitrah menusia. Dengan
kesadaran itu pula, sebenarnya nilai-nilai moral akan terpelihara.
12
c. Berdzikir dan berdoa
Individu yang cerdas secara ruhaniah menyadari bahwa doa mempunyai
makna yang sangat mendalam bagi dirinya. Dengan doa berarti ada rasa
optimisme yang mendalam di hati dan masih memiliki semangat untuk
melihat ke depan.
d. Memiliki kualitas sabar
Sabar berarti terpatrinya sebuah harapan yang kuat untuk menggapai cita-
cita. Dalam kandungan kualitas sabar, terdapat sikap yang istiqomah. Sabar
berarti tidak tergeser dari jalan yang ditempuh.
e. Cenderung kepada kebaikan
Individu yang bertakwa (bertanggung jawab) adalah tipe manusia yang
selalu cenderung kepada kebaikan dan kebenaran (hanif). Individu yang
memiliki nilai takwa, sudah tentu terpacu untuk selalu menggali potensi diri
agar menduduki tempat terbaik atau saleh.
f. Memiliki empati
Empati merupakan kemampuan seseorang untuk memahami orang lain
sehingga dapat merasakan kondisi batiniah orang lain.
g. Berjiwa besar
Berjiwa besar adalah keberanian memaafkan dan sekaligus melupakan
perbuatan yang pernah dilakukan oleh orang lain. Disebut berjiwa besar
karena seseorang mungkin memaafkan, tetapi tidak berangkat dari hati
nurani yang tulus.
13
h. Bahagia melayani
Individu yang cerdas secara ruhaniah menjadikan semangat pelayanan
sebagai salah satu misi kehidupannya.
Dalam melayani, ego keakuan kita hilang diganti dengan rasa
kebersamaan.
Hubungan Kecerdasan Ruhaniah Dengan Minat Menabung di Bank Syariah.
Menurut Tasmara (2001) kecerdasan ruhaniah adalah tanggung jawab. Al-
muttaqqin (orang-orang yang bertanggung jawab) adalah orang-orang yang
bertanggung jawab berdasarkan cinta. Terkait dengan kecerdasan ruhaniah, makna
takwa sebagai bentuk tanggung jawab akan terasa lebih aplikatif dan memiliki
tolok ukur yang jelas serta dapat dilaksanakan secara praktis, sehingga
mempengaruhi perilaku sehari-hari. Pengertian takwa sebagai tindakan yang
bertanggung jawab dapat didefenisikan sebagai sikap dan tindakan seseorang
didalam menerima sesuatu sebagai amanah dengan penuh rasa cinta ingin
menunaikannya dalam bentuk pilihan-pilihan amal saleh.
Bank syariah yang menerapkan sistem syariah islam dalam kegiatannya
merupakan alternatif bagi umat muslim yang membutuhkan adanya lembaga
perbankan yang bebas dari pola ribawi yang secara prinsip diharamkan syariat.
Individu yang memiliki kecerdasan ruhaniah akan memahami bahwa ia perlu
mempersiapkan segala kemungkinan di masa yang akan datang, termasuk
diantaranya merencanakan tentang perekonomiannya kelak. Individu akan
mamahami bahwa menabung untuk mempersiapkan masa depan itu penting.
14
Individu yang cerdas secara ruhaniah selalu mempercayai bahwa Allah akan
menyaksikan segala perbuatan manusia termasuk bermuamalah dalam kegiatan
ekonomi. Menabung di bank syariah merupakan pilihan yang sesuai dengan
prinsip ajaran islam dan tidak bertentangan dengan perintah Allah. Individu
dengan kecerdasan ruhaniah juga dapat memahami bahwa dengan menabung di
bank syariah ia dapat menolong orang lain yang membutuhkan, karena sistem
bagi hasil yang diterapkan oleh bank syariah bertujuan untuk menolong sesama.
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan
positif antara kecerdasan ruhaniah dengan minat menabung di bank syariah”.
Semakin tinggi kecerdasan ruhaniah, semakin tinggi pula minat menabung di
bank syariah. Sebaliknya, semakin rendah kecerdasan ruhaniah, maka akan
semakin rendah pula minat menabung di bank syariah.
Metode Penelitian
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 122 orang yang merupakan
karyawan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia,
karyawan Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia, serta karyawan PT. Merapi
Mas Abadi.
1. Skala Minat Menabung.
Minat menabung di Bank Syariah diungkap dengan menggunakan skala minat
menabung yang diadaptasi dari skala minat menabung yang disusun oleh
15
Andansari (2005) berdasarkan aspek-aspek minat yang diambil dari teori
Pintrich dan Schunk (1996) yang terdiri dari: Sikap umum terhadap aktifitas
(general attitude toward the activity), pilihan spesifik untuk menyukai aktifitas
(spesific preference for or liking the actifity), merasa senang dengan aktifitas
(enjoyment of the activity), aktivitas tersebut mempunyai arti atau penting bagi
individu (personal importance or significance of the activity to the individu),
adanya minat intrinsik dalam isi aktivitas (intrinsic interest in the content of the
activity), dan berpartisipasi dalam aktivitas ( reported choise of or participation
in the activity). Skala minat tersebut terdiri dari 29 butir.
2. Skala Kecerdasan Ruhaniah
Skala kecerdasan ruhaniah yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
skala yang diadaptasi dari skala kecerdasan ruhaniah yang disusun oleh Andes
(2004) berdasarkan aspek kecerdasan ruhaniah Tasmara (2001). Aspek-aspek
tersebut adalah: memiliki visi, merasakan kehadiran Allah, berdzikir dan
berdoa, memiliki kualitas sabar, cenderung kepada kebaikan, memiliki empati,
berjiwa besar dan bahagia melayani. Skala kecerdasan ruhaniah tersebut tersebut
terdiri dari 55 butir.
Metode Analisis Data
Analaisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik korelasi
Spearman dengan bantuan SPSS 10, 0 for Windows
Hasil Penelitian
Subjek Penelitian yang berhasil didapat berjumlah 122 orang. Berikut
disajikan deskripsi subjek penelitian pada tabel 1.
16
Tabel 1. Deskripsi subjek penelitian
No Faktor Kategori n %
1. Jenis Kelamin a. Perempuan
b. Laki-laki
31
91
25,410
74,590
2. Usia a. Dewasa awal
b. Dewasa Tengah
100
21
82,645
17,355
3. Pendidikan a. Menengah
b. Tinggi
83
39
68,033
31,967
4. Bank tempat menabung saat ini
a. BCA
b. BNI
c. BRI
d. Bukopin
e. Danamon
f. Mandiri
g. Mega
h. Permata
i. Bukopin & BRI
j. Bukopin & BMT
k. Bukopin & Mandiri
15
20
30
15
1
22
1
1
1
1
1
13,889
18,518
27,778
13,889
0,926
20,370
0,926
0,926
0,926
0,926
0,926
5. Pekerjaan a. Karyawan UII
b. Karyawan Non UII
73
49
59,836
40,164
Uji reliabilitas terhadap skala minat menabung menghasilkan koefisien a
0,9631. Sedangkan pada skala kecerdasan ruhaniah diperoleh koefisien a 0,979.
Dengan demikian kedua skala tersebut dapat dikatakan reliabel, sehingga
memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam penelitian ini.
Untuk mendapatkan gambaran umum pengkategorian seluruh subjek
berdasarkan skor dapat dilihat pada tabel 3.
17
Tabel 2. Pengkategorian Subjek Secara Keseluruhan
Variabel Kategori Skor Frekuensi Presentase
Minat Menabung
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
X > 91,8
91,8 = X < 75,6
75,6 = X <59,4
59,4 = X = 43,2
X < 43,2
13
48
44
8
9
10,656
39,344
36,066
6,557
7,377
Kecerdasan
Spritual
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah
X > 183,6
183,6 = X < 1151,2
151,2 = X < 118,8
118,8 = X = 86,4
X < 86,4
46
37
27
7
5
37,705
30,328
22,131
5,738
4,098
Dari tabel tersebut diketahui subjek dalam penelitian ini memiliki minat
menabung di bank syariah yang tinggi, serta tingkat kecerdasan ruhaniah yang
sangat tinggi.
Uji normalitas dengan menggunakan teknik one - sample Kolmogorof-
Smirnov Test dari program SPSS 10.0 for Windows memperoleh hasil bahwa
sebaran skor variable skala kecerdasan ruhaniah adalah tidak normal
( K - SZ = 0.049 ; p > 0,05). Sedangkan untuk skala minat menabung adalah
normal ( K- SZ = 0,054 ; p > 0,05). Dari hasil uji linieritas diketahui bahwa
hubungan skala minat menabung terhadap kecerdasan ruhaniah terhadap adalah
linier (F = 117,946 ; p = 0,000 ; p < 0,005).
Analisis data dengan menggunakan teknik nonparametric correlation dari
Spearman pada program SPSS 10.0 for windows memperoleh koefisien korelasi r
18
= 0,569 (p = 0,000 dengan p < 0,01) sehingga dapat dinyatakan bahwa ada
hubungan positif antara kecerdasan ruhaniah dengan minat menabung di bank
syariah. Semakin tinggi tingkat kecerdasan ruhaniah, maka akan semakin tinggi
minat menabung di bank syariah.
Sumbangan efektif variabel kecerdasan ruhaniah terhadap minat
menabung di bank syariah adalah sebesar 32,4 % ( r 2 = 0,324) dan 67,6 %
berasal dari faktor lain.
Pembahasan
Tujuan penelitian ini yang ingin mengetahui apakah ada hubungan antara
kecerdasan ruhaniah dengan minat menabung di bank syariah mendapat dukungan
empirik. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan, didapatkan bahwa
terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan ruhaniah
dengan minat menabung di bank syariah, yang berarti hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini yang berbunyi “ Ada hubungan positif antara kecerdasan
ruhaniah dengan minat menabung di bank syariah ” diterima. Artinya semakin
tinggi tingkat kecerdasan ruhaniah, maka akan semakin tinggi pula minat
menabung di bank syariah. Sebaliknya semakin rendah tingkat kecerdasan
ruhaniah, maka minat menabung di bank syariah akan semakin rendah. Sikap
yang positif individu terhadap bank syariah dalam penelitian ini mungkin terjadi
karena subjek adalah individu yang telah mempunyai kapasitas penggunaan nilai
– nilai keimanan, dan oleh karena itu menyadari bahwa menabung di bank
syariah merupakan tindakan yang tepat untuk dilakukan mengingat bank syariah
19
tidak seperti bank konvensional karena telah menerapkan sistem yang sesuai
dengan ajaran agama Islam. Tasmara (2001) meyakini bahwa inividu yang cerdas
secara ruhaniah mampu mempersepsi dan memilih hal yang merupakan amanah
atau perintah yang tidak mengkhianati prinsip iman yang diyakini, sehingga ia
akan melakukan penalaran, analisis dan keberanian mengambil sikap sebelum
memberikan respon atau jawaban. Melakukan segala kegiatan dengan cara yang
sesuai dengan perintah Allah sangat penting artinya bagi individu yang cerdas
secara ruhaniah, termasuk kegiatan menabung di bank.
Lebih lanjut lagi, adanya korelasi antara kecerdasan ruhaniah dengan
minat menabung di bank syariah didukung oleh data yang dapat dilihat dari
kategorisasi skor subjek. Subjek dalam penelitian ini memiliki skor kecerdasan
ruhaniah yang termasuk kategori sangat tinggi. Sedangkan minat subjek untuk
menabung di bank syariah termasuk pada kategori tinggi. Hasil penelitian ini
juga memperlihatkan bahwa koefisien determinan variabel kecerdasan Ruhaniah
terhadap minat menabung di bank syariah adalah sebesar 0,324. Hal ini berarti
kecerdasan ruhaniah subjek dalam penelitian ini memberikan sumbangan efektif
sebesar 32,4 % terhadap minat menabung subjek. Melalui hasil analisa yang telah
dilakukan, dapat diketahui pula bahwa dari kedelapan aspek kecerdasan Ruhaniah
yang ada, ternyata aspek merasakan kehadiran Allah serta aspek berjiwa besar
merupakan aspek yang paling mempengaruhi minat subjek untuk menabung di
bank syariah. Dalam penelitian ini, aspek merasakan kehadiran Allah
menyumbang sebesar 46,5 persen dari total kontribusi kecerdasan ruhaniah
terhadap minat menabung. Sedangkan aspek berjiwa besar memberikan
20
sumbangan sebesar 5,3 persen dari total kontribusi yang didapatkan. Hal ini
memperlihatkan bahwa kesadaran subjek tentang Allah akan menyaksikan apapun
kegiatan yang sedang mahluk-Nya lakukan, mendorong subjek untuk berperilaku
sesuai dengan apa yang telah diperintahkan-Nya dalam hal apapun, termasuk
memilih bank yang menerapkan prinsip – prinsip Islam dalam sistemnya
Dari hasil uji beda yang diperoleh, ditemukan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan pada minat menabung di bank syariah ditinjau dari
tempat bekerja (t = 1,911 ; p = 0,058 di mana p > 0,05) kemudian ditinjau dari
jenis kelamin, ternyata juga tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara
subjek pria dan wanita (t = - 0,063 ; p = 0,949 ; p > 0,05). Demikian pula hasil
analisis yang diperoleh berdasarkan usia subjek, tidak terdapat perbedaan minat
menabung yang signifikan (t = 0,447 ; p = 0,656 ; dimana p > 0,05). Sedangkan
pada hasil uji beda berdasarkan tingkat pendidikan terdapat perbedaan minat
menabung di bank syariah yang siginifikan (t = - 2,249 ; p = 0,017 ; p < 0,05)
pada subjek dengan tingkat pendidikan yang berbeda. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Tim Penelitian Bank Indonesia dan Pusat
Penelitian Kajian Pembangunan Universitas Diponegoro (2000) yang menyatakan
salah satu faktor yang mempengaruhi minat menabung di bank syariah adalah
faktor pendidikan, di mana masyarakat yang berpendidikan relatif lebih tinggi
cenderung lebih tertarik menabung di bank syariah. Hal ini mungkin terjadi
karena timbulnya minat menabung di bank syariah erat kaitannya dengan
pemahaman individu tentang kesesuaian sistem bank syariah dengan nilai – nilai
agama Islam serta pemahaman individu itu sendiri tentang nilai – nilai agama,
21
seperti yang dapat dilihat dari hasil penelitian Ratnawati dkk (2000), yang
menyatakan bahwa pengetahuan individu tentang bank syariah merupakan salah
satu faktor penentu minat seseorang untuk menabung di bank syariah. Sementara
pemahaman tentang nilai – nilai agama ditentukan oleh kemampuan individu
untuk menelaah dan memahami ajaran Islam yang mengacu pada satu-satunya
sumber nilai yaitu Al Qur’an dan Sunnah Nabi. Diasumsikan bahwa subjek
dengan pendidikan yang lebih tinggi, mempunyai kemampuan untuk melakukan
penelaahan dan pemahaman tersebut. sedangkan pemahaman tentang nilai – nilai
agama ditentukan kemampuan individu untuk menelaah dan memahami ajaran
Islam yang mengacu pada satu-satunya sumber nilai yaitu Al Qur’an dan
Sunnah Nabi. Diasumsikan bahwa subjek dengan pendidikan yang lebih tinggi,
mempunyai kemampuan untuk melakukan penelaahan dan pemahaman tersebut.
Kesimpulan
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara kecerdasan ruhaniah dengan minat menabung di bank syariah.
Secara umum didapatkan, semakin tinggi kecerdasan ruhaniah seseorang, maka
akan semakin tinggi pula minatnya untuk menabung di bank syariah. Kemudian
diketahui pula bahwa tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi minat
menabung di bank syariah, semakin tinggi tingkat pendidikannya maka akan
semakin besar pula minatnya untuk menabung di bank syariah.
22
Saran
Bagi Bank Syariah.
Melalui penelitian ini, diharapkan agar bank syariah dapat mengatur
strategi tentang bagaimana cara meningkatkan minat masyarakat untuk
menabung di bank syariah. Untuk mengantisipasi persaingan baik dengan
sesama bank syariah maupun bank konvensional, sistem pendekatan bank
syariah dengan memanfaatkan situasi – situasi yang bernuansa keagamaan
harus disertai dengan peningkatan sosialisasi sistem bank syariah, kualitas
pelayanan dan fasilitas yang dimilikinya, karena pada saat ini konsumen telah
beranjak menjadi smart consument yang akan menimbang dengan baik
keuntungan dan kerugian yang mungkin diperolehnya sebelum akhirnya
memutuskan untuk mengonsumsi suatu produk.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Minat individu untuk menabung di bank syariah tergantung dari banyak
hal. Peneliti selanjutnya bisa meggunakan variabel seperti pelayanan di bank
syariah, tingkat resiko yang dimiliki oleh sistem bank syariah atau tingkat
aksesibilitas terhadap bank syariah agar hasil yang diperoleh lebih
mendukung. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti selanjutnya hendaknya
bisa menyebarkan skala kepada subjek dengan variasi pekerjaan yang lebih
beragam dan dari daerah yang berbeda sehingga bisa dilihat apakah ada
perbedaan minat menabung yang nyata.
23
DAFTAR PUSTAKA
Andansari, N. 2005. Hubungan Persepsi Terhadap Prinsip Bagi Hasil dan Minat Menabung di Bank Syariah. Skripsi (tidak Diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Jogjakarta.
Andes, R. 2004. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Ruhaniah dengan Kecenderungan Perilaku Delinkuen Pada Remaja Pertengahan. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Jogjakarta.
Aromasari,T. 1991. Hubungan Antara Sikap terhadap Tabungan Berhadiah dengan Minat Menabung Mahasiswa pada Bank di Beberapa Universitas di Yogyakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada..
Harian Republika. Jakarta. Gerakan Perbankan Syariah Masih Kurang Sosialisasi. www.republika.co.id/20/07/2005.
Muhamad. 2002. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta : UPP AMP YKPN..
Pintrich, R. P dan Schunk, D.H. 1996. Motivation in Education Theory, Research, and Applications. New Jersey: Prentice Hall.
Ratnawati, A., Saefuddin, A., Surya, D.W., Sumardjo., Wijayanto, H., Sumertajaya, I.M., Sumedi, dan Murniati, D.2000. Bank Syariah : Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat di Wilayah Jawa Barat. Laporan Penelitian. Jawa Barat : Lembaga Penelitian IPB.
Salim & Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta : Modern English Press.
Sumitro, W. 1996. Asas – asas Perbankan Islam dan Lembaga – lembaga terkait (BMUI & TAKAFUL) di Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Tasmara, T. 2001. Kecerdasan Ruhaniah (Transedental Intellegence). Jakarta : Gema Insani Press.
Wahyuni, S. 2004. Hubungan antara Sikap terhadap Fatwa MUI tentang Bunga Bank Haram dengan Minat Menabung di Bank Syariah. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Jogjakarta..
www.aca.co.id/22/07/2005
www.kompas.com.22/07/2005
24
IDENTITAS PENULIS
Nama : Vivi Permata Sari
No Mahasiswa : 97 320 128
Alamat Jogja : Jl. Kaliurang Km 14 No. 11 A
Tegalmanding, Jogjakarta
Alamat Asal : Jl. Dr Rubini No. 10 Mempawah
Kalimantan Barat 78912
No Telp : 0561 – 691194