hubungan orientasi sosial perangkat desa … · i hubungan orientasi sosial perangkat desa terhadap...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ORIENTASI SOSIAL PERANGKAT DESA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Studi Kasus di Dusun Planggok Desa Margokaton Kecamatan Seyegan Sleman Yogyakarta
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma
Oleh :
Yacoba Asri Dharmayanti
NIM : 05 2214 045
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
HUBUNGAN ORIENTASI SOSIAL PERANGKAT DESA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Studi Kasus di Dusun Planggok Desa Margokaton Kecamatan Seyegan Sleman Yogyakarta
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma
Oleh :
Yacoba Asri Dharmayanti
NIM : 05 2214 045
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
Kau memperoleh kekuatan, keberanian, dan rasa percaya diri
dari setiap pengalaman yang membuatmu berhenti sejenak
untuk menghadapi takutmu.
Kau dapat berkata pada dirimu sendiri, ‘Aku telah tabah
menghadapi kengerian ini, aku pasti mampu menghadapi hal
berikutnya’.
-Eleanor Roosevelt-
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang
memelihara kamu.
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada TUHAN
dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
JIKA KAMU BERPIKIR BISA, MAKA KAMU AKAN BISA
MELAKUKANNYA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan Kepada:
Yesus Kristus, penuntun jalanku
Bunda Maria, pendamping hidupku
Papa,Mama, kakak, adik-adik ku tercinta
Anakku tersayang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIHAN KARYA TULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
HUBUNGAN ORIENTASI SOSIAL PERANGKAT DESA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Studi Kasus di Dusun Planggok Desa Margokaton Kecamatan Seyegan Sleman Yogyakarta
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 29 Februari 2012 adalah hasil karya saya
Dengan ini, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat serta pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.
Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi yaitu skripsi ini digugurkan, ijasah dikembalikan kepada pimpinan Universitas Sanata Dharma dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta bila diperlukan bersedia diproses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).
Yogyakarta, 29 Februari 2012 Yang membuat pernyataan
Yacoba Asri Dharmayanti
NIM: 062214001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Yacoba Asri Dharmayanti
Nomor Mahasiswa : 05 2214 045
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul : HUBUNGAN ORIENTASI SOSIAL PERANGKAT DESA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. Studi Kasus di Dusun Planggok Desa Margokaton Kecamatan Seyegan Sleman Yogyakarta. Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 29 Februari 2012
Yang menyatakan,
Yacoba Asri Dharmayanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
HUBUNGAN ORIENTASI SOSIAL PERANGKAT DESA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Studi Kasus di Dusun Planggok Desa Margokaton Kecamatan Seyegan Sleman Yogyakarta
Yacoba Asri Dharmayanti
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2012
Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mendeskripsikan orientasi kewirausahaan sosial perangkat desa dalam perspektif anggota masyarakat. 2) Mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dalam perspektif masyarakat. 3) Menjelaskan hubungan antara orientasi kewirausahaan sosial perangkat desa dan kesejahteraan masyarakat. Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang melibatkan 84 orang sebagai responden.
Penulis menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data, yaitu kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis crosstab yang bertujuan untuk menganalisis karakteristik responden dan analisis data Korelasi Product Moment untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara orientasi kewirausahaan sosial perangkat desa dan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan hasil analisis crosstab dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 72 orang (85,7%), dari sisi usia mayoritas berusia 36 - 45 tahun yaitu sebanyak 25 orang (29,8%), dari aspek pendidikan mayoritas berpendidikan SMA/SMK yaitu sebanyak 30 orang (35,7%), dan dari sudut pekerjaan mayoritas bekerja sebagai buruh tani, yaitu sebanyak 37 responden (44,0%). Masyarakat mendeskripsikan perangkat desa 85,7% berorientasi sosial sedangkan 80% masyarakat mendeskripsikan perangkat desa berorientasi non profit. Hasil analisis data Korelasi Product Moment menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara orientasi sosial dan non sosial dan orientasi profit dan non profit dengan kesejahteraan masyarakat. Kata kunci : orientasi wirausaha, sosial, non sosial, profit, non profit, kesejahteraan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE SOCIAL ORIENTATION OF THE RELATIONSHIP WITH THE COMMUNITY WELFARE
case study on Planggok Village Margokaton Village Seyegan Town of Sleman Yogyakarta
Yacoba Asri Dharmayanti
Faculty of Economics Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2012
This research aims to 1) Describe the orientation of social entrepreneurship in the village of device perspective community members. 2) measure the level of welfare society in the perspective of the community. 3) explain the relationship between the orientation of social entrepreneurship and community welfare devices village. This is a the study case involving 84 people respondents.
Researcher used several technic which in collectivy data ... questionnair and interview. Data analysis techniques used crosstab to analyze the characteristics of respondents aims. The Product Moment Correlation was applied find out whether there is a relationship between orientation of social entrepreneurship and community welfare devices village.
Based on the results of the analysis of the crosstab can be aware that the majority of respondents were male, as many as 72 people (85,7%), from the age of majority at age 36-45 years, as many as 25 people (29.8%), the majority of the education aspects of SMA/SMK are educated as much as 30 people (by 35.7 per%), and from a majority of jobs working as a laborer, i.e. as much as 37 respondents (44,0%). The community described the village social-oriented while 85,7% 80% community-oriented village devices describes a non profit. Data analysis Product Moment Correlation suggests that there is a significant relationship between orientation and social non profit social and orientation and non profit with the welfare of society. Keywords: entrepreneurial orientation, social, social, non profit, non profit, community welfare.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Segala hormat, puji dan syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas segala berkat, kasih serta anugerah-Nya yang senantiasa penulis
rasakan dari awal sampai akhir penulisan skripsi yang berjudul “HUBUNGAN
ORIENTASI SOSIAL PERANGKAT DESA TERHADAP
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. Studi Kasus di Dusun Planggok Desa
Margokaton Kecamatan Seyegan Sleman Yogyakarta”. Skripsi ini dibuat
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya motivasi, bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan selesai tepat pada waktunya. Oleh sebab
itu, dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Romo Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Dr. Ir. P. Wiryono
Priyotamtama, S.J.
2. Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., Q.I.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan
Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, koreksi, dan
saran dalam penulisan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. A.Budisusila, SE.,M.Soc.Sc., selaku pembimbing II yang telah berkenan
mencurahkan perhatian, waktu, tenaga, pikiran dan semangat kepada penulis
untuk menyusun skripsi ini dari awal hingga selesai.
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu
yang sangat berguna bagi penulis selama proses perkuliahan.
6. Kedua orang tuaku, yang telah melahirkanku dan tak henti-hentinya
memberikan kasih sayang, dukungan serta doa hingga akhirnya penulisan
skripsi ini terselesaikan.
7. Kakakku Eko dan kedua adikku Sari dan Adi yang selalu memberikan
semangat dan motivasi.
8. Anakku tersayang Danang Christian yang selalu memberikan motivasi &
kekuatan untuk terus bersemangat dan berjuang dalam menyelesaikan
penulisan skripsi.
9. Patrick Catur Wahyu Nugroho yang selalu menyempatkan waktunya dan tak
pernah lelah untuk memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabatku Mas restu, Baskoro, Gokdi, Menik, Dera, Victa, Tari, Mas
betti, Shinta, David, Steve dan Teman-temanku Manajemen USD angkatan
2005 terkhusus Manajemen B yang telah memberi pengalaman, dukungan,
serta doa selama ini.
11. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih
buat dukungan, doa dan kerjasamanya selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Penulis percaya bahwa kasih dan kemurahan Tuhan selalu menyertai dan
memberkati semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungannya
dalam skripsi ini. Penulis menyadari skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu
saran dan kritik yang sifatnya membangun akan penulis terima dengan senang
hati. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan menfaat bagi setiap orang
yang membacanya.
Yogyakarta, 29 Februari 2012
Penulis
Yacoba Asri Dharmayanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI....................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT ...................................................................................................ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................5
C. Tujuan Penelitian........................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian...................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................ 7
A. Memahami Wirausaha dan Kewirausahaan ............................... 7
1. Pengertian Tentang Wirausaha dan Kewirausahaan ............ 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Perbedaan Antara Kewirausahaan Bisnis dan
Kewirausahaan Sosial .......................................................... 8
3. Mengubah Bangsa Dengan Kewirausahaan Sosial .............. 9
4. Karakteristik, Komponen dan Kompetensi
Kewirausahaan Sosial ......................................................... 11
B. Kuadran Kewirausahaan Sosial................................................. 15
1. Kuadran 1 ............................................................................ 16
2. Kuadran 2………………………………………………….16
3. Kuadran 3………………………………………………… .17
4. Kuadran 4………………………………………………… .17
C. Kesejahteraan Masyarakat ....................................................... 18
1. Peran Kewirausahaan Sosial Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat .......................................................................... 20
D. Sekilas Tentang Perangkat Desa ............................................... 22
1. Pemilihan Kepala Desa Menurut UU No. 32/2004............. 23
2. Struktur Perangkat Desa…………………………………...27
E. Kerangka Konseptual Penelitian ............................................... 34
F. Hipotesis……………………………………………………….35
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 36
A. Jenis Penelitian.......................................................................... 36
B. Subyek dan Obyek Penelitian………………………………….36
C. Waktu Dan Lokasi Penelitian………………………………. .36
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……………….....37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
1. Orientasi Kewirausahaan Sosial .......................................... 37
2. Kesejahteraan Masyarakat………………………………....37
3. Definisi Operasional……………………………………….39
E. Pengukuran Variabel................................................................. 40
F. Populasi dan Sampel…………………………………………...40
1. Populasi ............................................................................... 40
2. Sampel……………………………………………………..41
G. Teknik Pengambilan Sampel..................................................... 41
H. Sumber Data…………………………………………………...42
I. Teknik Pengumpulan Data…………………………………….42
J. Teknik Pengujian Instrumen…………………………………..43
1. Analisis Validitas Eksternal ................................................ 43
2. Analisis Reliabilitas………………………………………..43
K. Teknik Analisis Data................................................................. 43
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA MARGOKATON ....................... 47
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Dalam Konteks Desa.... 47
1. Visi dan Misi Desa Margokaton ......................................... 47
2. Administratif………………………………………………47
3. Geografis…………………………………………………..49
4. Demografis………………………………………………...49
B. Profil Masyarakat Desa Margokaton ........................................ 49
1. Pendidikan........................................................................... 49
2. Kesehatan………………………………………………….50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
3. Mata Pencaharian Menurut Sektor………………………...51
C. Gambaran Umum Dusun Planggok .......................................... 53
1. Gambaran Wilayah Dusun Planggok.................................. 53
2. Kesehatan………………………………………………….55
3. Mata Pencaharian…………………………………………..55
D. Alasan Tempat Penelitian ......................................................... 55
BAB V ANALISIS DATA ......................................................................... 56
A. Hasil Uji Instrumen................................................................... 56
1. Uji Validitas Eksternal ......................................................... 57
2. Uji Reliabilitas……………………………………………..57
B. Karakteristik Responden ........................................................... 58
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........ 58
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ……………….59
3. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan
Terakhir ............................................................................... 60
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ............... 60
C. Orientasi Wirausaha Perangkat Desa ........................................ 62
D. Kesejahteraan Masyarakat dilihat dari Orientasi Sosial
dan Non Sosial dan Orientasi Profit dan Non Profit ................. 65
E. Pengujian Hipotesis................................................................... 69
F. Pembahasan……………………………………………………74
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
B. Saran…………………………………………………………..79
C. Keterbatasan Penelitian………………………………………..80
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 81
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Tingkat Pendidikan Di Desa Margokaton................................. 51
Tabel IV.2 Prasarana Kesehatan.................................................................. 51
Tabel IV.3 Mata Pencaharian Sektor........................................................... 52
Tabel V.1 Analisis Deskriptif .................................................................... 60
Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............. 61
Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur............................ 61
Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ................... 62
Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ..................... 63
Tabel V.6 Kategori Skor Nilai ................................................................... 69
Tabel V.7 Tabulasi Silang Orientasi Sosial dan Non Sosial –
Kesejahteraan Masyarakat ........................................................ 69
Tabel V.8 Tabulasi Silang Orientasi Profit dan Non Profit –
Kesejahteraan Masyarakat ........................................................ 70
Tabel V.9 Tabulasi Silang Kuadran dan Kesejahteraan Masyarakat......... 70
Tabel V.10 Interprestasi Dari Nilai r............................................................ 72
Tabel V.11 Correlations ............................................................................... 72
Tabel V.12 Correlations ............................................................................... 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Kuadran Kewirausahaan Sosial.............................................. 15
Gambar II.2 Stuktur Perangkat Desa .......................................................... 27
Gambar II.3 Kerangka Konseptual ............................................................. 34
Gambar IV.1 Peta Desa Margokaton ........................................................... 49
Gambar V.1 Kuadran Kewirausahaan Sosial.............................................. 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah pengangguran di Indonesia masih tinggi. Angka pengangguran
terbuka di Indonesia masih mencapai 8,12 juta jiwa. Angka tersebut belum
termasuk dalam pengangguran setengah terbuka, yaitu mereka yang bekerja
kurang dari 30 jam per minggu. Masih tingginya angka pengangguran di
Indonesia, harus diatasi dengan menyiapkan sumber daya manusia yang
memiliki kompetensi yang unggul (www.kompas.com diunggah oleh
Kistyarini, 26 November 2011 jam 03:50 WIB). Pemerintah bertanggung
jawab untuk menggerakkan semua sumber daya di dalam negeri ini untuk
menciptakan kemakmuran sosial yang berkeadilan, seperti yang dirumuskan
di dalam Pembukaan UUD 1945.
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan /Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (alinea 4 Pembukaan UUD 1945)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pemerintah Indonesia secara terstruktur dari pusat hingga daerah
menerima mandat untuk memajukan kesejahteraan umum. Presiden harus
menjadikan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia menjadi sasaran. Gubernur
harus memikirkan kesejahteraan masyarakat di tingkat propinsi. Camat harus
mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat di tingkat kecamatan, Kepala
Desa/Lurah mengemban amanat untuk memberikan kesejahteraan bagi
masyarakat dalam lingkup yang paling kecil dalam struktur pemerintahan
melalui kerjasama dengan kepala dusun.
Sejak diberlakukan penerapan UU No 22 tahun 1999 telah terjadi
pergeseran model pemerintahan daerah dari yang semula menganut model
efisiensi struktural ke arah model demokrasi. Penerapan model demokrasi
mengandung arti bahwa penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah
menuntut adanya partisipasi dan kemandirian masyarakat daerah (lokal) tanpa
mengabaikan prinsip persatuan negara bangsa. Desentralisasi (devolusi) dan
dekonsentrasi merupakan keniscayaan dalam organisasi negara bangsa yang
hubungannya bersifat kontinum, artinya dianutnya desentraliasi tidak perlu
meninggalkan sentralisasi. Partisipasi dan kemandirian di sini adalah berkaitan
dengan kemampuan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan atas
prakarsa sendiri yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Otonomi daerah merupakan wewenang untuk mengatur urusan
pemerintahan yang bersifat lokalitas menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat. Dengan demikian desentralisasi sebenarnya menjelmakan
otonomi masyarakat setempat untuk memecahkan berbagai masalah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pemberian layanan kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan.
Peranan pemerintah daerah sangat penting dalam kegiatan percepatan
pembangunan daerah tertinggal. Peranan yang diberikan selain dalam bentuk
sarana dan prasarana baik itu yang berupa sarana fisik maupun subsidi
langsung, yang juga tidak kalah pentingnya adalah pemerintah daerah juga
harus memberikan bimbingan teknis dan non teknis secara terus menerus
kepada masyarakat yang sifatnya mendorong dan memberdayakan masyarakat
agar mereka dapat merencanakan, membangun, dan mengelola sendiri
prasarana dan sarana untuk mendukung upaya percepatan pembangunan di
daerah tertinggal serta melaksanakan secara mandiri kegiatan pendukung
lainnya.
Jaring Pengaman Sosial, Jaminan Kesehatan Masyarakat, PNPM
Mandiri, Raskin dan lain sebagainya merupakan beberapa contoh inisiatif
pemerintah dalam memajukan kesejahteraan masyarakat. Bahkan dalam
sumpah pelantikan Kepala desa dinyatakan bahwa Kepala Desa berjanji akan
berusaha sekuat tenaga membantu memajukan kesejahteraan masyarakat pada
umumnya dan masyarakat Desa pada khususnya, akan setia kepada Bangsa
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (UU No 5 tahun 1979 tentang
Pemerintahan Desa). Dengan demikian, inisiatif peningkatan kesejahteraan
sebuah komunitas/desa terletak di tangan aparat desa.
Beberapa publikasi seperti yang dibuat oleh Boorstein, di dalam
bukunya, How to Change the World, (How to Change the World: Social
Entrepreneurs and the Power of New Ideas, David Bornstein, 2nd edition,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Oxford University Press, 2007) menunjukkan bahwa wirausaha sosial itu
muncul karena kegagalan pemerintah untuk melaksanakan kewajibannya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Wirausaha sosial adalah individu
dengan solusi inovatif kepada masyarakat dengan lebih menekankan pada
kepentingan sosial. Mereka memiliki ambisi dan ketekunan untuk menangani
masalah sosial utama dan menawarkan ide-ide baru untuk perubahan dalam
sekala besar. Pemerintah harus memiliki jiwa sosial yang bisa menawarkan
ide-ide baru kepada masyarakat, karena pemerintah memiliki sumber daya
yang bisa dipergunakan oleh masyarakat sebesar-besarnya untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, aparat pemerintah dapat
digolongkan sebagai wirausaha sosial.
Boorstein lebih jauh mengidentifikasi 6 karakteristik wirausaha sosial:
1. Mereka bersedia untuk mengoreksi diri (They are willing to self-correct).
Terbuka pada pendekatan-pendekatan lain yang mungkin dapat digunakan
untuk mencapai tujuan.
2. Mereka bersedia untuk saling percaya (They are willing to share credit).
Rasa saling percaya akan menjadi ikatan bagi anggota komunitas.
3. Mereka bersedia meninggalkan struktur yang sudah ada sehingga
mendorong mereka untuk berinovasi menemukan cara-cara baru dalam
melakukan sesuatu
4. Mereka bersedia melewati batas-batas keilmuan. Mereka berfungsi sebagai
“social alchemists”, mengumpulkan gagasan, pengalaman dan sumber
daya dari berbagai sumber.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
5. Mereka bersedia bekerja diam-diam (work quietly). Mereka berkomitmen
untuk mencapai tujuan/misi tertentu daripada mencari
ketenaran/popularitas.
6. Mereka memiliki motivasi etis yang kuat. Mereka memperhatikan aspek
etika di dalam menentukan cara/metode untuk mencapai tujuan.
Jika kehadiran para wirausaha sosial adalah akibat kegagalan aparat
pemerintah menjalankan fungsinya, maka dapat dinyatakan bahwa
karakteristik wirausaha sosial pastilah juga dimiliki oleh para pemerintah.
Menarik untuk melihat lebih jauh apakah para aparat pemerintah memiliki
orientasi wirausahanya. Bila mereka memiliki orientasi wirausaha sosial,
maka dapat dipastikan bahwa aktivitas mereka akan memberikan dampak pada
peningkatan kesejahteraan masyarakatnya (ekonomi, sosial dan lingkungan).
B. Rumusan Masalah
Guna mendalami keterkaitan antara orientasi wirausaha dengan
kesejahteraan masyarakat, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Orientasi wirausaha apa yang dimiliki oleh para aparat desa dalam
perspektif masyarakat?
2. Bagaimanakah persepsi masyarakat atas kesejahteraan mereka?
3. Apakah ada keterkaitan antara orientasi wirausaha dengan kesejahteraan
masyarakat?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan orientasi kewirausahaan sosial perangkat desa dalam
perspektif anggota masyarakat.
2. Mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dalam perspektif masyarakat.
3. Menjelaskan hubungan antara orientasi kewirausahaan sosial perangkat
desa dan kesejahteraan masyarakat.
D. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Membantu perangkat desa untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat.
2. Membantu masyarakat mengenali kontribusi yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kesejahteraan.
3. Memberikan indikator calon perangkat desa yang peduli akan tingkat
kesejahteraan masyarakat.
4. Diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukkan bagi perangkat
desa dalam menetapkan kebijakan dan strategi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
5. Dapat menjadi bahan evaluasi bagi para perangkat desa dalam
menjalankan program kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Memahami Wirausaha dan Kewirausahaan
1. Pengertian Tentang Wirausaha dan Kewirausahaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Wirausaha adalah orang
yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara
produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru,
mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan
Pengusahaan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:
a. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku
dan kemampuan kewirausahaan.
b. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada
upaya mencari, menciptakan serta menerapkan kerja, teknologi dan
produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang
lebih besar.
Dalam pengertiannya, “fungsi dari wirausahawan adalah untuk
mereformasi atau merevolusi pola dari produksi.” Wirausahawan menurut
Schumpeter adalah “agent of change” dalam ilmu ekonomi. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
menyajikan pasar yang baru atau menciptakan cara-cara baru dalam
melakukan banyak hal, mereka memajukan perekonomian.
Wirausahawan sosial adalah orang yang mengetahui atau
memahami adanya masalah sosial di masyarakat untuk selanjutnya orang
tersebut menggunakan prinsip-prinsip kewirausahaan mengorganisasi,
mengkreasi dan mengelola entitas untuk membuat perubahan sosial.
(Paulus Wirotomo).
2. Perbedaan Antara Kewirausahaan Bisnis dan Kewirausahaan Sosial
Kewirausahaan sosial diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk
meningkatkan nilai sumber daya ekonomi ke tingkatan yang lebih tinggi,
baik produktivitasnya maupun manfaatnya. Kewirausahaan sosial lebih
menitikberatkan kepada lahirnya bangunan tata nilai sosial yang dicapai
melalui perubahan sosial disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan sosial
sedangkan kewirausahaan bisnis adalah meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan membantu terwujudnya pemerataan ekonomi. (Mair and
Marty, 2006).
Perbedaan kewirausahaan bisnis dan sosial adalah terletak pada
mekanismenya. Mekanisme kewirausahaan bisnis adalah mengantisipasi
dan mengorganisasikan pasar agar berfungsi menghasilkan produk dan
jasa sekaligus profit bagi entrepreneur sedangkan mekanisme
kewirausahaan sosial adalah memberdayakan masyarakat yang kurang
beruntung menjadi lebih berkesempatan untuk mencapai kesejahteraan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Paulus Wirotomo memberikan definisi yang membedakan antara
wirausaha dengan wirausaha sosial. Paulus Wirotomo mendefiniskan
wirausaha sebagai innovator berjiwa bisnis yang akan mematenkan hasil
penemuan mereka untuk kepentingan mereka sendiri. Definisi ini
memperlihatkan bahwa kepentingan bisnis yang memfokuskan pada
pencarian keuntungan dengan sangat menonjol. Kesejahteraan atau
kegunaan bagi masyarakat luas bukanlah tujuan utama dari wirausahawan
ini. Wirausaha sosial yang didefinisikan oleh Paulus Wirotomo sebagai
innovator sosial yaitu orang-orang yang melakukan terobosan, serta
melakukan hal-hal yang bersifat baru yang kemudian ditujukan untuk
kesejahteraan bagi orang banyak. Jika wirausahawan bisnis mengukur
kinerja dengan keuntungan dan pendapatan dengan kata lain pengembalian
modal, maka wirausahawan sosial diukur keberhasilannya dari dampak
aktivitasnya terhadap masyarakat.
3. Mengubah Bangsa Dengan Kewirausahaan Sosial
Wirausahawan pada masa lalu selalu dipahami dalam konteks
wirausahawan bisnis semata. Kewirausahaan diartikan sebagai usaha atau
kegiatan dalam rangka meningkatkan nilai sumber daya ekonomi ke
tingkatan yang lebih tinggi, baik produktivitasnya maupun manfaatnya.
Wirausahawan bisnis telah mendorong laju pertumbuhan ekonomi
dan peningkatan pendapatan masyarakat menjadi lebih baik. Upaya
penanggulangan kemiskinan telah dilakukan pemerintah melalui ragam
usaha. Berbagai program penanggulangan kemiskinan telah dikemas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dijalankan di seluruh Indonesia. Sebagian dari upaya itu telah membawa
hasil, sementara sebagian lainnya belum berdampak apa-apa. Jumlah
penduduk miskin di Indonesia masih berada pada angka yang cukup tinggi.
Perlu ada langkah-langkah baru yang harus dikembangkan untuk
memperbaiki kondisi masyarakat Indonesia.
Memahami kenyataan ini, maka sudah saatnya apabila kini bangsa
Indonesia menoleh dan mendalami kewirausahaan sosial sebagai salah
satu alternatif mengatasi kemiskinan. Masyarakat Indonesia harus mulai
memperbaiki kesejahteraan masyarakat dengan menumbuhkan dan
mengembangkan kewirausahaan sosial. Kewirausahaan sosial bukan
hanya sebagai instrumen perubahan angka-angka ekonomi, tetapi lebih
jauh dari itu, yaitu sebagai instrumen perubahan nilai, pandangan dan jalan
baru dalam kehidupan.
Sekitar 30 tahun yang lalu, gagasan kewirausahaan sosial mulai
dikembangkan. Bill Drayton, pendiri dan CEO Ashoka, memprakarsai
konsep kewirausahaan sosial. Prinsip Kewirausahaan sosial Menurut
Drayton tidak berbeda dengan kewirausahaan bisnis, bedanya
kewirausahaan sosial digunakan untuk memenuhi kebutuhan sosial. Bagi
Drayton ada dua hal kunci dalam kewirausahaan sosial, yang Pertama
adalah adanya inovasi sosial yang mampu mengubah sistem yang ada di
masyarakat. Kedua, hadirnya individu bervisi, kreatif, berjiwa pengusaha
(entrepreneurial), dan beretika di belakang gagasan inovatif tersebut. Jadi
wirausaha sosial adalah individu yang bervisi, kreatif, berjiwa pengusaha,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dan beretika, yang mampu menciptakan inovasi sosial dan mampu
mengubah sistem yang ada di masyarakat. Wirausahawan sosial adalah
orang yang mengetahui atau memahami adanya masalah sosial di
masyarakat untuk selanjutnya orang tersebut dengan menggunakan
prinsip-prinsip kewirausahaan mengorganisasi, mengkreasi dan mengelola
sebuah entitas untuk membuat perubahan sosial.
Jika wirausahawan bisnis mengukur kinerja dengan keuntungan
dan pendapatan (pengembalian modal), maka wirausahawan sosial diukur
keberhasilannya dari dampak aktivitasnya terhadap masyarakat. Fondasi
dasar kewirausahaan sosial adalah:
a. Tujuan dari entitas adalah melakukan perbaikan masyarakat atau
berkontribusi dalam mengatasi masalah yang ada di masyarakat.
b. kepemilikan entitas adalah milik masyarakat atau komunitas, bukan
dimiliki oleh seorang individu pemodal.
c. Di dalam aktivitasnya terkandung muatan aktivitas bisnis yang
memberikan manfaat kepada masyarakat.
4. Karakteristik, Komponen dan Kompetensi Kewirausahaan Sosial
a. Karakteristik seorang wirausahawan sosial yaitu:
1) Mengenali adanya kemacetan atau kemunduran dalam kehidupan
masyarakat dan menyediakan jalan keluar dari kemacetan atau
kemunduran itu. Ia menemukan apa yang tidak berfungsi,
memecahkan masalah dengan mengubah sistemnya,
menyebarluaskan pemecahannya, meyakinkan seluruh masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
untuk berani melakukan perubahan dan merealisasikan semua
sistem tersebut.
2) Wirausaha sosial tidak puas hanya memberi “ikan” atau
mengajarkan cara “memancing ikan”. Tetapi juga tidak akan diam
hingga “industri perikanan” itu berubah.
b. Kewirausahaan sosial memuat tiga komponen:
1) Mengidentifikasi sistem/keseimbangan yang menyebabkan
kerugian atau berkurangnya kesejahteraan.
2) Mengidentifikasi peluang perbaikan keseimbangan, dengan
mengembangkan tata nilai sosial baru untuk mempengaruhi tata
nilai yang ada.
3) Menyusun keseimbangan baru, untuk mencegah kerugian dan
menjamin kesejahteraan masyarakat luas.
c. Kompetensi kewirausahaan sosial
Kompetensi kewirausahaan sosial tidak hanya di butuhkan oleh
kalangan ahli, mahasiswa, dosen, perguruan tinggi dan masyarakat
namun lebih penting lagi bagi perangkat desa yang bersentuhan
langsung dengan kesejahteraan masyarakat dari kalang yang paling
bawah atau yang menjadi dasar perubahan dan bertanggung jawab
langsung terhadap kesejahteraan masyarakat dari pihak pemerintah.
Beberapa ketrampilan dan kompetensi juga harus di miliki oleh
seorang perangkat desa. Ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
perangkat desa dalam mengembangkan kompetensi kewirausahaan
sosial diantaranya:
1) Managerial skill
Managerial skill atau keterampilan manajerial merupakan
bekal yang harus dimiliki wirausaha sosial. Seorang wirausahawan
sosial harus mampu menjalankan fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan agar usaha yang
dijalankannya dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Kemampuan menganalisis dan mengembangkan masyarakat,
kemampuan mengelola sumber daya manusia, material, fasilitas
dan seluruh sumber daya lingkungan merupakan syarat mutlak
untuk menjadi wirausaha sosial.
2) Conceptual skill
Conceptual skill merupakan kemampuan untuk
merumuskan tujuan, kebijakan dan strategi utama menuju
tercapainya kesejahteraan masyarakat. Tidak mudah memang
mendapatkan kemampuan ini. Kita harus akstra keras belajar dari
berbagai sumber dan terus belajar dari pengalaman sendiri dan
pengalaman orang lain dalam berwirausaha sosial.
3) Human skill
Human skill (keterampilan memahami, mengerti,
berkomunikasi dan berelasi). Supel, mudah bergaul, simpati dan
empati kepada orang lain adalah modal keterampilan yang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
mendukung kita menuju keberhasilan usaha. Dengan keterampilan
seperti ini, kita akan memiliki banyak peluang dalam merintis dan
mengembangkan usaha. Upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan ini misalnya dengan melatih diri
diberbagai organisasi, bergabung dengan komunitas sosial dan
melatih kepribadian kita agar bertingkah laku menenangkan bagi
orang lain.
4) Decition making skill
Decition making skill (keterampilan merumuskan masalah
dan mengambil keputusan). Sebagai seorang wirausaha, kita
seringkali dihadapkan pada kondisi ketidakpastian. Berbagai
permasalahan biasanya bermunculan pada situasi seperti ini.
Wirausaha sosial dituntut untuk mampu menganalisis situasi dan
merumuskan berbagai masalah untuk dicarikan berbagai alternatif
pemecahannya. Tidak mudah memang memilih alternatif terbaik
dari berbagai alternatif yang ada. Agar tidak salah menentukan
alternatif, sebelum mengambil keputusan, wirausaha sosial harus
mampu mengelola informasi sebagai bahan dasar pengambilan
keputusan. Keterampilan memutuskan dapat kita pelajari dan kita
bangun melalui berbagai cara. Selain pendidikan formal,
pendidikan informal melalui pelatihan, simulasi dan berbagi
pengalaman dapat kita peroleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
5) Time managerial skill
Time managerial skill (keterampilan mengatur dan
menggunakan waktu). Para pakar psikologi mengatakan bahwa
salah satu penyebab atau sumber stress adalah ketidakmampuan
seseorang dalam mengatur waktu dan pekerjaan. Ketidakmampuan
mengelola waktu membuat pekerjaan menjadi menumpuk atau tak
kunjung selesai sehingga membuat jiwanya gundah dan tidak
tenang. Seorang wirausaha sosial harus terus belajar mengelola
waktu. Keterampilan mengelola waktu dapat memperlancar
pelaksanaan pekerjaan dan rencana-rencana yang telah digariskan.
Sumber : (Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat
dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat).
B. Kuadran Kewirausahaan Sosial
Kuadran kewirausahaan sosial menjelaskan orientasi/cara pandang dari
seorang wirausahawan sosial. Setiap kuadran menawarkan pendekatan bisnis
yang berbeda. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing kuadran:
Gambar II.1 Kuadran Kewirausahaan Sosial
Socially Driven
Market Driven
IV III
II I
No Profit Reqd Profit Reqd Social Entrepeneur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing kuadaran :
1. Kuadran 1
Kuadran tradisional tanpa keuntungan. Kuadran ini mewakili
organisasi-organisasi yang didasari oleh misi sosial dan tidak
menghasilkan keuntungan. Organisasi-organisasi tersebut tidak dibatasi
oleh pajak, dan masih harus mengumpulkan cukup dana untuk
mengimbangi pengeluaran. Beberapa contoh ialah Yayasan, Lembaga,
Perkumpulan, Institusi Keagamaan.
Organisasi ini bergantung pada pemberian, donasi, dan sumbangan
uang untuk menyokong kegiatan sosial mereka. Hal ini juga turut disadari
sebagai titik lahir dari perusahaan sosial modern, karena organisasi dalam
kuadran tersebut mendapatkan sasaran sosialnya melalui rancangan
organisasinya. Wirausahawan sosial menempati kuadran ini, kadangkala
mereka merancang organisasi mereka untuk menyediakan barang dan jasa
dimana mereka dapat memasang tarif, dalam rangka mengumpulkan dana
untuk operasi mereka.
2. Kuadran 2
Tipping Point Quadrant (kuadran awal perubahan) (kuadran
berefek besar). Kuadran ini mewakili organisasi-organisasi yang tidak
hanya didasari oleh misi sosial tapi juga berorientasi pada keuntungan.
Organisasi-organisasi dan wirausahawan sosial yang berada pada kuadran
ini memegang janji untuk memberikan perubahan ekonomi. Berdasarkan
pada apapun pendekatan bisnis “multi garis-bawah” telah mencapai masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
yang kritis terhadap pasar, mereka dapat menetapkan tingkat agar
bagaimana performa /jalannya bisnis dapat diukur.
3. Kuadran 3
Transient Organization Quadrant (kuadran organisasi sementara).
Kuadran ini mewakili perusahaan, yang dikendalikan oleh pasar, tapi tidak
berorientasi pada keuntungan. Untuk beberapa saat, perusahaan tersebut
dapat beroperasi dalam jangka waktu yang singkat. Menurut penuturan
Dorado, motivasi dari seorang wirausahawan sosial bukanlah pendirian
suatu perusahaan, tetapi penciptaan sebuah langkah yang jelas sehingga
para partisipannya dapat menyelesaikan masalah sosial yang beragam;
meskipun tidak relevan dengan inisiatif untuk mendapat keuntungan.
Organisasi-organisasi dalam kuadran ini memiliki dukungan dari
perusahaan publik dan swasta, sumbangan atau dukungan dari pemerintah.
Organisasi-organisasi ini mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dari
pasar; dan kemudian menggunakan hasil yang didapatkan dari pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan tersebut untuk mendukung kegiatan sosial.
4. Kuadran 4
Traditional Business Quadrant (kuadran bisnis tradisional).
Kuadran ini mewakili sebagian besar bentuk klasik dari bisnis, yang
berorientasi keuntungan dan didorong oleh pasar. Mereka menghasilkan
barang dan jasa yang diinginkan pasar dan menggunakan keuntungan yang
dihasilkan untuk membayar investor dan pajak sama halnya untuk
pengembangan dan pertumbuhan perusahaan. Jika mereka gagal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mendapatkan keuntungan, mereka tidak akan berfungsi atau akan dibeli
oleh kompetitornya atau ditutup. Strategi pertumbuhan mereka adalah
dengan mengikuti pasar dan berubah sesuai permintaan.
Jika atau ketika pasar memutuskan bahwa masalah-masalah sosial
patut diperhatikan, di kuadran ini wirausahawan sosial ditujukan untuk
menyokong/mendukung kegiatan-kegiatan yang berguna dalam
meningkatkan penjualan karena mereka sadar untuk bertanggung jawab
secara sosial. Biasanya perusahaan di kuadran ini, mendonasikan sebagian
dari keuntungan mereka, mendirikan fasilitas-fasilitas “hijau”,
menawarkan layanan gratis atau layanan berbiaya rendah kepada
organisasi-organisasi sosial.
Sumber : (David Bornstein. 2000. How to Change the World: Social
Entrepreneurs and the Power of New Ideas, 2nd edition. Oxford University
Press)
C. Kesejahteraan Masyarakat
Kesejahteraan (welfare) ialah kata benda yang dapat diartikan nasib
yang baik, kesehatan, kebahagiaan, dan kemakmuran. Dalam istilah umum,
sejahtera menunjuk pada keadaan yang baik, kondisi masyarakat di mana
orang-orangnya dalam keadaan makmur, sehat dan damai. Dalam konteks
bermasyarakat, kesejahteraan diartikan sebagai bantuan keuangan atau
lainnya kepada individu atau keluarga dari organisasi swasta dan negara atau
pemerintah dikarenakan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Masyarakat desa sudah sejak lama bertanggungjawab dalam memenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kebutuhan pangan warganya. Soetardjo Kartohadikoesoemo menjelaskan
desa itu memikul tanggung-jawab atas persediaan makan rakyat. Di desa
tiap habis panen setahun sekali diadakan rapat desa. Dalam rapat seringkali
juga dimusyawarahkan tentang pembagian air, tentang memperbaiki saluran
air dan gagasan pengairan, tentang pemberantasan hama, tentang pembelian
rabuk bersama, tentang pembikinan rabuk kompos bersama, tentang
mulainya menggarap tanah untuk tanaman padi, tentang penggarapan tanah
yang kosong, tentang pembukaan lumbung desa dan pembayaran pinjaman
untuk lumbung desa, tentang penanaman tanggul dan waderan dipinggir
jalan desa, tentang tanaman ditegal dan pekarangan, tentang pembelian bibit
bersama, tentang tanaman dipinggir desa dan lain-lain sebagainya.
(Soetardjo Kartohadikoesoemo, Desa, Jogjakarta, 1953).
Jika kehadiran para wirausaha sosial adalah akibat kegagalan aparat
pemerintah menjalankan fungsinya, maka dapat dinyatakan bahwa
karakteristik wirausaha sosial pastilah juga dimiliki oleh para pemerintah.
Menarik untuk melihat lebih jauh apakah para aparat pemerintah memiliki
orientasi wirausahanya. Bila mereka memiliki orientasi wirausaha sosial,
maka dapat dipastikan bahwa aktivitas mereka akan memberikan dampak
pada peningkatan kesejahteraan masyarakatnya (ekonomi, sosial dan
lingkungan). Dampak ekonomi bisa terlihat dari hal berikut: besaran kapital
finansial yang diputar, peningkatan pendapatan anggota masyarakat yang
bergabung atau dilayani, dan pertambahan entrepreneur yang dihasilkan.
Dampak sosial bisa berwujud pada peningkatan level taraf kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
sebagai efek peningkatan kehidupan ekonomi. Sementara dampak
lingkungan adalah perbaikan kondisi alam sebagai akibat pola aktivitas
ekonomi yang lebih ramah lingkungan. Siapa saja, dengan sentuhan sosial di
dalam hati dan pikirannya, bisa menggunakan prinsip-prinsip
entrepreneurial untuk terlibat dalam pola ini.
1. Peran Kewirausahaan Sosial Terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Pemerintah orde baru mengeluarkan regulasi-regulasi yang
menguntungkan (favoritisme) terhadap industrialisasi dan konglomerasi.
Industrialisasi dan modernisasi selain menciptakan berbagai kemajuan,
juga telah melahirkan proses marginalisasi. Buruh, petani dan nelayan
menjadi profesi yang semakin terpinggirkan karena meskipun secara
jumlah mereka mayoritas, dalam penciptaan nilai tambah sangat kecil
jika dibandingkan sektor industri. Menurunnya peran sektor agraris,
disebabkan karena orang desa tidak memiliki alternatif lain untuk
bertahan hidup kecuali menjual lahan sempit mereka dan menjadi buruh
di kota. Eldrege (1988).
Kewirausahaan sosial menjadi menarik kita diskusikan, ketika
kita dihadapkan pada angka kemiskinan yang melonjak drastis, menjadi
39,05 juta jiwa atau 17,5% jumlah penduduk (versi BPS dengan biaya
hidup Rp 152.847,00 per orang/bulan). Sementara itu versi Bank Dunia
(dengan ukuran US$2 per orang/hari) menyebut angka kemiskinan di
Indonesia mencapai 110 juta jiwa atau 53% penduduk. Di sisi lain, tidak
adanya daya tarik investasi, industri di Indonesia tengah memasuki usia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
senja (sunset industry). Kesempatan kerja kian menyempit dan
melonjaknya pengangguran terbuka sebesar 11,89 juta jiwa (10,80% dari
jumlah angkatan kerja). Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan
adanya ancaman peningkatan kemiskinan karena inflasi akibat
melonjaknya harga bahan pangan pokok.
Pada tahun 2010 ini, pemerintah menargetkan penciptaan
kesempatan kerja sebanyak 2,3 juta yang diharapkan dapat menyerap
para penganggur dan setengah penganggur. Namun, pertambahan
angkatan kerja yang setiap tahun mencapai 2 juta orang, ditambah
dengan pengangguran yang belum mendapat pekerjaan (carry over) dan
pekerja yang terkena PHK tidak sebanding dengan kesempatan kerja
yang diciptakan. Dengan demikian, jumlah pengangguran akan terus
meningkat. Hal tersebut disadari bahwa kemampuan sektor formal dalam
penyerapan tenaga kerja sangat terbatas, yaitu hanya 37 persen dari
seluruh angkatan kerja. Sementara di sisi lain, sektor informal mampu
menyerap tenaga kerja sebesar 63 persen.
Karena itu, solusi yang paling tepat untuk mempercepat
penanggulangan pengangguran dan kemiskinan, yaitu memperluas
kesempatan kerja di sektor informal, khususnya dengan mencetak
wirausaha-wirausaha baru atau mendorong masyarakat pengangguran
dan setengah pengangguran untuk menjadi wirausaha handal di berbagai
bidang usaha produktif. Penciptaan wirausaha baru, sebagai salah satu
solusi penciptaan lapangan kerja, akan berimplikasi terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pertumbuhan dunia usaha. Dengan wirausaha, maka dapat menyerap
angkatan kerja secara signifikan, khususnya diarahkan pada optimalisasi
pemanfaatan potensi sumber daya yang ada. Kebijakan ini diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan dan perekonomian masyarakat sehingga
peningkatan kesejahteraan dapat terwujud dan dapat mengurangi
pengangguran secara signifikan.
D. Sekilas Tentang Perangkat Desa
Perangkat desa dilihat dari fungsinya sebenarnya bertujuan untuk
mensejahterakan masyarakat desa. Berdasarkan peraturan desa pada tiap-tiap
desa menyatakan bahwa tanggung jawab perangkat desa adalah
mensejahterakan masyarakatnya, oleh sebab itu untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa dan meningkatkan kemajuan desa, desa perlu
dikelola dangan baik, dan perlu kerjasama yang baik antara aparat desa
dengan masyarakat desa itu sendiri. Hal ini akan sulit diwujudkan tanpa ada
kerjasama yang baik. Lembaga dan aparat pemerintah desa digambarkan
sebagai instansi yang kualitas dan kinerja aparatnya rendah. Banyak keluhan
masyarakat yang kita dengar berkaitan dengan pelayanan publik selama ini.
Dari jaman kemerdekaan sampai sekarang secara rata-rata hampir tidak ada
perkembangan yang berarti. Yang terlihat hanyalah pembangunan fisik yang
secara umum juga tidak seberapa. Proses rekruitmen perangkat desa selama
ini dirasa kurang tepat, menjadi faktor penentu rendahnya SDM dan
rendahnya kompetensi di bidang tugasnya. Secara otomatis ini akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
menyebabkan rendahnya kinerja sekaligus rendahnya kualitas pelayanan
publik.
Mekanisme pemberian sanksi dari ringan sampai pemberhentian bagi
aparat pemerintah desa juga sulit untuk diterapkan, sehingga banyak
pelanggaran maupun keluhan masyarakat terutama yang berkaitan dengan
rendahnya kualitas kinerja aparat seakan dibiarkan berlalu begitu saja. Beda
dengan PNS yang bisa dikenakan sanksi tegas termasuk mutasi, penurunan
pangkat bahkan sampai pemberhentian tidak dengan hormat. Banyak terjadi
pelanggaran administratif terutama kinerja yang jelek dari aparat pemerintah
desa tidak mendapat solusi yang tepat. Seseorang yang menduduki jabatan
tertentu di jajaran pemerintah desa terlepas apakah dia disiplin kerja atau tidak,
berkompeten atau tidak dalam tugasnya, dia akan tetap “aman” menduduki
jabatan tersebut sampai pensiun. Sebaliknya, seorang aparat pemerintah desa
setinggi apapun kinerja dan prestasi kerjanya juga tidak akan mendapatkan
promosi jabatan, kenaikan pangkat ataupun kenaikan gaji secara berkala.
Dengan kondisi seperti ini prinsip dasar profesionalisme tidak akan tercapai.
1. Pemilihan Kepala Desa Menurut UU No. 32/2004
Dalam pemilihan kepala desa, misalnya, selain menegaskan bahwa
kepala daerah dipilih secara langsung, UU No. 32/2004 pasal 203 ayat (3)
menyatakan, “Pemilihan kepala desa dalam kesatuan masyarakat hukum
adat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan yang diakui
keberadaannya berlaku ketentuan hukum adat setempat yang ditetapkan
dalam Perda dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah”. Tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
masa jabatan kepala desa, meskipun undang-undang menentukan masa
jabatan kepala desa adalah enam tahun, penjelasan pasal 204 menyatakan
bahwa “Masa jabatan kepala desa dalam ketentuan ini dapat dikecualikan
bagi kesatuan masyarakat hukum adat yang keberadaannya masih hidup
dan diakui yang ditetapkan dengan Perda. Secara demikian, sejak
keruntuhan Orde Baru kita menganut paradigma pluralisme legal,
sekurang-kurangnya dalam pengaturan pemerintahan daerah dan desa”.
Dengan paradigma ini sumber “tertib hukum (sosial)” tidaklah
dimonopoli oleh negara. Hukum negara bukan satu-satunya sumber
ketertiban yang sah, apalagi sarana rekayasa sosial yang efektif,
sebagaimana lazimnya dianut dalam paradigma legalisme liberal. Dalam
paradigma pluralisme legal masyarakat diandaikan juga mampu
memproduksi “ketertiban hukum (sosial)”-nya sendiri. Maka, antar
lingkaran-lingkaran “tertib hukum (sosial)” itu harus saling berinteraksi,
bernegosiasi, dan saling mengakomodasi. Kalau mengikuti konstruksi
undang-undang ini berarti desa tidak sekadar diperlakukan sebagai
wilayah administrasi pemerintahan negara, melainkan juga kesatuan
masyarakat hukum adat dengan hak-hak tradisionalnya. Karena itu, pada
diri kepala desa sesungguhnya terdapat status ganda, sebagai pejabat
pemerintah sekaligus pemimpin utama dalam masyarakat tradisional
dengan hak-hak tradisionalnya. Status ganda ini tercermin cukup jelas
dalam pengaturan tentang wewenang dan kewajiban kepala desa
sebagaimana ditentukan dalam PP No. 72/2005. Di antaranya, selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
berwenang memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa, kepala desa
juga berkewajiban mendamaikan perselisihan, serta mengayomi dan
melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat. (UU No. 22/1999
menyebutkan eksplisit bahwa kepala desa mempunyai wewenang untuk
mendamaikan perkara /sengketa dari para warganya sebagai hak asal-usul).
Melekat dalam status ganda ini kiranya setiap kepala desa harus
menjalankan peran mediasi dalam hubungan antara negara dan masyarakat
desa. suatu peran yang sesungguhnya tidak ringan dan tidak selalu mudah
dijalankan. Kalau digunakan bahasa UU No. 5/1979, kepala desa disebut
sebagai “orang pertama mengemban tugas dan kewajiban yang berat,
karena ia adalah penyelenggara dan penanggung jawab utama di bidang
pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, dan urusan pemerintahan
umum, termasuk ketenteraman dan ketertiban.” Status (sebagai orang
pertama) pada umumnya memerlukan simbol-simbol dan penguasaan
sumber daya untuk membiayai dan merawat statusnya tersebut. Pada masa
lalu penguasaan tanah bengkok merupakan simbol status sekaligus sumber
daya yang dapat membiayai status tersebut. Dan, secara tradisional status
ini pada mulanya menjadi haknya untuk seumur hidup.
Pada pasal 27 juga ditentukan: (1) kepala desa diberi penghasilan
tetap setiap bulan dan/atau tunjangan lainnya sesuai dengan kemampuan
keuangan desa, (2) penghasilan tetap dan/atau tunjangan lainnya
ditetapkan setiap tahun dalam Anggaran Pendapatan Belanja Desa, (3)
penghasilan tetap paling sedikit sama dengan Upah Minimum Regional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Kabupaten/Kota. Pada pasal 28 ditentukan bahwa: (1) ketentuan lebih
lanjut mengenai kedudukan keuangan kepala desa dan perangkat desa
diatur dengan Perda Kabupaten/Kota, (2) Perda tersebut sekurang-
kurangnya memuat: (a) rincian jenis penghasilan, (b) rincian jenis
tunjangan, dan (c) penentuan besarnya dan pembebanan pemberian
penghasilan dan atau tunjangan. Pengaturan mengenai kedudukan
keuangan yang dirinci ini, menggantikan sistem bengkok yang berlaku
sebelumnya, pada umumnya dianggap sebagai penyebab menurunkan
penghasilan kepala desa, sekaligus menghilangkan fungsi sosialnya,
dibandingkan dengan sistem bengkok yang pemanfaatnya terikat pada
tradisi masyarakatnya. Penurunan penghasilan kepala desa jelas
kontradiktif dengan status kepala desa yang sedikit banyak hendak
dipulihkan dalam konteks tradisionalnya. Peran Gubernur dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa sangat terbatas. Peran itu terutama
terdapat secara tidak langsung dalam fungsi pembinaan dan pengawasan
oleh pemerintah pusat. Gubernur dalam kedudukan sebagai wakil
pemerintah pusat menurut pasal 217 UU No. 32/2004 dapat melaksanakan
pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan secara berkala, baik bagi
kepala daerah /wakil kepala daerah, anggota DPRD, perangkat daerah,
pegawai negeri sipil, maupun kepala daerah. Pelaksanaan ketentuan
tersebut dapat dilakukan melalui kerjasama dengan perguruan tinggi dan
/atau lembaga penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Struktur Perangkat Desa
Gambar II. 2 Stuktur Perangkat Desa
Adapun rincian dari tugas bagan perangkat desa yaitu:
a. Kepala desa
Tugas dan kewajiban kepala desa sebagaimana yang diatur
dalam pasal 101 UU No. 22 Tahun 1999 adalah:
1) Memimpin penyelenggaraan pemerintah desa.
2) Membina kehidupan masyarakat desa.
BPD
Sekretaris Desa
Kepala Desa
Kaur Pemerintah
Kaur Kesra
Kaur Keuangan
Kaur Pembangunan
Kades 1
Kades 2
Kades 3
Kades 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3) Membina perekonomian desa.
4) Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat desa.
5) Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa.
6) Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat
menunjuk kuasa hukumnya.
b. Sekretaris desa
Sekretaris desa, membantu kepala desa dalam perumusan
perencanaan pembangunan desa, penertiban administrasi keuangan,
administrasi perkantoran, perumusan peraturan desa dan pelayanan
masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud sekretaris
desa mempunyai fungsi:
1) Pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan dan pelaporan.
2) Pelaksanaan urusan administrasi umum.
3) Pelaksanaan administrasi pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan.
4) Pelaksanaan tugas kepala desa dikarenakan kepala desa
berhalangan.
c. Kepala dusun pemerintah
Kepala dusun pemerintah mempunyai tugas menyusun laporan
program pembinaan wilayah dan masyarakat, melaksanakan kegiatan
keamanan dan ketertiban masyarakat, menyelesaikan sengketa perdata
yang menjadi wewenangnya, menyusun data kependudukan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan kesatuan bangsa
dan politik.
Untuk melaksanakan tugas kepala dusun pemerintah
mempunyai fungsi:
1) Pengumpulan dan pengolahan data yang berhubungan dengan
bidang tugas sebagai bahan acuan dalam rangka pembinaan
masyarakat dan pembinaan wilayah.
2) Pelaksanaan tugas-tugas keagrarian sesuai dengan wewenangnya.
3) Pelaksanaan administrasi kependudukan yang meliputi mati, lahir,
datang dan pindah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4) Pengumpulan dan pengolahan data bidang ketentraman dan
ketertiban dan menginventaris potensi rakyat dalam rangka
memperkecil akibat bencana dan melaksanakan pembinaan
keamanan dan ketertiban.
5) Pelaksanaan segala usaha dalam rangka membina Kesatuan Bangsa
dan Perlindungan Mayarakat.
6) Pelaksanaan pembinaan kerukunan antar warga.
7) Pengumpulan bahan dan menyusun laporan pelaksanaan tugas.
8) Pelaksanaan pemungutan pajak-pajak daerah seperti Pajak Bumi
dan Bangunan dan Pajak serta retribusi lainnya sesuai dengan
ketentuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
9) Penginventarisasian segala permasalahan yang berhubungan
dengan tugas dan menyusun kebijaksanaan pemecahannya.
10) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan petunjuk
dan kebijakan pimpinan.
d. Kepala urusan kesejahteraan rakyat
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pendataan sarana dan
prasaran peribadatan, melaksanakan penyaluran bantuan korban
bencana, melaksanakan pendataan terhadap jumlah dan jenis
penyandang masalah sosial, melaksanakan kegiatan yang berhubungan
dengan masalah pendidikan dan pemberdayaan masyarakat serta
masalah kesehatan.
Untuk melaksanakan tugas, kepala urusan kesejahteraan sosial
mempunyai fungsi:
1) Penyusunan rencana program dalam rangka pelaksanaan
pembinaan keagamaan, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial,
pemuda dan olah raga serta pemberdayaan perempuan.
2) Pelaksanaan pelayanan masyarakat di bidang kesejahteraan sosial.
3) Pengumpulan dan penyaluran bantuan-bantuan terhadap korban
bencana dan penyandang masalah sosial.
4) Pembinaan terhadap kegiatan kesejahteraan keluarga, pemuda dan
olah raga serta organisasi kemasyarakatan lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
5) Pembinaan terhadap organisasi keagamaan dan kegiatan-kegiatan
keagamaan serta kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
6) Pelaksanaan segala usaha dalam rangka meningkatkan peranan
perempuan dan pemberdayaan perempuan.
7) Monitoring dan pembinaan pelayanan kesehatan masyarakat.
8) Penginventarisasian segala permasalahan yang berhubungan
dengan kesejahteraan sosial dan menyusun rencana kebijakan
pemecahannya.
9) Pelaksanaan tugas lain yang sesuai dengan bidang tugas
berdasarkan ketentuan dan petunjuk serta kebijakan pimpinan.
e. Kepala urusan keuangan
Mempunyai tugas melaksanakan pengolahan keuangan desa,
administrasi keuangan desa, menerima, menghimpun dan melakukan
pembayaran kepada pihak ke-III, membuat laporan
pertanggungjawaban keuangan, dan mengumpulkan bahan untuk
penyusunan RAPB Desa serta melaksanakan tugas lain sesuai bidang
tugasnya.
Untuk melaksankan tugas, Kepala Urusan Keuangan
mempunyai fungsi:
1) Pelaksanaan administrasi keuangan desa.
2) Pengumpulan bahan-bahan penyusunan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3) Pembuatan Laporan Pertanggungjawaban Keuangan.
4) Pengelolaan keuangan desa.
5) Penerimaan dan Penyaluran bantuan keuangan dari Pemerintah
Daerah.
6) Penyusunan Rencana Penggunaan Uang.
7) Pelaksanaan penataan administrasi keuangan desa.
f. Kepala urusan ekonomi pembangunan
Mempunyai tugas meyusun program kerja, mengolah data
bidang perekonomian dan pembangunan, meningkatkan partisipasi dan
swadaya gotong royong masyarakat, mengadministrasikan bantuan
pembangunan yang masuk di desa, menyiapkan bahan dalam rangka
musyawarah desa, memelihara sarana dan prasarana pembangunan dan
perkonomian.
Untuk melaksankan tugas, kepala ekonomi pembangunan
mempunyai fungsi:
1) Pendataan sarana dan prasarana perekonomian masyarakat.
2) Pengolahan data jumlah dan jenis produksi perekonomiaan dan
distribusi.
3) Pelaksanaan pembinaan terhadap perekonomian seperti Koperasi,
usaha Kecil, Industri Kecil, Industri Rumah Tangga, dan lain-lain
jenis kegiatan perekonomian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
4) Pelayanan kepada masyarakat di bidang ekonomi dan
pembangunan.
5) Pelaksanaan segala usaha dalam rangka meningkatkan partisipasi
dan swadaya gotong royong masyarakat dan pemberdayaan
masyarakat.
6) Pendataan terhadap jumlah dan jenis bantuan yang ada di desa.
7) Penyiapan bahan dalam rangka pelaksanaan Musyawarah Rencana
Pembangunan Desa.
8) Penyusunan rencana strategis pengembangan sarana dan prasarana
perekonomian.
9) Penginventarisasian segala permasalahan yang berhubungan
dengan perekonomian dan pembangunan dan menyusun rencana
pemecahannya.
10) Pelaksanaan tugas lain yang berhubungan dengan bidang tugas
sesuai dengan ketentuan, petunjuk dan kebijaksanaan pimpinan.
g. Kepala dusun
Berkedudukan sebagai unsur pelaksana tugas kepala desa
dalam wilayah kerjanya. Kepala dusun mempunyai tugas pokok
melaksanakan kegiatan pemerintah desa diwilayah kerjanya. Kepala
dusun mempunyai fungsi:
1) Pelaksanaan kegiatan pemerintah, pembangunan dan
kemasyarakatan di wilayah kerjanya.
2) Pelaksanaan keputusan dan kebijaksanaan kepala desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Para karyawan desa harus menjalankan tugas sesuai dengan
tugasnya masing-masing. Tugas-tugas tersebut harus direncanakan terlebih
dahulu agar tidak terjadi kesalahan dan kerancuan pada sistem
pemerintahan desa. Sistem kinerja yang baik akan selalu membawa
kebaikan pula bagi sistem pemerintahan. Disamping hal-hal tersebut
sebagai aparatur negara, mereka tidak boleh membiarkan segala tindakan
yang bersebrangan dengan peraturan-peraturan yang telah berlaku di
negara ini, dan mereka juga harus selalu siap sedia melayani segala
kebutuhan masyarakat desa, tidak ada pembedaan antara orang-orang
tertentu, yang nantinya akan menjadikan perpecahan di lingkungan
masyarakat. Sebagai alat pemerintahan mereka juga selalu memperbaharui
atau memperbaiki kinerja mereka, menurut pembagian dan wewenang
masing-masing karyawan.
E. Kerangka Konseptual Penelitian
Untuk memudahkan pemahaman proposal penelitian ini maka penulis
mengungkapkan kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar II. 3 Kerangka Konseptual
Orientasi Sosial & Individu
Orientasi Profit & Non ProfitKesejahteraan Masyarakat
Orientasi Kewirausahaan Sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
F. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan atau dugaan sementara yang
digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian. Pada suatu desa
orientasi pemimpin lokal diduga berhubungan dengan tingkat kesejahteraan
masyarakat. Keterkaitan tersebut akan menentukan tercapai tidaknya tujuan
dari kepala Desa yaitu mensejahterakan masyarakatnya. Bagaimana orientasi
kewirausahaan sosial yang dimiliki oleh pemimpin lokal dengan tingkat
kesejahteraan masyarakat dapat saling berhubungan dan akan berada di
kuadran manakah orientasi kewirausahaan suatu pemimpin lokal tersebut.
Maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Orientasi Sosial - Individual pemimpin lokal secara parsial menentukan
kesejahteraan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan studi eksploratif untuk mengungkapkan
hubungan antara orientasi kewirausahaan perangkat desa dengan kesejahteraan
masyarakat dalam perspektif anggota masyarakat.
B. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian ini adalah anggota masyarakat pada komunitas desa
(masing-masing). Anggota masyarakat di dalam penelitian ini adalah
penduduk setempat yang telah tinggal di wilayah itu minimal 1 tahun,
berusia minimal 17 tahun.
2. Obyek penelitian ini adalah orientasi kewirausahaan sosial yang
dikategorikan dalam empat kuadran, yaitu traditional non profit quadrant,
tipping point quadrant, transient organization quadrant, dan traditional
business quadrant. Obyek yang kedua adalah kesejahteraan masyarakat
dalam perspektif anggota masyarkat melalui dimensi kekayaan materi,
pengetahuan dan kesehatan.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu : Bulan Oktober - November 2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Lokasi Penelitian : Dusun Planggok, Desa Margokaton, Kecamatan
Seyegan, Kabupaten Sleman,Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Penelitian eksploratif ini berfokus pada dua variabel pokok, yaitu
orientasi kewirausahaan sosial dan kesejahteraan masyarakat.
1. Orientasi Kewirausahaan Sosial
Yaitu konsep yang menunjukkan/mencerminkan perilaku
seseorang ditinjau dari dimensi orientasi misinya (sosial atau pasar) dan
orientasi profit (mempersyaratkan profit atau tidak).
2. Kesejahteraan Masyarakat
Dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat, di perlukan suatu
ukuran dasar yang harus dapat dipenuhi oleh masyarakat itu sendiri, hal
tersebut dilihat dari pengeluaran masyarakat untuk menunjang kehidupan
sehari-hari diantaranya ialah pendidikan, kesehatan, kebutuhan makan,
perumahan, energi dan gas, pakaian, transportasi dan rekresasi, pajak dan
pembayaran dan sejenisnya, tabungan dan investasi.
a. Jumlah pengeluaran pendidikan yang di keluarkan oleh masyarakat
guna memfasilitasi sekolah di jenjang pendidikan yang di ambil oleh
anak/orang yang masih menempuh pendidikan.
b. Jumlah pengeluaran kesehatan yang dikeluarkan masyarakat untuk
memeriksakan diri dan berobat ke dalam suatu instansi atau lembaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kesehatan pemerintah yang ada termasuk pembelian obat dan
suplemen untuk mencegah penyakit-penyakit ringan.
c. Jumlah pengeluaran masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan pokok
yaitu makanan melalui pembelian beras, lauk-pauk dan yang lainnya.
d. Jumlah pengeluaran untuk pemeliharaan perumahan/tempat tinggal
yang di miliki oleh perorangan atau bersama yang berfungsi sebagai
pelindung dan tempat berteduh dari hujan dan panas terik matahari
serta tempat aktivitas sehari-hari keluarga.
e. Jumlah pengeluaran energi dan gas guna menunjang kegiatan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti gas, minyak
dan listrik.
f. jumlah pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan sandang yang sangat
penting melindungi tubuh dan berpengaruh terhadap aktivitas
seseorang.
g. Jumlah pengeluaran untuk transportasi dan rekreasi dalam keluarga
untuk memenuhi kebutuhan hiburan dan rekreasi sehingga jiwa
menjadi sehat.
h. Jumlah pengeluaran pajak dan pembayaran sejenisnya oleh masyarakat
untuk pembiayaan perpajakan baik pajak kendaraan, pajak bumi dan
bangunan serta iuran-iuran yang ada di masyarakat.
i. Jumlah pengeluaran untuk kepentingan komunikasi yang merupakan
kebutuhan masyarakat untuk berhubungan satu dengan yang lainnya
melalui media elektronik dan non elektronik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3. Definisi Operasional
a. Perangkat Desa menurut Undang-undang No 32 Tahun 2004 (hasil
revisi dari Undang-undang No 22 Tahun 1999) pasal 202 menjelaskan
pemerintah desa secara lebih rinci dan tegas yaitu bahwa, pemerintah
desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa, adapun yang disebut
perangkat desa disini adalah sekretaris desa, pelaksana teknis lapangan,
seperti kepala urusan, dan unsur kewilayahan seperti kepala dusun atau
dengan sebutan yang lain.
Dilihat dari acuan Undang-undang tersebut kepala dusun sebagai
bagian dari perangkat desa mempunyai posisi di bawah kepala desa,
sekaligus melaporkan kegiatan yang telah dijalankan kepada kepala
desa sebagai atasannya, dimana posisi kepala dusun langsung
bersentuhan dengan anggota masyarakat sekaligus penggerak roda
kegiatan kemasyarakatan secara langsung maupun tidak langsung.
b. Kesejahteraan sosial adalah suatu keadaan dimana orang tersebut
mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dari segi sosial dalam
meningkatkan bidang-bidang tertentu seperti pendidikan, kesehatan,
kekayaan materi.
c. Orang miskin adalah dimana kurangnya pendapatan yang memadai
untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan atau
perumahan. Kemiskinan yang parah jika seseorang tidak hanya merasa
miskin, tetapi juga kekurangan sarana untuk keluar dari kemiskinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
d. Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang berkumpul
dalam suatu tempat yang interdependent (saling terikat satu sama lain)
dan hidup bersama dalam komunitas yang teratur. Didalamnya terdiri
dari berbagai orang yang saling berhubungan guna menciptakan suatu
tatanan yang teratur untuk mewujudkan suatu tujuan bersama.
E. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dengan menggunakan skala Likert didesain untuk
menilai sejauh mana subyek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan yang
diajukan, yaitu dengan memberikan skala pada masing-masing point jawaban
sebagai berikut (Sumarni & Salamah, 2005:60):
Berikut merupakan skor nilai untuk setiap tanggapan :
Jawaban / Skor
Sangat Setuju (SS) : 5
Setuju (S) : 4
Netral (N) : 3
Tidak Setuju (TS) : 2
Sangat Tidak Setuju (STS) : 1
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2007 : 115). Yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh lapisan masyarakat yang tinggal di desa yang
dapat memberikan informasi tentang bagaimana peran serta perangkat
desa terhadap kesejahteraan masyarakat.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007 : 116).
G. Teknik Pengambilan Sampel
Untuk mengetahui jumlah sampel dalam penelitian ini, dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut (Sarwono, 2006:120):
2.1 αNNn
+
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah polulasi
α = derajat kebebasan (dipakai sebesar 5%).
Dengan rumus diatas maka dapat diketahui misalnya jika jumlah
populasi 94 KK, maka jumlah sampel dapat ditentukan sebagai berikut:
1)05,0.(107107
2 +=n = 84 KK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 84 KK.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah masyarakat desa yang
tinggal di Dusun Planggok Desa Margokaton.
H. Sumber Data
Adapun data yang di peroleh peneliti adalah data primer, data primer
adalah data yang berasal dari sumber yang asli dan dikumpulkan secara
khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian (Cooper dan William,
1996:256). Dimana data ini langsung di ambil dari masyarakat sekitar yang
dapat memberikan informasi tentang peranan aparat desa terhadap
kesejahteraan masyarakat yang tinggal di desa tersebut.
I. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik dalam pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah
kuesioner dan wawancara.
1. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden mengenai peran serta perangkat desa terhadap
kesejahteraan masyarakat.
2. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya atau
pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan
panduan wawancara (interview guide).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
J. Teknik Pengujian Instrumen
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang rasional dan dapat
dipertanggungjawabkan maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis Validitas Ekternal
Validitas eksternal instrumen diuji dengan membandingkan (untuk
mencari kesamaan) antara criteria yang ada pada instrumen dengan fakta-
fakta empiris yang terjadi dilapangan.
2. Analisis Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas
dapat dilakukan dengan One Shot atau pengukuran sekali saja, disini
pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pertanyaan lain atau mengukur jawaban pertanyaan.
K. Teknik Analisis Data
1. Analisis Korelasi Pearson Product Moment dan Korelasi Parsial
Untuk menguji hipotesis bahwa ada hubungan antara perangkat
desa dengan kesejahteraan masyarakat, maka rumusnya adalah Korelasi
Product Moment (Sugiyono, 2007 : 44).
rxy =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Keterangan :
= Koefisien korelasi product moment
n = Banyaknya responden
= Jumlah Skor X
= Jumlah hasil kali antara X dan Y
= Jumlah skor Y
Taraf nyata α : 5%
Menurut Sugiyono 2007 (dalam Priyatno, 2009:54) pedoman
untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai
berikut :
0,00 – 0,199 = Sangat Rendah
0,20 – 0,399 = Rendah
0,40 – 0,599 = Sedang
0,60 – 0,799 = Kuat
0,80 – 1,000 = Sangat Kuat
Untuk membuktikan bahwa hipotesis tersebut diterima atau
ditolak maka digunakan uji signifikansi dengan statitik uji t (Usman,
2006 : 204).
t = 212
rnr−
−
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Keterangan :
t : Nilai yang dicari
r : Koefisien korelasi
n : Jumlah sampel
Dengan ketentuan : H0 diterima jika t hitung ≤ t tabel
H0 ditolak jika t hitung ≥ t tabel
2. Uji t
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah Orientasi Profit dan
Non Profit, Orientasi Sosial dan Non Sosial berhubungan secara signifikan
dengan Kesejahteraaan masyarakat.
Tahap-tahap untuk melakukan uji t adalah sebagai berikut:
a. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan α = 5% (signifikansi 5%
atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam
penelitian).
b. Menentukan dengan menggunakan SPSS atau rumus
(Priyatno, 2008:84)
=
Keterangan:
r = Koefisien korelasi parsial
k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
c. Menentukan
Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)
dengan derajat kebebasan (df) n-k-2 (n adalah jumlah sampel dan k
adalah jumlah variabel independent).
d. Kriteria pengujian
Ho diterima dan Ha ditolak bila, <
Ho ditolak dan Ha diterima bila, >
e. Menarik kesimpulan
Jika H0 ditolak dan Ha diterima dapat disimpulkan bahwa
Orientasi Profit dan Non Profit, Orientasi Sosial dan Non Sosial (X)
berhubungan dengan Kesejahteraaan masyarakat (Y).
Tingkat signifikansi menggunakan α = 5% (signifikansi 5%
atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam
penelitian).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB IV
GAMBARAN UMUM DESA MARGOKATON
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Dalam Konteks Desa
1. Visi dan Misi Desa Margokaton
a. Visi
Terwujudnya masyarakat Desa Margokaton yang mandiri,
Sejahtera dan Produktif.
b. Misi
1. Membangun kebersamaan dan kepedulian dalam menurunkan
angka kemiskinan.
2. Pemberdayaan masyarakat melalui usaha produktif, kesadaran
kesehatan lingkungan, kesempatan memperoleh pendidikan.
3. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana prasarana.
2. Administratif
Desa Margokaton secara administratif menempati area seluas
19,33% (515 Ha) dari seluruh luas Kecamatan Seyegan (26,63 Ha) dibagi
menjadi 12 padukuhan yaitu :
1. Padukuhan Susukan I
2. Padukuhan Susukan II
3. Padukuhan Susukan III
4. Padukuhan Somokaton
5. Padukuhan Ngaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
6. Padukuhan Planggok
7. Padukuhan Grajegan
8. Padukuhan Bolu
9. Padukuhan Nyamplung
10. Padukuhan Seyegan
11. Padukuhan Sonoharjo
12. Padukuhan Bantulan
Gambar IV.1 Peta Desa Margokaton
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3. Geografis
Letak Desa Margokaton berada di daerah yang strategis dan berada
di jalur jalan raya Jogja – Kebonagung, dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Desa Banyurojo, Kecamatan Tempel
b. Sebelah Timur : Desa Margoagung, Kecamatan Seyegan
c. Sebelah Selatan : Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan
d. Sebelah Barat : Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir
4. Demografis
Jumlah penduduk Desa Margokaton tercatat sebanyak 7.143 jiwa
(November 2010) dengan prosentase penduduk laki-laki (51%) hampir
sama dengan penduduk perempuan (49%). Kepadatan penduduk mencapai
138 jiwa/ha dengan prosentase usia produktif sebesar 64,48%.
B. Profil Masyarakat Desa Margokaton
Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan informasi tentang profil
masyarakat margokaton yaitu sebagai berikut:
1. Pendidikan
Berdasarkan komposisi penduduk menurut Pendidikan Desa
Margokaton dapat dilihat dari tingkat Sekolah Dasar (SD) Sampai
Perguruan Tinggi. Untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) 2.068 orang,
jumlah tingkat pendidikan SLTP 1.028 orang, jumlah tingkat pendidikan
atas atau SLTA 1.110 orang dan tingkat perguruan tinggi Strata-1 178
orang dan strata-2 11 orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel IV.1 Tingkat Pendidikan Di Desa Margokaton
No. Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Perguruan Tinggi Srata-1 dan Srata-2 189 2 SLTA 1.110 3 SLTP 1.028 4 SD 2.068 5 Belum atau tidak tamat SD 826
JUMLAH 5.221 Sumber : Data Dasar Profil Desa MargokatonTahun 2010
Dari data di atas jumlah terbesar tingkat pendidikan sebanyak
2.068 orang berpendidikan SD, di ikuti di bawahnya yaitu sebesar 1.110
orang berpendidikan SLTA, dan jumlah terkecil yaitu sebesar 826 orang
belum tamat sekolah.
2. Kesehatan
Tabel IV.2 Prasarana Kesehatan
No. Prasarana Jumlah
1 Puskesmas 1 unit 2 Posyandu 12 unit
Sumber : Data Dasar Profil Desa MargokatonTahun 2010
Jumlah fasilitas kesehatan di Desa Margokaton sangatlah minim,
untuk mendukung perawatan kesehatan masyarakat Desa Margokaton
memiliki 1 buah Puskesmas dengan keterbatasan tenaga medis dan
fasilitas yang disediakan pun kurang memadai. Desa Margokaton juga
memiliki 12 Posyandu. Di setiap dusun memiliki 1 Posyandu. Posyandu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
diadakan satu bulan sekali dan diselenggarakan di rumah kepala dukuh
dengan kegiatan meliputi pemeriksaan balita, pemberian vitamin dan
makanan sehat.
3. Mata Pencaharian Menurut Sektor
Tabel IV.3 Mata Pencaharian Sektor
No Sektor Mata Pencaharian Jumlah
1 Pertanian 1.115 2 Peternakan 309 3 Perikanan 83 4 Jasa 1.118 JUMLAH 2.625
Sumber : Data Dasar Profil Desa MargokatonTahun 2010
Dari data di atas mata pencaharian menurut sektor, jasa memiliki
jumlah terbanyak yaitu 1.118 orang, di lanjutkan pertanian sebanyak 1.115
orang dan paling sedikit sektor perikanan sebanyak 83 orang.
a. Pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati
yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan
baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan
hidupnya. Sektor Pertanian juga merupakan salah satu sektor penting
yang mendapat tumpuan dalam perdagangan dunia karena ia
merupakan pembekal makanan dan sumber bahan mentah kepada
penduduk dunia. Di Margokaton, pertanian adalah penggerak roda
perekonomian yang utama. Sebagian besar penduduk bermata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
pencaharian sebagai petani. Produktivitas padi mencapai 1.133 ton,
palawija 33,5 ton, sayuran 23,2 ton, tembakau 1,2 ton (per tahun
2009), sehingga terbuka lebar potensi pertanian di desa ini untuk
dikembangkan.
b. Peternakan
Peternakan merupakan salah satu penggerak roda
perekonomian di Desa Margokaton, khususnya yang berada di Dusun
Bantulan. Dusun Bantulan memiliki beberapa peternakan yang cukup
besar yaitu peternakan sapi, babi, dan ayam. Peternakan sapi di
Bantulan ini sudah mulai terorganisir, hal ini dibuktikan adanya
kelompok peternak sapi Katon Dadi. Biasanya sapi-sapi yang
diternakkan setelah mencapai umur-umur tertentu dijual oleh
pemiliknya. Penjualan sapi-sapi tersebut mulai meningkat selama
menjelang Idul Adha. Selain itu, warga Bantulan juga mengolah
limbah kotoran yang dihasilkan ternak sapi untuk dibuat pupuk
organik, pengolahan tersebut terletak di dusun Bantulan. Pembuatan
pupuk organik tersebut dipasarkan ke sekitar Desa Margokaton dan
Wonosobo. Harga penjualan kotoran sapi berdasarkan tiap kol pick-up
dan dijual tiap tahunnya, tiap kol dihargai Rp 40.000,00.
c. Perikanan Budidaya
Usaha perikanan budidaya yang banyak adalah pengembangan
budidaya Lele, yaitu di Dusun Bolu. Sebanyak 60 kolam digunakan
untuk budidaya lele di dusun tersebut. kegiatan budidaya dimulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dengan dari proses pembelian bibit ikan lele yang kemudian dilakukan
pemberian pakan 2 kali sehari selama 3 minggu. Pemanenan dan
sekaligus pengurasan kolam dilakukan pada saat waktu panen tiba.
Panen dilakukan untuk lele yang sudah memenuhi ukuran untuk di jual
(7-12 cm). Hasil panen selama satu bulan dapat mencapai 15 ton
dengan rentang waktu panen yang berbeda-beda.
d. Kerajinan/jasa
Berbagai macam produk kerajinan banyak berkembang di desa
Margokaton. Diantaranya adalah kerajinan tas dari bahan : enceng
gondok, daun pandan, kayu mending, kerajinan bambu, kerajinan
meubel, kerajinan dari lidi, kerajinan kain tenun dan lain-lain.
Kerajinan telah dipasarkan ke berbagai daerah, diantaranya
Margokaton dan sekitarnya, bahkan ke luar negeri (khususnya
kerajinan tas). Beberapa usaha kerajinan telah memiliki pelanggan
tetap yang memesan produk buatan mereka.
C. Gambaran Umum Dusun Planggok
1. Gambaran Wilayah Dusun Planggok
Dusun Planggok merupakan wilayah teritorial Kabupaten Sleman
Kecamatan Seyegan Desa Margokaton, terletak 10 km dari pusat
pemerintahan Kabupaten Sleman. Dilihat dari segi geografisnya, Dusun
Planggok bisa dikategorikan sebagai dusun berkembang. Salah satu
pengembangan yang paling menonjol adalah sedang dijalankannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
program desa yaitu pembuatan pupuk organik dan kandang kelompok.
Ditinjau dari kondisi geografisnya sebagian besar Dusun Planggok terdiri
dari hamparan persawahan yang digunakan sebagai garapan pertanian
untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari.
Ditinjau dari segi demografisnya, Dusun Planggok yang masih
tergolong desa berkembang masih memakai struktur organisasi desa yang
lengkap. Salah satu indikasinya adalah masih adanya kepala dukuh sebagai
salah satu bagian struktur kepengurusan desa. Kepala dukuh tersebut
membawahi empat RT. RT 1 yaitu 29 KK meliputi 56 laki-laki dan 50
perempuan. RT 2 yaitu 36 KK meliputi 57 laki-laki dan 62 perempuan. RT
3 yaitu 18 KK meliputi 42 laki-laki dan 43 perempuan. RT 4 yaitu 34 KK
meliputi 83 laki-laki dan 74 perempuan.
Komponen masyarakat Planggok sebagian besar terdiri dari petani
(buruh tani), yang mana mereka masih menjunjung tinggi adat istiadat
dusun tersebut. Mayoritas masyarakat Planggok beragama muslim.
Tingkat kesejahteraan mereka mayoritas tergolong kedalam tingkat
ekonomi menengah kebawah. Daerah penelitian yang digunakan sebagai
objek penelitian adalah Dusun Planggok Kecamatan Seyegan Kabupaten
Sleman dengan luas sekitar 32.000 ha/m2 terletak 15 km dari kota
Yogyakarta. Secara administratif Dusun Planggok mempunyai batas-batas
yang terdiri dari:
Sebelah Utara : Dusun Susukan II Kecamatan Seyegan.
Sebelah Selatan : Dusun Grajegan Kecamatan Seyegan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Sebelah Timur : Dusun Bolu Kecamatan Seyegan.
Sebelah Barat : Dusun Ngaran Kecamatan Seyegan.
2. Kesehatan
Dusun Planggok memiliki seorang tenaga medis. Selain itu, secara
rutin satu bulan sekali diadakan posyandu bagi anak-anak dan balita
masyarakat setempat yang diselenggarakan di kediaman Kepala Dukuh.
3. Mata Pencaharian
Dari data yang diperoleh, pekerjaan penduduk Dusun Planggok
meliputi petani (buruh tani), karyawan swasta, PNS, peternak, wiraswasta,
pedagang, pensiunan, dan Polri. Sebagian besar penduduk bermata
pencaharian sebagai petani (buruh tani), ini dapat dilihat dari kondisi
geografis dusun yang terdiri dari hamparan persawahan.
D. Alasan Tempat Penelitian
Alasan peneliti memilih Dusun Planggok dikarenakan peneliti tertarik
dengan potensi dusun yang dijadikan percontohan pengembangan pemukiman.
Selain itu, Dusun Planggok sering digunakan untuk kegiatan maupun
penelitian bagi universitas-universitas di Yogyakarta yang berkaitan langsung
dengan kinerja dan kesejahteraan masyarakat. Alasan lainnya adalah struktur
Dusun Planggok masih terjaga dengan baik, terbukti masih adanya kepala
dukuh. Melalui penelitian kewirausahaan ini peneliti ingin membantu
pengembangan potensi dusun Planggok dengan harapan hasil dari penelitian
ini dapat digunakan sebagai bahan pengembangan pemikiran bagi masyarakat
dusun planggok untuk menggali potensi yang ada dan mengembangkan
kesejahteraan masyarakat Dusun Planggok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB V
ANALISIS DATA
Dalam menjawab rumusan permasalahan, peneliti melakukan analisis data.
Analisis data dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan pada penelitian
agar dapat memecahkan masalah sehingga tujuan penelitian tercapai. Pendekatan
masalah yang disesuaikan dengan objek yang diteliti baik berdasarkan
pendekatan-pendekatan yang telah diatur dalam metodologi penelitian sangat
diperlukan pada proses analisis data. Permasalahan pada penelitian ini adalah:
1. Orientasi wirausaha apa yang dimiliki oleh para aparat desa dalam perspektif
masyarakat?
2. Bagaimana persepsi masyarakat atas kesejahteraan mereka?
3. Apakah ada keterkaitan antara orientasi wirausaha dengan kesejahteraan
masyarakat?
A. Hasil Uji Instrumen
Pengujian terhadap instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui
validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Pada suatu penelitian, instrumen
atau alat ukur harus memenuhi kriteria sebagai instrumen yang valid dan
reliabel. Oleh karena itu, sebelum melakukan analisis terhadap data yang
diperoleh, maka perlu diadakan pengujian instrumen atau alat ukur dalam
pengambilan data penelitian. Akurasi dan konsistensi suatu penelitian dapat
dilihat melalui pengujian kuesioner sebagai instrumen penelitian. Pengujian
tersebut terdiri atas pengujian validitas dan reliabilitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
1. Uji Validitas Eksternal
Hasil penelitian yang dilakukan di Dusun Planggok menggunakan
validitas eksternal dengan mengambil 84 responden penelitian yakni 72
laki-laki dan 12 perempuan menunjukkan bahwa data yang diperoleh
valid. Data tersebut dikatakan valid karena data yang diperoleh sesuai
dengan fakta-fakta empiris di lapangan. Misalnya untuk data yang
diperoleh menunjukkan bahwa keluarga tersebut dikatakan mampu atau
tergolong menengah ke atas dilihat dari jumlah pengeluaran rumah tangga
dalam satu bulan terakhir, baik pengeluaran pendidikan, pengeluaran
untuk pemenuhan kebutuhan pokok, pengeluaran pendidikan, pengeluaran
untuk pemenuhan kebutuhan pokok, pengeluaran untuk memenuhi
kebutuhan sandang, pengeluaran pemeliharaan rumah, pengeluaran
kesehatan, dan lain-lain. Selain itu, kepemilikan sebidang lahan
persawahan, hewan ternak serta pendapatan perbulan juga menjadi salah
satu fakta empiris yang peneliti temukan langsung di lapangan.
2. Uji Reliabilitas
Untuk pengujian reliabilitas, peneliti juga melakukan penelitian
terhadap 84 responden dengan instrumen (kuesioner) yang sama, dan hasil
yang didapat menunjukkan bahwa jawaban yang diberikan responden yang
satu dengan responden yang lain memiliki konsisten yang sama pula.
Dengan demikian Instrument (kuesioner) tersebut memenuhi kaidah valid
dan reliabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
B. Karakteristik Responden
Karakteristik responden diketahui dari beberapa pertanyaan mengenai
profil responden. Apabila dilihat dari usia responden dan jumlah tanggungan,
maka deskripsi responden dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel V.1
Analisis Deskriptif
Karakteristik N Minimum Maksimum Mean
Usia Responden 84 25 85 47 Jumlah Tanggungan 84 1 9 5
Sumber: data diolah (2011)
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata responden berusia 47
dengan usia maksimal 85 tahun, dan usia minimal 25 tahun. Dari sisi jumlah
tanggungan, rata-rata responden memiliki jumlah tanggungan sebanyak 5
orang, dengan jumlah tanggungan maksimal 9 orang, dan jumlah tanggungan
minimal 1 orang. Adapun jumlah frekuensi karakteristik responden dapat
dilihat pada uraian berikut.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari 84 responden penelitian, dibedakan kedalam dua kelompok
jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Untuk lebih jelasnya
mengenai jumlah masing-masing kelompok tersebut dapat dilihat dari
tabel berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik Frekuensi Persentase
Laki – laki 72 85,7% Parempuan 12 14,3%
Total 84 100% Sumber: data primer diolah (2011)
Dari tabel diatas diketahui bahwa lebih banyak responden yang
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 72 orang atau sebesar 85,7% dari
total responden. Sedangkan responden perempuan pada penelitian ini
adalah sebanyak 12 orang atau sebesar 14,3% dari total responden.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berikut ini adalah hasil-hasil dari penyebaran kuesioner oleh
penulis mengenai identitas/karakteristik responden yang didapat.
a. Umur Responden
Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Usia Jumlah Persentase
23 – 35 tahun 12 14,3% 36 – 45 tahun 25 29,8% 46 – 55 tahun 18 21,4% 56 – 65 tahun 13 15,5%
> 65 tahun 16 19,0% Jumlah 84 100%
Sumber : data diolah 2011
Berdasarkan data yang diperoleh dari usia responden, sebagian
besar responden berusia 36 - 45 tahun yaitu sebanyak 25 orang (29,8%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Urutan kedua adalah sebanyak 18 orang (21,4%) yang berusia 46 - 55
tahun. Urutan ketiga adalah sebanyak 16 orang (19,0%) yaitu yang berusia
65 tahun ke atas, dan keempat adalah sebanyak 13 orang (15,5%).
3. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SR 8 9,5% SD 10 29,8% SMP 22 21,4% SMA / SMK 30 15,5% Perguruan Tinggi 14 19,0%
Jumlah 84 100% Sumber : Data diolah, 2011.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pendidikan responden,
sebagian besar responden berpendidikan SMA/SMK yaitu sebanyak 30
orang (35,7%). Untuk urutan kedua sebanyak 22 orang (26,2%) yang
berpendidikan SMP. Urutan ketiga adalah sebanyak 14 orang (16,7%)
yaitu yang berpendidikan Perguruan tinggi. Urutan keempat adalah
sebanyak 10 orang (11,9%) yaitu yang berpendidikan SD, dan urutan
kelima sebanyak 8 orang (9,5%) yang berpendidikan SR.
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan pekerjaan, responden penelitian dibedakan ke dalam 6
kelompok, yaitu buruh tani, peternak, wiraswasta, karyawan swasta, PNS,
dan kelompok pekerjaan lain yang terdiri dari polisi, pensiunan, dal lain
sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Karakteristik Frekuensi Persentase
Buruh Tani 37 44,0% Karyawan swasta 18 21,4% PNS 10 11,9% Peternak 5 6,0% Wiraswasta 5 6,0% Pedagang 4 4,8% Pensiunan 4 4,8% Polri 1 1,2%
Total 84 100% Sumber: data diolah (2011)
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden
bekerja sebagai buruh tani, yaitu sebanyak 37 responden, atau 44,0% dari
total responden. Kelompok yang paling sedikit adalah Polri, yaitu 1
responden atau 1,2% dari total responden. Responden yang bekerja
sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 18 responden atau 21,4% dari
total anggota responden. Responden yang bekerja sebagai peternak dan
wiraswasta adalah sebanyak 5 responden atau 6,0% dari keseluruhan
responden. Responden yang bekerja sebagai pedagang dan pensiunan
adalah sebanyak 4 responden atau 4,8% dari total responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
C. Orientasi Wirausaha Perangkat Desa
Gambar V.1 Kuadran Kewirausahaan Sosial
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing kuadran:
1. Kuadran 1
Berdasarkan data yang diperoleh dari 84 responden, yang terbagi
dalam 2 kategori yaitu orientasi profit non profit dan sosial non sosial
dapat diketahui bahwa 25 (29,8%) responden mengkategorikan perangkat
desa ke dalam kudran 1 yaitu kuadran tradisional tanpa keuntungan.
Kuadran ini mewakili organisasi-organisasi yang didasari oleh misi sosial
dan tidak menghasilkan keuntungan. Organisasi ini bergantung pada
pemberian, donasi, dan sumbangan uang untuk menyokong kegiatan sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
mereka. Dimana bantuan desa kepada dusun untuk pembangunan
infrastruktur di salurkan langsung kepada masyarakat oleh kepala dusun.
Kepala dusun memberikan bantuan dari program pemerintah untuk
masyarakat di berikan secara langsung dari kepala dukuh utuh tanpa
pengurangan sedikitpun. Wirausahawan sosial menempati kuadran ini
kadangkala mereka merancang organisasi mereka untuk menyediakan
barang dan jasa dimana mereka dapat memasang tarif, dalam rangka
mengumpulkan dana untuk operasi mereka. Sebagai contoh bantuan dalam
pembuatan KTP, KK, kartu identitas dan pengurusan Pajak Bumi dan
Bangunan dipasang tarif yang nantinya akan dipakai sebagai kas dusun.
2. Kuadran 2
Tipping Point Quadrant (kuadran awal perubahan) (kuadran
berefek besar). Sama dengan kuadran 1, responden yang mengkategorikan
perangkat desa ke dalam kuadran 2 ini juga sebanyak 25(29,8%). Kuadran
ini mewakili organisasi-organisasi yang tidak hanya didasari oleh misi
sosial tapi juga berorientasi pada keuntungan. Organisasi-organisasi dan
wirausahawan sosial yang berada pada kuadran ini memegang janji untuk
memberikan perubahan ekonomi. Dimana segala perencanaan di bidang
ekonomi dan keputusan kegiatan kemasyarakatan di buat oleh kepala
dusun.
3. Kuadran 3
Berdasarkan data yang diperoleh dari 84 responden, yang terbagi
dalam 2 kategori yaitu orientasi profit non profit dan orientasi sosial non
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
sosial dapat diketahui bahwa orientasi masyarakat terhadap perangkat desa
termasuk dalam kuadran III yaitu Transient Org Quadrant (kuadran
organisasi sementara) dimana kuadran ini mewakili perusahaan, yang
dikendalikan oleh pasar, tapi tidak berorientasi pada keuntungan. Dari 84
responden terdapat 27 (31,1%) orang yang berpendapat bahwa motivasi
dari wirausaha perangkat desa bukanlah pendirian suatu perusahaan, tetapi
penciptaan sebuah langkah yang jelas sehingga para partisipannya/warga
masyarakat dapat menyelesaikan masalah sosial yang beragam; meskipun
tidak relevan dengan inisiatif untuk mendapat keuntungan dan memiliki
dukungan dari perusahaan publik dan swasta, sumbangan atau dukungan
dari pemerintah. Orientasi wirausaha perangkat desa ini mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan dari pasar; dan kemudian menggunakan hasil yang
didapatkan dari pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut untuk
mendukung kegiatan sosial.
4. Kuadran 4
Traditional Business Quadrant (kuadran bisnis tradisional). Dari
84 responden hanya 7 (8,3%) responden yang mengkategorikan perangkat
desa ke dalam kuadran 4. Kuadran ini mewakili sebagian besar bentuk
klasik dari bisnis yang berorientasi keuntungan dan didorong oleh pasar.
Jika atau ketika pasar memutuskan bahwa masalah-masalah sosial patut
diperhatikan, di kuadran ini wirausahawan sosial ditunjukkan untuk
menyokong/mendukung kegiatan-kegiatan yang berguna dalam
meningkatkan penjualan karena mereka sadar untuk bertanggung jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
secara sosial. Biasanya perusahaan dikuadran ini, mendonasikan sebagian
dari keuntungan mereka, mendirikan fasilitas-fasilitas “hijau”,
menawarkan layanan gratis atau layanan berbiaya rendah kepada
organisasi-organisasi sosial.
D. Kesejahteraan Masyarakat dilihat dari Orientasi Sosial dan Non Sosial
dan Orientasi Profit dan Non Profit
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner dapat diketahui kesejahteraan
masyarakat yang terdiri dari indikator-indikator seperti pengeluaran
pendidikan, kesehatan, kebutuhan makanan, perumahan, energi dan gas,
pakaian, transportasi dan rekreasi, pajak dan pembayaran dan sejenisnya,
tabungan dan investasi, komunikasi. Untuk mengukur kesejahteraan
masyarakat disusun item pertanyaan sejumlah 47 butir pertanyaan terdiri dari
5 butir pertanyaan untuk indikator pendidikan, 5 butir pertanyaan untuk
indikator kesehatan, 6 butir pertanyaan untuk indikator kebutuhan makanan,
6 butir pertanyaan untuk indikator perumahan, 5 butir pertanyaan untuk
indikator energi dan gas, 3 butir pertanyaan untuk indikator pakaian, 4 butir
pertanyaan untuk indikator transportasi dan rekreasi, 4 butir pertanyaan untuk
indikator pajak dan pembayaran sejenisnya, 4 butir pertanyaan untuk
indikator tabungan dan investasi, 5 butir pertanyaan untuk indikator
komunikasi. Dari hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan selanjutnya
dinilai sesuai dengan skor masing-masing atribut yang telah ditetapkan.
Variabel kesejahteraan dihitung berdasarkan total nilai rata-rata pada setiap
indikator, selanjutnya diskor dengan interval sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Skor pengeluaran minimum = Rp 140.000,00
Skor pengeluaran maksimum = Rp 4.550.000,00
Interval = Pengeluaran Perkapita Maksimum – Pengeluaran Perkapita Minimum Jumlah kelas
=
= Rp 1.470.000,00
Kategori kesejahteraan relatif :
Pengeluaran rata – rata : Rp 139.999 – Rp 1.609.999 = Rendah
Pengeluaran rata – rata : Rp 1.610.000 – Rp 3.080.000 = Sedang
Pengeluaran rata – rata : Rp 3.081.000 – Rp 4.551.000 = Tinggi
NB: Relatif adalah jika sesuatu memiliki nilai yang berubah-ubah jika dibandingkan dengan
sesuatu yang berbeda-beda.
Dalam penelitian ini peneliti membagi orientasi sosial dan non sosial
ke dalam 2 kategori, begitu pula orientasi profit dan non profit. Pembagian
kategori tersebut berdasarkan atas skor nilai untuk setiap tanggapan yakni :
Tabel V.6 Kategori Skor Nilai
Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Netral (N) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Dari skor di atas peneliti membagi orientasi menjadi dua kategori
yaitu:
1. Skor > 3 : Orientasi sosial / orientasi non profit
2. Skor < 3 : Orientasi non sosial / orientasi profit
Dari hasil penghitungan menggunakan SPSS for Windows v.12 maka
dapat dilihat gambaran mengenai kesejahteraan masyarakat Dusun Planggok.
Gambaran kesejahteraan masyarakat jika dilihat dari orientasi sosial dan non
sosial pada tabel berikut ini:
Tabel V.7 Tabulasi silang Orientasi sosial dan non sosial – Kesejahteraan masyarakat
Kesejahteraan Masyarakat
Rendah Sedang Tinggi Total
Orientasi Sosial >3 70 2 0 72 Non sosial <3 7 4 1 12 Total 77 6 1 84
Dari tabel, dapat dilihat pada Orientasi sosial dengan skor > 3, terdapat
70 orang dengan kesejahteraan rendah dan 2 orang dengan kesejahteraan
sedang sedangkan pada orientasi non sosial dengan skor < 3, terdapat 7 orang
dengan kesejahteraan rendah, 4 orang dengan kesejahteraan sedang, dan 1
orang dengan kesejahteraan tinggi.
Dari hasil perhitungan berikutnya menggunakan program SPSS for
Windows v.12 dapat dilihat gambaran mengenai kesejahteraan masyarakat
Dusun Planggok. Gambaran kesejahteraan jika dilihat dari orientasi profit dan
non profit terdapat pada tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel V.8 Krostabulasi Orientasi Profit dan Non Profit – Kesejahteraan Masyarakat
Kesejahteraan masyarakat
Rendah Sedang Tinggi Total
Orientasi profit < 3 10 3 1 14 Non profit > 3 67 3 0 70 Total 77 6 1 84
Dari tabel di atas, dapat dilihat pada orientasi profit dengan skor < 3,
terdapat 10 orang dengan kesejahteraan rendah dan 3 orang dengan
kesejahteraan sedang dan 1 orang dengan kesejahteraan tinggi sedangkan pada
orientasi non profit dengan skor > 3, terdapat 67 orang dengan kesejahteraan
rendah dan 3 orang dengan kesejahteraan sedang.
Tabel V.9 Tabulasi silang Kuadran dan kesejahteraan masyarakat
Kesejahteraan Masyarakat Rendah Sedang Tinggi
Total
Kuadran 1 23 1 0 24 Kuadran 2 20 5 1 26 Kuadran 3 27 0 0 27 Kuadran 4 7 0 0 7
Total
77 6 1 84
Dari tabel diatas, dapat dilihat kudran 1 terdapat 23 orang dengan
kesejahteraan rendah dan 1 orang dengan kesejahteraan sedang. Kuadran 2
terdapat 20 orang dengan kesejahteraan rendah, 5 orang dengan kesejahteraan
sedang, dan 1 orang dengan kesejahteraan tinggi. Kuadran 3 terdapat 27 orang
dengan kesejahteraan rendah sedangkan kuadran 4 terdapat 7 orang dengan
kesejahteraan rendah. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa 77 responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
memiliki keseahteraan rendah, 6 responden dengan kesejahteraan sedang, dan
1 responden dengan kesejahteraan tinggi. Masyarakat dengan kesejahteraan
rendah memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap perangkat desa. Itu
membuktikan bahwa perangkat desa dengan tingkat sosial tinggi belum tentu
memiliki mayarakat yang sejahtera. Ini membuktikan bahwa dengan fasilitas,
kegiatan bahkan program-program yang dibuat oleh perangkat desa hanya
sebagai penunjang/pendukung sedangkan masyarakat harus berusaha untuk
mencapai kesejahteraan masing-masing keluarganya.
E. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang digunakan untuk menguji apakah ada hubungan
orientasi sosial perangkat desa dengan kesejahteraan masyarakat dilihat dari
dua variabel bebas yaitu orientasi sosial dan non sosial serta orientasi profit
dan non profit.
Penulis menggunakan teknik analisis Korelasi Product Moment.
Menurut Sugiyono (dalam Priyatno, 2009:54) pedoman untuk memberikan
interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
Tabel V.10 Interpretasi Dari Nilai r
r Interpretasi
0 Tidak berkorelasi 0,01 – 0,20 Sangat rendah 0,21 – 0,40 Rendah 0,41 – 0,60 Agak rendah 0,61 – 0,80 Cukup 0,81 – 0,99 Tinggi
1 Sangat tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Untuk menghitung nilai r pada hipotesis ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
1. Orientasi sosial dan non sosial
Tabel V.11 Correlations
1 .447**.000
84 84.447** 1.000
84 84
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
Orientasi sosial
KesejahteraanMasyarakat
Orientasisosial
Kesejahteraan Masyarakat
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Sumber : Data diolah 2011
Dari hasil analisis data korelasi sederhana (r) didapat korelasi
antara orientasi sosial dan non sosial dengan kesejahteraan masyarakat,
(r) adalah 0,447. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang
agak rendah antara orientasi sosial dan non sosial dengan kesejahteraan
masyarakat.
a. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Sederhana (Uji t)
Uji signifikansi koefisien korelasi digunakan untuk menguji
adakah hubungan yang terjadi antara orientasi sosial dan non sosial
dengan kesejahteraan masyarakat.
1) Menentukan hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan secara signifikan antara orientasi sosial dan
non sosial dengan kesejahteraan masyarakat.
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara orientasi sosial dan non
sosial dengan kesejahteraan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
2) Menentukan Tingkat Signifikansi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat
signifikansi a = 5%.
3) Menentukan t hitung
t hitung =
t hitung =
t hitung =
t hitung =
t hitung = 5,056
4) Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)
dengan derajat kebebasan (df) n – 2 atau 84-2 = 82. Dengan
pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t
tabel sebesar 2,000.
5) Kriteria Pengujian
Ho diterima jika – t tabel < t hitung < t tabel
Ho ditolak jika – t hitung < – t tabel atau t hitung > t tabel
6) Membandingkan t hitung dengan t tabel
Nilai t hitung > t tabel (5,056 > 2,000) maka Ho ditolak,
artinya orientasi sosial dan non sosial berhubungan dengan
kesejahteraan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
2. Orientasi profit non profit
Tabel V.12
Correlations
1 .438**.000
84 84.438** 1.000
84 84
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
Orientasi profit &non profit
KesejahteraanMasyarakat
Orientasiprofit &
non profitKesejahteraan Masyarakat
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Sumber : Data diolah 2011
Dari hasil analisis data korelasi sederhana (r) didapat korelasi
antara orientasi profit dan non profit dengan kesejahteraan masyarakat, (r)
adalah 0,438. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang agak
rendah antara orientasi profit dan non profit dengan kesejahteraan
masyarakat.
a. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Sederhana (Uji t)
Uji signifikansi koefisien korelasi digunakan untuk menguji
adakah hubungan yang terjadi antara orientasi profit dan non profit
dengan kesejahteraan masyarakat.
1) Menentukan hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan secara signifikan antara orientasi
profit dan non profit dengan kesejahteraan masyarakat.
Ha : Ada hubungan secara signifikan antara orientasi profit
dan non profit dengan kesejahteraan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
2) Menentukan Tingkat Signifikansi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat
signifikansi a = 5%.
3) Menentukan t hitung
t hitung =
t hitung =
t hitung =
t hitung =
t hitung 4,954
4) Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)
dengan derajat kebebasan (df) n – 2 atau 84-2 = 82. Dengan
pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel
sebesar 2,000.
5) Kriteria Pengujian
Ho diterima jika – t tabel < t hitung < t tabel
Ho ditolak jika – t hitung < – t tabel atau t hitung > t tabel
6) Membandingkan t hitung dengan t tabel dan probabilitas
Nilai t hitung > t tabel (4,954 > 2,000) maka Ho ditolak,
artinya orientasi profit non profit berhubungan dengan
kesejahteraan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
F. Pembahasan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan di atas yaitu untuk
menguji apakah ada hubungan antara orientasi sosial dan non sosial, orientasi
profit dan non profit terhadap kesejahteraan masyarakat maka dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Dari hasil analisis yang telah dilakukan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan positif antara orientasi sosial dan non sosial,
orientasi profit dan non profit dengan kesejahteraan masyarakat dengan
interpretasi koefisien korelasi sedang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai r dari
orientasi sosial dan non sosial sebesar 0,447, dan nilai r dari orientasi
profit dan non profit sebesar 0,438, yang artinya bahwa variabel orientasi
sosial dan non sosial dan orientasi profit dan non profit memiliki
hubungan searah (hubungan positif) dengan kesejahteraan masyarakat dan
hubungan kedua variabel tersebut dengan koefisien korelasi agak rendah.
Ketika orientasi sosial dan non sosial dan orientasi profit dan non profit
meningkat (tinggi) maka akan meningkat kesejahteraan masyarakat
dengan variabel kesejahteraan masyarakat, yang berarti pada orientasi
sosial dan non sosial dan orientasi profit dan non profit memberikan
hubungan searah (hubungan positif) dengan kesejahteraan masyarakat.
2. Dari uji signifikan t-test dengan nilai t hitung > t tabel (5,056 > 2,000)
untuk orientasi sosial dan non sosial, dan uji signifikan t-test dengan nilai t
hitung > t tabel (4,954 > 2,000) untuk orientasi profit dan non profit, ini
berarti menunjukkan ada hubungan yang signifikan, artinya terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
korelasi antara orientasi sosial dan non sosial dan orientasi profit dan non
profit dengan kesejahteraan masyarakat. Dengan tingkat signifikan 5%,
maka dapat diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara
orientasi sosial dan non sosial dan orientasi profit dan non profit dengan
kesejahteraan masyarakat.
3. Dari tabel kuadran, diketahui bahwa 77 responden memiliki keseahteraan
rendah, 6 responden dengan kesejahteraan sedang, dan 1 responden
dengan kesejahteraan tinggi. Masyarakat dengan kesejahteraan rendah
memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap perangkat desa. Itu
membuktikan bahwa perangkat desa dengan tingkat sosial tinggi belum
tentu memiliki mayarakat yang sejahtera. Ini membuktikan bahwa dengan
fasilitas, kegiatan bahkan program-program yang dibuat oleh perangkat
desa hanya sebagai penunjang/pendukung sedangkan masyarakat harus
berusaha untuk mencapai kesejahteraan masing-masing keluarganya.
Kesejahteraan masyarakat tinggi atau rendah bukan hanya dilihat dari
besar kecilnya pendapatan yang diterima, tinggi rendahnya pendidikan ,
dan banyak sedikitnya asset yang dimiliki. Tetapi dapat dilihat dari besar
dan kecilnya kebutuhan kehidupan yang tercukupi. Peranan manajemen
keuangan diri dan pengendalian pemenuhan kebutuhan sangat diperlukan
untuk meningkatkan daya hidup. Karena miskin atau kaya, sejahtera atau
tidak sejahteranya seseorang bukan dilihat dari hartanya tapi dari
pemenuhan kebutuhanya baik fisik (kebutuhan : primer, sekunder dan
tersier) maupun non fisik (kebahagiaan, cinta, dan keimanan). Jadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
kesejahteraan masyarakat tidak semata bergantung oleh tingkat sosial
perangkat desa tetapi bergantung pada usaha masing-masing individu
(masyarakat) untuk memenuhi kebutuhan dalam mencapai kesejahteraan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, serta uraian-uraian
yang telah dikemukakan, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Karakteristik responden adalah sebagian besar responden berjenis kelamin
laki-laki yaitu sebanyak 72 orang (85,7%), berusia 36 - 45 tahun yaitu
sebanyak 25 orang (29,8%), berpendidikan SMA/SMK yaitu sebanyak 30
orang (35,7%), dan bekerja sebagai buruh tani, yaitu sebanyak 37
responden (44,0%).
2. Orientasi wirausaha apa yang dimiliki oleh para aparat desa dalam
perspektif masyarakat termasuk dalam kuadran III yaitu Transient Org
Quadrant (kuadran organisasi sementara) yaitu sebanyak 27 orang
(31,1%).
3. Persepsi masyarakat atas kesejahteraan mereka terhadap orientasi
wirausaha yaitu orientasi sosial dengan skor >3, terdapat 70 orang dengan
kesejahteraan rendah dan 2 orang dengan kesejahteraan sedang.
Sedangkan pada orientasi non sosial dengan skor <3, terdapat 7 orang
dengan kesejahteraan rendah, 4 orang dengan kesejahteraan sedang, dan 1
orang dengan kesejahteraan tinggi. Orientasi non profit dengan skor >3
terdapat 67 orang dengan kesejahteraan rendah dan 3 orang dengan
kesejahteraan sedang. Sedangkan pada orientasi profit dengan skor <3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
terdapat 10 orang dengan kesejahteraan rendah, 3 orang dengan
kesejahteraan sedang, dan 1 orang dengan kesejahteraan tinggi. Selain itu
persepsi masyarakat atas kesejahteraan mereka terhadap kuadran
kewirausahaan yaitu kuadran 1 terdapat 23 orang dengan kesejahteraan
rendah dan 1 orang dengan kesejahteraan sedang. Kuadran 2 terdapat 20
orang dengan kesejahteraan rendah, 5 orang dengan kesejahteraan sedang,
dan 1 orang dengan kesejahteraan tinggi. Kuadran 3 terdapat 27 orang
dengan kesejahteraan rendah sedangkan kuadran 4 terdapat 7 orang
dengan kesejahteraan rendah.
4. Ada hubungan positif antara orientasi sosial dan non sosial, orientasi profit
dan non profit dengan kesejahteraan masyarakat dengan inpretasi koefisien
korelasi sedang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai r dari orientasi sosial dan
non sosial sebesar 0,447, dan nilai r dari orientasi profit dan non profit
sebesar 0,438, yang artinya bahwa variabel orientasi sosial dan non sosial
dan orientasi profit dan non profit memiliki hubungan searah (hubungan
positif) terhadap kesejahteraan masyarakat dan hubungan kedua variabel
tersebut dengan koefisien korelasi agak rendah.
5. Ada hubungan yang signifikan antara orientasi sosial dan non sosial dan
orientasi profit dan non profit dengan kesejahteraan masyarakat. Dari uji
signifikan t-test dengan nilai t hitung > t tabel (5,056 > 2,000) untuk
orientasi sosial dan non sosial, dan uji signifikan t-test dengan nilai t
hitung > t tabel (4,954 > 2,000) untuk orientasi profit dan non profit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang
dapat dikemukakan penulis bagi pihak desa atau bagi pihak lain yang terkait
dengan penelitian ini dan juga bagi peneliti selanjutnya. Saran tersebut antara
lain sebagai berikut:
1. Bagi perangkat desa
Jika dilihat dari hubungan orientasi wirausaha dengan
kesejahteraan masyarakat maka terjadi hubungan positif antara orientasi
sosial dan non sosial, orientasi profit dan non profit dengan kesejahteraan
masyarakat dengan inpretasi koefisien korelasi sedang. Hal ini berarti
bahwa perangkat desa perlu meningkatkan kinerjanya supaya tingkat
kesejahteraan masyarakat juga meningkat. Upaya yang dapat dilakukan
yaitu misalnya dalam program bantuan pembanguan dusun kepala dukuh
melibatkan masyarakat, melalui program-programnya mengupayakan
sepenuhnya untuk kepentingan warga, serta keterlibatan kepala dukuh
untuk memajukan kesejahteraaan warga.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Pada penelitian ini diketahui bahwa terjadi hubungan positif antara
orientasi sosial dan non sosial, orientasi profit dan non profit dengan
kesejahteraan masyarakat dengan inpretasi koefisien korelasi sedang,
maka lebih baik peneliti berikutnya meneliti variabel lain yang memiliki
hubungan kuat terhadap kesejahteraan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
C. Keterbatasan Penelitian
Penulis sudah berusaha sebaik dan semaksimal mungkin, namun
penulis menyadari akan keterbatasan yang penulis lakukan dalam penelitian
ini yaitu :
1. Hasil dari penelitian ini belum sempurna, karena keterbatasan peneliti
dalam hal waktu dan pengetahuan. Disamping itu penulis belum
mempunyai pengalaman dalam menulis karya ilmiah, maka dalam hal
pengkajian teori, pengolahan data, dan menganalisis data, penulisan
skripsi ini jauh dari sempurna.
2. Dalam penelitian ini penulis tidak dapat memastikan kebenaran data yang
diperoleh dari responden, karena data diperoleh dengan membagikan
kuesioner kepada responden sehingga kemungkinan dalam memberikan
jawaban kurang maksimum karena ketidaksungguhan responden dalam
mengisi kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, R. dan William Emroy, C. 1996. Metode Penelitian Bisnis Jilid 1. Edisi 5 (terj. Ellen Gunawan dan Imam Nurmawan). Jakarta : Erlangga.
David Bornstein. 2000. How to Change the World: Social Entrepreneurs and the
Power of New Ideas, 2nd edition. Oxford University Press. http://nukmanluthfie.com/2008/08/menjadi-entrepreneur-bukan-sekadar-
memperkaya-diri-sendiri/. http://swa.co.id/2010/02/menanti-jutaan-wirausaha-dari-social-entrepreneurship/ http://www.ahmadheryawan.com/lintas-kabupaten-kota/kabupaten-cianjur/508-
87-sekdes-terima-sk-bupati-.html. http://www.api.pasca.Ugm.ac.id/en/data/membangun_kewirausahaan_sosial.pdf. http://www.google.com//kesejahteraan masyarakat// Soetardjo
Kartohadikoesoemo, Desa, Jogjakarta, 1953. http://www.google.com//kompasiana, Menjadi Social Entrepreneur, Dzulfian
Syafrian, maret 2010. http://www.google.com//Menjadi Entrepreneur Bukan Sekadar Memperkaya Diri
Sendiri, August, 2008. http://www.google.com//Perbedaan Antara Kewirausahaan Bisnis Dan
Kewirausahaan Sosial. Mair and Marty, 2006. http://www.ireyogya.org/ire.php?about=booklet-7.htm. http://www.rosyid.info/2009/02/sistem-kinerja-perangkat-desa.html. Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta : Graha Ilmu. Murti Sumarni dan Salamah W. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta :
Andi Offset. Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and Service
Solution) : Untuk Analisis Data dan Uji Statistik. Yogyakarta : MediaKom.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Sugeng Haryanto. 2007. Menuju Kesejahteraan Dalam Masyarakat Hutan. Center for International Forestry Research(CIFOR).
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta. Undang-Undang Dasar tahun 1945 (Amandemen). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI