hubungan peran serta kader

17
 1 PENELITIAN HUBUNGAN PERAN SERTA KADER DALAM MEMOTIVASI KEAKTIFAN IBU MEMBAWA BALITA KE POSYANDU TERHADAP STATUS KESEHATAN BALITA DI RW 07 KELURAHAN PASIR BIRU CIBIRU Peneliti : Elizabeth Ari Setyarini.,S.K ep.,Ns.,M.Kes Friska Sinaga.,S.Kep .,Ns. Alamat korespondensi : Stikes Santo Borromeus Bandung Jl. Ir. H. Djuanda 101 Bandung Telp fax : (022) 2505821 Email : [email protected]  

Upload: rizqi

Post on 06-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kesehatan masyarakat

TRANSCRIPT

  • 1

    PENELITIAN

    HUBUNGAN PERAN SERTA KADER DALAM MEMOTIVASI KEAKTIFAN IBU

    MEMBAWA BALITA KE POSYANDU TERHADAP STATUS KESEHATAN BALITA

    DI RW 07 KELURAHAN PASIR BIRU CIBIRU

    Peneliti :

    Elizabeth Ari Setyarini.,S.Kep.,Ns.,M.Kes

    Friska Sinaga.,S.Kep.,Ns.

    Alamat korespondensi :

    Stikes Santo Borromeus Bandung

    Jl. Ir. H. Djuanda 101 Bandung

    Telp fax : (022) 2505821

    Email : [email protected]

  • 2

    ABSTRAK

    Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam bidang kesehatan sangat tergantung pada

    peran aktif masyarakat karena masyarakat akan terlibat secara langsung dan lebih bertanggung

    jawab terhadap upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat. Partisipasi

    masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang mempunyai peran besar salah satunya adalah

    peran Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

    Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis hubungan peran serta (meliputi performance,

    tindakan, hasil tindakan kader) dalam memotivasi keaktifan ibu membawa balita ke posyandu

    terhadap status kesehatan balita Di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru.

    Penelitian ini menggunakan design penelitian deskriptif korelasional, dengan jumlah sampel

    28 orang ibu yang membawa anak balitanya datang ke Posyandu sehingga tehnik sampling yang

    digunakan adalah sampel jenuh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.

    Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara performance kader,

    kegiatan kader dan hasil dari kegiatan kader dalam memotivasi ibu membawa balita ke Posyandu

    terhadap status kesehatan balita di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. Rekomendasi pada

    penelitian ini adalah pentingnya keberadaan dan kegiatan Kader Posyandu secara kontinue dan

    terencana dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat pada umumnya dan balita pada

    khususnya.

    Kata kunci : Kader Posyandu, Balita, status kesehatan

  • 3

    ABSTRACT

    The successful implementation of development in the health sector is largely dependent on the active

    role of the community, because the community would take part and more responsive to the efforts of

    community health services. Community participation in health development, which played an important

    role among these is the role of complex servicing Kader (Posyandu).

    The purpose of this study to analyse the roles and relationships (including performance, action,

    result) the motivation mothers bring children to the health center on the health of children under five

    (toddler) in RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru.

    This study used descriptive correlation study design, with a sample of 28 people who bear kid's

    mother came to integrated health so that the sample technique used is very rich in samples. The method

    used in this research survey.

    The results showed a positive relationship between the performance ,action and results the

    motivation mothers to bring children to the perceived health status of children under five (toddler) in RW

    07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. The recommendations in this study is the importance of the existence

    and activities of sustainable and integrated health cadre that planned in improving the health status of

    society in general and children in particular.

    Key words: Cadres Posyandu, Toddlers, health status

  • 4

    PENDAHULUAN

    Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari program pembangunan secara

    keseluruhan. Jika dilihat dari kepentingan masyarakat, pembangunan kesehatan masyarakat desa

    merupakan kegiatan swadaya masyarakat yang bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat

    melalui perbaikan status kesehatan. Jika dilihat dari kepentingan pemerintah, maka

    pembangunan kesehatan masyarakat desa merupakan usaha memperluas jangkauan layanan

    kesehatan baik oleh pemerintah maupun swasta dengan peran aktif dari masyarakat sendiri.

    Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam bidang kesehatan sangat tergantung pada

    peran aktif masyarakat yang bersangkutan. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam GBHN yaitu

    bahwa keberhasilan pembagunan nasional tergantung pada partisipasi seluruh rakyat serta pada

    sikap mental, tekat dan semangat ketaatan disiplin seluruh rakyat Indonesia serta para

    penyelenggara negara (GBHN, 1993:122)

    Partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan dipandang sebagai suatu hal yang sangat

    penting, karena masyarakat akan terlibat secara langsung dan lebih bertanggung jawab terhadap

    upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat. Melalui prinsip pemberdayaan

    masyarakat, dimana masyarakat sebagai suatu subjek dan objek pembangunan dibidang

    kesehatan dapat memperoleh kesempatan yang selluas luasnya untuk berpartisipasi secara aktif

    dan dinamis dalam upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan guna mewujudkan dan

    meninglkatkan derajat kesehatan yang optimal di masyarakat beserta lingkunganya (DepKes RI,

    2000 )

    Menyadari akan arti pentingnya peran aktif masyarakat dalam menunjang keberhasilan

    pembangunan dalam bidang kesehatan diperlukan adanya agen-agen pembangunan yang dapat

  • 5

    menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembagunan. Partisipasi

    masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang mempunyai peran besar salah satunya adalah

    peran Kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

    Kegiatan Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Bersumberdaya. Masyarakat

    yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh

    masyarakat dan untuk masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader kesehatan yang telah

    mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar.

    Alasan posyandu didirikan yaitu agar posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan

    khususnya dalam upaya pencegahan penyakit dan pelayanan keluarga berencana. Selain itu

    dengan adanya kegiatan posyandu, diharapkan dapat menimbulkan rasa memiliki masyarakat

    terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana.

    Keberhasilan kegiatan posyandu sangat bergantung pada partisipasi secara aktif dari kader

    yang bertugas di posyandu dengan melibatkan petugas puskesmas dan petugas BKKBN sebagai

    penyelenggara pelayanan profesional untuk membimbing kader agar mampu memberikan

    pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara optimal (Drs. Nasrul Effendy, 1998: 267-271).

    Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi penggerak dan pelaksan kegiatan

    posyandu, dimana kader dibentuk dan dipilih dari dan oleh anggota masyarakat setempat yang

    disetujui dan dibina oleh LKMD, dimana para kader ini mempunyai kemauan dan mampu

    bekerja secara sukarela dapat membaca dan menulis huruf latin serta mempunyai waktu untuk

    bekerja bagi masyarakat disamping usahanya mencari nafkah (DepKes RI, 1999). Partisipasi

    kader dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain factor masyarakat, faktor tokoh masyarakat

    dan faktor petugas puskesmas. Ketiga faktor tersebut memiliki hubungan yang erat dalam

    memotivasi kader agar dapat terus berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan posyandu sehingga

  • 6

    apabila salah satu faktor tidak ikut terlibat dalam kegiatan posyandu maka kegiatan posyandu

    tidak dapat berjalan secara optimal.

    Data UNICEF tahun 1999 menunjukan, 10 -12 juta (50 69, 7 %) anak balita di

    Indonesia (4 juta diantaranya dibawah satu tahun) bersatus gizi sangat buruk dan mengakibatkan

    kematian, malnutrisi berkelanjutan meningkatkan angka kematian anak. Setiap tahun

    diperkirakan 7 % anak balita Indonesia (sekitar 300. 000 jiwa) meninggal ini berarti setiap 2

    menit terjadi kematian satu anak balita dan 170. 000 anak (60 %) diantaranya akibat gizi buruk.

    Dari seluruh anak usia 4 -24 bulan yang berjumlah 4, 9 juta di Indonesia, sekitar seperempat

    sekarang berada dalam kondisi kurang gizi (Wahyuni, 2001, dalam Herwin. B. 2004).

    Sejalan dengan sasaran global dan perkembangan keadaan gizi masyarakat, rumusan

    tujuan umum program pangan dan gizi tahun 2001-2005 yaitu menjamin ketahanan pangan

    tingkat keluarga, mencegah dan menurunkan masalah gizi, mewujudkan hidup sehat dan status

    gizi optimal. Menurut kerangka yang disusun oleh WHO, terjadinya kekurangan gizi dalam hal

    ini gizi kurang dan gizi buruk lebih dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni, penyakit infeksi dan

    asupan makanan yang secara langsung berpengaruh terhadap kejadian kekurangan gizi, pola asuh

    serta pengetahuan ibu juga merupakan salah satu faktor yang secara tidak langsung dapat

    berpengaruh terhadap kekurangan gizi, seperti pada bagan UNICEF berikut ini yang telah

    dimodifikasi oleh Prof. Dr. Soekirman, (Herwin. B. 2004). Mengingat hal tersebut diatas, peran

    serta kader sangat dibutuhkan dalam memotivasi ibu untuk membawa anak balitanya ke

    Posyandu sebagai langkah awal dalam menilai status kesehatan anak balitanya dan dapat

    melakukan intervensi lebih lanjut yang berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan anak balita

    sebagai generasi bangsa Indonesia.

  • 7

    Fenomena yang terjadi di masyarakat adalah kurangnya perhatian masyarakat tentang

    peran serta kader dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat khususnya balita.

    Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

    mengenai Hubungan Peran Serta Kader Dalam Memotivasi Keaktifan Ibu Membawa Balita Ke

    Posyandu Terhadap Status Kesehatan Balita Di Rw 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. Tujuan dari

    penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan peran serta kader ( meliputi performance,

    tindakan, hasil tindakan kader) dalam memotivasi keaktifan ibu membawa balita ke posyandu

    terhadap status kesehatan balita Di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru.

    METODE PENELITIAN

    Metode pada umumnya diperlukan dalam suatu penelitian, penggunaan metode ini harus

    sesuai dengan permasalahan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    deskriptif korelasional, yaitu metode penelitian yang tidak hanya melihat gambaran variable

    yang diteliti tetapi juga melihat apakah ada hubungan antara dua atau beberapa variable

    (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan antara peran serta

    kader dengan status gizi balita RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru.

    Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional . antara variabel

    dependen : status gizi balita dan variabel independent : peran serta kader dalam memotivasi ibu

    di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru. Batasan penelitian pada Ibu-ibu yang membawa

    balitanya ke Posyandu RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru.

  • 8

    Populasi dalam penelitian ini ibu ibu yang membawa balitanya ke Posyandu di RW 07

    Kelurahan Pasir Biru Cibiru yang berjumlah 28 orang dan teknik sampling yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah total sampling berjumlah 28 ibu yang memiliki balita.

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara membagikan angket kepada

    responden dan sebelumnya telah diberikan informed consent.Ibu-ibu yang membawa balitanya

    ke Posyandu diberikan angket dan diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

    peneliti dan apabila ibu kesulitan untuk mengartikan pertanyaan , maka peneliti mendampingi

    dan memberikan pengarahan maksud dari perrtanyaan tersebut.

    Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data yang diperoleh dari ibu-ibu di RW

    07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru, maka dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilaksanakan

    dengan menggunakan rumus atau aturan yang sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain

    yang dipergunakan sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang disebut analisa data.

    Hipotesa penelitian ini adalah Ha : ada hubungan yang positif dari peran serta kader

    dalam memotivasi ibu membawa balitanya ke Posyandu dengan status gizi balita di RW 07

    Kelurahan Pasir Biru Cibiru. Ho : tidak ada hubungan peran serta kader dalam memotivasi ibu

    membawa balitanya ke Posyandu dengan status kesehatan balita di RW 07 Kelurahan Pasir Biru

    Cibiru.

    Dalam penelitian ini digunakan analisa univariat berupa distribusi frekuensi untuk data

    berkategori nominal dan ordinal. Analisa presentase ini bertujuan mendapatkan gambaran

    distribusi responden serta untuk mendeskripsikan variable independen dan dependen.

    Dilanjutkan dengan analisa bivariat yang dilakukan bertujuan untuk melihat ada tidaknya

    hubungan antara variabel dependen : status gizi balita dan variabel independen : peran serta

    kader dan dilakukan uji Korelasi Pearson Product Moment.

  • 9

    HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

    Tabel 1 : Status gizi balita berdasarkan KMS di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru

    Kartu KMS Frekuensi %

    Hijau 21 75

    Kuning 4 14,3

    Merah 3 10.3

    Total 28 100

    Tabel 2 : Distribusi frekuensi performance kader posyandu dalam memotivasi keaktifan ibu-ibu

    membawa balita ke posyandu di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru

    Performance Kader Frekuensi %

    Baik 23 82,2

    Kurang 5 17,8

    Total 28 100

    Tabel 3 : Hubungan performance kader posyandu dengan status kesehatan balita

    di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru

    Performance

    kader

    P

    Value Merah Kuning Hijau

    f % f % f %

    Baik 2 7,14 2 7,14 19 67,8

    7 0,027

  • 10

    Kurang 1 3,57 2 7,14 2 7,14

    Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa performance kader dalam memotivasi keaktifan ibu-

    ibu membawa anak balita ke Posyandu adalah baik (82,2%).

    Peran aktif masyarakat dalam menunjang keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan

    diperlukan adanya agen-agen pembangunan yang dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat

    untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan

    yang mempunyai peran besar salah satunya adalah peran Kader Pos Pelayanan Terpadu

    (Posyandu). Kader adalah anggota masyarakat setempat yang dengan sukarela terlibat dalam

    kegiatan kesehatan. Masyarakat harus menyadari keberadaan kader Posyandu yang membantu

    dalam meningkatkan derajat hidup masyarakat khususnya diwilayah setempat. Peran serta kader

    dalam mengajak ibu-ibu yang memiliki balita untuk membawa anaknya ke Posyandu

    memberikan kontribusi yang besar dalam upaya kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan di

    Indonesia. Langkah kongkrit peran kader adalah mengadakan kegiatan Posyandu setiap bulan

    pada tanggal yang sama sehingga memudahkan ibu-ibu untuk mengingat tanggal tersebut dan

    pemberian informasi melalui soundsystem tentang kegiatan Posyandu. Pada tabel 3 hasil uji

    statistic diperoleh nilai p value = 0,027, ini membuktikan bahwa ada hubungan performance

    kader dengan status kesehatan balita.

  • 11

    Tabel 4 : Distribusi frekuensi kegiatan kader posyandu dalam memotivasi keaktifan ibu individu

    membawa balita ke posyandu di RW 07 Pasir Biru Cibiru

    Tindakan Frekuensi %

    Baik 26 92,9

    Kurang 2 7,1

    Total 28 100

    Tabel 5 : Hubungan kegiatan kader posyandu dengan status kesehatan balita

    di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru

    Kegiatan

    Kader

    Total

    P Value Merah Kuning Hijau

    f % f % f % f %

    Baik 3 10,71 3 10,71 20 71,44 26 92,86

    0,029 Kurang 0 0 1 3,57 1 3,57 2 7,14

    Jumlah 3 10,71 4 14,28 21 75,01 28 100

    Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa kegiatan kader Posyandu dalam memotivasi keaktifan ibu

    membawa balita ke posyandu terhadap status kesehatan balita di RW 07 Kelurahan Pasir Biru

    Cibiru adalah baik (92,9%).

    Kegiatan Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang

    melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh

    masyarakat dan untuk masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader kesehatan yang telah

    mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar.

  • 12

    Kader yang telah mendapatkan pelatihan dalam rangka perpanjangan tangan dari Puskesmas

    dapat memberikan penjelasan yang dirasakan penting oleh masyarakat. Kegiatan yang dapat

    diberikan oleh kader Posyandu adalah penyuluhan tentang gizi seimbang, penanganan diare di

    rumah, penimbangan bayi dan balita, pengisian KMS, penerapan pola hidup sehat, bersih dan

    seimbang dan masih banyak penyuluhan lainnya yang menunjang status kesehatan di wilayah

    tersebut. Pentingnya penyegaran materi dari Puskesmas kepada ibu-ibu kader agar informasi

    yang diberikan benar dan up to date. Peran serta kader dalam melaksanakan berbagai kegiatan

    tersebut merupakan bagian dalam usaha mensejahterakan masyarakat memberikan hubungan

    yang positif terhadap status kesehatan balita. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji statistik pada

    tabel 4 p value = 0,029, ini membuktikan bahwa ada hubungan antara kegiatan kader dengan

    status kesehatan balita di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru.

    Tabel 6 : Distribusi frekuensi hasil kegiatan kader posyandu dalam memotivasi keaktifan ibu

    individu membawa balita ke posyandu di RW 07 kelurahan Pasir Biru Cibiru

    Hasil tindakan Frekuensi %

    Baik 23 82,2

    Kurang 5 17,8

    Total 28 100

  • 13

    Tabel 7 : Hubungan hasil kegiatan kader dengan status kesehatan balita

    Hasil kegiatan

    Kader

    Total

    P Value Merah Kuning Hijau

    f % f % f % f %

    Baik 2 7,14 2 7,14 19 67,87 23 82,15

    0,027 Kurang 1 3,57 2 7,14 2 7,14 5 17,85

    Jumlah 3 10,71 4 14,28 21 75,01 28 100

    Ditinjau dari tabel 6 diketahui bahwa hasil kegiatan kader dalam memotivasi ibu-ibu untuk

    membawa balita ke posyandu di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru adalah baik (82,2%).

    Pelaksanaan kegiatan Posyandu akan berhasil dengan baik apabila setiap warga menyadari

    kehadiran para kader di wilayah tersebut dan merasakan peran serta kader dalam melaksanakan

    upaya upaya kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat. Bentuk nyata dari upaya kader dalam

    memotivasi ibu-ibu untuk membawa anak balitanya secara kontinue setiap bulan ke Posyandu

    adalah dari hasil peningkatan tinggi badan dan berat badan anak balita yang tertuang dalam KMS

    (Kartu Menuju Sehat). Dikatakan hijau berarti anak balita berada dalam keadaan sehat, kuning

    menunjukkan anak balita dalam kondisi perlu kewaspadaan ibu yang memiliki balita untuk

    mengatur pola makan dan kesehatan anaknya. Pada saat inilah peran kader memberikan

    penyuluhan kesehatan kepada ibu yang memiliki balita pada garis kuning. Jika KMS

    menunjukkan warna merah,ini membuktikan pentingnya koordinasi dari pihak Puskesmas, peran

    kader Posyandu dan keaktifan ibu untuk bersama-sama melakukan upaya bagi pertumbuhan dan

    perkembangan anak balita yang memerlukan pengawasan secara kontinue dari status

    kesehatannya. Masih ditemukan 14,3 % balita yang menunjukkan KMS berwarna kuning dan

  • 14

    10,3 % balita yang KMSnya berwarna merah. Upaya yang dilakukan oleh kader bersama dengan

    Puskesmas adalah memberikan motivasi ibu untuk menjaga kesehatan balitanya dan

    mengupayakan secara optimal makanan dan gizi seimbang dengan pemberian susu dan makanan

    tambahan. Kader di RW 07 Kelurahan Pasir Biru Cibiru senantiasa memperhatikan kesehatan

    balita yang perlu perhatian khusus dengan cara mengunjungi kediaman balita tersebut dan

    memberikan susu tambahan secara kontinue, hal ini dilakukan sebagai bagian dari peran serta

    kader dalam meningkatkan status kesehatan balita. Hasil uji statistic diperoleh nilai p value =

    0,027 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara hasil tindakan kader posyandu

    dengan status kesehatan balita di RW 07 kelurahan Pasir Biru Cibiru.

    KESIMPULAN

    Dari hasil penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu :

    1. Terdapat hubungan positif antara performance kader dalam memotivasi keaktifan ibu individu

    membawa balita ke posyandu dengan status kesehatan balita di RW 07 kelurahan Pasir Biru

    Cibiru

    2. Terdapat hubungan positif antara kegiatan kader dalam memotivasi keaktifan ibu membawa

    balita ke posyandu dengan status kesehatan balita di RW 07 kelurahan Pasir Biru Cibiru

    3. Terdapat hubungan positif antara hasil kegiatan kader dalam memotivasi keaktifan ibu

    membawa balita ke posyandu dengan status kesehatan balita di RW 07 kelurahan Pasir Biru

    Cibiru

  • 15

    Dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara peran kader dalam

    memotivasi keaktifan ibu membawa balita ke Posyandu dengan status kesehatan balita di RW 07

    kelurahan Pasir Biru Cibiru

    SARAN

    Dari kesimpulan diatas dapat dirumuskan saran-saran sebagai berikut :

    1. Keberadaan Kader Posyandu merupakan bagian terpenting di masyarakat dalam

    meningkatkan status kesehatan di wilayah tersebut

    2. Kegiatan kader Posyandu memberikan sumbangsih penting dalam menumbuhkan motivasi

    masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, bersih dan seimbang

    3. Pelaksanaan kegiatan Kader Posyandu yang terencana dan terstruktur dapat meminimalkan

    angka kesakitan masyarakat khususnya pada balita, hal ini dapat diobservasi dari KMS yang

    menunjukkan status kesehatan balita.

  • 16

    DAFTAR PUSTAKA

    Almatsier., 2004. Penuntun Diet. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

    Abunain Djumadias, 1990, Aplikasi Antropometri sebgai Alat Ukur Status Gizi. Puslitbang Gizi

    Bogor.

    Depkes, RI, 2004, Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta

    Giatno, Bambang. (2005). Buku Pegangan Kader Posyandu. Jawa Timur : Dinas Kesehatan

    Ida Widjayati.,2009. Gambaran peran kader posyandu dalam pelaksanaan program deteksi ini

    tumbuh kembang pada bayi (di Kelurahan Manisrenggo Kecamatan Kota Kota Kediri ).

    Diunduh http://www.docstoc.com/docs/53275284/ tanggal 1 Mei 2011 pukul 12.30

    Mastuti, Titik Emi (2003) Studi Uji Hubungan Beberapa Faktor Kader Yang Berhubungan

    Dengan Kelangsungan Kader Posyandu Di Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon

    Progo Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Bulan Maret 2003. Undergraduate thesis,

    Diponegoro University. Diunduh http://eprints.undip.ac.id/5536/ tanggal 1 Mei 2011

    pukul 12.35

    Mudjianto, T. (2003). Efektifitas KMS Anak Balita Sebagai Sarana Penyuluhan Gizi di

    Posyandu. http://digilib.litbang.depkes.go.id. Diakses tanggal 2 Mei 2011

    Nursalam. (2005). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba Medika

    Siahaan, R. (2005). Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita di Posyandu.

    http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index. Diakses tanggal 4 Mei 2011

    Supariasa. Bakri. Fajar., 2002, Penilaian Status Gizi Balita. Penrbit Buku Kedokteran EGC.

    Jakarta.

    Sri Astuti. (2005). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh

    Kembang Anak Ditingkat Pelayananan Kesehatan Dasar. Jakarta : Departemen kesehatan

    Republik Indonesia

    Zulkifli. (2003). Posyandu dan Kader Kesehatan. Pelaksanaan Program Deteksi Dini Tumbuh

    Kembang Balita di Posyandu. http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.

    Diakses tanggal 14 Mei 2011

  • 17