hubungan pengetahuan tentang kesehatan anak …/hubungan...hubungan pengetahuan tentang kesehatan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN
ANAK DENGAN STRES PADA IBU PRIMIPARA
DI DUSUN KURAHAN BANTUL TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
UntukMemenuhiPersyaratan MemperolehGelarSarjana Saint Terapan
DwiAmbarWati
R 1111009
PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTATAHUN 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
DwiAmbarWati. R111009. PRODI D IVBIDAN PENDIDIK FK UNS.2012. HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN ANAK DENGAN STRES PADA IBU PRIMIPARA DI DUSUN KURAHAN BANTUL TAHUN 2012. LatarBelakang: Wanitayang pertama kali melahirkanmerawatbayimerupakansuatupengalaman yang menyenangkandanmencemaskan, merekaakanlebihmemberikanperhatianpadaanaknyaterutamadalamhalkesehatan.Anakbalitaataubawahlimatahunkesehatannyamasihrentan, sistemkekebalanpadaanakbalitabelumterbentukdengansempurnasehinggamasihrentanterkenapenyakit.Penyakit yang seringdialamiolehanakterutamasaatbalitaadalahdemam, diare, InfeksiSaluranPernafasanAkut (ISPA). Ketidaktahuanibutentangdemam, diare, danbatukpadaanakdapatmenimbulkanstres.TujuanpenelitianiniuntukmengetahuihubunganpengetahuantentangkesehatananakdenganstrespadaibuprimiparaDi DusunKurahanBantultahun 2012. MetodePenelitian: Jenispenelitian yang dilakukanmerupakanjenisobservasionalanalitikdenganpendekatancross sectional. Sampelpenelitianadalah45yaitusemuaibu yang mempunyaibalita di DusunKurahanBantul yang diperolehdengantekniktotal sampling. Pengambilan data menggunakaninstrumentesdengankuesioner.Analisis data menggunakanujikorelasi product moment. Hasil:Ujistatistikdidapatkannilai r hitung -0,487 dengantarafsignifikasi (p)0,001dannilai r tabel 0,297. Perhitungandiatasdidapatkanbahwa r hitunglebihbesardari r tabel.Hubunganantarakeduavariabeldilakukanperbandinganhasilperhitungan r hitungdengantabelkoefisienkorelasi.Hasilperbandingkanmenunjukkannilai r hitung (0,487) terletakdiantara 0,400 - 0,599 yang berartisedang.Dengandemikianhasilpenelitianinimemberikankesimpulanbahwaterdapathubungan yang sedangantarapengetahuankesehatananakdenganstrespadaibuprimipara di DusunKurahanBantultahun 2012.
Kesimpulan: Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan anak maka tingkat stres yang dialami ketika anaknya sakit akan semakin rendah.Ada hubungannegatifantaratingkatpengetahuanibutentangkesehatananakdenganstrespadaibuprimipara. Kata Kunci: pengetahuan kesehatan anak, stres, primipara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
DwiAmbarWati. R111009. PRODI D IVBIDAN PENDIDIK FK UNS.2012. CORELATION OF UNDERSTANDING ABOUT CHILDREN HEALTH AND STRESS TO PRIMIPAROUS MOTHERS IN KURAHAN HAMLET BANTUL 2012. LatarBelakang: Women who first give birth, taking care of the babies will be a please and worried experience, they will give more attention to the babies especially in term of health. Health of toddlers or children under five years old children is still susceptible, immune system in toddlers are not yet perfectly formed, so that they are susceptible to disease. Diseases that are often experienced by children especially toddlers are fever, diarrhea, Acute Respiratory Infection. Mothers’ ignorance on fever, diarrhea, and cough can create stress. The objective of this research is to find out the correlation of understanding about children health and stress to primiparous mothers in Kurahan Hamlet Bantul 2012. Research Methods: The type of research conducted was observational analytic applying cross sectional approach. The samples of research are 45 all mothers who have toddlers in Kurahan Hamlet Bantul acquired by total sampling technique. Data retrieval utilized test instrument by using questionnaire. Data analysis employed product moment correlation test. Result: Statistical test found the value of r calculated with significance level -0,487 and r value of 0,297 table. Calculation above obtained that r count is greater than r table. The correlation between these two variables, comparison of calculation result of r with correlation coefficient table is done. The comparison result shows value of r (0,487) lies between 0,400-0,599 which means medium. Thus, the research result gives conclusion that there is medium correlation between understanding about the children’s health and stress to primiparous mothers in Kurahan Hamlet Bantul 2012.
Conclusion:The higher the understanding of mothers’ understanding about children health the lower the level of stress experienced when the children are ill..There is negative correlation between understanding of children health and stress to primiparous mothers in Kurahan Hamlet Bantul 2012. Keywords:understanding of children health, stress,primiparous mothers
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Pujisyukur kami panjatkankehadirat Allah SWT, yang
telahmelimpahkanrahmatdanhidayahNyasehinggatugaspenyusunanproposal
penelitiandenganjudul
“HubunganPengetahuantentangKesehatanAnakdenganStrespadaibuPrimipara di
DusunKurahanBantulTahun 2012” dapatdiselesaikantepatpadawaktunya.
KTI
inidisusununtukmemenuhipersyaratanmemperolehgelarSarjanaSainsTerapan
Program Studi D IV KebidananFakultasKedokteranUniversitasSebelasMaret
Surakarta Tahun 2012.PerludisadaribahwapenyusunanKTI
initidakdapatselesaitanpabantuandariberbagaipihak.Padakesempatanini kami
menyampaikanterimakasihkepada:
1. Prof. Dr. dr. ZainalArifin Adnan, Sp.PD-KR-FINASIM
selakudekanFakultasKedokteranUniversitasSebelasMaret Surakarta.
2. H. Tri Budi W, dr. Sp. OG (K) selakuketua Program Studi Diploma IV
KebidananUniversitasSebelasMaret Surakarta.
3. Erindra Budi C, S.Kep.Ns.,M.Kes.selakuketua KTI Program Studi
Diploma IV KebidananUniversitasSebelasMaret Surakarta.
4. RinWidya Agustin, S.Psi.,M.Psi.selakudosenpembimbingutama yang
telahmemberikanmasukandalampenyusunan KTI ini.
5. SriAnggarini, S.SiT.,M.Kes. selakudosenpembimbingpendampingyang
telahmemberikanmasukandalampenyusunan KTI ini.
6. Munawaroh S.ST,S.KM, M.Kes.selakuKetuaPenguji yang
telahmemberikanmasukandalampenyusunan KTI ini.
7. FresthyAstrika Y,S.ST. M.Kes. selakuSekretarisPenguji yang
telahmemberikanmasukandalampenyusunan KTI ini.
8. Seluruhstafsertakaryawan Prodi Kebidanan FK UniversitasSebelasMaret
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9. MardiyoSutoposelakuKepalaDusunKurahanBantul yang
telahmemberikanizinuntukmelakukanpenelitian.
10. Orangtuadanteman-temansertaberbagaipihak yang telahmendukung kami
tidakdapat kami sebutkansatu per satu.
Kami menyadaribahwalaporaninimasihjauhdarisempurna.Namun kami
berharapsemogalaporaninidapatbermanfaatbagipihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, Juli 2012
Penyusun
DwiAmbarWati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………........
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………
HALAMAN PERNYATAAN………………………………………………
ABSTRAK…………………………………………………………………..
ABSTRACT…………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………...
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………
DAFTAR TABEL…………………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….
A. LatarBelakang………………………………………………………
B. RumusanMasalah………………………………………………….
C. TujuanPenelitian……………………………………………………
D. ManfaatPenelitian………………………………………………….
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………
A. TinjauanPustaka……………………………………………………
1. PengetahuantentangKesehatanAnak………………………….
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
xii
xiii
xiv
1
1
3
3
3
5
5
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Stres ……………………………………………………………
3. Primipara………………………………………………………
4. Hubunganpengetahuantentangkesehatananakdenganstrespadaibu
primipara……………………………………………...
B. KerangkaKonsep……………………………………………………
C. Hipotesis …...………………………………………………………
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………
A. DesainPenelitian……………………………………………………
B. TempatdanWaktuPenelitian………………………………………
C. PopulasiPenelitian…………………………………………………
D. SampelPenelitian……………………………………………………
E. KriteriaRistriksi……………………………………………………
F. DefinisiOperasional………………………………………………
G. Cara Kerja…………………………………………………………
H. IntervensidanAlat Ukur..................................................................
I. Pengolahan Data……………………………………………………
BAB IV HASIL PENELITIAN……………………………………………
A. GambaranUmumLokasiPenelitian………………………………
B. KarakteristikResponden…………………………………………….
C. Analisis DataPenelitian……………………………………………
15
20
21
22
22
23
23
23
23
23
24
24
25
26
32
35
35
35
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V PEMBAHASAN……………………………………………………
A. Tingkat PengetahuanIbuPrimiparatentangKesehatanAnak……..
B. Tingkat StresIbuPrimipara…………………………………………
C. HubunganPengetahuanKesehatanAnakdenganStrespadaIbuPrimipar
a……………………………………………………….….
D. KeterbatasandalamPenelitian………………………………………
BAB VI PENUTUP…………………………………………………………
A. Simpulan……...…………………………………………………...
B. Saran…………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
42
42
43
45
48
49
49
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
KerangkaKonsepPenelitian…………………………..........
Diagram BatangKarakteristikRespondenBerdasarkanUmur..
Diagram
BatangKarakteristikRespondenBerdasarkanTingkatPendidika
n……………………………………………
Diagram
BatangKarakteristikRespondenBerdasarkanPekerjaan………
………………………………………………
Diagram Batang Tingkat
PengetahuanRespondenTentangKesehatanAnak……………
………………………………….
Diagram Batang Tingkat StresIbuPrimipara…………………
22
36
37
38
39
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Ta
bel
1.
Ta
bel
2.
Ta
bel
3.
Ta
bel
4.
Ta
bel
5.
Ta
bel
DefinisiOperasional…………………………………………..
Kisi-kisiPengetahuantentangKesehatanAnak………………
Kisi-kisiSkalaStres…………………………………………...
Distribusi Aitem Sahih dan Aitem Gugur Kuesioner Pengetahuan
Kesehatan Anak.................................................
Distribusi Aitem Sahih dan Aitem Gugur Skala Stres..............
DistribusiAitemKuesionerPengetahuantentangKesehatanAnak…………
………………………………………………...
DistribusiAitemSkalaStresuntukPenelitian………………...
Hubungantingkatvariabelpenelitianmenurutkoefisienkontigensi………
……………………………………………...
HasilUjiStatistikKorelasi Product Moment…………………
2
4
2
7
2
8
3
0
3
1
3
1
3
2
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6.
Ta
bel
7.
Ta
bel
8.
Ta
bel
9.
4
4
0
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. JadwalPenelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
PermohonanMenjadiResponden
KesediaanMenjadiResponden
AlatUkurSebelumUjiCoba
UjiValiditasdanReliabilitas
AlatUkurSetelahUjiCoba
Data butirSkalaPenelitian
Analisis Data Penelitian
SuratKeteranganBuktiPenelitian
LembarKonsultasiBimbingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stres merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh para ibu
terutama oleh ibu primipara. Wanita yang pertama kali melahirkan, marawat
bayi merupakan suatu pengalaman yang menyenangkan dan mencemaskan
(Manuaba, 2006).
Orang tua akan berusaha menjaga kesehatan anaknya dan berusaha
melakukan apa saja agar anaknya sehat, terutama pada ibu yang baru pertama
kali mempunyai anak mereka akan lebih memberikan perhatian pada anaknya
terutama dalam hal kesehatan. Anak balita atau bawah lima tahun
kesehatannya masih rentan, sistem kekebalan pada anak balita belum
terbentuk dengan sempurna sehingga masih rentan terkena penyakit. Penyakit
yang sering dialami oleh anak terutama saat balita adalah demam, diare,
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) serta reaksi terhadap simpang
makanan akibat buruknya sanitasi (Shaleh,2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Dr.Thomas H. Holmes dan Rahe dengan
mengkorelasikan pengaruh perubahan hidup dengan penyakit, hasil penelitian
diperoleh Penilaian Sosial Stres (Social Read-justment Rating) salah satunya
disebabkan oleh perubahan kesehatan anggota keluarga dalam hal ini adalah
kesehatan anak (Munandar, 2008).
Stres merupakan suatu hubungan antara seseorang dan lingkungannya
yang dianggap melampaui kemampuan dirinya dan mengancam kesejahteraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
hidupnya. Hal yang menentukan suatu hubungan dengan seseorang atau
lingkungan tertentu menimbulkan stres bergantung pada penilaian kongnitif
individu tentang situasi (Suliswati, 2004).
Ketidaktahuan ibu tentang demam, diare, dan batuk pada anak dapat
menimbulkan stres. Ibu yang pertama kali mempunyai anak mengatakan
panik dengan keadaan anaknya pada saat sakit. Berdasarkan penelitian
Kusumawati (2009) bahwa terdapat perbedaan antara tingkat kecemasan ibu
menghadapi persalinan pertama ditinjau dari frekuensi mengikuti senam
hamil di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Salah satu penyebab
kecemasan ibu hamil pertama adalah persalinan yang tidak berjalan secara
normal dan fisiologis sehingga dapat mengamcam kesehatan anak. Penelitian
ini menunjukkan bahwa sejak dalam kandungan ibu berusaha untuk menjaga
kesehatan anaknya.
Studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 ibu primipara di Dusun
Kurahan Bantul Tahun 2012 dalam 3 bulan terakhir menunjukkan bahwa 5
anak mengalami demam 50%, 3 anak mengalami diare 30% dan 2 anak
mengalami batuk 20%.
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan kesehatan anak
diperlukan bagi ibu primipara sehingga dalam menjaga kesehatan anak tidak
bertentangan dengan kebiasaan dimasyarakat dan menghindari terjadinya
stres. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengambil judul Hubungan
Pengetahuan tentang Kesehatan Anak dengan Stres pada Ibu Primipara Di
Dusun Kurahan Bantul tahun 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan pengetahuan tentang kesehatan anak dengan stres pada ibu
primipara di Dusun Kurahan Bantul Tahun 2012?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan tentang kesehatan anak dengan stres
pada ibu primipara Di Dusun Kurahan Bantul tahun 2012.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui stres pada ibu primipara Di Dusun Kurahan Bantul tahun
2012.
b. Mengetahui pengetahuan tentang kesehatan anak pada ibu primipara
Di Dusun Kurahan Bantul tahun 2012.
c. Menganalisis hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan anak
dengan stres pada ibu primipara di dusun Kurahan Bantul Tahun
2012.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberi bukti empiris hubungan pengetahuan tentang kesehatan anak
dengan terjadinya stres pada ibu primipara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Manfaat Aplikatif
1) Bagi Ibu Primipara
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan bagi ibu
primipara untuk menghindari terjadinya stres yang disebabkan oleh
pengetahuan tentang kesehatan anak.
2) Bagi Praktisi Kesehatan
Hasil penelitian ini juga bermanfaat sebagai informasi tambahan
mengenai faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya stres yang
selanjutnya sebagai bahan pertimbangan dalam upaya pencegahan
agar tidak terjadi stres ibu primipara karena kurangnya pengetahuan
tentang kesehatan anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengetahuan tentang Kesehatan Anak
a. Pengetahuan
1) Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dari suatu obyek tertentu setelah
melakukan penginderaan melalui panca indera manusia yaitu
penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan
pembentukan terus menerus oleh seseorang yang mengalami
pengorganisasian karena adanya pemahaman-pemahaman baru
(Notoadmojo,2007).
Informasi, pengalaman dan interaksi sosial dapat memberikan
stimulus yang memicu skema yaitu respon terhadap suatu stimulus dan
untuk menjelaskan banyak hal yang berhubungan dengan ingatan.
Kemudian dilanjutkan dengan proses adaptasi yang terdiri dari asimilasi
dan akomodasi yang pada akhirnya dapat mencapai sebuah
keseimbangan dan konstruksi pengetahuan yang baru. Pengetahuan
tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang melainkan melalui tindakan
(Fitriani, 2011).
2) Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan mempunyai enam tingkatan
yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
a) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
mengintepretasikan materi tersebut secara benar.
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e) Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemanpuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
1) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah Notoatmodjo
(2007) :
a) Tingkat pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan
sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.
b) Informasi yang lebih banyak akan mempengaruhi pengetahuan yang
lebih luas.
c) Budaya adalah tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan
dan kepercayaan.
d) Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami seseorang akan
menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal.
e) Sosial ekonomi adalah tingkat kemampuan seseorang untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
b. Kesehatan Anak
1) Pengertian Kesehatan Anak
Kesehatan menurut WHO menyatakan bahwa sebagai suatu keadaan
fisik,mental dan sosial kesejahteraan bukan hanya pada pada
ketidakadaan penyakit atau kelemahan. Pengetian anak menurut
pasal 1 ayat 2 Undang-Undang No 4 tahun 1979 tentang
kesejahteraan anak yaitu seseorang yang belum berusia 18 tahun
termasuk anak dalam kandungan (Media center, 2007). Kesehatan
anak merupakan suatu keadaan seseorang yang belum berusia 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
tahun termasuk anak dalam kandungan yang dalam keadaan
sejahtera dari badan, sosial, dan jiwa.
2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Anak
Faktor yang mempengaruhi status kesehatan anak menurut Behrman
(2000) adalah:
a) Faktor Kesehatan
Merupakan faktor utama dalam pembentukan status kesehatan
anak secara umum. Faktor ini ditentukan oleh ststus kesehatan
anak sendiri, status gizi, dan kondisi sanitasi.
b) Faktor Kebudayaan
Pengaruh budaya juga sangat menentukan satus kesehatan anak
dimana terdapat keterkaitan langsung antara budaya dan
pengetahuan. Budaya dimasyarakat dapat menimbulkan
penurunan kesehatan anak.
c) Faktor Keluarga
Pengaruh keluarga dalam masa pertumbuhan dan perkembangan
anak sangat besar melalui pola hubungan anak dan keluarga serta
nilai-nilai yang ditanamkan.
3) Permasalahan Kesehatan Anak
Permasalahan Kesehatan Anak di Indonesia menurut Behrman
(2000) adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
a) Demam
Demam merupakan meningkatnya suhu tubuh melewati
normal dapat disebabkan oleh infeksi,peradangan, atau gangguan
metabolik. Anak dikatakan demam apabila sudah lebih dari
37.5°C. Demam merupakan sinyal yang menandakan bahwa tubuh
sedang dimasuki oleh mikroorganisme yang bisa berupa bakteri
atau virus.
Pengukuran demam dapat dilakukan di ketiak, anus, mulut,
dan telinga, namun pengukuran suhu tubuh dianjurkan dilakukan
diketiak dengan menggunakan termometer raksa.
Jenis demam ada berbagai macam antara lain demam remiten
ditandai dengan suhu badan yang naik turun, demam intermiten
ditandai dengan suhu naik turun penurunan bisa mencapai suhu
normal, demam kontinu ditandai dengan suhu yang tinggi dan tidak
turun, demam bifasik ditandai dengan kurve kenaikan dan
penurunan suhu seperti pelana kuda serta demam pel-ebstein
ditandai dengan demam yang terjadi dalam waktu lama dan
diselinggi dengan waktu periodik tidak demam.
(Sofyan, 2007).
Penatalaksanaan demam yang dapat dilakukan antara lain tidak
membungkus anak dengan kain tebal, memandikan anak dengan air
hangat, mengompres dengan air hangat, memberikan ASI lebih
sering dan melakukan dekapan dengan metode kangguru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Keadaan anak yang harus segera dibawa ke pelayanan medis
adalah suhu bayi dan anak lebih dari 40 ˚C, anak tidak mau minum
atau mengalami dehidrasi, keadaan anak iritabel atau menangis
terus menerus, tidak dapat ditenangkan, anak tidur terus menerus
lemas dan sulit dibangunkan (lethargis), anak mengalami kejang,
kaku kuduk, sesak nafas, anak gelisah, muntah, diare dan sakit
kepala hebat.
(Sofyan, 2007).
b) Diare
Diare merupakan buang air besar yang lebih sering, lebih
banyak dan dengan konsistensi yang lebih lembek atau encer dari
biasanya. Berdasarkan lamanya diare ada 3 macam yaitu diare
akut yang berlangsung kurang dari 2 minggu, diare persisten
merupakan diare yang berlangsung antara 2 sampai 4 minggu dan
diare kronis berlangsung lebih dari 4 minggu. Penyebab diare
pada anak dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, efek
samping dari obat, alergi makanan serta intoleransi makanan.
Penularan diare pada anak dapat terjadi melalui makanan dan
minuman yang telah terkontaminasi, penggunaan sumber air
tercemar untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, pencucian
botol susu yang tidak bersih serta tidak mencuci tangan sebelum
dan sesudah buang air.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Berdasarkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) diare
diklasifikasikan (Departemen Kesehatan, 2008):
1) Untuk dehidrasi
(a) Diare dehidrasi berat
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut letargi atau
tidak sadar, mata cekung, tidak bias minum atau malas
minum cubitan kulit perut kembali sangat lambat.
Tindakan atau pengobatan yang dapat dilakukan adalah
memberikan cairan untuk dehidrasi berat sesuai dengan
rencana terapi A, melakukan rujukan dan jika masih bias
minum berikan ASI dan larutan oralit selama dalam
perjalanan.
(b) Diare dehidrasi ringan atau sedang
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut : gelisah, rewel
atau mudah marah, mata cekung, haus atau minum dengan
lahap, cubitan kulit perut kembali lambat.
Tindakan atau pengobatan yang dapat dilakukan adalah
memberikan cairan atau makanan sesuai rencana terapi B
dan Tablet Zink, segera rujuk, jika anak masih bias minum
berikan ASI selama dalam perjalanan, nasihati ibu untuk
melakukan kunjungan ulang 5 hari jika anak tidak ada
perbaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
(c) Diare tanpa dehidrasi
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai
dehidrasi ringan atau sedang. Tindakan atau pengobatan
cairan dan makanan sesuai rencana terapi A dan tablet
zink, nasihati ibu untuk melakukan kunjungan ulang 5 hari
lagi bila tidak ada perbaikan.
2) Diare lebih dari 14 hari atau lebih
(a) Diare persisten berat
Gejala yang nampak yaitu adanya dehidrasi tindakan yang
dapat dilakukan adalah segera lakukan rujukan.
(b) Diare persisten
Gejala yang nampak yaitu tidak ada dehidrasi tindakan
yang dapat dilakukan adalah nasihati ibu untuk pemberian
makan untuk dehidrasi persisten dan lakukan kunjungan
ulang 5 hari lagi.
3) Diare disertai darah dalam tinja
Disentri ditandai dengan adanya darah dalam tinja tindakan
atau pengobatan yang dapat dilakukan adalah membrikan
antibiotic yang sesuai dan nasihati ibu untuk melakukan
kunjungan ulang 2 hari lagi bila anak tidak ada perbaikan.
Penatalaksanaan diare pada anak yaitu memberikan oralit,
memberikan zink selama 10 hari berturut-turut, tetap
memberikan ASI dan makan pada anak. Pencegahan agar tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
terjadi diare pada anak adalah memberikan ASI selama 6 bulan
pertama tanpa pemberian cairan lainnya, memberikan makanan
pendamping ASI secara tepat, menggunakan air bersih dalam
keperluan sehari-hari, membiasakan untuk sering mencuci
tangan, dan menggunakan jamban atau toilet bersih.
Keadaan anak yang harus segera dibawa ke pelayanan
medis adalah diare yang bercampur dengan darah, BAB anak
lebih dari 5 kali, diare yang disertai dengan sakit perut,
demam, kehilangan berat badan, panas tinggi (38.5C) yang
tidak turun dalam 2 hari, muntah terus menerus tidak dapat
masuk makanan atau ASI, dan anak menunjukkan adanya
tanda dehidrasi (tidak ada air mata saat menangis, kencing
kurang atau tidak ada kencing dalam 6-8 jam, dan mulut
kering)
(Aden, 2010).
c) Batuk
Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran
pernafasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh
terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan,
debu, asap dan sebagainya. Penyebab batuk pada anak antara lain
Infeksi saluran pernafasan bagian atas (ISPA), alergi, asma atau
tuberculosis, benda asing yang masuk kedalam saluran napas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
tersedak akibat minum susu, dan menghirup asap rokok dari
orang sekitar.
Batuk yang harus diwaspadai adalah batuk yang disertai
dengan demam tinggi sampai 39°C dan lebih dari 3 hari, lesu dan
bernapas cepat, dadanya sesak, bibir wajah dan lidah kebiruan,
dan disertai berdarah.
Penanganan batuk dirumah antara lain jika anak hidungnya
tersumbat, bersihkan hidungnya,jika anak mengalami colds,
beristirahatlah di rumah,jaga agar lingkungan tetap lembab (AC
justru membuat ruangan menjadi kering) serta minuman dingin
seperti jus dapat memberi rasa nyaman.
Keadaan anak yang memerlukan penanganan medis saat batuk
adalah Keadaan anak yang memerlukan penanganan medis adalah
saat batuk anak disertai dengan susah nafas, nafas menjadi lebih
cepat dari biasanya dan pendek, saat batuk anak terlihat kebiruan
atau gelap pada bibir,wajah, dan lidah, batuk disertai dengan
demam tinggi (terutama pada bayi kurang dari 3 bulan), dan batuk
yang disertai dengan darah.
(Behrman,2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2. Stres
a. Definisi stres
Stres adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri dan
sesuatu yang mengganggu individu bila tidak bisa mengatasinya dengan
baik akan muncul gangguan badan dan gangguan jiwa (Maramis, 2005).
b. Aspek-aspek stres
Stres adalah keadaan jiwa yang tidak stabil, tegang, dan
bermasalah akibat adanya stressor yang membuat penyesuaian diri
individu. Aspek stres terbagi menjadi tiga yaitu (Maulana, 2011):
1) Gangguan Emosional
Gangguan emosional biasanya terwujud dalam keluhan-keluhan
seperti tegang, khawatir, marah, tertekan dan perasaan bersalah.
Secara umum hal tersebut diatas adalah sesuatu yang tidak
menyenangkan atau emosi negative yang berlawanan dengan emosi
positif seperti senang, bahagia, dan cinta. Hasil stress yang paling
sering adalah kecemasan dan depresi. Kecemasan akan dialami
individu apabila mengetahui bahwa kondisi yang ada adalah sesuatu
yang menekan (stressful event) seperti hendak ujian atau akan
wawancara.
2) Gangguan Kongnitif
Gejalanya tampak pada fungsi berfikir, mental image,
konsentrasi dan ingatan. Dalam keadaan stres, ciri berfikir dalam
keadaan normal seperti rasional, logis dan fleksibel akan terganggu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
karena dipengaruhi oleh kekhawatiran tentang konsekuensi yang
terjadi maupun evaluasi diri yang negatif.
Mental image diartikan sebagai citra diri dalam bentuk
kegagalan dan ketidakmampuan yang sering mendomonasi
kesabaran individu yang mengalami stres seperti mimpi buruk,
mimpi-mimpi yang menimbulkan imajinasi visual menakutkan dan
emosi negatif. Konsentarsi diartikan sebagai kemampuan untuk
memusatkan perhatian pada suatu stimulasi yang spesifik dan tidak
mempedulikan stimulus lain yang tidak berhubungan. Pada individu
yang mengalami stress kemampuan konsentrasi akan menurun, yang
akhirnya akan menghambat perfomasi kerja dan kemampuan
pemecahan masalah (problem solving). Memori pada individu yang
megalami stress akan terganggu dalam bentuk lupa dan bingung. Hal
ini disebabkan karena terlambatnya kemampuan memilih dan
mengabungkan ingatan-ingatan jangka pendek dengan yang lama.
3) Gangguan Fisiologis
Gangguan fisiologis adalah terganggunya pola-pola normal dari
aktivitas fisiologis yang ada. Gejala-gejala yang timbul biasanya
adalah sakit kepala, konstipasi, nyeri pada otot, penurunan nafsu sex,
cepat lelah, dan mual. Beranjak dari gangguan-gangguan stress yang
diuangkapkan oleh Crider dan salamon dalam Maulana (2011)
diambil kesimpulan bahwa stress yang diderita dalam jangja panjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
(waktu lama atau singkat) dapat berpengaruh terhadap cara berfikir,
kesabaran, emosi, konsentrasi, daya inggatdan kesehatan tubuh.
Berdasarkan uraian diatas aspek-aspek stres meliputi:
a) Gangguan emosional yang terwujud dalam keluhan-keluhan seperti
tegang, khawatir, maeah, tertekan, dan perasaan bersalah.
b) Gangguan kongnitif yang gejalanya tampak pada fungsi berfikir ,
mental image, konsentrasi dan ingatan.
c) Gangguan fisiologis dengan gejala seperti sakit kepala, konsipasi,
nyeri pada otot, menurunkan nafsu sexs, cepat lelah dan mual.
c. Gangguan-gangguan stress
Menurut Crider, dkk (Sunaryo, 2004), gangguan-gangguan stress dibagi
menjadi tiga yaitu:
1) Gangguan emosional
Gangguan emosional biasanya berwujud keluhan-keluhan seperti
tegang, khawatir, marah, tertekan dan perasaan bersalah. Secara
umum, hal tersebut diatas adalah sesuatu hal yang tidak
menyenangkan atau emosi negatif yang berlawanan dengan emosi
positif seperti senang, bahagia dan cinta. Hasil stres yang sering
timbul adalah kecemasan dan depresi. Kecemasan akan dialami
apabila individu dalam mengantisipasi yang akan dihadapi
mengetahui bahwa kondisi yang ada adalah sesuatu yang menekan
(stressful event).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2) Gangguan kognitif
Gejalanya tampak pada fungsi berpikir, mental images, konsentrasi
dan ingatan.Keadaan stres, ciri berpikir dalam keadaan normal
seperti rasional, logis dan fleksibel akan terganggu karena
dipengaruhi oleh kekhawatiran tentang konsekuensi yang terjadi
maupun evaluasi diri yang negatif. Mental images diartikan sebagai
citra diri dalam bentuk kegagalan dan ketidakmampuan yang sering
mendominasi kesabaran individu yang mengalami stres, seperti
mimpi buruk, mimpi-mimpi yang menimbulkan imajinasi visual
menakutkan dan emosi negatif. Konsentrasi diartikan sebagai
kemampuan untuk memusatkan pada suatu stimulus yang spesifik
dan tidak memperdulikan stimulus lain yang tidak berhubungan.
Pada individu yang mengalami stres, kemampuan konsentrasi akan
menurun, yang akhirnya akan menghambat performansi kerja dan
kemampuan pemecahan masalah (problem-solving). Memori pada
individu yang mengalami stres akan terganggu dalam bentuk sering
lupa dan bingung. Hal ini disebabkan karena terhambatnya
kemampuan memilahkan dan menggabungkan ingatan-ingatan
jangka pendek dengan yang telah lama.
3) Gangguan fisiologik
Gangguan fisiologik adalah terganggunya pola-pola normal dari
aktivitas fisiologik yang ada. Gejala-gejalanya yang timbul biasanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
adalah sakit kepala, konstipasi, nyeri pada otot, menurunnya nafsu
sex, cepat lelah dan mual.
d. Sumber stres atau stressor
Sumber stres adalah semua kondisi yang berbahaya dan
menghasilkan reaksi stres. Sumber stres dapat berasal dari
(Bobak,2005):
1) Diri sendiri, sumber stres dari dalam diri sendiri umumnya
dikarenakan karena konflik yang terjadi antara keinginan dan
kenyataan yang berbeda dalam hal ini adalah berbagai permasalahan
yang terjadi tidak sesuai dengan dirinya dan tidak mampu teratasi
maka dapat menimbulkan suatu stres
2) Keluarga, stres ini bersumber dari masalah keluarga ditandai dengan
adanya perselisihan antara keluarga serta adanya tujuan yang
berbeda diantara keluarga
3) Masyarakat atau lingkungan, sumber stres ini dapat terjadi di
lingkungan atau dimasyarakat pada umumnya seperti lingkungan
pekerjaan secara umum disebut sebagai stres pekerja. Stres karena
lingkungan fisik berhubungan dengan interpersonal serta adanya
pengakuan di masyarakat.
e. Faktor pemicu stres
Faktor pemicu stres antara lain (Hidayat,2004):
1) Sifat stressor ini dapat berupa tiba-tiba atau berangsur-angsur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2) Durasi stressor merupakan lamanya stressor yang dialami klien akan
mempengaruhi respon tubuh, semakin banyak stressor yang dialami
pada seseorang dapat menimbulkan dampak yang besar bagi fungsi
tubuh.
3) Pengalaman masa lalu, semakin banyak stressor dan pengalaman
yang dialami dan mampu menghadapinya maka semakin baik dalam
mengatasinya sehingga kemampuan adaptasinya akan semakin baik
pula.
4) Tipe kepribadian,tipe kepribadian A memiliki ciri ambisius, agresif,
kompetitif, kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung, mudah
marah, memiliki kewaspadaan berlebihan, bicara cepat, bicara tidak
kenal waktu, pandai berorganisasi dan mempimpin dan memerintah,
lebih suka bekerja sendiri bila ada tantangan, kaku terhadap waktu
dan lain-lain. Sedangkan tipe kepribadian B memiliki ciri tidak
agresif, ambisinya wajar-wajar, penyabar, tidak mudah tersinggung,
tidak mudah marah, cara bicara tidak tergesa-gesa, perilaku tidak
interaktif, lebih suka kerjasama dan mudah bergaul. Seseorang
memiliki kepribadian A, lebih rentan dibandingkan tipe kepribadian
B (Wangsa 2010).
1. Primipara
Primipara adalah seorang wanita yang sudah menjalani kehamilan
sampai janin mencapai tahap viabilitas (Bobak,2005), primipara juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
diartikan sebagai wanita yang pernah mengandung dimana wanita tersebut
melahirkan satu anak yang hidup (Danis,2004).
2. Hubungan pengetahuan tentang kesehatan anak dengan stres pada ibu
primipara
Stres merupakan segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri dan
sesuatu yang mengganggu individu apabila tidak bisa mengatasinya
dengan baik akan muncul gangguan badan dan gangguan jiwa. Faktor-
faktor yang mempengaruhi stres antara lain sifat stressor yaitu berupa tiba-
tiba atau berangsur-angsur, sifat ini pada setiap individu dapat berbeda
tergantung dari pemahaman tentang arti stressor, durasi stressor yaitu
lamanya stressor yang dialami, pengalaman masa lalu, serta tipe
kepribadian (Maramis, 2005).
Hubungan dengan seseorang atau lingkungan tertentu menimbulkan
sters tergantung pada penilaian kongnitif individu tentang situasi
(Suliswati, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Ervika (2005)
menyatakan bahwa ibu biasanya lebih banyak berinteraksi dengan anak
dan berfungsi sebagai orang yang memenuhi kebutuhan anak dan
memberikan rasa aman hasil penelitian ini mendukung bahwa ibu
primipara memiliki kekhawatiran yang tinggi dalam hal kesehatan anaknya
dan berusaha memperhatikan segala kebutuhan jasmani, rohani dan
psikologisnya anaknya. Pengetahuan tentang kesehatan anak dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain pendidikan, sosial ekonomi, budaya,
pengalaman masa lalu, dan informasi. Pengetahuan yang cukup dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
merawat anak dapat meminimalkan dan mencegah terjadinya stres
terutama pada ibu primipara (Pujiarto,2010).
B. Kerangka Konsep
Keterangan:
: area yang diteliti : arah yang diteliti
: area yang tidak diteliti : arah yang tidak diteliti
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
Sumber : Notoadmojo (2007)
C. Hipotesis
Ada hubungan negatif antara pengetahuan tentang kesehatan anak dengan
stres pada ibu primipara Di Dusun Kurahan Bantul.
Pengetahuan tentang Kesehatan Anak
Stres pada Ibu Primipara
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan:
1. Pendidikan 2. Budaya 3. Informasi 4. Pengalaman masa
lalu 5. Sosial Ekonomi
Faktor yang mempengaruhi stres:
1. Sifat stressor 2. Durasi stressor 3. Banyaknya stressor 4. Pengalaman masa
lalu 5. Tipe kepribadian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan yang digunakan adalah cross
sectional variabel bebas (faktor resiko) dan faktor terikat (efek) diobservasi
sekali pada saat yang sama (Taufiqurahman, 2010).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Kurahan Bantul pada bulan Juli 2012.
C. Populasi Penelitian
Target populasi : semua ibu yang mempunyai balita di Dusun Kurahan
Bantul.
Populasi aktual : semua ibu yang mempunyai balita dan merupakan anak
pertama Di Dusun Kurahan Bantul.
D. Sampel Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik sampling total sampling dimana seluruh
subjek dalam populasi dijadikan sampel penelitian (Sulistyaningsih, 2011).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu yang baru
mempunyai satu anak dibawah usia 5 tahun di Dusun Kurahan Bantul yang
berjumlah 45 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
E. Kriteria Ristriksi
Kriteria inklusi : ibu yang bersedia menjadi responden, baru mempunyai anak
satu dan usia anakya dibawah 5 tahun dan pernah mengalami demam, diare,
dan batuk serta ada pada saat penelitian.
Kriteria eklusi : ibu yang anaknya menderita penyakit kronis.
F. Definisi Operasional
Table 1. Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Hasil Alat Ukur Skala
1. Variabel terikat: Stres pada ibu primipara
Segala masalah atau tuntutan dari segala sesuatu yang mengganggu responden meliputi aspek gangguan emosional, gangguan kongnitif dan fisiologi yang dialami oleh ibu yang mempunyai anak pertama dibawah usia 5 tahun.
kuesioner Semakin tinggi skor yang diperoleh semakin tinggi stres Semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah stres ibu
Interval
2. Variabel bebas : Pengetahuan tentang kesehatan anak
Kemampuan yang dimiliki responden dalam menjawab pertanyaan kuesioner tentang pengertian, tanda dan bahaya, sebab dan penanganan demam,diare,dan batuk pada anak.
kuesioner Semakin tinggi skor yang diperoleh semakin baik tingkat pengetahuan Semakin rendah skor yang diperoleh semakin buruk tingkat pengetahuan
Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
G. Cara Kerja
1. Persiapan Administrasi
Persiapan administrasi penelitian meliputi segala urusan perijinan yang
dilakukan pada pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian.
Penulis meminta surat dari program studi D IV Kebidanan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang diajukan kepada
Kesdapolinmas Jawa Tengah untuk permohonan ijin penelitian dan
pengambilan data. Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak Dusun
Kurahan penulis melakukan penelitian sesuai dengan jadwal yang
ditentukan.
2. Persiapan alat
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
pengetahuan kesehatan anak dan skala stres.
a. Kuesioner pengetahuan kesehatan anak
Kuesioner pengetahuan kesehatan anak digunakan untuk mengungkap
sejauh mana pengetahuan subjek penelitian tentang kesehatan anak.
Kuesioner ini terdiri dari 30 aitem pernyataan, yang terdiri dari 15
pernyataan favorable dan 15 pernyataan unfavorable.
b. Skala stres
Skala stres digunakan untuk mengungkapkan sejauh mana tingkat
stres subjek penelitian. Skala ini terdiri dari 15 pernyataan favorable
dan 15 pernyataan unfavorable.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
3. Pengumpulan Data Penelitian
Proses pengambilan sampel penelitian dilaksanakan di Dusun Kurahan
Bantul. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan tanggal 10
sampai 15 Juli 2012. Pengumpulan data dilaksanakan dilakukan dengan
cara peneliti mendatangi setiap rumah ibu primipara yang mempunyai
anak balita. Rata-rata waktu yang digunakan subjek unuk mengisi seluruh
skala adalah 30 menit, dari 45 orang ibu primipara semua skala terisi
secara lengkap sehingga kesemuanya bisa diskor dan digunakan unuk
dianalisis.
H. Intervensi dan Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
yang digunakan adalah untuk mengukur tingkat pengetahuan kesehatan anak
dan kuesioner untuk mengukur tingkat stres pada ibu primipara. Cara
pengukuran dilakukan dengan cara mengambil data secara langsung dari
responden (data primer) dengan cara mengisi kuesioner yang diberikan oleh
peneliti.
1. Pengetahuan tentang kesehatan anak
Pengetahuan kesehatan anak disusun dengan menggunakan bentuk
pertanyaan tertutup dengan dua alternatif jawaban, kemudian responden
diminta untuk memilih salah satu jawaban yang benar (B). Penilaian yang
digunakan dalam kuesioner pengetahuan masalah bayi adalah untuk
pertanyaan benar (B) diberi nilai 1 dan salah (S) nialinya 0.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Tabel 2. Kisi-kisi Pengetahuan tentang Kesehatan Anak No Aspek No Item Jumlah
Favorabel Unfavorabel 1. Pengertian demam,
diare dan batuk 1,7,13,19 4,10,16,21 8
2. Tanda dan gejala demam,diare,batuk
5,11,17,22 2,8,14,23,24 9
3. Penanganan demam,diare,batuk
3,9,15,25 6,12,18,20 8
Jumlah 12 13 25
2. Stres pada Ibu Primipara
Stres dalam penelitian ini akan diungkapkan dengan skala stres. Skala
stres disusun oleh peneliti meliputi gangguan emosional, gangguan
kongnitif dan gangguan fisiologis.
Penyajian skala stres diberikan dalam bentuk pilihan-pilihan jawaban.
Bentuk penilaian skala ini terbagi atas 4 jenjang sehingga penilaian
dimulai dari 1 sampai 4. Setiap aspek dalam skala stress terdapat item-
item berupa pertanyaan yang mendukung atau favorable dan pertanyaan
yang tidak mendukung atau unfavorable. Setiap item mempunyai
kemungkinan jawaban yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak
Sesuai), STS (Sangat Tidak Sesuai). Untuk pertanyaan favorable jawaban
SS (Sangat Sesuai) memiliki skor 4, S (Sesuai) memiliki skor 3, TS (tidak
Sesuai) memiliki skor 2 dan STS (Sangat Tidak Sesuai) memiliki skor 1,
sedangkan untuk pertanyaan unfavorable sertai jawaban STS (sangat
Tidak sesuai) memiliki skor 4, TS (tidak sesuai) memiliki skor 3, S
(sesuai) memiliki skor 3 SS (sangat sesuai) memiliki skor 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Table 3. Kisi-kisi Skala Stres No Aspek No Item Jumlah Favorabel Unfavorabel 1. Gangguan emosi 4,10,16,22,27,30 1,7,13,19 10 2. Gangguan
kongnitif 2,8,14,20,23 5,11,17,25,28 10
3. Gangguan fisiologis
6,12,18,24,29 3,9,15,21,26 10
Jumlah Total 15 15 30
3. Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di Dusun Mandingan pada bulan
Juni dengan melakukan uji coba pada 30 responden (Riwidikdo, 2008).
Skala yang diuji cobakan terdiri dari kuesioner pengetahuan kesehatan
tentang anak dan kuesioner skala stres. Pelaksanaan uji coba ini
dilaksanakan pada tanggal 6-8 Juli 2012. Sebanyak 30 eksemplar
kuesioner dibagikan semuanya terkumpul dan memenuhi syarat untuk
diuji validitas dan reliabilitasnya.
a. Uji validitas
Uji validitas instrument menggunakan korelasi antar butir Pearson
Product.
Moment yaitu : ( ){ } ( ){ }å åå åå å å
--
-=
2222 ..
...
YYNXXN
YXYXNrxy
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi tiap item dengan skor total
x = nilai setiap item
y = nilai total
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
N = jumlah subyek
Hasil perhitungan uji validitas dari 30 aitem kuesioner Pengetahuan
tentang Kesehatan Anak diperoleh indek korelasi aitem berkisar antara
0,405 sampai 0,796. Suatu aiem pernyataan dikatakan valid apabila nilai
rhitung > r tabel dengan taraf signifikasi 5 %, dimana dalam uji coba ini
didapatkan rtabel adalah 0,361. Sehingga didapatkan 4 aitem yang dinyatakan
tidak valid sehingga diperoleh aitem yang valid (sahih) sebanyak 21 aitem.
Aitem yang gugur yaitu no 3,5,16, dan 18.
Hasil perhitungan uji validitas skala stres dapat diketahui bahwa dari 30
aitem skala stres diperoleh indeks korelasi berkisar antara 0,466 samapi
0,903. Suatu aitem pernyataan dikatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel
dengan taraf signifikasi 5 % dimana dalam uji coba ini didapatkan nilai r tabel
adalah 0,361, terdapat 3 aitem yang dinyatakan tidak valid sehingga
diperoleh aitem sahih (valid) sebanyak 27 aitem. Aitem yang gugur yaitu
no 25,26, dan 30.
b. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas instrumen menggunakan teknik Alfa Cronbach dengan rumus
sebagai berikut: ÷÷ø
öççè
æ-
-= å
2
2
11 t
ii
s
s
kk
r
Keterangan:
K = mean kuadrat antara subyek
Σsi2 = mean kuadrat kesalahan
st2 = varians total
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Reliabilitas pada kuesioner pengetahuan tentang kesehatan anak
dianalisis dengan menggunakan Alpha Cronbach didapakan koefisien
korelasi Alpha sebesar 0,897. Kuesioner pengetahuan tentang kesehatan
anak dianggap baik sebagai alat ukur dan didapatkan 4 aitem yang
dinyatakan tidak reliabel. Aitem yang gugur yaitu no 3,5,16, dan 18. Hasil
perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran sedangkan perincian
aitem gugur dan aitem reliabel dapat dilihat pada tabel 4.
Reliabilitas pada skala stres setelah diananlisis menggunakan Alpha
Cronbach didapatkan koefisen korelasi sebesar 0,926. Dengan demikian
skala stres ini dianggap baik sebagai alat ukur penelitian dan didapatkan 3
aitem yang dinyatakan tidak reliabel.Aitem yang gugur yaitu no 25,26,dan
30.
Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
sedangkan perincian aitem gugur dan aitem valid dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 4. Distribusi Aitem Sahih dan Aitem Gugur Kuesioner Pengetahuan Kesehatan Anak
No Indikator Nomor aitem
sahih (valid) Jumlah aitem sahih
Nomor aitem gugur
Favorabel Unfavorabel Favorabel Unfavorabel
1. Pengertian demam, diare dan batuk
1,7,13,19 4,10,21 7 - 16
2. Tanda dan gejala demam, diare,batuk
11,17,22 2,8,14,23,24 8 5 -
3. Penanganan demam, diare,batuk
9,15,25 6,12,20 6 3 18
Jumlah total 10 11 21 2 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tabel 5. Distribusi Aitem Sahih dan Aitem Gugur Skala Stres
No Indikator No aitem sahih (valid) Jumlah aitem sahih
No aitem gugur Jumlah aitem gugur
Favorabel Unfavorabel Favorabel Unfavorabel 1. Gangguan
emosi 4,10,16,22,27 1,7,13,19 9 30 - 1
2. Gangguan kongnitif
2,8,14,20,23 5,11,17,28 9 - 25 1
3. Gangguan fisiologis
6,12,18,24,29 3,9,15,21 9 - 26 1
Jumlah total
15 12 1 2 3
4. Penyusunan Alat Ukur Untuk Penelitian
Langkah selanjutnya setelah uji validias dan reliabilitas adalah menyusun
alat ukur yang dipakai dalam penelitian. Penyusunan alat ukur yang baru
ini hanya aitem yang sahih yang diambil, dengan nomor urut baru,
sedangkan nomor yang gugur tidak diikut sertakan.
Tabel 6. Distribusi Aitem Kuesioner Pengetahuan tentang Kesehatan Anak
No Indikator Nomor aiem
sahih (valid) Jumlah aitem sahih
%
Favorabel Unfavorabel 1. Pengertian
demam, diare dan batuk
1,5,11,15 3,8,17 7 33.33
2. Tanda dan gejala demam,diare, Batuk
9,14,18 2,6,12,19,20 8 38,00
3. Penanganan demam,diare, batuk
7,13,20 4,10,20 6 28,57
Jumlah total 10 11 21 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tabel 7. Distribusi Aitem Skala Stres untuk Penelitian
No Indikator No Aitem Sahih (valid) Jumlah aitem sahih
%
Favorabel Unfavorabel 1. Gangguan emosi 4,10,16,22
25 1,7,13,19 9 1
2. Gangguan kongnitif
2,8,14,20,23
5,11,17,26 9 1
3. Gangguan fisiologis
6,12,18,24,27
3,9,15,21 9 1
Jumlah total 15 12 27 3
I. Pengolahan Data
1. Pengolahan data
Langkah-langkah dalam pengolahan data penelitian ini adalah :
a. Editing yaitu memeriksa data yang telah terkumpul sehingga semua
data dinyatakan lengkap.
b. Coding yaitu kegiatan memberi tanda atau simbol untuk memudahkan
dalam memberi nilai dan pengolahan data.
c. Scoring, yaitu memberikan nilai untuk jawaban benar dengan skor 1
dan jawaban salah dengan skor 0. Kemudian menghitung jumlah total
skor kuesioner.
d. Tabulating, yaitu memindahkan data (nilai) ke dalam tabel bantu.
e. Melakukan pengolahan data dengan analisis statistik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
2. Analisis data
a. Univariat
Menyusun data karakteristik responden dari setiap variabel yaitu
pengetahuan tentang kesehatan anak sebagai variabel bebasnya dan
stres pada ibu primipara sebagai variabel terikatnya. Data yang telah
diperoleh kemudian dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi. Data
pengetahuan kesehatan tentang anak diubuh dengan parameter sebagai
berikut:
Baik, bila nilai responden (x) > mean +1 SD
Cukup, bila nilai mean – 1SD < x< mean + 1 SD
Kurang, bila x mean – 1SD.
Sedangkan data tentang stres pada ibu primipara diubah dengan
parameter sebagai berikut:
Tinggi, bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
Rendah, bila nilai responden (x) < mean 1 SD
(Riwidikdo, 2008).
b. Bivariat
Untuk menentukan hubungan pengetahuan kesehatan anak dengan
stres pada ibu primipara digunakan analisis data dengan korelasi
product moment. Tingkat kesalahan setelah dilakukan uji analisis
dengan menggunakan nilai α 5 % supaya ada korelasi antara
pengetahuan tentang kesehatan anak dengan stres pada ibu primipara.
Jika hasil perhitungan harga r hitung lebih besar dari harga r tabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima jadi kesimpulanya ada hubungan
negatif antar variabelnya.
Tabel 8. Hubungan tingkat variabel penelitian menurut koefisien
kontigensi (Sugiyono,2009):
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Dusun Kurahan, Kelurahan Bantul, Kecamatan
Bantul termasuk dalam Kabupaten Bantul pada bulan Juli 2012. Luas Dusun
Kurahan adalah ± 975.000 m2.Jumlah penduduk di Dusun Kurahan Bantul
adalah 3260 orang dengan 722 kepala keluarga. Penduduk wanita berjumlah
2240 orang, jumlah penduduk laki-laki 1120 orang, jumlah balita 232 orang
dengan jumlah wanita yang mempunyai anak pertama berjumlah 45 orang.
Gambaran lokasi penelitian di Dusun Kurahan karena kegiatan posyandu
balita didusun ini dilakukan secara rutin setiap satu bulan sekali dengan
kegiatan pemantauan tumbuh kembang anak, pemberian makanan tambahan
serta petugas kesehatan dari puskesmas setempat selalu datang dan
memberikan penyuluhan dan pengobatan, selain itu disebelah utara dusun ini
terdapat Rumah Sakit PKU Muhammadiah Bantul yang setiap 2 bulan sekali
melakukan pengabdian masyarakat dengan melakukan penyuluhan tentang
kesehatan di dusun ini.
B. Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini berdasarkan umur, tingkat
pendidikan, dan pekerjaan.
1. Umur
Analisis karakteristik responden dalam penelitian ini digunakan unuk
mengetahui distribusi responden berdasarkan umur. Hasil distribusi 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
responden di Dusun Kurahan Bantul berdasarkan umur adalah sebagai
berikut:
Sumber : Data Primer, 2012
Gambar 2. Diagram Batang Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Berdasarkan gambar 2. dapat diketahui bahwa responden yang paling
banyak berumur antara 31-40 tahun yaitu 21 orang (46,7%).
2. Tingkat Pendidikan
Analisis karakteristik responden dalam penelitian ini digunakan unuk
mengetahui distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan. Hasil
distribusi 45 responden di Dusun Kurahan Bantul berdasarkan umur
adalah sebagai berikut:
2,2%
44,4% 46,7%
6,7%
0
5
10
15
20
25
< 20 tahun 20-30 tahun 31-40 tahun > 40 tahun
Distribusi Frekuensi Umur Responden
Frekuensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Sumber : Data Primer, 2012 Gambar 3. Diagram Batang Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Berdasarkan gambar 3. dapat diketahui bahwa responden yang paling
banyak berpendidikan SMA yaitu 24 orang (53,3%).
3. Pekerjaan
Analisis karakteristik responden dalam penelitian ini digunakan unuk
mengetahui distribusi responden berdasarkan pekerjaan. Hasil distribusi
45 responden di Dusun Kurahan Bantul berdasarkan umur adalah sebagai
berikut:
6,7%
53,3%
40%
0
5
10
15
20
25
30
SMP SMA PT
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Frekuensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Sumber : Data Primer Tahun 2012
Gambar 4. Diagram Batang Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan gambar 4. dapat diketahui bahwa responden yang paling
banyak bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu 18 orang (40%).
C. Analisis Data Penelitian
1. Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Kesehatan Anak
Tingkat pengetahuan responden tentang kesehatan anak dapat
dikategorikan menjadi 2 yatiu :
Tinggi, bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
Rendah, bila nilai responden (x) < mean +1 SD
Tingkat pengetahuan responden tentang kesehatan anak dapat
diperlihatkan pada tabel berikut:
6,7%
40%
2,2%
15,6%
28,9%
6,7%
02468
101214161820
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Frekuensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Sumber : Data Primer,2012
Gambar 5. Diagram Batang Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Kesehatan Anak
Berdasarkan gambar 5.Tingkat pengetahuan responden tentang
kesehatan anak adalah rendah yaitu 36 orang (80%).
2. Tingkat Stres Ibu Primipara
Tingkat stres yang dialami ibu primipara dikategorikan menjadi 3 dengan
ketentuan sebagai berikut:
Baik, bila nilai responden (x) > mean +1 SD
Cukup, bila nilai mean – 1SD < x< mean + 1 SD
Kurang, bila x mean – 1SD
Tingkat stres yang dialami ibu primipara dapat diperlihatkan pada tabel berikut
20%
80%
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Tinggi Rendah
Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Kesehatan Anak
Frekuensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Sumber : Data Primer, 2012
Gambar 6. Diagram Batang Tingkat Stres Ibu Primipara
Berdasarkan gambar 6 dapat diketahui bahwa responden yang paling
banyak mengalami stres dengan kategori tinggi yaitu 31 orang (68,9%).
3. Hubungan Pengetahuan Kesehatan Anak dengan Stres Pada Ibu Primipara
Mengetahui ada tidaknya hubungan antara kedua variabel,
dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji korelasi product moment.
Tabel 14. Hasil Uji Statistik Korelasi Product Moment
Variabel r hitung p (sig)
Pengetahuan kesehatan anak dengan stres pada ibu primipara
-0,487 0,001
Hasil uji statistik didapatkan nilai r hitung sebesar -0,487 dengan taraf
signifikansi (p) 0,001 dan nilai r tabel 0,297 untuk menentukan ada
hubungan atau tidak maka dibandingkan antara r hitung dengan r tabel.
11,1%
68,9%
20%
0
5
10
15
20
25
30
35
Baik Tinggi Rendah
Tingkat Stres Ibu Primipara
Frekuensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Perhitungan diatas didapatkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka
dapat dinyatakan ada hubungan antara kedua variabel.
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat hubungan antara kedua variabel
dilakukan perbandingan hasil perhitungan r hitung dengan tabel koefisien
korelasi. Hasil perbandingan menunjukkan nilai r hitung (0,487) terletak
diantara 0,400 - 0,599 yang berarti sedang. Dengan demikian hasil
penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang
sedang antara pengetahuan kesehatan anak dengan stres pada ibu
primipara di Dusun Kurahan Bantul tahun 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB V PEMBAHASAN
A. Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara tentang Kesehatan Anak
Berdasarkan tabel 12. dapat diketahui bahwa responden yang paling
banyak mempunyai pengetahuan yang rendah tentang kesehatan anak yaitu
36 orang (80%). Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah hasil tahu
dari suatu obyek tertentu setelah melakukan penginderaan melalui panca
indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Pengetahuan
merupakan pembentukan terus menerus oleh seseorang yang mengalami
pengorganisasian karena adanya pemahaman-pemahaman baru.
Penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden mempunyai
pengetahuan tentang kesehatan anak dengan kategori rendah yaitu (80%).
Pengetahuan responden yang tergolong rendah dapat disebabkan karena
jarang atau tidak pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan anak.
Menurut Fitriani (2011), informasi, pengalaman dan interaksi sosial dapat
memberikan stimulus yang memicu skema yaitu respon terhadap suatu
stimulus dan untuk menjelaskan banyak hal yang berhubungan dengan
ingatan, kemudian dilanjutkan dengan proses adaptasi yang terdiri dari
asimilasi dan akomodasi yang pada akhirnya dapat mencapai sebuah
keseimbangan dan konstruksi pengetahuan yang baru. Pengetahuan tidak
diperoleh secara pasif oleh seseorang melainkan melalui tindakan.
Responden yang memiliki pengetahuan rendah tentang kesehatan anak
dapat memberikan dampak terhadap derajat kesehatan anak. Setiap perubahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
status kesehatan anak kurang dipahami oleh responden sehingga hanya
dianggap sebagai tanda dan gejala yang wajar bagi pertumbuhan anak.
Sebaliknya responden yang memiliki pengetahuan tinggi tentang kesehatan
anak, cepat menyadari setiap perubahan yang terjadi pada anaknya, sehingga
berupaya untuk melakukan tindakan yang dianggap perlu untuk
mengantisipasi setiap perubahan pada anaknya terutama yang berhubungan
dengan status kesehatan anak.
Menurut Fitriani (2011) tingkat pengetahuan atau kognitif merupakan
dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt
behavior). Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai
enam tingkat yaitu know (tahu), comprehension (memahami), application
(aplikasi), analysis (analisis), synthesis (sintesis) dan evaluation (evaluasi).
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan antara lain tingkat
pendidikan, informasi, budaya, pengalaman dan tingkat sosial ekonomi
B. Tingkat Stres Ibu Primipara
Berdasarkan tabel 13. dapat diketahui bahwa responden yang paling
banyak mengalami stres dengan kategori cukup yaitu 31 orang (68,9%).
Menurut Manuaba (2006) stres merupakan salah satu masalah yang sering
dihadapi oleh para ibu terutama oleh ibu primipara. Wanita yang pertama kali
melahirkan, marawat bayi merupakan suatu pengalaman yang menyenangkan
dan mencemaskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden cukup
stres menghadapi anaknya terutama yang berhubungan dengan kesehatan
anak. Kondisi anak yang tidak stabil, mudah sakit, rewel atau sering
menangis menyebabkan responden mengalami tekanan batin dan pikiran yang
meningkatkan hormon pemicu stres. Menurut Suliswati (2004) stres
merupakan suatu hubungan antara seseorang dan lingkungannya yang
dianggap melampaui kemampuan dirinya dan mengancam kesejahteraan
hidupnya. Hal yang menentukan suatu hubungan dengan seseorang atau
lingkungan tertentu menimbulkan stres bergantung pada penilaian kongnitif
individu tentang situasi.
Orang tua akan berusaha menjaga kesehatan anaknya dan berusaha
melakukan apa saja agar anaknya sehat, terutama pada ibu yang baru pertama
kali mempunyai anak mereka akan lebih memberikan perhatian pada anaknya
terutama dalam hal kesehatan. Anak balita atau bawah lima tahun
kesehatannya masih rentan, sistem kekebalan pada anak balita belum
terbentuk dengan sempurna sehingga masih rentan terkena penyakit. Penyakit
yang sering dialami oleh anak terutama saat balita adalah demam, diare,
batuk serta reaksi terhadap simpang makanan akibat buruknya sanitasi
(Shaleh,2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Dr.Thomas H. Holmes dan Rahe dengan
mengkorelasikan pengaruh perubahan hidup dengan penyakit, hasil penelitian
diperoleh Penilaian Sosial Stres (Social Read-justment Rating) salah satunya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
disebabkan oleh perubahan kesehatan anggota keluarga dalam hal ini adalah
kesehatan anak (Munandar, 2008).
Responden yang mengalami stres, baik cukup atau berat akan
menunjukkan tanda dan gejala yang spesifik seperti gangguan emosional.
Gangguan emosional biasanya berwujud keluhan-keluhan seperti tegang,
khawatir, marah, tertekan dan perasaan bersalah. Secara umum, hal tersebut
diatas adalah sesuatu hal yang tidak menyenangkan atau emosi negatif yang
berlawanan dengan emosi positif seperti senang, bahagia dan cinta. Hasil
stres yang sering timbul adalah kecemasan dan depresi. Kecemasan akan
dialami apabila individu dalam mengantisipasi yang akan dihadapi
mengetahui bahwa kondisi yang ada adalah sesuatu yang menekan (stressful
event).
C. Hubungan Pengetahuan Kesehatan Anak dengan Stres pada Ibu
Primipara
Responden yang paling banyak mempunyai pengetahuan yang rendah
tentang kesehatan anak dan mengalami stres dengan kategori cukup yaitu
62,2%. Hasil uji statistik didapatkan nilai r hitung sebesar -0,487 dengan taraf
signifikansi (p) 0,001 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan negatif
antara pengetahuan kesehatan anak dengan stres pada ibu primipara di Dusun
Kurahan Bantul tahun 2012. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang
kesehatan anak maka tingkat stres yang dialami ketika anaknya sakit akan
semakin rendah. Sebaliknya semakin rendah tingkat pengetahuan ibu tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
kesehatan anak maka tingkat stres yang dialami ketika anaknya sakit akan
semakin tinggi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stres yang dialami responden
berhubungan atau disebabkan oleh pengetahuan responden yang rendah
tentang kesehatan anaknya.Menurut Pujiarto (2010) ibu primipara memiliki
kekhawatiran yang tinggi dalam hal kesehatan anaknya dan berusaha
memperhatikan segala kebutuhan jasmani, rohani dan psikologisnya anaknya.
Pengetahuan tentang kesehatan anak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain pendidikan, sosial ekonomi, budaya, pengalaman masa lalu, dan
informasi. Pengetahuan yang cukup dalam merawat anak dapat
meminimalkan dan mencegah terjadinya stres terutama pada ibu primipara
Ketidaktahuan ibu tentang demam, diare, dan batuk pada anak dapat
menimbulkan stres. Ibu yang pertama kali mempunyai anak mengatakan
panik dengan keadaan anaknya pada saat sakit. Studi pendahuluan yang
dilakukan pada 10 ibu primipara di Dusun Kurahan Bantul Tahun 2012 dalam
3 bulan terakhir menunjukkan bahwa 5 anak mengalami demam 50%, 3 anak
mengalami diare 30% dan 2 anak mengalami batuk 20%.
Hubungan yang sedang antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan
anak dengan tingkat stres pada ibu primipara menunjukkan bahwa selain
tingkat pengetahuan tentang kesehatan anak, stres yang dialami responden
juga disebabkan oleh faktor lain seperti konflik dalam keluarga.
Pengetahuan responden yang tergolong rendah tentang kesehatan anak,
secara umum menyebabkan responden mengalami stres berat ketika anaknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
rewel, menangis atau mengalami demam, diare, dan batuk. Pengetahuan yang
rendah tentang kesehatan anak, menyebabkan responden tidak mengetahui
apa yang harus dilakukan ketika anaknya mengalami gejala-gejala gangguan
kesehatan seperti demam,diare dan batuk.
Pada kenyataannya, responden yang berpengetahuan rendah tentang
kesehatan anak hanya mengalami stres dengan kategori cukup ketika
mendapati anaknya menunjukkan gejala-gejala kesakitan. Hal tersebut
memberikan indikasi bahwa ada faktor lain yang turut mempengaruhi tingkat
stres yang dialami responden. Adanya dukungan keluarga, terutama suami,
sedikit banyak memberikan rasa aman dan nyaman kepada responden
sehingga stres yang dialami sedikit berkurang. Semakin besar dukungan
keluarga terutama suami kepada responden maka tingkat stres yang dialami
responden akan semakin rendah. Sekiranya responden tidak mendapatkan
dukungan dari keluarga terutama suami, pasti akan mengalami stres berat
ketika mendapati anaknya mengalami gangguan kesehatan.
Faktor lain yang turut mengontrol tingkat stres responden adalah
lingkungan masyarakat yang kondusif bahkan memberikan dukungan moral
dan sosial kepada responden. Lingkungan masyarakat, seperti tetangga yang
turut memberikan perhatian kepada anak responden, cukup membantu
responden dalam mengenali gejala-gejala kesakitan yang dialami anak
responden. Hal tersebut sedikit banyak mengurangi tingkat stres yang dialami
responden dalam menghadapi anaknya yang menunjukkan gejala-gejala
kesakitan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Pengetahuan responden yang rendah tentang kesehatan anak, cukup
memberikan indikasi bahwa responden mengetahui bahwa anaknya sakit.
Peran dukungan keluarga dan masyarakatlah yang memberitahu responden
tentang sakit yang diderita anaknya.
D. Keterbatasan dalam Penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang mungkin berpengaruh
terhadap hasil penelitian.
1. Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini relatif sedikit hampir mendekati
jumlah sampel minimal untuk penelitian dikarenakan dari jumlah populasi
yang juga sedikit.
2. Waktu
Waktu penelitian relaif pendek sehingga tidak memungkinkan peneliti
untuk melakukan penelitian lebih mendalam tentang pengetahuan
responden atau tanda dan gejala stres yang dialami. Selain itu peneliti
juga tidak melakukan observasi langsung ke rumah responden untuk
melakukan pengamatan kondisi anak responden.
3. Instrument
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang dinilai oleh responden
sendiri dan bersifat subjektif sehingga kemungkinan dapat terjadi bias.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB VI
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan pengetahuan
kesehatan anak dengan stres pada ibu primipara di Dusun Kurahan Bantul
tahun 2012 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ibu primipara yang paling banyak mempunyai pengetahuan yang rendah
tentang kesehatan anak yaitu 36 orang (80%).
2. Ibu primipara yang paling banyak mengalami stres dengan kategori tinggi
yaitu 31orang (68,9%).
3. Ada hubungan negatif antara pengetahuan kesehatan anak dengan stres
pada ibu primipara di Dusun Kurahan Bantul tahun 2012.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diberikan saran kepada :
1. Bagi Ibu Primipara
Agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan anak dengan
memperbanyak sumber-sumber informasi seperti buku, majalah atau
sumber informasi lainnya sehingga dapat menghindari terjadinya stres
yang disebabkan oleh pengetahuan tentang kesehatan anak.
2. Bagi Praktisi Kesehatan
Agar dapat menyebarluaskan informasi baik melalui penyuluhan tentang
kesehatan anak terutama kepada ibu-ibu primipara sehingga dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
meningkatkan pengetahuan ibu tentang kesehatan anak dan upaya
pencegahan agar tidak terjadi stres ibu primipara.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan
tema yang sama, disarankan untuk meningkatkan kualias penelitian lebih
lanjut, diharapkan lebih memperluas ruang lingkup. Misalnya dengan
memperluas populasi, memperbanyak sampel atau mencermati faktor-
faktor lain yang diduga turut berperan dan mempengaruhi stres seperti sifat
stressor, durasi stressor, jumlah stressor, pengalaman masa lalu, tipe
kepribadian dan tingkat perkembangan individu agar hasil yang diperoleh
lebih bervariasi, beragam dan generalisasi sehingga penelitian menjadi
lebih luas serta kesimpulan yang diperoleh lebih komprehensif .