hubungan keterampilan interpersonal...

78
HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL DALAM KOMUNIKASI DOKTER PASIEN DENGAN LAMA PRAKTIK PADA DOKTER UMUM DI TANGERANG SELATAN Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : WIDIYA WATY RUSLI NIM : 1112103000002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2015 M

Upload: dinhdang

Post on 14-Feb-2018

259 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL

DALAM KOMUNIKASI DOKTER PASIEN DENGAN

LAMA PRAKTIK PADA DOKTER UMUM DI

TANGERANG SELATAN

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

WIDIYA WATY RUSLI

NIM : 1112103000002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/ 2015 M

Page 2: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

ii

Page 3: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter
Page 4: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

iv

Page 5: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan ridho-Nya serta shalawat dan salam selalu tercurah

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW karena dengan rahmat dan ridho-Nya

saya dapat menyelesaikan penelitian dan laporan penelitian dengan judul

“Hubungan Keterampilan Interpersonal Dalam Komunikasi Dokter Pasien

Dengan Lama Praktik Pada Dokter Umum Di Tangerang Selatan”, Penyusunan

laporan penelitian ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. DR. (HC) Dr. MK Tajuddin, Sp. And dan Dr. H. Arif Sumantri,

SKM., M.Kes. selaku Dekan lama dan baru Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Keseharatan UIN Jakarta,

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp. GK dan dr. Achmad Zaki, Sp.OT. M.Epid

selaku Ketua lama dan baru Program Studi Pendidikan Dokter beserta

segenap dosen pendidikan dokter yang selalu membimbing dan memberikan

ilmu kepada saya selama menjalani masa pendidikan di Program Studi

Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Nouval Shahab, SpU, PhD, FICS, FACS dan dr. Flori Ratna Sari, Ph.D

selaku Penanggung Jawab Modul Riset Program Studi Pendidikan Dokter

2012.

4. dr. Fika Ekayanti, Dipl.FM, M.Med.Edselaku pembimbing pertama saya

walaupun dengan kesibukan yang padat tetap selalu memberikan

bimbingan, arahan, saran dan semangat kepada saya agar penelitian ini

berjalan dengan sebaik- baiknya.

5. dr. Raendi Rayendra, Sp.KK, M.Kesselaku pembimbing kedua saya yang

walaupun dengan kesibukan yang padat, masih selalu bersedia memberikan

bimbingan, arahan, saran dan semangat kepada saya agar penelitian ini

berjalan dengan sebaik- baiknya.

6. Kedua orang tua saya tercinta, Rusliadi Idris dan Murdina Suardi, dan ke-

dua adik saya (Safhany Nadiatu Saadiah Rusli dan M. Dio Nanda

Page 6: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

vi

T.S.Rusli.), serta seluruh keluarga besar saya yang selalu memberikan kasih

sayang, doa, inspirasi, dan semangat, sehingga memotivasi dan menguatkan

saya dalam penelitian ini.

7. Seluruh dokter umumdi tangsel yang ditengah kesibukan masing-masing

bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian saya.

8. Mbak Pipit sebagai Administrasi Program Studi Pendidikan Dokter yang

telah memberikan bantuan dalammemberikan data staff pengajar dalam

penelitian ini.

9. Teman seperjuangan penelitian, Novia Putri , Azwar Lazuardi, yang telah

menyemangati, membantu, dan berjuang bersama dalam menyelesaikan

penelitian ini.

10. Teman- teman satu kosan “Kost Wanita Tulip”, kakak kelas PSPD 2005-

2009 dan PSPD 2012 untuk waktu yang telah dilalui bersama selama masa

pendidikan saya di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. Semua pihak yang telah memberi dukungan dan doa kepada saya yang tidak

dapat saya sebutkan satu persatu

Saya menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak akan saya terima demi terwujudnya laporan

penelitian yang lebih baik. Saya berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak. Akhir kata, semoga segala bentuk dukungan dan bantuan yang

diberikan dalam penelitian ini akan mendapat balasan, barokah dan ridho dari

Allah SWT, Aamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ciputat, 16 Oktober 2015

Penulis

Page 7: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

vii

ABSTRAK

Widiya Waty Rusli. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan Keterampilan

Interpersonal Dalam Komunikasi Dokter Pasien Dengan Lama Praktik Pada

Dokter Umum Di Tangerang Selatan. 2015.

Komunikasi telah ditetapkan menjadi salah satu tantangan untuk dokter pada

umumnya. Keterampilan interpersonal dalam komunikasi dokter pasien yang

efektif memudahkan dokter mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk

mendiagnosis pasien dengan tepat. Di indonesia belum banyak yang meneliti

mengenai komunikasi dokter pasien. Penelitian ini bertujuan menetahui hubungan

lama prak tik dokter dengan keterampilan interpersinal dalam komunikasi dokter

pasien. Penelitian dengan desain pendekatan cross-sectional dilakukan pada 80

dokter di tangerang selatan. Subjek dinilai sikap dan perilaku dalam komunkasi

dokter pasien menggunakan 11 pertanyaan . Didapatkan lama praktik dokter > 5

tahun dan memiliki sikap dan perilaku diatas rata rata 52,5%, sedangakn lama

praktik < 5 tahun dan memiliki siakp dan perilaku di bawah rata rata 82,5%.

Dikeahui secara statistik terdapat hubungan bermakna antara lama praktik dokter

dengan ketrampilan interpersonal dalam komunikasi dokter pasien. Dokter yang

praktik lebih lama menunjukan sikap dan perilaku yang lebih baik dalam

komunikasi dokter pasien.

Kata kunci: Komunikasi Dokter Pasien, Keterampilan Interpersonal, Lama

Praktik,Tangerang Selatan.

ABSTRACT

Widiya Waty Rusli. Medical Education Program. Skills Interpersonal Relations

Communication Doctor In Patients With Old Practice On General Practitioners In

South Tangerang. 2015.

Communication has been established as one of the challenges for

physicians in general. Interpersonal skills in an effective doctor-patient

communication easier for the doctor to collect the information needed to diagnose

the patient appropriately. In Indonesia have not been many who were investigating

the doctor-patient communication. This study aims menetahui long relationship

with the physician practices interpersinal skills in doctor-patient communication.

Research design with cross-sectional approach conducted on 80 doctors in the

southern tangerang, subject assessed attitudes and behavior in the patient's

physician personal communication using 11 questions. Obtained medical practice

5 years old and has the attitude and behavior above average 52.5%, sedangakn

practice 5 years old and has siakp and behavior under the average 82.5%. Known

statistically significant correlation between the old doctor's practice interpersonal

skills in communication with the patient's physician. Doctors who practice longer

show the attitude and behavior Better in doctor-patient communication.

Keywords: Doctor Patient Communication, Interpersonal Skills, Long Practice ,

South Jakart.

Page 8: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

ABSTRAK .................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

LATAR BELAKANG .................................................................................. 1

1.1 Rumusan Masalah ......................................................................... 4

1.2 Hipotesis ....................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7

2.1 Landasan Teori ............................................................................. 7

2.1.1. Definisi Sikap .......................................................................... 7

2.1.2. Hubungan Sikap Dan Perilaku ................................................ 9

2.2. Komunikasi .................................................................................. 10

2.2.1.Pengertian .................................................................................. 10

2.2.2.Komunikasi Dokter Pasien ........................................................ 11

2.2.3.Peranannya Komunikasi Dokter Pasien .................................... 12

2.2.4. Komunikasi Efektif Dokter Pasien ........................................... 12

2.2.5.Tujuan Komunikasi Efektif Dokter Pasien ................................ 12

2.3. Struktur Proses Komunikasi Dokter Pasien ................................. 13

2.3.1.Elemen Dalam Proses Komunkasi ............................................ 14

2.4. Keterampilan Interpersonal ......................................................... 16

2.4.1. Komponen Keterampilan Interpersonal .................................... 20

Page 9: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

ix

2.4.2.Faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Interpersonal ......... 21

2.4.3. Pentingnya Keterampilan Interpersonal ................................... 22

2.4.4. Cara Meningkatkan Ketrampilan Interpersonal ....................... 23

2.5. Kerangka Teori ............................................................................ 24

2.6. Kerangka Konsep ........................................................................ 24

2.7. Definisi Operasional .................................................................... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 26

3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 26

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ....................................................... 26

3.3 Populasi Dan Sampel .................................................................... 27

3.4 VariabelYang Diteliti ................................................................... 29

3.5 Managemen Data ......................................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 32

4.1.Hasil Penelitian ............................................................................. 32

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 32

4.1.2. Uji Validitas .............................................................................. 32

4.2.Karakteristik Responden .............................................................. 33

4.2.1.Distribusi Frekuensi Usia Responden .......................................... 33

4.2.2.Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden .......................... 34

4.2.3. Distribusi Frekuensi Jenjang Pendidikan Terakhir Responden .. 35

4.2.4. Distribusi Frekuensi Tempat Praktek Responden ...................... 36

4.2.5. Distribusi Frekuensi Lama Praktek Responden .......................... 37

4.2.6. Distribusi Frekuensi Jam Praktek Responden ............................ 38

4.2.7. Distribusi Frekuensi Lama Waktu Bertemu Pasien .................. 39

4.2.8. Distribusi Frekuensi Sikap Dan Perilaku Responden ................. 40

4.3. Hubungan Antara Lama Praktek Terhadap Sikap Dan Perilaku .. 40

4.4. Pembahasan .................................................................................. 41

4.5. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 43

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 44

5.1 Simpulan ...................................................................................... 44

5.2 Saran ....................................... .............. ........ ...... .................... . 45

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 46

Page 10: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

x

Lampiran, Tabel, dan Gambar

Daftar Tabel

No Tabel Judul Tabel Hal

2.1. Taksonomi Ketrampilan Interpersonal 16

2.2. Definisi Operasional 21

3.1. Waktu Penelitian 22

3.2.

4.2.1

4.1.2.

4.1.3.

4.1.4

4.1.5.

4.1.6..

4.1.7.

4.1.8.

4.1.9.

4.3.

5.1

5.2.

5.3.

Cara Kerja Penelitian

Distribusi Frekuensi Usia Responden

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden

Distribusi Frekuensi Jenjang Pendidikan Terakhir Responden

Distribusi Frekuensi Tempat Praktek Responden

Distribusi Frekuensi Lama Praktek Responden

Distribusi Frekuensi Jam Praktek Responden

Distribusi Frekuensi Lama Waktu Bertemu Pasien

Distribusi Frekuensi Sikap Dan Perilaku Responden

Jawab Responden Dari 11 Pertanyaan

Hubungan Lama Praktik Terhadap Sikap Dan Perilaku

Tabel Uji Validitas Dari 12 Responden Validitas.

Tabel Kriteria Reabilitas

Tabel Kriteria Reabilitas

29

33

34

35

36

37

38

39

40

Daftar Gambar

No. Gambar Judul Gambar Hal

2.1.

2.2.

2.3

2.4

2.5

2.6

2.7

4.1.2.

4.1.3.

4.1.4

4.1.5.

4.1.6..

4.1.7

Model teori tindakan beralasan

Tahap komunikasi dokter pasien

Model proses komunikasi

Skill komunikasi yang penting, consensus kalamazoo

Model penampilan inter personal

Kerangka teori

Kerangka konsep

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden

Distribusi Frekuensi Jenjang Pendidikan Terakhir Responden

Distribusi Frekuensi Tempat Praktek Responden

Distribusi Frekuensi Lama Praktek Responden

Distribusi Frekuensi Jam Praktek Responden

Distribusi Frekuensi Lama Waktu Bertemu Pasien

10

14

15

20

22

24

24

33

34

35

36

37

38

Page 11: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xi

Daftar Lampiran

No.

Lampiran

Judul Lampiran

1 Uji validitas dari 12 responden

2 Uji reabilitas dari 11 pertanyaan valid

3 Hasil statistik

4 Surat Perizinan Pengambilan Data

5 Surat persetujuan responden

6 Kuesioner Penelitian

7 Riwayat Penulis

Page 12: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xii

Daftar Singkatan

WHO : World Health Organitation

SKDI : Standar Kompetensi Dokter Indonesia

BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan

KKI : Konsil Kedokteran Indonesia

RS :Rumah Sakit

Page 13: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xiii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dokter sebagai tenaga kesehatan melayani masyarakat Indonesia setiap

waktu dan dalam keadaan apapun. Sebagaimana pelaksanaan profesi ini, dokter

erat berhubungan dengan manusia lainnya, terutama pasien. Hubungan ini

dilakukan melalui komunikasi . Menurut Davis dan Fallowfield (1994)

GreenField, dkk. (1985) Ong,dkk (1995)dalam penelitiannya seorang dokter

yang baik terbukti dapat meningkatkan indeks kesehatan dan tingkat pemulihan

jika keterampilan komunikasi dokter dalam menghadapi pasien baik.1

Menurut Konsil Kedokteran Indonesia (2006) tentang komunikasi dokter

pasien, dijelaskan bahwa komunikasi dokter-pasien adalah hubungan yang

berlangsung antara dokter dengan pasien selama proses pemeriksaan/ pengobata/

perawatan yang terjadi di ruang praktik perorangan, poliklinik, rumah sakit, dan

puskesmas dalam rangka membantu menyelesaikan masalah kesehatan pasien.2

Adapun yang dikatakan komunikasi efektif dokter-pasien adalah pengembangan

hubungan dokter-pasien secara efektif yang berlangsung secara efisien, dengan

tujuan utama penyampaian informasi atau pemberian penjelasan yang diperlukan

dalam rangka membangun kerjasama antara dokter dengan pasien.2

Menjalankan profesi sebagai seorang dokter, keterampilan komunikasi

interpersonal dokter pasien merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

dalam penyelesaian masalah kesehatan pasien. WHO (World Health

Organization) menjelaskan dalam Five Star Doctor, dimana dokter dituntut

untuk dapat menguasai 5 aspek yaitu Care Provider, Decission Maker,

Communicator, Community Leader,dan Manager3. Aspek communicator

termasuk salah satu kompetensi bagi seorang dokter. Menurut keputusan KKI

(Konsil Kedokteran Indonesia)2 dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia

(SKDI) 2012 Komunikasi antara dokter pasien menjadi salah satu kompetensi

atau soft skill yang wajib dimiliki dokter umum lulusan fakultas kedoktran yang

ada di Indonesia. Hal menunjukan bahwa dokter harus mempelajari kompetensi

Page 14: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xiv

komunikasi dokter-pasien, dalam proses pendidikan dan menunjukan kompetensi

tersebut dalam praktik kedokteran.

Dianne Berry (2007) membuat kategori pandangan pasien terhadap dokter

yang baik.Dokter dipandang baik jika baik dalam komunikasi, maksudnya

dokter dapat menunjukan kepedulian terhadap pasien, mendengarkan pasien dan

menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien, dan memberikan

kesempatan untuk pasien bertanya. Dokter juga dinilai dari lama berpraktek

sebagai dokter, serta apakah dokter menyelesaikan pendidikan dokter di

universitas ternama.4

SKDI (Standar Kompetensi Daokter Indonesia) merupakan standar

minimal kompetensi lulusan dan bukan merupakan standar kewenangan dokter

layanan primer.Yang disahkan oleh KKI pertama kali pada tahun 2006 dan di

perbaharui pada tahun 2012.SKDI menjadi acuan dalam pengembangan

kurikulum berbasis kompetensi KBK dan pengembangan uji kompetensi dokter

yang bersifat nasional.Dalam SKDI di cantumkan salah satu tantangan profesi

kedokteran di Indonesia saat ini yaitu dalam segi pengembangan diri dan

komunikasi efektif.5

SKDI telah menentukan target terhadap dokter mengenai penerapan

kurikulum pendidikan dokter di tiap institusi di Indonesia. Perlu adanya tindak

lanjut pencapaian target tersebut. Penindaklanjutan ini berupa evaluasi apakah

dokter umum lulusan institusi kedokteran di Indonesia telah memenuhi target

yang ditetapkan oleh tiap institusi.

Menurut Endelmann (2000), terdapat 4 faktor yang mempengaruhi sifat

dan efektifitas komunikasi antara dokter dan pasien. Pertama dilihat dari

karakteristik dokter yang dapat dilihat dari jenis kelamin dan pengalaman dokter

selama berpraktik di lapangan. Kedua dilihat dari karakteristik pasien yaitu

jeniskelamin, kelas sosial di masyarakat, usia, pendidikan, dan keinginan pasien

untuk mendapatkan informasi. Ketiga dilihat dari adanya perbedaan antara

dokter dan pasien baik dari segi kelas sosial, pendidikan, sikap, keyakinan dan

harapan. Terakhir terdapat beberapa faktor situasional seperti beban yang

ditanggung, tingkat saling mengenal satu sama lain dan sifat masalah yang

diajukan.6

Page 15: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xv

Dalam sebuah penelitian oleh departemen Ilmu Kedokteran

Komunitas(IKK) dan departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI / RSCM tentang

“Pengetahuan Dan Keterampilan Komunikasi Dokter Pasien Dan Faktor Faktor

Yang Mempengaruhinya”dikatakan dalam kesimpulan penelitian tersebut

bahwa, lebih banyak subjek yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang

rendah dan tidak didapatkan faktor yang bermakna yang mempengaruhi

pengetahuan dan keterampilan.7Sampai saat ini di indonesia masih sedikit yang

meneliti tentang komunikasi dokter pasien.

Setelah mencari apa saja keluhan pasien mengenai kinerja dokter umum di

Indonesia, ternyata cukup banyak sekali keluhan pasien terkait pelayanan dokter

seperti, pelayanan rumah sakit, dan pelayanan puskesmas terutama yang sudah

menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Keluhan keluarga pasien dikemukakan dalam sebuah berita online di

Pekanbaru, ada keluarga yang mengeluh anaknya tidak kunjung sembuh setelah

hampir 5 kali keluar masuk RS dalam kurun waktu 2 tahun. “Awalnya keluhan

pasien nyeri ulu hati, demam berdarah dan sempat diopname ”tutur pasien.

Kemudian diberikan perawatan hingga keadaan membaik dan dipulangkan dari

pihak RS. Lima bulan kemudian pasien kembali masuk RS yang berbeda dengan

keluhan usus buntu, namun karena fasilitas yang kurang memadai di RS tersebut

pasien dirujuk ke RS yang pertama dikunjungi, dan di RS pertama ini hanya di

periksa dan diberikan obat setelah stabil, dipulangkan. Dua bulan kemudian

pasien masuk RS kedua untuk menjalankan operasi usus buntu. Kemudian

pasien kembali masuk RS kedua karena anemia dan demam berdarah yang

dialaminya. Dari kasus tersebut, terlihat kurangnya komunikasi dari dokter yang

menangani pasien baik berupa tindakan maupun pemberian terapi dalam

penjelasan mengenai penyakit yang diderita, sehingga pasien merasa dirugikan,

berkali kali berobat tidak kunjung sembuh.8

RSUD kota Bogor mendapatkan keluhan dari pasien yang lama menunggu

dokter tak kunjung datang, pasien mengeluh “ Dokter seringkali telat datang

sehingga pasien menunggu 30- 90 menit untuk berobat” tutur Yono(40) yang

sedang membawa anaknya berobat. Jam kerja yang tercantum pada pukul 10.00

WIB, namun dokternya hadir sejam kemudian. Dari keluhan pasien tersebut

Page 16: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xvi

dapat kita lihat ada sikap dan perilaku dokter dalam disiplin waktu, dokter tidak

tepat waktu dalam melaksanakan kewajibanya untuk melakukan pelayanan

kesehatan.9

Di Indonesia, dokter umum merupakan pintu pertama layanan primer

masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatannya. Tidak sedikit dokter

umum merasa waktu untuk berkomunikasi dengan pasiennya sedikit, sehingga

Dokter umum hanya akan memberikan pertanyaan singkat dan melakukan

pemeriksaan fisik sesingkat mungkin.10

Pakar ekonomi kesehatan FKUI Prof.

dr. Hasbullah Thabrany MPH(2014) dalam wawancara dengan salah satu berita

11Menanggapi hal itu prof. dr. Hasbullah Thabrany mengatakanidealnya dokter

menangani 4 pasien dalam 1 jam, atau 35 pasien dalam sehari dengan waktu

kerja 8-10 jam / hari sudah cukup, di Indonesia yang terjadi adalah seorang

dokter dapat menangani 40 pasien dalam 1 hari dengan waktu kerja 14 jam, itu

tidak realistis dan terlalu banyak. Menurut beliau standarnya dokter bertemu

pasien selama 15 menit.1,12

Sebagaimana yang telah di tetapkan oleh KKI yaitu

8-15 menit. Akibat dari itu dokter tidak mendapat keterangan yang cukup untuk

menegakkan diagnosis dan menentukan perencanaan dan tindakan lebih lanjut

untuk pasien.Inilah yang membuat Pasien mengeluh minimnya waktu dokter

untuk menjelaskan dan memberikan informasi mengenai penyakit dan obat yang

diberikan kepada pasien.

Kondisi lainnya adalah rasa superior-inferior, pasien seperti merasa dalam

posisi lebih rendah di hadapan dokter, sehingga umumnya pasien di Indonesia

merasa takut bertanya dan bercerita lebih banyak bahkan hanya menjawab

sesuai pertanyaan yang diajukan oleh dokter.2,13

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk

mengidentifikasiadakah hubungan lama praktik sebagai dokter dengan sikap

dan perilaku dokter umum dalam keterampilan interpersonal dalam komunikasi

dokter pasien.

Page 17: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xvii

1.2. RUMUSAN MASALAH

Apakah terdapat hubungan antara lama praktik terhadap Sikap Dan

Perilaku Dokter Umum dalam Keterampilan Interpersonal dalam Komunikasi

Dokter Pasien?

1.3. HIPOTESIS

Hipotesis penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang bermakna

antara lama praktek sebagai dokter dengan keterampilan interpersonal dalam

komunikasi dokter pasien.

1.4. TUJUAN PENELITIAN

1.4.1. Tujuan Umum

Mengetahui adanya hubungan antara lama praktik dokter terhadap sikap

dan perilaku dokter umum dalam keterampilan interpersonal dalam komunikasi

dokter pasien di Tangerang Selatan.

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi lama praktik dokter

2. Mengidentifikasi sikap dan perilaku komunikasi dokter pasien

3. Hubungan lama praktik terhadap sikap dan perilakudalam

keterampilan interpersonal komunikasi dokter pasien .

4. Melihat bagaimana harapan responden terhadap keterampilan

komunikasi interpersonal dokter pasien yang harus di miliki oleh

dokter umum.

1.4.3. MANFAAT PENELITIAN

1.4.3.1.Bagi Peneliti

a. Meningkatkan pengetahuan, dan keterampilan dalam komunikasi

interpersonal dokter pasien.

b. Meningkatkan pengetahuan terhadap sudut pandang dokter terhadap

keterampilan komunikasi interpersonal dokter pasien.

Page 18: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xviii

c. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran

di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

NegeriSyariefHidayatullah Jakarta.

1.4.3.2.Bagi Institiusi

a. Untuk menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sehingga dapatdigunakan

untuk penelitian baru oleh peneliti lain.

1.4.3.3.Bagi Dokter dan Masyarakat

a. Meningkatkan ilmu pengetahuan masyarakat terhadap faktor apa saja

yang mempengaruhi komunikasi dokter pasien yang selama ini dinilai

buruk.

b. Sebagai masukan untuk dokter di Indonesia untuk memperhatikan

sikap dan perilaku dalam keterampilan komunikasi interpersonal

dokter pasien.

c. Untuk menambah referensi kepada dokter umum tentang keterampilan

komunikasi interpersonal dokter pasien.

Page 19: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Definisi Sikap

Sikap adalah keadaan diri yang menggerakkan manusia untuk bertindak

atau melakukan, baik kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam

menanggapi obyek (situasi atau kondisi) di lingkungan sekitarnya. Selain itu

sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau

negatif terhadap obyek atau situasi.

Sikap menurut Calhoun & Acocella(1995), adalah sekelompok keyakinan

dan perasaan yang melekat tentang objek tertentu dan kecendrungan untuk

bertindak terhadap objek tersebut dengan cara tertentu.

Sarwono (2000) dalam bukunya dipaparkan, Menurut Sarnoff

mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk bereaksi (disposition to

react) secara positif (favorably) atau secara negatif (unfavorably) terhadap

obyek – obyek tertentu. D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999)

berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses

motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia

individu.14,15

Sedangkan La Pierre (dalam Azwar, 2003) mendefinisikan sikap secara

sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah

terkondisikan.Lebih lanjut Soetarno (1994) memberikan definisi sikap adalah

pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap

obyek tertentu.Sikap nampak karena ada sesuatu berupa objek yang dituju.

Objek dapat berupa benda- benda, manusia, peristiwa, pandangan, norma ,

lembaga dan lainya.15,16

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap

Interaksi sosial, merupakan salah satu proses kita belajar dalm bersikap.

individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis

yang dihadapinya. Adapun faktor yang mempengaruhi pembentukan

sikapadalah:

Page 20: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xx

1. Pengalaman pribadi.

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi

harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah

terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor

emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan

pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.

2. Kebudayaan.

B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan

(termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang.

Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang

menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang

dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku

tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.15,16

3. Orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap

orang orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain

dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk

menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

4. Media massa.

Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi,

radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan

kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal

memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal

tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila

cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan

menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

5. Institusi Pendidikan dan Agama.

Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai

pengaruh kuat dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya

meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh

Page 21: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xxi

dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari

pusatkeagamaan serta ajaran-ajarannya.

6. Faktor emosi dalam diri.

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan

pengalaman pribadi seseorang.Kadang-kadang, suatu bentuk sikap

merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai

semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme

pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu

begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang

lebih persisten dan lebih tahan lama. Contohnya bentuk sikap yang

didasari oleh faktor emosional adalah prasangka.17

2.1.3. Hubungan Antara Sikap Dan Perilaku

Wicker (1969) menyatakan dalam penelitiannya menyatakan bahwa sikap

tidak berkaitan dengan perilaku . Terdapat faktor seperti faktor personal yaitu

seperti tingkat aktivitas, sikap atau motif lain. Faktor situasional juga dapat jadi

pertimbangan lain seperti keberadaan orang lain, norma yang di harapkan,

kedua faktor ini dapat mempengaruhi individu. Setelah Wicker melaporkan

penelitian ini telah ada penelitian oleh Baron dan Byrne (1987) bahwa sikap

dapat memprediksi perilaku dalam kondisi tertentu.

Faktor lain juga ditemukan terbukti memengaruhi ikatan antara sikap dan

perilaku. Sikap yang dibentuk dari pengalaman langsung lebih akan

menggambarkan perilaku yang lebih kuat dan lebih baik dari dari sikap yang

didapatkan secara pasif. (Fazio et. Al. 1982). Ketika ada berita yang memilki

efek langsung terhadap kehidupan individu dan menjadi perhatian individu itu

sendiri akan terbentuk hubungan antara sikap dan perilaku. (Sivacek dan Carno

1982). Sikap yang mudah untuk diaplikasikan dan mudah untuk di realisasikan

akan memberikan pengaruh yang lebih besar (Fazio.1986).18

Hubungan antara sikap dan perilaku dijelaskan Ajzen dan Feishbein (1980)

digambarkan dalam skema:

Page 22: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xxii

Gambar 2.1. Model teori tindakan beralasan dari Ajzen dan Feishbein

(1980).19

Tindakan beralasan merupakan usaha yang paling berpengaruh untuk

menguji hubungan sikap dan perilaku yang dikembangkan oleh Ajzen dan

Feishbein (1980). Sampai saat ini digunakan sebagai kerangka teori utama.19

2.2. KOMUNIKASI

2.2.1. Pengertian

Komunikasi menurut kamus besar bahasa indonesia diartikan sebagai

peniriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih

sehingga pesan yang di maksud dapat dipahami; hubungan; kontak; diartikan

juga sebagai perhubungan.20

Komunkasi menurut Widjaja (1986) adalah

hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok.21

2.2.2. Komunikasi Dokter Pasien

Komponen komponen komunikasi dokter pasien yaitu :

a. Pasien

Setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk

memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secaraa langsung

maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi

b. Dokter dan dokter gigi

Page 23: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xxiii

Dokter dan dokter gigi sebagaimna dimaksud dalam Undang- Undang

No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran adalah dokter, dokter

spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan

kedokteran atau kedokteran gigi, baik di dalam maupun di luar negeri yang

diakui pemerintah republik indonesia sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.22

c. Komunikasi dokter – pasien

Hubungan yang berlangsung antara dokter/dokter gigi dengan pasienya

selama proses pemeriksaan/ pengobatan/ perawatan yang terjadi di ruang

praktik perorangan, poliklinik, rumah sakit, dan puskesmas dalam rangka

membantu menyelesaikan masalah kesehatan pasien.

2.2.3. Peranan komunikasi dokter-pasien

peranannya dan manfaat Komunikasi Dokter-Pasien

Pasien dalam proses penyembuhan memiliki peranan penting dari

komunikasi doker pasien yang merupakan suatu bentuk komunikasi yang

kompleks. Upaya kesembuhan pasien yang dilakukan dokter mempunyai hasil

yang signifikan jika tingkat komunkasi interpersonal baik. Manfaat yang

didapatkan baik untuk pasien maupun untuk dokter antara lain :24

1. Meningkatkan indeks kesehatan dan tingkat pemulihan, serta

menimbulkan kenyamanan dan kepuasaan pasien, sehingga dapat

menurunkan risiko malpraktik.

2. Perselisihan, sengketa antara dokter dan pasien maupun keluarga

pasien berkurang. Menurunkan kecemasan pasien.

3. Diagnosis dapat lebih akurat dan komprehensif

4. Meningkatkan angka kepatuhan pasien

Manfaat diatas dapat dirsakan jika komunikasi dokter pasien dapat terjalin

dengan baik. Sebaliknya, jika tidak berjalan dengan baik akan memberikan

dampak buruk berupa:24

1. Menurunnya tingkat kepatuhan pasien

Page 24: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xxiv

2. Pasien menolak menjalani perawatan yang diperlukan. Tingkat

kesembuhan pasien rendah akibat ketidakpatuhan pasien dalam

pengobatan

3. Dapat menyebabkan kematian pasien

4. Gangguan psikologis dan gangguan fisik

5. Meningkatkan kejadian litigasi

2.2.4. Komunikasi efektif dokter – pasien

Pengembangan hubungan dokter-pasien secara aktif yang berlangsung

secara efisien, dengan tujuan utama penyampaian informasi atau pemberian

penjelasan yang diperlukan dalam rangka membangun kerja sama antara dokter

dengan pasien. Komunikasi yang dilakukan secara verbal dan non verbal

menghasikan pemahaman pasien terhadap keadaan kesehatannya, peluang dan

kendalanya, sehingga dapat bersama sama dokter mencari alternatif untuk

mengatasi permasalahanya.

2.2.5. Tujuan komunikasi efektif dokter pasien

Area Komunikasi Efektif dokter yaitu mampu menggali dan bertukar

informasi secara verbal dan nonverbal dengan pasien semua usia, anggota

keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain.2 Tujuan komunikasi efektif

dicapai dengan mengaplikasi komunikasi efektif dokter-pasien dengan cara:25

1. Sikap profesional dokter

Bersikap professional dalam setiap kegiatan yang dilakukan dalam

praktik kedokteran.

2. Sesi pengumpulan informasi

Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang merupakan

sumber sumber dalam mengumpulkan informasi dengan komunikasi

yang baik.

3. Sesi penyampaian informasi

Informasi telah terkumpul dengan baik, kemudian sampaikan

informasi yang didapat kepada pasien dengan bahasa komunikasi yang

mudah dipahami oleh pasien.

Page 25: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xxv

4. Langkah-langkah Komunikasi, berikut ini langkah langkah

komunikasi:

a. Anamnesis

Proses penggalian riwayat penyakit pasien oleh dokter.Mendapatkan

informasi yang dibutuhkan untuk menegakan diagnosis.Anamnesis

merupakan bagian dari komunikasi dokter-pasien.

b. Cara/tekhnik komunikasi

Pengetahuan dan keterampilan mengenai komunikasi mempermudah

untuk melakukan komunikasi yang efektif yaitudengan memberi

perhatian, membuka dialog, mencari solusi / alternatif pemecahan

masalah, dan menyimpulkan hasilnya.

c. Media pendukung komunikasi

Dapat berbentuk media cetak, elektronik, dan peraga yang bisa berupa

model atau contoh nyata untuk kesamaan persepsi yang menghasilkan

pemahaman yang sama dalam komunikasi.

2.2.6. Struktur Proses Komunikasi Dokter-Pasien

Struktur komunikasi dalam proses komunikasi dokter pasien yang terdiri

dari tiga hal yang harus berjalan secara bersamaan, dimulai dari menjalin

hubungan, menjalankan proses wawancara, dan struktur wawancara,

sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar berikut:

Page 26: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xxvi

Gambar 2.2. Tahap komunikasi dokter-pasien.

Sumber: Annisa Zakirah (2014)26

dari Silverman J, Kurtz SM, Draper

J, Kurtz SM. 2005.25

Dari gambartahapan komunikasi dokter pasien tersebut dapat dilihat bahwa

tahapanwawancara dokter-pasien meliputi: pertama memulai

wawancara,kemudian mengumpulkan informasi, ketiga meberikan penjelasan

dan perencanaan, terakhir menutup wawancara. Setiap tahapan tersebut diikuti

dengan menjalin hubungan dan menstruktur wawancara dengan pasien.25

2.2.7. Elemen Dalam Proses Komunikasi

Konsil Kedokteran Indonesia(2006)tentang komunikasi efektif dokter-

pasien telah menjelaskan model proses komunikasi yang terdiri dari elemen

Page 27: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xxvii

elemen berupa sumber informasi, pesan yang disampaikan, media, serta umpan

balik selama berjalannya komunikasi, seperti dijelaskan dalam tabel:

Gambar 2.3. Model Proses Komunikasi2

Berikut ini penjelasan model proses kounikasi:27

a. Sumber

Sumber merupakan pengirim pesan yang bertanggungjawab dalam

menerjemahkan pemikiran dan ide menjadi pesan yang akan disampaikan

sehingga informasi yang dikirim kepada orang yang dituju atau penerima

pesan diterima sesuai dengan yang diharapkan oleh sumber.

b. Penerima

Penerima pesan adalah orang yang menerima informasi dari

sumber.Penerima menginterpretasikan pesan yang diterima sesuai

pengetahuan yang dimilikinya.

c. Pesan

Pesan adalah informasi yang disampaikan oleh sumber kepada

penerima pesan.Pesan adalah informasi dalam bentuk verbal, non-verbal,

tulisan ataupun kombinasi dari ketiganya.

d. Media

Media merupakan sarana penyampaian informasi/pesan yang dapat

dipilih sesuai kebutuhan. Adapun media yang lazim digunakan yaitu

media cetak maupun elektronik.

Page 28: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xxviii

e. Feedback

Feedback merupakan respon dari penerima pesan untuk pengirim

pesan, penerima pesan mengklarifikasi dan memastikan kembali

informasi yang diterimanya sudah sesuai dengan harapan pengirim pesan.

f. Lingkungan

Lingungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

proses komunikasi. Lingkungan dapat mendukung terwujudnya tujuan

komunikasi ataupun sebaliknya menghambat proses tersebut.

Setiap elemen dalam komunikasi di atas mempunyai peranan dalam

berjalannya proses komunikasi, sehingga apabila terdapat gangguan ataupun

kesalahan pada salah satu elemen dapat menghambat tercapainya tujuan dan

efektivitas dari komunikasi yang diharapkan. 27

2.3. Keterampilan Interpersonal

2.3.1. Definisi

Keterampilan interpersonal adalah keterampilan dasar yang terlibat dalam

berhubungan antara satu orang dengan yang lainnya.

Keterampilaninterpersonal menjadi hal penting dalam berhubungan dengan

orang lain karenamencakup cara berkomunikasi, bersosialisasi, bekerjasama,

yang cenderung peka terhadap nilai kebudayaan dan keberagaman sikap

individu.Keterampilan komunikasi ini seringakali diremehkan dan merasa

sudah baik karena biasa dilakukan dalam keseharian.28,29

Keterampilaninterpersonal sama seperti kemampuan (skill) yang lainnya,

dibutuhkan usaha usaha dalam meningkatkan kemampuan keterampilan

komunikasi ini pada tiap individu. Keberhasilan keterampilan interpersonal

bergantung pada penanaman nilai dan pengulangan atau repetisi secara

berulang-ulang sehingga terbentuk keterampilan interpersonal dalam pikiran

dan perilakumanusia.28

Page 29: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xxix

Tabel 2.1. Taksonomi Keterampilan Interpersonal29

Keterampilan

Interpersonal

Deskripsi Keterampilan Terkait

Keterampilan Komunikasi

Mendengar

Aktif

Menaruh perhatian penuh pada apa

yang dikatakan, menanyakan pihak

lain untuk menjelaskan lebih tepat

tentang apa yang ia katakan, dan

memohon kata-kata atau ide yang

ambigu untuk diulang.

Mendengar dengan

empati dan simpati,

mendengar untuk

pemahaman

Komunikasi

Lisan

Mengirim pesan verbal secara

konstruktif

Mengabarkan,

mengekspresikan diri

anda dengan gamblang;

mengkomunikasikan

emosi; komunikasi

inteerpersonal

Komunikasi

Tertulis

Menulis dengan jelas dan tepat Kejelasan;

mengkomunikasikan arti

yang dimaksudkan

Komunikasi

Tegas

Secara langsung mengekspresikan

perasaan, pilihan, kebutuhan dan

opini seseorang dengan cara yang

tidak mengancam tidak juga

menghukum orang lain

Mengemukakan ide;

ketegasan sosial;

mempertahankan hak;

peintah; menyatakan

kebutuhan anda

Komunikasi

Nonverbal

Menguatkan atau menggantikan

komunikasi wicara melalui

penggunaan bahasa tubuh, isyarat,

suara, atau benda-benda

Ekspresi perasaan;

persepsi/pengakuan

perasaan; ekspresi wajah

Keterampilan Deskripsi Keterampilan Terkait

Page 30: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xxx

Interpersonal

Membangun Hubungan

Kerjasama

dan

Koordinasi

Pemahaman dan bekerja dengan

orang lain dalam grup atau timl

termasuk menawarkan bantuan

kepada yang membutuhkan dan

mengerjakan aktivitas untuk

memenuhi kebutuhan tim

Penyesuaian; kesadaran

berbagi bersama

situasional; pelaksanaan

pengawasan dan umpan

balik; hubungan

interpersonal;

komunikasi; membuat

keputusan; keterpaduan;

penyelesaian masalah

dalam grup; menjadi

pelaku dalam tim

Kepercayaan Keyakinan atau kepercayaan

individu pada integritas atau hal

yang dapat dipercaya dari

seseorang atau sesuatu; kemauan

sebuah pihak untuk menjadi lemah

pada aksi dari pihak lain sesuai

dengan ekspektasi bahwa beberapa

aksi penting tertentu akan

dilakukan

Kesadaran diri;

penyingkapan diri;

tangkas

Kepekaan

Antar-budaya

Menghargai perbedaan individu

diantara orang-orang

Penerimaan; keterbukaan

terhadap ide-ide baru;

kepekaan kepada orang

lain; relasi lintas budaya

Orientasi

Pelayanan

Sebuah perangkat kecendrungan

individu dasar dan kecondongan

untuk menyediakan pelayanan,

menjadi sopan dan penolong dalam

berhadapan dengan pelanggan,

klien, dan rekan

Melampaui ekspektasi

pelanggan; keterampilan

kepuasan pelanggan;

kemampuan untuk

menjaga hubungan baik

dengan klien; penjualan;

Page 31: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xxxi

membangun hubungan;

mewakili organisasi

kepada pelanggan dan

publik

Presentasi

Diri

Proses dimana seorang individu

mencoba mempengaruhi reaksi dan

gambaran yang orang miliki

tentang mereka dan ide-ide mereka;

mengelola kesan-kesan agar

mencakup range yang luas dari

perilaku yang dapat membentuk

pengaruh positif kepada rekan kerja

Ekspresi diri; pengelolaan

kesan; pengelolaan

persepsi; promosi diri

Pengaruh

Sosial

Memandu orang-orang ke arah

adopsi perilaku, kepercayaan dan

sikap yang spesifik; mempengaruhi

distribusi keuntungan dan kerugian

pada organisasi melalui sebuah aksi

Etika bisnis; pemberian

alasan; keramahan;

pembangunan koalisi;

tawar-menawar;

permohonan otoritas yang

lebih tinggi; mengesankan

persetujuan; relasi;

persuasi, keterampilan

politik yang positif

Resolusi dan

Negosiasi

konflik

Mengadvokasi sebuah posisi

dengan pikiran terbuka, tidak

memasukkan pertentangan dengan

anggota lain ke dalam urusan

pribadi, menempatkan diri pada

posisi orang lain, mengikuti

argument rasional dan mencegah

evaluasi yang terlalu dini, dan

mencoba mempersatukan ide-ide

terbaik dari seluruh pandangan dan

perspektif

Gaya mengatasi konflik;

pengelolaan konflik;

pencegahan konflik;

berkompromi;

penyelesaian masalah;

penawaran integratif;

negosiasi berprinsip;

negosiasi kultural;

mediasi

Page 32: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xxxii

Sumber: Klein, DeRouin dan Salas (2006) sebagaimanatercantum pada

Assesing 21st Century Skill.

29

Keterampilan komunikasi merupakan keterampilan yang berperan penting

dalam membentuk keterampilan interpersonal yang baik. Tidak menurut

Steward, karena keterampilan komunikasi saja belum cukup untuk membentuk

keterampilan interpersonal yang baik,namun diperlukan juga keterampilan

membangun hubunganagar dokter dapat mempertahankan hubungan terapeutik

dengan pasien.30

Gambar 2.4. Skill komunikasi yang penting: Consensus Kalamazoo31,32

2.3.2. Unsur-unsur Keterampilan Interpersonal

Adapun unsur unsur penting terwujudnya keterampilan interpersonal

dalam komunikasi yaitu:30

Page 33: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xxxiii

1. Rasa hormat, menghormati biasanya terjadi secara 2 arah , yaitu

dimana seseorang memeperlakukan orang lain sebagaimana dirinya

sendiri ingin diperlakukan oleh orang lain.

2. Fokus dan perhatian yaitumemperhatiakan pasien dengan seksama

apapun yang dikeluhkan baik secara verbal maupun nonverbal dengan

dokter tidak berfikir atau melakukan hal lain yang tidak berkaitan

dengan masalah pasien sehingga membuat pasien merasa nyaman dan

diperhatikan.

3. Empati, dokter memikirkan kekhawatiran, perasaan, dan perspektif

pasien terhadap apa yang dialami untuk menunjang pengobatan yang

dokter berikan.

4. Fleksibel, dokter mampu menyesuaikan hubungan interpersonal sesuai

keadaan yang dihadapi.

2.3.3. Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Interpersonal

Dari bermacam model keterampilan interpersonal yang telah

dikembangkan oleh para ilmuan dapat memberi gambaran berbagai faktor yang

dapat mempengaruhi kualitas keterampilan interpersonal seseorang. Faktor

tersebut saling berinteraksi dalam mencapai keberhasilan keterampilan

interpersonal seseorang, seperti karakteristik individu, pengalaman hidup yang

dialami sebelumnya, dan karakteristik keadaan yang dihadapi sehingga hasil

kualitas keterampilan interpersonal dapat dilihat dari penilaian hasil dalam

individu, grup/tim, dan organisasi.

Secara garis besar faktor yang mempengaruhi, komponen, dan hasil dari

keterampilan interpersonal dapat dilihat dalam tabel berikut:

Page 34: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xxxiv

Gambar 2.5. Model Penampilan Interpersonal

Sumber: Klein, DeRouin dan Salas (2006) sebagaimanatercantum pada

Assesing 21st Century Skill.

29

2.3.4. Pentingnya Keterampilan Interpersonal

Manusia merupakan makhluk sosial yang hakikatnya membutuhkan

interaksi dengan orang lain dan tidak bisa bertahan hidup tanpa bantuan dari

orang lain. Dengan kebutuhan tersebut keterampilan interpersonal sangat

dibutuhkan dalam menjalin hubungan yang baik terhadap individu yang lain

baik dalam hubungan personal maupun berkelompok atau organisasi. 33

Sebagai seorang, dengan keterampilan interpersonal yang baik dan efektif

mempunyai peran penting untuk mencapai keberhasilan proses terapeutik

dengan pasien. Bagi seorang dokter dengan mempunyai keterampilan

interpersonal yang baik, mempunyai beberapa manfaat dari segi hukum dapat

mengurangi perselisihan hukum dipengadilan yang biasa disebut ligitasi.

Menciptakan lingkungan yang ramah bagi pasien dan karyawan sehingga

produktifitas karyawan meningkat adalah salah satu manfaat yang dapat

dirasakan. Kualitas karyawan yang meningkat menjadi teladan bagi karyawan

lama maupun baru untuk terus menjadi lebih baik. Dengan menejemen waktu

Page 35: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xxxv

yang efektif dapat meningkatkan kualitas perawatan pasien, dengan begitu

manfaat yang didapatkan reputasi dapat dikembangkan dengan baik bagi

lembaga ataupun RS.34

2.3.5. Cara Meningkatkan Keterampilan Interpersonal

Dalam meningkatkan keterampilan interpersonal seseorang dapat dilakukan

dengan berbagai cara. Berikut langkah-langkah yang dapat diadaptasi untuk

meningkatkan keterampilan interpersonal:34

a. Memasukkan keterampilan interpersonal dalam kurikulum lembaga

penyelenggara pendidikan kedokteran.

b. Menyertakan keterampilan interpersonal dalam penilaiann sebelum

memasuki sekolah spesialis.

c. Keterampilan interpersonal dapat disertakan dalam penilaian tahunan

dokter yang sedang mengikuti pelatihan.

d. Keterampilan interpersonal digunakan sebagai bagian dari penilaian

dokter pasca sarjana.

e. Menyertakan keterampilan interpersonal dalam proses penilaian dan

revalidasi oleh dokter senior.

f. Mengajarkan keterampilan interpersonal melalui kursus dan workshop

dalam pendidikan kedokteran.

2.4. Komunikasi dalam islam

Al- Quran menjadi pedoman hidup umat islam secara keseluruhan di muka

bumi ini. Allah menjelaskan segala aturan, perintah, larangan, keutamaan, dan

lainnya untuk hambanya dapat hidup dengan baik didunia yang seentar

ini.Allah menciptakan manusia dengan beragam, mulai dari agama, social,

warna kuliat, dan bahasa yang beragam.Allah yang pertama kali mengajarkan

manusia untuk berkomunikasi, sebagaimana dikatakan dalam surah Ar-Rahman

ayat 1-4:

“Tuhan yang Maha Pemurah.Yang telah mengajarkan Alqur’an.Dia

menciptakan manusia.Yang mengajarinya pandai bericara”.(Ar-Rahman: 1-

4).

Page 36: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xxxvi

Allah yang memberikan akal dan pengetahuan untuk manusia dapat pandai

berbicara. Berbicara yang diperintahkan oleh Rasulullah SAW yaitu

mengutamakan berbicara yang baik, jika tidak bisa bicara yang baik maka

diam. “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka

hendaklah berbicara yang baik atau diam”(HR. Al-Imam Al- Bukhari hadist

no 6089 dan Al Imam Muslim no 46 dari Abu Huraira).35

Perkataan yang baik keluar dari manusia yang memiliki akal dan ilmu

pengetahuan.Belajar menggunakan kata dan kalimat yang baik dalam

kehidupan sehari hari. Berkomunikasi dengan individu yang lain sangat

dipengaruhi dengan pengetahuan yang dimiliki, dimana individu yang lain

harus dapat menyesuaikan kata kata yang di ucapkan sehingga dapat

dimengerti dan tersampaikan pesan yang dimaksud.

2.5. Kerangka Teori

Gambar 2.6. Kerangka Teori

Page 37: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xxxvii

Keterampilan Interpersonal Dalam Komunikasi Dokter Pasien

Sikap

Perilaku

Lama praktek

2.6. Kerangka Konsep

Gambar 2.7. Kerangka Konsep

2.7. Definisi Operasional

Table 2.2. Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Pengukuran Skala

Peng

ukuran

Sikap

Sikap adalah pikiran dan

perasaan yang mendorong

individu bertingkah laku

ketika individu menyukai

atau tidak menyukai

sesuatu.

Menyebarkan dan

mengumpulkan

kembali kuesioner

Nominal

(ya,tidak)

Perilaku Perilaku adalah komponen

dari sikap

Nominal

(ya,tidak)

Usia Usia responden ketika

mengisi kusioner

Sesuai seperti yang

dituliskan pada data

kuesioner

1.Dewasa awal (26-35

tahun)

2.Dewasa akhir (36-45

tahun)

ordinal

Page 38: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xxxviii

3.Lansia awal (46-55

tahun)

4.Lansia akhir (56-

65tahun)

5.Manula ( >66 tahun)

Depkes, (2009)

Jenis

kelamin

Jeis kelamin responden

yang ditentukan pada saat

kelahiran

Sesuai pada data

kuesioner

1. Laki-laki

2. Perempuan

Nominal

Lama

praktik

Lama praktik dokter umum Sesuai pada data

kuesioner

1.< 5 tahun

2. > 5tahun

Page 39: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xxxix

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain penelitian

Penelitian menggunakan jenis penelitian analitik kategorik dengan desain

pendekatan cross-sectionaluntuk mengetahui perbandingan sikap dan perilaku

dokter umum terhadap keterampilan interpersonal dalam komunikasi dokter-

pasien di Tangerang Selatan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Tangerang Selatan pada bulan April –

September 2015 dengan menggunakan data primer berupa kuesioner yang diisi

oleh subyek penelitian.

Table 3.1. Waktu Penelitian

No. Kegiatan

Waktu

Pebruari Maret April Mei

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1. Pembuatan

proposal

2. Penyebaran

kuesioner

3. Pengolahan data

4. Analisa data

5. Sintesa hasil

analisa

6. Laporan

No. Kegiatan

Waktu

Juni Juli Agustus September

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1. Pembuatan

proposal

2. Penyebaran

Page 40: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xl

kuesioner

3. Pengolahan data

4. Analisa data

5. Sintesa hasil

analisa

6. Laporan

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi target pada penelitian ini adalah dokter umum yang berlapangan

kerja di Tangerang Selatan. Populasi terjangkau adalah dokter umum yang

berpraktek di Kec. Ciputat, Kec. Ciputat timur, dan Kec.Pamulang. Sampel

adalah dokter umum yang dipilih secara Consecutive Sampling11,25,26

Cara pemilihan sampel dengan menggunakan non probability sampling

yaituconsecutive sampling. Consecutive sampling merupakan cara pemilihan

sampel yang semua responden yang datang dan memenuhi criteria pemilihan

dimasukan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan

terpenuhi.11,25,26,

3.3.1. JumlahSampel

Perkiraan besar sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus

besar sampel penelitian analisa kategorik tidak berpasangan11

yaitu sebagai

berikut:

N1 = N2 = √ √

N1=N2 : jumlah sampel penelitian

Zα : derivate baku alpha

Zβ : derivate baku beta

P1 : proporsi pada beresiko atau kasus

Q1 : 1-P1

P2 : proporsi pada kelompok tidak terpajan/control, 50%

Q2 : 1-P2

Page 41: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xli

P : proporsi total

Q : 1-P

P1-P2 : perbedaan proporsi minimal yang dianggap bermakna,

ditetapkan 0,2

Jadi,

P1 = P2 + 0,2 = 0,5 + 0,2 = 0,7

Q1 = 1-P1 = 1-0,7 = 0,3

P =

=

=

= 0,6

Q = 1-P = 1-0,6 = 0,4

Berdasarkan persamaan tersebut, maka untuk total sampel penelitian didapatkan

hasil sebagai berikut:

= ( √ √ )

= 72

N1= N2 72

Sampel yang digunakan hanya satu kategori yaitu dokter umum, dengan

begitu diambil jumlah keseluruhan sampel 72.Jumlah sampel penelitian

menjadi 80 responden untuk antisipasi jika responden tidak mengembalikan

kuesioner.

3.3.2. KriteriaSampel

3.3.2.1.Kriteria inklusi

- Subyek merupakan dokter umum yangpraktek

klinik/puskesmas/rumahsakit/pribadi.

- Subyekberpraktik di Tangerang Selatan

- Subyek bersedia menjadi responden penelitian.

3.3.2.2.Kriteria eksklusi

- Subyek tidak bersedia menjadi responden

3.3.2.3.Drop out

- Subyek tidak mengembalikan kuesioner yang diberikan

Page 42: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xlii

3.4. Cara Kerja Penelitian

Table 3.2. Cara Kerja Penelitian

3.5. Variabel yang diteliti

3.5.1. Variabel terikat

Sikap dan perilaku dalam keterampilan interpersonal dokter dalam

komunikasi dokter pasien.

3.5.2. Variabel bebas

Lama praktik sebagai dokter terhadap sikap dan perilaku doker dalam

keterampilan interpersonal dalam komunikasi dokter-pasien di Tangerang

Selatan.

Persiapan penelitian

Menentukan tempat melakukan penelitian

Menentukan subyek yang memenuhi criteria inklusi

Subyek dipilih secara

Pengisian kuesioner

Analisa data penyusunan laporan

Kesimpulan

Menentukan subyek yang memenuhi criteria eksklusi

Page 43: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xliii

3.6. Manajemen data

3.6.1. Rencana Analisis Data

3.6.1.1.Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, menggunakan kuesioner dari hasil penelitian dr. Fika

Ekayanti, yang terdiri dari 22 pertanyaan mengenai sikap dan perilaku dokter

terhadap pasiennya saat melakukan komunikasi dokter-pasien dan dijawab

dengan jawaban “ya” atau “tidak”.(10)

Kuesioner ini mengalami perubahan pada subyek dan telah diuji validitas

terdapat 11 pertanyaan yang valid dari 22 pertanyaan sebelumnya, sehingga

dan realibilitas dengan Cronbach Alfa dan didapatkan hasil Cronbach

Alfa=0,969. Suatu instrumen penelitian dikatakan memiliki tingkat reliabilitas

tinggi jika nilai koefisien Cronbach Alfa >0,60. Sehinggakuesioner ini telah

memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan sebagai suatu instrumen

penelitian.(11)

3.6.1.2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat hasil kuesioner yang

dibagikan kepada dokter umum yang berpraktek di Tangerang Selatan.

Penelitian ini dilakukan dengan cara pengambilan data primer di tempat praktik

dokter umum di Tangerang Selatan dan juga melalui e-mail sejak bulan juni

sampai september 2015. Penelitian dilakukan dengan metode consecutive

sampling. Setelah dilakukan penyebaran kuesioner, terkumpul sebanyak 80

kuesioner.

3.6.1.3.Pengolahan, Analisa, dan Penyajian Data

Pengolahan data penelitian dari kuesioner yang telah dikumpulkan

menggunakan software SPSS 21.Langkah dimulai dengan editing semua data

yang terkumpul, coding, data entry, Data digolongkan, disederhanakan sehingga

mudah dibaca dan diinterprestasikan (cleaning)15

dan dilanjutkan dengan

tabulasi data. Selanjutnya akan dilakukan analisis univariat untuk melihat

Page 44: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xliv

frekuensi dan proporsi dari karakteristik responden, kemudian dilakukan

analisis bivariat untuk melakukan analisis antara hubungan komunikasi

interpersonal dokter-pasien dengan sikap dan perilaku dokter umum.

Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dalam mengolah

data yang telah ada.

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui sebaran atau frekuensi dari

setiap karakteristik masing-masing responden. Meliputi usia, jenis kelamin,

tingkat pendidikan terakhir, pekerjaan, lama berpraktik, waktu yang dibutuhkan

dalam pemeriksaan pada pasien, tempat berpraktik, dan lulusan dari

universitas.11

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat pada penelitian ini adalah analisa hubungan kategorik

dengan kategorik yang menggunakan uji Chi-square bila memenuhi syarat atau

menggunakan uji Fisher jika tidak memenuhi syarat.11

Page 45: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xlv

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran umum lokasi penelitian

Lokasi pengambilan data di tangerang selatan, dari 7 kecamatan di tangsel

paling banyak pengambilan data di 3 kecamatan yaitu kec. Ciputat, kec. Ciputat

timur, kec. Pamulang. Pengambilan data dilakukan di tempat praktik dokter

umum, baik di rumah sakit pemerintah atau swasta, klinik atau klinik pribadi

dan puskesmas.

4.1.2. Uji Validitas

Kuesioner yang digunakan terdiri dari 22 pertanyaan mengenai sikap dan

perilaku yang ditunjukkan dokter saat komunikasi dokter-pasien berlangsung.

Kuesioner dijawab dengan pilihan „Ya‟ dan „Tidak‟. Masing-masing pertanyaan

akan diberikan skor sebagai berikut, skor 0 untuk jawaban „Tidak‟ dan skor 1

untuk jawaban „Ya‟. Skor total terendah adalah 0 dan skor total tertinggi adalah

11. Kuesioner didapatkan dari penelitian dr. Fika Ekayanti dan telah di

modifikasi dan dilakukan uji validitas diadapatkan 11 pertanyaan yang valid

dengan p value di atas 0,5 dan 11 pertanyaan yang tidak valid dengan p value di

bawah 0,5 atau minus, diputuskan untuk di hapus. Sehingga yang digunakan

hanya 11 pertanyaan yang valid.Uji reliabilitas dengan Cronbach Alfa dan

didapatkan hasil Cronbach Alfa=0,969 . Suatu instrumen penelitian dikatakan

memiliki tingkat reliabilitas tinggi jika nilai koefisien Cronbach Alfa

>0,60.(10,11)

Dengan demikian kuesioner tersebut dapat digunakan sebagai alat

pengumpul data karena kuesioner tersebut telah memenuhi syarat kelayakan

suatu instrumen.

Page 46: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xlvi

4.2. Karakteristik Responden

4.2.1. Distribusi Frekuensi Usia Responden

Variabel N Minimum Maksimum Mean Standar Deviasi

Umur 80 24 75 35,33 11,665

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa jumlah responden penelitian

sebanyak 80 orang dengan usia responden paling muda adalah 24 tahun dan

paling tua adalah 75 tahun. Rata-rata usia responden penelitian adalah 35,33

tahun dengan standar deviasi sebesar 11,665 tahun.

4.2.2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin N Persentase

Laki-laki 27 33,8

Perempuan 53 66,2

Total 80 100,0

Gambar 4.2.2. Jenis Kelamin Responden

34%

66%

Jenis Kelamin Responden

Laki laki Perempuan

Page 47: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xlvii

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa responden yang berjenis kelamin

laki-laki sebesar 33,8% dan perempuan sebesar 66,2%.

4.2.3. Distribusi Frekuensi Jenjang Pendidikan Terakhir Responden

Jenjang Pendidikan N Persentase

Dokter umum dan S1 76 95,0

Dokter umum dan S2 3 3,8

Dokter umum dan S3 1 1,2

Total 80 100,0

Gambar 4.2.3. Jenjang Pendidikan Terakhir Responden

Berdasarkan tabel diatas, mayoritas responden memiliki pendidikan dokter

umum dan S1 dengan persentase sebesar 95%

95%

4% 1%

Pendidikan Terakhir

Dokter Umum dan S1 Dokter Umum dan S2 Dokter Umum dan S3

Page 48: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xlviii

4.2.4. Distribusi Frekuensi Tempat Praktek Responden

Tempat Praktek N Persentase

RS Pemerintah 18 22,5

RS Swasta 9 11,2

Klinik 47 58,8

Klinik Pribadi 11 13,8

RS Islam 1 1,2

Puskesmas 11 13,8

Total 80 100,0

Gambar 4.2.4. Tempat Praktek Responden

19%

9%

49%

11%

1% 11%

Tempat Praktik Responden

RS Pemerintah RS Swasta Klinik Kinik Pribadi RS Islam Puskesmas

Page 49: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

xlix

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa tempat praktek responden paling

banyak di Klinik dengan persentase sebesar 58,8%

4.2.5. Distribusi Frekuensi Lama Praktek Responden

Lama Praktek N Persentase

< 5 tahun 40 50,0

>5 tahun 40 50,0

Total 80 100,0

Gambar 4.2.5. Distribusi Frekuensi Lama Praktek Responden

berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa lama praktek responden

memiliki persentase yang sama antara lama praktek kurang dari 5 tahun dengan

lebih dari 5 tahun dengan persentase sebesar 50%. Selain itu, jam praktek

responden memiliki perbedaan. Berikut distribusi jam praktek responden.

50% 50%

Lama Praktik Responden

<5 Tahun

>5 Tahun

Page 50: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

l

4.2.6. Distribusi Frekuensi jam Praktek Responden

Jam Praktek N Persentase

<5 Jam 8 10,0

5-12 Jam 55 68,8

12-24 Jam 11 13,8

>24 Jam 6 7,5

Total 80 100,0

Gambar 4.2.6. Distribusi Frekuensi jam Praktek Responden

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa lebih banyak responden

memiliki jam praktek sebesar 5-12 jam dengan persentase sebesar 68,8%.

Kemudian lama waktu bertemu pasien selama praktek bervariasi. Berikut lama

bertemu pasien responden saat praktek.

10%

69%

14%

7%

Jam Praktik Responden

<5 Jam 5-12 Jam 12-24 Jam > 24 Jam

Page 51: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

li

4.2.7. Distribusi Frekuensi lama waktu bertemu pasien

Lama Waktu Bertemu Pasien N Persentase

<5 menit 12 15,0

5-10 menit 32 40,0

10-15 menit 8 10,0

15-30 menit 25 31,2

>30 menit 3 3,8

Total 80 100,0

Gambar 4.2.7. Distribusi Frekuensi lama waktu bertemu pasien

15%

40%

10%

31%

4%

Lama Waktu Bertemu Pasien

<5 menit 5-10 menit 10-15 menit 15-30 menit >30 menit

Page 52: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lii

4.2.8. Distribusi Frekuensi Sikap dan Perilaku Responden

Sikap dan Perilaku N Persentase

Diatas rata rata 28 35,0

Dibawah rata rata 52 65,0

Total 80 100,0

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sikap dan perilaku responden

paling besar berada pada sikap dan perilaku yang dibawah rata rata dengan

persentase sebesar 65%. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2.9. Jawab Responden Dari 11 Pertanyaan

No Sikap dan Perilaku Ya % Tidak %

1 Sikap dan perilaku dokter menjelaskan pengobatan

yang harus pasien lakukan dengan gamblang. 78 97,5 2 2,5

2

Sikap dan perilaku dokter mengapresiasi tndakan

dan jenis pengobatan yang pernah pasien lakukan

sebelumnya .

71 88,8 9 11,2

3 Sikap dan perilaku dokter menjelaskan diagnosis,

dengan suara yang tegas. 77 96,2 3 3,8

4 Sikap dan perilaku dokter menanyakan daerah

tempat tinggal pasien. 65 81,2 15 18,8

5 Sikap dan perilaku dokter mengingat nama pasien

dengan baik. 46 57,5 34 42,5

Page 53: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

liii

Dibawah ini 11 pertanyaan yang tidak valid.

6

Sikap dan perilaku dokter memberikan penjelasan

yang lengkap mengenai penyakit yang diderita

pasien.

76 95,0 4 5,0

7 Sikap dan perilaku dokter menyapa pasien dengan

memanggil nama pasien. 72 90,0 8 10,0

8 Sikap dan perilaku dokter menjelaskan riwayat

penyakit pasien dari awal sampai tuntas. 63 78,8 17 21,2

9 Sikap dan perilaku dokter berusaha

menyembunyikan apa diagnosis penyakit pasien. 7 8,8 73 91,2

10 Sikap dan perilaku dokter yang tenang selama

pemeriksaan sehingga menenangkan pasien. 80 100,0 0 0

11 Sikap dan perilaku dokter memperhatikan pasien,

saat pasien berbicara 80 100,0 0 0

No Sikap dan Perilaku Ya % Tidak %

1 Sikap dan perilaku dokter menunjukkan

pemahaman atas perasaan pasien. 80 100,0 0 0,0

2 Sikap dan perilaku dokter menenangkan pasien, saat

pasien mengeluhkan sakit yang ia rasakan 78 97,5 2 2,5

3 Sikap dan perilaku dokter meyakinkan pasien

bahwa pasien akan baik-baik saja. 74 92,5 6 7,5

4 Sikap dan perilaku dokter terbuka dalam menerima

pendapat pasien. 78 97,5 2 2,5

5 Sikap dan perilaku dokter tidak memberi

kesempatan bagi pasien untuk bertanya. 10 12,5 70 87,5

6 Dalam keadaan darurat, dokter mengizinkan pasien

menelepon ke nomor pribadinya. 36 55,0 44 45,0

Page 54: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

liv

4.3. Hubungan antara Lama Praktek Terhadap Sikap dan Perilaku

Tabel 4.3.hubunganlama praktik terhadap sikap dan perilaku

Lama

Praktek

Sikap dan Perilaku Total

P Value Diatas rata rata Dibawah rata rata

N % N % N %

< 5 Tahun 7 17,5 33 82,5 40 100 0,002

≥ 5 Tahun 21 52,5 19 47,5 40 100

Total 28 35,0 52 65,0 80 100

Lama praktik yang ≥ 5 Tahun memiliki sikap dan perilaku yang di atas rata

rata sebesar 52,5% sedangkan lama praktek < 5 tahun dan memiliki sikap dan

perilaku dibawah rata rata sebesar 82,5%. Dari hasil ststistik ini dapat diketahui

bahwa dokter dengan lama praktek <5 tahun yang memiliki sikap dan perilaku

di bawah rata rata sebesar 82,5%, cukup besar presentasinya sehingga

mnunjukan bahwa sikap dan perilaku dokter yang beprakik <5 tahun belum

baik sikap dan perilakunya. Berdasarkan hasil uji statistik, diketahui bahwa P

value sebesar 0,002 yang berarti bahwa pada signifikansi alpha 1 % diketahui

bahwa terdapat hubungan antara lama praktek dengan sikap dan perilaku

responden.

7 Sikap dan perilaku dokter menunjukkan kepedulian

pada kesembuhan pasien. 80 100,0 0 0,0

8 Sikap dan perilaku dokter tidak segan bertanya

tentang keadaan keluarga pasien. 68 85,0 12 15,0

9 Sikap dan perilaku dokter mengatakan dengan jujur

perihal penyakit yang pasien derita. 76 95,0 4 5,0

10 Sikap dan perilaku dokter menjelaskan dengan

bahasa yang sederhana tentang penyakit pasien. 79 100,0 1 0

11 Sikap dan perilaku dokter menjelaskan seluruh

prosedur pengobatan dengan sabar. 80 100,0 0 0

Page 55: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lv

4.4. PEMBAHASAN

Komunikasi menjadi hal penting yang perlu diperhatikan. Komunikasi

dibutuhkan dalam kehidupan sosial individu untuk dapat berbagi dan bertukar

informasi, komunikasi ada yang bentuk verbal dan nonverbal. Di indonesia

sudah ada beberapa penelitian yang melihat bagaiman komunikasi dokter pasien

yang dimiliki dokter di Indonesia saat ini.

Ekayanti, F dkk. (2013) dalam penelitainya tentang persepsi pasien

terhadap keterampilan interpesonal dokter pada September-Desember 2013 di 3

Rumah Sakit, RS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai RS Islam Swasta, RS

Harapan Bunda sebagai RS Swasta, dan RSUP Fatmawati sebagai RS Umum

Pemerintah.Diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap

karakteristik keterampilan interperonal dokter dimasing-masing RS tersebut.

Hasil dari penelitian tersebut, dokter di RS Harapan Bunda memiliki

keterampilan interpersonal yang paling baik menurut pasien, dan didapat

disimpulkan bahwa perbedaan karakteristik sikap dan perilaku dokter

tergantung pada tempatnya berpraktik.20

Penelitian serupa juga oleh Zakiroh, A. (2014) secara cross-sectional,

kepada 204 pasien yang menjadi responden menilai sikap dan perilaku dokter

selama konsultasi dan mengisi kuesioner penilian setelah kosultasi kesehatan

berakhir. Penelitian tentang persepsi pasien terhadap perbedaan interpersonal

dokter-pasien berdasarkan asal lulusan dokter juga telah diketahui hasil dari

penelitian tersebut menyimpulkan bahwa dokter lulusan UIN Jakarta memiliki

keterampilan interpersonal yang lebih baik dibandingkan dengan dokter yang

bukan lulusan UIN Jakarta48

Banyaknya keluhan pasien terhadap pelayanan dokter di lapangan,dan dari

kedua penelitain dia atas dapat kita lihat dokter yang berpraktik di RS. Swasta

memiliki nilai positif dari pasien. Ikatan Dokter Indonesia (Herquetanto, 2011)

dalam penelitian tentang pengetahuan dan keterampilan interpersonal

komunikasi dokter pasien dan faktor-faktor yang memperngaruhinya.Penelitian

tersebut dilakukan di 3 wilayah, dan hasilnya tidak terdapat faktor yang

berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan komunikasi interpersonal

dokter. Diketahui hasil dari penelitian IDI tersebut masih banyak dokter yang

Page 56: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lvi

memiliki pengetahuan dan keterampilan yang rendah, namun tidak didapatkan

faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan komunikasi dokter-

pasien secara bermakna baik dari perbedaan jenis kelamin, usia, maupun

pengalamn/lama berpraktik.4

Pada penelitian ini, peneliti juga melihat komunikasi dokter pasien dokter

di Tangerang Selatan. Penelitain ini mencari adakah hubungan lama peraktek

terhadap sikap dan perilaku dalam keterampilan interpersonal dokter umum di

Tangerang Selatan. Jumlah responden sebanyak 80 orang dengan usia

responden paling muda adalah 24 tahun dan paling tua adalah 75 tahun.

Diketahui rata rata usia responden pada penelitian ini adalah 35,33 tahun

denganstandar deviasi sebesar 11,665 tahun. Rata rata usia dokter umum yang

berpraktik di Tangerang Selatan adalah 35 tahun.

Dilihat dari jenis kelamin jumlah responden wanita 66,2 % dan responden

pria sebanyak 33,8%. Responden merupakan dokter umum dengan presentase

95% dokter umum dengan S1. Hasil ini menunjukan lebiih banyak dstribusi

dokter berjenis kelamin perempuan yang berpraktik di Tangerang Selatan.

Seperti dikatakan pada penelitain IDI (Herquetanto, 2011) dikatakan dokter

yang berjenis kelamin perempuan memiliki pengetahuan dan keterampilang

yang lebih baik daripada dokter lakilaki. Walaupunpada hasil penelitainnya

masih rendah pengetahuan dan keterampilan dokter di Indonesia.4

Dari 80 responden dokter umum,diketahui banyak berpraktik di klinik

yaitu sebesar 58,8%. Lama praktik dokter, memiliki presentase yang sama yaitu

baik yang kurang dari 5 tahun dan yang lebih dari 5 tahun yaitu 50 %. Dokter di

Tangerang Selatan dari penelitian ini sebagian besar berpraktek di klinik dengan

lama praktik 50% dari responden kurang dari 5 tahun dan lebih dari 5 tahun

Jam praktek dalam sehari dalam rentan 5-12 jam memilki presentase

paling besar yaitu 68,8%, begitu pula lama dokter bertemu pasien dalam 1 kali

sesi bervariasi. Waktu bertemu pasien dari hasil yang ditemukan (40% ) 5-10

menit , (31,8 %) 15-30 menit. Jam praktek dokter tersebut dianggap cukup atau

ideal bagi seorang dokter. Dengan waktu 5-10 menit masih kurang ideal

memeriksa pasien, dalam memeriksa pasien untuk mendapatkan anamnesis dan

pemeriksaan yang dibutuhkan serta memberi edukasi pasien dan tanya jawab

Page 57: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lvii

jika pasien masih ada pertanyaan, dalam hal ini waktu yang dibutuhkan

tentunya disesuaikan dengan keadaan pasien yang dokter hadapi.Hal tersebut

telah sesuai dengan waktu yang ditetapkan oleh PB IDI pada tahun 2008 dalam

Panduan Kompensasi Dokter dan Jasa Medik yang standar untuk seluruh

dokter di Indonesia bahwa waktu yang cukup untuk bertatap muka antara

dokter dan pasien sekitar 8-15 menit atau sekitar 4 pasien dalam satu jam. 44,49

Untuk penilaian sikap dan perilaku dilihat dari 11 pertanyan dngan

jawaban Ya dan Tidak, dari pertanyaan tersebut didapatkan 65% sikap dan

perilaku dibawah rata rata. Seperti dijelaskan pada penelitian Herquetanto

(2011) masih rendah pengetahuan dan keterampilan dokter di Indonesia.

Hubungan Antara Lama Praktek Terhadap Sikap Dan Perilaku.

Lama peraktik di lapangan dapat menggambarkan seberapa lama

pengalaman dokter mengahadpai pasien dengan keterampilan interpersonal

yang dimiliki selama ini. Diketahui lama praktik yang ≥ 5 Tahun memiliki sikap

dan perilaku yang diatas rata rata sebesar 52,5% sedangkan lama praktek < 5

tahun dan memiliki sikap dan perilaku dibawah rata rata sebesar 82,5%.

Berdasarkan hasil uji statistik, diketahui bahwa P value sebesar 0,002 yang

berarti bahwa pada signifikansi alpha 1 % diketahui bahwa terdapat hubungan

antara lama praktek dengan sikap dan perilaku responden.Herquetanto (2011)

hasil penelitainnya tidak ditemukan adanya faktor faktor yang secara bermakna

berhubungan dan mempengaruhi komunikasi dokter pasien.4 Peneliti

menemukan kemaknaan secara statistik faktor lama praktik berhubungan

dengan sikap dan perilaku dalam keterampilan interpersonal dokter umum

dalam komunikasi dokter pasien.

Harapam responden terhadap komunikasi interpersonal yang harus dimiliki

oleh dokter Indonesia yaitu dari semua kuesioner yang peneliti dapatkan,

peneliti meminta harapan dari tiap responden terhadap komunikasi dokter dan

pasien yang harus dimiliki oleh dokter umum.

Sebagian besar responden berharap dokter indonesia memiliki aspek

sebagai berikut:

Page 58: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lviii

- Kepedulian

- Empati

- Menghargai pasien

- Meberikan penjelasan yang jelas, dengan bahasa awam

- Memahami kondisi pasien (psikologi, fisik dan finansial), keluarga

pasien

- Trust and respect

- Sabar, ramah, jujur

- Menjadi pendengar yang baik

- Attitude, skill, knowledge (good)

- Berjiwa sosial yang tinggi

4.5. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini hanya dilakukan di tangsel dengan 7 kecamatan. Peneliti

memilih 3 kecamatan yang dapat dijangkau yaitu kec. Ciputat, kec. Ciputat

Timur, dan kec. Pamulang, sehingga belum merepresentasikan keseluruhan

dokter umum yang berada di Tangerang Selatan .

Penelitian ini hanya menggunakan 11 pertanyaan yang diadaopsi dari

kuesioner penelitian dr. Fika Ekayanti. Kuesioner yang digunakan setelah di uji

validitas dan reabilitas tidak semuanya mencakup seluruh aspek sikap dan

perilaku dokter dalam keterampilan interpersonal dalam komunikasi dokter

pasien. Kuesioner yang digunakan tidak mewakili seluruh sikap dan perilaku

yang memiliki esensial berarati dalam sikap dan perilaku dokter dalam

komunikasi dokter pasien.

Page 59: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lix

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

4.1. Simpulan

Dokterumum membutuhkanskill komunikasi yang efektif untuk

memudahkan dalam menunjukan empati, membangun dan mempertahankan

hubungan dokter dan pasien dengan tujuan tercapainya terapeutik (pengobatan),

dan memberikan kualitas pelayanan yang baik.

Dokter umum dapat meningkatkan komunikasi dan skill konsultasi yang

dimiliki dengan refleksi diri, memonitoring diri dan metode pelatihan.32

Dokter umum di Tangerang Selatan dilihat dari lama praktik, semakin lama

berpraktik menjadi dokter semakin banyak pengalaman yang dimiliki sehingga

berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam komunikasi dokter pasien.

Peneliti berharap ini bisa menjadi saran yang baik untuk dokter indonesia

ke depannya dalam menjalankan praktik kedokteran. Dokter umum di Indonesia

pada masa mendatang dapat menunjukan ketrampilan interpersonal yang baik

dengan harapan dan masukan yang di dapatkan dari penelitian ini.

Sebelas pertanyaan mengenai sikap dan perilaku yang diajukan ke

responden secara subjektif responden menilai dirinya sendiri. Peneliti

menemukan adanya hubungan bermakna secara statistik antara lama peraktik

terhadap keterampilan interpersonal yang dimiliki oleh dokter umum di

Tangerang Selatan.

Hingga saat ini belum ditemukan cara yang efektif untuk dapat menilai dan

mengevaluasi keterampilan interpersonal dalam komunikasi doter pasien di

Indonesia. Komunikasi dipengaruhi banyak faktor baik secara individu atau

berkelompok. Sikap dan perilaku yang tampak dari seorang dokter dipengaruhi

oleh pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dan bagaimana individu

menilai suatu keadaan.

“ Pasien tidak akan pernah peduli, seberapa banyak apa yang kamu tahu,

hingga mereka tahu seberapa banyak kamu peduli” (32,34)

Page 60: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lx

4.2. Saran

Penelitian ini bisa di perbesar jumlah sampelnya dan lebih bervariasi lagi

untuk faktor faktor yang dilihat hubungan terhadap sikap dan perilaku dalam

komunikasi dokter pasien, sehingga dapat lebih akurat untuk merepresentasikan

populasi dokter di Tangerang Selatan .

Berdasarkan beberapa literatur, yang dapat menggambarkan faktor

pengalaman dokter yaitu jumlah jam kerja per minggu.4,12,39

Saran selanjutnya

dapat diihat dari jam kerja perminggu untuk menilai faktor pengalaman

berhubungan dengan komunikasi dokter pasien.

Pada penelitian ini awalnya menggunakan 22 pertanyaan yang kemudian

menjadi 11 pertanyaan setelah di validasi. Saran untuk penelitian selanjutnya

untuk dapat menggunakan 22 pertanyaan dan menambahkan pertanyaan yang

yang terpimpim dan terarah sehingga responden dapat menjaab dengan tepat

apa yang ingin peneliti ketahui.

Penelitian ini juga mendapatkan data mengenai usia, jam kerja dokter

dalam 1 hari, tingkat pendidikan, dan tempat berpraktek. Harapan peneliti untuk

penelitian selanjutnya dapat meneruskan untuk melihat adakah hubungan yang

bermakna antara variabel diatas dengan keterampilan interpersonal dalam

komunikasi dokter pasien.

Page 61: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lxi

Daftar Pustaka

1. Ong, L.M. , de Haes, J.C. , Hooos, A.M. and Lammes, F.B. Doctor-patient

communication: A review of the literatory. Social science and medicine. 1995.

2. Ali, Mulyohadi, Ieda Poernomo Sigit Sidi.Komunikasi Efektif Dokter-Pasien.

Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia. 2006.

3. Pengertian sikap dan faktor yang dipengaruhi, di unduh dari :

http://www.psychoshare.com/file-821/psikologi-kepribadian/sikap-pengertian-

definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi.html

4. Dianne Berry, Health Communication: theory and practice. Mc Graw- Hill

education, New York, NY. 2007.

5. Helmi ade saputra, Artikel dokter kerja 14 jam, pasien keluhkan waktu

konsultasi minim, 2014. Di unduh dari:http://indohub.com/2014/05/20/dokter-

kerja-14-jam-pasien-keluhkan-waktu-konsultasi-minim/.

6. Endelmann R.J. psychosocial aspects of the health care process. London:

Prentice Hall. 2000.

7. Herqutanto,ending basuki, samsuridjal jauzi, muchtaruddin mansyur,

Pengetahuan dan keterampilan komunikasi dokter pasien dan faktorfaktor

yang mempengaruhi, deprt ilmu kedokteran komunikasi FKUI, depart IPD

FKUI, Jakarta. Diunduh dari:Perhimpunan dokter umum Indonesia PDUI.

2011.

8. Morrison, paul. Carring & communicating ed 2, EGC jakarta 2008.

9. Dokter sering datang terlambat, pasien kluhkan pelayanan RSUD Bogor.

Harian Jaya Pos 31 Januari 2015, di unduh

dari:http://harianjayapos.com/detail-8510-dokter-sering-datang-terlambat-

pasien-keluhkan-pelayanan-rsud-bogor.html.

10. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. Panduan Kompensasi Dokter dan

Jasa Medik. Jakarta: Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. 2008.

11. Riau Pos, Keluarga pasien keluhkan jawaban dokter, di unduh dari:

http://www.riaupos.co/33818-berita-keluarga-pasien-keluhkan-jawaban-

dokter.html#.VgoGklcxV0t.

Page 62: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lxii

12. Konsil Kedokteran Indonesia. Satandar Kompetensi Dokter Indonesia,

Jakarta, 2012.

13. Martaadisoebrata D. Pengantar ke dunia profesi kedokteran. Jakarta: Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2004.

14. Dede M. Pola Ideal Hubungan Dokter Dengan Pasien. Fak. Ilmu komunkasi

UNPAD, 2007 .

15. Azwar S., Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 2002.

16. Kemampuan berkomunikasi dokter di Indonesia masih buruk, di unduh dari

:sindonews.com,http://nasional.sindonews.com/read/866021/15/kemampuan-

berkomunikasi-dokter-di-indonesia-masih-buruk-1400718178.

17. Lloyd M, Bor R. Communication skills for medicine. 2nd ed.London: Churcill

Livingstone; 2006.

18. Icek ajzen. Changing the behavior of people. Explanation of theory of planned

behavior. Journal 12 manage the executive fast track.1988. Di unduh dari:

www.12manage.com

19. Kamus besar bahasa Indonesia . diunduh dari : http://Kbbi.web.id/komunikasi

20. Widjaja, A.W. Ilmu komunikasi. Jakarta, rineka cipta. 2000.

21. Presiden Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20

tahun 2013 tentang pendidikan kedokteran. 2013.

22. Presiden Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia No. 29

tahun 2004 tentang praktik kedokteran. 2004.

23. Arianto. Komunikasi Kesehatan: Komunikasi Antara Dokter dan Pasien. Palu:

Jurnal Ilmu Komunikasi. 2013; Vol 03, No.02. Diunduh dari:

http://jurnalilkom.uinsby.ac.id/index.php/jurnalilkom/article/view/42/36.

24. Silverman J, Kurtz SM, Draper J, Kurtz SM.Skills for Communicating with

Patients. 2nd ed. Oxford, UK: Radcliffe Pub; 2005.

25. Zakiroh, A. Persepsi Pasien Terhadap Keterampilan Interpersonal Dokter

Lulusan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dalam Komunikasi Dokter-

Pasien Di Klinik Makmur Jaya Ciputat, Tangerang Selatan. (Skripsi belum

dipublikasikan). UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2014

Page 63: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lxiii

26. Konsil Kedokteran Indonesia. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien. Jakarta:

Konsil Kedokteran Indonesia. 2006.

27. CR, McConnel. Interpersonal Skills: What They Are, How to Improve Them,

and How to Apply Them. 2004; Apr-Jun;23(2):177-87. Di unduh dari :

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15192999

28. National Research Council. Assessing 21st Century Skills: Summary of a

Workshop. J.A. Koenig, Rapporteur. Committee on the Assessment of 21st

Century Skills. Board on Testing and Assessment, Division of Behavioral and

Social Sciences and Education. Washington, DC: The National Academies

Press. 2011.

29. Duffy, F.D., Gordon, G.H., Whelan G., Cole-Kelly K..Assessing Competence

in Communication and Interpersonal Skills: The Kalamazo II

Report.Academic Medicine, 490–507. 2004.

30. Susan j hawken, good communication skills: benefits for doctor and patients;

NZfp vol 32 no 3, 2005.

31. Brunett PH, Campbell TL, Cole-Kelly K, Danoff D, Frymier R,Goldstein MG,

et al. Essential elements of communication in medical encounters: The

Kalamazoo Consensus Statement. Acad.Med 2001; 76:390–393.

32. Lestari, Riri, Ak. Interpersonal Skill. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 2007.

33. NG, Barakat. Interpersonal Skill. Hillingdon Hospital, Department of

neurology, Pield Heath Road, Uxbridge UB8 3NN, UK. 2011.

34. HR. Al-Imam Al- Bukhari hadist no 6089 dan Al Imam Muslim no 46 dari

Abu Huraira, ucapkanlan perkataan yang baik,atau diam.

35. Dahlan,M.Sopiyudin. Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang

kedokteran dan kesehatan.Edisi 2. Jakarta: CV Sagung Seto, 2010.

36. Nasution,s. metode research:penelitian ilmiah ed ,cet111 bumi askara, Jakarta,

2009.

37. Sudigdo, soyan .dasar dasar metodologi penelitian klinis ed 3 , sagoeng seto

2010.

38. Ekayanti, F., Dwiyanti, S., Nasrudin. Patients perception on interpersonal

skill of dokcot-patient relationship in Fatmawati Public Teaching Hospital,

Page 64: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lxiv

Syarif Hidayatullah Hospital, and Harapan Bunda Hospital Jakarta

Indonesia.International Journal of Research Studiens in Management. 2015

October; Vol: 4, No: 2, 23-33.

39. A.Review jenifer fong Ha, MBBS (Hons), Dip Surg Anat Nancy Longnecker,

Doctors-patient communication:, the ochsner journal 10:38-43, 2010.

40. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Artikel; Dugaan Pelanggaran

Disiplin Terbanyak Akibat Kurangnya Komunikasi Dokter Pasien. Jakarta:

Pusat Komunikasi Publik Kemenkes RI. 2011. Diunduh

dari:http://www.depkes.go.id/article/print/1519/dugaan-pelanggaran-disiplin-

terbanyak-akibat-kurangnya-komunikasi-dokter-dan-pasien.html.

Page 65: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lxv

Lampiran 1

uji validitas dari 12 responden validitas.

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

A1 18.17 9.788 .000 .853

A2 18.17 9.788 .000 .853

A3 18.17 9.788 .000 .853

A4 18.33 9.515 .050 .864

A5 18.25 8.205 .907 .826

A6 18.17 9.788 .000 .853

A7 18.67 10.424 -.270 .893

A8 18.25 8.205 .907 .826

A9 18.25 8.205 .907 .826

A10 18.25 8.205 .907 .826

A11 18.25 8.205 .907 .826

A12 19.00 9.273 .153 .860

A13 18.17 9.788 .000 .853

A14 18.25 9.841 -.075 .863

A15 18.25 8.205 .907 .826

A16 18.42 8.265 .507 .843

A17 18.25 8.205 .907 .826

A18 18.17 9.788 .000 .853

A19 18.25 8.205 .907 .826

A20 18.33 7.879 .804 .826

A21 18.17 9.788 .000 .853

A22 18.33 8.242 .624 .836

Page 66: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lxvi

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

A1 18.17 9.788 .000 .853

A2 18.17 9.788 .000 .853

A3 18.17 9.788 .000 .853

A4 18.33 9.515 .050 .864

A5 18.25 8.205 .907 .826

A6 18.17 9.788 .000 .853

A7 18.67 10.424 -.270 .893

A8 18.25 8.205 .907 .826

A9 18.25 8.205 .907 .826

A10 18.25 8.205 .907 .826

A11 18.25 8.205 .907 .826

A12 19.00 9.273 .153 .860

A13 18.17 9.788 .000 .853

A14 18.25 9.841 -.075 .863

A15 18.25 8.205 .907 .826

A16 18.42 8.265 .507 .843

A17 18.25 8.205 .907 .826

A18 18.17 9.788 .000 .853

A19 18.25 8.205 .907 .826

A20 18.33 7.879 .804 .826

A21 18.17 9.788 .000 .853

Page 67: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lxvii

Variabel R Hitung R Tabel Keterangan

A1 0 0,576 Tidak Valid

A2 0 0,576 Tidak Valid

A3 0 0,576 Tidak Valid

A4 0,174 0,576 Tidak Valid

A5 0,923 0,576 Valid

A6 0 0,576 Tidak Valid

A7 0,111 0,576 Tidak Valid

A8 0,923 0,576 Valid

A9 0,923 0,576 Valid

A10 0,923 0,576 Valid

A11 0,923 0,576 Valid

A12 0,274 0,576 Tidak Valid

A13 0 0,576 Tidak Valid

A14 0,017 0,576 Tidak Valid

A15 0,923 0,576 Valid

A16 0,610 0,576 Valid

A17 0,923 0,576 Valid

A18 0 0,576 Tidak Valid

A19 0,923 0,576 Valid

A20 0,846 0,576 Valid

A21 0 0,576 Tidak Valid

A22 0,679 0,576 Valid

Page 68: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lxviii

Lampiran 2

Uji Reabilitas. Dari 11 Pertanaan Yang Valid

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.969 11

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

A8 8.83 8.152 .974 .962

A9 8.83 8.152 .974 .962

A10 8.83 8.152 .974 .962

A11 8.83 8.152 .974 .962

A15 8.83 8.152 .974 .962

A16 9.00 8.182 .562 .979

A17 8.83 8.152 .974 .962

A19 8.83 8.152 .974 .962

A20 8.92 8.083 .726 .971

A22 8.92 8.265 .636 .974

A5 8.83 8.152 .974 .962

Page 69: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lxix

Uji Reabilitas.

variabel

cronbach's

alpha reabililty

A5 0,962 R

A8 0,962 R

A9 0,962 R

A10 0,962 R

A11 0,962 R

A15 0,962 R

A16 0,979 R

A17 0,962 R

A19 0,962 R

A20 0,971 R

A22 0,974 R

reability statistics

N=11

cronbach alpha

0, 969. >0,60

Tabel Kriteria Reabilitas

Nilai Kriteria

-1.00 – 0,20 Sangat rendah

0.21- 0.04 rendah

0.41- 0.70 cukup

0,71-0,90 tinggi

0,91 – 1.00 Sangat tinggi

Page 70: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lxx

Lampiran 3

Karakteristik pertanyaan

No Sikap dan Perilaku N Persentase

1 Anda menjelaskan pengobatan yang harus

pasien lakukan dengan gamblang.

Ya

Tidak

78

2

97.5

2.5

2 Anda mengapresiasi tndakan dan jenis

pengobatan yang pernah pasien lakukan

sebelumnya .

Ya

Tidak

71

9

88.8

11.2

3 Ketika menjelaskan diagnosis, suara Anda

terdengar tegas.

Ya

Tidak

77

3

96.2

3.8

4 Anda juga menanyakan daerah tempat tinggal

pasien.

Ya

Tidak

65

15

81.2

18.8

5 Anda mengingat nama pasien dengan baik.

Ya

Tidak

46

34

57.5

42.5

Page 71: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lxxi

10 Selama pemeriksaan, Anda terlihat tenang

dan itu menenangkan pasien.

Ya

Tidak

80

0

100.0

0.0

11 Anda memperhatikan pasien, saat pasien

berbicara

Ya

Tidak

80

0

100.0

0.0

6 Pasien mendapatkan penjelasan yang lengkap

tentang penyakit yang pasien derita dari

Anda.

Ya

Tidak

76

4

95.0

5.0

7 Anda menyapa pasien dengan memanggil

nama pasien

Ya

Tidak

72

8

90.0

10.0

8 Anda menjelaskan riwayat penyakit pasien

dari awal sampai tuntas.

Ya

Tidak

63

17

78.8

21.2

9 Anda berusaha menyembunyikan apa

diagnosis penyakit pasien.

Ya

Tidak

73

7

91.2

8.8

Page 72: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lxxii

Lampiran 4

Skala Guttman

Alternatif jawaban Skor alternatif jawaban

Positif Negatif

Ya 1 0

Tidak 0 1

Descriptive Statistics

N Minimum

Maximu

m Mean Std. Deviation

skor_sikap 82 7.00 11.00 9.7195 1.21994

Valid N (listwise) 82

Statistics

kat_sikap

N Valid 82

Missing 0

kat_sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 1 30 36.6 36.6 36.6

2 52 63.4 63.4 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 73: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lxxiii

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percen

t N Percent N Percent

lama_praktek *

kat_sikap 82

100.0

% 0 .0% 82 100.0%

bertemu_pasien *

kat_sikap 82

100.0

% 0 .0% 82 100.0%

Page 74: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lxxiv

Lampirn 7

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Kepada seluruh Dokter Umum yang bekerja di Tangerang Selatan, saya

mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya atas kesediaan dalam

meluangkan waktu untuk mengisi surat persetujuan dan kuesioner ini.

Saya (Widiya Waty Rusli) adalah mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Dan

Ilmu Kesahatan Uin Sayrif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Dokter

angkatan 2012. Saat ini saya sedang melakukan penelitian dengan menggunakan

kuesioner untuk mengetahui Perbedaan Sikap Dan Perilaku Dokter Terhadap

Keterampilan Komunikasi Interpersonal Dokter Pasien dari sudut pandang Dokter

Umum di Tangerang Selatan, guna menyelesaikan Tugas Akhir S1 pendidikan

kedokteran.

Untuk itu, saya memohon kesedian dokter untuk menjadi responden dalam

pnelitian ini . saya akan menanyakan beberapa pertanyaan seperti identitas serta

pertanyaan terkait Komunikasi Interpersonal Dokter Pasien. Data yang dokter

berikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini dan tidak digunakan diluar dari

pnelitian ini.

Jika dokter bersedia,dokter dapat menandatangani lembar persetujuan

dibawah ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

LEMBAR PERSETUJUAN

Dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia untuk menjadi

responden dalam penelitian ini, tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya

akan menjawb pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dengan sejujur jujurnya dan

apa adanya.

Responden Peneliti

......................... Widiya Waty Rusli

Page 75: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lxxv

Lampiran 8

Kuesioner Penelitian

Page 76: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lxxvi

lampiran 9

Surat Izin Pengambilan Data

Dari UIN

Page 77: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lxxvii

Surat Izin Pengambilan Data

dari DINKES Tangerang Selatan

Page 78: HUBUNGAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29563/1/WIDIYA... · 4.1.3. 4.1.4 4.1.5. 4.1.6.. 4.1.7. ... SKDI (Standar Kompetensi Daokter

lxxviii

Lampiran 10

Riwayat Penulis

1. Identitas

Nama : Widiya Waty Rusli

Jenis kelamin : Perempuan

Tepat, tanggal lahir : Ende, 21 Juni 1994

Agama : Islam

Alamat : jl, SA. Tirtayasa No 7,kec. Pinang

Tangerang- Banten

e-mail : [email protected]

2. Riwayat pendidikan

1999-2000 :Tk Al-Hikmah, Ende- Flores

2000-2006 :SDI ENDE 10, Ende- Flores

2006-2009 :MTs AL –Mukhlishin, Ciseeng- Bogor

2009-2012 :MA Al- Mukhlishin, Ciseeng- Bogor

2012- sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter

FKIK UIN Syarif hidayatullah Jakarta