hubungan laba akuntansi, investment opportunity … · hubungan laba akuntansi, investment...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN LABA AKUNTANSI, INVESTMENT OPPORTUNITY SET,
LIKUIDITAS DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN KAS
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Christopher Gunawan
NIM: 122114118
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
HUBUNGAN LABA AKUNTANSI, INVESTMENT OPPORTUNITY SET,
LIKUIDITAS DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN KAS
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Christopher Gunawan
NIM: 122114118
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
HUBUNGAN LABA AKUNTANSI, INVESTMENT OPPORTUNITY SET,
LIKUIDITAS DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN KAS
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014
Oleh:
Christopher Gunawan
NIM: 122114118
Telah Disetujui oleh:
Pembimbing
Drs. Gabriel Anto Listianto, MSA., Ak. Tanggal: 23 Juni 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
3333333SKRIPSI
3
HUBUNGAN LABA AKUNTANSI, INVESTMENT OPPORTUNITY SET,
LIKUIDITAS DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN KAS
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Christopher Gunawan
NIM: 122114118
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 21 Juli 2016
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Nama lengkap Tanda Tangan
Ketua Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., C.A. ............................
Sekretaris Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., C.A. ............................
Anggota Drs. Gabriel Anto Listianto, MSA., Ak. ............................
Anggota Josephine Wuri, S.E., M.Si. ............................
Anggota A. Diksa Kuntara, S.E., MFA, QIA ............................
Yogyakarta, 31 Agustus 2016
Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Albertus Yudi Yuniarto, S.E., MBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
"You can't have everything. Where would you put it?"
~ Steven Wright (1955)
-Skripsi ini kupersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus
-Kedua orang terhebat, mama dan papa yang aku sayang
-Adik-adiku: Raymond, Michael, dan Monica
-Keluarga di Yogyakarta (Mbah Sastro, Bukde Ijah, Pakde
Mardi, Pakde Purwanto, Mbak Fefi, Mbak Alfin, Mas Eko,
Mas Sulis, dan Mas Agung) yang banyak membantu selama
studi di Yogyakarta
-Sahabat-sahabatku (Chindy(Indo Lai),On Thor, Windy,
Kalobe, Inno (Kalonding), Semuel (SEMFAK), Mas Feb,
Jefri, Efi, Karibo, King Goblin, Rey) yang turut membantu
dan memberikan semangat kepada peneliti.
-Tante Godets, Tante Prihatin, Om Klots, dan Mak Lampir
yang selalu menyuplai persediaan makanan, minuman, dan
rokok bagi peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
HUBUNGAN LABA AKUNTANSI, INVESTMENT OPPORTUNITY SET,
LIKUIDITAS DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN KAS Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 21 Juli 2016 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan
cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya
akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang
lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan
saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Agustus 2016
Yang membuat pernyataan,
Christopher Gunawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Christopher Gunawan
NIM : 122114118
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN LABA AKUNTANSI, INVESTMENT OPPORTUNITY SET,
LIKUIDITAS DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN KAS
Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014
Berserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolah dalam bentuk pangkalan,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk media lain untuk kepentingan akademisi tanpa perlu meminta izin dari
saya maupun memberi royalti kepada saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 31 Agustus 2016
Yang membuat pernyataan,
Christopher Gunawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada:
1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
kepribadian kepada penulis.
2. Drs. Gabriel Anto Listianto, MSA., Ak. selaku pembimbing yang telah
membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ir. Ignatius Aris Dwiatmoko, M.Sc. selaku pembimbing statistika yang telah
membantu selama menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Corta dan Ibu Sisca selaku orang tua yang selalu memberi motivasi,
dana, dan semangat selama penyusunan skripsi.
5. Teman-teman MPAT Pak Anto yang mau berbagi ide serta memberikan
masukan-masukan yang positif kepada penulis.
6. Teman-teman akuntansi 2012 kelas C yang saling mendukung satu sama lain
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 31 Agustus 2016
Christopher Gunawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS .......................... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ........................ vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................... vii
HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................................. viii
HALAMAN DAFTAR TABEL ......................................................................... xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ..................................................................... xii
ABSTRAK ........................................................................................................... xiii
ABSTRACT ......................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
E. Sistematika Penulisan .................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 6
A. Kebijakan Dividen Kas ................................................................ 6
B. Laba Akuntansi ............................................................................ 9
C. Investment Opportunity Set .......................................................... 11
D. Likuiditas ..................................................................................... 14
E. Hubungan Laba Akuntansi dengan Kebijakan Dividen Kas........ 18
F. Hubungan Investment Opportunity Set dengan Kebijakan
Dividen Kas .................................................................................. 19
G. Hubungan Likuiditas dengan Kebijakan Dividen Kas ................. 20
H. Penelitian Terdahulu .................................................................... 22
I. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 26
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 26
B. Populasi Sasaran .......................................................................... 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 27
D. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 27
E. Teknik Analisis Data .................................................................... 28
1. Mengumpulkan Data .............................................................. 28
2. Menghitung Dividen Kas, Laba Akuntansi,
Market to Book Value of Asset (MKTBA)
dan Current Ratio ................................................................... 29
a. Menghitung Dividen Kas ..................................................... 29
b. Menghitung Laba Akuntansi ............................................ 29
c. Menghitung MKTBA ....................................................... 29
d. Menghitung Current Ratio ............................................... 29
3. Melakukan Statistik Deskriptif .............................................. 29
4. Mengklasifikasi Data ............................................................. 30
a. Mengklasifikasi Data Dividen Kas .................................. 30
b. Mengklasifikasi Data Laba Akuntansi ............................. 31
c. Mengklasifikasi Data MKTBA ........................................ 32
d. Mengklasifikasi Data Current Ratio ................................ 32
5. Melakukan Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) .................. 33
6. Menarik Kesimpulan .............................................................. 33
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ......................................... 35
A. Populasi Sasaran ......................................................................... 35
B. Profil Perusahaan ........................................................................ 37
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...................................... 44
A. Analisis Data ................................................................................. 45
1. Pengumpulan Data................................................................... 45
2. Penghitungan Dividen Kas, Laba Akuntansi, MKTBA,
dan Current Ratio .................................................................... 45
a. Penghitungan Dividen Kas ................................................ 45
b. Penghitungan Laba Akuntansi ........................................... 47
c. Penghitungan MKTBA ...................................................... 49
d. Penghitungan Current Ratio .............................................. 50
3. Statistik Deskriptif ................................................................... 50
a. Statistik Deskriptif Dividen Kas ........................................ 51
b. Statistik Deskriptif Laba Akuntansi................................... 55
c. Statistik Deskriptif MKTBA ............................................. 59
d. Statistik Deskriptif Current Ratio ...................................... 64
4. Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs) ...................................... 68
a. Analisis Tabulasi Silang Laba Akuntansi dengan
Kebijakan Dividen Kas ...................................................... 68
b. Analisis Tabulasi Silang MKTBA dengan Kebijakan
Dividen Kas ....................................................................... 70
c. Analisis Tabulasi Silang Likuiditas dengan Kebijakan
Dividen Kas ....................................................................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
B. Pembahasan ................................................................................... 74
1. Hubungan Laba Akuntansi dengan Kebijakan Dividen Kas ... 74
2. Hubungan IOS dengan Kebijakan Dividen Kas ...................... 75
3. Hubungan Likuiditas dengan Kebijakan Dividen Kas ............ 77
BAB VI PENUTUP ......................................................................................... 79
A. Kesimpulan .................................................................................. 79
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 79
C. Saran ............................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 81
LAMPIRAN ......................................................................................................... 85
LAMPIRAN I Daftar Perusahaan Populasi Sasaran .................................. 87
LAMPIRAN II Data Pembayaran Dividen Kas .......................................... 88
LAMPIRAN III Data Laba Akuntansi ......................................................... 92
LAMPIRAN IV Data MKTBA .................................................................... 97
LAMPIRAN V Data Current Ratio ............................................................ 102
LAMPIRAN VI Pengklasifikasian Dividen Kas .......................................... 107
LAMPIRAN VII Pengklasifikasian Laba Akuntansi ..................................... 108
LAMPIRAN VIII Pengklasifikasian MKTBA ................................................ 109
LAMPIRAN IX Pengklasifikasian Current Ratio ........................................ 110
LAMPIRAN X Analisis Tabulasi Silang .................................................... 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3 Kriteria Pengujian Kekuatan Hubungan ............................................ 34
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran .................................................. 35
Tabel 4.2 Populasi Sasaran Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI
Tahun 2010-2014 ............................................................................... 36
Tabel 5.1 Penghitungan Dividen Kas ................................................................. 45
Tabel 5.2 Penghitungan Laba Akuntansi ........................................................... 47
Tabel 5.3 Penghitungan MKTBA ...................................................................... 48
Tabel 5.4 Penghitungan Current Ratio .............................................................. 50
Tabel 5.5 Statistik Deskriptif Dividen Kas ........................................................ 51
Tabel 5.6 Tabel Dividen Kas .............................................................................. 54
Tabel 5.7 Statistik Deskriptif Laba Akuntansi ................................................... 55
Tabel 5.8 Tabel Laba Akuntansi ........................................................................ 58
Tabel 5.9 Statistik Deskriptif MKTBA .............................................................. 59
Tabel 5.10 Tabel MKTBA ................................................................................... 63
Tabel 5.11 Statistik Deskriptif Current Ratio ...................................................... 64
Tabel 5.12 Tabel Current Ratio ........................................................................... 67
Tabel 5.13 Tabulasi Silang Laba Akuntansi dengan Kebijakan Dividen Kas ..... 68
Tabel 5.14 Tabel Symmentric Measures Laba Akuntansi dengan Kebijakan
Dividen Kas ........................................................................................ 68
Tabel 5.15 Tabulasi Silang MKTBA dengan Kebijakan Dividen Kas ................ 70
Tabel 5.16 Tabel Symmentric Measures MKTBA dengan Kebijakan Dividen
Kas ...................................................................................................... 70
Tabel 5.17 Tabulasi Silang Current Ratio dengan Kebijakan Dividen Kas ........ 72
Tabel 5.18 Tabel Symmentric Measures Current Ratio dengan Kebijakan
Dividen Kas ........................................................................................ 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Gambar Kerangka Pemikiran ........................................................... 25
Gambar 5.1 Histogram Dividen Kas ................................................................... 53
Gambar 5.2 Histogram Laba Akuntansi .............................................................. 57
Gambar 5.3 Histogram Market to Book Value of Asset ....................................... 62
Gambar 5.4 Histogram Current Ratio ................................................................. 66
Gambar 5.5 Bar Chart Hubungan Laba Akuntansi dengan Kebijakan
Dividen Kas ..................................................................................... 69
Gambar 5.6 Bar Chart Hubungan MKTBA dengan Kebijakan Dividen
Kas ................................................................................................... 71
Gambar 5.7 Bar Chart Hubungan Current Ratio dengan Kebijakan Dividen
Kas ................................................................................................... 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
HUBUNGAN LABA AKUNTANSI, INVESTMENT OPPORTUNITY SET,
LIKUIDITAS DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN KAS Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014
Christopher Gunawan
NIM: 122114118
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan
laba akuntansi, investment opportunity set, likuditas dengan kebijakan dividen
kas.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Data yang digunakan adalah data
sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik
analisa data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa 1) laba akuntansi mempunyai
hubungan yang kuat dan positif dengan kebijakan dividen kas, 2) investment
opportunity set mempunyai hubungan lemah dan positif dengan kebijakan dividen
kas, 3) likuiditas tidak mempunyai hubungan dengan kebijakan dividen kas.
Kata Kunci: Kebijakan Dividen Kas, Laba Akuntansi, Investment Opportunity
Set, Likuiditas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN EARNING, INVESTMENT
OPPORTUNITY SET, AND LIQUIDITY WITH CASH DIVIDEND
POLICY
An Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock
Exchange Year 2010-2014
Christopher Gunawan
NIM: 122114118
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
The research objectives were to determine the relationship between the
earning, the investment opportunity set, and the liquidty with the cash dividend
policy.
The research was an empirical study. The data was secondary data obtained
using the documentation techniques. Data analysis technique is descriptive
statistical analysis.
The results of data analysis showed that 1) the earning has a very strong and
positive relationship with the cash dividend policy, 2) the investment opportunity
set has a weak and positive relationship with the cash dividend policy, 3) the
liquidty has no relationship with the cash dividend policy.
Key Word: Cash Dividend Policy, Earning, Investment Opportunity Set,
Liquidity
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini, para pelaku pasar dapat memasuki dunia investasi dengan sangat
mudah karena didukung oleh keterbukaan informasi. Aktivitas investasi
merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam risiko dan
kebimbangan yang sering kali sulit diprediksikan oleh para investor. Bagi
seorang investor sebelum melakukan investasi pada perusahaan ada hal-hal
yang perlu diperhatikan yaitu memastikan apakah investasi tersebut mampu
memberikan rate of return yang diharapkan atau tidak.
Perusahaan publik yang melaksanakan fungsi manajemen keuangan
harus dihadapkan pada tiga keputusan manajemen yang dapat dipilih, yaitu
keputusan investasi (penggunaan dana), keputusan pendanaan (memperoleh
dana) dan keputusan dividen (pembagian dividen) (Wikasuana et al., 2001: 17).
Menurut investor, dividen merupakan salah satu motivator untuk menanamkan
dana di pasar modal. Pemegang saham yang menanamkan modal pada di
perusahaan cenderung menyukai dividen yang berbentuk tunai (kas)
dibandingkan dengan keuntungan modal (capital gain).
Menurut Suharli (2004), kebijakan dividen perusahaan memiliki
pengaruh penting terhadap banyak pihak yang terlibat di masyarakat. Menurut
pemegang saham atau investor, dividen kas merupakan tingkat pengembalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
investasi mereka dengan kepemilikan saham yang diterbitkan oleh perusahaan.
Penetapan kebijaksanaan mengenai pembagian dividen, faktor yang menjadi
perhatian manajemen adalah besar laba yang dihasilkan perusahaan. Ada dua
ukuran kinerja akuntansi perusahaan yaitu laba akuntansi dan total arus kas.
Penelitian ini menggunakan laba akuntansi sebagai pengukur kinerja akuntansi
perusahaan.
Kebijakan dividen sangat dipengaruhi oleh peluang investasi dan
ketersediaan dana guna membiayai investasi baru. Hal ini menyebabkan
kebijakan residual (Brigham dan Houston, 2006: 40) atau residual theory of
dividend, yaitu dividen dibayarkan jika ada pendapatan sisa setelah melakukan
investasi baru. Investment opportunity set menggambarkan tentang luas
kesempatan dan peluang investasi bagi suatu perusahaan. Menurut Gaver dan
Gaver (1993), investment opportunity set merupakan hubungan antara
pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen pada masa yang akan
datang, yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan
akan menghasilkan dividen kas yang lebih besar.
Likuiditas merupakan salah satu dari beberapa pertimbangan utama
dalam melakukan keputusan dividen. Perusahaan yang memiliki likuiditas lebih
baik akan mampu membayar dividen yang lebih banyak (Suharli, 2007),
dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai likuiditas kurang atau tidak
baik. Likuiditas perusahaan sangat berpengaruh terhadap perusahaan dalam
memperoleh laba dan dibayarkan dalam bentuk dividen kepada pemegang
saham. Laba tersebut akan digunakan perusahaan untuk mendanai investasi atau
dibayarkan dalam bentuk dividen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen kas
meliputi laba, investment opportunity set, likuiditas, financial leverage, dan
kinerja perusahaan. Pada penelitian ini laba akuntansi, investment opportunity
set, dan likuiditas diduga mempunyai hubungan yang kuat dengan kebijakan
dividen kas. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan
judul “Hubungan Laba Akuntansi, Investment Opportunity Set, Likuiditas
dengan Kebijakan Dividen Kas”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan laba akuntansi dengan kebijakan dividen kas?
2. Bagaimana hubungan investment opportunity set dengan kebijakan dividen
kas?
3. Bagaimana hubungan likuiditas dengan kebijakan dividen kas?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, tujuan yang ingin
dicapai dari penelitian adalah:
1. Mengetahui hubungan laba akuntansi dengan kebijakan dividen kas.
2. Mengetahui hubungan investment opportunity set dengan kebijakan dividen
kas.
3. Mengetahui hubungan likuiditas dengan kebijakan dividen kas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
faktor yang mempunyai hubungan dengan kebijakan dividen kas.
2. Bagi manajemen diharapkan dapat bermanfaat bagi manajemen perusahaan
untuk dijadikan bahan pertimbangan dan membantu dalam pengambilan
keputusan untuk menentukan kebijakan pembagian dividen kas yang
optimal sehingga menciptakan kesinambungan antara pembayaran dividen
tunai saat ini dan pertumbuhan perusahaan di masa mendatang.
3. Untuk penelitian yang akan datang, penelitian ini memberikan referensi
penelitian yang diharapkan dapat melengkapi temuan-temuan yang
berhubungan dengan kebijakan dividen kas.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini disusun dalam enam bab dengan sistematika sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan
penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan teori-teori pendukung dan hasil
penelitian terdahulu sebagai acuan penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis penelitian, populasi sasaran,
teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel dan
teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini memberikan gambaran mengenai data yang
digunakan dalam penelitian, cara peneliti menentukan
populasi sasaran, serta daftar dan profil perusahaan yang
menjadi populasi sasaran penelitian.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai pengujian yang dilakukan,
analisis terhadap data, dan temuan empiris yang diperoleh.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan hasil uji dan analisis data yang
dilakukan pada bab sebelumnya, dan keterbatasan pada saat
proses penelitian. Dari kesimpulan dan keterbatasan
penelitian, peneliti memberikan saran-saran bagi pihak yang
berkepentingan dengan penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kebijakan Dividen Kas
Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan untuk menginvestasikan
kembali laba yang diperoleh dari hasil operasi perusahaan atau untuk
membagikan kepada pemegang saham (investor). Menurut Martono dan Agus
(2007: 253), kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah
laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang
saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna
pembiayaan investasi di masa yang akan datang.
Ada beberapa teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam membuat
kebijakan dividen yang tepat bagi perusahaan. Brigham dan Houston (2001: 66)
menyebutkan beberapa teori kebijakan dividen yaitu:
a. Dividen Irrelevant Theory
Teori ini beranggapan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap
harga saham (nilai perusahaan) maupun terhadap biaya modal. Kebijakan
dividen yang satu sama baik dengan kebijakan dividen yang lain.
Pendukung utama irrelevant theory adalah Milner dan Modiglani (2008).
Mereka menggunakan asumsi tentang ketiadaan pajak dan biaya pialang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Leverage keuangan tidak memiliki pengaruh terhadap biaya modal, investor
dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang prospek perusahaan,
distribusi laba ke dalam bentuk dividen atau laba ditahan tidak mempunyai
biaya ekuitas perusahaan dan kebijakan capital budgeting merupakan
kebijakan yang independen terhadap kebijakan dividen.
b. Bird-in-The Hand Theory
Menurut Brigham dan Houston (2001: 66), teori ini dijelaskan dengan
menggunakan pemahaman bahwa investor jauh lebih menghargai
pendapatan yang diharapkan dari dividen dibandingkan dengan pendapatan
yang diharapkan dari keuntungan modal karena komponen hasil dividen
mempunyai risiko lebih kecil dari komponen keuntungan modal (capital
gain). Para investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal
yang akan dihasilkan dibandingkan jika mereka menerima dividen, karena
dividen merupakan faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan
sedangkan capital gain merupakan faktor yang dikendalikan oleh pasar
melalui mekanisme penentuan harga saham.
c. Teori Preferensi Pajak
Menurut Litzenberger dan Ramaswamy (1979) dalam Andriyani (2008) ada
tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor
lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi, yaitu:
1) Keuntungan modal (capital gain) dikenakan tarif pajak lebih rendah
daripada pendapatan dividen. Berdasarkan hal tersebut, investor yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
memiliki sebagian besar saham mungkin lebih suka perusahaan
menahan dan menanam kembali laba ke dalam perusahaan.
Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga
saham, dan keuntungan modal dengan pajak rendah akan menggantikan
dividen yang mempunyai pajak tinggi.
2) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual, sehingga
ada efek nilai waktu.
3) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama
sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang.
Menurut Sandjaja dan Barlian (2003: 57), dividen kas adalah sumber dari
aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja
perusahaan saat ini dan akan datang. Sebuah korporasi harus memenuhi tiga
kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar dividen kas yaitu laba ditahan
yang mencukupi, kas memadai dan tindakan formal dari dewan komisaris.
Berdasarkan pengertian dividen kas tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kebijakan dividen kas adalah suatu keputusan untuk menginvestasi kembali laba
yang diperoleh dari suatu hasil operasi perusahaan atau untuk membagikan
kepada para pemegang saham dalam bentuk tunai (kas).
Pembayaran dividen kas kepada pemegang saham perusahaan diputuskan
oleh dewan direksi perusahaan. Direksi umum mengadakan pertemuan yang
membahas tentang dividen setiap kuartal atau setengah tahun, mereka
mengevaluasi posisi keuangan periode lalu dan menentukan posisi yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
datang dalam pembagian. Investor lebih tertarik dengan dividen yang berupa
tunai daripada dividen saham. Hal ini dikarenakan para investor beranggapan
dividen yang diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar
return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri
(Sigalingging, 2012: 8).
Penelitian ini akan menggunakan data pembayaran dividen kas (tunai) pada
laporan keuangan tahunan oleh perusahaan sebagai proksi dari kebijakan
dividen kas.
B. Laba Akuntansi
Menurut pengertian akuntansi konvensional, laba akuntansi adalah perbedaan
antara pendapatan yang dihasilkan dari transaksi dalam suatu periode dengan
biaya yang layak dibebankan (Muqodim, 2005: 111). Menurut PSAK Nomor 1,
informasi laba diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya
ekonomis yang mungkin dapat dikendalikan di masa depan, menghasilkan arus
kas dari sumber daya yang ada, dan untuk perumusan pertimbangan tentang
efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya (IAI,
2013). PSAK Nomor 46 mendefinisikan laba akuntansi sebagai laba atau rugi
selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak (laba sebelum pajak) (IAI,
2013). Ukuran kinerja akuntansi perusahaan adalah laba akuntansi. Laba
akuntansi diukur berdasarkan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan
dan biaya-biaya operasi perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Menurut SFAC No. 1 dalam Antika (2014) mengasumsikan bahwa:
“Laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan
bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa
depan”. Menurut Suwardjono (2005: 456), laba akuntansi dengan berbagai
interpretasi diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai:
1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang
diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi.
2. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen.
3. Dasar penentuan besar pengenaan pajak.
4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara.
5. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik.
6. Alat pengendalian terhadap debitur dalam kontrak utang.
7. Dasar kompensasi dan pembagian bonus.
8. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
9. Dasar pembagian dividen.
Penelitian ini akan menggunakan data laba sebelum pajak pada laporan
keuangan tahunan oleh perusahaan sebagai proksi dari laba akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
C. Investment Opportunity Set (Set Kesempatan Investasi)
Istilah investment opportunity set (IOS) atau set kesempatan investasi pertama
kali diperkenalkan oleh Myers (2012), dia menguraikan perusahaan sebagai
suatu kombinasi antara aktiva riil (assets in place) dan opsi investasi masa
depan. Opsi investasi masa depan ini kemudian dikenal dengan istilah
investment opportunity set (IOS). Investment opportunity set (IOS) sebagai opsi
masa depan yang tidak hanya ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek
perusahaan saja tetapi juga dengan kemampuan perusahaan yang lebih tinggi
dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan. Investment
opportunity set dijadikan sebagai dasar untuk menentukan klasifikasi potensi
pertumbuhan perusahaan dimasa depan apakah suatu perusahaan masuk
klasifikasi yang berpotensi bertumbuh (growth firm) atau tidak bertumbuh
(nongrowth firm).
Menurut Myers (2012), investment opportunity set merupakan
keputusan investasi dalam bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets
in place) dan opsi investasi di masa yang akan datang, di mana kesempatan
investasi tersebut akan mempengaruhi nilai perusahaan. Kesempatan investasi
merupakan pilihan investasi masa depan dan mencerminkan ada pertumbuhan
aktiva dan ekuitas. Menurut Gaver dan Gaver (1993), opsi investasi masa depan
tidak semata-mata hanya ditunjukkan dengan proyek-proyek yang didukung
oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan kemampuan
perusahaan yang lebih dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil
keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kelompok industri. Kemampuan perusahaan yang lebih tinggi ini bersifat tidak
dapat diobservasi (unobservable).
Kebijakan dividen sangat dipengaruhi oleh peluang investasi dan
ketersediaan dana guna membiayai investasi baru. Hal ini menyebabkan
kebijakan residual (Brigham dan Houston, 2006: 40) atau residual theory of
dividend, yaitu dividen dibayarkan jika ada pendapatan sisa setelah melakukan
investasi baru. Signalling theory menyatakan bahwa peningkatan dividen
merupakan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan
datang. Dividen meningkat diartikan sebagai keuntungan yang akan diperoleh
sebagai hasil dari keputusan investasi (Haruman, 2008). Berdasarkan hal
tersebut, kesempatan investasi yang memberikan keuntungan tinggi bagi
perusahaan tidak selalu diartikan dividen yang dibayarkan akan kecil atau tidak
dibayarkan, tetapi dapat diartikan ada prospek yang menjanjikan di masa yang
akan datang untuk dapat membayar dividen yang lebih tinggi.
Investasi di masa depan mempengaruhi besar nilai perusahaan. Menurut
Myers (2012), nilai perusahaan merupakan gabungan dari aktiva dengan
investasi di masa depan. Kesempatan investasi yang tinggi di masa depan bisa
dihubungkan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Berbagai macam
proksi pertumbuhan perusahaan yang dinyatakan dalam satu set kesempatan
investasi atau IOS telah digunakan oleh peneliti. Proksi IOS dalam penelitian
Smith & Watts (1992) adalah rasio individual dan variabel instrumental IOS
yaitu: market to book value of asset, depreciation to firm value, research &
development to firm value, variance of rate of return dan earning to price.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Rasio-rasio tersebut memiliki koefisien yang signifikan dalam pengujian
hubungan level IOS dengan kebijakan pendanaan dan dividen. Pada penelitian
ini investment opportunity set (IOS) yang diukur dengan market to book value
of asset (MKTBA). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Rasio
market to book value of asset (MKTBA) digunakan untuk mengukur prospek
pertumbuhan perusahaan berdasarkan banyaknya aset yang digunakan dalam
menjalankan bisnis. Menurut Smith & Watts (1992), MKTBA menjadi bahan
pertimbangan dalam penilaian kondisi perusahaan. Indikasi adanya perusahaan
yang bertumbuh merupakan informasi yang dapat digunakan investor untuk
memperoleh dividen. Semakin tinggi MKTBA semakin besar aset yang
digunakan perusahaan dalam bisnis, maka semakin besar kemungkinan
perusahaan tersebut untuk bertumbuh, sehingga harga sahamnya akan
meningkat, dan pada akhirnya akan menaikkan perolehan dividen kas investor.
MKTBA dapat dihitung dengan rumus (Smith & Watts, 1992):
MKTBA=Total Aset−Total Ekuitas+(Jumlah Lembar Saham ×Harga Penutup Saham)
Total Aset
Rumus di atas dihitung dengan cara membagi hasil penjumlahan total
aset, total ekuitas dan kapitalisasi pasar (jumlah lembar saham beredar dikalikan
dengan harga penutup saham) dengan total aset. Dengan proksi tersebut maka
peluang investasi dirumuskan dengan membandingkan antara nilai pasar
perusahaan dengan nilai buku. Semakin besar nilai pasar suatu perusahaan
terhadap nilai bukunya, maka semakin besar pula investment opportunity set.
Nilai pasar adalah kapitalisasi pasar (harga saham penutupan dikalikan jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
saham yang beredar) ditambah total kewajiban. Nilai buku perusahaan adalah
total aset. Adapun ekuitas (modal) adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan
yang merupakan kekayaan bersih (selisih antara aktiva dan utang). Menurut
Suwardjono (2010: 84), ekuitas merupakan hak residual pemilik setelah semua
aset dikurangi semua kewajiban perusahaan (sering disebut net worth).
Menurut Munawir (2002: 30), aset atau aktiva adalah sarana atau sumber daya
ekonomi yang dimiliki oleh suatu kesatuan usaha atau perusahaan yang harga
perolehannya atau nilai wajarnya harus diukur secara objektif. Aset atau aktiva
dapat berupa aktiva lancar, aktiva tidak lancar, investasi jangka panjang, aktiva
tetap, dan aktiva tak berwujud.
D. Likuiditas
Menurut Syamsuddin (2000: 41), likuiditas merupakan suatu indikator
mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial
jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang
tersedia. Menurut Munawir (2002: 31), likuiditas adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi,
atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat
ditagih. Sementara menurut Riyanto (2001: 25), mengemukakan bahwa
likuiditas berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial yang harus segera harus dipenuhi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi atau
membayar kewajiban finansial jangka pendek yang harus sesegera mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dipenuhi. Salah satu cara untuk mengukur likuiditas adalah current ratio yang
merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek
(current liability) melalui sejumlah aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin
tinggi current ratio menunjukkan kemampuan kas perusahaan untuk
memenuhi (membayar) kewajiban jangka pendek (Brigham dan Houston,
2001: 90). Peningkatan current ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para
investor, bahwa perusahaan dapat membayar dividen yang diharapkan oleh
investor. Menurut Sawir (2009: 10), perusahaan yang mempunyai current ratio
rendah biasanya terindikasi mempunyai masalah likuidasi yang belum
terselesaikan. Sebaliknya, semakin tinggi current ratio perusahaan juga berarti
kurang bagus, karena hal tersebut menunjukkan banyaknya dana yang
menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan perusahaan
menghasilkan laba.
Menurut Suharli (2007), perusahaan yang menginvestasikan dana lebih
banyak akan menyebabkan jumlah dividen kas yang dibayarkan berkurang,
namun likuiditas yang tinggi mampu memperlemah penjelasan tersebut karena
perusahaan dapat menunda pembayaran hutang jangka pendek. Hanya
perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi yang akan membagikan laba kepada
pemegang saham dalam bentuk tunai. Berdasarkan hal tersebut pihak
manajemen perusahaan akan mengutamakan potensi likuiditas yang ada untuk
melunasi kewajiban jangka pendek ataupun mendanai operasi perusahaan.
Posisi likuiditas akan mempengaruhi tingkat laba sebuah perusahaan.
Posisi likuiditas yang tinggi akan menjaga kestabilan proses produksi
perusahaan itu (Hastuti, 2013: 29). Setiap perusahaan selalu membukukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
modal kerja untuk memenuhi operasional sehari-hari perusahaan. Modal kerja
merupakan bagian penting dalam perusahaan, karena untuk mengelola modal
kerja dan aktiva lancar termasuk bagian dari aktiva (Hastuti, 2013:29).
Proksi current ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum
digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa menghadapi kesulitan (Riyanto,
2001). Proksi current ratio dapat memberikan keyakinan investor terhadap
kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen tunai (cash dividend)
sesuai harapan para pemegang saham (Nurjanah, 2012: 5). Current ratio dapat
dihitung dengan rumus (Hanafi, 2004: 37):
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Aktiva Lancar
Utang Lancar× 100%
Current ratio adalah suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan
untuk membayar semua kewajiban keuangan jangka pendek pada saat jatuh
tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Current ratio
merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Semakin
besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, semakin tinggi
kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio
lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang
lancar. Jadi dikatakan sehat jika rasionya berada di atas 1 atau di atas 100%.
Artinya, aktiva lancar harus jauh di atas jumlah hutang lancar (Harahap, 2002:
301). Berdasarkan hal tersebut, current ratio menjelaskan seberapa besar aktiva
lancar menjamin pembayaran hutang lancar. Menurut Sukmalana (2007: 39),
aktiva lancar adalah aktiva yang dapat dicairkan dengan segera untuk dijadikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
uang tunai, dijual atau digunakan pada periode berikut. Aktiva lancar tersebut
dapat berupa kas, surat-surat berharga, piutang wesel, piutang dagang, hutang
dagang bersisa debet, persediaan barang dagangan, penyajian dalam neraca,
penghasilan yang masih akan diterima, uang muka pegawai, dan biaya yang
dibayar di muka. Utang lancar adalah kewajiban atau utang perusahaan pada
pihak lain yang harus segera dibayar, jangka waktu utang lancar adalah satu
tahun (Kasmir, 2008: 40). Menurut Kasmir (2008: 40), utang lancar meliputi
utang dagang, utang bank (maksimal 1 tahun), utang wesel, utang gaji dan utang
jangka pendek lainnya.
Menurut Kasmir (2008: 135), apabila likuiditas rendah dapat dikatakan
bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil
pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik dan akan
membayar dividen. Likuiditas suatu perusahaan berhubungan erat dengan
masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek yang harus segera dipenuhi. Perusahaan dalam memenuhi kewajiban
tersebut harus mempunyai alat-alat likuid yang berupa aset lancar yang
jumlahnya harus lebih besar dari jumlah kewajiban-kewajiban yang harus
segera dipenuhi (Riyanto, 2008: 25). Semakin besar aset lancar yang dimiliki
oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan utang lancar, maka semakin besar
tingkat likuiditas perusahaan tersebut. Tingkat likuiditas yang tinggi
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki jumlah dana yang banyak
menganggur dan apabila terlalu rendah maka perusahaan dianggap tidak
berhasil dalam membayar kewajiban lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
E. Hubungan Laba Akuntansi dengan Kebijakan Dividen Kas
Penetapan kebijakan pembagian dividen, faktor yang menjadi perhatian
manajemen adalah besar laba yang dihasilkan perusahaan. Belkaoui (2007:
213), menyatakan bahwa laba akuntansi secara operasional didefinisikan
sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari
transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis. Ukuran kinerja
akuntansi perusahaan adalah laba akuntansi. PSAK Nomor 46 mendefinisikan
laba akuntansi sebagai laba atau rugi selama satu periode sebelum dikurangi
beban pajak (laba sebelum pajak) (IAI, 2013).
Laba akuntansi mempunyai hubungan positif dengan kebijakan dividen
kas. Semakin besar laba akuntansi yang diperoleh oleh perusahaan, maka
semakin besar pula kesempatan para pemegang saham untuk menerima dividen
kas atas modal yang telah diinvestasikan (Triyanto et al., 2014: 3). Jika laba
perusahaan besar, maka perusahaan memiliki kemampuan yang besar pula
untuk mengalokasikan laba yang diperoleh untuk dibagikan kepada pemegang
saham dalam bentuk dividen kas maupun untuk investasi perusahaan ataupun
untuk menjaga kelangsungan kinerja perusahaan (Triyanto et al., 2014: 3).
Pembagian dividen kas yang diambil dari laba akuntansi dalam hal ini laba
bersih perusahaan, menjadi daya tarik bagi para investor yang ingin
menginvestasikan modal yang dimiliki. Berdasarkan laba akuntansi tersebut
investor dapat menganalisis berapa besar laba bersih perusahaan, dan dari laba
tersebut berapa yang akan dibagikan sebagai dividen. Menurut Weston dan
Copeland (2010: 45), kebijakan dividen menentukan penempatan laba
perusahaan yaitu antara membayar kepada pemegang saham dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
menginvestasikan kembali dalam perusahaan. Menurut Skousen et al. (2001:
757), dividen adalah pendistribusian laba secara proporsional kepada para
pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki. Distribusi laba
dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada para pemegang saham disebut
sebagai dividen kas. Sebuah korporasi harus memenuhi tiga kondisi terlebih
dahulu agar dapat membayar dividen kas (Sigalingging, 2013):
1. Laba akuntansi yang mencukupi
2. Kas yang memadai
3. Tindakan formal dari dewan komisaris
F. Hubungan Investment Opportunity Set dengan Kebijakan Dividen Kas
Menurut Myers (2012), investment opportunity set merupakan kombinasi antara
aktiva yang dimiliki (assets in place) dan pilihan investasi pada masa yang akan
datang dengan net present value (NPV) positif. Menurut Gaver dan Gaver
(1993), investment opportunity set merupakan nilai perusahaan yang besarnya
tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen pada
masa yang akan datang, yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi
yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar. Persamaan antara
kesempatan investasi dan kebijakan dividen, yakni hal tersebut bersumber dari
laba perusahaan. Laba perusahaan yang akan digunakan untuk membayar
dividen kepada pemegang saham dan sisa ditahan sebagai laba ditahan yang
akan digunakan untuk investasi perusahaan yang berguna untuk pertumbuhan
di masa yang akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Investement opportunity set mempunyai hubungan positif dengan
kebijakan dividen kas. Menurut Smith dan Watss (1992), investment
opportunity set yang diukur dengan market to book value of asset semakin
tinggi, maka semakin besar aset yang digunakan dalam menjelaskan bisnis
perusahaan, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut untuk
bertumbuh, sehingga harga sahamnya akan meningkat, dan pada akhirnya
dividen kas yang diperoleh pemegang saham akan semakin tinggi. Signalling
theory menjelaskan bahwa peningkatan dividen merupakan sinyal positif
tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, karena peningkatan
dividen diartikan sebagai keuntungan yang akan diperoleh sebagai hasil yang
diperoleh dari keputusan investasi (Haruman, 2008). Set kesempatan investasi
(investment opportunity set) yang memberikan keuntungan tinggi bagi
perusahaan tidak selalu diartikan dividen yang dibayarkan akan kecil atau tidak
dibayarkan, tetapi dapat diartikan mendapatkan prospek yang menjanjikan di
masa yang akan datang untuk dapat membayar dividen yang lebih tinggi
(Sigalingging, 2012: 11).
G. Hubungan Likuiditas dengan Kebijakan Dividen Kas
Menurut Syamsuddin (2000), likuiditas merupakan suatu indikator mengenai
kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka
pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia.
Pihak manajemen akan menggunakan potensi likuiditas untuk mendanai operasi
perusahaan atau melunasi kewajiban finansial jangka pendek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Menurut Kasmir (2008: 129), likuiditas yang diukur dengan current
ratio menjelaskan bahwa semakin besar aset lancar yang dimiliki oleh suatu
perusahaan dibandingkan dengan utang lancar, maka semakin besar tingkat
likuiditas perusahaan tersebut. Jika likuiditas mengalami peningkatan, maka
jumlah dividen kas yang diharapkan mengalami peningkatan. Peningkatan
current ratio juga dapat meningkatkan keyakinan para investor, bahwa
perusahaan dapat membayar dividen yang diharapkan oleh investor. Menurut
Sawir (2009: 10), hubungan negatif likuiditas dengan kebijakan dividen kas
adalah perusahaan yang mempunyai current ratio rendah biasanya terindikasi
mempunyai masalah likuidasi yang belum terselesaikan. Sebaliknya, semakin
tinggi current ratio perusahaan juga berarti kurang bagus, karena hal tersebut
menunjukkan banyaknya dana yang menganggur yang pada akhirnya dapat
mengurangi kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan mengurangi
pembagian dividen kas.
Menurut Kasmir (2008: 135), apabila likuiditas rendah dapat dikatakan
bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil
pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik dan akan
membayar dividen. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya
kebimbangan serta menjaga fleksibilitas perusahaan, maka perusahaan tidak
akan membayar dividen dalam jumlah yang besar. Perusahaan yang sedang
tumbuh secara rendabel, mungkin tidak begitu kuat posisi likuiditasnya karena
sebagian besar dananya dari aktiva tetap dan modal kerja, dengan demikian
kemampuan untuk membayarkan dividen pun sangat terbatas. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
penjelasan tersebut, likuiditas suatu perusahaan ditentukan oleh keputusan-
keputusan dibidang investasi dan cara pemenuhan kebutuhan dananya.
H. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini berfokus pada hubungan laba akuntansi, investment opportunity
set, likuiditas dengan dividen kas. Sitepu (2010) melakukan penelitian tentang
analisis hubungan laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pada
perusahaan konsumsi yang go public di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian
menjelaskan bahwa laba akuntansi dan laba tunai mempunyai hubungan yang
kuat positif, signifikan dan kuat dengan dividen kas. Penelitian ini
menggunakan analisis statistik sebagai metode analisis data. Model Spearman
Rank koefisien korelasi untuk menganalisis hubungan korelasi pada penelitian
ini.
Wahyuni dan Subagyo (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh
laba akuntansi, arus kas operasional dan likuiditas perusahaan terhadap
pembayaran dividen kas. Hasil penelitian menjelaskan bahwa laba akuntansi
berpengaruh signifikan terhadap pembayaran dividen kas. Perusahaan dapat
meningkatkan laba akuntansi untuk menarik investor berinvestasi, investor akan
lebih berminat kepada pembayaran dividen dalam bentuk kas atau tunai karena
dapat meminimalkan kebimbangan atas investasi. Perusahaan dapat
mengurangi jumlah hutangnya, baik jangka panjang ataupun jangka pendek,
sehingga alokasi dana untuk pelunasan hutang dapat dialokasikan pada dividen
kas atau laba ditahan untuk pengembangan perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Antika (2014) melakukan pengujian mengenai pengaruh laba akuntansi,
laba tunai dan arus kas pendanaan terhadap kebijakan dividen kas perusahaan
manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan laba akuntansi berpengaruh positif
terhadap kebijakan dividen kas.
Nadapdap (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh laba akuntansi
dan arus kas terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur jenis
otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Laba akuntansi berpengaruh
terhadap kebijakan dividen kas. Hal ini menjelaskan bahwa laba akuntansi
memberikan manfaat bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan kebijakan
dividen kas. Semakin besar laba akuntansi yang dihasilkan maka kemungkinan
kebijakan dividen kas juga semakin tinggi.
Triyanto et al. (2014) melakukan penelitian pengaruh laba akuntansi dan
arus kas terhadap dividen kas, hasil dari penelitian adalah untuk variabel laba
akuntansi uji t signifikasi memperlihatkan angka 0,036 lebih kecil dari alpha
5% atau 0,05. Angka tersebut menunjukkan bahwa laba akuntansi berpengaruh
positif signifikan terhadap kebijakan dividen kas.
Mariah et al. (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh
profitabilitas dan kesempatan investasi dengan likuiditas sebagai variabel
moderating pada emiten pembentuk indeks LQ 45. Hasil penelitian
menunjukkan investment opportunity set mempengaruhi kebijakan dividen kas
secara negatif.
Nurjanah (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh profitabilitas,
investment opportunity set dan debt to equity ratio terhadap kebijakan dividen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
tunai dengan likuiditas sebagai variabel moderating. Hasil penelitian
menunjukkan investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap kebijakan
dividen tunai. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi
investment opportunity set yang dilakukan perusahaan, tidak mempengaruhi
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen tunai. Hal ini terjadi karena
dana dari investasi perusahaan tidak dibiayai dari laba di tahan perusahaan
sehingga tidak mempengaruhi pembayaran dividen tetapi kesempatan investasi
perusahaan dibiayai dengan modal sendiri yaitu penjualan saham baru.
Pradana dan Sanjaya (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh
profitabilitas, free cash flow dan investment opportunity set terhadap dividend
payout ratio. Hasil penelitian menunjukkan IOS tidak berpengaruh terhadap
kebijakan dividend payout ratio. Peneliti menduga bahwa terdapat faktor lain
yang dapat menimbulkan dampak seperti ini. Kemungkinan faktor tersebut
adalah adanya wewenang yang hampir mutlak pada rapat umum pemegang
saham (RUPS). Di samping itu, peneliti juga menduga bahwa terjadi
ekspropriasi oleh pemegang saham pengendali (controlling shareholder)
sehingga dividen tunai tidak dibagi selama beberapa periode.
Sandy (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh profitabilitas dan
likuiditas terhadap kebijakan dividen kas. Hasil penelitian menunjukkan hasil
uji F diketahui bahwa secara simultan rasio keuangan berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan dividen kas. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa secara
parsial hanya return on assets (ROA) yang berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan dividen kas, sedangkan empat rasio lainnya yaitu profit margin (PM),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
return on equity (ROE), current ratio (CR) dan quick ratio (QR) tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas.
I. Kerangka Pemikiran
Dividen kas bersumber dari aliran kas untuk pemegang saham yang
memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang.
Dividen kas yang diharapkan merupakan variabel pengembalian utama yang
menentukan nilai saham bagi pemilik saham dan investor.
Penelitian ini meneliti hubungan antara variabel sehingga tidak ada
perumusan hipotesis dikarenakan kesimpulan yang akan ditarik hanya terbatas
pada populasi sasaran. Penelitian ini melihat hubungan satu per satu antara laba
akuntansi, investment opportunity set, dan likuiditas dengan kebijakan dividen
kas. Berdasarkan hal tersebut, kerangka konseptual dalam penelitian ini
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2: Gambar Kerangka Pemikiran
Laba Akuntansi
Kebijakan
Dividen Kas
Investment
Opportunity Set
Likuiditas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Penelitian empiris merupakan studi
yang dilakukan berdasarkan data-data eksperimental hasil pengamatan,
pengalaman, uji coba untuk ilmu pengetahuan dan penelitian. Studi empiris
pada penelitian ini menggunakan perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dengan analisis matematika dan statistika untuk
menggambarkan, menjelaskan dan membuat prediksi berdasarkan data-data
sekunder yang telah didokumentasikan.
B. Populasi Sasaran
Populasi sasaran pada penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Kriteria populasi sasaran
yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode tahun 2010-2014.
2. Perusahaan manufaktur yang mengeluarkan laporan keuangan dengan mata
uang Rupiah selama periode tahun 2010-2014.
3. Perusahaan manufaktur yang mengeluarkan laporan keuangan tahunan dan
menghasilkan laba bersih selama periode tahun 2010-2014.
4. Perusahaan manufaktur yang membagikan dividen selama periode tahun
2010-2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dokumentasi. Teknik dokumentasi dilakukan dengan menganalisis data
sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur. Selain itu juga
menggunakan studi pustaka dengan mengumpulkan data, artikel, jurnal,
maupun sumber tertulis lain yang berkaitan dengan variabel penelitian.
D. Definisi Operasional Variabel
Analisis data pada penelitian ini menggunakan variabel kebijakan dividen kas,
laba akuntansi, investment opportunity set, dan likuiditas. Definisi dari keempat
variabel tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kebijakan Dividen Kas
Kebijakan dividen kas adalah kebijakan yang dilakukan perusahaan dengan
membagikan laba perusahaan berupa uang tunai. Kebijakan dividen kas
yang diukur dengan data pembayaran dividen kas oleh perusahaan pada
laporan keuangan tahunan.
2. Laba Akuntansi
PSAK Nomor 46 mendefinisikan laba akuntansi sebagai laba atau rugi
selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak (laba sebelum pajak)
(IAI, 2013).
3. Investment Opportunity Set
Menurut Myers (2012), investment opportunity set merupakan keputusan
investasi dalam bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki (assets in
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
place) dan opsi investasi di masa yang akan datang, di mana kesempatan
investasi tersebut akan mempengaruhi nilai perusahaan.
4. Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih
(Munawir, 2002: 31).
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, perlu dilakukan langkah-langkah pengolahan data.
Berikut ini adalah langkah-langkah pengolahan data:
1. Mengumpulkan Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah laporan keuangan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2010-2014. Mengumpulkan data untuk kebijakan dividen kas yang diukur
dengan data pembayaran dividen kas oleh perusahaan pada laporan
keuangan tahunan. Mengumpulkan data untuk menghitung laba akuntansi
yaitu laba sebelum pajak pada laporan keuangan tahunan. Kemudian
mengumpulkan data untuk menghitung market to book value of asset
(proksi set investment opportunity) yaitu total aset, total ekuitas, jumlah
lembar saham yang beredar, dan harga penutupan saham. Terakhir,
mengumpulkan data untuk menghitung current ratio (proksi likuiditas)
yakni aktiva lancar dan utang lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2. Menghitung Dividen Kas, Laba Akuntansi, Market to Book Value of Asset
(MKTBA) dan Current Ratio (CR)
a. Menghitung Dividen Kas Perusahaan
Mengumpulkan data untuk kebijakan dividen kas diukur dengan data
pembayaran dividen kas oleh perusahaan pada laporan keuangan
tahunan.
b. Menghitung Laba Akuntansi
Mengumpulkan data untuk laba akuntansi diukur dengan data laba
sebelum pajak oleh perusahaan pada laporan keuangan tahunan.
c. Menghitung Market to Book Value of Asset (MKTBA)
Investment opportunity set (IOS) akan diukur dengan market to book
value of asset (MKTBA).
MKTBA=Total Aset−Total Ekuitas+(Jumlah Lembar Saham ×Harga Penutup Saham)
Total Aset
d. Menghitung Current Ratio (Proksi Likuiditas)
Likuiditas diukur dengan current ratio, dirumuskan dengan:
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =Aktiva Lancar
Utang Lancar× 100%
3. Melakukan Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah metode yang menggambarkan sifat-sifat data.
Kegiatan statistik di sini berupa kegiatan pengumpulan data, penyusunan
data dan penyajian data dalam bentuk tabel, grafik-grafik maupun diagram-
diagram (Boedijoewono, 2012: 11). Statistik deskriptif memberikan
gambaran atau deskripsi suatu data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
4. Mengklasifikasi Data
Penelitian ini menggunakan analisis statistik non-parametrik. Statistik non-
parametrik adalah statistik bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk
sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Selain itu, statistik
non-parametrik biasanya menggunakan skala pengukuran sosial, yakni
nominal dan ordinal yang umumnya tidak terdistribusi normal. Metode
untuk mengklasifikasikan data menggunakan metode seriaton secara
kelompok. Metode ini digunakan untuk menyusun data dalam kelompok-
kelompok berdasarkan kelas interval tertentu sehingga dapat diperoleh
secara tepat data yang terkecil dan yang terbesar dan mengelompokkan data
menjadi beberapa bagian apakah menjadi 2 bagian atau lebih
(Boedijoewono, 2012: 35-36).
a. Mengklasifikasikan Data Dividen Kas
Ukuran data dividen kas berskala rasio, pada pengklasifikasian ini
ukuran data dividen kas diubah menjadi skala ordinal. Skala ordinal
mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan (Cooper dan
William, 1995). Semakin tinggi angka dividen kas berarti semakin
tinggi pembagian dividen kas dalam perusahaan, sebaliknya semakin
rendah angka dividen kas berarti semakin rendah pembagian dividen
kas dalam perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
mengklasifikasikan data dividen kas menjadi 4 kategori tingkatan yaitu
sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Klasifikasi data
dilakukan dengan membagi angka yang dihasilkan dari histogram,
kemudian membuat kategori sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Sangat rendah : 1
Rendah : 2
Tinggi : 3
Sangat tinggi : 4
b. Mengklasifikasikan Data Laba Akuntansi
Ukuran data laba akuntansi berskala rasio, pada pengklasifikasian ini
ukuran data laba akuntansi diubah menjadi skala ordinal. Skala ordinal
mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan (Cooper dan
William, 1995). Semakin tinggi angka laba akuntansi berarti semakin
tinggi perolehan laba akuntansi dalam perusahaan, sebaliknya semakin
rendah angka laba akuntansi berarti semakin rendah perolehan laba
akuntansi dalam perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti
mengklasifikasikan data laba akuntansi menjadi 4 kategori tingkatan
yaitu sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi. Klasifikasi data
dilakukan dengan membagi angka yang dihasilkan dari histogram,
kemudian membuat kategori sebagai berikut:
Sangat rendah : 1
Rendah : 2
Tinggi : 3
Sangat tinggi : 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
c. Mengklasifikasikan Data Market to Book Value of Asset (Proksi
Investment Opportunity Set)
Ukuran data MKTBA berskala rasio, pada pengklasifikasian ini ukuran
data MKTBA diubah menjadi skala ordinal. Skala ordinal mencakup
ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan (Cooper dan William,
1995). Semakin tinggi angka MKTBA berarti semakin tinggi nilai
MKTBA dalam perusahaan, sebaliknya semakin rendah angka
MKTBA berarti semakin rendah nilai MKTBA dalam perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengklasifikasikan data MKTBA
menjadi 4 kategori tingkatan yaitu sangat rendah, rendah, tinggi, dan
sangat tinggi. Klasifikasi data dilakukan dengan membagi angka yang
dihasilkan dari histogram, kemudian membuat kategori sebagai berikut:
Sangat rendah : 1
Rendah : 2
Tinggi : 3
Sangat tinggi : 4
d. Mengklasifikasikan Data Current Ratio
Ukuran data current ratio berskala rasio, pada pengklasifikasian ini
ukuran data current ratio diubah menjadi skala ordinal. Skala ordinal
mencakup ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan (Cooper dan
William, 1995). Semakin tinggi angka current ratio berarti semakin
lancar perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek, sebaliknya
semakin rendah angka current ratio berarti semakin tidak lancar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek. Berdasarkan hal
tersebut, peneliti mengklasifikasikan data current ratio menjadi 4
kategori tingkatan yaitu sangat tidak lancar, tidak lancar, lancar, dan
sangat lancar. Klasifikasi data dilakukan dengan membagi angka yang
dihasilkan dari histogram, kemudian membuat kategori sebagai berikut:
Sangat tidak lancar : 1
Tidak Lancar : 2
Lancar : 3
Sangat Lancar : 4
5. Melakukan Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs)
Analisis tabulasi silang (crosstabs) menyajikan data dalam bentuk tabulasi
yang meliputi baris dan kolom dan data untuk penyajian crosstabs adalah
data berskala nominal, ordinal atau kategori (Ghozali, 2011).
6. Menarik kesimpulan
Kesimpulan pada penelitian ini adalah hasil analisis pada tabel tabulasi
silang (crosstabs) antara variabel dengan melihat kekuatan hubungan dan
arah hubungan berdasarkan nilai Spearman’s rho. Menurut Cooper dan
William (1995) korelasi Spearman’s rho menghubungkan peringkat antara
dua variabel yang sudah diurutkan. Adapun langkah-langkah untuk menarik
kesimpulan adalah sebagai berikut:
a. Menguji tingkat signifikan
Penelitian ini akan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5% dengan
tingkat kepercayaan sebesar 95%. Menguji tingkat signifikan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
melihat nilai approximate significance. Approximate significance
menunjukkan probabilitas atau peluang kesalahan. Jika nilai
approximate significance > 0,05, maka tidak terdapat hubungan antara
kedua variabel. Sebaliknya, jika nilai approximate significance < 0,05,
maka terdapat hubungan antara kedua variabel. Berdasarkan hal
tersebut, analisis data akan dilanjutkan dengan menguji kekuatan dan
arah hubungan.
b. Menguji kekuatan hubungan dan arah hubungan
Menguji kekuatan hubungan, maka kriteria pengujiannya adalah sebagai
berikut (Sugiyono, 2012: 163):
Tabel 3. Kriteria Pengujian Kekuatan Hubungan antara Variabel
(Berdasarkan nilai Koefisien Korelasi Spearman’s rho)
Nilai Spearman’s rho (+ dan -) Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
Jika koefisien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai
hubungan positif atau searah. Hal ini berarti nilai variabel X tinggi,
maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien
korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan negatif atau
terbalik. Hal ini berarti nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y
akan menjadi rendah dan berlaku sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Populasi Sasaran
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data laporan keuangan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode
tahun 2010-2014. Subjek penelitian adalah seluruh perusahaan manufaktur go
public yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia. Sedangkan objek penelitian
ini adalah laporan keuangan yang diungkapkan oleh perusahaan manufaktur
yang dapat di unduh pada website BEI tersebut. Populasi sasaran pada
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014. Kriteria populasi sasaran
dapat dijelaskan dengan tabel berikut:
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran
Kriteria Populasi Sasaran Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode tahun 2010-2014.
128
Perusahaan manufaktur yang tidak secara berturut-turut melaporkan
laporan keuangan selama periode tahun 2010-2014.
(38)
Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang US$. (18)
Perusahaan manufaktur yang tidak mendapatkan laba bersih selama
periode tahun 2010-2014.
(21)
Perusahaan manufaktur yang tidak membagikan dividen selama
periode tahun 2010-2014.
(31)
Jumlah Populasi Sasaran 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti, terdapat 20
perusahaan manufaktur yang data sesuai dengan kebutuhan penelitian. Kode
dan nama perusahaan yang menjadi populasi sasaran penelitian dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Populasi Sasaran Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI
Tahun 2010-2014
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
No. Kode Emiten Nama Emiten
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
2 AUTO Astra Auto Part Tbk
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
4 DLTA Delta Djakarta Tbk
5 GGRM Gudang Garam Tbk
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk
11 KLBF Kalbe Farma Tbk
12 LION Lion Metal Works Tbk
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk
14 MEREK Merck Tbk
15 MYOR Mayora Indah Tbk
16 SMGR Semen Indonesia Tbk
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
19 TRST Trias Sentosa Tbk
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
B. Profil Perusahaan
Tabel-tabel di bawah ini merupakan profil perusahaan manufaktur yang
menjadi populasi sasaran pada penelitian ini.
PT Asahimas Flat Glass Tbk
Nama Asahimas Flat Glass Tbk
Kode AMFG
Alamat Kantor Jl Ancol IX/5, Ancol Barat Jakarta 14430
Alamat Email [email protected]; hendrik-
No. Telepon (021) 6904041 ext 1042
Bidang Usaha Utama Ceramics, Glass, Porcelain
Sektor BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS
Sub Sektor CERAMICS, GLASS, PORCELAIN
PT Astra Otoparts Tbk
Nama Astra Otoparts Tbk
Kode AUTO
Alamat Kantor Jl. Raya Pegangsaan Dua Km 2.2 Kelapa Gading
Jakarta 14250
Alamat Email [email protected]
No. Telepon (021) 4603550, 4607025
Bidang Usaha Utama Automotive and Components
Sektor INFRASTRUCTURE, UTILITIES AND
TRANSPORTATION
Sub Sektor OTHERS INFRASTRUCTURE, UTILITIES
AND TRANSPORTATION
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk
Nama Charoen Pokphand Indonesia Tbk
Kode CPIN
Alamat Kantor Jl. Ancol VIII/1 Jakarta 14430
Alamat Email [email protected]
No. Telepon 021-691 9999
Bidang Usaha Utama Animal Feed
Sektor BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS
Sub Sektor ANIMAL FEED
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
PT Delta Djakarta Tbk
Nama Delta Djakarta Tbk
Kode DLTA
Alamat Kantor Jl. Inspeksi Tarum Barat, Desa Setiadharma,
Kec. Tambun Bekasi Timur
Alamat Email [email protected]
No. Telepon 021- 882-25-20, 880-05-11, 916-30-85
Bidang Usaha Utama Industri air minum dalam kemasan
Sektor CONSUMER GOODS INDUSTRY
Sub Sektor FOOD AND BEVERAGES
PT Gudang Garam Tbk
Nama Gudang Garam Tbk
Kode GGRM
Alamat Kantor Jl. Jend. A. Yani No. 79 Jakarta 1051
Alamat Email [email protected]
No. Telepon (0354) 682-091,820-91-97, 681-555, (021) 420-
24-60
Bidang Usaha Utama Industri Rokok
Sektor CONSUMER GOODS INDUSTRY
Sub Sektor TOBACCO MANUFACTURERS
PT Gajah Tunggal Tbk
Nama Gajah Tunggal Tbk
Kode GJTL
Alamat Kantor Wisma Hayam Wuruk Lt. 10, Jl. Hayam Wuruk
No. 8 Jakarta 10120
Alamat Email [email protected];dradjat.tribrata@gt-
tires.com
No. Telepon 021 - 3811102, 3459431, 3459302
Bidang Usaha Utama Automotive and Components
Sektor INFRASTRUCTURE, UTILITIES AND
TRANSPORTATION
Sub Sektor OTHERS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
PT Champion Pasific Indonesia Tbk
Nama Champion Pacific Indonesia Tbk
Kode IGAR
Alamat Kantor Jl. Sultan Agung Km. 28,5 Bekasi 17133
Alamat Email [email protected];
No. Telepon 021-8840040; 021-8841088
Bidang Usaha Utama Industri Kemasan Plastik
Sektor BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS
Sub Sektor PLASTICS & PACKAGING
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Nama Indofood Sukses Makmur Tbk
Kode INDF
Alamat Kantor Sudirman Plaza Indofood Tower Lt. 27 Jl. Jenderal
Sudirman Kav. 76 - 78 Jakarta 12910
Alamat Email [email protected];[email protected]
No. Telepon (021) 57958822
Bidang Usaha Utama Food and Beverages
Sektor CONSUMER GOODS INDUSTRY
Sub Sektor FOOD AND BEVERAGES
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Nama Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Kode INTP
Alamat Kantor Wisma Indocement, Lt.8, Jl. Jend. Sudirman
Kav.70-71 Jakarta
Alamat Email [email protected];
No. Telepon 021- 2512121 021-5703817
Bidang Usaha Utama Produsen Semen
Sektor BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS
Sub Sektor CEMENT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk
Nama JAPFA Comfeed Indonesia Tbk
Kode JPFA
Alamat Kantor Wisma Millenia Lt. 7 Jl. MT Haryono Kav. 16
Jakarta 12810
Alamat Email [email protected];sugeng@japfacomfe
ed.co.id
No. Telepon 021-8310308
Bidang Usaha Utama Animal Feed
Sektor BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS
Sub Sektor ANIMAL FEED
PT Kalbe Farma Tbk
Nama Kalbe Farma Tbk
Kode KLBF
Alamat Kantor Gedung KALBE Let.Jend Suprato Kav. 4 Jakarta
Alamat Email [email protected]
No. Telepon 42873888
Bidang Usaha Utama Farmasi
Sektor CONSUMER GOODS INDUSTRY
Sub Sektor PHARMACEUTICALS
PT Lion Metal Works Tbk
Nama Lion Metal Works Tbk
Kode LION
Alamat Kantor Jl. Raya Bekasi Km. 24,5 Cakung Jakarta
Alamat Email [email protected]
No. Telepon (021) 4600784
Bidang Usaha Utama Metal and Alied Products
Sektor BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS
Sub Sektor METAL AND ALLIED PRODUCTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
PT Merck Tbk
Nama Merck Tbk
Kode MERK
Alamat Kantor Jl. TB. Simatupang No. 8, Pasar Rebo, Jakarta
Timur
Alamat Email [email protected]
No. Telepon 28565600
Bidang Usaha Utama Industri Farmasi
Sektor MISCELLANEOUS INDUSTRY
Sub Sektor OTHERS
PT Mayora Indah Tbk
Nama Mayora Indah Tbk
Kode MYOR
Alamat Kantor Jl.Tomang Raya No. 21-23 Jakarta
Alamat Email [email protected];[email protected]
No. Telepon 565-53-11/20/22; 566 30-37, 619-14-99
Bidang Usaha Utama Industri Makanan Ringan
Sektor CONSUMER GOODS INDUSTRY
Sub Sektor FOOD AND BEVERAGES
PT Semen Indonesia Tbk
Nama Semen Indonesia (Persero) Tbk
Kode SMGR
Alamat Kantor Gedung Utama Semen Gresik Jl. Veteran Gresik
61122
Alamat Email [email protected]; [email protected];
No. Telepon 021-5261174; 031-3981731
Bidang Usaha Utama Produsen Semen
Sektor BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS
Sub Sektor CEMENT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
PT Selamat Sempurna Tbk
Nama Selamat Sempurna Tbk
Kode SMSM
Alamat Kantor Wisma ADR Jl Pluit Raya I No. 1 Jakarta
Alamat Email [email protected]
No. Telepon (021) 661-00-33, 669-02-44. Ibu Lidia: Ext 327
Bidang Usaha Utama Automotive and Components
Sektor TRADE, SERVICES & INVESTMENT
Sub Sektor OTHERS TRADE, SERVICES & INVESTMENT
PT Surya Toto Indonesia Tbk
Nama Surya Toto Indonesia Tbk
Kode TOTO
Alamat Kantor Jl. Tomang Raya No. 18 Jakarta 11430
Alamat Email [email protected]
No. Telepon 021-29298686
Bidang Usaha Utama Basic Industry and Chemicals - Cement
Sektor BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS
Sub Sektor CERAMICS, GLASS, PORCELAIN
PT Trias Sentosa Tbk
Nama Trias Sentosa Tbk
Kode TRST
Alamat Kantor Head Office: Desa Keboharan, Km 26
Krian,Sidoarjo 61262 Indonesia
Alamat Email [email protected]; [email protected]
No. Telepon 031 8975825
Bidang Usaha Utama Industri Manufaktur Plastik
Sektor BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS
Sub Sektor PLASTICS & PACKAGING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
PT Tempo Scan Pasific Tbk
Nama Tempo Scan Pacific Tbk
Kode TSPC
Alamat Kantor Gedung Tempo Scan Tower Jl. H.R. Rasuna Said
Kav. 3-4 Jakarta 12950
Alamat Email [email protected]
No. Telepon 2921-8888 (5438)
Bidang Usaha Utama Industri Farmasi
Sektor MISCELLANEOUS INDUSTRY
Sub Sektor OTHERS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
1. Pengumpulan Data
Data mengenai dividen kas perusahaan manufaktur dapat dilihat pada
bagian lampiran II. Data mengenai laba akuntansi dapat dilihat pada bagian
lampiran III. Data mengenai investment opportunity set dengan proksi
market to book value of asset (MKTBA) berupa jumlah lembar saham,
harga penutupan saham, total aset dan total ekuitas dapat dilihat pada
lampiran IV. Data mengenai likuiditas dengan proksi current ratio berupa
aktiva lancar dan utang lancar dapat dilihat pada bagian lampiran V. Data
mengenai pengklasifikasian dividen kas dapat dilihat pada lampiran VI.
Data mengenai pengklasifikasian laba akuntansi dapat dilihat pada lampiran
VII. Data mengenai pengklasifikasian market to book value of asset
(MKTBA) dapat dilihat pada lampiran VIII. Data mengenai
pengklasifikasian current ratio dapat dilihat pada lampiran IX. Hasil
analisis tabulasi silang dapat dilihat pada lampiran X.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2. Penghitungan Dividen Kas, Laba Akuntansi, Market to Book Value of Asset
(MKTBA) dan Current Ratio (CR)
a. Penghitungan Dividen Kas
Hasil penghitungan dividen kas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.1 Penghitungan Dividen Kas
No. Kode
Emiten
DIVIDEN KAS (Rp)
2010 2011 2012
1 AMFG 34.720.000.000 34.720.000.000 34.720.000.000
2 AUTO 506.130.000.000 456.525.109.760 404.857.572.000
3 CPIN 643.774.000.000 652.640.000.000 688.716.000.000
4 DLTA 152.095.561.000 171.895.005.000 187.830.906.000
5 GGRM 1.250.657.000.000 1.727.450.000.000 1.924.088.000.000
6 GJTL 59.097.000.000 44.622.000.000 34.770.000.000
7 IGAR 2.904.849.877 48.435.607.389 91.546.184.457
8 INDF 816.580.000.000 1.167.797.000.000 1.536.575.000.000
9 INTP 827.946.000.000 967.786.000.000 827.946.000.000
10 JPFA 10.359.000.000 756.182.000.000 159.604.000.000
11 KLBF 234.375.610.551 549.527.564.394 890.627.320.090
12 LION 6.406.073.525 10.204.577.000 15.332.542.500
13 LMSH 288.691.575 467.731.875 700.925.450
14 MERK 109.725.898.000 99.810.638.000 185.699.699.000
15 MYOR 84.658.400.000 84.658.400.000 99.655.920.000
16 SMGR 1.472.581.786.000 1.472.581.786.000 1.962.720.885.000
17 SMSM 129.570.197.400 115.173.509.385 187.156.951.800
18 TOTO 122.960.368.892 56.792.731.001 99.076.072.973
19 TRST 43.347.786.334 61.846.747.657 55.902.643.125
20 TSPC 270.000.000.000 215.251.540.000 260.838.811.350
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 5.1 Penghitungan Dividen Kas (Lanjutan)
No. Kode
Emiten
Dividen Kas (Rp)
2013 2014
1 AMFG 34.720.000.000 34.720.000.000
2 AUTO 419.316.771.000 402.447.705.500
3 CPIN 754.308.000.000 754.308.000.000
4 DLTA 191.869.037.000 192.158.000.000
5 GGRM 1.539.270.000.000 1.539.270.000.000
6 GJTL 93.873.000.000 34.799.000.000
7 IGAR 38.757.163.920 9.688.367.980
8 INDF 1.624.380.000.000 1.246.821.000.000
9 INTP 1.658.442.000.000 2.312.009.000.000
10 JPFA 212.804.000.000 106.402.000.000
11 KLBF 890.627.320.090 796.877.075.870
12 LION 20.557.419.062 20.525.197.750
13 LMSH 1.123.104.535 2.158.305.750
14 MERK 79.356.638.000 139.752.919.000
15 MYOR 176.314.320.000 205.700.037.470
16 SMGR 2.181.263.329.000 2.416.611.132.000
17 SMSM 122.372.000.000 223.149.000.000
18 TOTO 97.615.308.360 148.219.335.698
19 TRST 27.914.034.588 14.022.810.098
20 TSPC 260.777.123.850 261.013.141.350
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
b. Penghitungan Laba Akuntansi
Tabel berikut ini merupakan hasil penghitungan laba akuntansi:
Tabel 5.2 Penghitungan Laba Akuntansi
No. Kode
Emiten
Laba Akuntansi (Rp)
2010 2011 2012
1 AMFG 439.009.000.000 446.661.000.000 463.812.000.000
2 AUTO 1.394.261.000.000 1.255.083.000.000 1.263.368.000.000
3 CPIN 2.818.227.000.000 2.974.580.000.000 3.376.499.000.000
4 DLTA 192.972.439.000 204.871.170.000 287.505.070.000
5 GGRM 5.631.296.000.000 6.614.971.000.000 5.530.646.000.000
6 GJTL 1.120.440.000.000 855.681.000.000 1.457.400.000.000
7 IGAR 68.891.685.165 55.322.166.080 58.881.731.387
8 INDF 5.432.375.000.000 6.352.389.000.000 6.316.960.000.000
9 INTP 4.248.476.000.000 4.708.156.000.000 6.239.550.000.000
10 JPFA 1.436.855.000.000 872.309.000.000 1.364.891.000.000
11 KLBF 1.770.434.609.435 1.987.259.361.668 2.308.017.092.492
12 LION 50.270.400.829 67.194.615.167 103.652.045.381
13 LMSH 10.316.267.000 15.147.641.116 45.070.617.424
14 MERK 157.318.093.000 283.226.816.000 145.914.877.000
15 MYOR 658.358.847.453 626.440.817.709 959.815.066.914
16 SMGR 4.722.623.381.000 5.089.952.338.000 6.287.454.009.000
17 SMSM 204.764.888.090 279.598.030.634 369.687.759.532
18 TOTO 260.026.707.893 293.026.805.000 336.281.961.008
19 TRST 175.300.786.505 180.428.671.520 80.748.964.071
20 TSPC 629.492.861.436 740.100.267.340 812.379.718.258
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 5.2 Penghitungan Laba Akuntansi (Lanjutan)
No. Kode
Emiten
Laba Akuntansi (Rp)
2013 2014
1 AMFG 450.753.000.000 597.807.000.000
2 AUTO 1.268.604.000.000 1.108.055.000.000
3 CPIN 3.451.333.000.000 2.106.892.000.000
4 DLTA 358.395.988.000 379.519.000.000
5 GGRM 5.936.204.000.000 7.205.845.000.000
6 GJTL 166.473.000.000 394.059.000.000
7 IGAR 48.442.303.122 75.826.220.743
8 INDF 4.666.958.000.000 6.229.297.000.000
9 INTP 6.595.154.000.000 6.789.602.000.000
10 JPFA 895.947.000.000 542.549.000.000
11 KLBF 2.572.522.717.231 2.763.700.548.048
12 LION 85.027.065.076 62.857.739.316
13 LMSH 19.437.691.207 11.006.796.283
14 MERK 234.707.739.000 205.058.431.000
15 MYOR 1.356.073.496.557 326.361.377.187
16 SMGR 6.920.399.734.000 7.090.765.967.000
17 SMSM 458.595.417.885 541.150.000.000
18 TOTO 323.204.864.975 381.882.728.642
19 TRST 72.553.777.173 63.101.740.322
20 TSPC 829.935.403.086 742.732.619.498
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
c. Penghitungan Market to Book Value of Asset (MKTBA)
Hasil penghitungan market to book value of asset (MKTBA) dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.3 Penghitungan Market to Book Value of Asset (%)
No. Kode
Emiten 2010 2011 2012 2013 2014
1 AMFG 1,28 1,26 1,37 1,08 0,83
2 AUTO 2,23 2,20 1,99 1,64 1,04
3 CPIN 6,54 6,55 5,18 3,89 1,92
4 DLTA 2,90 2,74 5,68 7,24 2,17
5 GGRM 2,81 3,43 2,61 1,59 1,75
6 GJTL 1,43 1,52 1,18 1,01 1,13
7 IGAR 6,38 1,59 1,49 1,15 0,88
8 INDF 2,30 1,36 1,29 1,25 1,04
9 INTP 3,97 3,59 3,78 2,77 2,17
10 JPFA 0,93 1,50 1,76 1,52 1,08
11 KLBF 4,93 4,96 5,93 5,43 2,87
12 LION 0,80 0,92 0,27 1,42 0,59
13 LMSH 0,99 0,91 0,32 0,76 0,50
14 MEREK 5,14 5,23 6,25 6,34 3,24
15 MYOR 2,42 2,29 2,48 2,99 1,40
16 SMGR 3,82 3,71 3,85 3,02 1,90
17 SMSM 1,96 2,13 2,75 3,33 1,22
18 TOTO 2,19 2,28 2,57 2,59 1,35
19 TRST 0,76 0,89 0,82 0,69 0,69
20 TSPC 2,42 2,98 3,89 2,99 1,64 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
d. Penghitungan Current Ratio
Hasil penghitungan current ratio dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.4 Penghitungan Current Ratio (%)
No. Kode
Emiten 2010 2011 2012 2013 2014
1 AMFG 3,94 4,42 3,89 4,18 5,68
2 AUTO 1,76 1,35 1,16 1,89 1,33
3 CPIN 2,71 3,59 3,31 3,79 2,24
4 DLTA 6,33 6,01 5,26 4,71 4,47
5 GGRM 2,43 1,69 2,17 1,72 1,62
6 GJTL 1,70 1,75 1,72 2,31 2,02
7 IGAR 6,61 5,77 3,77 2,95 4,12
8 INDF 2,04 1,91 2,05 1,67 1,81
9 INTP 5,55 6,99 6,03 6,15 4,93
10 JPFA 2,63 1,59 1,82 2,06 1,77
11 KLBF 4,39 3,65 3,41 2,44 3,40
12 LION 9,44 7,10 9,34 6,73 3,69
13 LMSH 2,44 2,35 4,07 4,20 5,57
14 MERK 9,35 7,52 3,87 3,98 4,59
15 MYOR 2,58 2,22 2,76 2,44 1,50
16 SMGR 2,92 2,65 1,71 1,88 2,21
17 SMSM 2,17 2,72 2,05 2,10 2,11
18 TOTO 2,03 1,88 2,15 2,19 2,11
19 TRST 1,24 1,39 1,30 1,14 1,24
20 TSPC 3,37 3,08 3,09 2,96 3,00
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
3. Statistik Deskriptif
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan program IBM SPSS
Statistics 23. Hasil statistik deskriptif variabel dividen kas, laba akuntansi,
market to book value of asset (proksi invesment opportunity set), dan
current ratio (proksi likuiditas) dapat dijabarkan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
a. Statistik Deskriptif Dividen Kas
Tabel berikut ini merupakan hasil statistik deskriptif variabel kebijakan
dividen kas.
Tabel 5.5 Statistik Deskriptif Dividen Kas
Dividen Kas
N Valid 100
Missing 0
Range 2.416.322.440.425
Minimum 288.691.575
Maximum 2.416.611.132.000 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.5, terdapat 100 data valid dan tidak ada data
missing. Data missing 0 menjelaskan tidak ada nilai atau data yang
hilang. Range, perbedaan jarak antara nilai maksimum dan minimum,
sebesar Rp 2.416.322.440.425. Hal ini menunjukkan bahwa dividen kas
memiliki sebaran data yang luas.
1) Dividen Kas Sangat Rendah
Berdasarkan tabel 5.5, pembagian dividen kas yang sangat rendah
adalah Rp 288.691.575. Angka dividen kas tersebut diperoleh oleh
perusahaan Lionmesh Prima Tbk pada tahun 2010. Berdasarkan data
penelitian ini, perkembangan pembagian dividen kas selama tahun
2010-2014 mengalami tren peningkatan yang positif, walaupun
tergolong paling rendah bila dibandingkan dengan perusahaan
manufaktur lainnya. Selama periode penelitian, perolehan laba
bersih Lionmesh Prima Tbk mengalami perkembangan yang
fluktuatif. Hal ini ditandai dengan peningkatan laba bersih oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
perusahaan pada tahun 2010-2012, tetapi pada tahun 2013-2014
perusahaan mengalami penurunan laba yang cukup tajam.
Walaupun Lionmesh Prima mengalami perkembangan laba bersih
yang fluktuatif, tetapi hal ini tidak mempengaruhi pembagian
dividen kas. Bahkan perusahaan mampu melakukan peningkatan
dividen kas cukup tinggi.
2) Dividen Kas Sangat Tinggi
Pembagian dividen kas yang sangat tinggi adalah Rp
2.416.611.132.000. Angka dividen kas tersebut diperoleh oleh
perusahaan Semen Indonesia Tbk pada tahun 2014. Semen
Indonesia Tbk merupakan produsen semen yang terbesar di
Indonesia. Semen Indonesia Tbk mempunyai angka yang sangat
tinggi dibandingkan dengan perusahaan manufaktur yang menjadi
populasi sasaran pada penelitian ini. Selain pembagian dividen kas
perusahaan yang sangat tinggi, perkembangan pembagian dividen
kas selama tahun 2010-2014 mengalami tren positif. Selama tahun
penelitian, perolehan laba bersih Semen Indonesia Tbk mengalami
peningkatan secara berkesinambungan. Hal tersebut disebabkan
oleh perolehan laba perusahaan yang meningkat sehingga
pembagian dividen kas kepada pemilik saham juga mengalami
peningkatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3) Histogram Dividen Kas
Secara visual, dividen kas dapat dijelaskan dengan gambar
histogram berikut:
Gambar 5.1: Histogram Dividen Kas
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Histogram merupakan tampilan bentuk grafis untuk
menunjukkan distribusi data secara visual atau seberapa sering suatu
nilai yang berbeda itu terjadi dalam suatu kumpulan data.
Berdasarkan histogram, peneliti dapat mengklasifikasi data dividen
kas. Berdasarkan gambar 5.1, yang membagikan dividen kas sebesar
Rp 0 – Rp 500.000.000.000 terdapat 69 perusahaan. Membagikan
dividen kas sebesar Rp 500.000.000.000 – Rp 1.000.000.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
terdapat 15 perusahaan. Membagikan dividen kas sebesar Rp
1.000.000.000.000 – Rp 1.500.000.000.000 terdapat 5 perusahaan.
Membagikan dividen kas sebesar Rp 1.500.000.000.000 – Rp
2.000.000.000.000 terdapat 8 perusahaan. Membagikan dividen kas
sebesar Rp 2.000.000.000.000 – Rp 2.500.000.000.000 terdapat 3
perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti
mengklasifikasikan dividen kas dengan kategori sebagai berikut
(dalam milyar Rupiah).
Rp 0 – ≤ Rp 500 : Sangat rendah
> Rp 500 – ≤ Rp 1.000 : Rendah
> Rp 1.000 – ≤ Rp 1.500 : Tinggi
> Rp 1.500 : Sangat tinggi
Hasil pengklasifikasian dividen kas dapat dilihat pada lampiran VI.
Berikut ini adalah tabel dividen kas setelah diklasifikasikan.
Tabel 5.6 Tabel Dividen Kas
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.6, sebanyak 69 perusahaan atau 69% dari
keseluruhan perusahaan membagikan dividen kas sangat rendah.
Sebanyak 15 perusahaan atau 15% dari keseluruhan perusahaan
membagikan dividen kas rendah. Sebanyak 5 perusahaan atau 5%
dari keseluruhan perusahaan membagikan dividen kas tinggi.
Frequency Percent
Sangat rendah 69 69,0
Rendah 15 15,0
Tinggi 5 5,0
Sangat tinggi 11 11,0
Total 100 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Sebanyak 11 perusahaan atau 11% dari keseluruhan perusahaan
membagikan dividen kas sangat tinggi.
b. Statistik Deskriptif Laba Akuntansi
Tabel di bawah ini merupakan hasil statistik deskriptif variabel laba
akuntansi.
Tabel 5.7 Statistik Deskriptif Laba Akuntansi
Laba Akuntansi
N Valid 100
Missing 0
Range 7.195.528.733.000
Minimum 10.316.267.000
Maximum 7.205.845.000.000 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.7, terdapat 100 data valid dan tidak ada data
missing. Data missing 0 menjelaskan tidak ada nilai atau data yang
hilang. Range, perbedaan jarak antara nilai maksimum dan minimum,
sebesar Rp 7.195.528.733.000. Hal ini menunjukkan bahwa laba
akuntansi memiliki sebaran data yang luas.
1) Laba Akuntansi Sangat Rendah
Berdasarkan tabel 5.7, perolehan laba akuntansi yang sangat rendah
adalah Rp 10.316.267.000. Angka laba akuntansi tersebut diperoleh
oleh perusahaan Lionmesh Prima Tbk pada tahun 2010.
Berdasarkan data pada penelitian ini, perkembangan perolehan laba
akuntansi selama tahun 2010-2014 mengalami perkembangan yang
fluktuatif. Selama tahun 2010-2012 perolehan laba akuntansi
Lionmesh Prima Tbk mengalami peningkatan, sedangkan pada
tahun 2013-2014 mengalami penurunan. Permasalahan menurunnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
perolehan laba akuntansi dikarenakan adanya kenaikan pada bahan
baku dan beban operasi perusahaan yang menyebabkan perolehan
laba menjadi rendah atau menurun.
2) Laba Akuntansi Sangat Tinggi
Perolehan laba akuntansi yang sangat tinggi adalah Rp
7.205.845.000.000. Angka laba akuntansi tersebut diperoleh oleh
perusahaan Gudang Garam Tbk pada tahun 2014. Gudang Garam
Tbk merupakan perusahaan produsen rokok populer asal Indonesia.
Walaupun pembagian laba akuntansi perusahaan sangat tinggi,
tetapi perkembangan perolehan laba akuntansi selama tahun 2010-
2014 mengalami tren yang fluktuatif. Perolehan laba akuntansi
Gudang Garam Tbk mengalami peningkatan dan penurunan. Hal
tersebut disebabkan oleh kinerja keuangan perusahaan yang
membaik dan setiap perusahaan manufaktur mengalami
pertumbuhan penjualan yang tinggi. Sebaliknya, perolehan laba
akuntansi yang menurun dikarenakan adanya penurunan penjualan,
kenaikan pada bahan baku dan beban operasi perusahaan. Hal ini
menyebabkan perolehan laba menjadi rendah atau menurun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
3) Histogram Laba Akuntansi
Secara visual, laba akuntansi dapat dijelaskan dengan gambar
histogram berikut:
Gambar 5.2: Histogram Laba Akuntansi
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Histogram merupakan tampilan bentuk grafis untuk
menunjukkan distribusi data secara visual atau seberapa sering suatu
nilai yang berbeda itu terjadi dalam suatu kumpulan data.
Berdasarkan histogram, peneliti dapat mengklasifikasi data laba
akuntansi. Berdasarkan gambar 5.2, perolehan laba akuntansi
sebesar Rp 0 – Rp 2.000.000.000.000 terdapat 72 perusahaan.
Perolehan laba akuntansi sebesar Rp 2.000.000.000.000 – Rp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4.000.000.000.000 terdapat 8 perusahaan. Perolehan laba akuntansi
sebesar Rp 4.000.000.000.000 – Rp 6.000.000.000.000 terdapat 9
perusahaan. Perolehan laba akuntansi sebesar Rp 6.000.000.000.000
– Rp 8.000.000.000.000 terdapat 11 perusahaan. Berdasarkan
penjelasan tersebut, peneliti mengklasifikasikan laba akuntansi
dengan kategori sebagai berikut (dalam milyar Rupiah).
Rp 0 – ≤ Rp 2.000 : Sangat rendah
> Rp 2.000 – ≤ Rp 4.000 : Rendah
> Rp 4.000 – ≤ Rp 6.000 : Tinggi
> Rp 6.000 : Sangat tinggi
Hasil pengklasifikasian laba akuntansi dapat dilihat pada lampiran
VII. Berikut ini adalah tabel laba akuntansi setelah diklasifikasikan.
Tabel 5.8 Tabel Laba Akuntansi
Frequency Percent
Sangat rendah 71 72,0
Rendah 9 8,0
Tinggi 5 9,0
Sangat tinggi 15 11,0
Total 100 100,0 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.8, sebanyak 71 perusahaan atau 71%
dari keseluruhan perusahaan membagikan laba akuntansi sangat
rendah. Sebanyak 9 perusahaan atau 9% dari keseluruhan
perusahaan memperoleh laba akuntansi rendah. Sebanyak 5
perusahaan atau 5% dari keseluruhan perusahaan memperoleh laba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
akuntansi tinggi. Sebanyak 15 perusahaan atau 15% dari
keseluruhan perusahaan memperoleh laba akuntansi sangat tinggi.
c. Statistik Deskriptif Market to Book Value of Asset
Tabel berikut ini merupakan hasil statistik deskriptif variabel market to
book value of asset.
Tabel 5.9 Statistik Deskriptif Market to Book Value of Asset
Market to Book Value of Asset
N Valid 100
Missing 0
Range 6,97
Minimum ,27
Maximum 7,24 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.9, terdapat 100 data valid dan tidak ada data
missing. Data missing 0 menjelaskan tidak ada nilai atau data yang
hilang. Range, perbedaan jarak antara nilai maksimum dan minimum,
sebesar 6,97. Hal ini menunjukkan bahwa nilai market to book value of
asset memiliki sebaran data yang luas.
1) Market to Book Value of Asset Sangat Rendah
Berdasarkan tabel di atas, market to book value of asset yang sangat
rendah adalah 0,27. Nilai market to book value o f asset tersebut
diperoleh perusahaan Lion Metal Works Tbk pada tahun 2012.
Market to book value of asset (MKTBA) digunakan untuk mengukur
prospek pertumbuhan perusahaan berdasarkan banyaknya aset yang
digunakan dalam menjalankan bisnis perusahaan. MKTBA sebesar
0,27 menjelaskan prospek pertumbuhan perusahaan Lion Metal
Works Tbk hanya sebesar 27% dari total aset yang digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
menjalankan bisnis perusahaan. Prospek pertumbuhan sebesar 27%
menggambarkan Lion Metal Works Tbk tidak mengalami
pertumbuhan karena tidak dapat mengelola secara efektif aset yang
tersedia untuk menjalankan kegiatan bisnis perusahaan.
Berdasarkan data penelitian ini, perkembangan nilai market to book
value of asset Lion Metal Works Tbk selama tahun 2010-2014
mengalami perkembangan yang fluktuatif. Hal tersebut
diindikasikan oleh harga kapitalisasi pasar perusahaan berupa
jumlah lembar saham beredar dan harga per lembar saham yang
berubah-ubah.
2) Market to Book Value of Asset Sangat Tinggi
Nilai market to book value of asset yang sangat tinggi adalah 7,24.
Nilai market to book value of asset tersebut diperoleh perusahaan
Delta Djakarta Tbk pada tahun 2013. Market to book value of asset
(MKTBA) digunakan untuk mengukur prospek pertumbuhan
perusahaan berdasarkan banyaknya aset yang digunakan dalam
menjalankan bisnis perusahaan. MKTBA sebesar 7,24 mempunyai
arti prospek pertumbuhan perusahaan Delta Djakarta Tbk sebesar
724% dari total aset yang digunakan untuk menjalankan bisnis
perusahaan. Prospek pertumbuhan sebesar 724% menggambarkan
Delta Djakarta Tbk mengalami pertumbuhan karena dapat
mengelola secara efektif aset yang tersedia untuk menjalankan
kegiatan bisnis perusahaan. Berdasarkan data penelitian ini, nilai
market to book value of asset Delta Djakarta Tbk mempunyai angka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
yang sangat tinggi dibandingkan dengan perusahaan manufaktur
yang menjadi populasi sasaran pada penelitian ini. Walaupun nilai
market to book value of asset perusahaan sangat tinggi tetapi
perkembangan nilai market to book value of asset selama tahun
2010-2014 mengalami tren yang fluktuatif.
Secara umum perkembangan market to book value of asset
mengalami fluktuasi. Semakin tinggi nilai market to book value of
asset, maka semakin besar aset yang digunakan perusahaan dalam
bisnis, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut untuk
bertumbuh, sehingga harga sahamnya akan meningkat. Perusahaan
yang berpotensi mengalami pertumbuhan (growth firm) mempunyai
nilai market to book value of asset yang tinggi begitu pula sebaliknya
perusahaan yang tidak mengalami pertumbuhan (nongrowth firm)
cenderung mempunyai nilai market to book value of asset yang
rendah. Peningkatan dan penurunan yang terjadi disebabkan
beberapa faktor yaitu harga penutupan saham perusahaan yang
berubah-ubah setiap tahun. Hal lainnya diindikasikan oleh
peningkatan dan penurunan total aktiva dan total ekuitas pada
perusahaan. Hal ini yang menyebabkan nilai market to book value
of asset dapat meningkat ataupun sebaliknya menurun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3) Histogram Market to Book Value of Asset
Secara visual, market to book value of asset dapat dijelaskan dengan
gambar histogram berikut.
Gambar 5.3: Histogram Market to Book Value of Asset
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Histogram merupakan tampilan bentuk grafis untuk
menunjukkan distribusi data secara visual atau seberapa sering suatu
nilai yang berbeda itu terjadi dalam suatu kumpulan data.
Berdasarkan histogram, peneliti dapat mengklasifikasi data market
to book value of asset. Berdasarkan gambar 5.3, market to book
value of asset sebesar 0,00 – 2,00 terdapat 50 perusahaan. Market to
book value of asset sebesar 2,00 – 3,99 terdapat 36 perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Market to book value of asset sebesar 4,00 – 6,00 terdapat 8
perusahaan. Market to book value of asset sebesar 6,00 – 8,00
terdapat 6 perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti
mengklasifikasikan market to book value of asset dengan kategori
sebagai berikut.
0,00 – ≤ 2,00 : Sangat rendah
> 2,00 – ≤ 4,00 : Rendah
> 4,00 – ≤ 6,00 : Tinggi
> 6,00 : Sangat tinggi
Hasil pengklasifikasian market to book value of asset dapat dilihat
pada lampiran VIII. Berikut ini adalah tabel market to book value of
asset setelah diklasifikasikan.
Tabel 5.10 Tabel Market to Book Value of Asset
Frequency Percent
Sangat rendah 50 50,0
Rendah 30 36,0
Tinggi 12 8,0
Sangat tinggi 8 6,0
Total 100 100,0 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.10, sebanyak 50 perusahaan atau 50%
dari keseluruhan perusahaan mempunyai market to book value of
asset sangat rendah. Sebanyak 30 perusahaan atau 30% dari
keseluruhan perusahaan mempunyai market to book value of asset
rendah. Sebanyak 12 perusahaan atau 12% dari keseluruhan
perusahaan mempunyai market to book value of asset tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Sebanyak 8 perusahaan atau 8% dari keseluruhan perusahaan
mempunyai market to book value of asset sangat tinggi.
d. Statistik Deskriptif Current Ratio
Tabel berikut ini merupakan hasil statistik deskriptif variabel current
ratio.
Tabel 5.11 Statistik Deskriptif Current Ratio
Current Ratio
N Valid 100
Missing 0
Range 8,30
Minimum 1,14
Maximum 9,44 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.11, terdapat 100 data valid dan tidak ada data
missing. Data missing 0 menjelaskan tidak ada nilai atau data yang
hilang. Range, perbedaan jarak antara nilai maksimum dan minimum,
sebesar 8,30. Hal ini menunjukkan bahwa current ratio memiliki
sebaran data yang luas.
1) Current Ratio Terendah
Berdasarkan tabel 5.11, current ratio yang sangat rendah adalah
1,14. Current ratio tersebut diperoleh perusahaan Trias Sentosa Tbk
pada tahun 2013. Current ratio menjelaskan seberapa besar aktiva
lancar menjamin pembayaran hutang lancar. Hasil penghitungan
current ratio sebesar 1,14 atau di atas 100% mempunyai arti bahwa
aktiva lancar perusahaan dapat menutupi semua hutang lancar
karena aktiva lancar jumlahnya jauh di atas jumlah hutang lancar.
Berdasarkan data yang diperoleh, perkembangan current ratio Trias
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Sentosa Tbk yang terendah terjadi pada periode tahun 2013 di mana
pada periode tahun 2010-2014 mengalami perkembangan yang
fluktuatif.
2) Current Ratio Tertinggi
Current ratio yang sangat tinggi adalah 9,44. Current ratio tersebut
diperoleh perusahaan Lion Metal Works Tbk pada tahun 2010.
Current ratio menjelaskan seberapa besar aktiva lancar menjamin
pembayaran hutang lancar. Hasil penghitungan current ratio sebesar
9,44 atau di atas 100% mempunyai arti bahwa aktiva lancar
perusahaan dapat menutupi semua hutang lancar karena aktiva
lancar jumlahnya jauh di atas jumlah hutang lancar. Berdasarkan
data yang digunakan pada penelitian ini, perkembangan nilai current
ratio Lion Metal Works Tbk selama tahun 2010-2014 mengalami
perkembangan yang fluktuatif.
Secara umum perkembangan current ratio tahun 2010-2014
mengalami fluktuasi. Perusahaan yang mempunyai current ratio
rendah berarti nilai utang lancar dapat melebihi atau mendekati nilai
aktiva lancar perusahaan. Perusahaan yang mempunyai current ratio
rendah biasanya diindikasikan mempunyai masalah likuidasi yang
belum terselesaikan. Sebaliknya, semakin tinggi current ratio
perusahaan juga berarti kurang bagus, karena hal tersebut
menunjukkan banyaknya dana yang menganggur yang pada
akhirnya dapat mengurangi kemampuan perusahaan menghasilkan
laba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
3) Histogram Current Ratio
Secara visual, current ratio dapat dijelaskan dengan gambar
histogram berikut.
Gambar 5.4: Histogram Current Ratio
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Histogram merupakan tampilan bentuk grafis untuk
menunjukkan distribusi data secara visual atau seberapa sering suatu
nilai yang berbeda itu terjadi dalam suatu kumpulan data.
Berdasarkan histogram, peneliti dapat mengklasifikasi data current
ratio. Berdasarkan gambar 5.4, current ratio sebesar 0,00 – 2,00
terdapat 26 perusahaan. Current ratio sebesar 2,00 – 4,00 terdapat
47 perusahaan. Current ratio sebesar 4,00 – 6,00 terdapat 15
perusahaan. Current ratio sebesar 6,00 – 8,00 terdapat 9 perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Current ratio sebesar 8,00 – 10,00 terdapat 3 perusahaan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti mengklasifikasikan
current ratio dengan kategori sebagai berikut.
0,00 – ≤ 2,00 : Sangat tidak lancar
> 2,00 – ≤ 4,00 : Tidak lancar
> 4,00 – ≤ 6,00 : Lancar
> 6,00 : Sangat lancar
Hasil pengklasifikasian current ratio dapat dilihat pada lampiran IX.
Berikut ini adalah tabel current ratio setelah diklasifikasikan.
Tabel 5.12 Tabel Current Ratio
Frequency Percent
Sangat Tidak Lancar 26 26,0
Tidak lancar 47 47,0
Lancar 15 15,0
Sangat Lancar 12 12,0
Total 100 100,0
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.12, sebanyak 26 perusahaan atau 26% dari
keseluruhan perusahaan mempunyai current ratio sangat tidak
lancar. Sebanyak 47 perusahaan atau 47% dari keseluruhan
perusahaan mempunyai current ratio tidak lancar. Sebanyak 15
perusahaan atau 15% dari keseluruhan perusahaan mempunyai
current ratio lancar. Sebanyak 12 perusahaan atau 12% dari
keseluruhan perusahaan mempunyai current ratio sangat lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
4. Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs)
a. Analisis Tabulasi Silang Laba Akuntansi dengan Kebijakan Dividen
Kas
Tabel di bawah ini merupakan output analisis tabulasi silang laba
akuntansi dengan kebijakan dividen kas.
Tabel 5.13 Tabulasi Silang Laba Akuntansi dengan Dividen Kas
Klasifikasi Laba Akuntansi Total
Sangat
Rendah
Rendah Tinggi Sangat
Tinggi
Klasifikasi
Dividen
Kas
Sangat Rendah 69 0 0 0 69
Rendah 2 9 2 2 15
Tinggi 0 0 2 3 5
Sangat Tinggi 0 0 1 10 11
Total 71 9 5 15 100
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.13, perusahaan yang mempunyai laba
akuntansi sangat rendah dan dividen kas sangat rendah berjumlah 69
perusahaan. Laba akuntansi rendah dan dividen kas rendah berjumlah 9
perusahaan. Laba akuntansi tinggi dan dividen kas tinggi berjumlah 2
perusahaan. Laba akuntansi sangat tinggi dan dividen kas sangat tinggi
berjumlah 10 perusahaan. Kekuatan dan arah hubungan dapat dijelaskan
dengan tabel symmentric measures berikut ini.
Tabel 5.14 Tabel Symmentric Measures Laba Akuntansi dengan
Dividen Kas
Value Approximate
Significance
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation 0,960 0,000
N of Valid Cases 100 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikan sebesar 5% dengan
tingkat kepercayaan sebesar 95%. Tabel 5.13 menunjukkan nilai
approximate significance sebesar 0,000 < 0,05 menjelaskan bahwa
hubungan kedua variabel adalah signifikan. Approximate significance
menunjukkan probabilitas atau peluang kesalahan adalah sebesar 0%,
atau dapat diartikan juga sebagai tingkat kesalahan atau tingkat
kekeliruan yang ditoleransi oleh peneliti < 5%. Nilai Spearman’s rho
sebesar 0,960. Hal ini berarti kekuatan (strength) hubungan laba
akuntansi dengan kebijakan dividen kas adalah sangat kuat. Nilai
Spearman’s rho positif, hal ini berarti arah hubungan kedua variabel
positif. Secara visual untuk menunjukkan hubungan antara kedua
variabel tersebut dapat digambarkan pada chart berikut:
Gambar 5.5: Bar Chart Hubungan Laba Akuntansi dengan Dividen Kas
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
b. Analisis Tabulasi Silang Market to Book Value of Asset dengan Dividen
Kas
Tabel di bawah ini merupakan output analisis tabulasi silang MKTBA
dengan kebijakan dividen kas.
Tabel 5.15 Tabulasi Silang MKTBA dengan Dividen Kas
Klasifikasi MKTBA Total
Sangat
Rendah
Rendah Tinggi Sangat
Tinggi
Klasifikasi
Dividen
Kas
Sangat Rendah 41 19 4 5 69
Rendah 2 4 6 3 15
Tinggi 2 2 1 0 5
Sangat Tinggi 5 5 1 0 11
Total 50 30 12 8 100
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Keterangan:
MKTBA : Market to Book Value of Asset
Berdasarkan tabel 5.15, perusahaan yang mempunyai market to
book value of asset sangat rendah dan klasifikasi dividen kas sangat
rendah berjumlah 41 perusahaan. Market to book value of asset rendah
dan dividen kas rendah berjumlah 4 perusahaan. Market to book value
of asset tinggi dan dividen kas tinggi berjumlah 1 perusahaan. Market to
book value of asset sangat tinggi dan dividen kas sangat tinggi berjumlah
0 perusahaan. Kekuatan dan arah hubungan dapat dijelaskan dengan
tabel symmentric measures berikut ini.
Tabel 5.16 Tabel Symmentric Measures MKTBA dengan Dividen Kas
Value Approximate
Significance
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation 0,244 0,014
N of Valid Cases 100 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikan sebesar 5% dengan
tingkat kepercayaan sebesar 95%. Tabel 5.16 menunjukkan nilai
approximate significance sebesar 0,014 < 0,05 menjelaskan bahwa
hubungan kedua variabel adalah signifikan. Approximate significance
menunjukkan probabilitas atau peluang kesalahan adalah sebesar 1,4%,
atau dapat diartikan juga sebagai tingkat kesalahan atau tingkat
kekeliruan yang ditoleransi oleh peneliti < 5%. Nilai Spearman’s rho
sebesar 0,244. Hal ini berarti kekuatan (strength) hubungan investment
opportunity set dengan kebijakan dividen kas adalah lemah. Nilai
Spearman’s rho positif, hal ini berarti hubungan kedua variabel positif.
Secara visual untuk menunjukkan hubungan antara kedua variabel
tersebut dapat digambarkan pada chart berikut:
Gambar 5.6: Bar Chart Hubungan MKTBA dengan Dividen Kas
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
c. Analisis Tabulasi Silang Current Ratio dengan Dividen Kas
Tabel di bawah ini merupakan output analisis tabulasi silang current
ratio dengan dividen kas.
Tabel 5.17 Tabulasi Silang Current Ratio dengan Kebijakan Dividen
Kas
Klasifikasi Current Ratio Total
Sangat
Tidak
Lancar
Tidak
Lancar
Lancar Sangat
Lancar
Klasifikasi
Dividen
Kas
Sangat Rendah 16 31 13 9 69
Rendah 2 10 1 2 15
Tinggi 2 3 0 0 5
Sangat Tinggi 6 3 1 1 11
Total 26 47 15 12 100
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 5.17, perusahaan yang mempunyai current ratio
sangat lancar dan dividen kas sangat rendah berjumlah 9 perusahaan.
Current ratio lancar dan dividen kas rendah berjumlah 1 perusahaan.
Current ratio tidak lancar dengan dividen kas tinggi berjumlah 3
perusahaan. Current ratio sangat tidak lancar dengan dividen kas sangat
tinggi berjumlah 6 perusahaan. Kekuatan dan arah hubungan dapat
dijelaskan dengan tabel symmentric measures berikut ini.
Tabel 5.18 Tabel Symmentric Measures Current Ratio dengan
Kebijakan Dividen Kas
Value Approximate
Significance
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -0,176 0,079
N of Valid Cases 100 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikan sebesar 5% dengan
tingkat kepercayaan sebesar 95%. Tabel 5.18 menunjukkan nilai
approximate significance sebesar 0,079 > 0,05 menjelaskan bahwa
hubungan kedua variabel adalah tidak signifikan. Approximate
significance menunjukkan probabilitas atau peluang kesalahan adalah
sebesar 7,9%, atau dapat diartikan juga sebagai tingkat kesalahan atau
tingkat kekeliruan yang ditoleransi oleh peneliti > 5%. Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa likuiditas tidak
mempunyai hubungan dengan kebijakan dividen kas. Secara visual
untuk menunjukkan hubungan antara kedua variabel tersebut dapat
digambarkan pada chart berikut:
Gambar 5.7: Bar Chart Hubungan Current Ratio dengan Dividen Kas
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
B. Pembahasan
1. Hubungan Laba Akuntansi dengan Kebijakan Dividen Kas
Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa terdapat hubungan sangat
kuat dan positif antara laba akuntansi dengan kebijakan dividen kas.
Hubungan yang sangat kuat menjelaskan laba akuntansi mempunyai
kecenderungan sangat kuat dalam mempengaruhi kebijakan dividen kas.
Arah hubungan yang positif menjelaskan bahwa laba akuntansi mempunyai
hubungan yang searah dengan kebijakan dividen kas. Hal ini berarti laba
akuntansi yang tinggi cenderung mempengaruhi kebijakan dividen kas
tinggi. Sebaliknya, laba akuntansi yang rendah cenderung mempengaruhi
kebijakan dividen kas rendah.
Menurut Suwardjono (2005: 456), laba akuntansi dengan berbagai
interpretasi dapat dijadikan dasar kebijakan pembagian dividen kas
perusahaan. Semakin tinggi laba akuntansi yang diperoleh oleh perusahaan,
maka semakin tinggi pula kesempatan para pemegang saham untuk
menerima dividen kas atas modal yang telah diinvestasikan. Jika laba
perusahaan meningkat, maka perusahaan memiliki kemampuan yang besar
untuk mengalokasikan laba yang diperoleh untuk dibagikan kepada
pemegang saham dalam bentuk dividen kas maupun untuk investasi
perusahaan ataupun untuk menjaga kelangsungan kinerja perusahaan
(Triyanto et al., 2014: 3).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sitepu (2010), Wahyuni dan Subagyo (2013), Antika (2014), dan Nadapdap
(2013). Sitepu (2010) menyimpulkan bahwa laba akuntansi mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
hubungan yang kuat dan positif dengan kebijakan dividen kas. Semakin
besar perolehan laba akuntansi perusahaan, maka kemungkinan besar
perusahaan dapat membayar dividen dalam bentuk kas kepada para
investor. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa laba akuntansi
mempunyai kecenderungan berpengaruh dalam pembagian dividen kas
kepada para pemegang saham. Sebaliknya, semakin rendah perolehan laba
akuntansi perusahaan, maka semakin besar kemungkinan perusahaan akan
membagi dividen kas dengan jumlah yang rendah, bahkan perusahaan
cenderung untuk tidak akan membagikan dividen dalam bentuk kas.
2. Hubungan Investment Opportunity Set dengan Kebijakan Dividen Kas
Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa terdapat hubungan lemah
dan positif antara investment opportunity set dengan kebijakan dividen kas.
Hubungan yang lemah menjelaskan investment opportunity set mempunyai
kecenderungan yang lemah dalam mempengaruhi kebijakan dividen kas.
Arah hubungan yang positif menjelaskan bahwa investment opportunity set
mempunyai hubungan yang searah dengan kebijakan dividen kas. Hal ini
berarti tinggi dan rendah investment opportunity set, tidak memiliki
kecenderungan mempengaruhi kebijakan dividen kas.
Kebijakan dividen kas sangat dipengaruhi oleh peluang investasi
dan ketersediaan dana guna membiayai investasi baru. Hal ini menyebabkan
kebijakan residual (Brigham dan Hostuon, 2006: 40) atau residual theory of
dividend, yaitu dividen yang dibayarkan jika ada pendapatan sisa setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
mendapatkan investasi baru. Investment opportunity set yang memberikan
keuntungan tinggi bagi perusahaan tidak selalu diartikan dividen kas yang
dibayarkan akan kecil atau tidak dibayarkan, tetapi dapat diartikan
mendapatkan prospek yang menjanjikan di masa yang akan datang untuk
dapat membayar dividen kas yang lebih tinggi, sehingga dapat dikatakan
perusahaan tersebut berpotensi mengalami pertumbuhan (growth firm)
(Sigalingging, 2012: 11).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fistyarini dan Kusmuriyanto (2015). Fistyarini dan Kusmuriyanto (2015)
menyimpulkan bahwa investment opportunity set berpengaruh positif
terhadap kebijakan dividen kas. Investment opportunity set merupakan nilai
perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang
ditetapkan manajemen pada masa yang akan datang, yang pada saat ini
merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan
dividen kas yang lebih besar. Penjelasan tersebut menegaskan bahwa
terdapat pengaruh positif investment opportunity set terhadap kebijakan
dividen kas.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hastuti (2013), Mariah (2012), Nurjanah (2012), dan Rahmiati dan Rahim
(2013). Hastuti (2013) menyimpulkan bahwa investment opportunity set
berpengaruh secara negatif terhadap kebijakan dividen kas. Proksi
investment opportunity set berkorelasi dengan pertumbuhan, sehingga
perusahaan yang memiliki investment opportunity set tinggi juga memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
peluang pertumbuhan yang tinggi. Sebagai salah satu alternatif untuk
membiayai peluang tersebut adalah dengan menurunkan pembagian
dividen, yang berarti variabel investment opportunity set berpengaruh
negatif terhadap kebijakan dividen.
3. Hubungan Likuiditas dengan Kebijakan Dividen Kas
Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan
antara likuiditas dengan kebijakan dividen kas. Hal ini berarti lancar dan
tidak lancar likuiditas, tidak memiliki kecenderungan mempengaruhi
kebijakan dividen kas.
Perusahaan yang sedang tumbuh secara rendabel, mungkin tidak
begitu kuat posisi likuiditasnya karena sebagian besar dananya dari aktiva
tetap dan modal kerja. Hal tersebut berarti kemampuan perusahaan untuk
membayarkan dividen sangat terbatas. Menurut Kasmir (2008: 135), apabila
likuiditas rendah dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk
membayar utang lancar. Berdasarkan penjelasan tersebut, likuiditas suatu
perusahaan ditentukan oleh keputusan-keputusan dibidang investasi dan
cara pemenuhan kebutuhan dananya. Perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek harus mempunyai alat-alat likuid berupa aset
lancar yang jumlahnya harus lebih besar dari jumlah kewajiban-kewajiban
dan harus segera dipenuhi (Riyanto, 2008: 25).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sandy
(2013). Sandy (2013) menyimpulkan bahwa likuiditas tidak mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
pengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen kas. Likuiditas yang
rendah menunjukkan perusahaan dianggap tidak berhasil dalam membayar
kewajiban lancar. Semakin besar aset lancar yang dimiliki oleh suatu
perusahaan dibandingkan dengan utang lancar, maka semakin besar tingkat
likuiditas perusahaan tersebut. Likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut memiliki jumlah aset yang banyak menganggur. Hal ini
akan mempengaruhi kinerja perusahaan untuk menghasilkan laba dan
mempengaruhi kebijakan dividen kas menjadi rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa:
1. Laba akuntansi mempunyai hubungan sangat kuat dan positif dengan
kebijakan dividen kas.
2. Investment opportunity set mempunyai hubungan lemah dan positif dengan
kebijakan dividen kas.
3. Likuiditas tidak mempunyai hubungan dengan kebijakan dividen kas.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan mengandung beberapa keterbatasan sebagai berikut:
1. Penentuan periode penelitian selama lima tahun berturut-turut dari tahun
2010-2014, membuat populasi sasaran yang diperoleh sedikit. Hal tersebut
berdasarkan kriteria perusahaan yang membagikan dividen setiap tahun
masih sangat jarang untuk perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
2. Penentuan populasi sasaran hanya menggunakan sampel perusahaan yang
menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
3. Pada penelitian ini dipengaruhi oleh industry effect. Data berasal dari
perusahaan manufaktur dengan sub sektor yang berbeda. Hal ini
mengakibatkan data ekstrem yang cukup banyak dan data yang dihasilkan
bersifat heterogen.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, peneliti
mengajukan saran sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan, agar perusahaan mampu menyampaikan informasi yang
cukup kepada investor mengenai perkembangan perusahaan. Selain itu,
perusahaan dapat meminimalkan risiko kepercayaan investor dalam
menanamkan modalnya kepada perusahaan, sehingga nilai perusahaan
meningkat dan menarik minat para investor untuk berinvestasi.
2. Bagi peneliti selanjutnya, menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia, sehingga dapat digunakan sebagai dasar
generalisasi.
3. Bagi peneliti selanjutnya, tidak hanya menggunakan kriteria populasi
sasaran perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang
Rupiah saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra, Gunawan dan Marwan Asri. 2003. Anggaran Perusahaan. BPFE
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Andriyani, Maria. 2008. “Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt To Equity Ratio,
Insider Ownership, Investment Opportunity Set dan Profitability terhadap
Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada perusahaan Automotive di Bursa
Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2006)”. Tesis. Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro, Semarang.
Antika, Merri. 2014. “Pengaruh Laba Akuntansi, Laba Tunai dan Arus Kas
Pendanaan terhadap Kebijakan Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-
2011” Skripsi. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,
Pekanbaru.
Belkaoui, Ahmed Riahi, 2007. Teori Akuntansi. Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.
Boedijoewono, Noegroho. 2012. Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis. Jilid 1
(Deskriptif). Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN, Yogyakarta.
Brigham, F. Eugene, dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi
Kedelapan. Buku Dua. Salemba Empat, Jakarta.
Brigham, F. Eugene, dan Joel F. Houston. 2006. Pasar Modal di Indonesia:
Pendekatan Tanya Jawab. Salemba Empat, Jakarta.
Carter dan Usry. 2002. Akuntansi Biaya Jilid 1 (Edisi 13). Salemba Empat,
Yogyakarta.
Cooper, Donald R. Dan C. William Emory. 1995. Metode Penelitian Bisnis Jilid 1
& 2. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sitepu, Fitri Anita BR. 2010. “Analisis Hubungan Laba Akuntansi dan Laba Tunai
dengan Dividen Kas”. Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Gaver, Jennifer J., dan Kenneth M.Gaver. 1993. “Additional Evidence On The
Association Between The Investment Opportunity Set and Corporate
Financing, Dividend, and Compensation Policies.” Journal Of Accounting
And Economics, 16: 125-160.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program
IBM SPSS 19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hadi, Syamsul. 2006. Metodeologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi &
Keuangan. Ekonisia, Yogyakarta.
Hanafi, Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan. BPFE, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Haruman, Tendi. 2008. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan
Keuangan dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi XI,
Pontianak.
Hastuti, Dwi. 2013. “Pengaruh Profitabilitas dan Set Kesempatan Investasi
terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel
Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode
2008-2011”. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1.
Salemba Empat, Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 46.
Salemba Empat, Jakarta.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Press, Jakarta.
Mariah, Meythi dan Martusa. 2012. “Pengaruh Profitabilitas dan Kesempatan
Investasi terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai
Variabel Moderating pada Emiten Pembentuk Indeks LQ 45 Periode 2008-
2010” SNAB 27 Maret 2012. Jakarta: Universitas Kristen Maranatha.
Martono dan Agus Harjito. 2007. Manajemen Keuangan, Ekonusa. Yogyakarta.
Myers, S. 2012. “Determinants of Corporate Borrowing”. Journal of Financial
Economics.
Miller, Merton. H., dan Franco Modigliani, 2008.“Dividend policy, growth, and the
valuation of shares”, Journal of Business.
Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua, YPKN, Yogyakarta.
Muqodim. 2005. Teori Akuntansi, Edisi ke-1, Ekonisia, Yogyakarta.
Nadapdap, Lungguk. 2013. “Pengaruh Laba Akuntansi dan Arus Kas Operasi
terhadap Kebijakan Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi. Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Norpratiwi, Agustina M.V. 2004. “Analisis Korelasi Investment Opportunity Set
terhadap Return Saham (Pada saat Pelaporan Keuangan Perusahaan). Tesis.
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Nurjanah, Novia Dian Ratri. 2012. “Pengaruh Profitabilitas, Investment
Opportunity Set dan Debt to Equity Ratio terhadap Kebijakan Dividen Tunai
dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating”. Jurnal Akuntansi.
Universitas Semarang.
Pradana, Salvatore Wika Lingga dan I Putu Sugiartha Sanjaya. (2014). “Pengaruh
Profitabilitas dan Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout
Ratio”. Jurnal Akuntansi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Badan Penerbit
Fakultas Ekonomi-UGM, Yogyakarta.
Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Badan Penerbit
Fakultas Ekonomi-UGM. Yogyakarta.
Sandjaja, Ridwan S dan Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan 1. Edisi
Keempat. Jakarta: Penerbit PT. Prehanilindo.
Sandy, Ahmad. 2013. “ Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Kebijakan
Dividen Kas”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 1 Nomor 1. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, Surabaya.
Sawir, Agnes. 2009. Analisia Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sigalingging, Angela Surya. 2012. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kebijakan Dividen Tunai dengan Debt to Equity Ratio sebagai Variabel
Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.
Simamora, Henry. 2001. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jilid 1,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Skousen, Fred K., Stice, Earl K. dan James D. Stice. 2001. Intermediate
Accounting. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Smith, C.W. Jr. dan R.L. Watts. 1992. “The Investment Opportunity Set and
Corporate Financing, Dividend, and Compensation Policies”. Journal of
Finansial Economics 32: 263-292.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Penerbit CV Alfabeta, Bandung.
Suharli, M. 2004. “Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan Jumlah
Dividen”. Tesis Magister Akuntansi (Tidak Dipublikasikan). Jakarta.
Suharli, Michelle. 2007. “Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set
terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel
Penguat (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode (2002-2003)”.
Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
Sukmalana, Soelaiman. 2007. Manajemen Kinerja (Langkah Efektif untuk
Membangun, Mengendalikan dan Evaluasi Kerja). Jakarta: Intermedia
Personalia Utama.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan (Edisi
III). Yogyakarta: BPFE.
Suwardjono. 2010. Akuntansi Pengantar 1: Proses Penciptaan Data Pendekatan
Sistem. BPFE, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Syamsuddin, Lukman. 2000. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Eaja
Grafindo Persada.
Triyanto, Zulbahridar dan R. Adri Satriawan. 2014. “Analisis pengaruh laba
akuntansi dan arus kas terhadap dividen kas”. Jurnal Jom FEKON Vol.1 No.2
Oktober 2014, Universitas Riau Pekanbaru.
Wahyuni dan Subagyo. 2013. “Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas Operasional
dan Likuiditas Perusahaan terhadap Pembayaran Dividen Kas”. Jurnal
Akuntansi, Cahaya Aktiva Vol.03 No.01, Maret 2013.
Waston D. and Head A , 2007. Corporate Finance Principles &Practice , Fourth
Edition.
Weston, J.Fred and Copeland, Thomas E. 2010. Managerial Finance. CBS Collage
Publishing.
Wiksuana, B., Wiagustini dan Panji Sedana. 2001. Buku Ajar Manajemen
Keuangan. UPT Penerbit Universitas Udayana, Denpasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
LAMPIRAN I
DAFTAR PERUSAHAAN POPULASI SASARAN
No. Kode Emiten Nama Emiten
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
2 AUTO Astra Auto Part Tbk
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
4 DLTA Delta Djakarta Tbk
5 GGRM Gudang Garam Tbk
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk
11 KLBF Kalbe Farma Tbk
12 LION Lion Metal Works Tbk
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk
14 MEREK Merck Tbk
15 MYOR Mayora Indah Tbk
16 SMGR Semen Gresik Tbk
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
19 TRST Trias Sentosa Tbk
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LAMPIRAN II
DATA PEMBAYARAN DIVIDEN KAS TAHUN 2010
No. Kode
Emiten Nama Emiten DIVIDEN KAS (Rp)
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 34.720.000.000
2 AUTO Astra Auto Part Tbk 506.130.000.000
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 643.774.000.000
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 152.095.561.000
5 GGRM Gudang Garam Tbk 1.250.657.000.000
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk 59.097.000.000
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 2.904.849.877
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 816.580.000.000
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 827.946.000.000
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 10.359.000.000
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 234.375.610.551
12 LION Lion Metal Works Tbk 6.406.073.525
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 288.691.575
14 MEREK Merck Tbk 109.725.898.000
15 MYOR Mayora Indah Tbk 84.658.400.000
16 SMGR Semen Gresik Tbk 1.472.581.786.000
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 129.570.197.400
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 122.960.368.892
19 TRST Trias Sentosa Tbk 43.347.786.334
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 270.000.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
DIVIDEN KAS TAHUN 2011
No. Kode
Emiten Nama Emiten
DIVIDEN KAS (Rp)
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 34.720.000.000
2 AUTO Astra Auto Part Tbk 456.525.109.760
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 652.640.000.000
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 171.895.005.000
5 GGRM Gudang Garam Tbk 1.727.450.000.000
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk 44.622.000.000
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 48.435.607.389
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 1.167.797.000.000
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 967.786.000.000
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 756.182.000.000
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 549.527.564.394
12 LION Lion Metal Works Tbk 10.204.577.000
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 467.731.875
14 MERK Merck Tbk 99.810.638.000
15 MYOR Mayora Indah Tbk 84.658.400.000
16 SMGR Semen Gresik Tbk 1.472.581.786.000
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 115.173.509.385
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 56.792.731.001
19 TRST Trias Sentosa Tbk 61.846.747.657
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 215.251.540.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
DIVIDEN KAS TAHUN 2012
No. Kode
Emiten Nama Emiten
DIVIDEN KAS (Rp)
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 34.720.000.000
2 AUTO Astra Auto Part Tbk 404.857.572.000
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 688.716.000.000
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 187.830.906.000
5 GGRM Gudang Garam Tbk 1.924.088.000.000
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk 34.770.000.000
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 91.546.184.457
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 1.536.575.000.000
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 827.946.000.000
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 159.604.000.000
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 890.627.320.090
12 LION Lion Metal Works Tbk 15.332.542.500
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 700.925.450
14 MERK Merck Tbk 185.699.699.000
15 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 651.311.000.000
16 SMGR Semen Gresik Tbk 1.962.720.885.000
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 187.156.951.800
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 99.076.072.973
19 TRST Trias Sentosa Tbk 55.902.643.125
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 260.838.811.350
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
DIVIDEN KAS TAHUN 2013
No. Kode
Emiten Nama Emiten
DIVIDEN KAS (Rp)
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 34.720.000.000
2 AUTO Astra Auto Part Tbk 419.316.771.000
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 754.308.000.000
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 191.869.037.000
5 GGRM Gudang Garam Tbk 1.539.270.000.000
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk 93.873.000.000
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 38.757.163.920
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 1.624.380.000.000
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 1.658.442.000.000
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 212.804.000.000
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 890.627.320.090
12 LION Lion Metal Works Tbk 20.557.419.062
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 1.123.104.535
14 MERK Merck Tbk 79.356.638.000
15 MYOR Mayora Indah Tbk 176.314.320.000
16 SMGR Semen Gresik Tbk 2.181.263.329.000
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 122.372.000.000
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 97.615.308.360
19 TRST Trias Sentosa Tbk 27.914.034.588
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 260.777.123.850
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
DIVIDEN KAS TAHUN 2014
No. Kode
Emiten Nama Emiten
DIVIDEN KAS (Rp)
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 34.720.000.000
2 AUTO Astra Auto Part Tbk 402.447.705.500
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 754.308.000.000
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 192.158.000.000
5 GGRM Gudang Garam Tbk 1.539.270.000.000
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk 34.799.000.000
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 9.688.367.980
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 1.246.821.000.000
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 3.312.009.000.000
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 106.402.000.000
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 796.877.075.870
12 LION Lion Metal Works Tbk 20.525.197.750
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 2.158.305.750
14 MERK Merck Tbk 139.752.919.000
15 MYOR Mayora Indah Tbk 205.700.037.470
16 SMGR Semen Gresik Tbk 2.416.611.132.000
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 223.149.000.000
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 148.219.335.698
19 TRST Trias Sentosa Tbk 14.022.810.098
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 261.013.141.350
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
LAMPIRAN III
DATA LABA AKUNTANSI TAHUN 2010
No. Kode
Emiten Nama Emiten
LABA AKUNTANSI
(Rp)
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 439.009.000.000
2 AUTO Astra Auto Part Tbk 1.394.261.000.000
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 2.818.227.000.000
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 192.972.439.000
5 GGRM Gudang Garam Tbk 5.631.296.000.000
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk 1.120.440.000.000
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 68.891.685.165
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 5.432.375.000.000
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 4.248.476.000.000
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 1.436.855.000.000
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 1.770.434.609.435
12 LION Lion Metal Works Tbk 50.270.400.829
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 10.316.267.000
14 MERK Merck Tbk 157.318.093.000
15 MYOR Mayora Indah Tbk 658.358.847.453
16 SMGR Semen Gresik Tbk 4.722.623.381.000
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 204.764.888.090
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 260.026.707.893
19 TRST Trias Sentosa Tbk 175.300.786.505
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 629.492.861.436
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LABA AKUNTANSI TAHUN 2011
No. Kode
Emiten Nama Emiten
LABA AKUNTANSI
(Rp)
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 446.661.000.000
2 AUTO Astra Auto Part Tbk 1.255.083.000.000
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 2.974.580.000.000
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 204.871.170.000
5 GGRM Gudang Garam Tbk 6.614.971.000.000
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk 855.681.000.000
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 55.322.166.080
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 6.352.389.000.000
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 4.708.156.000.000
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 872.309.000.000
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 1.987.259.361.668
12 LION Lion Metal Works Tbk 67.194.615.167
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 15.147.641.116
14 MERK Merck Tbk 283.226.816.000
15 MYOR Mayora Indah Tbk 626.440.817.709
16 SMGR Semen Gresik Tbk 5.089.952.338.000
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 279.598.030.634
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 293.026.805.000
19 TRST Trias Sentosa Tbk 180.428.671.520
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 740.100.267.340
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LABA AKUNTANSI TAHUN 2012
No. Kode
Emiten Nama Emiten
LABA AKUNTANSI
(Rp)
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 463.812.000.000
2 AUTO Astra Auto Part Tbk 1.263.368.000.000
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 3.376.499.000.000
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 287.505.070.000
5 GGRM Gudang Garam Tbk 5.530.646.000.000
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk 1.457.400.000.000
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 58.881.731.387
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 6.316.960.000.000
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 6.239.550.000.000
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 1.364.891.000.000
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 2.308.017.092.492
12 LION Lion Metal Works Tbk 103.652.045.381
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 45.070.617.424
14 MERK Merck Tbk 145.914.877.000
15 MYOR Mayora Indah Tbk 959.815.066.914
16 SMGR Semen Gresik Tbk 6.287.454.009.000
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 369.687.759.532
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 336.281.961.008
19 TRST Trias Sentosa Tbk 80.748.964.071
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 812.379.718.258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
LABA AKUNTANSI TAHUN 2013
No. Kode
Emiten Nama Emiten
LABA AKUNTANSI
(Rp)
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 450.753.000.000
2 AUTO Astra Auto Part Tbk 1.268.604.000.000
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 3.451.333.000.000
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 358.395.988.000
5 GGRM Gudang Garam Tbk 5.936.204.000.000
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk 166.473.000.000
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 48.442.303.122
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 4.666.958.000.000
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 6.595.154.000.000
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 895.947.000.000
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 2.572.522.717.231
12 LION Lion Metal Works Tbk 85.027.065.076
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 19.437.691.207
14 MERK Merck Tbk 234.707.739.000
15 MYOR Mayora Indah Tbk 1.356.073.496.557
16 SMGR Semen Gresik Tbk 6.920.399.734.000
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 458.595.417.885
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 323.204.864.975
19 TRST Trias Sentosa Tbk 72.553.777.173
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 829.935.403.086
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
LABA AKUNTANSI TAHUN 2014
No. Kode
Emiten Nama Emiten
LABA AKUNTANSI
(Rp)
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 597.807.000.000
2 AUTO Astra Auto Part Tbk 1.108.055.000.000
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 2.106.892.000.000
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 379.519.000.000
5 GGRM Gudang Garam Tbk 7.205.845.000.000
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk 394.059.000.000
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 75.826.220.743
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 6.229.297.000.000
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 6.789.602.000.000
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 542.549.000.000
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 2.763.700.548.048
12 LION Lion Metal Works Tbk 62.857.739.316
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 11.006.796.283
14 MERK Merck Tbk 205.058.431.000
15 MYOR Mayora Indah Tbk 326.361.377.187
16 SMGR Semen Gresik Tbk 7.090.765.967.000
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 541.150.000.000
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 381.882.728.642
19 TRST Trias Sentosa Tbk 63.101.740.322
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 742.732.619.498
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
MKTBA=Total Aset−Total Ekuitas+(Jumlah Lembar Saham ×Harga Penutup Saham)
Total Aset
LAMPIRAN IV
DATA MARKET TO BOOK VALUE OF ASSET TAHUN 2010
No. Kode
Emiten Nama Emiten
Total Aset
(Rp)
Total Ekuitas
(Rp)
Jumlah Lembar
Saham
Harga
Penutupan
Saham (Rp)
MKTBA
(%)
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 2.372.657.000.000 1.842.925.000.000 434.000.000 5.800 1,28
2 AUTO Astra Auto Part Tbk 5.585.852.000.000 3.860.827.000.000 771.157.280 13.950 2,23
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 4.274.636.000.000 6.518.276.000.000 16.422.807.040 1.840 6,54
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 708.583.733.000 577.667.914.000 16.013.181 120.000 2,90
5 GGRM Gudang Garam Tbk 30.741.679.000.000 21.197.162.000.000 1.924.088.000 40.000 2,81
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk 10.371.567.000.000 3.526.597.000.000 3.484.800.000 2.300 1,43
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 347.473.064.455 240.128.403.799 1.050.000.000 2.010 6,38
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 20.077.994.000.000 16.784.671.000.000 8.780.426.500 4.875 2,30
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 15.346.146.000.000 13.100.598.000.000 3.681.231.699 15.950 3,97
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 6.981.107.000.000 6.979.762.000.000 2.071.732.660 3.150 0,93
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 7.032.496.663.288 5.373.784.301.200 10.156.014.422 3.250 4,93
12 LION Lion Metal Works Tbk 303.899.974.798 259.928.517.672 52.016.000 3.800 0,80
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 78.200.046.845 46.785.338.474 9.600.000 4.800 0,99
14 MERK Merck Tbk 434.768.493.000 363.016.663.000 22.400.000 96.500 5,14
15 MYOR Mayora Indah Tbk 4.399.191.135.535 1.991.294.908.556 766.584.000 10.750 2,42
16 SMGR Semen Gresik Tbk 15.562.998.946.000 12.139.752.888.000 5.931.520.000 9.450 3,82
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 1.067.103.249.531 519.374.643.869 1.439.668.860 1.070 1,96
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 1.091.583.115.098 630.982.040.872 49.536.000 39.000 2,19
19 TRST Trias Sentosa Tbk 2.029.558.232.720 1.237.981.945.814 2.808.000.000 270 0,76
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 3.589.595.911.220 2.604.104.062.843 4.500.000.000 1.710 2,42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
MKTBA=Total Aset−Total Ekuitas+(Jumlah Lembar Saham ×Harga Penutup Saham)
Total Aset
MARKET TO BOOK VALUE OF ASSET TAHUN 2011
No. Kode
Emiten Nama Emiten
Total Aset
(Rp)
Total Ekuitas
(Rp)
Jumlah Lembar
Saham
Harga
Penutupan
Saham (Rp)
MKTBA
(%)
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 2.690.595.000.000 2.145.200.000.000 434.000.000 6.550 1,26
2 AUTO Astra Auto Part Tbk 6.964.227.000.000 4.722.894.000.000 3.855.786.400 3.400 2,20
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 5.250.245.000.000 6.189.470.000.000 16.422.807.040 2.150 6,55
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 696.166.676.000 572.935.427.000 16.013.181 111.500 2,74
5 GGRM Gudang Garam Tbk 39.088.705.000.000 24.550.928.000.000 1.924.088.000 62.050 3,43
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk 11.554.143.000.000 4.430.825.000.000 3.484.800.000 3.000 1,52
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 355.579.996.944 290.586.357.773 1.050.000.000 475 1,59
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 24.501.734.000.000 31.610.225.000.000 8.780.426.500 4.600 1,36
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 18.151.331.000.000 15.733.951.000.000 3.681.231.699 17.050 3,59
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 8.266.417.000.000 3.785.347.000.000 2.071.732.660 3.825 1,50
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 8.274.554.112.840 1.758.619.054.414 10.156.014.422 3.400 4,96
12 LION Lion Metal Works Tbk 365.815.749.593 302.060.465.373 52.016.000 5.250 0,92
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 98.019.132.648 57.202.680.156 9.600.000 5.000 0,91
14 MERK Merck Tbk 584.388.578.000 494.181.710.000 22.400.000 132.500 5,23
15 MYOR Mayora Indah Tbk 6.599.845.533.328 2.424.669.292.434 766.584.000 14.250 2,29
16 SMGR Semen Gresik Tbk 19.661.602.767.000 14.615.096.979.000 5.931.520.000 11.450 3,71
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 1.136.857.942.381 670.612.341.979 1.439.668.860 1.360 2,13
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 1.339.570.029.820 760.541.257.156 49.536.000 50.000 2,28
19 TRST Trias Sentosa Tbk 2.132.449.783.092 1.326.420.630.289 2.808.000.000 390 0,89
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 4.250.374.395.321 3.045.935.747.008 4.500.000.000 2.550 2,98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
MKTBA=Total Aset−Total Ekuitas+(Jumlah Lembar Saham ×Harga Penutup Saham)
Total Aset
MARKET TO BOOK VALUE OF ASSET TAHUN 2012
No. Kode
Emiten Nama Emiten
Total Aset
(Rp)
Total Ekuitas
(Rp)
Jumlah Lembar
Saham
Harga
Penutupan
Saham
(Rp)
MKTBA
(%)
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 3.115.421.000.000 2.457.089.000.000 434.000.000 8.300 1,37
2 AUTO Astra Auto Part Tbk 8.881.642.000.000 5.485.099.000.000 3.855.786.400 3.700 1,99
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 12.348.627.000.000 8.176.464.000.000 16.398.000.000 3.650 5,18
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 745.306.835.000 598.211.513.000 16.013.181 255.000 5,68
5 GGRM Gudang Garam Tbk 41.509.325.000.000 41.509.325.000.000 1.924.088.000 56.300 2,61
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk 12.869.793.000.000 5.478.384.000.000 3.484.800.000 2.225 1,18
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 312.342.760.278 242.028.852.241 1.050.000.000 375 1,49
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 59.389.405.000.000 34.140.237.000.000 8.780.426.500 5.850 1,29
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 22.755.160.000.000 19.418.738.000.000 3.681.231.699 22.450 3,78
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 10.961.464.000.000 4.763.327.000.000 2.132.104.582 6.150 1,76
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 9.417.957.180.958 7.371.643.614.897 50.780.072.110 1.060 5,93
12 LION Lion Metal Works Tbk 433.497.042.140 371.829.387.027 52.016.000 1.040 0,27
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 128.547.715.366 97.525.195.182 9.600.000 1.050 0,32
14 MERK Merck Tbk 569.430.951.000 416.741.865.000 22.400.000 152.000 6,25
15 MYOR Mayora Indah Tbk 8.302.506.241.903 3.067.850.327.238 766.584.000 20.000 2,48
16 SMGR Semen Gresik Tbk 26.579.083.786.000 18.164.854.648.000 5.931.520.000 15.850 3,85
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 1.556.214.342.213 910.119.059.264 1.439.668.860 2.525 2,75
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 1.522.663.914.388 898.164.900.513 495.360.000 6.650 2,57
19 TRST Trias Sentosa Tbk 2.188.129.039.119 1.352.992.459.388 2.808.000.000 345 0,82
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 4.632.984.970.719 3.353.156.079.810 4.500.000.000 3.725 3,89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
MKTBA=Total Aset−Total Ekuitas+(Jumlah Lembar Saham ×Harga Penutup Saham)
Total Aset
MARKET TO BOOK VALUE OF ASSET TAHUN 2013
No. Kode
Emiten Nama Emiten
Total Aset
(Rp)
Total Ekuitas
(Rp)
Jumlah Lembar
Saham
Harga
Penutupan
Saham (Rp)
MKTBA
(%)
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 3.539.393.000.000 2.760.727.000.000 434.000.000 7.000 1,08
2 AUTO Astra Auto Part Tbk 12.617.678.000.000 9.558.754.000.000 4.819.733.000 3.650 1,64
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 15.722.197.000.000 9.950.900.000.000 16.398.000.000 3.375 3,89
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 867.040.802.000 676.557.993.000 16.013.181 380.000 7,24
5 GGRM Gudang Garam Tbk 50.770.251.000.000 50.770.251.000.000 1.924.088.000 42.000 1,59
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk 15.350.754.000.000 5.724.343.000.000 3.484.800.000 1.680 1,01
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 314.746.644.499 225.742.774.790 927.204.500 295 1,15
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 78.092.789.000.000 38.373.129.000.000 8.780.426.500 6.600 1,25
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 26.607.241.000.000 26.607.241.000.000 3.681.231.699 20.000 2,77
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 14.917.590.000.000 5.245.222.000.000 10.660.522.910 1.220 1,52
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 11.315.061.275.026 8.499.957.965.575 46.875.122.110 1.250 5,43
12 LION Lion Metal Works Tbk 498.567.897.161 415.784.337.843 52.016.000 12.000 1,42
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 141.697.598.705 110.468.094.376 9.600.000 8.000 0,76
14 MERK Merck Tbk 696.946.318.000 512.218.622.000 22.400.000 189.000 6,34
15 MYOR Mayora Indah Tbk 9.709.838.250.473 3.938.760.819.650 894.347.989 26.000 2,99
16 SMGR Semen Gresik Tbk 30.792.884.092.000 21.803.975.875.000 5.931.520.000 14.150 3,02
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 1.701.103.245.176 1.006.799.010.307 1.439.668.860 3.450 3,33
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 1.746.177.682.568 1.035.650.413.675 495.360.000 7.700 2,59
19 TRST Trias Sentosa Tbk 3.260.919.505.192 1.709.677.140.374 2.808.000.000 250 0,69
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 5.407.957.915.805 3.862.951.854.240 4.500.000.000 3.250 2,99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
MKTBA=Total Aset−Total Ekuitas+(Jumlah Lembar Saham ×Harga Penutup Saham)
Total Aset
MARKET TO BOOK VALUE OF ASSET TAHUN 2014
No. Kode
Emiten Nama Emiten
Total Ekuitas
(Rp)
Total Aset
(Rp)
Jumlah Lembar
Saham
Harga
Penutupan
Saham (Rp)
MKTBA
(%)
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 3.184.642.000.000 3.918.391.000.000 434.000.000 5.800 0,83
2 AUTO Astra Auto Part Tbk 10.136.557.000.000 14.380.926.000.000 771.157.280 13.950 1,04
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 10.943.289.000.000 20.862.439.000.000 16.422.807.040 1.840 1,92
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 764.473.000.000 991.947.000.000 16.013.181 120.000 2,17
5 GGRM Gudang Garam Tbk 33.228.720.000.000 58.220.600.000.000 1.924.088.000 40.000 1,75
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk 5.983.292.000.000 16.042.897.000.000 3.484.800.000 2.300 1,13
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 263.451.227.145 349.894.783.575 1.050.000.000 210 0,88
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 41.228.376.000.000 44.710.509.000.000 8.780.426.500 4.875 1,04
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 24.784.801.000.000 28.884.973.000.000 3.681.231.699 15.950 2,17
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 5.289.994.000.000 15.730.435.000.000 2.071.732.660 3.150 1,08
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 9.817.475.678.446 12.425.032.367.729 10.156.014.422 3.250 2,87
12 LION Lion Metal Works Tbk 443.978.957.043 600.102.716.315 52.016.000 3.800 0,59
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 115.951.209.812 139.915.598.255 9.600.000 4.800 0,50
14 MERK Merck Tbk 553.690.856.000 716.599.526.000 22.400.000 96.500 3,24
15 MYOR Mayora Indah Tbk 4.100.554.992.789 10.291.108.029.334 766.584.000 10.750 1,40
16 SMGR Semen Gresik Tbk 25.002.451.936.000 34.314.666.027.000 5.931.520.000 9.450 1,90
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 1.146.837.000.000 1.749.395.000.000 1.439.668.860 1.070 1,22
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 1.231.192.322.624 2.027.288.693.678 49.536.000 39.000 1,35
19 TRST Trias Sentosa Tbk 1.761.493.183.162 3.261.285.495.052 2.808.000.000 270 0,69
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 4.132.338.998.550 5.592.730.492.960 4.500.000.000 1.710 1,64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN V
DATA CURRENT RATIO TAHUN 2010
No. Kode
Emiten Nama Emiten
AKTIVA
LANCAR
(Rp)
UTANG LANCAR
(Rp)
CR
(%)
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 1.283.712.000.000 325.854.000.000 3,94
2 AUTO Astra Auto Part Tbk 2.199.725.000.000 1.251.731.000.000 1,76
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 4.274.636.000.000 1.575.552.000.000 2,71
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 565.953.705.000 89.396.759.000 6,33
5 GGRM Gudang Garam Tbk 22.908.293.000.000 9.421.403.000.000 2,43
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk 4.489.184.000.000 2.647.203.000.000 1,70
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 308.787.313.269 46.730.617.139 6,61
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 20.077.994.000.000 9.859.118.000.000 2,04
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 7.484.807.000.000 1.347.706.000.000 5,55
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 4.435.214.000.000 1.686.714.000.000 2,63
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 5.037.270.000.000 1.146.489.000.000 4,39
12 LION Lion Metal Works Tbk 271.268.000.000 28.733.000.000 9,44
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 52.938.000.000 21.656.000.000 2,44
14 MERK Merck Tbk 491.725.826.000 52.578.914.000 9,35
15 MYOR Mayora Indah Tbk 2.684.853.761.819 1.040.333.647.369 2,58
16 SMGR Semen Gresik Tbk 7.345.867.929.000 2.517.518.619.000 2,92
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 661.698.000.000 304.354.000.000 2,17
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 716.491.254.741 353.323.853.244 2,03
19 TRST Trias Sentosa Tbk 721.342.396.512 583.992.020.801 1,24
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 2.642.065.792.798 784.352.502.804 3,37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
CURRENT RATIO TAHUN 2011
No. Kode
Emiten Nama Emiten
AKTIVA
LANCAR
(Rp)
UTANG LANCAR
(Rp)
CR
(%)
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 1.473.425.000.000 333.132.000.000 4,42
2 AUTO Astra Auto Part Tbk 2.564.455.000.000 1.892.818.000.000 1,35
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 5.250.245.000.000 1.461.341.000.000 3,59
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 577.644.536.000 96.129.303.000 6,01
5 GGRM Gudang Garam Tbk 22.908.293.000.000 13.534.319.000.000 1,69
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk 5.073.477.000.000 2.900.317.000.000 1,75
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 322.889.429.815 55.928.117.431 5,77
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 24.501.734.000.000 12.831.304.000.000 1,91
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 10.314.573.000.000 1.476.597.000.000 6,99
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 4.932.300.000.000 3.099.991.000.000 1,59
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 5.956.123.000.000 1.630.589.000.000 3,65
12 LION Lion Metal Works Tbk 327.815.000.000 46.153.000.000 7,10
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 74.304.000.000 31.552.000.000 2,35
14 MERK Merck Tbk 491.725.826.000 65.430.555.000 7,52
15 MYOR Mayora Indah Tbk 4.095.298.705.091 1.845.791.716.500 2,22
16 SMGR Semen Gresik Tbk 7.646.144.851.000 2.889.137.195.000 2,65
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 718.941.000.000 264.728.000.000 2,72
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 837.114.048.212 444.637.071.374 1,88
19 TRST Trias Sentosa Tbk 820.792.293.928 588.895.481.277 1,39
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 3.121.979.870.487 1.012.652.540.775 3,08
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
CURRENT RATIO TAHUN 2012
No. Kode
Emiten Nama Emiten
AKTIVA
LANCAR
(Rp)
UTANG LANCAR
(Rp)
CR
(%)
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 1.658.468.000.000 426.669.000.000 3,89
2 AUTO Astra Auto Part Tbk 3.205.631.000.000 2.751.766.000.000 1,16
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 7.180.890.000.000 2.167.652.000.000 3,31
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 631.333.221.000 119.919.552.000 5,26
5 GGRM Gudang Garam Tbk 29.954.021.000.000 13.802.317.000.000 2,17
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk 5.194.057.000.000 3.020.030.000.000 1,72
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 265.069.749.187 70.313.908.037 3,77
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 26.235.990.000.000 12.805.200.000.000 2,05
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 14.579.400.000.000 2.418.762.000.000 6,03
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 6.429.500.000.000 3.523.891.000.000 1,82
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 6.441.710.544.081 1.891.617.853.724 3,41
12 LION Lion Metal Works Tbk 394.802.917.573 42.249.381.295 9,34
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 101.832.924.451 25.036.281.503 4,07
14 MERK Merck Tbk 463.883.090.000 119.827.938.000 3,87
15 MYOR Mayora Indah Tbk 5.313.599.558.516 1.924.434.119.144 2,76
16 SMGR Semen Gresik Tbk 8.231.297.105.000 4.825.204.637.000 1,71
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 986.324.235.891 480.851.511.068 2,05
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 966.806.112.377 448.767.622.942 2,15
19 TRST Trias Sentosa Tbk 838.465.235.358 643.329.849.780 1,30
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 3.393.778.315.450 1.097.134.545.306 3,09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
CURRENT RATIO TAHUN 2013
No. Kode
Emiten Nama Emiten
AKTIVA
LANCAR
(Rp)
UTANG LANCAR
(Rp)
CR
(%)
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 1.980.116.000.000 473.960.000.000 4,18
2 AUTO Astra Auto Part Tbk 5.029.517.000.000 2.661.312.000.000 1,89
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 8.824.900.000.000 2.327.048.000.000 3,79
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 748.111.003.000 158.990.741.000 4,71
5 GGRM Gudang Garam Tbk 34.604.461.000.000 20.094.580.000.000 1,72
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk 6.843.853.000.000 2.964.235.000.000 2,31
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 262.716.285.534 89.003.869.709 2,95
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 32.464.497.000.000 19.471.309.000.000 1,67
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 16.846.248.000.000 2.740.089.000.000 6,15
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 9.004.667.000.000 4.361.546.000.000 2,06
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 6.441.710.544.081 2.640.590.023.748 2,44
12 LION Lion Metal Works Tbk 428.821.050.227 63.728.680.126 6,73
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 115.485.009.525 27.518.969.110 4,20
14 MERK Merck Tbk 588.237.590.000 147.818.253.000 3,98
15 MYOR Mayora Indah Tbk 6.430.065.428.871 2.631.646.469.682 2,44
16 SMGR Semen Gresik Tbk 9.972.110.370.000 5.297.630.537.000 1,88
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 1.097.152.037.422 523.047.319.216 2,10
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 1.089.798.514.557 496.494.829.421 2,19
19 TRST Trias Sentosa Tbk 1.194.457.109.014 1.045.073.685.266 1,14
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 3.991.115.858.814 1.347.465.965.403 2,96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
CURRENT RATIO TAHUN 2014
No. Kode
Emiten Nama Emiten
AKTIVA
LANCAR
(Rp)
UTANG LANCAR
(Rp)
CR
(%)
1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 2.263.728.000.000 398.238.000.000 5,68
2 AUTO Astra Auto Part Tbk 5.138.080.000.000 3.857.809.000.000 1,33
3 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 10.009.670.000.000 4.467.240.000.000 2,24
4 DLTA Delta Djakarta Tbk 854.176.144.000 190.952.635.000 4,47
5 GGRM Gudang Garam Tbk 38.532.600.000.000 23.783.134.000.000 1,62
6 GJTL Gajah Tunggal Tbk 6.283.252.000.000 3.116.223.000.000 2,02
7 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 302.146.092.589 73.319.694.812 4,12
8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 40.995.736.000.000 22.681.686.000.000 1,81
9 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 16.086.773.000.000 3.260.559.000.000 4,93
10 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk 8.709.315.000.000 4.916.448.000.000 1,77
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 8.120.805.370.192 2.385.920.172.489 3,40
12 LION Lion Metal Works Tbk 488.268.612.706 132.155.047.433 3,69
13 LMSH Lionmesh Prima Tbk 107.779.916.138 19.357.303.490 5,57
14 MERK Merck Tbk 595.338.719.000 129.820.145.000 4,59
15 MYOR Mayora Indah Tbk 3.801.854.020.838 2.531.390.441.551 1,50
16 SMGR Semen Gresik Tbk 11.648.544.675.000 5.273.269.122.000 2,21
17 SMSM Selamat Sempurna Tbk 1.133.730.000.000 536.800.000.000 2,11
18 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 1.115.004.308.039 528.814.814.904 2,11
19 TRST Trias Sentosa Tbk 1.182.292.914.595 955.175.792.503 1,24
20 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 3.714.700.991.066 1.237.332.206.210 3,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN VI
PENGKLASIFIKASIAN DIVIDEN KAS
No. Kode Emiten 2010 2011 2012 2013 2014
1 AMFG 1 1 1 1 1
2 AUTO 2 1 1 1 1
3 CPIN 2 2 2 2 2
4 DLTA 1 1 1 1 1
5 GGRM 3 4 4 4 4
6 GJTL 1 1 1 1 1
7 IGAR 1 1 1 1 1
8 INDF 2 3 4 4 3
9 INTP 2 2 2 4 4
10 JPFA 1 2 1 1 1
11 KLBF 1 2 2 2 2
12 LION 1 1 1 1 1
13 LMSH 1 1 1 1 1
14 MERK 1 1 1 1 1
15 MYOR 1 1 1 1 1
16 SMGR 3 3 4 4 4
17 SMSM 1 1 1 1 1
18 TOTO 1 1 1 1 1
19 TRST 1 1 1 1 1
20 TSPC 1 1 1 1 1
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Tinggi
4 = Sangat tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
LAMPIRAN VII
PENGKLASIFIKASIAN LABA AKUNTANSI
No. Kode Emiten 2010 2011 2012 2013 2014
1 AMFG 1 1 1 1 1
2 AUTO 1 1 1 1 1
3 CPIN 2 2 2 2 2
4 DLTA 1 1 1 1 1
5 GGRM 4 4 4 4 4
6 GJTL 1 1 1 1 1
7 IGAR 1 1 1 1 1
8 INDF 4 4 4 3 4
9 INTP 3 3 4 4 4
10 JPFA 1 1 1 1 1
11 KLBF 1 2 2 2 2
12 LION 1 1 1 1 1
13 LMSH 1 1 1 1 1
14 MERK 1 1 1 1 1
15 MYOR 1 1 1 1 1
16 SMGR 3 3 4 4 4
17 SMSM 1 1 1 1 1
18 TOTO 1 1 1 1 1
19 TRST 1 1 1 1 1
20 TSPC 1 1 1 1 1
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Tinggi
4 = Sangat tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
LAMPIRAN VIII
PENGKLASIFIKASIAN MARKET TO BOOK VALUE OF ASSET
No. Kode Emiten 2010 2011 2012 2013 2014
1 AMFG 1 1 1 1 1
2 AUTO 2 2 1 1 1
3 CPIN 4 4 3 3 1
4 DLTA 2 2 4 4 2
5 GGRM 2 2 2 1 1
6 GJTL 1 1 1 1 1
7 IGAR 4 1 1 1 1
8 INDF 2 1 1 1 1
9 INTP 3 2 3 2 2
10 JPFA 1 1 1 1 1
11 KLBF 3 3 4 3 2
12 LION 1 1 1 1 1
13 LMSH 1 1 1 1 1
14 MERK 3 3 4 4 2
15 MYOR 2 2 2 2 1
16 SMGR 3 2 3 2 1
17 SMSM 1 2 2 2 1
18 TOTO 2 2 2 2 1
19 TRST 1 1 1 1 1
20 TSPC 2 2 3 2 1
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Tinggi
4 = Sangat tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
LAMPIRAN IX
PENGKLASIFIKASIAN CURRENT RATIO
No. Kode Emiten 2010 2011 2012 2013 2014
1 AMFG 2 3 2 3 3
2 AUTO 1 1 1 1 1
3 CPIN 2 2 2 2 2
4 DLTA 4 4 3 3 3
5 GGRM 2 1 2 1 1
6 GJTL 1 1 1 2 2
7 IGAR 4 3 2 2 3
8 INDF 2 1 2 1 1
9 INTP 3 4 4 4 3
10 JPFA 2 1 1 2 1
11 KLBF 3 2 2 2 2
12 LION 4 4 4 4 2
13 LMSH 2 2 3 3 3
14 MERK 4 4 2 2 3
15 MYOR 2 2 2 2 1
16 SMGR 2 2 1 1 2
17 SMSM 2 2 2 2 2
18 TOTO 2 1 2 2 2
19 TRST 1 1 1 1 1
20 TSPC 2 2 2 2 2
1 = Sangat tidak lancar
2 = Tidak lancar
3 = Lancar
4 = Sangat Lancar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN X
ANALISIS TABULASI SILANG
LABA AKUNTANSI DENGAN DIVIDEN KAS
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Klasifikasi Dividen * Klasifikasi Laba Akuntansi
100 100,0% 0 0,0% 100 100,0%
Klasifikasi Dividen * Klasifikasi Laba Akuntansi Crosstabulation
Count
Klasifikasi Laba Akuntansi
Total 1,00 2,00 3,00 4,00
Klasifikasi Dividen 1,00 69 0 0 0 69
2,00 2 9 2 2 15
3,00 0 0 2 3 5
4,00 0 0 1 10 11 Total 71 9 5 15 100
Symmetric Measures
Value
Asymptotic Standardized
Errora Approximate Tb Approximate Significance
Interval by Interval Pearson's R ,935 ,023 26,060 ,000c Ordinal by Ordinal Spearman
Correlation ,960 ,022 34,049 ,000c
N of Valid Cases 100 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
ANALISIS TABULASI SILANG
MARKET TO BOOK VALUE OF ASSET DENGAN DIVIDEN KAS
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Klasifikasi Dividen * Klasifikasi Market to Book Value of Asset
100 100,0% 0 0,0% 100 100,0%
Klasifikasi Dividen * Klasifikasi Market to Book Value of Asset Crosstabulation
Count
Klasifikasi Market to Book Value of Asset
Total 1,00 2,00 3,00 4,00
Klasifikasi Dividen 1,00 41 19 4 5 69
2,00 2 4 6 3 15
3,00 2 2 1 0 5
4,00 5 5 1 0 11 Total 50 30 12 8 100
Symmetric Measures
Value
Asymptotic Standardize
d Errora Approximate Tb Approximate Significance
Interval by Interval Pearson's R ,093 ,083 ,921 ,359c Ordinal by Ordinal Spearman
Correlation ,244 ,096 2,493 ,014c
N of Valid Cases 100 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
ANALISIS TABULASI SILANG
CURRENT RATIO DENGAN DIVIDEN KAS
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Klasifikasi Dividen * Klasifikasi Current Ratio
100 100,0% 0 0,0% 100 100,0%
Klasifikasi Dividen * Klasifikasi Current Ratio Crosstabulation
Count
Klasifikasi Current Ratio
Total 1,00 2,00 3,00 4,00
Klasifikasi Dividen 1,00 16 31 13 9 69
2,00 2 10 1 2 15
3,00 2 3 0 0 5
4,00 6 3 1 1 11 Total 26 47 15 12 100
Symmetric Measures
Value
Asymptotic Standardized
Errora Approximate Tb Approximate Significance
Interval by Interval Pearson's R -,187 ,099 -1,888 ,062c Ordinal by Ordinal Spearman
Correlation -,176 ,099 -1,772 ,079c
N of Valid Cases 100 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI