hubungan perilaku cuci tangan dengan kejadian … · proposal penelitian pengaruh senam lansia...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN
CACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N 1
TANGKUP SIDEMEN KARANGASEM
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
OLEH :
TEDY YUDHA PRAYOGA
NIM. 1202105048
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
JUNI 2016
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Tedy Yudha Prayoga
NIM : 1202105048
Fakultas : Kedokteran Universitas Udayana
Program Studi : Ilmu Keperawatan
menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi Penelitian yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Skripsi Penelitian ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Denpasar, Juni 2016
Yang membuat pernyataan,
(Tedy Yudha Prayoga)
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN
CACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N 1
TANGKUP SIDEMEN KARANGASEM
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
OLEH :
TEDY YUDHA PRAYOGA
NIM. 1202105048
TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN UNTUK DIUJI
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP KESEIMBANGAN
PADA LANSIA DI BANJAR ABASAN KELURAHAN DANGIN
PURI DENPASAR TIMUR
Pembimbing Utama
Ns. Francisca Shanti K. S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.An
NIP. 198208282008122003
Pembimbing Pendamping
Dra. Putu Susy Natha Astini, S.Kep., Ns., M.Kes
NIP. 195601021981032001
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN
CACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N 1
TANGKUP SIDEMEN KARANGASEM
OLEH :
TEDY YUDHA PRAYOGA
NIM. 1202105048
TELAH DIUJIKAN DI HADAPAN TIM PENGUJI
PADA HARI : KAMIS
TANGGAL : 16 JUNI 2016
TIM PENGUJI :
1. Ns. Francisca Shanti K. S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.An (Ketua)…………
2. Dra. Putu Susy Natha Astini, S.Kep, Ns., M.Kes (Anggota) ……....
3. Ns. Luh Mira Puspita. S.Kep., M.Kep (Anggota) ……....
MENGETAHUI :
DEKAN
FK UNIVERSITAS UDAYANA
Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT(K), M.Kes
NIP. 19530131 198003 1 004
KETUA
PSIK FK UNIVERSITAS UDAYANA
Prof. dr. Ketut Tirtayasa, M.S., AIF
NIP. 19501231 198003 1 015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Hubungan
Perilaku Cuci Tangan Dengan Kejadian Cacingan Pada Anak Sekolah Dasar
Di SD N 1 Tangkup Sidemen Karangasem ”. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi penelitian
ini. Ucapan terima kasih penulis berikan kepada:
1. Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT(K), M.Kes, sebagai Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana.
2. Prof. dr. Ketut Tirtayasa, M.S., AIF sebagai Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
3. Ns. Francisca Shanti K. S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.An sebagai pembimbing
utama yang telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga dapat
menyelesaikan skripsi penelitian ini tepat waktu.
4. Dra. Putu Susy Natha Astini, S.Kep., Ns., M.Kes sebagai pembimbing
pendamping yang telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga dapat
menyelesaikan skripsi penelitian ini tepat waktu.
5. Kepala Sekolah SD 1 Tangkup, Sidemen yang telah memberikan izin dan
kesempatan penelitian pada instansi yang dipimpin.
6. Kedua orang tua dan mertua saya atas segala bantuan materi dan
dukungannya.
7. Istri dan anak saya sebagai motivasi utama saya dalam menyelesaikan skripsi
ini
8. Teman–teman PSIK A 2012 ETACOSTAVERA atas segala dukungan berupa
semangat dan doa
Penulis menerima berbagai saran dan masukan untuk perbaikan skripsi penelitian
ini. Semoga skirpsi penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan.
Denpasar, Juni 2016
Penulis
ABSTRAK
Cacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit berupa cacing.
Cacing umumnya tidak menyebabkan penyakit berat sehingga sering kali
diabaikan walaupun sesungguhnya memberikan gangguan kesehatan. Faktor-
faktor penyebab infeksi cacingan pada anak dapat dibedakan menjadi dua yaitu,
personal hygiene dan sanitasi lingkungan. Bagian dari personal hygiene dapat
dilihat dari perilaku cuci tangan terutama pada anak SD. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan perilaku cuci tangan dengan kejadian cacingan pada
anak SD. Desain penelitian ini adalah non-experimental design yang berupa
penelitian korelasional. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan cross-
sectional yang dilakukan terhadap 50 sampel yang dipilih dengan teknik sampling
jenuh. Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi kuesioner dan melakukan
penilaian tindakan cuci tangan kepada responden. Berdasarkan analisis data
dengan Spearman Rank terdapat data yang diperoleh, untuk tingkat pengetahuan
didapatkan hasil p value 0,065 > 0,05 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak yang
artinya tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan cuci tangan dengan
kejadian cacingan, untuk sikap didapatkan hasil 0,007 < 0,05 sehingga H0 ditolak
dan Ha diterima yang artinya ada hubungan antara sikap akan cuci tangan dengan
kejadian cacingan dan untuk tindakan atau praktek diperoleh hasil 0,143 > 0,05
sehingga H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak ada hubungan atara
tindakan cuci tangan dengan kejadian cacingan pada anak sekolah dasar di SD N 1
Tangkup. Berdasarkan hasil itu, disarankan kepada perawat untuk agar senantiasa
memberikan pelatihan terhadap siswa yang ada di sekolah agar nantinya siswa
dapat memberikan informasi yang sesuai terhadap siswa lain yang ada di sekolah.
Kata kunci : Anak SD, Cacingan, cuci tangan
Referensi : (75:2005-2015)
ABSTRACT
Worms is an infectious disease caused by parasites such as worms. Worms
generally do not cause severe illness that is often overlooked when in fact provide
health disorders. Factors that cause the infection of intestinal worms in children
can be divided into two, namely, personal hygiene and environmental sanitation.
Part of personal hygiene can be seen from handwashing especially for elementary
school children. This study aims to determine the relationship of handwashing
with incidence of worms in elementary school children. This study design is non-
experimental design in the form of correlational research. The research approach
using cross-sectional study conducted on 50 samples selected with saturated
sampling technique. The data collection is done by filling out the questionnaire
and make observations to the respondent. Based on the data analysis by Spearman
Rank contained data obtained, to the level of knowledge is obtained p value
0.065> 0,05 so that H0 is accepted and Ha rejected, which means there is no
relationship between the level of knowledge of hand washing with the incidence
of intestinal worms, for attitude showed 0,007 <0 , 05 so that H0 rejected and Ha
accepted, which means that there is a relationship between the attitude of washing
hands with the incidence of intestinal worms and to act or practice of the results
obtained 0.143> 0,05 so that H0 is accepted and Ha rejected, which means there is
no relationship only between the act of handwashing with the incidence of
intestinal worms on elementary school children in primary N 1 Tangkup. Based
on the results, it is suggested to the nurse's to always provide training to students
in the schools so that the students will be able to provide the appropriate
information to the other students in the school.
Keywords : elementary school children, worms, washing hands
Reference : ( 75 : 2005-2015 )
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... .....i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... ..........i
LEMBAR PERSETUJUAN................................... Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. v
ABSTRAK..............................................................................................................vi
ABSTRACT...........................................................................................................vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………......xi
DAFTAR
TABEL..................................................................................................xiiii
DAFTAR
LAMPIRAN........................................................................................xiiiiii
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................. Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 5
1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................................................. 5
1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................................. 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anak Sekolah Dasar .......................................................................................... 6
2.1.1 Pengertian Anak Sekolah Dasar...............................................................6
2.1.2 Perkembangan Anak Usia Sekolah..........................................................7
2.2 Cacingan ............................................................................................................8
2.2.1 Pengertian Cacingan ...............................................................................8
2.2.2 Etiologi Cacingan....................................................................................8
2.2.3 Faktor Risiko Cacingan...........................................................................9
2.2.4 Soil Transmitted Helminths...................................................................11
2.2.5 Morfologi...............................................................................................13
2.2.6 Siklus Hidup..........................................................................................15
2.2.7 Cara Penularan.......................................................................................18
2.2.8 Patofisiologi...........................................................................................19
2.2.9 Dampak Infeksi Cacing.........................................................................21
2.3 Cuci Tangan ....................................................................................................21
2.3.1 Pengertian Cuci Tangan ...........…………………………………….....21
2.3.2 Tujuan Cuci Tangan ............................................................................. 22
2.3.3 Manfaat Cuci Tangan ............................................................................22
2.3.4 Indikasi Waktu Cuci tangan...................................................................22
2.3.5 Teknik Cuci Tangan...............................................................................23
2.4 Konsep Dasar Perilaku ....................................................................................23
2.4.1 Pengertian Perilaku................................................................................23
2.4.2 Bentuk Perilaku ....................................................................................24
2.5 Hubungan perilaku cuci tangan dengan angka kejadian infeksi cacing...........28
BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep………...…………………………………………………..30
3.1.1 Penjelasan Kerangka Konsep.................................................................31
3.2 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional.................................................31
3.2.1 Variabel Penelitian.................………………………………………....31
3.2.2 Definisi Operasional.............................................................................32
3.3 Hipotesis...........................................................................................................34
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian.................................................................................................35
4.2 Kerangka Kerja................................................................................................36
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian………….………………………………….....37
4.3.1 Tempat Penelitian……………………………………………………..37
4.3.2 Waktu Penelitian………………………………………………………37
4.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Penelitian ........................................37
4.4.1 Populasi…………………………………….…………………….........37
4.4.2 Teknik Sampling…………………………………….…........………...37
4.4.3 Sampel...................................................................................................37
4.5 Teknik Pengumpulan Data ..............................................................................38
4.5.1 Jenis Data yang Dikumpulkan...............................................................38
4.5.2 Cara Pengumpulan Data........................................................................38
4.6 Instrumen Pengumpulan Data..........................................................................41
4.6.1 Validitas dan reabilitas Instrumen..........................................................42
4.7 Pengolahan dan Analisis Data .........................................................................43
4.7.1 Teknik Pengolahan Data........................................................................43
4.7.2 Teknik Analisa Data..............................................................................44
4.8 Etika Penelitian................................................................................................45
4.8.1 Prinsip Manfaat......................................................................................45
4.8.2 Prinsip Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM).................................45
4.8.3 Prinsip Keadilan.....................................................................................45
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian................................................................................................47
5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian..................................................................47
5.1.2 Karakteristik Responden Penelitian.......................................................48
5.1.3 Hasil Penelitian Sesuai Variabel Penelitian...........................................50
5.2 Pembahasan.....................................................................................................53
5.2.1 Karakteristik Responden.......................................................................53
5.2.2 Perilaku Cuci Tangan............................................................................55
5.2.3 Kejadian Cacingan................................................................................57
5.2.4 Hubungan Perilaku Cuci Tangan Dengan Kejadian Cacingan.............58
5.3 Keterbatasan Penelitian..................................................................................61
BAB 6 PENUTUP
6.1 Simpulan..................................................................................................62
6.2 Saran........................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Cacing Dewasa Ascaris Lumbricoides.................................................9
Gambar 2.2 Cacing Tricuris trichiura...................................................................10
Gambar 2.3 Cacing Ancylostoma duodenale ........................................................11
Gambar 2.4 Cacing Necator americanus...............................................................11
Gambar 2.5 Siklus hidup Ascaris lumbricoides.....................................................14
Gambar 2.6 Siklus hidup Trichiuris trichiur..........................................................15
Gambar 2.7 Siklus hidup Ancylostoma duodenale.................................................16
Gambar 3.1 Kerangka Konsep...............................................................................27
Gambar 4.1 Skema Dasar Penelitian......................................................................32
Gambar 4.2 Kerangka Kerja...................................................................................33
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Hubungan Perilaku Cuci Tangan
dengan Kejadian Cacingan pada Anak Sekolah Dasar.................32
Tabel 4.1 Hasil Uji Kappa Terhadap Asisten Penelitian Hubungan Perilaku
Cuci Tangan Dengan Kejadian Cacingan Pada Anak Sekolah
Dasar Di SD N 1 Tangkup Sidemen Karangasem........................40
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Makan
Makanan Mentah Siswa Kelas III, IV, V dan VI di SD N 1
Tangkup.........................................................................................48
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan Jamban
Saat BAB dan BAK Siswa Kelas III, IV, V dan VI di SD N 1
Tangkup........................................................................................49
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan Menggunting Kuku
Seminggu Sekali Siswa Kelas III, IV, V dan VI di SD N 1
Tangkup.........................................................................................50
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Menggunakan Alas Kaki Siswa
Kelas III, IV, V dan VI di SD N 1 Tangkup...............................50
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Cuci Tangan pada Siswa Kelas
III, IV, V dan VI di SD N 1 Tangkup...........................................51
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Sikap Akan Cuci Tangan pada Siswa Kelas
III, IV, V dan VI di SD N 1 Tangkup..........................................51
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Tindakan atau Praktek Cuci Tangan pada
Siswa Kelas III, IV, V dan VI di SD N 1 Tangkup......................52
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Kejadian Cacimham pada Siswa Kelas III,
IV, V dan VI di SD N 1 Tangkup...............................................52
Tabel 5.9 Analisa Data Hubungan Perilaku Cuci Tangan dengan Kejadian
Cacingan pada Anak Sekolah Dasar di SD N 1 Tangkup............53
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Penelitian
Lampiran 2 : Penjelasan Penelitian
Lampiran 3 : Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 : Instrumen Penelitian
Lampiran 5 : Validitas dan reabilitas Instrumen
Lampiran 6 : Data Uji Kappa
Lampiran 7 : Analisis Data
Lampiran 8 : Rencana Anggaran Dana Penelitian
Lampiran 9 : Surat
Lampiran 10 : Dokumentasi Penelitian
DAFTAR SINGKATAN
WHO : World Health Organization
STH : Soil Transmitted Helminths
BAB : Buang air besar
BAK : Buang air kecil
Kemenkes RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di Asia Tenggara
yang sedang melakukan pembangunan dalam berbagai bidang, salah satunya
adalah dalam bidang kesehatan. Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan
kualitas kesehatan, namun masih ada masalah yang harus dihadapi, salah satu
masalah kesehatan penduduk di Indonesia yang kini masih perlu ditangani adalah
masih tingginya insiden penyakit infeksi cacing (Rehulina, 2005). Estimasi
terbaru menunjukkan A. lumbricoides menginfeksi lebih dari satu milyar orang, T.
trichiura 795 juta orang, dan hookworm (A. duodenale dan N. americanus) 740
juta orang (WHO,2011). Berdasarkan data dari World Health Organization
(WHO) pada tahun 2012 lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% dari populasi dunia
terinfeksi Soil Transmitted Helminths (STH) (WHO, 2012).
Infeksi cacing merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
yang masih tinggi prevalensinya terutama pada kelompok umur balita dan anak
usia sekolah dasar terutama di daerah pedesaan dan daerah kumuh perkotaan
(Mardiana dan Djarismawati, 2008). Menurut WHO (2012) infeksi cacing adalah
sebagai infestasi satu atau lebih cacing parasit usus yang terdiri dari golongan
nematoda usus. Tahun 2002, prevalensi penyakit cacingan adalah 33,3% dan
mengalami penurunan pada tahun 2004 menjadi 28,4% sedangkan pada tahun
2006 kembali mengalami peningkatan mencapai 32,6% (Depkes RI, 2008). Pada
tahun 2006 prevalensi Ascaris lumbricoides 17,8%, Trichuris trichiura 24,2% dan
Hookworm 1,0% (Agustaria Ginting, 2009).
Pada tahun 2012 dilakukan survei di berbagai provinsi, prevalensi di Sumatera
mencapai 78%, Kalimantan 79%, Sulawesi 88%, Nusa Tenggara Barat 92% dan
Jawa barat 90%. Di Provinsi Bali, khususnya di Kabupaten Badung dan
Karangasem, prevalensi infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) berkisar antara
51,27-96,8% dengan infeksi terbanyak yaitu infeksi campuran antara cacing
gelang, cacing cambuk dan ada pula yang disertai cacing tambang (Ditjen PP dan
PL, 2012)
Kelompok Soil Transmitted Helminth (STH) yang masih menjadi masalah
kesehatan, yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan hookworm
(Necator americanus dan Ancylostoma duodenale) (Margono, 2008). Cacing
gelang, cacing cambuk, cacing tambang adalah kelas Nematoda yang selalu
parasitik pada tubuh manusia dan menjadikannya sebagai tempat hidup dan
berkembang biak atau hospes definitif (Arsad Rahim, 2007).
Indonesia merupakan salah satu daerah endemis untuk cacing jenis Soil
Transmitted Helminth (STH), hal ini dibuktikan pada tahun 2008 oleh penelitian
epidemiologi yang telah dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia terutama pada
anak sekolah dan didapatkan angka prevalensi tinggi yang bervariasi antara 60 %
sampai dengan 90 % (Mardiana dan Djarismawati, 2008). Infeksi cacing pada
anak sekolah dasar di Indonesia ini diakibatkan oleh, rendahnya mutu sanitasi dan
higiene perorangan (Sillitonga, Sudharmono dan Masta, 2008).
Pada anak usia sekolah sulit untuk menerapkan kebiasaan mencuci tangan dengan
menggunakan sabun dan hal ini sering kali diabaikan, tangan yang terlihat bersih
belum tentu bebas dari bakteri atau kuman (Sundari, Merta dan Sarihati, 2014).
Pada anak yang aktif dan kurang peduli dengan kebersihan sangat rentan terhadap
penyakit, maka dibutuhkan kesadaran dari mereka bahwa pentingnya cuci tangan
pakai sabun diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menghindari masuknya
kuman kedalam tubuh (Depkes RI, 2008). Personal hygiene meliputi, perilaku
cuci tangan, memotong dan membersihkan kuku serta penggunaan alas kaki
sedangkan sanitasi lingkungan meliputi, kebiasaan mengonsumsi makanan yang
kurang sehat, sember air bersih dan BAB tidak pada tempatnya (Andaruni A.,
2012)
Infeksi cacing tergolong penyakit necleted disease yaitu infeksi yang kurang
diperhatikan dan penyakitnya bersifat kronis tanpa menimbulkan gejala klinis
yang jelas dan dampak yang ditimbulkannya baru terlihat dalam jangka panjang
seperti kekurangan gizi, gangguan tumbuh kembang dan gangguan kognitif pada
anak. Selain itu infeksi cacing dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit
penting lainnya seperti malaria, TBC, diare dan anemia (Supali, 2008). Cacingan
mempengaruhi pemasukan (intake), pencernaan (digestif), penyerapan (absorpsi)
dan metabolisme makanan. Khusus anak usia sekolah, keaadan ini akan berakibat
buruk pada kemampuannya dalam mengikuti pelajaran di sekolah (Manalu, 2006).
Erman (2007) mengatakan bahwa, untuk terhindar dari infeksi cacing dibutuhkan
pengertian akan pentingnya kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun dan
dilakukan di bawah air yang mengalir. Mencuci tangan pada air mengalir dan
menggunakan sabun lebih efektif membersihkan kotoran dan telur cacing yang
menempel pada permukaan kulit, kuku dan jari-jari pada kedua tangan (Desiyanto
dan Djannah, 2012). Kegiatan mencuci tangan dengan sabun dan air yang
mengalir dilakukan 40-60 detik. Adapun indikasi waktu untuk mencuci tangan
menurut Kemenkes RI (2013) adalah; sebelum dan sesudah makan, setelah BAB
atau BAK, setelah bersin ataupun batuk.
Seperti penelitian yang pernah dilakukan olaeh Zaidina Umar, (2008) menyatakan
bahwa dari 257 orang responden didapatkan hasil sebesar 51,4% positif terinfeksi
cacing. Responden yang cuci tangan sebelum makan pakai air dan sabun adalah
61,9%, sebagian besar responden BAB di jamban (65%), responden yang cuci
tangan setelah BAB (86,8%), pengetahuan tentang penyakit cacing rendah
(92,2%), perilaku jajan tidak di warung sekolah (71,8%), kuku bersih (66,9%).
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah perilaku cuci tangan sebelum makan
memakai air dan sabun terbukti berhubungan signifikan dengan kejadian
kecacingan. Variabel lain yang terbukti berhubungan kejadian cacingan adalah
perilaku BAB sebesar (75,9%) dan perilaku jajan di sekolah sebesar (71,8%).
Penelitian tersebut juga di dukung oleh penelitian dari Listra A, (2013)
mendapatkan hasil, dari 66 responden Angka cacingan adalah 22,7% dengan
jenis cacing yang terindentifikasi yaitu cacing Ascaris lumbricoides (16.6%) dan
Trichuris trichiura (6%).
Peneliti melakukan studi pendahuluan di Sekolah Dasar Negeri 1 Tangkup
kecamatan Sidemen kabupaten Karangasem. Alasan peneliti melakukan
penelitian di desa Tangkup kecamatan Sidemen kabupaten Karangasem
dikarenakan letak desa Tangkup yang berada di daerah perbukitan dengan kontur
tanah yang lembab dan berada pada daerah dengan iklim tropik, yang merupakan
tempat ideal bagi perkembangan telur cacing (Rampengan, 2007). Studi
pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan November 2015 didapatkan bahwa
masih ada siswa di Sekolah Dasar Negeri 1 Tangkup yang belum mengetahui dan
belum melakukan cuci tangan dengan benar. Perilaku siswa dalam hal mencuci
tangan masih terbilang kurang, hal ini terlihat dari siswa yang jarang melakukan
cuci tangan saat belanja di kantin dan setelah bermain. Dari hasil wawancara yang
dilakukan terhadap siswa mengenai kejadian cacingan didpatkan hasil bahwa,
lima dari sepuluh siswa yang diwawancarai mengaku pernah terinfeksi cacing Soil
Transmitted Helminth (STH) dan salah seorangnya mengaku kurang dari enam
bulan ini sempat terinfeksi oleh cacing.
Berdasarkan uraian diatas bahwa infeksi cacing dapat mengakibatkan menurunya
kondisi kesehtan, gizi dan kecerdasan khususnya pada anak usia sekolah.
Mengingat angka kejadian infeksi cacing yang tinggi dan dampak yang
ditimbulkan maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh “ Hubungan
perilaku cuci tangan dengan kejadian cacingan pada anak Sekolah Dasar di SD N
1 Tangkup Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
penelitian yaitu Apakah ada hubungan perilaku cuci tangan dengan kejadian
cacingan pada anak SD ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku cuci
tangan dengan kejadian cacingan pada anak SD
1.3.2 Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu:
a. Mengidentifikasi karakteristik kebersihan kuku, penggunaan alas kaki,
kebisaan makan dan kebisaan toeleting anak SD
b. Mengidentifikasi perilaku cuci tangan pada anak SD
c. Mengidentifikasi kejadian cacingan pada anak SD
d. Menganalisis hubungan perilaku cuci tangan dengan kejadian cacingan pada
anak SD
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memberikan informasi atau data
referensi bagi penelitian selanjutnya sebagai motivasi untuk menyadari
pentingnya perilaku cuci tangan sehingga dapat mengurangi kejadian cacingan
dan dapat mengembangkan ilmu di bidang kesehatan khususnya di bidang ilmu
keperawatan.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran anak usia sekolah mengenai pentingnya mencuci tangan agar
terhindar dari infeksi cacing sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Penelitian ini diharapkan sebagai bahan perbadingan serta dapat dijadikan
referensi bagi mahasiswa lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan.