hubungan motivasi, persepsi dan beban kerja …lib.unnes.ac.id/1470/1/7093.pdf · analisis data...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN MOTIVASI, PERSEPSI DAN BEBAN KERJA
TERHADAP KINERJA GURU UKS DALAM PELAKSANAAN
USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI SEKOLAH
DASAR NEGERI (SDN) KECAMATAN PRINGAPUS
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010
SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh:
Astuti Febiana Mustofa 6450406070
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
ii
ABSTRAK
Astuti Febiana Mustofa. Hubungan Motivasi, Persepsi dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Guru UKS Dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2010, XII+ 66 halaman+ 15 tabel+ 3 gambar+ 15 lampiran
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Penyakit gigi yang sering dan berkelanjutan dapat mengganggu kondisi fisik dan mental sehingga akan menurunkan proses belajar pada anak sekolah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah adakah hubungan antara motivasi, persepsi dan beban kerja terhadap kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS di SDN Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi, persepsi dan beban kerja terhadap kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS di sekolah dasar Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.
Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan rancangan Cross sectional. Populasi penelitian berjumlah 25 guru UKS. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi Square dengan α=0,05.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara motivasi (ρ= 0,025 dan CC=0,468) dan beban kerja guru UKS (ρ=0,04 dan CC=0,529) dengan kinerja dalam pelaksanaan kegiatan UKGS. Sedangkan persepsi guru UKS (ρ value=0,859 dan CC=0,115) tidak ada hubungannya dengan kinerja dalam pelaksanaan kegiatan UKGS.
Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang untuk meningkat motivasi guru UKS melalui pemberian imbalan dan insentif sebagai upaya meningkatkan kinerja serta lebih mengoptimalkan peran lintas program dan lintas sektor untuk mendukung program UKGS. Disarankan kepada guru UKS untuk mengevaluasi kembali beban kerja dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan mengikuti pelatihan UKGS yang dilaksanakan oleh Puskesmas dengan dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. Kata Kunci: Motivasi, Persepsi, Beban Kerja, Kinerja, UKGS Kepustakaan: 45 (2000-2009)
iii
ABSTRACT
Astuti Febiana Mustofa, 2010. The Relationship between UKS Teacher’s Motivation, Perception and Workload toward the Performance in Implementing The Activity of UKGS in Elementary School of Pringapus, Semarang District in 2010, XII+ 66 pages + 15 tables + 3 figures+ 15 appendices
Dental hygiene and oral health is part of a healthy body that cannot be separated from each other. Dental desease which often generate to generate to feel keen and continuous will very bother physical and psychological condition so that will degrade the leaming process of the students.
The statement of problem of this research is whether there is any relationship between UKS teacher’s motivation, perception and workload toward the performance in implementing the activity of UKGS in elementary school of Pringapus, Semarang District in 2010. The purpose of this research is to know whether there is any relationship between UKS teacher’s motivation, perception and workload toward the performance in implementing the activity of UKGS in elementary school of Pringapus, Semarang District in 2010.
The research method that used of this research was explanatory research with cross sectional approach. The population was 25 UKS teachers. The sample was taken using total sampling technique. The instrument used in this research was questionnaires. The data analysis was done nd bivariantly through chi-square test with degree of meaning (α)=0,05.
Based on the result of the study, it can be concluded that there was a relationship between the UKS teacher’s motivation (ρ= 0,025 and CC=0,468) and workload (ρ=0,04 and CC=0,529) toward the performance in implementing the activity of UKGS. Whereas there was not a relation between the UKS teacher’s perception (ρ=0,859 and CC=0,115) toward the performance in implementing the activity of UKGS.
The Semarang District Health Office is suggested to increase the UKS teacher’s motivation through the provision of rewards and incentives as an attempt to improve the UKS teacher’s performance and optimize the role of cross-programmes and across sectors to support the UKGS program. The UKS teacher is suggested to evaluate the workload and improve their knowledge and skills with UKGS training conducted by Public Health Centre with support of Semarang District Health Office.
Keywords: Motivation, Perception, Workload, Performance, UKGS References: 45 (2000-2009)
iv
PENGESAHAN
Telah dipertahankan di hadapan panitia sidang ujian skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, skripsi atas nama Astuti Febiana Mustofa, NIM 6450406070 yang berjudul “Hubungan Motivasi, Persepsi dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Guru UKS Dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2010”. Pada hari: Rabu Tanggal : 26 Januari 2010
Panitia Ujian
Ketua Panitia Sekretaris Drs. H. Harry Pramono, M.Si Widya Hary C. SKM, M.Kes NIP 195910191985031001 NIP 197712272005012001
Dewan Penguji Tanggal Persetujuan
Ketua penguji 1.Drs. Herry Koesyanto, M.S NIP 19581221986011001
Anggota Penguji 2. Drs. Bambang Budi R., M.Si (Pembimbing Utama) NIP 196012171986011001 Anggota Penguji 3. dr. Fitri Indrawati (Pembimbing Pendamping) NIP 198307112008012008
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Mimpi sebenarnya adalah ruang yang selalu mendahului kenyataan dan tidak
ada satu kenyataan yang terbentuk dalam diri seseorang diluar mimpi-
mimpinya. (Anis Matta)
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena
di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan
untuk berhasil. (Mario Teguh)
Persembahan:
Skripsi ini Ananda persembahkan kepada:
1. Bapak (Mashad Mustofa) dan Ibu (Siti
Rokhayati) tercinta sebagai darma bhakti
Ananda
2. Adik-adikku tersayang
(Nurul Fadhilah M. dan Irsyad Majid)
3. Almamaterku UNNES
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan Motivasi, Persepsi Dan Beban Kerja
Terhadap Kinerja Guru UKS Dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kecamatan Pringapus Kabupaten
Semarang Tahun 2010” dapat terselesaikan.
Penyelesaian skripsi ini dimaksudkan untuk memperoleh gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang.
Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian sampai tersusunnya skripsi ini,
dengan rasa rendah hati, saya sampaikan terima kasih yang tulus kepada yang
terhormat:
1. Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Semarang, Drs. Said Junaidi, M. Kes., atas ijin penelitian.
2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang, dr. H. Mahalul Azam, M. Kes., atas ijin
penelitian.
3. Pembimbing I, Drs. Bambang Budi Raharjo, M.Si., atas arahan, bimbingan
dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
4. Pembimbing II, dr. Fitri Indrawati, atas arahan, bimbingan, dan motivasi
dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Sungatno, atas arahan dan bantuan dalam mengurus perijinan.
6. Kepala Sekolah Dasar Kecamatan Pringapus atas ijin untuk melakukan
penelitian.
vii
7. Bapak, ibu dan adik serta keluarga tercinta atas kasih sayang, perhatian,
bantuan, motivasi dan do’a dalam penyusunan skripsi ini.
8. Temanku Zulfi, Afri, A’laa, Nesia, Endah, Novita dan Reza terima kasih atas
dukungan dan bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Sahabatku Siyam, Ela, Eni, Ervie, Nurul, Nayla, Loly, Titin, Kristi, Sinta dan
Pak Rudjito terima kasih atas dukungan dan bantuannya dalam suka dan duka
atas kasih sayang dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Teman-teman Ilmu Kesehatan Masyarakat Angkatan 2006 atas kekompakan
dan kerjasama.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas dengan melimpah amal baik Bapak, Ibu,
dan Saudara. Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan skripsi
ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Semarang, November 2010
Penyusun
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .......................................................................................................... i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
ABSTRACT.................................................................................................... iii
PERSETUJUAN ........................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 8
1.5 Keaslian Penelitian ................................................................................ 9
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 12
2.1 Landasan Teori ...................................................................................... 12
2.1.1 . Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) ................................................ 12
2.1.2 Kinerja .................................................................................................. 16
2.1.3 Motivasi ................................................................................................. 26
ix
2.1.4 Persepsi .................................................................................................. 31
2.1.5 Beban Kerja ........................................................................................... 34
2.2 Kerangka Teori ...................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 39
3.1 Kerangka Konsep................................................................................... 39
3.2 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 39
3.3 Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................................. 40
3.4 Variabel Penelitian ................................................................................. 40
3.5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ............................. 40
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 41
3.7 Instrumen Penelitian .............................................................................. 42
3.8 Sumber Data Penelitian .......................................................................... 43
3.9 Teknik Pengambilan Data ...................................................................... 44
3.10 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 47
4.1. Deskripsi Data ....................................................................................... 47
4.2. Hasil Penelitian ...................................................................................... 50
BAB V PEMBAHASAN ............................................................................... 56
5.1 Pembahasan ........................................................................................... 56
5.2 Hambatan dan Kelemahan Penelitian ..................................................... 60
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 61
6.1 Simpulan ............................................................................................... 61
6.2 Saran ..................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 63
LAMPIRAN .................................................................................................. 67
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Matrik Keaslian Penelitian ................................................................... 9
1.2 Matrik Perbedaan Penelitian ................................................................. 10
2.1 Alokasi Waktu Satu Jam Tatap Muka ................................................... 35
3.1 Definisi Operasional............................................................................. 40
4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 48
4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ............................................ 48
4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja ................................... 49
4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................... 49
4.5 Distribusi Motivasi Responden ............................................................. 50
4.6 Distribusi Persepsi Responden ............................................................. 51
4.7 Distribusi Beban Kerja Responden ....................................................... 51
4.8 Distribusi Kinerja Responden ............................................................. 52
4.9 Tabulasi Silang Antara Motivasi Dengan Kinerja Guru UKS ............... 53
4.10 Tabulasi Silang Antara Persepsi Dengan Kinerja Guru UKS ............. 54
4.11 Tabulasi Silang Antara Beban Kerja Dengan Kinerja Guru UKS ....... 55
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Proses Perseptual: Suatu Interpretasi Individual ................................... 31
2.2 Kerangka Teori .................................................................................... 37
3.1 Kerangka Konsep ................................................................................ 38
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kuesioner Penelitian ........................................................................... 68
2. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen ............................................. 74
3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ..................................... 76
4. Data Responden Penelitian .................................................................. 80
5. Tabulasi Data Hasil Penelitian............................................................. 81
6. Hasil Analisis Univariat ...................................................................... 83
7. Hasil Analisis Bivariat ........................................................................ 85
8. Dokumentasi Penelitian....................................................................... 93
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut,
pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan
realistis sesuai pentahapannya. (Depkes RI, 2009: 1)
Salah satu pokok program Indonesia Sehat 2010 adalah pokok program
upaya kesehatan. Program yang termasuk dalam upaya kesehatan ini adalah
program pemberantasan penyakit menular dan program pencegahan penyakit
tidak menular. Tujuan umum dari program ini adalah untuk meningkatkan
pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang berhasilguna dan berdayaguna serta
terjangkau oleh segenap anggota masyarakat. Adapun salah satu tujuan
khususnya adalah menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan dari
penyakit menular dan penyakit tidak menular termasuk kesehatan gigi. (Depkes
RI, 2003:8)
Masalah kesehatan gigi yang mempunyai prevalensi cukup tinggi di
Indonesia adalah penyakit kelainan jaringan penyangga gigi (periodontal disease)
dan karies gigi. Kedua penyakit tersebut mempunyai dampak yang luas, yaitu
gangguan pada kualitas hidup antara lain keterbatasan fungsi gigi, disabilitas fisik,
ketidaknyamanan psikis, dan disabilitas psikis. Hal ini dapat mempengaruhi
2
komunikasi, nutrisi, kegiatan belajar, dan aktivitas anak lainnya yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. (Nurmala Situmorang
Tampubolon, 2005: 13)
Sampai sekarang, karies masih merupakan masalah kesehatan baik di
negara maju maupun di negara-negara bekembang. Menurut data World Health
Organization (WHO) yang diperoleh dari enam wilayah (Afrika, Amerika, Asia
Tenggara, Eropa, negara bagian barat Pasifik dan negara bagian timur
Mediterranian) menunjukkan bahwa rerata pengalaman karies pada anak usia 12
tahun berkisar 2,4. Kelompok 12 tahun ini merupakan indikator kritis, karena
sekitar 76,97% karies menyerang pada usia tersebut. Hal ini masih jauh dari target
WHO di mana indeks Decay Missing Filling-Teeth (DMF-T) pada tahun 2010
adalah 1,0. (WHO, 2000)
Di Indonesia, berbagai penelitian kesehatan gigi dan mulut menunjukkan
tingginya prevalensi dan keparahan penyakit karies dan penyakit periodontal.
Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, menyatakan di antara
penyakit yang dikeluhkan dan yang tidak dikeluhkan, prevalensi penyakit gigi dan
mulut adalah tertinggi meliputi 60% penduduk. Prevalensi pengalaman karies
cenderung meningkat dengan bertambahnya usia yaitu 43,9% pada usia 12 tahun
dengan DMF-T 1,1 sampai mencapai 80,1% pada usia 35-44 tahun dengan DMF-
T 4,7. Hasil studi SKRT tahun 2004 menunjukkan peningkatan prevalensi karies
yaitu mencapai 90,05% dan ini tergolong lebih tinggi dibandingkan dengan negara
berkembang lainnya. (Sondang Pintauli dan Taizo Hamada, 2008: 4)
Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang petugas bidang promosi
kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang (2010), diketahui bahwa
3
penyebab non-klinis penyakit gigi pada siswa sekolah dasar (SD) adalah
rendahnya tingkat pemeliharaan gigi oleh siswa. Pemeliharaan gigi siswa sekolah
secara umum terkait dengan peran stakeholders dan orang-orang yang relatif
dekat dengan siswa yang terkait dengan masalah kesehatan gigi seperti: (1).
Keluarga siswa terutama orang tua, (2). Guru khususnya melalui kegiatan
UKS/UKGS dan pelajaran atau pendidikan kesehatan, dan (3). Tenaga kesehatan
gigi di puskesmas, melalui pelayanan di puskesmas dan UKGS.
Program pelayanan upaya kesehatan gigi dan mulut yang ditujukan kepada
siswa sekolah adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang merupakan
salah satu upaya pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut dan menjadi salah
satu sub program pokok puskesmas. Program UKGS sampai saat ini telah
dilaksanakan secara berkesinambungan, namun masih belum menjangkau seluruh
SD di Indonesia. Dari data yang ada, hasilnya belum mencapai target (80% SD).
Di Jawa Tengah masih mencakup 40,52% SD UKGS tahap III. (Depkes RI, 2004:
20)
Data pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas Provinsi Jawa
Tengah tahun 2007 sampai dengan 2009, menunjukkan wilayah Kabupaten
Semarang mengalami peningkatan rasio tambal/cabut gigi dan peningkatan
persentase murid SD yang perlu mendapat perawatan gigi dan mulut. Data
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas tahun 2007, menunjukkan
wilayah Kabupaten Semarang memiliki rasio tambal/cabut gigi sebesar 0,91
dengan persentase murid SD yang perlu mendapat perawatan sebesar 30,19%
dari 67,68% murid SD yang diperiksa gigi dan mulut. Rasio tambal/cabut
tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2008 menjadi 1,24. Sedangkan
4
persentase murid SD yang perlu mendapat perawatan juga meningkat mencapai
33,22% dari 71,84% murid SD yang diperiksa gigi dan mulut. Pada tahun
2009 rasio tambal/cabut gigi kembali meningkat mencapai 1,35 dan persentase
murid SD yang perlu mendapat perawatan meningkat mencapai 33,97% dari
70,33% murid SD yang diperiksa gigi dan mulut. (Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah, 2007-2009)
Data pelayanan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) Dinas Kesehatan
Kabupaten Semarang, menunjukkan peningkatan persentase murid SD yang perlu
mendapat perawatan gigi dan mulut di wilayah Puskesmas Pringapus. Data
pelayanan UKGS wilayah Puskesmas Pringapus selama tahun 2007 menunjukkan
dari 69,13% murid SD yang diperiksa gigi dan mulut, sebesar 24,34% murid SD
perlu mendapat perawatan. Pesentase murid SD yang perlu mendapat perawatan
meningkat pada tahun 2008 menjadi 100% dari 20,13% murid SD yang diperiksa
gigi dan mulut. Pada tahun 2009, data pelayanan UKGS puskesmas Pringapus
menunjukkan 81,43% murid SD perlu mendapat perawatan dari 98,68% murid
SD yang diperiksa gigi dan mulut. (Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2007-
2009)
Salah satu kebijakan yang diambil oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Semarang adalah peningkatan partisipasi seluruh lapisan masyarakat dalam
rangka meningkatkan kesadaran, kemampuan dan membentuk perilaku hidup
sehat serta ikut dalam upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat
kesehatan. Hal ini sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan menuju visi
Indonesia Sehat 2010 yaitu terciptanya masyarakat Indonesia yang hidup dalam
5
lingkungan dengan perilaku hidup sehat. (Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang,
2008: 3)
UKGS dengan sasaran anak sekolah adalah pelaksanaan upaya pelayanan
kesehatan gigi dari tingkat pelayanan promotif, preventif dan kuratif atas dasar
permintaan dan kebutuhan. Tujuan UKGS adalah terciptanya kondisi dimana anak
didik mempunyai pengetahuan, kesadaran dan kemampuan pemeliharaan diri
sehingga mampu mencegah terjadinya penyakit atau kelainan gigi dan mulut, serta
mengambil tindakan yang tepat untuk mencari pengobatan apabila diperlukan dan
mendapatkan pengobatan atau perawatan yang memadai sehingga tercapai derajat
kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Pelaksanaan upaya ini secara langsung
menggabungkan potensi orang tua siswa, guru dan tenaga kesehatan gigi
puskesmas maupun dari dinas kesehatan setempat. Ketiga unsur tersebut
merupakan kesatuan yang saling menunjang untuk peningkatan pelaksanaan
kegiatan UKGS. Adapun hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan
UKGS adalah kinerja guru UKS, dokter kecil, anak didik, sarana, dana sehat dan
pembinaan petugas puskesmas. (Depkes RI, 2004:21)
Tri Erri Astoeti (2006: 20) menyatakan bahwa guru adalah orang yang
membantu orang lain belajar dengan melatih, menerangkan, memberi ceramah,
mengatur disiplin, menciptakan pengalaman dan mengevaluasi kemampuan siswa.
Guru dapat berperan sebagai konselor, pemberi instruksi, motivator, manajer dan
model dalam menunjukkan sesuatu yang baik misalnya dalam perawatan gigi.
Guru menjadi panutan perilaku termasuk perilaku kesehatan siswa. Oleh sebab
itu, mereka juga harus mempunyai sikap dan perilaku positif dan merupakan
pendorong atau penguat perilaku sehat anak sekolah.
6
Henry Simamora (1995) dalam Anwar Prabu Mangkunegara (2006:14)
menyatakan bahwa ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap kinerja personal,
yaitu faktor individu, faktor psikologi dan faktor organisasi. Faktor individu
terdiri dari kemampuan dan keterampilan, latar belakang keluarga, dan demografi.
Faktor organisasi terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan
desain pekerjaan. Faktor psikologi terdiri dari persepsi,motivasi, sikap,
kepribadian, dan belajar. Ketiga kelompok faktor tersebut dapat mempengaruhi
perilaku kerja yang selanjutnya berefek kepada kinerja personal.
Hasil wawancara sementara dengan 10 orang guru UKS SD di Kecamatan
Pringapus pada bulan April 2010, menunjukkan bahwa kinerja guru UKS dalam
pelaksanaan UKGS masih belum optimal. Kegiatan promotif dan preventif UKGS
berupa penyuluhan kesehatan gigi dengan gerakan sikat gigi bersama satu bulan
sekali, tidak dilaksanakan secara rutin oleh 60% responden, 80% responden tidak
melaksanakan pencatatan laporan dan evaluasi kegiatan UKGS, serta 50%
responden jarang melakukan rujukan penyakit gigi ke puskesmas bagi anak didik,
sehingga banyak anak didik datang ke puskesmas untuk memeriksakan penyakit
giginya dengan kondisi yang sudah parah. Adapun beberapa permasalahan yang
berkaitan dengan rendahnya kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS
berdasarkan wawancara tersebut antara lain: (1). Beban kerja dimana 100%
responden memiliki tugas rangkap dan merasa tidak memiliki cukup waktu untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya, (2). Motivasi dalam melaksanakan UKGS kurang
karena 60% responden hanya melaksanakan UKGS begitu saja tanpa ada
keinginan untuk lebih maju dan berkembang, (3). Persepsi sebagai pelaksana
UKGS dimana 60% responden merasa kurang berperan dalam pengambilan
7
keputusan tentang pelaksanaan UKGS dan merasa kurang bebas dalam
melaksanakan UKGS.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diasumsikan beberapa hal yang dapat
mempengaruhi kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS yaitu beban kerja,
motivasi dan persepsi guru UKS. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui
hubungan motivasi, persepsi dan beban kerja terhadap kinerja guru UKS dalam
pelaksanaan UKGS di sekolah dasar (SD) Kecamatan Pringapus, Kabupaten
Semarang.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, maka dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan antara motivasi dengan kinerja guru UKS dalam
pelaksanaan UKGS di SDN Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ?
2. Apakah ada hubungan antara persepsi dengan kinerja guru UKS dalam
pelaksanaan UKGS di SDN Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ?
3. Apakah ada hubungan antara beban kerja dengan kinerja guru UKS dalam
pelaksanaan UKGS di SDN Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi,
persepsi dan beban kerja terhadap kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS di
SDN Kecamatan Pringapus.
8
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Menggambarkan hubungan motivasi dengan kinerja guru UKS dalam
pelaksanaan UKGS
2. Menggambarkan hubungan persepsi dengan kinerja guru UKS dalam
pelaksanaan UKGS
3. Menggambarkan hubungan beban kerja dengan kinerja guru UKS dalam
pelaksanaan UKGS
4. Menggambarkan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Peneliti
Manfaat yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui hubungan antara
motivasi, persepsi dan beban kerja terhadap kinerja guru UKS dalam pelaksanaan
UKGS, menambah informasi, pengetahuan, dan dapat mengaplikasikan teori-teori
yang diperoleh selama kuliah terhadap permasalahan kesehatan yang ada
dilapangan.
1.4.2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang
Manfaat bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang khususnya petugas di
bagian Promosi Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan yaitu dapat dijadikan
sebagai bahan kajian dalam pengembangan program UKGS ataupun dalam
pemberian pengarahan, bimbingan dan evaluasi terhadap petugas pelaksana
program UKGS.
1.4.3. Bagi Pelaksana Program UKGS di Puskesmas
Manfaat bagi petugas pelaksana UKS dan UKGS di Puskesmas yaitu dapat
dijadikan sebagai bahan kajian dan informasi untuk dipergunakan dalam
perencanaan, evaluasi dan pembinaan petugas pelaksana program UKGS.
9
1.4.4. Bagi Guru UKS
Manfaat bagi guru UKS yaitu dapat dijadikan sebagai gambaran dan
masukan dalam upaya meningkatkan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan
UKGS.
1.5. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Matrik Keaslian Penelitian
No. Judul Penelitian
Nama Penelitia
n
Tahun dan Tempat
Penelitian
Rancangan
Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Hubungan
Sumber Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpinan Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008
Ali Imron 2008, Puskesmas di Kota Medan
Explanatory research
Variabel Bebas : sumber daya organisasi (sumber daya manusia, sarana dan prasarana) dan fungsi kepemimpinan (perencanaan, pengambilan keputusan dan pengawasan pegawai ) Variabel terikat : Kinerja tim UKGS puskesmas
Ada hubungan yang bermakna antara variabel sarana dan prasarana (p=0,038 dan r=0,492) dengan kinerja tim UKGS.
2. Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Koordinator SP2TP Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2005
Linda Tambun
2005, Puskesmas Di Kota Medan
Explanatory reseach
Variabel bebas : beban kerja Variabel terikat: kinerja koordinator SP2TP puskesmas
Terdapat hubungan beban kerja dengan kinerja koordinator SP2TP puskesmas (p=0,000 dan r=0,827)
10
Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumya dapat dilihat
pada matriks di bawah ini :
Tabel 1.2 Matrik Perbedaan Penelitian
No. Pembeda Ali Imron Linda Tambun Astuti Febiana Mustofa (1) (2) (3) (4) (5) 1. Judul Hubungan Sumber
Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpinan Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008
Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Koordinator SP2TP Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2005
Hubungan Motivasi, Persepsi Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Guru UKS Dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di SDN Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2010
2. Tahun dan Tempat Penelitian
2008, Puskesmas di Kota Medan
2005, Puskesmas di Kota Medan
2010, SDN di Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
3. Variabel Penelitian
Variabel bebas : sumber daya organisasi dan fungsi kepemimpinan Variabel terikat : kinerja tim UKGS puskesmas
Variabel bebas: Beban kerja Variabel terikat: Kinerja koordinator SP2TP puskesmas
Variabel bebas : motivasi, persepsi dan beban kerja Variabel terikat : kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS
1.6. Ruang Lingkup Penelitian
1.6.1. Ruang Lingkup Tempat
Lingkup tempat penelitian ini adalah sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang.
1.6.2. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari pengambilan data sampai dengan
penelitian pada bulan Maret sampai bulan Agustus tahun 2010.
11
1.6.3. Ruang Lingkup Materi
Penelitian ini termasuk dalam ilmu kesehatan masyarakat khususnya dalam
bidang administrasi kebijakan kesehatan yang meneliti tentang motivasi, persepsi,
beban kerja dan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
2.1.1.1 Pengertian UKGS
Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
kegiatan pokok puskesmas yang bersifat menyeluruh, terpadu dan meliputi upaya
peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan penyakit gigi dan mulut.
Pelayanan kesehatan gigi puskesmas juga dilakukan dengan mengembangkan
program pelayanan luar puskesmas, yaitu dengan program UKGS. Program
UKGS menjadikan SD sebagai pusat pelayanan kesehatan gigi dalam skala
terbatas. (Depkes RI, 2004: 5)
Menurut Eliza Herijulianti, dkk., (2002: 125), UKGS adalah bagian
integral dari UKS yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana, pada para siswa, terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar (STD) dalam
kurun waktu tertentu, diselenggarakan secara berkesinambungan melalui paket
UKS yaitu paket minimal, paket standar dan paket optimal. UKGS di
lingkungan STD memiliki sasaran semua anak sekolah tingkat pendidikan
dasar (6-14 tahun). Pelayanan kesehatan ini diberikan pada anak usia sekolah
dengan tujuan agar tercapai derajat kesehatan gigi dan mulut siswa yang optimal.
UKGS merupakan suatu komponen dari UKS yang merupakan suatu paket
pelayanan asuhan sistematik yang ditujukan bagi anak usia sekolah di lingkungan
13
sekolah dalam bentuk pelayanan promotif, promotif-preventif hingga pelayanan
paripurna.
2.1.1.2 Tujuan UKGS
Tujuan UKGS adalah :
1. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak sekolah dengan mengadakan usaha
preventif dan promotif.
2. Mengusahakan timbulnya kesadaran dan keyakinan bahwa untuk
meningkatkan taraf kesehatan gigi perlu pemeliharaan kebersihan mulut (oral
hygiene).
3. Mengusahakan agar anak-anak sekolah dasar mau memelihara kebersihan
mulutnya di rumah (habit formation)
4. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak sekolah dasar dengan menjalankan
usaha kuratif apabila usaha preventif gagal melalui sistem selektif (selectif
approach).
5. Meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan gigi dengan suatu sistem
pembayaran yang bersifat pra-upaya (pre-payment sistem). (Depkes RI, 2004:
8)
2.1.1.3 Sasaran Pelaksanaan UKGS
Sasaran pelaksanaan dan pembinaan UKGS meliputi sasaran primer,
sekunder dan tersier. Sasaran primer adalah peserta didik atau siswa sekolah.
Sasaran sekunder adalah guru, petugas kesehatan, pengelola pendidikan dan orang
tua siswa, sedangkan sasaran tersier meliputi :
1. Lembaga pendidikan termasuk perguruan agama serta pondok pesantren
beserta lingkungannya.
2. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
14
3. Lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Untuk mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut anak sekolah yang
optimal, UKGS harus diutamakan pada upaya kesehatan masyarakat yang
ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh
peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan
perorangan berupa upaya kuratif bagi individu yang memerlukan perawatan
kesehatan gigi dan mulut. (Depkes RI, 2004: 12)
2.1.1.4 Kegiatan Pelayanan UKGS
2.1.1.4.1 Paket Minimal UKS yaitu UKGS tahap I
1. Pendidikan/penyuluhan/KIE kesehatan gigi dan mulut
2. Pencegahan penyakit gigi dan mulut
2.1.1.4.2 Paket Standar UKS yaitu UKGS tahap II
1. Pelatihan guru UKS/Penjaskes dan tenaga kesehatan di Puskesmas dalam
bidang kesehatan gigi dan mulut
2. Pendidikan/penyuluhan/KIE kesehatan gigi dan mulut pada siswa
3. Pencegahan penyakit gigi dan mulut
4. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas I
5. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit
6. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada kelas I-VI (care on demand)
7. Rujukan oleh guru bagi yang memerlukan
2.1.1.4.3 Paket Optimal UKS yaitu UKGS tahap III
1. Pelatihan guru (kelas/UKS/Penjaskes) dan tenaga kesehatan dalam bidang
kesehatan gigi dan mulut
2. Pendidikan/penyuluhan/KIE kesehatan gigi dan mulut bagi siswa kelas I-VI
3. Pencegahan penyakit gigi dan mulut
15
4. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas I dan kelas terpilih
5. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit
6. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada kelas I-VI (care on demand)
7. Pelayanan medik gigi dasar sesuai kebutuhan (treatment need) pada siswa
kelas terpilih. (Depkes RI, 2004: 21)
2.1.1.6 Tenaga Pelaksana UKGS
2.1.1.6.1 Tenaga kesehatan gigi
Tenaga puskesmas yang ditugaskan mengurus kegiatan pokok kesehatan
gigi dan mulut serta melaksanakan UKGS. Jika tidak ada tenaga kesehatan gigi,
maka tugas tersebut diserahkan kepada tenaga kesehatan lain yang telah dilatih
tentang kesehatan gigi dan mulut.
2.1.1.6.2 Tenaga sekolah
Tenaga pelaksana UKGS di unit sekolah adalah dokter kecil dan guru
UKS yang telah dilatih dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. (Depkes RI, 2004:
20)
2.1.1.7 Peran Guru UKS Dalam Pelaksanaan UKGS
Sekolah adalah lembaga formal yang di dalamnya terdapat kurikulum, guru,
siswa, metode belajar, media belajar dan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan
kegiatan belajar. Di masyarakat sekolah, selain kepala sekolah, maka tenaga
pengajar atau guru yang dilibatkan dalam pendidikan kesehatan gigi dan
melakukan pemecahan masalah khususnya kesehatan gigi dan mulut melalui
pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan yang dilakukan guru, terutama
guru UKS adalah :
1. Memimpin sikat gigi massal dengan pasta gigi berfluor
2. Melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor
16
3. Memberikan pendidikan kesehatan gigi yang berkesinambungan dalam mata
pelajaran olah raga dan kesehatan.
4. Menjaring siswa kelas 1 SD.
5. Merujuk siswa ke Puskesmas.
(Tri Erri Astoeti, 2006: 23)
Sebagai contoh, seorang siswa yang belajar tentang menyikat gigi maka
perubahan yang tampak ialah ia akan melakukan penyikatan gigi dengan baik
dan benar sesuai yang diajarkan oleh guru mereka. Dokter kecil juga dapat
membantu guru dalam memberi dorongan atau motivasi agar siswa berani untuk
memeriksakan gigi. Selain itu, guru dapat memberikan peyuluhan dengan
mendampingi para siswa sehingga bertambah pengetahuan siswa tentang
kesehatan gigi dan mulut. (Tri Erri Astoeti, 2006: 24)
2.1.2 Kinerja
2.1.2.1 Pengertian Kinerja
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2006: 9) kinerja merupakan istilah yang
berasal dari kata job performance atau actual performance yang dapat diartikan
sebagai prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang. Kinerja
karyawan diartikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Lebih luas lagi, Wibowo
(2007: 2) berpandangan bahwa kinerja bukan hanya menunjukkan hasil kerja yang
dicapai semata tetapi juga merupakan proses keseluruhan dalam rangka
pencapaian kerja. Dalam pengertian ini, kinerja mencakup tindakan-tindakan dan
perilaku yang relevan dengan tujuan organisasi. Kinerja bukan hanya merupakan
hasil tindakan saja melainkan juga tindakan itu sendiri.
17
2.1.2.2 Penilaian Kinerja
Siswanto Sastrohadiwiryo (2003: 231) menyatakan bahwa penilaian
kinerja adalah proses penilaian hasil karya personel dalam organisasi melalui
instrumen penilaian kinerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja
dengan uraian pekerjaan dalam suatu periode tertentu.. Penilaian kinerja
merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai kualitas kerja personal dalam
usaha menampilkan kerja personal dalam organisasi. Kegiatan ini dapat
memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik
kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerjanya. (T. Hani Handoko, 2000:
135)
Sudarmanto (2009: 11) menyatakan bahwa standar penilaian kinerja
dapat dilakukan dengan menilai 4 hal, yaitu:
1. Penilaian kinerja dikaitkan dengan analisis pekerjaan, uraian pekerjaan.
2. Penilaian kinerja dilakukan dengan mengukur sifat atau karakter pribadi
(traits).
3. Penilaian kinerja dilakukan dengan mengukur hasil dari pekerjaan yang
dicapai.
4. Penilaian kinerja dilakukan dengan mengukur perilaku atau tindakan-tindakan
dalam mencapai hasil.
2.1.2.3 Tujuan Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja pada dasarnya mempunyai dua tujuan, yaitu :
1. Penilaian kemampuan personal merupakan tujuan yang mendasar dalam
rangka penilaian personal secara individu yang dapat digunakan sebagai
informasi untuk penilaian efektivitas manajemen sumber daya manusia.
18
2. Pengembangan personal sebagai informasi untuk pengambilan keputusan
dalam pengembangan personal, dimana secara spesifik bertujuan antara lain
untuk :
a. Mengenali sumber daya manusia yang perlu dilakukan pembinaan.
b. Menentukan kriteria tingkat pemberian kompensasi
c. Memperoleh kualitas pelaksanaan pekerjaan.
d. Bahan perencanaan manajemen program sumber daya manusia yang akan
datang
e. Memperoleh umpan balik atas hasil prestasi personal. Gomes (2003: 135)
2.1.2.4 Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan aspek yang menjadi ukuran dalam menilai
kinerja (Sudarmanto, 2009: 11). Menurut John Miner (1988) dalam Sudarmanto
(2009: 12), terdapat empat dimensi yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam
menilai kinerja, yaitu:
1. Kualitas, terkait dengan proses atau hasil mendekati sempurna dalam
memenuhi maksud atau tujuan, yaitu tingkat kesalahan, kerusakan,
kecermatan.
2. Kuantitas, terkait dengan satuan jumlah atau kuantitas yang dihasilkan.
3. Penggunaan waktu dalam bekerja, terkait dengan waktu yang dipergunakan
dalam menyelesaikan aktivitas atau menghasilkan produk, yaitu tingkat
ketidakhadiran, keterlambatan, waktu kerja efektif.
4. Kerja sama dengan orang lain dalam bekerja.
2.1.2.5 Metode Penilaian Kinerja
Menurut T. Hani Handoko (2000: 142) secara garis besar keseluruhan
metode penilaian dapat dikelompokan ke dalam dua kategori yaitu:
19
1. Penilaian yang berorientasi kepada masa lalu
Metode penilaian yang berorientasi kepada masa lalu diartikan sebagai
penilaian perilaku kerja pegawai yang dilakukan pada masa lalu sebelum
penilaian dilakukan, melalui hasil penilaian tersebut dapat dilakukan usaha untuk
mengubah perilaku kerja atau pengembangan pegawai. Metode penilaian ini
terdiri dari:
a. Rating scale, yaitu penilaian yang didasarkan pada skala dari yang tinggi
sampai yang rendah, pada standar-standar unjuk kerja seperti inisiatif,
tanggung jawab, hasil kerja secara umum.
b. Check List, yaitu penilaian yang didasarkan pada suatu standar unjuk kerja
yang sudah dideskripsikan terlebih dahulu kemudian penilai memeriksa
apakah pegawai sudah memenuhi standar atau belum. Metode ini bisa
memberikan suatu gambaran prestasi kerja secara akurat, bila daftar penilaian
berisi item-item yang memadai.
c. Critical Incident Methode (Metode Peristiwa Kritis), yaitu penilaian yang
didasarkan pada perilaku yang khusus dilakukan di tempat kerja baik perilaku
yang sangat baik maupun perilaku yang sangat buruk dalam kaitannya dengan
pelaksanaan pekerjaan. Perilaku-perilaku tersebut dicatat oleh penilai dalam
sebuah catatan. Catatan-catatan ini disebut peristiwa-peristiwa kritis dimana
berbagai peristiwa dicatat oleh penyelia selama periode evaluasi terhadap
setiap karyawan.
d. Observasi dan Tes Prestasi Kerja, yaitu penilaian yang didasarkan pada tes
pengetahuan dan keterampilan. Tes mungkin tertulis atau peragaan
keterampilan.
20
2. Penilaian yang berorientasi kepada masa yang akan datang
Metode penilaian masa yang akan datang diartikan dengan penilaian
akan potensi seorang pegawai atau penetapan sasaran-sasaran prestasi kerja di
masa mendatang. Metode penilaian ini terdiri dari:
a. Metode Penilaian Diri (Self Assessment), yaitu penilaian pegawai untuk diri
sendiri dengan harapan pegawai tersebut dapat mengindentifikasikan aspek-
aspek perilaku kerja yang perlu diperbaikinya pada masa yang akan datang.
b. Management By Objective (MBO), yaitu sebuah program manajemen yang
melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan untuk menentukan
sasaran-sasaran yang dicapainya yang dapat dilakukan melalui prosedur.
Karyawan dan penyelia secara bersama-sama menetapkan tujuan-tujuan untuk
sasaran-sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang akan datang, kemudian
dengan menggunakan sasaran-sasaran tersebut, penilaian prestasi kerja
dilakukan secara bersama pula.
c. Penilaian Secara Psikologis, yaitu proses penilaian yang dilakukan melalui
serangkaian teknik penilaian seperti wawancara mendalam, tes-tes psikologi,
diskusi dengan atasan langsung dan review evaluasi lainnya. Penilaian ini
digunakan untuk menilai potensi karyawan di waktu yang akan datang dan
untuk mengetahui potensi seseorang dalam melakukan tanggung jawab yang
lebih besar.
2.1.2.6 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Sjafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala (2007: 25) faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor intrinsik yang meliputi mutu
karyawan berupa pendidikan, pengalaman, motivasi, kesehatan, usia,
keterampilan emosi, spiritual, sedangkan faktor ekstrinsik meliputi lingkungan
21
kerja fisik dan non fisik, kepemimpinan, komunikasi vertikal dan horizontal,
kompensasi, kontrol berupa penyeliaan, fasilitas, pelatihan, beban kerja, proses
kerja, sistem imbalan, dan hukuman.
Menurut teori Henry Simamora (1995) yang dikutip oleh Anwar Prabu
Mangkunegara (2006: 14), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku kerja
dan kinerja yaitu faktor individu (kompetensi, latar belakang dan demografi),
faktor psikologis (persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi) dan faktor
organisasi (sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur dan desain kerja).
Berdasarkan teori model kinerja tersebut, dapat disimpulkan beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi kinerja yaitu:
2.1.2.6.1 Faktor individu, yang terdiri atas:
1. Kemampuan dan Keterampilan
Kemampuan adalah bakat seseorang untuk melakukan tugas fisik atau
mental. Keterampilan adalah bakat yang dipelajari yang seseorang miliki untuk
melakukan suatu tugas. Kemampuan seseorang pada umunya stabil selama
beberapa waktu, sedangkan keterampilan berubah seiring dengan pelatihan atau
pengalaman. Pemahaman tentang keterampilan dan kemampuan diartikan sebagai
suatu tingkat pencapaian individu terhadap upaya untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik dan efisien. (Ivancevich. dkk, 2007: 85)
2. Pengalaman
Pengalaman kerja dapat memperdalam dan memperluas kemampuan kerja.
Semakin sering seseorang melakukan pekerjaan yang sama, semakin terampil dan
semakin cepat ia menyelesaikan pekerjaan tersebut. Semakin banyak macam
pekerjaan yang dilakukan seseorang, pengalaman kerjanya semakin kaya dan luas,
dan memungkinkan peningkatan kinerja. (Payama J. Simanjuntak, 2005: 24)
22
3. Usia
Menurut Robbins dan Judge (2008: 63), hubungan usia dengan kinerja
atau produktivitas dipercaya menurun dengan bertambahnya usia. Hal ini
disebabkan karena keterampilan fisiknya sudah mulai menurun. Tetapi
produktivitas seseorang tidak hanya tergantung pada keterampilan fisik.
Karyawan yang bertambah tua, bisa meningkat produktivitasnya karena
pengalaman dan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.
4. Jenis Kelamin
Tidak ada perbedaan yang berarti dalam produktivitas pekerja antara
wanita dan pria. Namun, berbagai penelitian psikologis menunjukkan bahwa
wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang, dan pria lebih agresif dan lebih
besar kemungkinannya dari pada wanita dalam memiliki pengharapan untuk
sukses. (Robbins dan Judge, 2008: 65)
5. Masa Kerja
Masa kerja adalah lamanya seseorang bekerja pada suatu organisasi.
Semakin lama masa kerja seseorang, maka semakin tinggi motivasi kerjanya.
Masa kerja seseorang akan menentukan prestasi yang merupakan dasar prestasi
dan kinerja organisasi. Semakin lama masa kerja seseorang, maka tingkat prestasi
individu akan semakin meningkat dan akan berdampak pada kinerja dan
keuntungan organisasi yang lebih baik. (Veithzal Rivai, 2008: 225 )
2.1.2.6.2 Faktor psikologis, yang terdiri atas:
1. Persepsi
Miftah Thoha (2008: 141) menyatakan bahwa persepsi pada hakikatnya
adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami
informasi tentang lingkungannya. Kesamaan persepsi akan mendorong
23
terbentuknya motivasi yang mendukung makna dari perubahan yang terjadi
dengan kata lain bahwa kesamaan persepsi akan mendorong terciptanya motivasi
yang optimal bagi pelaksanaan pencapaian tujuan dan misi yang diharapkan.
2. Sikap
Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk
berespon (secara positif atau negatif) terhadap orang, objek atau situasi tertentu.
Sikap mempengaruhi perilaku, yaitu bahwa sikap yang dipegang teguh oleh
seseorang menentukan apa yang akan dilakukan. Perilaku kerja yang ditunjukkan
oleh karyawan sesungguhnya merupakan gambaran atau cerminan sikap individu.
Apabila sikap positif sejak awal dikembangkan oleh individu maka perilaku
kinerja yang timbul akan baik. (Ivancevich, et al, 2007: 87)
3. Kepribadian
Kepribadian merupakan keseluruhan cara di mana seorang individu
bereaksi
dan berinteraksi dengan individu lain. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat
dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau
belajar serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin
matang dan mantap kepribadiannya. (Robbins dan Judge, 2008: 127)
4. Belajar
Belajar merupakan sebuah perubahan relatif permanen dalam perilaku
yang timbul dari pengalaman. Suatu pemahaman tentang prinsip-prinsip belajar
dasar akan memperdalam perspektif individu tentang konsep-konsep dan teori-
teori motivasi kerja. Pemahaman tersebut akan mendorong individu untuk
mempelajari perilaku-perilaku yang diperlukan untuk mencapai hasil-hasil positif
maksimum dari pekerjaan mereka. (J. Winardi, 2007: 141)
24
5. Motivasi
Robbins dan Judge (2008: 222) menyatakan bahwa motivasi merupakan
proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk
mencapai tujuannya. Motivasi merupakan faktor penting dalam mendorong setiap
karyawan untuk bekerja secara produktif, sehingga berdampak pada kinerja
karyawan.
2.1.2.6.3 Faktor organisasi, yang terdiri atas:
1. Sumber Daya
Bila dipandang melalui pendekatan sistem, organisasi memiliki beberapa
unsur, yaitu masukan (input), proses (process), keluaran (output), dampak
(outcome), umpan balik (feedback) dan lingkungan (environment). Semua unsur
dalam sistem ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Sumber daya
merupakan bagian dari unsur masukan yang keberadaannya dalam suatu
organisasi merupakan hal yang paling pokok karena merupakan modal dasar
untuk dapat berfungsinya suatu organisasi. (M. Firmasnyah, 2009: 23)
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan dan gaya kepemimpinan dalam organisasi sangat berperan
dalam mempengaruhi kinerja karyawan. Bagaimana pemimpin menjalin
hubungan dengan pekerja, bagaimana mereka memberi penghargaan kepada
pekerja yang berprestasi, bagaimana mereka mengembangkan dan
memberdayakan pekerjanya, sangat mempengaruhi kinerja sumber daya manusia
yang menjadi bawahannya. (Wibowo, 2007: 66)
3. Imbalan
Imbalan merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi
seseorang. Imbalan dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu imbalan ekstrinsik dan
25
imbalan intrinsik. Imbalan ekstrinsik tidak tergantung pada tugas yang
dilaksanakan dan dikendalikan oleh pihak lain. Sedangkan imbalan intrinsik
merupakan bagian integral dari tugas yang dihadapi dan ditentukan oleh individu
yang melaksanakan tugas tersebut. (J. Winardi, 2007: 61)
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi menunjukkan garis kewenangan dan rentang kendali
dari
suatu organisasi yang akan menentukan kegiatan dan hubungan serta ruang
lingkup tanggung jawab dan peran masing-masing individu. (Robbins dan Judge,
2008: 74)
5. Desain Kerja
Desain kerja merupakan spesifikasi dari isi, metode dan hubungan
pekerjaan. Desain kerja bagi pemegang kerja dimaksudkan untuk : (1) memperinci
konteks pekerjaan, harapan akan peran dan hubungan dalam organisasi; (2)
memenuhi persyaratan organisasi atas produktivitas, efisiensi operasional dan
kualitas produk dan jasa; (3) memuaskan kebutuhan individual atas kepentingan,
tantangan dan penyelesaian suatu pekerjaan. (Wibowo, 2007: 70)
6. Beban Kerja
Everly dan Girdano (dalam Munandar 2001:45) menyatakan bahwa beban
kerja adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus
diselesaikan pada waktu tertentu. Beban kerja berpengaruh terhadap kinerja
seseorang dalam melakukan pekerjaaannya. Pekerja yang mempunyai beban kerja
berlebih akan menurunkan kualitas hasil kerja dan memungkinkan adanya
inefisiensi waktu.
26
2.1.3 Motivasi
2.1.3.1 Pengertian Motivasi
Kata motivasi memiliki kata dasar motif yang berarti dorongan, sebab
atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu
kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu
perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar. (Abdurrahmat Fathoni,
2006: 81)
Malayu S.P. Hasibuan (2001: 95) mengemukakan bahwa motivasi adalah
pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan. Perbedaan tingkatan motivasi individu dalam
organisasi sangat mempengaruhi hasil kerja dan kinerjanya dalam organisasi.
(Anwar Prabu Mangkunegara, 2006: 164).
2.1.3.2 Teori Motivasi
2.1.3.2.1 Teori Motivasi Kepuasan
Teori ini mendasarkan pendekatannya atas faktor–faktor kebutuhan dan
kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara
tertentu. (Malayu S. P. Hasibuan, 2001: 103).
1. Teori Motivasi Klasik
Teori motivasi klasik (teori kebutuhan tunggal) ini dikemukakan oleh
Frederick Winslow Taylor. Teori ini menunjukkan bahwa motivasi para pekerja
hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja, yaitu
kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
seseorang. (Malayu S.P. Hasibuan, 2001: 104)
27
2. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow (Maslow’s Need Hierarchy Theory)
Maslow mendasarkan konsep hirarki kebutuhan pada dua prinsip.
Pertama, kebutuhan-kebutuhan manusia dapat disusun dalam satu hirarki dari
kebutuhan terendah sampai kebutuhan tertinggi. Kedua, suatu kebutuhan yang
telah terpuaskan berhenti menjadi motivator utama dari perilaku. Manusia akan
didorong untuk memenuhi kebutuhan yang paling kuat sesuai waktu, keadaan dan
pengalaman yang bersangkutan mengikuti suatu hirarki. (T. Hani Handoko, 2000:
256)
3. Teori Dua Faktor Dari Herzberg (Herzberg’s Two Factor Theory)
Teori ini mengemukakan bahwa ada dua faktor yang berkaitan dengan
kepuasan dan ketidakpuasan dalam bekerja. Kedua faktor tersebut adalah :
a. Faktor yang dapat memotivasi (motivation factor) adalah faktor-faktor yang
mendorong seseorang untuk memiliki pekerjaan dengan kepuasan yang
menantang agar benar-benar termotivasi, sehingga menambah kepuasan kerja,
faktor ini meliputi faktor prestasi, pengakuan/penghargaan, tanggung jawab,
faktor pekerjaan serta faktor memperoleh kemajuan dan perkembangan dalam
bekerja. (Miftah Thoha, 2008: 230)
b. Faktor Kebutuhan Kesehatan Lingkungan Kerja (hygiene factor) adalah
faktor-faktor yang bersifat mencegah penurunan semangat kerja dan dapat
menghindarkan kekacauan yang menekan produktivitas, faktor ini dapat
berbentuk upah/gaji, hubungan antar pekerja, supervisi teknis, kondisi kerja,
kebijaksanaan perusahaan dan proses administrasi di perusahaan.
(Miftah Thoha, 2008: 230)
4. Teori Prestasi Dari Mc Clelland (Mc. Clelland’s Achievement Motivation
Theory)
28
Mc Clelland mengelompokkan tiga tingkatan kebutuhan manusia yang
dapat memotivasi gairah bekerja, yaitu kebutuhan akan prestasi (need for
achievement), kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation) dan kebutuhan akan
kekuasaan (need for power). Mc Clelland menyatakan bahwa ketika muncul
suatu kebutuhan yang kuat di dalam diri seseorang, kebutuhan tersebut
memotivasi dirinya untuk menggunakan perilaku yang dapat mendatangkan
kepuasannya. (J. Winardi, 2007:81)
5. Teori Keberadaan, Afiliasi dan Kemajuan dari Alderfer (Alderfer’s Existence,
Relatedness and Growth (ERG) Theory)
Alderfer mengemukakan bahwa ada tiga kelompok kebutuhan yang
utama, yaitu kebutuhan akan keberadaan (existence needs) yang berhubungan
dengan kebutuhan dasar, kebutuhan akan afiliasi (relatedness needs) yang
menekankan akan pentingnya hubungan antar individu dan bermasyarakat serta
kebutuhan akan kemajuan (growth needs). (Ike Janita Dewi, 2006: 80)
6. Teori Motivasi Human Relation
Teori ini mengutamakan hubungan seseorang dengan lingkungannya dan
menekankan peranan aktif pimpinan organisasi dalam memelihara hubungan dan
kontak-kontak pribadi dengan bawahannya yang dapat membangkitkan gairah
kerja. (Malayu S.P. Hasibuan, 2001: 115)
7. Teori Motivasi Claude S. George
Teori ini menyatakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang
berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja, yaitu upah
yang layak, kesempatan untuk maju, pengakuan sebagai individu, keamanan kerja,
tempat kerja yang baik, penerimaan oleh kelompok, pengakuan yang wajar dan
pengakuan atas prestasi. (Malayu S.P. Hasibuan, 2001: 115)
29
2.1.3.2.2 Teori Motivasi Proses
Malayu S.P. Hasibuan (2001: 116) menyatakan bahwa teori motivasi
ini merupakan proses “sebab dan akibat” bagaimana seseorang bekerja serta hasil
apa yang akan diperolehnya. Teori motivasi proses dikenal antara lain:
1. Teori Harapan (Expectancy Theory)
Teori ini menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk
bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbal-
balik antara apa yang ia inginkan dan butuhkan dari hasil pekerjaan itu. Teori
harapan ini didasarkan atas harapan (expectancy), nilai (valence) dan pertautan
(instrumentality). (Azhar Arsyad, 2002: 74)
2. Teori Keadilan (Equity Theory)
Teori motivasi ini menyatakan bahwa keadilan merupakan daya
penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. Teori ini didasarkan
pada asumsi bahwa individu, yang bekerja dalam rangka memperoleh tukaran
imbalan dari organisasi, dimotivasi oleh suatu keinginan untuk diperlakukan adil
di pekerjaan. (Kreitner dan Kinicki, 2005: 293)
3. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku
dengan pemberian kompensasi. Teori pengukuhan ini terdiri atas dua jenis
pengukuhan, yaitu pengukuhan positif dan pengukuhan negatif. (Robbins dan
Judge, 2008: 244)
2.1.3.3 Hubungan Antara Motivasi Dengan Kinerja
Anwar Prabu Mangkunegara (2006: 164) menyatakan bahwa motivasi adalah
kondisi atau keadaan dari pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi berkaitan erat
30
dengan kepuasan kerja dan kinerja. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan
kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan
kepuasan dirinya. Perbedaan tingkatan motivasi individu dalam organisasi sangat
mempengaruhi kinerja yang dapat dicapai dalam pekerjaannya. Menurut teori
Attribute atau Expectancy Theory, kinerja merupakan fungsi dari motivasi dan
kemampuan, dengan demikian orang yang motivasinya tinggi tetapi memiliki
kemampuan yang rendah akan menghasilkan kinerja yang rendah, demikian pula
orang yang memiliki kemampuan tinggi tetapi motivasinya rendah. Hubungan
antara motivasi dengan kinerja tidak selalu tetap, tetapi akan mengalami
perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat (Siswanto Sastrohadiwiryo,
2003: 273).
2.1.4 Persepsi
2.1.4.1 Pengertian Persepsi
Veithzal Rivai (2008: 231) menyatakan bahwa persepsi merupakan
proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-
kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka. Persepsi
adalah proses dari seseorang dalam memahami lingkungannya yang melibatkan
pengorganisasian dan penafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman
psikologis. Persepsi membantu individu dalam memilih, mengatur, menyimpan
dan menginterpretasikan rangsangan menjadi gambaran dunia yang utuh dan
berarti. (Ivancevich, et al, 2007: 116)
2.1.4.2 Proses Persepsi
Persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penerimaan, pemilihan,
pengorganisasian, serta pemberian arti terhadap rangsang yang diterima. Namun
demikian pada proses tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti saja tetapi
31
akan mempengaruhi pada perilaku yang akan dipilihnya sesuai dengan rangsang
yang diterima dari lingkungannya. Proses persepsi melalui tahapan-tahapan
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Proses Perseptual: Suatu Interpretasi Individual Sumber : Ivancevich, et al, 2007: 117
Gambar 2.1 di atas mengilustrasikan kerangka kerja dasar dan elemen
dari persepsi yang beroperasi sebagai suatu proses kognitif. Setiap orang membuat
pilihan individu dan merespon dengan cara yang berbeda. Orang melihat dunia di
sekeliling mereka dengan cara mereka sendiri yang unik dan berperilaku sesuai
dengan interpretasi mereka.
Individu berusaha merasionalisasikan stimulus lingkungan dengan
pengamatan, pemilihan dan penerjemahan. Masing-masing dari ketiga aktivitas ini
dipengaruhi oleh jenis faktor yang ditunjukkan dalam gambar 2.1. Pemilihan
(seleksi) persepsi merupakan proses memusatkan perhatian pada stimulus yang
penting, besar dan intens. Secara umum, orang mempersepsikan stimulus yang
memuaskan kebutuhan, emosi, sikap atau konsep diri mereka sendiri. Hal ini
Proses persepsi seseorang : pengorganisasian, pemilihan, penerjemahan
Stimulus Lingkungan Kerja Rangsangan (misalnya sistem imbalan organisasi yang bersangkutan, gaya persuasi yang digunakan oleh supervisor, aliran kerja)
Pengamatan • Penglihatan • Pembelajaran • Pengecapan • Penciuman
Pemilihan • Intensitas • Ukuran • Ketidak-
sabaran
Penerjemahan • Stereotip • Konsep Diri • Emosi
Respon • Sikap • Perasaan • Motivasi • Perilaku
32
merupakan bagian tahapan penerjemahan. Tahapan mengamati, memilih dan
menerjemahkan saling berhubungan untuk membentuk proses persepsi yang
mendahului setiap respon. Ada tiga respon internal yang diilustrasikan, yaitu
sikap, perasaan dan motivasi. (Ivancevich, et al, 2007:117)
2.1.4.3 Faktor yang mempengaruhi Persepsi
Persepsi tidak muncul begitu saja, ada beberapa faktor yang melatar
belakangi munculnya persepsi. Faktor-faktor tersebut menyebabkan orang
dapat memiliki interprestasi yang berbeda-beda mengenai suatu stimulus yang
sama. Menurut Robbins dan Judge (2008: 175), ada tiga faktor yang
mempengaruhi persepsi, yaitu:
1. Pelaku persepsi
Apabila seorang individu memandang pada suatu target dan mencoba
menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran tersebut dipengaruhi oleh
karakteristik-karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individual tersebut.
Karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi adalah sikap, motif,
kepentingan, pengalaman masa lalu, dan pengharapan.
2. Target persepsi
Karakteristik-karakteristik dari target yang diamati dapat mempengaruhi
persepsi. Karakteristik target yang mempengaruhi persepsi adalah intensitas,
ukuran, kontras, pengulangan dan gerakan.
3. Situasi
Unsur-unsur dalam lingkungan sekitar sepeti waktu, keadaan tempat
bekerja, dan keadan sosial dapat mempengaruhi persepsi seseorang. Persepsi
harus dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana persepsi tersebut
timbul dan perlu pula mendapat perhatian.
33
2.1.4.4 Hubungan Antara Persepsi Dengan Kinerja
Robbins dan Judge (2008: 175) menyatakan bahwa persepsi adalah
penyeleksian, pengorganisasian dan penginterpretasian data yang berhubungan
dengan panca indra. Individu tidak melihat objek sebenarnya, tetapi mempercayai
apa yang ia persepsikan adalah benar. Persepsi adalah realita pribadi dan akan
mempengaruhi perilaku. Dimensi inti pekerjaan yang menyenangkan menurut
persepsi pegawai akan menghasilkan motivasi potensial positif yang akan
mempengaruhi hasil kinerja. Pekerja biasanya memiliki sejumlah persepsi
mengenai konsep diri dalam sebuah peran (self concept), persepsi bahwa diri
mereka berguna (self esteem) dan persepsi tentang kemampuan untuk
menghasilkan hasil yang positif (self efficacy). Hal tersebut akan mempengaruhi
peningkatan kinerja. (Agustiar,dkk., 2005: 254)
2.1.5 Beban Kerja
2.1.5.1 Pengertian Beban Kerja
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban
tersebut dapat berupa beban fisik maupun mental (Tarwaka, 2004: 95). Everly dan
Girdano (dalam Munandar 2001: 45) menyatakan bahwa beban kerja adalah
keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada
waktu tertentu. Kategori lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban kerja
kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja secara kuantitatif yaitu timbul karena tugas-
tugas terlalu banyak atau sedikit. Sedangkan beban kerja kualitatif, jika pekerja
merasa tidak mampu melaksanakan tugas atau tugas tidak menggunakan
keterampilan atau potensi dari pekerja. (Tulus Winarsunu, 2008: 84)
34
2.1.5.2 Faktor Yang Mempengaruhi Beban Kerja
Menurut Tarwaka (2004: 95), faktor yang mempengaruhi beban kerja
adalah:
2.1.5.2.1 Faktor Eksternal
Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar
tubuh pekerja. Aspek beban kerja eksternal sering disebut sebagai stressor. Yang
termasuk beban kerja eksternal adalah:
1. Tugas-tugas (tasks)
Tugas ada yang bersifat fisik seperti, tata ruang kerja, stasiun kerja, alat
dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja dan alat bantu kerja. Tugas juga ada
yang
bersifat mental seperti, kompleksitas pekerjaan dan tanggung jawab terhadap
pekerjaan.
2. Organisasi kerja
Organisasi kerja yang mempengaruhi beban kerja misalnya, lamanya
waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, sistem pengupahan, kerja malam, tugas
dan wewenang.
3. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja adalah yang
termasuk dalam beban tambahan akibat lingkungan kerja. Misalnya saja
lingkungan kerja fisik (penerangan, kebisingan, getaran mekanis), lingkungan
kerja kimiawi (debu, gas pencemar udara), lingkungan kerja biologis
(bakteri, virus dan parasit) dan lingkungan kerja psikologis (penempatan tenaga
kerja).
35
2.1.5.2.2 Faktor Internal
Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh
itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi
tersebut dikenal dengan strain. Secara ringkas faktor internal meliputi:
1. Faktor somatis, yaitu jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan,
status gizi.
2. Faktor psikis, yaitu motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasaan,
dan
lain sebagainya.
2.1.5.3 Perhitungan Beban Kerja Guru
Satuan waktu kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada masing-
masing satuan pendidikan dicantumkan dalam tabel 2.1 sebagai berikut.
Tabel 2.1. Alokasi Waktu Satu Jam Tatap Muka
No. Jenis Sekolah Alokasi waktu satu jam tatap muka (menit)
umlah jam tatap muka per minggu
1. D/SLB - Kelas I s.d III 35 29 s.d 32 - Kelas IV s.d VI 35 34
2. MP, MTs, SMPLB 40 34 3. MA, MA, SMALB 45 38 s.d 39 4. MK, MAK 45 38 s.d 39
Sumber : Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
Beban kerja guru yang dapat dihitung sebagai pemenuhan kewajiban
mengajar 24 jam tatap muka per minggu adalah jumlah jam kerja guru apabila
mengajar pada mata pelajaran sesuai dengan bidang keahliannya. Perhitungan
beban guru mengacu pada jumlah kebutuhan guru yang dihasilkan dalam proses
perencanaan guru pada tingkat sekolah. Dengan mempertimbangkan tugas
tambahan bagi guru tertentu, maka jam tatap muka didistribusikan kepada guru
36
yang ada. Dari analisis ini akan didapatkan guru yang mengajar minimal 24 jam
dan kurang dari 24 jam. Bagi guru yang tidak memenuhi 24 jam mengajar
dicarikan penyelesaian masalahnya sesuai dengan kondisi dan kewenangan pihak
yang berhak mengambil keputusan. Bagi guru yang memenuhi mengajar minimal
24 jam, dibuatkan Surat Keputusan mengajar oleh kepala sekolah. (Depdiknas,
2008: 14).
2.1.5.4 Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja
Pierce (2001: 35) menyatakan beban kerja yang tinggi dapat menyebabkan
kurang senangnya pekerja terhadap pekerjaannya hingga akhirnya berubah
menjadi kelelahan kerja. Beban kerja juga berdampak terhadap fisik dan psikis
pekerja sehingga mengganggu produktivitas kerja dan akhirnya akan berdampak
buruk bagi kinerjanya. Semakin banyak tugas yang harus dikerjakan oleh pekerja
itu berarti semakin berat beban kerja yang disandangnya dan semakin tidak
optimal hasil yang didapatkannya.
37
2.2. Kerangka Teori
Gambar 2.2 Kerangka Teori
Sumber : Anwar Prabu Mangkunegara (2006), Depkes RI (2000), Gomes (2003), Ivancevich, et al (2007), Malayu S.P.Hasibuan (2001), Robbins dan Judge (2008), Sudarmanto (2009), T. Hani Handoko (2000), Tulus Winarsunu (2008), Veithzal Rivai (2008), Wibowo (2007)
FAKTOR INDIVIDU • Kemampuan dan
keterampilan • Pengalaman • Usia • Jenis Kelamin • Masa kerja
VARIABEL PSIKOLOGIS • Persepsi • Sikap • Kepribadian • Belajar
FAKTOR ORGANISASI • Sumber daya • Kepemimpinan • Imbalan • Struktur Organisasi • Desain pekerjaan • Beban Kerja
Kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
3.2 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritis yang berhubungan dengan pokok permasalahan,
maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut :
1. Ada hubungan antara motivasi dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan
UKGS di SDN Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
2. Ada hubungan antara persepsi dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan
UKGS di SDN Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
3. Ada hubungan antara beban kerja dengan kinerja guru UKS dalam
pelaksanaan UKGS di SDN Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.
VARIABEL BEBAS
Motivasi Persepsi B b k j
VARIABEL TERIKAT
Kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS
VARIABEL PERANCU
Umur Keterampilan Masa kerja
39
3.3 Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Metode atau rancangan
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian explanatory research dengan
menggunakan pendekatan cross sectional.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu motivasi guru UKS, persepsi guru
UKS dan beban kerja guru UKS.
3.4.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kinerja guru UKS dalam
pelaksanaan UKGS di SDN Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.
3.4.3 Variabel Perancu
Variabel perancu dalam penelitian ini yaitu umur, keterampilan dan
masa kerja. Variabel perancu tersebut tidak diteliti.
3.5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Data
No. Variabel efinisi Operasional Pengukuran Instrumen Kategori kala Data(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1. otivasi ngkat keinginan atau
dorongan dalam diri guru UKS untuk berperilaku dalam pelaksanaan kegiatan UKGS
etode angket esioner, risi 16 item
pernyataan,untuk pernyataan favorable
or 5=SS, or 4=S, or 3=R, or 2=TS, or 1=STS
tegori diperoleh dari total scoring jawaban responden kemudian dicari rerata : 1. Rendah : 16-37 2. Sedang: 38-59 3. Tinggi : 60-80 (Saifudin Azwar, 2008: 109)
dinal
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)rsepsi Interpretasi guru
tentang peran guru UKS dan pelaksanaan UKGS
etode angket esioner,risi 12 item
pernyataan,untuk pernyataan
tegori diperoleh dari total scoring jawaban responden kemudian dicari
dinal
40
favorableor 5=SS, or 4=S, or 3=N, or 2=TS, or 1=STS
ata : 1. Negatif : 12-28 2. Netral: 29-45 3. Positif : 46-60
aifudin Azwar, 2008: 109)
ban kerja Interpretasi guru terhadap keseluruhan tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab guru di sekolah
etode angket esioner,risi 8 pertanyaan,
dengan or 1=Ya, or 0= Tidak
tegori diperoleh dari total scoring jawaban responden kemudian dicari rerata : 1. Rendah : 0-2 2. Sedang: 3-5 3. Tinggi : 6-8 (Saifudin Azwar, 2008: 109)
dinal
nerja Gambaran tampilan kerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS berdasarkan uraian tugas.
etode angket esioner,risi 20 item
pernyataan, or 5=SLD, or 4=SD, or 3=JD, or 2=SJD, or 1=TD
tegori diperoleh dari total scoring jawaban responden kemudian dicari rerata : 1. Kurang : 20-46 2. Cukup : 47-73 3. Baik : 74-100 (Saifudin Azwar, 2008: 109)
dinal
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
3.6.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh guru UKS di SDN wilayah
Kecamatan Pringapus sejumlah 25 guru.
3.6.2 Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini dipilih secara keseluruhan atau total sampling.
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah seluruh guru UKS sekolah
dasar di wilayah kecamatan Pringapus yang berjumlah 25 orang. Menurut
Sugiyono (2004: 61) total sampling disebut juga sampling jenuh yaitu teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini
sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, yaitu kurang dari 30 orang.
3.7 Instrumen Penelitian
41
Instrumen penelitian adalah perangkat untuk mengumpulkan data dari
suatu penelitian dengan menggunakan suatu metode (Suharsimi Arikunto,
2006:149).
3.7.1 Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden (Suharsimi Arikunto, 2006:151).
Kuesioner digunakan untuk mengukur motivasi, persepsi, beban kerja dan kinerja
responden. Skala pengukuran motivasi kerja terdiri dari sebelas pernyataan positif
(favorable), yaitu pernyataan nomer 1, 2, 5, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, dan 16, serta
lima pernyataan negatif (unfavorable), yaitu pernyataan nomer 3, 4, 6, 8 dan 10.
Sedangkan skala pengukuran persepsi terdiri dari delapan pernyataan positif
(favorable), yaitu pernyataan nomer 1, 2, 3, 7, 9, 10, 11, dan 12, serta empat
pernyataan negatif (unfavorable), yaitu pernyataan nomer 4, 5, 6 dan 8. Instrumen
dibuat dengan menggunakan skala tipe Likert (Summated Rating Method).
3.7.1.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen
(Suharsimi Arikunto, 2006:168). Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini
menggunakan program SPSS versi 12.00 dimana hasil akhirnya r hitung
dibandingkan dengan r tabel product momen. Apabila r hitung > r tabel maka
dinyatakan valid.
3.7.1.2 Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen itu dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana
hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau
42
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan instrumen yang sama.
(Soekidjo Notoatmodjo, 2005:133). Untuk mengetahui instrumen penelitian ini
reliabel atau tidak maka digunakan program SPSS versi 12.00 dengan kriteria jika
r alpha > r tabel product momen, maka butir pertanyaan tersebut reliabel.
3.8 Sumber Data Penelitian
3.8.1 Data Primer
Data primer diperoleh dan dikumpulkan dari objek penelitian ataupun
responden selama penelitian. Data primer diperoleh dari kuesioner yang meliputi:
1. Data tentang identitas responden yang akan diteliti yaitu, umur, jenis kelamin,
tingkat pendidikan dan masa kerja.
2. Data motivasi, persepsi, beban kerja dan kinerja responden
3.8.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari dokumen instansi, yang meliputi:
1. Profil kecamatan Pringapus
2. Data guru UKS sekolah dasar di wilayah Kecamatan Pringapus
3. Data cakupan pelayanan UKGS kecamatan Pringapus
3.9 Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
3.9.1 Metode Angket
Dalam metode angket ini menggunakan alat yang dinamakan
kuisioner. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup
(close form questioner). Dalam pelaksanaan penelitian, angket diisi oleh
43
responden dengan didampingi oleh peneliti. Jika responden tidak mengerti atau
kurang paham dengan pertanyaan maka peneliti menjelaskannya.
3.9.2 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mencari dan mengumpulkan data-
data dengan melihat, membaca, mempelajari dan mencatat data tertulis yang
berhubungan dengan objek penelitian serta untuk penambahan data yang belum
lengkap.
3.10 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.10.1 Proses Pengolahan Data
Agar analisis data penelitian menghasilkan informasi yang benar dan tepat
maka sebelum melakukan analisis perlu dilakukan proses manajemen atau
pengolahan data yang terdiri dari:
3.10.1.1 Editing
Editing yaitu memeriksa kembali kelengkapan data yang telah dikumpulkan
yang meliputi kebenaran pengisian, kelengkapan jawaban, konsistensi dan
relevansi
jawaban terhadap daftar pertanyaan yang diberikan.
3.10.1.2 Coding
Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi angka
atau bilangan masing–masing variabel penelitian diberi kode angka selanjutnya
dimasukkan dalam lembar tabel kerja untuk mempermudah entri data di
komputer.
44
3.10.1.3 Tabulation
Tabulation dilakukan dengan cara mengelompokkan jawaban hasil
penelitian yang serupa dan menjumlahkannya dengan cara teliti dan teratur ke
dalam tabel yang telah disediakan.
3.10.2 Analisis Data
3.10.2.1 Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap tiap
variabel dari hasil penelitian. Dalam analisis ini menghasilkan distribusi dan
persentase dari tiap variabel seperti jenis kelamin,umur, tingkat pendidikan dan
masa kerja guru UKS.
3.10.2.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan. Analisis terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan dilakukan dengan uji statistik sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan kinerja guru UKS dalam
pelaksanaan UKGS dapat dilakukan dengan pengujian statistik uji Chi Square,
dan bila tidak memenuhi syarat uji Chi Square maka digunakan uji
alternatifnya, yaitu uji Fisher’s Exact.
2. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi dengan kinerja guru UKS dalam
pelaksanaan UKGS dapat dilakukan dengan pengujian statistik uji Chi Square,
dan bila tidak memenuhi syarat uji Chi Square maka digunakan uji
alternatifnya, yaitu uji Fisher’s Exact.
3. Untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan kinerja guru UKS
dalam pelaksanaan UKGS dapat dilakukan dengan pengujian statistik uji Chi
45
Square, dan bila tidak memenuhi syarat uji Chi Square maka digunakan uji
alternatifnya, yaitu uji Fisher’s Exact. (Sopiyudin Dahlan, 2004: 123-135)
Dasar pengambilan keputusan yang dipakai berdasarkan ρ value. Jika
ρ value < 0,05 maka Ho ditolak. Ini berarti kedua variabel ada hubungan. Akan
tetapi jika Ho diterima yaitu jika ρ value > 0,05, ini berarti kedua variabel tidak
ada hubungan.
Sedangkan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar variabel
bebas dan terikat, maka digunakan (Coefisient Contingency) koefisiensi
kontingensi. Kriteria keeratan hubungan dengan menggunakan koefisiensi
kontingensi, yaitu sebagai berikut :
1. Interval koefisien 0,00-0,199, maka tingkat hubungan sangat rendah
2. Interval koefisien 0,20-0,399, maka tingkat hubungan rendah
3. Interval koefisien 0,40-0,599, maka tingkat hubungan sedang
4. Interval koefisien 0,60-0,799, maka tingkat hubungan kuat
5. Interval koefisien 0,80-1,000, maka tingkat hubungan sangat kuat
(Sugiyono, 2006: 216)
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Data
4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
Wilayah penelitian ini adalah Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang,
dari monografi desa diperoleh data tentang batas Kecamatan Pringapus Kabupaten
Semarang yaitu :
sebelah utara : Kecamatan Ungaran
sebelah selatan: Kecamatan Bawen
sebelah barat : Kecamatan Bergas
sebelah timur : Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan
Secara geografis Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang mempunyai
luas 7.734,66 Ha yang terdiri atas 8 desa yaitu Desa Klepu, Desa Pringsari, Desa
Jatirunggo, Desa Derekan, Desa Wonoyoso, Desa Wonorejo, Desa Candirejo dan
Desa Penawangan. Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang mempunyai
sarana pendidikan sebanyak 25 sekolah dasar (SD). (Data Geografis Kec.
Pringapus, 2009)
4.1.2 Karakteristik Responden
2.1.1.5 Jenis Kelamin Responden
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dalam tabel
berikut:
47
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) (1) (2) (3)
Laki-laki 20 80 Perempuan 5 20
Jumlah 25 100 Sumber : Data Primer Tahun 2010
Data hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa jumlah responden
perempuan sebanyak 5 orang (20%), dan jumlah responden laki-laki sebanyak 20
orang (80%).
2.1.1.6 Umur Responden
Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Umur (tahun) Frekuensi Persentase (%) (1) (2) (3)
25-30 9 36 31-36 3 12 37-42 7 28 43-48 1 4 49-54 5 20
Jumlah 25 100 Sumber : Data Primer Tahun 2010
Data hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 9 orang
responden (36%) berumur 25 sampai dengan 30 tahun, sedangkan hanya 1 orang
responden (4%) yang berumur 43 sampai dengan 48 tahun.
2.1.1.7 Masa Kerja Responden
Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat dalam tabel berikut:
48
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja Frekuensi Persentase (%) (1) (2) (3)
1-5 tahun 12 48 6-10 tahun 3 12 >10 tahun 10 40
Jumlah 25 100 Sumber : Data Primer Tahun 2010
Berdasarkan tabel tersebut, persentase responden terbesar terdapat pada
masa kerja antara 1-5 tahun yaitu sebesar 48% (12 orang), sedangkan persentase
responden terkecil sebesar 12% (3 orang) terdapat pada masa kerja antara 6-10
tahun.
2.1.1.8 Tingkat Pendidikan Responden
Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Masa Kerja Frekuensi Persentase (%) (1) (2) (3)
Diploma Dua (DII) 11 44 Sarjana (S1) 14 56
Jumlah 25 100 Sumber : Data Primer Tahun 2010
Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa 14 responden (56%)
berpendidikan sarjana (S1) dan 11 responden (44%) berpendidikan diploma dua
(DII).
49
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Univariat
4.2.1.1 Motivasi
Motivasi responden dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu motivasi
rendah apabila diperoleh skor 16-37, motivasi sedang apabila diperoleh skor 38-
59, dan motivasi tinggi apabila diperoleh skor 60-80. Distribusi responden
berdasarkan motivasi kerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.5 Distribusi Motivasi Responden
Motivasi Frekuensi Persentase (%) (1) (2) (3)
Rendah 13 52 Sedang 4 16 Tinggi 8 32 Jumlah 25 100
Sumber : Data Primer Tahun 2010
Berdasarkan tabel tersebut, terdapat 13 responden (52%) mempunyai
motivasi rendah, 4 responden (16%) mempunyai motivasi sedang, dan 8
responden (32%) mempunyai motivasi tinggi.
4.2.1.2 Persepsi
Persepsi responden dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu persepsi negatif
apabila diperoleh skor 12-28, persepsi netral apabila diperoleh skor 29-45,
dan
persepsi positif apabila diperoleh skor 46-60. Distribusi responden berdasarkan
persepsi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
50
Tabel 4.6 Distribusi Persepsi Responden
Persepsi Frekuensi Persentase (%) (1) (2) (3)
Negatif 12 48 Netral 5 20 Positif 8 32 Jumlah 25 100
Sumber : Data Primer Tahun 2010
Berdasarkan tabel tersebut, terdapat 12 responden (48%) mempunyai
persepsi negatif, 5 responden (20%) mempunyai persepsi netral, dan 8 responden
(32%) mempunyai persepsi positif.
4.2.1.3 Beban Kerja
Beban kerja responden dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu beban
kerja rendah apabila diperoleh skor 0-3, beban kerja sedang apabila diperoleh skor
4-5, dan beban kerja tinggi apabila diperoleh pada skor 6-8. Distribusi responden
berdasarkan beban kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.7 Distribusi Beban Kerja Responden
Beban Kerja Frekuensi Persentase (%) (1) (2) (3)
Rendah 2 8 Sedang 9 36 Tinggi 14 56 Jumlah 25 100
Sumber : Data Primer Tahun 2010
Berdasarkan tabel tersebut, terdapat 2 responden (8%) mempunyai beban
kerja rendah, 9 responden (36%) mempunyai beban kerja sedang, dan 14
responden (56%) mempunyai beban kerja tinggi.
51
4.2.1.4 Kinerja
Kinerja responden dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu kinerja kurang
apabila diperoleh skor 20-46, kinerja cukup apabila diperoleh skor 47-73, dan
kinerja baik apabila diperoleh skor 74-100. Distribusi responden berdasarkan
kinerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.8 Distribusi Kinerja Responden
Kinerja Frekuensi Persentase (%) (1) (2) (3)
Kurang 11 44 Cukup 7 28 Baik 7 28
Jumlah 25 100 Sumber : Data Primer Tahun 2010
Berdasarkan tabel tersebut, terdapat 11 responden (44%) mempunyai
kinerja kurang, 7 responden (28%) mempunyai kinerja cukup dan 7 responden
(28%) mempunyai kinerja baik.
4.2.2 Analisis Bivariat
4.2.2.1 Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Guru UKS Dalam Pelaksanaan
UKGS
Kategori kinerja dan motivasi dalam penelitian ini dilakukan
penggabungan, hal ini dilakukan karena uji Chi Square tabel 3x3 tidak
memenuhi syarat. Kategori yang digabung yaitu kategori kinerja cukup digabung
ke dalam kategori kinerja baik dan kategori motivasi sedang digabung ke dalam
kategori motivasi tinggi. Hasil uji Chi Square dapat dilihat melalui tabel berikut
ini:
52
Tabel 4.9 Tabulasi Silang Antara Motivasi dengan Kinerja Guru UKS
Motivasi Kinerja Guru UKS Jumlah ρ value CC Kurang Baik
n % n % N %
0,025 0,468 Rendah 9 36 4 16 13 52 Tinggi 2 8 10 40 12 48 Jumlah 11 44 14 56 25 100
Sumber : Hasil Penelitian 2010
Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui bahwa dari 13 responden (52%)
yang mempunyai motivasi rendah, terdapat 9 responden (36%) yang mempunyai
kinerja kurang dan 4 responden (16%) yang mempunyai kinerja baik. Sedangkan
dari 12 responden (48%) yang mempunyai motivasi tinggi, terdapat 2 responden
(8%) yang mempunyai kinerja kurang dan 10 responden (40%) yang mempunyai
kinerja baik.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square dengan
taraf kepercayaan 95%, diperoleh ρ value 0,025 (ρ value<0,05) dengan
Contingency Coefficient (CC) sebesar 0,468. Sehingga dapat diketahui bahwa ada
hubungan antara motivasi dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS,
dengan tingkat keeratan hubungan kategori sedang.
4.2.2.2 Hubungan Persepsi Dengan Kinerja Guru UKS Dalam Pelaksanaan
UKGS
Kategori kinerja dan persepsi dalam penelitian ini dilakukan
penggabungan, hal ini dilakukan karena uji Chi Square tabel 3x3 tidak memenuhi
syarat. Kategori yang digabung yaitu kategori kinerja cukup digabung ke dalam
kategori kinerja baik dan kategori persepsi netral digabung ke dalam kategori
persepsi positif. Hasil uji Chi Square dapat dilihat melalui tabel berikut ini:
Tabel 4.10 Tabulasi Silang Antara Persepsi Dengan Kinerja Guru UKS
53
Persepsi Kinerja Guru UKS ρ value CC Kurang Baik Jumlah
n % n % N %
0,859 0,115 Negatif 6 24 6 24 12 48 Positif 5 20 8 32 13 52 Jumlah 11 44 14 56 25 100
Sumber : Hasil Penelitian 2010
Berdasarkan tabel 4.10, dapat diketahui bahwa dari 12 responden (48%)
yang mempunyai persepsi negatif, terdapat 6 responden (24%) yang mempunyai
kinerja kurang dan 6 responden (24%) yang mempunyai kinerja baik. Sedangkan
dari 13 responden (52%) yang mempunyai persepsi positif, terdapat 5 responden
(20%) yang mempunyai kinerja kurang dan 8 responden (32%) yang mempunyai
kinerja baik.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Fisher dengan taraf
kepercayaan 95%, diperoleh ρ value 0,859 (ρ value>0,05) dengan CC sebesar
0,115. Sehingga dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara persepsi
dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS, dengan tingkat keeratan
hubungan kategori sangat lemah.
4.2.2.3 Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Guru UKS Dalam
Pelaksanaan
UKGS
Kategori kinerja dan beban kerja dalam penelitian ini dilakukan
penggabungan, hal ini dilakukan karena uji Chi Square tabel 3x3 tidak memenuhi
syarat. Kategori yang digabung yaitu kinerja cukup digabung ke dalam kategori
kinerja baik dan kategori beban kerja rendah digabung ke dalam kategori beban
kerja sedang. Setelah dilakukan penggabungan, hasil uji Chi Square tabel 2x2
54
masih belum memenuhi syarat sehingga digunakan uji alternatif Fisher. Hasil uji
Fisher dapat dilihat melalui tabel berikut ini:
Tabel 4.11 Tabulasi Silang Beban Kerja Dengan Kinerja Guru UKS
Beban Kerja Kinerja Guru UKS ρ value CC Kurang Baik Jumlah
n % n % N %
0,04 0,529 Sedang 1 4 10 40 11 44 Tinggi 10 40 4 16 14 56 Jumlah 11 44 14 56 25 100
Sumber: Hasil Penelitian 2010
Berdasarkan tabel 4.11, dapat diketahui bahwa dari 11 responden (44%)
yang mempunyai beban kerja sedang, terdapat 1 responden (4%) mempunyai
kinerja kurang dan 10 responden (40%) mempunyai kinerja baik. Sedangkan dari
14 responden (56%) yang mempunyai beban kerja tinggi, terdapat 10 responden
(40%) mempunyai kinerja kurang dan 4 responden (16%) mempunyai kinerja
baik.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Fisher dengan taraf
kepercayaan 95%, diperoleh ρ value 0,04 (ρ value<0,05) dengan CC sebesar
0,529. Sehingga dapat diketahui bahwa ada hubungan antara beban kerja dengan
kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS, dengan tingkat keeratan hubungan
kategori sedang.
55
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
5.1.1 Hubungan Antara Motivasi Dengan Kinerja Guru UKS
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara
motivasi dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS di SDN Kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang. Hasil ini didasarkan pada uji Chi Square dengan
ρ value = 0,025 (ρ value<0,05). Nilai Contingency Coefficient (CC) variabel
motivasi dan kinerja guru UKS adalah 0,468 yang menunjukkan bahwa tingkat
keeratan hubungan antara motivasi dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan
UKGS dalam kategori sedang.
Hal tersebut dikarenakan motivasi kerja merupakan faktor yang penting
bagi guru UKS untuk menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dalam
pelaksanaan UKGS. Motivasi adalah dorongan yang timbul dari diri seseorang
untuk berbuat sesuatu. Guru UKS yang memiliki motivasi tinggi akan berusaha
untuk memberikan yang terbaik yang bisa dilakukannya, karena ia mempunyai
komitmen yang tinggi terhadap pekerjaannya. Guru bekerja tidak hanya karena
ingin dipuji atau untuk mendapatkan imbalan, tetapi lebih dari itu karena tuntutan
profesinya. Sebagian responden menyatakan kurangnya motivasi dalam
operasional kegiatan UKGS dikarenakan kurangnya pembinaan dari puskesmas
khususnya dari tingkat kecamatan maupun tingkat kabupaten. Guru menyadari
bahwa penyakit gigi memerlukan penanganan yang serius sehingga perlu adanya
kerja sama dari orangtua, guru, tenaga kesehatan serta dinas kesehatan. Ini berarti
56
semakin tinggi motivasi guru akan meningkatkan kinerja guru dalam
melaksanakan UKGS. Guru UKS yang mempunyai motivasi yang baik akan
berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam pelaksanaan UKGS. Sehingga
siswa juga akan termotivasi dalam memelihara kesehatan gigi mereka. Semakin
besar dukungan, dorongan dan rangsangan untuk mencapai keberhasilan maka
semakin tinggi kinerja guru.
Teori expectancy oleh Vroom dalam Moh. As’ad (2008: 60) menyatakan
bahwa jika seorang karyawan mempunyai harapan yang besar dapat berprestasi
tinggi dan jika ia menduga bahwa dengan tercapainya prestasi yang tinggi ia akan
merasakan akibat-akibat yang diharapkan, maka ia akan mempunyai motivasi
yang tinggi untuk bekerja. Sebaliknya jika karyawan merasa yakin bahwa ia tidak
akan mencapai prestasi kerja sesuai yang diharapkan, maka ia akan kurang
memotivasi dirinya untuk bekerja.
5.1.2 Hubungan Antara Persepsi Dengan Kinerja Guru UKS
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
antara persepsi dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS di SDN
Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Hasil ini didasarkan pada uji Chi
Square yang diperoleh ρ value = 0,859 (ρ value>0,05). Nilai Contingency
Coefficient (CC) variabel persepsi dan kinerja guru UKS adalah 0,115 yang
menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan antara persepsi dengan kinerja
guru UKS dalam pelaksanaan UKGS dalam kategori sangat lemah.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Ivancevich, et al (2007:
116), yang menyatakan bahwa persepsi dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
Persepsi adalah penyeleksian, pengorganisasian dan penginterprestasian data yang
57
berhubungan dengan panca indra. Persepsi dapat mempengaruhi perilaku
karyawan dalam lingkungan kerja. Pekerjaan yang menyenangkan menurut
persepsi karyawan akan menghasilkan motivasi positif yang akan mempengaruhi
hasil kinerja.
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa walaupun guru memiliki
persepsi negatif bahwa fasilitas sekolah meliputi sarana dan prasarana dalam
mendukung kegiatan UKGS kurang memadai, seperti ketiadaan alat peraga untuk
melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan ketidaknyamanan lokasi untuk
melakukan sikat gigi bersama, namun tidak menyertai terjadinya penurunan
kinerja. Hal ini karena ada kerjasama sekolah dengan puskesmas terkait dengan
alat peraga, sehingga walaupun fasilitas sekolah terbatas, namun UKGS dapat
dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan fakta di lapangan, guru UKS memiliki
motif tersendiri dalam mempersepsikan perannya dan berbeda sesuai dengan
perilaku individu yang mereka miliki, sehingga dalam menjalankan perannya
dalam pelaksanaan UKGS dipengaruhi oleh perilakunya sendiri.
5.1.3 Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kinerja Guru UKS
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara
beban kerja dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS di sekolah dasar
Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Hasil ini didasarkan pada uji Fisher
yang diperoleh ρ value = 0,04 (ρ value<0,05). Nilai Contingency Coefficient (CC)
variabel beban kerja dan kinerja guru UKS adalah 0,529 yang menunjukkan
tingkat keeratan hubungan antara beban kerja dengan kinerja guru UKS dalam
pelaksanaan UKGS dalam kategori sedang.
58
Guru menyatakan bahwa tugas sebagai guru UKS merupakan tugas
tambahan namun sudah menjadi tanggung jawab dan melekat sebagai guru
pendidikan jasmani dan kesehatan. Beban kerja yang tinggi mengakibatkan guru
tidak mampu melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal, sebab mereka
dalam keadaan terbatas baik kemampuan, kesehatan, pengetahuan, perhatian dan
waktu, maka jumlah tugas yang harus diselesaikan terbatas. Beban kerja yang
tinggi menyebabkan berkurangnya kesempatan guru UKS dalam menyusun
laporan kegiatan UKGS dan melakukan evaluasi kegiatan UKGS. Selain itu beban
kerja yang tinggi juga menyebabkan berkurangnya waktu yang bisa digunakan
oleh guru UKS untuk melaksanakan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dan
waktu untuk melaksanakan sikat gigi bersama. Sehingga guru UKS yang memiliki
beban kerja tinggi, dapat mengalami penurunan kinerja dalam pelaksanaan
UKGS.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Pierce (2001: 35) yang
menyatakan bahwa beban kerja tinggi merupakan penyebab kurang senangnya
karyawan terhadap pekerjaannya hingga akhirnya berubah menjadi kelelahan
kerja. Beban kerja karyawan juga berdampak terhadap fisik dan psikis sehingga
mengganggu produktivitas kerja dan akhirnya berdampak pada kinerja karyawan.
5.2 Hambatan dan Kelemahan Penelitian
Hambatan dan kelemahan dalam penelitian ini adalah :
1. Kuesioner penelitian dikembangkan oleh peneliti sendiri dan bukan kuesioner
standar, maka pernyataan dan pertanyaan yang ditanyakan kepada responden
untuk setiap variabel belum mencakup secara detail dari semua aspek yang
59
menyangkut variabel tersebut. Peneliti sudah berusaha meminimalisasi
keterbatasan ini dengan cara membuat pertanyaan/pernyataan berdasarkan
pedoman dan teori yang ada dan sudah melalui tahapan uji validitas dan uji
reliabilitas.
2. Untuk mengetahui secara mendalam diperlukan penelitian lebih lanjut tentang
kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS dengan faktor-faktor lain yang
mempengaruhinya, seperti faktor organisasi (sumber daya, kepemimpinan,
imbalan, struktur, desain pekerjaan) dan faktor individu (kemampuan dan
keterampilan, latar belakang, demografis, masa kerja) yang mungkin
berhubungan dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS.
60
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
6.1.1 Ada hubungan antara motivasi terhadap kinerja guru UKS dalam
pelaksanaan UKGS dengan nilai ρ= 0,025.
6.1.2 Tidak ada hubungan antara persepsi terhadap kinerja guru UKS dalam
pelaksanaan UKGS dengan nilai ρ=0,859.
6.1.3 Ada hubungan antara beban kerja terhadap kinerja guru UKS dalam
pelaksanaan UKGS dengan nilai ρ= 0,04.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang
1. Menjalin kemitraan lintas program dan lintas sektoral dalam pelaksanaan
UKGS.
2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas pelaksana UKGS
melalui pelatihan UKGS.
3. Meningkatkan motivasi petugas pelaksana UKGS dengan pemberian imbalan
dan insentif.
6.2.2 Bagi Pelaksana Program UKGS Puskesmas
1. Meningkatkan pembinaan kepada guru UKS dalam pelaksanaan UKGS.
2. Meningkatkan frekuensi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di sekolah
dasar
61
6.2.3 Bagi Guru UKS
1. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan mengikuti pelatihan
UKGS.
2. Meningkatkan frekuensi sikat gigi bersama dan penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut.
3. Melakukan evaluasi terhadap beban kerja dan melakukan manajemen waktu
kerja secara efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan kinerja dalam
pelaksanaan UKGS.
4. Menjalin kerjasama dengan kepala sekolah, guru dan dokter kecil dalam
perencanaan dan pelaksanaan UKGS.
6.2.4 Bagi Peneliti Lain
Mengadakan penelitian lebih lanjut dengan instrumen dan metode yang
berbeda dan meneliti faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kinerja guru
UKS dalam pelaksanaan UKGS, seperti faktor organisasi dan faktor individu.
62
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat Fathoni, 2006, Manajemen SDM, Jakarta: PT Rineka Cipta
Agustiar, Shofia Amin dan Edward, 2005, Pengaruh Praktek Kepemimpinan,
Pengembangan Pegawai dan Persepsi Peran Terhadap Kinerja Penyidik PPNS HKI Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Se-Sumatera, Jurnal Siasat Bisnis No.10 Vol.2 hal.
Anwar Prabu Mangkunegara, 2006, Evaluasi Kinerja SDM, Bandung: PT Fefika Aditama
Munandar, 2001, Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek Edisi
Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta
Azhar Arsyad, 2002, Pokok-Pokok Manajemen, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Depdiknas, 2008, Pedoman Perhitungan Beban Kerja Guru, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Depkes RI, 2009, Sistem Kesehatan Nasiona,. http://www.depkes.go.id/downloads/
SKN%20final.pdf, diakses tanggal 6 Mei 2010
------------, 2004, Pedoman Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, Jakarta: Depkes RI
------------, 2003, Indikator Indonesia Sehat Dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat Dan Kabupaten/Kota Sehat , http://www.litbang.depkes.go.id/
download/is2010/indikator.pdf, diakses tanggal 6 Mei 2010
Dinkes Kab. Semarang, 2009, Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Semarang: Dinkes Kab. Semarang
----------------------------, 2008, Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Semarang: Dinkes Kab. Semarang
---------------------------, 2007. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Semarang: Dinkes Kab. Semarang
63
Dinkes Prov. Jateng, 2009, Data Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Puskesmas Provinsi Jawa Tengah, Semarang: Dinkes Prov. Jawa Tengah
-------------------------, 2008, Data Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Puskesmas Provinsi Jawa Tengah, Semarang: Dinkes Prov. Jawa Tengah
-------------------------, 2007, Data Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Puskesmas Provinsi Jawa Tengah, Semarang: Dinkes Prov. Jawa Tengah
Eliza Herijulianti, dkk. 2002, Pendidikan Kesehatan Gigi, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Gomes, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: ANDI Offset
Ike Janita Dewi, 2006, Maximum Motivation: Konsep Dan Implikasi Manajerial Dalam Memotivasi Karyawan, Yogyakarta: Santusta
Ivancevich, Robert Konopaske, dan Michael T. Matteson, 2007, Perilaku Manajemen Dan Organisasi Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga
J. Winardi, 2007, Motivasi Dan Pemotivasian Dalam Manajemen, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Linda Tambun, 2006, Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Koordinator SP2TP Puskesmas Di Kota Medan, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
M. Firmansyah, 2009, Pengaruh Karakteristik Organisasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Untuk Membantu Promosi Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Sigli, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Malayu S.P.Hasibuan, 2001, Organisasi Dan Motivasi, Jakarta: PT Bumi Aksara
Miftah Thoha, 2008, Perilaku Organisasi; Konsep Dasar Dan Aplikasinya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Moh. As’ad, 2008, Psikologi Industri, Malang: UPT Penerbitan Universitas Malang
Nurmala Situmorang Tampubolon, 2005, Dampak Karies Gigi Dan Penyakit Periodontal Terhadap Kualitas Hidup, Medan: FKG USU
Payama J. Simanjuntak, 2005, Manajemen & Evaluasi Kinerja, Jakarta: FE UII
Pierce, 2001, Patient Safety and Production Pressure : ICU Nursing Perspective,
64
http://www.apsf.org/newsletter/html/2001/spring/12ICU%20RN.htm, diakses tanggal 15 Agustus 2010
Robert Kreitner dan Angelo Kinicki, 2005, Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat
Robbins dan Timothy A. Judge, 2008, Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat
Saifuddin Azwar, 2008, Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sjafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala, 2007, Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia, Jakarta: Ghalia Indonesia
Soekidjo Notoatmodjo, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT Rineka Cipta
Sondang Pintauli dan Taizo Hamada, 2008, Menuju Gigi Dan Mulut Sehat, Medan: USU Press
Sopiyudin Dahlan, 2004, Seri Statistik: Statistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Uji Hipotesis Dengan Menggunakan SPSS Program 12 Jam, Jakarta: PT Arkans
Sudarmanto, 2009, Kinerja Dan Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugiyono, 2004, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta
T. Hani Handoko, 2001, Manajemen Edisi 2, Yogyakarta: BPFE
Tarwaka, 2004, Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Surakarta: UNIBA PRESS
Tri Erri Astoeti, 2006, Total Quality Management Dalam Pendidikan Kesehatan Gigi di Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Tulus Winarsunu, 2008, Psikologi Keselamatan Kerja, Malang: UPT Penerbitan Universitas Malang
Veithzal Rivai, 2008, Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Wibowo, 2007, Manajemen Kinerja, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
World health Organization (WHO), 2000, WHO Oral Health Country/Area Profil Programme, http://www.whocollab.od.mah.se/index.html, diakses tanggal 6 Mei 2010
65
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN MOTIVASI, PERSEPSI DAN BEBAN KERJA
TERHADAP KINERJA GURU UKS DALAM PELAKSANAAN UKGS
DI SDN KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2010
Nomor Responden : A. IDENTITAS RESPONDEN Nama : ……………………… Umur : …… tahun Jenis Kelamin : □ Pria
□ Wanita Pendidikan Terakhir : …………… Masa kerja sebagai guru UKS : …… tahun Nama SD : ……………………….. Alamat SD : ………………………..
B. PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah instrumen ini dengan seksama
2. Jawaban instrumen ini tidak ada yang benar dan salah dan tidak
berpengaruh terhadap konduite Anda. Jawablah dengan jujur dan apa
adanya, agar jawaban yang Anda berikan dapat memberikan informasi
yang berguna sesuai dengan tujuan penelitian ini.
3. Berilah tanda (√) pada salah kolom yang merupakan jawaban atas
pernyataan dan tanda (X) pada pilihan yang merupakan jawaban atas
pertanyaan.
Atas kesediaan Anda untuk mengisi angket ini, penulis sampaikan terima
kasih.
Lampiran 1
66
C. MOTIVASI Bacalah pernyataan berikut dengan cermat, kemudian pilihlah satu alternatif
jawaban dengan cara memberikan tanda (√) yang menurut Anda paling tepat :
• SS (Sangat Setuju) = skor 5 • S (Setuju) = skor 4 • R (Ragu-ragu) = skor 3 • TS (Tidak Setuju) = skor 2 • STS (Sangat Tidak Setuju) = skor 1
No. Pernyataan Jawaban SS S R TS STS
1 Saya akan bekerja keras melaksanakan tugas saya sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki.
2 Saya bersedia untuk menjalin hubungan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan fungsinya.
3 Saya bekerja dengan cara yang saya sukai tanpa mempedulikan pendapat orang lain.
4 Saya tidak memerlukan pujian dari siapapun, karena bekerja adalah tujuan hidup saya.
5 Apabila saya memiliki gagasan positif maka gagasan saya harus dapat diterima.
6 Pemberian penghargaan akan mendorong semangat kerja guru
7 Saya dapat menyelesaikan pekerjaan apabila bekerja sama dengan teman sejawat.
8 Dalam menyelesaikan tugas, saya cukup sendiri 9 Penghargaan atas hasil kerja merupakan manifestasi
kepuasan kerja yang penting bagi saya.
10 Saya tidak suka mengajak guru lain untuk bekerja lebih baik
11 Saya berusaha memberikan hasil yang terbaik dalam pelaksanaan kegiatan UKGS
12 Saya cenderung untuk tidak membina hubungan yang akrab dengan guru lain
13 Pengetahuan dan keterampilan saya untuk mendukung pelaksanaan tugas, belum memenuhi persyaratan yang ada.
14 Dalam menyelesaikan pekerjaan, saya tidak harus mendapatkan hasil yang terbaik.
15 Saya tidak harus mendapatkan honor secara khusus, apabila dapat menjalankan tugas dengan baik,
16 Saya suka mempengaruhi guru lain untuk mengikuti cara kerja saya
Sumber: Dikembangkan dari Mc Clelland (1987) dalam Saiffudin Azwar (2008)
Kategori:
• Motivasi rendah: skor 16-37 • Motivasi sedang: skor 38-59 • Motivasi tinggi: skor 60-80
67
D. PERSEPSI Bacalah pernyataan berikut dengan cermat, kemudian pilihlah satu alternatif jawaban dengan cara memberikan tanda (√) yang menurut Anda paling tepat : • SS (Sangat Setuju) = skor 5 • S (Setuju) = skor 4 • N (Netral) = skor 3 • TS (Tidak Setuju) = skor 2 • STS (Sangat Tidak Setuju) = skor 1
No. Pernyataan Jawaban SS S N TS STS
1 Saya merasa dibutuhkan oleh siswa untuk lebih memotivasi siwa dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut
2 Saya merasa sangat berperan dalam beberapa keputusan tentang pelaksanaan UKGS
3 Saya merasa bahwa pendidikan dan keahlian saya tidak dipergunakan secara penuh dalam peran saya sebagai guru UKS
4 Saya merasa peran saya sebagai guru UKS dalam pelaksanaan UKGS cukup penting
5 Saya dapat melakukan pekerjaan rutin sehari-hari yang biasa walaupun dibebani tugas sebagai guru UKS
6 Saya memiliki kebebasan dalam pelaksanaan UKGS sebagai guru UKS
7 Saya tidak memiliki peluang untuk berkembang secara professional dalam peran saya sebagai guru UKS
8 Saya tidak dapat berinisiatif dan bertindak sendiri dalam pelaksanaan UKGS
9 UKGS dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap kesehatan gigi
10 Saya tidak memiliki waktu untuk melaksanakan kegiatan promotif kesehatan gigi dan mulutdalam kaitannya dengan peran saya sebagai guru UKS
11 Pendidikan kesehatan gigi perlu diberikan sesekali dalam mata pelajaran olahraga dan kesehatan.
12 Peran aktif dokter kecil diperlukan dalam pelaksanaan UKGS
Sumber: Dikembangkan dari Rosenberg (1965) dalam Saifuddin Azwar (2008)
Kategori:
• Persepsi negatif: skor 12-28 • Persepsi netral: skor 29-45 • Persepsi positif: skor 46-60
68
E. BEBAN KERJA
Bacalah pertanyaan berikut dengan cermat, kemudian pilihlah satu alternatif jawaban dengan cara memberikan tanda (X) yang menurut Anda paling tepat : • Ya = skor 1 • Tidak = skor 0 1. Sebagai seorang guru, apakah Anda merasa memiliki terlalu banyak tugas dan
memiliki terlalu sedikit waktu untuk mengerjakannya? a. Ya b. Tidak 2. Apakah Anda sering bekerja melebihi batas waktu kerja Anda? a. Ya b. Tidak 3. Apakah pengetahuan dan keterampilan yang Anda miliki tidak mampu mengimbangi
sulitnya pekerjaan? a. Ya b. Tidak
4. Apakah tugas tambahan menjadi beban tambahan bagi Anda? a. Ya b. Tidak 5. Apakah tugas tambahan membuat Anda tidak dapat melakukan pekerjaan Anda
dengan baik? a. Ya b. Tidak 6. Apakah tanggung jawab yang dibebankan kepada Anda tidak sesuai dengan
kemampuan Anda untuk mengatasinya ? a. Ya b. Tidak 7. Apakah target dinas dan tuntutan terlalu tinggi sehingga memberatkan tugas Anda?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah Anda merasa keberatan dengan semua tugas yang Anda pegang? a. Ya b. Tidak Sumber: Dikembangkan dari Linda Tambun (2006) F. KINERJA
Bacalah pernyataan berikut dengan cermat, kemudian pilihlah satu alternatif jawaban dengan cara memberikan tanda (√) yang menurut Anda paling tepat :
Kategori:
• Beban kerja rendah : skor 0-2 • Beban kerja cukup: skor 3-5 • Beban kerja tinggi: skor 6-8
69
• SLD (Selalu Dikerjakan) = skor 5 • SD (Sering Dikerjakan) = skor 4 • JD (Jarang Dikerjakan) = skor 3 • SJD (Sangat Jarang Dikerjakan) = skor 2 • TD (Tidak Dikerjakan) = skor 1
No. Pernyataan Jawaban SLD SD JD SJD TD
1 Mengumpulkan data dan informasi UKGS 2 Menyusun rencana kegiatan UKGS 3 Menyesuaikan rencana dengan jadwal kegiatan
SD
4 Konsultasi dengan semua pihak tentang rencana kerja kegiatan UKGS
5 Melakukan pendekatan dengan kepala sekolah 6 Menggali peran serta pembiayaan dari sekolah 7 Bekerja sama dengan guru kelas dalam
pelaksanaan UKGS
8 Membangun hubungan kerja sama dengan puskesmas
9 Menyusun rencana penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
10 Melibatkan guru kelas dalam menyusun jadwal sikat gigi bersama
11 Melibatkan dokter kecil dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut agar berperan aktif
12 Mempersiapkan ruangan dan peralatan UKGS 13 Melaksanakan penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut
14 Melakukan bimbingan sikat gigi bersama 15 Melaksanakan sikat gigi bersama satu kali
dalam satu bulan
16 Melakukan identifikasi penyakit karies gigi pada siswa
17 Melakukan rujukan kesehatan gigi kepada dokter gigi,puskesmas atau rumah sakit
18 Mencatat pelaksanaan kegiatan UKGS 19 Menyusun laporan kegiatan UKGS 20 Melakukan evaluasi kegiatan UKGS Sumber: Dikembangkan dari Tri Erri Astoeti (2006)
Pringapus, Juni 2010 Responden,
TERIMA KASIH DAN SEMOGA SUKSES
Kategori:
• Kinerja kurang: skor 20-46 • Kinerja cukup: skor 47-73 • Kinerja baik: skor 74-100
74
TABULASI DATA HASIL UJI COBA KUESIONER
NO MOTIVASI PERSEPSI
RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 JML 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JML R-001 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 58 R-002 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 R-003 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 R-004 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 75 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 54 R-005 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 3 4 5 3 5 4 69 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 51 R-006 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 75 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 58 R-007 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 62 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 41 R-008 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 76 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 56 R-009 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 68 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 54 R-010 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 2 4 5 4 5 69 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 54 R-011 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 73 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 55 R-012 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 62 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 44 R-013 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 66 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 51 R-014 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 78 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 58 R-015 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 R-016 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 79 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 55 R-017 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 69 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 52 R-018 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 R-019 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 78 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60 R-020 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
Lampiran 2
75
TABULASI DATA HASIL UJI COBA KUESIONER
NO BEBAN KERJA KINERJARESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 JML 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 JML
R-001 1 1 1 1 1 1 1 1 8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 104 R-002 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 5 5 1 5 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 4 1 1 1 3 5 79 R-003 1 1 0 1 0 0 0 0 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 4 71 R-004 0 1 1 1 1 0 1 0 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 4 5 3 4 5 95 R-005 0 0 0 0 0 0 1 0 1 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 70 R-006 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 2 3 3 3 3 56 R-007 1 1 1 1 1 1 1 1 8 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 79 R-008 1 1 0 1 0 0 0 0 3 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 83 R-009 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 3 3 4 4 4 5 3 3 4 4 3 3 3 3 1 3 3 3 4 67 R-010 1 1 0 1 0 0 0 0 3 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 4 5 5 5 5 4 5 3 5 5 95 R-011 1 1 0 1 0 0 1 1 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 3 3 3 3 4 5 4 4 5 89 R-012 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 1 5 1 5 5 3 5 87 R-013 0 1 0 1 0 0 0 0 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 1 4 3 3 5 4 5 3 4 1 3 4 72 R-014 0 1 0 1 0 0 0 0 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 105 R-015 1 1 1 1 1 0 1 1 7 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 85 R-016 0 1 1 1 1 0 0 0 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 4 4 5 5 97 R-017 1 1 1 1 1 0 1 1 7 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 3 4 3 5 4 5 5 94 R-018 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 3 4 5 5 3 5 3 5 5 94 R-019 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 97 R-020 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 3 5 5 5 5 100
76
Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel Motivasi Case Prosessing Summary N % Cases Valid Excluded (a) Total
200
20
100.00
100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach’s Alpha N of Items
.922 16 Item-Total Statistics Scale Mean if
Item deleted Scale Variance if
Item deleted Corrected Item-Total Correlation
Cronbach’s Alpha if Item Deleted
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16
65.80 65.85 65.75 65.85 65.75 65.75 65.85 65.80 65.85 65.85 65.05 66.35 65.75 65.90 65.75 65.85
36.69535.29234.82935.29235.56634.82936.13436.69536.13435.29235.73432.55535.56635.98934.82935.292
.507
.625
.826
.625
.697
.826
.613
.507
.613
.625
.541
.598
.697
.533
.826
.625
.920
.917
.912
.917
.916
.912
.916
.920
.918
.917
.920
.923
.916
.920
.912
.917 Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel Persepsi Case Prosessing Summary N % Cases Valid Excluded (a) Total
200
20
100.00
100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach’s Alpha N of Items
.929 12
Lampiran 3
77
Item-Total Statistics Scale Mean if
Item deleted Scale Variance if
Item deleted Corrected Item-Total Correlation
Cronbach’s Alpha if Item Deleted
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12
47.75 47.45 47.80 48.00 47.60 47.75 47.80 47.80 48.00 47.55 47.60 47.45
21.67121.52421.43221.05322.14721.67121.43221.32621.05322.05022.14721.524
.663
.804
.744
.635
.649
.663
.744
.767
.635
.666
.649
.804
.924
.919
.921
.926
.925
.924
.921
.920
.926
.924
.925
.919 Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel Beban kerja Case Prosessing Summary N % Cases Valid Excluded (a) Total
200
20
100.00
100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach’s Alpha N of Items
.908 8 Item-Total Statistics Scale Mean if
Item deleted Scale Variance if
Item deletedCorrected Item-Total Correlation
Cronbach’s Alpha if Item Deleted
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
2.50 3.30 3.60 3.30 3.60 3.80 3.55 3.65
6.4746.3266.3586.3266.3587.4328.4716.450
.658
.724
.772
.724
.772
.527
.683
.781
.900
.894
.889
.894
.889
.910
.898
.889
78
Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel Kinerja Case Prosessing Summary N % Cases Valid Excluded (a) Total
200
20
100.00
100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach’s Alpha N of Items
.940 20 Item-Total Statistics Scale Mean if
Item deleted Scale Variance if
Item deleted Corrected Item-Total Correlation
Cronbach’s Alpha if Item Deleted
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
77.30 77.20 77.00 77.25 76.75 77.20 76.80 76.85 77.45 77.80 77.20 77.35 77.20 77.55 77.30 78.30 77.25 77.80 77.30 76.80
150.142149.432155.158152.934158.408156.379156.904157.608154.892152.589156.379159.608152.800153.734149.695150.326152.934152.589150.642156.905
.859
.733
.652
.606
.755
.644
.849
.697
.745
.548
.644
.493
.632
.483
.715
.604
.606
.548
.859
.849
.934
.936
.937
.938
.937
.938
.936
.937
.936
.940
.938
.940
.938
.942
.936
.939
.938
.940
.934
.936
80
DATA RESPONDEN PENELITIAN
NO NAMA RESPONDEN JENIS KELAMIN UMUR TINGKAT
PENDIDIKAN MASA KERJA
MOTIVASI
PERSEPSI
BEBAN KERJA
KINERJA
1 DIANING WIRATMOKO LAKI-LAKI 27 tahun S1 1 tahun tinggi positif sedang baik2 PURIE WIDIYANTO LAKI-LAKI 38 tahun S1 4 tahun tinggi positif sedang cukup 3 ZULIYAN FAQIH
PRAYOGO LAKI-LAKI 25 tahun D II 1 tahun rendah positif tinggi kurang
4 SRIYONO LAKI-LAKI 49 tahun D II 25 tahun rendah negatif tinggi baik5 SRI SUDARSIH PEREMPUAN 51 tahun D II 30 tahun tinggi positif tinggi cukup 6 IMAM WIDI PRASETYO LAKI-LAKI 27 tahun S1 1 tahun rendah positif tinggi kurang 7 BAMBANG SETYANTO LAKI-LAKI 51 tahun D II 30 tahun rendah positif sedang cukup 8 HERMANU LAKI-LAKI 39 tahun S1 6 tahun tinggi positif tinggi kurang 9 JAYENG S LAKI-LAKI 50 tahun D II 30 tahun rendah negatif sedang cukup 10 HERU PURNOMO LAKI-LAKI 40 tahun S1 12 tahun rendah negatif tinggi kurang 11 SETIYATUN PEREMPUAN 51 tahun D II 31 tahun rendah negatif sedang cukup 12 DENI SETIAWAN LAKI-LAKI 26 tahun S1 1 tahun rendah negatif tinggi kurang 13 ISNAENI PRIYO UTOMO LAKI-LAKI 35 tahun D II 6 tahun tinggi netral sedang baik14 ARI YUSNANTO LAKI-LAKI 28 tahun S1 1 tahun tinggi positif sedang baik15 ALI FATHORI LAKI-LAKI 45 tahun S1 25 tahun tinggi negatif sedang cukup 16 AGUS SUSANTO LAKI-LAKI 27 tahun S1 1 tahun tinggi negatif tinggi kurang 17 ANDI SETYAWAN LAKI-LAKI 25 tahun D II 4 tahun sedang negatif sedang baik18 NILAWATI PEREMPUAN 35 tahun S1 1 tahun rendah netral tinggi kurang 19 DWI LESMONO LAKI-LAKI 41 tahun D II 15 tahun sedang netral rendah cukup 20 TUTININGSIH PEREMPUAN 39 tahun S1 8 tahun rendah netral tinggi kurang 21 GIGIH DWI PRABOWO LAKI-LAKI 26 tahun S1 1tahun sedang negatif tinggi baik22 KUNTOWIYARI LAKI-LAKI 40 tahun D II 12 tahun rendah negatif tinggi kurang 23 GURUH SIWI SUBOWO LAKI-LAKI 39 tahun S1 4 tahun sedang netral tinggi baik24 TITIK KUSUMAWATI PEREMPUAN 40 tahun D II 12 tahun rendah negatif rendah kurang 25 HARIS PANCA LAKI-LAKI 28 tahun S1 1 tahun rendah negatif tinggi kurang
Lampiran 4
80
HASIL ANALISIS UNIVARIAT Frequencies
Statistics
jenis
kelamin umur tingkat
pendidikanmasa kerja motivasi persepsi
beban kerja kinerja
N Valid 25 25 25 25 25 25 25 25 Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 Frequency Table jenis kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid laki-laki 20 80.0 80.0 80.0 perempuan 5 20.0 20.0 100.0 Total 25 100.0 100.0
umur Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 25 2 8.0 8.0 8.0 26 2 8.0 8.0 16.0 27 3 12.0 12.0 28.0 28 2 8.0 8.0 36.0 35 2 8.0 8.0 44.0 38 1 4.0 4.0 48.0 39 3 12.0 12.0 60.0 40 3 12.0 12.0 72.0 41 1 4.0 4.0 76.0 45 1 4.0 4.0 80.0 49 1 4.0 4.0 84.0 50 1 4.0 4.0 88.0 51 3 12.0 12.0 100.0 Total 25 100.0 100.0
tingkat pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid S1 14 56.0 56.0 56.0 D II 11 44.0 44.0 100.0 Total 25 100.0 100.0
Lampiran 6
81
masa kerja Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1 9 36.0 36.0 36.0 4 3 12.0 12.0 48.0 6 2 8.0 8.0 56.0 8 1 4.0 4.0 60.0 12 3 12.0 12.0 72.0 15 1 4.0 4.0 76.0 25 2 8.0 8.0 84.0 30 3 12.0 12.0 96.0 31 1 4.0 4.0 100.0 Total 25 100.0 100.0
motivasi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid rendah 13 52.0 52.0 52.0 sedang 4 16.0 16.0 68.0 tinggi 8 32.0 32.0 100.0 Total 25 100.0 100.0
persepsi guru Frequency Percent Valid Percent Cumulative PercentValid negatif 12 48.0 48.0 48.0 netral 5 20.0 20.0 68.0 positif 8 32.0 32.0 100.0 Total 25 100.0 100.0
beban kerja Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid rendah 2 8.0 8.0 8.0 sedang 9 36.0 36.0 44.0 tinggi 14 56.0 56.0 100.0 Total 25 100.0 100.0
kinerja Frequency Percent Valid Percent Cumulative PercentValid kurang 11 44.0 44.0 44.0 cukup 7 28.0 28.0 72.0 baik 7 28.0 28.0 100.0 Total 25 100.0 100.0
82
HASIL ANALISIS BIVARIAT
CROSSTAB MOTIVASI DENGAN KINERJA Sebelum Penggabungan Sel Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent motivasi guru * kinerja guru 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%
motivasi guru * kinerja guru Crosstabulation
kinerja guru Total kurang cukup baik motivasi guru rendah Count 9 3 1 13 Expected Count 5.7 3.6 3.6 13.0 % within motivasi guru 69.2% 23.1% 7.7% 100.0% % within kinerja guru 81.8% 42.9% 14.3% 52.0% % of Total 36.0% 12.0% 4.0% 52.0% sedang Count 0 1 3 4 Expected Count 1.8 1.1 1.1 4.0 % within motivasi guru .0% 25.0% 75.0% 100.0% % within kinerja guru .0% 14.3% 42.9% 16.0% % of Total .0% 4.0% 12.0% 16.0% tinggi Count 2 3 3 8 Expected Count 3.5 2.2 2.2 8.0 % within motivasi guru 25.0% 37.5% 37.5% 100.0% % within kinerja guru 18.2% 42.9% 42.9% 32.0% % of Total 8.0% 12.0% 12.0% 32.0% Total Count 11 7 7 25 Expected Count 11.0 7.0 7.0 25.0 % within motivasi guru 44.0% 28.0% 28.0% 100.0% % within kinerja guru 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 44.0% 28.0% 28.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 10.009(a) 4 .040Likelihood Ratio 11.344 4 .023Linear-by-Linear Association 4.648 1 .031N of Valid Cases 25
a 8 cells (88.9%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.12. Symmetric Measures Value Approx. Sig. Nominal by Nominal Contingency Coefficient .535 .040N of Valid Cases 25
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Lampiran 7
83
CROSSTAB MOTIVASI DENGAN KINERJA Setelah Penggabungan Sel
Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent motivasi guru * kinerja guru 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%
motivasi guru * kinerja guru Crosstabulation kinerja guru Total kurang cukup+baik motivasi guru rendah Count 9 4 13 Expected Count 5.7 7.3 13.0 % within motivasi transform 69.2% 30.8% 100.0% % within kinerja transform 81.8% 28.6% 52.0% % of Total 36.0% 16.0% 52.0% sedang+tinggi Count 2 10 12 Expected Count 5.3 6.7 12.0 % within motivasi transform 16.7% 83.3% 100.0% % within kinerja transform 18.2% 71.4% 48.0% % of Total 8.0% 40.0% 48.0% Total Count 11 14 25 Expected Count 11.0 14.0 25.0 % within motivasi transform 44.0% 56.0% 100.0% % within kinerja transform 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 44.0% 56.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 6.997(b) 1 .008 Continuity Correction(a) 5.026 1 .025 Likelihood Ratio 7.435 1 .006 Fisher's Exact Test .015 .011 Linear-by-Linear Association 6.717 1 .010 N of Valid Cases 25
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.2 Symmetric Measures Value Approx. Sig.Nominal by Nominal Contingency Coefficient .468 .008N of Valid Cases 25
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
84
Risk Estimate Value 95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for motivasi guru (rendah / tinggi) 11.250 1.647 76.849 For cohort kinerja guru = kurang 4.154 1.114 15.488 For cohort kinerja guru = baik .369 .157 .867 N of Valid Cases 25
CROSSTAB PERSEPSI DENGAN KINERJA Sebelum Penggabungan Sel Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent persepsi guru * kinerja guru 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%
persepsi guru * kinerja guru Crosstabulation kinerja guru Total kurang cukup baik persepsi guru negatif Count 6 3 3 12 Expected Count 5.3 3.4 3.4 12.0 % within kategori persepsi guru 50.0% 25.0% 25.0% 100.0% % within kinerja guru 54.5% 42.9% 42.9% 48.0% % of Total 24.0% 12.0% 12.0% 48.0% netral Count 2 1 2 5 Expected Count 2.2 1.4 1.4 5.0 % within kategori persepsi guru 40.0% 20.0% 40.0% 100.0% % within kinerja guru 18.2% 14.3% 28.6% 20.0% % of Total 8.0% 4.0% 8.0% 20.0% positif Count 3 3 2 8 Expected Count 3.5 2.2 2.2 8.0 % within kategori persepsi guru 37.5% 37.5% 25.0% 100.0% % within kinerja guru 27.3% 42.9% 28.6% 32.0% % of Total 12.0% 12.0% 8.0% 32.0% Total Count 11 7 7 25 Expected Count 11.0 7.0 7.0 25.0 % within kategori persepsi guru 44.0% 28.0% 28.0% 100.0% % within kinerja guru 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 44.0% 28.0% 28.0% 100.0%
Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square .925(a) 4 .921Likelihood Ratio .887 4 .926Linear-by-Linear Association .132 1 .716N of Valid Cases 25
a 8 cells (88.9%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.40.
85
Symmetric Measures Value Approx. Sig. Nominal by Nominal Contingency Coefficient .189 .921N of Valid Cases 25
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. CROSSTAB PERSEPSI DENGAN KINERJA Setelah Penggabungan Sel Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent persepsi guru * kinerja guru 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%
persepsi guru * kinerja guru Crosstabulation kinerja guru Total kurang Cukup + baik persepsi guru negatif Count 6 6 12 Expected Count 5.3 6.7 12.0 % within persepsi guru 50.0% 50.0% 100.0% % within kinerja guru 54.5% 42.9% 48.0% % of Total 24.0% 24.0% 48.0% netral + positif Count 5 8 13 Expected Count 5.7 7.3 13.0 % within persepsi guru 38.5% 61.5% 100.0% % within kinerja guru 45.5% 57.1% 52.0% % of Total 20.0% 32.0% 52.0% Total Count 11 14 25 Expected Count 11.0 14.0 25.0 % within persepsi guru 44.0% 56.0% 100.0% % within kinerja guru 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 44.0% 56.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .337(b) 1 .561 Continuity Correction(a) .031 1 .859 Likelihood Ratio .338 1 .561 Fisher's Exact Test .695 .430 Linear-by-Linear Association .324 1 .569 N of Valid Cases 25
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.28.
86
Symmetric Measures Value Approx. Sig. Nominal by Nominal Contingency Coefficient .115 .561 N of Valid Cases 25
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. Risk Estimate Value 95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for persepsi guru (negatif / positif) 1.600 .326 7.848 For cohort kinerja guru = kurang 1.300 .534 3.167 For cohort kinerja guru = baik .813 .399 1.653 N of Valid Cases 25
CROSSTAB BEBAN KERJA DENGAN KINERJA Sebelum Penggabungan Sel Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent beban kerja guru * kinerja guru 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%
beban kerja guru * kinerja guru Crosstabulation kinerja guru Total kurang cukup baik beban kerja guru rendah Count 1 1 0 2 Expected Count .9 .6 .6 2.0 % within beban kerja guru 50.0% 50.0% .0% 100.0% % within kinerja guru 9.1% 14.3% .0% 8.0% % of Total 4.0% 4.0% .0% 8.0% sedang Count 0 5 4 9 Expected Count 4.0 2.5 2.5 9.0 % within beban kerja guru .0% 55.6% 44.4% 100.0% % within kinerja guru .0% 71.4% 57.1% 36.0% % of Total .0% 20.0% 16.0% 36.0% tinggi Count 10 1 3 14 Expected Count 6.2 3.9 3.9 14.0 % within beban kerja guru 71.4% 7.1% 21.4% 100.0% % within kinerja guru 90.9% 14.3% 42.9% 56.0% % of Total 40.0% 4.0% 12.0% 56.0%Total Count 11 7 7 25 Expected Count 11.0 7.0 7.0 25.0 % within beban kerja guru 44.0% 28.0% 28.0% 100.0% % within kinerja guru 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 44.0% 28.0% 28.0% 100.0%
87
Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 12.977(a) 4 .011Likelihood Ratio 17.316 4 .002Linear-by-Linear Association 2.247 1 .134N of Valid Cases 25
a 8 cells (88.9%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .56. Symmetric Measures Value Approx. Sig. Nominal by Nominal Contingency Coefficient .585 .011N of Valid Cases 25
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. CROSSTAB BEBAN KERJA DENGAN KINERJA Setelah Penggabungan Sel Case Processing Summary Cases Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent beban kerja * kinerja guru 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%
beban kerja * kinerja guru Crosstabulation kinerja guru Total kurang cukup+baik beban kerja rendah +sedang Count 1 10 11 Expected Count 4.8 6.2 11.0 % within beban transform 9.1% 90.9% 100.0% % within kinerja transform 9.1% 71.4% 44.0% % of Total 4.0% 40.0% 44.0% tinggi Count 10 4 14 Expected Count 6.2 7.8 14.0 % within beban transform 71.4% 28.6% 100.0% % within kinerja transform 90.9% 28.6% 56.0% % of Total 40.0% 16.0% 56.0% Total Count 11 14 25 Expected Count 11.0 14.0 25.0 % within beban transform 44.0% 56.0% 100.0% % within kinerja transform 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 44.0% 56.0% 100.0%
88
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 9.715(b) 1 .002 Continuity Correction(a) 7.350 1 .007 Likelihood Ratio 10.843 1 .001 Fisher's Exact Test .004 .003 Linear-by-Linear Association 9.326 1 .002 N of Valid Cases 25
a Computed only for a 2x2 table b 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.84. Symmetric Measures Value Approx. Sig. Nominal by Nominal Contingency Coefficient .529 .002N of Valid Cases 25
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for beban kerja (sedang / tinggi) .040 .004 .424 For cohort kinerja guru= kurang .127 .019 .849 For cohort kinerja guru= baik 3.182 1.361 7.437 N of Valid Cases 25
89
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1.
Pengisian
Kuesioner Gambar 2.
Pengisian
Kuesioner
Lampiran 8